KATA PENGANTAR GUBERNUR BANK INDONESIA

KATA PENGANTAR GUBERNUR BANK INDONESIA

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu’alaikum warrahmatullaah wabarakaatuh,

Puji dan syukur kehadirat Allah Azza Wa Jalla yang telah memberikan cahaya ilmu dan petunjuk-Nya kepada kita semua, sehingga upaya-upaya dalam rangka pengembangan perbankan syariah nasional dapat dilakukan dengan baik. Shalawat dan salam kepada junjungan kita Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat Beliau, yang telah berjasa menyampaikan Risalah Islam, sehingga cahaya Islam dapat menerangi semua sisi kehidupan manusia hingga saat ini.

Sebagaimana kita ketahui bersama, perkembangan industri perbankan syariah begitu pesat di tanah air, bukan hanya perkembangan volume industri tetapi juga institusi perbankan dan produk-produk jasa pelayanan bank syariah. Sebagai bagian dari industri pelayanan jasa keuangan, pada dasarnya bank syariah memiliki fungsi utama yang tidak berbeda dengan bank-bank konvesional yang telah ada, yaitu sebagai media intermediasi. Meskipun demikian, kita tahu bahwa perbankan syariah memiliki karakteristik, mekanisme dan jenis-jenis produk dengan prinsip-prinsip dasar yang berbeda dengan perbankan biasa. Dalam perbedaan- perbedaan inilah sebenarnya justru tersimpan kelebihan dan kekuatan perbankan syariah untuk terus maju berkembang di tengah persaingan industri perbankan yang begitu ketat dewasa ini.

Berkaca pada kenyataan tersebut, boleh kiranya kita menyimpulkan bahwa pengenalan, pemahaman dan pengertian masyarakat terhadap karakteristik, mekanisme dan jenis produk adalah kunci dari kemajuan perbankan syariah. Oleh karena itu, kita memerlukan strategi kebijakan yang menempatkan proses edukasi dan sosialisasi mengenai perbankan syariah kepada masyarakat sebagai salah satu prioritas kegiatan dari seluruh pelaku usaha perbankan syariah. Proses ini harus dilakukan secara intensif, konsisten dan berkesinambungan melalui berbagai cara dan saluran komunikasi yang efektif untuk ditempuh.

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

Terkait dengan hal tersebut di atas, salah satu cara yang dipilih Bank Indonesia dalam proses edukasi dan sosialisasi perbankan syariah kepada

masyarakat, adalah dengan penerbitan buku Kodifikasi Produk Perbankan Syariah ini. Dengan buku ini, masyarakat diharapkan akan dapat memperoleh informasi yang lengkap dan jelas tentang fitur produk bank syariah, baik yang ada di sisi pendanaan (pasiva) maupun yang ada pada sisi pembiayaan (aktiva). Buku ini juga memuat tambahan informasi seperti kemanfaatan, jenis akad, risiko dan landasan-landasan hukum syariah berupa fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) – Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Di sisi yang lain, kita juga menyadari bahwa isi buku Kodifikasi ini tentu memerlukan penyesuaian dan penyempurnaan dari waktu ke waktu

mengikuti dinamika yang terjadi dalam industri perbankan syariah, khususnya perkembangan berbagai produknya. Untuk itu, Bank Indonesia akan dengan senang hati dan senantiasa terbuka di dalam menerima kritik, saran dan masukan

dari seluruh masyarakat luas demi perbaikan dan kesesuaian isi buku ini. Akhir kata, semoga buku ini dapat memberikan manfaat sesuai

harapan kita semua, dan semoga pula Allah SWT memberikan kekuatan bagi kita untuk terus membangun karsa, kerja dan karya yang bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia.

Billaahit taufiq wal hidaayah, wassalaamu’alaikum warrahmatullaah wabarakaatuh.

Jakarta, Agustus 2007

GUBERNUR BANK INDONESIA

Burhanuddin Abdullah

ii Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

KATA SAM BUTAN

Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamu’alaikum W arrahmatullaahi W abarakaatuh

Alhamdulillaah at as segala Rahmat dan Rahim Allah SW T kepada kit a semua. Berkat kasih dan sayang-Nya, Allah SWT mengajarkan kita ilmu-ilmu yang berguna hingga nanti Ia kumpulkan kita di istana dan taman syurga. Shalaw at dan salam kepada Nabi Besar pem im pin um m at di dunia dan akhirat Rasulullah M uham m ad SAW besert a keluarga dan sahabat Beliau, yang t elah berjuang m enyadarkan um m at m anusia t ent ang kekuasaan Allah SW T at as sem ua sisi kehidupan manusia, sehingga kita dapat selalu melakukan kebaikan demi kebaikan dan di-istiqamah-kan dalam kebaikan.

Perkembangan perbankan Syariah merupakan salah satu praktek ekonomi Syariah yang kini sedang tumbuh dengan cukup pesat di tanah air. Perkembangan ini pada dasarnya merepresent asikan bangkit nya kesadaran ummat pada nilai- nilai luhur yang ada dalam Islam sebagai agama bagi mayoritas penduduk negeri ini. Sem angat unt uk kem bali pada nilai-nilai Islam dit unjukkan oleh t ingkat kebut uhan pada semua sisi akt if it as kehidupan masyarakat muslim Indonesia, diantaranya adalah maraknya buku-buku bernafaskan agama, sekolah-sekolah dari pendidikan dasar hingga lanjut an dan perguruan t inggi, bahkan pesant ren- pesant ren pun m eningkat pem inat nya. Khusus pada akt if it as ekonom i dan keuangan, semangat itu tergambar pada berkembangnya industri keuangan dan perbankan Syariah.

