Hukum Mendel dan Penyimpangan Semu

  RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMA Batik 1 Surakarta Mata pelajaran : BIOLOGI Kelas/Semester :

  XII/1 Topik : Hukum Mendel dan Penyimpangan Semu Alokasi Waktu : 6 JP (3 pertemuan X 2 Jam Pelajaran)

  A. Kompetensi Inti (KI)

  1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

  2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

  3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

  4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

  B. Kompetensi Dasar

  1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi DNA, gen dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat serta pengaturan proses pada mahluk hidup

  1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.

  2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

  3.5. Memahami pola-pola Hukum Mendel 4.5. Mengaitkan pola-pola Hukum Mendel dengan peristiwa yang ditemukan sehari-hari.

  C. Indikator Pencapaian Kompetensi

  1.1.1. Meyakini keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang pewarisan sifat pada makhluk hidup

  1.1.2. Menunjukkan sikap kagum terhadap pola pikir ilmiah dalam mengamati fenomena pewarisan sifat pada makhluk hidup

  2.1.1. Menunjukkan sikap berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi

  2.1.2. Menunjukkan sikap ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen Pertemuan 1

  3.5.1. Menjelaskan Hukum Mendel I

  3.5.2. Menghitung perbandingan fenotip dan genotip persilangan monohibrid

  3.5.3. Menjelaskan Hukum Mendel II

  3.5.4. Menghitung perbandingan fenotip dan genotip persilangan dihibrid Pertemuan 2

  3.5.5. Menjelaskan pengertian epistasis dan hipostasis

  3.5.6. Menentukan perbandingan fenotip pada epistasis dan hipostasis

  3.5.7. Menjelaskan pengertian kriptomeri

  3.5.8. Menentukan perbandingan fenotip pada kriptomeri

  3.5.9. Mengidentifikasi peristiwa polimeri

  3.5.10. Menganalisis peristiwa polimeri

  3.5.11. Menjelaskan tentang gen-gen komplementer

  3.5.12. Mendeskripsikan peristiwa atavisme ( interaksi beberapa pasang alel) Pertemuan 3

  4.5.1. Menggunakan pengetahuannya tentang pola pewarisan sifat untuk memecahkan kehidupan sehari-hari

  4.5.2. Mendemonstrasikan pola pewarisan sifat pada persilangan monohibrid

  4.5.3. Membuat laporan fenomena yang terkait dengan penyimpangan semu hukum mendel

  4.5.4. Mendesain model / charta untuk mensimulasi adanya peristiwa polimeri

  4.5.5. Mendesain model / charta untuk mensimulasi adanya gen-gen komplementer

  4.5.5. Mempresentasikan model/charta atau poster untuk mensimulasi peristiwa atavisme

D. Materi Pelajaran

  I. HUKUM-HUKUM HEREDITAS

  Hereditas adalah sifat-sifat menurun yang terdapat di dalam gen dalam kromosomsetiap organisme. Ahliyang meneliti tentang sifat-sifat menurun adalah Mendell. Mendell Melakukan percobaan denganmenggunakan kacang ercis .Penggunaan kcang ercis / kapri (/ Pisum sativum) dengan alasan :

  1. Kacang kapri memiliki banyak varietas (warna bunga, bentuk biji, warna biji, mengadakan penyerbukan sendiri, dalam setiap bunganya terdapat serbuk sari dan kepala putik) dan mempunyai sifat-sifat yang mencolok.

  2. Spesies mudah diperoleh 3. Murah biaya pemeliharaan.

  4. Dapat melakukan penyerbukan sendiri (autogami) dan dapat disilangkan ( allogami) 5. Reproduksi cepat.

  6. Berumur pendek.

  7. Keturunannya banyak.

  II. Hukum pewarisan sifat Mendel

1. Hukum Mendel I

  Pada waktu pembentukan gamet terjadi pemisahan (segregasi) alel secara bebas dari diploid (2n) menjadi haploid (n). Misalnya : AA  Gamet A Aa  Gamet A

   Gamet A  Gamet a

2. Hukum Mendel II

  Pada waktu pembentukan gamet, alel-alel berbeda yang telah bersegregasi bebas akan bergabung secara bebas membentuk genotip dengan kombinasi-kombinasi alel yang berbeda. Misalnya :

  AA >< Aa A  A AA  a Aa

III.ISTILAH-ISTILAH DALAM GENETIKA 1. P (parental) adalah individu tetua (orang tua).

  2. F1 (filial 1) adalah keturunan pertama.

  3. F2 (filial 2) adalah keturunan kedua.

  4. Gen A adalah gen atau alel dominant.

  5. Gen a adalah gen atau alel resesif.

  6. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat) tertentu atau disebut juga gen yang menyebabkan sifat alternatif pada satu sifat fisik tertentu, misalnya: warna kulit gen A : normal; gen a : albino dan selalu dituliskan dengan notasi huruf yang sama, dibedakan dengan huruf kapital (A) atau kecil (a) tergantung sifat dari hubungan antar alel tersebut. Alel letal : alel yang menyebabkan individu yang membawanya tidak bisa bertahan hidup. Macam alel dibedakan menjadi dua, yaitu :

  1) alel letal resesif : menyebabkan kematian pada individu homozygot 2) alel letal dominan : menyebabkan kematian pada individu homozygot, mis: warna bulu pada tikus, sifat creeper pada ayam, dan Brachydactily pada manusia.

