Analisis wacana syair puisi “Begitu Engkau Bersujud” karya Emha Ainun Nadjib dalam menanamkan ajaran islam

(1)

DALAM MENANAMKAN AJARAN ISLAM

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Andi Riski

NIM : 1110051000142

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H./2015 M.


(2)

KARYA EMIIA AINUN NADJIB DALAM MENAN,A.MKAT{ AJARAN ISLAM

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komruriksi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Andi Riski

1110051000142

Dibawatr Bimbingan:

JURUSAN

KOMUNIKASI DAN

PET\IYIARAN

ISLAM

FAKULTAS DAKWAII

DAi\[

ILMU

KOMTINIKASI

T]NIYERSITAS

ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H./2015

M.

Dr. Hj. Roudhonah, Ag


(3)

BIIRSUJUD''

I(ARYA

EMHA AINUN NADJII} DALAM MENANAMKAN AJARAN ISLAM telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwal-r dan Ihnu Kornunikasi

[.Jniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada

l6 April

2015. Skripsi ini telah

cliterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I.) pada Program Studi Komunikasi Penyiaran Isldm.

Jakarta, i6 April20l5

Sidang Munaqasyah

Kctua Scl<ertaris

Drs. .Iumroni. M. Si

NI P. I 963 0 5t 5t992203 I 006 NIP. 1 983 0 6 102009 1220 0 1

Anggota,

,

NIP.197506062007101001 Pembimbing,

Pcnguji

I

NIP.l9710 6t997032002


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

l.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sastra

I

(S.Kom.I) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan

ini telah

saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(5)

i

Analisis Wacana Syair puisi “Begitu Engkau Bersujud” (karya Emha Ainun Nadjib)

Dalam Menanamkan Ajaran-ajaran Islam

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang memiliki pernyataan sastra yang paling kuat dibanding jenis sastra yang lain, kata-kata yang dimunculkan mengandung pengertian yang bermakna dan penuh simbol-simbol. Membaca puisi merupakan sebuah kenikmatan seni sastra karena pembaca dibawa serta ke dalam pernyataan-pernyataan yang dicurahkan seorang penyair melalui baris-baris puisinya, puisi juga merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan lirik dan bait. Sebagai sebuah genre, puisi berbeda dari novel, drama atau cerita pendek. Perbedaannya terletak pada kepadatan komposisi kata yang ketat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana teks dan wacana yang disampaikan kepada pembaca dalam syair puisi Begitu Engkau Bersujud karya Emha Ainun Nadjib? Untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya, maka dilakukan penelitian. Penulis dalam mewacanakan tulisannya disesuaikan dengan struktur teks dan berdasarkan sesuatu yang melatarbelakanginya. Adapun subjek penelitiannya adalah Emha Ainun Nadjib. Objek penelitiannya adalah wacana syair puisi Begitu Engkau Bersujud. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara kemudian dianalisa dengan metode analisis wacana Teun A. Van Dijk.

Analisis wacana Teun A. Van Dijk yang membaginya kedalam tiga tingkatan, yaitu: teks (bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema). Kognisi sosial (dipelajari proses produksi teks melibatkan kognisi individu). Konteks sosial (mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat). Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interperatif yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti dan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Teks dan wacana yang disampaikan kepada pembaca dalam syair puisi Begitu Engkau Bersujud, menampilkan bagaimana keyakinan dalam diri seseorang terhadap Allah SWT bisa diwujudkan melalui ibadah, bersujud dengan tujuan mendapat ridha Allah SWT. Ibadah atau sujud yang dilakukan sehari-hari harus didasari rasa ikhlas, karena ikhlas merupakan kunci keimanan terhadap Allah SWT.

Kesimpulannya adalah sujud merupakan wadah bagi setiap individu untuk memanjatkan doa-doa terhadap Allah SWT. Namun dalam hal tersebut ada tata cara ataupun aturan-aturan yang diajarkan agar doa-doa yang dipanjatkan bisa tersampaikan. Oleh karena itu Emha Ainun Nadjib menciptakan puisi begitu engkau bersujud agar para pembaca bisa memahami arti dari bersujud dan juga agar para pembaca bisa mengaplikasikan tata cara bersujud yang benar pada kehidupan sehari-hari.


(6)

ii

Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya bagi kita semua, Shalawat teriring salam semoga sesantiasa tercurah kepada junjungan baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Syukur Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Wacana Syair Puisi “Begitu Engkau Bersujud” Karya

Emha Ainun Nadjib Dalam Menanamkan Ajaran Islam. Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar S1 di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis nmenyadari kekurangan dan kelemahan yang melekat pada diri penulis, khususnya pada penyelesaian skripsi ini. Namun, Alhamdulillah dengan keterbatasan dan kekurangan yang ada, akhirnya penulis bisa menyelesaikan penelitian ini. Hal ini tidak terwujud dengan sendirinya, melainkan karena adanya dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Baik dari lingkungan keluarga, sahabat, teman, akademik kampus dan lain-lain. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, Wakil Dekan I Bidang Akademik Bapak H Suparto, M.Ed, Ph.d, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Bapak, Drs. Jumroni, M.si, serta Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Bapak Dr. H. Sunandar, MA.


(7)

iii

informasi serta waktunya kepada penulis untuk berkonsultasi mengenai kegiatan kuliah.

3. Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu Fita Fathurakhmah M.Si. yang telah banyak membantu penulis dalam kelancaran kuliah dan penulisan skripsi ini.

4. Dr. Hj. Roudhonah, M. Ag, selaku dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan waktunya, tenaga, dan pikiran untuk memberikan arahan tentang skripsi yang penulis buat.

5. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan. 6. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menyediakan buku dan fasilitas untuk mendapatkan referensi dan memperkaya isi skripsi ini.

7. Dosen pembimbing akademik Bapak Azwar Chatib yang telah banyak membantu membantu penulis dalam kelancaran kuliah dan penulisan skripsi ini.

8. Ayah dan Mamah tersayang, Bapak Sholeh dan Ibu Rusmiati. Karena doa yang kalian berikan akhirnya dengan ini penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yaitu skripsi.


(8)

iv

CakNun.com, selaku narasumber yang juga telah membantu penulis dalam menyempurnakan tugas akhir ini yaitu berupa skripsi.

10. Widya Larassaty S. Far, Apt, yang telah banyak membantu penulis dari mulai memberikan arahan dan motivasi agar tugas akhir yang berupa skripsi bisa cepat selesai.

11. Sahabat seperjuangan keluarga besar KPI E 2010 Muhammad Imron, Muhammad Iman, Robi Hakiardy, Firda Apriyani, Naziah, Siti Sudusiah, Zahrotunisa, Kemal Pasha, Taufik Nurrahman, Ahmad Fadhilah Rosyadi, Asep Syahroni, Tanto Fadly, Azan Leonardo, Astuti, Malik Saefudin, Ahmad Fadly, Ababil yang telah sama-sama memberikan dukungan moril terhadap penulis.

Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam meyusun skripsi ini, dan penulis sangat terbuka sekali tentang saran dan kritikannya yang membangun. Akhir sebuah kata dengan segala kerendahan hati, penulis persembahkan skripsi ini yang berjudul “Analisis Wacana Syair Puisi “Begitu Engkau Bersujud” Karya Emha Ainun Nadjib Dalam Menanamkan Ajaran Islam”. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya penulis mohon maaf, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Jakarta 16 April 2015


(9)

v

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metodelogi Penelitian ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 13

F. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Analisis Wacana ... 15

B. Syair……….. 25

C. Puisi ... 27

D. Ajaran-ajaran Islam ... 39

BAB III BIOGRAFI EMHA AINUN NADJIB Biografi Emha Ainun Nadjib ... 43

A. Latar Belakang Keluarga………... 43

B. Latar Belakang Pendidikan Emha Ainun Najib……… 49


(10)

vi

BERSUJUD”

A. Teks Puisi “Begitu Engkau Bersujud” ... 56 B. Kognisi Sosial ... 78 C. Konteks Sosial………... 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 85 B. Saran-saran ... 92 DAFTAR PUSTAKA ... 93 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

vii

Tabel 2.2 ... 21

Tabel 4.1 ... 60

Tabel 4.2 ... 66

Tabel 4.3 ... 67

Tabel 4.4 ... 70

Tabel 4.5 ... 73


(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di antara berbagai kekayaan seni dan budaya, syair merupakan ekspresi kebudayaan yang sangat menonjol setelah pantun. Syair dilihat dari sudut kebudayaan adalah termasuk salah satu seni dari hasil cipta oleh akal budi manusia. Sastra ini dapat dipakai sebagai sarana komunikasi dan berfungsi sebagai alat untuk menuangkan emosi jiwa, cita-cita ataupun keinginan dan nilai-nilai dalam masyarakat. Sebagai cetusan kejiwaan terutama sebagai media dakwah Islam pada kalangan masyarakat. Menilik pada sejarah kesasastraan syair telah muncul dan berkembang pada saat masuknya Hindu/Budha dalam masyarakat. Namun, hal itu semakin berkembang pesat setelah masuknya Islam di wilayah ini. Maka tidak mengherankan, jika sebagian besar tradisi tulisan seperti halnya syair merupakan peninggalan periode Islam.

Dakwah yang dilakukan dengan metode pendekatan budaya ini, menjadi salah satu penyebab orang terdahulu banyak yang memeluk agama Islam. Sehingga tanpa disadari, bahwa kebudayaan yang didalamnya terdapat ajaran Islam membuat sendi adat istiadat itu sendiri mengacu pada aturan Islam. Nilai-nilai luhur budaya tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam, karena Islam adalah sumber dan puncak dari keseluruhan nilai-nilai luhur yang dimaksud. Dalam hal ini, pesan-pesan yang terkandung di dalam syair dakwah juga harus mengikuti aturan-aturan ajaran Islam.

