4.1. Geografi dan Administratif Wilayah - DOCRPIJM 57a6b06df2 BAB IV06 BAB 4 Profil Kabupaten Anambas (RPI2JM Anambas) FINAL

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

4.1. Geografi dan Administratif Wilayah

  Kabupaten Kepulauan Anambas, terletak antara 2º10’0”-3º40’0”LU s/d 105º15’0”-106º45’0” BT (UU No 33 Tahun 2008). Sebagai kabupaten yang terletak di beranda depan wilayah Indonesia, Kabupaten Kepulauan Anambas berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga lainnya yaitu :  Sebelah Utara : Laut Cina Selatan/Vietnam  Sebelah Selatan : Kepulauan Tambelan  Sebelah Barat : Laut Cina Selatan/Malaysia  Sebelah Timur : Laut Natuna Sebagai wilayah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki karakteristik yang berbeda dengan wilayah lainnya karena sebagian besar

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

  wilayahnya terdiri dari lautan dan pulau-pulau yang tersebar di Perairan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan. Dari total luas Kabupaten Kepulauan Anambas ± 46.664,15 km² hanya 634,37 km² (1,3%) yang merupakan daratan, selebihnya 46.056,43 km² (98,7%) merupakan lautan.

  Secara Administratif Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari tujuh kecamatan yaitu Kecamatan Siantan, Kecamatan Siantan Selatan, Kecamatan Siantan Tmur, Kecamatan Siantan Tengah, Kecamatan Palmatak, Kecamatan Jemaja, dan Kecamatan Jemaja Timur. Untuk Lebih Jelasnya mengenai Jumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1

Tabel 4.1 : Jumlah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

  2 Luas (Km ) No. Kecamatan Desa/Kelurahan Darat Laut

  

Mampok

Letung

Rewak

  1. Jemaja Keramut 78,26 Impol

Air Biru

Sunggak

Ulu Maras

Kuala Maras

  2. Jemaja Timur 154.24

Bukit Padi

Genting Pulur

Tiangau

Telaga

Telaga Kecil

  3. Siantan Selatan 115,48

Lingai

Kiabu

Mengakait

  46.033.81

Tarempa

  4. Siantan 45,39 Tarempa Barat

Nyamuk

  5. Siantan Timur Batu Belah 88,92

Munjan

Air Asuk

  6. Siantan Tengah Air Sena 22,14 Teluk Siantan

Tebang

Ladan

Mubur

Payalaman

  7. Palmatak Putik 129,94

Bayat

Piabung

Langir

Candi

  Luas Total 634,37 46.033.81 Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2013

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas

  Laporan Akhir

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

4.2. Demografi

  Data Demografi Wilayah kabupaten/Kota diperlukan sebagai dasar proyeksi demand Infrastruktur Bidang Cipta Karya dan Proyeksi kebutuhan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada masa yang akan datang. Berikut ini akan dijelaskan Kondisi Demografi di Kebupaten Anambas Berdasarkan Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan, Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Jumlah Penduduk Miskin, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Persebaran Penduduk.

4.2.1. Jumlah Penduduk Ka. Kepulauan Anambas Secara Keseluruhan

  Penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang mana merupakan aset penting dalam menggerakkan pembangunan suatu daerah. Berdasarkan data BPS Kabupaten Kepulauan Anambas, pada tahun 2011 penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas berjumlah 39.318 jiwa dan pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas bertambah menjadi 41.388 jiwa, dimana pada tahun 2012 kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi berada pada kecamatan palmatak dengan jumlah penduduk mencapai 11.934 jiwa sedangkan jumlah penduduk terendah berada pada Kecamatan Jemaja Timur, jumlah penduduk pada Kecamatan Jemaja Timur berjumlah 2.194 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai Jumlah Penduduk berdasarkan Kecamatan, dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2. : Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2012

  No. Kecamatan Jumlah

  1 Jemaja 6.101

  2 Jemaja Timur 2.194

  3 Siantan Selatan 3.532

  4 Siantan 11.110

  5 Siantan Timur 3.563

  6 Siantan Tengah 2.954

  7 Palmatak 11.934 Jumlah 41.388

  Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka, Tahun 2013

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

4.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

  Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012 secara umum didominasi oleh Laki-Laki dengan jumlah 21. 495 Jiwa dan Jumlah Perempuan berjumlah 19.893, sedankan Jumlah sex rasio penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012 berjumlah 108, maka bisa dikatakan bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 108 penduduk laki-laki. Jumlah sex rasio tertinggi berada pada Kecamatan Jemaja Timur dan nilai sex rasio terendah berada pada Kecamatan Siantan Selatan.

