Latar Belakang Dan Pelaksanaan PKL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pelaksanaan PKL
Sebagaimana dijelaskan pada pasal 15 Undang-Undang Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003, bahwa Sekolah Menengah Kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dalam bidang yang ditekuni. Sejalan dengan itu, keberadaan
SMK Analis Kimia YKPI Bogor yang telah menyelenggarakan
pendidikan dan latihan sejak tahun 2000/2001 mempunyai visi yaitu
menjadi institusi pendidikan yang menghasilkan tenaga analis kimia yang
kompeten dan religius, dengan salah satu misinya yaitu “menyiapkan
siswa menjadi analis kimia tingkat menengah yang terampil dan
mandiri”.
Salah satu upaya untuk mencapai visi dan misi SMK Analis Kimia
YKPI secara khusus dan tujuan pendidikan SMK secara umum, maka
suatu keharusan untuk membangun, membina, dan mengembangkan
kemitraan antara SMK Analis Kimia YKPI dengan dunia industri dan
institusi lain yang terkait dan ada hubungannya dengan pekerjaan seorang
analis kimia.
Salah satu kemitraan yang perlu dibina antara sekolah dengan
institusi terkait melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau praktik kerja
industri (Prakerin) yang mewajibkan para siswa kelas IV, tepatnya pada
1
2
semester VII. Melalui PKL/Prakerin selain siswa dapat meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam hal metode analisis
dan penggunaan instrumen yang modern untuk analis kimia, juga dapat
menumbuhkan dan meningkatkan wawasan siswa dalam hal-hal yang
termasuk ruang lingkup dunia kerja, antara lain organisasi dan disiplin
kerja, sehingga dengan PKL seorang siswa menjadi lebih siap utnuk
memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Salah satu institusi yang memberikan kesempatan bagi siswa siswi
SMK Analis Kimia YKPI Bogor dapat melaksanakan PKL yaitu PT
GMF AeroAsia. Perusahaan ini merupakan satu institusi yang bergerak
dalam bidang Perawatan Pesawat Udara.
5
1.2
Tujuan pelaksaaan PKL
1.2.1 Tujuan Umum Pelaksanaan PKL
Tujuan umum pelaksanaan PKL yaitu :
1.
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tingkat
akhir di SMK Analis Kimia YKPI Bogor.
2.
Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk
bekal kerja sebagai analis kimia.
3.
Meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
siswa
dalam
penggunaan instrumen yang lebih modern untuk analis kimia
dibandingkan dengan fasilitas yang ada di sekolah.
4.
Menumbuhkan dan meningkatkan wawasan siswa tentang hal-hal
yang termasuk ruang lingkup dunia kerja, antara lain Struktur
Organisasi, Disiplin Kerja, Sistem Kerja, Lingkungan
dan
Keselamatan Kerja.
5.
Memberikan pengalaman kerja kepada siswa tentang dunia kerja
sebelum terjun ke dalamnya.
6.
Memperluas wawasan siswa mengenai masyarakat industri termasuk
berbagai aspek di dalamnya.
7.
Memperkenalkan calon lulusan tenaga analis kimia SMK Analis
Kimia YKPI Bogor kepada instansi PKL.
8.
Mendapatkan masukan dan umpan balik untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pendidikan serta latihan di SMK Analis
Kimia YKPI Bogor.
9.
Dapat menghasilkan lulusan analis kimia yang kompeten dan
berkualitas tinggi.
10. Dapat menyiapkan para siswa sebagai calon tenaga kerja yang
terampil dan mandiri.
5
1.2.1
Tujuan Khusus Pelaksanaan PKL
Tujuan khusus pelaksanaan PKL yaitu :
1. Untuk melakukan Analisa Larutan Plating.
2. Untuk mengetahui Pengujian Chemichal dan Mechanical.
1.2.2
Tujuan Penulisan Laporan
Setelah melaksanakan PKL, siswa diharuskan membuat laporan, yang
bertujuan untuk :
1. Pertanggungjawaban kepada pihak sekolah atas pelaksanaan Praktik
Kerja Lapang (PKL).
2. Mengembangkan pengetahuan siswa dalam mengumpulkan data,
baik yang bersumber dari buku-buku maupun hasil konsultasi
langsung dengan pembimbing dan mengelola kembali sehingga
dapat dituangkan dalam wujud laporan.
3. Menambah daya nalar siswa, terutama dalam mengevaluasi dan
membahas data-data analisis.
1.3
Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung
sejak tanggal 18 Juli 2016 sampai dengan 18 Oktober 2016 di
Laboratorium Pengujian PT GMF AeroAsia, Engine Maintenance Shop,
Bandara Soekarno Hatta.Tangerang Banten
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Perusahaan
Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan nasional
terbesar dan telah diakui oleh dunia maskapai penerbangan internasional.
Sejak dibangun 1949, Garuda Indonesia selalu melakukan pengembangan
untuk meningkatkan kualitas kinerja dan keandalan maskapai. Salah satu
pengembangannya
yaitu
tahun
1984
dengan
berdirinya Garuda
Maintenance Facility Support Center sebagai pusat perawatan pesawat
untuk maskapai Garuda sendiri maupun maskapai lain.
Tahun
1996,
Garuda
Maintenance
Facility
Support
Center
ditransformasikan menjadi SBU (Strategic Bussiness Unit) bernama Garuda
Maintenance Facility yang tetap berdiri di bawah
naungan
maskapai
penerbangan Garuda Indonesia. Hingga kemudian, tahun 2002, Garuda
Maintenance
Facility
Support
Center
dijadikan
perusahaan
mandiri
dengan nama yang kita kenal sekarang sebagai PT Garuda Maintenance
Facility (GMF) AeroAsia.
PT GMF AeroAsia menempati area seluas 115 hektar di area Bandara
Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Area seluas itu menjadikan
GMF sebagai fasilitas perawatan pesawat dengan area terluas di Asia.
Dengan bantuan sumber daya manusia lebih dari 2500 orang, PT GMF
AeroAsia telah mampu melayani berbagai perawatan terhadap bermacam
jenis pesawat. Bahkan hingga kini, PT GMF AeroAsia terus melakukan
pengembangan baik dalam fasilitas dan kapabilitas. Selain itu, PT GMF
AeroAsia sudah mengembangkan proyek pengembangan kapabilitas pada
mesin CFM56-7 (engine Boeing 737 NG) sehingga PT GMFAeroAsia dapat
melakukan proses overhaul CFM56-7 hingga ke tingkat piece part.
6
7
PT GMF AeroAsia berhasil menyabet berbagai macam pengakuan
berupa sertifikat dari berbagai asosiasi penerbangan baik nasional maupun
internasional, seperti DKPPU, EASA, FAA, dan sebagainya.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
2.2.1 Visi PT GMF AeroAsia
PT. GMF AeroAsia menetapkan visi menjadi perusahaan
Top 10 MRO
(Maintenance Repair Organization) dunia di 2020.
2.2.2 Misi PT GMF AeroAsia
Visi tersebut kemudian coba diejawantahkan melalui misi PT
GMF AeroAsia. Misi tersebut adalah menyediakan solusi pesawat
terbang yang terpadu dan handal sebagai kontribusi dalam
mewujudkan lalulintas udara yang aman dan menjamin kehidupan
manusia.
2.3 Daerah Operasional
Semua fasilitas PT GMF AeroAsia terletak di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. Fasilitas terdiri dari gedung seluas
480.000 m2. Termasuk empat hanggar, warehouse, workshops, utility
buildings, ground support equipment building, chemical stores, engine test
cell, dan kantor manajemen.
8
Gambar 2.1 Letak PT GMF AeroAsia di Bandara Soekarno-Hatta
Sumber: www.google.com
Gambar 2.2 Lay-Out PT GMF AeroAsia
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
2.4 Fasilitas Perusahaan
9
Berdiri di atas lahan seluas 115 ha, PT GMF AeroAsia memiliki
berbagai fasilitas pendukung proses terintegrasi perawatan pesawat.
Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya:
A. Hangar
GMF memiliki 4 buah hangar yang memiliki berbagai macam
fasilitas penunjang perawatan atau pemeriksaan yang ditawarkan
GMF. Keempat hanggar tersebut juga dilengkapi berbagai macam
peralatan penunjang seperti crane, alat pendukung keselamatan kerja,
aircraft docking, purpose-bulit area, dan tenaga listrik hingga 400 Hz.
Keempat hanggar tersebut mempunyai fungsi dan kapabilitas yang
berbeda-beda.
1. Hangar 1
Hangar 1 berdiri di atas lahan seluas 22.000 m 2 atau
merupakan hangar terkecil dari keempat hangar. Hangar ini
dipakai untuk perawatan Boeing 747. Hangar ini mampu
menampung dua buah pesawat Boeing 747 side by side.
Gambar 2.3 Hangar 1
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
10
2. Hangar 2
Hangar 2 memiliki luas 22.500 m2 dan digunakan untuk
perawatan ringan bagi pesawat berbadan lebar atau kecil. Hangar
ini melayani perawatan ringan seperti lubrikasi, ganti atau
tambah oli, penggantian filter APU atau engine dan sebagainya.
Hangar ini mampu menampung 3 buah pesawat berbadan besar
dan 2 buah pesawat berbadan kecil. Penggunaan hangar ini
diutamakan untuk pesawat Garuda Indonesia.
Gambar 2.4 Hangar 2
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
11
3. Hanggar 3
Hanggar ini berdiri di area seluas
dapat menampung 6 buah
pesawat
23.000 m 2 sehingga
besar
maupun
kecil.
Hanggar ini terdiri dari 3 bagian dimana masing-masing
bagian dapat menampung satu buah pesawat berbadan besar dan
satu buah pesawat berbadan kecil. Hanggar 3 melayani
perawatan berat bagi Boeing 737-200, 300, 400, 500, 600,
700, 800NG, 900ER Airbus 320-200, McDonald Douglas 80.
Gambar 2.5 Hanggar 3
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
12
4. Hangar 4
Hangar 4 dibangun di atas lahan seluas 66.940 m 2 dan bisa
menampung 16 pesawat narrow body, dimana salah satu line
dikhususkan untuk pekerjaan painting. Hangar ini menjadi salah
satu hanggar terluas dan termodern di Asia. Hangar ini baru
selesai dibangun pada tahun 2015.
Gambar 2.6 Hanggar 4
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
B. Apron
merupakan sebutan bagi tempat parkir pesawat yang akan atau
telah selesai dilakukan perawatan. Apron ini memliki luas hingga
9
343.650m2 sehingga mampu menampung setidaknya 50 pesawat. Selain
itu, tempat ini juga dilengkapi 2 buah bay untuk pencucian pesawat seluas
15.625 m2.
