PERILAKU BERAGAMA MAHASISWA IAIN SALATIGA (Studi atas Motif Shalat Berjamaah pada Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun 2015) SKRIPSI Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

  

PERILAKU BERAGAMA MAHASISWA IAIN

SALATIGA

(Studi atas Motif Shalat Berjamaah pada Mahasiswa

  

IAIN Salatiga Tahun 2015)

SKRIPSI

Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

  

Oleh:

SITI ASIYAH

11111014

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

PERILAKU BERAGAMA MAHASISWA IAIN

SALATIGA

(Studi atas Motif Shalat Berjamaah pada Mahasiswa

  

IAIN Salatiga Tahun 2015)

SKRIPSI

Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

  

Oleh:

SITI ASIYAH

11111014

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

i

  

MOTTO

            

             

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al

Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya

shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan

mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)

adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang

lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan

  .” (Q.S. Al- ‘Ankabut 29: 45).

vi

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini aku persembahkan untuk: Pengukir akhlaq dan jiwa ragaku

  Ayahanda dan Ibundaku Tamam Mubirin dan Sholikhah yang telah mencurahkan segala pengorbanan untuk pendidikan anaknya.

  Seluruh keluarga besarku yang memberikan nasehat dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini

  Terima kasih atas cinta dan kasih sayang kalian .

  vii

KATA PENGANTAR

  Puji syukur Alhamdulillah, penulis haturkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat, hidayah beserta ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perilaku Beragama Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi atas Motif Shalat Berjamaah pada Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun 2015). Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad Saw yang selalu kita nanti- nantikan syafa’atnya besok di hari kiamat. Amin Ya Rabbal Alamin.

  Dalam penyusunan skripsi ini, ditujukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam di IAIN Salatiga. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) 3. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) 4. Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

  6. Karyawan dan Karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuannya.

  7. Segenap keluarga, terutama Bapak, Ibu, Kakak dan Adik yang selalu mencurahkan kasih sayang, perhatian, kesabaran, ketabahan serta untaian do’a yang tulus sepanjang waktu demi keberhasilan penulis.

  8. Sahabat-sahabat dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima di sisi Allah Swt.

  Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya, terutama untuk kemajuan dunia pendidikan.

  Salatiga, 12 Januari 2016 Penulis,

  SITI ASIYAH NIM. 11111014

  ix

  

ABSTRAK

  Asiyah, Siti. 2016. Perilaku Beragama Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi atas Motif . Skripsi.

  Shalat Berjamaah pada Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun 2015) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. H. Miftahuddin, M.Ag.

  Kata kunci: Perilaku Beragama, Motif-motif Shalat Berjamaah.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perilaku beragama dalam pelaksanaan shalat berjamaah pada mahasiswa IAIN Salatiga dan untuk mengetahui berbagai bentuk motif perilaku mahasiswa tersebut dalam melakukan shalat berjamaah. Pertanyaan utama yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah, (1) Bagaimana perilaku shalat berjamaah mahasiswa IAIN Salatiga? (2) Apa motif- motif perilaku shalat berjamaah mahasiswa IAIN Salatiga? (3) Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat perilaku shalat berjamaah mahasiswa IAIN Salatiga?

  Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan pendekatan yang digunakan penulis adalah kualitatif diskriptif. Dalam penelitian ini penulis melalukan perencanaan, pelaksanan, pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan pada akhirnya penulis melaporkan hasil penelitiannya.

  Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: 1) Perilaku shalat berjamaah mahasiswa IAIN Salatiga sangatlah beragam. Perilaku tersebut, dapat dilihat dari segi kesiapan mahasiswa masih banyak yang kurang mempersiapkan diri dalam mengikuti shalat berjamaah. Dari segi mengajak, perilaku mahasiswa IAIN Salatiga seimbang, sebagian ada yang mengajak dan sebagian ada yang tidak mengajak. Dan dari segi kedisiplinan (ajeg/istiqomah), perilaku mahasiswa IAIN Salatiga juga sangat kurang disiplin dalam mengikuti shalat berjamaah. 2) Motif-motif perilaku shalat berjamaah mahasiswa IAIN Salatiga memiliki banyak motif yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: motif intrinsik dan ekstrinsik. Motif intrinsik yang terdapat pada mahasiswa IAIN Salatiga yaitu: Motif ketenangan hati, Motif karena Pahala yang Berlipat Ganda dan Motif terijabahnya semua doa dan harapan, Motif akan adanya Rasa Takut dan Cemas, Motif Terijabahnya Semua Doa dan Harapan (Pengalaman Religius), Motif Peningkatan Taqwa dan Perubahan Sikap, Motif Kebutuhan untuk Beribadah, Rasa Solidaritas dan keingintahuan, Motif Kesehatan Badan, Motif Rasa Ingin diperhatikan dan dihargai, Motif shalat berfungsi sebagai ajaran atau yang membawa kebaikan dan Motif penyelamat. Sedangkan motif-motif Ekstrinsik di antaranya yaitu: Motif Inspirasi dari orang hebat, Motif Ajakan Keluarga, Motif Ajakan dari sahabat, Motif ingin diperhatikan pacar dan Motif Keteladanan. 3) Perilaku mahasiswa IAIN Salatiga dalam melakukan shalat berjamaah memiliki dua faktor yaitu: faktor pendukung yang dapat memperlancar terlaksananya shalat berjamaah, dan faktor penghambat yang dapat mempersulit terlaksananya proses shalat berjamaah. Faktor pendukung tersebut adalah fasilitas dan sarana prasarana yang memadai yang berada di masjid darul amal, faktor jarak atau letak masjid yang berada di lingkungan kampus,

