Lapak Biokimia Pengenalan Alat. docx

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
ADINDA KINASIH JACINDA, 230110130108
PERIKANAN B, KELOMPOK 14
ABSTRAK
Biokimia adalah proses bagaimana makhluk hidup itu melangsungkan kehidupannya dan
bertahan hidup dengan proses kimia yang terjadi dalam tubuh, dimana dalam mempelajarinya
dibutuhkan kegiatan praktikum. Untuk melakukan kegiatan praktikum tersebut dibutuhkan
kecermatan, ketelitian, serta keterampilan tertentu. Praktikum di laboratorium tentunya
membutuhkan peralatan untuk membantu dalam pencarian informasi serta data yang akurat.
Maka dari itu, pengenalan alat dan bahan sangat dibutuhkan sebelum melakukan praktikum,
karena setiap alat memiliki fungsi tersendiri. Praktikan tak hanya mengetahui nama alat serta
prinsip alat tersebut, tetapi harus menguasai cara pengerjaan alat sesuai dengan standar
operasional demi keselamatan praktikan itu sendiri serta meminimalisir terjadinya kesalahan
dan kerusakan alat. Adapun alat di laboratorim tersebut meliputi, spektofotometer yang
berfungsi untuk mengetahui berapa banyak sinar elektromagnetik yang diserap oleh larutan;
incubator yang berfungsi sebagai lemari steril untuk menumbuhkan kultur sel maupun
jaringan pada suhu tertentu; hot plate yang berfungsi untuk mengaduk, mencampur, dan
menghomogenkan larutan kimia dengan menggunakan medan magnetic; lemari pendingin
yang berfungsi sebagai alat bantu penanganan bahan pangan, kimia, maupun biologis dalam
suhu rendah. Selain alat- alat tersebut masih ada alat gelas diantaranya, labu Erlenmeyer,
cawan petri, corong, gelas ukur, tabung reaksi, labu ukur, pipet tetes, pengaduk, dan masih

banyak lagi.
Kata Kunci: alat laboratorium, fungsi, spektofotometer
ABSTRACT
Biochemistry is the process of how living things that carry life and survive by chemical
processes that occur in the body, where such a study is required practicum. To carry out the
practical activities required precision, accuracy, and certain skills. Laboratory experiments
would need equipment to help in the search for accurate information and data. Therefore, the
introduction of tools and materials are needed before practical, because each instrument has
its own function. Practiticion not only know the name of tools as well as the principles of the
tool, but must master workmanship in accordance with the operational standards for the
safety of the practitioner's own as well as minimize the occurrence of errors and damage to
the tool. The tools in the laboratory include, spectrophotometers are used to determine how
much electromagnetic rays are absorbe; incubator that serves as a tool for growing sterile
cell culture; hot plate which serves to stir, mix and homogenize the chemical solution using a
magnetic field; refrigerator which serves as a tool for material handling food, chemical, or
biological in low temperature. . In addition to the tools will be available including glassware,
Erlenmeyer flasks, Petri dishes, funnels, measuring cups, test tube, flask, pipette, mixers, and
much more.
Keywords: laboratory equipment, function, spektofotometer


PENDAHULUAN
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti
protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya (Saskia 2010). Ilmu ini
mempelajari kimia dari bahan-bahan dan proses-proses metabolisme yang terjadi dalam
tubuh mahluk hidup sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia baik
yang terjadi pada manusia, tumbuhan, maupun hewan parairan tawar, perairan payau ataupun
perairan laut. Manfaat biokimia dalam bidang perikanan diantaranya untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan produk akibat reaksi biokimiawi serta
pengendaliannya; mencari mikroba (biokimia) yang telah terbukti mampu mempertahankan
kualitas media budidaya sehingga aman untuk digunakan sebagai media budidaya ikan;
menciptakan ikan berkarakter genetis khas yang dihasilkan melalui rekayasa gen. Untuk lebih
memahami proses metabolisme yang terjadi pada makhluk hidup serta membuktian adanya
zat-zat seperti protein, karbohidrat, lipin, dan sebagainya maka dibutuhkan suatu pengujian
yang biasanya dilakukan di laboratorium.
Sebelum melakukan suatu pengujian atau praktikum, terlebih dahulu kita harus
mengetahui serta memahami betul nama alat, prinsip alat, serta cara penggunaanya yang baik
dan benar. Hal ini bertujuan tersebut sangat diperlukan karena untuk memudahkan,
melancarkan kegiatan praktikum; mendapatkan data yang vaid dan akurat; meminimalisir
terjadinya kecelakaan para praktikan dan kerusakan alat laboratorium. Jenis peralatan yang
diperlukan dalam praktikum biokimia berbeda-beda tegantung pada jenis praktikumnya.