  3) Gen dominan adalah gen yang menutupi ekspresi alelnya. 4) Gen resesif adalah gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi alelnya. 5) Homozigot adalah zigot yang mempunyai pasangan alel yang sama, misalnya AA, aa, BB, bb.

  6) Heterozigot adalah zigot yang mempunyai pasangan alel yang berlainan, misalnya Aa, Bb, Cc. 7) Fenotip adalah ekspresi gen yang langsung dapat diamati sebagai suatu sifat pada suatu individu (fisik atau biokimiawi). 8) Genotip adalah susunan genetik yang mendasari pemunculan suatu sifat. 9) Gamet adalah sel kelamin hasil pembelahan miosis yang mengandung kromoson setengah dari induknya. 10) Gen adalah pembawa sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom dan dilambangkan dengan huruf, misalnya bentuk bulat lambang gennya adalah

  B. Sedangkan bentuk kisut dilambangkan dengan huruf b.

IV.RUMUS MENGHITUNG GAMET DAN RASIO FENOTIP

1. Rumus Menghitung Gamet

  Untuk memudahkan perbandingan macam gamet, jumlah macam genotip dsb dapat menggunakan rumus-rumus berikut : Banyaknya Banyaknya

  Jumlah Jumlah Jumlah Kemungkinan kombinasi kombinasi sifat macam kemungkinan fenotip F2 yang yang persis F1 beda gamet genotip homozygot

  1

  2

  2

  3

  2

  2

  2

  4

  4

  9

  4

  4

  3

  8

  8

  27

  8

  8

  4

  16

  16

  81

  16

  16

  n n n n n

  N

  2

  2

  3

  2

  2 Misalnya : Hitunglah macam gamet dan jumlah gamet dari genotip MMNn !

  1

  a. Jumlah sifat beda = 1 sehingga jumlah gametnya 2 = 2 b. Macam genotip N MN M n Mn

2. Menghitung Perbandingan Fenotip F2

  Menggunakan rumus Segitiga Pascal Kemungkina Jumlah Rasio Fenotip

  Jumlah sifat n macam macam F2 yang berbeda fenotip fenotip

  1

  1 (monohibrida) 1 1

  2 1.3 : 1.3 = 3 : 1

  2

  1

  2 (dihibrida) 1 2 1

  4 1.3 : 2.3 : 1.3 = 9 : 3 : 3: 1

  3

  2

  1

  3(trihibrida) 1 3 3 1

  8 1.3 : 3.3 : 3.3 : 1.3 = 27 : 9 : 9 : 9: 3 : 3 : 3 : 1

  4

  3

  2

  1

  4 (tetrahibrida) 1 4 6 4 1

  16 1.3 :4.3 : 6.3 :4.3 : 1.3 = 81 : 27 : 27 : 27 : 5 (pentahibrida) 1 5 10 10 5 1 32 27 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 3 : 1

  5

  4

  3

  2

  1

  1. 3 :5. 3 : 10. 3 :10.3 :5. 3 : 1.3

I. MACAM-MACAM PERSILANGAN

1. Persilangan Monohibrida Persilangan monohibrida adalah persilangan persilangan dengan satu sifat beda.

  Dibedakan menjadi enam macam interaksi alel yang menyimpang dari Hukum Mendell, yaitu :

  a. Dominansi sempurna

  Persilangan Monohibrid untuk sifat tinggi tanaman P : ♀ Tinggi x Pendek ♂

  DD dd Gamet D d  F

  1 : Tinggi

  Dd Menyerbuk sendiri (Dd x Dd)

   F2 :

  ♂ D D

  ♀ D DD(tinggi) Dd(tinggi) d Dd(tinggi) Dd(pendek)

  Rasio fenotip = tinggi : pendek = 3 : 1 Rasio genotip = DD : Dd : dd = 1 : 2 : 1

  b. Dominansi tidak sempurna

  Alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif sepenuhnya. Misalnya : Gambar 6. Contoh persilangan dominansi tidak sempurna

  c. Kodominan

  Dua alel suatu gen yang menghasilkan produk berbeda dengan alel satu tidak dipengaruhi alel lain. Misalnya : Gambar 7. Contoh persilangan kodominan

  d. Alel Ganda

  Alela ganda adalah suatu seri alela yang mempengaruhi organ yang sama dan menempati lokus yang sama. Fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen.

  ch h

  Misalnya : warna bulu pada kelinci (C > c > c > c = normal > chinchilla > himalaya > albino). Sehingga macam genotipnya adalah : Gambar 8. Contoh persilangan alel ganda

