Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

EFEK HEPATOPROTEKTIF JANGKA PENDEK DEKOK
BIJI Persea americana Mill. TERHADAP AKTIVITAS ALT-AST
PADA TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Angelia Rosari
NIM : 108114115

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kekuatan Di Hidupku
Ku Dapat Dalam Yesus
Dia Tak Pernah Tinggalkanku
Setia Menopangku
Berseru, Berharap Dalam Yesus
(edward chen)

Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh,

demikianlah pula dalam hidup manusia bukan? Karena ada anganangan mudah mati, kadang-kadang timbullah angan-angan lain,
yang lebih sempurna, yang boleh menjadikan buah.
(R. A. Kartini)

Kupersembahkan tulisan kecil ini untuk
Yesus Kristus Dan Bunda Maria sumber kuat dan harapanku,
yang mencintai, memberkati dan menyertai segala jalanku
Mamaku, Papaku, dan adikku
yang tak pernah berhenti menyayangi
dan menyemangatiku..

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA


Puji syukur penulis panjatkan kepada Bapa atas berkat, kasih, anugerah,
dan kuasaNya, sehingga skripsi yang berjudul EFEK HEPATOPROTEKTIF
JANGKA PENDEK DEKOK BIJI Persea americana Mill. TERHADAP
AKTIVITAS

ALT-AST

PADA

TIKUS

TERINDUKSI

KARBON

TETRAKLORIDA dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu Program Studi Farmasi (S. Farm) Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada banyak

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, tanpa mengurangi rasa hormat, penulis hendak
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen
Penguji pada skripsi ini, atas segala bimbingan, bantuan, motivasi, dan saran
yang diberikan kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi tersebut.
3. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji pada skripsi ini
yang telah memberikan saran kepada penulis.
4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku Dosen Penguji pada skripsi ini, atas saran
dan dukungannya kepada penulis.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

5. Ibu Rini Dwiastuti., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi yang
telah memberikan izin dalam penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk
kepentingan dan keberlangsungan skripsi tersebut.
6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., yang telah memberikan bantuan dalam
determinasi biji Persea americana.
7. Bapak Heru, Bapak Parjiman, Bapak Kayat, Bapak Kunto, dan Bapak
Suparlan selaku laboran Laboratorium Fakultas Farmasi atas bantuan dan
dukungannya kepada penulis selama proses pngerjaan skripsi tersebut.
8. Keluargaku Mama Li Sian Lay, Papa Mikael NES, adikku Maria Charin da
Christa, Kokoku Harry Siestanto, Mbah, Om Agus, dan Ce Fretty atas segala
cinta, doa, nasihat, dukungan, dan batuan yang selalu mengiringiku.
9. Rekan-rekan Tim Persea americana: Ni Luh Putu Dian P.P., Lydia Setiawan,
Gidion Krisnadi Yoseph, Inneke Devi P. S., Irene, Rotua, Komang Ayu N.,
Ike Kumalasari, Priscilla D.V.V., Liana Risha G., Robert Dwijantara Putra,
Maria Malida V. S., Yudhytha Anggarhani Q., dan Adrienne Roma A. atas
segala kerja sama, dukungan, dan bantuannya.
10. Sahabat dan partner segala tugas praktikum serta diskusi Agriva Devaly A.,
Yudhytha Anggarhani Q., Evan Gunawan, dan Stefanus Indra.

11. Para sahabat tercinta Hendy Larsen, Denny Krisandi, Priscilla Novelia Sari,
Gabriella Indria, Arellia Oktaviori, Eva Christiana, dan Wuri Kinanti atas
doa, motivasi, dan sarannya.
12. Teman luar biasaku Andreas Wilasto Anggit buat semua doa, dukungan,
semangat, dan saran yang tiada pernah habisnya menyertai perjuanganku.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13. Keluarga besar Wisma Ananda: Mbak Sum, Ocha, Eva, Helen, Maria, Indah,
Kak Liza atas semua dukungan dan doa yang mengiringiku.
14. Om Budi (Alm.), Tante Hastuti, Mas Bowo, Mbak Asri, dan Mbak Risty
terima kasih buat semua dukungan, dan doa yang diberikan kepada penulis.
15. Teman-teman FKK B 2010 dan teman-teman Fakultas Farmasi USD 2010

atas kebersaamaan dan dukungannya.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu oleh penulis yang
telah ikut membantu selama proses penyusunan skripsi tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan
mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penulis juga berharap semoga skripsi tersebut dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, terutama pada bidang farmasi, maupun
masyarakat.
Yogyakarta, Oktober 2013

Penulis

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. vi
PRAKATA ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
INTISARI ......................................................................................................xviii
ABSTRACT ...................................................................................................... xix
BAB I. PENGANTAR ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................... 1
1. Rumusan masalah ........................................................................... 2

2. Keaslian penelitian .......................................................................... 3
3. Manfaat penelitian .......................................................................... 3
B. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
1. Tujuan umum .................................................................................. 4
2. Tujuan khusus ................................................................................. 4

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5
A. Anatomi dan Fisiologi Hati ......................................................................... 5
B. Fungsi Hati .................................................................................................. 7
C. Jenis Kerusakan Hati ................................................................................... 8
1. Perlemakan (Steatosis) .................................................................... 8
2. Nekrosis hati ................................................................................... 9
3. Kolestasis ........................................................................................ 9
4. Sirosis ............................................................................................ 10
D. Hepatotoksin ............................................................................................. 10
1. Hepatotoksin teramalkan (Tipe A) ................................................ 10
2. Hepatotoksin tak teramalkan (Tipe B) .......................................... 10
E. ALT dan AST ........................................................................................... 11
F. Karbon Tetraklrorida ................................................................................. 11
G. Persea americana Mill. ............................................................................ 12
1. Taksonomi ..................................................................................... 12
2. Nama lain ...................................................................................... 13
3. Morfologi ...................................................................................... 13
4. Kandungan kimia .......................................................................... 14
5. Khasiat dan kegunaan ................................................................... 14
H. Landasan Teori .......................................................................................... 15
I.

