EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MENGGUNAKAN METODE PRESENTASI KELOMPOK PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

  

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME

MENGGUNAKAN METODE PRESENTASI KELOMPOK PADA POKOK

BAHASAN LISTRIK DINAMIS

Studi Kasus di SMP PANGUDI LUHUR I KALIBAWANG

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

Nama : Eka Noviyanto

  

Nim : 021424015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME

MENGGUNAKAN METODE PRESENTASI KELOMPOK PADA POKOK

BAHASAN LISTRIK DINAMIS

Studi Kasus di SMP PANGUDI LUHUR I KALIBAWANG

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

Nama : Eka Noviyanto

  

Nim : 021424015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  

ABSTRAK

Noviyanto, Eka. 2009. Efektifitas Pembelajaran Fisika Melalui

Pendekatan Konstruktivisme Menggunakan Metode Presentasi Kelompok Pada

Pokok Bahasan Listrik Dinamis. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah metode presentasi kelompok dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi listrik dinamis; (2) apakah metode presentasi kelompok dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran; serta (3) bagaimana sikap siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan.

  Subyek penelitian yaitu siswa kelas IX SMP PL I Kalibawang-Yogyakarta. Sampel yang diteliti berjumlah 58 siswa, dengan rincian 29 siswa dari kelas uji dan 29 siswa dari kelas kontrol. Treatment pada kelas uji yaitu pembelajaran melalui metode presentasi kelompok, sedang pada kelas kontrol rangkaian pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah. Instrument yang dipakai yaitu: (1) test, (2) observasi, dan (3) kuesioner. Metode analisis data menggunakan metode kuantitatif, sebab data-data yang diperoleh berupa data angka.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) rangkaian pembelajaran dengan metode presentasi kelompok terbukti lebih meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan listrik dinamis, (2) metode presentasi kelompok lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, dan (3) metode presentasi kelompok mendorong siswa untuk bersikap positif terhadap pembelajaran.

  

ABSTRACT

Noviyanto, Eka. 2009. The Effectiveness Physics Learning With

Approach Constructivism Using Group Presentation Method About Dynamic

Electricity. Physics Education Study Program. Department of Mathematics

and Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata

Dharma University Yogyakarta.

  This research was intended to know whether: (1) group presentation learning

  ’

  method increases student s understanding about dynamic electricity; (2) students become more active in learning process; and (3) students have positive attitude toward this method.

  The sample of this research was 58 Kalibawang-Yogyakarta SMP Pangudi Luhur students, 29 students as research sample, and 29 students as control sample. The research used test, observations, and questioner as instruments. The data was statistically analyzed using t-test.

  The result of this research was: (1) the group presentation learning method

  ’

  increases student s understanding about dynamic electricity, (2) students become more active in the learning process, and (3) students have positive attitude toward this method.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Bapa penyelenggara kehidupan yang selalu menaungi dan melimpahkan karunia bagi kita. Terlebih atas terselesaikannya skripsi dengan judul ” Efektivitas Pembelajaran Fisika

  

Melalui Pendekatan Konstruktivisme Menggunakan Metode Presentasi

Kelompok Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis ”.

  Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tentu tidak lepas dari sumbang saran beberapa pihak lain. Untuk itu pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan FKIP USD yang telah memberikan surat ijin permohonan penelitian.

  2. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si. selaku ketua jurusan pendidikan fisika USD.

  3. Romo Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu membantu dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Staff dosen pendidikan fisika USD yang telah membantu dan membimbing saya sebagai seorang calon guru fisika.

  5. Staff sekretariat JPMIPA yang telah membantu saya selama proses perkuliahan dan kelancaran dalam pelayanan administrasi.

  6. Br. Lusius Supardji, FIC. selaku Kepala Sekolah SMP PL I Kalibawang yang telah berkenan memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

  7. Bapak Yohanes Dedi Setyawan selaku guru pengampu mata pelajaran IPA di SMP PL I Kalibawang yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk melakukan pengambilan data.

