Dunia KreatifitasKu artikel puisi Yashin

Dunia KreatifitasKu ( artikel , puisi )
Yashinta Peggy
Selasa, 15 Januari 2013
Contoh Makalah Biologi " Evolusi dan Asal-Usul Kehidupan "
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kerana berkat urapan
tanganNya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada Guru yang membimbing saya dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini saya buat dengan mengambil judul “Asal Usul Kehidupan” yang membahas
segi-segi kehidupan yang ada pada saat ini yang berkembang ataupun yang sudah ada sejak dulu
kala. Makalah ini bertujuan untuk memperluas wawasan kita tentang judul tersebut karena
menyangkut kehidupan makhluk hidup, selain itu juga makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Biologi yang telah diberikan guru untuk saya.
Besar harapan saya agar para pembaca boleh mengambil perhatian untuk membaca buku
ini sehingga materi yang ada didalamnya tidak hanya menjadi sebuah materi saja melainkan
menjadi jendela pengetahuan menuju masa depan yang cerah.
Disamping itu, saya juga mau memohon maaf bila anda mendapati ada kesalahan dalam
makalah ini. Tuhan kiranya memberkati saudara dan terima kasih.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta keadaaan dalam
kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa zaman modern ini mahluk hidup khususnya
manusia telah mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap
pembelajarannya manusia selalu mendapatkan masalah dan perbedaan pendapat mengenai
sesuatu yang ditelitinya. dalam hal ini adalah meneliti asal usul kehidupan yang menjadi
permasalahan dari sejak berabad-abad tahun yang lalu sampai sekarang. Karena pada umumnya
biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan mahluk hidup yang ada disekitarnya.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan menyampaikan
beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan itu sendiri. Adapun hal lain yang
ingin diperdalam dalam makalah ini adalah mengenai keterkaitan antara ilmu biologi dengan
ilmu yang lainnya. Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang ilmupengetahuan dimana
telah diketahui bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang mampu dibuktikan
kebenarannya melalui metode ilmiah dalam hal ini adalah praktikum biologi umum itu sendiri.
Dan tentunya ilmu pengetahuan itu akan kita peroleh dari pembelajaran, maka dari itu
melalui makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan asal usul kehidupan melalui
evolusi biokimia untuk membuktikan beberapa yang diharapkan. dan tentunya dilengkapi dengan
berbagai pihak atau tokoh pembelajaran.
B. Rumusan Masalah



Bagaimana asal usul kehidupan menurut teori-teori kehidupan yang telah ada ?



Bagaimana pengaruh evolusi terhadap kehidupan ?



Adakah teori yang bertentangan denga teori evolusi ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Asal Usul Kehidupan

Beberapa teori yang pernah diajukan untuk menjawab masalah mengenai asal usul kehidupan
yang pernah muncul antara lain ;
Teori kreasi khas (special creation)

Menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh suatu zat supranatural
Teori kosmozoan
Menyatakan bahwa kehidupan berasal dari spora kehidupan yang datangnya dari luar angkasa.
Hal yang mendasari teori ini adalah peyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada batu meteor
maupun vartu komet yang jatuh ke bumi mengandung banyak molekul organic sederhana ,
misalnya cyanogens , asam hidrocyanida molekul-molekul organic tersebut tatkala jatuh ke bumi
menjadi benih kehidupan.
Menurut teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul kehidupan. Kehidupan dapat timbul
sekali atau bebrapa kali di berbagai bagian galaksi dalam waktu yang berbeda.
Teori Endosimbiosis
Endosimbiosis artinya simbiosis antara dua organisme, salah satu menjadi inang dan salah
satunya lagi masuk kedalam tubuh inang. Teori ini muncul dengan ditemukannya fosil organisme
prokariotik dan eukariotik
Teori naturalistic/evolusi oraganik/neoabiogenesis/opurtunistik
Menyatakan bahwa kehidupan tercipta melalui proses evolusi kimia dan evolusi biologi
berdasarkan konsep biologi modern

Teori Syncytial
Teori ini di usulkan berdasarkan beberapa teori yang mencoba menjelaskan evolusi pada
invertebrata.

Teori Evolusionis

Menyatakan bahwa makhluk hidup membentuk diri mereka sendiri secara mandiri dari benda
mati. Namun, ini adalah dongeng takhayul abad pertengahan yang bertentangan dengan hukum
dasar biologi. Bagi kebanyakan orang, pertanyaan "apakah manusia berasal dari kera atau tidak"
muncul dalam benak mereka ketika teori Darwin disebutkan. Tapi sebelum membahas masalah
ini, sebenarnya masih terdapat beragam pertanyaan yang harus dijawab oleh teori evolusi.
Pertanyaan

pertama

adalah

bagaimana

makhluk

hidup

pertama


muncul

di

bumi.

Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah
sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori
ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme
hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan
evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi: Kehidupan hanya
berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan
kehidupan.

SEL YANG MEMBELAH DIRI

"" Hukum paling mendasar dari kehidupan adalah "kehidupan hanya berasal dari kehidupan".
Suatu


makhluk

hidup

hanya

dapat

muncul

dari

kehidupan

sebelumnya""

Kepercayaan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan sebenarnya sudah ada dalam
bentuk kepercayaan takhayul sejak abad pertengahan. Menurut teori ini, yang disebut
"spontaneous generation", tikus diyakini dapat muncul secara alami dari gandum, atau larva lalat
muncul "tiba-tiba dengan sendirinya secara kebetulan" dari daging. Saat Darwin mengemukakan


teorinya, keyakinan bahwa mikroba dengan kemauan sendiri membentuk dirinya sendiri dari
benda mati juga sangatlah umum.
TEORI ABIOGENESIS
Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filosofi dan tokoh
ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang
pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati.
Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan
yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari
induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari
Lumpur.
Bagaimana cara terbentuknya makhluk tersebut ? Menurut penganut paham abiogenesis,
makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori
abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae.
Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, maka pendapat
paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak
hidup yang terjadinya secara spontan, misalnya :

a. ikan dan katak berasal dari Lumpur.
Ernst Haeckel, seorang pendukung gigih teori evolusi, mencoba mengamati lumpur yang

berhasil dikeruk dengan cawan dan menganggapnya sangat menyerupai sejumlah sel yang
dilihatnya di bawah mikroskop. Berdasarkan pengamatan ini, ia menyatakan bahwa lumpur
"Bathybius Haeckelii", yang berarti "Lumpur Haeckel" adalah materi tak hidup yang berubah
menjadi organisme hidup. Haeckel dan rekannya, Darwin, meyakini kehidupan memiliki struktur
sederhana sehingga dapat terbentuk dari benda mati. Akan tetapi, ilmu pengetahuan abad ke-20
menunjukkan bahwa kehidupan tidak pernah dapat muncul dari sesuatu yang tak hidup.
Penemuan biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri kepercayaan ini. Sebagaimana

perkataannya: "Pernyataan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan telah terkubur
dalam sejarah untuk selamanya". Setelah Pasteur, para evolusionis masih berkeyakinan bahwa
sel hidup pertama terbentuk secara kebetulan. Namun, semua percobaan dan penelitian yang
dilakukan sepanjang abad ke-20 telah berakhir dengan kegagalan. Pembentukan "secara
kebetulan" sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan untuk membuatnya melalui proses
yang disengaja di laboratorium tercanggih di dunia pun ternyata tidak mungkin.
b. Cacing berasal dari tanah, dan
c. Belatung berasal dari daging yang membusuk.
Teori Abiogenesis ini didukung pula oleh seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1700 yang
bernama Nedhan. Ia mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan rebusan kaldu. Hasil
rebusan kaldu kemudian dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah beberapa
hari, ternyata air kaldu tersebut ditumbuhi bakteri. Akhirnya Nedhan menyimpulkan bahwa

bakteri berasal dari air kaldu. Teori ini gugur karena pada abad ke-17 karena
Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana
yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada
setetes air rendaman jerami.. Ternyata terlihat bahwa di dalam setetes air rendaman jerami
tersebut terdapat benda-benda aneh yang sangat renik.Oleh para pendukung paham abiogenesis,
hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka.
TEORI BIOGENESIS
Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal pendukung teori ini
adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
1. Francesco Redi

Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis.
Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam
labu dan diberi perlakuan tertentu.


Labu I

: diisi daging segar dan dibiarkan terbuka




Labu II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa



Labu III : diisi daging segar dan ditutup rapat

Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai
berikut:


Labu I

: dagingnya busuk, banyak terdapat belatung



Labu II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung




Labu III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung

Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak
terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Sayangnya, meskipun
tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak
melakukan sterilisasi daging pada disain percobaannya.
2. Lazzaro Spallanzani

Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan
bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:


Labu I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka



Labu II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian
dipanaskan

Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian hasilnya
sebagai berikut.


Labu I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)



Labu II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba

Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari
mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain
Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya hidup
(elan vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk
hidup (mikroba).
3. Louise Pasteur

Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu
yang disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher
angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan beberapa hari kemudian diamati.
Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak ditemukan mikroba.
Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari
udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur,
mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa masuk karena
terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa

sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari
kemudian menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar. Muncullah
ungkapan :
“ omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo”
yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup.
B.