Hipotesis ................................................................................................... 16

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 17
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 17

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Variabel dan Definisi Operasional ............................................................ 17
1. Variabel utama .............................................................................. 17
2. Variabel pengacau ......................................................................... 17
3. Definisi operasional ...................................................................... 18
C. Bahan Penelitian ....................................................................................... 19
1. Bahan utama .................................................................................. 19
2. Bahan kimia .................................................................................. 19
D. Alat Penelitian ........................................................................................... 21
E. Tata Cara Penelitian .................................................................................. 21
1. Determinasi serbuk biji P. americana .......................................... 21
2. Pengumpulan bahan uji ................................................................. 21
3. Pembuatan serbuk biji P. americana ............................................ 21
4. Penetapan kadar air pada serbuk kering biji P. americana ........... 22
5. Pembuatan dekok serbuk biji P. americana .................................. 22
6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50%............... 22
7. Uji pendahuluan ............................................................................ 23
8. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji ................................... 24
9. Pembuatan serum .......................................................................... 24
10. Pengukuran aktivitas ALT dan AST ............................................. 24
F. Tata Cara Analisis Hasil ........................................................................... 25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 27
A. Penyiapan Bahan ....................................................................................... 27
1. Hasil determinasi serbuk biji P. americana ................................. 27

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Penetapan kadar air serbuk kering biji P. americana .................... 27
B. Uji Pendahuluan ........................................................................................ 28
1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida ........................ 28
2. Penentuan waktu pencuplikan darah ............................................. 29
C. Hasil Uji Waktu Protektif Pemberian Dekok Biji P. americana
Secara Jangka pendek pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida.......... 32
1. Kontrol negatif (olive oil 2 ml/kgBB) ........................................... 36
2. Kontrol hepatotoksin (karbon tetraklorida 2 ml/kgBB) ................ 39
3. Kontrol perlakuan (dekok biji P. americana dosis 360,71
mg/kgBB ....................................................................................... 40
4. Kelompok praperlakuan dekok biji P. americana dosis
360,71 mg/kgBB pada tikus jantan terinduksi karbon
tetraklorida 2 ml/kgBB ................................................................. 41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 47
A. Kesimpulan ............................................................................................... 47
B. Saran ......................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 49
LAMPIRAN ..................................................................................................... 52
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 94

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.

Rata-Rata Aktivitas ALT-AST Tikus Setelah Induksi
Karbon Tetraklorida dengan Dosis 2 ml/kgBB Saat
Pencuplikan Darah pada Jam ke-0, 24, dan 48 (n=3) .................... 29

Tabel II.

Hasil Uji Scheffe Aktivitas ALT Tikus Terinduksi Karbon
Tetraklorida Dosis 2 ml/kgBB pada Pencuplikan Darah
Jam ke-0, 24, dan 48 ...................................................................... 30

Tabel III. Hasil Uji Scheffe Aktivitas AST Tikus Terinduksi Karbon
Tetraklorida Dosis 2 ml/kgBB pada Pencuplikan Darah
Jam ke-0, 24, dan 48 ...................................................................... 31
Tabel IV. Pengaruh Waktu Protektif Pemberian Dekok Biji P.
americana Secara Jangka pendek Terhadap
Hepatotoksisitas Karbon Tetraklorida pada Aktivitas
Serum ALT dan AST .................................................................... 33
Tabel V.

Hasil Analisis Statistik Uji Post Hoc Mann Whitney dari
Kebermaknaan ALT Antar Kelompok .......................................... 34

Tabel VI. Hasil Analisis Statistik Uji Post Hoc Scheffe dari
Kebermaknaan AST Antar Kelompok .......................................... 36
Tabel VII. Perbandingan Kontrol Olive Oil Jam ke-0 dan 24 pada
Aktivitas Serum ALT dan AST Hewan Uji (n=5) ........................ 37

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Penampang Mikroskopik Hati .................................................... 7

Gambar 2.

Struktur Mikroskopik Hepar yang Mengalami Steatosis ........... 9

Gambar 3.

Struktur Molekul Karbon Tetraklorida ..................................... 11

Gambar 4.

Mekanisme Oksidasi dan Biotransformasi Karbon
Tetraklorida .............................................................................. 12

Gambar 5.

Diagram Batang Orientasi Aktivitas ALT Tikus Setelah
Diinduksi Karbon Tetraklorida Dosis 2 ml/kgBB pada
Jam ke-0, 24, dan 48 ................................................................. 29

Gambar 6.

Diagram Batang Orientasi Aktivitas AST Tikus Setelah
Diinduksi Karbon Tetraklorida Dosis 2 ml/kgBB pada
Jam ke-0, 24, dan 48 ................................................................. 31

Gambar 7.

Diagram Batang Rata-Rata Pengaruh Waktu Protektif
Pemberian Dekok Biji P. americana Secara Jangka
pendek terhadap Hepatotoksisitas Karbon Tetraklorida
pada Aktivitas Serum ALT ....................................................... 35

Gambar 8.

Diagram Batang Rata-Rata Pengaruh Waktu Protektif
Pemberian Dekok Biji P. americana Secara Jangka
pendek terhadap Hepatotoksisitas Karbon Tetraklorida
pada Aktivitas Serum AST ....................................................... 35

Gambar 9.

Diagram Batang Rata-Rata Perbandingan ALT Kontrol
Olive Oil Jam ke-0 dan 24 ........................................................ 37

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 10.

