Kajian Lingkungan Hidup Strategis Klhs S
PROSES, LINGKUP KEGIATAN, METODE, DAN HASIL PELAKSANAAN KLHS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2014-2018
3.1. Tahap Persiapan
Mekanisme pengkajian pengaruh (KRP) terhadap kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Banyuasin diawali dengan melakukan persiapan. Tahap persiapan meliputi, antara lain:
3.1.1. Pembentukan Kelompok Kerja Pengendalian Lingkungan (Pokja PL)
Pokja PL merupakan bagian dari Tim Penyusun RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018. Pokja PL bertugas melaksanakan tahapan KLHS dengan cara saling bertukar informasi dan memberikan masukan terhadap proses penyusunan RPJMD dengan pokja lain di bawah koordinasi Ketua Tim Penyusun RPJMD. Kinerja Pokja PL juga melibatkan pemangku kepentingan.
Pokja PL Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 ditetapkan dengan
Hidup (BLH) sebagai Ketua, Kepala Bidang Pembangunan Wilayah, Fisik dan Prasarana sebagai Sekretaris serta personil-personil dari SKPD yang KRP-nya diperkirakan berdampak terhadap lingkungan hidup sehingga Renstra SKPD-nya wajib disisipi KLHS. Namun, Pokja PL juga melibatkan personil dari organisasi non pemerintah atau yang biasa dikenal dengan LSM (khususnya LSM yang concern terhadap pelestarian dan pengawasan lingkungan hidup di Kabupaten Banyuasin).
3.1.2. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) KLHS
Pokja PL menyusun KAK yang merupakan pedoman kerja bagi pokja PL dalam rencana pelaksanaan RPJMD sejak tahap analisis gambaran umum kondisi daerah sampai dengan penyusunan rancangan akhir RPJMD.
KAK KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 terdiri dari:
a. Latar Belakang
b. Tujuan dan Sasaran
c. Lingkup Kegiatan
d. Hasil yang Diharapkan
e. Rencana Kerja Pelaksanaan dan Metode Pengkajian
3.2. Pra Pelingkupan
Pokja PL melaksanakan pra pelingkupan yang meliputi kegiatan, antara lain:
a. Mengidentifikasi isu-isu lingkungan, isu-isu sosial-budaya, dan isu-isu ekonomi, melalui diskusi internal Pokja PL
b. Mengumpulkan data dan informasi terkait isu-isu, seperti gambaran umum kondisi daerah, hasil-hasil kajian, dan publikasi-publikasi yang ada
c. Mengidentifikasi jenis dan sumber data yang masih diperlukan namun belum tersedia
d. Menginventarisasi pemangku kepentingan yang akan diikutsertakan dalam pelaksanaan KLHS sesuai dengan daftar panjang isu pembangunan.
Pra pelingkupan menghasilkan daftar panjang isu-isu lingkungan, isu- isu sosial-budaya, dan isu-isu ekonomi yang telah didukung dengan data dan informasi awal. Daftar panjang isu-isu digunakan sebagai bahan pelingkupan bersama para pemangku kepentingan.
Pokja PL melakukan pra pelingkupan untuk mempersiapkan daftar
Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) dan Deskripsi Singkatnya
Isu Pembangunan
Deskripsi Singkat Isu PB
Berkelanjutan (PB)
Ketersediaan air tawar bagi para pengguna secara umum dan saat kemarau (populasi perkotaan, irigasi, keperluan industri, dsb.) Kualitas air secara umum dan saat kemarau Habitat penting yang membutuhkan air (lahan basah, tempat pemijahan) dan keterkaitannya Spesies ekosistem air tawar yang terancam punah ataupun hampir punah Praktek penangkapan jenis ikan air tawar yang bernilai
Badan Air ekonomi tinggi/jenis ikan yang bermigrasi (atau jenis ikan
yang menjadi sumber mata pencaharian dari penduduk setempat) Praktek penangkapan jenis ikan air tawar yang bernilai ekonomi tinggi/jenis ikan yang bermigrasi (atau jenis ikan yang menjadi sumber mata pencaharian dari penduduk setempat) Erosi tepian sungai dan sedimentasi Banjir Kualitas perairan pesisir secara umum dan saat kemarau Habitat penting (mangrove, terumbu karang, dsb. ) dan keterkaitannya Spesies ekosistem pesisir/laut yang terancam punah
Wilayah Pesisir Penangkapan jenis ikan laut yang bernilai ekonomi tinggi
(atau jenis ikan yang menjadi sumber mata pencaharian penduduk setempat)
Degradasi lahan Penebangan ilegal
Pertanian Ketersediaan lahan pertanian (dibandingkan dengan Umum (dalam
kebutuhan bahan pangan)
arti luas
Degradasi lahan (desertifikasi dan erosi)
meliputi
Kualitas, fertilitas dan polusi tanah
peternakan, perikanan dan
Akuisisi lahan pertanian
kelautan)
Kualitas air Limbah rumah tangga (total jumlah dan laju penumpukan, pemisahan, proses daur ulang dan pembuangan) – baik padat maupun limbah cair Limbah B3 industri (total jumlah dan laju penumpukan, pemisahan, proses daur ulang dan pembuangan) – baik
Kawasan
padat maupun limbah cair
Perkotaan dan Pemisahan sarana transportasi (jalan/rel kereta/moda
Industri
transportasi air dan keterkaitan antar moda) Kualitas transportasi publik Sarana untuk pengendara sepeda dan pejalan kaki Ruang publik (total luas, distribusi dan kualitas ruang) Daya tahan terhadap resiko gempa dan bencana alam lainnya
Kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan
Infrastruktur
Kekurangan aksesibilitas
Jalan dan
Kerusakan jalan
Jembatan Pelebaran badan jalan dan peningkatan kualitas jalan Pencemaran lingkungan akibat industri Lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukan Jembatan Pelebaran badan jalan dan peningkatan kualitas jalan Pencemaran lingkungan akibat industri Lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukan
Rentan terbentuknya kawasan kumuh Sarana dan prasarana yang tidak memadai Kurangnya ruang terbuka hijau
Perumahan dan Penataan lingkungan yang tidak sesuai peraturan permukiman
Lokasi yang tidak sesuai peruntukan Daya beli masyarakat yang kurang akibat mahalnya harga rumah Kualitas bangunan yang kurang maksimal Distribusi hasil perdagangan yang kurang merata
Perdagangan
Daya beli masyarakat yang masih kurang
dan Jasa SDM yang kurang baik kualitas maupun kuantitas Daya saing produk yang masih rendah Akses menuju lokasi Sarana dan prasarana pariwisata Promosi pariwisata
Pariwisata
Kurangnya destinasi Pengembangan dan Pemeliharaan tempat pariwisata Pengelolaan tempat wisata Budaya masyarakat yang kurang peduli Sarana dan prasarana yang kurang memadai
Persampahan
Belum maksimal fungsi TPA
dan Limbah Jumlah SDM persampahan yang masih kurang
Tingkat kesadaran dunia usaha masih rendah Pembebasan lahan
Transmigrasi
