RUA 1 R Lingkup RUA

Rancangan Usaha Agribisnis
Silvana Maulidah, SP, MP
Lab of Agribusiness Analysis and Management,
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email: silvanamau@yahoo.com

1. PENGANTAR
Modul pertama ini merupakan pendahuluan/pengantar, yang
disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan
pemahaman kepada mahasiswa mengenai dasar-dasar rancangan
usaha dalam agribisnis. Ada 2 (dua) bahan kajian utama, yaitu:
bagian pertama adalah mengupas tentang system agribisnis serta
agroindustri, ruang lingkup, serta keterkaitan antara keduanya.
Bagian kedua, berisi tentang elemen-elemen dasar yang harus
diperhatikan bagi seorang pelaku agribisnis (agroindustri) serta
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi usaha bisnisnya baik
secara langsung maupun tidak langsung.
TUJUAN KEGIATAN BELAJAR :
Dengan mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa
1. Mempunyai gambaran secara umum mengenai mata
kuliah Rancangan Usaha agribisnis.

2. Mampu menerangkan agribisnis sebagai sebuah system
3. Mampu menerangkan ruang lingkup agribisnis
4. Mampu menggambarkan konsep agroindustri
5. Mampu menjelaskan elemen dan factor apa yang
mempengaruhi usaha di bidang agribis.

MODU
L

1

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION
DEVELOPMENT (SPEED)

1. Pengantar
2. Bahan Kajian 1: Sistem Agribisnis
2.1 Pengertian Dan Ruang Lingkup Agribisnis
2.2 Konsep Agroindustri
2.3 Peran Agribisnis Dalam Perekonomian
3. Bahan Kajian 2: Usaha Dalam Agribisnis

3.1 Sistem Agribisnis Dan Lingkungannya
3.2 Elemen Dalam Sistem Agribisnis
3.3 Lingkungan Dalam Sistem Agribisnis

Rancangan Usaha Agribisnis

Brawijaya

2012

2. BAHAN KAJIAN 1: SISTEM AGRIBISNIS
2.1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS
Istilah “agribusiness” untuk pertama kali dikenal oleh masyarakat Amerika
Serikat pada tahun 1955, ketika John H. Davis menggunakan istilah tersebut dalam
makalahnya yang disampakan pada "Boston Conference on Disiribution". Kemudian
John H. Davis dan Ray Goldberg kembali lebih memasyarakatkan agribisnis melalui
buku mereka yang berjudul "A Conception of Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di
Harvard University. Ketika itu kedua penulis bekerja sebagai guru besar pada
Universitas tersebut. Tahun 1957, dianggap oleh para pakar sebagai tahun kelahiran
dari konsep agribisnis. Dalam buku tersebut, Davis dan Golberg mendefinisikan

agribisnis sebagai berikut:
"The sum total of all operation involved in the
manufacture and distribution of farm supplies: Production operation on farm: and
the storage, processing and distribution of farm commodities and items made from
them". Berikut pengertian agribisnis sebagai suatu system menurut beberapa ahli :
 Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada
hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah
kegitan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang
ditunjang oleh kegiatn pertanian.
 Agribusiness included all operations involved in the manufacture and distribution of
farm supplies, productions on the farm; the storage, processing and distribution of
farm commodities made from them, trading ( wholesaler, retailers), consumers to it,
all non farm firms and instituton serving them.
 Agribisnis sebagai suatu sistem merupakan seperangkat unsur yang secara teratur
saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa
agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian
interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.
Dengan definisi ini dapat diturunkan ruang lingkup agribisnis yang mencakup
semua kegiatan pertanian yang dimulai dengan pengadaan penyaluran sarana

produksi (the manufacture and distribution of farm supplies), produksi usaha tani
(Production on the farm) dan pemasaran (marketing) produk usaha tani ataupun
olahannya. Ketiga kegiatan ini mempunyai hubungan yang erat, sehingga gangguan
pada salah satu kegiatan akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan
dalam bisnis. Karenanya agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri
dari tiga subsistem.

