PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM UPSUS KEDELAI (Kasus Program PAJALE Di Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat) JURNAL
PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM UPSUS KEDELAI
(Kasus Program PAJALE Di Kecamatan Batulayar
Kabupaten Lombok Barat)
JURNALOleh ADITYA SAHRURAMADHAN C1G211001 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2 0 1 6
PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM UPSUS KEDELAI (Kasus
Program PAJALE di Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat)
FARMERS’ PERCEPTIONS OF SOYBEAN UPSUS PROGRAM (A
PAJALE Case Program at Batulayar Subdistrict - West Lombok)
Aditya Sahruramadhan*, Ir. I Wayan Suadnya, M.Agr.Sc., Ph.D.**, dan Ir.
Siti Nurjannah, M.Si***
*Mahasiswa, **Pembimbing Utama, dan ***Pembimbing Pendamping
Program Studi Agribisnis Reguler Pagi Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
ABSTRAK
Upaya peningkatan produksi pangan terus dilakukan dan salah satunya adalah melalui
program Upaya Khusus Padi, Jagung, Kedelai (UPSUS PAJALE). Mengingat bahwa
program ini baru dilaksanakan pada awal tahun 2016, maka penelitian ini penting untuk
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui (1) persepsi petani terhadap pelaksanaan dan
manfaat program UPSUS Kedelai, (2) faktor pendorong dan faktor penghambat
pelaksanaan program UPSUS Kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sandik
Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat dengan metode deskriptif dan
pengumpulan data dengan teknik survei. Respoden penelitian adalah 40 orang petani
peserta program UPSUS Kedelai yang ditentukan dengan cara quota sampling.Hasil
penelitian menunjukan bahwa persepsi petani terhadap program UPSUS Kedelai berada
dalam kategori baik, yang ditunjukan dari perolehan nilai total skor 36 (berada pada
interval skor 33-42). Persepsi petani terhadap pelaksanaan program UPSUS Kedelai juga
berada pada kategori baik dengan nilai total skor berada pada interval skor 17-21.
Program juga dianggap bermanfaat oleh petani dengan nilai total skor pada interval skor
17-21. Tiga faktor penting pendorong partisipasi petani dalam pelaksanaan program
UPSUS Kedelai adalah anjuran pemerintah (50% responden), adanya bantuan saprodi
(100% responden), mendapatkan alat dan mesin pertanian (42.5% responden). Faktor
penghambat pelaksanaan UPSUS Kedelai antara lain cuaca dan kesulitan air (52.5%
responden), tingginya biaya tenaga kerja (65% responden), dan bantuan yang tidak tepat
waktu (32.5% responden). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa persepsi petani
terhadap pelaksanaan dan manfaat dari program UPSUS Kedelai termasuk dalam
kategori baik. Atas dasar hasil penelitian ini, maka disarankan faktor-faktor yang
dianggap penghambat pelaksanaan program dapat diatasi melalui antara lain melalui
pengaturan jadwal penyampaian bantuan yang lebih cermat, dan perlunya petani
membentuk dan mengefektifkan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) agar
pengelolaan air secara mikro dapat dilakukan dengan baik.Kata kunci: Persepsi, PAJALE, UPSUS Kedelai, Lombok Barat.
