PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP KEBERHASILAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS V DI SD NEGERI GIRIREJO 3 KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2009 SKRIPSI

  

PENGARUH PROFESIONALISME GURU

TERHADAP KEBERHASILAN SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PAI KELAS V DI SD NEGERI

GIRIREJO 3 KECAMATAN NGABLAK

KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2009

S K R I P S I

D iajukan untuk m em peroleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

oleh

Ristiyoningsih

  

NIM 11407114

JU R U SA N TA R BIY A H

PR O G R A M STU D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M

SEK O LA H TIN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (ST A IN )

SA LA T IG A

  

2 0 0 9

  

PENGARUH PROFESIONALISME GURU

TERHADAP KEBERHASILAN SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PAI KELAS V DI SD NEGERI

GIRIREJO 3 KECAMATAN NGABLAK

KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2009

S K R I P S I

D iajukan untuk m em peroleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

oleh

Ristiyoningsih

  

NIM 11407114

JU R U SA N T A R BIY A H

PR O G R A M STU D I PEN D ID IK A N A G A M A ISLA M

SEK O L A H TIN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (STA IN )

SA LA TIG A

  

2 0 0 9

  i

  

PE R SE T U JU A N PEM BIM BIN G

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama NIM Jurusan Program Studi Judul

  : Ristiyoningsih : 11407114 : Tarbiyah : Pendidikan Agama Islam : PENGARUH PROFESIONALISME GURU

  TERHADAP KEBERHASILAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PAI KELAS

  V DI SD N GIRIREJO

  3 KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2009 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 17 Agustus 2009 Pembimbing Dra. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd.

  NIP. 19681017 199303 2 002 u

  

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga

_____ http/____

PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi Saudara Ristiyoningsih dengan Nomor Induk Mahasiswa 11407114 yang berjudul PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP KEBERHASILAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PAI KELAS

  V DI SD N GIRIREJO 3 KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2009 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah / PAI, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 29 Agustus 2009 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.).

  Salatiga, 29 Agustus 2009 Panitia Ujian y Drs. Badwan, M.Ag. Hammam, M.Pd.

  NIP. 19561202 198003 1 005 NIP.19730610 200003 1 001 Dra. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd.

  NIP. 19681017 199303 2 002 iii

  

PER N Y A T A A N K E A SL IA N TU LISA N

  Saya yang bertanda tangan di bawah in i: Nama : Ristiyoningsih NIM :11407114 Jurusan

  : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.

  Salatiga, Agustus 2009 Yang menyatakan, Ristiyoningsih

  

IV

  

MOTTO

  c / - * "

  CSi ^ Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna”.

  

Seseorang dianjurkan untuk^Serusaha atau ikhtiar

datum menginginkan sesuatu agar yang diinginkan

Sisa terw u ju d atau Sisa terpenuhi

JAttah akan memSeri sesuai dengan yang diusahakannya.

  

Jika Ia Serusaha dengan m aksim al

JAttah pun akan memberikan sesuatu itu secara m aksimal

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penuCis persemBakgn kepada:

  1. J4yahku ( (Bapak- Suwardi) dan iBuku ( %usmiyati) tercinta

yang teCah mem6im6ing dan mendidik, penidis sejak,

dengan penuh kasih sayang yang tak, mungkin Bisa diBaCas dengan apapun.

  2. %akgkzkgkgkp dan adikku yang sefaCu mengasihiku dan senantiasa memBeri semangat ((Rjsmanto, S u piyati dan !NuruC Hidayah) 3. (Pujaan hatiku yang tercinta yang senantiasa mem6imBingku, mengarahkgnku, dan membantuku Baik, daCam suka maupun duka.

  4. (Bapak, dosen yang dengan tuCus mengajar penuGs d i S d A W S a la tig a

  5. SahaBat-sahaBatku senasip dan seperjuangan, teman-teman ekstensi angkatan 2007 , khususnya jurusan ‘E kstensi dan semua p ih a k ja n g tidak,dapat penidis seButkgn satu persatu.

6. Para pemBaca yang Budiman.

  

V I

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah di STAIN Salatiga, dengan lancar dan tanpa suatu halangan apapun. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah pada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Yang kita nantikan syafa’atnya di Yaumul Qiyamah nanti. Amin.

