MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN PROYEK OFFS
MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN PROYEK OFFSHORE PLATFORM
OIL & GAS DENGAN KONSEP EPC
DI PT. XYZ
Luki Ferliansyah, Taufiqur Rachman
Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Esa Unggul Jakarta
lukiferliansyah04@gmail.com, taufiqur.rahcman@esaunggul.ac.id
Abstrak
PT. XYZ adalah perusahaan kontraktor dibidang konstruksi khususnya proyek pembuatan offshore
platform dengan konsep EPC (engineering, construction , procurement). Berdasarkan jadwal dan perhitungan
untuk proyek yang sama pada tahun 2016, terdapat keterlambatan waktu penyelesaian proyek selama 1 bulan
yang dikarenakan adanya kemunduran awal jadwal pengerjaan proyek yang lebih dari 3 bulan. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai penyebab atau risiko yang terjadi selama
pengerjaan proyek berlangsung yang ditanjau dari segi kontraktor yaitu PT. XYZ. Pengelompokan risiko
menggunakan RBS (Risk Breakdown Structur ) dan untuk indikator risikonya berdasarkan hasil studi literatur
yang memiliki kesamaan dalam konsep EPC. Berdasarkan data hasil olahan didapatkan 37 risiko yang nantinya
diberikan kepada responden. Hasil kuesioner tahap pendahuluan dengan uji validitas dan reliabilitas didapatkan
30 variabel risiko. Berdasarkan 30 risiko yang telah terdaftar diberikan lagi ke responden untuk melihat
kemungkinan dan dampaknya. Hasil kuesioner tahap kedua dengan uji validitas dan reliabilitas didapatkan 27
risiko. Dalam penganalisahan level risiko menggunakan matrix Australian/ Newzeland Standar risk management
(AS 4360-2004) dimana didapatkan 4 risiko tinggi, 12 risiko sedang, 11 risiko kecil. Penganalisahan penyebab
langsung risiko tinggi pada faktor eksternal ialah karena kondisi tidak aman (unsafe condition ) atau diluar
kontrol kontraktor, pada faktor construction dan manajemen proyek penyebab langsungnya ialah karena
tindakan tidak aman (unsafe action ). Adapaun usulan mitigasi secara umum untuk faktor construction yakni
(x22) kecelakaan kerja pada proses konstruksi ialah dikurangi, faktor manajemen (x29) yakni risiko material
yang rusak di site ialah dengan mengurangi risiko, untuk faktor eksternal yaitu ( x35 ) terlambatnya pembayaran
oleh owner yakni dikurangi, dan untuk faktor eksternal yaitu (x37) Cuaca (Hujan dan Angin) ialah dikurangi.
Kata Kunci : (Konsep EPC, Jadwal Proyek, Risiko Proyek, Standart Risk Management, Mitigasi Risiko)
I. Pendahuluan
Dewasa kini masih banyak sekali proyekproyek di Indonesia dimana kualitas tidak sebanding
dengan estimasi yang dikeluarkan. Pada suatu
pengerjaan proyek, penjadwalan dan pengendalian
dalam konteks perencanaan merupakan hal yang
sangat kritis dan harus selalu diperhatikan, baik pada
sistem yang digunakan ataupun sumber daya yang
dilibatkan. Pada pengerjaan suatu proyek baik skala
besar maupun skala kecil selalu memiliki risiko yang
kecil dan besar juga, dikarenakan adanya kegiatan
atau aktifitas yang terjadi. Risiko tersebut dapat
dikendalikan apabila pengendalian dilakukan oleh
kedua belah pihak yakni pemilik (owner) dan
kontraktor. Keuntungan dari kedua belah pihak
disini adalah dapat mengetahui dan mendifinisikan
apa yang menjadi tujuan. Selain itu bagaimana
penanganan atau perlakuan dari risiko yang mungkin
terjadi saat pengerjaan proyek.
PT. XYZ merupakan perusahaan kontraktor
oil & gas yang khusus bergerak pada bidang
konstruksi anjungan lepas pantai (offshore
platform). Konsep yang diterapkan perusahaan ialah
EPC yakni perancangan (engineering), pengadaan
material dan peralatan (procurement), pelaksanaan
konstruksi (construction). Penerapan konsep ini
dalam mengerjakan beberapa proyek cukup
menghemat waktu, walaupun demikian pada
pengerjaan proyek tahun 2016 adanya keterlambatan
memulai pengerjaan proyek hampir 3 bulan dan
keterlambatan penyelesaiaan proyek hampir 1 bulan.
Mengacu pada permasalahan diatas, maka perlu
membuat identifikasi dan analisa mengenai risikorisiko yang terjadi pada saat proyek akan dikerjakan
oleh kontraktor maupun saat proyek sedang
dikerjakan dan bagaimana respon penanganan risiko
tersebut. Hal ini sebagai bahan refrensi pihak
industri di bidang konstruksi khususnya dengan
konsep
EPC
(engineering,
procurement,
construction) dalam mengerjakan proyek oil & gas.
a.
II. Tinjauan Pustaka
Proyek adalah kegiatan untuk mencapai sebuah
Menetapkan konteks
Penetapan
konteks
ini
dilakukan
dengan
tujuan yang direncanakan dan ditetapkan dalam
pendifinisian parameter dasar dimana risiko harus
suatu kurun waktu tertentu dengan menggunakkan
dikelola
sejumlah biaya, tenaga kerja dan bahan (Buck,
keputusan dalam kajian manajemen risiko yang
1968). Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek
lebih terinci. Tahapan ini menentukan lingkup bagi
adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung
keseluruhan proses manajemen risiko, konteks disini
dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber
berarti segala hal yang berkaitan dengan upaya
daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan
manajemen dalam rangka mengelola risikonya.
tugas yang sasaranya telah ditetapkan dengan jelas.
Dalam hal ini ialah dengan menetapkan konteks
Proyek EPC adalah satu dari banyak bentuk konsep
strategis, organisasi, manajemen risiko, krteria
manajemen proyek yang melimpahkan tanggung
evaluasi risiko dan mendifinisik struktur.
untuk
menyediakan
pedoman
bagi
jawab ke kontaraktor atas kegiatan perancangan
(Engineering), pengadaan material dan peralatan
(Procurement)
dan
pelaksanaan
b.
Identifikasi risiko
konstruksi
Pada tahap ini sangat kritikal, karena jika ada
(Construction ). Manajemen risiko menurut standard
suatu risiko potensial tidak terdeteksi maka tidak
Australian/ Newzeland Standar risk managemen
dapat dianalisa kedepannya. Untuk itu perlu
(AS/NZS 4360:2004) adalah peluang terjadinya
identifikasi risiko secara komperhensif dengan
sesuatu yang akan berdampak dalam pencapaian
menggunakan
sebuah tujuan. Adapun proses dalam manajemen
terstruktur dengan baik dan harus mencakup semua
risiko menurut standard Australian/ Newzeland
risiko baik risiko yang berada dalam kendali maupun
Standar risk management (AS 4360-2004) yang
yang diiluar kendali organisasi. Hal yang menjadi
dapat dilihat pada Gambar 2.1.
dasar yaitu pengalaman atau record, brainstorming ,
proses
secara
sistematis
yang
analisis sistem, audit dan rekomendasi lain, apa yang
terjadi dan daftar peristiwa yang mungkin terjadi,
bagaimana dan mengapa peristiwa dapat terjadi.
Identifikasi ini dapat menggunakan RBS (Risk
Breakdown
Struktur )
untuk
mengelompokkan
sumber risiko seperti pada gambar 2.2.
Gambar 2.1 Standard Australian/ Newzeland
Standar risk management (AS 4360-2004)
Berdasan
Gambar
2.1
yakni
Australian/
Newzeland Standar Risk Management (AS 4360-
2004) langkahnya meliputi :
Gambar 2.2 Risk Breakdown Structure
c.
Analisa Risiko
Tabel 2.2 Penilaian Risiko Kualitatif
Dalam hal ini tujuan yang dapat dicapai ialah
Kemungkinan
Minor
(2)
(1)
L
L
Unlikely (2)
L
L
Possible
(3)
L
M
M
H
H
(4)
L
M
H
H
VH
M
H
H
VH
VH
dapat memisahkan antara risiko-risiko kecil dan
risiko-risiko besar cakupan pertimbangannya ialah
sumber risiko, peluang dan dampaknya.
Menentukan pengendalian yang ada meliputi
aktifitas-aktifitas
identifikasi
pengelolaan,
Dampak
Medium
(3)
Insignificant
(1)
Rare
Likely
Almost
Certaint
(5)
Major
(4)
Exstrim
(5)
L
L
M
M
M
H
sistem teknik dan prosedur yang ada untuk
mengendalikan risiko serta penaksiran kekuatan
Perlakuan Risiko
Perlakuan risiko meliputi identifikasian opsi
dan kelemahannya.
Menentukan Konsekuensi dan likelihood suatu
untuk memperlakukan risiko, menaksir opsi tersebut,
peristiwa ditaksir dengan hasil pengendalian
menyiapkan rencana perlakuan, dan imlementasi
yang ada. Dimana kombinasi keduanya akan
terhadap rencana perlakuan. Opsi-opsi dalam hal ini
dapat menghasilkan level dari risiko tersebut.
meliputi sebagai berikut :
Teknik yang dapat digunakan ialah dengan
1.
analisis
statisk
ataupun
kalkulasi
informasi
yang
digunakan
haruslah
Menghindari risiko memutuskan atau tidak
melanjutkan aktivitas.
dari
konsekuensi dan likelihood . Sumber-sumber
d.
e.
2.
Mengurangi likelihood dapat dilakukan dengan
audit
ada,
internal
dan
peningkatan
misalnya catatan masa lalu, pengalaman yang
ketaatan,
relevan, literatur umum yang relevan, uji
komperhensif,
pemasaran dan riset pemasaran, eksperimen dan
persyaratan, spesifikasi, rancangan, rekayasa,
prortype, model ekonomi dan rekayasa model
operasi,
lainnya, serta pertimbangan spesialis dan pakar.
manajemen investasi dan portofolio, perawatan
Tabel 2.1 Nilai Probabilitas dan Impact Risk
yang
Pengukuran
Kemungkinan Risiko
1 = Tidak pernah
Pengukuran
Dampak Risiko
1= Sangat Kecil
2 = Jarang
2 = Kecil
3 = Sedang
3 = Sedang
4 = Sering
4 = Besar
5 = Selalu
5 = Sangat Besar
persyaratan
program
penelaahan
inspeksi
bersifat
penelitian
kontrak
pengendalian
preventif,
dan
formal
jaminan
pengembangan
yang
terhadap
proses,
kualitas,
tekhnologi,
pelatihan terstruktur, pengujian,
3.