Karya seni, khususnya puisi dipandang oleh para filsuf muslim terutama Ibnu Sina dan Al Jurjani, sebagai persembahan yaitu ekspresi perasaan dan pikiran


(13)

seorang penyair yang mencoba mengungkapkan perasaan dengan menggunakan pikiran dan imajinasi.1 Menciptakan karya seni digolongkan sebagai kegiatan intelektual yang berhubungan dengan hikmah, informasi dan komunikasi.2 Puisi ialah jenis karya sastra yang memiliki sifat puitis.3 Pada dasarnya puisi adalah wujud representasi keadaan jiwa dalam bentuk lambang (kebahasaan). Kata-kata yang dimunculkan dalam puisi mengandung pengertian yang mendalam dan penuh simbol-simbol.

Pada hakikatnya puisi merupakan bentuk dari curahan pengalaman batin sang penyair, dimana curahan tersebut mampu menunjukkan keadaan atau situasi yang sedang dialami olehnya dan pada akhirnya dapat memberikan kesan yang mendalam kepada pembaca. Meskipun demikian, banyak puisi yang ditulis tanpa ada pesan moral yang akan disampaikan kepada pembaca. Dewasa ini, salah seorang penyair yang dikenal banyak menyisipkan pesan moral dalam puisinya adalah Emha Ainun Nadjib (Cak Nun). Selain sebagai seorang ulama terkenal Emha juga seorang musisi, budayawan, sastrawan dan seorang penyair yang tidak hanya bermain dengan kata-kata. Namun, banyak di antara coretan penanya yang berbentuk puisi mempunyai makna religius, berisi pesan moral, dan nilai-nilai pendidikan Islam, khususnya sebagai bentuk penghambaan sang penyair kepada Allah SWT.

Bukan hanya dari segi religius saja, dari segi berbangsa dan bernegaraan banyak karya-karya Emha yang menjadi kritikan-kritikan untuk bangsa ataupun pemerintahan yang sedang berjalan. Dalam karya-karyanya Emha memiliki gaya

1

Abdul Hadi W.M, Hermeunetika, Estetika dan Religiusitas, Esai-Esai Sastra Sufistik dan Seni Rupa, (Yogyakarta: Matahari, 2004), h. 36.

2

Abdul Hadi W.M, Hermeunetika, Estetika dan Religiusitas, Esai-Esai Sastra Sufistik dan Seni Rupa, h. 36.

3

Soedjarwo, Bunga-Bunga Puisi dan Taman Sastra Kita, (Yogyakarta: Duta Wacana University Press., 1993), h. 3.


(14)

bahasa yang sangat bagus, sehingga sangat menarik banyak perhatian, selain itu juga Emha banyak mengisi acara-acara seperti pengajian, yang banyak diminati oleh masyarakat contohnya seperti kenduri cinta, padangmbhulan dan mocopat syafaat. Dengan banyaknya kegiatan keagamaan tersebut membuat Emha jauh lebih dikenal oleh masyarakat. Bukan hanya itu saja, bahkan kegiatan Emha diluar negeripun cukup banyak. Selain itu, faktor istri yaitu Novia Kolopaking dan anaknya Noe yang mempunyai profesi sebagai publik figur membuat Emha Ainun Najib semakin banyak penggemarnya. Di antara beberapa karyanya yang sangat terkenal yaitu karya yang terangkum dalam kumpulan puisi “seribu masjid satu jumlahnya” karya Emha Ainun Nadjib, ada salah satu karya puisi Emha yang merupakan karya terbaik dari beliau yaitu puisi “Begitu Engkau Bersujud”.

Secara istilah puisi adalah karya sastra yang bersifat imajinatif, bahasa sastra yang bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang (majas).4 Syair “Begitu Engkau Bersujud” merupakan kumpulan puisi karya Emha Ainun Nadjib yang diterbitkan pada tahun 1990; melalui judul bukunya yaitu kumpulan puisi Seribu Masjid Satu Jumlahnya. Puisi ini banyak mengandung pesan moral dan pesan religi didalamnya. Menurut Helmi Mustopa selaku ketua redaksi Caknun.Com, banyak masyarakat yang memberikan testimoninya ataupun komentar-komentar terhadap puisi ini, sehingga puisi ini banyak digemari oleh masyarakat, selain itu puisi ini memiliki kata-kata yang sangat bagus dan mudah dipahami dibanding dengan puisi-puisi karya Emha yang lainnya.5

4

Herman J. Waluyo, Teori & Apresiasi Puisi, (Jakarta : Erlangga, t.th.), h. 22. 5


(15)

Muhammad Ainun Najib berasal dari daerah Jombang, nama Muhammad disingkat menjadi M.H tetapi pada akhirnya sering disebut Emha.6 Emha adalah anak desa, tepatnya desa santri, dari desa tersebutlah Emha banyak belajar kesederhanaan, kebersahajaan, kewajaran dan kearifan hidup. Karena semua itulah Emha mendapatkan pelajaran bahwa peran sosial bukan sebagai acuan keberhasilan seseorang dalam menjalankan hidupnya, melainkan sebagai kewajiban dan fungsi sosial yang mampu memberikan contoh kepada masyarakat, karena pelajaran itu pulalah Emha bertahan untuk tetap berada dalam keadaan sederhana. Sesungguhnya Emha bisa saja menjadi pribadi yang berada di posisi kelas menengah keatas. Namun, semua itu tak Emha hiraukan Emha tetap berada dikesederhanaan hidup, bahkan setiap hari Emha sering makan di warung di pinggiran jalan, sampai Emha sakit karena kekurangan gizi.

Peraih bintang Medali of Islamic Excellence 2005 dari The Moslem News (Inggris)7 yang juga sangat dikenal dengan nama sapaan Cak Nun ini lahir pada Rabu Legi 27 Mei 1953 di Menturo, Sumobito, Jombang, Jawa Timur. Menturo adalah pusat budaya dan tradisi yang cukup penting bagi penggambaran perjalanan Emha, baik dari dimensi sosial, intelektual, kultural dan sepiritual.8

Anak ke-4 dari 15 bersaudara ini Pendidikan formalnya hanya berakhir di semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Sebelum itu Emha pernah menjadi santri di Pondok Modern Gontor Ponorogo, akan tetapi Emha dikeluarkan karena demo melawan Departemen Keamanan. Kemudian Emha pindah ke Yogyakarta dan bisa tamat SMA Muhammadiyah I. Setelah itu Emha lima tahun hidup menggelandang di Malioboro Yogyakarta

6

Ian Leonard Betts, Jalan Sunyi Emha (Jakarta : Penerbit Buku Kompas, juni 2006), h. 1

7

Ian Leonard Betts, Jalan Sunyi Emha, h. 10

8

Emha Ainun Nadjib (Muhammad Ainun Nadjib), Repleksi Sepanjang Jalan, (Yogyakarta : SIPRESS Januari 1995), cet ke, -3 h. 305


(16)

antara 1970-1975 ketika belajar sastra kepada guru yang dikaguminya yaitu Umbu Landu paranggi yang juga seorang sufi di Jogjakarta yang hidupnya misterius dan sangat mempengaruhi perjalanan Emha. Berikut ini beberapa karya-karya puisinya Emha Ainun Nadjib antara lain:

“M” Frustasi (1976),· Sajak-Sajak Sepanjang Jalan (1978), Sajak-Sajak Cinta (1978), Nyanyian Gelandangan (1982), 99 Untuk Allah SWTku (1983), Suluk Pesisiran (1989),· Lautan Jilbab (1989), Begitu engkau bersujud ( 1990), Cahaya Maha Cahaya (1991), Sesobek Buku Harian Indonesia (1993), Abacadabra

(1994), Syair Amaul Husna (1994), dll.9

Dari semua hal tersebut dapat di artikan bahwa menanamkan ajaran-ajaran Islam dapat menggunakan berbagai macam cara, bahkan lewat syair puisi pun dapat dilakukan, asalkan yang dituangkan dalam sajak puisi itu beralaskan akidah Islam, dimana hal tersebut semakin membuat puisi di minati oleh masyarakat luas khususnya umat Islam, bukan hanya itu saja dengan cara inovatif seperti ini, diharapkan agar para pembaca maupun pendengar lebih tertarik lagi dengan puisi religius, apa lagi seperti saat ini sangat dibutuhkan inovasi-inovasi yang menarik, untuk mengajak dan menanamkan ajaran-ajaran Islam di kalangan para remaja khususnya.

Salah satu ajaran Islam yaitu bersyukur dan bersujud, dimana hal tersebut merupakan bagian dari syariah Islam yang merupakan ajaran pokok Islam, ajaran pokok Islam dibagi menjadi dua yaitu akidah dan syariah, Akidah dengan syariah itu tidak dapat dipisahkan, bisa dibedakan akan tetapi tidak bisa dipisahkan, akidah sebagai akarnya dan syariah sebagai batang dan dahan-dahannya, maka dari itu sebagai mahkluk ciptaan Allah SWT diwajibkan untuk selalu memiliki rasa syukur


(17)

terhadap apa yang telah diberikan Allah SWT.10 Orang yang terlahir dalam kondisi sempurna seharusnya lebih mensyukuri nikmat yang Allah SWT berikan. Sudah diberi sepasang mata, apakah sudah digunakan untuk melihat hal-hal yang baik? atau justru sebaliknya digunakan untuk berbuat maksiat. Diberi sepasang telingga. apakah sudah digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang baik? Sudahkah menjadi orang yang pandai untuk bersyukur?

Dari puisi “Begitu Engkau Bersujud”, menggambarkan ungkapan syukur yang dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, dan dengan berbagai cara. Semua dapat mengungkapkan rasa syukur sesaat setelah menerima nikmat, setiap selesai shalat, ketika bangun tidur, setelah makan, setelah selesai buang hajat, dan sebagainya. Dapat juga mengungkapkan rasa syukur ketika berada di rumah, di jalan, di sekolah, bahkan ketika berada di lapangan sepak bola pun dapat mengungkapkan rasa syukur. Cara mengungkapkan rasa syukur juga bermacam-macam, seperti dengan mengucapkan alhamdulillah, melakukkan sujud syukur, memberi sedekah, atau memperbanyak ibadah.