  Misalnya : persilangan antara kelinci Albino dengan kelinci normal menghasilkan keturunan kelinci normal heterozigot. Keturunan disilangkan dengan sesamanya. Perhatikan persilangan di bawah ini : P1  CC (normal) >< cc (albino) G  C c F1  Cc (normal) P2  Cc >< Cc G  C C c c F2  CC = kelinci normal (hitam)  Cc = kelinci normal  cc = kelinci albino (putih)

  e. Alel letal resesif

  Alel yang dalam keadaan homozigot resesif dapat menyebabkan kematian. Misalnya : albino pada tumbuhan P  Gg >< Gg tanaman hijau tanaman hijau F1  1GG : 2Gg : 1gg (1 tanaman albino mati).

  f. Alel letal dominan Alel yang dalam keadaan homozigot dominan dapat menyebabkan kematian.

  Misalnya : ayam jambul. P  Crcr >< Crcr ayam jambul ayam jambul F

  1 

  1CrCr :

  2Crcr : 1crcr mati ayam jambul ayam normal

2. Persilangan Back Cross (Silang Balik)

  Persilangan back cross adalah persilangan antara F1 dengan salah satu induknyayang homozigot dominan (recurent) atau dengan individu resesif homozigot untuk mendapatkan sifat unggul dan kualitas baik. Misalnya : P  Bb >< BB

   G B B b F  BB = bulat

1 Bb = bulat

  Jadi rasio fenotip bulat = 100%, sedangkan rasio genotipnya BB : Bb = 1 : 1

  3. Persilangan Test ( Uji Silang)

  Persilangan test adalah persilangan antara F

  1 dengan induknya yang double resesif

  homozigot yang bertujuan untuk melihat individu bersifat homozigot atau heterozigot (individu bersifat dominan atau resesif). Misalnya: P  Bb >< bb G  B b b F

  1  Bb = bulat

  bb = kisut Jadi rasio fenotip bulat : kisut = 1 : 1, sedangkan rasio genotip Bb : bb = 1 : 1

  4. Persilangan Dihibrida

  Persilangan dihibrida adalah persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan dihibrida terdiri dari : a. Dihibrida dominan penuh

  Misalnya pada penyilangan galur murni kapri bulat kuning dengan keriput hijau menghasilkan keturunan 100% bulat kuning dan pada F2 diperoleh keturunan : 1. bulat kuning = 9 2. bulat hijau = 3 3. keriput kuning = 3 4. keriput hijau = 1

  P

  1  bulat kuning X keriput hijau

  (BBKK) (bbkk)  BK bk

  G F  bulat kuning

  1

  (BbKk) F  100% bulat kuning

  1

   bulat kuning X bulat kuning P

  2

  (BbKk) (BbKk) G  BK BK

  Bk Bk bK bK bk bk 

  F

  2

  ♂ BK Bk bK Bk

  ♀ BBKK BBKk BbKK BbKk

  BK (bulat kuning) (bulat kuning) (bulat kuning) (bulat kuning) BBKk BBkk BbKk Bbkk

  Bk (bulat kuning) (bulat hijau) (bulat kuning) (bulat hijau) bbKK bbKk BbKK BbKk

  (keriput (keriput bK (bulat kuning) (bulat kuning) kuning) kuning) bbKk

  BbKk Bbkk Bbkk (keriput

  Bk (bulat kuning) (bulat hijau) (keriput hijau) kuning) Rasio fenotip yang dihasilkan pada persilangan dihibrida dominan penuh adalah 9 : 3 : 3 : 1. Rasio genotip yang dihasilkan pada persilangan dihibrida dominan penuh adalah :

  a. BBKK

  f. BBkk

  b. BBKk

  g. Bbkk

  c. BbKK

  h. bbKK

  d. BbKk i. bbKk

  e. bbkk

b. Test cross dihibrida

  Adalah persilangan antara F

  1 dengan salah satu induknya yang double resesif

  homozigot, misalnya : P  bulat kuning X keriput hijau

  (BbKk) (bbkk) G  BK

  Bk bk bK bk 

  F

  2

  ♂ Bk Rasio Fenotip

  ♀ BK BbKk Bulat kuning = 1 Bk Bbkk Bulat hijau = 1 bK bbKk Keriput kuning = 1 bk Bbkk Keriput hijau = 1 I. PENGERTIAN PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDELL.

  Penyimpangan semu hukum Mendel adalah perbandingan fenotip dari persilangan monohybrid dan dihibrid yang seolah-olah tidak mengikuti pola 3 : 1 atau pola 9:3:3:1. pola tersebut dapat berupa 9 : 3 : (3 + 1), (9 + 3) : 3 : 1 atau 9 : (3 + 3 +1).