14
C. Workshop
1. Workshop I
Workshop
ini
digunakan
untuk
perawatan
overhaul
komponenkomponen besar pesawat seperti radar domes galleys,
engine pylons, cowling dan thrust reverse doors dan balancing
flight surface.
Jenis pesawat yang dapat diakomodir biasanya
adalah Boeing 747, DC-10, A-300, DC-9, F-28, dan Boeing
737. Perawatan tersebut dilakukan
di fasilitas
sheet-metal
workshop. Selain itu, workshop ini memiliki area untuk
perbaikan brakes, tires, undercarriage, upholstery, sheet, carpet
cutting. Total, workshop ini memiliki luas 10.785 m2.
2. Workshop II
Workshop ini melayani perbaikan peralatan komunikasi,
navigasi dan elektronik yang dimilki pesawat. Workshop ini
dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah Instrument
Electronic Radio and Avionic (IERA) shop yang melayani
reparasi dan pengetesan instrumen penerbang, gyros, navigasi,
komunikasi, radar cuaca, autopilot, bahkan untuk peralatan
semacam modern digital avionic. Bagian kedua adalah Electical
Mechanical and Oxygen (ELMO) shop untuk pengetesan
pneumatica dan hydraulic, fuel flow, pompa tekanan bahan
bakar dan oli. Peralatan pengetesan mencakup CDS test stand,
engine fuel component, mesin pengetesan hidrolik, overhaul
komponen elektrik, peralatan oksigen, life rats dan emergency
slide and rats.
11.814 m2.
Workshop II memiliki luas area dengan total
15
D. Engine Maintenance
Fasilitas Engine Maintenance melayani perbaikan tingkat
tinggi dan pembongkaran besar/overhaul mesin utama pesawat dan
APU, seperti engine CFM56-3, CFM56-7, GTCP-85, dan GTCP131 9A/9B. Fasilitas ini pun sedang melakukan 11 pengembangan
untuk perbaikan dan overhaul CFM56-5.
Fasilitas
ini
melayani
dari
pembersihan, NDT, Visual
inspection dan Bearing inspection, hingga repair dengan metode
welding dan thermal spray.
15
Gambar 2.7 Engine Maintenance
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
E. Engine Test Cell
Fasilitas ini digunakan untuk mengetes mesin dan APU
hasil perbaikan yang dilakukan di engine shop. Fasilitas ini
mampu mengakomodasi pengetesan hingga thrust 100.000 lb.
Fasilitas ini dibangun tahun 1989 diatas tanah seluas 1.577 m2.
Tahun 2013, fasilitas ini telah mengalami pengembangan pada
sistem kontrol pengetesannya menjadi lebih modern dan efisien.
`
15
Gambar 2.8 Engine Test Cell
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
F. Ground Support Equipment (GSE) Center
Fasilitas ini berfungsi sebagai penyimpan komponen siap
pakai (servicable) sehingga kelancaran penerbangan pesawat tetap
terkendali walau terdapat masa perawatan. Komponen-komponen
siap pakai ini dicadangkan agar jika dalam inspeksi yang dilakukan
di engine shop komponen tersebut dinyatakan harus diganti
dengan yang baru, komponen tersebut tidak perlu lagi dipesan dari luar
negeri yang memakan waktu lama. Selain itu fasilitas ini juga
menyediakan
pelayanan
perawatan
IJTE (Industrial Jet Turbine
Engine) atau mesin jet turbin yang dipakai oleh non-aircraft, seperti
pembangkit listrik.
18
G. Fasilitas Penunjang
Fasilitas-fasilitas penunjang semua kegiatan GMF diantaranya
adalah:
1. General Storage yang menyimpan suku cadang seluas 11.644 m2
2. Utility Building seluas 3.240 m2 Sebagai sumber listrik PT GMF
AeroAsia
3. Special Storage seluas 2.593 m2 untuk menyimpan bahan-bahan
kimia.
4. Industrial Waste Treatment seluas 573 m2 yang digunakan
untuk mengolah limbah yang ada di PT GMF AeroAsia.
5. Management Building seluas
17.000
m2 sebagai
administrasi PT GMF AeroAsia.
Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar
2.9 Struktur Organisasi PT GMF AeroAsia
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
pusat
19
2.5 Sekilas Mengenai Engine Maintenance
Dinas Engine Maintenance merupakan bagian dari PT GMF
AeroAsia yang bertanggung jawab di jasa perawatan atau perbaikan engine
dan APU pada pesawat. Engine
Maintenance terdiri dari tiga subdinas, yakni:
A. Finance and Administration SM (TVF).
B. Production (TVP).
C. Business Support
D. Enginering dan Planing
Gambar 2.10 Struktur Organisasi Engine Maintenance
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
20
2.6 Laboratorium
Laboratorium Pengujian PT. GMF AeroAsia merupakan salah satu
unit material processing (TVP5) di Engine shop yang bertugas melaksanakan
pelayanan pengujian chemical dan mechanical.
Pengujian Chemical meliputi:
Fuel Test
Oil Test
Plating solution test
Cleaning solution test
Bearing solution test
Pengujian Mechanical meliputi:
Rockwell hardness Test
Hardness mickro vickers Test
Metallographic Test
Tensile Strength Test
Shear Test
BAB III
TINJAUAN PUSAKA
3.1 Pengertian Elektro Plating
Elektro plating adalah suatu proses pengendapan suatu logam
pelindung yang dikehendaki diatas logam lain dengan cara
elektrolisa. Biasa dilakukan dalam suatu bejana yang disebut
elektrolisa yang berisi cairan elektrolit / larutan.
Pada larutan ini tercelup paling tidak dua elektroda. Masing-masing
elektroda dihubungkan dengan arus listrik, yang terbagi menjadi
kutup positif (+) dan negatif (-) dikenal sebagai anoda (+) dan katoda
(-) .
Gambar rangkaian proses Elektro plating
19
22
Selama proses plating berlangsung terjadi reaksi kimia pada
daerah elektroda / elektrolit, baik reaksi reduksi maupun reaksi
oksidasi. Karena pada proses plating reaksi diharapkan berjalan terus
menerus menuju arah tertentu secara tetap, maka hal yang paling
penting dalam proses ini adalah mengoperasikan proses ini dengan
menggunakan arus searah.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa ada 4 bagian yang
utama ( penting ) dari suatu sistem plating. Keempat bagian yang
harus ada didalam suatu unit plating adalah :
- Larutan elektrolit
- Anoda
- Katoda ( benda kerja)
- Sirkuit luar
3.2 Larutan Elektrolit
Setiap larutan elektrolit yg dijadikan rendaman tempat proses plating
berlangsung harus mengandung bahan-bahan terlarut yang sekurangkurangnya memiliki satu dari fungsi berikut ini :
1. Menyediakan sumber logam yang ingin diendapkan
2. Konduktif
3. Bertindak sebagai buffer ( pengatur pH )
4. Memodifikasi atau mengatur bentuk fisik dari endapan
5. Membantu pelarutan anoda.
Adapun larutan yang digunakan dalam proses plating dapat
bersifat asam maupun basa.
23
3.3 Proses Elektroplating
Secara garis besar proses plating dapat dibagi menjadi tiga tahap sebagai
berikut :
Tahap 1. : Proses persiapan
Tahap 2. : Proses plating
Tahap 3. : Proses pengerjaan akhir
Tahap 1. Proses persiapan.
Sebelum plating dilakukan pada suatu benda kerja, permukaan benda
kerja tersebut harus berada dalam kondisi yang betul-betul bersih, bebas dari
segala macam pengotor. Persyaratan ini mutlak perlu agar bisa didapat hasil
plating yang baik. Secara umum persiapan ini harus memenuhi 2 tujuan:
a. Menghilangkan semua pengotor pada benda kerja
b. Mendapatkan keadaan fisik permukaan yang baik.
Jenis kotoran yang biasa dijumpai pada permukaan logam dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. kotoran organik
b. kotoran anorganik/oksida.
Pemilihan teknik persiapan ini tergantung dari kontaminan, secara umum
dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
a. Cara mekanik
b. kimia dan elektrokimia.
Tahap 2. proses plating.
Setelah benda kerja benar-benar bersih, maka benda kerja tsb sudah
siap untuk dilapisi. Cara melapisi : benda kerja dilapisin katoda,
dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang diinginkan. Sedangkan
anodanya biasanya berbentuk batangan atau lempengan dari logam
pelapis.
15
Adapun kondisi operasi yang perlu direncanakan adalah:
- rapat arus
- waktu
- temperatur
- komposisi larutan elektrolit.
Tahap 3. proses pengerjaan akhir.
Benda kerja setelah mengapami proses plating, perlu dibilas (dicuci
bersih), dikeringkan dan dioven, polishing untuk menghilangkan residu.
3.4 Proses Pengerjaan Cadmium Plating
Proses Cadmium Plating menggunakan tiga jenis larutan, yaitu;
1. Larutan Sulfuric Etching
2. Larutan Nickel Strike
3. Larutan Cadmium Plating
3.4.1
Pembuatan dan pengecekkan larutan Sulfuric
Acid
Komposisi pembuatan larutan :
Sulfuric Acid ; 330 mL/L
Limit pengecekkan :
Sulfuric Acid ; 225 – 330 mL/L
3.4.2
Pembuatan dan pengecekkan larutan Nickel
Strike
Komposisi pembuatan larutan :
Nickel Chloride : 240 g/L
Hydrochloric Acid : 95 mL/L
Limit pengecekkan :
-
50 – 100 g/L
-
80 – 120 mL/L
23
3.4.3
Pembuatan dan pengecekkan larutan Cadmium Plating
Komposisi pembuatan larutan :
Kadmium Oksida (CdO): 20gr/L
Potasium Sianida(KCN): 120gr/L)
Limit pengecekkan :
-
Metallic Cd
: 20 – 25 gr/L
FreeKCN
: 53-66 gr/L
24
3.5
Prosedur standar Cadmium plating
Degreasing
Sulfuric Etching
Blasting (optional)
Rinsing dan Drying
Rinsing
Nikel Strike
Cadmium Plating
Rinsing
Rinsing dan Drying
Final Rinsing dan
Drying
25
Keterangan:
1) Degreasing
Dilakukan secara manual dengan melakukan proses perendaman
menggunakan pelarut organik
2) Blasting
Dapat dilakukan kering/basah pada masing masing plating.
3) Rinsing dan Drying
Ini dilakukan didalam air mengalir selama 2-3 menit,dibersihkan dan
disaring disemprotkan udara panas yang digunakan untuk drying yang
suhunya dibawah 100oc.
