BAB 1 PENDAHULUAN - Kajian Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam Menentukan Posisi Merek Handphone Berdasarkan Persepsi Produsen dan Konsumen terhadap Kriteria Handphone

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dewasa ini, Perkembangan teknologi yang begitu pesat sangat mempengaruhi aktivitas manusia.

  Handphone merupakan salah satu jenis teknologi komunikasi yang saat ini banyak digunakan berbagai kalangan masyarakat. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih handphone seperti harga, kualitas kamera, processor, RAM, baterai dan lain-lain.

  

Dalam pembelian handphone, konsumen yang sebagai pengambil keputusan

akan mudah menentukan pilihan jika mampu mengetahui kriteria handphone mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

  

Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya ketidakpastian atau

ketidaksempurnaan informasi. Penyebab lainnya adalah banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang ada, beragamnya kriteria pemilihan dan jika pengambilan keputusan lebih dari satu (Mulyono, 2004).

  

Dikarenakan kemajuan handphone yang begitu kuat mengakibatkan daya beli

masyarakat semakin tinggi dengan kriteria-kriteria yang ada. Namun, ada banyak persepsi produsen dan konsumen dalam memberikan penilaian handphone ketika membandingkan kriteria mana yang lebih penting dan merek handphone apa yang menduduki posisi teratas karena penilaian tidak hanya dilakukan secara kualitatif tetapi juga secara intuitif. Umumnya, penilaian yang dilakukan produsen dan konsumen berdasarkan kualitas handphone adalah pada RAM, baterai, processor, ketahanan dan fasilitas lainnya sedangkan bentuk atau desain dari handphone itu sendiri biasanya penilaian yang diberikan berbeda-beda karena ini merupakan suatu opini yang menyatakan kesenangan atau kesukaan (perasaan/intuisi).

  

Perankingan suatu produk dengan metode selain AHP akan sangat sulit

dilakukan jika input yang digunakan adalah pendapat para responden di mana pendapat yang diminta terkait dengan faktor-faktor yang bebas satu sama lain sehingga tidak jarang terjadi hasil yang didapat akan mengarah pada ketidakkonsistenan responden.

  

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode

pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor logika, intuisi, pengalaman, pengetahuan, emosi dan rasa untuk dioptimasi dalam suatu proses yang sistematis (Iryanto, 2008).

  

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik membuat tugas akhir dengan judul

“KAJIAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MENENTUKAN POSISI MEREK HANDPHONE BERDASARKAN PERSEPSI PRODUSEN DAN KONSUMEN TERHADAP KRITERIA HANDPHONE .

1.2 Perumusan Masalah

  Dari uraian sebelumnya dapat dirumuskan bahwa permasalahan dalam penelitian ini adalah:

  1. Kriteria apa yang paling prioritas bagi produsen dan konsumen?

  2. Bagaimana penentuan urutan prioritas kriteria?

  3. Bagaimana menentukan posisi merek handphone berdasarkan persepsi

produsen dan konsumen terhadap kriteria handphone dengan menggunakan

metode AHP?

1.3 Batasan Masalah

  Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah dan adanya bias dalam pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:

  1. Jenis handphone yang dipilih adalah Samsung, Oppo dan Sony.

  2. Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam menentukan posisi handphone adalah desain, fasilitas, harga jual kembali dan spare part.

  3. Hakikatnya, jumlah responden dalam suatu penelitian yang menggunakan

metode Analytic Hierarchy Process (AHP) tidak terbatas. Hal ini disebabkan,

karena dalam metode Analytic Hierarchy Process (AHP) syarat responden

yang diambil adalah orang-orang yang mempuyai pengalaman, mengetahui

atau memahami terkait dengan penelitian. Sehingga, pada penelitian ini

mengasumsikan bahwa jumlah responden yang diambil sudah mencukupi

syarat kecukupan data.

  4. Mengasumsikan bahwa sampel yang diambil sebagai responden pada

penelitian dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) ini adalah

orang-orang yang sudah mengetahui keadaan handphone Samsung, Oppo dan

Sony berdasarkan kriteria desain, fasilitas, harga jual kembali dan spare part.

  5. Objek yang diteliti sebagai responden atau partisipan dalam penelitian ini

adalah penjual handphone di jalan Gatot Subroto Plaza Medan Fair Tahap I

No. 21 kota Medan dan Medan Fair Tahap I No. 26 kota Medan serta seorang

mahasiswa yang mempunyai dan mengetahui atau memahami handphone

Samsung, Oppo dan Sony berdasarkan kriteria desain, fasilitas, harga jual

kembali dan spare part.

  6. Metode yang dipakai untuk menentukan posisi merek handphone adalah Analytic Hierarchy Process (AHP).

1.4 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

  1. Untuk memperoleh kriteria yang paling prioritas berdasarkan persepsi produsen dan konsumen.

  2. Untuk memperoleh urutan prioritas kriteria.

  3. Untuk memperoleh urutan posisi merek handphone berdasarkan persepsi

produsen dan konsumen terhadap kriteria handphone dengan menggunakan

metode Ananlytic Hierarchy Process (AHP).

  1.5 Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:

  1. Dalam penelitian ini akan memberikan hasil yang akan menggambarkan urutan merek handphone berdasarkan persepsi produsen dan konsumen terhadap kriteria handphone . Hasil ini dapat digunakan sebagai refrensi tambahan bagi konsumen atau pengambil keputusan dalam menentukan pemilihan dari ketiga jenis handphone .

  2. Sebagai bahan tambahan bagi mahasiswa yang hendak melakukan penelitian dalam sistem pengambilan keputusan terkhusus dengan menggunakana metode Ananlytic Hierarchy Process (AHP) .

  1.6 Kajian Pustaka Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multikriteria yang kompleks menjadi suatu hierarki, menurut saaty, hierarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi-level di mana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hierarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hierarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

  

Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP ada beberapa prinsip yang

harus dipahami, di antaranya adalah decomposition, comparative judgment, sysnthesis of priority dan logical consistency.

  1. Decomposition

Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan decompositionyaitu

memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin

medapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-

unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga

  

didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tersebut.Oleh karena itu, proses

analisis ini dinamakan hierarki (hierarchy).

  2. Comparative Judgment

Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen

pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya.

Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap

prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih enak bila

disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan pairwise comparison.

  

Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua

elemen, seseorang yang akan memberikan jawaban perlu pengertian

menyeluruh tentang elemn-elemen yang dibandingkan dan relevansinya

terhadap kriteria atau tujuan yang dipelajari.

  3. Synthesis of priority

Dari setiap matriks pairwise comparisonkemudian dicari eigen vectoruntuk

mendapatkan local priority. Karena matriks (matriks-matriks) pairwise

comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global

priority harus dilakukan sintesa di antara local priority. Prosedur melakukan

sintesa berbeda menurut bentuk hierarki. Pengurutan elemen-elemen menurut

kepentingan relatif melalui prosedur sintesa dinamakan priority setting.

  4. Logical Consistency

Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa obyek-obyek yang

serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relavansi.

Kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara obyek-obyek yang

didasarkan kriteria tertentu (Mulyono, 2004).

  Gambar 1.1: Skema Hierarki Pemilihan Handphone

Berikut merupakan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan peneliti

sebelumnya tentang AHP (Analytic Hierarchy Process) yang diperoleh dari berbagai sumber dan disajikan dalam bentuk tabel yang menjelaskan nama peneliti, judul, masalah, kriteria, responden dan kesimpulan.

  3. Fasilitas

  Analytical Hierarchy Process

  (AHP) dalam Pemilihan Perusahaan bagaimana menerapkan metode

  Analytical Hierarchy Process (AHP)

  dalam pemilihan

  1. Gaji

  2. Jenjang karir

  4. Penempatan (domisili)

  2. Johannes Sinaga

  Mahasiswa Universitas Sumatera Utara program S1 stambuk 2005 dan 2006.

  Ranking total:

  1. PT Pertamina (23,9%)

  2. Bank Indonesia (20,3%)

  3. PT Telkom (13,3%)

  4. PT Perkebunan

  Menentukan posisi merek handphone Desain Harga Jual Kembali Fasilitas Spare Part

  Aplikasi

  Nokia dan Sony Erickson, ternyata bobot Blackberry sebesar 0.67, Nokia sebesar 0.21 dan Sony Erickson sebesar 0.12.

  Tabel 1.1: Penelitian Terdahulu

  handphone

  No. Peneliti Judul Masalah Kriteria Responden Kesimpulan

  1. Antono Adhi

  Pengambilan Keputusan Pemilihan

  Handphone

  Terbaik Dengan

  Analytical Hierarchy Process

  (AHP) Bagaimana cara menentukan

  terbaik dari tiga alternatif merek

  handphone : Blackberry,

  handphone

  dengan beberapa kriteria melalui metode

  Analytical Hierarchy Process (AHP).

