Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut di

Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut di Kota Batam
Menggunakan Landsat 8 berbasis WebGIS

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh :
Tri Agus Pratiwi
3311401034

Disusun untuk pengajuan proposal Tugas Akhir Program Diploma DIII

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
KONSENTRASI TEKNIK GEOMATIKA
POLITEKNIK NEGERI BATAM
BATAM
2016

HALAMAN PENGESAHAN

Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut di Kota Batam

Menggunakan Landsat 8 berbasis WebGis

Oleh :
Tri Agus Pratiwi
3311401034

Proposal ini telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
sebagai persyaratan untuk sidang proposal
di
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK GEOMATIKA
POLITEKNIK NEGERI BATAM

Batam, 24 Agustus 2016

Disetujui oleh;
Pembimbing I,

Oktavianto Gustin, M.T
NIK 115138


2

DAFTAR ISI
Daftar isi
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
1.1

Latar Belakang...........................................................................................................4

1.2

Perumusan Masalah...................................................................................................5

1.3

Batasan Masalah.........................................................................................................5

1.4


Tujuan Penelitian........................................................................................................5

1.5

Manfaat Penelitian.....................................................................................................5

BAB II.........................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI...................................................................................................................6
2.1

Dasar Teori..................................................................................................................6

2.1.1 Pengertian Rumput Laut..........................................................................................6
2.1.2 Pengertian Penginderaan Jauh.................................................................................7
2.1.3 Pengertian ArcGIS....................................................................................................8
2.1.4 Pengertian WebGIS...................................................................................................8
2.1.5 Pengertian ER Mapper.............................................................................................8
2.1.6 Pengertian SIG..........................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................9

METEDOLOGI PENELITIAN...................................................................................................9
3.1

Desain Penelitian........................................................................................................9

3.2

Rencana Pelaksanaan...............................................................................................10

3.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian................................................................................10
3.2.2 Jadwal Pelaksanaan................................................................................................10
3.3

Teknik Pengumpulan Data......................................................................................11

3.4

Teknik Pengolahan dan Analisis Data.....................................................................11

3.5


Penyajian Data..........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................12

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kota Batam merupakan salah satu Kota di Indonesia yang memiliki
luas wilayah lautnya lebih besar dibandingkan luas wilayah daratnya. Dengan
demikian di Kota Batam ini memiliki sumber daya alam laut yang sangat
melimpah. Salah satu sumber daya alam laut yang terdapat di Batam ini yaitu
rumput laut. Rumput laut ini memiliki banyak sekali keunggulan yaitu dalam
bidang perdagangan yang sangat terkenal di dunia akhir-akhir ini. Budidaya
rumput laut ini bisa meningkatkan perekonomian bagi masyarakat yang ada di

Kota Batam karena tingginya permintaan dan kebutuhan terhadap rumput laut
tersebut. Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan dan keunggulannya,
antara lain peluang pasar ekspor yang terbuka luas, harga relatif stabil, belum
ada

batasan

atau

pembudidayaannya

kuota

perdagangan

sederhana

sehingga

bagi


rumput

mudah

laut,
dikuasai,

teknologi
siklus

pembudidayaannya relatif singkat, kebutuhan modal relatif kecil, komoditas
yang tidak tergantikan karena tidak ada produk sintetisnya, usaha
pembudidayaan rumput laut tergolong usaha yang padat karya sehingga mampu
menyerap tenaga kerja (Rajagukguk, 2009).
Oleh karena itu, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
penentuan lokasi yang sesusai untuk budidaya rumput laut di Kota Batam ini
agar masyarakat di Batam tahu pentingnya dari melakukan pembudidayaan
rumput laut. Penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG) menjadi
solusi yang baik dalam penentuan lokasi yang sesuai. Penginderaan jauh satelit

memiliki kemampuan pemantauan daerah yang luas secara periodik serta dapat
mengamati atau melihat suatu objek pada jarak tertentu dengan mendeteksi
sifat-sifat (karakteristik) dominan objek tersebut tanpa mendatangi secara
langsung objek tersebut. SIG merupakan sarana untuk mengumpulkan,
menggabungkan, dan mengolah data dari setiap parameter yang diperlukan.
Keberadaan SIG dapat mempermudah pengolahan data dengan struktur yang
kompleks dengan jumlah yang besar secara efisien dan dapat membantu dalam
proses pengambilan keputusan yang tepat (Samad, 2011).