Teori Evolusi

Evolusi Kimia
Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis
maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang
asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain :
Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin. mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk
pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami
evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca,
dan lain-lain.
Para pakar biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini terbentuk kira-kira
antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu. Keadaan pada saat awal terbentuknya sangat berbeda denagn
keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu planet bumi diperkirakan 4.000-8.000 oC. pada saat
mulai mendingin, senyawa karbon beserta abeberapa unsur logam mengembun membentuk inti
bumi, sedangkan permukaannya tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan
vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus menerus.
Ketika mendingin, kulit bumi tampak melipat-lipat dan pecah.
Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti
Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan
bumi akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Dia atmosfer juga terbentuk
senyawa-senyawa sederhana yang mengandung unsur-unsur tersebut, seperti uap air (H2O),
Amonia (NH3), Metan (CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap
berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketika suhu atmosfer turun sekitar 100oC
terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan
semacam ini pasti bumi saat itu belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu
memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena teredianya zat (materi) dan energi yang
berlimpah.
Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini ? Pertanyaan inilah yang
mendorong beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta melakukan experiment. Di
antara Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey dan Stanley Miller.

A) Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893)
Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada
suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O),
Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap. Karena adanya
pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi diantara zatzat tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal
dengan teori Urey.
Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus saat
ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai
jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di
atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut :
a) kondisi 1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen yang
sangat banyak di atmosfer bumi
b) kondisi 2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar
kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat yang lebih besar,
c) kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling sederhana yang susunan kimianya dapat
disamakan dengan susunan kimia virus, dan
d) kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat hidup yang terbentuk tadi
berkembang menjadi sejenis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).
B) Eksperimen Stanley Miller
Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan.
Didasarkan informasi tentang keadaan planet bumi saat awal terbentuknya, yakni tentang
keadaan suhu, gas-gas yang terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat
laboratorium sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold Urey.
Kedalam alat yang diciptakannya, Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air.
Alat tersebut juga dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur
didalamnya. Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat alat
tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi
tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat baru. Kedalam
perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi dapat mengembun.
Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang tertampung dalam perangkap embun
dianalisis secara kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung senyawa organic sederhana,
seperti asam amino, adenine, dan gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller ini dicoba
beberapa pakar lain, ternyata hasilnya sama. Bial dalam perangkat eksperimen tersebut
dimasukkan senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung ATP, yakni suatu
senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan. Lembaga penelitian lain, dalam
penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa nukleotida.

Nukleotida adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose Nukleat) dan ARN
(Asam Ribose Nukleat), yaitu senyawa khas dalam inti sel yang mengendalikan aktivitas sel dan
pewarisan sifat.
Eksperimen Miller dapat memberikan petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem
kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat
terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan
secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan
rahasia alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui
terbentuknya senyawa organik secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas
diatmosfer purba dengan energi listrik halilintar. Selanjutnya semua senyawa tersebut bereaksi
membentuk senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnya membentuk
senyawa yang merupakan komponen sel.

Evolusi Biologi
Alexander Oparin adalah Ilmuwan Rusia. Didalam bukunya yang berjudul The Origin of
Life(Asal Usul Kehidupan). Oparin menyatakan bahwa pada suatu ketika atmosfer bumi kaya
akan senyawa uap air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena adanya energi radiasi benda-benda
angkasa yang amat kaut, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana
tersebut membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang lebih kompleks. Proses
reaksi tersebut berlangsung dilautan.

Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa seperti Alkohol (H 2H5OH),
dan senyawa asam amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa sederhana
tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks, Gliserin, Asam organik, Purin dan
Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan pembentuk sel.
Menurut Oparin senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah dilautan maupun di permukaan
daratan. Adanya energi yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet, dalam jangka waktu yang
amat panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan senyawa organik yang merupakan sop
purba atau Sop Primordial.
Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk sop purba di lautan tersebut selanjutnya
berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat sebagai berikut :
A. memiliki sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang
terbentuk dengan molekul-molekul organik yang terdapat disekelilingnya;
B. memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekul-molekul dari dan ke
sekelilingnya;
C. memiliki kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai dengan
pola-pola ikatan didalamnya;
D. mempunyai kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-ikatannya.
Kemampuan semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai kemampuan untuk berkembang biak
yang pertama kali.
Senyawa kompleks dengan sifat-sifat tersebut diduga sebagai kehidupan yang pertama kali
terbentuk. Jadi senyawa kompleks yang merupakan perkembangan dari sop purba tersebut telah
memiliki sifat-sifat hidup seperti nutrisi, ekskresi, mampu mengadakan metabolisme, dan
mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau reproduksi.
Walaupun dengan adanya senyawa-senyawa sederhana serta energi yang berlimpah sehingga
dilautan berlimpah senyawa organik yang lebih kompleks, namun Oparin mengalami kesulitan
untuk menjelaskan mengenai mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai
benda tak hidup kebenda hidup. Bagaimana senyawa-senyawa organik sop purba tersebut dapat
memiliki kemampuan seperti tersebut diatas ? Oparin menjelaskan sebagai berikut :
Protein sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk kompleks koloid hidrofil
(menyerap air), sehingga molekul protein tersebut dibungkus oleh molekul air. Gumpalan
senyawa kompleks tersebut dapat lepas dari cairan dimana dia berada dan membentuk emulsi.
Penggabungan struktur emulsi ini akan menghasilkan koloid yang terpiah dari fase cair dan
membentuk timbunan gumpalan atau Koaservat.
Timbunan Koaservat yang kaya berbagai kompleks organik tersebut memungkinkan terjadinya
pertukaran substansi dengan lingkungannya. Di samping itu secara selektif gumpalan Koaservat
tersebut memusatkan senyawa-senyawa lain kedalamnya terutama Kristaloid. Komposisi
gumpalan koloid tersebut bergantung kepada komposisi mediumnya. Dengan demikian,
perbedaan komposisi medium akan menyebabkan timbulnya variasi pada komposisi sop purba.
Variasi komposisi sop purba diberbagai areal akan mengarah kepada terbentuknya komposisi
kimia Koaservat yang merupakan penyedia bahan mentah untuk proses biokimia.

Tahap selanjutnya substansi didalam Koaservat membentuk enzim. Di sekeliling perbatasan
antara Koaservat dengan lingkungannya terjadi penjajaran molekul-molekul Lipida dan protein
sehingga terbentuklah selaput sel primitif. Terbentuknya selaput sel primitif ini memungkinkan
memberikan stabilitas pada koaservat. Dengan demikian, kerjasama antara molekul-molekul
yang telah ada sebelumnya yang dapat mereplikasi diri kedalam koaservat dan penagturan
kembali Koaservat yang terbungkus lipida amat mungkin akan mnghasilkan sel primitif.
Kemampuan koaservat untuk menyerap zat-zat dari medium memungkinkan bertambah besarnya
ukuran koaservat. Kemungkinan selanjutnya memungkinkan terbentuknya organisme
Heterotropik yang mampu mereplikasi diri dan mendapatkan bahan makanan dari sop Primordial
yang kaya akan zat-zat organik.
a. Terbentuknya Makhluk Hidup Prokariotik
Sejarah kesuksesan makhluk hidup prokariotik dimulai sedikitnya pada 3,5 miliar tahun yang
lalu. Prokariotik merupakan bentuk kehidupan pertama dan paling sederhana. Mereka hidup dan
berevolusi di bumi selama 2 miliar tahun. Prokariotik dianggap paling primitif, karena selnya
hanya memiliki membran sel. DNA, RNA hasil transkripsi, dan molekul-molekul organik berada
dalam sitoplasma tanpa dibatasi membran.
Prokariotik pertama kemungkinan merupakan kemoautrotof yang menyerap molekul organik
bebas dan ATP di sup purba melalui sintesis abiotik. Seleksi alam menyebabkan prokariotik yang
dapat mengubah ADP menjadi ATP melalui glikolisis bertambah. Akhirnya, prokariotik yang
dapat melakukan fermentasi berkembang dan hal tersebut menjadi cara hidup organisme di bumi
karena belum tersedianya O2. Beberapa Archaebacteria dan beberapa bakteri obligat anerob yang
sekarang hidup melalui fermentasi, mirip dengan prokariotik terdahulu.
b. Terbentuknya Organisme Fotoautotrof
Ketika kecepatan konsumsi bahan organik oleh fermentasi prokariotik melebihi kecepatan
sintesis untuk menggantikan molekul organik, berkembanglah prokariotik yang dapat membuat
molekul organiknya sendiri. Pada prokariotik awal, pigmen yang dapat menyerap cahaya
digunakan untuk menyerap kelebihan energi cahaya (terutama dari sinar ultraviolet) yang
membahayakan bagi sel yang hidup di permukaan.
Selanjutnya, pigmen ini mampu melakukan transfer elektron untuk sintesis ATP. Prokariotik ini
mirip dengan Archaebacteria yang disebut bakteri halofik. Pigmen yang menangkap cahaya
dikenal dengan bakteriorhodopsin yang dibuat pada membran plasma. Prokariotik lain memiliki
pigmen yang dapat menggunakan cahaya untuk transfer elektron dari hidrogen sulfida (H 2S)
menjadi NADP+ dan dapat memfiksasi CO2. Akhirnya, Eubacteria memiliki cara untuk
menggunakan H2O sebagai sumber elekton dan hidrogen. Bakteri ini adalah Cyanobacteria
pertama yang mampu membuat molekul organik dari air dan CO2.
Cyanobacteria berkembang dan mengubah bumi dengan melepaskan O2 sebagai efek
fotosintesis. Cyanobacteria berkembang antara 2,5 miliar hingga 3,4 miliar tahun yang lalu.
Mereka hidup bersama prokariotik lain membuat koloni. Fosil koloni ini disebut stromatolit yang
banyak ditemukan di perairan air tawar dan air laut
c. Bangkitnya Organisme Eukariotik
Eukariotik berkembang sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu. Hal yang sangat membedakan