Prosedur transmigrasi Pembekalan transmigrasi Budaya buang air besar sembarangan
Sanitasi
Kurangnya sarana dan prasarana sanitasi Sosialisasi terhadap masyarakat masih kurang Sarana dan prasarana telekomunikasi
Erosi, abrasi, intrusi air laut Bencana alam dan penanggulangannya Kurangnya kuantitas dan kualitas infrastruktur
Ketersediaan Aksesibilitas antar kecamatan yang masih sulit Infrastruktur
Pengembangan dan Rehabilitasi sarana parasarana baru (Availabilitas)
Pelayanan Publik yang buruk akibat ketidaktersediaan infrastruktur Pencemaran akibat industri perikanan
Perikanan dan
Teknologi peningkatan kualitas perikanan
Kelautan
Pengolahan hasil perikanan Distribusi hasil perikanan Distribusi hasil peternakan
Peternakan
Teknologi peningkatan kualitas ternak Penanggulangan penyakit ternak Anggaran kurang memadai Tidak adanya instansi induk pengelolaan pasar tingkat pusat
Pengelolaan
Pencemaran akibat sampah pasar
pasar
Sarana dan prasarana pasar Jumlah pasar yang masih kurang Sumber air baku Sarana dan prasarana air minum
Air Minum
Sistem birokrasi dan prosedur yang rumit SDM yang kurang memadai Anggaran pengembangan air minum Sanksi terhadap pelanggaran tata ruang
Tata Ruang Pemanfaatan tata ruang yang tidak sesuai zonasi Rendahnya penegakan hukum terkait tata ruang Komitmen pemerintah melaksanakan peraturan Pembukaan lahan untuk kepentingan negara
Konversi Lahan
Alih fungsi lahan kawasan lindung Alih fungsi lahan kawasan budidaya
Isu-isu pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Banyuasin tidak hanya yang tertera dalam tabel di atas, namun masih banyak yang lainnya, seperti antara lain: perubahan iklim, bencana alam, tingkat pengangguran, kemiskinan, kriminalitas dan penyakit masyarakat, kesenjangan sosial, Kematian Saat Melahirkan, ketimpangan gender, tingkat anak putus sekolah, stabilitas keamanan di wilayah perbatasan, good governance, olahraga, seni, budaya dan kepemudaan, tatanan ekonomi, pelayanan pendidikan, kepastian hukum, perizinan, daya saing produk daerah, pendapatan perkapita, SDM, birokrasi, pelayanan publik, perpustakaan, arsip daerah dan dokumentasi, pengairan, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana, kependudukan dan pencatatan sipil, teknologi informasi dan komunikasi, kebersihan, pertamanan dan pemakaman,
aparatur daerah, kepegawaian, politik, pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa dan lain-lain (long list atau daftar panjang isu pembangunan berkelanjutan).
ketahanan pangan,
pengawasan
Pokja PL Penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 mengidentifikasi pemangku kepentingan untuk dilibatkan dalam proses KLHS. Pokja PL menggunakan metode pengaruh dan penting, yaitu dengan mengidentifikasi stakeholders mana saja yang penting dan
Tabel 3.2. Identifikasi Pemangku Kepentingan (PK) atau Stakeholders
Kurang PK Kurang
penting penting dan NO
PK penting dan
tapi kurang berpenga- berpenga-
1 Bappeda dan Penanaman Modal
2 Inspektorat
3 Badan Ketahanan Pangan Badan
Pemberdayaan
4 Perempuan & KB
Badan Kepegawaian dan Diklat
6 Masyarakat dan Pem. Desa
Badan Pelaksana Penyuluhan
7 Pertanian, Petern, dan Kelautan
8 Badan Lingkungan Hidup
9 Badan Perizinan Terpadu Badan
Perpustakaan
Arsip
10 Daerah dan Dokumentasi
19 Dinas Kesehatan
20 Dinas Pendidikan Dinas
Dinas Perhubungan, Komunikasi
22 dan Informatika
23 Dinas Perikanan dan Kelautan
24 Dinas Pertambangan dan Energi Dinas
Koperasi,
UKM,
25 Perindustrian dan Perdagangan
26 Dinas Pertanian dan Peternakan Dinas
Dinas Pariwisata Seni Budaya,
28 Pemuda dan Olah Raga
29 Dinas Sosial Dinas
Kependudukan
dan
30 Pencatatan Sipil
31 Dinas Pengelolaan Pasar
32 RSUD Dinas Kebersihan, Pertamanan
33 dan Pemakaman
LSM Lingkungan Hidup Wahana
42 Bumi Hijau
LSM Lingkungan
Hidup
43 Khatulistiwa Hijau
Sumber: Hasil Rapat Internal Pokja PL tahun 2013
Pokja PL selanjutnya menggunakan hasil di atas sebagai acuan analisis atau pemetaan pemangku kepentingan dengan menggunakan teknik tertentu. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah melakukan penilaian dan memberikan bobot terkait kondisi/persyaratan tertentu yang harus ditetapkan lebih dahulu oleh Pokja PL. Namun pembobotan dipersempit ruang lingkupnya hanya pada SKPD saja untuk mempersempit ruang lingkup. Lihat tabel 3.3.
Tabel 3.3.
Pembobotan SKPD yang Dinilai Berpengaruh dan Dipengaruhi oleh Isu PB
terhadap Penyusunan Pembangunan Pembangunan
Berkelanjutan Berkelanjutan Total
(4-3-2-1)*
(4-3-2-1)*
(4-3-2-1)*
Bappeda dan Penanaman Modal
Badan Lingkungan Hidup
Berkelanjutan Berkelanjutan Total
(4-3-2-1)*
(4-3-2-1)*
(4-3-2-1)*
Dinas Pariwisata Seni Budaya, Pemuda
dan Olah Raga Dinas Pengelolaan Pasar
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan
Pemakaman PDAM
*) 4=tinggi; 1=rendah Sumber: Hasil Rapat Internal Pokja PL tahun 2013
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua SKPD yang dinilai berpengaruh dan dipengaruhi oleh isu PB mempunyai bobot nilai yang sama. Hal ini menggambarkan bahwa pengaruh dan kepentingan mereka dalam pelaksanaan KLHS RPJMD ini sama besar porsinya, sehingga KRP- nya akan dikaji lebih lanjut di tahap berikutnya dari pelaksanaan KLHS RPJMD ini.
3.3. Tahap Pelingkupan
Tahapan kedua dari mekanisme pengkajian pengaruh KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Banyuasin setelah tahap persiapan Tahapan kedua dari mekanisme pengkajian pengaruh KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Banyuasin setelah tahap persiapan
c. Penyepakatan hasil penapisan.
Pelingkupan menghasilkan daftar pendek isu-isu lingkungan, isu-isu sosial-budaya, dan isu-isu ekonomi yang telah disepakati oleh pemangku kepentingan. Hasil pelingkupan digunakan untuk penajaman analisis isu strategis RPJMD. Isu-isu strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan oleh Tim Penyusun RPJMD untuk proses penyempurnaan rumusan visi, misi, dan kebijakan daerah.
Pokja PL melakukan pelingkupan dengan menggunakan hasil pra pelingkupan. Pokja PL melibatkan pemangku kepentingan dalam melakukan pelingkupan. Pokja PL menggunakan tabel hasil pra pelingkupan untuk menggali data/informasi penting lainnya terkait masing- masing isu pembangunan berkelanjutan yang ditelisik per tema.
