DOCRPIJM 1495093628Bab VI Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kota Lubuklinggau

  Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u B BA AB B V

VII KE K ER RA AN NG GK KA A K KE ELLE EM MB BA AG GA AA AN N D DA AN N RE R EG GU ULLA AS SII K KO OTTA A LLU UB BU UK KLLIIN NG GG GA AU U

  Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2JM agar dapat dikelola dengan baik dan dap at meningkatkan kesejahteraan Masyarakat.

  Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan m otor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan 6..1

  6

  1 K Ke erra an ng gk ka a K Ke elle em mb ba ag ga aa an n 6..1 6 1..1

  1 K Ko on nd diissii K Ke eo orrg ga an niissa assiia an n B Biid da an ng g C Ciip ptta a K Ka arry ya a Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam p edoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang cipta karya. Dengan telah ditetapkannya Undang-undang No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom, maka untuk menunjang kelancaran dan efektifitas kerja pemerintahan di Kota Palembang, dibentuk perangkat pemerintahan kota sebagai berikut;

Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  A.. A Wa W alliik ko otta a D Da an n W Wa ak kiill W Wa alliik ko otta a Walikota dan Wakil Walikota dalam menjalankan tugas pemerintahan dibantu oleh jajaran dibawahnya yaitu;

  A..1 A 1.. S Se ek krre etta arriiss D Da ae erra ah h ((S Se ek kd da

  a)),, yang dibantu oleh empat orang Asisten, yaitu; A A..1 1..1 1.. A Assiisstte en n P Pe em me erriin ntta ah ha an n d da an n H Hu uk ku um m,, membawahi 2 orang Kepala Bagian, yaitu ::

  A.1.1.1. Bagian Administrasi Pemerintahan; A.1.1.2. Bagian Hukum.

  A..1 A 1..2 2.. A Assiisstte en n P Pe erre ek ko on no om miia an n d da an n P Pe em mb ba an ng gu un na an n membawahi 2 orang Kepala bagian, yaitu :: A.1.2.1. Bagian Administrasi Perekonomian; A.1.2.2. Bagian Administrasi Pembangunan.

  A..1 A 1..3 3.. A Assiisstte en n K Ke esse ejja ah htte erra aa an n R Ra ak ky ya att d da an n H Hu um ma ass,, membawahi 2 orang Kepala Bagian, yaitu :

  A.1.3.1. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat A.1.3.2. Bagian Humas dan Protokol A..1 A 1..4 4.. A Assiisstte en n A Ad dm miin niissttrra assii U Um mu um m,, membawahi 3 orang Kepala Bagian, Yaitu :

  A.1.4.1. Bagian Organisasi; A.1.4.2. Bagian Keuangan; A.1.4.3. Bagian Umum.

  A..1 A 1..5

  5 S Stta aff A Ah hllii ,, terdiri dari lima staf ahli, yaitu : A.1.5.1. Staf Ahli Bidang Hukum dan politik; A.1.5.2. Staf Ahli Bidang Pemerintahan; A.1.5.3. Staf Ahli Bidang Pembangunan; A.1.5.4. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia; A.1.5.5. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan keuangan.

Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  A A..1 1..6 6.. D Diin na ass--D Diin na ass,, sebanyak 15 dinas yang dipimpin oleh seorang kepala dinas, yaitu : A.1.6.1. Dinas Pendidikan; A.1.6.2. Dinas Kesehatan; A.1.6.3. Dinas Sosial; A.1.6.4. Dinas Tenaga Kerja; A.1.6.5. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; A.1.6.6. Dinas Tanaman pangan, Perkebunan dan Kehutanan; A.1.6.7. Dinas Perikanan dan Peternakan; A.1.6.8. Dinas Pekerjaan Umum; A.1.6.9. Dinas Perindustrian dan Perdagangan ; A.1.6.10. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Pengelolaan

  Pasar; A.1.6.11. Dinas Pendapatan Daerah; A.1.6.12. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; A.1.6.13. Dinas Pemuda dan Olah Raga; A.1.6.14. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, dan; A.1.6.15. Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

  A..1 A 1..7 7.. B Ba ad da an n--B Ba ad da an n, sebanyak sembilan badan, yang dipimpin oleh seorang kepala badan, yaitu : A.1.7.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda); A.1.7.2. Badan Kepegawaian Daerah; A.1.7.3. Badan Pendidikan dan Pelatihan; A.1.7.4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan; A.1.7.5. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; A.1.7.6. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi; A.1.7.7. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal;

K Ko otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  A.1.7.8. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, dan; A.1.7.9. Badan Lingkungan Hidup.