Gambar 1. Sistem Agribisnis
Page 2 of 12

Rancangan Usaha Agribisnis

Brawijaya

2012

A. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi
Sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan
ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan
bakar. Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi

adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, koperasi.
Betapa
pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur
itu guna mewujudkan sukses agribisnis.
B. Subsistem Usaha Tani
Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil
perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan
ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari
petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dll.
C. SubsistemPengolahan dan Pemasaran (Tata niaga)
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan
produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari
produk yang dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen
didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan
lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam
subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke
konsumen, pengalengan dll. Agroindustri yang mengolah produk usaha tani
disebut agroindustri hilir. Peranannya amat penting bila ditempatkan di
pedesaan karena dapat mencipakan lapangan kerja.
Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas,

mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan
pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri, yang
saling terkait satu sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu
sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yaitu:
1. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan
pengembangan sumberdaya manusia.
2. Subsistem budidaya dan usaha tani.
3. Subsistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri, dan
4. Subsistem pemasaran hasil pertanian.
2.

2 KONSEP AGROINDUSTRI
A.

Pengertian Angroindustri
Dalam konsep sistem agribisnis hubungan antara sektor pertanian dan sektor
industri adalah sangat erat dan saling ketergantungan. Agribisnis mencakup seluruh
kegiatan disektor pertanian dan sebagian dari sektor industri yang menghasilkan
sarana produksi pertanian dan mengolah hasil-hasil pertanian (Agroindustri).
Agroindustri dalam Soeharjo (1989) ,adalah salah satu cabang industri yang erat

dan langsung dengan pertanian. Agroindustri sebagai suatu sistem dapat dipandang
sebagai kegiatan yang memerlukan input dan merubahnya untuk mencapai tujuan
tertentu. Input dalam kegiatan industri terdiri dari bahan mentah hasil pertanian
maupun bahan tambahan, tenaga kerja, modal dan faktor pendukung lainnya.
Agroindustri juga dapat dikatakan sebagai suatu cabang industri yang
mempunyai keterkaitan erat ke belakang (backward linkage) maupun ke depan
(forward linkage) dengan pertanian. Apabila pertanian digambarkan sebagai proses
menghasilkan produk-produk pertanian di tingkat primer (biji, buah, daun, telur,
susu, produk perikanan, dan lain-lain), maka kaitannya dengan industry
berlangsung ke belakang (backward linkage) dan ke depan (forward linkage).
Keterkaitan erat ke belakang ini dapat diartikan bahwa suatu industri muncul
Page 3 of 12

Rancangan Usaha Agribisnis

Brawijaya

2012

karena mempergunakan hasil produksi budidaya atau industri sebagai bahan

bakunya. Sedangkan yang dimaksud dengan keterkaitan ke depan adalah suatu
produk agroindustri digunakan untuk bahan baku industri lainnya.
Berdasarkan kaitan-kaitan tersebut, maka agroindustri dapat dibagi dua
yakni agroindustri hulu (upstream) yakni subsektor industri yang menghasilkan
sarana produksi pertanian (bibit dan benih berkualitas, pupuk, pestisida, alat-alat
dan mesin pertanian dan lain-lain); serta agroindustri hilir (downstream) yaitu
subsektor industri yang mengolah hasil-hasil pertanian (minyak goreng, susu
bubuk, nanas dikalengkan, produk olahan limbah hasil pertanian, misalnya pupuk
kandang, kompos serta pakan ternak dan sebagainya). Dari uraian ini maka dapat
disimpulkan bahwa dalam agroindustri sektor pertanian dan sektor industri harus
dilihat sebagai satu kesatuan (Integrated). Gangguan pada salah satu sektor misal,
tidak tersedianya input modern dapat mengganggu kelancaran pada industri
pengolahan dan arah sebaliknya juga bisa terjadi.
AGROINDUSTRI
INDUSTRI HULU
Menghasilkan sarana produksi pertanian :