Puisi Begitu Engkau Bersujud menanamkan salah satu ajaran-ajaran Islam yaitu mengenai sujud, dalam puisi ini ajakan ataupun informasi mengenai bersujud kepada Allah SWT sangat jelas adanya, sehingga informasi yang ingin disampaikan dalam puisi ini bisa dapat dipahami.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba mengkaji atas permasalahan-permasalahan tersebut, dengan bentuk skripsi yang berjudul

Analisis Wacana Syair Puisi “Begitu Engkau Bersujud” Karya Emha Ainun Nadjib Dalam Menanamkan Ajaran Islam.

10

Abdullah al-Muslih, Pokok-Pokok Ajaran Islam Yang Wajib Diketahui Setiap Muslim,


(18)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan masalah

Puisi-puisi yang di tulis Emha begitu banyak, maka penulis membatasi

pada masalah hanya pada puisi “Begitu Engkau Bersujud” karya Emha Ainun

Najib yang terdiri dari 25 bait puisi, setiap baitnya terdiri dari 3 sampai 11 kata. Hal ini dengan alasan bahwa syair tersebut banyak mengandung pesan dakwah dalam isi syairnya dan juga lebih memfokuskan kepada pembaca atau pendengar puisi tersebut sebagai sebuah objek

2. Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:

a. Bagaimanakah kontruksi wacana yang disajikan pada syair puisi “Begitu

Engkau Bersujud”?

b. Bagaimanakah kognisi sosial yang ada dalam puisi “Begitu Engkau

Bersujud”?

c. Bagaimanakah konteks sosial yang ada dalam puisi “Begitu Engkau

Bersujud”?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui konstruksi wacana yang disajikan oleh Emha Ainun

Nadjib.

2. Untuk mengetahui kognisi sosial dari puisi Begitu Engkau Bersujud. 3. Untuk mengetahui konteks sosial dari puisi Begitu Engkau Bersujud. Sedangkan hasil penelitian pada intinya diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:


(19)

1. Memberikan wacana pemikiran bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam bahwa media pembelajaran pun dapat berupa karya sastra, termasuk karya sastra puisi.

2. Membantu pembaca karya sastra, dalam menemukan dan mengapresiasi keindahan dari kumpulan puisi Begitu Engkau Bersujud karya Emha Ainun Nadjib.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode penelitian

Dalam penelitian ini bukan hanya ingin mengetahui bagaimana isi teks, tapi juga bagaimana pesan tersebut disampaikan. Maka penelitian ini lebih pada pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subyek penelitian misalnya: prilaku, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.11

Dean J. Champion dalam bukunya mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berfungsi untuk mendata atau mengelompokan sederet unsur yang terlihat sebagai pembentuk suatu bidang persoalan yang ada.12

Dengan mengunakan analisis wacana yang merupakan salah satu alternatif lain akibat keterbatasan pada analisis isi. Jika analisis isi konvensional pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah isi teks komunikasi yang bersifat nyata, sedangkan analisis wacana lebih memfokuskan pada pesan-pesan yang tersembunyi didalam setiap teks. Yang menjadi titik perhatian bukan

11

Meleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 6.

12

Dean J Champion, Metode dan Masalah Penelitian, (Bandung: Refika Aditama, 1998), hal. 6.


(20)

hanya pada pesan tetapi juga pada makna yang terkandung didalamnya.13 Jika analisis isi hanya dapat mempertimbangkan isi semata. Namun, tidak dapat menyelidiki bagaimana seseorang menyampaikannya. Dalam konteks ini, yang penting bukan hanya yang diucapkan atau dianggap penting oleh komunikator, melainkan bagaimana cara komunikator mengungkapkannya.14

Analisis wacana secara teoritis memiliki prinsip yang hampir sama dengan beberapa pendekatan metodologis, seperti analisis struktural. Dapat dilihat dari beberapa ciri analisis struktural yang ada kesamaan tujuan dengan analisis wacana.15 Dasar analisis wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretatif yang mengendalikan interpretasi dan penafsiran peneliti. Oleh karena itu, dalam proses kerjanya, analisis wacana tidak memerlukan lembar koding yang mengambil beberapa item atau turunan dari konsep tertentu.16

Metode penelitian analisis wacana yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah model teun A van Dijk. Sebenarnya ada beberapa model analisis wacana yang diperkenalkan oleh para ahli, seperti model Theo van Leeuwen yang mengemukakan bahwa teori wacana bertujuan untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang dianalisa posisinya dalam suatu wacana. Misalnya kelompok tani, buruh, nelayan, dan wanita. Sering kali mereka dideskripsikan secara buruk, tidak berpendidikan, liar, mengganggu ketentaraman dan kenyamanan, serta bertindak anarkis.

13

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta. PT: Lkis Printing Cemerlang), 2001, h. 20-21

14

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006), h. 151-152

15

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, h. 151-153

16

Alex Sobur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framin, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2006, h. 70


(21)

Dan juga Sara Mils yang lebih memusatkan perhatiannya pada wacana tentang perempuan. Bagaimana perempuan ditampilkan dalam teks, dalam novel, gambar, foto ataupun berita. Tetapi pada penelitian ini lebih memilih model Teun A van Dijk karena model van Dijk paling banyak dipakai. Model ini mengolaborasi elemen-elemen wacana sehingga dapat diaplikasikan secara praktis. Modelnya kerap disebut sebagai kognisi sosial. istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya teks. Menurutnya, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktek produksi yang harus diamati. Ia melihat suatu wacana terdiri dari berbagai struktur atau tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya dalam tiga tingkatan, yakni:

Pertama struktur makro merupakan gambaran umum dari suatu teks, atau biasa disebut gagasan inti, dan ringkasan yang utama dari suatu teks. Elemen ini disebut dengan tematik, yaitu tema/topik yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua superstruktur yaitu alur dari bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk suatu kesatuan arti.

Ketiga struktur mikro. Menurut Van Dijk makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks. Yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks.

2. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah subyek darimana data bisa diperoleh. Ada dua macam sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:


(22)

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang menjadi rujukan pokok dalam menyusun skripsi. Data yang termasuk dalam kategori primer dalam ini adalah kumpulan puisi Begitu Engkau Bersujud karya Emha Ainun Nadjib.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari peneliti dari subyek penelitian. Data ini diperoleh dari dokumen-dokumen atau laporan yang telah tersedia.

3. Metode Pengumpulan Data a. Teknik pengumpulan data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu sebagai berikut:

1) Observasi / Pengamatan

Sebagai metode ilmiah, observasi adalah salah satu cara penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis sebuah permasalahan yang akan diselidiki.17

Metode ini digunakan untuk mengamati isi makna pesan yang terdapat di dalam syair puisi Emha Ainun Nadjib, kemudian dilakukan pengamatan dengan sistematis fenomena yang terdapat dalam teks tersebut sebagai objek penelitian yaitu syair puisi “Begitu Engkau Bersujud” pada buku kumpulan puisi karya Emha Ainun Najib.

2) Interview (wawancara)

Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapat data

17


(23)

yang lengkap dan mendalam. Pada wawancara ini, pewawancara relatif tidak mempunyai tugas menuntut waktu dan tenaga agar informan bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam, bila perlu tidak ada yang disembunyikan. Wawancara seperti ini berlangsung secara informal, seperti orang sedang mengobrol, tidak dibatasi adanya perbandingan antara pewawancara dengan informan. 18

Pada penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara dengan Cak nun, nama yang kita ketahui sebagai panggilan dari Emha Ainun Najib tentang syair puisi begitu engkau bersujud dalam kumpulan puisi.

3) Dokumentasi

Yaitu pemberian bukti-bukti dan keterangan-keterangan (seperti kutipan-kutipan) transkrip, sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dokumen tertulis, metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan permasalahan.

b. Teknik pengolahan data

Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretative yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti.

Dalam tahap ini penulis akan memperlihatkan data-data yang terdapat dalam data utama yaitu puisi Begitu Engkau Bersujud, kemudian akan ditafsirkan peneliti dengan disesuaikan pada kerangka dalam analisis wacana.

18

Rahmat Kriyanto, M.Si. Tekhnik Praktis Riset Komunikasi, edisi ke-1, cet ke-3 (Jakarta Kencana 2008), H 100.


(24)

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, peneliti telah terlebih dahulu melakukan tinjauan pustaka yang ada di perpustakaan utama UIN Jakarta, ternyata judul ini belum ada yang membahasnya

Namun, ada beberapa skripsi yang masih berkaitan dengan judul tersebut, di antaranya:

1. Analisis Wacana Kritik Sosial Pada Album Efek Rumah Kaca Karya Group

Band Efek Rumah Kaca” karya Fahmi Mubarok (10805100007) mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) pada penelitian ini lebih fokus terhadap sebuah album.

2. Analisis Wacana Terhadap Album Musik Anti Korupsi Group Band Slank” karya Erdi Yulian (207051000225) Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) penelitian ini juga lebih di fokuskan ke album dari sebuah band.

3. Analisi wacana berbakti kepada Ibu dalam lagu keramat karya roma irama” karya Sutrisno Sugiono (109051000171) Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) penelitian ini lebih di arahkan kepada lirik sebuah lagu.

4. Analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan benteng karya Tauik Ismail”. Karya Syaiul Anwar (809018300082) Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) penelitian ini meneliti sekumpulan puisi.