4) Cadmium Platting
Transfer bagian untuk larutan standar kadmium plating
5) Final Rinsing dan Drying
Ini akan dilakukan dengan aquades selama 2-3 menit,air panas dapat
digunakan untuk membantu pengeringan pada suhu dibawah 60oC
Pengeringan harus dilakukan dalam tungku udara pada suhu dibawah
60oC
BAB IV
KEGIATAN DI LABORATORIUM
4.1
Penetapan Kadar Asam Sulfat dalam larutan Sulfuric Etching
A.
Tujuan
Untuk menetapkan kadar Asam Sulfat dalam larutan Sulfuric
Etching.
B.
Alat dan Bahan
Larutan contoh : Larutan Asam sulfat
Air Suling
Natrium Hidroksida 1N
0,1% indikator Phenolphtalein
Buret 50 mL
Erlenmeyer
Pipet volum 2 mL
C.
Cara Kerja
1. Pipet 2 mL larutan contoh
2. Dimasukan kedalam 250 mL Erlenmeyer
3. Dilarutkan dalam 100 mL air suling
4. Tambahkan beberapa tetes Indikator Phenolphtalein
5. Titrasi menggunakan Natrium Hidroksida 1N sampai larutan
berubah warna menjadi kuning (A mL)
26
27
D.
Reaksi
2NaOH + H2SO4
E.
Na2SO4 + 2H2O
Perhitungan
H2SO4 mL/L = A mL x 13,93
A mL= Volume titrasi rata-rata
26
28
4.2 Penetapan kadar Nikel dan Asam Klorida dalam larutan Nikel Strike
4.2.1 Penetapan kadar Nikel Klorida
A. Tujuan
Untuk menentukan kadar Nikel dalam larutan Nickel Strike.
B. Alat dan Bahan
Contoh: larutan Nikel Strike
Pipet tetes
Pipet ukur 25 mL
Pipet volume 5 mL
Silver Nitrat 0,1N
Potasium Iodida 100 g/L
Aquades
Sodium sianida 0,5 N
Asam sitrat 20%
C. Cara Kerja Penentuan Kadar Nikel
1. Pipet larutan contoh sebanyak 5 mL,dimasukan kedalam
erlenmeyer 250 mL.
2. Tambahkan 50 mL air, dan tambahkan amonia tetes demi
tetes sampai larutan berwarna biru jernih.
Catatan: jika larutan tersebut menjadi biru berawan,
tambahkan 25 mL asam sitrat dan beberapa tetes amonia
sampi berwarna biru jernih.
26
29
3. Tambahkan 2 ml AgNO3 O,1N dan tambhakan 1 mL
potasium iodide.
4. Titrasi dengan A mL Sodium Sianida sampai larutan
menjadi bening.
5. Titrasi dilakukan secara duplo.
D. Reaksi
NiCl2 + 2NaCN
Ni(CN)2 + 2NaCl2
E. Perhitungan Kadar Nikel
26
30
4.2.2 Penetapan kadar HCL dalam larutan Nickel Strike
A. Tujuan
Untuk menentukan kadar HCL dalam larutan Nickel Strike
B. Alat dan Bahan
Contoh: larutan nikel strike
100 g/L potasium kromat
Indikator metil merah
Pipet volum 10 mL
Pipet Ukur 10 mL
Silver Nitrat 0,1N
Potasium Iodida 100 g/L
Air Suling
C. Cara Kerja Penentuan Kadar Asam Klorida
1. Pipet 10 mL larutan contoh, masukan kedalam 200 mL
beker gelas.
2. Tambahkan 10 mL air suling.
3. Tambahkan 3 tetes indikator metil merah
4. Teteskan larutan NaOH 0.1N untuk menetralkan
5. Tambahkan 10 tetes Potassium Chromat
6. Titrasi mengunakan Silver Nitrat 0,1 N sampai terbentuk
endapan berwarna kuning kecoklatan.
7. Titrasi dilakukan secara duplo.
26
31
D. Reaksi
HCL + AgNO3
AgCl + HNO3
E. Perhitungan
B = Volume rata-rata AgNO3
26
33
4.3
Penetapan kadar Cadmium dan Potasium Sianida Bebas dalam
larutan Cadmium Plating
4.3.1 Penetapan kadar Cadmium dalam larutan Cadmium Plating
A. Tujuan
Untuk menetapkan kadar Cadmium dalam larutan Cadmium
Plating.
B. Alat dan Bahan
Contoh: Larutan kadmium plating
Amperemeter
Air Suling
Elektroda platina
Timbangan analitik
Desikator
Oven
Pipet volum 50 ml
Magnetik stirrer
Beker gelas
C. Cara kerja
1. Timbang berat dari platinum elektroda sebelum di elektrolisis
(A gram) .
2. Pipet 50 mL larutan contoh, dimasukan kedalam beker gelas
500 mL
26
33
3. Tambahkan aquades 250 mL, atau sampai elektoda Platina
terendam.
4. Setelah itu larutan tersebut diaduk menggunakan magnetik
sterer.
5. Lakukan proses elektrolisis pada arus 1,5 amp selama 1 jam
30 menit
6. Selanjutnya bilas elektroda platina dengan aquades, lalu bilas
dengan Aseton.
7. Keringkan dalam dalam oven sekitar 30 menit.
8. Dinginkan dalam desikator.
9. Timbang berat elektroda platina (B gram).
F. Reaksi
Reaksi kimia Cd Plating Elektrolisis
Katoda (-) : Cd2+ + 2e-
Cd
Anoda (+) : H2 + 2OH-
2H2O + 2e-
Reaksi sel = Cd2+ + H2 +2OH-
Cd + 2H2O
G. Perhitungan
Berat Cd (gram) = B gram – A gram
Kadar Cd (gr/L) = (B gram – A gram) x 20
A = Berat Elektroda Platina sebelum di elektolisis
B =Berat Elektroda Platina sesudah di elektrolisis
26
34
4.3.2 Penetapan kadar total Potasium Sianida dalam larutan
...Cadmium Plating.
A. Tujuan
Untuk menetapkan kadar total Potasium Sianida dalam larutan
Cadmium Plating
B. Alat dan Bahan
Contoh : Larutan Cadmium Plating
Sodium Hidroksida 10%
Ammonium hidroksida 40%
Potasium iodida 10%
Air suling
Silver Nitrat 0,1 N
Pipet Volum 2 mL
Pipet Ukur 5 mL
Pipet Ukur 10 mL
Erlenmeyer 250 mL
Buret 50 mL
84
35
C. Cara Kerja
1. Pipet 2 mL larutan Cadmium Plating.
2. Dimasukan kedalam erlenmeyer, ditambahkan 10mL.
Sodium hidroksida 10% dan 5 mL Ammonium
Hidroksida 40%.
3. Tambahkan KI 10% sebanyak 2 mL, dan dilarutkan
dengan aquades.
4. Titrasi menggunakan AgNO3 1N , Sampai mencapai titik
akhir berwarna kuning.
5. Titrasi dilakukan secara duplo.
D. Reaksi
Cd(CN)2 + 2AgNO3
Cd(NO3)2 + 2AgCN
E. Perhitungan
KCN Combined (Lihat Tabel, Lampiran 1)
85
BAB IV
TINJAUAN UMUM
5.1 Hasil
Berikut ini adalah data hasil analisis Larutan pada proses Cadmium
Plating pada bulan Juli, Agustus, September dengan metode pengujian
Volumetri dan Elektrogravimetri di PT GMF AeroAsia, dapat di lihat
pada Data berikut:
5.1.1 Penetapan Kadar Asam Sulfat
Penetapan
Kadar Asam
Sulfat
N NaOH
V Rata-rata
Kadar asam
sufat
Satuan
Juli
Agustus
September
N
mL
1,03013
17,70
1,0577
17,90
1,0198
17,90
ml/L
253,99
251,81
254,28
KadarAsamSulfat
350
Max330 mL/L
330
310
290
270
Kadar Asam Sulfat
250
230
MIN225 mL/L
210
Juli
Agustus
36
September
37
5.1.2 Penetapan Kadar Nikel dan HCL
a. Penetapan Kadar Nikel
Penetapan kadar Nikel
satuan
Juli
Agustus
September
Strenght NaCN
Volume rata-rata A
Kadar Ni
N
mL
gr/L
0,4231
24,3
59,17
0,4420
22,6
57,46
0,5274
18,7
56,04
Kadar Nikel
150
130
Max100 gr/L
110
90
Kadar nikel
70
Min50 gr/L
50
30
Juli
Agustus
September
38
b. Penetapan Kadar HCl
Penetapan kadar HCl
Normalitas AgNO3
Volume rata-rata B
Kadar HCL
satuan
N
mL
ml/L
Juli
0,1027
13,9
86,96
Agustus
0,1070
12,5
85,65
September
0,10942
11,7
94,83
Kadar HCL
125
Max 120
115
105
95
Kadar HCL
85
MIn 80 ml/L
75
65
Juli
Agustus
September
39
5.1.3 Penetapan Kadar Cadmium dan Kadar Potasium Sianida
Bebas dalam larutan Cadmium Plating
a. Penetapan Kadar Cadmium
Penetapan kadar
Cadmium
Berat katoda sebelum
analisa
Berat katoda sesudah
analisa
Satuan
Juli
Agustus
September
gr
15,5655
15,5226
15,5220
gr
16,6286
16,63665
16,6435
Berat Cadmium
gr
1,0831
1,1139
1,1215
Kadar Cadmium
gr/L
21,66
22,28
22,43
Kadar Cadmium
29
27
Max25
25
23
Kadar Cadmium
21
Min 20 gr/L
19
17
15
Juli
Agustus
September
40
b. Penetapan Kadar KCN Free
Penetapan Kadar
KCN
Satuan
Juli
Agustus
September
Normalitas AgNO3
N
0,1027
0,1070
0,10942
Volume rata-rata
mL
15,60
15,15
16,00
KCN total
gr/L
103,34
105,59
112,92
KCN Free
gr/L
54,02
53,79
62,10
Kadar KCN Free
80
Kadar KCN Free
75
70
Max66
65
60
55
Min 53
50
45
40
Juli
Agustus
September
41
5.2 Pembahasan
Bisa dilihat pada tabel dan grafik diatas bahwa semua parameter
pengujian untuk ketiga larutan yang digunakan untuk proses Cadmium Plating
adalah memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam standar.