Dengan populasi muslim t erbesar di dunia, Indonesia memiliki pot ensi pasar terbesar dalam pengembangan industri keuangan dan perbankan Syariah. Kecenderungan pot ensi t ersebut unt uk m enjadi realit a dit unjukkan dengan pert um buhan indust ri ini yang sangat t inggi, bahkan t ergolong t ert inggi jika dibandingkan negara-negara lain yang memiliki industri perbankan syariah. Namun t et ap saja t ingginya pert um buhan t ersebut dirasakan m asih sangat kecil jika

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

iii iii

Kendala utama yang dapat diidentifikasi dalam pengembangan industri perbankan syariah adalah sosialisasi tentang konsep, mekanisme, urgensi atau bahkan keberadaan industri tersebut. Perkembangan yang cepat dari industri ini ternyata tidak diikuti dengan meluasnya pemahaman terlebih lagi kesadaran masyarakat akan pentingnya perbankan syariah. Salah satu kekurangpahaman masyarakat adalah konsep-konsep aplikasi perbankan syariah. Oleh sebab itu, buku “ Kodifikasi Produk Bank Syariah” yang saat ini ada di tangan anda menjadi sebuah solusi unt uk m engurangi kekurangpaham an m asyarakat . Buku ini diharapkan m em berikan pem aham an sederhana m engenai konsep dasar produk-produk bank syariah.

Akhirnya, kami berharap agar buku ini baik langsung maupun tidak langsung dapat berkontribusi untuk membesarkan industri perbankan syariah. Harapan ini juga bermakna bahw a besarnya industri perbankan syariah akan sem ak i n m em b er i k an k esej ah t er aan b ag i p er ek o n o m i an b an g sa i n i , kesejaht eraan yang penuh keberkahan dari Allah SW T, yang t idak hanya memberikan ketentraman di dunia tetapi juga di akhirat nanti. Semoga Allah SWT menjaga dan memelihara kita semua untuk selalu ada di jalan keberkahan- Nya. Amin.

W assalamu’alaikum W arrahmatullaahi W abarakaatuh.

Jakarta, Juli 2007

Ketua Dew an Syariah Nasional M ajelis Ulama Indonesia

KH. M a’ruf Amin

iv Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

A. PENGHIMPUNAN DANA

1. GIRO SYARIAH

a. Definisi

Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan set iap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perint ah pembayaran lainnya, atau dengan pemindah-bukuan.

b. Akad

1) Wadi’ah

Tit ip an n asab ah yan g h ar u s d ijag a d an dikem balikan set iap saat bila nasabah yang

b ersan g k u t an m en g h en d ak i. Ban k syariah bertanggungjaw ab atas pengembalian titipan dana t ersebut , dan t idak m em persyarat kan im b alan k ecu ali d alam b en t u k p em b erian (’athaya) yang bersifat sukarela.

2) M udharabah

Kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal)

d an p en g elo la d an a (m u d h ar ib ) u n t u k melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi hasil (keunt ungan at au kerugian) m enurut k esep ak at an d i m u k a. Nasab ah b ert in d ak seb ag ai sh ah ib u l m aal d an b an k syar iah bertindak sebagai mudharib.

c. Fitur dan M ekanisme 1) Giro w adiah adalah simpanan dana yang bersif at t it ipan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan, dan t er h ad ap t it ip an t er seb u t t id ak d ip er- syarat kan im balan kecuali dalam bent uk pemberian sukarela.

2) Giro m udharabah adalah sim panan dana yang bersif at invest asi yang penarikannya

Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia

d en g an m en g g u n ak an cek , b ilyet g iro , sarana perint ah pembayaran lainnya, at au dengan pem indahbukuan, dan t erhadap investasi tersebut diberikan bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati dimuka.

d. Tujuan/ M anfaat

1) Bagi Bank

Giro merupakan sumber pendanaan bank (Ru- piah dan valuta asing) selain sebagai salah satu aktivitas yang dilakukan bank untuk membantu p en g elo laan ar u s d an a n asab ah m elalu i rekening giro tersebut.

2) Bagi Nasabah

M anf aat ut am a bagi nasabah adalah peng- gunaan rekening giro untuk memperlancar arus

d an a u n t u k p em b ayaran at au p en erim aan dengan m enggunakan cek/ bilyet giro at au sarana lainnya. Nasabah juga dapat memperoleh bonus bila bank m em ut uskan unt uk m em - berikannya.

e. Analisis dan Identifikasi Risiko

Giro merupakan kew ajiban jangka pendek yang harus dipenuhi oleh bank setiap saat. Bank akan t erekspos pada risiko likuidit as disebabkan fluktuasi rekening giro yang relatif tinggi. Selain itu, bank juga menghadapi risiko pasar yang disebabkan pergerakan nilai tukar untuk giro dalam valuta asing.

f. Fatw a Syariah Fatw a Dew an Syari’ah Nasional No:01/ DSN- M UI/ IV/ 2000 t ent ang Giro. Giro yang dibenarkan secara syari’ah, yaitu giro yang berdasarkan prinsip M udharabah dan Wadi’ah. Ketentuan umum giro berdasarkan M udharabah:

2 Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia

1) Dalam t ran sak si in i n asab ah b ert in d ak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan

b an k b ert in d ak seb ag ai m u d h arib at au pengelola dana.

2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat m elakukan berbagai m acam usaha yang t idak bert ent angan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

3) M odal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

4) Pem bagian keunt ungan harus dinyat akan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

5) Ban k seb ag ai m u d h arib m en u t u p b iaya o p erasio n al g iro d en g an m en g g u n ak an nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

6) Ban k t id ak d ip erk en an k an m en g u ran g i nisbah keunt ungan nasabah t anpa perse- tujuan yang bersangkutan. Ketentuan umum giro berdasarkan Wadi’ah:

7) Bersifat titipan.

8) Titipan bisa diambil kapan saja (on call)

9) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bent uk pem berian (’ at haya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.

g. Referensi

1) PBI No.3/10/PBI/2001 t ent ang Penerapan Prinsip M engenal Nasabah (Know Your Cus- tomer Principles );

2) PBI No.3/23/PBI/2001 t ent ang Perubahan At as PBI No.3/10/PBI/2001 t ent ang Pene- rapan Prinsip M engenal Nasabah (Know Your

Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia

Customer Principles );

3) PBI No.5/21/PBI/2003 t ent ang Perubahan Kedua At as PBI No.3/10/PBI/2001 t ent ang Penerapan Prinsip M engenal Nasabah (Know Your Customer Principles );

4) PBI No.6/21/PBI/2004 t ent ang Giro W ajib M inimum Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Bag i Ban k Um u m Yan g M elak san ak an Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah;

5) PBI No.7/6/PBI/2005 t ent ang Transparansi Inf orm asi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah;

6) PBI No.7/46/PBI/2005 t ent ang Akad Peng- himpunan Dan Penyaluran Dana Bagi Bank Yang M elaksanakan Kegiat an Usaha Ber- dasarkan Prinsip Syariah.