Umumnya ada 4 alat utama yang harus dipelajari diantaranya spektofotometer, incubator, hot
plate, dan lemari pendingin. Adapun perlatan lainnya yang dapat menunjang prktikum
diantaranya alat-alat gelas seperti, labu ukur; labu Erlenmeyer; tabung reaksi; pipet tetes,
batag pengaduk, corong, cawan petri dan sebagainya.
Tujuan diadakannya praktikum pengenalan alat bahan ini adalah agar setiap praktikan
mengetahui nama alat-alat yang ada di laboratorium, mampu mengenal dan memahami
prinsip pengerjaan alat yang biak dan benar sesuai dengan standar operasionalnya, serta
memahami perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium berdasarkan kegunaannya.
METODOLOGI
Praktikum Biokimia mengenai Pengenalan Bahan dan Alat Peralatan Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 20 Oktober 2015 pukul 08.00-10.00 WIB yang
bertempat di Laboratorium Akuakultur, Gedung Dekanat Fakulatas Perikanan dan Ilmu
kelautan Universitas Padjadjaran.

Peralatan laboratorium yang digunakan saat praktikum biokimia ini ada banyak
sekali, diantaranya ada 4 alat yang harus kita ketahui terlebih dahulu yaitu :
Spektrofotometer, incubator, hot plate, lemari pendingin. Selain itu ada alat-alat laboratorium
lain yang digunkan untuk membantu kelancaran praktikum ini, diantaranya : labu erlenmeyer,
cawan petri, corong, gelas ukur, tabung reaksi, labu ukur, pipet tetes, pipet ukur, pipet
volume, pengaduk, bunsen, buret, timbangan analitik, kondensor, rak tabung reaksi, labu

destilasi, penjepit tabung reaksi, kaki tiga, gelas arloji, bulb pipet, thermometer, kertas
lakmus, DO meter, dan lain lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut merupakan peralatan yang dipergunakan saat praktikum biokimia mulai dari
nama alat, prinsip fungsi alat, cara kerja alat sesuao Standar Operasional, diantaranya :
Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah relative
cahaya dari panjang gelombang berbeda yang diserap dan diteruskan oleh larutan pigmen. Di
dalam spektrofotometer cahaya putih dipisahkan menjadi sejumlah warna (panjang
gelombang) oleh prisma. Kemudian, satu per satu warna cahaya yang berbeda akan
dilewatkan melalui sampel, cahaya yang ditersukan menabrak tabung fotolistrik, yng
mengubah energy cahaya menjadi energy listrik. Setiap kali panjang gelombang berubah, alat
ukur akan mengindikasikan fraksi cahaya yang diteruskan melalui sampelnya, atau
sebaliknya, fraksi cahaya yang diserap Grafik yang menyajikan profil penyerapan (adsorpsi_
pada panjang gelombang yang berbeda dsebut spectrum adsorpsi.

Gambar 1. Cara Kerja Speltrofotometer
(Sumber : Campbell, Neil A. 2002. Biologi. Jakarta. Erlangga)

Spektrofotometer berfungsi sebagai alat untuk mengetahui seberapa banyak

gelombang cahaya yang diserap oleh suatu larutan atau untuk mengukur absorbansi dengan

cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau
kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi
larutan di dalam kuvet. (Sumardjo 2009)
Prinsip kerja spketrofotometer adalah cahaya yang berasal dari lampu deuterium
maupun wolfram yang bersifat polikromatis di teruskan melaluilensa menuju ke
monokromator

pada

spektrofotometer

dan

filter

cahaya


pada

fotometer.

Monokromatorkemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis
(tunggal). Berkas-berkas cahayadengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada
sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasitertentu. Oleh karena itu, terdapat
cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yangdilewatkan ini
kemudian di terima oleh detector. Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima
danmengetahui cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan
konsentrasi zat yangterkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam
sampel secara kuantitatif.
Prosedur kerja spektrofotometer adalah sampel dilarutkan dalam pelarut, lalu sampel
dimasukkan dalam kuvet, dalam keadaan tertutup, dimulai dengan dihasilkannya cahaya
monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat
sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan
dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Hadi 2009). Larutan
yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan
supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya yang diberikan.


Gambar 2. Spektrofotometer
(Sumber : http://4.bp.biokim.com/_F2K3be_pU9E/TTfMz1rTYpI/s1600/spektro.gif)

Inkubator
Incubator merupakan alat untuk menginkubasi mikroba pada suhu terkontrol. Alat ini
dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk incubator adalah
10-70o C (Muad 2011).
Alat ini berfungsi sebagai lemari steril tempat inkubasi unutk menumbuhkan kultus
sel maupun jaringan pada suhu tertentu. Prinsip inkubator itu adalah mengubah energi litrik
menjadi energi panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir
sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat (Taiyeb 2001). Prosedur kerjanya adalah
dengan cara memasukan zat ataupun larutan kedalam inkubator kemudian inkubator ditutup
rapat. Kemudian memutar tombol power ke arah kiri dan diatur suhu dalam incubator dengan
menekan tombol set. Sambil menekan tombol set, diputar tombol di sebelah kanan atas
tombol set hingga mnencapai suhu yang di inginkan. Setelah suhu yang diinginkan selesai
diatur, lepaskan tombol set. Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis
setelah beberapa menit.

Gambar 3. Inkubator
(Sumber : http://www.hcp-technology.com/mikrobiologie/en/inkubator/)


Hot Plate
Hot Plate adalah mandiri meja portabel alat kecil yang memiliki satu, dua atau lebih
pembakar gas atau listrik elemen pemanas .Sebuah piring panas dapat digunakan sebagai alat
sendiri berdiri, tetapi sering digunakan sebagai pengganti salah satu pembakar dari oven
jangkauan atau atas masak dari kompor .Hot piring sering digunakan untuk persiapan
makanan, umumnya di lokasi di mana dapur penuh kompor tidak akan nyaman atau praktis,
karena piring panas dengan mudah dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain. Digunakan
juga untuk menghomogenkan suatu campuran dari dua atau lebih larutan zat, sehingga dapat
tercampur dan bersifat homogeny (Sumardjo 2009).
Alat ini berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menghomogenkan suatu larutan
secara lebih cepat dengan suhu, membuat larutan stok. Prinsip kerjanya adalah menggunakan

medan magnet berputar menyebabkan batang pengaduk terrendam dalam cairan berputar
sangat cepat, sehingga aduk. Reaksi yang kimia terjadi dalam pembuluh kaca bar pengaduk
magnet bekerja dengan baik dalam pembuluh kaca. Di sisi lain, keterbatasan ukuran bar
berarti bahwa pengaduk magnet hanya dapat digunakan untuk percobaan yang relatif kecil.
Prosedur kerja dari hot plate adalah menggunakan bidang magnetik berputar untuk membuat
stir bar atau batang pengaduk yang tercelup didalam cairan menjadi berputar dengan sangat
cepat sehingga mengaduk cairan tersebut hingga merata. Bidang beputar tersebut dapat dibuat

baik dengan magnet berputar atau dengan satu set eletktromanet statis yang diletakkan
dibawah bejana dengan cairan. Magnetic stirrer seringkali dilengkapi dengan lempengan
pemanas untuk memanaskan cairan dalam bejana.