  8. Rekanku Trihandono yang telah membantu saya sebagai observer selama proses penelitian.

  9. Gisela Kusria atas segala motivasi dan dukungannya.

  10. Teman-teman seperjuanganku Pfis 02; Ari Purwadi, Dwi Ariyanto, Andreas Trihartanto, Yohanes Wisnu Asmoro, Titik Utaminingsih, Osnita sari, serta Tri Handono, atas inspirasi serta kerjasamanya yang telah kalian berikan selama kuliah.

  11. Yoseph Asiri Dotheres, Eryanto, Darmiyono, Ariyanto, Adrianus Suada, Salvinus Baco, Alexander San Lohat, serta Yakobus Suwardoyo atas dukungannya.

  12. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu demi satu atas kerelaan, kerja sama, serta sumbang sarannya selama penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa tulisan sederhana ini tidak lepas dari keterbatasan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, 25 November 2009 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING............................ ii HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................. iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH................. v ABSTRAK.................................................................................................... vi ABSTRACT.................................................................................................. vii KATA PENGANTAR................................................................................. viii DAFTAR ISI................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xv DAFTAR TABEL......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvii

  BAB. I. PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

  B. Perumusan Masalah........................................................................... 4

  C. Tujuan Penelitian............................................................................... 4

  D. Manfaat Penelitian............................................................................. 4

  BAB. II. DASAR TEORI

  A. Belajar dan Pembelajaran

  1. Pengertian Belajar……………………………………………… 6

  2. Pengertian Pembelajaran………………………………………. 8

  B. Filsafat Konstruktivisme dan Pengaruhnya Terhadap Pembelajaran

  1. Pembelajaran Konstruktivistik……………………………….... 8

  2. Aspek Pembelajaran Konstruktivistik…………………………. 15

  a. Perubahan Konsep…………………...…………………….. 15

  b. Keterampilan Proses………………………………...……... 19

  c. Berpikir Kritis……………………………………...…….… 20

  d. Sikap……………………………………………..……….... 21

  C. Metode Presentasi Kelompok…………………………………….... 23

  a. Aspek Positif Metode Presentasi Kelompok…………………... 23

  b. Aspek Negatif Metode Presentasi Kelompok………………….. 24

  D. Efektivitas Pembelajaran…………………………………………... 24

  1. Pengertian Pembelajaran yang Efektif…………………………. 24

  2. Aspek Pembelajaran yang Efektif……………………………… 26

  a. Keterlibatan Siswa Secara Aktif…..……………………….. 26

  b. Membangkitkan Motivasi Belajar………………………….. 26

  c. Menarik Minat dan Perhatian Siswa……...………………... 27

  d. Memahami Prinsip Individualitas………………………….. 27

  e. Prestasi Belajar……………………………………………... 28

  E. Ringkasan Materi Pokok Bahasan Listrik Dinamis......................... 30

  1. Rangkaian Listrik……………..…………………….………….. 30

  a. Arus Listrik……..………………...………………………... 30

  b. Saklar dan Sekring…………………………..……………... 32

  c. Sumber Tegangan…………...…………………..…………. 34

  1) Elemen Volta………………………………………..…. 34 2) Elemen Kering……………….....……………………… 35 3) Elemen Basah…………………………………..………. 36

  d. Beda Potensial…………………………………..………….. 38

  e. Gaya Gerak Listrik Sumber Tegangan...………......………. 39

  2. Hukum Ohm dan Hambatan Listrik………….......…………….. 40

  a. Hambatan dan Hukum Ohm……..…...……………………. 40 1) Hambatan……………………………………..………... 40 2) Hukum Ohm…………………..……………………….. 41

  b. Hambatan pada Kawat Penghantar….…..………..……..…. 42

  c. Kemampuan Zat Menghantarkan Arus Listrik………..….... 43

  d. Arus Listrik pada Rangkaian Bercabang….……......……… 43

  e. Rangkaian Hambatan Listrik…………………………..…... 45

  f. Rangkaian Sumber Tegangan……..……………..………… 48 1) Rangkaian Seri………………………………..………... 48 2) Rangkaian Paralel…………………….………………... 49

