T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kelas Berbasis Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Tematik Di SD Negeri Kebongung 3 Demak T2 BAB II

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Manajemen Kelas Berbasis Tema
2.1.1 Pengertian manajemen kelas
Menurut

Arikunto

(2004)

“manajemen

kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
penanggung
dengan

jawab

maksud

kegiatan


agar

belajar

dapat

mengajar

tercapai

kondisi

optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar
seperti yang diharapkan”. Selain itu Arikunto
(2004) „berpendapat bahwa tujuan manajemen
kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat
bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai
tujuan pengajaran secara efektif dan efisien”.
Sedangkan menurut Mulyasa (2007:91)

“pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru
dalam

menciptakan

iklim

pembelajaran

yang

kondusif dan dapat mengendalikannya jika terjadi
gangguan

dalam

pembelajaran”.

Pendapat


ini

sejalan dengan pendapat Arikunto yang juga
mengemukakan pengertian kelas dari segi anak
didik.

Dia

menegaskan

bahwa

kelas

yang

dimaksud di sini adalah kelas dengan sistem
11

pengajaran


klasikal

dalam

pengajaran

secara

tradisional.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa
pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang
sengaja

dilakukan

untuk

mencapai


tujuan

pengajaran. Pengelolaan adalah penyelenggaraan
atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat
berjalan

dengan

Kesimpulannya
merupakan

lancar,

efektif

dan

efisien.

yaitu,


Pengelolaan

kelas

usaha

yang

dilakukan

oleh

penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau
proses seleksi bagaimana menggunakan alat yang
tepat terhadap problem dan situasi agar
membantu

siswa


dan

dapat

dicapai

dapat
kondisi

optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar
yang seperti diharapkan. Usaha yang diarahkan
untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang
efektif,

menyenangkan

tentunya

guru


harus

inovatif dan kreatif dalam memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.
Dalam mengatur kegiatan proses belajar mengajar
secara sistematis, yang mengarah pada penyiapan
media belajar, penyiapan administrasi, pengaturan
ruang belajar termasuk pengaturan tempat duduk,

12

dan pengaturan waktu agar pembelajaran berjalan
dengan baik. Guru harus trampil, memahami, dan
memiliki

kemampuan

dalam

menggunakan


berbagai strategi pada manajemen kelas, meskipun
tidak semua cara yang dipahami dan dimilikinya
dipergunakan bersamaan atau sekaligus. Tetapi
guru dituntut untuk

cerdas dalam memadukan

strtegi yang dianggapnya yakin dapat menangani
kasus dalam memanajemen kelas yang tepat
dengan masalah yang dihadapinya. Kemungkinan
dari hasil diagnosis memutuskan menggunakan
strtegi A, tetapi setelah diterapkan ternyata gagal.
Dari situasi tersebut dianalisis kembali, akhirnya
sampai

pada

kesimpulan


harus

menerapkan

alternatif kedua, ketiga, atau kombinasi.
Berikut
berbasis

ini

tema

cara
yang

memanajemen
penerapannya

kelas
dalam


pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri
Kebonagung

3

Demak

dengan

perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi yang sesuai dengan
kondisi lingkungan siswa di SD Negeri kebonagung
3 Demak.

13

2.1.2 Perencanaan Dalam Manajemen Kelas
Dalam

manajemen

merupakan

seleksiatau

penentuan

tujuan

kelas

perencanaan

pemilihan

dalam

pembelajaran,

untuk

penyusunan strategi, kebijaksanaan, dan program
kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang
akan datang secara terpadu dan sistematis terkait
penggunaan sumber-sumber daya lainnya (misal
sarana dan prasarana, prosedur, metode dan
teknik) sesuai kondisi peserta didik dalam rangka
mencapai

tujuan

yang

telah

ditetapkan

sebelumnya. Terry (1993:17) menyatakan bahwa
”perencanaan adalah

menetapakan pekerjaan

yang harus di laksanakan oleh kelompok untuk
mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan
termasuk kegiatan pengambilan keputusan untuk
itu

diperlukan

visualisasi

dan

kemampuan
melihat

ke

mengadakan
depan

guna

merumuskan suatu tindakan untuk masa dating”.
Menurut Arikunto (2004 : 16) “perencanaan
dalam manajemen kelas seyogianya disusun secara
lebih spesifik dan operasional”.

