Menyalip di Tikungan di Masa Krisis

Menyalip di Tikungan
Sept 2015

di Masa Krisis

Yuswohady | Suryati Veronika

P

emerintahan Jokowi-JK yang masih seumur jagung saat ini dihadapkan dengan
tantangan krisis ekonomi dari dalam dan luar negeri. Tak pelak lagi perilaku membeli
dan mengonsumsi produk pun mulai berubah sebagai upaya mereka merespon krisis.
Mereka mulai mengencangkan ikat pinggang, mengurangi belanja di mal, mulai switching
ke produk yang lebih murah, mengurangi produk-produk bermerek/premium, mengurangi
liburan dan hiburan, hingga banyak berselancar di internet untuk mencari diskon. Ketika
perilaku konsumen berubah, maka strategi pemasaran yang dijalankan pelaku bisnis juga
harus berubah.

“Rupiah
semakin melemah
terhadap dolar

menembus
angka ambang
Rp.14.000,- “

www.inventure.co.id

INDONESIA IN CRISIS
Kombinasi faktor dalam negeri dan luar negeri berupa kelesuan ekonomi China dan sinyal
kenaikan suku bunga Amerika Serikat, serta investor asing yang menjual portofolio
sahamnya di Indonesia berdampak suramnya bursa saham Indonesia.
Melemahnya pertumbuhan investasi jangka panjang dan belanja konsumen mengakibatkan
penurunan pertumbuhan PDB. Tingkat ekspor turun 13 persen, sementara rupiah semakin
melemah ke ambang Rp.14.000. Pendapatan transaksi devisa perbankan komersil juga
menurun secara tajam karena dipengaruhi depresiasi rupiah. Cadangan devisa pun anjlok.

1 | Marketing in Crisis

Menyalip di Tikungan
di Tengah Krisis


Penyerapan anggaran proyek terkendala, akibatnya lapangan usaha mengalami kontraksi karena rendahnya penyerapan belanja
modal. Pertumbuhan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)/investasi juga melambat karena turunnya impor
barang modal.
Di sektor riil terjadi penurunan penjualan mobil, sepeda motor, properti, ritel, makanan dan minuman, serta suplai barang
impor. Kinerja ekspor juga tersunat karena melemahnya kinerja ekonomi di negara-negara tujuan ekspor Indonesia serta
melemahnya harga. Harga minyak dunia menurun. Inflasi bergerak semakin cepat dalam beberapa bulan terakhir. PHK terjadi
dimana-mana. Semuanya membawa Indonesia ke ambang krisis. Konsumen resah.

www.inventure.co.id

2 | Marketing in Crisis

Consumer in Crisis

K

risis ekonomi selalu mengubah kondisi
psikologis dan perilaku konsumen. Untuk
memotret perubahan tersebut kami
menggunakan dua dimensi psikologi konsumen.

Pertama dimensi psikografis yaitu persepsi
mereka terhadap keamanan hidup (life security)
di tengah kondisi krisis, terutama terkait
kemampuan ekonomi.
Seorang merasa tidak aman (feel not secure)
berarti mereka merasa tidak yakin apakah
besok, sebulan lagi, atau tahun depan masih
bisa makan, membayar cicilan rumah, atau
menyekolahkan anak. Begitu pula sebaliknya
orang yang merasa hidupnya aman (feel secure)
di masa krisis.
Sementara yang kedua adalah dimensi perilaku
(behavior), yang mengindikasikan bagaimana
si konsumen merespons krisis. Apakah mereka
bijak atau ceroboh. Apakah mereka reaktif
atau adaptif. Apakah mereka panik atau
menghadapinya dengan tenang.

www.inventure.co.id


“Begitulah perekonomian.
Maju-mundurnya
ditentukan oleh optimis
atau hopeless-nya
konsumen dan pelaku
ekonomi.”

3 | Marketing in Crisis

Dengan menggunakan dua dimensi tersebut
untuk memetakan konsumen di masa krisis kali ini,
kami menemukan empat jenis konsumen sebagai
berikut.

adalah konsumen yang secara ekonomi merasa tak aman
www.inventure.co.id

4 | Marketing in Crisis

Panickers


di masa krisis dan menyikapi bencana krisis dengan reaktif, panik (saking bingungnya),
dan tak rasional. Kebanyakan konsumen jenis ini adalah kelompok strata ekonomi
terbawah. Mereka merasa hopeless mengenai masa depan hidupnya. Barangkali sudah
tak punya pekerjaan karena terkena PHK dan masih tak tahu mau kerja apa.
Kelompok inilah yang paling rawan menempuh jalan pintas mencopet atau merampok. Di
tengah keterhimpitan ekonomi dan kebingungan yang luar biasa, tak heran jika mereka
over-reaktif dan gegabah dalam menghadapi krisis. Dari sisi perilaku belanja, keputusan
pembelian konsumen jenis ini spontan: ketatkan ikat pinggang, mengurangi level
konsumsi, secara drastis memangkas pengeluaran, melakukan brand switching dengan
memilih barang-barang murahan (price seeker).