Gambar 4. Hot Plate
(Sumber : http://www.humboldtmfg.com/hot_plates.html)

Lemari Pendingin
Lemari Pendingin adalah suatu alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya
pembusukan atau juga mencegah terjadinya denaturasi pada enzim.
Lemari pendingin berfungsi sebagai tempat penyimpanan enzim agar enzim tidak
mengalami denaturasi, dan juga bisa digunakan sebagai alat penyimpanan makanan sehingga
mencegah terjadinya proses pembusukan. Prinsip kerja penggunaan alat ini adalah dengan
menggunakan suhu yang dingn, hal ini berhubungan dengan hukum carnot, pendinginan ini
dimaksudkan agar tidak terjadi pembusukan makanan, sebab suhu dingin dapat menghambat
laju pertumbuhan mikroba pembusuk. Cara penggunaan Alat ini adalah dengan cara
mmasukan zat, baik berupa enzim ataupun zat lainnya kedalam lemari tersebut. Untuk
mendapatkan penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai temperature tertentu (panas).
Setelah udara tersebut panas di ubah agar kehilangan panas, sehingga terjadi penguapan.
Disaat adanya penguapan, maka timbulah suhu di dalam temperature rendah (dingin).

temperatur dalam lemari pendingin bisa di atur sesuai yang kita inginkan. Biasanya suhu

dibawah 0o C diatur pada lemari tersebut, kemudian kerjanya tersebut adalah menghambat
kerja bakteri pembusuk dan juga mencegahterjadinya denaturasi pada enzim.

Gambar 5. Lemari Pendingin
(Sumebr : http://indonesian.alibaba.com/product-gs/656l-pharmacy-vaccine-refrigeratordouble-glass-door-2-8c-medication-refrigerator-60156655966.html)

Buret
Buret adalah alat berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya.
Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL
dengan skala 0,05 mL (Purwanti 2008).
Buret berfungsi untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya
digunakan untuk titrasi. Prinsip kerjanya adalah Buret harus bersih, kering dan bebas lemak
sebelum digunakan. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah
kran karena menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi. Prosedur kerjanya adalah
Menggunakan buret Oleh karena presisi buret yang tinggi, kehati-hatian pengukuran volume
dengan buret sangatlah penting untuk menghindari galat sistematik. Ketika membaca buret,
mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks. Bahkan
ketebalan garis ukur juga mempengaruhi bagian bawah meniskus cairan harus menyentuh

bagian atas garis.

Gambar 6. Buret
(Sumber : John, 2014)

Cawan Petri
Cawan Petri atau botol kaca merupakan wadah yang digunakan untuk meletakkan
media. Ukuran cawan petri yang digunakan berdiameter 10 cm. (Muad 2011).
Cawan petri berfungsi untuk pembuatan kultur media. Prinsip kerjanya biasa
disterilkan bersama dengan kertas saring di dalamnya. Cawan petri perlu dicuci bersih
kemudian dikeringkan, setelah kering dibungkus dengan kertas putih cokelat untuk
disterilisasi dengan oven. Prosedur kerjanya dengan memasukan bakteri, khamir, spora atau
biji-bijian kedalam cawan petri keumdian ditutup,amati pembiakan sel yang terjadi.

Gambar 7. Cawan Petri
(Dokumentasi pribadi)

Labu Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer adalah peralatan gelas (Glass ware equipment) yang seringkali
di gunakan untuk analisa dalam laboratorium. Bentuknya bulat dan berbentuk kerucut
dibagian atasnya. Disalah satu sisi, ada tanda untuk menunjukkan ukuran volume isi, dan
memiliki spot yang dapat diberi label dengan pensil . leher dan mulut botol yang sempit pada
erlenmeyer bertujuan agar mudah di pegang, mengurangi penguapan dan dapat di tutup
dengan mudah. Sedangkan dasar permukaan yang rata membuatnya flexsible di letakan
dimana saja.
Labu Erlenmeyer berfungsi untuk mengukur dan mencampur bahan-bahananalisa,
menampung larutan, bahan padat ataupun cairan, meracik dan menghomogenkan
(melarutkan) bahan-bahan komposisi media, sebagai tempat kultivasi mikroba dalam kultur
cair, tempat untuk melakukan titrasi bahan. Prinsip kerjanya berdasarkan pada volume labu
yang bertanda batas dan mampu membuat konsentrasi larutan tertentu. Sebelum
menggunakan instrumen ini, labu ukur harus dicuci terlebih dahulu. Lebih baik menggunakan
sabun agar zat-zat yang tidak dibutuhkan dapat terlarut dan akhirnya terbuang. Dalam
keadaan bagaimanapun, labu ukur yang kering sangatlah baik utk digunakan.