(25)

F. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran secara menyeluruh dari sisi skripsi ini yang akan memudahkan bagi pembaca untuk memahami, penulis memberikan sistematika beserta penjelasan secara garis besarnya bahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yang mempunyai kaitan erat antara yang satu dengan yang lainnya. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Merupakan bab pendahuluan yang meliputi beberapa sub bab yang menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan skripsi, metode penelitian skripsi yang meliputi jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Merupakan landasan teori dari syair puisi Begitu Engkau Bersujud karya Emha Ainun Najib dan dakwah islamiyah, berisikan tentang syair puisi sebagai media dakah mencakup pengertian dakwah dan puisi secara garis besar.

Bab III Gambaran Umum

Berisikan profil pengarang puisi Emha Ainun Najib dan gambaran umum dari

kumpulan puisi tersebut.

Bab IV Temuan Hasil Penelitian

Merupakan hasil analisis puisi begitu engkau bersujud. Bab V Penutup

Berisikan kesimpulan dan saran-saran yang membangun demi perkembangan dakwah islam.


(26)

15

KERANGKA TEORITIS

A. Analisis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana

Analisis wacana adalah suatu metode kajian terhadap teks, memiliki fungsi untuk mengetahui struktur pesan dalam komunikasi suatu teks. Analisis wacana menekankan pada, bagaimana pentingnya ideologi berita merupakan bagian paket dari metode yang digunakan untuk memproses berita “ how the ideological

significance of news is part of parcel of the methods used to process news”.1

Analisis wacana menitik-beratkan pada penggambaran teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses kognisi dalam komunikasi. Sebuah produksi tulisan yang digunakan dalam sajak syair puisi ketika engkau bersujud, sarat akan makna yang tidak hanya terdapat dalam serangkaian struktur kalimat. Akan tetapi terdapat di seluruh badan teks. Serangkaian makna ini yang menjadi tujuan analisis wacana, karena makna yang terdapat dalam suatu teks tidak menutup kemungkinan menyimpan makna tersembunyi yang kerap menimbulkan bias. Dalam makna tersembunyi inilah kemungkinan pergulatan idiologi.

Eryanto, mengungkapkan bahwa teks sendiri adalah sebuah praktek idiologi atau paling tidak cerminan dari idiologi tertentu.2 Teks tidak akan terlepas dari suatu idiologi-idiologi tertentu.

1

Tuchman dalam Alex Sobur, Analisis Teks Media, (bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 48

2

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta. PT: Lkis Printing Cemerlang,2001) , hal. 6.


(27)

2. Macam-macam analisis

a. Analisis Isi Pesan (content analisis)

Analisis isi pesan adalah suatu tahap dari pemrosesan informasi yang menyangkut isi-isi komunikasi yang di transformasikan melalui aplikasi yang sistematik dan objektif menurut ketentuan katagoris kedalam data yang dapat diinterpretasi dan di bandingkan.3

Teknik ini merupakan strategi verifikasi kulitatif, teknik analisis data ini dianggap sebagai teknik analisis data yang sering digunakan. Artinya teknik ini adalah yang paling abstrak untuk analisis data-data kualitatif. Secara teknik, analisis isi mencakup upaya-upaya, klasifikasi lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat produksi. Analisis ini sering digunakan dalam analisis-analisis verifikasi.

Cara kerja atau logika analisis ini sesungguhnya sama dengan kebayakan analisis data kualitatif. Peneliti memulai analisis dengan menggunakan lambang-lambang tertentu, mengklasifikasi data tersebut dengan kriteria-kriteria tertentu serta melakukan prediksi dengan teknik analisis yang tertentu pula.

b. Analisis Domain

Digunakan untuk menganalisis gambaran objek penelitian secara umum atau ditingkat permukaan, namun relatif utuh tentang objek penelitian tersebut. Analisis domain ini amat tekenal sebagai teknik yang dipakai dalam penelitian yang bertujuan eksplorasi. Maksudnya adalah analisis hasil penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran sutuhnya dari objek yang diteliti tanpa

3

Andi Bulaeng. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta:Andi, Yogyakarta), 2004 h. 64


(28)

harus diperinci secara detail unsur-unsur yang ada dalam keutuhan objek penelitian tersebut.4

Dalam hubungan bagaimana peneliti menggunakan teknik analisis domain, ada enam langkah yang saling berhubungan, antara lain:

1. Memilih pola hubungan semantik tertentu atas dasar informasi atau fakta yang tersedia dalam catatan harian peneliti dilapangan.

2. Menyiapkan kerja analisis domain.

3. Memilih kesamaan-kesamaan data dari catatan harian peneliti dilapangan.

4. Mencari konsep-konsep induk dan katagori-katagori simbolis dari domain tertentu yang sesuai dengan suatu pola hubungan semantik. 5. Menyusun pertanyaan-pertanyaan struktural untuk masing-masing

domain.

6. Membuat daftar keseluruhan domain dari seluruh data yang ada.5

jadi pada intinya, analisis hasil penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari objek yang diteliti, tanpa harus diperincikan secara detail unsur-unsur yang ada dalam keutuhan objek penelitian tersebut. Misalnya seorang peneliti menganalisa lembaga sosial sosial, maka domain atau kategori simbolik dari lembaga sosial antara lain: keluarga, perguruan tinggi, rumah sakit. Sehubungan dengan kemungkinan bervariasinya domain, maka disarankan menggunakan hubungan semantik (semantik relationship) yang bersifat unversal dalam analisis domain.

4

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, Format-format Kualitatif dan Kuantitatif.

(Surabaya: AUP), 2001, h. 293.

5


(29)

c. Analisis Taksonomik

Secara keseluruhan, teknik taksonomik menggunakan “pendekatan non kontras antara elemen”. Teknik ini terfokus pada domain-domain tertentu, kemudian memilih domain tersebut menjadi sub-sub domain serta bagian-bagian yang lebih khusus dan terperinci yang pada umumnya merupakan rumpun yang memiliki kesamaan.6

Hal yang perlu dikethui pula bahwa banyak sedikit pecahan-pecahan domain menjadi sub domain dan seterusnya, tergantung pada kompleksnya domain itu sendiri atau tergantung pada peneliti mengembangkan kompleksitas domain tertentu.

d. Analisis Komponensial

Analisis ini berbeda dengan analisis taksonomi yang menggunakan

“pendekatan non kontras antara elemen”. Analisis komponensial adalah teknik yang cukup menarik dan mudah dilakukan karena menggunakan pendekatan

“kontras antar elemen”.

Analisis komponenensial digunakan dalam analisis kualitatif untuk menganalisis unsur-unsur yang memiliki hubungan-hubungan yang kontras satu sama lain dalam domain-domain yang telah ditentukan untuk dianalisis secara lebih terperinci.7

Teknik analisis komponensial secara keseluruhan memiliki kesamaan kerja dengan teknik analisis taksonomik, hal yang membedakan kedua teknik analisis ini hanyalah pada pendekatan yang dipakai oleh masing-masing teknik analisis.

6

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman filosofis dan Metodologis kea rah penguasaan Model aplikasi, 2003 h. 90

7

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman filosofis dan Metodologis kea rah penguasaan Model aplikasi, 2003 h. 95


(30)

e. Analisis Koperatif Konstan

Analisis ini adalah analisis yang paling ekstrim menetapkan strategi analisis deskriptif. Dikatakan ekstrim karena teknik ini betul-betul menerapkan logika induktif dalam analisisnya, hal tersebut jarang kita jumpai dalam penelitian-penelitian sosial. esensinya bahwa analisis komperatif adalah teknik yang digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian yang terjadi disaat peneliti menganalisa kejadian tersebut dan dilakukakan secara terus menerus sepanjang penelitian itu dilakukan.8

3. Wacana Menurut Teun A. Van Dijk

Model van Dijk paling banyak dijadikan sebagai perangkat analisis terhadap wacana. Model wacana ini disebut juga model kognisis sosisal karena banyak terpengaruh oleh ilmu psikologi sosial. Teun A. van Dijk menganalisis wacana melalui struktur dan proses terbentuknya suatu teks. Dalam hal ini van Dijk mengembangkan analisis wacana tidak hanya pada ranah teks,9 tetapi juga pada tingkat kognisi sossial dan konteks sosial. secara singkat van Dijk membagi struktur kedalam tiga tingkatan yaitu:

a. Struktur marko. Merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati, dipahami dengan melihat tipe dari suatu teks. Tema wacana bukan hanya isi tetapi juga kondisi tertentu dari suatu peristiwa.

b. Superstruktur . adalah kerangka suatu teks. Bagaimana sstruktur elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh

c. Struktur mikro. Makna wacana dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat prafase yang dipakai.

8

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman filosofis dan Metodologis kea rah penguasaan Model aplikasi, 2003 h. 100-101

9


(31)

Idiologi kemudian yang akan mementukan suatu wacana. Karena idiologilah yang menentukan mengapa sebuah wacana diproduksi. Penilaian pembacapun akan lahir setelah mengetahui apa idiologi, setelah idiologi dapat dibaca, maka akan diketahui untuk apa suatu wacana dibangun atau diproduksi.10

4. Kerangka Analisis Wacana Model Teun A. van Dijk

Model analisis wacana van Dijk seringkali disebut dengan “kognisi sosial”

karena analisis ini diadopsi dengan pendekatan lapangan psikologi sosial. terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya teks, sebagaimana dikutip dalam bukunya Eriyanto, penelitian atas wacana tidak didasarkan hanya pada teks semata, karena teks hanyalah hasil dari praktik produksi yang juga harus diamati dan harus dilihat juga bagai mana teks itu diproduksi, sehingga kita memperoleh pengetahuan kenapa teks semacam itu terbentuk,11 berikut ini adalah penjabaran dari kerangka analisis wacana van Dijk:

a. Teks

Teun A. van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung, van Dijk membagi kedalam tiga tingkatan;

Pertama, struktur mikro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita (tulisan). Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur mikro. Ini adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kita, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase dan gambar.