  

x kondisi kesehatan baik itu dari segi badan maupun pikiran dari individu mahasiswa masing-masing dalam melakukan shalat berjamaah, dan faktor cuaca dan kondisi yang terjadi pada masing-masing mahasiswa itu sendiri. Adapun faktor penghambat tersebut adalah Lingkungan yang kurang mendukung seperti keluarga, masyarakat atau teman yang membuat mahasiswa tidak melakukan shalat berjamaah, keamanan yang kurang terjaga pada lingkungan masjid, letak tempat shalat yang berada dilantai 3 (putri), saranan prasarana yang kurang memadai di kampus 2 dan belum ada perbaikan sarana prasarana baik di kampus 1 maupun 2, proses pelaksanaan shalat yang berlangsung lama dan membuat jamaah merasa jenuh, jam perkuliahan yang belum disesuaikan dengan jadwal jamnya shalat, banyaknya dosen dan karyawan yang juga tidak melakukan shalat berjamaah di masjid dan faktor keterbatasan wanita pendapat tentang wanita terdahulu dengan wanita sekarang.

  

xi

DAFTAR ISI

  BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  7

  2. Manfaat Praktis

  6

  1. Manfaat Teoritis

  6

  6 D. Manfaat Penelitian

  6 C. Tujuan Penelitian

  1 B. Fokus Penelitian

  HALAMAN JUDUL i

  HALAMAN BERLOGO ii

  DAFTAR GAMBAR xviii

  DAFTAR TABEL xvii

  DAFTAR ISI xii

  ABSTRAK x

  KATA PENGANTAR viii

  PERSEMBAHAN vii

  PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN v MOTTO vi

  PERSETUJUAN PEMBIMBING iii PENGESAHAN PENGUJI iv

  DAFTAR LAMPIRAN xix

  E. Telaah Pustaka

  c. Psikologi Humanistik (Abraham Maslow)

  26

  2. Konsep dan Teori Perilaku Beragama

  28

  a. Psikoanalisa (Sigmund Freud)

  28

  b. Behaviorisme (John Broadus dan B.F. Skinner)