INDUSTRI HILIR
Mengolah hasil pertanian:


Minyak goreng, Susu bubuk
Nanas dikalengkan,
Ikan dikalengkan, kompos,
pupuk kandang,
Gambar 2. Agroindustri Hulu dan Agroindustri hilir

Benih, bibit, Pupuk,
Pestisida,Insektisida
Alat dan mesin pertanian dll

Pakan ternak, dll

Agroindustri sebagai kegiatan ekonomi dan bagian dari aktivitas agribisnis
yang mengolah hasil-hasil pertanian, dimana kegiatan agroindustri ini memiliki tiga
prinsip utama yaitu prinsip nilai tambah (setiap kegiatan agroindustri yang akan
dilaksanakan harus mampu menghasilkan atau meningkatkan nilai tambah produk
tersebut), prinsip kaitan input-output (setiap agroindustri yang mengolah hasil
pertanian harus mempunyai kemampuan untuk mendorong berkembangnya
industri-industri lain) serta prinsip mutu dan kontinyuitas (keberhasilan dan
kelangsungan kegiatan agroindustri pada dasarnya ditentukan oleh mutu dan

ketersediaan bahan-baku yang akan diolah dalam kegiatan agroindustri tersebut).
B. Ruang Lingkup Agroindustri dan Tahapannya
Menurut Soeharjo (1989), ruang lingkup agroindustri harus benar-benar jelas,
sampai dimana batas keterkaitannya dengan sektor produksi primer. Kaitan dengan
sektor pertanian umumnya dibatasi pada kaitan langsung. Hal tersebut sesuai
dengan pendekatan yang dipaparkan James E. Austin dalam bukunya, yang
menjelaskan ruang lingkup agroindustri (baca; agroprocessing industry) sebagai
berikut:

“An agroindustry is an enterprise that processes agricultural raw materials,
including ground and tree crops as well as livestock. The degree of processing can
very tremendously, ranging from the cleaning and grading of aplles to the milling of
rice, to the cooking, mixing, and chemical alteration thet create a textured
vegetable food.”
Berdasarkan definisi tersebut, agroindustri dapat digolong-golongkan menurut
tingkat pengolahan bahan bakunya (degree of transformation). Secara teoritis,
kategori agroindustri hilir dapat ditentukan oleh tingkat proses transformasi
Page 4 of 12

Rancangan Usaha Agribisnis


Brawijaya

2012

produknya (level of transformation process). Tahapan atau tingkatan pemrosesan
agroindustri hilir disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1.

Kategori Agroindustri Hilir menurut Tingkat Transformasi dalam Proses
Pengolahan
KATEGORI

I

II

III

IV

Kegiatan Pengolahan (Processing Activity)
 Penyucian
 Penyortira
n

 Buah segar
 Sayuran
segar
 Telur

 Pemintalan
(Ginning)
 Penggilingan
(Milling)
 Pemotongan
(Cutting)
 Pencampuran
(Mixing)

 Pemasakan (cooking)
 Pausteurisasi
(Pausturization)
 Pengalengan (Canning)
 Pengeringan (Dehydration)
 Pembekuan (Freezing)
 Penenunan (Weaving)
 Penyulingan (Extraction)
 Perakitan (Assembly)

Contoh Produk Olahan (Illustrative Product)
 Serelia
 Produk susu
 Beras
 Buah dan sayuran kaleng
 Daging
 Daging kaleng
 Rempah-rempah
 Saos
 Pakan ternak
 Tekstil dan garmen
 Kapas
 Minyak
 Kayu
 Gula

Pengubahan susunan
kimia (Chemical
Alteration)
 Pengubahan Tekstur
(Texturization)



