Hasil belajar siswa dalam uji coba pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas IV SD Kanisius Kadirojo - USD Repository

PEM PARA

  JURUSAN HASIL MBELAJ ADIGMA Di PROG N PENDIDI FAKUL BELAJA JARAN M A PEDAG KAN ajukan untu Memperole Program S Na GRAM STU

  

Skrips

uk Memenu eh Gelar Sa Studi Pendid

  

OLEH

atalia Angel NIM : 0614 UDI PENDID TEMATIKA GURUAN DA SITAS SAN YOGYAKA A DALAM ATIKA Y FLEKTIF ADIROJO si uhi Salah Sat rjana Pendi dikan Matem H : lina Desy 414076 DIKAN MA A DAN ILMU AN ILMU P NATA DHAR ARTA M UJI CO YANG BE F DI KEL O tu Syarat idikan matika

  TEMATIKA U PENGET PENDIDIKA RMA OBA ERBASIS LAS IV S A TAHUAN AL AN D

  LAM

IKAN MAT LTAS KEG UNIVERS AR SISWA MATEMA GOGI REF NISIUS KA

HALAMAN PERSEMBAHAN

                                Karya ini kupersembahkan untuk :

  Jesus Christ yang memberkatiku sepanjang waktu Bapak dan ibuku tercinta, Seluruh keluarga besarku, Serta saudara – saudari dan sahabat – sahabatku,

  ABSTRAK Angelina Desy, Natalia, 2011. Hasil Belajar Siswa dalam Uji Coba

  

Pembelajaran Matematika yang Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif di

Kelas IV SD Kanisius Kadirojo. Skripsi Program Studi Pendidikan

Matematika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

  Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif. Subjek penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo. Pengumpulan data berlangsung pada tanggal 4 maret 2011 – 12 maret 2011, berlangsung selama empat kali pertemuan. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan ke tiga pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan ke empat diadakan ulangan harian materi penjumlahan pecahan. Pengumpulan data penelitian diperoleh dengan cara merekam kegiatan pembelajaran dengan alat bantu handycam. Analisis data dilakukan dengan prosedur: (i) reduksi data yang meliputi transkipsi data rekaman video dan penentuan topik-topik data, (ii) kategorisasi data, dan (iii) penarikan kesimpulan.

  Hasil dari penelitian ini terbagi atas dua bagian yaitu hasil belajar matematika siswa dan hasil belajar nilai kemanusiaan siswa. (1) Hasil belajar matematika siswa yang tampak dalam pembelajaran selama tiga kali pertemuan berupa kemampuan nilai matematika yang ditunjukkan siswa adalah: (a) Kemampuan menyatakan pecahan: (i) Kemampuan menyatakan bagian warna ke dalam bentuk pecahan, (ii) kemampuan menuliskan bentuk pecahan dari suatu bilangan desimal, (iii) Kemampuan menentukan nilai tempat pada bilangan pecahan desimal, (b) kemampuan menjumlahkan pecahan: (i) menjumlahkan pecahan biasa dengan penyebut yang sama, (ii) menjumlahkan pecahan biasa dengan penyebut yang berbeda, (iii) mengurutkan langkah – langkah menjumlahkan pecahan campuran, (iv) menjumlahkan pecahan campuran dengan penyebut yang sama, (v) menjumlahkan pecahan campuran dengan penyebut yang berbeda, (vi) kemampuan menjumlahkan pecahan desimal. (2) Hasil belajar matematika siswa yang tampak dari evaluasi pembelajaran adalah: sebanyak 23 siswa dari 33 siswa yang nilainya sudah mencapai KKM dengan kata lain sebanyak 70% siswa yang nilainya sudah memenuhi standar KKM. (3) Hasil belajar nilai kemanusiaan yang tampak dalam pembelajaran adalah: (a) kemampuan bekerjasama dengan guru dan teman, (b) kemampuan menghargai perbedaan, (c) kemampuan untuk bertanggung jawab: (i) kemampuan menunjukkan sikap tanggung jawab, (ii) kesadaran akan tanggung jawab dalam kemanusiaan tolong menolong, (c) nilai kemanusiaan tanggung jawab, (d) nilai kemanusiaan kerjasama, (e) nilai kemanusiaan menghormati perbedaan.

   ABSTRACT

Angelina Desy, Natalia, 2011. Student Results in Trial-Based Mathematics

Learning Paradigm Reflective Pedagogy at SD Kanisius Kadirojo Class IV.