  Untuk terwujudnya penulisan skripsi ini, sudah barang tentu penulis mendapat bantuan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak. Untuk itu bersama ini penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Drs. H. Saadi, M.Ag., selaku ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  3. Drs. Djoko Sutopo, selaku ketua program Ekstensi STAIN Salatiga.

  4. Dra. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd., selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberi waktu serta memberi arahan hingga skripsi ini selesai.

  5. Bapak Ibu dosen yang dengan tulus mengajar penulis di STAIN Salatiga.

  6. Seluruh staf dan civitas Akademik STAIN Salatiga yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  7. Bapak Daryono, selaku kepala sekolah SD Negeri Girirejo 3 Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

  

V ll

  8. Bapak, Ibu Guru, serta karyawan SD Negeri Girirejo 3 Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang yang telah memberi informasi, data dan bahan seperlunya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  9. Siwa-siswa SD Negeri Girirejo 3 yang telah dengan iklas ikut berpartisipasi mengeijakan angket dari penulis guna diteliti untuk melengkapi data yang harus dianalisis penulis.

  10. Keluarga tercinta, Ayah dan Ibu yang telah dengan ikhlas mendharmakan segala fasilitas, sehingga penulis Insya Allah dapat meraih gelar Saijana.

  11. Sahabat-sahabat mahasiswa Ekstensi angkatan 2007, khususnya jurusan Ekstensi dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi hingga tersusun skripsi ini.

  12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu terselesainya skripsi ini.

  Atas budi baik dari berbagai pihak tersebut, penulis mengucapkan Jazakumullahu Khoiron Katsiro.

  Akhirnya penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak, walaupun seluruh tenaga dan pikiran telah penulis curahkan, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekhilafannya. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi lebih sempurnanya skripsi ini.

  Vlll Akhirnya penulis berharap dan berdo’a semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin

  Ya Rabbal Alamin.

  Salatiga, Agustus 2009 Penulis

  Ristiyoningsih

  IX

  

ABSTRAK

  Ristiyoningsih. 2009. Profesionalisme Mengajar Guru Terhadap Keberhasilan Siswa Dalam Pembelajaran PAI di Kelas V di SD Negeri Girirejo 3, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Skripsi. Jurusan Trabiyah.

  Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd

  Kata Kunci: Profesionalisme Mengajar Guru dan Keberhasilan siswa Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatan profesionalisme mengajar guru agar siswa dapat berhasil dalam proses belajar mengajar. Pernyataan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah Profesionalisme Guru di SD Negeri Girirejo 3 dalam mata pelajaran PAI di kelas V?, dan (2) Bagaimanakah tingkat keberhasilan peserta didik dalam mata pelajaran PAI di SD Negeri Girirejo 3. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi pengembangan (research and development).

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keprofesionalisme mengajar guru kurang, disebabkan guru kurang maksimal dalam mengajar dan kurang memperhatikan anak dalam proses belajar mengajar, dikarenakan guru PAI di

  SD Negeri Girirejo 3 kurang mendalami konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam pembelajran atau kurangnya prinsip untuk menjadi guru yang profesional. Dengan guru yang kurang tanggap terhadap kelemahan anak didiknya, maka proses belajar mengajarpun akan sulit dalam pencapaian keberhasilan belajar siswa.. Padahal guru yang profesional bukan hanya menguasai materi saja tetapi Ia juga harus mengetahui keadaan anak didiknya, pengabaian hal-hal yang kecil itu akan menyebabkan sesuatu kendala yang besar dalam proses belajar mengajar. Karena kondisi yang seperti itulah, yang menyebabkan keberhasilan siswa sulit dicapai dan tidak optimal/maksimal. Tetapi dari penelitian ternyata bukan hanya faktor dari guru saja melainkan ada yang dari siswa itu sendiri, yang kurang belajar dan kemampuan IQ yang rendah, sehingga keberhasilan siswa dalam proses belajar pun kurang optimal.

  Dengan pemberian angket profesionalisme guru dan angket pelajaran PAI maka penulis dapat mengetahui sejauh mana Pengaruh Profesionalisme Mengajar Guru terhadap Keberhasilan Siswa. Dengan Guru yang Profesional maka akan didapat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dan di dukung dengan siswa yang kreatif dan rajin belajar.