  Untuk lebih jelasnya mengenai Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012

  Jenis Kelamin

No. Kecamatan Jumlah Sex Rasio

Laki Laki Perempuan

  1 Jemaja 3142 2959 6101 106

  2 Jemaja Timur 1.163 1.031 2.194 113

  3 Siantan Selatan 1.820 1.712 3.532 106

  4 Siantan 5.799 5.311 11.110 109

  5 Siantan Timur 1.841 1.722 3.563 107

  6 Siantan Tengah 1.555 1.399 2.954 111

  7 Palmatak 6.175 5.759 11.934 107 Jumlah 21.495 19.893 41.388 108

  Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2013

4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin

  Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir Berdasarkan data tahun 2009, garis Kemiskinan di Kabupatem Kepulauan Anambas mencapai angka 11.669 jiwa. Sementara Jumlah Rumah Tangga Miskin Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial Tahun 2008 (PPLS08) yang

  dilaksanakan oleh BPS Kabupaten Kepulauan Natuna tahun 2008 adalah 2.073 jiwa (Data ditampilkan pada Tabel 4.4. Kondisi eksisting perumahan masyarakat miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas ditampilkan pada

  Gambar 4.2

Tabel 4.4 : Jumlah Penduduk Miskin Kab. Kepulauan Anambas, Tahun 2009 Jumlah Masyarakat Miskin Jumlah Rumah No Kecamatan Tangga Miskin KK Jumlah Jiwa

  

1 Siantan 296 551 2062

  

2 Jemaja 652 917 3271

  

3 Palmatak 572 543 2031

  

4 Jemaja Timur 174 243 903

  

5 Siantan Selatan 144 214 688

  

6 Siantan Timur 101 298 961

  

7 Siantan Tengah 134 502 1753

Jumlah 2073 3268 11.669

  Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2013

Gambar 4.2 : Kondisi Perumahan Masyarakat Miskin

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

4.2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk

  Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2008 berjumlah 33.586 jiwa dan pada tahun 2012 bertambah menjadi 41.388 jiwa atau terjadi pertambahan absolut sebanyak 7.802 jiwa. Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Kepulauan Anamabas pada Tahun 2008-2009 sebesar 6,1% lalu pada Tahun 2009-2010 Laju Jumlah Penduduk di Kabupaten Anambas mengalami Penurunan dibandingkan Pada Tahun 2008-2009 yaitu 5,0%, Pada Tahun 2010-2011 mengalami Laju Pertumbuhan penduduk naik menjadi 5,10 %, pada tahun 2011-2012 laju pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan lagi, sehingga pada tahun 2011-2012 persentase laju pertumbuhan penduduk mencapai 5,3%. Berdasarkan Data dalam Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2012, Dapat disimpulkan bahwa rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Kabupaten Kepulauan Anambas dalam 5 Tahun terakhir adalah 4,28 %. Untuk lebih Jelasnya mengenai Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Anambas dalam 5 Tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.3. : Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk, Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008-2012

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

4.2.5. Persebaran Penduduk

  Persebaran Kepadatan Kependudukan di Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan data Jumlah Penduduk yang kemudian dalam perhitungannya dengan menggunakan metode Jiwa/Km2, maka didapatkan Kepadatan di Kabupaten Kepulauan Anambas per-Kecamatan pada Tahun 2012. Kondisi Kepadatan Penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas Pada Tahun 2012 mencapai angka 65 Jiwa/Km2, dimana Kecamatan dengan kepadatan tertinggi berada pada Kecamatan Siantan dengan tingkat kepadatan 245 jiwa/Km2, Sedangkan tingkat kepadatan penduduk palling rendah berada di kecamatan Jemaja Timur, dengan tingkat kepadatan sebesar 14 Jiwa/Km. Untuk Lebih Jelasnya Mengenai Persebaran Kepadatan Penduduk di Kabupaten Anambas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5. : Jumlah Persebaran Kepadatan Penduduk, Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012

  Luas Kepadatan No. Kecamatan Jumlah Penduduk

2

2 (Km ) (Jiwa/Km )

  1 Jemaja 6101 6101

  78

  2 Jemaja Timur 2194 2194

  14

  3 Siantan Selatan 3532 3532

  31

  

4 Siantan 11110 11110 245

  5 Siantan Timur 3563 3563

  40

  

6 Siantan Tengah 2954 2954 133

  7 Palmatak 11934 11934

  92 Jumlah 2.418,79 41388 41388 Sumber : Hasil Analisa

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

4.3. Topografi

  Topografi pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Anambas pada umumnya daratan berbukit dan sedikit landai di bagian pantainya, dengan ketinggian ratarata 2-5 meter dari permukaan laut. Wilayah di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah daerah pesisir dengan sebagian besar penduduk bermukim di daerah fisiografi marine (sepanjang pantai). Hanya ada satu desa yaitu Bukit Padi di Kecamatan Jemaja Timur yang penduduknya tidak bermukim di sepanjang pantai.

  Secara topografi wilayah daratan setiap kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas sebagian besar berbukit dan pergunungan yang terjal yang disusun oleh batuan metamorf. Umumnya batuan-batuan yang tersingkap merupakan batuan metamorf yang berunsur partier, batuan lainnya antara lain adalah batuan sedimen, endapan alluvial, trias, permokarbon, sekis, granit, diorerm, hiporit dan erufsi kwarter. Ketinggian Wilayah cukup bervariasi yakni berkisar 3-610 meter dari permukaan laut (Sumber: Natuna dalam Angka, 20012). Sedangkan struktur tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan tanah mineral, umumnya terdiri dari jenis tanah podsolik, latosol dan alluvial. Tanah tersebut terbentuk dari bahan induk metamorf, batuan beku basa, batuan sediman dan endapan pantai, rawa, dan sungai.

