isu etik budaya hukum ekonomis pada peng

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Masalah yang dibahas di dalam makalah program BHP ini adalah isu etik,
buday, hukum dan ekonomis pada penggunaan alat-alat di ruang HCU.
Sebagai dokter kita perlu mengembangkan pengetahuan dalam menghadapai
permasalahan etik, budaya maupun hukum yang dapat terjadi dalam
penggunaa ruang HCU. Oleh karena itu hal tersebut akan dibahas dalam
makalah ini.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan isu?
1.2.2. Apa yang dimaksud dengan etika?
1.2.3. Apa yang dimaksud dengan budaya?
1.2.4. Apa yang dimaksud dengan hukum?
1.2.5. Apa yang dimaksud dengan ekonomi?
1.2.6. Apa yang dimaksud dengan ruang HCU?
1.2.7. Apa saja peralatan yang digunakan dalam ruang HCU?
1.2.8. Bagaimana prosedur penggunaan peralatan di ruang HCU?

1.2.9. Bagaimana isu etik, hukum, budaya dan ekonomis dalam
penggunaan alat-alat di ruang HCU?
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengembangkan
pengetahuan dalam menghadapi permasalahan etik, budaya, hukum dan
ekonomis yang dapat terjadi pada penggunaan alat-alat di Ruang HCU.

2

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Isu
Isu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu
lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. Hal ini
menjadikan isu sebagai topik yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu
yang memungkinkan orang untuk mengemukakan pendapat yang bervariasi.
Isu dapat muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai.
2. Pengertian Etika
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai

manusia dalam

menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan

apakah pernyataan itu baik atau buruk.
Beberapa pembahasan masalah etik dalam kehidupan sehari hari adalah
sebagai berikut:
1.

Persetujuan dalam proses melahirkan.

2.

Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.

3.

Kegagalan dalam proses persalinan.

4.


Pelaksanan USG dalam kehamilan.

Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:
1.

Perawatan intensif pada bayi.

2.

Screening bayi.

3.

Transplantasi organ.

4.

Teknik reproduksi dan kebidanan.


Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi:
1.

Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.

2.

Otonomi dokter dan kode etik profesional.

3.

Etik dalam penelitian kebidanan.

4.

Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.

3

3. Pengertian Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan
bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Beberapa

alasan

mengapa

orang


mengalami

kesulitan

ketika

berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh
suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra
yang memaksa"itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya
seperti "individualisme kasar"di Amerika, "keselarasan individu dengan alam"di
Jepang dan "kepatuhan kolektif"di Cina.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang
koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.
4. Pengertian Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan masyarakat. Dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai

perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap
kriminalisasi dalam hukum pidana. Hukum pidana yang berupayakan cara
negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka

4

kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan
memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang
akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali
keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur
persoalan antara negara berdaulat dalam kegiatan mulai dari perdagangan
lingkungan, peraturan atau tindakan militer. Filsuf Aristotle menyatakan
bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan
dengan peraturan tirani yang merajalela."
5. Pengertian Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi
terhadap barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa
Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος
(nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi

diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga."
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya
selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang
dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya
tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas.
Tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh
pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak
dengan kayu bakar karena harga minyak tanah sangat mahal. Tindakan
ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu :
 Tindakan ekonomi Rasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh
pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataannya demikian.
 Tindakan ekonomi Irrasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh
pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.

5

Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang
itu melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek:
 Motif Intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan
ekonomi atas kemauan sendiri.

 Motif ekstrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan
ekonomi atas dorongan orang lain.
Pada prakteknya terdapat beberapa macam motif ekonomi:
 Motif memenuhi kebutuhan
 Motif memperoleh keuntungan
 Motif memperoleh penghargaan
 Motif memperoleh kekuasaan
 Motif sosial / menolong sesama
Prinsip ekonomi merupakan pedoman untuk melakukan tindakan
ekonomi yang didalamnya terkandung asas dengan pengorbanan tertentu
diperoleh hasil yang maksimal. Prinsip ekonomi adalah dengan pengorbanan
sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil tertentu, atau dengan pengorbanan
tertentu untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin.
6. Pengertian Ruang HCU
High care unit (HCU) adarah unit perayanan di rumah sakit bagi pasien
dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran
namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan pemantauan secara
ketat. Tujuannya ialah agar bisa diketahui secara dini perubahan- perubahan
yang membahayakan sehingga bisa dengan segera dipindah ke ICU untuk
dikelola lebih baik lagi.