eukariotik dengan prokariotik adalah adanya organel-organel yang memiliki membran.
Bagaimana sel eukariotik yang kompleks dapat terbentuk dari prokariotik yang sederhana?
Sistem membran organel-organel pada eukariotik dapat terbentuk dari invaginasi yang
terspesialisasi. Pada eukariotik terdahulu, invaginasi (pelekukan ke dalam) dapat terjadi sehingga
membentuk membran inti dan retikulum endoplasma.

Proses lain yang disebut endosimbiosis menjelaskan pembentukan mitokondria, kloroplas, dan
beberapa organel eukariotik lain. Teori ini di-kemukakan oleh Lynn Margulis . Endo berarti di
dalam dan simbiosis berarti hidup bersama. Endosimbiosis terjadi ketika sel simbion hidup
secara permanen di dalam sel lain (sel inang) dan interaksi ini menguntungkan keduanya .
Berdasarkan teori ini, eukariotik berkembang setelah sel fotosintesis muncul dan oksigen
melimpah di atmosfer. Kloroplas dan mitokondria tampaknya merupakan evolusi sel prokariotik
yang melakukan endosimbiosis dengan sel prokariotik besar. Nenek moyang mitokondria
kemungkinan besar adalah sel prokariotik heterotrof yang mampu menggunakan oksigen dan
menghasilkan energi. Adapun nenek moyang kloroplas kemungkinan adalah Cyanobacteria.
Sel eukariotik hasil endosimbiosis ini sekarang kita kenal dengan nama Protista. Makhluk hidup
eukariotik satu sel ini sangat beranekaragam. Beberapa Protista dapat berfotosintesis, sebagian
lagi bersifat heterotrof dan dapat aktif bergerak. Sebagian mirip jamur dan mendapatkan
makanan dengan menyerap secara absorpsi.
Makhluk hidup eukariotik banyak sel, seperti rumput laut, tumbuhan dan hewan kemungkinan
berasal dari Protista yang berkoloni. Koloni Protista tersebut mengalami spesialisasi dan saling
bergantung satu sama lain, namun semakin efisien dalam melakukan aktivitasnya. Hal ini terus
terjadi hingga kehidupan memasuki daratan dan muncullah makhluk hidup banyak sel yang lebih
kompleks.
Bukti-bukti evolusi ini semakin diperkuat oleh sistematika molekuler berdasarkan perbandingan
DNA organisme. Perbandingan gen RNA mengidentifikasikan bahwa alpha proteobacteria
adalah kerabat dekat mitokondria dan Cyanobacteria adalah kerabat dekat kloroplas. Sistematika
molekuler memberikan cara baru mengungkap evolusi dan kekerabatan makhluk hidup.
Teori evolusi biologi ini banyak diterima oleh paar Ilmuwan. Namun, tidak sedikit Ilmuwan yang
membantah tentang interaksi molekul secara acak yang dapat menjadi awal terbentuknya
organisme hidup.
C.

Teori yang bertentangan dengan teori evolusi
Teori Evolusi Darwin yang dituangkan dalam buku The Origin Of Species adalah contoh
nyata terbesar bagaimana sebuah ilmu pengetahuan dianggap melawan firman Tuhan dan
mengancam agama.