II. PENYEBAB PENYIMPANGAN .

  Hal ini disebabkan interaksi antargen yang dapat menyebabkan perbandingan fenotip yang menyimpang dari hukum Mendel. Bentuk interaksi antargen yang menyebabkan penyimpangan semu hukum Mendel dapat berupa atavisme, epistasis-hipostasis, polimeri, kriptomeri, dan komplementer. Bentuk interaksi antargen yang menyebabkan penyimpangan semu hukum Mendel dapat berupa atavisme, epistasis-hipostasis, polimeri, kriptomeri, dan komplementer.

1. Atavisme

  Atavisme adalah saling mempengaruhi dua macam gen yangbukan alela. Bila ada pasanga gen yang bukan alelnya berinteraksi dan pengaruhnya sama kuat, pada bagian tubuh yang sama untuk menimbulkan satu sifat. Munculnya fenotif pada jengger (pial) pada ayam disebabkan oleh dua macam gen yang bukan alelanya.

  Gambar 1. (a) R.P. (walnut) (b) R.pp. (rose) (c) rr.P. (pea/biji) (d) rr.pp.

  (tunggal/bilah) Macam genotip yang terdapat pada ayam yaitu:

  a. Ayam walnut ( ayam sumpel) : RRPP, RRPp, RrPp, RrPP b. Ayam rose ( ayam bergerigi ) : RRpp , Rrpp.

  c. Ayam pea ( ayam biji / ayam kacang : rrPP, rrPp.

  d. Ayam single ( ayam bilah /ayam tunggal) : rrpp. Munculnya suatu sifat sebagai akibat interaksi dari beberapa gen. Tipe walnut merupakan hasil interaksi dari dua gen yang berdiri sendiri, tipe single merupakan hasil interaksi dua gen resesif. Misalnya: ayam berpijal biji dikawinkan dengan ayam berpial ros, F1-nya berpial walnut.

  P  RRpp >< rrPP

  1

  rose pea F

  1  RrPp = 100% walnut

  P

  2  RrPp >< RrPp

   F

2 Rasio fenotip 2 = walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1 dari persilangan diatas

  terdapat penyimpangan pada F

  1 tidak menyerupai salah satu induknya yaitu tidak

  bergerigi dan tidak berbiji. Ayam berpial sumpel merupakan hasil interaksi duafaktor dominan yang berdiri sendiri dan sifat pial bilah sebagai hasil interaksi dua faktor resesif.

2. Polimeri

  Polimeri adalah persilangan beberapa sifatbeda yang berdiri sendiri yang mempengaruhi bagian yang berlainan dari suayu individu. Interaksi kumulatif (kerjasama yang saling menambah) merupakan banyak gen yang bekerja sama secara kumulatif untuk mutu atau ukuran satu sifat. Macam polimeri, yaitu polimeri dihibrida (misalnya pada persilangan gandum/haver berbiji merah dengan gandum berbiji putih) dan polimeri trihibrida. Contoh polimeri yang lainnya adalah pada pewarisan warna kulit Bila sifat merah pada biji gadum disebabkan oleh dua pasang gen polymer yaitu gen M1 dan M2, persilangan gadum merah dengan gandum putih akan menghasilkan fenotif merah, tetapi tidak semerah induknya.

  3 M

  3

  2 M

  1 M 2 m

  m

  1

  3 M

  2 M

  3 M

  1 M 2 m

  m

  1

  3 M

  m

  3

  2 M

  m

  1

  2

  m

  3 M 1 m

  m

  3

  m M

  2

  m

  1

  1

  m

  3 M

  3 M

  2 M

  m

  2

  m

  1

  m

  m

  m

  m

  m

  3

  m

  2

  m

  2

  1 M

  1

  2 M

  3 M

  2 M 3 m

  m

  2

  1 M

  m

  1

  3 M 1 m

  3 M

  1

  1 M

  1 M

  3 M

  

3

M

  2 M

  2 m

  m

  1

  3 M

  1 M

  2 M 3 m

  1 M 2 m

  1 M

  3 M

  3 M

  2 M

  1 M 2 m

  2

  3 M

  3 m

  3 M 1 m

  2 M

  1 M 2 m

  

3

M 1 m

  2 M

  1 M 2 m

  2 M 1 m

  1 M

  2 M

  m

  2 M

  1 M

  2 M 1 m

  1 M

  m

  3

  m

  3

  1

  2 m

  1

  1 M

  m

  1

  m

  2

  1 M

  m

  m

  m

  2

  1 M

  m

  1

  m

  2

  1 M

  3

  m

  1 M

  3 M

  2 m

  m

  2

  1 M 1 m

  3 M

  

2

M 3 m

  1 M 1 m 2 m

  3 m

  m

  m

  2

  1 M 2 m

  1 M

  3 M

  2 M 3 m

  1 M 2 m

  3

  3 M 1 m

  2

  1 m

  1 m

  m

  1

  3 M

  2 M 3 m

  m

  2

  m

  1 M 2 m

  1

  3 M

  m

  3

  1 M 2 m 2 m

  3 M 1 m

  2 M 3 m

  3 M

  m

  a. Polimeri dihibrida Persilangan dua sifat beda yang dilakukan oleh Nelson Ehle untuk membuktikan polimeri dapat digambarkan pada diagram dibawah ini : Rasio fenotip= merah : putih= 15 : 1