 Makanan instan
 Produk sayur olahan
(Texture vegetable
product)
 Kecap
 Ban

Sumber: Austin J.E. (dalam Soeharjo, 1989).
Pada kegiatan agroindustri hilir, terdapat beberapa tahapan pengolahan, mulai
dari yang paling sederhana, yaitu tanpa mengubah struktur fisik maupun kimianya,
sanpai dengan tahapan yang paling akhir, yaitu input sudah mengalami perubahan
struktur fisik dan kimianya. Agroindustri dalam hal ini akan secara otomatis
meningkatkan nilai tambah produk pertanian atau dengan kata lain, produk tersebut
dijual karena atributnya. Dengan demikian kelancaran kegiatan ini sangat ditentukan
oleh ketersediaan bahan baku (subsistem usahatani), kreatifitas (yang akan
menghasilkan diferensiasi dan diversifikasi produk), dan tingkat pemanfaatan teknologi
proses (manajemen produksi).
Dengan pendekatan sistem tersebut di atas, orientasi pembangunan pertanian
mencakup seluruh aspek di dalam sistem agribisnis yang dilaksanakan secara terpadu,
dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Rangkaian
kegiatan yang terkait dalam sistem agribisnis tersebut diatas digerakkan oleh berbagai
kelembagaan. Peranan kelembagaan dalam sistem agribisnis sangat menentukan
keberhasilan pembangunan pertanian di masa depan.

2.3 PERAN AGRIBISNIS DALAM PEREKONOMIAN
Besar dan luasnya peranan agribisnis dalam perekonomian nasional tidak terlepas
dari fungsi agribisnis, yaitu:
 Menghasilkan bahan mentah atau komoditas primer baik bahan pangan, serat,
bangunan, atau bahan lainnya;
 Menghasilkan produk antara atau barang jadi baik pangan, bahan pembuat tekstil,
bahan bangunan, obat-obatan, dan sebagainya;
 Menyerap tenaga kerja dari yang unskilled sampai yang skilled;
Page 5 of 12

Rancangan Usaha Agribisnis

Brawijaya

2012

Menyumbang pada pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi; dan
Menghasilkan devisa negara melalui kegiatan ekpor maupun pariwisata.
Dalam perekonomian Indonesia, agribisnis mempunyai peranan yang sangat
penting sehingga mempunyai nilai strategis. Peranan agribisnis adalah sebagai berikut.



Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto) sangat
besar. Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik teknologi
yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas
tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi penyerap tenaga
kerja nasional yang terbesar.
o Peranan agribisnis dalam perolehan devisa.selama ini selain ekspor migas, hanya
agribisnis yang mampu memberikan net-ekspor secara konsisten. Peranan
agribisnis dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan
kualitas pangan dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau
masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan pembangunan di
Indonesia.
o Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan (equity).
Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh ‘teknologi’ yang digunakan
dalam menghasilkan output nasional, yaitu apakah bias atau pro terhadap faktorfaktor produksi yang dimiliki oleh rakyat banyak. Saat ini faktor produksi yang
banyak dimiliki oleh sebagian besar rakyat adalah sumber daya lahan, flora dan
fauna, serta sumber daya manusia. Untukmewujudkan pemerataan di Indonesia
perlu digunakan ‘teknologi’ produksi output nasional yang banyak menggunakan
sumber daya tersebut, yaitu agribisnis.
Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan agribisnis yang
berlandaskan pada pendayagunaan keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah air
memiliki potensi melestarikan lingkungan hidup.
o

3. BAHAN KAJIAN 2: USAHA DALAM AGRIBISNIS
3.1 SISTEM AGRIBISNIS DAN LINGKUNGANNYA
Dalam memandang agribisnis sebagai sebuah system, ada dua paradigma yang
perlu dipahami, yaitu: agribisnis dalam perspektif mikro (usaha agribisnis); dan
agribisnis dalam perspektif makro (sebagai salah satu unsur perekonomian
nasional). Sebagai sebuah organisasi ekonomi, agribisnis merupakan sebuah
system yang terdiri dari beberapa elemen dasar, dan juga dilingkupi oleh
lingkungan yang saling mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak. Pada
gambar 3, dapat dilihat bahwa system agribisnis merupakan kumpulan dari
elemen-elemen internal, yang dilingkupi oleh lingkungannya. Dengan mengetahui
kondisi ini, diharapkan usaha agribisnis dapat dikelola dengan efektif dan efisien.
Disamping itu produk yang dihasilkan dapat mempunyai nilai tambah yang tinggi.