  

D A FT A R ISI

  

  

  BAB I : PENDAHULUAN

  

  

  BAB II : LANDASAN TEORI

  

  

  

  8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

  

  

  

  

  

  

  

  

  6. Proses peningkatan kemampuan profesional

  

  

  

  2. Beberapa sifat dan sikap yang harus dimiliki

  2. Komponen-komponen utama yang terdapat xii

  3. Hal-hal yang mempengaruhi proses perilaku

  4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi proses

  5. Prinsip-prinsip umum tentang belajar

  

  D. Hubungan Profesionalisme Guru Terhadap Keberhasilan

  BAB III : KONDISI UMUM SD NEGERI GIRIREJO 3

  

  

  

  

  

  

  

  

  9. Denah Lokasi SD Negeri Girirejo 3 Bagian Atas... 60

  10. Denah Lokasi SD Negeri Girirejo 3 Bagian

  

  

  

  2. Data Tentang jawaban angket profesionalisme

  3. Data Tentang jawaban keberhasilan siswa

   BAB IV : ANALISIS DATA

  A. Analisis Data Pertama Tentang Profesionalisme

  

   C. Analisis Data Ketiga Tentang Pengaruh Profesioanalisme Mengajar Guru Terhadap

  Keberhasilan Siswa Dalam Pelajaran

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

X IV

  3 Artinya . M cncan ilmu itu kewajiban bagi setiap orang islampria dan wanita

  Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini maka, sangat diperlukan keprofesionalisme guru dalam proses belajar mengajar, karena dengan guru yang menguasai kaidah-kaidah atau etika guru yang profesional maka akan mudah tercipta suatu keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Sehingga pemerintah saat ini menggerakkan atau mengadakan program agar para guru meningkatkan mutu atau kualitas pendidikannya sehingga guru yang belum terdaftar dalam kriteria guru yang bermutu atau guru yang disarankan oleh pemerintah harus melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi misalnya dari DII melanjutkan kejenjang SI.

  Kalau dilihat dari berbagai tuntutan yang harus dijalankan oleh seorang guru, maka guru yang sekarang dengan guru yang dulu amat sangat berbeda contonya dulu untuk menjadi seorang pendidik, seseorang tidak harus mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi sekarang untuk menjadi seorang pendidik harus mempunyai ijazah sesuai dengan bidangnya, contoh : Seorang guru yang mengajar PAI harus mempunyai

  4 ijazah PAI, kemudian tingkat pendidikannyapun harus ditingkatkan agar menjadi guru yang profesional. Maka timbullah adanya masalah pokok

  

apakah guru mampu m enjadikan peserta didiknya m enjadi berhasil

seiring dengan keadaan guru yan g belum m eningkatkan mutu

pendidikannya atau belum m enguasi kode etik m enjadi guru yang

profesional karena masing-masing guru mempunyai latar belakang yang

  berbeda-beda khususnya pada guru-guru di SD Negeri Girirejo 3 Latar belakang guru akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dan sekaligus mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Apabila seorang guru mempunyai latar belakang pendidikan yang baik yaitu guru yang professional maka guru tersebut akan mempunyai teknik atau penerapan yang baik dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik akan merasa nyaman dan senang dalam mengikuti pembelajaran atau menguasai pembelajaran yang efektif.

  Dalam hubunganya dengan guru-guru di SD Negeri Girirejo 3, guru mempunyai tugas dan tanggung jaw ab agar peserta didiknya berhasil dalam pembelajaran, apakah guru-guru di SD Negeri Girirejo 3 mampu menjadi guru yang professional sehingga menjadikan peserta didiknya menjadi berhasil dalam proses pembelajaran

  Agar proses belajar mengajar yang dilaksanakan menjadi lebih efektif dan menghasilkan peserta didik yang kompeten. Ada kompetensi minimal yang harus dimiliki guru yaitu menguasai materi pelajaran, metode dan sistem penilaian pendidikan. Namun jika kemampuan itu tidak dilandasi

  5 fc. oleh penguasaaan landasan pendidikan, kepribadian keguruan dan kemampuan lainnya, maka guru itu di pridiksikan tidak akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional.4

  Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukanya sebagai orang dewasa sebagai pengajar (orang yang mampu mendidik), pendidik dan pegawai yang paling utama ialah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik yakni sebagai guru. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru ia

  

t

  harus menunjukkan kelayakannya menurut harapan masyarakat, guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan.5 Mengingat demikian pentingnya keberhasilan siswa dalam pembelajaran, maka guru diharapkan untuk lebih profesional dalam memotivasi siswa agar siswa berhasil dalam pembelajaran. Keberhasilan siswa sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Disetiap kelas guru mempunyai berbagai kendala yang dihadapi agar peserta didik didiknya menjadi berhasil. Tapi sebagai seorang guru mempunyai kewajiban yang sangat besar agar peserta didik menjadi berhasil dalam melaksanakan pembelajaran sehingga guru harus menata diri untuk menjadi guru yang profesional dan bermutu.