  30

  30

  26

  3. Bentuk-bentuk Perilaku Beragama

  31

  a. Ibadah Shalat

  32

  b. Kepedulian Sosial

  34

  c. Akhlak Sebagai Perilaku Keagamaan Mahasiswa

  1. Pengertian Perilaku Beragama

  24 BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Beragama

  7 F. Penegasan Istilah

  15

  12 G. Metode Penelitian

  14

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  14

  2. Kehadiran Peneliti

  15

  3. Lokasi Penelitian

  4. Sumber Data

  22 H. Sistematika Penulisan

  15

  5. Teknik Pengumpulan Data

  18

  6. Analisis Data

  19

  7. Pengecekan Keabsahan Data

  21

  8. Tahap-tahap Penelitian

  35

  4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Beragama

  36

  a. Faktor Internal

  36

  b. Faktor Eksternal

  38

  c. Konvergensi

  41

  d. Fanatisme dan Ketaatan

  42 B. Motivasi Beragama

  42

  1. Definisi Motivasi

  42

  2. Motif Perilaku Beragama

  44 C. Shalat Berjamaah

  56

  1. Definisi Shalat Berjamaah

  56

  2. Manfaat dan Keistimewaan Shalat Berjamaah

  58

  a. Ditinjau dari Segi Spiritual

  58

  b. Ditinjau dari Segi Sosial

  61

  c. Ditinjau dari Segi Politis

  62

  d. Ditinjau dari Segi Etis dan Edukatif

  62 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum IAIN Salatiga

  65

  1. Letak Geografis IAIN Salatiga

  65

  2. Sejarah Singkat IAIN Salatiga

  66

  3. Visi dan Misi IAIN Salatiga

  67

  4. Asas, Fungsi dan Tujuan

  67

  5. Program Pendidikan IAIN Salatiga

  70

  6. Sarana dan Prasarana IAIN Salatiga

  75

  7. Keadaan Dosen, Karyawan dan Mahasiswa

  IAIN Salatiga

  76

  8. Struktur Organisasi IAIN Salatiga

  77 B. Temuan Data Penelitian

  79

  1. Perilaku Shalat Berjamaah Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun 2015

  79

  a. Kesiapan (Kesungguhan)

  79

  b. Mengajak

  81

  c. Kedisiplinan (Ajeg/Istiqomah)

  83

  2. Motif-Motif Perilaku Shalat Berjamaah Mahasiswa

  IAIN Salatiga Tahun 2015

  86

  a. Motif Intrinsik

  87

  b. Motif Ekstrinsik

  95

  3. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Perilaku Shalat Berjamaah Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun 2015 98

  a. Faktor Pendukung

  98

  b. Faktor Penghambat 101

  BAB IV PEMBAHASAN A. Perilaku Shalat Berjamaah Mahasiswa IAIN Salatiga 107

  1. Kesiapan (Kesungguhan) 107

  2. Mengajak 109

  3. Kedisiplinan (Ajeg/Istiqomah) 111 B. Motif-motif Perilaku Shalat Berjamaah Mahasiswa

  IAIN Salatiga 114

  1. Motif Intrinsik 114

  2. Motif Ekstrinsik 125 C. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Perilaku Shalat Berjamaah Mahasiswa IAIN Salatiga 127

  1. Faktor Pendukung 128

  2. Faktor Penghambat 129

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 132 B. Saran-saran 134 C. Penutup

  135 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

  

xvi

  DAFTAR TABEL

  1. Tabel. 1 Sumber Data Primer

  16

  2. Tabel. 2 Sumber Data Sekunder

  17

  3. Tabel. 3 Data Mahasiswa IAIN Salatiga pada Ajaran 2015/2016

  76

  4. Tabel. 4 Daftar Anggota Senat IAIN Salatiga

  78

  xvii

  DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar. 1 Komponen dalam Analisis Data

  20

  2. Gambar. 2 Teknik Pengumpulan Data (Triangulasi

  22

  

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Lembar Pengajuan Judul Skripsi

  2. Lembar Konsultasi Skripsi

  3. Lembar Pedoman Wawancara

  4. Lembar Catatan Transkip Wawancara

  5. Surat Keterangan Kegiatan (SKK)

  6. Surat Permohonan Ijin Penelitian

  7. Surat Pernyataan Bukti Penelitian

  8. Foto-foto 9.

  Riwayat Hidup Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan ke dunia dibekali oleh Tuhannya dengan akal yang

  manakala akan membekali dirinya untuk menghadapi segala problematika kehidupan. Di dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung banyak aktifitas yang telah kita lakukan baik itu yang ada hubungannya antara makhluk dengan pencipta, maupun hubungan antara makhluk dengan sesama makhluk.

  Setiap manusia hidup di dunia pasti menginginkan kebahagiaan, baik itu kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Namun, kebahagiaan yang dicari setiap manusia bukan berarti bebas lepas seperti burung yang terbang kesana kemari akan tetapi, manusia dalam mewujudkan kebahagiaannya pasti ada tata aturan yang mendominasi kebahagiaan itu salah satunya yaitu agama. Agamalah yang mengatur perjalanan hidup manusia hidup di dunia ini. Di sana terkandung berbagai aturan yang mengatur pola hidup manusia. Manusia yang segaris dengan aturannya merekalah manusia yang akan mengunduh kebahagiaan baik didunia maupun di akhirat sedangkan manusia yang melenceng dari aturannya merekalah manusia yang akan menyesal dan orang yang akan merugi.

  Langkah awal manusia untuk mencapai kebahagiaannya yaitu harus mengetahui eksistensinya seorang manusia berada dimuka bumi ini. Allah telah menunjukkan dalam kitab al Qur’an yang sebagai pedoman hidup setiap insan yang ada di bumi tentang eksistensinya manusia berada di dunia ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt:

                            

          Artinya: ( Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan

  dari Allah dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.

  (Q.S. An-N isa’ 4: 13-14). Salah satu wujud dari ketaatan itu adalah shalat. Shalat merupakan suatu ibadah yang sangat fundamental bagi umat muslim. shalat bukanlah sekedar kewajiban namun, sebagai kebutuhan secara spiritualitas bagi manusia.