10

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, 2001, h. 13

11


(32)

Tabel 2.1

Struktur teks Teun A. van Dijk Struktur makro

Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topic atau tema yang diangkat oleh suatu teks

Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan

Struktur mikro

Makna lokal suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks

Menurut van Dijk, semua elemen merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain. Makna global suatu teks didukung oleh kerangka teks dan pada akhirnya pilihan kata dan kalimat yang dipakai. Untuk elemen wacana yang dikemukakan Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2.2

Struktur wacana Teun A van Dijk

Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen

Struktur makro TEMATIK

(Apa yang dikatakan?)

Topik

Superstruktur SKEMATIK

(Bagaimana pendapat disusun dan dirangkai?)

Skema

Struktur Mikro SEMANTIK

(Makna yang ingin ditekankan dalam teks?)

Latar, Detil, Maksud, peranggapan

Struktur Mikro SINTEKSIS

(Bagaimana pendapat disampaikan?) Bentuk kalimat, kohrensi, kata ganti

Struktur Mikro STALASTIK

(Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks

berita/buku?

Leksikon

Struktur Mikro RETORIS

(Bagaimana dan dengen cara apa penekanan

dilakukan?)

Grafis, Metafora, Ekspresi


(33)

1. Struktur Makro a) Tematik

Teun A. van Dijk mendefinisikan topik sebagai struktur makro dari suatu wacana, topik memainkan peranan penting sebagai informasi sebuah wacana, dan dapat mengetahui masalah atau tindakan yang diambil komunikator dalam mengatasi suatu masalah, keputusan, atau pendapat dapat diamati pada struktur makro dari suatu wacana.12

Gagasan utama dari van Dijk, wacana pada umumnya dibentuk dalam tata aturan umum dan teks tidak hanya mencerminkan suatu pandangan tertentu, tetapi merupakan suatu pandangan umum yang koheren. Jadi van Dijk memandang suatu masalah didasari oleh mental atau pikiran tertentu, mental dan kognisi tulisan tersebutlah yang akan dimunculkan kedalam sebuah tulisan dan kita namakan sebuah topik.

b) Suprastruktur

Jika topik dapat menunujukan makna umum dari suatu wacana, maka struktur skematis atau superstruktur menggambarkan bentuk umum dari suatu teks. Skematik merupakan strategi dari komunikator untuk mendukung makna umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung.13 Dalam hal ini, peletakan informasi disesuaikan dengan otoritas penulis.

Dalam suprastruktur, hal yang perlu diamati adalah skematik, karena setiap wacana memiliki alur atau jalan cerita yang sistematis, sebuah tulisan ilmiah harus teratur dan mempunyai kaidah-kaidah tertentu biasanya dimulai dari

12

Alex Sobur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, 2006, h. 75

13

Alex Sobur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, 2006, h. 76


(34)

abstrak, latarbelakang masalah, tujuan, hipotesis, isi dan yang terakhir adalah kesimpulan.

Menurut van Dijk suprastruktur merupakan suatu kesatuan yang mendukung gagasan utama dalam berita, meskipun suprastruktur tidak ditemukan secara utuh didalam sebuah tulisan, namun dalam hal ini membantu penulis untuk memberikan pemaknaan peristiwa apa yang harus di tonjolkan dan apa yang harus ditutup-tutupi.14

Selanjutnya van Dijk menganggap bahwa skematik adalah strategi wartawan (penulis) untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan dan mana yang bisa dijadikan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.

2. Struktur Mikro

Semantik merupakan studi tentang makna yang dimiliki objek bagi orang yang berfikir dan menanggapi, dan bukan pencarian definisi kata yang intrinsik dan universal, seperti studi linguistik konvensional, makna kata dihubungkan dengan arti yang terdapat dalam kamus. Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan makna lokal, yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisis yang membangun makna dalam suatu bangunan teks. Tetapi semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dalam struktur wacana, lebih dari itu menggiring kearah sisi tertentu dari suatu peristiwa.

14


(35)

b. Kognisi Sosial

Model analisis wacana van Dijk tidak hanya dibatasi pada penelitian teks semata, tetapi juga pada tingkat kognisis sosial pengarang, yaitu kesadaran mental seorang pengarang dalam memahami sesuatu masalah dan menuangkannya ke dalam suatu teks.

Dalam hal ini, bagaimana suatu teks diproduksi dan bagaimana cara penulis memandang suatu reliatas sosial, sehingga dituangkan ke dalam sebuah tulisan tertentu. Dimensi kognisi sosial memiliki hubungan erat dengan proses pembuatan teks, di mana peristiwa atau informasi yang hendak ditonjolkan, ditutup-tutupi, waktu, kejadian dan lokasi, keadaan yang relevan atau perangkat tindakan yang dibentuk dalam struktur teks.

Banyak proses dan strategi yang terjadi seperti seleksi, reproduksi, penyimpulan, dan transformasi. Di sini keputusan dan strategi tersebut menurut van Dijk terjadi dan berlangsung dalam mental dan kognisi sosial seseorang.15 c. Konteks Sosial

Dimensi konteks sosial melihat bagaimana suatu teks dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial yang berkembang dalam suatu masyarakat atas suatu wacana, dalam artian melihat bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa yang digambarkan. Dalam kerangka van Dijk, penelitian mengenai bagaimana wacana diproduksi dalam masyarakat sangat diperlukan, karena dapat dijadikan acuan dalam mengkaji teks yang dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang atas suatu peristiwa.

15


(36)

B. Syair

Syair adalah salah satu jenis puisi lama, syair berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam, kata

syair berasal dari bahasa Arab syu‟ur yang berarti perasaan, kata syu‟ur berkembang menjadi kata syi‟ru yang berarti puisi dalam pengertian umum.16 Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya antara lain:

1. Syair Perahu

2. Syair Burung Pingai

3. Syair Dagang

4. Syair Sidang Fakir

Adapun jenis-jenis syair sebagai berikut:

1. Syair Panji

Syair panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berada atau berasal dari dalam istana. Contoh Syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.

16

http://nawwafcom./2013/05/pengertian-syair-dan-jenis-jenis-syair.html di akses pada tanggal 16 April 2015.


(37)

2. Syair Romantis

Syair romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita pelipur lara, hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh Syair romantik yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya. Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.

3. Syair Kiasan

Syair kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buahbuahan. Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh Syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan "seperti pungguk merindukan bulan".

4. Syair Sejarah

Syair sejarah adalah Syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar Syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh Syair sejarah adalah Syair Perang Mengkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.

5. Syair Agama

Syair agama merupakan Syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) Syair sufi, (b) Syair tentang ajaran Islam, (c) Syair riwayat cerita nabi, dan (d) Syair nasihat.


(38)

C. Puisi

1. Pengertian Puisi

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang memiliki pernyataan sastra yang paling dalam. Kata-kata yang dimunculkan mengandung pengertian yang mendalam dan penuh simbol-simbol. Membaca puisi merupakan sebuah kenikmatan seni sastra karena pembaca dibawa serta ke dalam pernyataan-pernyataan yang dicurahkan seorang penyair melalui baris-baris puisinya. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa puisi adalah ragam sastra yang

bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.17 Keterbatasan puisi tersebut berdasarkan keterikatan atas (1) Banyak baris dalam tiap bait, (2) Banyak kata dalam tiap baris, (3)Banyak suku kata dalam tiap baris, (4) Rima, dan (5) Irama.18

Apabila dilihat dari pengertian di atas, maka pengertian tersebut sudah tidak cocok lagi dengan wujud puisi zaman sekarang. Keterikatan puisi sudah tidak tervisualisasikan pada bentuk puisi-puisi modern pada saat ini.

Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani "poeima"

membuat atau " pembuatan”, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan "membuat" dan "pembuatan", karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan sesuatu dunia tersendiri, yangmungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisikmaupun batiniah.19

Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Shelley yang mengatakan bahwa puisi merupakan rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalkan saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan

17

A. Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya), 1984h. 74

18

Abdul Razak Zaidan, Kamus Istilah Sastra, (Jakarta : Balai Pustaka, 2004), h. 26 & 36

19

Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press), 1987, h. 13


(39)

keharuan yang kuat, seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai.20 Menurut sejarahnya poeisis, yaitu penciptaan puisi dan seni (tetapi perhatikan bahwa kata poeisis secara etimologi tidak lain artinya daripada hanya

“pembuatan” saja, tidak khas untuk seni) dapat pula diberikan sebagai

perwujudan gagasan manusia selaku pencipta, yang berkembang secara berangsur-angsur. Baik dalam dunia klasik dengan karya seni sebagai bentuk tekhnikyang tertinggi, tetapi masih dalam rangka peneladanan alam.21

Sebagai sebuah genre, puisi berbeda dari novel, drama atau cerita pendek. Perbedaannya terletak pada kepadatan komposisi dengan konvensi yang ketat, sehingga puisi tidak memberi ruang gerak yang longgar pada penyair dalam berkreasi secara bebas. Wajar kalau puisi dikatakan sebagai the most condensed

and concentrated from of literature yang maksudnya adalah puisi merupakan

bentuk sastra yang paling padat dan terkonsentrasi. Kepadatan komposisi tersebut ditandai dengan pemakaian sedikit kata, namun mengungkap lebih banyak hal. Sebab itu, puisi dapat didefinifikan sebagai berikut:

Puisi dapat didefinisikan sebagai sejenis bahasa yang mengatakan lebih banyak dan lebih intensif daripada apa yang dikatakan oleh bahasa harian.

Definisi di atas menyatakan secara implisit bahwa puisi sebagai bentuk sastra menggunakan bahasa sebagai media pengungkapnya. Hanya saja bahasa puisi memiliki ciri tersendiri yakni kemampuannya mengungkap lebih intensif dan lebih banyak ketimbang kemampuan yang dimiliki oleh bahasa biasa yang cenderung bersifat informatif praktis. Oleh sebab itu, pesan yang disampaikan bersifat jelas dan tidak mengandung dimensi ambigu.