Pokja PL menggunakan teknik pembobotan (weighing) dengan mengombinasikan isu-isu PB dengan beberaqpa kriteria yang sesuai dengan
KELOMPOK ISU
SENSITIF JUMLAH
Konversi Lahan 5 5 5 5 4 24 Kawasan Hutan dan Perkebunan
5 4 5 5 5 24 Pertanian Umum
5 5 5 5 4 24 Badan Air
4 5 4 5 4 23 Wilayah Pesisir
5 5 4 5 5 24 Kawasan Perkotaan dan Industri
5 5 4 5 5 24 Kesehatan
5 4 5 5 4 23 Sarana dan Prasarana Jalan dan
Jembatan 5 5 4 5 5 24
Industri 5 5 4 5 5 24 Pertambangan dan Migas
5 5 4 5 5 24 Energi
5 5 4 5 5 24 Pelabuhan dan Terminal
5 5 4 5 5 24 Permukiman dan Perumahan
5 5 4 5 5 24 Perdagangan dan Jasa
5 5 4 5 5 24 Persampahan dan Limbah
5 5 4 5 5 24 Pariwisata
4 4 3 5 3 19 Transmigrasi
4 3 3 5 3 18 Sanitasi
5 5 4 5 5 24 Perhubungan
KELOMPOK ISU
SENSITIF JUMLAH
Bencana Alam 3 3 4 5 3 18 Pengangguran
5 5 5 5 4 24 Kemiskinan
5 5 4 5 5 24 Kriminalitas dan Penyakit Masyarakat
4 4 5 5 4 22 Kesenjangan Sosial
5 5 5 5 4 24 Kematian Saat Melahirkan
4 4 5 5 3 21 Ketimpangan Gender
4 4 4 5 3 20 Anak Putus Sekolah
4 4 5 5 3 21 Stabilitas Keamanan
5 5 4 5 5 24 Tata Pemerintahan
5 4 4 5 4 22 Seni Budaya, Pemuda dan Olahraga
4 4 4 5 3 20 Tatanan Ekonomi
5 5 4 5 4 23 Pelayanan Pendidikan
5 4 5 5 4 23 Kepastian Hukum
5 4 5 5 5 24 Perizinan
4 4 5 5 5 23 Daya Saing Produk Daerah
4 4 4 5 3 20 Pendapatan Perkapita
5 4 4 5 4 22 SDM
5 5 4 5 5 24 Birokrasi
KELOMPOK ISU
SENSITIF JUMLAH
Pengairan 4 3 3 5 4 19 Kependudukan dan Pencatatan Sipil
5 3 4 5 4 21 Teknologi Informasi dan Komunikasi
4 3 4 5 3 19 Kebersihan, Pertamanan dan
4 5 4 5 3 21 Pemakaman
Koperasi dan UKM 4 4 3 5 3 19 Ketahanan Pangan
5 5 4 5 5 24 Pengawasan Aparatur Daerah
3 3 4 5 3 18 Kepegawaian
3 3 3 5 3 17 Politik
3 3 3 5 3 17 Pemberdayaan Masyarakat dan
3 3 3 5 3 17 Pemerintahan Desa
Catatan: Nilai 5 = Sangat Tinggi; Nilai 1 = Sangat Rendah Keterangan:
Aktual : Riil dan saat ini terjadi serta menjadi perhatian Kompleks
: Melibatkan sejumlah aspek yang saling terkait (aktor, sektor, wilayah)
Urgen : Darurat dan harus segera diatasi serta berpotensi berdampak jangka panjang Relevan
: Mempunyai keterkaitan/Berpengaruh terhadap visi, misi dan tujuan pembangunan Sensitif
: Berpotensi (secara berantai) mengurangi upaya pencapaian tujuan pembangunan secara signifikan dan/atau beresiko biaya tinggi
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Stakeholders Tahun 2013
Dari tabel di atas dapat diidentifikasi isu-isu PB yang mendapatkan bobot nilai tertinggi yaitu berjumlah 4 (empat) isu yang masing-masing Dari tabel di atas dapat diidentifikasi isu-isu PB yang mendapatkan bobot nilai tertinggi yaitu berjumlah 4 (empat) isu yang masing-masing
3.4. Identifikasi dan Analisis Data
Pokja PL menyusun baseline data yang diperoleh dari hasil melakukan analisis data dan informasi. Pokja PL melengkapi data dan informasi yang sudah diperoleh pada tahap pra pelingkupan dan pelingkupan. Penyusunan baseline data bertujuan untuk memberikan informasi awal sebelum melakukan kajian pengaruh RPJMD terhadap daftar pendek isu-isu pembangunan berkelanjutan dari hasil proses pelingkupan.
Pokja PL melakukan analisis kecenderungan pada setiap isu pembangunan berkelanjutan yang telah diidentifikasi pada saat pelingkupan, bertujuan untuk:
a. memperoleh gambaran kecenderungan kondisi masa lampau hingga saat ini;
b. mengidentifikasi faktor penyebab utama (main drivers) yang mempengaruhi kondisi kecenderungan tersebut; dan
c. memprediksi perkembangan kondisi kecenderungan di masa yang akan datang (tanpa intervensi RPJMD), berdasarkan hasil identifikasi
Penyebab utama (main drivers) adalah penyebab yang mempengaruhi kecenderungan di masa lalu sampai dengan saat sekarang, dan kemungkinan juga mempengaruhi perkembangan di masa yang akan datang, yang bisa terdiri atas berbagai macam faktor, misalnya pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, kerangka peraturan dan perundangan, implementasi program-program sektor dan/atau proyek- proyek infrastruktur skala besar, dll. Seluruh driver tersebut harus menjadi bahan pertimbangan, saat memberikan gambaran tentang kecenderungan perkembangan ke depan. Dengan demikian, sangatlah penting untuk mengidentifikasi hal-hal yang menjadi penyebab utama tersebut, yang bisa saja dipengaruhi oleh implementasi RPJMD. Deskripsi tentang kecenderungan masa yang akan datang seringkali terkendala oleh hal-hal yang tidak pasti, seperti misalnya: ketersediaan data tentang perkembangan ekonomi ke depan, data tentang kemajuan teknologi, atau kemajuan kerangka peraturan yang kesemuanya berpengaruh terhadap kondisi kecenderungan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, KLHS harus memberikan gambaran tentang kecenderungan ke depan, yang menjelaskan misalnya tentang pendekatan skenario kondisi ke depan yang diinginkan. Bagaimanapun juga, seluruh ketidakpastian harus terindikasi secara jelas.
Informasi baseline bisa kuantitatif ataupun kualitatif, dan terkadang
Baseline Data Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan
Isu Strategis Pembangunan
Sumber Data Berkelanjutan
Jenis Data
Data, peta, dll terkait jalan, jembatan,
pelabuhan, dermaga, terminal di Kab.
Bappeda & PM
1. Ketersediaan/Availabilitas
Banyuasin
PU Bina Marga
Infrastruktur
Data, peta, dll terkait sarana dan
Dinas PU Cipta Karya
prasarana perhubungan di Kab. Banyuasin
Dishubkominfo dll
Dinas PU Cipta Karya
Data, peta, dll terkait permukiman dan
Bappeda & PM
Diskop,UKM,Perindag
2. Kemandirian Sosial dan Ekonomi
transmigrasi, sanitasi, pertanian umum
Disnakertrans
(pertanian, peternakan, perikanan), dll di
Distannak
Kabupaten Banyuasin
Disperik&Kelautan dll
Data, peta, dll terkait kawasan industri,
Diskop,UKM,Perindag
Disparsenibudpora
3. Daya Saing Daerah
pariwisata, pertambangan, energi, migas, kehutanan, perkebunan, dll di Kabupaten
Distamben
Banyuasin
Dishutbun dll RSUD
4. Lingkungan Ekologi
pencemaran/kerusakan ekologi, limbah,
DKPP
dll di Kabupaten Banyuasin
Dinas PU Cipta Karya dll
Sumber: Diskusi Internal Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan KLHS Tahun 2013 Catatan: Data dan informasi terkait baseline data terlampir.
