2.1 Profil Fisik Wilayah 2.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah - DOCRPIJM 40d3cfa9ee BAB II04. Bab 2 RPIJM Kaur Profil Wilayah

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

PROFIL KABUPATEN KAUR

2.1 Profil Fisik Wilayah

2.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 dan surat Mendagri No.

  136/205/PUM tanggal 12 September 2005, luas wilayah Kabupaten Kaur 3.025,59 Km² atau 302.559 Ha. yang terdiri dari wilayah daratan seluas 2.365 km² atau 236.500 Ha, dan wilayah laut seluas 660,59 Km² atau 66.059 Ha. yang merupakan perhitungan dari garis pantai sepanjang 89,17 km dan sejauh 4 mil dari garis pantai.

  Kabupaten Kaur terletak di sebelah barat pegunungan Bukit Barisan, termasuk dalam wilayah administrasi Provinsi Bengkulu. Berjarak sekitar 200 km dari ibukota Provinsi Bengkulu.

  • Secara geografis letak kabupaten Kaur berada pada 103 4’8,76” 103 46’50,12” BT dan 4 15’8,21” – 4 55’27,77” LS. Kabupaten Kaur berada di wilayah paling selatan Provinsi Bengkulu dan berbatasan langsung dengan Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 tahun 2003 secara administrasi Kabupaten Kaur berbatasan dengan :

  Sebelah Utara : Kabupaten Lahat, Kabupaten Muara Enim dan - Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumatera Selatan

  Sebelah Timur : Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung - Sebelah Selatan : Samudera Hindia - Sebelah Barat : Kabupaten Bengkulu Selatan. -

  Selengkapnya tentang letak geografis wilayah Kabupaten Kaur dapat diperlihatkan seperti pada Gambar 2.1.

  R P I J M BIDANG CIPTA KARYA RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KAUR 2018 – 2022

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Kaur

  Wilayah administrasi Kabupaten Kaur berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tersebut terdiri atas 7 kecamatan dan 123 desa serta 3 kelurahan. Selanjutnya, dalam dua tahun pemekaran, perkembangan terakhir sampai dengan tahun 2015, wilayah administrasi Kabupaten Kaur terdiri atas 15 kecamatan, 192 desa dan 3 Kelurahan. Secara rinci, dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1.

  Kecamatan di Kabupaten Kaur

NO KECAMATAN DESA KELURAHAN

  17 Merpas

  9 Semidang Gumay

  11 Bn. Tambun 2 Jumlah 192 3 Sumber : Kabupaten Kaur Dalam Angka 2016

  15 Padang Guci Hulu

  9 Sukananti

  14 Lungkang Kule

  9 Gunung Kaya

  13 Padang Guci Hilir

  1 Simpang Tiga

  10

  12 Kaur Utara

  13 Rigangan 1

  11 Kelam Tengah

  20 Tj. Kemuning

  10 Tanjung Kemuning

  13 Mentiring

  14 Gedung Wani

  2 Maje

  8 Kinal

  1 Nasal

  7 Muara Sahung

  12 Benua Ratu

  6 Luas

  1 Tanjung Iman

  8

  5 Kaur Tengah

  12 Tetap

  4 Tetap

  1 Bintuhan

  18

  3 Kaur Selatan

  19 Linau

  7 Ulak Lebar

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

  Dari tabel di atas, kecamatan dengan jumlah desa terbanyak yakni Kecamatan Tanjung Kemuning (20 Desa). Disusul oleh kecamatan Maje (19 Desa). Untuk kecamatan Nasal 17 Desa dan Kaur Selatan memiliki 18 Desa. Sedangkan kecamatan yang memiliki Desa paling sedikit yakni Kecamatan Kaur Tengah (8 Desa) dan Kecamatan Muara Sahung (7 Desa). Selanjutnya, Kecamatan Kaur Selatan, Kecamatan Kaur Utara dan Kecamatan Kaur Tengah memiliki Kelurahan (masing-masing 1 kelurahan).

  Dari 195 desa/kelurahan di Kabupaten Kaur, 64 desa/kelurahan atau 32,82 persen berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Melihat pada batasan wilayah administrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Kaur merupakan wilayah strategis yang dapat mendukung pembangunan Provinsi Bengkulu. Sebagai kabupaten yang berada di pintu gerbang sebelah selatan di Provinsi Bengkulu, maka Kabupaten Kaur merupakan cerminan kemajuan dan kesejahteraan provinsi Bengkulu. Adapun luas wilayah Kabupaten Kaur menurut Kecamatan disajikan pada gambar berikut: Gambar 2.2. 2 Luas Wilayah Kabupaten Kaur Menurut Kecamatan (km )

  Sumber : Kabupaten Kaur Dalam Angka 2015

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 2.3. Peta Administrasi Kabupaten Kaur

  Dari Gambar 4.2. dan Gambar 4.3. terlihat persentase (%) terhadap luas wilayah kecamatan yang memiliki persentase luas wilayah tertinggi yaitu Kecamatan Nasal sebesar 21,98 % dan persentase luas wilayah terkecil yaitu Kecamatan Kaur Tengah sebesar 1,12 %. Sedangkan jarak lurus masing-masing ibu kota kecamatan dengan ibu kota Kabupatan di Kabupaten Kaur disajikan tabel berikut ini : Tabel 2.3.