  Untuk mengetahui sejauh mana profesionalisme guru dalam keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran maka judul yang diangkat penulis a d a la h : 4 Suparlan, op.cit, him. 90.

5 M. Ngalim Purwanto,

  P sikologi Pendidikan, CV Bandung, Remaja Karya , 1984

  6

  “PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP KEBERHASILAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PAI KELAS V DI SD NEGERI GIRIREJO 3 KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2009 ”

B. Penjelasan Istilah

  Untuk memperjelas istilah judul tersebut penulis perlu memberi batasan - batasan istilah supaya tidak terjadi salah tafsir terhadap judul tersebut.

  Untuk itu sebagai istilah perlu dijelaskan sebagai b e rik u t: ( 1 ) Profesionalisme Guru

  Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan supaya aspeknya baik spiritual, emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.6

  Perlu dibatasi lebih dahulu pengertian dan konsep profesi, professional, dan profesionalisme secara umum agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam mengupas profesi kependidikan. Profesi menunjukkan pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap suatu pekerjaan.7 Profesional menunjuk kepada dua hal, pertama orang yang menyandang profesi, kedua penampilan seorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.8

  6 Suparlan.op.cit. him 12 7 ibid.hlm 16

  8 Djama’an Satori, dkk .,P rofesi Keguruan, Jakarta

  7 Jadi profesionalisme guru merupakan pekeijaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jaw ab dan kesetiaan dalam proses pembelajaran yang mencerdaskan peserta didik baik secara spiritual emosional, intelektual, fisikal ataupun aspek-aspek yang lain.

  Adapun indikatornya adalah : a. Guru menguasai materi yang akan diajarkan.

  b. Guru mempunyai teknik atau metode mengajar yang cocok agar peserta didiknya berhasil dalam proses pembelajaran.

  c. Guru menguasai kelas dan dapat menggunakan alat peraga.

  d. Guru harus menyeimbangkan antara profesi dan peningkatan mutu atau kualitas guru.

  e. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  f. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

  ( 2 ) Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran PAI di kelas V.

  Berhasil adalah suatu kesuksesan seseorang dalam mencapai suatu target atau keinginan. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu

  8 sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.9 Keberhasilan belajar adalah kesuksesan atau percapaian target dalam proses pembelajaran dimana melibatkan keprofesionalisme seorang guru yang kreatif. Fungsi keberhasilan adalah : 1. Memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar.

  2. Memberi rasa bangga siswa dalam hasil pembelajaran

  3. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan yang lebih baik.

  4. Sebagai pengaruh artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan Adapun indikatornya a d a la h :

  1. Siswa dapat menguasai materi pelajaran 2. Siswa merasa tenang dan senang dalam proses pembelajaran.

  3. Siswa rajin masuk sekolah dan giat dalam belajar.

  Dari judul diatas maka ada dua variable yang memerlukan adanya bahasan y a itu :

  1. Profesionalisme guru sebagai variable pertama Guru Profesional dituntut untuk memiliki lima kompetensi sebagai b e rik u t:

9 Slameto, B elajar dan Faktor-F aktor y a n g mempengaruhinya. Jakarta, Rineka Cipta, 1988, him. 2.

  9 a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa.

  b. Guru menguasai secara mendalam bahan materi.

  c. Guru bertanggung jaw ab memantau hasil belajar.

  d. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalaman.

  e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.10

  2. Keberhasilan siswa sebagai variable kedua Keberhasilan siswa sebagai variabel yang sangat penting dalam proses belajar. Keberhasilan sangat dibutuhkan baik dari pihak guru maupun peserta didik, karena merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran selain sebagai kebutuhan, keberhasilan juga dapat memotivasi siswa untuk rajin belajar dan merasa senang dalam mengikuti pelajaran.