Pada bulan Agustus, hasil analisa larutan Cadmium Plating dapat dilihat
bahwa kadar KCN bebas sudah pengalami penurunan, sehingga diperlukan
penambahan serbuk Potasium Sianida untuk menjaga agar kadar KCN bebas
selalu dalam rentang yang dipersyaratkan. Penambahan dilakukan dan pada
analisa bulan September terlihat kadar KCN mengalami kenaikan dan masih
dalam batas yang dipersyaratkan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Mekanisme perawatan larutan plating yang baik sangat dibutuhkan
untuk memelihara larutan plating agar selalu berada dalam kondisi yang
sesuai dengan standard. Dibutuhkan analisa secara rutin agar kondisi
larutan dapat terkontrol dengan baik. Sehingga proses pelapisan akan
menghasilkan produk yang baik dan sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan. Mekanisme perawatan dilakukan untuk menjaga komposisi
larutan plating agar dapat dipakai memiliki konsentrsi standard.
6.2 Saran
Pada kesempatan ini, penulis memberikan saran yang diharapkan dapat
dijadikan pertimbangan :
1. Penulis
mengharapkan
PT
GMF
AeroAsia
dapat
meningkatkan kerjasama antara SMK ANALIS KIMIA
YKPI Bogor untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
maupun untuk berkerja.
2. PT GMF AeroAsia dapat terus mengembangkan produk –
produknya lebih banyak lagi dan mempertahankan kualitas.
42
DAFTAR PUSTAKA
CFM 56 Standard Practice Manual
Engineering Instruction No: TEA/AG/20-0020
Rolls Royce Engine Overhaul Process Manual
CFM 56 Solution Manual
43
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel KCN
44
45
Lampiran 2. Proses Elektrolisis
46
Lampiran 3. Platina Elektroda
47
Lampiran 4. Magnetic Stirrer
48
Lampiran 5. Oven
49
Lampiran 6. Ampermeter
50
Lampiran 7. Neraca Analitik
Lampiran , Jurnal Kegiatan PKL
LAPORAN KEGIATAN PKL
Nama siswa
: Alvita Karina
Intitusi PKL
: PT GMF AeroAsia
Soekarno Hatta International Airport, Cengkareng,
Kec. Tangerang, Banten 19100
Pembimbing : Dede Siti Nurbaeti
Imron Ahyari
Yunia Harsih
NO.
1.
Hari, Tanggal
Senin, 18 Juli
Jam
07.00 -
2016
16.00
Kegiatan
Pengenalan pembimbing
dan staf
Membuat larutan kalling
2.
3.
Selasa, 19 Juli
07.00 -
2016
16.00
Rabu, 20 Juli
07.00 -
2016
16.00
Melakukan analisa Sealing /
S1077
Menerjemahkan prosedur
Menerjemahkan prosedur
51
52
4.
Kamis, 21 Juli
07.00 -
2016
16.00
Melakukan analisa Ardrox
185 FA/L
Melakukan analisa Ardrox
185 P/S
Melakukan analisa Ardrox
633
Melakukan analisa Ardrox
188
Melakukan analisa Ardrox
2302
Melakukan analisa Turco
5.
Jumat, 22 Juli
07.00 -
2015
16.00
4181
Melakukan analisa 185 L
(Bearing Cleaning)
Melakukan analisa Mil-PRF
/ 6085
6.
Senin, 25 Juli
07.00 -
2016
16.00
Melakukan uji Hardness
Melakukan analisa CD
Plate / OP 307
Melakukan analisa Nickel
Strike /S1058
H2SO4 Slec ETCH /S1059
7.
Selasa, 26 Juli
07.00 -
Melakukan analisa Fuel
Melakukan analisa Ardrox
53
2016
16.00
633
Melakukan analisa Fuel
(Microbial Test)
Melakukan analisa Ardrox
185 L TI
Melakukan analisa Ardrox
185 FA
8.
Rabu, 21 Juli
07.00 -
2016
16.00
Melakukan uji Hardness
Melakukan analisa ardrox
1218
Melakukan analisa Fuel
(Microbial Test)
9.
Kamis, 22 Juli
07.00 -
2016
16.00
Melakukan analisa Fuel
(Microbial Test)
Membuat larutan
Melakukan uji Metallografi
10.
Jumat, 23 juli
07.00 -
2016
16.00
Melakukan uji Hardness
Melakukan analisa Ardrox
9704
Melakukan uji Hardness
10.
Jumat, 23 Juli
07.00 -
Malakukan uji Tensile
Melakukan uji Metalografi
11.
2016
Senin, 1 Agustus
16.00
07.00 -
Melakukan Standarisasi
2016
16.00
larutan
53
Melakukan uji Tensile
Melakukan uji Metalografi
Melakukan uji Vickers
Hardness
Melakukan analisa Ardrox
9704 (Water Content)
Melakukan analisa Ardrox
185 ( Fuel Nozzle)
Melakukan analisa Ardrox
9705 (Water Content)
12.
Selasa, 2 Agustus
07.00 -
2016
16.00
Melakukan Analisa Ardrox
9704 (Water Content)
Melakukan Standarisasi
larutan
13.
Membuat larutan
Membuat Larutan Etching
Rabu, 3 Agustus
07.00 -
2016
16.00
14.
Kamis, 4 Agustus
07.00 -
Melakukan uji Hardness
15.
2016
Jumat, 5 Agustus
16.00
07.00 -
Melakukan uji Metalografi
Melakukan uji Hardness
16
2016
Senin, 6 Agustus
16.00
07.00 -
Membuat Larutan Alodine
17.
2016
Selasa, 7 Agustus
16.00
07.00 -
Membuat Larutan Etching
18.
2016
Rabu, 8 Agustus
16.00
07.00 -
Melakukan uji Metalografi
53
19.
2016
Kamis, 9 Agustus
16.00
07.00 -
Melakukan uji Hardness
Melakukan Fuel
20.
2016
Jumat,10 Agustus
16.00
07.00 -
Melakukan analisa Nitric
2016
16.00
Acid /S1003
Melakukan analisa Silver
Strike /S1075
Melakukan analisa Cu Ag
Stripping /S1003
Melakukan analisa Silver
21.
Senin, 15 Agustus 07.00 2016
16.00
Platting /S1065
Melakukan analisa Silver
Strike /S1075
Membuat larutan
21.
Senin, 16 Agustus 07.00 2016
22.
16.00
Selasa, 17
07.00 -
Agustus 2016
16.00
Melakukan standarisasi
lautan
Melakukan analisa Fuel
Melakukan analisa Turco
5668
Melakukan analisa 4181L
Melakukan analisa Fuel
23.
Rabu, 18 Agustus
SAKIT
24.
2016
Kamis, 19
07.00 -
Agustus 2016
16.00
(Microbial Test)
SAKIT
Melakukan Analisa fuel
(Microbial Test)
53
Melakukan analisa Ardrox
185 P/S
Melakukan Analisa Ardrox
18 L (Bearing Cleaning)
Melakukan Analisa Ardrox
25.
Jumat, 19
07.00 -
2302
Melakukan analisa Mil-Prf-
26
Agustus 2016
Senin 22 Agustus
16.00
07.00 -
6085 L (Water Content)
Melakukan uji Metallografi
27
2016
16.00
Selasa 23 Agustus 07.00 2016
16.00
Melakuka uji Tensile
Melakukan analisa Ardrox
185 p/s
Melakukan analisa Ardrox
2302
Melakukan Analisa Ardrox
28
Rabu 24 Agutus
07.00 -
2016
16.00
188
Melakukan Analisa Ardrox
6333
Melakukan Analisa Ardrox
185 FA
Melakukan Analisa Ardrox
185 Ti
Melakukan Analisa Ardrox
1218
Melakukan analisa Fuel
53
Melakukan Analisa Ardrox
1873
29
Kamis 25
07.00 -
Agustus 2016
16.00
Melakukan analisa Nickel
Strike
Melakukan Analisa Sulfuric
Etching
Melakukan analisa
30
Jumat 26 Agustus
07.00 -
Cadmium Plating
Melakukan uji Fuel
31
2016
Senin 29 Agustus
16.00
07.00 -
Melakukan Analisa Ardrox
2016
16.00
185 FA
Melakukan Analisa Ardrox
185 Ti
Melakukan Analisa Ardrox
1218
Melakukan Analisa Ardrox
32
Selasa 30 Agustus 07.00 -
185 p/s
Melakukan Uji Fuel
33
2106
Kamis 1
16.00
07.00 -
Melakukan Analisa Ardrox
September 2016
16.00
185 FA
Melakukan Analisa Ardrox
185 Ti
53
33
Jumat 2
07.00 -
September 2016
16.00
Melakukan Analisa Ardrox
9704 Penetrant
Melakukan Analisa Ardrox
34
Senin 5September 07.00 -
9705 Penetrant
Melakukan Analisa Ardrox
2016
16.00
9704 Penetrant
35
Selasa 6
07.00 -
Melakukan Uji Hardness
Melakukan uji Fuel
36
September 2016
Kamis 8
16.00
07.00 -
Melakukan analisa Silver
September 2016
16.00
Strike /S1075
Melakukan analisa Cu Ag
Stripping /S1003
Melakukan analisa Silver
Platting /S1065
Melakukan analisa
36
Jumat 9
07.00 -
September 2016
16.00
Activating
Melakukan analisa Engine
Oil
Melakukan uji Fuel
37
Rabu 14
07.00 -
September 2016
16.00
Melakukan Analisa Turco
4181L
53
Melakukan Analisa Turco
5668
38
Selasa 20
07.00 -
Melakukan Uji Fuel
39
September 2016
Rabu 21
16.00
07.00 -
Melakukan Uji Fuel
40
September 2016
Kamis 22
16.00
07.00 -
Melakukan analisa H2SO4
September 2016
16.00
elektrolitic Etching
Melakukan analisa Nickel
Strike Solution
Melakukan analisa
41
Senin 26
07.00 -
Cadmium Plating
Melakukan Uji Fuel
42
September 2016
Selasa 27
16.00
07.00 -
Melakukan Analisa Ardrox
September 2016
16.00
185 FA
Melakukan Analisa Ardrox
185 Ti
Melakukan Analisa Ardrox
43
Kamis 29
07.00 -
185 p/s
Melakukan uji Fuel
44
September 2016
Jumat 30
16.00
07.00 -
Melakukan Uji Ardrox 185
45
September 2016
Senin 3 Oktober
16.00
07.00 -
FA
Menyusun Laporan
46
2016
Selasa 4 Oktober
16.00
07.00 -
Membuat larutan Alodine
53
47
2016
Rabu 5 Oktober
16.00
07.00 -
Melakukan Uji Fuel
48
2016
Kamis 6 Oktober
16.00
07.00 -
Melakukan analisa ardrox
2016
16.00
Jumat 7 Oktober
07.00 -
2016
16.00
49
9704 Penetrant
Standarisasi larutan
Melkukan Analisa Silver
Strike
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pelaksanaan PKL
Sebagaimana dijelaskan pada pasal 15 Undang-Undang Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003, bahwa Sekolah Menengah Kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dalam bidang yang ditekuni. Sejalan dengan itu, keberadaan
SMK Analis Kimia YKPI Bogor yang telah menyelenggarakan
pendidikan dan latihan sejak tahun 2000/2001 mempunyai visi yaitu
menjadi institusi pendidikan yang menghasilkan tenaga analis kimia yang
kompeten dan religius, dengan salah satu misinya yaitu “menyiapkan
siswa menjadi analis kimia tingkat menengah yang terampil dan
mandiri”.