ABSTRACT
Continous effors to increase food production has been done by the government and one of
these effors is through a special program for pady, maize, and soybean self sufficiency
which is called as UPSUS PAJALE. As it is a new program that has been started since
early 2016, this research is important to know (1) farmers’ perceptions of Soyben UPSUS
implementation and usefulness, (2) supporting factors and constraints the program
implementation and performance. This study was carried out at Sandik Village Batulayar
Subdistrict of West Lombok Regency/District using descriptiveve method and survey
technique was applied for data collection. A total of 40 farmers were sellected as the
study respondentns using quota sampling technique. The study found that farmers
perceived the UPSUS program in general has been a good program which is indicated by
the total score of 36 (fall between 33-42). Farmers perceived the program has been
implemented well as it is indicated by the total score achieved is within the range of 17-
21. Similarly, the program is perceived usefull by the farmers that is reflected by the total
achieved score falling within the range of 17-21. Three major supporting factors for good
performance of the Soybean UPSUS program are: It is a government’s recommended
program (stated by 50% study respondents), due to the government supports for
production inputs (100% respondents), and getting agricultural equipments and machines
(42.5% respondents). Constraints to the implementation of the Soybean UPSUS Program
perceived by the study respondents are related to issues of climate and watter supply
(stated by 52.5% respondents), higher cost for labour (stated by 65% respondents), and
late arrival of government supports (mentioned by 32.5% respondents). As conclusions,
the Soybean UPSUS program has been a good and usefull program to improve food
production. On the basis of this study, it is suggested that the government needs to
address all constraints to the program by developing better time management in
deliverying all supports to the farmers, and facilitating the establishment of effective
watter user association to support for effective water management at the micro level.Key words: Perception, PAJALE, Soybean UPSUS, West Lombok.
RINGKASAN
ADITYA SAHRURAMADHAN. Persepsi Petani Terhadap Program
UPSUS Kedelai (Kasus Program PAJALE di Kecamatan Batulayar
Kabupaten Lombok Barat).Dibimbingoleh Ir. I Wayan Suadnya, M.Agr.Sc.,
Ph.D. dan Ir. Siti Nurjannah, M.Si.
Upaya peningkatan produktivitas pangan terus dilakukan, salah satunya lewat program yang baru di canangkan yaitu Upaya Khusus Padi, Jagung, Kedelai (UPSUS PAJALE). Data produktivitas kedelai pada tahun 2014 di Desa Sandik sebesar 12.60 Kw/Ha dan melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) mampu meningkatkan Produktivitas kedelai di tahun 2015 yaitu mencapai 17,20 kw/ha. melihat hasil yang telah di capai maka ada peningkatan produktivitas karena adanya program UPSUS Kedelai. Tujuan Penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui persepsi petani terhadap pelaksanaan dan manfaat program UPSUS Kedelai, (2) Untuk mengetahui faktor pendorong dan faktor penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan program UPSUS Kedelai di Desa Sandik Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei. Unit analisis dalam penelitian ini adalah petani yang ikut dan mendapatkan bantuan dari program UPSUS Kedelai di Desa Sandik Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat. Penentuan kelompok sampel digunakan metode purposive sampling, penentuan respoden dilakukan dengan caraquota sampling.Analisis yang digunakan yaitu meliputi (1) persepsi terhadap program UPSUS Kedelai, (2) persepsi terhadap pelaksanaan program UPSUS Kedelai, (3) persepsi terhadap manfaat program UPSUS Kedelai (4) mengetahui faktor apa saja yang mendorong dan menghambat pelaksanaan program tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi petani terhadap program UPSUS Kedelai berada dalam kategori baik, ini ditunjukan dari perolehan nilai total skor 36, (berada pada interval skor 33-42), pada