  C . Pokok Permasalahan Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

  1. Bagaimanakah Profesionalisme guru di SD Negeri Girirejo 3 dalam bidang studi PAI di kelas V?

10 Suparlan, op.cit., him. 110.

  10

  2. Bagaimanakah keberhasilan peserta didik di SD Negeri Girirejo 3 dalam bidang studi PAI di kelas V?

  3. Bagaimanakah pengaruh Profesionalisme guru terhadap keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran PAI di kelas V SD Negeri Girirejo 3 ?

D. Tujuan Penelitian Skripsi

  Adapun yang menjadi tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai b e rik u t:

  1. Untuk mengetahui Profesionalisme guru di SD Negeri Girirejo 3 dalam mata pelajaran PAI kelas V.

  2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik SD Negeri Girirejo 3 dalam mata pelajaran PAI kelas V.

  3. Untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme guru terhadap keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran PAI kelas V di SD Negeri Girirejo 3.

E. Hipotesis

  Sumadi Surya Brata mengatakan bahwa hipotesis adalah jaw aban sementara terhadap masalah penelitian. Yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.11 Hipotesis yang dapat dikemukakan sesuai dengan permasalahan diatas adalah : “ Ada Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Keberhasilan Siswa dalam Proses Pembelajaran PAI kelas V di SD Negeri Girirejo 3 “

11 Sumardi Surya Brata, M etodologi Penelitian, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1995, him.69.

  11

F. Metode Penelitian Skripsi

  Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk melakukan proses penelitian lebih lanjut. Adapun komponennya terdiri dari populasi, sample, pengumpulan data dan Analisis data. Berikut ini penjabaran dari keseluruhan komponen tersebut.

  1. a. Populasi Populasi adalah keseluruhan aspek penelitian. Populasi ini adalah keseluruhan siswa - siswa SD Negeri Girirejo 3 yang beijumlah 245 siswa,

  b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.1

  13 Dalam mengambil jum lah sample penelitian peneliti menunjuk pendapat Suharsimi Arikunto sebagai berikut : Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Jika jum lah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 25 % .14

  2

  Adapun sempel penulis mengambil dalam penelitian ini adalah 29 peserta didik yang berada di kelas V dan 1 Guru PAI yang ada di SD Negeri Girirejo 3.

12 Suharsimi Arikunto, P rosedur P enelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Bina Aksara, 1983, him. 107. 13 ibid., him. 104. 14 ibid., him. 107.

  12

  2. Pengumpulan Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah dari subyek dimana data dapat diperoleh sedangkan data adalah hasil dari penelitian yang diperoleh melalui subyek penelitian.

  Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu sebagai b e rik u t: a. Metode Dokumentasi

  Metode Dokumentasi ini penulis digunakan sebagai pelengkap dalam pengumpulan data tentang bagaimana keadaan siswa dan guru

  • guru di SD Negeri Girirejo 3 dalam proses pembelajaran. Dalam rangka menerapkan metode ini hanya digunakan untuk mengumpulkan data, yang berwujud surat-surat atau dokumentasi jum lah siswa dan tenaga pengajar ataupun sarana yang tersedia.

  b. Metode Angket Metode angket atau disebut juga metode kuessioner Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data mengenai profesionalisme guru dan data keberhasilan peserta didik dalam pelajaran PAI di kelas V. Adapun caranya adalah dengan menyebarkan angket terhadap peserta didik di SD Negeri Girirejo 3, cara tersebut untuk mengetahui prfesionalisme guru dalam proses pembelajaran.

  13 c. Metode Tes

  Melalui metode tes guru dapat mengevaluasi peserta didik dalam memahami pelajaran PAI di SD Negeri Girirejo 3. Mengadakan evaluasi meliputi dua langkah yaitu mengukur dan menilai.15 Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (Pengukuran bersifat kuantitatif) sedangkan menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (Penilaian bersifat kualitatif)16

  Penulis menggunakan metode tes untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran penulis mengadakan tes tertulis agar dapat diketahui sampai dimana keberhasilan peserta didik dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

  Untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran penulis menggunakan sistem skor, untuk skor 75 % - 100 % peserta didik dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran sedangkan untuk skor 75 % ke bawah dikatakan tidak berhasil dalam proses pembelajaran.