Diagram Batang Rata-Rata Perbandingan AST Kontrol
Olive Oil Jam ke-0 dan 24 ........................................................ 38

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Foto Serbuk Biji P. americana ................................................. 53

Lampiran 2.

Foto Dekok Biji P. americana .................................................. 53

Lampiran 3.

Surat Determinasi Biji P. americana ........................................ 54

Lampiran 4.

Data Organoleptis dan Mikroskopis Hasil Determinasi
Serbuk Biji P. americana ......................................................... 55

Lampiran 5.

Surat Ethical Clearance ........................................................... 61

Lampiran 6.

Analisis Statistik Data ALT dan AST Uji Pendahuluan
Waktu Pencuplikan Darah Hewan Uji Setelah
Diinduksi Karbon Tetraklorida 2 ml/kgBB .............................. 62

Lampiran 7.

Analisis Statistik Data ALT dan AST Kelompok
Kontrol Olive Oil Dosis 2 ml/kgBB ......................................... 69

Lampiran 8.

Analisis Statistik Data ALT dan AST Kelompok
Perlakuan Dekok Biji P. americana Dosis 360,71
mg/kgBB Terinduksi Karbon Tetraklorida 2 ml/kgBB ............ 75

Lampiran 9.

Perhitungan Persen Hepatoprotektif ALT ................................ 89

Lampiran 10. Penetapan Kadar Air Serbuk .................................................... 90
Lampiran 11. Perhitungan Konversi Dosis dan Waktu Untuk Manusia .......... 92
Lampiran 12. Pengukuran Validitas dan Realibilitas Pengukuran
Aktivitas ALT ........................................................................... 92

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek hepatoprotektif dekok
biji Persea americana jangka pendek terhadap penurunan kadar ALT dan AST
serum pada tikus yang diinduksi karbon tetraklorida dan mengetahui waktu
pemberian efektif dekok.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini dilakukan dengan membagi
acak 30 ekor tikus ke dalam 6 kelompok sama banyak. Kelompok I (kelompok
kontrol hepatotoksin) diberi karbon tertraklorida yang dilarutkan dalam olive oil
(1:1) dengan dosis 2 ml/kgBB secara intraperitonial. Kelompok II (kelompok
kontrol negatif) diberi olive oil dosis 2 ml/kgBB secara intraperitonial. Kelompok
III (kelompok kontrol dekok) diberi dekok biji P. americana dosis 360,71 mg/kg
BB, kemudian setelah 6 jam diberikan diambil darahnya. Kelompok IV, V, dan VI
(kelompok perlakuan) diberi dekok biji P. americana dosis 360,71 mg/kg BB,
kemudian secara berturut-turut pada jam ke 1, 4 dan 6 setelah pemberian dekok
dilakukan pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB. Pada jam ke-24 setelah
pemberian karbon tetraklorida, semua kelompok diambil darahnya pada daerah
sinus orbitalis mata untuk penetapan aktivitas ALT dan AST, dan data dihitung
dengan menggunakan ANOVA satu arah.
Dari peneltian diperoleh bahwa pemberian dekok biji P. americana
360,71 mg/kgBB memiliki pengaruh terhadap penurunan aktivitas ALT-AST
serum pada tikus jantan yang terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan
waktu 1, 4, dan 6 jam; dengan waktu efektif pada jam ke-1 setelah pemberian
dekok biji P. americana.
Kata kunci : Persea americana, dekok, jangka pendek, ALT, AST, karbon
tetraklorida

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
The aim of study research are to prove the hepatoprotective effect of short
term Persea americana seed decoction to decrease serum levels of ALT and AST
in rats induced carbon tetrachloride and to know the most effective time in giving
decoction.
This research is purely experimental research with randomized complete
direct sampling design. A total of 30 male Wistar rats were divided randomly into
6 groups in the same amount. Group I (hepatotoxins controlled-group) was given
carbon tetrachloride dissolved in olive oil (1:1) at a dose of 2 ml/kgBW in
intraperitonial. Group II (negative-controlled-group) was given a dose of 2
ml/kgBW olive oil in intraperitonial. Group III (decoction controlled-group) was
given oral decoction of P. americana seeds at a dose of 360.71 mg/kgBW, then
after 6 hours, their blood was drawn. Group IV, V, and VI (treatment group) were
given decoction of P. americana seeds at a dose of 360.71 mg/kgBW, then
successively on the 1, 4, and 6 hour after administration of decoctoin dose, 2
ml/kgBW of carbon tetrachloride was adminstered intraperitonially. At the 24th
hour after administration of carbon tetrachloride, blood samples from all group
were taken through the eyes orbital sinus for measuring the ALT and AST
activities. The data were analyzed by one way ANOVA.
The result of this study showed that short-term seeds of P. americana
decoction at a dose of 360.71 mg/kgBW had effect to reduce ALT-AST
activitities in male rats induced carbon tetrachloride 2 ml/kgBW with a time of 1,
4, and 6 hours; with effective time 1 hour after administration decoction of P.
americana seeds.
Keywords : Persea americana, decoction, short term, ALT, AST, carbon
tetrachloride