pelaksanaan program persepsi petani responden memiliki kategori Baik, (berada pada interval skor 17- 21) dan manfaat program berada pada kategori Baik, (berada pada interval skor 17-21). Persepsi terhadap faktor pendorong yaitu Anjuran Pemerintah adalah yang dikatakan oleh 20 orang atau (50%) responden, Karna Adanya Bantuan Saprodi yang dikatakan oleh 40 orang atau (100%) responden, Mendapatkan Alat dan Mesin Pertanian yang dikatakan oleh 17 orang atau (42.5%) responden. Faktor penghambat yaitu Cuaca/Kesulitan Air yang diungkapkan oleh 21 orang atau (52.5%) responden, Tingginya Biaya Tenaga Kerja, yang diungkapkan oleh 26 orang atau (65%) responden, Bantuan Tidak Tepat Waktu, yang diungkapkan oleh 13 orang atau (32.5%) responden dari penelitian ini.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah persepsi petani terhadap pelaksanaan dan manfaat dari program UPSUS Kedelai termasuk dalam kategori baik, dilihat dari kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok tani dari 14 variabel kegiatan pelaksanaan dan manfaat program UPSUS Kedelai, 8 kegiatan termasuk dalam kategori baik dimana variabel pelaksanaan yang dalam kategori baik yaitu, Identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi, Penyusunan RUK/RDK/RDKK, Pertemuan Kelompok Tani, pembiayaan dan variabel manfaat yang dalam kategori baik yaitu, Menambah Produktfitas Kedelai, Meningkatkan Produksi Kedelai, Menciptakan Lapangan Kerja, Daya Beli Meningkat, 6 kegiatan termasuk dalam kategori tidak baik dimana variabel pelaksanaan yang dalam kategori tidak baik yaitu, Penyediaan Saprodi dan Alat Mesin Pertanian, Pengawalan dan Pendampingan, Penerapan Teknologi dan variabel manfaat yang dalam kategori tidak baik yaitu, Membantu Petani Menerapkan Teknologi, Pendapatan Akan Meningkat, Kesejahteraan Bagi Petani. (1)Saran untuk Dinas Pertanian sebaiknya pembelanjaan kebutuhan kelompok tani jangan diintervensi, karena bentuknya swakelola, Dinas Pertanian harus mengajarkan kepada petani cara membuat RUK/RDK/RDKK sehingga pendropingan saprodi tidak mengalami keterlambatan, pemberian bantuan alat dan mesin pertanian harus sesuai dengan kebetuhan kelompok tani jangan ada kolusi untuk mendapatkan alat dan mesin pertanian (2) Saran untuk anggota kelompok tani yaitu anggota harus membentuk Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) agar pengelolaan air secara micro dapat disosialisasikan oleh kelompok tersebut.
Kata kunci: Persepsi, PAJALE, UPSUS Kedelai, Lombok Barat.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Sektor pertanian di Indonesia mengalami permasalahan dalam meningkatkan jumlah produktivitas pangan diberbagai wilayahnya (Badan Pusat Statistik, 2014).
Upaya peningkatan produktivitas pangan terus dilakukan, salah satunya lewat program yang baru di canangkan yaitu Upaya Khusus Padi, Jagung, Kedelai (UPSUS PAJALE). Melalui kegiatan UPSUS PAJALE diharapkan menjadi ajang bagi petani dalam mengaplikasikan berbagai teknologi usahatani yang diberikan agar tercapainya tujuan swasembada pagan salah satunya komoditi kedelai (Pedoman Upsus Pajale, 2015).
Di Kecamatan Batulayar dari 9 (Sembilan) kegiatan dalam program UPSUS PAJALE hanya 4 (empat) yang telah dilaksanakan, yaitu Perbaikan Jaringan Irigasi Tersier (PJIT), Optimasi Lahan (OPLAH), Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT), bantuan Alat dan Mesin Pertanian (ALSINTAN) (BP3K Batulayar, 2015).
Desa Sandik memiliki lahan sawah seluas 80 ha atau (15,86%) dari total luas wilayah. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) untuk meningkatkan Produktivitas kedelai pada tahun 2014di Desa Sandik sebesar 12.60 kw/ha dan produktivitas pada tahun 2015 yaitu 17,20 kw/ha. melihat hasil yang telah di capai maka ada peningkatan produktivitas karena adanya program UPSUS Kedelai, dan diharapkan kedepanya dapat meningkatkan lagi produktivitas Kedelai memalui program yang telah di canangkan tersebut (Programa Desa Sandik 2015)
Berdasarkan permasalahan yang ada diatas, oleh karna itu perlu dilakukan penelitian tentang “Persepsi Petani Terhadap Program UPSUS Kedelai di Desa
Sandik Kecamatan Batulayar”.
1.2. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka telah di laksanakan program UPSUS Kedelai, namun yang menjadi pertanyaan adalah :
1) Bagaimana persepsi petani terhadap pelaksanaan program UPSUS Kedelai di
Desa Sandik Kecamatan Batulayar? 2)
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan Program UPSUS Kedelai di Desa SandikKecamatan Batulayar? 1.3.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1)
Mengetahui persepsi petani terhadap pelaksaan Program UPSUS Kedelai di Desa Sandik Kecamatan Batulayar. 2)
Mengetahui faktor pendorong dan faktor penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan Program UPSUS Kedelai di Desa Sandik Kecamatan Batulayar.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai : 1)
Sebagai bahan pertimbangan oleh pemerintah khususnya Dinas Pertanian terutama dalam pelaksaan Program UPSUS Kedelai. 2)
Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain dan masyrakat yang menaruh minat pada Program UPSUS Kedelai.
II. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
3.2 Unit Analisis
Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah petani yang ikut dan mendapatkan bantuan dari program UPSUS Kedelai di Desa Sandik Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat.
3.3 Penentuan Sampel
3.3.1 Penentuan Kelompok Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sandik. Kelompok yang mendapatkan program UPSUS Kedelai yaitu kelompok Are Manis dan kelompok Aik Are yang ditentukan secara Purposive Sampling.
3.3.2 Penentuan Responden
Kelompok tani yang mendapatkan bantuan dari program UPSUS yaitu Aremanis 60 orang dan Aik Are sebanyak 54 orang. Jumlah responden ditentukan secara Quota Samplingsebanyak 40 responden, sedangkan untuk pemilihan responden dilakukan denganmetode Propotional Ramdom Samplingdari jumlah total petani di kedua kelompok sebanyak 114 orang.
Rumus yang digunakan dalam pendistribusian jumlah responden yang terpilih sebagai berikut : 60 1. × 40 orang = 21 orang
Kelompok Are Manis = 54 114 × 40 orang = 19 orang 2. Kelompok Aik Are = 114
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan data kualitatif.
3.4.2 Sumber Data
3.4.2.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan mengunakan Kuisioner yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
3.4.2.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh BPS, Dinas Pertanian TPH NTB, Dinas Pertanian TPH Lombok Barat, Pedoman Teknis UPSUS PAJALE, Programa Desa Sandik.
3.5 Variabel dan Cara Pengukuran
3.5.1 Variabel
a) Presepsi terhadap pelaksanaan dan manfaat program UPSUS Kedelai
b) Faktor pendorong dan faktor penghambat kegiatan program UPSUS Kedelai
3.5.2 Cara Pengukuran
Persepsi petani terhadap program UPSUS Kedelai diukur dengan menggunakan Sistem skoringpada masing-masing variabel, dengan menggunakan 3 (tiga) kategori sebagai berikut : 1.
Skor 3 diberikan apabila responden mengatakan variabel tersebut Baik.
2. Skor 2 diberikan apabila responden mengatakan variabel tersebut Kurang Baik.
3. Skor 1 diberikan apabila responden mengatakan variabel tersebut Tidak Baik.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei yaitu wawancara (Interview)secara langsung dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah di persiapkan sebelumnya.
3.7 Analisis Data
Data yang akan dikumpulkan dianalisis dengan model analisis data
(Kategorikal) untuk pernyataan yang diajukan. Analisis kategorikal dilakukan
dengan cara menentukan skor maksimum dan skor minimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
1. Persepsi terhadap program UPSUS Kedelai
- Skor maksimum = ∑ item x ∑ skor tertinggi
- Skor minimum = ∑ item x ∑ skor terendah
Selanjutnya untuk mengetahui interval skor dihitung dengan rumus sebagai berikut :
−
IS = ℎ
42
28 −14
= = = 9,33 =
9
3
3
- Skor maksimum = ∑ item x ∑ skor tertinggi
- Skor minimum = ∑ item x ∑ skor terendah
Selanjutnya untuk mengetahui interval skor dihitung dengan rumus sebagai berikut :
No Kriteria Persepsi 1.
2.
3.
17 – 21 12 – 16 7 – 11 Baik
Kurang baik Tidak baik
3. Persepsi terhadap manfaat kegiatan program UPSUS Kedelai
IS = − ℎ
5 Jadi Interval Skornya adalah 5
=
21 −7
3 =
14
3 =
4,66
=
Tabel 3.2 Persepsi Petani Terhadap Pelaksanaan program UPSUS Kedelai di Desa Sandik Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat.=
5 Jadi Interval Skornya adalah 5
Kurang baik Tidak baik
Jadi Interval Skornya adalah 9
Tabel 3.1 Persepsi Petani Terhadap Program UPSUS Kedelai di Desa Sandik Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat.No Kriteria Persepsi 1.
2.
3.
33 – 42 23 – 32 14 – 22 Baik
2. Persepsi terhadap pelaksanaan kegiatan program UPSUS Kedelai
4,66
Selanjutnya untuk mengetahui interval skor dihitung dengan rumus sebagai berikut :
IS = − ℎ
=
21 −7
3 =
14
3 =
- Skor maksimum = ∑ item x ∑ skor tertinggi
- Skor minimum = ∑ item x ∑ skor terendah
No Kriteria Persepsi 1.
2.
3.
17 – 21 12 – 16 7 – 11 Baik
Kurang baik Tidak baik
4. Faktor pendorong dan faktor penghambat
Faktor pendorong dan faktor penghambat terhadap program UPSUS Kedelai dianalisis dengan analisis deskriptif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang dibahas dalam penelitian ini meliputi umur petani responden, tingkat pendidikan yang pernah ditempuh oleh petani respoden, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha tani.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Desa Sandik Kecamatan Batulayar KabupatenLombok Barat 2016
No Uraian Responden Orang Presentase (%)
1 Umur (Tahun) 31-40
3
7.5 41-50
14
35.0 51-60
18
45.0 >60
5
12.5 Jumlah 40 100
2 Tingkat Pendidikan 1.
7
17.5 Tidak Sekolah 2.
7
17.5 Tamat SD 3.
5
12.5 Tidak Tamat SD 4.
8
20.0 SMP/Sederajat 5.
10
25.0 SMA/Sederajat 6.
3
7.5 Perguruan Tinggi Jumlah
40 100
3 Jumlah Tanggungan Keluarga 1-2
23
57.5 3-4
17
42.5 >5 Jumlah
40 100
4 Pengalaman Usahatani (Tahun) <10
2
5.0 10-20
13
32.5 20>
25
62.5 Jumlah 40 100
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa rata-rata umur responden adalah 51 tahun dan umur responden terbanyak pada kisaran umur 51- 60 tahun atau (45.0%) dari jumlah responden. Tingkat pendidikan responden sangat beragam dengan rata-rata 5 (SMA/Sederajad) yaitu 10 orang atau (25.0%) responden, sedangkan jumlah tanggungan keluarga termasuk dalam golongan kelaurga kecil dan menengah dengan rata-rata 2 orang per petani responden. Tanggungan keluarga 1-2 orang memperoleh jumlah terbanyak yaitu 23 orang atau (57.5%) responden. Pengalaman petani dalamberusahatani rata-rata mencapai
24 tahun, yaitu pengalaman berusahatani terbanyak pada kisaran >20 tahun sebanyak 25 orang atau (62.5%) responden.
4.2. Persepsi Petani Terhadap Program UPSUS Kedelai
4.2.1. Persepsi Petani Terhadap Pelaksaan Program UPSUS Kedelai
5
17.5
28
70.0
5
12.5
2
5 Pertemuan kelompok tani 40 100 - - - -
3
29
12.5
4 Pengawalan dan pendampingan
72.5
6
15.0
2
7 Pembiayaan 40 100 - - - -
3 Total Skor
18 Sumber : Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukkan pelaksanaan program UPSUS Kedelai berada pada Kategori Baik, denganjumlah totalskor yaitu 18. Variabel yang mendapatkan kategori baik adalah Identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi, Penyusunan RUK/RDK RDKK, Pertemuan Kelompok Tani, Pembiayaan, dan variabel Penyediaan Saprodi dan Alat Mesin Pertanian, Pengawalan Dan Pendampingan, Penerapan Teknologi berada pada kategori kurang baik.
7
2
Tabel 4.2 Persepsi Petani Terhadap Program UPSUS Kedelai di Desa SandikSandik Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016
Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat 2016 No Persepsi Petani Modus Skor Kategori
1 Pelaksanaan
18 Baik
2 Manfaat
18 Baik Total Skor
36 Baik Sumber : Data Primer Diolah, 2016
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap program UPSUS Kedelai berada dalam kategori baik.Untuk lebih jelasnya akan diuraikan tentang pelaksanaan dan manfaat dari program UPSUS Kedelai tersebut sebagia berikut ini :
Tabel 4.3 Persepsi Petani Terhadap Pelaksanaan Program UPSUS Kedelai di DesaNo. Indikator Baik Kurang Baik Tidak Baik Modus Orang (%) Orang (%) Orang (%) Skor
30.0
1 Identifikasi calon petani dan calon lokasi 40 100 - - - -
3
2 Penyusunan RUK/RDK RDKK 40 100 - - - -
3
3 Penyediaan saprodi dan alat mesin pertanian
6
15.0
22
55.0
12
6 Penerapan teknologi
Untuk lebih jelasnya persepsi terhadap masing-masing komponen akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut ini : Persepsi petani terhadap kegiatan seleksi Calon Petani dan Calon Lokasi,
4.2.2. Manfaat Program UPSUS Kedelai
55.0
17.5
2
5 Pendapatan akan meningkat
17
42.5
20
50.0
3
7.5
2
22
3
18 45.0 - -
60.0
7 Kesejahteraan bagi petani
6
15.0
29
72.5
5
12.5
2 Total Skor
18 Sumber : Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwajumlah totalskor yaitu
18. Variabel yang mendapatkan Kategori Baik adalah Menambah Produktifitas Kedelai, Meningkatkan Produksi Kedelai, Menciptakan Lapangan Kerja, DayaBeli Meningkat, dan variabel Membantu petani menerapkan teknologi,
7
24
Penyusunan RUK/RDK/RDKK dalam pelaksanaan program UPSUS Kedelai di Desa Sandik berada dalam kategori baik yang ditunjukan oleh 40 responden atau (100%) responden. Penyediaan Saprodi dan Alat Mesin Pertanian berada dalam kategori kurang baik yaitu 22 orang atau (55.0%) responden, sedangakan persepsi petani terhadap pengawalan dan pendampingan berada dalam kategori kurang baik juga yaitu 28 orang atau (70.0%) responden yang mengatakan hal yang sama, dan termasuk persepsi petani terhadap Penerapan Teknologi berada dalam kategori kurang baik yaitu 29 orang atau (72.5%) responden mengatakan tersebut. persepsi petani terhadap kegiatan Pertemuan Kelompok tani dan Pembiayaan berada dalam kategori baik yaitu 40 orang atau (100%) responden yang mengatakan tersebut.
24
Tabel 4.4 Persepsi Petani Terhadap Manfaat Program UPSUS Kedelai di DesaSandik Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016
No. Indikator Baik Kurang Baik Tidak Baik Modus Orang (%) Orang (%) Orang (%) Skor
1 Menambah produktifitas kedelai
21
52.5
12
30.0
7
17.5
3
2 Meningkatkan produksi kedelai
60.0
22.5
13
32.5
3
7.5
3
3 Menciptakan lapangan kerja
24
60.0
16 40.0 - -
3
4 Membantu petani menerapkan teknologi
9
6 Daya beli meningkat
Pendapatan akan meningkat, Kesejahteraan bagi petani berada pada kategori kurang baik.
Untuk lebih jelasnya persepsi pada masing-masing komponen persepsi akan dijelaskan lebih lanjut berikut ini : Persepsi petani dengan masing-masing presentase terbanyak terhadap variabel Menambah Produktifitas Kedelai 21 orang atau (52.5%) responden,
Meningkatkan Produksi Kedelai 24 orang atau (60.0%) responden, Menciptakan Lapangan Kerja 24 orang atau (60.0%) responden, DayaBeli Meningkat 22 orang atau (55.0%) respondendalam manfaat program UPSUS Kedelai di Desa Sandik berada dalam kategori baik, yang dilihat dari masing-masing variabel tersebut. Persepsi petani terhadapmasing-masing presentase terbanyak pada variabel Membantu petani menerapkan teknologi 24 orang atau (60.0%) responden, Pendapatan akan meningkat 20 orang atau (50.0%) responden, Kesejahteraan bagi petani 29 orang atau (72.5%) responden mengatakan berada pada kategori kurang baik.
4.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksaan Program UPSUS Kedelai 4.3.1. Faktor Pendorong
Tabel 4.5 Sebaran Responden Terhadap Faktor Pendorong Dalam PelaksanaanProgram UPSUS Kedelai di Desa Sandik Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat 2016
No Indikator Orang Presentase (%)
1 Anjuran pemerintah
20
50
2 Karna adanya bantuan sarana produksi 40 100
3 Karena mendapatkan Alat dan Mesin Pertanian
17
42.5 Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa faktor pendorong dalam program UPSUS Kedelai dijelaskan sebagai berikut : Anjuran Pemerintah adalah salah satu faktor pendorong dalam program
UPSUS Kedelai, yang dikatakan oleh 20 orang atau (50%) responden, sedangkan faktor pendorong yang ke dua adalah Karna Adanya Bantuan Saprodi, menyebabkan respon dari petani sangat bagus dan mau mengikuti program UPSUS Kedelai, yang dikatakanoleh 40 orang atau (100%) responden dan faktor pendorong yang ketiga adalah Karena Mendapatkan Alat dan Mesin Pertanian, yang dikatakan oleh 17 orang atau (42.5%) responden.
4.3.2. Faktor Pengahmbat
Tabel 4.6 Sebaran Responden Terhadap Faktor Penghambat Dalam PelaksanaanProgram UPSUS Kedelai di Desa Sandik Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat 2016
No Indikator Orang Presentase (%)
1 Cuaca/Kesulitan Air
21
52.5
2 Tingginya Biaya Tenaga Kerja
26
65
3 Bantuan Tidak Tepat Waktu
13
32.5 Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa faktor penghambat dalam program UPSUS Kedelai dijelaskan sebagai berikut : Cuaca/Kesulitan Air adalah Salah satu faktor penghambat bagi petani dalam program UPSUS Kedelai, yang diungkapkan oleh 21 orang atau (52.5%) responden, sedangkan faktor pengahambat yang ke dua adalah Tingginya Biaya Tenaga Kerja, yang diungkapkan oleh 26 orang atau (65%) responden dan faktor penghambat yang ke tiga adalah Bantuan Tidak Tepat Waktu, yang diungkapkan oleh 13 orang atau (32.5%) responden dari penelitian ini.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan ruang lingkup dan hasil pembahasan dalam penelitian ini dan sesuai dengan tujuan penelitian yang diuraikan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Persepsi petani terhadap pelaksanaan dan manfaat dari program UPSUS Kedelai termasuk dalam kategori baik dilihat dari total skor 36 yang didapatkan. Hal ini dilihat dari kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok tani dari 14 variabel kegiatan pelaksanaan dan manfaat program UPSUS Kedelai, 8 kegiatan termasuk dalam kategori baik dimana variabel pelaksanaan yang termasuk dalam kategori baik yaitu, Identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi, Penyusunan RUK/RDK/RDKK, Pertemuan Kelompok Tani, pembiayaan dan variabel manfaat yang termasuk dalam kategori baik yaitu, Menambah Produktfitas Kedelai, Meningkatkan Produksi Kedelai, Menciptakan Lapangan Kerja, Daya Beli Meningkat. Dari hasil pelaksanaan kegiatan UPSUS Kedelai manfaat yang didapatkan oleh petani adalah peningkatan produksi dan produktifitas kedelai dari pelaksanaan program tersebut dilihat dari hasil yang dicapai yaitu ada peningkatan 5.20 Kw/Ha dari tahun sebelumya, dengan data pada tahun 2014 produktifitas kedelai di Desa Sandik yaitu 12.60 Kw/Ha meningkat menjadi 17.60 Kw/Ha pada tahun 2015.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UPSUS Kedelai a.