4 Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia

2. TABUNGAN SYARIAH

a. Definisi

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakat i, t et api t idak dapat dit arik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Akad

1) Wadi’ah

Titipan nasabah yang harus dijaga dan dikem- balikan setiap saat bila nasabah yang bersang- kutan menghendaki. Bank syariah bertanggung- jaw ab atas pengembalian titipan dana tersebut.

2) M udharabah

Kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (m udharib) unt uk m e- lakukan kegiat an usaha dengan nisbah bagi hasil (keunt ungan at au kerugian) m enurut k esep ak at an d i m u k a. Nasab ah b ert in d ak sebagai shahibul maal dan bank syariah ber- tindak sebagai mudharib. M udharabah dalam Tabungan adalah M udharabah M uthlaqah yaitu ak ad m u d h ar ab ah d im an a sh ah ib u l m aal memberikan kebebasan kepada pengelola dana (mudharib) dalam pengelolaan investasinya.

c. Fitur Dan M ekanisme

1) Tabungan w adiah adalah sim panan dana nasabah pada bank, yang bersifat titipan dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dan terhadap titipan tersebut bank tidak diper- syaratkan untuk memberikan imbalan kecuali

d alam b en t u k p em b erian b o n u s secara sukarela.

2) Tabungan m udharabah adalah sim panan

d an a n asab ah p ad a b an k yan g b ersif at in vest asi d an p en arik an n ya t id ak d ap at

Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia

d. Tujuan/ M anfaat

1) Bagi Bank

Sebagaimana halnya deposito dan giro, secara tradisional tabungan merupakan sumber pen- danaan bank (khususnya dalam Rupiah).

2) Bagi Nasabah

Selain mendapat kan kemudahan dalam me- ngelola likuiditasnya baik dalam hal penyetoran m au p u n p en arik an yan g f lek sib el d en g an keharusan pemeliharaan minimum saldo yang relatif lebih kecil dibandingkan giro, nasabah

d ap at m en g g u n ak an b eb er ap a f asilit as tambahan yang diberikan bank (misalnya ATM atau kartu debet).

e. Analisis Dan Identifikasi Risiko

Ban k akan t ereksp o s p ad a risiko liku id it as t er u t am a d iseb ab k an f lu k t u asi r ek en in g t ab u n g an w ad iah yan g relat if leb ih t in g g i dibandingkan deposito. Selain itu, bank juga t ereksp o s p ad a d isp lacem en t risk (p o t en si nasabah memindahkan dananya yang didorong oleh t ingkat bagi hasil riil lebih rendah dari tingkat suku bunga).

f. Fatw a Syariah Fatw a Dew an Syari’ah Nasional No:02/ DSN- M UI/ IV/ 2000 tentang Tabungan.Tabungan yang dibenarkan secara syari’ah, yait u t abungan yang berdasarkan prinsip M udharabah dan Wadi’ah.Ketentuan Umum Tabungan ber-dasarkan M udharabah:

1) Dalam t ran sak si in i n asab ah b ert in d ak

6 Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia 6 Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia

b an k b ert in d ak seb ag ai m u d h arib at au pengelola dana.

2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat m elakukan berbagai m acam usaha yang t idak bert ent angan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

3) M odal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

4) Pem bagian keunt ungan harus dinyat akan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

5) Ban k seb ag ai m u d h arib m en u t u p b iaya o p er asio n al p en g elo laan g ir o d en g an menggunakan bagian nisbah keunt ungan yang menjadi hak bank.

6) Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keunt ungan nasabah t anpa perse- tujuan yang ber-sangkutan.Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Wadi’ah:

7) Bersifat simpanan.

8) Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan.

9) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bent uk pem berian (‘ at haya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.

g. Referensi

1) SE BI No.27/160/UPG tahun 1995 tentang PPh At as Bunga Deposit o Dan Tabungan Serta Diskonto SBI;

2) PBI No.3/10/PBI/2001 t ent ang Penerapan Prinsip M engenal Nasabah (Know Your Cus-

Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia

3) PBI No.3/23/PBI/2001 t ent ang Perubahan At as PBI No.3/10/PBI/2001 t ent ang Pene- rapan Prinsip M engenal Nasabah (Know Your Customer Principles );

4) PBI No.5/21/PBI/2003 t ent ang Perubahan Kedua At as PBI No.3/10/PBI/2001 t ent ang Penerapan Prinsip M engenal Nasabah (Know Your Customer Principles );

5) PBI No.6/15/PBI/2004 t ent ang Giro W ajib M inimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing;

6) PBI No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Peng- himpunan dan Penyaluran Dana bagi Bank Yang M elaksanakan Kegiat an Usaha Ber- dasarkan Prinsip Syariah.

8 Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia

3. DEPOSITO SYARIAH

a. Definisi

Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada w aktu tertentu ber-

dasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank.

b. Akad

1) M udharabah

Simpanan berupa investasi tidak terikat pihak ket iga pada bank syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada w akt u t ert ent u berdasarkan perjanjian antara nasabah pemilik dana (shahibul maal) dengan bank (mudharib) dengan pembagian hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di muka. Selaku mudharib, bank t idak m enjam in dana nasabah kecuali diat ur berbeda dalam perundang-undangan yang berlaku.

c. Fitur Dan M ekanisme

Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada w akt u t ert ent u

b er d asar k an p er jan jian an t ar a n asab ah penyimpan dengan bank.

d. Tujuan/ M anfaat

1) Bagi Bank

Secara t radisional m erupakan sum ber pen- danaan bank dengan jangka w aktu tertentu dan fluktuasi dana yang relatif rendah.