  Jarak Lurus Ibukota Kecamatan Dengan Ibukota Kabupaten Di Kabupaten Kaur Tahun 2014

JARAK LURUS KE

  IBUKOTA BINTUHAN NO KECAMATAN KECAMATAN (km)

  1 Nasal Merpas 25,00

  2 Maje Linau 12,00

  3 Kaur Selatan Bintuhan 0,00

  4 Tetap Tetap 7,00

  R P I J M BIDANG CIPTA KARYA RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KAUR 2018 – 2022

  IBUKOTA KECAMATAN JARAK LURUS KE BINTUHAN (km)

NO KECAMATAN

  5 Kaur Tengah Tanjung Iman 12,00

  6 Luas Benua Ratu 15,00

  7 Muara Sahung Ulak Lebar 30,00

  8 Kinal Gedung Wani 30,00

  9 Semidang Gumay Mentiring 20,00

  10 Tanjung Kemuning Tj. Kemuning 35,00

  11 Kelam Tengah Rigangan 1 39,00

  12 Kaur Utara Simpang Tiga 48,00

  13 Padang Guci Hilir Gunung Kaya 43,00

  14 Lungkang Kule Sukananti 58,00

  15 Padang Guci Hulu Bn. Tambun 2 54,00 Sumber : Kabupaten Kaur Dalam Angka 2015

Asumsi Interval Jarak Lurus Ibu Kota Kecamatan dengan Ibu Kota

Kabupaten dalam wilayah Kabupaten Kaur:

  Sangat Dekat : 0-8 Km Dekat : 9-20 Km Sedang : 21-40 Km Jauh : 41-60 Km Sangat Jauh : > 61 Km

  Melihat pada tabel 2.2., jarak ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten di Kabupaten Kaur yang terjauh yaitu Kecamatan Lungkang Kule (58 Km) dengan asumsi masuk dalam kategori interval jauh. Kecamatan yang masuk dalam kategori interval jauh lainnya yaitu Kecamatan Kaur Utara, Kecamatan Padang Guci Hilir dan Kecamatan Padang Guci Hulu. Sedangkan empat kecamatan yang merupakan kategori interval dengan jarak yang sedang yakni Kecamatan Tanjung Kemuning, Kecamatan Kelam Tengah, Kecamatan Muara Sahung, Kecamatan Kinal dan Kecamatan Nasal. Sementara itu, kecamatan lainnya yakni Kecamatan Kaur Selatan, Kecamatan Maje, Kecamatan Tetap, Kecamatan Kaur Tengah, Kecamatan Luas dan Kecamatan Semidang Gumay merupakan kecamatan yang masuk dalam kategori interval dekat dan sangat dekat.

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

  Dari interval jarak lurus ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten yang terdapat di Kabupaten Kaur disimpulkan bahwa tidak ada kecamatan yang masuk pada kategori interval sangat jauh (> 60 Km). hal ini diasumsikan bahwa, setiap kecamatan rata-rata dapat diakses dengan kondisi jarak yang cukup baik.

  Kondisi Geografis

  Secara astronomis Kabupaten Kaur terletak pada posisi 40 15’ 8,21”–40 55’ 27,77” Lintang Selatan (LS) dan 1030 4’ 8,76”–1030 46’ 50,12” Bujur Timur (BT). Kondisi astronomis ini memberikan gambaran bahwa Kabupaten Kaur beriklim tropis atau Iklim A karena terletak antara 00– 23½0 LS. Pada tahun 2015, tercatat suhu udara rata-rata minimal di Kabupaten Kaur terjadi pada bulan januari yaitu 26,300C sedangkan suhu rata-rata maksimal mencapai 27,800C, tekanan udara 1.010,98 mb, rata-rata jumlah hari hujan per bulan 8 kali dan rata-rata paling tinggi terjadi pada bulan januari mencapai 20 kali sedangkan rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2015 mencapai 127,58 mm³. Musim yang terjadi di Kabupaten Kaur sebagaimana wilayah lainnya di Indonesia dikenal dua musim, yaitu musim hujan (Desember-Maret) dan musim kemarau (Juni-September) sementara pada bulan April-Mei dan Oktober-November merupakan masa peralihan/pancaroba.

2.2. Demografi

  Sumber utama data kependudukan adalah sensus penduduk yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali. Sensus penduduk terakhir dilaksanakan pada bulan Mei Tahun 2010. Penduduk Kabupaten Kaur adalah semua orang yang berdomisili di wilayah Kabupaten Kaur selama enam bulan atau lebih atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Menerangkan apa yang dirilis BPS Kabupaten Kaur yang terpublikasi melalui Kabupaten Kaur Dalam Angka (KDA Tahun 2015), bahwa Laju Pertambahan Penduduk Kabupaten Kaur tahun 2014 sebesar 1,33 persen, dimana penduduk Kabupaten Kaur pada tahun 2014 mencapai 114.398 sedangkan pada tahun 2013 berjumlah 112.894 jiwa. Dari penduduk yang mencapai 114.398 jiwa (Tahun 2014) terdiri dari 59.187 laki-laki dan 55.211 perempuan. Berikut disajikan grafik sebaran jumlah penduduk Kabupaten Kaur Tahun 2013, 2014 dan 2015 :

  R P I J M BIDANG CIPTA KARYA RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 Gambar 2.4.

  Jumlah Penduduk Kabupaten Kaur Tahun 2013-2015

  Sumber : Kabupaten Kaur Dalam Angka 2016

  Struktur penduduk Kabupaten Kaur masih didominasi oleh usia muda dan produktif, ini terlihat dari besarnya penduduk menurut kelompok umur 15-64 tahun yang mencapai 77.377 jiwa, kelompok umur 0-14 tahun sebanyak 33.842 jiwa dan kelompok umur 65 > berjumlah 5.179 jiwa. Secara persentase disajikan pada grafik di bawah ini: Gambar 2.5.