Faktor pendorong Faktor pendorong dalam pelaksanaan program UPSUS Kedelai adalah Adanya Bantuan Sarana Produksi, bantuan Alat dan Mesin Pertanian membuat petani mengikuti Anjuran Dari Pemerintah dan melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan oleh pemerintah.
b.
Faktor penghabat Faktor penghambat dari program UPSUS Kedelai yaitu petani di Desa Sandik yang sangat mengandalkan air hujan untuk mengairi lahannya terhambat oleh Cuaca/Kesulitan Air, Tingginya Biaya Tenaga Kerja yang disebabkan oleh masyarkat di Desa Sandik yang lebih memilih menjadi Security Hotel dan pegawai di Café atau Club malam yang ada diwilayah senggigi karena menurut mereka status sosial lebih terangkat dibandingkan menjadi buruh tani, membuat petani harus manaikan gaji tenaga karja untuk menarik minat mereka menjadi buruh tani sehingga petani membutuhkan modal yang besar dan Bantuan Tidak Tepat Waktu disebabkan oleh luasnya wilayah Lombok Barat membutuhkan waktu yang lama agar bantuan terrealisasikan semua juga keterlambatan pembuatan RUK/RDK/RDKK sihingga data terlambat masuk ke Dinas Petanian.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang mengacu pada tujuan penelitian bahwa beberapa saran perlu diperhatikan baik untuk masyarakat maupun pemerintah adalah sebagai berikut : 1.
Saran untuk Dinas Pertanian terkaitmasalahpemberian dana kepada kelompok tani,sebaiknya pembelanjaan kebutuhan kelompok tani jangan diintervensi oleh Dinas Pertanian karena dana dari pemerintah masuk langsung ke rekening kelompok dan bentuknya swakelola, dan Dinas Pertanian harus mengajarkan kepada petani cara membuat RUK/RDK/RDKK agar tidak dibantu lagi oleh penyuluh sehingga pendropingan saprodi tidak mengalami keterlambatan, pemberian bantuan alat dan mesin pertanian harus sesuai dengan kebetuhan kelompok tani jangan ada kolusi oleh Dinas untuk mengatur kelompok mana yang layak mendapatkan alat dan mesin pertanian.
2. Saran untuk anggota kelompok tani yaitu anggota harus membentuk
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) agar pengelolaan air secara micro dapat disosialisasikan oleh kelompok tersebut. Untuk menghindari bantuan yang tidak tepat waktu petani dan penyuluh harus lebih cepat berkoordinasi dengan penyuluh agar Dinas Pertanian Terlebih dahulu diingatkan jauh hari sehingga akan ada persiapan dari Dinas Pertanian untuk menanggulangi pendropingan saprodi ke wilayah yang jauh. Untuk masalah tingginya biaya tenaga kerja petani, penyuluh dan babinsa harus mampu menjelaskan kemasyarakat bahwa hanya petani yang mampu memberikan bantuan terhadap pemerintah untuk meningkatkan produktiftas dan produksi tanaman pangan yang sedang mengalami kekurangan dan petani harus mempunyai Kas kelompok untuk membantu anggota kelompok dalam bentuk pinjaman.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Propinsi NTB, 2014. NTB Dalam Angka. Mataram.
BP3K Batulayar, (2015). Pedoman teknis Upsus Pajale. Tahun 2015. Jakarta. Danim, dalam Lahamma,(2006). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Grasindo. Desa Sandik, (2015). Programa Desa Sandik. Tahun 2015. Batulayar. Dinas Pertanian, (2015).Pedoman Upsus Pajale. Tahun 2015. Jakarta Dinas Pertanian TPH NTB, (2015). Pedoman Teknis Upsus Pajale. Tahun 2015. Jakarta.
Dinas Pertanian Lombok Barat, (2015).Pedoman teknis Upsus Pajale. Tahun 2015. Jakarta. Nazir, M,(2007). Metode Penelitian. Penerbit: PT Raja Grafindo Persada.Jakarta. Rakhmat, J,(1998). Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.