  1 m

  3 M

  2 M

  1 M

  3 M

  m

  2

  m

  1 M

  3

  2 M

  1 m

  m

  3

  1 M 2 m

  m

  1 M

  2 M

  2 M

  3 M

  3 M

  3 M

  

2

M

  m

  2

  1 M

  1 M

  m

  2 M

  3

  2 M

  2 M

  1 M

  1 M

  3 M

  3 M

  3

  1 M

  1 M

  1

  m

  2

  m

  2

  m

  1

  m

  >< m

  m

  3

  3 M

  

2

M

  2 M

  1 M

  1 M

  b. Polimeri trihibrida Bila sifat beda ada tiga disebut dengan polimeri trihibrida, misalnya : P1  M

  3

  3

  m

  3 M

  3

  3 M 1 m 2 m

  2 M

  3 M 1 m

  m

  2

  1 M

  2 M

  biji merah gelap biji putih F1  M

  1 M

  M

  ♂ ♀

  P2  M1m1M2m2M3m3 >< M1m1M2m2M3m3 F2 

  

2 M

3 m 3 = 100% biji merah sedang

  1 M 2 m

  1 m

  1 M

  2

  2

  3 M

  3 M

  m

  2

  m

  2

  1 M

  1 M

  m

  1 M

  3

  m

  2

  2 M

  1 M

  1 M

  3 M

  3 M

  1 M

  m

  1 M

  2 M

  1 M

  m

  1

  3 M

  2 M 3 m

  2 M

  m

  2

  1

  3 M

  m

  3

  m

  2

  m

  3 M

  2

  m

  3 M 1 m

  1 M

  3 M 1 m

  m

  3

  2 M

  2 M

  1 M

  3 M

  m

  2 M

  2 M

  1 M

  3 M 1 m

  m

  3

  2 M

  2

  2 M

  2 M

  m

  1 M

  1 M

  3 M

  m

  2

  1 M

  3 M

  3

  3 M

  2 M

  m

  2

  1 M

  m

  1

  3 M

  2 M

  3 M

  2 M

  3 M

  3

  m

  1

  m

  1

  m

  2

  m

  3

  m

  m

  3

  m

  1 m

  2

  m

  3 M 1 m

  1 M 2 m

  2 M 3 m

  2 M

  2

  1 M 2 m

  m

  3

  m

  3

  m

  1 m

  1 M 2 m

  2 M

  3 M

  3

  1 m

  m

  1 M 2 m

  2 M

  3

  m

  3

  m

  1

  m

  1

  3 M 1 m

  2

  3 M 1 m 1 m 2 m

  3 Rasio fenotip = merah : putih = 63 : 1

  m

  1 m

  1

  m

  2

  m

  2 m

  3

  m

  c. Polimeri pada pewarisan warna kulit manusia Polimeri pada warna kulit menurut ahli yang bernama Davenport dipengaruhi oleh dua pasang gen. Gen A dan gen B yang mengandung pigmen dan mempunyai alela a, b (putih). Macam-macam fenotip dan genotif dibedakan menjadi :

  2 M 3 m

  No Genotif Fenotif

  1 AABB Hitam (negro)

  2. AABb, AaBB, aABB Mulato gelap (coklat tua / negroid)

  3. AAbb, AaBb, aaBB Mulato sedang (sawo matang)

  4. Aabb, aaBb Mulato cerah

  5. Aabb Caucasoid (putih) Misalnya : P1  Negro >< Caucasoid AABB aabb G 1  AB ab F 1

   AaBb. (mulato sedang./ sawo matang) P2  AaBb >< AaBb G2  AB AB

  Ab Ab aB aB ab ab

  F2  ♂ ♀

  3

  2 m

  m

  1 M 2 m

  3 m

  3 M 1 m 1 m 2 m

  

2

M 3 m

  3 M 1 m 1 m 2 m 2 m

  3

  m

  3

  m

  1 m

  2 M 3 m

  m

  3

  m

  1 m

  1 M 2 m 2 m

  3

  m

  3

  m

  1 m

  1

  2 M

  

3

M

  3 M

  1 M

  3 M

  1

  m

  1 M

  2 M

  2 M 3 m

  3 M

  1

  m

  2 M 2 m

  2

  3

  m

  3 M

  1

  m

  1 M 2 m

  