14

Menurut Farida Jaya (2009 : 7) “Perencanaan
pembelajaran

merupakan

proses

menspesifikasi

kondisi-kondisi dalam belajar agar tercipta strategi
untuk produk pembelajaran baik pada level mikro
maupun makro”.
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa Perencanaan adalah menetapkan pekerjaan
yang harus di laksanakan oleh kelompok untuk
mencapai tujuan yang digariskan disusun secara lebih
spesifik dan operasional dalam proses menspesifikasi
kondisi-kondisi

untuk

belajar

sehingga

tercipta

strategi untuk produk pembelajaran baik pada level
mikro maupun makro.
Perencanaan

pembelajaran

adalah

proses

menspesifikasi kondisi-kondisi untuk belajar sehingga
tercipta strategi untuk produk pembelajaran yang
baik.

Jadi perencanaan pembelajaran adalah suatu

pemikiran

atau

persiapan

untuk

melaksanakan

aktivitas pembelajaran dengan menerapkan prinsipprinsip pembelajaran melalui langkah pembelajaran,
perencanaan itu sendiri, pelaksanaan dan penilaian,
dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang
telah ditentukan.

15

2.1.3 Pelaksanaan
Menurut

Abdul

Majid

(2014:129)

Dalam

pelaksanaan pembelajaran tematik ada tiga langkah
yang ditempuh yaitu: 1. Kegiatan Awal, 2. Kegiatan
Inti, 3. Kegiatan Akhir.
Dari pendapat itu sudah sesuai dengan pelaksanaan
pembelajaran

di Sekolah

Dasar pada

umumnya.

Bahwa dalam kegiatan awal untuk menarik perhatian
dan meyakinkan siswa tentang materi selain itu untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa , yang dapat
dilakukan dengan cara membangun suasana akrab
agar siswa merasa dekat dan dapat memberikan
acuan

atau

rambu-rambu

tentang

tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.
Dalam kegiatan Inti merupakan kegiatan pokok dalam
pembelajaran yang dilakukan untuk membahas tema
dan sub tema dengan perancangan dan strategi
pembelajaran sehingga siswa mendapat pengalaman
yang berharga.
Dalam kegiatan akhir (Penutup), yaitu kegiatan untuk
mengakhiri

pelajaran

yang

dapat

memberikan

gambaran menyeluruh dari apa yang telah dipelajari
yang berkaitan dengan pengalaman sebelumnya ,

16

untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dan
siswa selama pelaksanaan pembelajaran.

2.1.4 Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Penilaian pembelajaran dilakukan selama proses
pembelajaran dan pada akhir pembelajaran.Menurut
Ahmad Rohani (2010:208) “Jenis penilaian di sekolah
yang dipandang paling penting yaitu penilaian formatif
dan penilaian sumatif”. Ahmad rohani (2010:193)
“Evaluasi

atau penilaian dalam pengajaran tidak

semata-mata dilakukan terhadap hasil belajar tapi
juga harus dilakukan terhadap proses pengajaran itu
sendiri”. Dengan penilaian dapat dapat dilakukan
revisi desain pengajaran dan strategi pelaksanaan
pengajaran. Sehingga dapat berfungsi sebagai umpan
balik dalam remedial pengajaran agar guru dapat
merubah strategi pengajaran dari waktu ke waktu
sesuai kondisi.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa,
evaluasi merupakan kegiatan yang mengandung unsur
untuk menentukan hasil dari suatu kegiatan melalui
kriteria

tertentu,

untuk

mendukung

tercapainya

tujuan, serta sebagai informasi yang akan digunakan
17

acuan

dalam

keputusan.