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR

A. Latar Belakang Penelitian
Hepar merupakan organ sekaligus kelenjar terbesar di dalam tubuh yang
memproduksi empedu dan juga mengeluarkan hasil produksi dari makanan yang
sudah dicerna. Fungsi utama dari organ yang sekaligus kelenjar ini adalah
metabolisme (Wibowo dan Paryana, 2009). Adanya kerusakan pada hepar
disebabkan

karena

adanya

pemejanan

terhadap

senyawa

kimia

dan

mikroorganisme (Donatus, 1992).
Menurut Sofia, Nurdjanah, dan Ratnasari (2009), prevalensi perlemakan
hati di Indonesia sebesar 30,6%. Menurut WHO (2013), 500 juta penduduk dunia
terkena infeksi virus hepatitis B atau C, yang setiap tahunnya membunuh 1,5 juta
manusia. Dari angka tersebut dapat terlihat bahwa prevalensi penyakit hati di
masyarakat tinggi.
Adanya tanaman-tanaman di sekitar kita dapat dimanfaatkan dalam
pengobatan berbagai penyakit (Donatus, 1992), termasuk penyakit yang
menyerang organ hati. Salah satunya adalah Persea americana yang diketahui
memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang memiliki kemampuan untuk
menangkap radikal bebas (Malangngi, Meyke, dan Jessy, 2012) karena P.
americana memiliki kandungan flavonoid yang larut air dan dapat menangkap
radikal bebas (Arukwe, Amadi, Duru, Agomuo, Adindu, Odika, Lele, Egejuru,
dan Anudike, 2012). Oleh karena itu, mengacu pada penelitian yang sudah ada,

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

penelitian ini menggunakan pelarut air dengan harapan dapat memperoleh
antioksidan lebih banyak. Adapun bentuk sediaan yang diuji adalah dekok karena
betuk sediaan tersebut banyak digunakan dalam masyarakat sebagai salah satu
cara untuk memperoleh khasiat dari suatu tanaman.
Radikal bebas dalam penelitian ini terbentuk sebagai hasil pengubahan
karbon tetraklorida menjadi radikal triklormetil (CCl3•) dan kemudian diubah
menjadi radikal trikorometilperoksi (CCl3O2•) yang bersifat lebih reaktif
(Hodgson, 2010). Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian terkait aktivitas
P. americana untuk mengetahui kemampuannya sebagai hepatoprotektif jangka
pendek pada tikus jantan yang sudah diinduksi karbon tetraklorida untuk diketahui
pengaruh pemberian dan waktu pemberian efektif dekok tersebut yang mampu
memberikan efek hepatoprotektif yang optimal. Penelitian serupa mengunakan
waktu jangka panjang juga dilakukan bersamaan dengan penelitian tersebut.
1.

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:
a.

Apakah pemberian dekok biji Persea americana jangka pendek memberi
pengaruh hepatoprotektif dengan menurunkan kadar AST-ALT serum
pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi karbon tetraklorida?

b.

Berapa lama waktu pemberian dekok biji P. americana yang efektif
untuk memberikan efek hepatoprotektif yang optimal pada tikus jantan
galur Wistar yang diinduksi karbon tetraklorida?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

2.

Keaslian penelitian
Penelitian menggunakan ekstrak biji Persea americana Mill. pernah

dilakukan oleh Arukwe, et al. (2012) yang menyatakan bahwa ekstrak biji Persea
americana memiliki kandungan saponin, tanin, flavonoid, sianogenik glikosida,
alkaloid, fenol, dan steroid. Ekstrak air biji Persea americana dinyatakan oleh
Alhassan, Sule, Atiku, Wudil, dan Abubakar (2012) memiliki efek hipoglikemi
pada tikus terinduksi aloksan. Selanjutnya, penelitian terkait dengan P. americana
telah dilakukan oleh Idris, Ndukwe, dan Gimba (2009) yang melaporkan bahwa
biji P. americana memiliki aktivitas antimikroba. Selain itu, Malangngi, dkk.
(2012) melaporkan ekstrak etanol biji P. americana memiliki kandungan
antioksidan. Malangngi, dkk. (2012) juga melaporkan kandungan tanin dan
aktivitas antioksidan ekstrak etanol biji Persea americana dalam menangkap
radikal bebas DPPH. Nwaoguikpe dan Braide (2011) juga melaporkan bahwa
ekstrak air biji P. americana juga mampu mengontrol hipertensi dan penyakit
kardiovaskular.
Sejauh studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti, penelitian terkait
dengan efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji P. americana Mill.
terhadap penurunan kadar ALT dan AST serum pada tikus jantan galur Wistar
yang terinduksi karbon tetraklorida belum pernah dilakukan.
3.

Manfaat penelitian
a.

Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan pengetahuan bagi
masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan, terutama bidang farmasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

mengenai pengaruh pemberian dekok biji Persea americana yang
memiliki efek hepatoprotektif jangka pendek.
b.

Manfaat praktis
Hasil penelitian ini mampu memberikan informasi kepada masyarakat
terkait waktu efektif dalam pemberian dekok biji Persea americana yang
memiliki efek hepatoprotektif.

B. Tujuan Penelitian
1.

Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh waktu pemberian dekok biji P. americana
terhadap hepar tikus jantan galur Wistar.

2.

Tujuan khusus
a. Mengetahui pengaruh pemberian dekok biji P. americana jangka pendek
terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus jantan galur Wistar yang
diinduksi karbon tetraklorida.
b. Mengetahui waktu pemberian efektif dekok biji P. americana yang dapat
memberikan efek hepatoprotektif optimal pada tikus jantan galur Wistar
yang diinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Hati
Hepar merupakan organ sekaligus kelenjar terbesar di dalam tubuh yang
memproduksi empedu dan juga mengeluarkan hasil produksi dari makanan yang
sudah dicerna. Fungsi utama dari organ yang sekaligus kelenjar ini adalah
metabolisme (Wibowo dan Paryana, 2009). Hepar memiliki berat sekitar 1400 g
pada orang dewasa dan dibungkus oleh suatu fibrosa. Hepar menerima hampir
sekitar 1500 ml darah per menit melalui vena porta dan arteri hepatica (McPhee
dan Ganong, 2011).
Hepar secara keseluruhan tertutup oleh dinding thorax. Hepar memiliki
dua facies, yaitu (1) facies diaphragmatica yang terletak di sisi atas dengan
bentuk sesuai dengan lengkung diafragma dan memiliki tekstur permukaan yang
halus, serta terbagi menjadi bagian anterior dan posterior; (2) facies visceralis
yang memiliki permukaan yang ireguler karena berbatasan dengan gaster,
duodenum, esofagus, flexura coli dextra, ren dextra, dan vesica fellea. Facies ini
menghadap ke bawah dan ke belakang dengan garis horizontal yang membentang
yang dinamakan porta hepatis (Wibowo dan Paryana, 2009).
Hepar terdiri dari unit-unit fungsional (Gambar 1.) yang biasa disebut
lobulus yang berupa susunan jaringan berbentuk heksagonal yang mengelilingi
vena sentral. Darah dari cabang arteri hepatika dan vena porta mengalir dari
perifer lobulus menuju sinusoid. Sinusoid adalah kapiler luas yang berjalan di

5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

antara deretan sel hati ke vena sentral. Di bagian dalam sinusoid ini terdapat sel
yang berfungsi untuk menghancurkan sel darah merah dan bakteri yang
melewatinya dalam darah. Sel ini disebut sel Kupffer (Sherwood, 2007), dan tidak
jarang disebut sebagai sel fagositik (Price dan Wilson, 2005). Lapisan endotel
sinusoid vena memiliki pori-pori yang sangat besar, berdiameter hampir 1
mikrometer. Di bawah lapisan ini terdapat ruang Disse atau disebut juga ruang
perisinusoidal. Jutaan disse menghubungkan pembuluh limfe di dalam pembuluh
septum interlobularis. Kelebihan cairan dalam ruang ini akan dikeluarkan melalui
aliran limfatik (Guyton dan Hall, 2006).
Hepar menerima darah dari dua sumber: (a) Darah arteri, yang
menyediakan O2 bagi hati dan mengandung metabolit darah untuk diproses oleh
hati, disalurkan oleh arteri hepatika; dan (b) Darah vena yang berasal dari saluran
cerna, dibawa oleh vena porta hepatika untuk pemrosesan dan penyiapan nutrien
yang baru diserap (Sherwood, 2007). Kedua pembuluh darah ini bercabang
mengikuti ductus biliaris sampai akhirnya bermuara ke dalam sinusoid. Dari sini,
darah akan dialirkan menuju vena hepatica dan bermuara pada vena cava inferior
(Wibowo dan Paryana, 2009).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

Gambar 1. Penampang mikroskopik hati (Ganong dan McPhee, 2011)

B. Fungsi Hati
Pada awal kehidupan, fungsi hati pada neonatus masih kurang efektif
(Guyton dan Hall, 2006). Namun peran hati sesungguhnya dalam sistem
pencernaan adalah sekresi garam empedu. Hati juga memiliki fungsi lain, yaitu:
1.

Memetabolisme nutrien utama: karbohidrat, protein, lemak

2.

Mendetoksifikasi zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh, hormon, serta
senyawa asing lain yang masuk ke dalam tubuh

3.

Membentuk protein plasma

4.

Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan vitamin

5.

Bersama ginjal, mengaktifkan vitamin D (Sherwood, 2007).
Fungsi utama hepar adalah metabolisme. Hepar memiliki struktur

seragam yang memiliki kelompok sel yang dipersatukan oleh sinusoid. Sel-sel

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

hepar mendapat suplai darah dari vena portae hepatis yang kaya akan makanan
dan tidak mengandung oksigen, namun terkadang bersifat toksik; serta dari arteri
hepatika yang mengandung oksigen. Karena sistem peredaran darah yang tidak
biasa ini, sel-sel hepar mendapatkan suplai darah yang relatif kurang oksigen yang
mengakibatkan hepar memiliki potensi besar untuk mengalami kerusakan dan
juga penyakit (Wibowo dan Paryana, 2009).
Setelah hati mengalami kehilangan jaringannya, hati akan melakukan
regenerasi atau mengembalikan dirinya sendiri. Proses regenerasi ini berlangsung
selama 5 hingga 7 hari pada tikus dimana pada saat ini hepatosit diperkirakan
mengalami replikasi sebanyak satu atau dua kali, dan setelah mencapai ukuran
yang sebenarnya, hepatosit akan kembali lagi pada keadaan semula (Guyton dan
Hall, 2007).

C. Jenis Kerusakan Hati
Macam-macam jenis kerusakan hati yang dapat terjadi sebagai akibat
dari efek toksik yang dihasilkan oleh toksikan, antara lain:
1.

Perlemakan (Steatosis)
Perlemakan hati (Gambar 2.) ditandai dengan adanya lipid pada hati

dengan berat lebih dari 5%. Lesi yang terbentuk dapat bersifat akut, seperti yang
ditimbulkan oleh etionin, fosfor, atau tertrasiklin. Tetrasiklin menyebabkan
banyaknya butiran lemak kecil di dalam suatu sel, sementara etanol menyebabkan
terbentuknya butiran lemak kecil yang menggantikan inti, sedangkan karbon
tetraklorida menyebabkan perlemakan hati melalui penghambatan sintesis satuan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

protein dari lipoprotein dan penekanan konjugasi trigliserid dengan lipoprotein
(Lu, 1995).

Gambar 2. Struktur mikroskopik hepar yang mengalami steatosis
(Mercer University School of Medicine, 2012)
2.

Nekrosis hati
Nekrosis hati merupakan kematian dari hepatosit yang termasuk dalam

kerusakan akut. Kematian sel ini ditandai dengan edema sitoplasma, dilatasi
retikulum endoplasma, dan disagregasi polisom (Lu, 1995). Di daerah terjadinya
nekrosis terjadi peningkatan eosinofil di sitoplasma dan juga neutrofil di daerah
terjadinya kerusakan tersebut (Hodgson, 2010).
3.

