322440270 Makalah Pengkajian Dan Konsep Askep Pada Lansia

MAKALAH PENGKAJIAN DAN KONSEP ASKEP PADA LANSIA

OLEH KELOMPOK 4
NI LUH KOMANG TRY WIDYANTARI
NI LUH PUTU ARDINI
NI LUH YULIANI
NI KOMANG PIARSI
NI PUTU LIA PRANSISKA
NI PUTU NATALIA
NI PUTU RANI WIDIARI
NI WAYAN DESI ORIENTARI
NI WAYAN RATNA ADI LISTYARINI

(15.322.2163)
(15.322.2164
(15.322.2165)
(15.322.2166)
(15.322.2167)
(15.322.2168)
(15.322.2169)
(15.322.2170)

(15.322.2171)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANJUT USIA
A. KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR BAGI LANJUT USIA
Kegiatan ini menurut Depkes (1993 1b), dimaksudkan untuk memberikan
bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia
secara individu maupun kelompok, seperti di rumah/lingkungan keluarga, Panti Werda
maupun Puskesmas, yang di berikan perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih
dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga
keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga
keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau panti. (Depkes, 1993 1b).
Adapun asuhan keperawatan dasar yang di berikan, disesuaikan pada kelompok
lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain :
1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan
tentang personal hygine, kebersihan lingkungan serta makanan yang sesuai dan
kesegaran jasmani.

2. Untuk lanjut usia yang telah mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal
yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif
pada dasarnya sama sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh
anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar
tidak terjadi dekubitus.
Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan kulit
berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain :
1. Berkurangnya jaringan lemak subkutan.
2. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas.
3. Menurunnya efisiensi kolateral kapital pada kulit sehingga kulit menjadi lebih
tipis dan rapuh.
4. Ada kecendrungan lansia imobisasi sehingga potensi terjadinya dekubitus.
Disamping itu, faktor intrinsik (tubuh sendiri) juga berperan untuk terjadinya dekubitus,
yakni :
1. Status gizi
2. Anemia

3. Adanya hipoalbunemia
4. Adanya penyakit-penyakit neurologic
5. Adanya penyakit-penyakit pembuluh darah

6. Adanya dehidrasi
Faktor ekstrinsik, yakni :
1. Kurang kebersihan tempat tidur
2. Alat-alat tenun yang kusut dan kotor
3. Kurangnya perawaatan yang baik dari perawatan
B. PENDEKATAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
1. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian
yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh,
tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang
dapat dicegah atau ditekan progresivitasnya.
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian,
yakni :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak
tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih mampu
melakukan sendiri.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya
mengalami kelumpuhan atau sakit. perawat harus mengetahui dasar perawatan
klien lanjut usia ini terutama tentang hal-hal yang berhubunga dengan
keberhasilan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya. kebersihan

perorangan (personal hygiene) sanga penting dalam usaha mencegah timbulnya
peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberihan kurang
mendapat perhatian.
2. Pendekatan psikis
Di sini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan
adukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter
terhaadap segala sesuatu yang asing, sebagai penamung rahasia yang pribadi dan

sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian
dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima
berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu
memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar, simpatik, dan service.
Bila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap
kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap, perawat harus
dapat mendukung mental mereka kea rah pemuasan pribadi sehingga seluruh
pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar
dimasa lanjut usia ini mereka dapat merasa pua dan bahagia.
3. Pendekatan social
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah satu upaya
perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama

dengan sesame klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Pendekatan
social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya
adalh mahluk social yang membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat
dapat menciptakan hubungan social antara lanjut usia dan lanjut usia maupun lanjut
usia dan perawat sendiri.
Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lajut usia
untuk mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi,
menonton film, atau hiburan-hiburan lain.
Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti menonton
tv, mendengar radio, atau membaca majalah dan surat kabar. Dapat disadari bahwa
pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya
pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.
4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungannya dengan Tuhan atau agama yang di anutnya, terutamabila klien lanjut
usia dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi
kematian, DR. Tony Setyabudhi mengemukakan bahwa maut seringkali menggugah
rasa takut. Rasa takut semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti


tidakpastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit / penderitaan yang
sering menyertainya, kegelisahan untuk tidak kumpul lagi dengan keluarga /
lingkungan sekitarnya.
C. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri dengan :
a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
b. Pencegahan penyakit
c. Pemeliharaan kesehatan.
Sehingga memiliki ketenengan hidup dan produktif sapai akhir hidup.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut
dengan jalan perawatan dan pencegahan.
3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangathidup
klien lanjut usia (Life Support ).
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit / mengalami
gangguan tertentu ( kronis maupun akut ).
5. Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat )untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan
tertent.
6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu
penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa

perlu suatu pertolongan (Memelihara kemandirian secara maksimal ).
D. FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
2. Oencegahan penyakit (preventif)
3. Mengoptimalkan fungsi mental.
4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
E. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Tujuan :
a. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri.
b. Melengkapi dasar – dasar rencana perawatan individu.

c. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien.
d. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
Meliputi aspek :
1) Fisik
Wawancara
a) Pandangan lanjut usia tentang kesehatan.
b) Kegiatan yang mampu di lakukan lanjut usia.
c) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri.

d) Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan pndengaran.
e) Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK.
f) Kebiasaan gerak badan / olahraga /senam lanjut usia.
g) Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.
h) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan
dalam minum obat.
i) Masalah-masalah seksual yang telah di rasakan.
Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksanaan di lakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan
auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh.
b) Pendekatan yang di gunakan dalam pemeriksanaan fisik,yaitu :



Head to tea



Sistem tubuh


b. Psikologis
1) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
2) Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak.
3) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan.
4) Bagaimana mengatasi stress yang di alami.
5) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.
6) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan.
7) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.
8) Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam
perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaikan masalah.

c. Sosial ekonomi
1) Darimana sumber keuangan lanjut usia
2) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.
3) Dengan siapa dia tinggal.
4) Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.
5) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.
6) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
7) Siapa saja yang bisa mengunjungi.
8) Seberapa besar ketergantungannya.

9) Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan fasilitas yang
ada.
d. Spiritual
1) Apakah secara teratur malakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya.
2) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir
miskin.
3) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa.
4) Apakah lanjut usia terlihat tabah dan tawakal.
PENGKAJIAN DASAR
1. Temperatur
a. Mungkn serendah 95° F(hipotermi) ±35°C.
b. Lebih teliti di periksa di sublingual.
2. Pulse (denyut nadi)
a. Kecepata, irama, volume.
b. Apikal, radial, pedal.
3. Respirasi (pernapasan)
a. Kecepatan, irama, dan kedalaman.
b. Tidak teratutnya pernapasan.

4. Tekanan darah

a. Saat baring, duduk, berdiri.
b. Hipotensi akibat posisi tubuh.
5. Berat badan perlahan – lahan hilang pada tahun-tahun terakhir.
6. Tingkat orientasi.
7. Memori (ingatan).
8. Pola tidur.
9. Penyesuaian psikososial.
10. Sistem persyarafan
a. Kesemetrisan raut wajah
b. Tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak
1) Tidak semua orang mnjadi snile
2) Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah
c. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
d. Pupil : kesamaan, dilatasi
e. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :
1) Jangan di tes depan jendela
2) Pergunakan tangan atau gambar
3) Cek kondisi mata
f. Sensory deprivation ( gangguan ssensorik )
g. Ketajaman pendengaran
1) Apakajh menggunakan alat bantu dengar
2) Tinutis
3) Serumen telinga bagian luar, jangan di bersihkan
4) Adanya rasa sakit atau nyeri.
11. Sistem kardiovaskuler
a. Sirkulasi periper, warna, dan kehangatan
b. Auskultasi denyut nadi apical
c. Periksa adanya pembengkakan veba jugularis
d. Pusing
e. Sakit
f. Edema

12. Sistem Gastrointestinal
a. Status gizi
b. Pemasukan diet
c. Anoreksia, tidak di cerna, mual, dan muntah
d. Mengunyah dan menelan
e. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
f. Auskultasi bising usus
g. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon
h. Apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi
13. Sistem Genitourinarius
a. Warna dan bau urine
b. Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk BAK )
c. Frekwensi, tekanan, desakan
d. Pemasukan dan pengeluaran cairan
e. Disuria
f. Seksualitas
1) Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks
2) Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual
14. Sistem Kulit / Integumen
a. Kulit
1) Temperatur, tingkat kelembaban
2) Keutuhan luka, luka terbuka, robekan
3) Perubahan pigmen
b. Adanya jaringan parut
c. Keadaan kuku
d. Keadaan rambut
e. Adanya gangguan-gangguan umum
15. Sistem Muskuloskeletal
a. Kontraktur
1) Atrofi otot
2) Mengecilkan tendo

3) Ketidakadekuatannya gerakan sendi
b. Tingkat mobilisasi
1) Ambulasi dengan atau tanpa bantuan / peralatan
2) Keterbatasan gerak
3) Kekuatan otot
4) Kemampuan melangkah atau berjalan
c. Gerakan sendi
d. Paralisis
e. Kifosis
16. Psikososial
a. Menjauhkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan
b. Fokus-fokus pada diri bertambah
c. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
d. Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Fisik / Biologi
1) Gangguan nutrisi : kurang / berlebihan dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan pemasukan yang tidak adekuat.
2) Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan sehubungan dengan
hambatan penerimaan dan pengiriman rangsangan.
3) Kurangnya perawatan diri sehubungan dengan penurunan minat dalam
merawat diri.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
5) Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penyempitan jalan nafas atau
adanya sekret pada jalan nafas.
b. Psikososial

1) Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga.
2) Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.
3) Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
4) Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.
5) Coping tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan mengemukakan
pendapat secara tepat.
6) Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.
c. Spiritual
1) Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.
2) Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan
menghadapi kematian.
3) Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.
4) Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan
ibadah secara tepat.
3. RENCANA KEPERAWATAN
Meliputi :
a. Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan.
b. Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya.
c. Tentukan prioritas :
-

Klien mungkin puas dengan situasi demikian.

-

Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan.

-

Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan.

d. Cegah timbulnya masalah-masalah.
e. Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan.
f. Tulis semua rencana dan jadwal.
Perencanaan :
Tujuan tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar,
antara lain :
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Peningkatan keamanan dan keselamatan.
c. Memelihara kebersihan diri.
d. Memelihara keseimbangan istirahat/tidur.
e. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif.
1. Pemenuhan Kebutuhan Nutris.
Penyebab gangguan nutrisi pada lanjut usia :
a. Penurunan alat penciuman dan pengecapan.
b. Pengunyahan kurang sempurna.
c. Gigi yang tidak lengkap.
d. Rasa penuh pada perut dan susah buang air besar.
e. Melemah otot-otot lambung dan usus.
Masalah gizi yang timbul pada lanjut usia :
a. Gizi berlebihan
b. Gizi kurang

c. Kekurangan vitamin
d. Kelebihan vitamin
Kebutuhan nutrisi pada lanjut usia :
a. Kalori pada lansia : laki-laki = 2.100 Kal sedangkan perempuan : 1.700 kalori. Dapat
dimodivikasi tergantung keadaan lansia. Misalnya gemuk / kurus atau disertai
penyakit demam.
b. Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan.
c. Lemak, tidak dianjukan karena menyebabkan hambatan pencernaan dan terjadi
penyakit. 15%-20% dari total kalori yang dibutuhkan.
d. Protein, untuk mengganti sel-sel yang rusak, 20%-25% dari total kalori yang
dibutuhkan.
e. Vitamin dan mineral sama dengan usia muda kebutuhannya.
f. Air, 6-8 gelas perhari.
Rencana makanan untuk lansia :
a. Berikan makanan porsi kecil tapi sering
b. Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin.
c. Berikan makanan yang mengandung serat.
d. Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori.
e. Batasi minum kopi dan teh.
2. Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia :
Penyebab kecelakaan pada lansia :
a. Fleksibilitas kaki yang berkurang.
b. Fungsi pengindraan dan pendengaran menurun.
c. Pencahayaan yang berkurang.
d. Lantai licin dan tidak rata.
e. Tangga tidak ada pengaman.
f. Kursi atau tempat tidur yang mudah bergerak.
Tindakan mencegah kecelakaan :
a. Klien (lansia)
-

Biarkan lansia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan keselamatan.

-

Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi.

-

Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur.

-

Bila mengalami masalah fisik misalnya reumatik latih klien untuk menggunakan
alat bantu berjalan.

-

Bantu klien kekamar mandi terutama untuk lansia yang mrnggunakan obat
penenang / deuretik.

-

Meggunakan kaca mata jika berjalan atau melakukan sesuatu.

-

Usahakan ada yang menemani jika berpergian.

b. Lingkungan
-

Tempatkan lansia diruangan yang mudah dijangkaui.

-

Letakkan bel didekat klien dan aja rkan cara penggunaannya.

-

Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi.

-

Letakkan meja kcil didekat tempat tidur agar lansia menempatkan alat-alat yang
biasa digunakannya.

-

Upayakan lantai bersih, rata dan tidak licin/basah.

-

Pasang pegangan dikamar mandi / WC

-

Hindari lampu yang redup / menyilaukan, sebaiknya gunakan lampu 70-100
watt.

-

Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk memejamkan mata
sesaat.

c. Memelihara Kebersihan Diri
-

Penyebab kurangnya perawatan diri pada lansia adalah :

-

Penurunan daya ingat

-

Kurangnya motivasi

-

Kelemahan dan ketidak mampuan fisik

-

Upaya yang dilakukan untuk kebersihan diri, antara lain :



Mengingatkan / membantu lansia untuk melakukan upaya kebersihan diri



Menganjurkan lansia untuk menggunakan sabun lunak yang mengandung
minyak atau berikan skin lotion



Mengingatkan lansia untuk membersihkan telinga, mata, dan gunting kuku

d. Memelihara Keseimbangan Istirahat Tidur
Upaya yang dilakukan, antara lain :

-

Menyediakan tempat / waktu tidur yang nyaman

-

Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari bau-bauan

-

Melatih lansia untuk latihan fisik ringan untuk memperlancar sirkulasi dan
melenturkan otot (dapat disesuaikan dengan hobi)

-

Memberikan minum hangat sebelum tidur, misalnya susu hangat

e. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi
-

Masalah umum yang dikemukakan pada lansia adalah daya ingat menurun,
depresi, lekas marah, mudah tersinggung dan curiga. Hal ini disebabkan
hubungan interpersonal yang tidak adekuat

-

Upaya yang dilakukan antara lain :


Berkomunikasi dengan lansia dengan kontak mata



Member stimulus / mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan
dilakukan



Menggunakan Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang pada lansia



Memberikan kesempatan pada lansia untuk menekspresikan atau tanggap
terhadap respond an verbal lansia



Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan lansia



Menghargai pendapat lansia

3. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Meliputi :
-

Tumbuhkan dan bina rasa saling percaya

-

Sediakan cukup penerangan

-

Penerangan alam lebih baik

-

Hindarkan cahaya yang menyilaukan

-

Penerangan malam sepanjang waktu dikamar mandi dan ruangan

-

Tingkatkan rangsangan panca indra melalui :

-



Buku-buku yang dicetak besar



Perubahan lingkungan



Berikan warna-warna yang dapat dilihat klien

Pertahankan dan latih daya orientasi nyata, dapat menggunakan :



Kalender atau penanggalan



Jam



Saling mengunjungi



Berikan perawatan sirkulasi



Hindarkan pakaian yang menekan yang mengikat atau sempit



Ubah posisi



Berikan kehangatan dengan selimut pakaian



Berikan dorongan dalam melakukan aktivitas untuk meningkatkan sirkulasi



Berikan bantuan, dukungan dan gunakan tindakan yang aman selama
perpindahan


-

Lakukan penggosokan pada waktu mandi

Berikan perawatan pernapasan


Bersihkan nostril atau kotoran hidung



Lindungi dari angin



Tingkatkan aktivitas pernapasan dengan latihan-latihan seperti



Bernapas dalam (deep breathing)



Latihan batuk



Latihan menghembuskan napas



Hati hati dengan terapi O2, cek terjdinya CO2 narkosis, yang biasanya ditandai
dengan :

-



Gelisah



Keringat berlebihan



Gangguan pengelihatan



Kejang otot



Tekanan darah renda (hipotensi)