Page 6 of 12

Rancangan Usaha Agribisnis

Brawijaya

2012

Gambar 2. Sistem Agribisnis dan Lingkungannya

3.2 ELEMEN DALAM SISTEM AGRIBISNIS
Agribisnis dalam perspektif mikro terdiri dari beberapa elemen dasar.
Elemen-elemen dalam sistem agribisnis merupakan unsur terkecil pembentuk
sistem agribisnis. Di antara elemen saling berinteraksi, bekerja sama
membentuk kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi / perusahaan. Elemen sistem agribisnis adalah:
1.
Sumber Daya Alam & Lingkungan
2.
Sumber Daya Manusia
3.
Ilmu Pengetahuan & Teknologi
4.
Pasar
5.
Finansial/Modal Kerja
6.
Organisasi (kelembagaan)
1.
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber daya alam dan lingkungan bagi agribisnis merupakan modal dasar
pertama untuk dimanfaatkan atau diolah. Sumber daya alam dan lingkungan
terkait erat dengan syarat tumbuh bagi tanaman untuk melakukan proses
fotosintesis, faktor tersebut ialah: lahan, energi sinar dalam bentuk cahaya dan
panas, iklim atau suhu udara. Sumber daya alam merupakan faktor primer
dalam agribisnis.
2.

Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan modal dasar kedua yaitu sebagai
penggerak agribisnis baik aktif maupun pasif. Penyiapan sumber daya manusia
merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengembangan agribisnis.
Setidaknya ada dua alasan mengapa SDM memegang peran vital dalam
agribisnis, pertama SDM mempengaruhi efisien dan efektifitas usaha, kedua
agribisnis lahir, tumbuh berkembang untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Alasan diatas menimbulkan kesadaran bahwa sumber daya manusia perlu
dikelola dengan baik, dengan sistem rancangan formal untuk mencapai tujuan
organisasi secara efisien dan efektif atau dengan kata lain perlu adanya
Manajemen SDM.

Page 7 of 12

Rancangan Usaha Agribisnis

Brawijaya

2012

3.

IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan modal dasar ketiga yaitu
sebagai pengetahuan dan teknologi yang digunakan sumber daya manusia dalam
mengelola sumber daya alam. Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan
terkait dengan ketersediaan, kesesuaian dan keberlanjutan penerapannya.
Pengetahuan dan teknologi tidak berarti harus teknologi mutakhir dan canggih,
tetapi yang cocok, yang dapat diterapkan dan dikembangkan sendiri oleh
masyarakat agribisnis. Alih teknologi harus dipelajari, diadopsi atau dimodifikasi,
dikembangkan, dan diterapkan. Masalah mendasar yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi adalah dukungan prasarana
pertanian, sehingga masih ada hambatan introduksi mesin-mesin pertanian.
Pengelolaan SDA, pengaturan dan manejemen pengairan, serta jalan-jalan
transportasi pertanian perlu dikelola secara sungguh-sungguh dan profesional.
4.

Pasar
Pasar merupakan muara dari agribisnis sehingga diperlukan pemahaman
mengenai pasar, pemasaran terutama manajemen pemasaran untuk mendirikan,
mengembangkan, mempertahankan dan meregenerasikan sistem agribisnis.
Pasar dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai pertemuan permintaan dan
penawaran, pasar dalam arti sederhana adalah tempat terjadinya transaksi jual
beli (penjualan dan pembelian) antara penjual dan pembeli pada waktu dan
tempat tertentu. Pasar terbentuk karena ada konsumen yang membutuhkan
produk dan ada produsen yang menawarkan produk sesuai kebutuhan konsumen
sehingga terjadi pasokan pertukaran produk dengan aliran finansial atau
transaksi. Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang
atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan
disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.
5.