Gambar 8. Labu Erlenmeyer
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Beaker Glass
Beaker Glass adalah gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC
(pyrex). Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. (Purwanti 2008)
Fungsi beaker glass ini adalah untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan, dan
media pemanasan cairan. Prinsip kerjanya dengan menuangkan akuades maupun larutan
ataupun zat kimia secara langsung. Prosedur kerjanya dapat digunakan sebagai penampung,
mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan dengan meletakkan cairan ke dalam gelas
beker.

Gambar 9. Beaker Glass
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Pipet Tetes
Pipet tetes adalah alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran
bebas, berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing
serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil
(Purwanti 2008).

Prinsipkerja dan prosedur percobaan pun sama dengan pipet ukur. Salah satu
penerapannya adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media,
penambahan reagen pada uji biokimia.

Gambar 10. Pipet Tetes
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Labu Ukur
Labu ukur adalah labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan
tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL -2 L.
Fungsi dari labu ukut ini adalah untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
dan mengencerkan larutan. Cara penggunaannya yaitu dengan mengisikan larutan yang akan
diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai
pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas.
Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu
sampai larutan homogen.

Gambar 11. Labu Ukur
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Corong
Corong adalah alat yang terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki
bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara
menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut. (Purwanti
2008)
Fungsi corong adalah untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi. Prinsip
kerjanya yaitu dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut. Prosedur kerjanya
yaitu dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.

Gambar 12. Corong
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tabung Reaksi
Tabung reaksi adalah tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca
borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran (Purwanti 2008).
Fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, untuk
melakukan reaksi kimia dalam skala kecil. Prinsip kerjanya berdasarkan pada bentuknya yang
mampu menyediakan tempat untuk mereaksikan larutan. Prosedur kerjanya dengan Larutan
diletakkan dalam tabung reaksi.

Gambar 13. Tabung Reaksi
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Batang Pengaduk
Batang Pengaduk adalahalat yang terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk
mengaduk cairan di dalam gelas kimia (Purwanti 2008).
Prinsip kerjanya alat ini adalah pengadukan larutan secara sederhana. Prosedur
kerjanya adalah 2 atau lebih larutan dalam wadah diaduk secara merata.

Gambar 14. Batang Pengaduk
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Bunsen
Bunsen atau lampu spirtus adalah alat yang befungsi untuk menciptakan kondisi steril
menggunakn api. Warna api yang paling cocok adalah biru yang menunjukkan paling panas.
Jumlah lampu spirtus yang dibutuhkan tergantung pada skala usaha yang dijalankan. Jika
skala kecil biasanya hanya 2 – 3 buah (Muad 2011).
Alat ini berfungsi sebagai pembakar dengan menggunakan bahan bakar spirtus atau
alkohol pada saat pemanasan untuk memanaskan media yang akan digunakan untuk
menciptakan kondisi yang steril dan mengamankan praktikan pada saat melakukan
penanaman medium. Prinsip kerjanya adalah pemanasan dengan api yaitu dengan membakar
bagian atas atau sumbu dari Bunsen. Prosedur kerjanya dengan membukauka atau memutar
pengatur keluaran gas d bunsen, lalu nyalakan api/korek dkat ujung keluaran bakar,
putar/buka kran pangkal selang bunsen. Atur ketika membuka kran sampai menguarkan api
yang di inginkan. Bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang
berwarna biru (paling panas).Pembakaran bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau
metano.

Gambar 15. Bunsen
(Sumber : http://www.cyberphysics.co.uk/practical/skills/bunsen.html)

Gelas Ukur
Gelas ukur adalah alat untuk mengukur suatu suspensi larutan atau media yang
memiliki nilai keakuratan yang tinggi dibandingkan dengan beaker glass. Terbuat dari kaca
atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Pada saat
mengukur volume larutan, sebaiknya volumetersebut ditentukan berdasarkan meniskus
cekung larutan. Gelas ukur dapat disterilisasi menggunakan oven bersama peralatan
praktikum lainnya,karena bila terjadi pemuaian tidak akan memengaruhi hasil akhir yang
diamati.
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu. Prinsip kerjanya adalah mengukur volume
larutan berdasarkan skala volume meniskus cekung larutan. Saat mengamati mata harus
sejajar dengan miniskus cekungan. Prosedur percobaannya adalah sterilkan terlebih dahulu
gelas ukur yang akan digunakan, selanjutnya tuangkan larutan yang akan digunakan sesuai
volume yang diinginkan dengan melihat skala volumenya.