  A A..1 1..8 8.. K Ka an ntto orr,, sebanyak dua kantor, dipimpin seorang kepala kantor, yaitu : A.1.8.1. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, dan; A.1.8.2. Kantor Ketahanan Pangan.

  A A..1 1..9 9.. IIn nssp pe ek ktto orra att,, sebanyak satu inspektorat daerah, dipimpin oleh seorang inspektur, yaitu : A.1.9.1. Inspektorat Daerah

  A..1 1..1 10 0..B Ba ad da an n U Ussa ah ha a M Miilliik k D Da ae erra ah

  h, sebanyak tiga BUMD yang dipimpin oleh seorang Direktur, yaitu : A.1.10.1.Rumah Sakit Siti Aisyah; A.1.10.2.PDAM Tirta Bukit Sulap, dan; A.1.10.3.PT. Linggau Bisa.

  A.1.11.`Kecamatan dan Kelurahan, terdiri dari delapan Kecamatan dan tujuh puluh dua Kelurahan A.1.12. Lembaga lain, yaitu :

  A.1.12.1. Satuan Polisi Pamong Praja; A.1.12.2. Sekretariat Dewan pengurus KORPRI, dan; A.1.12.3. Kantor Layanan Pengadaan.

  B

  B.. D DE EW WA AN N P PE ER RW WA AK KIILLA AN N R RA AK KY YA ATT D DA AE ER RA AH H ((D DP PR RD

  D)) Sebagai lembaga legislasi yang mengontrol dan mengawasi jalan pemerintahan, dalam menjalankan fungsinya DPRD dibantu oleh :

  B B..1 1.. S Se ek krre etta arriiss D DP PR RD

  D, yang membawahi 3 Bagian, yaitu; B.1.1. Bagian Umum dan Protokol B.1.2. Bagian Persidangan dan Dokumentasi B.1.3. Bagian Keuangan

K Ko otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  6 6..1 1..2

  2 K Ko on nd diissii K Ke elle em mb ba ag ga aa an n B Biid da an ng g P PU U C Ciip ptta a K Ka arry ya a Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan kewenangan

  Daerah di bidang Pekerjaan Umum serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah dan/ atau Pemerintah Provinsi.

  Untuk melaksanaka n tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :

  Perumusan kebijakan teknis sesuai kewenangan di bidang pekerjaan umum;  Pengelolaan dan fasilitasi dibidang pekerjaan umum;  Pemberian pertimbangan teknis dan pengenda lian perizinan serta  pelaksanaan pelayanan umum sesuai bidang pekerjaan umum; Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang pekerjaan umum;

   Pengendalian dan pembinaan UPTD dalam lingkup tugasnya; dan

   Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas pokok dan

   fungsinya.

  S Su ussu un na an n O Orrg ga an niissa assii D Diin na ass P Pe ek ke errjja aa an n U Um mu um m tte errd diirrii d da arrii ::

  a. Kepala Dinas; dan

  b. Sekretariat, membawahi : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan; dan Sub Bagian Keuangan.

  c. Bidang Bina Marga, membawahi: Seksi Perencanaan Teknis Kebinamargaan; Seksi Pembangunan, Peningkatan Jalan dan Jembatan, dan; Seksi Peralatan, Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

  d. Bidang Cipta Karya, membawahi : Seksi Perencanaan Teknis Keciptakaryaan; Seksi Tata Bangunan dan Drainase, dan; Seksi Air Bersih dan Sanitasi.

  e. Bidang Pengairan, membawahi: Seksi Perencanaan Teknis Pengairan; Seksi Pembangunan Pengairan, dan: Seksi Operasi dan Pemeliharaan.