  Secara Bahasa, shalat berarti doa atau berdoa memohon kebajikan (Usman, 2005: 81). Permohonan seorang hamba kepada tuhannya dalam suatu pengharapan kebaikan bagi dirinya maupun orang yang terdekatnya. Wujud permohonan tersebut merupakan suatu hubungan veritkal antara seorang hamba kepada sang Kholik. Dimana manusia dapat mendekatkan diri kepada Allah, bertaqorrub kepada- Nya dengan jiwa yang tenang dan pikiran yang lapang.

  Hati yang tenang dan selalu ingat kepada Allah akan melahirkan kekuatan rohaniah pada manusia, yang amat besar artinya dalam menghadapi masalah hidup yang penuh dengan berbagai macam problema yang seringkali dirasakan

  

2 amat berat oleh manusia. Dengan kekuatan rohaniah itu, berbagai macam ujian hidup akan dapat dihadapi dengan kesabaran. Pergolakan hidup akan dapat ditanggapi dengan sikap tenang, rela dan hati yang tentram (Basyir, 2003: 51).

  Shalat juga mengajarkan kita untuk hidup dengan kebersihan, kerapian dan kerajinan. Shalat yang mensyaratkan harus suci badan, pakaian, dan tempat dari najis, demikian pula dengan mensyaratkan bersuci dengan mandi atau berwudlu, berfungsi mengajarkan kebersihan (Basyir, 2003: 55).

  Islam menganjurkan agar shalat wajib lima waktu dilakukan secara berjamaah. Semakin banyak anggota jamaahnya, semakin banyak faedah yang kita terima saat ini dan faedah yang menunggu kita di akhirat kelak. Meskipun sudah cukup hanya terdiri dari dua orang yaitu seorang makmum dan seorang imam.

  Shalat berjamaah mempunyai arti yang besar bagi kehidupan sosial, memupuk rasa persaudaraan, persatuan, persamaan dan saling bertukar ide atau pikiran dengan jamaah satu dengan jamaah yang lainnya. Ayat-ayat Allah telah menjelaskan tentang berbagai keutamaan atau faedahnya orang yang melakukan shalat berjamaah. Namun kebanyakan dari masyarakat tidak mengetahui akan faedah-faedah yang terkandung dalam shalat berjamaah itu sendiri. Fenomena yang ada saat ini jarang kita lihat anak-anak, remaja, bahkan orang tua yang mengerjakan shalat berjamaah dimasjid. Mereka lebih memilih shalat sendiri dengan berbagai alasan kesibukan yang sedang mereka kerjakan dibanding memenuhi panggilan adzan guna melakukan shalat berjamaah di masjid.

  Shalat berjamaah hanya dilakukan oleh sebagian kecil dari masyarakat yang mengerti tentang agama, Itupun tidak dilakukan secara terus menerus. Sering kali penulis melihat shalat berjamaah hanya dilakukan pada waktu shalat Maghrib dan Isya karena waktu itu adalah waktu yang paling longgar untuk mengerjakan shalat berjamaah. Kalaupun ada seorang remaja yang berangkat menuju masjid mungkin adanya dorongan atau motif-motif yang menyebabkan mereka berjamaah.

  Seringkali penulis dapati dari berbagai faktor-faktor anak-anak, remaja bahkan mahasiswa dalam shalat, mereka sering kali kurang disiplin, mengulur waktu, rasa malas dan keegoisan dalam diri ketika diajak keluarga atau temannya dan sebagainya. Mereka beranggapan bahwa yang penting itu mengerjakan shalat karena merupakan sebuah kewajiban. Seperti halnya dikalangan mahasiswa, ada mahasiswa yang malas shalat berjamaah, ada mahasiswa yang lebih mementingkan urusan dunia ketika sudah waktunya shalat, bahkan ada pula mahasiswa yang enggan melaksanakan shalat. Alasan yang sering terdengar oleh mahasiswa IAIN Salatiga kaitannya dengan shalat berjamaah adalah karena letak shalat untuk jamaah putri yang berada dilantai tiga membuat mereka lelah, atau sering penulis lihat mahasiswa lebih memilih shalat sendiri di kos ataupun kontrakkannya yang lebih nyaman dan tidak antri baik wudlu maupun mukenanya adapula bacaan Imam yang katanya terlalu panjang dan lama membuat mereka malas untuk melaksanakan shalat berjamaah.