Salah satu upaya untuk mencapai visi dan misi SMK Analis Kimia
YKPI secara khusus dan tujuan pendidikan SMK secara umum, maka
suatu keharusan untuk membangun, membina, dan mengembangkan
kemitraan antara SMK Analis Kimia YKPI dengan dunia industri dan
institusi lain yang terkait dan ada hubungannya dengan pekerjaan seorang
analis kimia.
Salah satu kemitraan yang perlu dibina antara sekolah dengan
institusi terkait melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau praktik kerja
industri (Prakerin) yang mewajibkan para siswa kelas IV, tepatnya pada
1
2
semester VII. Melalui PKL/Prakerin selain siswa dapat meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam hal metode analisis
dan penggunaan instrumen yang modern untuk analis kimia, juga dapat
menumbuhkan dan meningkatkan wawasan siswa dalam hal-hal yang
termasuk ruang lingkup dunia kerja, antara lain organisasi dan disiplin
kerja, sehingga dengan PKL seorang siswa menjadi lebih siap utnuk
memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Salah satu institusi yang memberikan kesempatan bagi siswa siswi
SMK Analis Kimia YKPI Bogor dapat melaksanakan PKL yaitu PT
GMF AeroAsia. Perusahaan ini merupakan satu institusi yang bergerak
dalam bidang Perawatan Pesawat Udara.
5
1.2
Tujuan pelaksaaan PKL
1.2.1 Tujuan Umum Pelaksanaan PKL
Tujuan umum pelaksanaan PKL yaitu :
1.
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tingkat
akhir di SMK Analis Kimia YKPI Bogor.
2.
Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk
bekal kerja sebagai analis kimia.
3.
Meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
siswa
dalam
penggunaan instrumen yang lebih modern untuk analis kimia
dibandingkan dengan fasilitas yang ada di sekolah.
4.
Menumbuhkan dan meningkatkan wawasan siswa tentang hal-hal
yang termasuk ruang lingkup dunia kerja, antara lain Struktur
Organisasi, Disiplin Kerja, Sistem Kerja, Lingkungan
dan
Keselamatan Kerja.
5.
Memberikan pengalaman kerja kepada siswa tentang dunia kerja
sebelum terjun ke dalamnya.
6.
Memperluas wawasan siswa mengenai masyarakat industri termasuk
berbagai aspek di dalamnya.
7.
Memperkenalkan calon lulusan tenaga analis kimia SMK Analis
Kimia YKPI Bogor kepada instansi PKL.
8.
Mendapatkan masukan dan umpan balik untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pendidikan serta latihan di SMK Analis
Kimia YKPI Bogor.
9.
Dapat menghasilkan lulusan analis kimia yang kompeten dan
berkualitas tinggi.
10. Dapat menyiapkan para siswa sebagai calon tenaga kerja yang
terampil dan mandiri.
5
1.2.1
Tujuan Khusus Pelaksanaan PKL
Tujuan khusus pelaksanaan PKL yaitu :
1. Untuk melakukan Analisa Larutan Plating.
2. Untuk mengetahui Pengujian Chemichal dan Mechanical.
1.2.2
Tujuan Penulisan Laporan
Setelah melaksanakan PKL, siswa diharuskan membuat laporan, yang
bertujuan untuk :
1. Pertanggungjawaban kepada pihak sekolah atas pelaksanaan Praktik
Kerja Lapang (PKL).
2. Mengembangkan pengetahuan siswa dalam mengumpulkan data,
baik yang bersumber dari buku-buku maupun hasil konsultasi
langsung dengan pembimbing dan mengelola kembali sehingga
dapat dituangkan dalam wujud laporan.
3. Menambah daya nalar siswa, terutama dalam mengevaluasi dan
membahas data-data analisis.
1.3
Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung
sejak tanggal 18 Juli 2016 sampai dengan 18 Oktober 2016 di
Laboratorium Pengujian PT GMF AeroAsia, Engine Maintenance Shop,
Bandara Soekarno Hatta.Tangerang Banten
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Perusahaan
Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan nasional
terbesar dan telah diakui oleh dunia maskapai penerbangan internasional.
Sejak dibangun 1949, Garuda Indonesia selalu melakukan pengembangan
untuk meningkatkan kualitas kinerja dan keandalan maskapai. Salah satu
pengembangannya
yaitu
tahun
1984
dengan
berdirinya Garuda
Maintenance Facility Support Center sebagai pusat perawatan pesawat
untuk maskapai Garuda sendiri maupun maskapai lain.
Tahun
1996,
Garuda
Maintenance
Facility
Support
Center
ditransformasikan menjadi SBU (Strategic Bussiness Unit) bernama Garuda
Maintenance Facility yang tetap berdiri di bawah
naungan
maskapai
penerbangan Garuda Indonesia. Hingga kemudian, tahun 2002, Garuda
Maintenance
Facility
Support
Center
dijadikan
perusahaan
mandiri
dengan nama yang kita kenal sekarang sebagai PT Garuda Maintenance
Facility (GMF) AeroAsia.
PT GMF AeroAsia menempati area seluas 115 hektar di area Bandara
Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Area seluas itu menjadikan
GMF sebagai fasilitas perawatan pesawat dengan area terluas di Asia.
Dengan bantuan sumber daya manusia lebih dari 2500 orang, PT GMF
AeroAsia telah mampu melayani berbagai perawatan terhadap bermacam
jenis pesawat. Bahkan hingga kini, PT GMF AeroAsia terus melakukan
pengembangan baik dalam fasilitas dan kapabilitas. Selain itu, PT GMF
AeroAsia sudah mengembangkan proyek pengembangan kapabilitas pada
mesin CFM56-7 (engine Boeing 737 NG) sehingga PT GMFAeroAsia dapat
melakukan proses overhaul CFM56-7 hingga ke tingkat piece part.
6
7
PT GMF AeroAsia berhasil menyabet berbagai macam pengakuan
berupa sertifikat dari berbagai asosiasi penerbangan baik nasional maupun
internasional, seperti DKPPU, EASA, FAA, dan sebagainya.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
2.2.1 Visi PT GMF AeroAsia
PT. GMF AeroAsia menetapkan visi menjadi perusahaan
Top 10 MRO
(Maintenance Repair Organization) dunia di 2020.
2.2.2 Misi PT GMF AeroAsia
Visi tersebut kemudian coba diejawantahkan melalui misi PT
GMF AeroAsia. Misi tersebut adalah menyediakan solusi pesawat
terbang yang terpadu dan handal sebagai kontribusi dalam
mewujudkan lalulintas udara yang aman dan menjamin kehidupan
manusia.
2.3 Daerah Operasional
Semua fasilitas PT GMF AeroAsia terletak di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. Fasilitas terdiri dari gedung seluas
480.000 m2. Termasuk empat hanggar, warehouse, workshops, utility
buildings, ground support equipment building, chemical stores, engine test
cell, dan kantor manajemen.
8
Gambar 2.1 Letak PT GMF AeroAsia di Bandara Soekarno-Hatta
Sumber: www.google.com
Gambar 2.2 Lay-Out PT GMF AeroAsia
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
2.4 Fasilitas Perusahaan
9
Berdiri di atas lahan seluas 115 ha, PT GMF AeroAsia memiliki
berbagai fasilitas pendukung proses terintegrasi perawatan pesawat.
Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya:
A. Hangar
GMF memiliki 4 buah hangar yang memiliki berbagai macam
fasilitas penunjang perawatan atau pemeriksaan yang ditawarkan
GMF. Keempat hanggar tersebut juga dilengkapi berbagai macam
peralatan penunjang seperti crane, alat pendukung keselamatan kerja,
aircraft docking, purpose-bulit area, dan tenaga listrik hingga 400 Hz.
Keempat hanggar tersebut mempunyai fungsi dan kapabilitas yang
berbeda-beda.
1. Hangar 1
Hangar 1 berdiri di atas lahan seluas 22.000 m 2 atau
merupakan hangar terkecil dari keempat hangar. Hangar ini
dipakai untuk perawatan Boeing 747. Hangar ini mampu
menampung dua buah pesawat Boeing 747 side by side.
Gambar 2.3 Hangar 1
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
10
2. Hangar 2
Hangar 2 memiliki luas 22.500 m2 dan digunakan untuk
perawatan ringan bagi pesawat berbadan lebar atau kecil. Hangar
ini melayani perawatan ringan seperti lubrikasi, ganti atau
tambah oli, penggantian filter APU atau engine dan sebagainya.
Hangar ini mampu menampung 3 buah pesawat berbadan besar
dan 2 buah pesawat berbadan kecil. Penggunaan hangar ini
diutamakan untuk pesawat Garuda Indonesia.
Gambar 2.4 Hangar 2
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
11
3. Hanggar 3
Hanggar ini berdiri di area seluas
dapat menampung 6 buah
pesawat
23.000 m 2 sehingga
besar
maupun
kecil.
Hanggar ini terdiri dari 3 bagian dimana masing-masing
bagian dapat menampung satu buah pesawat berbadan besar dan
satu buah pesawat berbadan kecil. Hanggar 3 melayani
perawatan berat bagi Boeing 737-200, 300, 400, 500, 600,
700, 800NG, 900ER Airbus 320-200, McDonald Douglas 80.
Gambar 2.5 Hanggar 3
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
12
4. Hangar 4
Hangar 4 dibangun di atas lahan seluas 66.940 m 2 dan bisa
menampung 16 pesawat narrow body, dimana salah satu line
dikhususkan untuk pekerjaan painting. Hangar ini menjadi salah
satu hanggar terluas dan termodern di Asia. Hangar ini baru
selesai dibangun pada tahun 2015.
Gambar 2.6 Hanggar 4
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
B. Apron
merupakan sebutan bagi tempat parkir pesawat yang akan atau
telah selesai dilakukan perawatan. Apron ini memliki luas hingga
9
343.650m2 sehingga mampu menampung setidaknya 50 pesawat. Selain
itu, tempat ini juga dilengkapi 2 buah bay untuk pencucian pesawat seluas
15.625 m2.