  3. Energi dan Daya Listrik………………………………………... 50

  a. Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Panas.………...... 50

  b. Daya Listrik………………………..……………………..... 51

  F. Kaitan Dasar Teori dengan Metode Penelitian……………………. 53

  G. Perumusan Hipotesis………………………………………………. 54

  BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN

  A. Jenis dan Tahap Penelitian………………………...……………..... 56

  B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………... 57

  C. Subjek Penelitian…………………………………………………... 57

  D. Treatment…………………………………………………………... 57

  E. Instrument Penelitian………………………………………………. 58

  1. Test………………………..……………………………………. 58

  2. Pengamatan…………………………………………………….. 61

  3. Kuesioner Sikap………….…………………………………….. 62

  F. Validitas Instrument…………….………………………………...... 62

  G. Metode Analisis Data………….………………………………….... 63

  1. Analisis Skor Test……………...……………...……………….. 63

  a. Pemahaman Awal Siswa………...…………………………. 64

  b. Perbadingan Pencapaian Hasil Belajar…..……...…………. 65

  c. Efektivitas Metode Pembelajaran………………………….. 66

  2. Analisis Keterlibatan Siswa......................................................... 66

  3. Analisis sikap siswa ………………………..………………….. 68

  BAB. IV. DATA DAN ANALISIS DATA

  A. Proses Pengambilan Data………...………...………………………. 70

  1. Awal……………………………………………………………. 70

  2. Inti……………………………………………………………… 70

  3. Akhir…………………………………………………………… 73

  B. Data dan Analisis…………………………………………………... 74

  1. Skor Test……………...………………………………………... 74

  a. Skor pretest dan posttest………....……………..………….. 74

  b. Analisis Pemahaman Awal Siswa……....……..…………… 76

  c. Analisis Perbandingan Pencapaian Hasil Belajar Siswa…… 77

  d. Analisis Efektivitas Metode Pembelajaran...…...………….. 80

  2. Keterlibatan Siswa Selama Proses Pembelajaran…..………….. 81

  3. Sikap Siswa Terhadap Penerapan Pembelajaran….…………… 83

  C. Pembahasan………………………………………………………… 87

  1. Hasil Test Pemahaman………….…...…………………………. 87

  2. Keterlibatan Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran…..…….…. 89

  3. Sikap Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran.………. 90

  BAB. V. PENUTUP

  A. Kesimpulan………...………………………………………………. 92

  B. Saran……………………………………………………………….. 92

  

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 94

LAMPIRAN…………………...………………………………….……….. 96

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar Halaman Gambar 1 : Konsepsi Skematik Sikap........................................................ 22 Gambar 2 : Rangkaian Listrik Sederhana................................................... 30 Gambar 3 : Pemasangan Amperemeter dalam Rangkaian.......................... 32 Gambar 4 : Rangkaian Listrik dengan Ujung Kabel sebagai Saklar.......... 33 Gambar 5 : Sketsa Elemen Volta................................................................ 34 Gambar 6 : Sketsa Elemen Kering.............................................................. 36 Gambar 7 : Sketsa Elemen Basah/Akumulator........................................... 37 Gambar 8 : Rangkaian Listrik dengan sebuah Baterai, Saklar, Lampu,..... 39 Gambar 9 : Rangkaian Listrik tak Bercabang…………….…...…………. 43 Gambar 10 : Rangkaian listrik bercabang……...………………………….. 44 Gambar 11 : Rangkaian Hambatan disusun secara Seri………….……….. 45 Gambar 12 : Rangkaian Hambatan disusun secara Paralel...…...…………. 46 Gambar 13 : Rangkaian Kombinasi…………...…………...……………… 46 Gambar 14 : Rangkaian Sumber Tegangan…………….…………………. 48 Gambar 15 : Sumber Tegangan disusun secara Seri………...…..………… 49 Gambar 16 : Sumber Tegangan dirangkai secara Paralel……...…….......... 49 Gambar 17 : Skema Pelaksanaan Penelitian................................................. 56 Gambar 18 : Skema Pengolahan Data Pretest............................................... 64 Gambar 19 : Skema Pengolahan Data Pretest-Posttest……..……………... 65 Gambar 20 : Skema Pengolahan Data Posttest……………..……………... 66