  Komposisi Penduduk Kabupaten Kaur Menurut Kelompok Umur (Persen) Tahun 2015

  29.58% 65.89% 4.53% Jumlah (jiwa)

0-14 15-64 65>

  Sumber: IPM Kabupaten Kaur, Tahun 2016

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

  Adapun rata-rata pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pada Tahun 2014- 2015 pertambahan Penduduk Kabupaten Kaur sebesar 1.504 jiwa. Pertambahan penduduk tersebut tersebar pada setiap kecamatan. Data mencatat bahwa pertambahan penduduk tahun 2014-2015 terbanyak pada Kecamatan Maje 478 jiwa, Kecamatan Kaur Selatan 354, dan Kecamatan Nasal 312 jiwa. Berikut disajikan sebaran pertambahan penduduk di Kabupaten Kaur.

  Gambar 2.6.

  Pertambahan penduduk (jiwa) di Kabupaten Kaur Tahun 2014-2015

  Sumber : Kabupaten Kaur Dalam Angka 2016

  Memperhatikan grafik sebaran pertambahan penduduk di atas, Kecamatan Kaur Selatan merupakan wilayah perkotaan/sebagai Ibu Kota Kabupaten. Sedangkan kecamatan Maje dan Kecamatan Nasal merupakan wilayah transmigrasi. Dengan demikian, dapat disampaikan bahwa sebaran pertambahan penduduk yang cenderung tinggi terjadi di wilayah perkotaan dan transmigrasi (Jawa-Lampung).

  Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Pertambahan Penduduk (LPP) Kabupaten Kaur terbagi menjadi 2 (dua) faktor yang berlawanan, yaitu: faktor pendorong dan faktor penghambat/penahan/penurun. Faktor pendorong LPP di Kabupaten Kaur diantaranya angka kelahiran dan migrasi penduduk dari wilayah lain (dari luar kabupaten Kaur) baik yang akan bertempat tinggal tetap maupun yang bersifat temporer. Faktor pendorong migrasi penduduk dari wilayah luar Kabupaten Kaur banyak terjadi di wilayah perkebunan, yaitu penduduk dari luar Kabupaten Kaur yang bermaksud tinggal menetap maupun sementara untuk

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

  melakukan usaha pengembangan perkebunan (terutama di daerah perbukitan), migrasi penduduk yang menjadi faktor pendorong LPP di Kabupaten Kaur lainnya dipengaruhi oleh pengembangan dan penambahan PNS dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kaur dari tahun ke tahun dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Kaur.

  Faktor penurun/penahan/penghambat LPP di Kabupaten Kaur adalah di beberapa lokasi transmigrasi penduduk lokasi transmigrasi melakukan migrasi keluar Kabupaten Kaur, hal ini menjadikan LPP terhambat, kasus ini terjadi di Kecamatan Semidang Gumay Lokal Transmigrasi Desa Karang Dapo, Kecamatan Muara Sahung SP III, Kecamatan Luas SP VI, Kecamatan Kelam Tengah Desa Pagar Dewa. Faktor lainnya juga banyak dijumpai rumah yang ditinggal penghuninya untuk melakukan pengembangan perkebunan di luar wilayah Kabupaten Kaur.

  Keinginan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi juga menjadi faktor penahan LPP Kabupaten Kaur karena banyak penduduk Kabupaten Kaur melakukan migrasi ke kota yang menyediakan fasilitas pendidikan tingkat tinggi. Begitu pula fenomena yang terjadi tidak tersedianya lapangan kerja di sektor industri, sehingga berakibat tenaga-tenaga yang mempunyai keterampilan di luar perkebunan pertanian melakukan migrasi ke wilayah lain dalam rangka memperoleh pekerjaan.

2.3. Topografi

  Kabupaten Kaur merupakan daerah perbukitan bergelombang dengan perbedaan ketinggian yang sangat besar, bervariasi antara 0 s.d>1000 m di atas permukaan laut. Jalur pertama 3,31 % dari luas wilayah terletak di ketinggian 0-25 m di atas permukaan laut terdapat di sepanjang pantai, jalur kedua 21,65 % dari luas wilayah terletak di ketinggian 25-100 m di atas permukaan laut terdapat di wilayah timur dari jalur pertama yang merupakan lereng pegunungan Bukit Barisan dengan klasifikasi bukit Range. Sedangkan yang terletak di ketinggian 100 – 500 m dpl seluas 29,02%, ketinggian 500 – 1000 m dpl seluas 25,06% dan yang di atas 1000 m dpl seluas 20,96% terdapat di lokasi lebih ke timur dari jalur kedua sampai ke puncak bukit barisan yang merupakan daerah vulkanis dan tektonis.

  Topografi wilayah Kabupaten Kaur terbagi menjadi 3 (tiga) jalur yaitu:

  R P I J M BIDANG CIPTA KARYA RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KAUR 2018 – 2022

  1. Jalur Low Land (dataran rendah) dengan ketinggian 0–100 m di atas permukaan laut. Wilayah yang termasuk dalam Jalur Low Land mencapai 9%.

  Kecamatan yang termasuk ke dalam Jalur Low Land adalah Kecamatan Tanjung Kemuning, Semidang Gumay, Kaur Utara, Tetap, Kaur Selatan, Maje dan Nasal.