  3. Analisis Data Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang telah diperoleh sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai y a itu :

15 Suharsini Arikunto, D asar — D asa E valuasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 1995, him 3 16 Ibid.

  14 a. Untuk mencapai tujuan nomor satu dan dua dengan menggunakan rumus :

  P = N X 100 F 17 1

  8 K eterangan: P = Presentasi F = Frekuensi N = Jumlah Sempel

  b. Untuk menganalisis tujuan nomor tiga dengan menggunakan teknik statistik dengan rumus korelasi product m o m en t: ‘XY - ________ N .£X Y - X X .£Y _____________

  

V N.£X2- ( XX )2 (N.XYMXY)2 18

  K eterangan: ‘XY

  XY

  X Y

  X2 = Coffecient Korelation Variabel X dan Variabel Y = Product dari profesionalisme guru terhadap keberhasilan siswa.

  = Nilai profesionalisme guru = Nilai keberhasilan belajar PAI Kelas V = Nilai profesionalisme guru dikuadratkan 17 Anas Sujidono, P engatur Statistik, Jakarta, Raya Gratindo Persada, 2000, him. 40.

18 Suharsimi Arikunto, op.cit., him. 206.

  15 Y2 = Nilai keberhasilan belajar PAI Kelas V dikuadratkan.

  N = Banyaknya Sampel.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Untuk mempermudah di dalam mempelajari dan memahami serta mengetahui pokok bahasan skripsi ini, maka akan dideskripsikan dalam sistematika yang terdiri dari lima bab, masing - masing bab memuat sub - sub bab.

  Adapun sistematika adalah sebagai berikut: 1 .Bagian muka yang memuat Halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, daftar isi dan daftar pengesahan.

  2.Bagian isi yang memuat

  BAB I Menggunakan alasan pemilihan judul, penjelasan istilah, pokok permasalahan, tujuan penelitian skripsi, hipotesis, metodologi penelitian skripsi dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II Landasan teori yang membahas mengenai pengertian profesionalisme guru, karakteristik guru dan pentingnya profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar, serta keberhasilan peserta didik yang membahas tentang pengertian keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

  16 Usaha - usaha guru agar peserta didik dapat berhasil dalam proses pembelajaran dan keterkaitan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan peserta didik. Laporan hasil penelitian yang mengurai tentang

  BAB III gambaran umum Sekolah Dasar Negeri Girirejo 3, pembahasan mengenai data guru dan karyawan, data murid juga hasil data hasil penelitian tentang keberadaan guru berdasarkan profesionalisme guru dan data adanya keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran PAI di kelas V

  BAB IV Analisis dan hasil penelitian profesionalisme guru dan data keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar yaitu akan membahas analisis pendahuluan (analisis pertama dan kedua) dan analisis lanjut.

  Kesimpulan dan saran - saran. BABY

  

BAB n

LANDASAN TEORI

  A.Profesionalisme Guru

  1. Pengertian Profesionalisme Perlu dibatasi lebih dahulu pengertian dan konsep profesi, professional, profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi secara umum, agar tidak teijadi kesimpang siuran dalam mengupas profesionalisme pendidikan .

  Profesi adalah suatu jabatan atau pekeijaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak melatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekeijaan itu.1 Profesi menurut Didi Atmadilaga dalam Encyclopedia o f social sciences adalah wewenang praktek suatu kejuruan yang bersifat layanan pada kemanusian secara intelektual spesifik yang sangat tinggi, yang didukung oleh penguasaan pengetahuan keahlian serta seperangkat sikap dan ketrampilan teknik, yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus, yang penyelenggaranya dilimpahkan kepada lembaga pendidikan tinggi ... yang bersama memberikan izin praktek atau penolakan praktek dan kelayakan praktek dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang diawasi langsung oleh pemerintah maupun asosiasi profesi yang bersangkutan.2

  Profesi Keguruan, Jakarta, UT, Cet 5, 2008, him 1.4 1 Djam’an Satori, dkk.

2 Didi Atmadilaga,

  Encyclopedia o f social sciences dalam Djam’an Satori, dkk.Ibid him

  1.5

  18 Profesional menunjukkan pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi, misalnya, “dia seorang professional”. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian yang kedua ini, istilah professional dikontraskan dengan “nonprofesional” atau “amatiran”. Dalam kegiatan sehari-hari seseorang professional melakukan pekerjaan sesuai dengan ilmu yang telah dimilikinya.

  Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang menggunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.