  DAFTAR TABEL

  Tabel Halaman Tabel 1 : Distribusi Soal Test...................................................................... 58 Tabel 2 : Pengelompokan Aspek Keterlibatan Siswa................................. 61 Tabel 3 : Aspek Keterlibatan Siswa............................................................ 67 Tabel 4 : Hasil Rekapitulasi Keterlibatan Siswa......................................... 67 Tabel 5 : Kriteria Kualifikasi Keterlibatan Siswa....................................... 68 Tabel 6 : Hasil Rekapitulasi Pengisian Kuesioner...................................... 69 Tabel 7 : Kriteria Kualifikasi Sikap Siswa…............................................. 69 Tabel 8 : Skor Pretest-Posttest Kelas Uji…………...……………….…... 74 Tabel 9 : Skor Pretest-Posttest Kelas Kontrol.………......………………. 75 Tabel 10 : Data Keterlibatan Siswa Kelas Uji……......…………..……….. 81 Tabel 11 : Data Keterlibatan Siswa Kelas Kontrol …....……....………..... 82 Tabel 12 : Data Skor Sikap Siswa Kelas Uji…………….…......…………. 84 Tabel 13 : Hasil Kualifikasi Sikap Siswa Pada Kelas Uji….…...………… 85 Tabel 14 : Data Skor Sikap Siswa Kelas Kontrol ……...…………………. 85 Tabel 15 : Hasil Kualifikasi Sikap Siswa Pada Kelas Kontrol …………… 86 Tabel 16 : Kriteria Penskoran Jawaban Pretest-Posttest......……...….......... 116 Tabel 17 : Data Keterlibatan Siswa Kelas Uji…...……............................... 149 Tabel 18 : Data Keterlibatan Siswa Kelas Kontrol………...….................... 150

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Halaman

  Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian……………………………………..... 97 Lampiran 2 : Soal Test Pemahaman…….…………………….………… 99 Lampiran 3 : Pedoman Jawaban Soal Test…….………………………... 104 Lampiran 4 : Kriteria Penskoran Pengerjaan Soal Test….……………… 116 Lampiran 5 : Hasil Test Pemahaman…………..….…..………………… 139 Lampiran 6 : Uji Normalitas Data Skor………........…………………... 147 Lampiran 7 : Lembar Pengamatan Keterlibatan Siswa….....…………… 148 Lampiran 8 : Data Keterlibatan Siswa Pada Kelas Uji…....…………….. 149 Lampiran 9 : Data Keterlibatan Siswa Pada Kelas Kontrol…....……….. 150 Lampiran 10 : Kuesioner Sikap Kelas Uji …...……..……………………. 151 Lampiran 11 : Kuesioner Sikap Kelas Kontrol ………..…………………. 155 Lampiran 12 : Hasil Pengisian Soal Kuesioner.....……….………………. 159 Lampiran 13 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……….…………….... 163

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan kesatuan dari dua konsep yaitu belajar dan

  mengajar. Konsep belajar lebih tertuju pada pihak peserta didik, sedangkan konsep mengajar lebih mengarah pada pihak pendidik. Individu-individu yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar mempunyai dorongan dan tujuan untuk menuju tercapainya perubahan perilaku, pengetahuan, serta sikap positif pada peserta didik.

  Pada prinsipnya kegiatan pembelajaran fisika mendasarkan pada terciptanya proses interaksi antara peserta didik dengan sekumpulan objek belajar. Pada saat berinteraksi dengan objek belajar siswa mempunyai kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya berdasarkan situasi dan kondisi objek belajar. Sehubungan dengan hal tersebut banyak digunakan berbagai pendekatan terhadap kegiatan pembelajaran fisika. Berdasarkan filsafat pengetahuan konstruktivisme, terdapat prinsip bahwa pengetahuan (knowledge) yang dimiliki seseorang (siswa) tidak lain merupakan konstruksi dari siswa itu sendiri. Filsafat pengetahuan konstruktivisme menekankan bahwa pada saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung, seseorang (siswa) harus aktif mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri berdasarkan konsep- konsep yang telah ia peroleh dari tahap sebelumnya. Proses aktif menyiratkan pengertian bahwa seseorang (siswa) harus terlibat secara langsung dan terus- pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan yang relevan, terlebih dalam mendayagunakan kemampuan berpikir untuk menghadapi dan menyelesaikan suatu persoalan yang mereka temui pada saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung.