2) Bagi Nasabah

M erupakan alternatif investasi yang memberikan keuntungan kepada nasabah dalam bentuk bagi hasil.

e. Analisis Dan Identifikasi Risiko

Sebagai produk penghim punan dana, bank akan terekspos pada risiko likuiditas terutama pada saat deposito jatuh tempo jika maturity

Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia

b eru p a p o t en si n asab ah m em indahkan dananya yang didorong oleh tingkat bagi hasil riil lebih rendah dari tingkat suku bunga.

d isp lacem en t risk

f. Fatw a Syariah Fatw a Dew an Syari’ah Nasional No: 03/ DSN- M UI/ IV/ 2000 tentang Deposito. Deposito yang dibenarkan secara syari’ah, yait u deposito yang berdasarkan prinsip M udha- rabah dengan ketentuan umum sebagai berikut:

1) Dalam t ran sak si in i n asab ah b ert in d ak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan

b an k b ert in d ak seb ag ai m u d h arib at au pengelola dana.

2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat m elakukan berbagai m acam usaha yang t idak bert ent angan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

3) M odal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

4) Pem bagian keunt ungan harus dinyat akan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

5) Ban k seb ag ai m u d h arib m en u t u p b iaya o p erasio n al g iro d en g an m en g g u n ak an nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

6) Ban k t id ak d ip erk en an k an m en g u ran g i

10 Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia 10 Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia

g. Referensi

1) SE BI No.27/160/UPG tahun 1995 tentang PPh At as Bunga Deposit o Dan Tabungan

Serta Diskonto SBI;

2) PBI No.3/10/PBI/2001 t ent ang Penerapan Prinsip M engenal Nasabah (Know Your Cus- tomer Principles );

3) PBI No.3/23/PBI/2001 t ent ang Perubahan At as PBI No.3/10/PBI/2001 t ent ang Pene- rapan Prinsip M engenal Nasabah (Know Your Customer Principles );

4) PBI No.5/21/PBI/2003 t ent ang Perubahan Kedua At as PBI No.3/10/PBI/2001 t ent ang Penerapan Prinsip M engenal Nasabah (Know Your Customer Principles );

5) PBI No.7/6/PBI/2005 t ent ang Transparansi Inf orm asi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah;

6) PBI No.7/46/PBI/2005 t ent ang Akad Peng- himpunan dan Penyaluran Dana bagi Bank Yang M elaksanakan Kegiat an Usaha Ber- dasarkan Prinsip Syariah.

Kodifikasi - Perbankan Syariah Indonesia

B. PENYALURAN DANA

1. PEMBIAYAAN MUDHARABAH

a. Definisi

Pem b iayaan ad alah p en yed iaan d an a at au t ag ih an /p iu t an g yan g d ap at d ip ersam akan dengan itu berupa:

1) transaksi investasi dalam akad M udharabah dan/atau M usyarakah;

2) transaksi sew a dalam akad Ijarah atau sew a dengan opsi perpindahan hak milik dalam akad Ijarah M untahiyah bit Tamlik;

3) transaksi jual beli dalam akad M urabahah, Salam, dan Istishna’;

4) t ransaksi pinjam m em injam dalam akad Qardh; dan

5) t ransaksi mult ijasa dengan menggunakan akad Ijarah atau Kafalah, berdasarkan per- set ujuan at au kesepakat an ant ara bank dengan nasabah pembiayaan yang mew ajib- kan nasabah pembiayaan unt uk melunasi hutang/kew ajibannya dan/atau menyelesai- kan investasi mudharabah dan/atau musya- rak ah d an h asil p en g elo laan n ya sesu ai dengan akad.

b. Akad

1) M udharabah

Kerjasam a usaha ant ara pihak pem ilik dana (shahibul maal) dengan pihak pengelola dana (mudharib) dimana keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung pemilik dana/modal.

2) M udharabah

M udharabah untuk kegiatan usaha yang cakup-

M uthlaqah

waktu, dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana.

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

3) M udharabah

M u d h ar ab ah u n t u k k eg iat an u sah a yan g

M uqayyadah

cakupannya dibatas oleh spesifikasi jenis usaha, w akt u, dan daerah bisnis sesuai permint aan pemilik dana.

c. Fitur Dan M ekanisme

1) Pembiayaan M udharabah adalah penyediaan dana bank unt uk modal kerjasama usaha berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan nasabah yang mew ajib- kan nasabah untuk melakukan setelmen atas in vest asi d im ak su d sesu ai d en g an ak ad mudharabah.

2) Jangka w akt u pembiayaan, pengembalian dana dan pembagian keuntungan ditentu- kan berdasarkan kesepakat an bank dan nasabah.

3) Bank t idak ikut sert a dalam pengelolaan usaha nasabah t et api memiliki hak dalam pengaw asan dan pembinaan usaha nasabah.

4) Pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai dan/at au barang. Dalam hal pem biayaan

d ib erik an d alam b en t u k b aran g , m ak a barang yang diserahkan harus dinilai ber- dasarkan harga perolehan atau harga pasar w ajar.

5) Pem bagian keunt ungan dari pengelolaan dana dinyatakan dalam bentuk nisbah yang

d isep ak at i d an d it u an g k an d alam ak ad pembiayaan mudharabah. Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepan- jang jangka w aktu investasi, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak dan tidak berlaku surut.

6) Nisbah bagi hasil dapat dit et apkan secara

14 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah 14 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

7) Bank sebagai penyedia dana menanggung seluruh risiko kerugian usaha yang dibiayai kecuali jika nasabah melakukan kecurangan, lalai, at au m en yalah i p er jan jian yan g mengakibatkan kerugian usaha.

8) Bagi hasil m udharabah dapat dilakukan dengan m enggunakan dua m et ode yait u bagi laba (prof it sharing) at au bagi pen- dapatan (net revenue sharing). Pembagian keuntungan bagi hasil berdasarkan laporan realisasi hasil usaha nasabah.

9) Pengembalian pokok pembiayaan dilakukan pada akhir periode akad untuk pembiayaan dengan jangka w aktu sampai dengan satu tahun atau dilakukan secara angsuran ber- dasarkan aliran kas masuk (cash in flow ) usaha nasabah.

10) Dalam hal salah satu pihak tidak melakukan kew ajiban atau melakukan pelanggaran ter- hadap kesepakat an dengan unsur kese- ngajaan maka bank atau pihak yang dirugi- kan berhak mendapat ganti rugi (ta’w idh) atas biaya riil yang telah dikeluarkan.