4

1.2

Perumusan Masalah
-

Bagaimana cara menentukan kesesuaian lokasi budidaya rumput laut di Kota Batam?

-


Bagaimana hubungan arus laut terhadap kesesuaian budidaya rumput laut?

-

Bagaimana hubungan sebaran suhu laut terhadap kesesuaian budidaya rumput laut?

-

Bagaimana hubungan tingkatan salinitas terhadap kesesuaian budidaya rumput laut?

1.3

Batasan Masalah
-

Penelitian ini hanya membahas tentang penentuan lokasi yang sesuai untuk budidaya

-

rumput laut tiap Kecamatan yang ada di Kota Batam

Citra yang digunakan dalam penelitian ini yaitu citra landsat 8
Hasil outputnya yaitu berupa peta kesesuaian lokasi budidaya rumput laut di Kota
Batam

1.4

Tujuan Penelitian
-

Untuk mengetahui lokasi yang tepat dilakukan pembudidayaan rumput laut di Kota

-

Batam
Membuat peta penentuan lokasi budidaya rumput laut di Kota Batam menggunakan

-

metode penginderaan jauh dan SIG
Menyajikan peta penentuan lokasi budidaya rumput laut di Kota Batam dalam bentuk

WebGIS

1.5

Manfaat Penelitian
-

Diharapkan dapat memeberikan informasi tentang penentuan lokasi yang tepat dalam

-

melakukan pembudidayaan rumput laut kepada masyarakat di Kota Batam
Hasil akhirnya diharapkan dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan pembudidayaan rumput laut

5

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Rumput Laut
Laut Indonesia termasuk pada wilayah “Coral Triangle” merupakan
pusat keanekaragaman kehidupan biota laut dalam jumlah spesies terbanyak di
seluruh dunia (Aliano et. al., 2008). Beberapa decade terakhir, ekosistem laut
telah menarik perhatian sebagai sumber baru yang potensial untuk senyawasenyawa bioaktif alami salah satunya rumput laut (Saleem et. al., 2007). Jenis
rumput laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia adalah Gracilaria,
Gelidium, Eucheuma, Hypnea, Sargasum dan Tubinaria. Dari beragam jenis
rumput laut tersebut, yang dibudidayakan, dikembangkan dan diperdagangkan
secara luas di Indonesia hanya jenis karaginofit (di atarannya Eucheuma
spinosium, Eucheuma edule, Eucheuma serra, Eucheuma cottonii, dan
Eucheuma spp), agarofit (Gracilaria spp, Gelidium spp dan Gelidiella spp),
serta alginofit (Sargassum spp, Laminaria spp, Ascophyllum spp dan
Macrocystis spp), yang merupakan bahan baku berbagai industri karena
merupakan sumber 6 karaginan (tepung rumput laut), agar-agar dan alginate
(Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, 2013).
Algae makro yang biasa disebut rumput laut adalah dari kelas algae merah
Rhodophyceae, algae coklat Phaephyceae dan algae hijau Chlorophyceae.
Menurut Puja et al. (2001) salah satu kendala pengembangan budi daya rumput
laut pada suatu perairan adalah belum tersedianya data dan informasi yang
akurat tentang luasan lahan dan tingkat kelayakan lokasi untuk pengembang
budi daya rumput laut. Padahal berhasil tidaknya kegiatan budi daya rumput
laut sangat erat kaitannya dengan ketetapan dalam pemilihan dan penentuan
lokasi yang tepat. Faktor oseanografi memegang peranan penting dalam
prefensi lingkungan selain, topografi serta letak pulau tempat penanaman
rumput laut (Barsanti & Paolo Gualtiari, 2006). Jumlah jenis dan kelimpahan
rumput laut bervariasi menurut lokasi berdasarkan perbedaan profil habitat dan
kondisi perairan setempat. Demikian juga mengenai produksinya bergantung
6

kepada kondisi alam setempat. Rumput laut bersifat fitobentik yang tumbuh
dengan cara menempel pada substrat seperti pecahan karang, karang mati,
fragment karang, atau pasir (Atmadja, 1996), sehingga penentuan lokasi
budidaya rumput laut sangat penting untuk dilakukan berdasarkan sifat
hidupnya. Kelayakan suatu lokasi untuk dijadikan area budidaya rumput laut
perlu memperhatikan aspek kualitas air. Berikut ini merupakan tabel kriteria
kesesuaian budidaya rumput laut.