3.5 Pengkajian Konsistensi Prinsip Pembangunan Berkelanjutan RPJMD
Tahap ini melakukan kajian keterkaitan dari rancangan RPJMD yang berpotensi memberikan pengaruh, terutama yang mempunyai resiko terhadap lingkungan hidup dalam konteks isu-isu pembangunan berkelanjutan.
Tingkat kedalaman pengkajian konsistensi prinsip pembangunan berkelanjutan terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah (RPJMD), terkait muatan-muatan kajian di atas, sangat relatif, tergantung pada kapasitas dan kapabilitas pemerintah daerah.
pembangunan berkelanjutan RPJMD ditentukan oleh Pokja PL dan narasumber yang ada. Pokja PL memulai pengkajian konsistensi prinsip pembangunan berkelanjutan terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah RPJMD dengan berupaya memahami secara utuh deskripsi/uraian visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah RPJMD.
Metodologi
pengkajian
konsistensi
prinsip
kepentingan.
a) Keterkaitan Antar Wilayah Keterkaitan antar wilayah meliputi wilayah administrasi (formal) dan wilayah fungsional. Keterkaitan antar wilayah administrasi adalah keterkaitan antara visi, misi, sasaran pokok dan arah kebijakan wilayah administrasi yang bersangkutan dengan wilayah administrasi yang ada di sekitarnya dan dengan tingkat di atasnya. Keterkaitan antar wilayah fungsional menjelaskan keterkaitan antar wilayah yang didasarkan pada kesamaan karakteristik fisik lingkungan, sosial budaya dan ekonomi. Penetapan wilayah fungsional menjadi basis entitas geografis yang diperoleh atas dasar hasil tahapan pelingkupan. Wilayah fungsional ini dapat melintasi batas wilayah administrasi daerah yang bersangkutan.
Sebelum melakukan kajian keterkaitan antar wilayah, perlu dilakukan kajian konsistensi antar dokumen terlebih dahulu, yaitu antara RPJMD dan RTRW provinsi/kabupaten/kota. Untuk keperluan ini dapat digunakan Tabel 3.6. berikut.
Tabel 3.6 Instrumen Kajian Konsistensi RPJMD dan RTRW Kab. Banyuasin
RPJMD
RTRW
Catatan Perbaikan
Visi: “Banyuasin Terdepan, Berdaya Saing dan Mandiri” Misi:
1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah dan kawasan
sebagai
penunjang pembangunan dan
pengembangan ekonomi kerakyatan;
2. Memantapkan
iklim
investasi yang
keamanan dan kepastian hukum serta kemudahan lainnya
untuk
mewujudkan daya saing daerah;
berdasarkan keunggulan kompetitif
sektor
pertanian, peternakan, perkebunan,
kehutanan,
perikanan, kelautan dan sektor pertambangan serta energi menuju Banyuasin sedjahtera;
4. Menyediakan
layanan
akses pendidikan
(iptek (iptek
untuk
pembangunan berkelanjutan
dan
berwawasan lingkungan.
Terdapat konsistensi Mempercepat pertumbuhan substansi
Tujuan:
tujuan dan
Kabupaten
Banyuasin sasaran
RPJMD dengan
melalui
pengembangan RTRW yang intinya untuk pertanian dan pengelolaan mewujudkan keseimbangan sumberdaya kelautan dan pengelolaan
dan
ditunjang pemanfaatan sumberdaya Tujuan
perikanan
serta alam dengan pemeliharaan (Terlampir)
dan
Sasaran kegiatan
industri
pertambangan
untuk kualitas
dan fungsi
pembangunan
lingkungan hidup. (Tidak
berkelanjutan.
ada
catatan perbaikan,
substansinya diperkuat
namun
saja dengan partisipasi yang aktif dari masyarakat
sehingga menjadi lebih aspiratif.
Kabupaten Terdapat konsistensi sesuai dengan potensi substansi strtegi da arah yang
dimiliki
untuk kebijakan RPJMD dengan
mendorong
yaitu untuk pertumbuhan wilayah pengembangan
RTRW
ekonomi sehingga meminimalisir kerakyatan,
daya saing,
antar pertanian (umum), SDM, Strategi dan Arah Kebijakan
ketimpangan
good governance (Terlampir)
ada catatan ada catatan
dukung wilayah dan ramah lingkungan;
5. Pengembangan kawasan
mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan
Kabupaten Banyuasin.
keamanan negara.
Terdapat konsistensi substansi kebijakan umum dan
indikasi program pembangunan
daerah RPJMD dengan RTRW yaitu untuk
pengembangan Kebijakan Umum dan Program
ekonomi kerakyatan, daya
saing, pertanian (umum),
SDM, serta good governance (Terlampir)
Program (Terlampir)
(Tidak
ada catatan perbaikan,
namun substansinya diperkuat saja dengan
partisipasi yang
aktif
dari masyarakat
RPJMD dengan dokumen RPJMD daerah tetangga yang berbatasan langsung.
Tabel 3.7 Instrumen Kajian Konsistensi RPJMD dengan RPJMD Daerah Lain RPJMD
RPJMD Kabupaten
RPJMD Kota
Catatan
Kabupaten Musi
Banyuasin
Palembang
Perbaikan
Banyuasin
Terdepan”. Visi ini
penguatan
memiliki keterkaitan
Visi RPJMD Kota rekomendasi,
dengan visi RPJMD
Palembang
2008- proses
Kabupaten
2013 yaitu “Kota perencanaan,
Banyuasin
2014- Internasional,
dan pemanfaatan,
dan atau VISI:
“Terdepan”
serta memiliki
“BANYUASIN keterkaitan dengan pengawasan
sama-sama
TERDEPAN, BERDAYA
Visi
RPJMD pembangunan
menitikberatkan
SAING DAN MANDIRI”
Kabupaten
sebaiknya selalu
pada pencapaian dan peningkatan
Banyuasin
yaitu melibatkan
sama-sama
masyarakat dan
kesejahteraan
menitikberatkan
pihak swasta
pencapaian agar lebih
kedua Kabupaten ini dan
peningkatan aspiratif dan
pun terkoneksi pada
kesejahteraan
merata di setiap
poin-poin
tentang
masyarakat.
kawasan
tata
pemerintahan
Kabupaten
RPJMD Kabupaten
RPJMD Kota
Catatan
Kabupaten Musi
Banyuasin
Palembang
Perbaikan
Banyuasin
pembangunan
pemanfaatan, pengembangan
dan publik, peningkatkan peningkatan
pengendalian ekonomi kerakyatan;
kesejahteraan, serta kesejahteraan,
peningkatan
sarana prasarana, dan atau
2. Memantapkan iklim pengelolaan SDA dan dan pertumbuhan pengawasan investasi
pembangunan kondusif
yang lingkungan
hidup ekonomi.
dengan yang berkelanjutan. sebaiknya selalu menjamin keamanan
melibatkan dan kepastian hukum
masyarakat dan serta
kemudahan pihak swasta lainnya
untuk agar lebih mewujudkan
aspiratif dan saing daerah;
daya
merata di setiap
3. Membangun tatanan kawasan ekonomi
daerah Kabupaten berdasarkan
Banyuasin. keunggulan kompetitif sektor
pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, perikanan,
kelautan dan
sektor pertambangan
serta
energi menuju Banyuasin sedjahtera;
4. Menyediakan layanan akses
pendidikan (iptek
dan imtaq) berkualitas
dan
terjangkau demi mutu sumberdaya manusia yang
peningkatan sistem
RPJMD Kabupaten
RPJMD Kota
Catatan
Kabupaten Musi
Banyuasin
Palembang
Perbaikan
Banyuasin
profesional
dan
berwibawa untuk pembangunan berkelanjutan
dan
berwawasan lingkungan.