Pasien yang dimaksud tersebut adalah pasien yang memerlukan tingkat
pelayanan yang berada di antara ICU dan ruang rawat inap biasa (artinya tidak
perlu perawatan ICU namun belum dapat dirawat di ruang rawat inap biasa
karena masih memerlukan pemantauan yang ketat).
Waktu penyelenggaraan pelayanan HCU berlangsung selama 24 jam
sehari selama 7 hari perminggu.

6

Ada tiga tipe HCU yaitu:
a. Separated/ conventional/ freestanding HCU adalah HCU yang berdiri
sendiri (independen) terpisah dari lCU.
b. Integrated HCU adalah HCU yang menjadi satu dengan ICU.
c. Paralel HCU adalah HCU yang terretak berdekatan (bersebelahan)
dengan lCU.
Penyelanggaraan pelayanan HCU di rumah sakit
Penyelenggaraan,

pelayanan


HCU

harus

memperhatikan

ketersediaan SDM kesehatan, sarana, prasarana dan peralatan di rumah
sakit serta beban kerja pelayanan; memperhatikan tata letak ruangan /
bangunan dan kemudahan akses dengan unit pelayanan yang terkait.
Pelayanan HCU
Pelayanan HCU adalah tindakan medis yang dilaksanakan melalui
pendekatan tim multidisiplin yang dipimpin oleh dokter spesialis yang
telah mengikuti pelatihan dasar-dasar lCU. Anggota tim terdiri dari dokter
spesialis dan dokter serta perawat yang bekerja secara interdisiplin dengan
fokus

pelayanan

pengutamaan

pada

pasien

yang

membutuhkan

pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat sesuai dengan standar
prosedur operasional yang berlaku di Rumah Sakit. Pelayanan HCU
meliputi pemantauan pasien secara ketat menganalisis hasil pemantauan
dan melakukan tindakan medik dan asuhan keperawatan yang diperlukan.
Ruang lingkup pemantauanya yang harus dilakukan ialah:
1. Tingkat kesadaran.
2. Fungsi pernapasana dan sirkulasi dengan interval waktu empat jam
atau disesuaikan dengan keadaan pasien.
3. Oksigenasi dengan menggunakan osimeter secara terus menerus.
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 jam atau
disesuaikan dengan keadaan pasien.

7

Tindakan medik dan asuhan keperawatan yang dilakukana dalah:
1. Bantuan Hidup Dasar/ Basic Life support (BHD/ BLS) dan
Bantuan Hidup Lanjut Advance Life Support( BHD/ALS)
a) Jalan nafas( Airway): membebaskan jalan nafas, bila perlu
menggunakan pipa nasofaringeal. Dokter HCU juga harus
mampu melakukan intubasi endotrakeal bila diindikasikan
dan segera memindahkan atau merujuk pasien ke ICU.
b)

Pernafasan / ventilasi (Breathing), mampu melakukan
bantuan nafas (breathing support) dengan bag mask valve.

c) Sirkulasi (Circulation) resusitasi cairan, tindakan defibrilasi,
tindakan kompresi jantung luar.
2. Terapi oksigen.
Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien dengan berbagai
alat pengalir oksigen, seperti: kanul nasar, sungkup muka
sederhana, sungkup muka dengan reservoir sungkup muka
dengan katup dan sebagainya.
3.

Penggunaan obat-obatan untuk pemeliharaan stabilisasi (obat
inotropik, obat anti nyeri obat aritmia jantung, obat-obat yang
bersifat vasoaktif dan lain-lain).

4.

Nutrisi enteral atau nutrisi parenteral campuran.

5.

Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien.

6.

Evaluasi seluruh tindakan yang telah dilakukan.

7. Sarana, Prasarana, Dan Peralatan HCU
Area pasien: Unit terbuka 12- 16 m/ tempat tidur, unit tertutup 16 – 20
m/ tempat tidur, jarak antara tempat tidur 2 m, unit terbuka mempunya 1
tempat cuci tangan setiap 2 tempat tidur, unit tertutup 1 ruangan 1 tempat
tidur cuci tangan, harus ada sejumlah otlet yang cukup sesuai dengan level
ICU, pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi klinis dengan lampu TL
day light 10 watt/m. Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan
pasien dan personil. Desain dari unit juga mencerminkan privasi pesien.