2

M 3 m

  3 M

  1

  m

  1 M

  1 M 2 m 2 m

  3

  2 M

  3

  m

  3 M

3 m

  3 M

  2 M

  3 M

  3 M

  2 M

  m

  m

  3

  m

  2 M

  3 M

  3

  m

  2 M

  3

  m

  3

  m

  3

  2 M

  m

  1

  m

  1 M

  2

  m

  2 m

  3

  m

  3

  1 m

  3

  2 M

  3 M 1 m

  1 M 2 m

  2 M

  3 M

  3 M 1 m

  1 M 2 m

  2 M 3 m

  3 M 1 m 1 m 2 m

  m

  2 M 3 m

  m

  1

  3

  m

  1

  m

  1 M

  2 M

  2 M 3 m

  3

  m

  m

  m

  1 M

  2 M 2 m

  3

  m

  3

  m

  1

  m

  1 M

  2

  AB Ab aB ab AABB AABb AaBB AaBb AB AABb AAbb AaBb Aabb

  Ab AaBB AaBb aaBB aaBb aB

  Ab AaBb Aabb aaBb Aabb Perbandingan fenotip = negro : mulato : putih = 1: 14 : 1 Selain Davenport, ahli lain yang mengemukan tentang pewarisan warna kulit adalah Dobehansky .Ahli ini berpendapat bahwa pewarisanwarna kulit manusia disebabkan oleh tiga pasang gen : P1P2P3 yangmengandung pigmen dan mempunyai alel : p1p2p3 yang berwarna putih. Macam genotif dan fenotif adalah :

  No Genotif Fenotif .

  1. P1P1P2P2P3P3 Negro

  2. P1p1P2p2P3p3 Mulato 3. P1p1p2p2p3p3 Caucosoid ( putih ).

  Misalnya : perkawinan antara mulato heterozygote dengan mulato heterozigot menghasilkan keturunan negro : mulato : caucosoid (putih) = 1 : 62 : 1

  3. Kriptomeri

  Gen dominan yang tersembunyi apabila berdiri sendiri dimana fenotipnya baru diketahui bila bertemu dengan gen dominan lain yang tertentu. Bunga warna merah disebabkan oleh adanya pigmen anthocyanin dalam lingkungan plasma sel yang bersifat asam sedangkan dalam lingkungan basa akan memberikan warna ungu. Misalnya : Linaria maroccana merah disilangkan dengan yang berbunga putih. F1 berbunga ungu karea anthocyanin merah bertemu dengan basa yang berasal dari parental yang putih. Perhatikan persilangan kriptomeri di bawah ini.

  Rasio fenotip = ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4

  4. Epistasis dan hipostasis

  a. Epistasis (gen yang mempengaruhi / menghalangi) Epistasis dominan merupakan gen dengan alel dominan

   menutupi kerja gen lain. Contoh : epistasis dominan pada labu. Jika labu putih (PPKK) disilangkan dengan labu hijau (ppkk), akan dihasilkan F1 labu putih heterozigot (PpKk). Namun perkawinan sesama F1 akan menghasilkan F2 dengan perbandingan putih : kuning : hijau = 12 : 3 : 1.

  Epistasis resesif merupakan gen dengan alel homozigot

   resesif mempengaruhi gen lain. Contoh : jika dilakukan persilangan antara tikus hitam (HHaa) dengan tikus putih (hhAA) akan menghasilkan keturunan F1 100% tikus warna abu-abu agouti (HhAa). Hasil perkawinan sesama F1 menghasilkan keturunan F2 dengan komposisi warna abu-abu agouti : hitam : putih = 9 : 3 : 4.

  Epistasis gen dominan rangkap : peristiwa dua gen dominan atau

   lebih yang bekerja untuk munculnya satu fenotip tunggal. Contoh : persilangan antara tanaman berbiji segitiga dengan tanaman berbiji membulat. P1  AABB >< aabb biji segitiga biji membulat F1  100% biji segitiga (AaBb) P2  AaBb >< AaBb F2 

  Rasio genotif = biji segitiga : biji membulat = 15 : 1

  b. Hipostasis Hipostatis adalah gen yang dipengaruhi / dihalangi. 

5. Komplementer

  Interaksi beberapa gen yang saling melengkapi. Misalnya : persilangan bunga

  Lathyrus odoratus warna putih (CCpp) dengan warna putih (ccPP) menghasilkan

  perbandingan fenotip warna ungu : putih = 9 : 7. Coba perhatikan persilangan dibawah ini: Contoh gen komplementer yang lainnya adalah pewarisan karakter normal pada bisu tuli danwarna rambut pada manusia .Pada penderita bisu tuli ditentukan oleh 2 gen dominan yang saling berkomplementer yaitu : D dan E . Sedangkanwarna rambut ditentukanoleh gen E dan K Macam macam genotif dan fenotif pada bisu tuli , yaitu :

  NO FENOTIF GENOTIF 1 . Normal DDEE ,DdEE, DDEe, DdEe

  2. Bisu tuli Ddee,Ddee

  3. Bisu tuli ddEE , ddEe

  4. Bisu tuli Ddee Macam macam genotif dan fenotif pada warna rambut . NO FENOTIF GENOTIF 1 . Hitam . EEKK, EeKK, EEKk, EeKk

  2. Putih Eekk ,Eekk

  3. Putih eeKK , eeKk

  4. Putih Eekk Contoh perkawinan : Perkawinan antara normal heterozigot untuk karakter bisu tuli dengan sesamanya. Bila gen D komplemen terhadap E. Buatlah diagram persilangan dan hitunglah perbandingan fenotif! Jawab:Perbandingan fenotif = normal dan bisu tuli adalah 9 : 7.