Kerja otot menurun

Berikan perawatan pada alat pencernaan


Ransangan nafsu makan



Berikan makanan porsi sedikit-sedikit tapi sering dan kualitasnya bergizi

-



Berikan makanan yang menarik



Bisa minum anggur bila dibolehkan



Sediakan makanan yang hangat-hangat



Sediakan makanan jika mungkin yang sesuai dengan pilihannya



Cegah terjadinya gangguan pencernaan



Berikan sikap fowler waktu makan



Pertahankan keasamn lmbung



Berikan makanan yang tidak membentuk gas



Cukup cairan



Cegah konstipasi / sembelit



Jamin kecukupan cairan dalam diet



Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas



Fasilitas gerakan usus dalam mencerna



Berikan kebebasan dan posisi tubuh normal



Berikan laksatif atau supositorial , jika hal hal diatas tak efektif

Berikan perawatan genitorinaria


Cukup cairan masuk 2000-3000 ml per hari



Cegah ankontinensia



Jelaskan dan berikan dorongan pada klien untuk BAK tiap 2 jam



Pertahankan penerangan dikamar mandi un tuk mencegah jatuh



Observasi jumlah urine untuk hasil maksimum selama siang hari



Batasi cairan terutama mendekati waktu tidur



Seksualitas



Sediakan waktu untuk diskusi atau konsultasi



Berikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaanya terhadap keinginan
seksual


-

Berikan dorongan untuk menumbuhkan rasa persahabatan

Berikan perawatan kulit


Mandi



Jelaskan dan berikan dorongan pada klien untuk mandi bersih hanya 2x
seminggu untuk mencegah kekeringan kulit



Gunakan sabun superfot atau lotion yang mengandung lemak untuk menambah
kesehatan kulit



Potong kuku kaki jika tidak ada kontra indikasi, missal : ada jamur dikuku atau
adanya gangguan medic atau bedah

-

Berikan perawatan muskuluskeletal


Bergerak dengan keterbatasan



Ganti posisi tiap 2 jam, luruskan dan hati-hati



Cegah osteoporosis dari tulang panjang dengan menberikan latihan



Lakukan latihan aktif dan pasif misalnya waktu istirahat atau pada waktu waktu
tertentu



Berikan arah dan latihan gerak pada sendi 3x.



Anjurkan dan berikan dorongan pada keluarga untuk memandirikan klien
contohnya membiarkan klien duduk tanpa dibantu

-

Berikan perawatan psikososial


Jelaskan dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas psikososial agar
tercipta suasana normal



Bantu dalam memilih dan mengikuti aktivitas



Fasilitas pembicaraan



Pertahankan sentuhan yang merupakan suatu alat yang sangat berguna dalam
menetapkan atau memelihara kepercayaan.


-

Berikan penghargaan dan rasa empathi

Pelihara Keselamatan


Berikan penyangga sewaktu berdiri bila diperlukan



Klien diberikan pegangan di kamar mandi / WC



Tempat tidur dalam posisi rendah



Usahakan ada pagar tempat tidur jika tempat tidur dalam posisi tinggi



Kamar dan lantai terhindar dari keadaan licin

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang kami buat, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Fokus asuhan keperawatan lanjut usia terdiri dari :
a. Peningkatan kesehatan (health promotion)
b.

Oencegahan penyakit (preventif)

c. Mengoptimalkan fungsi mental.
d. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
2. Konsep asuhan keperawatan, yaitu :
a. Pengkajian
Tujuan :
1) Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri.
2) Melengkapi dasar – dasar rencana perawatan individu.
3) Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien.
4) Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
b. Diagnosa keperawatan, terdiri dari :
1) Diagnosa Fisik / Biologi
2) Diagnosa Psikososial
3) Diagnosa Spiritual
c. Perencanaan
Tujuan tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan
dasar, antara lain :
1) emenuhan kebutuhan nutrisi
2) Peningkatan keamanan dan keselaamatan.
3) Memelihara kebersihan diri.
4) Memelihara keseimbangan istirahat/tidur.
5) Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif.
d. Implementasi keperawatan, terdiri dari :
1) Tumbuhkan dan bina rasa saling percaya
2) Sediakan cukup penerangan
3) Tingkatkan rangsangan panca indra

4) Pertahankan dan latih daya orientasi nyata
5) Berikan perawatan sirkulasi
6) Berikan perawatan pernapasan
7) Berikan perawatan pada alat pencernaan
8) Berikan perawatan genitorinaria
9) Berikan perawatan kulit
10) Berikan perawatan muskuluskeletal
11) Berikan perawatan psikososial
12) Pelihara Keselamatan
B. SARAN
Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya
mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Singkawang, hendaknya memberikan asuhan
keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan evaluasi yang
diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta :
EGC
Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2. Jakarta : EGC

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65