  IAIN merupakan perguruan tinggi yang menanamkan nilai-nilai keagamaan yang lebih mendalam untuk mengantarkan mahasiswanya menjadi mahasiswa yang berilmu dan berkepribadian yang baik. Tidak hanya dalam kurikulum yang menjadi faktor pembentukan karakter atau perilaku yang baik, namun juga didalamnya terdapat orang-orang yang mempunyai karakter yang baik dan solidaritas yang tinggi.

  Shalat berjamaah merupakan sarana pembentukan karakter mahasiswa yang baik, untuk itu mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan shalat berjamaah baik di masjid maupun tempat ibadah yang lain. Maka dengan adanya pembiasaan mengikuti shalat berjamaah diharapkan mahasiswa mempunyai perilaku keagamaan, mulai dari kedisiplinan, istiqomah, ketaatan, kebersamaan, saling menghargai, melatih mengatur waktu, menambah persaudaraan yang nantinya dapat mencegah diri dari permusuhan, dan lain sebagainya.

  Penelitian ini penting sekali mengingat banyak terjadi problematika rendahnya mahasiswa dalam melaksanakan shalat berjamaah yang berdampak pada perilaku beragama pada mahasiswa, sehingga penelitian ini bisa menjadi bekal para pendidik dalam setiap proses pembelajaran serta mengembangkan ilmu pendidikan Islam terutama dalam hal penanganan perilaku.

  Berdasarkan dari uraian di atas, maka penulis merasa tertarik dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga untuk dijadikan sebagai obyek penelitian.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyusun penelitian ini dengan judul: “Perilaku Beragama Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi atas Motif Shalat Berjamaah pada Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun 2015

  ).”

  B. Fokus Penelitian

  Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong, tetapi dilakukan berdasarkan seseorang terhadap adanya suatu masalah, dan masalah dalam penelitian kualitatif dinamakan Fokus. (Moleong, 2002: 92). Berkaitan dengan konteks penelitian tersebut, maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah :

  1. Bagaimana perilaku shalat berjamaah mahasiswa IAIN Salatiga?

  2. Apa motif-motif perilaku shalat berjamaah mahasiswa IAIN Salatiga?

  3. Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat perilaku shalat berjamaah mahasiswa IAIN Salatiga?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perilaku shalat berjamaah mahasiswa IAIN Salatiga.

  2. Untuk mengetahui motif-motif shalat berjamaah mahasiswa IAIN Salatiga.

  3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat mahasiswa IAIN Salatiga.

  D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

  a. Mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan agama Islam khususnya pada tataran fiqh ubudiyah mengenai pentingnya perilaku beribadah dalam melaksanakan shalat berjamaah. b. Sebagai acuan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai pendidikan dan akidah khususnya perilaku beragama mahasiswa IAIN Salatiga (studi atas motif shalat berjamaah).

  c. Untuk lebih mendukung teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian, terutama psikologi agama.

2. Manfaat Praktis

  a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh

  IAIN Salatiga dalam pembimbingan perilaku beragama mahasiswa (studi atas motif shalat berjamaah).

  b. Bagi penulis lain yang sedang melakukan penelitian, dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam menyelesaikan penulisannya.

E. Telaah Pustaka

  Penelitian-penelitian terdahulu tentang Perilaku Beragama (Studi atas Motif Shalat Berjamaah), sepengetahuan penulis belum banyak dilakukan terutama yang membahas tentang Motif-motif Perilaku Beragama. Beberapa hasil penelitian yang terkait dengan Perilaku Beragama (Studi atas Motif Shalat Berjamaah) antara lain:

  1. Penelitian Nurhuda Sandi Utomo dengan judul “Hubungan Antara

  Kedisiplinan dalam Keluarga Militer dengan Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga

  Tahun 2011,” adapun hasil penelitiannya sebagai berikut: a. Variasi kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama

  Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 dengan sampel 44 responden dalam kategori sangat rendah presentase 0% responden 0 orang, kategori rendah presentase 0% responden 0 orang, kategori tinggi presentase 38,6% responden 17 orang, dan kategori sangat tinggi presentase 61,4% responden 27 orang.

  b. Variasi perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 dengan sampel 44 responden dalam kategori sangat rendah presentase 0% responden 0 orang, kategori rendah presentase 0% responden 0 orang, kategori tinggi presentase 86,4% responden 38 orang, dan kategori sangat tinggi presentase 13,6% responden 6 orang.

  c. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011, dibuktikan dengan perolehan konsultasi r hitung dan r tabel pada taraf kesalahan 5% untuk

  hitung tabel

  responden sejumlah 44 orang yaitu: r < r (0,012 < 0,297). Serta perhitungan t hitung lebih kecil dari t tabel pada taraf kesalahan 5% untuk responden sejumlah 44 orang yaitu: 0.077 < 2,021. Kesimpulan penelitian, dimungkinkan masih terdapat faktor atau penyebab hal lain yang lebih dapat mendekati serta mempengaruhi perilaku keberagamaan remaja di keluarga militer, selain dari faktor tingkat kedisiplinan.