11) Pad a p r in sip n ya, d alam p em b iayaan m udharabah t idak ada jam inan, nam un dalam rangka prinsip kehat i-hat ian, bank syariah d ap at m em in t a jam in an kep ad a nasabah pada saat penyaluran pembiayaan. Jaminan yang diterima oleh bank hanya dapat

d icairk an ap ab ila n asab ah t erb u k t i m e-

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

12) Krit eria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan m ekanism e pem bagian keunt ungan

d iat u r o leh b an k selak u m u d h arib b er- dasarkan prinsip kehati-hatian bank dengan memperhatikan prinsip syariah.

d. Tujuan/ M anfaat

1) Bagi Bank

Secara umum pembiayaan mudharabah me- rupakan produk penyaluran dana bank (Rupiah

d an valu t a asin g ) u n t u k m em b an t u u sah a nasabah m elalui penyediaan m odal usaha. Sebagai kompensasinya, bank memperoleh bagi hasil.

2) Bagi Nasabah

M anf aat ut am a bagi nasabah adalah peng- gunaan pembiayaan mudharabah unt uk me- menuhi kebutuhan permodalan usaha nasabah. Selain dipergunakan untuk pem-biayaan modal kerja, secara umum pembiayaan mudharabah digunakan unt uk pembelian barang invest asi dan pembiayaan proyek.

e. Analisis Dan Identifikasi Risiko

Risiko ut am a dari produk ini adalah risiko pembiayaan (credit risk) yang terjadi jika debitur w anprestasi atau default. Selain itu, risiko pasar juga dapat terjadi jika pembiayaan mudharabah diberikan dalam valuta asing, yaitu risiko dari pergerakan nilai tukar. Selain itu, terdapat risiko operasional berupa internal fraud antara lain pencatatan yang tidak benar atas nilai posisi, p en yo g o k an / p en yu ap an , k et id ak sesu aian pencatatan pajak (secara sengaja), kesalahan, m anipulasi dan m ark up dalam akunt ansi/

16 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah 16 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

f. Fatw a Syariah

F atw a Dew an Syari’ah Nasional No: 07/ DSN- M UI/ IV/ 2000 tentang Pembiayaan M udha- rabah (Qiradh).

Ketentuan Pembiayaan:

1) Pem b iayaan M u d h ar ab ah ad alah p em - biayaan yang disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.

2) Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul m aal (p em ilik d an a) m em b iayai 1 0 0 % kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan p en g u sah a (n asab ah ) b ert in d ak seb ag ai mudharib atau pengelola usaha.

3) Jangka w aktu usaha, tata cara pengembalian dana dan pembagian keuntungan ditentu- kan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak (LKS dengan pengusaha).

4) M udharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang t elah disepakat i bersama dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak ikut sert a dalam manajemen perusahaan at au proyek t et api m em punyai hak unt uk m e- lakukan pembinaan dan pengaw asan.

5) Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan bukan piut ang.

6) LKS sebagai penyedia dana m enanggung sem ua kerugian akibat dari m udharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan k esalah an yan g d isen g aja, lalai at au menyalahi perjanjian.

7) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudha-

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

8) Krit eria pengusaha, prosedur pembiayaan dan m ekanism e pem bagian keunt ungan diat ur oleh LKS dengan m em perhat ikan fatw a DSN.

9) Biaya o p er asio n al d ib eb an k an k ep ad a

mudharib .

10) Dalam hal penyandang dana (LKS) t idak melakukan kew ajiban atau melakukan pe- langgaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.

Rukun dan Syarat Pembiayaan:

1) Penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) harus cakap hukum.

2) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak unt uk m enunjukkan ke- hendak mereka dalam mengadakan kontrak (ak ad ), d en g an m em p erh at ik an h al-h al berikut:

a) Penaw aran dan penerimaan harus secara eksplisit m enunjukkan t ujuan kont rak (akad).

b) Penerimaan dari penaw aran dilakukan pada saat kontrak.

c) Akad dituangkan secara tertulis, melalui k o resp o n d en si, at au d en g an m en g -

18 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah 18 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

3) M odal ialah sejumlah uang dan/ atau aset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut:

a) M o d al h ar u s d ik et ah u i ju m lah d an jenisnya.

b) M o d al d ap at b er b en t u k u an g at au barang yang dinilai. Jika modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada w aktu akad.

c) M odal t idak dapat berbent uk piut ang dan harus dibayarkan kepada mudharib,

b aik secara b ert ah ap m au p u n t id ak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad.

4) Keunt ungan m udharabah adalah jum lah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Syar at k eu n t u n g an b er ik u t in i h ar u s dipenuhi:

a) Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak.

b) Bagian keunt ungan proporsional bagi set iap pihak harus diket ahui dan di- nyatakan pada w aktu kontrak disepakati

d an h aru s d alam b en t u k p ro sen t ase (nisbah) dari keunt ungan sesuai kese- pakat an. Perubahan nisbah harus ber- dasarkan kesepakatan.

c) Pen yed ia d an a m en an g g u n g sem u a kerugian akibat dari mudharabah, dan p en g elo la t id ak b o leh m en an g g u n g kerugian apapun kecuali diakibatkan dari

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

5) Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib) sebagai perimbangan (muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus mem- perhatikan hal-hal berikut:

a) Kegiat an usaha adalah hak eksklusif m udharib , t anpa cam pur t angan pe- nyedian dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan pengaw asan.

b) Pen yed ia d an a t id ak b o leh m em p er- sempit t indakan pengelola sedemikian r u p a yan g d ap at m en g h alan g i t er- cap ain ya t u ju an m u d h arab ah , yait u keunt ungan.

c) Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syari’ah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu.

Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan:

1) M udharabah boleh dibat asi pada periode tertentu.

2) Kont rak t idak boleh dikait kan (m u’ allaq) dengan sebuah kejadian di masa depan yang belum terjadi.

3) Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada gant i rugi, karena pada dasarnya akad ini bersif at am anah (yad al-am anah), kecuali akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran kesepakatan.