Gambar 16. Gelas Ukur
(Sumber : http://tshop.r10s.com/25772ed0-2914-11e4-b006005056b73b6c/20140826/7ac6f671-cb21-4781-b357-2538da6ecfd7.jpg?_ex=330x330)

Timbangan Analitik
Timbangan analitik adalah alat yang digunakan sebagai tenpat untuk menimbang zatzat yang akan ditimbang. Cara pemakaiannya adalah pertama di colokkan kabel ke stop
kontak, selanjutnya tekan tombol power, selanjutnya tunggu timbangan berkalibrasi, setelah
selesai berkalibrasi nolkan angka di layarnya dengan cara menekan tombol zero, setelah itu
bersihkan bagian dalam timbangan dan masukan zat yang akan di timbang ke dalamnya
setelah dimasukkan tutup kacanya dan tunggu hingga angkanya berhenti.

Gambar 17. Timbangan Analitik
(Sumber : https://oktavianipratama.files.wordpress.com/2012/11/pionir11.jpg)
Kondensor
Kondensor adalah alat untuk menggembungkan atau mendinginkan uap yang terjadi pada
proses reaksi, sintesa, atau pada sistem destilasi, ekstraksi, saponifikasi, esterifikasi, metilasi dan
sebagainya. Prinsip kerjanya adalah zat dipanaskan, kemudian uap panas akan naik lalu dialirkalah air
dingin melalui selang sehingga uap panas tadi tidak lepas ke udara tetapi kembali mengembun dan
jatuh lagi ke bawah. Pada prinsip kerja kondensor, volume dari larutan yang dipanaskan akan konstan
karena tidak ada uap yang lepas ke udara. Prosedur kerjanya yaitu dengan kondensor dihubungkan
dengan pipa bengkok dan labu destilasi untuk menyuling larutan.

Gambar 18. Kondensor
(Sumber :
http://3.bp.alat.com/_uHRfE5hYhkU/S3XPG1MYfSI/AAAAAAAAACs/FMBcvETMxPc/s320/kond
ensor.jpg)

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum pengenalan alat dan bahan ini dapat kita simpulkan bahwa
dalam melakukan suatu praktikum di butuhkan alat serta bahan untuk kelancaran praktikum
itu sendiri. Dimana setiap praktikum menggunakkan alat yang berbeda-beda, dan masingmasing alat tersebut memiliki fungsi, prinsip kerja, serta cara penggunaannya sendiri.
Pemahaman praktikan akan penggunaan alat sangat diperlukan, karena kesalahan penggunaan
alat akan mempengaruhi hasil praktikum, selain itu juga untuk menjaga keselamatan
praktikan itu sendiri dan menjaga alat agar tidak rusak serta mendukung praktikum dalam
validasi data yang dihasilkan oleh praktikan sehingga dapat dianalisa.. Alat-alat ada yang
terbuat dari plastic, dan ada pula terbuat dari kaca, maka dari itu harus menjaga kebersihan
sert menjaga nya.
DAFTAR PUSTAKA
Asegab, Muad. 2011. Bisnis Pembibitan. Jakarta. PT AgroMedia Pustaka.
Campbell, Neil A. 2002. Biologi. Jakarta. Erlangga
Ibnu.1976.Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga
Kenkel, John. 2014. Analytical Chemistry for Technicians, Fourth Edition. CRC Press.
Neilands. 1990. Analisa Kimia. Jakarta : Erlangga.
Saskia, Sinta. 2010. Kamus Biologi SMA. Jagakarsa.: Transmedia.
Sutardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC
Sumanti, Debby M., dkk. 2008. Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan.Universitas
Padjajaran:Jatinangor.
Widhy, Purwanti. 2008. Tools & Technique Basic Labolatory. Jakarta: Pustekkom Depdiknas