Finansial / Modal Kerja
Aspek finansial merupakan salah satu tujuan sistem agribisnis selain
melestarikan lingkungan, membuka lapangan kerja, mengembangkan iptek,
membuka pasar dan mengembangkan organisasi. Dapat dikatakan ketahanan
finansial merupakan faktor pendukung untuk memulai agribisnis, untuk
mengembangkan agribisnis, untuk mempertahankan agribisnis, untuk regenerasi
agribisnis. Finansial secara internal berfungsi untuk modal kerja, investasi dan
piutang sedangkan secara eksternal finansial berfungsi untuk membangun
ketahanan finansial. Kedua performa ini akan meningkatkan kepercayaan pihakpihak terkait (agribusiness stakeholder) sekaligus penguasaan sistem agribisnis
untuk meningkatkan keunggulan posisi dalam persaingan.

6.

Organisasi / Kelembagaan
Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok SDM yang melakukan
kegiatan dan memiliki hubungan kerja untuk mencapai tujuan bersama. Peran
organisasi dalam agribisnis dapat dikategorikan sebagai pelaku dan penunjang
agribisnis. Pelaku adalah yang terlibat langsung pada kegiatan agribisnis
sedangkan penunjang adalah yang tidak terlibat langsung pada kegiatan
agribisnis. Bentuk organisasi badan usaha agribisnis ada beberapa macam, pada
umumnya berbentuk: Usaha perorangan; Firma; Persekutuan Komanditer (CV);
Perseroan Terbatas; Badan Usaha Milik Negara; Perusahaan Daerah; Koperasi;
dan Yayasan.

Page 8 of 12

Rancangan Usaha Agribisnis

Brawijaya

2012

3.3 LINGKUNGAN DALAM SISTEM AGRIBISNIS
Adanya batasan sistem membuat pemisahan antara sistem dengan
lingkungan. Segala sesuatu yang ada diluar batas sistem tersebut dan
mempengaruhi operasi sitem itulah yang disebut lingkungan. Tujuan dari
mengenali sistem agribisnis adalah untuk identifikasi pengaruh lingkungan yang
menguntungkan dan yang merugikan, kemudian mengelola faktor yang
menguntungkan atau mendukung sistem dan mengendalikan faktor yang
merugikan agar tidak mengganggu kelangsungan hidup sistem. Lingkungan dan
hal-hal yang mempengaruhi sistem agribisnis adalah :
1.
Undang Undang dan Legalitas.
2.
Lingkungan Bisnis dan Strategi Bisnis
3.
Kebijakan Ekonomi Mikro Pemerintah.
4.
Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah.
5.
Situasi Ekonomi Internasional.
6.
Faktor Lingkungan Lainnya.
1. Undang Undang dan Legallitas
Sebagai suatu bisnis yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam,
sumberdaya manusia, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, terlibat
dalam hal penawaran dan permintaan, distribusi produk, rantai aliran finansial,
kebutuhan investasi atau modal kerja, bentuk dan struktur usaha maka undangundang dan legalitas usaha merupakan faktor yang mempengaruhi sistem
agribisnis.
Ada beberapa manfaat dengan mengikuti peraturan yang ada:
memudahkan penetrasi pasar, meningkatkan image usaha sehingga
memperbaiki kepercayaan konsumen dan para pemangku kepentingan,
melindungi dan memperkuat posisi produsen bila terjadi konflik, dapat
menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu yang diberikan oleh pemerintah atau
kalangan swasta.
2. Lingkungan Bisnis & Strategi Bisnis
Kondisi bisnis dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat dan sebaliknya
sehingga sistem agribisnis perlu mempelajari pengaruh-pengaruhlingkungan
bisnis dari sisi politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi,
pertahanan, keamanan. Faktor Lingkungan ada 3, yaitu:
1.
2.