www.inventure.co.id

5 | Marketing in Crisis

Floaters

adalah konsumen yang secara ekonomi
merasa cukup aman di masa krisis namun

dalam menyikapi krisis sangat reaktif, cemas,
dan tak rasional. Konsumen jenis ini sangat
reaktif begitu mendengar berita-berita atau
omongan-omongan orang mengenai kian tak
menentunya ekonomi. Tindakan-tindakannya
dalam merespons krisis seringkali emosional
dan tidak rasional, mereka cenderung latah
mengikuti apa yang dilakukan banyak
orang lain.
Begitu merasa bahwa harga akan melambung
maka buru-buru mereka berlebihan membeli
dan menimbun barang-barang kebutuhan
sehari-hari. Begitu mendengar rupiah
bakal terjun bebas, serta-merta mereka
memborong dolar. Walaupun reaktif dalam
melakukan pembelian, secara umum mereka
cenderung menunda pengeluaran.

www.inventure.co.id


6 | Marketing in Crisis

Bargainers
adalah konsumen yang secara ekonomi merasa tidak aman di masa
krisis namun mereka menyikapinya dengan sangat rasional dan dengan
perencanaan yang baik. Bargainers adalah jenis konsumen yang adaptif,
artinya cakap melakukan penyesuaian-penyesuain ketika kemampuan
daya belinya terpangkas. Mereka tahu persis bahwa daya beli yang
menurun harus diikuti dengan pengurangan konsumsi, pengurangan
pengeluaran, seleksi produk secara lebih cermat, atau bahkan brand
switching kalau diperlukan.
Mereka adalah value seeker yang berupaya keras mendapatkan value
tertinggi dari setiap produk yang dibeli. Di tengah krisis, mereka kian
memilih produk berkualitas sama atau bahkan lebih baik, tapi dengan
harga yang miring. Mereka juga getol mencari program sales promotion
yang ditawarkan produk mulai dari diskon, beli dua dapat tiga,
refund, atau bonus. Di tengah krisis yang tak menentu, konsumen ini
merencanakan dengan cermat pengeluaran tiap bulannya.

“Di tengah krisis, mereka kian

memilih produk berkualitas sama
atau bahkan lebih baik,
tapi dengan harga yang miring.”
www.inventure.co.id

7 | Marketing in Crisis

Wisers
adalah konsumen yang secara ekonomi merasa aman dan menyikapi krisis dengan tenang
dan bijak. Hal ini dikarenakan umumnya konsumen jenis ini lebih knowledgeable dan memiliki
wawasan yang luas karena akses informasi yang terbuka lebar. Dengan kemampuan ini, mereka
cakap mencari solusi dari setiap hempasan krisis yang menerpanya.
Walaupun merasa cukup aman, Wisers tetap melakukan penyesuaian-penyesuaian secara pruden
di masa krisis seperti mengurangi konsumsi, atau memilih kemasan yang lebih kecil, membeli
dalam jumlah banyak (bulk) sehingga jatuhnya lebih murah. Namun umumnya mereka tak sampai
melakukan brand switching.

“Dari awal mereka adalah brand-minded, karena
itu saat krisis pun mereka cenderung tetap loyal
pada brand-brand yang menjadi dambaannya.”


www.inventure.co.id

8 | Marketing in Crisis

Strategy in Crisis
S

ebagai marketer Anda tak boleh panik merespons krisis. Krisis tak musti disikapi
dengan pemotongan harga atau diskon besar-besaran. Semua tergantung jenis
konsumen yang sedang Anda hadapi. Kami membagi konsumen di masa krisis
menjadi empat segmen sebagai berikut.

www.inventure.co.id

9 | Marketing in Crisis

Strategi pemasaran yang tepat
dalam menghadapi tipikal konsumen
Panickers adalah dengan strategi harga

murah. Konsumen tipe ini akan memilih
merek apapun yang paling murah.
Mereka tidak terlalu mementingkan
kualitas barang. Tawaran diskon-diskon
menarik di toko bisa menjadi penarik
utama kelompok konsumen ini.
Perusahaan dapat pula menawarkan
pilihan merek baru dengan kualitas dan
harga yang lebih rendah dari merek
yang telah ada selama ini (“less for
less” offers). Merek-merek yang selama
ini ada tetap diberikan harga normal,
kalaupun ada promo diskon tidak
perlu diberikan tiap hari, cukup pada
perayaan-perayaan tertentu saja.

www.inventure.co.id

10 | Marketing in Crisis


Untuk menarik minat konsumen Floater kita bisa
menggunakan strategi packaging yang memberi kesan
value yang lebih tinggi. Kemasan produk berupa bulk,
bundling, atau smaller size memberi efek psikologis yang
menenangkan konsumen Floater yang ingin menimbun/
membeli dengan kuantitas banyak untuk berjaga-jaga
sebelum harga semakin melonjak tajam.