Sebagai penguatan rekomendasi,
Tujuan
dan proses
sasaran
kedua perencanaan,
Tujuan dan Sasaran
Kabupaten ini pun pelaksanaan,
kedua Kabupaten ini pun terkoneksi pada terkoneksi
pada pemanfaatan, poin-poin tentang pengendalian
poin-poin
tentang
tata pemerintahan dan atau
tata
pemerintahan
baik, pengawasan Tujuan
yang
dan Sasaran yang baik, pelayanan (Terlampir)
publik, peningkatkan pelayanan publik, pembangunan
peningkatkan
sebaiknya selalu
kesejahteraan, serta
serta peningkatan masyarakat dan
pengelolaan SDA dan pengelolaan
SDA pihak swasta
lingkungan agar lebih
yang berkelanjutan.
hidup
yang aspiratif dan
berkelanjutan.
merata di setiap kawasan Kabupaten Banyuasin. Sebagai penguatan
Strategi dan Arah rekomendasi,
Strategi
dan
arah Kebijakan
kedua proses
kebijakan
kedua Kabupaten ini pun perencanaan,
Kabupaten ini pun terkoneksi
pada pelaksanaan,
RPJMD Kabupaten
RPJMD Kota
Catatan
Kabupaten Musi
Banyuasin
Palembang
Perbaikan
Banyuasin
Kabupaten Banyuasin. Sebagai penguatan
Kebijakan
Umum rekomendasi,
Kebijakan
Umum dan
Program proses
dan
Program Pembangunan
kedua pelaksanaan,
Daerah
kedua Kabupaten ini pun pemanfaatan,
Kabupaten ini pun terkoneksi
pada pengendalian
tentang dan atau Kebijakan Umum dan poin-poin
terkoneksi
pada poin-poin
tentang tata pemerintahan pengawasan Program
baik, pembangunan Daerah (Terlampir)
Pembangunan tata
pemerintahan yang
yang baik, pelayanan pelayanan publik, sebaiknya selalu publik, peningkatkan peningkatkan
melibatkan
kesejahteraan, serta kesejahteraan,
masyarakat dan
peningkatan
serta peningkatan pihak swasta
pengelolaan SDA dan pengelolaan
SDA agar lebih
lingkungan
hidup dan
lingkungan aspiratif dan
yang berkelanjutan.
hidup
yang merata di setiap
berkelanjutan.
kawasan Kabupaten Banyuasin.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013
Sedangkan kajian keterkaitan vertikal dilakukan dalam rangka mewujudkan harmonisasi dan sinkronisasi penyelenggaraan antar urusan pemerintahan di daerah secara vertikal sampai tingkat nasional ataupun internasional yang relevan. Tabel 3.8. digunakan dalam melakukan kajian keterkaitan secara vertikal dimaksud.
Instrumen Kajian Keterkaitan RPJMD Kab./Kota-Provinsi-Nasional
Substansi yang Dikaji
Dokumen Catatan Perancanaan
Perbaikan
Strategi dan Tujuan dan
Visi dan Misi
Arah
Sasaran Kebijakan
Visi
RPJMN 2010-2014 adalah “Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”. Misinya adalah
Arah kebijakan
Indonesia yang
memiliki
Kabupaten
sasaran RPJMN
Memperkuat dengan RPJMD 2018 harusnya pilar-pilar
keterkaitan
Kabupaten
mengadopsi juga
dengan tujuan
Demokrasi;
Banyuasin yaitu isu demokrasi
dalam setiap
RPJMD
RPJMN dimensi
proses keadilan
Banyuasin yaitu
semua bidang.
Visi dan Misi
masyarakat
pemanfaatan serta
ingin mencapai
sejahtera pengendalian cukup
RPJMN
sudah pembangunan
yang
dengan
program-program
ekonomi
dan
memenuhi
memperhatikan
prioritas
kesejahteraan.
Dokumen Catatan Perancanaan
Perbaikan
Strategi dan Tujuan dan
Visi dan Misi
Arah
Sasaran Kebijakan
juga berkorelasi dengan
kata
“Sejahtera” pada RPJMN. Visi
RPJMD
Provinsi Sumatera Selatan
Arah kebijakan
“Sumatera
Tujuan
dan RPJMD Provinsi
Selatan
sasaran RPJMD Sumatera
Sejahtera
2008- RPJMD Terdepan
dan Provinsi
Selatan
memiliki Kabupaten Bersama
Sumatera
Banyuasin Masyarakat
Selatan
2008- keterkaitan
memiliki dengan RPJMD seharusnya juga Cerdas
menitikberatkan RPJMD Provinsi Berbudaya”.
yang keterkaitan
Kabupaten
dengan tujuan Banyuasin yaitu pada Sumatera
pemeliharaan Selatan
Sedangkan
dan
sasaran sama-sama
Misinya
nilai-nilai historis menitikberatkan Kabupaten
RPJMD
melanjutkan
dan budaya agar pada
pembangunan
masyarakat pembangunan
Banyuasin yaitu mencapai
bangga dengan fisik
sama-sama
masyarakat
sejahtera budayanya manusia
dan ingin mencapai yang
sendiri. dengan
pembangunan
dengan
tidak ekonomi
dan memperhatikan
budaya Sumatera
Dokumen Catatan Perancanaan
Perbaikan
Strategi dan Tujuan dan
Visi dan Misi
Arah
Sasaran Kebijakan
sama-sama
yaitu perencanaan, menitikberatkan menitikberatkan sama-sama
sama-sama
Selatan
pelaksanaan, pada
menitikberatkan pemanfaatan, peningkatan
pada
pengendalian dan kesejahteraan
peningkatan
pada
atau pengawasan masyarakat.
sebaiknya selalu melibatkan masyarakat
dan pihak swasta agar lebih aspiratif dan merata di setiap kawasan Kabupaten Banyuasin.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013
b) Keterkaitan Antar Waktu, Antar Sektor, dan Antar Kepentingan Keterkaitan antar waktu menjelaskan: (a) keterkaitan rangkaian waktu pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah pada tahun pertama hingga tahun ke 5 (lima) dalam satu kurun waktu perencanaan jangka menengah daerah; (b) keterkaitan dengan kurun b) Keterkaitan Antar Waktu, Antar Sektor, dan Antar Kepentingan Keterkaitan antar waktu menjelaskan: (a) keterkaitan rangkaian waktu pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah pada tahun pertama hingga tahun ke 5 (lima) dalam satu kurun waktu perencanaan jangka menengah daerah; (b) keterkaitan dengan kurun
Di bawah disajikan tabel untuk melakukan kajian prinsip keterkaitan antar waktu, antar sektor, dan antar pemangku kepentingan (Tabel 3.9).