  Rangkaian kegiatan pembelajaran fisika dilaksanakan untuk mengerti dan memahami konsep-konsep fisika beserta bagaimana hubungan antar konsep yang satu dengan konsep yang lain. Setelah siswa memahami sejumlah konsep serta hubungan keterkaitan antar konsep tersebut diharapkan mampu menerapkannya dalam menghadapi dan memecahkan persoalan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran pada materi tertentu. Unsur penyajian materi merupakan unsur penting dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran, materi yang tergolong sulit bila proses penyampaiannya dikemas menggunakan metode yang tepat, kesannya menjadi menarik dan menyenangkan, sehingga siswa memiliki motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan serius. Suasana yang sedemikian dapat membawa mereka lebih mudah untuk mengerti dan memahami konsep-konsep fisika beserta hubungannya antara konsep yang satu dengan yang lain, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat berlangsung dengan efektif.

  Sebagai tinjak lanjut dari tujuan pembelajaran yang tersebut di atas, maka model penyampaian materi menggunakan metode presentasi kelompok merupakan salah satu langkah untuk membantu siswa agar mudah mengerti dan memahami suatu konsep yang terdapat pada materi pembelajaran. Metode presentasi kelompok merupakan suatu wahana yang tepat untuk menanamkan dan melatih siswa untuk mampu bersikap ilmiah seperti: bekerjasama, mampu menyampaikan ataupun menerima gagasan untuk dan dari orang lain, jujur, berpikir kritis, bersikap positif dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan terkait berlangsungnya proses pembelajaran.

  Model pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode presentasi kelompok merupakan metode yang sederhana untuk mengemas suasana pembelajaran yang sedapat mungkin mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif dan berkesinambungan dalam membangun pengetahuannya melalui proses belajar-mengajar. Untuk memperjelas isi materi presentasi sangat dimungkinkan penggunaan alat peraga yang relevan. Selain hal itu untuk memperdalam isi materi yang disajikan dilakukan melalui sesi tanya-jawab yang diharapkan dapat memperkaya pemahaman konsep terkait materi yang disajikan.

  Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep beserta kaitan antara suatu konsep dengan konsep yang lain, sangatlah penting untuk semaksimal mungkin melibatkan siswa secara aktif dan berkesinambungan dalam serangkaian proses pembelajaran, sehingga apa yang menjadi tujuan kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

  Pada penelitian ini penulis mengambil topik “ Efektivitas

  

Pembelajaran Fisika Melalui Pendekatan Konstruktivisme Menggunakan

Metode Presentasi Kelompok Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis ”.

  Penulis membatasi pengertian pembelajaran yang efektif sebagai kegiatan pembelajaran yang memiliki representasi: a) meningkatnya prestasi belajar siswa; b) melibatkan siswa secara aktif; dan c) menumbuhkan sikap positif terhadap pembelajaran.

  B. Perumusan Masalah

  Masalah yang diteliti dalam penelitian ini:

  1. Apakah metode presentasi kelompok dapat meningkatkan pemahaman konsep yang ditandai dengan peningkatan prestasi belajar siswa?

  2. Apakah metode presentasi kelompok dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran?

  3. Bagaimana sikap siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahui tingkat keefektifan metode presentasi kelompok dalam hal pemahaman konsep siswa untuk materi listrik dinamis.

  2. Mengetahui tingkat keterlibatan siswa terkait model pembelajaran yang diterapkan.

  3. Mengetahui sikap siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi penelitian

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kepentingan pengembangan kegiatan pembelajaran.

  2. Bagi siswa Melalui penelitian ini siswa dapat mengetahui dan mengalami secara langsung rangkaian pembelajaran melalui metode presentasi kelompok.

  3. Bagi calon guru maupun guru Hasil penelitian ini dapat menyumbangkan sejumlah informasi yang bersifat praktis bagi calon guru maupun guru dalam menentukan alternatif pembelajaran demi pengembangan ilmu pengetahuan.

BAB II DASAR TEORI A. Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

  Hamalik (2003:27) menyatakan “learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing” .