Kolestasis
Kolestasis merupakan jenis kerusakan hati akut yang jarang ditemukan

dibandingkan perlemakan hati dan nekrosis (Lu, 1995). Kolestasis merupakan
penekanan atau penghentian aliran empedu yang disebabkan oleh faktor dalam
atau pun luar hepar. Peradangan atau penyumbatan pada saluran empedu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

mengakibatkan akumulasi retensi garam empedu, akumulasi bilirubin, dan
peristiwa yang mengarah jaundice (Hodgson, 2010).
4.

Sirosis
Sirosis merupakan hepatotoksisitas yang ditandai dengan adanya kolagen

di seluruh hati yang mengakibatkan terbentuknya jaringan parut. Dalam banyak
kasus, hal ini terjadi karena adanya paparan senyawa kimia secara kronis yang
mengakibatkan terjadinya akumulasi di matriks ekstra seluler yang menghambat
aliran darah, metabolisme normal hepar, dan proses detoksifikasi (Hodgson,
2010). Pada manusia, penyebab utama terjadinya sirosis hati adalah konsumsi
kronis dari minuman beralkohol (Lu, 1995).

D. Hepatotoksin
Hepatotoksin diklasifikasi menjadi dua, yaitu:
1.

Hepatotoksin teramalkan (Tipe A)
Hepatotoksin ini merupakan senyawa yang dapat merusak hepar jika

diberikan dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan efek toksik. Jadi jenis
hepatotoksin ini bergantung dari jumlah dosis pemberian senyawa. Parasetamol
dan karbon tetraklorida merupakan contoh hepatotoksin teramalkan (Forrest,
2006).
2.

Hepatotoksin tak teramalkan (Tipe B)
Hepatotoksin tersebut tidak bersifat toksik, dan hanya memberikan efek

toksik pada orang-orang tertentu, sehingga hepatotoksin jenis ini tidak bergantung

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

pada dosis pemberian. Contoh senyawa yang termasuk jenis ini adalah isoniazid
dan clorpromazine (Forrest, 2006).

E. ALT dan AST
ALT (alanin aminotransferase) dan AST (aspartat aminotransferase)
serum sering digunakan dalam uji fungsi hati yang terletak normal di dalam
hepatosit. Maka jika kedua enzim tersebut ditemukan di dalam serum, hal ini
mengindikasikan adanya kerusakan fungsi hati (McPhee dan Ganong, 2007).
Kadar aminotransferase dalam level yang tinggi menunjukkan adanya infeksi
virus, ischemic, atau keracunan pada hepar (Dipiro, 2008).
ALT merupakan enzim yang konsentrasi terbesarnya terdapat pada hepar
yang merupakan petunjuk spesifik adanya nekrosis hepar dibandingkan AST yang
terdapat pada hampir semua jaringan, hepar, dan otot rangka (Zimmerman, 1999).

F. Karbon Tertaklorida

Gambar 3. Struktur molekul karbon tetraklorida
(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995)
Karbon tetraklorida (Gambar 3.) merupakan senyawa model yang dapat
mengakibatkan perlemakan dan nekrosis pada hepar (Timbrell, 2009). Senyawa
ini dapat terdistribusi di dalam tubuh karena senyawa tersebut bersifat sangat larut

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

lemak (Wahyuni, 2005). Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan senyawa kimia
yang bersifat lebih ekstensif dalam merusak hepar jika dibandingkan dengan
senyawa kimia lainnya. CCl4 dikonversi menjadi radikal triklormetil (CCl3•) dan
kemudian diubah menjadi radikal trikorometilperoksi (CC3O2•) yang bersifat lebih
reaktif (Gambar. 4). Nekrosis yang terjadi karena CCl4 paling parah terjadi pada
centrilobular sel hati yang banyak mengandung isozim CYP dalam konsentrasi
tinggi yang bertanggung jawab mengaktifkan CCl4 (Hodgson, 2010), dan
pemejanan senyawa ini dalam jangka panjang akan mengakibatkan terjadinya
sirosis dan tumor hati, juga kerusakan ginjal (Timbrell, 2009).

Gambar 4. Mekanisme oksidasi dan biotransformasi karbon tetraklorida
(Timbrell, 2008)

G. Persea americana Mill.
1.

Taksonomi
Kerajaan

: Plantae (Tumbuhan)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

2.

Sub kerajaan

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua atau dikotil)

Sub kelas

: Magnoliidae

Bangsa

: Laurales

Keluarga

: Lauraceae

Marga

: Persea

Varietas

: Persea americana Mill.

(Proseanet, 2012)

Nama lain
Avocado (Amerika), Butter fruit, Avocado-pear, Alligator pear (Inggris),

Alligatorbine, Avocadobirne (Jerman), Avokad, Adpukat (Indonesia), Awokado
(Thailand), Apukado, Avokado (Malaysia) (World Agroforestry Centre, 2002).
3.

Morfologi
Persea americana memiliki pohon berukuran sedang hingga besar dengan

tinggi 9-20 m. Daun berbentuk elips, lanset, dan oval, berukuran panjang 7-41 cm,
berwarna merah ketika muda, dan menjadi lembut dan kasar serta berwarna hijau
tua saat matang (World Agroforestry Centre, 2002) dan bagian permukaannya
berlapis lilin (Porseanet, 2012). Bunga berwarna hijau kekuningan dengan
diameter 1-1,3 cm (World Agroforestry Centre, 2002). Bunga banci tersusun atas
3 daun mahkota. Perhiasan bunga tersusun atas dua lingkaran, 9 benang sari di
dalam 3 lingkaran, kumpulan benang sari di bagian dalam menghasilkan 2 nektar
di bagian dasarnya. Putik terdiri atas satu ruang bakal buah, tangkai kepala putik

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

ramping dengan kepala putik tunggal (simple papillate stigma). Buah berdaging
dan berair, besar dan bulat, berbiji tunggal, permukaan buah halus, dengan
panjang 7-20 cm (Proseanet, 2012).
4.

Kandungan kimia
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Arukwe, et al. (2012), biji Persea

americana memiliki kandungan saponin, tanin, flavonoid, sianogenik glikosida,
alkaloid, fenol, dan steroid. Di antara senyawa kimia ini, kandungan saponin
memiliki prosentase terbesar dari berbagai kandungan kimia yang terdapat pada
biji Persea americana.
5.

Khasiat dan kegunaan
Ekstrak air biji Persea americana memiliki efek hipoglikemi pada tikus

yang terinduksi aloksan. Hal ini menunjang pendapat banyak orang terkait
kegunaan Persea americana bagi orang yang mengalami diabetes (Alhassan, et
al., 2012). Ekstrak air biji P. americana juga mampu mengontrol hipertensi dan
penyakit kardiovaskular (Nwaoguikpe, et al., 2011), juga sebagai antimikroba
(Idris, et al., 2009). Selain itu, ekstrak etanol biji P. americana memiliki
kandungan antioksidan (Malangngi, dkk., 2012). Di Nigeria, Ekstrak kulit
kayunya digunakan untuk mengobati penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit
(Owolabi,

Jaja, dan Coker, 2005). Daun Persea americana Mill memiliki

kemampuan mengontrol penyakit diabetes melitus, sedangkan bijinya sebagai anti
radang dan analgesik (Haryanto, 2009).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

H. Landasan Teori
Hepar merupakan organ yang berperan sebagai organ metabolisme. Hepar
memperoleh darah dari vena portae hepatis (70%) dan arteria hepatica (30%).
Kedua pembuluh darah ini bercabang mengikuti ductus biliaris sampai akhirnya
bermuara ke dalam sinusoid. Dari sini, darah akan dialirkan menuju vena hepatica
dan bermuara pada vena cava inferior. Sel-sel yang membawa darah menuju
hepar ini sering bersifat toksik dan tidak membawa oksigen yang memperbesar
kemungkinan terjadinya kerusakan hepar (Wibowo dan Paryana, 2009). Aktivitas
ALT dan AST dapat digunakan sebagai uji fungsi hati untuk mengetahui adanya
kerusakan hepar jika kadar kedua serum tersebut tinggi dalam darah (Dipiro,
2008).
Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan senyawa kimia yang dapat merusak
hepar. CCl4 di dalam hepar akan dikonversi menjadi radikal triklormetil (CCl3•)
dan kemudian diubah menjadi radikal trikorometilperoksi (CC3O2•) yang bersifat
lebih reaktif. Nekrosis yang terjadi karena CCl4 paling parah terjadi pada
centrilobular sel hati (Hodgson, 2010).
Persea americana diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang
memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas (Malangngi, dkk., 2012). P.
americana juga memiliki kandungan flavonoid yang larut air dan dapat
menangkap radikal bebas (Arukwe, et al., 2012). Hal ini memungkinkan bahwa P.
americana mampu berperan sebagai hepatoprotektor dengan pembuatan ekstrak
air dekok. Melalui penelitian ini akan diketahui apakah dengan pemberian dekok

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

biji P. americana, aktivitas ALT dan AST serum pada tikus yang terinduksi
karbon tetraklorida dapat diturunkan, berikut dengan waktu pemberian efektifnya.

I. Hipotesis
Pemberian dekok biji P. americana secara jangka pendek memiliki efek
hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.

Variabel utama
a. Variabel bebas
Variasi waktu pemberian dekok biji P. americana jangka pendek
dengan dosis 360,71 mg/kgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi
karbon tetraklorida.
b. Variabel tergantung
Penurunan kadar ALT-AST tikus jantan galur Wistar yang
terinduksi karbon tetraklorida setelah pemberian P. americana jangka
pendek.

2.

Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali
Dalam penelitian ini yang termasuk variabel pengacau terkendali
adalah hewan uji yang digunakan, yaitu tikus jantan galur Wistar yang
berumur 2-3 bulan, dengan berat badan 150-250 g; cara pemberian

17

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

hepatotoksin secara intraperitonial; cara pemberian dekok biji P.
americana secara per oral; frekuensi waktu pemberian dekok biji P.
americana (selama 1, 4, dan 6 jam); dan biji P. americana yang
diperoleh dari Sumatera Barat.
b. Variabel pengacau tak terkendali
Dalam penelitian tersebut, variabel pengacau tak terkendali
adalah kondisi patologis hewan uji.
3.

Definisi operasional
a. Dekok P. americana
Dekok P. americana adalah sediaan yang diperoleh dengan
menginfundasi 8,0 g serbuk kering biji P. americana dalam air
sebanyak 16,0 ml; kemudian dipanaskan dalam 100,0 ml air pada suhu
900C selama 30 menit sehingga diperoleh ekstrak dekok biji P.
americana.
b. Efek hepatoprotektif
Efek hepatoprotekif adalah kemampuan dekok P. americana
terhadap penurunan kadar ALT-AST tikus jantan galur Wistar yang
terinduksi karbon tetraklorida setelah pemberian P. americana secara
jangka pendek.
c. Jangka pendek
Yang dimaksud penelitian jangka pendek adalah penelitian
tersebut dilakukan dengan memberikan dekok biji P. americana kepada
hewan uji secara berturut-turut dengan selang waktu 1, 4, dan 6 jam.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

C. Bahan Penelitian
1.

Bahan utama
a. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus jantan
galur Wistar yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan 150-250 g
yang diperoleh dari Laboratorium Imono Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
b. Bahan uji yang digunakan adalah serbuk biji P. americana yang
diperoleh dari Sumatera Barat pada Bulan Januari 2013.

2.