2.1.2 Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh berasal dari dua kata dasar yaitu indera berarti
melihat dan jauh berarti dari jarak jauh. Jadi berdasarkan asal katanya,
penginderaan jauh berarti melihat obyek dari jarak jauh. Obyek, daerah, atau
gejala yang dikaji dalam definisi tersebut dapat berada di permukaan bumi, di
atmosfer, atau planet di luar angkasa (Kusumowigado, dkk., 2007).
Lindgren(1985 dalam Sutanto, 1987) mengungkapkan bahwa penginderaan
jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis
informasi tentang bumi, infomasi ini khusus berbentuk radiasi elektromagnetik
yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi. Dari pendapat
beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh terdiri atas 3
komponen utama yaitu obyek yang diindera, sensor untuk merekam obyek dan
gelombang elektronik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan
bumi. Interaksi dari ketika komponen ini menghasilkan data penginderaan jauh
yang selanjutnya melalui proses interpretasi dapat diketahui jenis obyek area
ataupun fenomena yang ada.

7

Sistem Penginderaan Jauh ialah serangkaian komponen yang digunakan
untuk penginderaan jauh. Rangkaian komponen itu berupa tenaga, objek,
sensor, data dan pengguna data. Karena tidak semua tenaga yang berasal dari
matahari dapat mencapai bumi, interaksi antara tenaga dan atmosfer sering
dimasukkan ke dalam sistem penginderaan jauh. Demikian pula halnya dengan
interaksi antara tenaga dan objek, karena hasil interaksinya menentukan
besarnya tenaga yang dapat mencapai sensor (Sutanto, 1986).
2.1.3 Pengertian ArcGIS
ArcGIS adalah sistem informasi geografis (GIS) untuk bekerja dengan
peta dan informasi tentang geografis. Hal ini digunakan untuk menciptakan dan
menggunakan peta; kompilasi data geografis; menganalisis informasi; berbagi
dan menemukan informasi geografis; menggunakan peta dan informasi
geografis dalam berbagai aplikasi; dan mengelola informasi geografis dalam
database. Pengolahan data di ArcGIS dilakukan dengan cara me-layouting peta
hasil klasifikasi dengan peta vektor Indonesia. Peta yang dihasilkan merupakan
interpretasi dari citra kerapatan vegetasi yang telah di olah sebelumnya.

2.1.4 Pengertian WebGIS
Menurut Prahasta, (2005), WebGIS adalah aplikasi GIS atau pemetaan
digital yang memanfaatkan jaringan internet sebagai media komunikasi yang
berfungsi

mendistribusikan,

mempublikasikan,

mengintegrasikan,

mengkomunikasikan dan menyediakan informasi dalam bentuk teks, peta
digital serta menjalankan fungsi – fungsi analisis dan query yang terkait dengan
GIS melalui jaringan internet.

2.1.5 Pengertian ER Mapper
ER Mapper adalah salah satu software (perangkat lunak) yang
digunakan untuk mengolah data citra atau satelit. Masih banyak perangkat
lunak yang lain yang juga dapat digunakan untuk mengolah data citra,
diantaranya adalah Idrisi, Erdas Imagine, PCI dan lain-lain. Masing-masing
perangkat lunak mempunyai keunggulan dan kelebihannya sendiri. ER Mapper
dapat dijalankan pada workstation dengan sistem operasi UNIX dan komputer
PCs (Personal Computers) dengan sistem operasi Windows 95 ke atas dan
Windows NT.
8

2.1.6 Pengertian SIG
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem komputer yang
memiliki kemampuan untuk mengambil, menyimpan, menganalisa, dan
menampilkan informasi dengan referensi geografis (Budianto. 2010). Menurut
sumber Esri (1990), bahwa sistem informasi geografis adalah kumpulan
terorganisasi dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan
personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan,
mengupdate, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk
informasi yang bereferensi geografis (Prahasta, Eddy. 2006).
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