  Menurut dia belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan diatas belajar dapat dimaknai sebagai serangkaian proses (kegiatan) yang semata-mata bukan hanya menitik-beratkan pada aspek hasil saja. Representasi belajar hendaknya tidak hanya sebatas pada rutinitas mengingat, menghafal, mencatat, akan tetapi belajar akan menjadi lebih bermakna bila melibatkan aspek proses (terjadinya suatu perubahan) misalnya dari tidak mengerti menjadi lebih mengerti, dari kurang tepat menjadi lebih tepat, dari kurang sempurna menjadi sempurna, bahkan dari tidak tahu menjadi lebih tahu.

  Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui serangkaian interaksi dengan lingkungan, dimana selama proses interaksi itu berlangsung terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar (Hamalik, 2003:28). Belajar dapat dimaknai sebagai serangkaian proses yang melibatkan tahap-tahap tertentu untuk mencapai sasaran yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya.

  Lester dan Crow (Roestiyah, 1982:149) mendefinisikan belajar Seseorang dapat dikatakan belajar bila pada individu tersebut mengalami perubahan sesuatu hal, baik dari keadaan yang semula tidak tahu berubah menjadi lebih tahu, dari hal yang tidak benar menjadi benar, sehingga secara umum dapat dikatakan seseorang dikatakan belajar apabila individu yang bersangkutan mengalami proses pembiasaan tertentu terkait dengan kebiasaan, pengetahuan, serta sikap yang pada akhirnya bermuara pada proses pencapaian suatu hal menuju tingkat yang lebih baik. Konteks belajar menjadi kurang tepat apabila hanya menitik-beratkan pada salah satu aspek misalnya aspek hasil saja tanpa memperhatikan segi proses dan pola perubahan selama seseorang mengalami proses pembiasaan tertentu (belajar).

  Sedangkan Gagne (Roestiyah, 1982:156-157) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses untuk memperoleh modifikasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, serta tingkah laku yang diperoleh dari instruksi. Menurut teori ini “sesuatu” yang pada umumnya dipelajari oleh manusia tersusun atas lima aspek meliputi: a) keterampilan motoris; b) informasi verbal; c) kemampuan intelektual; d) strategi kognitif; dan e) sikap.

  Pada saat seseorang terlibat dalam proses belajar maka terjadi pula hubungan timbal-balik antara komponen aspek yang satu dengan yang lain, semakin selaras hubungan timbal-balik antara kelima aspek tersebut maka akan menentukan kualitas belajar seseorang yang tercermin pada seberapa dalam taraf pencapaian yang ia peroleh.

2. Pengertian Pembelajaran

  Surya (2004:7-10) merumuskan pembelajaran sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Menurutnya terdapat beberapa prinsip yang mendasari suatu pembelajaran seperti: a) pembelajaran sebagai usaha untuk memperoleh perubahan tingkah- laku; b) hasil dari pembelajaran diindikasikan dengan terjadinya perubahan perilaku secara keseluruhan; c) pembelajaran merupakan suatu proses yang berkesinambungan; d) proses pembelajaran terjadi karena adanya suatu dorongan serta tujuan yang akan dicapai; serta e) pembelajaran merupakan manifestasi bentuk pengalaman.

  Berdasarkan perumusan tersebut di atas, penulis dapat mengatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian proses yang secara sadar dilakukan oleh seseorang (peserta didik) dan berlangsung secara terus- menerus untuk mencapai terjadinya perubahan tingkah laku selama seseorang berinteraksi dengan lingkungan fisik, individu lain, situasi, serta persoalan tertentu.

B. Filsafat Konstruktivisme dan Pengaruhnya Terhadap Pembelajaran

1. Pembelajaran Konstruktivistik

  Konstruktivisme merupakan filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi (bentukan) kita sendiri (Von Glasersfeld dalam Bettencourt dan Matthews, dalam Suparno, 1997:18). Von Glasersfeld secara sederhana menyatakan bahwa pengetahuan (knowledge) bukanlah suatu tiruan dari suatu kenyataan dan bukanlah suatu gambaran nyata dari kenyataan yang ada, akan tetapi pengetahuan merupakan akibat dari konstruksi kognitif melalui kegiatan individual. Seseorang dapat membentuk sebuah skema, kategori, konsep beserta struktur pengetahuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya (Bettencourt, dalam Suparno, 1997:18). Menurutnya pengetahuan merupakan hasil ciptaan manusia yang dikonstruksi berdasarkan pengalaman, dimana pengalaman tersebut terbatas pada banyak sedikitnya pengalaman yang telah dialami dan didapat oleh seseorang.