  2. Jalur Bukit Range dengan ketinggian 100–1.000 m. Wilayah yang termasuk dalam Jalur Bukit Range mencapai 61%. Semua kecamatan di Kabupaten Kaur sebagian wilayahnya ada yang masuk katagori jalur ini.

  3. Jalur Pegunungan dengan ketinggian > 1.000 m. Wilayah yang termasuk dalam Jalur Pegunungan mencapai 30%. Di Kabupaten Kaur, yang termasuk ke dalam jalur ini adalah kawasan Bukit Barisan. Dapat dilihat pada gambar berikut.

  Gambar 2.7.

  Topografi Wilayah Kabupaten Kaur (Ha) Jalur low land, 20.889 Ha Jalur bukit range, 144.026 Ha Jalur pegunungan, 7 1.585 Ha

  Sumber : Kabupaten Kaur Dalam Angka 2015

  Selain kondisi di atas, bila ditinjau dari kondisi dan kemiringan tanah yang ada di Kabupaten Kaur sangat cocok untuk tanaman pangan yakni padi, kedele, jagung dan sebagainya. Untuk tanaman palawija seperti cabe, tomat, kacang- kacangan dan sayuran juga merupakan tanaman yang potensial di wilayah ini. Selanjutnya selain jenis tanaman di atas, wilayah Kabupaten Kaur juga sangat cocok juga untuk dikembangkan tanaman perkebunan rakyat berupa kopi, kakao, cengkeh, kelapa, kelapa sawit ataupun sejenisnya karena selain letaknya di sisi Samudera Indonesia juga datarannya terbentang di jajaran Bukit Barisan yang terkenal subur. Tekstur Tanah yang dimiliki Kabupaten Kaur terdiri atas: (1) tekstur

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

  tanah halus seluas 135.083,00 Ha; (2) tekstur tanah cukup halus seluas 38.227,00 Ha; (3) tekstur tanah cukup kasar seluas 50.086,00 Ha; (4) tekstur tanah kasar seluas 13.104,00 Ha.

  Dari penjelasan di atas, ditinjau pada faktor topografi dapat disarikan bahwa Kabupaten Kaur memiliki potensi besar dalam pembangunan bidang pertanian, perkebunan. Data topografi menunjukkan bahwa kecamatan di Kabupaten Kaur wilayahnya masuk katagori jalur Bukit Range (61% atau 144.026 hektar) dan Jalur Low Land mencapai 9% atau 20.889 hektar. Sisanya merupakan Jalur Pegunungan yaitu kawasan Bukit Barisan.

  Sedangkan jika ditinjau menurut masing-masing Kecamatan berdasarkan posisi Kantor Camat, Kecamatan dengan posisi tertinggi dari permukaan laut adalah Kecamatan Padang Guci Hulu dengan ketingggian ± 287 m. Berikut ditampilkan kondisi ketinggian di atas permukaan laut masing-masing kecamatan di Kabupaten Kaur.

  Gambar 2.8.

  Ketinggian Wilayah Kecamatan di Atas Permukaan Laut Berdasarkan Posisi Kantor Camat Sumber : Statisitik Daerah Kabupaten Kaur 2015

  R P I J M BIDANG CIPTA KARYA RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KAUR 2018 – 2022

  Adapun klasifikasi topografi diuraikan sebagai berikut:

  1. Terdapat 9 (Sembilan) Kecamatan yang termasuk dalam kelompok topografi Jalur Low Land (dataran rendah) dengan ketinggian 0–100 m,antara lain:

  a. Kecamatan Nasal;

  b. Kecamatan Maje;

  c. Kecamatan Kaur Selatan;

  d. Kecamatan Tetap;

  e. Kecamatan Kaur Tengah;

  f. Kecamatan Kinal;

  g. Kecamatan Semidang Gumay;

  h. Kecamatan Tanjung Kemuning; i. Kecamatan Padang Guci Hilir .

  2. Terdapat 6 (enam) Kecamatan yang termasuk dalam Jalur Bukit Range dengan ketinggian 100–1.000 m, antara lain: a. Kecamatan Muara Sahung;

  b. Kecamatan Luas;

  c. Kecamatan Lungkang Kule;

  d. Kecamatan Kaur Utara;

  e. Kecamatan Padang Guci Hulu; f. Kecamatan Kelam Tengah.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 R P I J M BIDANG CIPTA KARYA Peta ketinggian dan kontur wilayah

  2-13

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

2.4. Geohidrologi

  Kabupaten Kaur memiliki 14 (empat belas) Daerah Aliran Sungai (DAS) meliputi: DAS Barkenang, DAS Kedurang, DAS Kinal, DAS Kolek, DAS Luas, DAS Manula, DAS Mertam Ds, DAS Nasal, DAS Padang Guci, DAS Sambat, DAS Sawang, dan DAS Seranjangan. DAS-DAS tersebut mengalir dari utara ke arah selatan kemudian bermuara di Samudera Hindia. Ke empat belas DAS tersebut terdiri dari 3 DAS Nasional dan 11 DAS lokal. DAS yang termasuk pada klasifikasi DAS Nasional yaitu DAS Luas, DAS Kinal, dan DAS Manula, sisanya termasuk klasifikasi DAS lokal.