penyusunan

Evaluasi

nilai

merupakan

serta

membuat

kegiatan

yang

membandingkan antara hasil implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya dan merupakan salah satu
rangkaian yang harus dilaksanakan dalam suatu
kegiatan, untuk mengetahui sejauh mana rencana
suatu kegiatan telah tercapai, sehingga bisa menjadi
dasar untuk menentukan langkah selanjutnya.
Begitu

juga

dalam

proses

pembelajaran,

Pengembangan evaluasi pembelajaran merupakan hal
yang sangat penting untuk dilakukan, karena dengan
perkembangan

ilmu

pendidikan

yang

telah

mensyaratkan tercakupnya tiga ranah dalam proses
pembelajaran, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Tiga ranah ini, tidak semuanya bisa diukur dengan
satu teknik penilaian saja, tetapi harus melibatkan
berbagai teknik penilaian yang berbeda-beda. Guru
dituntut untuk memahami prosedur evaluasi dalam
proses pembelajaran, sehingga kegiatan evaluasi dapat
dilakukan secara sistematis serta benar-benar dapat
mengukur kompetensi peserta didik. Pelaksanaan
evaluasi di SD Negeri kebonagung 3 terlaksana

18

berdasar

dari

ulangan

harian,

ulangan

tengah

semester, dan ulangan semester.
Hal

ini

ditunjukkan

dengan

evaluasi

dilaksanakan secara sistematis, terencana, kontinu,
sesuai dengan tujuan, dan menyeluruh. Walaupun
ada beberapa hal yang masih perlu untuk diperbaiki,
seperti aspek evaluasi tidak hanya meliputi ranah
kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotor. Begitu
juga dalam teknik penilaian, lebih mengembangkan
teknik penilaian non tes, sehingga lebih memberikan
ruang pada keunikan peserta didik, serta mewujudkan
penilaian

yang

tidak

berorientasi

kepada

hasil

akhirnya saja, tetapi juga dengan menghargai usaha
dan proses yang dilakukan oleh siswa, sebagai bagian
dari proses pembelajaran. Ada

kekurangan dalam

teknik yang digunakan lebih dominan bentuk tes
daripada non tes, serta pengembangan instrumen
pada RPP, baru digambarkan secara garis besar, tidak
dideskripsikan secara mendetail dan spesifik. Secara
umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SD
Negeri Kebonagung 3 telah baik, walaupun masih ada
beberapa hal yang perlu untuk diperbaiki di masa
yang akan datang, untuk pelaksanaan evaluasi yang
lebih baik.
19

2.2

Pembelajaran Tematik

2.2.1 Definisi Pembelajaran Tematik
Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya
adalah

model

pembelajaran

terpadu

yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran

agar

dapat

bermakna

kepada

memberikan

siswa

pengalaman

(Depdiknas, 2006:

5).

Landasan pengembangan pembelajaran tematik secara
psikologis adalah merunut pada teori belajar gestalt.
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti
’whole configuration‟ atau bentuk yang utuh, pola,
kesatuan dan keseluruhan. Teori ini memandang
kejiwaan manusia terikat pada pengamatan yang
berwujud pada bentuk keseluruhan. Menurut teori
belajar ini seorang belajar bila mendapat ”insight”.
Insight itu diperoleh jika ia melihat hubungan tertentu
antara berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga
hubungan

itu

menjadi

jelas

baginya

dalam

memecahkan masalah itu (Nasution, 2004; Slameto,
2003 dalam Hesty; 2008).
Pembelajaran

tematik

merupakan

model

pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik dengan melibatkan beberapa mata pelajaran
untuk memberikan pengalaman bermakna kepada
20

siswa.

Dikatakan

bermakna

karena

dalam

pembelajaran tematik, siswa akan dapat memahami
konsep-konsep
pengalaman

yang

mereka

langsung

dan

pelajari

melalui

menghubungkannya

dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus
perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada
proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami
isi

pembelajaran

sejalan

dengan

bentuk-bentuk

keterampilan yang harus dikembangkannya.
Pembelajaran Tematik merupakan implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun
2006 tentang Standar Isi yang disebutkan pada bagian
struktur kurikulum SD/MI bahwa pembelajaran di
kelas

I

sampai

kelas

III

dilaksanakan

dengan

pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV sampai
kelas

VI

dilaksanakan

melalui

pendekatan

mata

pelajaran.
Ditinjau

dari

pengertiannya,

pembelajaran

adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan,
atau

sikap

berinteraksi

baru

pada

dengan

saat

informasi

seseorang
dan

individu

lingkungan.

Pembelajaran terpadu/tematik menawarkan model-

21

model

pembelajaran

yang

menjadikan

aktivitas

pembelajaran itu penuh makna dan sesuai bagi siswa,
baik

aktivitas

formal

maupun

informal,

meliputi

pembelajaran inquiri secara aktif dapat penyerapan
pengetahuan

dan

fakta,

pengetahuan

dan

membantunya

mengerti

dengan

pengalaman
dan

memberdayakan
siswa

untuk

memahami

dunia

kehidupannya. Cara pengemasan pengalaman belajar
yang

dirancang

terhadap

guru

akan

kebermaknaan

sangat

berpengaruh

pengalaman

siswa

dan

menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan
menarik. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan isi
bidang studi lain yang sesuai akan membentuk skema,
sehingga akan diperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan.
pengetahuan

Perolehan
dan

kebulatan

keutuhan
pandangan

belajar,
tentang

kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan
melalui pembelajaran terpadu (William dalam Udin
2006: 5).
Menurut

Kunandar

(2007:311),

“Tema

merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan
berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.”
Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud
menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang
22

utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta
didik dan membuat pemmbelajaran yang melibatkan
beberapa

mata

pengalaman

pelajaran

yang

untuk

bermakna

memberikan

kepada

siswa.

Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari
aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek
belajar mengajar. Jadi, pembelajaran tematik adalah
pembelajatan

terpadu

yang

menggunakan

tema

sebagai pemersatu materi yang terdapat di dalam
beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam satu
kali tatap muka.
2.2.2 Kelebihan Model Pembelajaran Tematik
Menurut

Kunandar

(2007:315),

Pembelajaran tematik mempunyai kelebihan yakni:
1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan
kebutuhan peserta didik.
2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar
mengajar relevan dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan siswa.
3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih
berkesan dan bermakna.
4. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa
sesuai persoalan yang dihadapi.
5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja
kelompok.
6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan
tanggap terhadap ide/gagasan orang lain.
7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai
persoalan yang dihadapi pada lingkungan
peserta didik.

23

Pembelajaran tematik sebagai bagian dari
pembelajaran

terpadu

memiliki

banyak

keuntungan yang dapat dicapai yakni :
Saat pembelajaran perhatian siswa terpusat pada
satu hal tertentu saja, dengan berbagai kompetensi
dasar dapat dipelajari siswa dalam tema yang
sama

dan

sesuai

pengalaman

pribadi

siswa,

sehingga dalam memehahami materi pelajaran
lebih

berkesan dan mendalam,

selain itu dapat

menumbuhkan kegairahan dalam belajar karena
siswa

dapat

berkomunikasi

dalam

situasi

langsung.

Penelitian Yang Relevan
Seda

Yasar

(2008)

mengungkapkan

bahwa

dalam manajemen pembelajaran dikelas I. W. Jiwa, N.
Dantes,

A.A.I.N.

Marhaeni.

2013

Pengaruh

Implementasi Pembelajaran Tematik Di Tinjau Dari
Motivasi

Belajar

Pada

Siswa.