  Jika seseorang mengkonstruksi pengetahuannya sudah barang tentu akan melibatkan sebuah proses. Menurut Piaget (Suparno, 1997:18), proses pembentukan pengetahuan berlangsung secara terus-menerus dengan setiap kali perlu mengadakan reorganisasi akan adanya suatu pemahaman yang bersifat baru. Dari keseluruhan gagasan mengenai definisi pengetahuan maka penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan (knowledge) merupakan hasil bangunan dari pemikiran (abstraksi) seseorang terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar manusia, dimana proses konstruksi tersebut berlangsung terus-menerus, yang dilandasi dengan pengalaman baik pengalaman fisik, kognitif, serta mental yang telah seseorang miliki untuk mengkolaborasikannya dengan informasi yang bersifat baru.

  Senada dengan hal di atas, Lorsbach dan Tobin (Suparno, 1997: 18), mengemukakan sebuah gagasan bahwa sarana yang dapat memungkinkan seseorang untuk mengetahui tentang “sesuatu” ialah inderanya. Dengan kemampuan inderanya seseorang dapat berinteraksi dengan obyek maupun lingkungan, sehingga setelah terjadi proses interaksi memungkinkan seseorang untuk memikirkan mengenai obyek dan lingkungan tersebut.

  Para konstruktivis menekankan bahwa pengetahuan itu ada dalam diri seseorang yang sedang berusaha untuk mengetahui tentang sesuatu (belajar). Lorsbach dan Tobin (Suparno, 1997:19), dengan tegas menyatakan bahwa pengetahuann tidak bisa dipindahkan (ditransfer) secara langsung dari pikiran seseorang (pendidik) menuju kepikiran orang lain (peserta didik), sehingga siswa sendirilah yang harus memahami apa yang telah diajarkannya melalui proses penyesuaian dengan pengalamannya.

  Berdasarkan gagasan Von Glasersfeld, dkk (Suparno,1997: 18) yang dikemukakan di atas, maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan akan lebih bermakna bagi seseorang jika pengetahuan tersebut merupakan hasil dari serangkaian proses aktif di bawah bimbingan seorang guru ataupun orang lain yang dilakukan terus-menerus berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki seseorang. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan secara langsung dari otak seseorang (guru) menuju ke otak individu lain (murid) tanpa melalui serangkaian proses tertentu, dapat dikatakan pula bahwa pengalamanlah yang berperan dalam proses konstruksi pengetahuan. Kesimpulan akhir dari uraian di atas ialah: “tanpa melalui pengalaman fisik, kognitif, dan mental, maka pengetahuan tidak mungkin akan terbangun”.

  Menurut Von Glasersfeld (1996 dalam Suparno, 1997:19), pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang pada waktu orang tersebut berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya. Menurut dia lingkungan dapat berupa: a) keseluruhan obyek dan semua relasi yang diabstraksikan dari pengalaman; dan b) sesuatu disekitar kita terutama hal- hal yang sedang kita isolasikan.

  Von Glasersfeld dalam Matthews (1994 dalam Suparno, 1997:19), menekankan bahwa struktur konsepsi seseorang akan membentuk pengetahuan apabila struktur tersebut dapat digunakan dalam mengadapi persoalan-persoalan sehubungan dengan konsepsi tersebut. Syarat mutlak agar suatu konsepsi dan abstraksi disebut telah membentuk pengetahuan di dalam pikiran seseorang yaitu apabila konsep ataupun abstraksi terhadap “sesuatu” dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai macam persoalan yang sedang dihadapi.