Menghindari konsekuensi dilakukan dengan
perencanaan kontijensi, penyelarasan kontrak,
bentuk rancangan (design featurs), rencana
pemulihan
akibat
Evaluasi Risiko
engineering
dan
Evaluasi risiko adalah perbandingan antara level
kendalian
bencana,
struktural,
kecuarangan,
rekayasa
rencana
minim
dan
eksposure
risiko yang ditemukan dalam proses dengan kriteria
terhadap sumber risiko, relokasi suatu aktivitas,
risiko yang sebelumnya telah ditetapkan. Hasil dari
meningkatkan
evaluasi ini nantinya adalah daftar dari risiko, luas
pembayaran eks-grasia/asuransi.
atau cakuan risiko serta pihak-pihak yang nantinya
4.
hubungan
masyarakat,
Memindahkan risiko dapat dilakukan dengan
melibatkan pihak lain, mekanisme kontrak,
mendapatkan manfaat.
penutupan asuransi.
5.
Menahan risiko dalam hal ini mungkin masih
terdapat sebuah risiko residual yang masih
tertahan.
IV. Hasil dan Pembahasan
III. Metode Penelitian
Pada tahap awal penelitian ini dimulai
a.
Menghitung Kinerja Waktu Awal dan Akhir
dengan penelitian pendahuluan yakni untuk
melakukan pengamatan umum terhadap kondisi
Penghitungan kinerja waktu proyek adalah
menggunakan data jadwal berikut :
dan masalah yang dihadapi oleh PT. XYZ.
Selanjutnya melakukan studi pustaka untuk
mengumpulkan
refrensi-refrensi
dan
studi
lapangan mengenai proses manufaktur dan
sistem manajemen perusahaan, penghitungan
kenerja waktu dan ke pihak-pihak terkait PT.
XYZ untuk mengumpulkan data risiko (risk
Gambar 2.4 Jadwal pengerjaan proyek
regeister ) yang sering dihadapi perusahaan
sekaligus mengolah data tersebut. Tahap akhir
melakukan analisa risiko berupa respon atau
yang digunakan untuk mengantisipasi segala
bentuk kemungkinan-kemungkinan dari setiap
risiko-risiko yang terjadi. Tahapan penelitian ini
Berdasarkan Gambar 2.4 bahwa perencanaan
dimulai pada maret 2016 harus tertunda ke juni 2016,
artinya pengerjaan awal proyek tertunda hampir 3
bulan. Dalam menghitung kinerja waktu akhir proyek
menggunakan persamaan berikut :
Kinerja Waktu = (Waktu Rencana – Waktu Aktual)
dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini :
= 9 bulan – 10 bulan = -1 bulan
Mulai
Berdasarkan jadwal proyek dan penghitungan
Penelitian Pendahuluan
diatas, proyek ini memakan waktu 10 bulan dimana
Studi Pustaka
Studi Lapangan
terlambar -1 bulan.
Risk Breakdown
Structure (RBS)
Buku & Jurnal,
etch..
Jadwal Pengerjaan
Proyek
Lingkup manajemen
Perusahaan
b.
Kuesioner tahap 1
Kuesioner 1 atau pendahuluan dari hasil studi
Perumusan Masalah
literatur berisikan 5 faktor risiko yaitu faktor
Tujuan Penelitian
engineering , procurement, construction , manajemen
Pengumpulan Data
proyek, eksternal dimana keseluruhannya terdapat
Pengolahan Data
sub-faktor 37 risiko, adapun sebagai berikut :
Perhitungan Kinerja
Waktu
Tabel 2.3 Risiko Proyek EPC
Risk Register
No
Kuesioner Tahap 1
(Validasi Variabel)
Tidak
Variabel Valid?
Ya
Kuesioner Tahap 2
(Dampak & Frekuensi)
Tidak
Variabel Valid?
Variabel Risiko
Faktor Engineering
Kesalahan pemahaman desain dasar gambar
Perubahan spesifikasi material oleh pihak owner
Jadwal pengerjaan desain yang singkat
Terjadinya desain ulang
Kesalahan penghitungan biaya proyek
Spesifikasi desain yang dibuat kurang mendetil
Kurangnya data teknis mengenai project yang akan dibuat
Faktor Procurment
1
2
3
4
5
6
7
X1
X2
X3
X4
8
X8
Kenaikan harga bahan baku /material/equipment
9
X9
Kurangnya informasi mengenai perusahaan vendor
10
X10
Jadwal pengadaan yang singkat
11
X11
Kesalahan estimasi anggaran pengadaan
12
X12
Kerusakan dan kehilangan material saat di perjalanan
13
X13
Peralatan dan material penting terlambat
14
X14
Proses pengendalian dokumen pengadaan yang kurang baik
15
X15
Perizinan pengadaan yang kurang lengkap
X5
X6
X7
Ya
Respon Risiko
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
Gambar 2.3 Diagram Alir Penelitian
Tabel 2.3 Risiko Proyek EPC
3.
Faktor Construction
16
X16
Fasilitas penunjang konstruksi tidak memadai
17
X17
Cacat pada hasil pekerjaan mengelas dan mengecat
18
X18
Sumber daya manusia kurang mencukupi
19
X19
Mesin mengalami error saat proses konstruksi
20
X20
Urutan pekerjaan konstruksi di lapangan yang tidak Efektif
21
X21
Kurangnya komunikasi antar pekerja
22
X22
X23
Kecelakaan kerja pada proses konstruksi
Konflik dengan kegiatan lain di site yang ama untuk
project yang berbeda
24
X24
Kesalahan saat proses menginstal peralatan pada Platform
25
X25
Perencanaan urutan kerja yang kurang baik
Kurangnya penyusunan organisasi pada penugasan
karyawan
Sistem koordinasi kurang antar menejmen puncak dan
manajemen bawah
Jadwal yang tidak realistis
Adanya material yang rusak di site
Kurangnya pendifinisian otoritas dan tanggung jawab
disetiap departemen
23
X26
26
X27
27
28
29
30
31
X28
X29
X30
X31
Gambar 2.7 Grafik Profil Department Responden
d.
Uji Validitas dan Reliabilitas Tahap 1
Dalam penentuan valid atau tidaknya, peneliti
menggunakan persamaan df = n-2, dimana sampel
adalah 40. Maka df = 40-2 = 38. Nilai df=38 dan α =
0.05, dapat dilihat pada r tabel nilainya adalah 0.312.
Adapun hasil perhitungan sebagai berikut :
Keuangan perusahaan yang tidak baik
Tabel 2.4 Hasil Uji Validitas Tahap I
Faktor Eksternal
32
X32
X33
33
34
35
X34
X35
36
X36
37
X37
c.
Kurangnya keamanan lokasi pengerjaan proyek
Perubahan peraturan pemerintah mengenai aturan
pengerjaan proyek baik dari keuangan, status karyawan dan
pajak
Perubahan peraturan internasional mengenai standar
kualitas perusahaan dalam pengerjaan proyek
Terlambatnya pembayaran oleh owner
Bencana alam (Gempa bumi, kebakaran, tsunami, longsor,
banjir, gunung meletus)
Cuaca (Hujan dan angin)
Responden Penelitian
Responden pada penelitian dikatakan layak jika
1) Pendidikan standar minimal SMA (Sekolah
Menengah Atas). 2) Lama kerja diatas ≥5 tahun, 3).
Penilaian dilakukan pada tiap departement yang
terlibat. Adapun profil responden sebagai berikut :
1.
Pendidikan
d.
Gambar 2.5 Grafik Profil Pendidikan
2.
Lama Kerja
Departement
No
Variabel
r hitung
total
r tabel
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
X32
X33
X34
X35
X36
X37
0.496
0.059
0.553
0.593
0.628
0.367
0.541
0.652
0.284
0.493
0.703
-0.110
0.460
0.748
0.471
0.622
0.700
0.748
0.555
0.731
0.625
0.619
0.092
0.553
0.699
0.030
0.555
0.540
0.571
0.102
0.539
0.041
0.640
0.532
0.710
0.646
0.329
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan Tabel 2.4 dapat disimpulkan
bahwa dari 37 variabel risiko terdapat 7 variabel yang
tidak valid. Hasil tersebut didapatkan dengan
Gambar 2.6 Grafik Lama Kerja Responden
software spss 15.
Selanjutnya mengukur tingkat reliability
f.
Responden Penelitian Tahap Kedua
dari pernyataan menggunakan program software spss
Profil responden dalam penyebaran kuesioner
15. Dalam hal ini apabila nilai cr onbac’h alfa > 0.60
pada tahap kedua ini ialah sama dengan profil sampel
maka alat ukur tersebut dapat dikatakan handal, hasil
atau responden tahap pertama.
yang didapatkan dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5 Hasil Uji Reliabilitas Tahap I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0.887
37
g.
Uji Validitas & Reliabilitas Kemungkinan Risiko
Pada tahap kedua ini pengujian dilakukan satu
persatu untuk setiap jawaban responden terhadap
kemungkinan dan dampak risiko. Pada pengujian
e.
Kuesioner Tahap Kedua
penentuan valid atau tidaknya peneliti peneliti
Kuesinoer tahap ini terdiri dari 30 pernyataan
menggunakan persamaan df = n-2, dimana sampel
dimana merupakan pengurangan dari kuesioner tahap
adalah 40. Maka df= 40-2 = 38. Nilai df=38 dan α =
pertama. Berikut daftar 30 pernyataan yang dapat
0.05, dapat dilihat pada r tabel adalah 0.312. Berikut
dilihat pada Tabel 2.6.
hasil ini uji validitas untuk kemungkinan risiko dapat
Tabel 2.6 Risiko Proyek EPC
No
1
2
3
4
5
6
X1
X3
X4
X5
X6
X7
Variabel Risiko
Faktor Engineering
Kesalahan pemahaman desain dasar gambar
Jadwal pengerjaan desain yang singkat
Terjadinya desain ulang
Kesalahan penghitungan biaya proyek
Spesifikasi desain yang dibuat kurang mendetil
Kurangnya data teknis mengenai project yang akan dibuat
Faktor Procurment
7
X8
8
X10
Jadwal pengadaan yang singkat
9
X11
Kesalahan estimasi anggaran pengadaan
10
X13
Peralatan dan material penting terlambat
11
X14
Proses pengendalian dokumen pengadaan yang kurang baik
12
X15
Perizinan pengadaan yang kurang lengkap
13
X16
Fasilitas penunjang konstruksi tidak memadai
14
X17
Cacat pada hasil pekerjaan mengelas dan mengecat
15
X18
Sumber daya manusia kurang mencukupi
16
X19
Mesin mengalami error saat proses konstruksi
17
X20
Urutan pekerjaan konstruksi di lapangan yang tidak Efektif
18
X21
Kurangnya komunikasi antar pekerja
19
X22
Kecelakaan kerja pada proses konstruksi
20
X24
Kesalahan saat proses menginstal peralatan pada Platform
21
X25
dilihat pada Tabel 2.7 sebagai berikut :
Tabel 2.7 Hasil Uji Validitas Kemungkinan Risiko
Kenaikan harga bahan baku /material/equipment
Faktor Construction
23
24
X28
X29
Perencanaan urutan kerja yang kurang baik
Sistem koordinasi kurang antar menejmen puncak dan
manajemen bawah
Jadwal yang tidak realistis
Adanya material yang rusak di site
25
X31
Keuangan perusahaan yang tidak baik
26
X33
27
X34
28
X35
29
X36
30
X37
22
X27
Faktor Eksternal
Perubahan peraturan pemerintah mengenai aturan pengerjaan
proyek baik dari keuangan, status karyawan dan pajak
Perubahan peraturan internasional mengenai standar kualitas
perusahaan dalam pengerjaan proyek
Terlambatnya pembayaran oleh owner
Bencana alam (Gempa bumi, kebakaran, tsunami, longsor,
banjir, gunung meletus)
Cuaca (Hujan dan angin)
No
Variabel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
X1
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X10
X11
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X24
X25
X27
X28
X29
X31
X33
X34
X35
X36
X37
r hitung
total
0.353
0.344
0.402
0.331
0.438
0.458
0.338
0.642
0.349
0.467
0.507
0.384
0.620
0.437
0.553
0.385
0.454
0.329
0.369
0.475
0.604
0.553
0.557
0.620
0.400
0.323
0.361
0.315
0.549
0.557
r
table
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
Ket
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan Tabel 2.7 dapat disimpulkan bahwa
dari
30
variabel
untuk
penilaian
terhadap
kemungkinan valid. Hasil tersebut didapatkan dengan
menggunakan program software spss 15.