Thesis Studies Program Mathematics Education, Faculty of Teacher

Training and Science Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

  This study aimed to: find out the results of student learning in math-based learning Reflective Pedagogical Paradigm. This research is a type of qualitative descriptive study. The data collected is qualitative, relating to student learning outcomes in mathematics-based learning Reflective Pedagogical Paradigm. The subject of this study is the students' fourth grade Kadirojo Canisius. Data collection took place on 4 March 2011-12 March 2011, lasted for four sessions. At the first meeting until the meeting of the third implementation of learning activities. At a meeting held to four daily tests summing fractions of material. Collecting research data obtained by recording the activity of learning with the tools handycam. Data analysis was performed with the procedure: (i) reduction of data that includes data transkipsi videotape and determining the topics of data, (ii) categorization of data, and (iii) inferences. The results of this study is divided into two parts, namely mathematics student learning outcomes and student learning outcomes of humanitarian values. (1) The results of studying mathematics students who appear in the learning during the three meetings of the ability of students' math scores shown are: (a) Ability to express fractions: (i) the ability to express the colors in the form of fractions, (ii) the ability to write a fraction of a decimal number, (iii) The ability to determine place value in decimal fractions, (b) the ability to add up fractions: (i) adding fractions with common denominators the same, (ii) summing the ordinary fractions with different denominators, (iii) sort the step - step adding the mixture fraction, (iv) adding the mixture fraction with the same denominator, (v) adding the mixture fraction with different denominators, (vi) the ability to add up the decimal fractions. (2) The results of studying mathematics students who appear from the evaluation of learning is: as many as 23 students from 33 students whose value has reached KKM with the other words as much as 70% of students who already meet the standard value KKM. (3) The results of studying human values that appear in the study were: (a) the ability to cooperate with teachers and friends, (b) the ability to appreciate differences, (c) the ability to be responsible: (i) the ability to demonstrate an attitude of responsibility, (ii) awareness of responsibility in school discipline. (4) The students learn the value of humanity is evident from observations of teachers are: (a) the value of humanity to appreciate the difference, (b) the value of humanity please help, (c) the value of humanitarian responsibility, (d) human values of cooperation, (e) value respect human differences.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul: Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Yang Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dengan penyusunan Tugas Akhir ini penulis diharapkan mampu mempunyai daya analisa yang tajam serta membantu memperdalam ilmu yang telah diperoleh selama masa studi.

  Penulis menyadari bahwa selama masa studi di Program Studi Pendidikan Matematika, sejak awal studi sampai dengan penyelesaian Tugas Akhir ini melibatkan banyak pihak. Untuk itu atas segala saran, bimbingan, dukungan, penyertaan, doa, bantuan dan peran serta dari berbagai pihak khususnya warga Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

  2. Bapak Dr. Susento, M.S. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan dukungan kepada penulis dengan penuh perhatian, kesabaran dan dengan segala kesungguhan hati selama penulisan skripsi ini.

  3. Bapak dan Ibu dosen penguji yang telah memberikan nasehat, saran dan kritik kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

  4. Seluruh dosen JPMIPA dan MIPA yang telah memberi dukungan dan ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyusun skripsi ini.

  5. Bapak Sunarjo, Bapak Sugeng, Ibu Heny dan Mas Agus selaku staf Sekretariat JPMIPA atas segala bantuan dan kerjasamanya sampai penulis dapat menyelesaikan masa studi dan penyusunan skripsi ini.

  6. Ibu Th.Supartinah , selaku Kepala Sekolah di SD Kanisius Kadirojo yang telah memberikan kesempatan, kerja sama dan dukungan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

  7. Ibu Lestari Puji Utami, selaku guru matematika kelas IV SD Kanisius Kadirojo yang telah memberikan kesempatan, kerja sama dan dukungan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

  8. Segenap Guru dan Karyawan SD Kanisius Kadirojo atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis mengadakan penelitian di sekolah.

  9. Para siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya kepada penulis selama penelitian berlangsung.

  10. Orang Tuaku Bapak Yosef Adam dan Ibu Oliva Sunta yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, doa dan dukungannya dengan penuh kesabaran dan kerendahan hati.

  11. Seluruh keluarga besarku dan sahabat – sahabatku yang telah memberikan segala kasih sayang, cinta, doa, dukungan, semangat dan bantuannya.

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................................. vi

ABSTRACT ................................................................................................................ viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xvi

DAFTAR DIAGRAM ................................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................

  1 B. Perumusan Masalah .................................................................................

  4 C. Tujuan Penelitian .....................................................................................

  4 D. Batasan Istilah .........................................................................................

  5 E. Deskripsi Judul ........................................................................................

  6 F. Manfaat Penelitian ...................................................................................

  7

  BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Matematika ........................................................................

  9 B. Hasil Belajar Menurut Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ..................

  11 C. Materi Penjumlahan Pecahan ...................................................................

  19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................................

  23 B. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................

  23 C. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................

  23 D. Metode Pengumpulan Data .....................................................................

  24 E. Metode Analisis Data ..............................................................................

  25 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................

  28 1. Tahap Ujicoba ...................................................................................

  29 2. Tahap Penelitian Utama ....................................................................

  30 B. Analisis Data ............................................................................................

  33 1. Transkripsi Rekaman Video .............................................................