  Von Glasersfeld (Bettentcourt, 1989 dalam Suparno, 1997:20), mengutarakan bahwa semua pengetahuan (knowledge) yang kita peroleh merupakan hasil konstruksi kita sendiri. Ajaran konstruktivis secara tegas menolak adanya kemungkinan proses transfer pengetahuan dari individu yang satu (guru) menuju individu yang lain (siswa), dengan dasar tidak mungkin seseorang dapat memindahkan pengetahuan sebab setiap orang akan membangun pengetahuan pada diri masing-masing. Jika seseorang (guru) bermaksud menstransfer pengetahuan baik konsep, ide, serta pengertian yang ditujukan kepikiran orang lain (siswa), maka proses transfer pengetahuan tersebut harus diinterpretasi dan dikonstruksi oleh siswa berdasarkan pengalaman yang telah ia peroleh. Menurut dia untuk dapat mengkonstruksi pengetahuan diperlukan beberapa kemampuan seperti: a.

  Mengingat dan mengungkapkan kembali suatu pengalaman, sebab pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi dengan pengalaman- pengalaman tersebut.

  b. Membandingkan dan menjustifikasi (mengambil keputusan) mengenai persamaan dan perbedaan tentang sesuatu, sebab untuk dapat menarik sifat yang lebih umum dari pengalaman-pengalaman khusus serta melihat persamaan dan perbedaannya untuk dapat membuat klasifikasi dan membangun suatu pengetahuan.

  c. Lebih menyukai pengalaman tertentu dari pada pengalaman yang lain sehingga akan membentuk persoalan nilai dari pengetahuan yang seseorang bangun. Dalam konteks proses pembentukan pengetahuan, Piaget

  (Suparno,1997: 20-21), menyatakan terdapat dua aspek berpikir yaitu:

  a. Berpikir figuratif yang berarti imajinasi keadaan sesaat dan statis, dimana aspek ini meliputi persepsi, imajinasi, serta gambaran mental seseorang terhadap suatu obyek maupun fenomena. b.

  Berpikir operatif yang bermakna sesuatu yang lebih cenderung dan berkaitan dengan transformasi dari satu level ke level lain, dimana aspek ini meliputi proses operasi intelektual maupun sistem transformasi.

  Menurutnya aspek berpikir yang lebih esensial adalah aspek berpikir opertif, dimana dengan memanfaatkan aspek tersebut memungkinkan seseorang untuk dapat mengembangkan pengetahuannya mulai dari level satu menuju level yang lebih tinggi.

  Shapiro (Suparno, 1997: 21), menegaskan tujuan dari seseorang untuk dapat mengetahui sesuatu bukanlah untuk menemukan sebuah realitas, akan tetapi untuk mengorganisasikan “pengetahuan” yang cocok dengan pengalaman hidup seseorang, sehingga dapat digunakan bila suatu saat seseorang berhadapan dengan tantangan dan pengalaman yang bersifat baru.

  Tasker (Hamzah, 2006), menitik-beratkan tiga hal yang harus terjadi dalam pembelajaran konstruktivistik yaitu: a. Peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna.

  b. Pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna.

  c. Mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima.

  Senada dengan pernyataan Tasker, Wheatley (Hamzah, 2006), mengajukan dua prinsip utama yang mencerminkan pembelajaran konstruktivistik yaitu: a.

  Pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, melainkan secara aktif oleh struktur kognitif siswa.

  b.

  Fungsi-fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN E3DU DAN MODEL PEMBELAJARAN LC5E PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

0 9 67

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

0 12 171

REMIDIASI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DILENGKAPI PEMBERIAN TUGAS PADA POKOK BAHASAN TEKANAN DI SMP

0 4 76

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

1 6 19

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN EFEKTIVITAS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN EFEKTIVITAS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN ACCELERATED LEARNING PADA POKOK BAHASAN LUAS DAN KELILING LING

0 2 17

APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK STATIS UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS WEB.

0 2 77

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA/MA.

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI METODE PROSES INFORMASI MATA PELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK SMP 12 MUHAMMADIYAH MAKASSAR

0 0 78

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK FISIKA MENGGUNAKAN APLIKASI TOONDOO BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR - Raden Intan Repository

2 17 131

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA KELAS VIII SMP PANCASILA CEPER

0 1 161