Tabel 3.9 Instrumen Kajian Prinsip Keterkaitan RPJMD
Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Keterkaitan
Catatan No. RPJMD
Antar
Perbaikan
Antar Waktu Antar Sektor
Pemangku Kepentingan
Tidak ada yang
Kabupaten
Penggunaan
kata “Terdepan, salah dengan
Banyuasin 2014- kata “Terdepan, Berdaya
Saing penggunaan kata
yang Berdaya
Saing dan
Mandiri” “Terdepan,
berbunyi
dan
Mandiri” sudah
cukup Berdaya Saing
“Banyuasin
sudah
cukup memenuhi
dan Mandiri”,
namun hal ini
Berdaya
Saing prinsip
keterkaitan
sangat berat
dan
Mandiri” keterkaitan
antar pemangku implikasinya
memenuhi
antar
sektor kepentingan
terhadap kinerja
Keterkaitan
Catatan No. RPJMD
Antar
Perbaikan
Antar Waktu Antar Sektor
Pemangku Kepentingan
Berdaya Saing”.
dan mandiri.
tersebut sangat
Dalam
artian,
sulit dicapai
Bupati
terpilih
hanya dalam
bertekad
jangka waktu 5
meneruskan dan
(lima) tahun
meningkatkan
walaupun setiap
apa yang telah
sektor dan
bekerja dengan keras
karena sudah ada daerah lain
di Sumsel yang jauh lebih baik pembangunannya, contohnya
Kota Palembang.
Misi
RPJMD Kabupaten Banyuasin 2014- 2018
telah
Perlu diperhatikan
lagi mengenai
Kabupaten
antar
waktu Kabupaten
penggunaan kata
dengan
misi Banyuasin
Banyuasin
“Terdepan” dan
2014-2018 telah
RPJMD
2009- 2014-2018 telah
“Mandiri” karena
memenuhi
karena memenuhi
sangat besar dan
sama,
yaitu keterkaitan
berat bagi kinerja
2 Misi
antar pemangku
menitikberatkan
antar
sektor
Pemerintah
Keterkaitan
Catatan No. RPJMD
Antar
Perbaikan
Antar Waktu Antar Sektor
Pemangku Kepentingan
Tujuan
dan
Sasaran RPJMD Kabupaten Banyuasin 2014- 2018
telah
Perlu diperhatikan
dan Tujuan
dan dipertimbangkan
keterkaitan
Sasaran RPJMD Sasaran RPJMD lagi mengenai
antar
waktu Kabupaten
Kabupaten
penggunaan kata
dengan
Tujuan Banyuasin
Banyuasin
“Terdepan” dan
dan
Sasaran 2014-2018 telah 2014-2018 telah “Mandiri” karena
implikasinya Tujuan
RPJMD
2009- memenuhi
memenuhi
karena prinsip
prinsip
sangat besar dan
berat bagi kinerja
3 dan
sektor antar pemangku Pemerintah Sasaran
sama,
yaitu antar
menitikberatkan
karena
semua kepentingan
Kabupaten,
pada SDM, SDA, urusan
SKPD karena
bahkan jika tidak
tercapai dapat
pemerintahan
terakomodasi di pemerintah,
menurunkan
dan
tatanan dalam poin per masyarakat dan kredibilitas ekonomi. Bupati poin tujuan dan swasta
telah pemerintah di
terpilih bertekad sasaran.
terakomodasi.
mata
meneruskan dan
a dengan menambahkan isu infrastruktur dan investasi. Strategi
dan Strategi
dan Strategi
dan Perlu diperhatikan
arah
kebijakan arah kebijakan arah
kebijakan dan
lagi mengenai
Keterkaitan
Catatan No. RPJMD
Antar
Perbaikan
Antar Waktu Antar Sektor
Pemangku Kepentingan
sama,
yaitu dan
arah terakomodasi.
pemerintah di
pada SDM, SDA,
pemerintahan dan
tatanan ekonomi. Bupati terpilih bertekad meneruskan dan meningkatkanny
a dengan menambahkan isu infrastruktur dan investasi. Kebijakan Umum
dan
Program RPJMD Kabupaten Banyuasin 2014- 2018
telah
Perlu diperhatikan
dan Umum
dan dipertimbangkan
keterkaitan
lagi mengenai
Program RPJMD Program RPJMD
antar
waktu
penggunaan kata
“Terdepan” dan
Banyuasin
Banyuasin
“Mandiri” karena Kebijakan
Kebijakan
Umum
dan 2014-2018 telah 2014-2018 telah implikasinya
memenuhi
memenuhi
Umum dan Program RPJMD sangat besar dan
berat bagi kinerja
sektor antar pemangku Pemerintah nan
semua kepentingan
bahkan jika tidak
Keterkaitan
Catatan No. RPJMD
Antar
Perbaikan
Antar Waktu Antar Sektor
Pemangku Kepentingan
dan investasi.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013
2) Mengkaji Prinsip Keseimbangan Pengkajian prinsip keseimbangan dimaksudkan untuk mencapai
keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan hidup dalam satu daerah kajian yang bersangkutan (provinsi atau kabupaten/kota). Keseimbangan yang dimaksud adalah bersifat proporsional sesuai dengan karakteristik pada wilayah masing-masing dan juga termasuk wilayah sekitarnya secara fungsional. Di bawah disajikan tabel untuk melakukan kajian prinsip keseimbangan (Tabel 3.10).
Tabel 3.10
Instrumen Kajian Prinsip Keseimbangan RPJMD
Prinsip Keseimbangan
Catatan No
RPJMD
Lingkungan
Ekonomi
Sosial
Perbaikan
Hidup
Sebaiknya digunakan
kata
Penggunaan
Catatan No
RPJMD
Lingkungan
Ekonomi
Sosial
Perbaikan
Hidup
telah
cukup telah
mengakomodasi pelaksanaan,
prinsip
mengakom prinsip
pengendalian dan
atau pengawasan
keseimban hidup.
pembangunan
gan sosial
sebaiknya selalu melibatkan masyarakat dan pihak
swasta agar
lebih aspiratif
dan merata di setiap kawasan Kabupaten Banyuasin. Proses perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan
dan atau pengawasan
telah pembangunan
sebaiknya selalu Tujuan
Sasaran
telah telah
cukup
dan cukup
mengakomodasi melibatkan Sasaran
cukup
mengakomodasi
mengakom prinsip
masyarakat dan
pihak swasta
agar lebih
ekonomi.
keseimban hidup.
aspiratif dan
gan sosial.
merata di setiap kawasan Kabupaten Banyuasin. Proses
Catatan No
RPJMD
Lingkungan
Ekonomi
Sosial
Perbaikan
Hidup
kawasan Kabupaten Banyuasin. Proses perencanaan,
umum dan kebijakan
pengendalian dan
kebijakan umum program
umum
dan atau pengawasan
dan
program pembangu
program
Kebijakan pembangunan
Umum dan sebaiknya selalu
daerah
telah daerah
melibatkan Pembanguna
masyarakat dan
n Daerah pihak swasta
prinsip
mengakom prinsip
agar lebih
aspiratif dan merata di setiap
keseimban hidup.
kawasan
gan sosial.