  f. Bidang Pertambangan dan Energi, membawahi :

K Ko otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  Seksi Perencanaan Teknis Pengairan Seksi

  1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum

  Swadaya dan Formal

G Ga am mb ba arr 1

10 0..1

  Kawasan dan Perizinan Seksi Perumahan

  Perumahan dan Permukiman Seksi Pengembangan

  BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Seksi Perencanaan Teknis

  UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN Seksi Pertambangan dan Geologi

  Energi Seksi Energi SUB BAGIAN

  Pemeliharaan Seksi Perencanaan Teknis Pertambangan dan

  Pembangunan Pengairan Seksi Operasi dan

  Seksi Perencanaan Teknis Pertambangan dan Energi; Seksi Pertambangan dan Geologi, dan; Seksi Energi.

  g. Bidang Perumahan dan Permukiman, membawahi : Seksi Perencanan Teknis Perumahan dan Permukiman; Seksi Perumahan Swadaya dan Formal, dan; Seksi Pengembangan Kawasan dan Perizinan.

  Seksi Perencanaan Teknis Keciptakaryaan Seksi Tata Bangunan dan drainase

  Pemeliharaan Jalan dan Jembatan U P T D BIDANG CIPTA KARYA

  Peningkatan Jalan dan jebatan Seksi Peralatan,

  BIDANG PERTAMBANGAN DAN ENERGI Seksi Pembangunan,

  Seksi Perancanaan Teknis Kebinamargaan

  EVALUASI DAN PELAPORAN BIDANG BINA MARGA BIDANG PENGAIRAN

  K KE EP PA ALLA A D DIIN NA AS S S SE EK KR RE ET TA AR RIIA AT T K KE ELLO OM MP PO OK K JJA AB BA AT TA AN N F FU UN NG GS SIIO ON NA ALL SUB BAGIAN PROGRAM,

  3 K Ko on nd diissii K Ke etta atta alla ak kssa an na aa an n B Biid da an ng g C Ciip ptta a K Ka arry ya a

  6 6..1 1..3

  h. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); dan 1. Kelompok Jabatan Fungsional.

  Seksi Air Bersih dan Sanitas i

Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program u ntuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

  Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing- masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau dupli kasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah. Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten /kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

  Tabel 6.1

  Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

  Peran Instansi dalam Unit / Bagian yang Menangani No Instansi Pembangunan Cipta Karya Pembangunan Bidang CK Bidang Perencanaan, Bidang

  Dinas PU CK & Perencanaan dan Bangunan Gedung, Bidang

  Perencanaan Kawasan Bidang Sarana dan Prasarana

  2 Bappeda Penataan Ruang Subbid Penataan Ruang Bidang Bina Sarana dan Pengelolaan sampah Prasarana Kebersihan dan

  Dinas Kebersihan dan

  3 Pengelolaan Pertamanan Bidang Pengelola TPA dan Pemakaman dan Ruang Terbuka Hijau Limbah

  Bidang Pertamanan Badan Lingkungan

  4 Pengelolaan Limbah Bidang Tata Lingkungan Hidup

  Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Dengan mengisi table berikut bisa dicantumkan inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di daerah.

  Tabel 6.2

  Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

  Tugas dan Fungsi Instansi No Nama SOP Instansi Yang Terlibat dalam SOP Pengembangan Permukiman

  SOP Penataan dan rehabilitasi Bappeda Perencanaan Kawasan lingkungan permukiman PU Cipta Karya Pembangunan infrastruktur Tata Kota Penataan Ruang dan Tata

  1 Dinas Kebersihan Bangunan SOP Penyediaan dan Badan Lingkungan Pengelolaan sampah 2 pendataan prasarana

  Hidup Pengelolaan Limbah lingkungan permukiman SOP Pembangunan Sarana

  3 Dasar (PSD) dilingkungan Rusunawa Kota Palembang Penataan Bangunan dan Lingkungan

  1 SOP Permohonan pembuatan Perencanaan Bappeda dan penghitungan Rencana Pembangunan infrastruktur PU Cipta Karya Anggaran Biaya dan Gambar Penataan Ruang dan Tata Tata Kota Bangunan gedung.