Teori Ciptaan
Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet diciptakan oleh Tuhan. Bumi yang
dicipta Tuhan pada masa lalu sampai sekarang mempunyai ciri yang tidak berubah. Mereka
mengungkapkan teori ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib yang pernah dilihatnya.
Kejadian gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan , seperti halnya bumi dan kehidupan yang
ada di didalamnya juga diciptakan oleh-Nya.
Teori Kedaan bumi yang Selalu Tetap
Menurut teori ini bumi tidak mempunyai asal mula. Begitu pula spesies yang mendiami bumi
juga tidak mempunyai asal mulanya.
Teori mantap
Menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul (keadaan mantap)
Teori generatio spontanea
Menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta secara mendadak (spontan)
TEORI PENCIPTAAN (Kreasionisme) vs TEORI EVOLUSI DARWIN. Kreasionis yang
selalu menganggap teori evolusi Darwin sebagai teori yang tidak ilmiah rasanya harus kembali
melihat dirinya sendiri karena kritik yang ditujukan telah meluas hingga penyerangan terhadap
pribadi seorang Charles Darwin dan pemikir evolusi yang lain. Pernyataan dari pemahaman kitab
suci yang diajukan kreasionis untuk memperkuat kreasionisme itu sendiri juga belum
sepenuhnya dapat dijelaskan secara benderang. Di sisi lain pengikut teori evolusi Darwin juga
harus mengakui bahwa beberapa argumen dan bukti yang diajukan oleh Darwin pada
kenyataannya juga tak seperti Darwin bayangkan sebelumnya.
Salah satu kelemahan teori evolusi adalah ketidaklengkapan bukti fosil yang memberikan
petunjuk mengenai adanya transformasi antar kelompok makhluk hidup. Hal ini berdampak
besar dalam beberapa cabang ilmu pengetahuan. Dalam Biologi misalnya, ketiadaan fosil
mempersulit penyusunan filogeni Mamalia dan Tumbuhan berbiji. Padahal selama ini evolusi
sering digunakan untuk menjelaskan perkembangan Mamalia dan Tumbuhan.
Di sisi lain kreasionis dengan pemahaman harafiah bahwa Tuhan menciptakan kehidupan
selama “6 hari” mendapatkan argumen yang mereka anggap kuat untuk mengatakan bahwa
ketiadaan fosil yang lengkap merupakan bukti bahwa evolusi seperti disampaikan Darwin tidak
pernah terjadi. Evolusi hanya sebuah teori bukan sebuah fakta yang pasti kebenarannya. Dalam
konteks terakhir ini saya sependapat dengan kreasionis karena pada hakikatnya evolusi tidak
akan pernah dapat sepenuhnya dibuktikan. Evolusi adalah proses yang bagian terbesarnya
“tertinggal” di masa lampau, kompleks dan sulit untuk dianalisis apalagi di dalam laboratorium.
Pemahaman harafiah tentang penciptaan selama 6 hari mungkin terlalu kaku. Saya teringat
seorang Profesor di kampus saya yang pernah pada satu kesempatan berkata bahwa “6 hari” yang
dimaksud bisa saja hari dalam kisaran lain dalam rentang waktu sejarah. Hari pertama mungkin
rentang waktu jutaan tahun, sedangkan hari kedua mungkin berjalan lebih lama atau lebih
singkat. Demikian seterusnya hingga hari ke enam penciptaan makhluk hidup. Setiap hari dalam