E. Kegiatan Pembelajaran

  Pertemuan 1 Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi

  Pembelajaran Pembelajaran Waktu

  Kegiatan Pendahuluan

  a. Guru memberi salam dan peserta didik 10 menit menjawab salam dari guru.

  b. Guru meminta salah satu peserta didik/ketua kelas untuk berdoa memohon kepada Allah swt semoga diberi kelancaran dan kemudahan dalam belajar.

  c. Guru menanyakan absensi peserta didik, peserta didik menjawab pertanyaan guru.

  d. Guru memberi apersepsi tentang adanya variasi pada makhluk hidup sekalipun mereka kembar.

  e. Guru memotivasi peserta didik dengan membimbing peserta didik menyebutkan indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai. . Kegiatan Inti Fase 1.  Peserta didik mengamati variasi ciri teman (Model DL) Stimulating/ sekelas (bentuk hidung, bentuk rambut,

  10 Pemberian cuping telinga, kemampuan menggulung Menit

  rangsangan. lidah), guru menambahkan gambar bervariasi pada penurunan sifat pada tanaman.

  • Guru membimbing peserta didik untuk dapat mengidentifikasi masalah yang muncul dari keberagaman yang ditemuai.

  Fase 2. Guru memberikan kesempatan pada peserta 10 menit Problem didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin statemen pertanyaan terkait pewarisan sifat. Pertanyaan (pertanyaan/id yang diharapkan; bagaimana cara pewarisan sifat

  entifikasi sehingga dapat dihasilkan keturunan yang masalah) bervariasi?

  Fase 3. Data  Peserta didik mengumpulkan informasi yang 15 menit collection relevan untuk menjawab pertanyaan yang (pengumpula telah diidentifikasi melalui kegiatan studi n data) literatur.

   Guru membantu dengan mendemonstrasikan pembentukan gamet menggunakan 2 kertas berwarna sebagai ganti kancing genetika untuk memahami hukum Mendel I dan perbandingan fenotip pada perkawinan monohibrid.

  Fase 4. Data Dengan menggunakan LK yang telah 15 menit processing disediakan, peserta didik mendiskusikan

  (pengolahan pengertian gamet, alel, mekanisme data) pembentukan gamet, fenotip, genotip, serta perbandingan fenotip F2 pada perkawinan monohibrid.

  Fase 5. Peserta didik mendiskusikan hasil 10 menit Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi Pembelajaran Pembelajaran

  Waktu

  Verification pengamatannya dan memverifikasi hasil

  (pembuktian) pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber.

  Fase 6. Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan 10 menit Generalizatio tentang pewarisan sifat menurut Mendel I dan II. n (menarik

  kesimpulan/ generalisasi) Kegiatan Penutup

  a. Guru mereview dengan memberi pertanyaan 10 menit untuk dijawab secara bersama, terkait evaluasi yang diberikan.

  b. Guru memilah hasil evaluasi.

  c. Guru memberikan remedial pembelajaran bagi peserta didik yang belum kompeten dan memberikan tugas pengayaan pada peserta didik yang sudah kompeten.

  d. Guru memberikan tugas untuk persiapan pertemuan berikutnya yaitu mengumpulkan informasi tentang penyimpangan semu hukum Mendel.

  Pertemuan 2 Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi

  Pembelajaran Pembelajaran Waktu

  Kegiatan Pendahuluan  Guru memberi salam dan peserta didik 5 menit menjawab salam dari guru.

   Guru meminta salah satu peserta didik/ketua kelas untuk berdoa memohon kepada Allah swt semoga diberi kelancaran dan kemudahan dalam belajar.

   Guru menanyakan absensi peserta didik, peserta didik menjawab pertanyaan guru.  Guru memberi apersepsi tentang adanya perubahan dalam pewarisan sifat, misalnya pada bunga Linaria, pada cengger ayam.

   Guru memotivasi peserta didik dengan membimbing peserta didik menyebutkan indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai.

  Kegiatan Inti Fase 1  Peserta didik diajak untuk mengenali masalah 10 menit (Model PBL) Orientasi yang ada disekitar lingkungannya. peserta didik  Peserta didik menyebutkan berbagai masalah kepada yang ada di lingkungannya, sesuai indikator masalah pencapaian kompetensi.

  • Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.
  • Peserta didik diharapkan menampilkan masalah-masalah tentang perubahan pada
Langkah Pembelajaran

  Sintak Model Pembelajaran

  Fase 5

  a. Guru memberi salam dan peserta didik menjawab salam dari guru.