  Bangunan

  2 SOP Pengajuan usulan perhitungan dan penghapusan ganti rugi

  3 SOP Permohonan bantuan tenaga teknis dan tenaga pengelola teknis Pengembangan Air Minum

  1 SOP Pelaksanaan DAK Bappeda Perencanaan Kegiatan sanitasi dan air bersih PU Cipta Karya Pembangunan infrastruktur PDAM Perencanaan dan

  Pengelolaan Air Minum Pengembangan PLP

  1 SOP Pelaksanaan DAK Bappeda Perencanaan Kegiatan sanitasi dan air bersih PU Cipta Karya Pembangunan infrastruktur Dinas Kesehatan Perencanaan dan Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan

  Badan Lingkungan Sehat Hidup Perencanaan dan Pengelolaan Limbah SOP Non-Teknis

Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  6..1 6 1..4

  4 K Ko on nd diissii S Su um mb be err D Da ay ya a M Ma an nu ussiia a ((S SD DM M)) B Biid da an ng g C Ciip ptta a K Ka arry ya a Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya

  Tabel 6.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

  Latar Belakang Jabatan Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Fungsional Pendidikan

  • -3

  • -1 -2 -4 -5

  Gol I/II : 17 orang Pria : 10 orang < SMA : 7 orang Jafung TBP: Wanita : 7 orang D3 : 10 orang Dinas PU Gol III: 40 orang S1 : 40 orang 27 orang

  Gol IV: 10 Orang S2/S3 : 10 orang Jafung TPL: orang 13 orang dst.

  6..1 6 1..5 5.. A An na alliissiiss K Ke elle em mb ba ag ga aa an n Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah,

  bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

  6 6..1 1..5 5..1 1.. A An na alliissiiss K Ke eo orrg ga an niissa assiia an n B Biid da an ng g C Ciip ptta a K Ka arry ya a Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhada p kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2JM Bidang Cipta Karya yakni :

  1. Struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  2. Tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi

  3. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor eksternal adalah perkembangan teknologi, dan peraturan pemerintah. Perkembangan dan kemajuan teknologi juga merupakan penyebab penting dilakukannya perubahan. Pengganti an perlengkapan lama dengan perlengkapan baru yang lebih modern menyebabkan perubahan dalam berbagai hal, misalnya : prosedur kerja, kualitas dan kuantitas tenaga kerja, jenis output yang dihasilkan yang memungkinkan jumlah bagian-bagian yang ada dikurangi atau hubungan pola kerja diubah karena adannya perlengkapan baru.

  4. Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia (SDM) yang menangani/ mengelola Bidang Cip ta Karya diKota Palembang. Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dll masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas ( capacity building ) sehingga kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.

  Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja juga masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja.

  6 6..1 1..5 5..2

  2 A An na alliissiiss K Ke etta atta alla ak kssa an na aa an n B Biid da an ng g C Ciip ptta a K Ka arry ya a Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2JM Bidang Cipta Karya. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya yakni :

  1. Perda penetapan Organisasi Pemerintah Kota Lubuk Linggau telah menguraikan tupoksi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.

  2. M ekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang cipt a karya yang terjadi selama ini sudah cukup baik.

  3. K eorganisasian bidang cipta karya yang ada sudah mengikuti ketentuan

K Ko otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  dalam PP 41 tahun 2007 . S emua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air minum, pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dal am keorganisasian yang dibentuk.

  4. Permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya yakni belum maksimalnya petunjuk/pedoman ke rja dan pembinaan tata naskah serta kearsipan bagi satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah ; belum maksimalnya pelaksanaaan koordinasi antara satuan organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Palembang ; sistem proses dan prosedur kerja yang belum begitu efisiensi dan efektifitas 6 6..1 1..5 5..3

  3 A An na alliissiiss S Su um mb be err D Da ay ya a M Ma an nu ussiia a ((S SD DM M)) B Biid da an ng g C Ciip ptta a K Ka arry ya a Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2JM Bidang Cipta Karya.

  Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya yakni SDM yang tersedia masih belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

  K Ko otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  Tabel 6.4 Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

  No. Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai yang Ada Jumlah Pegawai yang Diperlukan

  • -1 -2 -3 -4 -5

  1 Bappeda SMA/Sederajat 4 orang 5 orang

  • D3 Teknik 7 orang 8 orang S1/Sederajat
  • S1 Teknik 10 orang 12 orang
  • S1 Ekonomi 7 orang 10 orang S.1 Lainnya 13. orang 10 orang S2/S3 10. orang 12 orang

  2 Dinas PU SMA/Sederajat 17 orang 20 orang Diploma

  • D3 Teknik 7 orang 10 orang S1/Sederajat
  • S1 Teknik 41 orang 45 orang
  • S1 Ekonomi 4 orang 10 orang S2/S3 10 orang 25 orang

  sumber : Hasil analisa

  6 6..1 1..5 5..4

  4 A An na alliissiiss S SW WO OTT K Ke elle em mb ba ag ga aa an n Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan ( strengths ), kelemahan ( weaknesses ), peluang ( opportunities ), dan ancaman ( threats ) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, ke mudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

  Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T)

K Ko otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  KELEMAHAN (W) SDM masih kurang a.

  Menginventarisasi faktor-faktor dari metode SWOT yaitu kekuatan (internal), 1. kelemahan (internal), peluang (eksternal) dan ancaman (eksternal) kelembagaan organisasi perangkat kerja daerah, khususnya terkait dengan bidang Cipta Karya. Melakukan perumusan strategi berdasarkan kolab orasi dari faktor-faktor 2. analisis SWOT, yaitu sebagai berikut.

  Berdasarkan tabel SWOT di atas, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

  Sumber : Dinas PUCK Kota Lubuk Linggau, 2013

  Strategi WT (Kuadran 4) Memperbaiki kelemahan- · kelemahan yang ada, juga melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancaman yang berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi. ·

  Penggunaan Teknologi untuk mempercepat · pekerjaan. Melibatkan peran serta masyarakat dalam · pembangunan termasuk pembiayaan pembangunan melalui CSR, KPS dll.

  c. Keterbatasan biaya Strategi WO (Kuadran 3) Meningkatkan SDM yang berkualitas dan · mampu bekerja keras.

  Waktu pelaksanaan b. pekerjaan relatif singkat

  Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan kelembagaan.

  Tabel 6.5 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

  Adanya kepastian hukum akan · menjaga kestabilan harga dan jaminan bagi pelaku bisnis maupun pemerintah jika ada force majeure.

  Strategi ST (Kuadran 2).

  Sarana dan prasarana yang memadai · didukung teknologi, komunikasi serta informatika maju dan tepat guna memenuhi kebutuhan pelayanan.

  Adanya peraturan perundang-undangan · sebagai dasar hukum dalam operasional kegiatan di lapangan Tanggung jawab dan komitmen pimpinan · untuk selalu memperbaiki kinerja perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan menyeleraskan berbagai ketentuan peraturan perundang- undangan yang relevan dan berorientasi pencapaian Visi dan Misi.

  c. Adanya sarana dan prasarana kantor Strategi SO (Kuadran 1).

  b. Adanya force mejeure dalam pekerjaan KEKUATAN (S) Adanya aturan a. pendukung

  PELUANG (O) a.Banyaknya bidang pekerjaan yang ditangani b. Partisipasi pihak swasta cukup tinggi ANCAMAN (T) a. Stabilitas harga tidak dapat dijaga

  Faktor External Faktor Internal

  Komitmen pimpinan untuk · memperbaiki kinerja utuk selalu meminimalisir ancaman-ancaman yang akan terjadi.