3.1

Desain Penelitian
Citra Landsat 8

Koreksi Geometrik
Koreksi Radiometrik

Suhu Permukaan Laut (SPL)

Arus (m/detik)
Suhu (C)
Salinitas (0/00)

Survei Lapangan

Tumpang Susun (Overlay)

Peta Tematik
9

Lokasi Kesesuaian
Budidaya Rumput Laut

3.2

Rencana Pelaksanaan
3.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Batam dengan koordinat 1005’LU
104002’BT yang meliputi; Kecamatan Sekupang, Kecamatan Batu Aji,
Kecamatan Batam Kota, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Lubuk Baja,
Kecamatan Bengkong, Kecamatan Sagulung, Kecamatan Nongsa, Kecamatan
Beduk, Kecamatan Galang, Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan Bulang,
Kecamatan Belakang Padang. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu
dimulai pada bulan Juli sampai dengan Desember 2016.

3.2.2 Jadwal Pelaksanaan
No
1
2
3
4
5
6

Kegiatan

Juli
Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4

Bulan
September
Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4

Pembuatan
proposal
Pengolahan
data
Survei
lapangan
(Validasi)
Pembuatan
peta
Penyajian
dalam
WebGis
Penyusunan
laporan

10

1

November
Desember
2 3 4 1 2 3 4

3.3
-

Teknik Pengumpulan Data
Survei lapangan untuk mencari nilai arus, suhu, dan salinitas
Data sekunder yang didapatkan dari pengolahan citra landsat 8

3.4

Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini pengolahan datanya yaitu mendownload citra
landsat 8 terlebih dahulu, kemudian dilakukan koreksi geometrik dan
radiometrik,

selanjutnya

mencari

nilai

suhu

permukaan

laut

(SPL)

menggunakan software ER-Mapper. Setelah mendapatkan suhu pada citra
landsat 8, kemudian melakukan survei lapangan untuk menentukan lokasi
kesesuaian buidaya rumput laut yaitu untuk mencari suhu, arus, dan salinitas.
Kemudian tahap selanjutnya megolah data yang telah didapat melalui survei
lapangan, setelah itu melakukan tumpang susun (overlay) dijadikan peta
tematik. Dan proses yang teakhir yaitu menjadikan peta kedalam bentuk
WebGis.

3.5

Penyajian Data
Dalam penelitian ini penyajian data atau hasil ouputnya dalam bentuk
peta yang disesuaikan kaidah Kartografis dengan berbasis WebGIS.

11

DAFTAR PUSTAKA
Kukuh Nirmala, Arlina Ratnasari, Syarif Budiman. 2014. Penentuan kesesuaian
lokasi budidaya rumput laut diperairan Teluk Gerupuk Nusa Tenggara Barat
menggunakan penginderaan jauh dan sig. Jurnal Akuakultur Indonesia 13(1):
73-82.
Yulius, dkk. 2016. Kesesuaian kawasan budidaya rumput laut di Teluk Saleh,
Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. J. Segara Vol. 12 No. 1 April 2016:
11-19.
Danoedoro, Projo. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Yogyakarta: Andi
Offset.
Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografi: Tutorial Arc View. Bandung:
Informatika.
PANDUAN APLIKASI Penginderaan Jauh Tingkat Dasar
http://batam.go.id/home/profil-det-geografis_kota_batam.html diakses pada tanggal 24
agustus 2016
http://www.humasbatam.com/2010/12/11/wako-lakukan-penanaman-perdana-rumputlaut/ diakses pada tanggal 24 agustus 2016
https://lisaontheblog.wordpress.com/2010/05/04/citra-modis/ diakses pada tanggal 30
juli 2016
http://eprints.uns.ac.id/23206/3/H0911035_bab2.pdf diakses pada tanggal 30 juli 2016
http://sinasinderaja.lapan.go.id/wp-content/uploads/2014/06/bukuprosiding_710720.pdf diakses pada tanggal 30 juli 2016
http://www.oocities.org/yaslinus/b1_1.html diakses pada tanggal 3 agustus 2016
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-sistem-informasi-geografis.html
diakses pada tanggal 3 agustus 2016

12