  Profesionalitas, dipihak lain, mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya. Jadi seorang profesional tidak akan mau mengerjakan sesuatu yang memang bukan bidangnya.

  Profesionalisasi, menunjuk kepada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai suatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan profesional (profesional development), baik dilakukan melalui pendidikan atau latihan “pra jabatan” maupun latihan dalam jabatan (inservise training). Oleh karena itu, profesionalisasi merupakan proses yang sepanjang hayat (live long) dan tidak

  19 pernah berakhir (never ending), selama seseorang telah menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi.

  Menurut istilah guru berasal dari bahasa India yang artinya orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sangsara’. Dalam tradisi agama Hindu, guru dikenal sebagai Maharesi Guru yakni para pengajar yang bertugas untuk menggembleng para calon biksu di bhinaya panti (tempat pendidikan bagi para biksu). Dalam bahasa Arab guru dikenal dengan Al m u’alim atau Al Ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis ta ’lim (tempat memperoleh ilmu). Dengan demikian, Al m u’alim atau Al Ustadz, dalam hal ini juga mempunyai pengertian orang yang mempunyai tugas untuk membangun aspek spiritualitas manusia. Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosi, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.

  Guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator sehingga siswa dapat belajar dan atau mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta. Menurut Poerwadarminta (

  1996:335), guru adalah orang yang keijanya mengajar. Menurut Zakiyah Daradjat (1992:39), guru adalah pendidik professional karena guru telah menerima dan mem ikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak.

  21

  2 0

  Secara legal formal guru adalah seorang yang memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pemerintah atau swasta untuk melaksanakan tugasnya.22

  Guru adalah orang yang mempunyai ilmu, orang yang akan mentranfer ilmu atau pengetahuannya kepada orang lain. Dan disisi Allah orang yang berilmu itu mempunyai kedudukan atau derajat yang tinggi, seperti firman Allah

  SWT dalam surat An Nisaa’ : 162 sebagai berikut: Yang artinya:

  Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang

mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa

yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat,

dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, orang-orang Itulah yang akan Kami berikan

kepada mereka pahala yang besar.23

  Guru memandang seorang guru sebagai jabatan yang khusus dan mengenal pam eo: a. Guru harus digugu dan ditiru b. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

  Dalam pameo tersebut tersirat pandangan serta harapan tertentu dari masyarakat terhadap guru. Dalam kedudukannya seperti itu sebenarnya guru

  22 Ibid, him. 1.4

  23 Yayasan PenyelenggaraPenteijemah Al Quran, A l Quran dan terjemah, Semarang, Al Waah, 2004, him. 136.

  21 Dalam pameo tersebut tersirat pandangan serta harapan tertentu dari masyarakat terhadap guru. Dalam kedudukannya seperti itu sebenarnya guru tidak lagi dipandang hanya sebagai pengajar di kelas, namun darinya diharapkan pula tampil juga sebagai pendidik bukan saja terhadap anak didiknya di kelas, namun juga sebagai pendidik di masyarakat yang seyogyanya memberikan teladan yang baik kepada seluruh masyarakat.24

  Dari pendapat-pendapat tentang guru di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru adalah : seseorang yang mengajar, memberikan ilmu, membangun aspek spiritualitas manusia, mencerdaskan kehidupan bangsa dalam segala aspek, pendidik yang profesional yang bertugas sebagai fasilitator peserta didik agar dapat belajar atau mengembangkan potensi dan kemampuan secara optimal melalui lembaga pendidikan.

  Guru merupakan faktor yang dominan dan penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu guru seyogyanya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai berbagai hal terutama kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional.

  Guru merupakan satu bidang profesi yang memiliki satu kesatuan peran

  sekaligus sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, dan pelatih, yang saling kait mengait. Satu peran tidak dapat dipisahkan dengan peran yang lain, yang

  2 2

  masing-masing memiliki sejumlah fungsi, yang dilaksanakan dalam tata kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Guru sebagai profesi dan tenaga profesional hams memiliki kaidah-kaidah tersendiri yang setara dengan profesi lainnya. Dalam masyarakat paguyuban, guru tidak saja dikenal sebagai tenaga profesi yang diakui secara formal, tetapi juga masuk dalam kelompok tokoh pemimpin informal atau dikenal sebagai tokoh yang berpengaruh (opinion leader). Setiap orang tua menginginkan anaknya bersekolah di sekolah yang gurunya profesional.