14
C. Workshop
1. Workshop I
Workshop
ini
digunakan
untuk
perawatan
overhaul
komponenkomponen besar pesawat seperti radar domes galleys,
engine pylons, cowling dan thrust reverse doors dan balancing
flight surface.
Jenis pesawat yang dapat diakomodir biasanya
adalah Boeing 747, DC-10, A-300, DC-9, F-28, dan Boeing
737. Perawatan tersebut dilakukan
di fasilitas
sheet-metal
workshop. Selain itu, workshop ini memiliki area untuk
perbaikan brakes, tires, undercarriage, upholstery, sheet, carpet
cutting. Total, workshop ini memiliki luas 10.785 m2.
2. Workshop II
Workshop ini melayani perbaikan peralatan komunikasi,
navigasi dan elektronik yang dimilki pesawat. Workshop ini
dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah Instrument
Electronic Radio and Avionic (IERA) shop yang melayani
reparasi dan pengetesan instrumen penerbang, gyros, navigasi,
komunikasi, radar cuaca, autopilot, bahkan untuk peralatan
semacam modern digital avionic. Bagian kedua adalah Electical
Mechanical and Oxygen (ELMO) shop untuk pengetesan
pneumatica dan hydraulic, fuel flow, pompa tekanan bahan
bakar dan oli. Peralatan pengetesan mencakup CDS test stand,
engine fuel component, mesin pengetesan hidrolik, overhaul
komponen elektrik, peralatan oksigen, life rats dan emergency
slide and rats.
11.814 m2.
Workshop II memiliki luas area dengan total
15
D. Engine Maintenance
Fasilitas Engine Maintenance melayani perbaikan tingkat
tinggi dan pembongkaran besar/overhaul mesin utama pesawat dan
APU, seperti engine CFM56-3, CFM56-7, GTCP-85, dan GTCP131 9A/9B. Fasilitas ini pun sedang melakukan 11 pengembangan
untuk perbaikan dan overhaul CFM56-5.
Fasilitas
ini
melayani
dari
pembersihan, NDT, Visual
inspection dan Bearing inspection, hingga repair dengan metode
welding dan thermal spray.
15
Gambar 2.7 Engine Maintenance
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
E. Engine Test Cell
Fasilitas ini digunakan untuk mengetes mesin dan APU
hasil perbaikan yang dilakukan di engine shop. Fasilitas ini
mampu mengakomodasi pengetesan hingga thrust 100.000 lb.
Fasilitas ini dibangun tahun 1989 diatas tanah seluas 1.577 m2.
Tahun 2013, fasilitas ini telah mengalami pengembangan pada
sistem kontrol pengetesannya menjadi lebih modern dan efisien.
`
15
Gambar 2.8 Engine Test Cell
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
F. Ground Support Equipment (GSE) Center
Fasilitas ini berfungsi sebagai penyimpan komponen siap
pakai (servicable) sehingga kelancaran penerbangan pesawat tetap
terkendali walau terdapat masa perawatan. Komponen-komponen
siap pakai ini dicadangkan agar jika dalam inspeksi yang dilakukan
di engine shop komponen tersebut dinyatakan harus diganti
dengan yang baru, komponen tersebut tidak perlu lagi dipesan dari luar
negeri yang memakan waktu lama. Selain itu fasilitas ini juga
menyediakan
pelayanan
perawatan
IJTE (Industrial Jet Turbine
Engine) atau mesin jet turbin yang dipakai oleh non-aircraft, seperti
pembangkit listrik.
18
G. Fasilitas Penunjang
Fasilitas-fasilitas penunjang semua kegiatan GMF diantaranya
adalah:
1. General Storage yang menyimpan suku cadang seluas 11.644 m2
2. Utility Building seluas 3.240 m2 Sebagai sumber listrik PT GMF
AeroAsia
3. Special Storage seluas 2.593 m2 untuk menyimpan bahan-bahan
kimia.
4. Industrial Waste Treatment seluas 573 m2 yang digunakan
untuk mengolah limbah yang ada di PT GMF AeroAsia.
5. Management Building seluas
17.000
m2 sebagai
administrasi PT GMF AeroAsia.
Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar
2.9 Struktur Organisasi PT GMF AeroAsia
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
pusat
19
2.5 Sekilas Mengenai Engine Maintenance
Dinas Engine Maintenance merupakan bagian dari PT GMF
AeroAsia yang bertanggung jawab di jasa perawatan atau perbaikan engine
dan APU pada pesawat. Engine
Maintenance terdiri dari tiga subdinas, yakni:
A. Finance and Administration SM (TVF).
B. Production (TVP).
C. Business Support
D. Enginering dan Planing
Gambar 2.10 Struktur Organisasi Engine Maintenance
Sumber: Engine Shop GMF Learning Center Unit
20
2.6 Laboratorium
Laboratorium Pengujian PT. GMF AeroAsia merupakan salah satu
unit material processing (TVP5) di Engine shop yang bertugas melaksanakan
pelayanan pengujian chemical dan mechanical.
Pengujian Chemical meliputi:
Fuel Test
Oil Test
Plating solution test
Cleaning solution test
Bearing solution test
Pengujian Mechanical meliputi:
Rockwell hardness Test
Hardness mickro vickers Test
Metallographic Test
Tensile Strength Test
Shear Test
BAB III
TINJAUAN PUSAKA
3.1 Pengertian Elektro Plating
Elektro plating adalah suatu proses pengendapan suatu logam
pelindung yang dikehendaki diatas logam lain dengan cara
elektrolisa. Biasa dilakukan dalam suatu bejana yang disebut
elektrolisa yang berisi cairan elektrolit / larutan.
Pada larutan ini tercelup paling tidak dua elektroda. Masing-masing
elektroda dihubungkan dengan arus listrik, yang terbagi menjadi
kutup positif (+) dan negatif (-) dikenal sebagai anoda (+) dan katoda
(-) .
Gambar rangkaian proses Elektro plating
19
22
Selama proses plating berlangsung terjadi reaksi kimia pada
daerah elektroda / elektrolit, baik reaksi reduksi maupun reaksi
oksidasi. Karena pada proses plating reaksi diharapkan berjalan terus
menerus menuju arah tertentu secara tetap, maka hal yang paling
penting dalam proses ini adalah mengoperasikan proses ini dengan
menggunakan arus searah.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa ada 4 bagian yang
utama ( penting ) dari suatu sistem plating. Keempat bagian yang
harus ada didalam suatu unit plating adalah :
- Larutan elektrolit
- Anoda
- Katoda ( benda kerja)
- Sirkuit luar
3.2 Larutan Elektrolit
Setiap larutan elektrolit yg dijadikan rendaman tempat proses plating
berlangsung harus mengandung bahan-bahan terlarut yang sekurangkurangnya memiliki satu dari fungsi berikut ini :
1. Menyediakan sumber logam yang ingin diendapkan
2. Konduktif
3. Bertindak sebagai buffer ( pengatur pH )
4. Memodifikasi atau mengatur bentuk fisik dari endapan
5. Membantu pelarutan anoda.
Adapun larutan yang digunakan dalam proses plating dapat
bersifat asam maupun basa.
23
3.3 Proses Elektroplating
Secara garis besar proses plating dapat dibagi menjadi tiga tahap sebagai
berikut :
Tahap 1. : Proses persiapan
Tahap 2. : Proses plating
Tahap 3. : Proses pengerjaan akhir
Tahap 1. Proses persiapan.
Sebelum plating dilakukan pada suatu benda kerja, permukaan benda
kerja tersebut harus berada dalam kondisi yang betul-betul bersih, bebas dari
segala macam pengotor. Persyaratan ini mutlak perlu agar bisa didapat hasil
plating yang baik. Secara umum persiapan ini harus memenuhi 2 tujuan:
a. Menghilangkan semua pengotor pada benda kerja
b. Mendapatkan keadaan fisik permukaan yang baik.
Jenis kotoran yang biasa dijumpai pada permukaan logam dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. kotoran organik
b. kotoran anorganik/oksida.
Pemilihan teknik persiapan ini tergantung dari kontaminan, secara umum
dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
a. Cara mekanik
b. kimia dan elektrokimia.
Tahap 2. proses plating.
Setelah benda kerja benar-benar bersih, maka benda kerja tsb sudah
siap untuk dilapisi. Cara melapisi : benda kerja dilapisin katoda,
dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang diinginkan. Sedangkan
anodanya biasanya berbentuk batangan atau lempengan dari logam
pelapis.
15
Adapun kondisi operasi yang perlu direncanakan adalah:
- rapat arus
- waktu
- temperatur
- komposisi larutan elektrolit.
Tahap 3. proses pengerjaan akhir.
Benda kerja setelah mengapami proses plating, perlu dibilas (dicuci
bersih), dikeringkan dan dioven, polishing untuk menghilangkan residu.
3.4 Proses Pengerjaan Cadmium Plating
Proses Cadmium Plating menggunakan tiga jenis larutan, yaitu;
1. Larutan Sulfuric Etching
2. Larutan Nickel Strike
3. Larutan Cadmium Plating
3.4.1
Pembuatan dan pengecekkan larutan Sulfuric
Acid
Komposisi pembuatan larutan :
Sulfuric Acid ; 330 mL/L
Limit pengecekkan :
Sulfuric Acid ; 225 – 330 mL/L
3.4.2
Pembuatan dan pengecekkan larutan Nickel
Strike
Komposisi pembuatan larutan :
Nickel Chloride : 240 g/L
Hydrochloric Acid : 95 mL/L
Limit pengecekkan :
-
50 – 100 g/L
-
80 – 120 mL/L
23
3.4.3
Pembuatan dan pengecekkan larutan Cadmium Plating
Komposisi pembuatan larutan :
Kadmium Oksida (CdO): 20gr/L
Potasium Sianida(KCN): 120gr/L)
Limit pengecekkan :
-
Metallic Cd
: 20 – 25 gr/L
FreeKCN
: 53-66 gr/L
24
3.5
Prosedur standar Cadmium plating
Degreasing
Sulfuric Etching
Blasting (optional)
Rinsing dan Drying
Rinsing
Nikel Strike
Cadmium Plating
Rinsing
Rinsing dan Drying
Final Rinsing dan
Drying
25
Keterangan:
1) Degreasing
Dilakukan secara manual dengan melakukan proses perendaman
menggunakan pelarut organik
2) Blasting
Dapat dilakukan kering/basah pada masing masing plating.
3) Rinsing dan Drying
Ini dilakukan didalam air mengalir selama 2-3 menit,dibersihkan dan
disaring disemprotkan udara panas yang digunakan untuk drying yang
suhunya dibawah 100oc.