  34 2. Penentuan Topik-Topik Data ............................................................

  34 3. Penentuan Kategori-Kategori Data ...................................................

  37 BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Belajar Matematika Siswa yang Tampak Dalam Pembelajaran ....

  42 1. Kemampuan Menyatakan Pecahan ...................................................

  43 2. Kemampuan Menjumlahkan Pecahan ...............................................

  48 B. Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Subjek Siswa Dalam Pembelajaran ...

  59 1. Kemampuan Bekerjasama Dengan Teman .......................................

  60

  3. Kemampuan untuk Bertanggung Jawab ...........................................

  3. Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan yang Tampak Dalam Pembelajaran... .........................................................................

  80 LAMPIRAN ................................................................................................................

  78 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

  76 B. Saran ........................................................................................................

  74 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................................

  4. Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan yang Tampak Dari Hasil Observasi Guru... .....................................................................

  73

  73

  62 C. Hasil Belajar Matematika Siswa yang Tampak Dari Ulangan Harian.................................................................................... .........

  2. Hasil Belajar Matematika Subjek yang Tampak Dari Hasil Evaluasi.. ..................................................................................

  72

  1. Hasil Belajar Matematika Subjek yang Tampak Dalam Pembelajaran.. ..........................................................................

  72

  70 B. Hasil Belajar Siswa .................................................................................

  65 BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Belajar Menurut Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) .................

  63 D. Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Siswa dari Hasil Observasi Guru......... ......................................................................................

  81

  

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Topik Data hasil belajar Matematika Subjek pada Pertemuan ITabel 4.2 Topik Data Hasil Belajar Matematika Subjek pada Pertemuan IITabel 4.3 Topik Data hasil belajar Matematika Subjek pada Pertemuan IIITabel 4.4 Topik Data Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Subjek pada Pertemuan ITabel 4.5 Topik Data Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Subjek pada Pertemuan IITabel 4.6 Topik Data Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Subjek pada Pertemuan IIITabel 4.7 Kategori Data Hasil Belajar Berupa Kemampuan Matematika SubjekTabel 4.8 Kategori Data Hasil Belajar Berupa nilai kemanusiaan Subjek

DAFTAR DIAGRAM

  Diagram Pohon 1. Kategori dan Subkategori Data Hasil Belajar Berupa Kemampuan Matematika Subjek

  Diagram Pohon 2. Kategori dan Subkategori Data Hasil Belajar Berupa Nilai kemanusiaan Subjek

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................

  80 Lampiran 2. Transkripsi Data .....................................................................................

  87 Lampiran 3. Jawaban Ulangan Harian Siswa ............................................................. 170

Lampiran 4. Daftar Nilai Akademik Siswa ................................................................. 175

Lampiran 5. Daftar Nilai Evaluasi Kemanusiaan ....................................................... 177

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan adalah pilihan sekaligus orientasi

  pengembangan peradaban bangsa sebagai investasi masa depan pembangunan bangsa berjangka panjang. Orientasi ini mutlak dilakukan oleh karena pendidikan diyakini sebagai sarana utama pengembangan kualitas sumber daya manusia.

  Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan perkembangan peningkatan kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah selalu merevisi kurikulum yang sudah ada selaras dengan perkembangan jaman, demikian pula dengan model pembelajaran yang diterapkan selalu mengalami perkembangan.

  Paradigma pedagogi reflektif merupakan suatu pola pikir pendidikan atau pembelajaran yang mengintegrasikan pengembangan keilmuan dan pengembangan nilai kemanusiaan dalam suatu proses yang terpadu, yang dirancang sedemikian rupa sehingga nilai kemanusian ditumbuhkan dari kesadaran dan kehendak siswa sendiri. Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa dan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan diusahakan melalui dinamika pengalaman refleksi, aksi dan disertai evaluasi. Maksudnya

   

  diperjuangkan. Dengan refleksi, siswa menyadari sendiri maknanya. Dengan aksi, siswa mengubah pola sikap yang bermuara pada perubahan perilaku dari kemauannya sendiri (NN, tanpa tahun).

  Sesuai dinamika PPR, pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan dengan (a) memperhatikan konteks siswa (akademis, spiritual, psikis, fisik, budaya, ekonomis, dll.) ; (b) mengajak siswa masuk ke dalam pengalaman belajar, baik langsung maupun tidak langsung. Belajar di sini bukan hanya menyangkut aktivitas otak atau pikiran (kognitif), tetapi juga melibatkan seluruh pribadi, perasaan, dan kemauan (afektif). Belajar perlu melibatkan dimensi afektif dengan mencoba merasakan dan mengalami kebenaran yang diperolehnya; (c) mengajak siswa berefleksi untuk menemukan maksud, tujuan, nilai, makna, dan manfaat dari pengalaman belajar. Refleksi ini amat penting karena akan meningkatkan perkembangan dalam bidang emosi, pengetahuan, rasa sosial, kerohanian, dsb. ; (d) melaksanakan apa yang disadari dalam refleksi sebagai baik, benar, dan bermanfaat dalam perbuatan nyata. Aksi menunjukkan pertumbuhan batin seorang siswa berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan, kemudian dimanifestasikan secara lahiriah dalam perbuatan; (e) melaksanakan evaluasi (tes) untuk mengukur/melihat keberhasilan akademis siswa dalam belajar. Kecuali bidang akademik, yang perlu dievaluasi adalah perkembangan kepribadian siswa.