  DAS-DAS tersebut di atas membentuk tiga zona kawasan yaitu (1) Kawasan Utara; (2) Kawasan Tengah, dan (3) kawasan Selatan. Zona Utara selanjutnya disebut Wilayah Utara Kabupaten Kaur terdiri dari DAS Sulau, DAS Padang Guci, DAS Seranjangan, DAS Kinal, DAS Barkenang dan DAS Kedurang. DAS Sulau melewati Kec. Padang Guci Hilir dan Kec. Tanjung Kemuning. DAS Padang Guci melewati Kec. Padang Guci Hulu, Kaur Utara, Padang Guci Hilir, Kec. Tanjung Kemuning. DAS Seranjangan melewati Kec. Kelam Tengah dan Kec. Tanjung Kemuning. DAS Kinal melewati Kec. Kinal dan Kec. Semidang Gumai. DAS Barkenang dan DAS Kedurang melewati Kec. Padang Guci Hulu. Zona tengah yang selanjutnya disebut dengan Wilayah Tengah Kabupaten Kaur, terdiri dari DAS Luas dan DAS Tetap. DAS Luas melewati Kec. Muara Sahung, Luas dan Kaur Tengah, DAS Tetap melewati Kec. Tetap. Zona Selatan selanjutnya disebut Kaur bagian selatan. DAS yang melewati Kaur bagian selatan meliputi DAS Sambat, DAS Sawang, DAS Nasal, DAS Kolek, DAS Manula. DAS Manula melewati Kec. Kaur Selatan dan Maje, DAS Sawang melalui Kec. Maje, DAS Nasal, Kolek dan Manula berada di Kec. Nasal.

  Dari ke 14 DAS tersebut terdapat 2 DAS (Manula dan Nasal) yang wilayah hidrologisnya berada di TNBBS, dengan kondisi tutupan lahannya masih berupa hutan lebat mencapai 95%, terdapat 3 DAS (Seranjangan, Sulau dan Tetap) yang wilayah aliran dan wilayah hidrologisnya berada di kawasan budidaya, dan DAS- DAS lain merupakan DAS-DAS yang wilayah hiroorologinya berada di kawasan HP atau HPT dan wilayah aliran (midle stream dan down stream) berada di kawasan budidaya.

  R P I J M BIDANG CIPTA KARYA RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KAUR 2018 – 2022

Tabel 2.3.

  Interpretasi Kondisi DAS di Kabupaten Kaur

NO DAS DAN KLASIFIKASI WILAYAH HIDROOROLOGIS (WILAYAH TANGKAPAN AIR) KONDISI ALIRAN SUNGAI

  Up Stream Midle Stream Down Stream 1 Bengkenang (DAS Lokal) Kab. Bengkulu Selatan Kab. Bengkulu Selatan,

Sedikit di wilayah barat

Kab. Kaur Kab. Bengkulu Selatan -

  2 Kedurang (DAS Lokal Kab. Bengkulu Selatan Kab. Bengkulu Selatan,

Sedikit di wilayah barat

Kab. Kaur Kab. Bengkulu Selatan - 3 Kinal (DAS Lokal) Berada di Kawasan hutan lindung Raja Mendara dengan kondisi hutan lebatnya masih berkisar 90,5 % dan HPT Air Kinal dengan kondisi hutan lebatnya mencapai 47,8%

Merupakan kawasan

budidaya masyarakat,

baik itu di wilayah GSS

maupun wilayah

tangkapan air. Merupakan kawasan budidaya masyarakat Sedang, dimusim hujan ada potensi menyebabkan banjir. Pada batang sungai terdapat lekukan yang terancam oleh pengikisan air sungai. 4 Kolek (DAS Lokal) Berada di HPT Bukit Kumbang dengan kondisi tutupan, hutan belukar, 42 %, hutan lebat 24%, perkebunan rakyat 31 % dan semak 3%

Merupakan kawasan

budidaya masyarakat ,

baik itu di wilayah GSS

maupun wilayah

tangkapan air. Merupakan kawasan budidaya masyarakat Buruk, pada musim kemarau air dapat surut secara drastis dan pada musim hujan dapat menimbulkan banjir 5 Luas (DAS Lokal) Berada di Kawasan hutan lindung Raja Mendara dengan kondisi hutan lebatnya masih berkisar 90,5 % dan HPT Air Kinal dengan kondisi hutan lebatnya mencapai 47,8%

Merupakan kawasan

budidaya masyarakat,

baik itu di wilayah GSS

maupun wilayah

tangkapan air. Merupakan kawasan budidaya masyarakat Sedang, dimusim hujan ada potensi menyebabkan banjir. Pada batang sungai terdapat lekukan yang terancam oleh pengikisan air sungai.

  6 Manula (DAS Lokal) Berada di TNBBS dengan kondisi hutan lebatnya masih berkisar 93,5 % .

Berada di NBBS

dengan kondisi hutan

lebatnya masih berkisar

93,5 % . Merupakan kawasan budidaya masyarakat Sedang, dimusim hujan ada potensi menyebabkan banjir. .

  7 Mertam Ds (DAS Lokal) Merupakan kawasan budidaya masyarakat, baik itu di wilayah GSS maupun wilayah tangkapan air.

Kawasan budidaya

masyarakat , baik itu di

wilayah GSS maupun

wilayah tangkapan air.

Kawasan budidaya masyarakat , baik itu di wilayah GSS maupun wilayah tangkapan air. Buruk, pada musim kemarau air dapat surut secara drastis dan pada musim hujan dapat enimbulkan banjir 8 Nasal (DAS Nasional) Berada di TNBBS dengan kondisi hutan lebatnya masih berkisar 93,5 % .