6 hari adalah rentang waktu yang lama dan belum tentu sama. Enam hari sebaiknya tidak
diartikan harafiah 6×24 jam. Andai ini diterima maka 6 hari tersebut menjadi waktu yang lama
dan cukup bagi terjadinya evolusi.
Tentang asal-usul manusia, para kreasionis mengecam teori evolusi sebagai ancaman terhadap
agama karena dianggap mengingkari keyakinan bahwa manusia pertama adalah Adam, seorang
manusia dengan wujud yang sempurna. Adam bukanlah kera dan dalam hal ini kita sama-sama
sepakat dan meyakini bahwa Adam adalah nenek moyang kita. Namun, kritik juga harus
disampaikan kepada mereka yang menyebutkan bahwa Darwin berteori tentang kera sebagai
muasal manusia. Bisa jadi apriori berlebihan terhadap teori evolusi Darwin salah satunya
disebabkan karena sebagian pengkritik sebenarnya tidak atau belum membaca teorinya. Teori
evolusi Darwin tidak membahas bahwa manusia berevolusi dari kera, gorila atau
simpanse. Jika membaca teliti buku The Origin of Species, tak akan ditemukan Darwin
berkata asal-usul dirinya dan manusia lainnya adalah kera. Teori evolusi Darwin memang
mencoba memikirkan bahwa manusia mungkin berasal dari nenek moyang yang mirip dengan
kera.
Kemudian beberapa ciri pada manusia ternyata juga dimiliki oleh kera dan kerabatnya. Apakah
“mirip” dengan kera harus berarti kera?. Entah siapa yang pertama kali mengeluarkan pendapat
ekstrim kalau Teori Evolusi Darwin menyebutkan manusia berasal dari kera. Buku lain mungkin
demikian, tapi The Origin of Species milik Darwin tidak bercerita tentang itu. Karena sebaliknya
teori evolusi justru “mengakui” masih kebingungan mencari hubungan antara manusia purba
nenek moyang kita dengan kera, gorila atau monyet. Meski kita tidak dapat mengingkari
kenyataan bahwa ada sebagian ciri pada tubuh kita yang juga dimiliki oleh kera atau gorila.
Dalam bukunya, Darwin juga secara tersirat mengakui kekurangan-kekurangan teori evolusinya.
Jadi jelaslah sudah bahwa mereka yang menyebutkan Darwin dan teori evolusinya menyimpang
karena mendefinisikan manusia berasal dari kera adalah sebuah “persepsi” yang terlalu dini atau
bahkan cenderung emosional. Persepsi dan emosi yang awalnya wajar namun sering digiring
kepada masalah keyakinan seseorang. Sayangnya, mereka yang memiliki kecerdasan tinggi
tentang agama dan ilmu pengetahuan justru terlanjur terjebak pada kubu “pro” dan “kontra” dan
melupakan tugas sesungguhnya yaitu “menarik kesimpulan”.
Serangan terhadap teori evolusi Darwin tak jua berhenti hingga kini, bahkan berkembang pada
bagian yang lain.
Jika seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi Darwin bekerja sebagai kemauan alam
tanpa campur tangan Tuhan, berarti ada mekanisme yang perlu dijelaskan. Inilah “hutang”
Darwin yang tak sempat dijelaskannya atau memang Darwin tidak mampu merangkai
jawabannya. Teori evolusi Darwin yang awalnya dianggap bisa menjelaskan mekanisme tersebut
ternyata gagal. Darwin memang berhasil menunjukkan bukti-bukti “produk” evolusi, namun dia
luput menjelaskan secara “elegan” apa yang terjadi dan bagaimana bukti-bukti itu berevolusi.
Sebagian kalangan mungkin maklum karena Darwin sebenarnya tak pernah mengeyam
pendidikan formal Biologi, dia hanyalah seorang biasa yang tertarik kepada alam dan makhluk
hidup pengisinya. Tapi teorinya terlanjur mengguncang zaman.
Perkembangan ilmu Genetika dengan Hukum Mendel tentang pewarisan sifat awalnya
menggugurkan klaim mekanisme evolusi Darwin. Tapi pada akhirnya Hukum Mendel justru
menjadi pijakan untuk mengaktualisasi teori evolusi hingga dihasilkan teori Sintesis, sebuah teori
evolusi kontemporer. Penemuan dan perkembangan mikroskop juga membuktikan bahwa
organisme adalah bentuk yang sangat rumit hingga pada tingkatan selnya. Terbentuknya struktur

yang rumit tersebut tidak bisa dijelaskan dengan teori evolusi Darwin. Namun sekali lagi fakta
tersebut tidak sepenuhnya menjadi bukti bahwa teori evolusi bertentangan dengan ajaran agama.
Kepercayaan tentang penciptaan oleh Tuhan mungkin sebaiknya disertai pemahaman bahwa
selama penciptaan tersebut Tuhan juga berkuasa untuk memberikan dinamika dan memunculkan
proses perkembangan menuju bentuk yang lebih rumit hingga menghasilkan jenis yang beragam
seperti saat ini. Tak perlu juga menyalahkan waktu kalau seandainya Darwin diberi kesempatan
menjelaskan maksud tulisannya mungkin semuanya akan lebih jelas, belum tentu juga. Bisa jadi
evolusi adalah bahasa yang digunakan oleh Darwin untuk menjelaskan sebuah fenomena.
Sementara agama memiliki bahasa lain untuk menjelaskan yang sama.
Tapi di luar itu semua harus diakui kalau teori evolusi Darwin membuka jalan bagi ilmu
pengetahuan modern untuk menjelaskan asul-usul kehidupan. Teori evolusi Darwin memang
gagal menjelaskan mekanisme tentang terbentuknya keanekaragaman makhluk. Namun bukti
bahwa evolusi pernah terjadi sukar untuk diingkati.
Sebuah fakta yang menarik dalam sejarah perkembangan ilmu Biologi terutama sistematika
tumbuhan adalah terbitnya buku Genera Plantarum yang ditulis Bentham dan Hooker. Terbitnya
Genera Plantarum dianggap sebagai masa berakhirnya periode klasifikasi sistem alam. Ternyata
Genera Plantarum diterbitkan hampir bersamaan dengan lahirnya teori evolusi Darwin. Periode
inilah yang dalam sejarah sistematika tumbuhan (Biologi) dianggap sebagai awal perkembangan
sistem filogenetik yang sedang banyak dikembangkan akhir-akhir ini.
Fakta bahwa evolusi benar-benar terjadi akhirnya sukar untuk ditolak. Beberapa bukti dan
argumen dalam teori evolusi Darwin yang tidak dapat menjelaskan dengan tepat dan tuntas asalusul kehidupan bukanlah sebuah tanda bahwa evolusi tidak pernah terjadi. Bukti fosil meskipun
belum lengkap tetap diterima sebagai kenyataan bahwa pernah ada kehidupan masa lampau
sebelum kehidupan modern saat ini. Di sisi lain pemegang teguh Darwinisme juga tak bisa
mengingkari kenyataan bahwa teori evolusi Darwin mempunyai banyak kekurangan. Namun hal
itu justru membuka lahan pemikiran baru untuk terus menganalisis perspektif dan
mengaktualisasi teori evolusi karena diakui hingga saat ini teori evolusi masih menjadi satusatunya teori yang dapat menjelaskan perkembangan “sebagian” kehidupan masa lampau yang
mengantarkan pada “dunia masa kini”.
Andaikan tidak selalu diterima dan diartikan secara harafiah, keyakinan agama tentang
penciptaan seharusnya tidak akan menimbulkan pertentangan tajam mengenai teori evolusi. Teori
evolusi adalah sebuah ilmu pengetahuan yang seharusnya tidak dianggap sebagai simbol
penentangan terhadap agama atau sumber bencana.
Mahasiswa Kedokteran di Inggris Boikot Kuliah tentang Teori Darwin Karena Bertentangan
dengan Al-Qur’an
Charles Darwin (RoL)
dakwatuna.com – London. Mahasiswa Muslim, termasuk calon dokter di salah satu program
medis terkemuka di Inggris, memilih keluar dari ruang kuliah saat pembahasan teori evolusi.
Mereka mengklaim hal itu bertentangan dengan ide-ide kreasionis yang disebutkan dalam AlQur’an.
Padahal di University College London tempat mereka belajar, teori Darwin merupakan bagian
penting dari silabus.
Serupa dengan keyakinan yang diungkapkan oleh orang-orang Kristen fundamentalis, mahasiswa
Muslim di kampus itu bersikeras mempertahankan pendapat bahwa Allah lah yang menciptakan
dunia, manusia, dan semua spesies dalam sebuah tindakan tunggal.