8

Peralatan di HCU tergantung pada jumlah bed di HCU

Untuk HCU pelayanan anak harus di sesuaikan dengan kebutuhan anak.
Alur Pelayanan HCU Rumah Sakit
Pasien yang masuk ke ruang HCU sesuai indikasinya adalah:
1. Pasien dari IGD
2. Pasien dari ICU
3. Pasien dari kamar operasi atau dari ruang tindakan lain, seperti kamar
bersalin, ruang endoskopi, ruang dialisis, dan sebagainya.
4. Pasien dari bangsal / ruang rawat inap.

9

Ketenagaan
Tenaga yang terlibat di HCU meliputi tenaga dokter spesialis, dokter umum, dan
perawat. Tenaga tersebut memberikan pelayanan di HCU sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan yang di atur tiap masing- masing RS. Adapun
susunan tin pelayanan HCU sebagai berikut:
1. Kordinator: dokter spesialis yang telah mengikuti pelatihan dasar HCU
2. Anggota: dokter spesialis atau dokter yang telah mengikuti Basic atau
Advance Life Suport, perawat yang telah mengikuti pelatihan Basic atau
Advance Life Suport dan dapat melakukan pemantauan dengan
menggunakan monitor.
Jumlah dokter spesialis, dokter, dan perawat disesuaikan dengan jam kerja
pelayanan HCU 24 jam, beban kerja, dan kompleksitas kasus pasien yang
membutuhkan pelayanan HCU. Rasio jumlah perawat di HCU sebaiknya 1
perawat untuk 2 pasien.

10

2.8.

Indikasi Masuk dan Indikasi Keluar
Indikasi pasien masuk dan keluar bahkan pasien yang tidak dianjurkan

untuk di rawat di HCU bergantung pada berikut:
1. Indikasi masuk: pasien gagal organ yang memiliki potensi untuk terjadi
komplikasi dan memerlukan monitor yang ketat dan alat bantu invasif.
2. Indikasi keluar: pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang
ketat, pasien yang cenderung memburuk dan memerlukan alat bantu
invasif seperti di ICU.
3. Yang tidak perlu masuk HCU: pasien dengan suatu fase terminal penyakit
(kanker stadium akhir), pasien atau keluarga yang menolak di rawat di
HCU (sesuai inform consent)
2.9.

Isu Etik, Budaya, Hukum dan Ekonomis pada Penggunaan Alatalat di Ruang HCU
Dari sisi etika, budaya, hukum dan ekonomi dalam penggunaan alat-alat di
ruang HCU terdapat masalah-masalah yang mungkin terjadi. Masalah ini
dapat menimbulkan perbedaan pendapat.
Masalah-masalah yang mungkin muncul:
1. Inform consent sebelum perawatan di ruang HCU [isu etik]
2. Inform consent dan penjelasan pemasangan alat-alat di ruang HCU
[isu etik]
3. Permasalahan penentuan keputusan yang berbeda-beda pada tiap
keluarga [isu budaya]
4. Memungkinkan atau tidaknya melakukan ritual atau ibadah terhadap
pasien HCU atau dalam ruangan HCU [isu budaya]
5. Pelaksanaan dan pencatatan rekam medis dengan baik sebagai alat
bukti apabila menerima gugatan hokum [isu hukum]
6. Penjelasan yang baik mengenai prognosis pasien khususnya apabila
dalam kondisi terminal, mengalami vegetative state, mengalami
kematian batang otak atau kondisi lainnya [isu etik dan hukum]

11

REFERENSI

1. http://dwiikh.blogspot.com/2012/10/isu-etik-dan-dilema-dalam-

kesehatan.html diakses pada 8 Desember 2013, pukul 16.04 WIB
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya diakses pada 8 Desember 2013, pukul

16.10 WIB
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi diakses pada 8 Desember 2013, pukul

16.15 WIB
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum diakses pada 8 Desember 2013, pukul

16.20 WIB
5. http://www.wma.net/en/30publications/30ethicsmanual/pdf/

ethics_manual_indonesian.pdf diakses pada 8 Desember 2013, pukul 16.25
WIB
6. http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.

%20834%20ttg%20High%20Care%20Unit.pdf diakses pada 8 Desember
2013, pukul 16.40 WIB

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22