  Berada di HPT Bukit Kumbang dengan kondisi tutupan, hutan belukar, 42 %, hutan lebat 24%, perkebunan rakyat 31 % dan semak 3%

Kawasan budidaya

masyarakat Kawasan budidaya masyarakat Sedang, dimusim hujan ada potensi menyebabkan banjir.

9 Padang Guci Berada di Kawasan hutan Merupakan kawasan Merupakan Baik, tetapi pada waktu-

  R P I J M BIDANG CIPTA KARYA RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KAUR 2018 – 2022

NO DAS DAN KLASIFIKASI WILAYAH HIDROOROLOGIS (WILAYAH TANGKAPAN AIR) KONDISI ALIRAN SUNGAI

  Up Stream Midle Stream Down Stream (DAS Nasional) lindung Raja Mendara dengan kondisi hutan lebatnya masih berkisar 90,5 % dan HPT Air Kedurang dengan kondisi tidak terdapat lagi hutan lebatnya.

budidaya masyarakat,

baik itu di wilayah GSS

maupun wilayah

tangkapan air. kawasan budidaya masyarakat waktu tertentu sungai ini meluap, terutama di musim penghujan. 10 Sambat (DAS Lokal) Berada di HPT Bukit Kumbang dengan kondisi tutupan , hutan belukar, 42 %, hutan lebat 24%, Dan HPT. Air Sambat kondisi perkebunan rakyat 31 % dan semak 3% tutupan , hutan belukar, 77 %, perkebunan rakyat 22 % dan semak 1%

Merupakan kawasan

budidaya masyarakat ,

baik itu di wilayah GSS

maupun wilayah

tangkapan air. Merupakan kawasan budidaya masyarakat Buruk, pada musim kemarau air dapat surut secara drastis dan pada musim hujan dapat menimbulkan banjir 11 Sawang ((DAS Lokal) Berada di HPT Bukit Kumbang dengan kondisi tutupan, hutan belukar, 42 %, hutan lebat 24%, perkebunan rakyat 31 % dan semak 3%

Merupakan kawasan

budidaya masyarakat,

baik itu di wilayah GSS

maupun wilayah

tangkapan air. Merupakan kawasan budidaya masyarakat Buruk, pada musim kemarau air dapat surut secara drastis dan pada musim hujan dapat menimbulkan banjir

  12 Seranjangan (DAS Lokal) Merupakan kawasan budidaya masyarakat, baik itu di wilayah GSS maupun wilayah tangkapan air.

Kawasan budidaya

masyarakat, baik itu di

wilayah GSS maupun

wilayah tangkapan air.

Kawasan budidaya masyarakat, baik itu di wilayah GSS maupun wilayah tangkapan air. Buruk, pada musim kemarau air dapat surut secara drastis dan pada musim hujan dapat menimbulkan banjir 13 Sulau (DAS Lokal) Merupakan kawasan budidaya masyarakat, baik itu di wilayah GSS maupun wilayah tangkapan air.

Kawasan budidaya

masyarakat, baik itu di

wilayah GSS maupun

wilayah tangkapan air.

Kawasan budidaya masyarakat, baik itu di wilayah GSS maupun wilayah tangkapan air. Buruk, pada musim kemarau air dapat surut secara drastis dan pada musim hujan dapat menimbulkan banjir 14 Tetap (DAS Lokal) Berada di HPT Air Sambat dengan kondisi tutupan, hutan belukar, 77 %, perkebunan rakyat 22 % dan semak 1%

Kawasan budidaya

masyarakat, baik itu di

wilayah GSS maupun

wilayah tangkapan air.

Kawasan budidaya masyarakat, baik itu di wilayah GSS maupun wilayah tangkapan air. Buruk, pada musim kemarau air dapat surut secara drastis dan pada musim hujan dapat menimbulkan banjir Sumber: Dokumen RPJMD Kabupaten Kaur Tahun 2011-2016

  Melihat pada data yang disajikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Daerah Aliran Sungai dengan klasifikasi Nasional dan lokal di Kabupaten Kaur memiliki potensi besar bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan dan pengembangan kawasan budidaya masyarakat.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

PETA WILAYAH SUNGAI/DAS

  2-17

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

2.5. Geologi

  Berdasarkan pembagian Mandala Geologi Tersier Pulau Sumatera, Lembar Bengkulu, sebagian terletak di lajur busur depan, busur magmatik dan busur belakang. Nama-nama yang dipakai untuk lajur-lajur tersebut adalah Lajur Bengkulu, Lajur Barisan dan Lajur Mentawai. Aktifitas magmatis pada akhir Miosin sampai awal Pleistosin dibagian Utara–Timurlaut, menyebabkan dihasilkannya produk-produk gunung api Rio-Andesit (QTv).

  Pergerakan lempeng benua dari sebelah Utara–Timurlaut Pulau Sumatera ke arah Selatan–Barat Daya menyebabkan terbentuknya Sesar Semangko yang membentang dari ujung Utara Pulau Sumatera, sampai Selat Sunda. Sesar Semangko atau disebut juga dengan sesar besar Sumatera merupakan sesar yang sampai sekarang masih aktif, dan menekan bagian utara-timur laut Pulau Sumatera, yang di respon oleh pergerakan lempeng samudera (oceanic crust) disebelah Barat Daya Pulau Sumatera dengan arah gaya ke Utara–Timur laut menekan bagian sebelah Barat Pulau Sumatera. Akibat dari pergerakan kedua bagian Pulau Sumatera ini, maka terbentuklah sesar-sesar yang masih aktif sepanjang zona sesar besar Sumatera. Gaya dan pergerakan dari sesar besar Sumatera tersebut menimbulkan sesar-sesar orde dua dan selanjutnya, yang terdapat terutama dibagian Selatan-Barat Laut Kabupaten Kaur.

  Dari foto udara bidang-bidang/zona-zona sesar ini ditunjukkan oleh kenampakan liniasi-liniasi morfologi berupa perubahan rona dan tekstur serta kenampakan liniasi-liniasi perubahan sifat-sifat geofisika, batuan pada zona tersebut. Selanjutnya dari pergerakan kedua lempeng tersebut menyebabkan peningkatan aktifitas magma yang kemudian menghasilkan pembentukan busur gunung api Tersier hingga Resent dari deretan gunung berapi, pegunungan Bukit Barisan. Pergerakan tektonik lempeng benua dan samudera ini juga menyebabkan terjadinya pengangkatan (highing) yang merupakan pegunungan Bukit-Barisan di bagian Utara-Timur laut. Pelurusan-pelurusan yang berarah Barat laut–Tenggara di bagian Barat laut wilayah Kaur merupakan sesar orde satu dan orde dua pada tinggian lajur Bukit Barisan. Aktifitas magmatik berikutnya pada akhir Pliosin menghasilkan produk gunung api Andesit-Basalt (Qv) yang menutupi sebagian wilayah penyelidikan paling Utara.

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

  Gaya-gaya tektonik yang bekerja sejak awal Miosin dibagian ini menyebabkan peningkatan aktifitas magmatis yang menghasilkan terobosan batuan beku Granit dan Diorit pada Miosin tengah. Proses tektonik berupa pengangkatan yang terjadi pada akhir Miosin menyebabkan Tubuh pluton ini terangkat tererosi dan tersingkap pada jalur zona patahan (fault-zone) orde I dan

  II, kepermukaan dibagian Utara wilayah Kabupaten Kaur. Struktur geologi pensesaran berupa sesar-sesar orde dua dan tiga, mengontrol pola sebaran terobosan pluton dan terbentuk secara intensif dibagian ini. Sistim pensesaran ini membentuk pelurusan-pelurusan dengan arah secara umum adalah barat laut– tenggara. Aktifitas magmatik yang terjadi pada akhir Miosin sampai Pliosin (setelah terbentuknya Formasi Lemau) yang mengandung batubara diwilayah ini, juga menyebabkan percepatan proses pematangan kualitas batubara yang terdapat pada Formasi ini. Pergeseran-pergeseran sesar diatas mengakibatkan terbentuknya zona Seismic Beniof didasar laut yang merupakan zona gempa dengan sismistas tinggi.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 R P I J M BIDANG CIPTA KARYA PETA GEOLOGI 2-20

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

  2.6. Gambaran Klimatologi

  Keadaan iklim di Kabupaten Kaur, perkembangan rata-rata curah hujan dari tahun ke tahun (empat tahun terakhir) menunjukkan kondisi baik. Hal ini juga dapat dilihat pada rata-rata hari hujan dalam satu tahun berkisar 10-15 kali. Berikut disajikan perkembangan rata-rata curah hujan yang terjadi pada grafik 2.1. di bawah ini: Gambar 2.12.

  Rata-rata curah hujan (mm) di Kabupaten Kaur Tahun 2011-2015

  Sumber : Kabupaten Kaur Dalam Angka 2016 Diolah Bappeda Kabupaten Kaur

  2015 127,6 mm Di samping itu, pada tahun 2015 rata-rata suhu udara yang terjadi di Kabupaten Kaur adalah 27,02 C, dengan suhu udara minimum rata-rata

  24,00 C dan suhu udara maksimum yaitu 31,63

  C. Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata–rata dari pergerakan molekul-molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda-benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut. Suhu udara merupakan derajat panas dari aktifitas molekul dalam atmosfer. Kapasitas udara adalah jumlah air maksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu tertentu. Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) tergantung pada suhu udara tersebut.

  Jika dilihat pada kelembaban nisbi rata-rata yaitu 83,67 persen. Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam. Sedangkan kelembaban merupakan salah satu faktor

  R P I J M BIDANG CIPTA KARYA RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KAUR 2018 – 2022

  ekologis yang mempengaruhi aktifitas organisme seperti penyebaran, keragaman harian, keragaman vertikal dan horizontal. Kelembaban udara juga merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kondisi/keadaan cuaca dan iklim di suatu wilayah tertentu. Secara ilmiah, kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat) tertentu. Sebagai gambaran kondisi klimatologi Kabupaten Kaur disajikan tabel 2.4:

  Tabel 2.4.

  Keadaan suhu udara dan kelembaban di kabupaten kaur Tahun 2015

  TEMPERATURE(

O

  C) KELEMBABAN UDARA (%) Minimum Maksimum Rata-rata

BULAN SUHU UDARA

  Mei Juni Juli Agustus

  80

  Berdasarkan pada uraian dan tabel di atas, maka disimpulkan bahwa hubungan kelembaban dengan suhu udara: (1) Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Maka akibatnya, tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi; (2) Volume berbanding terbalik dengan tekanan;

  83.33 Sumber : Kabupaten Kaur Dalam Angka 2016

  86 Rata-rata 24,00 31,63 27,02

  86

  83

  83

  82

  82

  September Oktober November Desember

  83

  85

  81

  Januari Februari Maret April

  85

  26,30 26,50 27,20 26,90 27,80 27,50 27,10 27,10 26,60 27,60 27,00 26,70

  30,20 31,50 31,50 31,10 32,40 32,10 32,40 32,20 31,40 32,70 31,40 30,70

  23,30 23,50 24,00 24,10 24,60 24,50 23,50 23,80 23,70 24,50 24,50 24,10

  84

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

  (3) Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban relatif; (4) Udara di sekitar kita yang terlihat kosong/hampa, ini sebenarnya di dalamnya terkandung sejumlah uap air. Sehingga perlu di catat bahwa besar kecilnya kapasitas udara tergantung pada temperatur udara itu sendiri, di mana semakin tinggi temperatur suatu udara (semakin panas) maka semakin besar kapasitas udara. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suhu udara dan kelembaban nisbi di Kabupaten Kaur dalam kondisi baik.

  Penggunaan Lahan

1) Kawasan budidaya:

  Pola ruang kawasan budidaya terdiri atas 8 (delapan) kawasan yang tersebar di Kabupaten Kaur, meliputi:

  1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, merupakan kawasan yang diperuntukkan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hutan yang dirinci meliputi: kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap, dan kawasan hutan yang dapat dikonversi.

  2. Kawasan Peruntukan Pertanian, dirinci meliputi: Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan.

  3. Kawasan Peruntukan Perikanan meliputi: perikanan tangkap, budidaya perikanan dan pengolahan ikan.

  4. Kawasan Peruntukan Pertambangan, dirinci meliputi: jenis pertambangan Mineral dan Batu Bara, Minyak Bumi dan Gas.

  5. Kawasan Peruntukan Industri, dirinci meliputi kawasan peruntukan industri besar, peruntukan industri sedang dan peruntukan industri rumah tangga.

  6. Kawasan Peruntukan Pariwisata, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan : pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan. rencana ini disusun berdasarkan potensi yang ada, potensi yang akan datang atau potensi yang akan dikembangkan. Pengembangan wisata ini harus diikuti wisata andalan serta yang berkaitan dengan wisata nasional.

  7. Kawasan Peruntukan Permukiman, terdiri dari permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan. Sebagai kawasan budidaya maka permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-masing permukiman,

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

  tetutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di pegunungan, dataran tinggi dan sebagainya.

  8. Kawasan Peruntukan Lainnya.

  Adapun Luas masing-masing Kawasan Budidaya dimaksud secara rinci sebagai berikut:

  Tabel 2.5.

  Kawasan Budidaya di Kabupaten Kaur Tahun 2012–2032

LUAS NO JENIS KAWASAN (HA)

  1. Kawasan Hutan Produksi (HP dan HPT) 36.226,27

  2. Kawasan Hutan Rakyat 1.219,52

  3. Kawasan Pertanian 8.464,00

  4. Kawasan Perkebunan 89.897,00

  5. Kawasan pertambangan 106,99

  6. Kawasan permukiman 3.186,07

  7. Kawasan Peruntukan lainnya 53,00

  Luas Kawasan Budidaya 139.152,85 Sumber : RTRW Kabupaten Kaur 2012-2032

  Terlihat dari tabel 2.5 di atas bahwa Kawasan Perkebunan Rakyat mendominasi dengan luas mencapai 89.897,00 Hektar. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan budidaya pertanian dan perkebunan memiliki potensi yang besar di Kabupaten Kaur mulai dari hulu dan hilir. Sedangkan kawasan Hutan Produksi (HP dan HPT) yang memiliki luas 36.266,27 Hektar merupakan jenis kawasan budidaya yang memiliki luas kedua tertinggi. Hal ini menggambarkan bahwa kawasan HP dan HPT cukup berpotensi mewujudkan kesejahteraan masyarakat, namun kawasan ini perlu diperhatikan secara detail tentang batasan-batasan dengan kawasan hutan lindung. Terutama untuk daerah-daerah dengan topografi pada jalur pegunungan.

  KABUPATEN KAUR 2018 – 2022 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA R P I J M BIDANG CIPTA KARYA

  Kawasan lindung

  Berdasarkan data yang diperoleh dari RPJMD Kabupaten Kaur Tahun 2011- 2016 pada Bab II, menjelaskan bahwa pemanfaatan lahan di Kabupaten Kaur didominasi oleh hutan negara (TNBBS, hutan lindung Raja Mendare, HPT/HP), serta perkebunan rakyat. Kawasan hutan tersebut tersebar di Kecamatan Nasal, Maje, Kaur Selatan, Tetap, Muara Sahung, Kinal, dan Padang Guci Hulu. Kecamatan yang memiliki luas hutan terluas yaitu Nasal, Padang Guci Hulu, Maje dan Kinal. Pemanfaatan lahan di Kabupaten Kaur jauh melebihi standar minimum ketersediaan kawasan hutan 20% dari luas wilayah. Konversi lahan kawasan hutan menjadi kawasan budidaya masih dimungkinkan dilakukan karena kawasan budidaya secara lingkungan sudah optimal. Penggunaan lahan yang dapat dikonversi berupa pemanfaatan lahan yang tidak produktif (tegalan, semak belukar), yang luasnya mencapai 29.852,4 ha.

  Pemanfaatan lahan pada kawasan Hutan Produksi atau Hutan Produksi Terbatas pada saat ini tidak lagi memiliki nilai strategis bagi pembangunan Kabupaten Kaur. Exploitasi kawasan HPT/HP yang telah dilakukan menimbulkan kawasan-kawasan tidak produktif, berupa semak belukar dan padang ilalang.