Berikut hasil ini uji reliabilitas kemungkinan
risiko dapat dilihat pada tabel 2.8 sebagai berikut :
menggunakan program software spss 15. Hasil yang
didapatkan dapat dilihat pada tabel 2.10.
Tabel 2.8 Hasil Uji Reliabilitas Kemungkinan
Tabel 2.10 Hasil Uji Reliabilitas Dampak Risiko
Risiko
Reliability Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0.865
30
Cronbach's Alpha
0.778
N of Items
30
Dari tabel 2.10 uji reliabilitas dampak risiko
Dari tabel 2.8 diketahui nilai Cronbach's
Alpha adalah 0.865, sesuai dengan pedoman peneliti
bahwa apabila nilai cr onbac’h alfa diatas 0.60 maka
diketahui nilai Cronbach's Alpha 0.778, sesuai
pedoman peneliti bahwa apabila nilai cr onbac’h alfa
diatas 0.60 maka alat ukur dikatakan reliable.
hal itu atau alat ukur yang digunakan dapat
dinyatakan reliable.
Selanjutnya
h.
mengukur
validitas
dampak risiko berdasarkan jawab responden. Berikut
ini hasil uji validitas untuk kemungkinan risiko dapat
dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut :
No
Variabel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
X1
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X10
X11
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X24
X25
X27
X28
X29
X31
X33
X34
X35
X36
X37
Dalam penilain risiko, peniliti menggunakan
matrix
Australian/
Newzeland
Standar
risk
management (AS 4360-2004) dimana merupakan
untuk pengukuran kualitatif dari kemungkinan dan
Tabel 2.9 Hasil Uji Validitas Dampak Risiko
r
hitung
total
0.508
0.387
0.362
0.353
0.378
0.550
0.377
0.435
0.457
0.605
0.378
0.360
0.265
0.340
0.251
0.327
0.330
0.263
0.380
0.314
0.391
0.323
0.360
0.375
0.422
0.437
0.409
0.355
0.443
0.319
Penilaian Risiko
untuk
r table
Keterangan
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
dampak risiko, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.11.
Tabel 2.11 Penilaian Risiko Kualitatif
Kemungkinan
Insignificant
(1)
Minor
(2)
(1)
L
L
Unlikely (2)
L
Possible
(3)
L
Likely
Almost
Certaint
(4)
L
M
Rare
(5)
Dampak
Medium
(3)
Major
(4)
Exstrim
(5)
L
L
M
L
M
M
H
M
M
H
H
M
H
H
VH
H
H
VH
VH
Keterangan :
VH : Very Hight Risk (Sangat Tinggi) Perlu
pengamatan rinci, penanganan harus level
pimpinan
H : Hight Risk (Tinggi) Perlu ditangani oleh
manajer proyek
M : Medium Risk (Sedang) Risiko rutin,
ditangani langsung ditingkat proyek
L : Low Risk (Lemah) Risiko rutin, ada
dianggaran pelaksanaan proyek.
Adapun hasil untuk penilaian keseluruhan
Kemudian mengukur tingkat reliability dari
pernyataan dalam hal ini variabel risiko (X)
risiko variabel yang tidak valid pada uji validitas
dampak risiko, dapat dilihat pada tabel 2.12.
Tabel 2.12 Penilaian Risiko
Nilai
Faktor
Risiko
Engineering
Procurement
Construction
Managemen
Proyek
Eksternal
x1
x3
x4
x5
x6
x7
x8
x10
x11
x13
x14
x15
x17
x19
x20
x22
x24
x25
x27
x28
x29
x31
x33
x34
x35
x36
x37
Kemungkinan
1.50
2.20
2.65
3.33
2.50
2.00
3.45
2.30
2.48
3.78
2.45
1.83
4.33
3.85
1.85
3.40
1.85
2.18
3.00
3.98
3.65
2.38
1.95
1.60
4.00
1.98
3.98
Dampak
2.65
2.08
3.75
3.85
3.10
1.88
3.88
1.70
2.48
3.98
1.73
2.50
2.98
3.65
3.40
4.30
3.58
3.80
3.65
2.48
4.50
2.45
3.58
2.83
4.43
4.73
4.00
Level
Risko
L
L
M
M
M
L
M
L
M
M
M
L
M
M
L
H
L
M
M
M
H
L
L
L
H
L
H
Evaluasi
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Perlu ditangani oleh manajer proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Perlu ditangani oleh manajer proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Perlu ditangani oleh manajer proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Perlu ditangani oleh manajer proyek
Berdasarkan 27 risiko pada tabel 2.12 tersebut pada variabel enggineering terdapat 3 risiko kategori
kecil (x1, x3, x7 ) dan 3 risiko sedang yaitu (x4, x5, x6 ). Pada variabel procurement terdapat 2 risiko kecil (x10,
x15 ) dan 4 risiko yang masuk kategori sedang yaitu ( x8, x11, x13, x14 ). Pada variabel construction terdapat 2
risiko yang terkategori kecil (x20, x24 ) dan risiko sedang terdapat 2 risiko yaitu (x17, x19 ) dan risiko yang
masuk kedalam kategori tinggi yakni risiko (x22). Pada managemen proyek terdapat 1 terkategori kecil ( x31),
risiko yang terkategori sedang (x25, x27, x28) dan 1 risiko yang terkategori tinggi (x29 ). Pada variabel eksternal
terdapat 3 risiko kecil (x33, x34, x36) dan 2 risiko tinggi (x35, x37).
i.
Mitigasi Risiko
Dalam mitigasi risiko, risiko yang telah diketahui kategorinya berdasarkan kemungkinan dan dampak
adalah dengan menggunakan hirarki untuk menilai bagaimana respon risiko-risiko tersebut. Adapun hirarki
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.8.
j.
Gambar 2.8 Hirarki Mitigasi Risiko
Hirarki pada Gambar 2.8 digunakan untuk menilai respon atau tindakan terhadap risiko yang terjadi.
Sesuai dengan ruang lingkup penelitian, risiko yang diberikan penanganan atau tindakan hanya pada risiko
yang termasuk kategori tinggi. Namun sebelum tahap mitigasi perlu mengetahui penyebab langsung serta
akibat langsung yang ditimbulkan dari risiko tersebut. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13 Penyebab Risiko dan Kerugian
No
Level
Risko
1
2
3
4
Hight
(H)
Variabel Risiko
X22
Kecelakaan kerja pada proses
konstruksi
X29
Adanya material yang rusak
di site
X35
Terlambatnya pembayaran
oleh owner
X37
Cuaca (Hujan dan angin)
Penyebab Langsung
Tindakan diluar control
(unsafe action )
Kondisi diluar control
(unsafe condition )
Kerugian Langsung
Manusia : (Cidera, cacat, keracunan,
kematian)
Material : (tercemar, karat, rusak)
Manusia : (Tunggakan gaji, mogok
kerja)
Lingkungan : (Tercemar, rusak,
pekerjaan dihentikan)
Tabel diatas merupakan hasil diskusi dan tukar pendapat pada pihak yang bersangkutan yakni PT.
XYZ untuk mengetahui sumber risiko yang mungkin akan terjadi dalam penyelenggaraan proyek. Adapun
penjelasan mengenai diskusi tersebut adalah sebagai berikut :
Kecelakaan kerja pada proses konstruksi (x22 ) dapat terjadi karena adanya kesalahan tindakan atau
proses yang sedang dijalankan (unsafe action ), dimana hal tersebut apabila terjadi akan berdampak
langsung pada manusia atau para pekerja yang dapat menyebabkan cidera ataupun kematian.
Material yang hilang di site (x29) terjadi karena adanya kesalahan tindakan atau proses perlakuan
(unsafe action ) , dimana mengakibatkan material rusak baik karena tercemar ataupun berkarat.
Terlambatnya pembayaran oleh owner (x35) merupakan sebuah kondisi, sebab hal itu diluar control
pihak kontraktor (unsafe condition ). Akibat langsungnya ialah pada pada manusia yang bekerja di
perusahaan karena tidak mendapatkan pesangon.
Selanjutnya (x37) yakni Cuaca (Hujan dan angin) merupakan sesuatu yang merupakan kondisi (unsafe
condition ), artinya bukan sesuatu yang dapat dikontrol oleh manusia. Risiko ini berakibat pada rusaknya
lingkungan kerja dan dapat terjadi penghentian terhadap pekerjaan.
Sebagaimana tujuan penelitian ini yakni adanya rencana pananganan atau mitigasi terhadap variabel
risiko yang terkategori tinggi. Berdasarkan diskusi dengan tim yakni pihak internal PT. XYZ dimana untuk
mendapatkan penanganan risiko dapat dilihat pada Tabel 2.14.
Tabel 2.14 Mitigasi Risiko
Mitigasi
No
Faktor
Level
Risiko
Variabel Risiko
Plan
1
2
Construction
X22
Manajemen
Proyek
X29
Kecelakaan
kerja pada
proses
konstruksi
Adanya
material yang
rusak di site
Zero
accident
No
accident
High
(H)
3
X35
Terlambatnya
pembayaran
oleh owner
No
accident
Eksternal
4
X37
Cuaca (Hujan
dan angin)
No Waste
Time
Tujuan Perencanaan
Meningkatkan
kinerja dan mutu
perusahaan.
Menghilangkan
biaya
yang
ditanggung akibat
suatu
kecelakaan
dalam pekerjaan.
Dapat meningkatkan
reputasi perusahaan
sebagai salah satu
kontraktor
yang
handal.
Meningkat jaminan
mutu perusahaan.
Menghilangkan
biaya
yang
diakibatkan
oleh
rusaknya material.
Sebagai
langkah
terdepan
menjadi
kontraktor
yang
handal
di
bidangnya.
Memiliki suatu dasar
hukum yang jelas dan
kuat,
apabila
dikemudian hari terjadi
perselisisihan
dalam
kontrak.
Menjamin bahwa
saat project
dilaksanakan tidak
akan mengalami
keterlamabatan
penyelesaian
pekerjaan.
Menjadikan
perusahaan sebagai
salah satu
kontraktor yang
handal dalam
mengerjakan
project.
Tahap
Perencanaan
APD (Alat
Pelindung
Diri)
Administrasi
Administrasi
Rekayasa
Engineering
Operasional Pelaksanaan
Melengkapi
semua
peralatan pelindung kerja
pada
saat
proses
konstruksi, seperti helmt,
safety shoes , kacamata,
penyumbat telinga (ear
plug), pelindung tangan
(leather
gloves) dan
pelindung badan (leather
apron).
Alat pelindung sesuai
dengan jenis pekerjaan
yang ada.
Membuat SOP pada saat
akan dilangsungkannya
sebuah pekerjaan.
Membentuk manajemen
K3 yang handal yang
diisi oleh orang-orang
yang
berpengalaman
dalam
bidang
risk
assesment.
Mencatat
semua
spesifikasi material yang
akan digunakan selama
proses pengerjaan project
berlangsung.
Membuat SOP perlakuan
mengenai material yang
mudah rusak terhadap
panas ataupun air hujan.
Membuat perjanjian penalti
dalam kontrak mengenai
sistem pembayaran yang
akan dilakukan dan tidak
merugikan
kedua
belah
pihak.
Memasang terpal atau
pelindung
untuk
para
pekerja
pada
saat
pengerjaan
di
area
Eriction.
Memasang alat pelindung
mesin saat proses di area
eriction, baik saat proses
pengelasan
maupun
pengecatan.
Membuat SOP mengenai
peraturan saat akan bekerja
dalam keadaan cuaca tidak
normal.
Tahap Pelaksanaan
1. Bagian
departemen
konstruksi
menyiapkan list mengenai APD
yang akan digunakan dalam
pekerjaan disetiap area.
2. Pihak manajemen menyiapkan biaya
yang
dibutuhkan
untuk
membeli/menyewa peralatan APD.
3. Pihak procurement memesan atau
membeli peralatan APD.
4. Para pekerja memakai peralatan
yang telah diersiapakan dalam
melakukan pekerjaan.
5. Para
supervisi
melakukan
pengawasan terhadap APD yang
dipakai pekerja sebelum dan
sesudah melakukan pekerjaan.
6. Melakukan audit secara rutin
mengenai
proses
pekerjaan
dilapangan.
1. Pihak engineering memberikan list
mengenai spesifikasi material yang
ada dilapangan.
2. Pihak manajemen mengawasi serta
melakukan audit mengenai keadaan
material.
3. Pihak
manajemen
menyiapkan
gudang
yang
sesuai
dengan
kebutuhan perlakuan material.
1. Pihak
manajemen
membentuk
badan hukum atau yang mengerti
atau pakar dalam masalah hukum
sebuah perjanjian kontrak.
2. Pihak manajemen mengingatkan
owner
mengenai
pembayaran
seminggu sebelum pembayaran
dengan mengutus salah seorang dari
internal perusahaan dan dapat juga
dengan telpon serta email.
3. Melakukan rapat yang terkoodinir
setiap akan melakukan sebuah
perjanjian baru.
1. Melakukan pemantauan mengenai
cuaca yang dapat menggangu
pekerjaan.
2. Pihak konstruksi menyiapkan list
mengenai pekerjaan yang kritis yang
tidak boleh mengalami kemunduran
jadwal/schedule.
3. Apabila cuaca memang tidak
menungkinkan pihak manajemen
mengajukan pemunduran jadwal
pekerjaan ke pihak owner.
4. Pihak konstruksi menyiapkan list
mengenai kebutuhan peralatan
pelindung untuk mesin dan pekerja.
5. Pihak manajemen menyiapkan biaya
untuk membeli ataupun menyewa
peralatan yang dibutuhkan.
6. Pihak procurement memesan dalam
hal ini menyewa atau membeli
peralatan yang sesuai dengan
kebutuhan.
7. Pihak
manajemen
melakukan
pengawasan mengenai kemajuan
pekerjaan dilapangan.
pekerjaan. Agar hal ini tercapai maka perlu
V. Kesimpulan
adanya pengawasan atau kontrol dari
Dari hasil pembahasan dan analisis data
yang dilakukan penulis terhadap risiko pada
penyelengaraan proyek oil & gas pada lingkup
supervisi.
Adanya material yang rusak di site (x29),
proyek EPC di PT. XYZ dapat disimpulkan yaitu :
dimana untuk mitigasinya ialah dengan
1.
Identifikasi dan analisa pada penelitian tahap 1
administrasi dengan tujuannya tidak ada
diperoleh 30 risiko dari 37 risiko yang dinilai
material
dari uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya 30
dengan dengan membuat SOP prosedur
risiko
perlakuan terhadap material yang rentan
tersebut
dinilai
dari
dampak
serta
diuji
satu
kemungkinannya
dan
persatu
kerusakan
repair .
baik
oleh
Operasionalnya
panas
matahari
didapatkan 27 risiko dengan uji validitas dan
ataupun air hujan. Agar hal ini tercapai
reliabitas. Berdasarkan 27 risiko tersebut pada
maka
variabel enggineering terdapat 3 risiko kategori
manajemen.
kecil (x1, x3, x7) dan 3 risiko sedang yaitu (x4,
perlu
Terlambatnya
adanya
pengawasan
pembayaran
dari
oleh owner
x5, x6 ). Pada variabel procurement terdapat 2
(x35), dikurangi yakni dengan administrasi.
risiko kecil (x10, x15 ) dan 4 risiko yang masuk
Dengan tujuan risiko ini tidak terjadi saat
kategori sedang yaitu (x8, x11, x13, x14 ). Pada
pengerjaan proyek. Tahap operasionalnya
variabel construction terdapat 2 risiko yang
dengan membuat perjanjian atau dasar
terkategori kecil (x20, x24 ) dan risiko sedang
hukum
terdapat 2 risiko yaitu (x17, x19 ) dan risiko
dimana tidak merugikan kedua belah pihak.
yang masuk kedalam kategori tinggi yakni
Selain itu membuat perjanjian penalti
risiko (x22). Pada managemen proyek terdapat 1
dalam
terkategori kecil (x31 ), risiko yang terkategori
terlambat
sedang (x25, x27, x28 ) dan 1 risiko yang
perusahaan atau menelpon pihak owner
terkategori tinggi (x29 ). Pada variabel eksternal
seminggu sebelum pembayaran.
terdapat 3 risiko kecil (x33, x34, x36 ) dan 2
risiko tinggi (x35, x37 ).
mengenai
kontrak
dan
sistem
pembayaran
apabila
pembayaran
mengutus
perwakilan
Cuaca (Hujan dan Angin) yaitu (x37)
mitigasinya dikurangi, dengan tujuan tidak
ada
2.
yang
waktu
yang
terbuang
yang
Berdasarkan kategori risiko tinggi terdapat 4
mengakibatkan
risiko tinggi yaitu :
dikarenakan oleh cuaca. Operasionalnya
schedule
terlambat
Kecelakaan kerja pada proses konstruksi
dengan
(x22), dimana untuk mitigasinya ialah
memasang terpal atau pelindung untuk para
dikurangi dengan tujuan risiko ini tidak
pekerja pada saat pengerjaan di area
terjadi
Eriction
atau
zero
accident.
Untuk
rekayasa
baik
saat
engineering
proses
yakni
pengelasan
operasionalnya menggunakan APD (alat
maupun pengecatan. Agar hal ini dapat
pelindung kerja). Alat pelindung yang
tercapai bagiian manajemen dan bagian
digunakan harus sesuai dan terstandar serta
kontstruksi menetapkan pekerjaan yang
adanya
dianggap kritis.
SOP
saat
akan
melakukan
Daftar Pustaka
B. Mulholland & J. Christian , 1999, Risk Assess
NESC
Engineering
ment
in
Construction
Schedule, Journal of Construction Engineering
Konseptual Sampai
Operasional),
Cetakan
Pertama, Erlangga, Jakarta
Sugiyono, 2009. “Metode Penelitian Kuantitatif
Management.
http://researhcgate.net/Risk-Assess-NESC-
&Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Toni Alam (2011), “Identifikasi Faktor-Faktor
Engineering-ment--in-Construction-Schedule/.
Diakses 10 oktober 2016
Ervianto,
Soeharto, Iman, 2001. Manajemen Proyek (Dari
Wulfram
I.
Risiko Proyek Rancang Bangun (Design And
2004.
Teori
Aplikasi
Build) Pada
Pt. Xyz Yang
Berpengaruh
Manajemen Proyek Konstruksi, Salemba Empat,
Terhadap Kinerja Waktu ”
Yogyakarta.
http://lib.ui.ac.id./Identifikasi-Faktor_Faktor-
Hosen, Radian Z, 2007. Overview Busineess Process
EPC. Jakarta
(Design_And_Build)-Pada-Pt.-Xyz-Yang-
Juanto Sitorus, 2008, “Faktor-faktor Risiko Yang
Berpengaruh Terhadap Kinerja Waktu Proyek
EPC Gas di Indonesia,
http://lib.ui.ac.id/Faktor-faktor-Risiko-Yang-
Berpengaruh-Terhadap-Kinerja-Waktu-ProyekEPC-Gas-di-Indonesia/.
Diakses 4 september 2016
Mukhtar,
2011.
Risiko-Proyek-Rancang-Bangun-
Framwork
Risk
Australia Standart/New
Management
Zealand
Standart (AS/NZS 4360 : 2004 ).
http://Muktardaud.com/Framwork-RiskManagement-Australia/. Diakses 4 januari 2016
Saqib Rizwan dan U. Farooqui (2008) “Construction
Risk Insurance
Practice
in
Pakistan ”.
http://www.neduet.edu.pk//
Diakses 11 November 2016
Silvianita, Andika Trisna Putra, Daniel M. Rosyid,
Dirta Marina Chamelia dan Imam Rochani,
2015. “Evaluation of Delay
Factors
in
Jacket Structure Project”. Jurnal Construction
Engineering Manage.
http://resits.its.ac.id/Evaluation-Of-Delay
Factors-in-Jacket-Structure-Project/.
Diakases 11 November 2016
Berpengaruh-Terhadap-Kinerja/.
Diakses 6 oktober 2016
OIL & GAS DENGAN KONSEP EPC
DI PT. XYZ
Luki Ferliansyah, Taufiqur Rachman
Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Esa Unggul Jakarta
lukiferliansyah04@gmail.com, taufiqur.rahcman@esaunggul.ac.id
Abstrak
PT. XYZ adalah perusahaan kontraktor dibidang konstruksi khususnya proyek pembuatan offshore
platform dengan konsep EPC (engineering, construction , procurement). Berdasarkan jadwal dan perhitungan
untuk proyek yang sama pada tahun 2016, terdapat keterlambatan waktu penyelesaian proyek selama 1 bulan
yang dikarenakan adanya kemunduran awal jadwal pengerjaan proyek yang lebih dari 3 bulan. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai penyebab atau risiko yang terjadi selama
pengerjaan proyek berlangsung yang ditanjau dari segi kontraktor yaitu PT. XYZ. Pengelompokan risiko
menggunakan RBS (Risk Breakdown Structur ) dan untuk indikator risikonya berdasarkan hasil studi literatur
yang memiliki kesamaan dalam konsep EPC. Berdasarkan data hasil olahan didapatkan 37 risiko yang nantinya
diberikan kepada responden. Hasil kuesioner tahap pendahuluan dengan uji validitas dan reliabilitas didapatkan
30 variabel risiko. Berdasarkan 30 risiko yang telah terdaftar diberikan lagi ke responden untuk melihat
kemungkinan dan dampaknya. Hasil kuesioner tahap kedua dengan uji validitas dan reliabilitas didapatkan 27
risiko. Dalam penganalisahan level risiko menggunakan matrix Australian/ Newzeland Standar risk management
(AS 4360-2004) dimana didapatkan 4 risiko tinggi, 12 risiko sedang, 11 risiko kecil. Penganalisahan penyebab
langsung risiko tinggi pada faktor eksternal ialah karena kondisi tidak aman (unsafe condition ) atau diluar
kontrol kontraktor, pada faktor construction dan manajemen proyek penyebab langsungnya ialah karena
tindakan tidak aman (unsafe action ). Adapaun usulan mitigasi secara umum untuk faktor construction yakni
(x22) kecelakaan kerja pada proses konstruksi ialah dikurangi, faktor manajemen (x29) yakni risiko material
yang rusak di site ialah dengan mengurangi risiko, untuk faktor eksternal yaitu ( x35 ) terlambatnya pembayaran
oleh owner yakni dikurangi, dan untuk faktor eksternal yaitu (x37) Cuaca (Hujan dan Angin) ialah dikurangi.
Kata Kunci : (Konsep EPC, Jadwal Proyek, Risiko Proyek, Standart Risk Management, Mitigasi Risiko)
I. Pendahuluan
Dewasa kini masih banyak sekali proyekproyek di Indonesia dimana kualitas tidak sebanding
dengan estimasi yang dikeluarkan. Pada suatu
pengerjaan proyek, penjadwalan dan pengendalian
dalam konteks perencanaan merupakan hal yang
sangat kritis dan harus selalu diperhatikan, baik pada
sistem yang digunakan ataupun sumber daya yang
dilibatkan. Pada pengerjaan suatu proyek baik skala
besar maupun skala kecil selalu memiliki risiko yang
kecil dan besar juga, dikarenakan adanya kegiatan
atau aktifitas yang terjadi. Risiko tersebut dapat
dikendalikan apabila pengendalian dilakukan oleh
kedua belah pihak yakni pemilik (owner) dan
kontraktor. Keuntungan dari kedua belah pihak
disini adalah dapat mengetahui dan mendifinisikan
apa yang menjadi tujuan. Selain itu bagaimana
penanganan atau perlakuan dari risiko yang mungkin
terjadi saat pengerjaan proyek.
PT. XYZ merupakan perusahaan kontraktor
oil & gas yang khusus bergerak pada bidang
konstruksi anjungan lepas pantai (offshore
platform). Konsep yang diterapkan perusahaan ialah
EPC yakni perancangan (engineering), pengadaan
material dan peralatan (procurement), pelaksanaan
konstruksi (construction). Penerapan konsep ini
dalam mengerjakan beberapa proyek cukup
menghemat waktu, walaupun demikian pada
pengerjaan proyek tahun 2016 adanya keterlambatan
memulai pengerjaan proyek hampir 3 bulan dan
keterlambatan penyelesaiaan proyek hampir 1 bulan.
Mengacu pada permasalahan diatas, maka perlu
membuat identifikasi dan analisa mengenai risikorisiko yang terjadi pada saat proyek akan dikerjakan
oleh kontraktor maupun saat proyek sedang
dikerjakan dan bagaimana respon penanganan risiko
tersebut. Hal ini sebagai bahan refrensi pihak
industri di bidang konstruksi khususnya dengan
konsep
EPC
(engineering,
procurement,
construction) dalam mengerjakan proyek oil & gas.
a.
II. Tinjauan Pustaka
Proyek adalah kegiatan untuk mencapai sebuah
Menetapkan konteks
Penetapan
konteks
ini
dilakukan
dengan
tujuan yang direncanakan dan ditetapkan dalam
pendifinisian parameter dasar dimana risiko harus
suatu kurun waktu tertentu dengan menggunakkan
dikelola
sejumlah biaya, tenaga kerja dan bahan (Buck,
keputusan dalam kajian manajemen risiko yang
1968). Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek
lebih terinci. Tahapan ini menentukan lingkup bagi
adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung
keseluruhan proses manajemen risiko, konteks disini
dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber
berarti segala hal yang berkaitan dengan upaya
daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan
manajemen dalam rangka mengelola risikonya.
tugas yang sasaranya telah ditetapkan dengan jelas.
Dalam hal ini ialah dengan menetapkan konteks
Proyek EPC adalah satu dari banyak bentuk konsep
strategis, organisasi, manajemen risiko, krteria
manajemen proyek yang melimpahkan tanggung
evaluasi risiko dan mendifinisik struktur.
untuk
menyediakan
pedoman
bagi
jawab ke kontaraktor atas kegiatan perancangan
(Engineering), pengadaan material dan peralatan
(Procurement)
dan
pelaksanaan
b.
Identifikasi risiko
konstruksi
Pada tahap ini sangat kritikal, karena jika ada
(Construction ). Manajemen risiko menurut standard
suatu risiko potensial tidak terdeteksi maka tidak
Australian/ Newzeland Standar risk managemen
dapat dianalisa kedepannya. Untuk itu perlu
(AS/NZS 4360:2004) adalah peluang terjadinya
identifikasi risiko secara komperhensif dengan
sesuatu yang akan berdampak dalam pencapaian
menggunakan
sebuah tujuan. Adapun proses dalam manajemen
terstruktur dengan baik dan harus mencakup semua
risiko menurut standard Australian/ Newzeland
risiko baik risiko yang berada dalam kendali maupun
Standar risk management (AS 4360-2004) yang
yang diiluar kendali organisasi. Hal yang menjadi
dapat dilihat pada Gambar 2.1.
dasar yaitu pengalaman atau record, brainstorming ,
proses
secara
sistematis
yang
analisis sistem, audit dan rekomendasi lain, apa yang
terjadi dan daftar peristiwa yang mungkin terjadi,
bagaimana dan mengapa peristiwa dapat terjadi.
Identifikasi ini dapat menggunakan RBS (Risk
Breakdown
Struktur )
untuk
mengelompokkan
sumber risiko seperti pada gambar 2.2.
Gambar 2.1 Standard Australian/ Newzeland
Standar risk management (AS 4360-2004)
Berdasan
Gambar
2.1
yakni
Australian/
Newzeland Standar Risk Management (AS 4360-
2004) langkahnya meliputi :
Gambar 2.2 Risk Breakdown Structure
c.
Analisa Risiko
Tabel 2.2 Penilaian Risiko Kualitatif
Dalam hal ini tujuan yang dapat dicapai ialah
Kemungkinan
Minor
(2)
(1)
L
L
Unlikely (2)
L
L
Possible
(3)
L
M
M
H
H
(4)
L
M
H
H
VH
M
H
H
VH
VH
dapat memisahkan antara risiko-risiko kecil dan
risiko-risiko besar cakupan pertimbangannya ialah
sumber risiko, peluang dan dampaknya.
Menentukan pengendalian yang ada meliputi
aktifitas-aktifitas
identifikasi
pengelolaan,
Dampak
Medium
(3)
Insignificant
(1)
Rare
Likely
Almost
Certaint
(5)
Major
(4)
Exstrim
(5)
L
L
M
M
M
H
sistem teknik dan prosedur yang ada untuk
mengendalikan risiko serta penaksiran kekuatan
Perlakuan Risiko
Perlakuan risiko meliputi identifikasian opsi
dan kelemahannya.
Menentukan Konsekuensi dan likelihood suatu
untuk memperlakukan risiko, menaksir opsi tersebut,
peristiwa ditaksir dengan hasil pengendalian
menyiapkan rencana perlakuan, dan imlementasi
yang ada. Dimana kombinasi keduanya akan
terhadap rencana perlakuan. Opsi-opsi dalam hal ini
dapat menghasilkan level dari risiko tersebut.
meliputi sebagai berikut :
Teknik yang dapat digunakan ialah dengan
1.
analisis
statisk
ataupun
kalkulasi
informasi
yang
digunakan
haruslah
Menghindari risiko memutuskan atau tidak
melanjutkan aktivitas.
dari
konsekuensi dan likelihood . Sumber-sumber
d.
e.
2.
Mengurangi likelihood dapat dilakukan dengan
audit
ada,
internal
dan
peningkatan
misalnya catatan masa lalu, pengalaman yang
ketaatan,
relevan, literatur umum yang relevan, uji
komperhensif,
pemasaran dan riset pemasaran, eksperimen dan
persyaratan, spesifikasi, rancangan, rekayasa,
prortype, model ekonomi dan rekayasa model
operasi,
lainnya, serta pertimbangan spesialis dan pakar.
manajemen investasi dan portofolio, perawatan
Tabel 2.1 Nilai Probabilitas dan Impact Risk
yang
Pengukuran
Kemungkinan Risiko
1 = Tidak pernah
Pengukuran
Dampak Risiko
1= Sangat Kecil
2 = Jarang
2 = Kecil
3 = Sedang
3 = Sedang
4 = Sering
4 = Besar
5 = Selalu
5 = Sangat Besar
persyaratan
program
penelaahan
inspeksi
bersifat
penelitian
kontrak
pengendalian
preventif,
dan
formal
jaminan
pengembangan
yang
terhadap
proses,
kualitas,
tekhnologi,
pelatihan terstruktur, pengujian,
3.
Menghindari konsekuensi dilakukan dengan
perencanaan kontijensi, penyelarasan kontrak,
bentuk rancangan (design featurs), rencana
pemulihan
akibat
Evaluasi Risiko
engineering
dan
Evaluasi risiko adalah perbandingan antara level
kendalian
bencana,
struktural,
kecuarangan,
rekayasa
rencana
minim
dan
eksposure
risiko yang ditemukan dalam proses dengan kriteria
terhadap sumber risiko, relokasi suatu aktivitas,
risiko yang sebelumnya telah ditetapkan. Hasil dari
meningkatkan
evaluasi ini nantinya adalah daftar dari risiko, luas
pembayaran eks-grasia/asuransi.
atau cakuan risiko serta pihak-pihak yang nantinya
4.
hubungan
masyarakat,
Memindahkan risiko dapat dilakukan dengan
melibatkan pihak lain, mekanisme kontrak,
mendapatkan manfaat.
penutupan asuransi.
5.
Menahan risiko dalam hal ini mungkin masih
terdapat sebuah risiko residual yang masih
tertahan.
IV. Hasil dan Pembahasan
III. Metode Penelitian
Pada tahap awal penelitian ini dimulai
a.
Menghitung Kinerja Waktu Awal dan Akhir
dengan penelitian pendahuluan yakni untuk
melakukan pengamatan umum terhadap kondisi
Penghitungan kinerja waktu proyek adalah
menggunakan data jadwal berikut :
dan masalah yang dihadapi oleh PT. XYZ.
Selanjutnya melakukan studi pustaka untuk
mengumpulkan
refrensi-refrensi
dan
studi
lapangan mengenai proses manufaktur dan
sistem manajemen perusahaan, penghitungan
kenerja waktu dan ke pihak-pihak terkait PT.
XYZ untuk mengumpulkan data risiko (risk
Gambar 2.4 Jadwal pengerjaan proyek
regeister ) yang sering dihadapi perusahaan
sekaligus mengolah data tersebut. Tahap akhir
melakukan analisa risiko berupa respon atau
yang digunakan untuk mengantisipasi segala
bentuk kemungkinan-kemungkinan dari setiap
risiko-risiko yang terjadi. Tahapan penelitian ini
Berdasarkan Gambar 2.4 bahwa perencanaan
dimulai pada maret 2016 harus tertunda ke juni 2016,
artinya pengerjaan awal proyek tertunda hampir 3
bulan. Dalam menghitung kinerja waktu akhir proyek
menggunakan persamaan berikut :
Kinerja Waktu = (Waktu Rencana – Waktu Aktual)
dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini :
= 9 bulan – 10 bulan = -1 bulan
Mulai
Berdasarkan jadwal proyek dan penghitungan
Penelitian Pendahuluan
diatas, proyek ini memakan waktu 10 bulan dimana
Studi Pustaka
Studi Lapangan
terlambar -1 bulan.
Risk Breakdown
Structure (RBS)
Buku & Jurnal,
etch..
Jadwal Pengerjaan
Proyek
Lingkup manajemen
Perusahaan
b.
Kuesioner tahap 1
Kuesioner 1 atau pendahuluan dari hasil studi
Perumusan Masalah
literatur berisikan 5 faktor risiko yaitu faktor
Tujuan Penelitian
engineering , procurement, construction , manajemen
Pengumpulan Data
proyek, eksternal dimana keseluruhannya terdapat
Pengolahan Data
sub-faktor 37 risiko, adapun sebagai berikut :
Perhitungan Kinerja
Waktu
Tabel 2.3 Risiko Proyek EPC
Risk Register
No
Kuesioner Tahap 1
(Validasi Variabel)
Tidak
Variabel Valid?
Ya
Kuesioner Tahap 2
(Dampak & Frekuensi)
Tidak
Variabel Valid?
Variabel Risiko
Faktor Engineering
Kesalahan pemahaman desain dasar gambar
Perubahan spesifikasi material oleh pihak owner
Jadwal pengerjaan desain yang singkat
Terjadinya desain ulang
Kesalahan penghitungan biaya proyek
Spesifikasi desain yang dibuat kurang mendetil
Kurangnya data teknis mengenai project yang akan dibuat
Faktor Procurment
1
2
3
4
5
6
7
X1
X2
X3
X4
8
X8
Kenaikan harga bahan baku /material/equipment
9
X9
Kurangnya informasi mengenai perusahaan vendor
10
X10
Jadwal pengadaan yang singkat
11
X11
Kesalahan estimasi anggaran pengadaan
12
X12
Kerusakan dan kehilangan material saat di perjalanan
13
X13
Peralatan dan material penting terlambat
14
X14
Proses pengendalian dokumen pengadaan yang kurang baik
15
X15
Perizinan pengadaan yang kurang lengkap
X5
X6
X7
Ya
Respon Risiko
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
Gambar 2.3 Diagram Alir Penelitian
Tabel 2.3 Risiko Proyek EPC
3.
Faktor Construction
16
X16
Fasilitas penunjang konstruksi tidak memadai
17
X17
Cacat pada hasil pekerjaan mengelas dan mengecat
18
X18
Sumber daya manusia kurang mencukupi
19
X19
Mesin mengalami error saat proses konstruksi
20
X20
Urutan pekerjaan konstruksi di lapangan yang tidak Efektif
21
X21
Kurangnya komunikasi antar pekerja
22
X22
X23
Kecelakaan kerja pada proses konstruksi
Konflik dengan kegiatan lain di site yang ama untuk
project yang berbeda
24
X24
Kesalahan saat proses menginstal peralatan pada Platform
25
X25
Perencanaan urutan kerja yang kurang baik
Kurangnya penyusunan organisasi pada penugasan
karyawan
Sistem koordinasi kurang antar menejmen puncak dan
manajemen bawah
Jadwal yang tidak realistis
Adanya material yang rusak di site
Kurangnya pendifinisian otoritas dan tanggung jawab
disetiap departemen
23
X26
26
X27
27
28
29
30
31
X28
X29
X30
X31
Gambar 2.7 Grafik Profil Department Responden
d.
Uji Validitas dan Reliabilitas Tahap 1
Dalam penentuan valid atau tidaknya, peneliti
menggunakan persamaan df = n-2, dimana sampel
adalah 40. Maka df = 40-2 = 38. Nilai df=38 dan α =
0.05, dapat dilihat pada r tabel nilainya adalah 0.312.
Adapun hasil perhitungan sebagai berikut :
Keuangan perusahaan yang tidak baik
Tabel 2.4 Hasil Uji Validitas Tahap I
Faktor Eksternal
32
X32
X33
33
34
35
X34
X35
36
X36
37
X37
c.
Kurangnya keamanan lokasi pengerjaan proyek
Perubahan peraturan pemerintah mengenai aturan
pengerjaan proyek baik dari keuangan, status karyawan dan
pajak
Perubahan peraturan internasional mengenai standar
kualitas perusahaan dalam pengerjaan proyek
Terlambatnya pembayaran oleh owner
Bencana alam (Gempa bumi, kebakaran, tsunami, longsor,
banjir, gunung meletus)
Cuaca (Hujan dan angin)
Responden Penelitian
Responden pada penelitian dikatakan layak jika
1) Pendidikan standar minimal SMA (Sekolah
Menengah Atas). 2) Lama kerja diatas ≥5 tahun, 3).
Penilaian dilakukan pada tiap departement yang
terlibat. Adapun profil responden sebagai berikut :
1.
Pendidikan
d.
Gambar 2.5 Grafik Profil Pendidikan
2.
Lama Kerja
Departement
No
Variabel
r hitung
total
r tabel
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
X32
X33
X34
X35
X36
X37
0.496
0.059
0.553
0.593
0.628
0.367
0.541
0.652
0.284
0.493
0.703
-0.110
0.460
0.748
0.471
0.622
0.700
0.748
0.555
0.731
0.625
0.619
0.092
0.553
0.699
0.030
0.555
0.540
0.571
0.102
0.539
0.041
0.640
0.532
0.710
0.646
0.329
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan Tabel 2.4 dapat disimpulkan
bahwa dari 37 variabel risiko terdapat 7 variabel yang
tidak valid. Hasil tersebut didapatkan dengan
Gambar 2.6 Grafik Lama Kerja Responden
software spss 15.
Selanjutnya mengukur tingkat reliability
f.
Responden Penelitian Tahap Kedua
dari pernyataan menggunakan program software spss
Profil responden dalam penyebaran kuesioner
15. Dalam hal ini apabila nilai cr onbac’h alfa > 0.60
pada tahap kedua ini ialah sama dengan profil sampel
maka alat ukur tersebut dapat dikatakan handal, hasil
atau responden tahap pertama.
yang didapatkan dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5 Hasil Uji Reliabilitas Tahap I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0.887
37
g.
Uji Validitas & Reliabilitas Kemungkinan Risiko
Pada tahap kedua ini pengujian dilakukan satu
persatu untuk setiap jawaban responden terhadap
kemungkinan dan dampak risiko. Pada pengujian
e.
Kuesioner Tahap Kedua
penentuan valid atau tidaknya peneliti peneliti
Kuesinoer tahap ini terdiri dari 30 pernyataan
menggunakan persamaan df = n-2, dimana sampel
dimana merupakan pengurangan dari kuesioner tahap
adalah 40. Maka df= 40-2 = 38. Nilai df=38 dan α =
pertama. Berikut daftar 30 pernyataan yang dapat
0.05, dapat dilihat pada r tabel adalah 0.312. Berikut
dilihat pada Tabel 2.6.
hasil ini uji validitas untuk kemungkinan risiko dapat
Tabel 2.6 Risiko Proyek EPC
No
1
2
3
4
5
6
X1
X3
X4
X5
X6
X7
Variabel Risiko
Faktor Engineering
Kesalahan pemahaman desain dasar gambar
Jadwal pengerjaan desain yang singkat
Terjadinya desain ulang
Kesalahan penghitungan biaya proyek
Spesifikasi desain yang dibuat kurang mendetil
Kurangnya data teknis mengenai project yang akan dibuat
Faktor Procurment
7
X8
8
X10
Jadwal pengadaan yang singkat
9
X11
Kesalahan estimasi anggaran pengadaan
10
X13
Peralatan dan material penting terlambat
11
X14
Proses pengendalian dokumen pengadaan yang kurang baik
12
X15
Perizinan pengadaan yang kurang lengkap
13
X16
Fasilitas penunjang konstruksi tidak memadai
14
X17
Cacat pada hasil pekerjaan mengelas dan mengecat
15
X18
Sumber daya manusia kurang mencukupi
16
X19
Mesin mengalami error saat proses konstruksi
17
X20
Urutan pekerjaan konstruksi di lapangan yang tidak Efektif
18
X21
Kurangnya komunikasi antar pekerja
19
X22
Kecelakaan kerja pada proses konstruksi
20
X24
Kesalahan saat proses menginstal peralatan pada Platform
21
X25
dilihat pada Tabel 2.7 sebagai berikut :
Tabel 2.7 Hasil Uji Validitas Kemungkinan Risiko
Kenaikan harga bahan baku /material/equipment
Faktor Construction
23
24
X28
X29
Perencanaan urutan kerja yang kurang baik
Sistem koordinasi kurang antar menejmen puncak dan
manajemen bawah
Jadwal yang tidak realistis
Adanya material yang rusak di site
25
X31
Keuangan perusahaan yang tidak baik
26
X33
27
X34
28
X35
29
X36
30
X37
22
X27
Faktor Eksternal
Perubahan peraturan pemerintah mengenai aturan pengerjaan
proyek baik dari keuangan, status karyawan dan pajak
Perubahan peraturan internasional mengenai standar kualitas
perusahaan dalam pengerjaan proyek
Terlambatnya pembayaran oleh owner
Bencana alam (Gempa bumi, kebakaran, tsunami, longsor,
banjir, gunung meletus)
Cuaca (Hujan dan angin)
No
Variabel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
X1
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X10
X11
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X24
X25
X27
X28
X29
X31
X33
X34
X35
X36
X37
r hitung
total
0.353
0.344
0.402
0.331
0.438
0.458
0.338
0.642
0.349
0.467
0.507
0.384
0.620
0.437
0.553
0.385
0.454
0.329
0.369
0.475
0.604
0.553
0.557
0.620
0.400
0.323
0.361
0.315
0.549
0.557
r
table
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
Ket
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan Tabel 2.7 dapat disimpulkan bahwa
dari
30
variabel
untuk
penilaian
terhadap
kemungkinan valid. Hasil tersebut didapatkan dengan
menggunakan program software spss 15.
Berikut hasil ini uji reliabilitas kemungkinan
risiko dapat dilihat pada tabel 2.8 sebagai berikut :
menggunakan program software spss 15. Hasil yang
didapatkan dapat dilihat pada tabel 2.10.
Tabel 2.8 Hasil Uji Reliabilitas Kemungkinan
Tabel 2.10 Hasil Uji Reliabilitas Dampak Risiko
Risiko
Reliability Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0.865
30
Cronbach's Alpha
0.778
N of Items
30
Dari tabel 2.10 uji reliabilitas dampak risiko
Dari tabel 2.8 diketahui nilai Cronbach's
Alpha adalah 0.865, sesuai dengan pedoman peneliti
bahwa apabila nilai cr onbac’h alfa diatas 0.60 maka
diketahui nilai Cronbach's Alpha 0.778, sesuai
pedoman peneliti bahwa apabila nilai cr onbac’h alfa
diatas 0.60 maka alat ukur dikatakan reliable.
hal itu atau alat ukur yang digunakan dapat
dinyatakan reliable.
Selanjutnya
h.
mengukur
validitas
dampak risiko berdasarkan jawab responden. Berikut
ini hasil uji validitas untuk kemungkinan risiko dapat
dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut :
No
Variabel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
X1
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X10
X11
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X24
X25
X27
X28
X29
X31
X33
X34
X35
X36
X37
Dalam penilain risiko, peniliti menggunakan
matrix
Australian/
Newzeland
Standar
risk
management (AS 4360-2004) dimana merupakan
untuk pengukuran kualitatif dari kemungkinan dan
Tabel 2.9 Hasil Uji Validitas Dampak Risiko
r
hitung
total
0.508
0.387
0.362
0.353
0.378
0.550
0.377
0.435
0.457
0.605
0.378
0.360
0.265
0.340
0.251
0.327
0.330
0.263
0.380
0.314
0.391
0.323
0.360
0.375
0.422
0.437
0.409
0.355
0.443
0.319
Penilaian Risiko
untuk
r table
Keterangan
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
0.312
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
dampak risiko, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.11.
Tabel 2.11 Penilaian Risiko Kualitatif
Kemungkinan
Insignificant
(1)
Minor
(2)
(1)
L
L
Unlikely (2)
L
Possible
(3)
L
Likely
Almost
Certaint
(4)
L
M
Rare
(5)
Dampak
Medium
(3)
Major
(4)
Exstrim
(5)
L
L
M
L
M
M
H
M
M
H
H
M
H
H
VH
H
H
VH
VH
Keterangan :
VH : Very Hight Risk (Sangat Tinggi) Perlu
pengamatan rinci, penanganan harus level
pimpinan
H : Hight Risk (Tinggi) Perlu ditangani oleh
manajer proyek
M : Medium Risk (Sedang) Risiko rutin,
ditangani langsung ditingkat proyek
L : Low Risk (Lemah) Risiko rutin, ada
dianggaran pelaksanaan proyek.
Adapun hasil untuk penilaian keseluruhan
Kemudian mengukur tingkat reliability dari
pernyataan dalam hal ini variabel risiko (X)
risiko variabel yang tidak valid pada uji validitas
dampak risiko, dapat dilihat pada tabel 2.12.
Tabel 2.12 Penilaian Risiko
Nilai
Faktor
Risiko
Engineering
Procurement
Construction
Managemen
Proyek
Eksternal
x1
x3
x4
x5
x6
x7
x8
x10
x11
x13
x14
x15
x17
x19
x20
x22
x24
x25
x27
x28
x29
x31
x33
x34
x35
x36
x37
Kemungkinan
1.50
2.20
2.65
3.33
2.50
2.00
3.45
2.30
2.48
3.78
2.45
1.83
4.33
3.85
1.85
3.40
1.85
2.18
3.00
3.98
3.65
2.38
1.95
1.60
4.00
1.98
3.98
Dampak
2.65
2.08
3.75
3.85
3.10
1.88
3.88
1.70
2.48
3.98
1.73
2.50
2.98
3.65
3.40
4.30
3.58
3.80
3.65
2.48
4.50
2.45
3.58
2.83
4.43
4.73
4.00
Level
Risko
L
L
M
M
M
L
M
L
M
M
M
L
M
M
L
H
L
M
M
M
H
L
L
L
H
L
H
Evaluasi
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Perlu ditangani oleh manajer proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
Perlu ditangani oleh manajer proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Perlu ditangani oleh manajer proyek
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Perlu ditangani oleh manajer proyek
Berdasarkan 27 risiko pada tabel 2.12 tersebut pada variabel enggineering terdapat 3 risiko kategori
kecil (x1, x3, x7 ) dan 3 risiko sedang yaitu (x4, x5, x6 ). Pada variabel procurement terdapat 2 risiko kecil (x10,
x15 ) dan 4 risiko yang masuk kategori sedang yaitu ( x8, x11, x13, x14 ). Pada variabel construction terdapat 2
risiko yang terkategori kecil (x20, x24 ) dan risiko sedang terdapat 2 risiko yaitu (x17, x19 ) dan risiko yang
masuk kedalam kategori tinggi yakni risiko (x22). Pada managemen proyek terdapat 1 terkategori kecil ( x31),
risiko yang terkategori sedang (x25, x27, x28) dan 1 risiko yang terkategori tinggi (x29 ). Pada variabel eksternal
terdapat 3 risiko kecil (x33, x34, x36) dan 2 risiko tinggi (x35, x37).
i.
Mitigasi Risiko
Dalam mitigasi risiko, risiko yang telah diketahui kategorinya berdasarkan kemungkinan dan dampak
adalah dengan menggunakan hirarki untuk menilai bagaimana respon risiko-risiko tersebut. Adapun hirarki
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.8.
j.
Gambar 2.8 Hirarki Mitigasi Risiko
Hirarki pada Gambar 2.8 digunakan untuk menilai respon atau tindakan terhadap risiko yang terjadi.
Sesuai dengan ruang lingkup penelitian, risiko yang diberikan penanganan atau tindakan hanya pada risiko
yang termasuk kategori tinggi. Namun sebelum tahap mitigasi perlu mengetahui penyebab langsung serta
akibat langsung yang ditimbulkan dari risiko tersebut. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13 Penyebab Risiko dan Kerugian
No
Level
Risko
1
2
3
4
Hight
(H)
Variabel Risiko
X22
Kecelakaan kerja pada proses
konstruksi
X29
Adanya material yang rusak
di site
X35
Terlambatnya pembayaran
oleh owner
X37
Cuaca (Hujan dan angin)
Penyebab Langsung
Tindakan diluar control
(unsafe action )
Kondisi diluar control
(unsafe condition )
Kerugian Langsung
Manusia : (Cidera, cacat, keracunan,
kematian)
Material : (tercemar, karat, rusak)
Manusia : (Tunggakan gaji, mogok
kerja)
Lingkungan : (Tercemar, rusak,
pekerjaan dihentikan)
Tabel diatas merupakan hasil diskusi dan tukar pendapat pada pihak yang bersangkutan yakni PT.
XYZ untuk mengetahui sumber risiko yang mungkin akan terjadi dalam penyelenggaraan proyek. Adapun
penjelasan mengenai diskusi tersebut adalah sebagai berikut :
Kecelakaan kerja pada proses konstruksi (x22 ) dapat terjadi karena adanya kesalahan tindakan atau
proses yang sedang dijalankan (unsafe action ), dimana hal tersebut apabila terjadi akan berdampak
langsung pada manusia atau para pekerja yang dapat menyebabkan cidera ataupun kematian.
Material yang hilang di site (x29) terjadi karena adanya kesalahan tindakan atau proses perlakuan
(unsafe action ) , dimana mengakibatkan material rusak baik karena tercemar ataupun berkarat.
Terlambatnya pembayaran oleh owner (x35) merupakan sebuah kondisi, sebab hal itu diluar control
pihak kontraktor (unsafe condition ). Akibat langsungnya ialah pada pada manusia yang bekerja di
perusahaan karena tidak mendapatkan pesangon.
Selanjutnya (x37) yakni Cuaca (Hujan dan angin) merupakan sesuatu yang merupakan kondisi (unsafe
condition ), artinya bukan sesuatu yang dapat dikontrol oleh manusia. Risiko ini berakibat pada rusaknya
lingkungan kerja dan dapat terjadi penghentian terhadap pekerjaan.
Sebagaimana tujuan penelitian ini yakni adanya rencana pananganan atau mitigasi terhadap variabel
risiko yang terkategori tinggi. Berdasarkan diskusi dengan tim yakni pihak internal PT. XYZ dimana untuk
mendapatkan penanganan risiko dapat dilihat pada Tabel 2.14.
Tabel 2.14 Mitigasi Risiko
Mitigasi
No
Faktor
Level
Risiko
Variabel Risiko
Plan
1
2
Construction
X22
Manajemen
Proyek
X29
Kecelakaan
kerja pada
proses
konstruksi
Adanya
material yang
rusak di site
Zero
accident
No
accident
High
(H)
3
X35
Terlambatnya
pembayaran
oleh owner
No
accident
Eksternal
4
X37
Cuaca (Hujan
dan angin)
No Waste
Time
Tujuan Perencanaan
Meningkatkan
kinerja dan mutu
perusahaan.
Menghilangkan
biaya
yang
ditanggung akibat
suatu
kecelakaan
dalam pekerjaan.