Steve Jones, profesor emeritus genetika manusia di University College London, telah
mempertanyakan mengapa para mahasiswa tersebut belajar biologi jika hal itu bertentangan
dengan keyakinan mereka.
“Mereka tidak datang [kuliah] atau mereka mengeluh tentang hal itu atau mereka mengirim
catatan atau email mengatakan bahwa mereka tidak harus mempelajari hal ini. Saya tidak benarbenar memahaminya, saya tidak religius, mereka menolak gagasan bahwa ada suatu proses acak
di luar sana di luar kehendak Tuhan,” kata Jones.
Awal tahun ini Usama Hasan, iman dari masjid al-Tauhid di Leyton, menerima ancaman
hukuman mati setelah berpendapat bahwa Darwinisme dan Islam mungkin kompatibel.
Sumber dalam kelompok Muslims4UK sebagian menyalahkan semakin populernya keyakinan
penciptaan dalam Islam yang digagas penulis Turki, Harun Yahya. Ia menulis beberapa buku
yang mencela Darwinisme.
Ahli biologi evolusioner dan profesor dari Oxford, Richard Dawkins, menyatakan
keprihatinannya pada makin bertambahnya jumlah mahasiswa yang menolak teori darwin dan
memilih tak mengikuti kuliah tentang teori evolusi.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asal usul kehidupan memang tidak mudah diungkapkan ataupun dibuktikan, banyak teori
yang telah ada dengan alasan yang berbeda namun belum dapat dinyatakan benar tetapi sudah
saling mendukung teori tersebut sehingga menganut kepercayaan terhadap suatu teori yang
dianggap benar. Dengan adanya teori evolusi, asal usul kehidupan dapat diperhitungkan denga
teori evolusi biologi dan teori evolusi kimia sehingga dapat menjelaskan kepada kita tentang asal
usul kehidupan.
B. SARAN
Untuk memperoleh informasi yang tepat tentang asal usul kehidupan, kita harus
mempelajari teori-teori yang lain juga sehingga bisa mengambil sesuatu yang penting untuk
dipadukan dengan teori yang dianggap benar.
Diposkan oleh Yashinta Peggy di 19.28
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Cari Disini


▼ 2013 (9)
o ► Februari (4)
o ▼ Januari (5)


Kandungan Zat Additif Pada Beberapa Makanan



Saat Mentari Menyambut pagi dunia kembali siap men...



Contoh Makalah Biologi " Evolusi dan Asal-Usul Keh...



Efek foto listrik



Cerpen ' Impian , Janji dan kesetiaan " karya Yash...

Si Kreatif

Yashinta Peggy
Lihat profil
lengkapku
Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.