20

A. Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra, 1984 h.76-77

21


(40)

Hari ini Jakarta berawan; harga kebutuhan pokok menjelang puasa naik; kereta Argo Lawu jurusan Solo-Jakarta anjlok di Cirebon, adalah sederet contoh bahasa harian.22

Terlepas dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa sifat yang terpenting dari puisi adalah puitis. Sesuatu disebut puitis bila hal itu membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas.

Secara umum bila hal itu menimbulkan keharuan disebut puitis. Dalam hal ini puitik bukanlah referensi, acuan di luar ungkapan bahasa itu yang penting, tetapi kata-kata, pemakaian bahasa itu sendiri yang menjadi pusat perhatian itu walaupun fungsi-fungsi lain bukan tak ada dalam puisi.23

Kepuitisan itu dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, misalnya dengan bentuk visual, tipografi, susunan bait, dengan bunyi persajakan, asonansi, aliterasi,24 kiasan bunyi, lambang rasa, dan orkestrasi, dengan pemilihan kata (diksi), bahasa kiasan, sarana retorika, unsur-unsur ketatabahasaan, gaya bahasa dan sebagainya.25

Di antara kemungkinan cara yang disediakan oleh sistem bahasa, dalam bahasa puitik dipilih kemungkinan yang dari segi tertentu menonjolkan ekuivalensi, ekuivalensi itu dapat terwujud dalam gejala yang sangat beranekaragam: ekuivalensi bunyi, dalam bentuk rima, aliterasi, asonansi,; tetapi pula dalam skema mantra seperti dalam kidung dan kakawin, yang mempunyai kesejajaran, antara larik dengan larik, antara pupuh dengan pupuh dan di dalam larik ada macam-macam kesejajaran; seluruhnya disebut sistem mantra ini juga

22

A. Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra, 1984 h. 8

23

Aminuddin, Pengantar Sastra dan Budaya, h. 197

24

Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 106

25


(41)

merupakan sesuatu yang jarang dipahami oleh masyarakat luas.26 Dari beberapa penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa pemakaian bahasa yang tepat sangat dibutuhkan dalam puisi, sehingga dapat menggetarkan jiwa, dengan keindahan bahasa yang ada dalam puisi.

Karena puisi itu ialah keindahan yang terdapat dalam karya seni, keindahan itu dirasakan sebagai rasa senang, gembira, bahagia, terharu, kagum dan takjub. Dalam keindahan terkandung kebenaran. Kebenaran di sini ialah kebenaran tentang arti kehidupan, kebenaran yang belum dispesialisasikan dalam bidang-bidang ilmu tertentu. Kebenaran dalam puisi irepresentasikan melalui rangkaian kejadian yang dialami oleh pelaku-pelakunya. Kebenaran yang sekaligus diserap oleh cipta, rasa dan karsa ini dekat pengertiannya dengan kebijaksanaan, kearifan, atau kelapangan dada (broad mindedness).27

Puisi dianggap lebih berhasil bila mampu memberikan manfaat dan hiburan. Bermanfaat dapat diartikan mampu memberikan nilai-nilai yang mengarah pada tujuan manusia hidup di dunia. Demikian pula dengan penelitian jenis sastra seperti puisi misalnya, pokoknya diambil dari teori yang dikembangkan dalam

poetika tulisan Aristoteles. Sifat bermanfaat dan nikmat (utile dan dulce) sebagai

tujuan dari fungsi karya sastra, tetap merupakan tolak ukur sastra.28 Nilai-nilai itu memunculkan hikmah-hikmah yang dalam dari suatu peristiwa maupun kisah- kisah yang muncul dalam pernyataan-pernyataan puisi. Nilai puisi tersebut juga mampu memberikan manfaat bagi pembaca dalam rangka membentuk pandangan hidupnya, karena puisi sangat erat hubungannya dengan falsafah dan agama.29

26

S. Effendi, Bimbingan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Penerbitan Nusa Indah-Percetakan Arnoldus, Cet.II 1974), h. 88

27

S. Effendi, Bimbingan Apresiasi Puisi, h. 89

28

Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi , h.125

29


(42)

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa puisi sebagai salah satu karya seni memberikan gambaran kepada para pendengar, pembaca dan penikmat akan maksud dan nilai yang ada pada bait yang diungkapkan oleh penyair.

Lalu dari beberapa definisi mengenai puisi oleh beberapa tokoh dapat ditarik benang merah bahwa garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya merupakan unsur-unsur yang berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-campur yang dituangkan pengarang (penyair) dalam prosesnya. 2. Hakikat Puisi

Struktur fisik puisi adalah medium untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan penyair. I.A. Richard menyebut makna atau struktur batin itu dengan istilah hakikat puisi, ada empat unsur hakikat puisi, yakni: tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention). Keempat unsur itu menyatu dalam wujud penyampaian bahasa penyair.

a. Tema

Merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang di kemukakan penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan kuat itu berupa hubungan antara penyair dengan Allah SWT, maka puisinya bertema ke Allah SWT an.

Jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, maka puisi bertema kemanusiaan. Jika yang kuat adalah dorongan untuk memprotres ketidakadilan, maka tema puisinya adalah protes atau kritik sosial. Perasaan cinta atau hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta, atau tema kedukaan


(43)

hati karena cinta. Latar pengetahuan mempengaruhi penafsir-penafsir puisi untuk memberikan tafsiran tema yang sama bagi sebuah puisi, karena tema puisi bersifat lugas, obyektif, dan khusus. Tema puisi harus dihubungkan dengan penyairnya, dengan konsep-konsepnya yang terimajinasikan. Oleh sebab itu tema bersifat khusus (penyair), tetapi obyektif (bagi semua penafsir), dan lugas (tidak dibuat-buat).

b. Perasaan (feeling)

Perasaan penyair dalam menciptakan puisi ikut diekspresikan dan ikut dihayati pembaca. Tema yang sama akan dituturkan perasaan penyair secara berbeda, sehingga hasil puisi yang diciptakan berbeda pula. Menghadapi tema keadilan sosial atau kemanusiaan, penyair banyak menampilkan kehidupan pengemis atau orang gelandangan.

c. Nada dan Suasana

Nada adalah apabila ada seseorang berbicara, pendengar menagkap apa yang dibicarakan dan suara bicara kadang-kadang meninggi-merendah (nadanya), mengeras-melembut (takanannya) atau mempercepat-memperlambat (temponya).

Selain itu jiga pendengar menangkap bagaimana sikap pembicara terhadap apa yang dibicarakannya.30 Penyair mempunyai sikap tertentu dalam menuliskan puisi, apakah dia ingin bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair kepada pembaca ini disebut nada puisi.

Jika nada merupakan sikap penyair kepada pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis

30

Nyoman Thusthi Eddy, Kamus Istilah Sastra Indonesia, (Yogyakarta: Nusa Indah, 1991 ) h. 69


(44)

yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Sikap pencipta yang dapat ditangkap dari sajak, cerita atau drama disebut nada.31

Jika berbicara tentang sikap penyair, maka berbicara tentang nada, jika berbicara tentang suasana jiwa pembaca yang timbul setelah membaca puisi, maka berbicara tentang suasana. Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya. Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba hati pembaca. Nada kritik yang diberikan penyair, dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi pembaca. Nada religius dapat menimbulkan suasana khusyuk.32

d. Amanat (pesan)

Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Tujuan atau amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisi. Amanat tersirat dibalik kata-kata yang disusun, dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan.33

Ahmadun Yosi Herfanda berpendapat bahwa karya sastra yang bagus memang tidak hanya memancarkan pesona estetik (keindahan) tetapi juga mampu memberikan pencerahan batin dan intelektual kepada para pembacanya. Dalam bahasa pers karya sastra mampu membangun semacam opini publik. Jika bangunan publik itu menguat dan meluas, maka dari situlah proses perubahan social-budaya dapat digerakkan.34

Berdasarkan tujuan penciptaannya karya sastra dapat dikelompokkan ke dalam empat orientasi. Pertama, karya sastra sebagai tiruan alam atau

31

Zainuddin Fanani, Telaah Sastra, (Yogyakarta: Muhammadiyah University Press, 2000) H. 77

32

Nyoman Thusthi Eddy, Kamus Istilah Sastra Indonesia, 1991, h. 69

33

Herman J. Waluyo, Pengkajian Cerita Fiksi, (Solo: Universitas Sebelas Maret Press, 1994) H. 56-60

34


(45)

penggambaran alam. Kedua, karya sastra sebagai media untuk mencapai tujuan tertentu pada pembacanya. Ketiga, karya sastra sebagai pancaran perasaan, pikiran, ataupun pengalaman sastrawannya dan Keempat, karya sastra sebagai sesuatu yang otonom, mandiri, lepas dari sekelilingnya, pembaca maupun pengarangnya.

Sebenarnya apapun orientasi penciptaan karya sastra, karena merupakan suatu sistem tanda yang menyimpan makna, maka ia akan memiliki kemampuan yang tersembunyi (subversif) untuk mempengaruhi perasaan dan pikiran pembacanya. Banyak orang misalnya, meyakini bahwa karya-karya besar seperti Max Havelar (Multatuli), Uncle tom Cabin (Beecher Stower), dan sajak-sajak Rabindranat Tagore telah menginspirasi perubahan sosial di lingkungan masyarakat pembacanya masing-masing.

Max havelar menginspirasi gerakan politik etis di Hindia Belanda, sajak-sajak Tagore mendorong gerakan pembebasan bangsa India dari penjajahan Inggris, dan Uncle Tom Cabin menginspirasi gerakan anti perbudakan di Amerika Serikat. Dapat disebut juga sajak-sajak cinta tanah air Mohammad Yamin dan Ki Hajar Dewantara yang ikut memupuk rasa kebangsaan anak-anak muda generasi 1920-an dan 1930-an, serta sangatlah mungkin menjadi sumber inspirasi lahirnya Sumpah pemuda.35

Dari pandangan bahwa sastra sebagai sumber inspirasi untuk perubahan sosial-budaya, maka dapat dipahami bahwa sastra sebenarnya mempunyai orientasi pada kebermanfaatan, yaitu sebagai media pencerahan dan pencerdasan masyarakat.