  Tanah-tanah yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki kesamaan di tiap kecamatan, ini dapat dibagi menurut letak geografis yaitu:

   Daerah-daerah dengan ketinggian di atas 400 m dari permukaan laut adalah kompleks Podsolik dan Latosol.

   Daerah-daerah dengan ketinggian antara 15

  • – 20 m di atas permukaan laut adalah kompleks Podsolik, Latosol, Organosol dan Glei Humus.

   Daerah-daerah dengan ketinggian kurang dari 15 m di atas permukaan laut adalah kompleks Organosol dan Glei Humus.

  Dari hasil intepretasi data SRTM (Shutle Radar Topographic Map), ketinggian lahan di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dibagi menjadi 5 kelas, antara lain: 0 – 50 meter dpl, 50-150 meter dpl, 150 –

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

  300 meter dpl, 300

  • – 450 dan > 450 meter dpl. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas berada pada ketinggian 0-50 meter dpl dengan luasan terbesar yaitu 5.667 Ha yang tersebar di wilayah Kecamatan Palmatak, Sedangkan kelas ketinggian lahan tertinggi > 450 meter dpl terdapat di Kecamatan Siantan dan Kecamatan Siantan Selatan dengan luasan masing-masing yaitu 136 Ha dan 62 Ha. Untuk lebih Jelasnya mengenai Kondisi Topogradi di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.4 .

Tabel 4.6 : Kondisi Topogafi di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012

  Luas Setiap Ketinggian Per Kecamatan No. Kecamatan Total % 0-50 50-150 150-300 300-450 >450

  

1. Siantan 608 997 1.905 893 136 4.539 7,47

  2. Siantan Selatan 4.037 3.569 2.847 1.033 62 11.548

  19

  3. Siantan Tengah 1.058 962 179 15 - 2.214 3,64

  4. Siantan Timur 4.422 3.192 1.104 167 7 8.892 14,6

  5. Palmatak 5.667 5.392 1.864 72 - 12.994 21,4

  

6. Jemaja 3.470 2.792 1.452 112 - 7.826 12,9

  7. Jemaja Timur 4.272 4.256 3.859 366 6 12.759

  21 Total 23.534 21.160 13.210 2.657 211 60.772 100 Sumber : RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas

4.4. Hidrologi

  Gambaran hidrologi diperlukan untuk mengetahui kondisi Sumber Air Baku dan kondisi Penggunaan air tanah sebagai dasar pertimbangan pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya.

  Daerah aliran sungai (DAS, catchment area) adalah sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografi (punggung bukit) yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke sungai utama dan kemudian mengalir ke danau atau ke laut. Dengan demikian, sebuah DAS merupakan suatu wilayah yang mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya beserta sedimen dan bahan terlarut melalui satu sungai utama.

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas

  Laporan Akhir

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir Sebuah DAS pasti terdiri atas beberapa sub DAS dan jumlah sub DAS ini tergantung pada banyaknya anak sungai yang masuk ke sungai utama. Selanjutnya, sub DAS juga bisa terdiri atas beberapa sub-sub DAS dan

  jumlah sub-sub DAS ini tergantung pada banyaknya anak-anak sungai yang masuk ke anak sungai. Setiap jengkal tanah atau tempat (lokasi) di permukaan bumi, seperti areal pertanian, perkebunan, persawahan, kawasan hutan, tambak udang, permukiman, fasilitas sosial, perkantoran, pasar, jalan, dan sebagainya, pastilah merupakan bagian dari sebuah DAS atau sub DAS atau sub-sub DAS. Di Provinsi Kepulauan Riau terdapat beberapa aliran DAS yang kesemuanya berada di wilayah kerja BPDAS KEPRI. Sedangkan yang termasuk kedalam DAS di Kabupaten Kepulauan Anambas terdapat 8 aliran DAS yaitu; DAS Air Abu, DAS Anambas, DAS Bajau, DAS Jemaja, DAS Matak, DAS Mubur, DAS Siantan, dan DAS Telaga seperti terlihat pada Gambar 4.5 Keberadaan hidrologi di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat dari 2 hal, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan yang terdapat di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas berupa sungai-sungai kecil yang berasal dari pegunungan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air minum. Selain itu, diwilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, terhadap pula air terjun, yaitu Air Terjun Temurun dan Air Terjun Batubelah, Air Terjun Neraja, Air Terjun Sesap dan Air Terjun Siantan di Kecamatan Jemaja. Air Terjun Temurun selain digunakan sebagai sumber air bersih juga dimanfaatkan sebagai kawasan pariwisata. Kedalaman muka air tanah yang terdapat di Kabupaten Natuna berkisar 1 - 3 m wilayah dataran, sedangkan pada wilayah yang topografinya berbukit-bukit kedalaman muka air tanah berkisar 1-7 m.

4.5. Geologi dan Jenis Tanah

  Formasi geologi yang tersebar di Kabupaten Kepulauan Anambas terbagi kedalam 4 kelompok, yaitu :

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas

  Laporan Akhir

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

   ALUVIUM : Kerakal, Kerikil, Pasir, dan Lumpur. Merupakan endapan sungai, rawa dan pantai, sebagian tersebar di P. Siantan dan P. Jemaja. Namun satuan ini tidak dapat terpetakan pada skala ini.