4) Jika salah satu pihak tidak menunaikan ke- w ajibannya atau jika terjadi perselisihan di

20 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah 20 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

g. Referensi

1) PBI No . 7 / 4 6 / PBI/ 2 0 0 5 t en t an g A k ad Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Bagi Bank Yang M elaksanakan Kegiat an Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

2) PBI No .8 /2 1 /PBI/2 0 0 6 t en t an g Pen ilaian Kualit as Akt iva Bank Umum Yang M elak- sanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

3) PBI No. 9/9/PBI/2007 tentang perubahan PBI No.8/21/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas

A kt iva Bank Um um Yang M elaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

4) PBI No .8 /2 4 /PBI/2 0 0 6 t en t an g Pen ilaian Kualitas Aktiva Bagi Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah.

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

a. Definisi

Pem b iayaan ad alah p en yed iaan d an a at au t ag ih an /p iu t an g yan g d ap at d ip ersam akan dengan itu berupa:

1) transaksi investasi dalam akad M udharabah dan/atau M usyarakah;

2) transaksi sew a dalam akad Ijarah atau sew a dengan opsi perpindahan hak milik dalam akad Ijarah M untahiyah bit Tamlik;

3) transaksi jual beli dalam akad M urabahah, Salam, dan Istishna’;

4) t ransaksi pinjam m em injam dalam akad Qardh; dan

5) t ransaksi mult ijasa dengan menggunakan akad Ijarah atau Kafalah, berdasarkan per- set ujuan at au kesepakat an ant ara bank dengan nasabah pembiayaan yang mew ajib- kan nasabah pembiayaan unt uk melunasi hutang/kew ajibannya dan/atau menyelesai- kan investasi mudharabah dan/atau musya- rak ah d an h asil p en g elo laan n ya sesu ai dengan akad.

b. Akad

1) M usyarakah

Kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak m em berikan kont ribusi dana dengan k et en t u an b ah w a k eu n t u n g an d ib ag i b er- dasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian dit anggung oleh para pihak sebesar partisipasi modal yang disertakan dalam usaha.

c. Fitur Dan M ekanisme

1) Pembiayaan M usyarakah adalah penyediaan

22 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah 22 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

2) Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan bank sebagai m it ra usaha ikut sert a dalam pengelolaan usaha sesuai dengan

tugas dan w ew enang yang disepakati. Bank berdasarkan kesepakatan dengan nasabah dapat menunjuk nasabah untuk mengelola

usaha.

3) Pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai dan/at au barang. Dalam hal pem biayaan

d ib erik an d alam b en t u k b aran g , m ak a

b ar an g yan g d i ser ah k an h ar u s d i n i l ai terlebih dahulu secara tunai dan disepakati oleh para mitra.

4) Jangka w akt u pembiayaan, pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentu- kan berdasarkan kesepakatan antara bank dan nasabah.

5) Bag i h asil m u syarak ah d ap at d ilak u k an dengan m enggunakan dua m et ode yait u bagi laba (prof it sharing) at au bagi pen- dapatan (revenue sharing). M etode bagi laba (profit sharing) dihitung dari total pendapat- an setelah dikurangi seluruh biaya operasio- nal. M etode bagi pendapatan (revenue shar- ing ) dihit ung dari t ot al pendapat an yang diterima. Biaya operasional dibebankan pada modal bersama sesuai kesepakatan.

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

6) Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang jangka w akt u invest asi, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak dan t idak berlaku surut . Nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara berjenjang (tiering) yang besarnya berbeda-beda berdasarkan kesepakatan pada aw al akad.

7) Pem b ag ian k eu n t u n g an b ag i h asil b er- dasarkan laporan realisasi hasil usaha dari usaha nasabah.

8) Pengem balian pokok pem biayaan dapat disepakati secara fleksibel, dilakukan pada akhir periode akad at au dilakukan secara angsuran berdasarkan aliran kas masuk (cash in flow ) usaha.

9) Pad a p r in sip n ya d alam p em b iayaan m u syar ak ah t id ak d ip er lu k an jam in an , namun dalam rangka prinsip kehati-hatian, bank dapat meminta jaminan atau agunan

d ari p en g elo la d an a at au p ih ak k et ig a. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan pelang- garan terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.

d. Tujuan/ M anfaat

1) Bagi Bank

Secara umum pembiayaan musyarakah memberi m an f aat b ag i b an k d en g an k esem p at an mendapatkan profit yaitu bagi hasil dari pem- biayaan yang dalam hal t erjadi peningkat an pendapatan usaha, bank akan tidak terbatasi dengan pendapat an yang meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan usaha yang dikelola nasabah. Disamping itu, bank akan men-

d ap at k an f ee b ased in co m e (ad m in ist rasi,

24 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah 24 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

2) Bagi Nasabah

Keb u t u h an n asab ah u n t u k m en d ap at k an tambahan modal kerja dapat terpenuhi setelah m endapat kan pem biayaan dari bank. Selain dipergunakan untuk pembiayaan modal kerja, secara umum pembiayaan mudharabah diguna- kan unt uk pem belian barang invest asi dan pembiayaan proyek.

e. Analisis Dan Identifikasi Risiko

Risiko ut am a dari produk ini adalah risiko pembiayaan (credit risk) yang terjadi jika debitur w anprestasi atau default. Selain itu, risiko pasar juga dapat terjadi jika pembiayaan musyarakah diberikan dalam valuta asing, yaitu risiko dari pergerakan nilai tukar. Selain itu, terdapat risiko operasional berupa int ernal f raud antara lain pencatatan yang tidak benar atas nilai posisi, p en yo g o k an / p en yu ap an , k et id ak sesu aian pencatatan pajak (secara sengaja), kesalahan, manipulasi dan markup dalam akuntansi/pen- catatan maupun pelaporan

f. Fatw a Syariah Fatw a Dew an Syari’ah Nasional No:08/ DSN- M U I/ IV/ 2000, t ent ang Pem biayaan

M usyarakah. Beberapa ketentuan:

1) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak unt uk m enunjukkan ke- hendak mereka dalam mengadakan kontrak (ak ad ), d en g an m em p erh at ik an h al-h al berikut:

a) Penaw aran dan penerimaan harus secara eksplisit m enunjukkan t ujuan kont rak (akad).