  Guru adalah panutan yang harus digugu dan ditim dan sebagai contoh pula bagi kehidupan dan pribadi peserta didik. Dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro dalam sistem Amongnya yaitu guru hams :

  Ing ngarso sungtulodo Ing madyo mangun Karso Tut Wuri Handayani

  Artinya bahwa guru haras menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motivasi belajar siswa serta mendorong atau memberikan motivasi dari belakang. Mungkin dengan adanya itu maka guru mampu menjadikan siswa berhasil dalam proses belajar mengajar.

2. Beberapa sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh guru profesional:

  a. Fleksibel Seorang guru adalah orang yang telah mempunyai pegangan hidup telah mempunyai prinsip, pendirian dan keyakinan sendiri, baik dari dalam nilai-nilai maupun ilmu pengetahuan.

  23 b. Bersikap terbuka

  Seorang guru hendaknya memiliki sifat terbuka, baik untuk menerima kedatangan siswa, untuk ditanya oleh siswa, untuk diminta bantuan juga untuk mengoreksi diri sendiri.

  c. Berdiri sendiri Seorang guru adalah orang yang dewasa, ia telah sanggup berdiri sendiri, baik secara intelektual, sosial maupun emosional.

  d. Peka Seorang guru harus peka atau sensitif terhadap penampilan para siswanya.

  e. Tekun Pekeijaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik di dalam mempersiapkan, melaksanakan, menilai maupun menyempurnakan pengajarannya.

  f. Realistik.

  Seorang guru hendaknya bisa berfikir dan berpandangan realistik, artinya melihat kenyataan atau melihat apa adanya.

g. Melihat ke depan.

  Tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan dimasa yang akan datang.

  h. Rasa ingin tahu.

  24 Guru berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan teknologi kepada para siswa.

i. Ekspresif.

  Belajar merupakan suatu tugas yang tidak ringan, menuntut semangat dan disuasana yang menyenangkan. j. Menerima diri.

  Seorang guru selain bersikap realitas, ia ju g a harus seorang yang mampu menerima keadaan dan kondisi dirinya.

3. Komponen kompetensi profesional

  Untuk dapat melaksanakan peran dan tugas profesionalnya secara optimal, kopentensi guru harus ditingkatkan terus menerus sepanjang hayat.

  Guru harus terus belajar dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilanya. Dengan kata lain, guru harus berusaha menjadi guru efektif ( efektife teacher). Guru yang berkualitas merupakan komponen dalam sekolah efektif (efektife school).25

  Standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang kehidupan. Dari pengertian

  tersebut k o m p o n e n

  maka dapat kita ambil bahwa seorang guru mempunyai 7 y a itu ; a. Menyusun rencana pembelajaran.

  25 b. Melaksanakan interaksi belajar mengajar.

  c. Menilaian prestasi belajar peserta didik.

  d. Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik.

  e. Mengembangkan profesi.

  f. Pemahaman wawasan kependidikan.

  g. Penguasaan bahan kajian akademik.26 Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang , dimiliki seorang guru. Ada beberapa pandangan para ahli mengenai kompetensi profesional. Menurut Cooper ada empat komponen kompetensi profesional a. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.

  b. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.

  c. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya.

  d. Mempunyai ketrampilan dalam teknik mengajar. Menurut Johnson (1980), komponen kompetensi profesionalnya adalah :

  a. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri dari penguasaan bahan yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari bahan yang diajarkan itu.

  w a w a s a n

  b. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan kependidikan dan keg uruan.

26 Ibid., him. 194.

  26 c. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan pembelajaran siswa. 27 2

  8 M enurut Depdikbud ( 1980 ), komponen kompetensi profesionalnya adalah :

  2

  9

  a. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya.

  b. Pengelola program belajar mengajar.

  c. Pengelolaan kelas.

  d. Penggunaan media dan sumber pembelajaran.

  e. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.

  f. Pengelolaan interaksi belajar mengajar.

  g. Penilaian prestasi siswa.

  h. Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan. i. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah. j. Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran.

  Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan bahan bidang studi. Menurut wijaya (1982) kompetensi seorang guru adalah kemampuan mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, menyitesiskan, dan mengevaluasi sejumlah pengetahuan keahlian

  29 yang diajarkannya.