   GRANIT ANAMBAS : Granit, Granodiorit, dan Sienit. Umumnya berwrna kelabu, coklat dan merah muda. Di Anyer Rajah (Jemaja) dan di sebelah barat Tarempa (Siantan) granitnya mengandung pirit, arsenopirit, dan hematit. Di beberapa tempat dijumpai senolit andesit, diorit, dan bahan terkersikkan. Granit di kepulauan Anambas diduga terdiri dari beberapa tubuh pluton kesebandingannya dengan granit sejenis di Kep. Tambelan dan Natuna.

   FORMASI MATAK : Serpih, Rijang, Batulempung, Sekis, Filit, Ampibolit, dan Batutanduk. Batuan sedimen yang berhimpunan dengan batuan malihan ini umumnya terkersikkan dan sedikit terubah.

   BATUAN MAFIK DAN ULTRAMAFIK : Diorit, Andesit, Gabro, Gabro forfir, Diabas dan Basal; bersisipan Rijang radiola. Andesit berwarna gelap tersingkap di Pulau Matak bagian tengah dan selatan, Pulau Siantan tengah dan di pulau-pulau kecil di timur Siantan. Diabas tersingkap setempat di ujung selatan Pulau Siantan. Basal bersisipan rijang radiola dijumpai di beberapa tempat di Pulau Siantan bagian barat dan utara. Untuk lebih jelasnya mengenai luasan Formasi Geologi dan sebaran spasial formasi geologi dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.6.

Tabel 4.7. : Formasi Geologi Kabupaten Kepulauan Anambas Luas Formasi Geologi Tiap Kecamatan (Ha) No. Kecamatan

  Total % Granit Batuan Mafik & Formasi Anambas Ultramafik Matak

  

1. Siantan 3.634 905 - 4.539 7,5

  

2. Siantan Selatan 10.289 425 834 11.548 19,0

  

3. Siantan Tengah 1.233 - 981 2.214 3,6

  4. Siantan Timur 8.522 308 63 8.892 14,6

  

5. Palmatak 10.899 861 1.234 12.994 21,4

  

6. Jemaja 3.777 4.049 - 7.826 12,9

  7. Jemaja Timur 12.695 64 - 12.759 21,0 Total 51.050 7.592 2.130 60.772 100,0

  Sumber : RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2031

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas

  Laporan Akhir

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir Secara fisiografi, Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dibagi dalam 3 group fisiografi utama yaitu : Grup Rawa Pasang-Surut, Perbukitan, dan Pegunungan. Grup Rawa Pasang Surut merupakan dataran lumpur antar pasang surut di

  

bawah bakau. Grup perbukitan merupakan daerah yang sangat curam, bukit-

bukit berurutan yang sangat terjal diatas batuan beku. Sementara Grup

Pegunungan merupakan punggung-punggung gunung tak teratur di atas batuan

volkanik berbasalt yang tersebar di Kecamatan Siantan Tengah dan punggung-

punggung gunung granit terorientasi yang terjal yang tersebar di semua wilayah

Kabupaten Kepulauan Anambas.

  

Lebih detil, deskripsi dari masing-masing Group dan Sub group Fisiografi yang

terdapat di Kabupaten Kepulauan Anambas disajikan dalam Tabel 4.8 dan

Gambar 4.7.

Tabel 4.8. : Deskripsi Grup Fisiografi, Kab. Kepulauan Anambas Lereng Luas No. Group Fisio-grafi Simbol Deskripsi (%) Ha %

  Dataran lumpur antar pasang-surut

  

1. Rawa Pasang Surut KJP < 2 726 1,2

dibawah bakau Sangat curam, bukit-bukit berurutan

  

2. Perbukitan BBR 41-60 40.220 66,2

yang sangat terjal di atas batuan beku Punggung-punggung gunung tak BBG teratur diatas batuan volkanik 41-60 876 1,4 berbasalt

  3. Pegunungan Punggung-punggung gunung granit TWI > 60 18.950 31,2 terorientasi yang terjal

  Jumlah 60.772 100,0 Sumber : Peta Satuan Lahan dan Tanah lembar terempa-Jemaja Skala 1 : 250.000 (Pusat Penelitian Tanah (Bogor, 1989).

  Sedangkan Jenis Tanah yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah :  Regosol Tanah ini sering dikenal sebagai tanah pasir, karena lebih dari 60% komposisinya terdiri dari pasir, sehingga teksturnya sangat kasar. Tanah ini merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan. Regosol berkembang dari bahan endapan pasir pantai, berupa pasir kwarsa (pasir putih). Keberadaan jenis tanah ini tidak terlalu luas di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas

  Laporan Akhir

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

   Gleisol Tanah Gleisol merupakan tanah yang terpengaruh oleh air, yang ditandai dengan adanya lapisan gleisol yang berwarna abu-abu/keabu- abuan. Lapisan tanah (horison A) telah mengalami pencucian liat dan unsur hara. Jenis tanah ini, pada umumnya terdapat dalam Grup Aluvial dan Grup Marin, selain juga dalam asosiasinya dengan Grup Tuf Masam dan Grup Dataran. Jenis tanah ini yang awalnya terpengaruh oleh air baik tergenang secara permanen maupun tergenang secara periodik, dengan adanya pembuatan saluran drainase/kanal akan menjadi lahan kering atau mungkin masih terpengaruh kondisi air meski tidak seerti semula. Jenis tanah ini, khususnya yang telah dibuat saluran banyak dimanfaatkan sebagai lahan sawah dan pada bagian yang telah kering dipergunakan untuk pertanian tanaman pangan lahan kering dan tanaman perkebunan (karet, sawit dan lain-lain).

   Kambisol Kambisol merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk tua, yakni batuan liat dan batuan vulkanik masam, di bawah rezim iklim basah. Tanah ini ditandai oleh adanya penimbunan liat pada horison B-2. Namun horison penimbunan liat ini tidak memenuhi syarat sebagai horison argilik, karena peningkatan kadar liat pada lapisan ini kurang dari 1,2 kali kadar liat di lapisan atasnya. Umumnya tanah ini hampir mirip podsolik, namun lebih gembur dibanding Podsolik. Demikian halnya pH-nya juga lebih tinggi dibandingkan Podsolik. Jenis tanah Kambisol Distrik yang berasosiasi dengan tanah Gleisol banyak dimanfatkan sebagai lahan persawahan. Sementara jenis tanah Kambisol Distrik dalam asosiasinya dengan tanah podsolik banyak dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering dan perkebunan.

   Podsolik Tanah Podsolik merupakan tanah yang berumur tua sehingga telah memiliki tingkat perkembangan lanjut. Lapisan tanah (horizon A) telah mengalami pencucian liat dan unsur hara, dengan kelas teksturnya

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

  lebih dari lapisan bawahnya (horison B). Secara umum, tanah Podsolik memiliki potensi yang relatif kurang subur, yang ditandai dengan sifatnya yang masam, daya retensi dan fiksasi terhadap hara tinggi. Jenis tanah ini banyak dimanfaatkan sebagai pertanian lahan kering, perkebunan dan tanaman kehutanan.

   Oksisol Tanah Oksisol merupakan tanah dengan pelapukan lanjut dan mempunyai horison oksik, yaitu horison dengan kandungan mineral mudah lapuk rendah, fraksi liat dengan aktivitas rendah. Tanah ini mempunyai batas-batas horizon yang tidak jelas. Jenis tanah ini juga banyak dimanfaatkan sebagai pertanian lahan kering, perkebunan dan kehutanan.

  Untuk lebih jelasnya mengenai jenis tanah di Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan peta satuan lahan dan tanah, lembar Tarempa- Jemaja (Pusat Penelitian Tanah Bogor, 1989), dapat dilihat pada table dan gambar berikut ini.

Tabel 4.9. : Jenis Tanah di Kabupaten Kepulauan Anambas

  Nama Tanah Luas SPL Fisiografi Lereng

  

Pusat Penelitian Soil Taxonomy

Ha % Tanah (1983) (USDA, 1998)

Gleisol Hidrik Hydraquents

Rawa Pasang

  KJP < 2 726 1,2 Surut

  

Gleisol Tionik Sulfaquents

Kambisol Distrik Dystropepts

BBR Perbukitan Podsolik Tropudults 41-60 40.220 66,2

Oksisol Haplorthox

  

Kambisol Distrik Dystropepts

BBG Pegunungan Kambisol Humik Humitropepts 41-60 876 1,4

Podsolik Tropohumults

Kambisol Distrik Dystropepts

  

TWI Pegunungan Podsolik Tropudults > 60 18.950 31,2

Regosol Troporthents Jumlah 60.772 100

  Sumber : Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Terempa-Jemaja Skala 1 : 250.000 (Pusat Penelitian Tanah Bogor, 1989).

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas

  Laporan Akhir

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

4.6 Klimatologi

  Kondisi iklim di Kabupaten Kepulauan Anambas sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret hingga Mei, ketika angin bertiup dari arah Utara. Sedangkan musim hujan terjadi pada bulan September hingga Februari, ketika angin bertiup dari arah Timur dan Selatan. Curah hujan rata-rata dalam satu tahun per jam berkisar ± 14.5 mm/hr dengan kelembaban udara sekitar 47.25 % dan temperatur berkisar 30 °C. Berdasarkan arah angin musim di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas dibagi dalam 4 periode, yaitu (lihat Tabel 4.10):  periode Januari - Maret: bertiup angin Utara dan Timur laut, curah hujan sedang dengan temperatur udara sedang.  periode April - Juni: bertiup angin Timur Laut/Tenggara, hujan sedikit dengan temperatur udara agak panas (lebih kurang 32°C).  periode Juli - September: bertiup angin tenggara, hujan turun agak banyak dengan temperatur udara agak panas (lebih kurang 32°C).  periode Oktober - Desember: bertiup angin barat/utara, hujan banyak turun pada bulan September, Oktober dan November, temperatur udara agak dingin (lebih kurang 28.9°C) dan lembab pada malam hari.

Tabel 4.10. : Rata-rata Penyinaran Matahari, Curah Hujan, dan Temperatur Udara Tiap Bulan di Kabupaten

  Kepulauan Anambas Penyinaran Curah Hujan Temperatur Max No Bulan o Matahari (%) (mm/h) ( C)

  1 Januari

  41

  13

  29

  2 Februari

  35

  8

  29

  3 Maret

  36

  17

  29.7

  4 April

  66

  11

  32.3

  5 Mei

  60

  10

  32.8

  6 Juni

  54

  9

  32.4

  7 Juli

  50

  17

  32.3

  8 Agustus

  59

  11

  32.3

  9 September

  44

  12

  32

  10 Oktober

  54

  26

  32.2

  11 November

  43

  18

  31.2

  12 Desember

  25

  22

  28.9 Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka, Tahun 2013

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

4.7. Kondisi Sosial Ekonomi

4.7.1. Stuktur Sosial Masyarakat

  Struktur sosial secara etimologis berarti susunan masyarakat. Struktur Sosial secara definitif merupakan skema penempatan nilai-nilai sosial- budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan masing-masing bagian. Struktur sosial merupakan sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan antara peranan-peranan sosial. Struktur sosial dapat pula dimaknai sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam struktur sosial lazim dijumpai adanya ketidaksamaan sosial. Ketidaksamaan sosial ini umumnya dilihat dalam dua aspek, yaitu ketidaksamaan sosial secara horizontal (perbedaan antarindividu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang lebih tinggi atau lebih rendah) dan ketidaksamaan sosial secara vertikal (perbedaan antarindividu atau kelompok dalam masyarakat yang menunjukkan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi). Untuk itu, dalam sub bab ini akan menjabarkan kondisi-kondisi sosial yang menonjol di Kabupaten Kepulauan Anambas seperti tatanan sosial, adat istiadat, kearifan lokal dan tingkat pendidikan.

A. Tatanan Sosial dan Adat Istiadat

  Meskipun budaya Melayu lebih banyak mendominasi penduduk Kepulauan Riau, akan tetapi populasinya secara budaya dan etnis cukup beragam yang datang dari seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Pola kehidupan sosial masyarakat pesisir Kabupaten Kepulauan Anambas dipengaruhi oleh bentang alam yang terdiri dari gugusan pulau besar dan kecil yang tersebar dan dipersatukan oleh perairan laut dangkal (archipelago), pola kehidupan sosial masyarakat pesisir sebagian besar memanfaatkan potensi sektor kelautan (nelayan). Adanya kemudahan mengakses ke laut maupun ke darat bagi sebagian besar masyarakat mempengaruhi pola permukiman yang berbentuk linear sepanjang pantai, sungai dan jalan dengan tipologi rumah panggung. Dimana rumah

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

  panggung di atas air sekaligus digunakan sebagai tempat menambatkan perahu yang bagi masyarakat pesisir digunakan sebagai alat transportasi dan alat penangkap ikan. Secara umum etnis yang dominan di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah melayu yang merupakan penduduk setempat, kemudian minangkabau, cina, jawa dan bugis. Etnis pendatang ini berpengaruh besar terhadap perekonomian misalnya etnis minangkabau dan cina yang banyak bergerak di bidang perdagangan, sedangkan etnis jawa dan bugis di bidang pertanian dan perkebunan. Komposisi etnis ini disebabkan oleh posisi strategis wilayah dan adanya potensi sumber daya alam yang banyak serta juga menjadi daya tarik sebagai kabupaten baru.

  Masyarakat Melayu terkenal dengan masyarakat yang taat dalam menjalankan syariat Agama Islam, ramah, mementingkan hidup secara kekeluargaan, dan secara ekonomi tidak agresif atau rakus. Secara tradisional masyarakat melayu umumnya bermata-pencaharian sebagai petani, berkebun, menangkap ikan dan berdagang. Sedangkan dalam struktur pemerintahan, orang melayu umumnya lebih banyak mengabdi sebagai Guru Pendidikan dibandingkan dengan pekerjaan pemerintahan lainnya. Sedang suku lainnya yang cukup banyak terdapat di Kabupaten Kepulauan Anamabs adalah masyarakat yang berasal dari Suku Jawa, China, Batak, Bugis, Minangkabau, dan suku lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki heterogenitas suku bangsa yang secara langsung akan merupakan suatu penggerak dan atau sebaliknya dapat menghambat jalannya proses pembangunan.

B. Kearifan Lokal

  Hubungan sosial yang erat terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Warga desa saling mengenal dan saling membantu satu sama lain. Hubungan antar warga menciptakan struktur sosial yang menempatkan kiai dan kepala desa sebagai pemimpin masyarakat. Kiai adalah pemimpin informal yang menjadi pemimpin pondok pesantren sementara kepala desa adalah pemimpin formal yang mendapat legitimasi negara. Sejauh

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir ini, hubungan antara pemimpin formal dan informal ini berjalan seimbang. Kepala desa melakukan tugasnya di bidang pemerintahan sementara kiai

  lebih banyak berkecimpung di bidang keagamaan. Pihak pemerintahan desa sebagai wakil pemerintah pusat seringkali membantu masyarakat dalam bidang perekonomian. Pola hubungan sosial masyarakat masih kuat yang terlihat dari kegiatan gotong-royong di daerah ini.

C. Tingkat Pendidikan Masyarakat

  Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang berjumlah lumayan besar dapat menjadi modal pembangunan bila memiliki kualitas yang memadai, hal ini mengacu pada konsep bahwa manusia merupakan pelaku, pelaksana dan penikmat pembangunan. Artinya, dengan kualitas penduduk yang rendah, maka manusia akan lebih banyak berperan sebagai penikmat dan kurang berperan sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan. Pendidikan memegan peranan yang sangat penting dalam penigkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Pendidikan menjadi bagian penentu kemajuan dan ketahanan suatu daerah di masa yang akan datang.

  Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas SDM di wilayah tersebut. Namun ukuran ini masih harus ditambah dengan etos kerja dan ketrampilan baik hard skill maupun soft skill. Beberapa pelaku usaha menyatakan bahwa yang dibutuhkan tidak saja ketrampilan tetapi juga kepribadian, karena ketrampilan bisa ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan. Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil diselesaikan oleh seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah atau surat tanda tamat belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang tertinggi merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh seseorang. Tabel 4.11. Tampak bahwa Data BPS Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah penduduk

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

  tertinggi menurut tingkat pendidikan berada pada tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) dengan jumlah 5.871 jiwa atau 14,2% dari jumlah penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas, kemudian diikuti tingkat pendidikan SLTP/Sederajat 2.104 jiwa (5,08%) dan SLTA/Sederajat 1.586 jiwa (3,83%). Jumlah penduduk yang paling tinggi bersekolah di Sekolah Dasar berada di Kecamatan Palmatak, sedangkan untuk jumlah penduduk yang paling tinggi bersekolah ditingkat SLTP dan SLTA berada di Kecamatan Siantan. Dari sumber data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang tidak ataupun yang belum bersekolah berjumlah 31.827 jiwa atau sebesar 76,90% dari jumlah penduduk di tahun 2012 dan yang bersekolah sebesar 23.10%. Untuk Lebih Jelasnya mengenai Jumlah Penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11 : Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2012 Jumlah Penduduk (jiwa) No Kecamatan SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat

  

1 Jemaja 873 296 311

  2 Jemaja Timur 394 106

  3 Siantan Selatan 452 171

  

4 Siantan 1478 638 444

  

5 Siantan Timur 541 179 103

  6 Siantan Tengah 454 79 418

  

7 Palmatak 1679 635 310

Jumlah 5871 2104 1586

  Sumber : Hasil Analisis Tahun 2104

4.7.2. Kondisi Perekonomian

  Pembangunan bidang ekonomi di daerah berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi diharapkan struktur perekonomian di didaerah akan tumbuh dan berkembang serta tangguh, yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan masyarakat secara lebih merata.

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir A. Pertumbuhan Ekonomi Laju Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi merupakan salah satu indikator

  ekonomi yang digunakan untuk menilai kinerja perekonomian dan merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas. Laju pertumbuhan ekonomi baik secara agregat maupun meurut lapangan usaha dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan, bukan atas dasar harga berlaku. PDRB atas dasar konstan sudah tidak dipengaruhi kenaikan tingkat harga atau inflasi sehingga dapat menggabarkan kenaikan atau pertumbuhan yang riil.

  Perkembangan perekonomian di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya. Pada tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi Kepulauan Anambas sebesar 7,16 persen. Kemudian meningkat drastis pada tahun berikutnya 7,39 persen. Dan di tahun 2012 kembali mengalami percepatan laju pertumbuhan sebesar 7,40 persen. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwa pemerintah kabupaten ini sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan perekonomian. Dan adanya keseriusan pemerintah dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas.

B. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto

  Produk Domenstik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu priode tertemtu, baik atas harga berlaku maupun atas harga konstan. PDRB atas harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan PDRB atas harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku di gunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi suatu daerah.

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir Nilai PDRB Kepulauan Anambas juga mengalami peningkatan setiap

  tahunnya. Berdasarkan harga berlaku pada tahun 2011 adalah 719.885,82 juta rupiah. Sedangkan tahun 2012 meningkat menjadi 786.339,58 juta rupiah. Menurut harga konstan 2000, terjadi peningkatan 7,40 persen yaitu 291.060,46 juta rupiah tahun 2011 menjadi 312.610,08 juta rupiah di tahun 2012.

  Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2012 disumbang oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 22,25 persen. Hal ini menjelaskan adanya keseriusan pemerintah dalam membangun kabupaten yang baru terbentuk ini, seperti bertambahnya jumlah bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, adanya pembangunan beberapa dermaga di pulau-pulau terpencil, serta peningkatan dalam produksi mesin-mesin dan alat perlengkapan lainnya. Pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba menyumbang percepatan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4.930,69 juta rupiah atau sebesar 13,21 persen di tahun 2011 menjadi 14,55 persen tahun 2012 atau sebesar 5.647,99 juta rupiah. Meningkatnya pertumbuhan ini disebabkan bertambahnya jumlah lembaga-lembaga swasta di Kepulauan Anambas. Pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku meningkat dari 422.825,24 juta rupiah menjadi 468.377,60 juta rupiah tahun 2012. Pertumbuhan secara riil pun mengalami percepatan dari 169.334,06 juta rupiah (9,40 persen) menjadi 187.554,82 juta rupiah (10,76 persen) tahun 2012. Sebagai kabupaten yang baru lima tahun berdiri, merupakan sebuah kewajaran setiap tahunnya terjadi peningkatan kegiatan pemerintah dalam menyediakan jasa pelayanan umum bagi masyarakat Kepulauan Anambas.

  Kegiatan ekspor impor di Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekspor antar negara maupun antar daerah meningkat masing-masing 4,06 persen dan 5,07 persen. Dalam penyusunan PDRB Penggunaan ini, kelompok komoditi yang masuk komponen eskpor impor di Kepulauan Anambas adalah tanpa migas.

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir Komponen ekspor antar negara didominasi oleh komoditi ikan dan

  udang dengan negara tujuan hongkong, singapura, australia, korea selatan, malaysia, thailand, dan vietnam. Sedangkan ekspor antar daerah terdiri dari beberapa komoditi seperti ikan dan udang, cengkeh, karet, pisang, durian, kerupuk atom, dan lainnya. Daerah tujuan komoditi ekspor tersebut adalah beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.

  Impor di Kabupaten Kepulauan Anambas antar negara maupun antar daerah juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Menurut harga berlaku nilai impor tahun 2012 meningkat menjadi 816.465,96 juta rupiah. Secara riil juga mengalami peningkatan dari 256.239,60 juta rupiah tahun 2011 menjadi 273.453,66 juta rupiah di tahun 2012. Laju pertumbuhan impor antar negara tahun 2012 meningkat menjadi 5,08 persen dari tahun sebelumnya sedangkan antar daerah meningkat dari 5,87 persen menjadi 6,88 persen.

  Komoditi yang di impor ke Anambas berupa mesin-mesin, kapal laut, besi dan baja, perangkat optik, perkakas, dan berbagai produk kimia. Komoditi ini berasal dari Negara Amerika Serikat, India, Inggris, Malaysia, Norwegia, Singapura, Taiwan dan Vietnam. Untuk impor antar daerah komoditinya antara lain bahan pokok makanan, perabot rumah tangga, perkakas, pakaian, dan sebagainya. Kota tanjungpinang merupakan daerah yang mengimpor banyak komoditi ke Kabupaten Kepulauan Anambas. Pengeluaran konsumsi rumatangga menurut harga konstan 2000 terus meningkat setiap tahunnya. Dari 351.788,79 juta rupiah tahun 2011 terus meningkat menjadi 267.660,08 juta rupiah tahun 2012. Menurut harga berlaku yang dipengaruhi oleh inflasi, konsumsi rumahtangga juga meningkat mencapai 779.405,01 juta rupiah pada tahun 2012. Pengeluaran kelompok makanan maupun nonmakanan di tahun 2012 mengalami percepatan pertumbuhan ekonomi dari tahun sebelumnya. Namun pertumbuhan untuk kelompok nonmakanan meningkat lebih cepat dibanding kelompok makanan. Dimana makanan meningkat 4,27 persen sedangkan nonmakanan 4,81 persen.

  

Bab 4 : Profil Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Laporan Akhir

Tabel 4.12 : Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga Konstan 2000 Kab. Kepulauan Anambas Tahun 2010-2012 Tahun No. Lapangan Usaha 2010 2011 2012

  179.533,65 193.094,85 207.065,20

  1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 691.552,03 694.740,06 699.494,05

  2 Pertambangan dan Penggalian 5.664,15 6.010,97 6.414,91

  3 Industi Pengolahan 185,41 192,99 204,23

  4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 8.409,20 9.307,93 10.584,98

  5 Bangunan 44.691,46 48.160,27 52.076,74

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 11.107,35 11.842,22 12.675,18

  7 Pengangkutan dan Komunikasi 6.567,48 6.730,71 6.941,86

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.374.970,00 14.510,39 15.329,50

  9 Jasa - Jasa 961.460,43 984.590,39 1.010.786,66 Jumlah Total

  Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas dalam Angka Tahun 2013

C. Komposisi Penggunaan PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas

  Perkembangan perekonomian menurut penggunaan di Kabupaten Kepulauan Anambas dibangun oleh berbagai komponen pengeluaran konsumsi yang terjadi di setiap tahunnya. Pada Tahun 2012, impor memberi kontribusi terbesar terhadap PDRB Penggunaan Kepulauan Anambas yaitu 102,78 persen pada tahun 2011 meningkat menjadi 103,83 persen di tahun 2012.

  Pengeluaran konsumsi rumahtangga berperan 99,12 persen dalam membangun PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2012. Di tahun 2012 kelompok nonmakanan memberikan distribusi lebih besar dibanding makanan yaitu sebesar 52,39 persen sedangkan makanan 46,72 persen.

  Distribusi terbesar ke tiga adalah pengeluaran konsumsi pemerintah yaitu sebesar 59,56 persen. Di posisi keempat adalah ekspor sebesar 24,40 persen. Dimana ekspor antar daerah berkonstribusi 14,58 persen dan antar negara 9,82 persen.