  2. Penelitian Masruri Saifurrohman dengan judul “Pengaruh Intensitas

  Perilaku Keagamaan terhadap Sikap Sosial (Studi di MAN Salatiga Tahun 2010/2011), ” adapun hasil penelitiannya sebagai berikut: a. Dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa perilaku keagamaan siswa yang yang merupakan kategori tinggi (A) Sebanyak 47 Siswa atau (33,0

  ℅) Kategori sedang (B) Sebanyak 92 Siswa atau (65℅). Adapun kategori rendah (C) Sebanyak 3 Siswa atau (2.1 ℅).

  b. Hasil dari sikap sosial siswa bahwa kategori tinggi (A) Sebanyak 88 siswa atau (62℅). Kategori sedang (B) Sebanyak 49 Siswa atau (34,5℅) Adapun kategori rendah (C) Sebanyak 5 Siswa atau (3.5℅).

  c. Untuk membuktikan signifikan atau tidaknya antar intensitas perilaku keagamaan terhadap sikap sosial siswa kelas XI MAN Salatiga, maka hasil atau nilai rxy atau r hitung (0,293) dicocokan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikansi 5℅ yaitu (0.159) dan taraf signifikansi 1℅ yaitu (0.210). Maka hasil yang diperoleh yaitu rxy sebesar (0.293) lebih besar dari r tabel 1℅ yaitu (0.210) atau {rxy

  (0.293) > (0.210)}. sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa dari hasil uji dinyatakan ada pengaruh signifikan antara intensitas perilaku keagamaan terhadap sikap sosial siswa kelas XI di MAN Salatiga tahun 2010/2011.

  3. Penelitian Fuji Sugeharti dengan judul “Pengaruh Keaktifan Mengikuti Kegiatan

  Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz (JQH) terhadap Perilaku Keberagamaan Mahasiswa PAI Angkatan Tahun 2010 dan 2011

  ,” adapun hasil penelitiannya sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, keaktifan mengikuti kegiatan JQH yang menunjukkan kategori tinggi ada 19 responden atau

  63,33%, yang menunjukkan kategori sedang ada 11 responden atau 36,67% dan yang berada kategori rendah ada 0%

  b. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, perilaku keberagamaan mahasiswa yang menunjukkan kategori tinggi ada 17 responden atau 56,67%, yang menunjukkan kategori sedang ada 13 responden atau 43,33% dan yang berada kategori rendah ada 0%.

  c. Dari penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan antara keaktifan mengikuti kegiatan JQH terhadap perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi product moment dari hasil rxy hitung sebesar 0,398 sedangkan rxy tabel 0,361 product moment pada taraf signifikansi 5% dengan N =

  30. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima, bahwa keaktifan mengikuti kegiatan JQH berpengaruh terhadap perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011 disebabkan dari hasil perhitungan data yang diperoleh di lapangan menunjukan rxy hitung > rxy tabel.

  4. Penelitian Anwar Sodikin dengan judul “Studi Komparasi Perilaku

  Keagamaan Remaja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua di Dusun Karang Talun Desa Mlilir Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun 2014,

  ” adapun hasil penelitiannya sebagai berikut: a. Tingkat pendidikan orang tua remaja di dusun Karang Talun desa Mlilir

  Kecamatan Bandungan tingkat kelulusan MI/SD dengan prosentase

  47%, MTS/SLTP dengan prosentase 22,5%, MA/SLTA dengan prosentase 25%, dan PT/S1 dengan prosentase 5%.

  b. Tingkat perilaku keagamaan remaja di dusun Karang Talun desa Mlilir Kecamatan Bandungan tergolong sangat rendah dengan prosentase 32,5%, rendah dengan prosentase 30%, sedang dengan prosentase 25%, dan tinggi dengan prosentase 12,5%.

  c. Tidak ada perbedaan perilaku keagamaan remaja berdasarkan tingkat

  2

  pendidikan orang tua di dusun karang Talun ditunjukkan dengan x hitung

  2 2 = tabel = hitung

  10,651 dan harga x 13,919 pada taraf signifikan 0,5%. Jadi x

  2 > x tabel maka ho diterima.