3. Struktur Puisi

35


(46)

Struktur karya sastra khususnya puisi mencakup struktur intrinsic dan struktur ekstrinsik .

a. Struktur Intrinsik

Intrinsik berarti unsur dalam. Dalam karya sastra berarti unsurunsur yang secara langsung membangun karya sastra itu.36 Hal-hal yang berhubungan dengan struktur ini seperti alur (plot), latar, pusat pengisahan dan penokohan, kemudian juga hal-hal yang berhubungan dengan pengungkapan tema dan amanat.juga termasuk ke dalam hal-hal yang berhubungan dengan imajinasi dan emosi. Sedangkan unsur intrinsik sebuah puisi meliputi: diksi, rima, ritme, bait, baris, dan tipografi.

b.Struktur Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Hal tersebut merupakan milik subjektif pengarang yang bisa berupa kondisi sosial, motivasi, tendensi yang mendorong dan mempengaruhi kepengarangan seseorang. Faktor-faktor ekstrinsik itu dapat meliputi: (1) tradisi dan nilai-nilai, (2) struktur kehidupan social, (3) keyakinan dan pandangan hidup, (4) suasana politik, (5) lingkungan hidup, (6) agama dan sebagainya

Nyoman Thusthi Eddy menyatakan faktor-faktor ekstrinsik juga meliputi: (1) sejarah, (2) sosiologi, (3) psikologi, (4) politik, ekonomi, dan ideology.37

Sejalan dengan dua pendapat di atas Wellek dan Warren menyatakan di dalam unsur ekstrinsik ini juga terdapat faktor seperti: 1) biografi pengarang,

36

Rachmat Djoko Pradopo, Beberapa Teori Sastra: Metode Kritik, dan Penerapannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Cet. III, h. 40

37


(47)

2) psikologi (proses kreatif), 3) sosiologis (kemasyarakatan) sosial budaya masyarakat, dan 4) filosofis (aliran filsafat pengarang).38 Kemudian yang termasuk ke dalam faktor sosiologis seperti, aspek-aspek profesi/institusi, problem hubungan sosial, adat-istiadat dan antar hubungan masyarakat. Untuk faktor hubungan historis, yaitu hubungan sastra dengan faktor sosial, yakni menganggap sastra sebagai dokumen sosial.

4. Mencari Makna dalam Puisi

Kata-kata, frasa, dan kalimat dalam puisi biasanya mengandung makna tambahan atau makna konotatif. Bahasa figuratif yang digunakan menyebabkan makna dalam baris-baris puisi itu tersembunyi dan harus di tafsirkan. Proses mencari makna dalam puisi merupakan proses pergulatan penyair dan pendengar terus menerus. Bahasa puisi adalah bahasa figurative yang bersusun-susun.

Sebuah kata memiliki kemungkinan makna ganda. Kata yang nampaknya tidak bermakna diberi makna oleh penyair. Makna kata mungkin diberi makna baru. Nilai rasa diberi nilai rasa baru. tidak semua kata, frasa, dan kalimat bermakna tambahan. Kalau keadaannya demikian, puisi akan menjadi sangat gelap. Sebaliknya, puisi tidak mungkin tanpa makna tambahan (transparan), sehingga kehilangan kodrat bahasa puisi. Kata-kata dalam puisi tidak tunduk pada aturan logis sebuah kalimat, namun tunduk pada rima larik puisi. Hal ini disebabkan oleh kesatuan kata-kata itu bukanlah kalimat akan tetapi larik-larik puisi itu. Kata-kata tidak terikat oleh struktur kalimat dan lebih terikat pada larik-larik puisi.

Pertalian antara larik dengan larik, atau antar kata dalam sebuah larik, akan lebih mudah terlihat apabila seseorang memunculkan penanda-penanda

38


(48)

pertaliannya. Penanda-penanda tersebut bisa berupa tanda kurung ( ) dalam setiap kata dalam larik dengan memunculkan kata penghubung seperti, adalah,

di, dan, dalam, dan sebagainya. Dari cara di atas tentu akan memudahkan

seseorang dalam memahami pertalian makna dalam sebuah puisi serta menyimpulkan makna dari puisi tersebut.

5. Macam-Macam Puisi

Ditinjau dari zamannya, puisi di Indonesia dikelompokkan menjadi: a. Masa kelahiran atau masa penjadian (± 1900 – 1945), yang dapat dibagi

lagi menjadi beberapa periode, yaitu : 1) Periode awal hingga 1933

2) Periode 1933 – 1942 3) Periode 1942 – 1945.

b. Masa perkembangan (1945 hingga sekarang) yang lebih lanjut dapat pula dibagi menjadi beberapa periode sebagai berikut :

1) Periode 1945 – 11953 2) Periode 1953 – 1961 3) Periode 1961 – sekarang.

Sedangkan menurut Rahmat Djoko Pradopo, berdasarkan ciri-ciri tiap periode, pembabakan waktu puisi Indonesia modern dapat disusun sebagai berikut.

1) Periode Pra-Pujangga Baru : 1920 – 1933 - Periode Pujangga Baru : 1933 – 1942

2) Periode Angkatan 45 : 1942 – 1955 3) Periode 50 – 60an : 1955 – 1970, dan 4) Periode 70 – 80an : 1970 – 1990.


(49)

1) Puisi epik, yaitu puisi yang di dalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan, maupun sejarah.

2) Puisi naratif, yakni puisi yang di dalamnya mengandung suatu cerita, dengan pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin cerita.

3) Puisi lirik, yakni puisi yang berarti luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap maupun suasana batin yang melingkupinya.

4) Puisi dramatik, yakni salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog, sehingga mengandung suatu gambaran kisah tertentu.

5) Puisi didaktik, yakni puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya tertampil eksplisit.

6) Puisi satirik, yakni puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidakberesan kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat.

7) Romance, yakni puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang kekasih.

8) Elegi, yakni puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih seseorang, 9) Ode, yaitu puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki

jasa atau sikap kepahlawanan.

10) Himne, adalah puisi yang berisi pujian kepada Allah SWT, maupun ungkapan rasa, cinta terhadap bangsa ataupun tanah air.


(50)

D. Ajaran-ajaran Islam

1. Pokok-pokok Ajaran Islam

Ajaran Islam terdiri dari 2 (dua) bagian pokok:

a) Akidah

Akidah/iman/faith terdiri dari 6 (enam) rukun iman, akidah Islamiah itu berdasarkan atas landasan yang kuat (dalil qoth‟i: Quran dan Hadist Mutawatir). Di luar rukun iman yang enam tersebut, orang Islam tidak wajib mempercayai, akidah islamiah itu merupakan pokok dasar Islam dan pemersatu seluruh umat Islam di dunia. Seseorang yang mempunyai kepercayaan yang bertentangan dengan akidah islamiah yang berupa rukun iman tersebut adalah bukan orang islam/keluar dari agama Islam.39

Kata “„aqidah” diambil dari kata dasar “al-„aqdu” yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan itsbaatu (penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan). “Al-„Aqdu” (ikatan) lawan kata dari al-hallu (penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut diambil dari kata kerja: ”

„Aqadahu” “Ya‟qiduhu” (mengikatnya), ” „Aqdan” (ikatan sumpah), bahkan bisa juga ” „Uqdatun Nikah” (ikatan menikah).

Dengan demikian Aqidah berarti ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedangkan pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti, aqidah dengan adanya Allah SWT dan diutusnya pada Rasullah SAW, bentuk jamak

39


(51)

dari aqidah adalah aqa-id. Dan pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi) Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.

b) Syariah

Syariah, mengatur 2 (dua) aspek kehidupan manusia yang pokok, ialah:

1) Mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, disebut “Ibadah”.

2) Mengatur human relation dan human activity di dalam masyarakat,

disebut “Muamalah”.

Akidah Islamiah di dalam Quran dirumuskan dengan kata-kata “Iman”. sedangkan Syariah dirumuskan dengan kata-kata “Amal Saleh”.

Pada dasarnya, pemaknaan kata syarii‟ah harus dikembalikan kepada waadli‟al-lughah (pembuat bahasa) kata tersebut, yakni orang Arab. Sebab, kata al-syarii‟ah adalah lafadz bahasa Arab yang digunakan oleh orang Arab untuk menunjukkan makna tertentu. Pemaknaan atas lafadz tersebut tidak menerima ijtihad atau istinbath. Namun, cukup merujuk kepada makna yang disasar oleh

orang Arab, sebagaimana kaedah bahasa menyatakan, “La mahalla li „aql” (tidak


(52)

“Lafadz al-Syarii‟ah bermakna masyra‟at al-maa‟ (maurid al-syaaribah: sumber air). Kata al-syarii‟ah juga bermakna: agama yang disyariatkan Allah SWT kepada hamba-hambaNya. Jika dinyatakan Allah SWT telah mensyariatkan kepada mereka, maksudnya adalah sanna (menetapkan aturan

untuk mereka). Lafadz ini termasuk dalam wazan “qatha‟a”…Kata al-syir‟ah bisa bermakna al-syarii‟ah. Pengarang Kitab al-„Ain mengatakan:

“al-Syarii‟ah wa al-syir‟ah: perkara agama yang Allah swt telah menetapkannya, dan memerintahkan untuk selalu berpegang teguh dengannya, seperti sholat, puasa, haji.40 Dan Allah swt telah mensyariatkan perkara tersebut, maksudnya adalah Allah swt telah menetapkan perkara tersebut secara syar‟iy

(menurut hukum)”.