  Kegiatan Pendahuluan

  Deskripsi Alokasi Waktu

  Sintak Model Pembelajaran

  Langkah Pembelajaran

  10 menit Pertemuan 3.

  d. Guru memberikan tugas untuk persiapan pertemuan berikutnya yaitu mengerjakan soal- soal hereditas menurut Mendel serta persiapan bahan praktikum genetika.

  c. Guru memberikan remedial pembelajaran bagi peserta didik yang belum kompeten dan memberikan tugas pengayaan pada peserta didik yang sudah kompeten.

  b. Guru memilah hasil evaluasi.

  a. Guru mereview dengan memberi pertanyaan untuk dijawab secara bersama, terkait evaluasi yang diberikan.

  15 menit Kegiatan Penutup

  Bersama Guru, peserta didik mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja.

  Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

  30 menit

  Deskripsi Alokasi Waktu pewarisan sifat (penyimpangan hukum

  Peserta didik merencanakan dan menyiapkan laporan, dan berbagi tugas dengan teman untuk presentasi.

  Mengembang kan dan menyajikan hasil karya

  Fase 4

  10 menit

  Peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, dengan studi pustaka dan mengerjakan LK untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

  Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

  Fase 3

  10 menit

   Peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

   Peserta didik membagi diri menjadi 5 kelompok, diberi nama sesuai jenis penyimpangan yang terjadi (kelompok atavisme, epistasis, kriptomeri, komplementer, polimeri)  Guru membimbing peserta didik tentang hal-hal yang perlu diselesaikan.

  Mengorganisa sikan peserta didik

  Fase 2

  Mendel).

  b. Guru meminta salah satu peserta didik/ketua kelas untuk berdoa memohon kepada Allah 10 menit

   Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas selama melakukan tugas proyek.  Perwakilan peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalamanya selama menyelesaikan proyek.  Guru dan peserta didik mengembangkan 10 menit

  2. Waktu kegiatan 3. sistematika laporan 10 menit

  Mengevaluasi Pengalaman

  10 menit Fase 6.

  Menguji Hasil,

  15 menit Fase 5.

  Guru menggunakan rubrik memonitor aktivitas yang penting dari peserta didik selama menyelesaikan proyek.

  Fase 4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek

  Waktu Rencana Kegiatan 10 menit Penyusunan rancangan 30 menit Simulasi persilangan 10 menit Penyusunan laporan 5 menit Persiapan presentasi 15 menit

  Pengajar dan peserta didik menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek.

  Fase 3. Menyusun Jadwal

  1. Dilakukan secara berkelompok

  Langkah Pembelajaran

  Peserta didik diminta merencanakan proyek membuat baling-baling genetika dan bagan hasil simulasi proses persilangan pada beberapa penyimpangan. Peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Peserta membuat aturan penyelesaian proyek.

  Mendesain Perencanaan Proyek

  10 Menit Fase 2.

  Guru membimbing peserta didik menentukan sumber masalah utama yang menyebabkan penyimpangan tersebut.

  Penentuan pertanyaan mendasar

  e. Guru memotivasi peserta didik dengan membimbing peserta didik menyebutkan indikator pencapaian kompetensi. Kegiatan Inti (Model PjBL) Fase 1.

  d. Guru memberi apersepsi tentang peristiwa penyimpangan semu pada beberapa jenis makhluk hidup di sekeliling kita.

  c. Guru menanyakan absensi peserta didik, peserta didik menjawab pertanyaan guru.

  Deskripsi Alokasi Waktu swt semoga diberi kelancaran dan kemudahan dalam belajar.

  Sintak Model Pembelajaran

  • Guru menilai rancangan tugas pembuatan baling-baling genetika, proses simulasi sesuai rancangan, memberikan pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan penyimpangan semu dalam pewarisan sifat.
  • Guru memberikan saran-saran untuk perbaikan.
Langkah Pembelajaran

  Sintak Model Pembelajaran

  Deskripsi Alokasi Waktu diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

  Kegiatan Penutup

  a. Guru mereview dengan memberi pertanyaan untuk dijawab secara bersama, terkait evaluasi yang diberikan.

  b. Guru memilah hasil evaluasi.

  c. Guru memberikan remedial pembelajaran bagi peserta didik yang belum kompeten dan memberikan tugas pengayaan pada peserta didik yang sudah kompeten.

  d. Guru memberikan tugas untuk persiapan pertemuan berikutnya ; Ulangan KD hereditas menurut Mendel dan Penyimpangan semu.

  10 menit

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

  Aspek Teknik Bentuk Instrumen

  2 B

  Kelas : ........

  J u r n a l Nama Peserta didik : .........

  c). Format Jurnal

  Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang

  5 E Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom- kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:.

  4 D

  3 C

  1 A

  1 Sikap Observasi kegiatan diskusi Penilaian antar teman Observasi sikap

  Modus sikap Predikat

  Ingin tahu Komunikati f

  a). Lembar observasi kegiatan diskusi No Nama Berani Santun Rasa

  2. Instrumen penilaian 1). Penilaian sikap;

  1.Teknik penilaian No

  Soal Pilihan Ganda dan uraian Lembar observasi

  2 Pengetahuan Tes tertulis Observasi kegiatan diskusi

  Lembar observasi Format penilaian Jurnal guru