Bahan kimia
a. Bahan hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida yang
diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
b. Kontrol negatif yang digunakan adalah olive oil (Bertolli®).
c. Pelarut untuk dekok digunakan aquadest yang diperoleh dari
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
d. Pelarut hepatotoksin digunakan olive oil (Bertolli®).
e. Blanko pengukuran kadar ALT dan AST menggunakan aquabidestilata
yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis dan Instrumental
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
f. Kontrol serum Roche/Hitachi Cobas C series.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

g. Reagen serum ALT
Komposisi dan konsentrasi dari reagen ALT Diasys yang digunakan
adalah sebagai berikut.
Komposisi
R1: TRIS
L-alanine
LDH
(lactate
dehydrogease)
R2: 2-oxogultarate
NADH
Pyridoxal-5phosphate
FS:
Good’s buffer
Pyridoxal-5-phosphate

g.

pH
7,15

Konsentrasi
140 mmol/L
700 mmol/L
≥ 2300 mmol/L
85 mmol/L
1 mmol/L

9,6

100 mmol/L
13mmol/L

Reagen AST
Komposisi dan konsentrasi dari reagen AST Dyasis yang digunakan
adalah sebagai berikut.
Komposisi
R1: TRIS
L-aspartate
MDH
(malate
deydrogenase)

pH
7,65

≥ 1200 mmol/L

LDH
(lactate
dehydrogease)
R2: 2-oxoglutarate
NADH
Pyridoxal-5phosphate
FS:
Good’s buffer
Pyridoxal-5-phosphate

Konsentrasi
110 mmol/L
320 mmol/L
≥ 800 U/L

65 mmol/L
1 mmol/L

9,6

100 mmol/L
13mmol/L

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

D. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan di dalam penelitian ini antara lain oven, mesin
penyerbuk, ayakan, panci enamel, termometer, stopwatch, beaker glass, gelas
ukur, penangas air, kain flannel, tabung reaksi, labu ukur, pipet tetes, batang
pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®), timbangan analitik Mettler Toledo®, sentrifuge
Centurion Scientific®, vortex Genie Wilten®, spuit injeksi per oral dan syringe 3
cc Terumo®, spuit i.p. dan syringe 1 cc Terumo®,

pipa kapiler, tabung

Eppendorf, Microlab 200 Merck®, moisture balance, dan stopwatch.

E. Tata Cara Penelitian
1.

Determinasi serbuk biji P. americana
Determinasi dilakukan dengan mencocokkan serbuk biji P. americana

yang diperoleh dari Sumatera Barat dengan serbuk yang diketahui secara pasti
merupakan serbuk biji P. americana yang dilakukan secara makroskopis dan
mikroskopis.
2.

Pengumpulan bahan uji
Bahan uji yang digunakan adalah biji P. americana yang masih segar dan

tidak busuk.
3.

Pembuatan serbuk biji P. americana
Biji P. americana dicuci bersih dan dipisahkan dari kulitnya. Setelah itu,

biji dirajang tipis lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 500C. Setelah biji benarbenar kering, biji dihaluskan dan diayak.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

4.

Penetapan kadar air pada serbuk kering biji P. americana
Serbuk kering biji P. americana yang sudah diayak, dimasukkan ke

dalam alat moisture balance sebanyak ± 5 g kemudian diratakan. Bobot serbuk
kering biji tersebut ditetapkan sebagai bobot sebelum pemanasan (bobot A),
setelah itu dipanaskan pada suhu 1050C. Serbuk kering biji P. americana yang
sudah dipanaskan ditimbang kembali dan dihitung sebagai bobot setelah
pemanasan (bobot B). Kemudian dilakukan perhitungan terhadap selisih bobot A
terhadap bobot B yang merupakan kadar air serbuk biji P. americana.
5.

Pembuatan dekok serbuk biji P. americana
Serbuk kering biji P. americana ditimbang 8,0 g dan dimasukkan ke

dalam 16,0 ml pelarut aquadest dan kemudian ditambahkan lagi aquadest
sebanyak 100,0 ml, kemudian dipanaskan pada suhu 900C dan dijaga tetap dalam
suhu tersebut selama 30 menit. Waktu 30 menit dihitung ketika suhu campuran
mencapai 900C. Setelah 30 menit, campuran tersebut diambil dan diperas
menggunakan kain flanel kemudian tambahkan air panas secukupnya melalui
ampas hingga diperoleh volume dekok biji P. americana yang dikehendaki.
6.

Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50%
Larutan karbon tetraklorida dibuat dengan perbandingan karbon

tetraklorida : pelarut adalah 1 : 1, sehingga konsentrasi larutan karbon tetraklorida
yang digunakan adalah 50%

(Janakat dan Al-Merie, 2002). Pelarut yang

digunakan dalam pembuatan larutan ini adalah olive oil.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

7.

Uji Pendahuluan
a. Penetapan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida
Berdasarkan penelitian Janakat dan Al-Merie (2002), dosis
karbon tetraklorida yang digunakan untuk menginduksi kerusakan
hepar pada tikus jantan galur Wistar adalah 2 ml/kg BB. Dosis ini
mampu merusak sel-sel hepar pada tikus jantan yang ditunjukkan
melalui peningkatan aktivitas ALT-AST tetapi tidak menimbulkan
kematian pada hewan uji.
b. Penetapan waktu pencuplikan darah
Penetapan waktu pencuplikan darah ditentukan melalui orientasi
dengan tiga kelompok perlakuan waktu, yaitu pada jam ke–0, 24, dan
48 setelah peme

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tertraklorida.

1 1 112

Efek hepatoprotektif jangka panjang dekok biji Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 127

Efek hepatoprotektif jangka panjang dekokta kulit buah persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 8

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt dan ast serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 117

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 155

Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 115

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol biji persea americana mill. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 12 130

Efek nefroprotektif jangka pendek ekstrak metanol air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida

2 13 119

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 120

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol biji persea americana mill. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 128