  5. Penelitian Ahmad Zaidun dengan judul “Pengaruh Mengikuti Shalat Berjama’ah terhadap Perilaku Keagamaan Santri di Pondok Pesantren Roudlotus Sa’idiyyah Sukorejo Gunungpati Semarang Tahun 2010,” adapun hasil penelitiannya sebagai berikut:

  Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara mengikuti shalat berjama’ah terhadap perilaku keagamaan dengan koefisien product moment r = 0,771, pada taraf signifikansi 5% maupun 1% dengan nilai t hitung = 10,15, sedangkan nilai t tabel 0,05 = 1,671 dan t tabel 0,01 = 2,390, berarti hasilnya adalah signifikan karena t hitung lebih besar dari t tabel . Dari penelitian-penelitian terdahulu tersebut belum penulis jumpai yang secara spesifik membahas tentang Perilaku Beragama (Studi atas Motif Shalat

  11 Berjamaah), sebagaimana yang penulis teliti yakni pada mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Tahun 2015.

F. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami makna istilah dalam skripsi ini, maka di bawah ini penulis akan membatasi pengertian beberapa istilah yang dipakai dalam judul skripsi ini, yaitu: 1.

   Perilaku Beragama

  Perilaku sering disebut juga dengan tingkah laku. Perilaku sering disebut juga dengan tingkah laku. Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Alwi, 2007: 859). Perilaku atau tingkah laku adalah kegiatan yang tidak hanya mencakup hal-hal motorik saja, seperti berbicara, berjalan, berlari-lari, berolahraga, bergerak dan lain-lain. Akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, mengingat, berfikir, fantasi, pengenalan kembali emosi-emosi dalam bentuk tangis atau senyum dan seterusnya.

  Agama adalah sistem atas prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau juga disebut dengan nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. (Sudarsono, 2004: 118). Beragama yaitu menganut (memeluk) agama (Sugono, 2008: 15).

  Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa beragama adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang yang diwujudkan dalam peribadatan kepada Tuhan sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan.

  12 Berdasarkan pengertian tersebut, perilaku beragama merupakan segala aspek tingkah laku mahasiswa yang salah satunya ditinjau dari perilaku shalat berjamaah dengan berbagai motif-motif mahasiswa melakukan shalat berjamaah serta faktor penunjang dan penghambat mahasiswa melakukan shalat berjamaah.

  2. Studi

  Studi adalah penelitian ilmiah, kajian maupun telaah (Sugono, 2008: 1342). Studi dalam hal ini, usaha menelaah secara mendalam atas fenomena yang sering terjadi atau yang teraktual pada individu, keluarga, kelompok, lembaga atau unit sosial lain.

  3. Motif

  Motif adalah dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia. Motif juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Dister, 1982: 71). Motif merupakan penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia dalam aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

  4. Shalat Berjamaah Secara Bahasa, shalat berarti doa atau berdoa memohon kebajikan.

  Sedangkan menurut istilah fiqh, shalat adalah “ucapan-ucapan dan gerakan gerakan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam” (Usman, 2005: 81).

  Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa shalat berjama’ah adalah shalat yang dilakukan sekelompok orang secara bersama-sama, yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, di mana satu orang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum yang dilakukan di tempat tertentu.

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknis pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif berusaha berinteraksi dengan subyek penelitiannya secara alamiah, dengan cara yang tidak memaksa. Penelitian kualitatif tertarik untuk menyidik orang-orang dalam latar alamiah tentang bagaimana mereka berfikir dan bertindak menurut cara mereka (Moleong, 2009: 42). Dalam hal ini peneliti mendapatkan sumber informasi secara langsung di IAIN Salatiga melalui aktivitas mahasiswa yang berada di lokasi penelitian.

b. Jenis Penelitian

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan field research atau riset lapangan. Riset lapangan merupakan penelitian di lapangan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung dengan mendatangi responden yang berada di lokasi penelitian (Ruslan, 2004: 32).

  Penelitian ini adalah penelitian lapangan, jadi untuk dapat memperoleh data, peneliti dapat langsung terjun ke lapangan tersebut baik data itu berupa dokumen, atau berbagai informasi yang dapat dipercaya.

  2. Kehadiran Peneliti

  Penelitian ini menerapkan teknik participant observe artinya bahwa peneliti merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya (Nasution, 2006: 107). Jadi, dalam hal ini kehadiran peneliti merupakan salah satu mahasiswa yang berada di kampus IAIN Salatiga ini dan dalam kehidupan sehari-hari peneliti bergaul dengan obyek penelitian sehingga tahu betul bagaimana perilaku sehari-hari mahasiswa tersebut.