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

c) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan mengguna- kan cara-cara komunikasi modern.

2) Pihak-pihak yang berkont rak harus cakap hukum, dan memperhatikan hal-hal berikut:

a) Ko m p et en d alam m em b er ik an at au diberikan kekuasaan perw akilan.

b) Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra melaksanakan kerja sebagai w akil.

c) Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis normal.

d) Setiap mitra memberi w ew enang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset dan m asing-m asing dianggap t elah diberi w ew enang unt uk m elakukan akt if it as m u syarak ah d en g an m em p erh at ik an kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan yang disengaja.

e) Seorang mitra tidak diizinkan untuk men- cairk an at au m en g in vest asik an d an a untuk kepentingannya sendiri.

3) Obyek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian)

a) M odal

i. M odal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama. M odal dapat t erdiri dari aset perda-

g an g an , sep er t i b ar an g - b ar an g , propert i, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih dahulu

26 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah 26 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

ii. Para p ih ak t id ak b o leh m em in jam , meminjamkan, menyumbangkan atau m enghadiahkan m odal m usyarakah kepada pihak lain, kecuali at as dasar kesepakatan.

iii. Pada prinsipnya, dalam pem biayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun untuk menghindari terjadinya penyim- pangan, LKS dapat meminta jaminan.

b) Kerja

i. Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musya- rakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan syarat . Seorang mitra boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh m enunt ut bagian keun- tungan tambahan bagi dirinya.

ii. Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama pribadi dan w akil

d ari m it ran ya. Ked u d u k an m asin g - m asing dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak.

c) Keunt ungan

i. Keu n t u n g an h ar u s d ik u an t if ik asi dengan jelas unt uk m enghindarkan perbedaan dan sengketa pada w aktu alokasi keuntungan atau penghentian musyarakah.

ii. Set iap k eu n t u n g an m it r a h ar u s

d ib ag ikan secara p ro p o rsio n al at as

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

iii. Seo ran g m it ra b o leh m en g u su lk an bahw a jika keuntungan melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya.

iv. Sist em pembagian keunt ungan harus tertuang dengan jelas dalam akad.

d) Kerugian Kerugian harus dibagi diantara para mitra

secara p ro p o rsio n al m en u ru t sah am masing-masing dalam modal.

4) Biaya Operasional dan Persengketaan

a) Biaya operasional dibebankan pada modal bersama.

b) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kew ajibannya atau jika terjadi perselisihan di ant ara para pihak, maka penyelesai- annya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakat- an melalui musyaw arah.

g. Referensi

1) PBI No . 7 / 4 6 / PBI/ 2 0 0 5 t en t an g A k ad Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Bagi Bank Yang M elaksanakan Kegiat an Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

2) PBI No .8 /2 1 /PBI/2 0 0 6 t en t an g Pen ilaian Kualit as Akt iva Bank Umum Yang M elak- sanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip

Syariah.

28 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

3) PBI No. 9/9/PBI/2007 tentang perubahan PBI No.8/21/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas

A kt iva Bank Um um Yang M elaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

4) PBI No .8 /2 4 /PBI/2 0 0 6 t en t an g Pen ilaian Kualitas Aktiva Bagi Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah.

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

3. PEMBIAYAAN MURABAHAH

a. Definisi

Pem b iayaan ad alah p en yed iaan d an a at au t ag ih an /p iu t an g yan g d ap at d ip ersam akan dengan itu berupa:

1) transaksi investasi dalam akad M udharabah dan/atau M usyarakah;

2) transaksi sew a dalam akad Ijarah atau sew a dengan opsi perpindahan hak milik dalam akad Ijarah M untahiyah bit Tamlik;

3) transaksi jual beli dalam akad M urabahah, Salam, dan Istishna’;

4) t ransaksi pinjam m em injam dalam akad Qardh; dan

5) t ransaksi mult ijasa dengan menggunakan akad Ijarah atau Kafalah, berdasarkan per- set ujuan at au kesepakat an ant ara bank dengan nasabah pembiayaan yang mew ajib- kan nasabah pembiayaan unt uk melunasi hutang/kew ajibannya dan/atau menyelesai- k an in vest asi m u d h ar ab ah d an / at au musyarakah dan hasil pengelolaannya sesuai dengan akad.

b. Akad

1) M urabahah

Jual beli barang sebesar harga pokok barang dit am bah dengan m argin keunt ungan yang disepakat i.

c. Fitur Dan M ekanisme 1) Pembiayaan M urabahah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu untuk transaksi jual beli barang seb esar h arg a p o k o k d it am b ah m arg in berdasarkan persetujuan atau kesepakatan an t ara b an k d en g an n asab ah yan g m e-

30 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah 30 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

2) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pem belian barang yang t elah disepakat i kualifikasinya, dimana bank membeli barang yang diperlukan oleh nasabah at as nama

b an k sen d iri k em u d ian m en ju al b aran g tersebut kepada nasabah sebesar harga jual yait u h ar g a p o k o k b ar an g d it am b ah

keunt ungan.

3) Dalam memperoleh barang yang dibutuhkan o leh n asab ah , b an k d ap at m ew ak ilk an kepada nasabah unt uk m em beli barang tersebut dari pihak ketiga untuk dan atas nama bank. Dan kemudian barang tersebut dijual k ep ad a n asab ah . Dalam h al in i ak ad murabahah baru dapat dilakukan setelah secara prinsip barang tersebut menjadi milik bank.

4) Pembayaran oleh nasabah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh (pada akhir periode atau secara angsuran) sesuai kesepakatan.

5) Jangka w akt u pem bayaran harga barang oleh nasabah kepada bank ditentukan ber- dasarkan kesepakatan bank dan nasabah.

6) Bank dapat meminta nasabah untuk mem- bayar uang muka atau urbun saat menanda- t an g an i k esep ak at an aw al p em esan an barang oleh nasabah.

7) Uang m uka adalah sejum lah uang yang diminta oleh bank kepada nasabah sebagai tanda kesungguhan nasabah dalam transaksi m urabahah. Pem bayaran uang m uka di- lak u k an seb elu m t r an sak si m u r ab ah ah terjadi.