  Dalam dinamika PPR, refleksi memegang peranan amat penting. Tidak ada suatu pertumbuhan atau perkembangan tanpa refleksi. Tetapi refleksi saja belum cukup. Karena dalam refleksi, kita baru sampai kesadaran batin tentang nilai :

   

  ditindaklanjuti dengan aksi, yaitu usaha untuk sungguh-sungguh melaksanakan dalam perbuatan/tindakan nyata apa yang disadari sebagai baik dan bermanfaat.

  Refleksi tanpa dibarengi oleh aksi, akan mandul dan tidak membawa perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Kalau dipersiapkan dengan matang dan kita laksanakan dengan sungguh-sungguh, pembelajaran berpola PPR akan menjadi pembelajaran penuh makna dan bermanfaat sebagai pemandu ke arah hidup yang lebih baik.

  Salah satu diantara banyak sekolah yang telah mengupayakan Pola PPR dalam proses pembelajaran adalah SD Kanisius Kadirojo. Sekolah dasar yang terletak di kalasan, Kabupaten Sleman Yogyakarta tersebut baru mengupayakan Pembelajaran berpola PPR. Yayasan Kanisius yang ada di Yogyakarta sudah mengupayakan pembelajaran berpola PPR sejak Tahun 2008. Para guru memperoleh sosialisasi tentang PPR dari berbagai sumber. Beberapa memperoleh sosialisasi dari penggerak PPR sendiri, yaitu Romo J. Subagyo, SJ yang berkedudukan di Semarang. Sebagian guru lainnya memperoleh sosialisasi dari tim PPR yang dikirim oleh Romo J. Subagyo, SJ ke Yayasan Kanisius Cabang Surakarta. Sebagian lagi lainnya memperoleh sosialisasi dari kepala sekolah dan guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah (Susento, 2010).

  Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran di SD Kanisius Kadirojo yang baru mencoba untuk mengupayakan Pembelajaran berpola PPR. Peniliti terlibat sebagai salah satu asisten penelitian Dr. Susento, M.S selaku dosen pendidikan matematika Sanata Dharma yang akan meneliti bagaimana pembelajaran berpola

   

  mengetahui bagaimanakah hasil belajar siswa pada saat mengikuti pembelajaran yang Berparadigma Pedagogi Reflektif di SD Kanisius Kadirojo dan sejauh mana kesesuaian antara hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo tersebut dengan prinsip-prinsip pembelajaran menurut PPR. Penelitian ini difokuskan pada materi Pecahan dalam proses pembelajaran kelas IV di SD Kanisius Kadirojo.

  Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk berusaha mengungkapkan bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi reflektif.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti mengajukan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas IV SD Kanisius Kadirojo?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari perumusan masalah tersebut adalah untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi reflektif.

    D.

   Batasan Istilah

  Istilah-istilah dalam pertanyaan dan tujuan didefinisikan sebagai berikut :

  1. Hasil belajar siswa adalah hasil belajar siswa dari pembelajaran dengan pendekatan paradigma pedagogi reflektif yang berlangsung setelah proses pembelajaran.

  2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

  3. Pembelajaran matematika dilaksanakan di kelas IV SD yang dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dan dilaksanakan di dalam kelas yaitu berupa kegiatan pembelajaran dengan topik Pecahan pada siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo, yang dibimbing oleh guru bidang studi yang bersangkutan.

  4. Paradigma pedagogi reflektif adalah pola pikir pendidikan atau pembelajaran yang mengintegrasikan pengembangan keilmuan dan pengembangan nilai kemanusiaan dalam suatu proses yang terpadu, yang dirancang sedemikian rupa sehingga nilai kemanusian ditumbuhkan dari kesadaran dan kehendak siswa sendiri. Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa dan

   

  refleksi, aksi dan disertai evaluasi. Maksudnya dengan pengalaman tersebut, siswa mengalami sendiri nilai kemanusiaan yang diperjuangkan. Dengan refleksi, siswa menyadari sendiri maknanya. Dengan aksi, siswa mengubah pola sikap yang bermuara pada perubahan perilaku dari kemauannya sendiri.

  5. Siswa adalah subyek penelitian ini, yang menerima pembelajaran dengan pendekatan pedagogi reflektif.

E. Deskripsi Judul

  Penelitian ini berjudul “Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika yang Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif”.

  Penelitian ini mendeskripsikan hasil belajar siswa yang berlangsung setelah proses pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi reflektif.

  Penelitian ini dilakukan dalam pembelajaran di dalam kelas, dengan materi pembelajaran Pecahan. Pembelajaran dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan rincian: 3 kali pertemuan membahas teori, latihan soal dan evaluasi nilai kemanusiaan, 1 kali pertemuan dilakukan untuk ulangan harian. Pembahasan teori dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, sedangkan proses evaluasi akademik dan evaluasi nilai kemanusiaan dilakukan dengan ulangan harian, refleksi dan aksi. Adapun dalam proses pembelajaran di SD Kanisius Kadirojo, Guru menerapkan pendekatan pembelajaran berpola PPR, yang meliputi kegiatan yang terkait dengan konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.

    F.

   Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Bagi peneliti sebagai calon guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri sebagai seorang calon guru, yaitu peneliti dapat mengetahui rangkaian hasil belajar siswa kelas IV SD dalam mengikuti pembelajaran matematika berparadigma pedagogi reflektif pada materi Pecahan. Sehingga nantinya dapat mempersiapkan metode pembelajaran atau cara mengajar baru yang dapat diterapkan untuk menghadapi tindakan siswa SD yang mengikuti pembelajaran matematika berpola PPR.

  2. Bagi guru bidang studi matematika Dengan adanya hasil dari penelitian ini, diharapkan guru dapat mempertimbangkan dan membuat metode pengajaran yang sesuai dengan PPR, sehingga dapat diterapkan dalam pembelajaran berikutnya untuk menciptakan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang lebih baik.

  3. Bagi mahasiswa Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan matematika, yaitu dapat mengetahui gambaran umum hasil belajar siswa kelas IV SD dalam mengikuti pembelajaran matematika berparadigma pedagogi reflektif. Sehingga apabila akan mengadakan penelitian lanjutan tentang hal yang serupa bisa menjadi acuan atau sebagai bahan pertimbangan.

    G.

   Sistematika Penulisan

  Pada penulisan ini dibagi menjadi 7 bab. Bab I berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan istilah, deskripsi judul dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang landasan teori. Sedangkan

  Bab III berisi tentang uraian metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data dan metode analisis data.

  Bab IV berupa analisis data penelitian yang di dalamnya berisi tentang pelaksanaan penelitian, transkrip rekaman video, topik data, dan kategori data. Bab V merupakan hasil penelitian, berisi tentang uraian hasil penelitian. Bab VI berisi tentang pembahasan, sedangkan Bab VII berisi tentang kesimpulan dan saran.

   

BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana hasil belajar siswa , pada materi Penjumlahan Pecahan di kelas IV SD Kanisius Kadirojo. Berdasarkan tujuan tersebut, maka landasan teori yang akan dipakai dalam

  penelitian ini meliputi: (i) Pembelajaran Matematika (ii) Hasil Belajar Menurut Paradigma Pedagogi Reflektif, (iii) Materi Penjumlahan Pecahan.

A. Pembelajaran Matematika 1.

  Pengertian pembelajaran matematika Pengertian dari pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik (siswa) yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa. Dengan demikian pembelajaran matematika merupakan suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada siswanya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut (Suyitno, 2004:2 dalam skripsi MM. Yunika N. , 2009).

  Dalam bahasa latin, kata matematika berasal dari kata manthanein atau Belanda matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten (Depdiknas, 2003).

  Pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan yang menekankan pada eksplorasi matematika, model berfikir yang matematik, dan pemberian tantangan atau masalah yang berkaitan dengan matematika. Sebagai akibatnya peserta didik melalui pengalamannya dapat membedakan pola-pola dan struktur matematika, peserta didik dapat berfikir secara rasional dan sistematik. (Artanti cit Hudoyo, 2007 dalam skripsi MM. Yunika N. , 2009).

  2. Tujuan pembelajaran matematika Tujuan dari pembelajaran matematika yaitu (Depdiknas, 2003) : a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, dan perbedaan.

  b.

  Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan pendugaan, serta mencoba-coba.

  c.

  Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

  d. kemampuan menyampaikan informasi atau Mengembangkan mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan,

B. Hasil Belajar Menurut Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) 1.

  Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif Menurut Subagyo (2005a:2), Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah pola pikir pendidikan atau pembelajaran yang mengintegrasikan pengembangan keilmuan dan pengembangan nilai kemanusiaan dalam satu proses yang terpadu, yang dirancang demikian sehingga nilai kemanusiaan ditumbuhkan dari kesadaran dan kehendak siswa sendiri melalui refleksinya dan aksinya. Artinya: dengan pengalaman, siswa mengalami sendiri nilai kemanusiaan yang diperjuangkan.

  Dengan refleksi, siswa menyadari sendiri maknanya. Dengan aksi, siswa mengubah pola sikap yang bermuara pada perubahan perilaku dari kemauan siswa sendiri.

  Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa, dan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan diusahakan melalui dinamika pengalaman, refleksi, dan aksi. Proses pembelajaran dikawal dengan evaluasi (Subagyo, 2005b:1-2). PPR yang merupakan pola pikir pendidikan yang mengintegrasikan pengembangan intelektual dan nilai kemanusiaan dalam satu proses terpadu, maka unsur konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi merupakan satu kesatuan yang utuh.

  Dinamika pembelajaran berpola PPR meliputi 5 unsur, yaitu (i) konteks, (ii) pengalaman, (iii) refleksi, (iv) aksi, dan (v) evaluasi.

  1) Konteks

  Pola konteks di sini maksudnya, guru harus mengetahui dan mengenal para siswanya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

  Dalam Subagyo (2005a: 2-3) disebutkan bahwa konteks yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1)

  Bahan pengajaran disesuaikan dengan kemampuan siswa (juga dengan minat dan bakat siswa). Dalam pola pikir PPR, penguasaan siswa akan kompetensinya lebih penting dari banyaknya materi. Kualitas lebih penting dari kuantitas. Lebih penting apa yang dikuasai siswa dari apa yang diajarkan guru. 2)

  Kurikulum atau silabus seharusnya merupakan suatu kebulatan, supaya pemahaman siswa menjadi utuh. Pembelajaran yang tepat seharusnya mendukung kebulatan dan keutuhan perkembangan akademik siswa. 3)

  Nilai kemanusiaan yang diperjuangkan perlu juga disesuaikan dengan konteks siswa, misalnya apakah sesuai dengan taraf perkembangan pribadi, sesuai dengan agama, etnis, visi atau misi sekolah.

  2) Pengalaman

  Pengembangan nilai kemanusiaan paling efektif dilakukan melalui pengalaman, yaitu siswa mengalami sendiri nilai yang diperjuangkan itu (Subagyo, 2005a: 3). Pengalaman nilai yang ingin dikembangkan dapat berupa pengalaman langsung dan juga dapat berupa pengalaman secara tidak langsung. persaudaraan dan kerjasama dalam diri para siswa, maka guru memfasilitasi para siswa dengan kegiatan kerja kelompok. Penerapan pengalaman tidak langsung biasanya diterapkan jika keadaan tersebut sulit dijangkau, misalnya saja guru ingin memberi pengalaman ketidakadilan, guru memfasilitasi siswa dengan memberikan gambar

  • –gambar atau cerita–cerita tentang ketidakadilan. Siswa diberi kesempatan untuk mendalami peristiwa tersebut dengan membayangkan dan merasakan peristiwa tersebut. 3)

  Refleksi Dari hasil pengalaman yang diperoleh siswa, guru mengajak siswa untuk melihat kembali pengalaman yang telah diperoleh tersebut. Melihat kembali pengalaman yang diperoleh disebut refleksi. Menurut Subagyo (2005a: 3), dalam pola pikir PPR, refleksi merupakan tahap dimana siswa menjadi sadar sendiri mengenai kebaikan, keenakan, manfaat dan makna nilai yang diperjuangkan. Tujuannya adalah agar nilai yang diperjuangkan menjadi menarik bagi siswa dan kemudian mereka terpikat untuk memiliki atau menghayati nilai yang diperjuangkan sampai pada keinginan untuk bertindak.

  Untuk membantu siswa menyadari nilai kemanusiaan yang terkandung di dalam pengalaman, guru memfasilitasi dengan berbagai cara, antara lain: mengajukan pertanyaan terbuka/divergen; memberi tugas kepada siswa untuk mengkomunikasikan pendapat/ perasaan mereka dalam bentuk lisan, tulisan, atau gambar; mengajak siswa berdiskusi. Menurut Fr.Th. Ambar Prihastomo,SJ (dalam berefleksi sedang guru dapat membantu dengan pertanyaan reflektif (bukan menceramahkan refleksinya sendiri).

  4) Aksi

  Tindak lanjut dari hasil pengalaman yang sudah direfleksi adalah sebuah aksi. Kegiatan aksi ini merupakan niatan atau sikap atau perbuatan yang ingin dilakukan siswa atas kemauan mereka sendiri terkait dengan nilai kemanusiaan yang ingin diperjuangkan. Menurut Subagyo (2005a:3), perkembangan nilai kemanusiaan tidak boleh hanya berhenti sampai kesadaran, tetapi harus berlanjut sampai pada bersikap dan berbuat dari kemauannya sendiri. Sikap dan niat adalah aksi batin, sedangkan perbuatan merupakan aksi lahir. Untuk membantu siswa menumbuhkan niat, sikap, dan perbuatan, guru memfasilitasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada nilai yang ingin diperjuangkan.

  5) Evaluasi

  Evaluasi merupakan tahap penentuan hasil belajar dari para siswa. Guru perlu mengadakan evaluasi, untuk masalah akademik dapat dilakukan seperti biasa. Guru seharusnya juga mengadakan evaluasi perubahan pola sikap dan perilaku (Subagyo, 2005c: 38).

  Menurut Subagyo (2005a: 4), evaluasi perkembangan nilai kemanusiaan tidak dapat dilakukan dengan tes, tetapi dengan observasi. Guru mengobservasi perbuatan siswa yang spontan, yang menunjukan perkembangan nilai observasi karena ciri khas nilai kemanusiaan adalah kebebasan, siswa berbuat dari kemauannya sendiri.

  Tahap evaluasi pada PPR meliputi evaluasi kompetensi akademik dan evaluasi nilai kemanusiaan. Guru melakukan evaluasi tidak hanya saat akhir materi, namun pada setiap kegiatan belajar mengajar guru dapat melakukan evaluasi, baik evaluasi kompetensi maupun evaluasi perkembangan nilai kemanusiaan yang sedang diterapkan. Keistimewaan PPR adalah sifatnya yang fleksibel, PPR dapat digunakan berdampingan dengan kurikulum ’94, KBK,

  KTSP atau kurikulum lain manapun (Subagyo 2005a: 4). Karena bersifat fleksibel maka evaluasi akademik dalam PPR dapat disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku.

  Secara singkat: pembelajaran berpola PPR adalah pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran bidang studi dengan pengembangan nilai

  • – nilai kemanusiaan. Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa dan pengembangan nilai
  • – nilai kemanusiaan diusahakan melalui dinamika pengalaman, refleksi dan aksi. Proses pembelajaran dikawal dengan evaluasi. Ada 6 kata penting yang bisa dipakai untuk mencirikan pembelajaran berpola PPR. Secara praktis pembelajaran berpola PPR dapat dibandingkan dengan RP berpola KBK sebagai berikut:

  10. Evaluasi PPR : dampak pada siswa, guru, dan OR.

  4. Nilai kemanusiaan : siswa

  . . .

  9. Sumber bahan: . . . . . . . . . . . . . .

  . . .

  b. Tindak Lanjut : . . . . . . . . . .

  8. Penilaian: a. Tagihan : . . . . . . . . . . . . . . .

  7. Life skill

  6. Media pembelajaran : . . . . . . . .

  d. Aksi e. Penutup : . . . . . .

  c. Refleksi

  persaudaraan

  b. Kegiatan inti :

  a. Introduksi : - Materi pembelajaran : . . . . .

  5. Strategi pembelajaran/ skenario:

  3. Materi pembelajaran: konteks

  RP berpola KBK RP berpola PPR Sekolah : . . . .

  2. Kompetensi dasar : dengan

  1. Standar kompetensi : sesuaikan

  Sekolah : . . . . Mata pelajaran : . . . . Kelas/semester : . . . . Materi Pokok : . . . . Waktu : . . . .

  9. Sumber bahan: . . . . . . . . . . . . . .

  d. Tindak Lanjut : . . . . . . . . . . .

  8. Penilaian: c. Tagihan : . . . . . . . . . . . . . . .

  7. Life skill

  6. Media pembelajaran : . . . . . . . . .

  5. Strategi pembelajaran/ skenario: a. Pendahuluan : . . . . . . . . . . . .

  3. Materi pembelajaran : . . . .

  2. Kompetensi dasar : . . . .

  1. Standar kompetensi : . . . .

  Mata pelajaran : . . . . Kelas/semester : . . . . Materi Pokok : . . . . Waktu : . . . . .

  • Mengolah materi pembelajaran
  • Latihan soal
  • Evaluasi dan pembahasannya b. Kegiatan inti : . . . . . . . . . . . .
  • Mengolah materi pembelajaran
  • Latihan soal
  • Evaluasi dan pembahasannya c. Penutup : . . . . . . . . . . . . . . .
  • Agar kerjasama menjadi pengalaman persaudaraan
  • Mengolah materi pembelajaran
  • Latihan soal : kerjasama sekaligus pengalaman
  • Evaluasi dan pembahasannya

  Dari skema pembelajaran berpola PPR adalah pembelajaran biasa dengan sedikit modifikasi. Bila langkah skema pembelajaran (no. 5) dicermati, perbedaan KBK dan PPR terdapat dalam cara mengolah latihan soal. Pada pembelajaran berpola PPR kerjasama dalam belajar bidang studi direkayasa menjadi pengalaman persaudaraan, yang direfleksikan dan ditindaklanjuti dengan aksi. PPR tidak membuat kurikulum baru, mata pelajaran baru, bahkan tidak minta jam tambahan. Inilah yang disebut dengan “integrasi”.

  Yang dituntut PPR, pertama, adalah menyesuaikan materi dan cara belajar siswa dengan konteks siswa. Materi pembelajaran yang terlalu sukar bagi siswa atau cara belajar yang tak bisa diikuti siswa akan gagal diserap siswa. Demikian juga tidak berhasil dalam PPR. “konteks siswa” perlu diperhatikan.

  Kunci keberhasilan PPR adalah menjadikan bidang studi sehingga kerjasama tersebut menjadi latihan atau pengalaman bersaudara, saling bertanggungjawab dan saling menghargai. Guru memfasilitasi dengan seperangkat tatacara bekerjasama sehingga kerjasama menjadi latihan atau pengalaman bersaudara, saling bertanggung jawab dan saling menghargai. Siswa mengalami sendiri persaudaraan. Kemudian guru memfasilitasi dengan pertanyaan agar siswa merefleksikan pengalamannya, sehingga ia menjadi sadar sendiri akan baiknya, manfaat, dan makna persaudaraan. Selanjutnya guru memfasilitasi dengan pertanyaan agar siswa ber

  • – “aksi” : membentuk niat yang diharapkan akan ditindaklanjuti dengan perbuatan. Siswa berniat dan berbuat dari kemauannya sendiri.
Berikut ini merupakan diagram PPR menurut Purwono (2008): Diagram 1 Dinamika pembelajaran dalam PPR 2.

  Prinsip–prinsip evaluasi hasil belajar menurut PPR

  • – Dari penjelasan tentang PPR di atas, dapat disimpulkan beberapa prinsip prinsip evaluasi hasil belajar menurut PPR, yaitu: a.

  Evaluasi hasil belajar dalam PPR mencakup hasil belajar akademik dan hasil belajar nilai kemanusiaan b.

  Evaluasi hasil belajar kompetensi akademik dilaksanakan sesuai pedoman kurikulum yang sedang berlaku; c.

  Evaluasi hasil belajar nilai–nilai kemanusiaan diperoleh dengan menggunakan metode observasi (Subagyo, 2005a: 4); d.

  Evaluasi hasil belajar nilai–nilai kemanusiaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari 5 unsur dinamika pembelajaran PPR yang berurutan.

C. Materi Penjumlahan Pecahan 1.

  Pecahan a. Pengertian pecahan

  Menurut Kamus Matematika ”pecahan adalah (1) hasil dari pembagian, (2) suatu perbandingan, suatu pecahan dapat ditulis dimana a dan b adalah bilangan bulat, a disebut pembilang dan b disebut penyebut, (3) suatu bilangan yang dibandingkan dengan 1” (Roy Holands, 1984 : 56 dalam skripsi Naila Maulida 2009).

  b.

  Pengertian Bilangan Pecahan Menurut Soewito (1993 : 152) dalam skripsi Naila Maulida 2009, bilangan pecahan adalah bilangan yang lambangnya terdiri dari pasangan berurutan bilangan bulat a dan b, dengan b ≠ 0 yang merupakan penyelesaian persamaan bx = a, ditulis atau a : b. Sedangkan menurut Nugroho.W (2008: 1) dalam skripsi Naila Maulida 2009, Bilangan pecahan terdiri atas dua bagian yaitu bilangan sebagai pembilang dan sebagai penyebut, pembilang adalah bilangan yang berada di bagian atas suatu pecahan yang menunjukkan berapa besar bagian yang digunakan. Penyebut adalah bilangan yang berada di bagian

  Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian bilangan pecahan adalah bilangan yang menyatakan sebagian dari suatu keseluruhan yang dapat dinyatakan sebagai perbandingan dua bilangan cacah a dan b, ditulis dengan syarat bila ngan b ≠ 0

  Macam-macam pecahan : 1. Pecahan Biasa

  Pecahan biasa adalah pecahan baik pembilang dan penyebutnya berupa integer atau bilangan bulat.

  1

1 Misal : ,

  2

  5 2.

  Pecahan campuran Pecahan campuran adalah suatu bilangan yang terbentuk atas bilangan cacah (bilangan bulat) dan pecahan biasa.

1 Misal : 1 ,3/2.

  2 3.

  Pecahan Desimal Pecahan desimal adalah pecahan yang penyebutnya pangkat dari10.

  1

1 Misal: = 0,1 , = 0,2

  10

  5 4.

  Persen Persen adalah pecahan yang penyebutnya 100 atau peratusan.

  1 Misalnya : = 1% 100 b.

  Lima sifat operasi berhitung Sistem bilangan rasional memenuhi kelima sifat operasi hitung berikut ini :

  • a + (b + c) = (a + b) + c (sifat asosiatif penjumlahan)

  Misalkan a, b dan c adalah bilangan real maka akan selalu berlaku :

  • a x (b x c) = (a x b) x c (sifat asosiatif perkalian)

  Misalkan a, b dan c adalah bilangan real maka akan selalu berlaku :

  • a + b = b + a (sifat komutatif penjumlahan)

  Misalkan a, b dan c adalah bilangan real maka akan selalu berlaku :