K Ko otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  Mengembangkan strategi SO (kuadran I), yaitu strategi agar o kekuatan yang dimiliki organisasi mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada Mengembangkan strategi ST (kuadran II), yaitu denga n kekuatan o yang dimiliki organisasi, dapat dirumuskan strategi untuk mengurangi dampak dari pengaruh eksternal yang mempengaruhi kinerja organisasi Mengembangkan strategi WO (kuadran III), yaitu memperbaiki o kelemahan-kelemahan organisasi yang ada dengan memanfaatkan peluang yang ada. Mengembangkan strategi WT (kuadran IV). Untuk strategi ini maka o diperlukan upaya yang sangat besar karena selain memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, juga harus melakukan upaya- upaya untuk meminimalisir ancaman-ancaman yan g berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi 6 6..1 1..6

  6 R Re en nc ca an na a P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n K Ke elle em mb ba ag ga aa an n Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strat egi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.

  6 6..1 1..6 6..1

  1 R Re en nc ca an na a P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n K Ke eo orrg ga an niissa assiia an n Untuk merumuskan rencana peng embangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya. Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan

Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan org anisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.

  6..1 6 1..6 6..2

  2 R Re en nc ca an na a P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n TTa atta a LLa ak kssa an na a Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain dipe rlukan evaluasi tata laksana pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

  6 6..1 1..6 6..3

  3 R Re en nc ca an na a P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n S Su um mb be err D Da ay ya a M Ma an nu ussiia a ((S SD DM M )) Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi

  Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada tabel 7.6

  Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u Tabel 6.6.

  Pelatihan Bidang Cipta Karya

  No Jenis Pelatihan

  1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

  2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

  3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

  4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

  7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

  8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan

  9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan

  10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan

  11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana

  12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara

  13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

  14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai

  15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai

  16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

  17 Diklat Jabatan Fungsional Sumber : Dirjen Cipta Karya, 2012

  6..2 6 2.. K Ke erra an ng gk ka a R Re eg gu ulla assii Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkat an kapasitas kelembagaan RPI2JM pada pemerintahan kabupaten/kota. 1 1.. Un U nd da an ng g--U Un nd da an ng g N No om mo orr 3

  32

  2 TTa ah hu un n 2

  20

  00 04 4 tte en ntta an ng g P Pe em me erriin ntta ah ha an n D Da ae erra ah h Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi s eluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui

Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u Pemerintah Daerah

  Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan pra sarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

  2 Pe P erra attu urra an n P Pe em me erriin ntta ah h ((P PP P)) N No om mo orr 3

  2..

  38

  8 TTa ah hu un n 2

  20

  00 07 7 tte en ntta an ng g P Pe em mb ba ag giia an n U Urru ussa an n P Pe em me erriin ntta ah ha an n

  PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerinta h Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi

  (1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemeri ntahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum

  

  Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerja an umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2JM sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

  3 Pe P erra attu urra an n P Pe em me erriin ntta ah h ((P PP P)) N No om mo orr 4 41 1 tta ah hu un n 2

  3..

  20

  00 07 7 tte en ntta an ng g O Orrg ga an niissa assii D Da ae erra ah h Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan,

Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub- bagian dan masing- masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi 4..

  4 P Pe erra attu urra an n P Prre essiid de en n N No om mo orr 5

  5 TTa ah hu un n 2

  20

  01 10 0 tte en ntta an ng g R RP PJJM MN N 2

  20

  01 10 0--2

  20

  01

  14

  4 Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk men ingkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan da n penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, sepe rti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

  5 P Pe erra attu urra an n P Prre essiid de en n R Re ep pu ub blliik k IIn nd do on ne essiia a N No om mo orr 8

  5..

  81

  1 TTa ah hu un n 2

  20

  01

  10

  0 TTe en ntta an ng g G Grra an nd d D De essiig gn n R Re effo orrm ma assii B Biirro ok krra assii 2

  20

  01 10 0--2

  20

  02

  25

  5 Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM)

  Untuk mendukung tercapainya good governance , maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu o

  Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi o dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi; Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan o oleh K/L dan Pemda;

  Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, ser ta penguatan unit kerja yang menangani o organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat; Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas o dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government; Penataan Sistem Man ajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan system rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar o kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

  Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern o Pemerintah (APIP); Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan o penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

  Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan o pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u 6.