2. Hubungan Antara Akidah dan Syariah

Akidah dengan syariah itu tidak dapat dipisahkan (bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan), akidah sebagai akarnya dan syariah sebagai batang dan dahan-dahannya, seseorang yang beriman tanpan menjalankan syariah adalah fasik, sedangkan bersyariah akan tetapi berakidah yang bertentangan dengan akidah islamiah adalah munafik, dan seseorang yang tidak berakidah dan bersyariah islamiah adalah kafir.41

Ibadah berasal dari bahasa Arab, dari akar kata “abd” yang artinya “hamba”, dan ini berarti penyeraahan dan ketaatan seseorang hamba kepada

Tuhannya, ibadah menurut Islam mempunya pengertian yang luas, tidak hanya terbatas kepada shalat, puasa, akat dan haji saja, tetepi semua kegiatan manusia

40

Di akses pada 21 oktober 2014 dari https://zbrownie.zahlaa /2013/01/08/aqidah-dan-syariah-dalam-islam/ pada pukul 22:30 WIB.

41


(1)

nikmat yang tidak ternilai harganya, dengan bersujud itu berarti telah mensyukuri dan berterimakasih kepada Allah SWT.

T: saat cak menulis puisi ini apa saja si cak yang menjadi hambatan-hambatan?

J: didalam menciptakan sebuah puisi, untuk sampai kehati masyarakat. Pertama dia harus enak di dengar, kedua maknanya harus bisa benar-benar menyentuh dan memotivasi, untuk bisa menyentuh dan memotivasi para pendengar ataupun pembaca maka antara teks atau lirik dan gaya bahasa itu harus kawin, harus benar-benar menyatu. Sehingga lirik atau syair itu memiliki daya sentuh yang kuat untuk masyarakat, yang jadi permasalahan bukan hanya yang tua saja atau yang muda saja yang bisa membaca puisi ini, tetapi seluruh lapisan bisa dan boleh membaca puisi ini sehingga pemilihan gaya bahasa harus benar-benar di sama ratakan di pilah dan di pilih agar sesuai dengan apa yang ingin disampaikan puisi ini.

T: karena adanya hambatan-hambatan tersebut berapa lama cak sendiri menyelesaikan puisi ini?

J: saya tidak ingat dengan pasti, proses penciptaan puisi itu relative ada yang sejam, ada yang sehari, ada yang seminggu bahkan ada yang setahun, semua itu tergantung mood, tergantung situasi dan kondisi, jadi saya lupa berapa tepatnya puisi ini selesai, seingat saya pada saat pembuatan isi atau pertengahan puisi itu sempat terhenti karena saya musti menyelesaikan karya saya yang sebelumnya.

T: apa si harapan cak sendiri terhadap puisi ini baik terhadap diri cak sendiri maupun masyarakat?

J: harapan saya ya semoga saya bisa terus menjalankan apa yang sudah saya tuangkan dalam karya ini, tidak hanya menbuat to saja sudah tetapi tetap melanjutkan syariat-syariat yang tertuang pada puisi ini, kalau untuk masyarakat harapan saya masyarakat tidak hanya menilai sebuah karya tetapi juga mengambil sebuah hikmah


(2)

dibalik karya tersebut agar ada manfaat yang bisa dipetik dan di bagikan ke orang lain.

C. Segi Konteks Sosial

T: menurut cakbagaimana tanggapan masyarakat terhadap puisi ini?

J: tanggapan masyarakat cukup meyakinkan saya bahwa perlu ada lagi puisi-puisi semacam ini, sekitar 15 tahun belakangan ini cukup banyak masyarakat ataupun pelajar yang mencoba bertanya kepada saya mengenai puisi ini, itu artinya puisi ini cukup menarik bagi masyarakat, walaupun saya akui puisi ini tidak sesempurna puisi karya-karya seniman lainnya.

T: ada kah pengalaman menarik mengenai puisi ini cak yang orang lain belum tahu?

J: sebenarnya tidak terbesit sedikitpun niat untuk membuat puisi ini, pada awalnya saya sedang bertakarub, dalam keadaan yang cukup lelah karena habis ada kegiatan sampai jam 3 pagi di Bantul, sesaat setelah saya tahajjud saya teringat anak muda yang bercerita bahwa ia seorang pemabuk dan penjudi tetapi suatu saat ia melihat ibunya yang meninggal dalam keadaan sujud, sejak saat itu ia merubah dirinya kearah yang lebih baik, dengan adanya cerita tersebut terlintas tentang penghambaan seorang hamba terhadap tuhannya, lalu dengan begitu saja mengalir sedikit demi sedikit kata yang akhirnya saya jadikan puisi.


(3)

Jakarta, 22 Desember 2014

Pewawancara Narasumber

(Andi Riski) (H. Emha Ainun Nadjib)

Redaksi CakNun.com


(4)

%We

KEMENTERIAN

AGAMA

UNIVERSITAS

ISLAM

NEGERI

(UIN)

SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN

ILMU KOMUNIKASI

Website: w

Nomor Lampiran

Hal

Jl Ir H. JuandaNo 95 Ciputat l54l2Indonesia : Un.01/FS/PP.00.9/ : 1(satu) Berkas Sk : Ujian Skripsi

Kepada Yth. :

1. Drs. Jumroni, M.Si 2. Fita Fathurokhmah, M.Si 3. Umi Musyarrofah, MA

4. Ade Masturi, MA

5. Dr. Hj. Roudhonah, MA di

Jakarta

Assal am u' ala i ku m Wr. Wb.

Dekan Fakultas llmu Dakwah dan Jakarta menunjuk Bapak/lbu sebagai Tim Dakwah dan llmu Komunikasi,

Telepon/Fax '. (021)7432728 / 74'103580 E-mail :

Jakarta April 2015

Ketua/Penguji Sekretaris Penguji Pengujl Pembimbing

llmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Penguji Skripsi mahasiswa/i di Fakultas llmu Nama

Tempat Tanggal lahir NIM

Jurusan Judul Skripsi

Ujian tersebut akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal Waktu Tempat

Andi Riski

Tangerang, 24 Oklober 1992 1110051000142

Komunikasi dan Penyiaran lslam (KPl)

Analisis Wacana Syair Puisi "Begitu Engkau Bersujud" Karya Emha Ainun Najib dalam Menanamkan Ajaran lslam.

:

Kamis, 16 April2015

: Pk.

09.00 s.d. 10.00 WIB

:

Ruang Munaqasah (Lantai 78)

Untuk menunjang kelancaran.ujian dimaksud, bersama ini kami kirimkan naskah skripsi yang akan diujikan, guna dipelajari/diteliti sebagaimana mestinya.

Demikian penunjukan ini di sampaikan. Atas perhatian Bapak/lbu, kami ucapkan terima kasih

Wassalam,

an. Dekan,

Wakil Dekan Bidang Akademik

Tembusan

1. Dekan

2. Kasubbag. Umum

Fakultas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi Ajkd/Mr

Ph.D 199803 I 004


(5)

Telepon/Fax : (02 l) 7 432728 / 747035 80

Jl. Ir. H. JuandaNo.95 Ciputat l54l2Indonesia website: wuu ldkrriniakarta.ac.id, E-nrail :dakrvahii4llk.uinirkrrta.ac.id

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU

DAKWAH

DAN

ILMU

KOMUNIKASI

$

nor+

Nomor Lampiran Hal

Un.01/F5/PP.00.9 Jakarta. November 2014

Izin Penelitian (Skripsi)

Kepada Yth, Emha Ainun Najib

di

Tempat

As s alamu' al aikum Wr. Wb.

Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta menerangkan bahwa :

Nama

Nomor Pokok

Tempat/Tanggal Lahir Semester

Jurusan"/Konsentrasi Alamat

Telp.

Tembusan :

1. Wakil Dekan Bidang Akadernik

2. Ketua Jurusan/Prodi. Komunikasi dan Penviaran Islam

Andi Riski 1i10051000142

Tangerang, 24 Oktober 1991

IX (Sembilan)

Komunikasi dan Penyiaran Islam

Jl. H. Poleng RT 002/01 Jurang Mangu Barat Pd.

Aren tangsel 08919970842

adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitiarVmencari data dalam rangka penulisan skripsi.

Sehubungan

dengan

itu,

dimohon kiranya

Bapak/Ibu/Sdr. dapat

menerima./mengizinkan mahasiswa kan-ri tersebut dalam pelaksanaan kegiatan

dimaksud.

Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.

Was s a lamu' al a ikum Wr. Wb.

lrief Subhan, MA.a


(6)

KEMENTE,RIAN

ACAMA

UNIVITRSITAS

ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF

I{IDAYATIJLLAH

JAKAIITA

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Telp.

: (62-021) 7432128 / 74703-580

at 15412

lndonesia

Website-:w\vw... Ernail. . .,..

SLJRAT

I(E,TERANGAN

Nornor : LIn. 01/F 5. 1/l(M

0lJl/lDDll

5

't

Dekar.r Fakr-rltas Dakwah dan lln'rr-r Komunikasi

UIN

Syarif HidayatLrllah Jakarta

dengan ini nreneratrgkatr bahr.l'a.

: Andi Riski

: 1 1 10051000142

: I(omunil<asi dan Penyiarran Islam

adalal-r mahasiswa/i yang telah mernenuhi scnrua persy'aratan adrninistrasi untuk mengikr.rti

r.rjiar-r sltripsi dan yang bersangkutan dapat n'ienga.jLtl<an permohonan bebas SPP. SLtrat

Keterangan Bebas SPP ini han1,a berlakr-r pada Semester Genap TahLtn Akadernik 201412015.

Demikian surat keteraltgan

ini

harni buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinva.

.Takarta. 7 April 2015

a.n. Dekan

Ka Tata Usaha.

Dra.

NIP.

Mah ah Tasyrifatun

l 9600 r e8701 2 00r

Tembusan :

Dekan Fakr-rltas Ih-rru Dakwah dan llntu Komr-rnikasi

I

Nama

NIM