Dapat meningkatkan
reputasi perusahaan
sebagai salah satu
kontraktor
yang
handal.
Meningkat jaminan
mutu perusahaan.
Menghilangkan
biaya
yang
diakibatkan
oleh
rusaknya material.
Sebagai
langkah
terdepan
menjadi
kontraktor
yang
handal
di
bidangnya.
Memiliki suatu dasar
hukum yang jelas dan
kuat,
apabila
dikemudian hari terjadi
perselisisihan
dalam
kontrak.
Menjamin bahwa
saat project
dilaksanakan tidak
akan mengalami
keterlamabatan
penyelesaian
pekerjaan.
Menjadikan
perusahaan sebagai
salah satu
kontraktor yang
handal dalam
mengerjakan
project.
Tahap
Perencanaan
APD (Alat
Pelindung
Diri)
Administrasi
Administrasi
Rekayasa
Engineering
Operasional Pelaksanaan
Melengkapi
semua
peralatan pelindung kerja
pada
saat
proses
konstruksi, seperti helmt,
safety shoes , kacamata,
penyumbat telinga (ear
plug), pelindung tangan
(leather
gloves) dan
pelindung badan (leather
apron).
Alat pelindung sesuai
dengan jenis pekerjaan
yang ada.
Membuat SOP pada saat
akan dilangsungkannya
sebuah pekerjaan.
Membentuk manajemen
K3 yang handal yang
diisi oleh orang-orang
yang
berpengalaman
dalam
bidang
risk
assesment.
Mencatat
semua
spesifikasi material yang
akan digunakan selama
proses pengerjaan project
berlangsung.
Membuat SOP perlakuan
mengenai material yang
mudah rusak terhadap
panas ataupun air hujan.
Membuat perjanjian penalti
dalam kontrak mengenai
sistem pembayaran yang
akan dilakukan dan tidak
merugikan
kedua
belah
pihak.
Memasang terpal atau
pelindung
untuk
para
pekerja
pada
saat
pengerjaan
di
area
Eriction.
Memasang alat pelindung
mesin saat proses di area
eriction, baik saat proses
pengelasan
maupun
pengecatan.
Membuat SOP mengenai
peraturan saat akan bekerja
dalam keadaan cuaca tidak
normal.
Tahap Pelaksanaan
1. Bagian
departemen
konstruksi
menyiapkan list mengenai APD
yang akan digunakan dalam
pekerjaan disetiap area.
2. Pihak manajemen menyiapkan biaya
yang
dibutuhkan
untuk
membeli/menyewa peralatan APD.
3. Pihak procurement memesan atau
membeli peralatan APD.
4. Para pekerja memakai peralatan
yang telah diersiapakan dalam
melakukan pekerjaan.
5. Para
supervisi
melakukan
pengawasan terhadap APD yang
dipakai pekerja sebelum dan
sesudah melakukan pekerjaan.
6. Melakukan audit secara rutin
mengenai
proses
pekerjaan
dilapangan.
1. Pihak engineering memberikan list
mengenai spesifikasi material yang
ada dilapangan.
2. Pihak manajemen mengawasi serta
melakukan audit mengenai keadaan
material.
3. Pihak
manajemen
menyiapkan
gudang
yang
sesuai
dengan
kebutuhan perlakuan material.
1. Pihak
manajemen
membentuk
badan hukum atau yang mengerti
atau pakar dalam masalah hukum
sebuah perjanjian kontrak.
2. Pihak manajemen mengingatkan
owner
mengenai
pembayaran
seminggu sebelum pembayaran
dengan mengutus salah seorang dari
internal perusahaan dan dapat juga
dengan telpon serta email.
3. Melakukan rapat yang terkoodinir
setiap akan melakukan sebuah
perjanjian baru.
1. Melakukan pemantauan mengenai
cuaca yang dapat menggangu
pekerjaan.
2. Pihak konstruksi menyiapkan list
mengenai pekerjaan yang kritis yang
tidak boleh mengalami kemunduran
jadwal/schedule.
3. Apabila cuaca memang tidak
menungkinkan pihak manajemen
mengajukan pemunduran jadwal
pekerjaan ke pihak owner.
4. Pihak konstruksi menyiapkan list
mengenai kebutuhan peralatan
pelindung untuk mesin dan pekerja.
5. Pihak manajemen menyiapkan biaya
untuk membeli ataupun menyewa
peralatan yang dibutuhkan.
6. Pihak procurement memesan dalam
hal ini menyewa atau membeli
peralatan yang sesuai dengan
kebutuhan.
7. Pihak
manajemen
melakukan
pengawasan mengenai kemajuan
pekerjaan dilapangan.
pekerjaan. Agar hal ini tercapai maka perlu
V. Kesimpulan
adanya pengawasan atau kontrol dari
Dari hasil pembahasan dan analisis data
yang dilakukan penulis terhadap risiko pada
penyelengaraan proyek oil & gas pada lingkup
supervisi.
Adanya material yang rusak di site (x29),
proyek EPC di PT. XYZ dapat disimpulkan yaitu :
dimana untuk mitigasinya ialah dengan
1.
Identifikasi dan analisa pada penelitian tahap 1
administrasi dengan tujuannya tidak ada
diperoleh 30 risiko dari 37 risiko yang dinilai
material
dari uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya 30
dengan dengan membuat SOP prosedur
risiko
perlakuan terhadap material yang rentan
tersebut
dinilai
dari
dampak
serta
diuji
satu
kemungkinannya
dan
persatu
kerusakan
repair .
baik
oleh
Operasionalnya
panas
matahari
didapatkan 27 risiko dengan uji validitas dan
ataupun air hujan. Agar hal ini tercapai
reliabitas. Berdasarkan 27 risiko tersebut pada
maka
variabel enggineering terdapat 3 risiko kategori
manajemen.
kecil (x1, x3, x7) dan 3 risiko sedang yaitu (x4,
perlu
Terlambatnya
adanya
pengawasan
pembayaran
dari
oleh owner
x5, x6 ). Pada variabel procurement terdapat 2
(x35), dikurangi yakni dengan administrasi.
risiko kecil (x10, x15 ) dan 4 risiko yang masuk
Dengan tujuan risiko ini tidak terjadi saat
kategori sedang yaitu (x8, x11, x13, x14 ). Pada
pengerjaan proyek. Tahap operasionalnya
variabel construction terdapat 2 risiko yang
dengan membuat perjanjian atau dasar
terkategori kecil (x20, x24 ) dan risiko sedang
hukum
terdapat 2 risiko yaitu (x17, x19 ) dan risiko
dimana tidak merugikan kedua belah pihak.
yang masuk kedalam kategori tinggi yakni
Selain itu membuat perjanjian penalti
risiko (x22). Pada managemen proyek terdapat 1
dalam
terkategori kecil (x31 ), risiko yang terkategori
terlambat
sedang (x25, x27, x28 ) dan 1 risiko yang
perusahaan atau menelpon pihak owner
terkategori tinggi (x29 ). Pada variabel eksternal
seminggu sebelum pembayaran.
terdapat 3 risiko kecil (x33, x34, x36 ) dan 2
risiko tinggi (x35, x37 ).
mengenai
kontrak
dan
sistem
pembayaran
apabila
pembayaran
mengutus
perwakilan
Cuaca (Hujan dan Angin) yaitu (x37)
mitigasinya dikurangi, dengan tujuan tidak
ada
2.
yang
waktu
yang
terbuang
yang
Berdasarkan kategori risiko tinggi terdapat 4
mengakibatkan
risiko tinggi yaitu :
dikarenakan oleh cuaca. Operasionalnya
schedule
terlambat
Kecelakaan kerja pada proses konstruksi
dengan
(x22), dimana untuk mitigasinya ialah
memasang terpal atau pelindung untuk para
dikurangi dengan tujuan risiko ini tidak
pekerja pada saat pengerjaan di area
terjadi
Eriction
atau
zero
accident.
Untuk
rekayasa
baik
saat
engineering
proses
yakni
pengelasan
operasionalnya menggunakan APD (alat
maupun pengecatan. Agar hal ini dapat
pelindung kerja). Alat pelindung yang
tercapai bagiian manajemen dan bagian
digunakan harus sesuai dan terstandar serta
kontstruksi menetapkan pekerjaan yang
adanya
dianggap kritis.
SOP
saat
akan
melakukan
Daftar Pustaka
B. Mulholland & J. Christian , 1999, Risk Assess
NESC
Engineering
ment
in
Construction
Schedule, Journal of Construction Engineering
Konseptual Sampai
Operasional),
Cetakan
Pertama, Erlangga, Jakarta
Sugiyono, 2009. “Metode Penelitian Kuantitatif
Management.
http://researhcgate.net/Risk-Assess-NESC-
&Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Toni Alam (2011), “Identifikasi Faktor-Faktor
Engineering-ment--in-Construction-Schedule/.
Diakses 10 oktober 2016
Ervianto,
Soeharto, Iman, 2001. Manajemen Proyek (Dari
Wulfram
I.
Risiko Proyek Rancang Bangun (Design And
2004.
Teori
Aplikasi
Build) Pada
Pt. Xyz Yang
Berpengaruh
Manajemen Proyek Konstruksi, Salemba Empat,
Terhadap Kinerja Waktu ”
Yogyakarta.
http://lib.ui.ac.id./Identifikasi-Faktor_Faktor-
Hosen, Radian Z, 2007. Overview Busineess Process
EPC. Jakarta
(Design_And_Build)-Pada-Pt.-Xyz-Yang-
Juanto Sitorus, 2008, “Faktor-faktor Risiko Yang
Berpengaruh Terhadap Kinerja Waktu Proyek
EPC Gas di Indonesia,
http://lib.ui.ac.id/Faktor-faktor-Risiko-Yang-
Berpengaruh-Terhadap-Kinerja-Waktu-ProyekEPC-Gas-di-Indonesia/.
Diakses 4 september 2016
Mukhtar,
2011.
Risiko-Proyek-Rancang-Bangun-
Framwork
Risk
Australia Standart/New
Management
Zealand
Standart (AS/NZS 4360 : 2004 ).
http://Muktardaud.com/Framwork-RiskManagement-Australia/. Diakses 4 januari 2016
Saqib Rizwan dan U. Farooqui (2008) “Construction
Risk Insurance
Practice
in
Pakistan ”.
http://www.neduet.edu.pk//
Diakses 11 November 2016
Silvianita, Andika Trisna Putra, Daniel M. Rosyid,
Dirta Marina Chamelia dan Imam Rochani,
2015. “Evaluation of Delay
Factors
in
Jacket Structure Project”. Jurnal Construction
Engineering Manage.
http://resits.its.ac.id/Evaluation-Of-Delay
Factors-in-Jacket-Structure-Project/.
Diakases 11 November 2016
Berpengaruh-Terhadap-Kinerja/.
Diakses 6 oktober 2016