3.

Faktor Lingkungan Operasional (opertaional environment): Pesaing;
Kreditur; Tenaga Kerja; Pemasok; dan Pelanggan.
Faktor Lingkungan Industri (industrial environment): Hambatan Masuk;
Daya Tawar Pemasok; Daya Tawar Pembeli; Barang Subtitusi; dan
Tingkat Kompetensi.
Faktor Lingkungan Jauh (remote environment): Politik; Ekonomi; Sosial;
Budaya; Ilmu Pengetahuan; Teknologi; Pertahanan dan Keamanan.
Selain faktor-faktor lingkungan, strategi bisnis juga mempengaruhi
sistem agribisnis. Strategi dibagi menjadi strategi umum (generic
strategi) dan strategi menyeluruh (grand strategi). Strategi umum adalah
strategi untuk memperoleh keunggulan bersaing sedangkan stretegi
menyeluruh adalah pendekatan menyeluruh melalui tindakan utama yang
didesain untuk mencapai tujuan jangka panjang.

3. Kebijakan Ekonomi Mikro Pemerintah
Ekonomi mikro membahas bagaimana alokasi sumberdaya secara efisien
untuk konsumen pada tingkat rumah tangga, perusahaan dan industri untuk
menjelaskan pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang diproduksi dan
Page 9 of 12

Rancangan Usaha Agribisnis

Brawijaya

2012

bagaimana, apa yang dikonsumsi, untuk oleh dan dari siapa. Berdasarkan
pengertian pasar dan mekanisme pasar, aspek-aspek yang sering dianalisis
dalam ekonomi mikro adalah interaksi di pasar barang, interaksi pasar faktor
produksi serta tingkah laku pembeli dan penjual.
4. Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah
Bila ekonomi mikro hanya memperhatikan alokasi sumberdaya secara
efisien untuk konsumen pada tingkat rumah tangga, perusahaan dan industri
maka ekonomi makro memperhatikan alokasi sumberdaya pada tingkat
kumpulan rumah tangga, perusahaan dan industri atau dengan kata lain pada
tingkat negara.
Ada dua kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengarahkan
perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik seperti yang diharapkan,
kebijakan tersebut berupa:
 Kebijakan Fiskal
 Kebijakan Moneter
a. Kebijakan Fiskal
Kebijakan
pemerintah
yang
mengendalikan
penerimaan
dan
pengeluarannya (di Indonesia disebut kebijakan APBN). Dalam sirkulasi aliran
pendapatan, penerimaan pemerintah didapat melalui pajak (T) sedangkan
pengeluaran pemerintah merupakan konsumsi pemerintah (G).
Ada dua kebijakan fiskal, kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal
kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif bila menurunkan pajak dan menaikkan
pengeluaran pemerintah dengan tujuan:
 Mendorong pertumbuhan produksi
 Menaikkan pendapatan masyarakat
 Mendorong impor
Kebijakan fiskal kontraktif bila menaikkan
pengeluaran pemerintah dengan tujuan:
 Mengurangi produksi dalam negeri
 Menurunkan pendapatan masyarakat
 Menurunkan impor

pajak

dan

menurunkan

b. Kebijakan Moneter
Kebijakan pemerintah dalam mengendalikan jumlah uang yang beredar dan
mengubah tingkat bunga. Ada dua kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan
moneter koontraktif.
Kebijakan moneter ekspansif (easy money policy) bila : menambah jumlah
uang yang beredar dan menurunkan tingkat bunga (interest rate) dengan
tujuan:
 Mendorong kenaikan investasi
 Menaikkan penerimaan masyarakat
 Mendorong kenaikan impor
 Mendorong arus keluar (outflow) modal jangka pendek akibat
penurunan suku bunga
 Menurunkan arus masuk (inflow) modal jangka pendek akibat
penurunan suku bunga




Kebijakan moneter kontraktif (tight money policy) bila : mengurangi
jumlah uang yang beredar dan menaikkan tingkat bunga (interest rate)
dengan tujuan:
Menurunkan investasi
Menurunkan penerimaan masyarakat
Page 10 of 12

Rancangan Usaha Agribisnis




Brawijaya

2012

Menurunkan impor
Menurunkan arus keluar (outflow) modal jangka pendek akibat kenaikan
suku bunga
Menaikkan arus masuk (inflow) modal jangka pendek akibat kenaikan
suku bunga

5.
Ekonomi Internasional
Pengaruh globalisasi ekonomi dunia membuat ekonomi nasional menjadi
bagian dari ekonomi internasional, dan tidak ada lagi negara yang hidup
terisolasi tanpa hubungan ekonomi, hubungan keuangan, maupun hubungan
perdagangan internasional (ekspor dan impor).
Kebijakan perdagangan internasional yang mempengaruhi sistem agribisnis
adalah:
 Kebijakan ekspor di dalam negeri
 Kebijakan ekspor di luar negeri
 Kebijakan impor
 Kebijakan lain
 Kebijakan kurs
 Kebijakan pengawasan langsung
6.
Faktor Lingkungan Lainnya
Merupakan faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi sistem
agribisnis, seperti kestabilan politik, kondisi sosial budaya dan kondisi keamanan.

REFERENSI
Renville Siagian. 2003. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gajah Mada University Press.
Seperich, George J., etc. 1994. Introduction to Agribusiness Marketing. Prentice Hall Career
and Technology. New Jersey.
Silvana Maulidah, 2010. Manajemen Agribisnis. Jurusan Sosek Pertanian UB. Malang.
W. David Downey & Steven P. Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi kedua. Penerbit
Erlangga

PROPAGASI
A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
1. Jika saudara akan berusaha agribisnis, cobalah buat sebuah perencanaan usaha
yang terkait dengan elemen sistem agribisnis (Sumber Daya Alam & Lingkungan;
Sumber Daya Manusia; Ilmu Pengetahuan & Teknologi; Pasar; Finansial/Modal
Kerja; dan Organisasi (kelembagaan).
2. Carilah satu produk agribisnis yang ingin saudara kembangkan dalam usaha, lalu
carilah pohon industrinya dan jelaskan!.
B.

Pertanyaan (Evaluasi mandiri)
1. Pertanian adalah sebuah sector dan agribisnis adalah sebuah system! Jelaskan
perbedaan itu!
2. Jelaskan fungsi dan peranan lembaga penunjang dalam bagan system agribisnis!
3. Jelaskan
hubungan antara Agribisnis dan agroindustri, beserta bagan
keterkaitannya Apakah yang dimaksud dengan rancangan usaha bisnis? Jelaskan
fungsinya, dan berikan contoh kasus usaha agribisnis yang saudara inginkan.
4. Apabila saudara ingin berwirausaha di dalam system agribisnis, maka pada
subsistem
yang
manakah
akan
saudara
pilih
(agroindustri
hulu,
Page 11 of 12

Rancangan Usaha Agribisnis

Brawijaya

2012

usahatani/farming, agroindustri hilir). Jelaskan alasannya jika ditinjau dari
beberapa aspek, beserta gambar rancangan produknya.
Berdasarkan contoh usaha agribisnis pada soal no. 4. Jelaskan bagaimana
pengaruh factor lingkungan; antara lain: Undang Undang dan Legalitas;
Lingkungan Bisnis dan Strategi Bisnis; Kebijakan Ekonomi Mikro Pemerintah;
Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah; Situasi Ekonomi Internasional; dan Faktor
Lingkungan Lainnya (kestabilan politik, kondisi sosial budaya dan kondisi
keamanan) terhadap usaha saudara tersebut

Page 12 of 12