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

8) Pada prinsipnya uang m uka adalah m ilik nasabah sehingga bank tidak boleh mem- pergunakannya. Apabila transaksi murabahah jadi dilaksanakan, maka uang muka diper- gunakan sebagai pengurang dari piut ang murabahah.

9) Apabila transaksi murabahah tidak jadi di- laksanakan (batal) maka uang muka harus

d ik em b alik an k ep ad a n asab ah set elah dikurangi kerugian riil yang dialami oleh bank

sehubungan dengan pembatalan tersebut, dan apabila uang m uka t idak m encukupi maka nasabah w ajib membayar kekurangan- nya kepada bank.

10) Urbun adalah sejumlah uang yang diminta oleh bank kepada nasabah sebagai t anda k esu n g g u h an n asab ah d alam t ran sak si murabahah. Pembayaran urbun dilakukan setelah transaksi murabahah terjadi.

11) Dalam p em b iayaan b erd asark an p rin sip murabahah bank dapat memint a nasabah untuk menyediakan agunan tambahan selain barang yang dibiayai bank.

12) Kesepakatan margin harus ditentukan satu kali pada aw al akad dan t idak berubah selama periode akad.

13) Apabila bank memperoleh potongan harga (diskon) dari supplier sebelum t erjadinya t r an sak si m u r ab ah ah m ak a b esar n ya pot ongan harga (diskon) m erupakan hak nasabah dan sebagai pengurang harga jual murabahah.

14) Apabila bank memperoleh potongan harga

32 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

(d isko n ) d ari su p p lier set elah t erjad in ya t ran sak si m u rab ah ah m ak a p em b ag ian pot ongan harga (diskon) dilakukan ber-

d asarkan kesep akat an an t ara b an k d an nasabah dan dituangkan dalam akad serta ditandatangani oleh kedua belah pihak.

15) Ban k d ap at m em b erik an p o t o n g an p e- lunasan dalam transaksi murabahah:

a) b ag i n asab ah yan g t elah m elak u k an pelunasan piut ang m urabahah secara tepat w aktu; atau

b) bagi nasabah yang melakukan pelunasan p iu t an g m u rab ah ah leb ih cep at d ari w aktu yang telah disepakati.

16) Bank dapat memberikan potongan tagihan m urabahah (al-khashm f i al-m urabahah) bagi:

a) nasabah yang telah melakukan kew ajiban p em b ayaran cicilan n ya d en g an t ep at w aktu;

b) n asab ah yan g m en g alam i p en u ru n an kemampuan pembayaran.

17) Yan g d im ak su d d en g an n asab ah yan g membayar cicilannya dengan t epat w akt u adalah nasabah yang membayar cicilannya (pokok dit am bah m argin) sesuai dengan jadw al yang telah disepakati di dalam akad.

18) Yan g d im ak su d d en g an n asab ah yan g mengalami penurunan kemampuan mem-

b ayar ad alah n asab ah yan g u sah an ya mengalami penurunan karena business risk.

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

1) Bagi Bank

Secara prinsip merupakan saluran penyaluran dana bank dengan cepat dan m udah. Bank m endapat kan prof it yait u m argin dari pem - biayaan serta mendapatkan fee based income (ad m in ist rasi, k o m isi asu ran si d an k o m isi notaris).

2) Bagi Nasabah

M erupakan alt ernat if pendanaan yang mem- berikan keunt ungan kepada nasabah dalam bentuk membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan barang seperti pembelian dan renovasi bangunan, pem belian kendaraan, p em b elian b aran g p ro d u kt if sep ert i m esin p ro d u k si, d an p en g ad aan b aran g lain n ya. Nasabah mendapat peluang mengangsur pem- bayarannya dengan jumlah angsuran tidak akan berubah selama masa perjanjian.

e. Analisis Dan Identifikasi Risiko

Risiko utama dari produk ini adalah risiko pem- biayaan (credit risk) yang t erjadi jika debit ur w anprestasi atau default. Selain itu, risiko pasar juga dapat terjadi jika pembiayaan murabahah diberikan dalam valuta asing, yaitu risiko dari pergerakan nilai tukar.

f. Fatw a Syariah Fatw a Dew an Syari’ah Nasional No:04/ DSN- M UI/ IV/ 2000 tentang M urabahah

Ket en t u an Um u m M u rab ah ah d alam Ban k Syari’ah:

1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharam- kan oleh syari’ah Islam.

3) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga

34 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah 34 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

4) Ban k m em b eli b aran g yan g d ip erlu k an nasabah atas nama bank sendiri, dan pem- belian ini harus sah dan bebas riba.

5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

6) Bank kem udian m enjual barang t ersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

7) Nasabah membayar harga barang yang telah

d isep ak at i t erseb u t p ad a jan g k a w ak t u tertentu yang telah disepakati.

8) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank

d ap at m en g ad ak an p er jan jian k h u su s dengan nasabah.

9) Jik a b an k h en d ak m ew ak ilk an k ep ad a nasabah untuk membeli barang dari pihak ket ig a, akad ju al b eli m u rab ah ah h aru s dilakukan set elah barang, secara prinsip, menjadi milik bank.

Ketentuan M urabahah kepada Nasabah:

1) Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atau aset kepada bank.

2) Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

3) Bank kemudian menaw arkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus mene- rima (membeli)-nya sesuai dengan janji yang t elah disepakat inya, karena secara hukum janji t ersebut m engikat ; kem udian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

4) Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan.

5) Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut.

6) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus dit anggung oleh bank, bank dapat m em int a kem bali sisa kerugiannya kepada nasabah.

7) Jika uang muka memakai kont rak ‘ urbun sebagai alternatif dari uang muka, maka:

a) jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga.

b) jika nasabah batal membeli, uang muka m enjadi m ilik bank m aksim al sebesar kerugian yang dit anggung oleh bank akibat pembatalan tersebut; dan jika uang muka t idak mencukupi, nasabah w ajib melunasi kekurangannya.

Jaminan dalam M urabahah:

1) Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya.

2) Bank dapat meminta nasabah untuk menye- diakan jaminan yang dapat dipegang.

36 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

Hutang dalam M urabahah:

1) Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah