Laporan Praktikum Dan Sintesis NaOH

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA KIMIA
SINTESIS NaOH

Disusun oleh:
Rike Dominta Aprianti Manik
Kimia Analis
110101027

Kimia Analis
Jurusan Teknik Kimia
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bontang
2012

SINTESIS NaOH
I. TUJUAN


Mempelajari cara sintesis NaOH




Menetukan kadar NaOH yang terbentuk
II. DASAR TEORI
Natrium hidroksida (NaOH), yang juga dikenal sebagai soda kaustik dan termasuk
golongan alkali tanah, adalah kaustik logam dasar. NaOH digunakan di banyak industri, terutama
sebagai basa kuat dalam pembuatan pulp dan kertas , tekstil , air minum, sabun dan deterjen dan
sebagai pembersih kotoran yang diproduksi di seluruh dunia pada tahun 1998 adalah sekitar
45.000.000 ton. Natrium hidroksida adalah bahan dasar umum di laboratorium kimia.
NaOH sangat mudah larut dalam air dengan membebaskan panas, natrium hidroksida
Murni adalah padatan putih, dalam bentuk pelet, serpih, butir dan sebagai 50% larutan jenuh Ini
adalah higroskopis dan mudah menyerap air dari udara, sehingga harus disimpan dalam kedap
udara kontainer. NaOH juga larut dalam etanol dan metanol , meskipun kemampuan kelarutan
dalam pelarut lebih rendah daripada hidroksida kalium. NaOH tidak larut dalam eter dan pelarut
non-polar lainnya, sodium hidroksida cair juga basa kuat, tetapi terbatas pada suhu tinggi yang
diperlukan. Sebuah natrium hidroksida larutan akan meninggalkan noda kuning pada kain dan
kertas.
NaOH sering disebut dengan istilah soda kaustik, dibuat dengan cara :
a. Mereaksikan logam Na dengan air :
2Na(s) + H2O(l)  NaOH(aq) + H2(g)
Cara ini penuh resiko karena logam Na bersifat eksplosif.
b. Di industri NaOH dibuat dengan cara :




Kaustifikasi garam natrium karbonat
NaCO3(aq) + Ca(OH)2(aq)  2NaOH(aq) + CaCO3(s)



Elektrolisa garam
NaCl(aq)  Na+(aq) + Cl-(aq)
Katoda : 2H2O(l) + 2e-  2OH-(aq) + H2(g)

Anoda :

2Cl-(aq)  Cl2(g) + 2e-

Soda kautik banyak dimanfaatkan untuk keperluan :


Blenching




Dyeing



Penyulingan minyak



Industri sabun dan kertas



Pemurnian bauksit



Industri Al




Pembuatan sutera tiruan



Pembuata zat warna seperti alizarin
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :



Gelas piala 250 ml, 50 ml



Corong




Kertas saring



Buiret



Kertas lakmus



Batang pengaduk



Cawan porselin




Spatula



Labu erlenmeyer



Statif



Hot plate



Kaca arloji, neraca
Bahan :




Na2CO3



CaO



HCl



Indikator pp



Aquades




CuSO4
IV. PROSEDUR KERJA
1. CaO dibuat dengan cara CaCO3 dipanaskan dalam furnace selama 10 menit pada suhu
15000C
2. Ditambahkan sedikit demi sedikit aquades hingga campuran berupa bubur.
3. Dalam gelas piala lain dimasukkan 5,3 gram Na2CO3 dan 50 ml air lalu didihkan.
4. Bubur Ca(OH)2 ditambahkan ke dalam larutan Na2CO3, didihkan selama beberapa menit
5. CaCO3 dibiarkan mengendap, kemudian disaring, filtrat merupakan NaOH
6. Dilakukan pengujiian dengan kertas indikator, dicatat pOH
7. Ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH ke dalam larutan CuSO 4 dan dipanaskan
terbentuk endapan hitam CuO
8. Dilakukan titrasi dengan HCl yang telah distandarisasi untuk mengetahui konsentrasi
NaOH.
9. Dihitung konsentrasi NaOH yang dihasilkan dalam percobaan ini.
10. 3 gram serbuk CaO ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas piala 50 ml.

V. HASIL PENGAMATAN
No

1.

Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
ditambahkan
aquades Terbentuk campuran Ca(OH)2 seperti bubur.

CaO

2.

sedikit demi sedikit.
Ca(OH)2 dimasukkan ke dalam Terbentuk endapan putih CaCO3 dan larutan

3.

larutan Na2CO3 sambil didihkan bening.
Endapan disaring, filtrat diuji - pH filtrat = 13
dengan kertas indikator pH.


4.

Filtrat adalah NaOH.
Filtrat
NaOH
ditambahkan - terbentuk endapan hitam CuO

5.

CuSO4 sambil dipanaskan
10
ml
filtrat
(NaOH) - Filtrat berwarna merah muda
ditambahkan dengan indikator - Volume HCl yang digunakan = 93,5 ml.
pp, dititrasi dengan HCl 0,1 M. - Filtrat berubah warna jadi bening

VI. PERHITUNGAN & REAKSI



CaO(s) + H2O(l)  Ca(OH)2(aq)
Mol Ca(OH)2 = mol CaO =



Na2CO3(aq) + Ca(OH)2(aq)  2NaOH(aq) + CaCO3
Mol Na2CO3 =
Mol NaOH = 2 x mol Na2CO3 = 0,1 mol
[OH-] =
pOH = 3
pH = 11 (pH teoritis)



Konsentrasi NaOH yang diperoleh
NaOH(aq) + HCl(aq)  NaCl(aq) + H2O(l)



pH NaOH yang diperoleh sebagai berikut :
[OH-] = 0,935 M
pOH = 0,03
pH = 14 – pOH = 14 - 0,03 = 13,97 (pH percobaan)

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan tentang Sintesis NaOH.
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mempelajari cara sintesis NaOH dan dapat
menentukan kadar NaOH yang terbentuk. Pada percobaan ini pertama praktikan mencampurkan
serbuk CaO dengan aquades sedikit demi sedikit sehingga terbentuk bubur Ca(OH) 2.
Pencampuran CaO dengan aquades bertujuan agar CaO yang terbentuk lebih reaktif karena
berbentuk cairan sehingga mudah bereaksi dengan larutan Na 2CO3. Pada waktu bersamaan
praktikan juga telah menyiapkan larutan Na2CO3 dengan melarutkan serbuk Na2CO3 ke dalam
aquades sambil dipanaskan. Pemanasan dilakukan agar memudahkan serbuk Na 2CO3 larut dalam
aquades. Selanjutnya praktikan mencampurkan bubur Ca(OH)2 ke dalam larutan Na2CO3 sambil
tetap dipanaskan. Setelah dipanaskan beberapa menit, campuran kemudian didinginkan untuk
mengendapkan endapan di dasar gelas piala. Dari hasil pendinginan diperoleh larutan bening
dengan endapan putih di dasar gelas piala. Endapan kemudian disaring dengan menggunakan
kertas saring. Filtrat yang dihasilkan merupakan larutan NaOH. Persamaan reaksi yang terjadi
sebagai berikut :
CaO(s) + H2O(l)  Ca(OH)2(aq)
Na2CO3(aq) + Ca(OH)2(aq)  2NaOH(aq) + CaCO3
Larutan NaOH yang diperoleh kemudian diuji derajat keasamannya dengan
menggunakan kertas indikator pH universal. Diketahui bahwa pH larutan NaOH sebesar 13. Hal
ini menunjukkan larutan NaOH yang diperoleh merupakan basa yang sangat kuat. Pengujian
filtrat NaOH berikutnya dengan menggunakan larutan CuSO 4. Terbentuk endapan hitam CuO
ketika filtrat NaOH ditambahkan ke dalam larutan CuSO 4 sambil dipanaskan. Pada awalnya
ketika filtrat NaOH dimasukkan ke dalam larutan CuSO 4 terbentuk endapan berwarna biru muda
yang merupakan endapan dari Cu(OH)2
2NaOH(aq) + CuSO4(aq)  Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq)
Karena pemanasan yang dilakukan pada campuran tersebut menyebabkan kandungan air yang
terdapat dalam endapan Cu(OH)2 menguap sehingga membentuk Cu yang berwarna coklat dan
secara langsung teroksidasi menjadi CuO yang merupakan endapan berwarna hitam.
Cu(OH)2(s)  Cu(s)  CuO(s)

Selanjutnya untuk mengetahui kadar NaOH yang diperoleh, praktikan melakukan
titrasi larutan NaOH dengan menggunakan titran HCl 0,1 M. Indikator pp ditambahkan ke dalam
larutan NaOH, terbentuk larutan berwarna merah muda. Titrasi dilakukan hingga terjadi
perubahan warna pada larutan NaOH dari merah muda menjadi warna bening. Volume HCl yang
dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen sebanyak 93,5 ml. Dari data tersebut, praktikan dapat
memperoleh besar konsentrasi NaOH. Konsentrasi NaOH yang diperoleh pada percobaan kali ini
sebesar 0,935 M.
VIII. KESIMPULAN


Untuk mensintesis NaOH dapat menggunakan campuran Ca(OH)2 dengan larutan Na2CO3.



Berdasarkan hasil percobaan diperoleh konsentrasi NaOH = 0,935 M dengan pH = 13
IX. DAFTAR PUSTAKA
Cotton. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Sugiyarto H, Kristian. 2003. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam. Jakarta : UI
Press.
Sukardjo. 1985. Kimia Koordinasi. Yogyakarta: Bina Aksara.
http://en.wikipedia.org/wiki/Sodium_hydroxide diakses pada 15 November 2012
20.17
http://regest.wordpress.com/2009/06/03/115/ diakses pada 15 November 2012
20.57
http://cvpusakapajajaran.blogspot.com/2011/01/batu-kapurgamping-artikelamirdiakes pada 15 November 2012 20.48
Yadial C, Sri. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah.

X. LAMPIRAN

doc2011.html

PERTANYAAN & JAWABAN
1. Jelaskan sifat-sifat logam Na?
NaOH sangat mudah larut dalam air dengan membebaskan panas, natrium hidroksida Murni
adalah padatan putih, dalam bentuk pelet, serpih, butir dan sebagai 50% larutan jenuh Ini
adalah higroskopis dan mudah menyerap air dari udara, sehingga harus disimpan dalam kedap
udara kontainer. NaOH juga larut dalam etanol dan metanol, meskipun kemampuan kelarutan
dalam pelarut lebih rendah daripada hidroksida kalium. NaOH tidak larut dalam eter dan pelarut
non-polar lainnya, sodium hidroksida cair juga basa kuat, tetapi terbatas pada suhu tinggi yang
diperlukan. Sebuah natrium hidroksida larutan akan meninggalkan noda kuning pada kain dan
kertas.
SIFAT FISIK
ΔH° dissolution untuk perhitungan air -44,45 kJ / mol. Larut dalam air pada 12,3-61,8 °
C, mengkristal dalam monohidrat, dengan titik lebur 65,1 ° C dan densitas 1,829 g/cm 3;
Perubahan entalpi pembentukan standar (ΔH°form) adalah -734,95 kJ/mol. Natrium hidroksida
lazim sebagai monohidrat dari -28 ke -24°C;
2. Bagaimana cara pembuatan NaOH dalam bentuk padat atau pellet?
Pembuatan NaOH dalam bentuk padat atau pellet menggunakan prisip pengempaan dengan suhu
dan tekanan tinggi dengan menggunakan mesin pencetak pellet, sehingga membentuk produk
yang seragam dengan kapasitas produk yang tinggi.
3. Jelaskan sumber-sumber batu gamping dan apa fungsinya?
Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik,
atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis
ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau
berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda,
abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya.
Penggunaan batu kapur sudah beragam diantaranya untuk bahan kaptan, bahan campuran
bangunan, industri karet dan ban, kertas.
Pada bidang industri metalurgi (peleburan logam), batu kapur (CaCO3) merupakan bahan
tambang yang dipakai sebagai fluks (bahan pengikat pengotor logam/ terak).
4. Tulis semua reaksi yang terlibat dalam reaksi di atas?
CaO(s) +

H2O(l)  Ca(OH)2(aq)

Na2CO3(aq) + Ca(OH)2(aq)  2NaOH(aq) + CaCO3
2NaOH(aq) + CuSO4(aq)  Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq)
Cu(OH)2(s)  Cu(s)  CuO(s)
NaOH(aq) + HCl(aq)  NaCl(aq) + H2O(l)