Hasil

penelitian

menunjukkan bahwa Pertama, banyak guru SD tidak
memiliki latar belakang pendidikan keguruan, apalagi
yang secara khusus lulusan Pendidikan Guru SD
setaraf

sarjana.

pembakuan

24

yang

Kedua,
dilakukan

penyeragaman
pihak

dan

pemerintah

seringkali

berdampak

kreativitas.

Aktivitas

pada
guru

matinya

inovasi

terjebak

pada

dan

urusan

administrasi yang bersifat rutin, akibatnya guru tak
memiliki waktu untuk melakukan pembaharuan atau
inovasi

secara

melanggar

kreatif.

aturan

jika

Guru

takut

melakukan

salah

atau

sesuatu

yang

berbeda sehingga berakibat pada perencanaan yang
minimalis sekedar memenuhi tuntutan kurikulum
resmi. Ketiga, tampak langsung kurangnya inovasi
kreatif dari guru adalah suasana belajar yang monoton
dan membosankan.
Netty Zulfithratani, Marzuki, Mastar Asran. 2013
Peningkatan Aktivitas Belajar Melalui Pembelajaran
Tematik

.

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

kenyataannya yang terjadi di dalam kelas sangat
berlawanan karena pembelajaran mengutamakan hasil
dibandingkan aktivitas belajar peserta didik.
Pudjiastuti, Ari. 2011. Permasalahan Penerapan
Pembelajaran Tematik di Kelas Awal Sekolah Dasar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan
persiapan pembelajaran tematik menemui banyak
kesulitan terutama dalam cara menilai pembelajaran
tematik, karena rapor siswa menggunakan mata
pelajaran.

25

Sukandar. 2009. Implementasi pembelajaran
tematik

dalam

meningkatkan

kualitas

dan

hasil

pembelajaran kelas 1 Sekolah Dasar Negeri Banjarsari
2

Kecamatan

menyatukan

Gajah
persepsi

Kabupaten
guru

Demak.

tentang

Dengan

pembelajaran

tematik, dan menyatukan tema topik pembelajaran,
dan mencari strategi yang benar untuk menerapkan
Pengajaran Tematik.
Meta

Ayu.

2011.

Analisis

Hambatan

Pelaksanaan Model Pembelajaran Tematik Oleh Guru
Kelas Rendah Di SD N Bringin 01, 02 dan 03
Kecamatan Bringin dengan saling kerjasama dalam
membuat perencanaan dengan mencari materi yang
lebih sesuai dengan tema. Dari pendapat diatas dapat
difahami bahwa

dalam pembelajaran tematik yang

hanya mengutamakan hasil tanpa memperhatikan
aktivitas belajar akan sia-sia. Jadi dalam pembelajran
tematik harus dipersiapkan dengan perencanaan yang
lengkap. Selain itu harus memilih strategi yang benar
juga harus sering berdiskusi dan bekerja sama dengan
teman sejawat.

26

2.4 Kerangka Berfikir
Penyusunan kerangka berpikir pada Manajemen
kelas Berbasis tema dalam Pembelajaran Tematik di
SD Negeri Kebonagung 3 Demak terkait dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang matang,
akan membuat peningkatan kualitas pembelajaran
tematik. Harapan masa datang dengan manajemen
kelas yang baik akan menghasilkan output yang
berpotensi, berdaya saing tinggi, animo masyarakat
juga tinggi, sehingga menunjang pencapaian tujuan
pendidikan sekolah dan peningkatan mutu pendidikan
nasional. Adapun kerangka pikir Manajemen Kelas
Berbasis Tema Dalam Pembelajaran Tematik Di SD
Negeri Kebonagung 3 Demak adalah sebagai berikut :
Pembelajran Tematik

Manajemen Kelas Berbasis tema

Perencanaan

Pelaksanaan

Peningkatan
Pembelajaran

Evaluasi

27