  3. Lokasi Penelitian

  Peneliti menetapkan lokasi penelitian di IAIN Salatiga, karena di kampus tersebut merupakan kampus Islam yang mana seluruh mahasiswanya muslim, sehingga mayoritas menunjukkan perilaku beragama yang unik dan beraneka ragam. Sehingga dapat mendukung proses penelitian yang dilakukan peneliti.

  4. Sumber Data

  Dalam penelitian ini, penulis memasuki situasi sosial tertentu yang berupa lembaga pendidikan, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang tahu tentang situasi sosial tersebut. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling.

  Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

  dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan atau mungkin sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2006: 300). Melalui purposive

  

15

  

sampling ini, penentuan sampel sumber data atau instrumen yang dianggap

  8 SW (S1) PAI/2011

  17 BP (S1) PGMI/2014

  16 IA (D3) PS/2012

  15 TM (S1) PAI/2011

  14 MCU (S1) PAI/2013

  13 ARG (S1) PAI/2011

  12 SU (S1) PAI/2011

  11 KN (S1) HES/2012

  10 RR (S1) PAI/2011

  9 AR (S1) PAI/2011

  7 LNH (S1) PBA/2011

  paling tahu untuk mendapatkan informasi dalam penelitian ini adalah: a.

  6 CR (S2) PAI/2015

  5 MMD (S2) PAI/2014

  4 IT (S1) PBA/2010

  3 AN (S1) PGMI/2013

  2 UNM (D3) PS/2011

  1 TM (S1) PBA/2011

  Tabel. 1 Sumber Data Primer No Nama Jurusan/Angkatan

  Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama (Sugiyono, 2006: 112). Di sini data primer berasal dari nara sumber yaitu mahasiswa IAIN Salatiga.

   Data Primer

  16

  18 AAI (S1) HES/2011

  19 IST (S1) PS/2013

  20 HND (S1) PAI/2011

  21 NR (S1) PAI/2011

  22 JSA (S1) PAI/2013

  23 ZL (S1) PAI/2011

  24 SS (S1) PAI/2011

  25 DN (D3) PS/2015

  26 YL (S1) HES/2011

  27 NP (S1) TBI/2015

  28 MH (S1) TBI/2015

  29 KM (S1) PAI/2013

  30 SH (S1) PAI/2015 b.

   Data Sekunder

  Data sekunder atau data tangan kedua merupakan data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subyek penelitian (Subagyo, 1997: 92). Data sekunder diperoleh dari takmir masjid, dosen, dan karyawan (Staff Kepegawaian). Untuk mengetahui perilaku beragama dan motif shalat berjamaah mahasiswa IAIN Salatiga.

  Tabel. 2 Sumber Data Sekunder No Nama Jabatan

  1 BSR Petugas Perpustakaan

  2 BYH Dosen FTIK PBA

  

3 MM Takmir Masjid MDA Salatiga

  4 HH Karyawan Keuangan BMN

5. Teknik Pengumpulan Data

  :

  Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut a.

   Observasi

  Observasi adalah teknik yang dilakukan secara langsung dan pencatatan secara otomatis terhadap fenomena yang diselidiki (Singarimbun, 1989: 5). Observasi yang penulis lakukan disini adalah observasi terus terang, artinya peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian. Penulis juga menggunakan observasi partisipasi pasif passive participation, yaitu peneliti datang ditempat penelitian tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan di tempat penelitian.

b. Wawancara atau Interview

  Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2005: 72). Wawancara ini dilakukan secara mendalam indepth interview untuk memperoleh informasi atau data yang tepat dan obyektif, maka setiap interviewer atau pewawancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik dengan interviewe atau mengadakan raport yaitu suatu situasi psikologis yang menunjukkan bahwa interviewee bersedia bekerjasama dan memberikan informasi sesuatu dengan keadaan yang sebenarnya (Margono, 1007: 165).

  Interview alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan sumber informasi (Margono, 1996: 165).

  Wawancara atau interview dilakukan untuk memperoleh data secara detail dan mendalam dari mahasiswa IAIN Salatiga.

c. Dokumentasi

  Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen rapat dan sebagainya (Arikunto, 1993: 2). Metode dokumentasi ini untuk memperkuat dan mendukung informasi- informasi yang didapatkan dari hasil observasi dan interview.

6. Analisis Data

  Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Muhadjir 2002: 104). Adapun analisis datanya yaitu: a.

   Reduksi Data (Data Reduction)

  Dengan reduksi maka peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono, 2006: 338).

  b. Penyajian Data (Data Display)

  Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif ini, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2006: 341).

  c. Verifikasi (Conclusion Drawing)

  Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan, dan kesimpulan ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal tetapi mungkin juga tidak. Karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan (Sugiyono, 2006: 345).