Kabupaten Banyuasin.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013
3) Mengkaji Prinsip Keadilan Pengkajian prinsip keadilan dimaksudkan untuk mencapai
keadilan antar kelompok masyarakat dan antar generasi. Pengkajian prinsip keadilan antar kelompok masyarakat dan antar generasi lebih menitikberatkan pada orientasi pencapaian kesejahteraan yang lebih baik bagi seluruh pemangku kepentingan. Indikator utama yang dikaji dalam
Di bawah disajikan tabel untuk melakukan kajian prinsip keadilan (Tabel 3.11).
Tabel 3.11
Instrumen Kajian Prinsip Keadilan RPJMD
Prinsip Keadilan Antar
No RPJMD
Antar
Catatan Perbaikan
Kelompok Generasi Masyarakat
Penggunaa n
kata Proses perencanaan, pelaksanaan, “Terdepan”
Penggunaan kata
pemanfaatan, pengendalian dan
, “Berdaya
“Terdepan”,
atau pengawasan pembangunan.
Saing” dan
“Berdaya Saing”
Senada
dengan rekomendasi
dan
“Mandiri” “Mandiri”
perbaikan dan atau penguatan
misi dan tujuan, Proses-proses
sebaiknya selalu
prinsip
prinsip keadilan keadilan
melibatkan masyarakat dan pihak
antar kelompok
swasta agar lebih aspiratif dan
setiap kawasan
kelompok
Kabupaten Banyuasin.
masyaraka t.
Proses perencanaan, pelaksanaan,
Misi
4 pemanfaatan, pengendalian dan
telah
atau pengawasan pembangunan.
dengan rekomendasi
cukup
mengakom perbaikan dan atau penguatan
misi dan tujuan, Proses-proses
prinsip keadilan
prinsip
tersebut
sebaiknya selalu
antar kelompok
keadilan
melibatkan masyarakat dan pihak
masyarakat.
Antar
No RPJMD
Antar
Catatan Perbaikan
Kelompok Generasi Masyarakat
generasi.
Kabupaten Banyuasin.
Strategi
Proses perencanaan, pelaksanaan,
dan
arah pemanfaatan, pengendalian dan kebijakan
atau pengawasan pembangunan.
Strategi dan arah kebijakan
dengan rekomendasi Strategi dan
telah telah
Senada
cukup
perbaikan dan atau penguatan
cukup
4 Arah mengakom misi dan tujuan, Proses-proses
sebaiknya selalu
prinsip keadilan prinsip
melibatkan masyarakat dan pihak
antar kelompok
keadilan
swasta agar lebih aspiratif dan
setiap kawasan
generasi.
Kabupaten Banyuasin.
Kebijakan umum dan Proses perencanaan, pelaksanaan, program
pemanfaatan, pengendalian dan
Kebijakan umum pembangu
atau pengawasan pembangunan.
dan
program nan
Kebijakan
Senada
dengan rekomendasi
pembangunan
daerah
Umum dan daerah
telah telah
perbaikan dan atau penguatan
5 Program misi dan tujuan, Proses-proses
sebaiknya selalu
mengakomodasi
mengakom
n Daerah melibatkan masyarakat dan pihak
prinsip keadilan odasi
swasta agar lebih aspiratif dan
antar kelompok
setiap kawasan
keadilan
Kabupaten Banyuasin.
antar generasi.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013
3.6 Pengkajian Pengaruh RPJMD
Maksud tahapan pengkajian ini adalah menganalisis dampak
Untuk kajian pengaruh Renstra SKPD, digunakan hasil pelingkupan dari proses KLHS dalam penyusunan RPJMD.
Kajian pengaruh dilakukan melalui 2 tahap, yaitu: (a) memilih program prioritas yang memiliki keterkaitan dengan daftar pendek isu-isu pembangunan berkelanjutan, (b) memberikan penilaian pengaruh (negatif atau positif) dan mendeskripsikan pengaruh tersebut, dan (c) menganalisis pengaruh kumulatif masing-masing isu pembangunan berkelanjutan.
3.6.1 Memilih program prioritas yang memiliki keterkaitan dengan
daftar pendek isu-isu pembangunan berkelanjutan. Belum tentu semua program prioritas memiliki keterkaitan dengan
daftar pendek isu-isu pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, pada tahap ini dilakukan identifikasi untuk memilih program-program mana saja yang dapat dikaji lebih lanjut. (Lihat tabel 3.12)
Bupati Banyuasin terpilih periode tahun 2014-2018 (melalui visi dan misinya) telah menjabarkan indikasi program, sebagai berikut:
1. Misi 1: Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah dan
- Optimalisasi KTM Telang-Tanjung Lago - Terminal Intermoda Simpang PU (50 Ha) dan jalan sayap poros TAA - Pembangunan jembatan Sugihan Kiri-Sugihan Kanan, Sebubus
Saleh - Pembangunan dermaga ponton Sri Menanti-P8
- Peningkatan jalan Palembang-Mariana-Muara Padang - Pembangunan jembatan dan kawasan Rantau Bayur - Pengembangan kawasan industri Gasing (5000 Ha) - Reklamasi Tanjung carat (3000 Ha) - Pengembangan pusat Docking-Gudang mariana (200 Ha) - Pengembangan kawasan bisnis dan permukiman KM14 - Pengembangan kawasan Jakabaring Rambutan - Pengembangan pelabuhan TAA (600 Ha) - Pengembangan banyuasin Valley (10.000 Ha) - Optimalisasi KTM Telang-Tanjung Lago (90.000 Ha) - Masterplan kawasan Banyuasin via Jembatan Musi 3
2. Misi 2: Memantapkan iklim investasi yang kondusif dengan menjamin keamanan dan kepastian hukum serta kemudahan lainnya untuk mewujudkan daya saing daerah, dengan indikasi program antara lain:
- Agrowisata pertanian pangan, hortikultura, peternakan, perikanan - Ekowisata lahan basah-pesisir-Taman Nasional sembilang - Kawasan industri kecil-menengah - Pengembangan sarana air bersih di perkotaan - Kawasan bisnis perdagangan dan jasa Betung - Kawasan industri Gasing-Kota Palembang (500 Ha) - Penyusunan Perda yang relevan dan mendukung - Public-private partnership - Rencana detail tata ruang kecamatan - Kawasan permukiman menengah-atas KM14 - Pengembangan kawasan pergudangan Mariana (200 Ha) - Kawasan permukiman Jakabaring Rambutan - Kawasan wisata golf dan lintas alam
3. Misi 3: Membangun tatanan ekonomi daerah berdasarkan keunggulan kompetitif sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan dan sektor pertambangan serta energi menuju Banyuasin sejahtera, dengan indikasi program antara lain:
- Optimalisasi lahan-air untuk pangan dan hortikultura - Peningkatan tata air-saluran-pintu dan tanggul banjir
- Pengembangan budidaya perikanan darat - Optimalisasi pra-panen tanaman sawit yang ada - Industri hilir sawit - Optimalisasi/peremajaan tanaman karet - Industri hilir tanaman karet - Pertambangan dan migas - Optimalisasi batubara energi - Energi berbasis biomassa/bioenergi - Pengembangan energi terbarukan: pasang surut dan tenaga surya - Optimalisasi hutan tanaman industri dan produk hilir
4. Misi 4: Menyediakan layanan akses pendidikan (iptek dan imtaq) berkualitas dan terjangkau demi mutu sumberdaya manusia yang unggul yang didukung oleh peningkatan sistem layanan kesehatan yang murah, berkualitas, dan merata melalui investasi layanan puskesmas, dengan indikasi program antara lain:
- Pendidikan anak usia dini (Paud, TK, TPA) - Pendidikan dasar berkualitas - Pendidikan menengah dan lanjut - Politeknik/pelatihan/pendidikan luar sekolah
- Program kemitraan praktek dokter muda pedesaan - Puskesmas apung Kimbun - Pengembangan obat-obatan tradisional - Investasi puskesmas terpadu - Kemitraan puskesmas pemerintahan dana CSR swasta - Gizi balita dan ibu hamil - Kesehatan manula - Corporate social responsibility (CSR) untuk pemberdayaan
masyarakat
5. Misi 5: Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih dengan meningkatkan kemampuan pemerintah daerah yang amanah, profesional dan berwibawa untuk pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, dengan indikasi program antara lain:
- Pendidikan dan pelatihan aparatur - Analisis kinerja aparatur pemerintah kabupaten - Penjenjangan insentif dan disinsentif aparatur - Monitoring dan evaluasi kinerja aparat - Studi banding dan sister city - Pemagangan aparatur perencana di Bappenas - Pendidikan dan pelatihan aparatur - Analisis kinerja aparatur pemerintah kabupaten - Penjenjangan insentif dan disinsentif aparatur - Monitoring dan evaluasi kinerja aparat - Studi banding dan sister city - Pemagangan aparatur perencana di Bappenas
- Pengurangan kebakaran hutan dan lahan - Konservasi dan rehabilitasi hutan/lahan - Tata air lahan gambut di hutan alam dan hutan tanaman - Pendidikan masyarakat sekitar hutan - Pengelolaan Taman Nasional sembilang - Pengelolaan suaka alam Padang sugihan-Gajah
Dari indikasi program di atas, Pokja PL memutuskan untuk memilih program prioritas yang akan dikaji lebih lanjut. Program prioritas dalam penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 hasil focus group discussion (FGD) dengan para pemangku kepentingan, yaitu:
1. Misi 1: Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah dan kawasan sebagai penunjang pembangunan dan pengembangan ekonomi kerakyatan, dengan indikasi program antara lain:
- Pembangunan dan peningkatan jalan produksi antar desa dan kecamatan - Pembangunan jembatan dan pelabuhan lokal pasang surut - Pengembangan kawasan agro-ekowisata Suak Tapeh
- Pembangunan jembatan dan kawasan Rantau Bayur - Pengembangan kawasan industri Gasing (5000 Ha) - Reklamasi Tanjung carat (3000 Ha) - Pengembangan pusat Docking-Gudang mariana (200 Ha) - Pengembangan kawasan bisnis dan permukiman KM14 - Pengembangan kawasan Jakabaring Rambutan - Pengembangan pelabuhan TAA (600 Ha) - Pengembangan banyuasin Valley (10.000 Ha) - Optimalisasi KTM Telang-Tanjung Lago (90.000 Ha) - Masterplan kawasan Banyuasin via Jembatan Musi 3
2. Misi 2: Memantapkan iklim investasi yang kondusif dengan menjamin keamanan dan kepastian hukum serta kemudahan lainnya untuk mewujudkan daya saing daerah, dengan indikasi program antara lain:
- Kawasan Kimbun-Migas Pulau Rimau-Tungkal Ilir (sawit) - Kawasan Kimbun Mariana-Muara Padang (sawit) - Kawasan hortikultura Sugihan Kiri - Kawasan Kimbun agroindustri-pangan KTM Telang-Tanjung Lago-
Muara Padang - Kawasan Kimbun Suak Tapeh (karet) dan Betung
- Penyusunan Perda yang relevan dan mendukung - Public-private partnership - Rencana detail tata ruang kecamatan - Kawasan permukiman menengah-atas KM14 - Pengembangan kawasan pergudangan Mariana (200 Ha) - Kawasan permukiman Jakabaring Rambutan - Kawasan wisata golf dan lintas alam
3. Misi 3: Membangun tatanan ekonomi daerah berdasarkan keunggulan kompetitif sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan dan sektor pertambangan serta energi menuju Banyuasin sejahtera, dengan indikasi program antara lain:
- Optimalisasi lahan-air untuk pangan dan hortikultura - Peningkatan tata air-saluran-pintu dan tanggul banjir - Sosialisasi dan pengairan lahan sawah abadi - Peningkatan IP dan pasca panen tanaman pangan - Industri hilir padi dan jagung - Pupuk organik/biomassa - Pengembangan tapak jalur konservasi - Pengembangan ternak besar: sapi, kerbau, kambing
- Optimalisasi batubara energi - Energi berbasis biomassa/bioenergi - Pengembangan energi terbarukan: pasang surut dan tenaga surya - Optimalisasi hutan tanaman industri dan produk hilir
Pokja PL kemudian mengklasifikasikan program prioritas di atas untuk menjadikannya lebih sistematis serta menyandingkannya dengan isu-isu PB terpilih untuk melihat konektivitas antara isu dengan program prioritas, yaitu seperti yang terlihat pada tabel 3.12 di bawah ini:
Tabel 3.12 Identifikasi Program Prioritas
Daftar Pendek Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan Keman-
Program
Availa-
Kegiatan yang Terkait
dirian
Daya
Prioritas Lingkungan
bilitas
dengan Isu-Isu PB
Infra- struktur
Jalan lingkar KM 14 – Gasing; Jalan Tanjung Api-Api – Sungsang dan Tanjung
Carat; Pembangunan,
Jembatan Sugihan Kiri - Peningkatan
Sugihan Kanan, dan
Sebubus Saleh; Jalan
Rehabilitasi Palembang – Mariana – Jalan
dan Muara Padang;
Kegiatan yang Terkait
dirian
Daya
Prioritas Lingkungan
bilitas
dengan Isu-Isu PB
struktur nomi
Ha, Industri Hilir Padi dan
Jagung; Industri Hilir Karet dan Sawit; Optimalisasi
Hutan Tanaman Industri dan Produksi Hilir, Kawasan Industri
Kecil dan Menengah Pembangunan
Kawasan Kimbun dan dan
Migas Pulau Rimau – Pengembanga
Tungkal Ilir (Sawit); n
Kawasan Kawasan Kimbun Industri
Mariana – Muara Padang
Masyarakat (Sawit); Kawasan Berbasis
Kimbun Suak Tapeh dan Perkebunan
Betung (Karet); Program dan
Pemanfaatan Kawasan Kehutanan
Hutan Industri Optimalisasi
Batubara Pembangunan
Energi; Energi Berbasis dan
Biomassa/Bioenergi; Pengembanga
Pengembangan Energi n
1 1 1 1 Terbarukan: Pasang Pertambangan
Surut dan Tenaga Surya; , Energi dan
Program Pengembangan Migas
Potensi, Energi dan Sumberdaya Mineral Terminal
Intermoda Pembangunan Simpang PU 50 Ha; dan
1 1 1 1 Dermaga Ponton Sri Pengembanga Menanti; Pelabuhan TAA
Kegiatan yang Terkait
dirian
Daya
Prioritas Lingkungan
bilitas
dengan Isu-Isu PB
struktur nomi
Kawasan Hortikultura Sugihan Kiri; Kawasan Kelapa dan Bisnis Delta Upang;
Agrowisata Pertanian
Pangan, Hortikultura, Peternakan dan
perikanan; Optimalisasi Lahan Air untuk
Pangan dan Hortikultura;
Pupuk Organik dan Biomassa; Peningkatan