  1. Harga

  2. Teknologi

  3. Desain mahasiswa semester VII Program Studi Teknik Industri Unisbank.

  Dari tiga alternatif

  Samsung Oppo Sony

  Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai Tempat Kerja Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU)

  2. Daya tahan terhadap pergerakan tanah

  Perbandingan Kelyakan Jalan Beton dan Aspal dengan Metode

  Analytical Hierarchy Process

  (AHP) Bagaimana cara mengkaji penerapan metode Analytic

  Hierarchy Process (AHP)

  untuk menilai kelayakan konstruksi jalan beton dibanding jalan aspal untuk kasus jalan antar kota Demak - Godong.

  1. Daya tahan terhadap cuaca

  3. Daya tahan terhadap perubahan lalu lintas

  6. Promosi Mahasiswa FMIPA USU stambuk 2010- 2013 variabel dominan yang mempengaruhi minat mahasiswa FMIPA USU belanja di pasar modern yaitu kriteria harga yang merupakan kriteria paling dominan dengan bobot 0,356 atau 35,6 %, berikutnya adalah kriteria kelengkapan produk dengan bobot 0,265 atau 26,5 %, kriteria lokasi dengan bobot 0,165 atau 16,5 %, kriteria promosi dengan bobot 0,088 atau 8,8 %, kriteria kenyamanan dengan bobot 0,087 atau 8,7% dan untuk kriteria pelayanan dengan bobot 0,038 atau 3,8%.

  1. Dinas Bina Marga Propinsi

  2. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Demak

  3. Universitas 4. konsultan 5. kontraktor 6. pengusaha 7. masyarakat di sepanjang jalan antar kota Demak – Godong

  a. Faktor teknis yang mempunyai bobot tertinggi adalah faktor daya tahan terhadap cuaca (0,491).

  b. Faktor non teknis yang mempunyai bobot tertinggi adalah faktor ketersediaan sumber daya (0,667).

  c. Dari 8 faktor penilai, konstruksi beton unggul pada 4 faktor yaitu daya tahan terhadap cuaca, daya tahan terhadap pergerakan tanah, daya tahan terhadap lalu lintas dan jangka waktu perawatan.

  4. Agus Apriyanto

  5. Kenyamanan

  (PERSERO) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagi tempat kerja oleh mahasiswa.

  10. PT Pos Indonesia (3,5%)

  Nusantara (10,3%)

  5. Garuda Indonesia (7,4%)

  6. PT PELNI (6,4%)

  7. PT Angkasa Pura (5,5%)

  8. PT PLN (5,4%)

  9. PT Kereta Api (3,5%)

  3. Efendi Studi tentang Variabel Dominan yang Mempengaruh i Minat Belanja di Pasar Modern dengan

  4. Kelengkapan produk

  Analytical Hierarchy Process

  (AHP) Bagaimana menentukan variabel dominan yang mempengaruhi minat belanja di pasar modern dengan metode

  Analytical Hierarchy Process (AHP).

  1. Harga

  2. Lokasi

  3. Pelayanan

  d. Hasil pembobotan untuk konstruksi beton mencapai 0,580, sementara bobot untuk konstruksi aspal hanya 0,420.

  5. Said Agung Prabowo, Antono Adhi dan Agus Setiawan

  IM3 (0,194659633)

  XL Bebas (0,346567324) 3.

  1. Simpati (0,458773073) 2.

  Rangking total:

  4. Layanan Responden yang pernah menggunakan kartu seluler Simpati, IM3 dan XL Bebas maupun masih menggunakan salah satu kartu seluler tersebut.

  3. Bonus

  2. Sinyal

  1. Harga

  Hierarchy Process )

  Bagaimana menentukan operator kartu seluler terbaik dengan metode AHP (Analytichal

  Hierarchy Process )

  Penentuan Operator Kartu Seluler Terbaik dengan Metode AHP (Analytichal

1.7 Metodologi Penelitian

  1. Penulisan dimulai dengan studi kepustakan yaitu proses pengumpulan bahan- bahan referensi baik dari buku, jurnal dan situs internet yang berhubungan dengan Analytic Hierarchy Process (AHP) dan handphone.

  2. Menentukan goal yang akan diteliti.

  15. Membuat kesimpulan penelitian.

  14. Penetapan rating global handphone.

  13. Penentuan rating alternatif.

  12. Melakukan uji konsistensi alternatif.

  11. Penentuan nilai koefisien alternatif.

  10. Penentuan rating kriteria.

  9. Melakukan uji konsistensi kriteria.

  8. Penentuan nilai koefisien setiap kriteria.

  7. Wawancara dan pendistribusian kuesioner.

  6. Penyempurnaan dan penetapan kuesioner.

  5. Melakukan uji kuesioner.

  4. Merancang kuesioner.

  3. Menentukan kriteria dan alternatif dari goal penelitian.

  16. Penyusunan laporan.