Misalnya, saat memilih alat transportasi umum, mereka
langsung tertarik memilih tawaran Go-Jek yang memberi
berbagai kemudahan, kenyamanan, keamanan, dan kepastian
layanan angkutan umum dengan harga terjangkau hanya
melalui satu aplikasi di smartphone. Strategi promosi yang
dilakukan pun perlu lebih kreatif dan cerdik dalam menarik
minat konsumen cerdas ini, misalnya melalui media sosial,
viral, dst. ghadapi konsumen tipe Wisers, perusahaan perlu

Perusahaan juga bisa mencoba pilihan-pilihan channel
distribusi yang berbeda dari biasanya. Jika biaya
membangun/sewa toko/cabang baru cukup besar, maka
pilihan berjualan lewat media online seperti media sosial
(Facebook, Twitter, Instagram, dst) atau website bisa sangat
menguntungkan karena internet menjangkau target pasar
yang lebih luas dan biayanya sangat murah.
Dalam menghadapi konsumen smart dan kritis seperti
Bargainers, perusahaan dapat menerapkan kombinasi
strategi marketing yang mengutamakan value innovation
(“more for less” offers). Manfaat dan keuntungan menarik
apa yang bisa ditawarkan buat konsumen ini namun dengan
harga yang tetap kompetitif dan kualitas yang tetap bagus.

www.inventure.co.id

11 | Marketing in Crisis

www.inventure.co.id

12 | Marketing in Crisis

Menghadapi konsumen tipe Wisers, perusahaan perlu mengutamakan
strategi untuk mempertahankan loyalitas mereka supaya tidak pindah ke
merek lain. Dengan tetap mempertahankan harga dan kualitas terbaik,
perusahaan bisa memberikan manfaat tambahan seperti after sales service,
garansi kualitas, atau promo-promo khusus untuk mengunci loyalitas.

www.inventure.co.id

13 | Marketing in Crisis

Menyalip di Tikungan
Ketika krisis datang otak Anda harus berbinar-binar dipenuhi 1001 macam ide kreatif dan selalu optimis.
Karena di setiap krisis, selalui terselip peluang luar biasa. Pandanglah gelas berisi setengah ari sebagai
gelas setengah penuh, bukan setengah kosong. Ketika Anda melihat krisis sebagai peluang, maka Anda
akan mencapai kesuksesan yang upnormal, kesuksesan yang luar biasa yang bahkan tak mungkin Anda
peroleh dalam kondisi normal.
Kami sering menganalogikan kondisi perekonomian dengan lintasan balap mobil. Kondisi di tikungan
identik dengan kondisi krisis, sementara lintasan lurus adalah kondisi normal. Nah, ketika krisis mendera,
kinilah saat yang tepat bagi Anda untuk mengungguli pesaing. Kenapa? Karena seperti halnya balap
MotoGP, Valentino Rossi lebih mudah menyalip di tikungan ketimbang di lintasan lurus. Anda justru lebih
gampang mengungguli pesaing saat terjadi krisis.

“So, ayo
menyalip
di tikungan!”

www.inventure.co.id

14 | Marketing in Crisis

Photo Credit :

More info :

Cover by JoK3R03 on Flickr
https://goo.gl/8uZV9m

Jl. Beton 21F Kayu Putih Jakarta Timur 13220 Indonesia.
(021) 2983 3679 | info@inventure.co.id | www.inventure.co.id

page 1. https://goo.gl/g6KWKI | page 2 https://goo.gl/KkNw8h
page 5 https://goo.gl/ntNnJN | page 6 https://goo.gl/fcu2xJ
page 7 https://goo.gl/Vix4ao | page 9 https://goo.gl/XuLmDx
page 11 https://goo.gl/Vfcj | page 12 https://goo.gl/2uIj6h
page 13 https://goo.gl/12rScY

InventureID

@inventureID

Design by Wihinggil Prayogi

About Inventure

Copyright © 2015 by Inventure.co.id

Inventure adalah perusahaan yang bergerak di bidang riset,
konsultasi, dan pelatihan pemasaran. Bidang ekspertisnya
meliputi: market-driven strategy, product & value proposition
strategy, branding & integrated marcomm. strategy, service &
customer experience strategy, go to market strategy. Industry
practices: banking & inance, telco & IT, consumer, automotive,
healthcare, hospitality.

All rights reserved. No part of this publication may be reproduced,
distributed, or transmitted in any form or by any means, including
photocopying, recording, or other electronic or mechanical methods,
without the prior written permission of the publisher, except in the
case of brief quotations embodied in critical reviews and certain other
noncommercial uses permitted by copyright law. For permission requests, write to the publisher, addressed “Attention: Permissions Coordinator,” at the address above.

www.inventure.co.id

15 | Marketing in Crisis