4) Cadmium Platting
Transfer bagian untuk larutan standar kadmium plating
5) Final Rinsing dan Drying
Ini akan dilakukan dengan aquades selama 2-3 menit,air panas dapat
digunakan untuk membantu pengeringan pada suhu dibawah 60oC
Pengeringan harus dilakukan dalam tungku udara pada suhu dibawah
60oC
BAB IV
KEGIATAN DI LABORATORIUM
4.1
Penetapan Kadar Asam Sulfat dalam larutan Sulfuric Etching
A.
Tujuan
Untuk menetapkan kadar Asam Sulfat dalam larutan Sulfuric
Etching.
B.
Alat dan Bahan
Larutan contoh : Larutan Asam sulfat
Air Suling
Natrium Hidroksida 1N
0,1% indikator Phenolphtalein
Buret 50 mL
Erlenmeyer
Pipet volum 2 mL
C.
Cara Kerja
1. Pipet 2 mL larutan contoh
2. Dimasukan kedalam 250 mL Erlenmeyer
3. Dilarutkan dalam 100 mL air suling
4. Tambahkan beberapa tetes Indikator Phenolphtalein
5. Titrasi menggunakan Natrium Hidroksida 1N sampai larutan
berubah warna menjadi kuning (A mL)
26
27
D.
Reaksi
2NaOH + H2SO4
E.
Na2SO4 + 2H2O
Perhitungan
H2SO4 mL/L = A mL x 13,93
A mL= Volume titrasi rata-rata
26
28
4.2 Penetapan kadar Nikel dan Asam Klorida dalam larutan Nikel Strike
4.2.1 Penetapan kadar Nikel Klorida
A. Tujuan
Untuk menentukan kadar Nikel dalam larutan Nickel Strike.
B. Alat dan Bahan
Contoh: larutan Nikel Strike
Pipet tetes
Pipet ukur 25 mL
Pipet volume 5 mL
Silver Nitrat 0,1N
Potasium Iodida 100 g/L
Aquades
Sodium sianida 0,5 N
Asam sitrat 20%
C. Cara Kerja Penentuan Kadar Nikel
1. Pipet larutan contoh sebanyak 5 mL,dimasukan kedalam
erlenmeyer 250 mL.
2. Tambahkan 50 mL air, dan tambahkan amonia tetes demi
tetes sampai larutan berwarna biru jernih.
Catatan: jika larutan tersebut menjadi biru berawan,
tambahkan 25 mL asam sitrat dan beberapa tetes amonia
sampi berwarna biru jernih.
26
29
3. Tambahkan 2 ml AgNO3 O,1N dan tambhakan 1 mL
potasium iodide.
4. Titrasi dengan A mL Sodium Sianida sampai larutan
menjadi bening.
5. Titrasi dilakukan secara duplo.
D. Reaksi
NiCl2 + 2NaCN
Ni(CN)2 + 2NaCl2
E. Perhitungan Kadar Nikel
26
30
4.2.2 Penetapan kadar HCL dalam larutan Nickel Strike
A. Tujuan
Untuk menentukan kadar HCL dalam larutan Nickel Strike
B. Alat dan Bahan
Contoh: larutan nikel strike
100 g/L potasium kromat
Indikator metil merah
Pipet volum 10 mL
Pipet Ukur 10 mL
Silver Nitrat 0,1N
Potasium Iodida 100 g/L
Air Suling
C. Cara Kerja Penentuan Kadar Asam Klorida
1. Pipet 10 mL larutan contoh, masukan kedalam 200 mL
beker gelas.
2. Tambahkan 10 mL air suling.
3. Tambahkan 3 tetes indikator metil merah
4. Teteskan larutan NaOH 0.1N untuk menetralkan
5. Tambahkan 10 tetes Potassium Chromat
6. Titrasi mengunakan Silver Nitrat 0,1 N sampai terbentuk
endapan berwarna kuning kecoklatan.
7. Titrasi dilakukan secara duplo.
26
31
D. Reaksi
HCL + AgNO3
AgCl + HNO3
E. Perhitungan
B = Volume rata-rata AgNO3
26
33
4.3
Penetapan kadar Cadmium dan Potasium Sianida Bebas dalam
larutan Cadmium Plating
4.3.1 Penetapan kadar Cadmium dalam larutan Cadmium Plating
A. Tujuan
Untuk menetapkan kadar Cadmium dalam larutan Cadmium
Plating.
B. Alat dan Bahan
Contoh: Larutan kadmium plating
Amperemeter
Air Suling
Elektroda platina
Timbangan analitik
Desikator
Oven
Pipet volum 50 ml
Magnetik stirrer
Beker gelas
C. Cara kerja
1. Timbang berat dari platinum elektroda sebelum di elektrolisis
(A gram) .
2. Pipet 50 mL larutan contoh, dimasukan kedalam beker gelas
500 mL
26
33
3. Tambahkan aquades 250 mL, atau sampai elektoda Platina
terendam.
4. Setelah itu larutan tersebut diaduk menggunakan magnetik
sterer.
5. Lakukan proses elektrolisis pada arus 1,5 amp selama 1 jam
30 menit
6. Selanjutnya bilas elektroda platina dengan aquades, lalu bilas
dengan Aseton.
7. Keringkan dalam dalam oven sekitar 30 menit.
8. Dinginkan dalam desikator.
9. Timbang berat elektroda platina (B gram).
F. Reaksi
Reaksi kimia Cd Plating Elektrolisis
Katoda (-) : Cd2+ + 2e-
Cd
Anoda (+) : H2 + 2OH-
2H2O + 2e-
Reaksi sel = Cd2+ + H2 +2OH-
Cd + 2H2O
G. Perhitungan
Berat Cd (gram) = B gram – A gram
Kadar Cd (gr/L) = (B gram – A gram) x 20
A = Berat Elektroda Platina sebelum di elektolisis
B =Berat Elektroda Platina sesudah di elektrolisis
26
34
4.3.2 Penetapan kadar total Potasium Sianida dalam larutan
...Cadmium Plating.
A. Tujuan
Untuk menetapkan kadar total Potasium Sianida dalam larutan
Cadmium Plating
B. Alat dan Bahan
Contoh : Larutan Cadmium Plating
Sodium Hidroksida 10%
Ammonium hidroksida 40%
Potasium iodida 10%
Air suling
Silver Nitrat 0,1 N
Pipet Volum 2 mL
Pipet Ukur 5 mL
Pipet Ukur 10 mL
Erlenmeyer 250 mL
Buret 50 mL
84
35
C. Cara Kerja
1. Pipet 2 mL larutan Cadmium Plating.
2. Dimasukan kedalam erlenmeyer, ditambahkan 10mL.
Sodium hidroksida 10% dan 5 mL Ammonium
Hidroksida 40%.
3. Tambahkan KI 10% sebanyak 2 mL, dan dilarutkan
dengan aquades.
4. Titrasi menggunakan AgNO3 1N , Sampai mencapai titik
akhir berwarna kuning.
5. Titrasi dilakukan secara duplo.
D. Reaksi
Cd(CN)2 + 2AgNO3
Cd(NO3)2 + 2AgCN
E. Perhitungan
KCN Combined (Lihat Tabel, Lampiran 1)
85
BAB IV
TINJAUAN UMUM
5.1 Hasil
Berikut ini adalah data hasil analisis Larutan pada proses Cadmium
Plating pada bulan Juli, Agustus, September dengan metode pengujian
Volumetri dan Elektrogravimetri di PT GMF AeroAsia, dapat di lihat
pada Data berikut:
5.1.1 Penetapan Kadar Asam Sulfat
Penetapan
Kadar Asam
Sulfat
N NaOH
V Rata-rata
Kadar asam
sufat
Satuan
Juli
Agustus
September
N
mL
1,03013
17,70
1,0577
17,90
1,0198
17,90
ml/L
253,99
251,81
254,28
KadarAsamSulfat
350
Max330 mL/L
330
310
290
270
Kadar Asam Sulfat
250
230
MIN225 mL/L
210
Juli
Agustus
36
September
37
5.1.2 Penetapan Kadar Nikel dan HCL
a. Penetapan Kadar Nikel
Penetapan kadar Nikel
satuan
Juli
Agustus
September
Strenght NaCN
Volume rata-rata A
Kadar Ni
N
mL
gr/L
0,4231
24,3
59,17
0,4420
22,6
57,46
0,5274
18,7
56,04
Kadar Nikel
150
130
Max100 gr/L
110
90
Kadar nikel
70
Min50 gr/L
50
30
Juli
Agustus
September
38
b. Penetapan Kadar HCl
Penetapan kadar HCl
Normalitas AgNO3
Volume rata-rata B
Kadar HCL
satuan
N
mL
ml/L
Juli
0,1027
13,9
86,96
Agustus
0,1070
12,5
85,65
September
0,10942
11,7
94,83
Kadar HCL
125
Max 120
115
105
95
Kadar HCL
85
MIn 80 ml/L
75
65
Juli
Agustus
September
39
5.1.3 Penetapan Kadar Cadmium dan Kadar Potasium Sianida
Bebas dalam larutan Cadmium Plating
a. Penetapan Kadar Cadmium
Penetapan kadar
Cadmium
Berat katoda sebelum
analisa
Berat katoda sesudah
analisa
Satuan
Juli
Agustus
September
gr
15,5655
15,5226
15,5220
gr
16,6286
16,63665
16,6435
Berat Cadmium
gr
1,0831
1,1139
1,1215
Kadar Cadmium
gr/L
21,66
22,28
22,43
Kadar Cadmium
29
27
Max25
25
23
Kadar Cadmium
21
Min 20 gr/L
19
17
15
Juli
Agustus
September
40
b. Penetapan Kadar KCN Free
Penetapan Kadar
KCN
Satuan
Juli
Agustus
September
Normalitas AgNO3
N
0,1027
0,1070
0,10942
Volume rata-rata
mL
15,60
15,15
16,00
KCN total
gr/L
103,34
105,59
112,92
KCN Free
gr/L
54,02
53,79
62,10
Kadar KCN Free
80
Kadar KCN Free
75
70
Max66
65
60
55
Min 53
50
45
40
Juli
Agustus
September
41
5.2 Pembahasan
Bisa dilihat pada tabel dan grafik diatas bahwa semua parameter
pengujian untuk ketiga larutan yang digunakan untuk proses Cadmium Plating
adalah memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam standar.
Pada bulan Agustus, hasil analisa larutan Cadmium Plating dapat dilihat
bahwa kadar KCN bebas sudah pengalami penurunan, sehingga diperlukan
penambahan serbuk Potasium Sianida untuk menjaga agar kadar KCN bebas
selalu dalam rentang yang dipersyaratkan. Penambahan dilakukan dan pada
analisa bulan September terlihat kadar KCN mengalami kenaikan dan masih
dalam batas yang dipersyaratkan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Mekanisme perawatan larutan plating yang baik sangat dibutuhkan
untuk memelihara larutan plating agar selalu berada dalam kondisi yang
sesuai dengan standard. Dibutuhkan analisa secara rutin agar kondisi
larutan dapat terkontrol dengan baik. Sehingga proses pelapisan akan
menghasilkan produk yang baik dan sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan. Mekanisme perawatan dilakukan untuk menjaga komposisi
larutan plating agar dapat dipakai memiliki konsentrsi standard.
6.2 Saran
Pada kesempatan ini, penulis memberikan saran yang diharapkan dapat
dijadikan pertimbangan :
1. Penulis
mengharapkan
PT
GMF
AeroAsia
dapat
meningkatkan kerjasama antara SMK ANALIS KIMIA
YKPI Bogor untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
maupun untuk berkerja.
2. PT GMF AeroAsia dapat terus mengembangkan produk –
produknya lebih banyak lagi dan mempertahankan kualitas.
42
DAFTAR PUSTAKA
CFM 56 Standard Practice Manual
Engineering Instruction No: TEA/AG/20-0020
Rolls Royce Engine Overhaul Process Manual
CFM 56 Solution Manual
43
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel KCN
44
45
Lampiran 2. Proses Elektrolisis
46
Lampiran 3. Platina Elektroda
47
Lampiran 4. Magnetic Stirrer
48
Lampiran 5. Oven
49
Lampiran 6. Ampermeter
50
Lampiran 7. Neraca Analitik
Lampiran , Jurnal Kegiatan PKL
LAPORAN KEGIATAN PKL
Nama siswa
: Alvita Karina
Intitusi PKL
: PT GMF AeroAsia
Soekarno Hatta International Airport, Cengkareng,
Kec. Tangerang, Banten 19100
Pembimbing : Dede Siti Nurbaeti
Imron Ahyari
Yunia Harsih
NO.
1.
Hari, Tanggal
Senin, 18 Juli
Jam
07.00 -
2016
16.00
Kegiatan
Pengenalan pembimbing
dan staf
Membuat larutan kalling
2.
3.
Selasa, 19 Juli
07.00 -
2016
16.00
Rabu, 20 Juli
07.00 -
2016
16.00
Melakukan analisa Sealing /
S1077
Menerjemahkan prosedur
Menerjemahkan prosedur
51
52
4.
Kamis, 21 Juli
07.00 -
2016
16.00
Melakukan analisa Ardrox
185 FA/L
Melakukan analisa Ardrox
185 P/S
Melakukan analisa Ardrox
633
Melakukan analisa Ardrox
188
Melakukan analisa Ardrox
2302
Melakukan analisa Turco
5.
Jumat, 22 Juli
07.00 -
2015
16.00
4181
Melakukan analisa 185 L
(Bearing Cleaning)
Melakukan analisa Mil-PRF
/ 6085
6.
Senin, 25 Juli
07.00 -
2016
16.00
Melakukan uji Hardness
Melakukan analisa CD
Plate / OP 307
Melakukan analisa Nickel
Strike /S1058
H2SO4 Slec ETCH /S1059
7.
Selasa, 26 Juli
07.00 -
Melakukan analisa Fuel
Melakukan analisa Ardrox
53
2016
16.00
633
Melakukan analisa Fuel
(Microbial Test)
Melakukan analisa Ardrox
185 L TI
Melakukan analisa Ardrox
185 FA
8.
Rabu, 21 Juli
07.00 -
2016
16.00
Melakukan uji Hardness
Melakukan analisa ardrox
1218
Melakukan analisa Fuel
(Microbial Test)
9.
Kamis, 22 Juli
07.00 -
2016
16.00
Melakukan analisa Fuel
(Microbial Test)
Membuat larutan
Melakukan uji Metallografi
10.
Jumat, 23 juli
07.00 -
2016
16.00
Melakukan uji Hardness
Melakukan analisa Ardrox
9704
Melakukan uji Hardness
10.
Jumat, 23 Juli
07.00 -
Malakukan uji Tensile
Melakukan uji Metalografi
11.
2016
Senin, 1 Agustus
16.00
07.00 -
Melakukan Standarisasi
2016
16.00
larutan
53
Melakukan uji Tensile
Melakukan uji Metalografi
Melakukan uji Vickers
Hardness
Melakukan analisa Ardrox
9704 (Water Content)
Melakukan analisa Ardrox
185 ( Fuel Nozzle)
Melakukan analisa Ardrox
9705 (Water Content)
12.
Selasa, 2 Agustus
07.00 -
2016
16.00
Melakukan Analisa Ardrox
9704 (Water Content)
Melakukan Standarisasi
larutan
13.
Membuat larutan
Membuat Larutan Etching
Rabu, 3 Agustus
07.00 -
2016
16.00
14.
Kamis, 4 Agustus
07.00 -
Melakukan uji Hardness
15.
2016
Jumat, 5 Agustus
16.00
07.00 -
Melakukan uji Metalografi
Melakukan uji Hardness
16
2016
Senin, 6 Agustus
16.00
07.00 -
Membuat Larutan Alodine
17.
2016
Selasa, 7 Agustus
16.00
07.00 -
Membuat Larutan Etching
18.
2016
Rabu, 8 Agustus
16.00
07.00 -
Melakukan uji Metalografi
53
19.
2016
Kamis, 9 Agustus
16.00
07.00 -
Melakukan uji Hardness
Melakukan Fuel
20.
2016
Jumat,10 Agustus
16.00
07.00 -
Melakukan analisa Nitric
2016
16.00
Acid /S1003
Melakukan analisa Silver
Strike /S1075
Melakukan analisa Cu Ag
Stripping /S1003
Melakukan analisa Silver
21.
Senin, 15 Agustus 07.00 2016
16.00
Platting /S1065
Melakukan analisa Silver
Strike /S1075
Membuat larutan
21.
Senin, 16 Agustus 07.00 2016
22.
16.00
Selasa, 17
07.00 -
Agustus 2016
16.00
Melakukan standarisasi
lautan
Melakukan analisa Fuel
Melakukan analisa Turco
5668
Melakukan analisa 4181L
Melakukan analisa Fuel
23.
Rabu, 18 Agustus
SAKIT
24.
2016
Kamis, 19
07.00 -
Agustus 2016
16.00
(Microbial Test)
SAKIT
Melakukan Analisa fuel
(Microbial Test)
53
Melakukan analisa Ardrox
185 P/S
Melakukan Analisa Ardrox
18 L (Bearing Cleaning)
Melakukan Analisa Ardrox
25.
Jumat, 19
07.00 -
2302
Melakukan analisa Mil-Prf-
26
Agustus 2016
Senin 22 Agustus
16.00
07.00 -
6085 L (Water Content)
Melakukan uji Metallografi
27
2016
16.00
Selasa 23 Agustus 07.00 2016
16.00
Melakuka uji Tensile
Melakukan analisa Ardrox
185 p/s
Melakukan analisa Ardrox
2302
Melakukan Analisa Ardrox
28
Rabu 24 Agutus
07.00 -
2016
16.00
188
Melakukan Analisa Ardrox
6333
Melakukan Analisa Ardrox
185 FA
Melakukan Analisa Ardrox
185 Ti
Melakukan Analisa Ardrox
1218
Melakukan analisa Fuel
53
Melakukan Analisa Ardrox
1873
29
Kamis 25
07.00 -
Agustus 2016
16.00
Melakukan analisa Nickel
Strike
Melakukan Analisa Sulfuric
Etching
Melakukan analisa
30
Jumat 26 Agustus
07.00 -
Cadmium Plating
Melakukan uji Fuel
31
2016
Senin 29 Agustus
16.00
07.00 -
Melakukan Analisa Ardrox
2016
16.00
185 FA
Melakukan Analisa Ardrox
185 Ti
Melakukan Analisa Ardrox
1218
Melakukan Analisa Ardrox
32
Selasa 30 Agustus 07.00 -
185 p/s
Melakukan Uji Fuel
33
2106
Kamis 1
16.00
07.00 -
Melakukan Analisa Ardrox
September 2016
16.00
185 FA
Melakukan Analisa Ardrox
185 Ti
53
33
Jumat 2
07.00 -
September 2016
16.00
Melakukan Analisa Ardrox
9704 Penetrant
Melakukan Analisa Ardrox
34
Senin 5September 07.00 -
9705 Penetrant
Melakukan Analisa Ardrox
2016
16.00
9704 Penetrant
35
Selasa 6
07.00 -
Melakukan Uji Hardness
Melakukan uji Fuel
36
September 2016
Kamis 8
16.00
07.00 -
Melakukan analisa Silver
September 2016
16.00
Strike /S1075
Melakukan analisa Cu Ag
Stripping /S1003
Melakukan analisa Silver
Platting /S1065
Melakukan analisa
36
Jumat 9
07.00 -
September 2016
16.00
Activating
Melakukan analisa Engine
Oil
Melakukan uji Fuel
37
Rabu 14
07.00 -
September 2016
16.00
Melakukan Analisa Turco
4181L
53
Melakukan Analisa Turco
5668
38
Selasa 20
07.00 -
Melakukan Uji Fuel
39
September 2016
Rabu 21
16.00
07.00 -
Melakukan Uji Fuel
40
September 2016
Kamis 22
16.00
07.00 -
Melakukan analisa H2SO4
September 2016
16.00
elektrolitic Etching
Melakukan analisa Nickel
Strike Solution
Melakukan analisa
41
Senin 26
07.00 -
Cadmium Plating
Melakukan Uji Fuel
42
September 2016
Selasa 27
16.00
07.00 -
Melakukan Analisa Ardrox
September 2016
16.00
185 FA
Melakukan Analisa Ardrox
185 Ti
Melakukan Analisa Ardrox
43
Kamis 29
07.00 -
185 p/s
Melakukan uji Fuel
44
September 2016
Jumat 30
16.00
07.00 -
Melakukan Uji Ardrox 185
45
September 2016
Senin 3 Oktober
16.00
07.00 -
FA
Menyusun Laporan
46
2016
Selasa 4 Oktober
16.00
07.00 -
Membuat larutan Alodine
53
47
2016
Rabu 5 Oktober
16.00
07.00 -
Melakukan Uji Fuel
48
2016
Kamis 6 Oktober
16.00
07.00 -
Melakukan analisa ardrox
2016
16.00
Jumat 7 Oktober
07.00 -
2016
16.00
49
9704 Penetrant
Standarisasi larutan
Melkukan Analisa Silver
Strike