  6 IIn nssttrru uk kssii P Prre essiid de en n N No o.. 9

  9 TTa ah hu un n 2

  20

  00 00 0 tte en ntta an ng g P Pe en ng ga arru ussu utta am ma aa an n G Ge en nd de err d da alla am m P Pe em mb ba an ng gu un na an n N Na assiio on na all

  Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tid ak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evalu asi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing. Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Keciptakaryaan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2JM Bidang Cipta Karya 7..

  7 P Pe erra attu urra an n M Me en ntte errii P Pe ek ke errjja aa an n U Um mu um m N No om mo orr 1 14 4//P P R RTT//M M//2

  20

  01

  10

  0 TTe en ntta an ng g S Stta an nd da arr Pe P ella ay ya an na an n M Miin niim mu um m

  Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2 , dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2JM Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh ins tansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota

Ko K otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u 8.

  8 Pe P erra attu urra an n M Me en ntte errii D Da alla am m N Ne eg ge errii N No om mo orr 5

  57

  7 TTa ah hu un n 2

  20

  00 07 7 tte en ntta an ng g P Pe ettu un njju uk k TTe ek kn niiss Pe P en na atta aa an n O Orrg ga an niissa assii P Pe erra an ng gk ka att D Da ae erra ah h

  Peraturan menteri ini menjadi landasan petun juk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali 9 9.. Pe P errm me en nd da ag grrii N No om mo orr 5

  57 7 tta ah hu un n 2

  20

  01 10 0 tte en ntta an ng g P Pe ed do om ma an n S Stta an nd da arr P Pe ella ay ya an na an n P Pe errk ko otta aa an n

  Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan , yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah 1 10 0.. Ke K ep pm me en n P PA AN N N No om mo orr 7 75 5 tta ah hu un n 2

  20

  00 04 4 tte en ntta an ng g P Pe ed do om ma an n P Pe errh hiittu un ng ga an n K Ke eb bu uttu uh ha an n P Pe eg ga aw wa aii B Be errd da assa arrk ka an n B Be eb ba an n K Ke errjja a D Da alla am m R Ra an ng gk ka a P Pe en ny yu ussu un na an n FFo orrm ma assii P Pe eg ga aw wa aii N Ne eg ge errii S Siip piill

  Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan. Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daer ah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani

  K Ko otta a LLu ub bu uk klliin ng gg ga au u

  urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

Tabel 6.7. Matriks Kebutuhan Regulasi N NO O.. A Arra ah h K Ke eb biijja ak ka an n d da an n//a atta au u Kebutuhan Regulasi U Urrg ge en nssii P Pe em mb be en nttu uk ka an n B Be errd da assa arrk ka an n E Ev va allu ua assii

  R Re eg gu ulla assii E Ek kssiissttiin ng g,, K Ka ajjiia an n dan penelitian S Su ub bsstta an nssii A Arra ah ha an n Regu ulla assii U Un niitt P Pa an na an ng gg gu un ng g Jawab U Un niitt TTe errk ka aiitt//IIn nssttiittu ussii TTa arrg ge ett P Pe en ny ye elle essa aiia an n 1 2 3 4 5 6 7 1 Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Untuk penataan kawasan kumuh dan pencegahan kawasan potensi kumuh Identifikasi kawasan kumuh, cara penataan

dan pencegahan

Bappeda Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan, PDAM Tirta Bukit Sulap 2016 2 Perda Sanitasi untuk pengelolaan air limbah, sampah dan drainase serta komponen pendukung di Kota Lubuklinggau Berisi tentang pengelolaan air limbah, sampah, drainase, dan Air mInum beserta sangsi

bagi yang melanggar

Bappeda Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan, PDAM Tirta Bukit Sulap 2017 3 Rencana Induk Sistem Pengelolaan Persampahan Untuk merencanakan pengelolaan persampahan sampai 20 tahun Berisi tentang perencanaan mengatasi masalah persampahan sampai proyeksi 20 tahun kedepan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Bappeda, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum,Dinas Kesehatan 2017

  4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Untuk menata bangunan dan lingkungan sehingga sesuai dengan peratuan yang berlaku Berisi tentang cara penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan RTRW dan ketentuan yang berlaku serta sangsi

bagi yang melanggar

Bappeda Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 2018