DOCRPIJM 5000d88fbb BAB VIBAB 6 review

6.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

  Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

  6.1.1 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

  6.1.2 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Organisasi Penyelenggara RPIJM di Kota Bogor dibentuk berdasarkan:

  1. Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

  2. Undang-undang No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

  3. Peraturan Pemerintah No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

  4. Peraturan pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, pemerintah Daerah Propinsi dan pemerintah Daerah kabupaten/Kota

  5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

  6. Peraturan Daerah Kota Bogor No 3 tahun 2008 tentang Urusan pemerintahan Kota Bogor Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi yang terkait langsung dengan RPIJM di Kota Bogor adalah sebagai berikut:

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

  Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah dengan fungsi:  Perumusan kebijakan teknis perencanaan;  Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;  Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah;  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya;  Pengelolaan urusan ketatausahaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

  2. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air

  Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan di bidang pekerjaan umum, dengan fungsi  Perumusan kebijakan teknis di bidang Bina Marga dan Sumber Daya Air;  Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Bina Marga dan Sumber Daya Air;  Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Bina Marga dan

  Sumber Daya Air;  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya.

  Struktur organisasi yang terkait langsung dengan RPIJM adalah: Bidang Perencanaan dan Pengawasan, Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan, Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan, serta Bidang Sumber Daya Air.

  3. Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman

  Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan di bidang pengawasan bangunan dan permukiman, dengan fungsi:  Perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan bangunan dan permukiman;  Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pengawasan bangunan dan permukiman;

   Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengawasan bangunan dan permukiman;  Pelaksanan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya.

  Struktur organisasi yang terkait langsung dengan RPIJM adalah: Bidang Tata Ruang dan Tata Bangunan, Bidang Pengawasan dan Pengendalian Bangunan, Bidang Permukiman dan Perumahan, UPTD Rumah Susun, UPTD Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Alam.

4. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

  Mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah., serta mempunyai fungsi:  perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah;  pemberian dukungan atas penyelenggaraan pengelolaan keuangan dan aset;  pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan aset daerah;  pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  Struktur organisasi yang terkait langsung dengan RPIJM adalah: Subag Perencanaan dan Pelaporan, Bidang Anggaran 5.

   Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

  Mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan di bidang lingkungan hidup, dengan fungsi:  Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan lingkungan hidup;  Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup;  Pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup;  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  Struktur organisasi yang terkait langsung dengan RPIJM adalah: Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan, Bidang Tata Lingkungan dan Dampak Lingkungan, Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengelolaan Lingkungan.

6. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

  Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan di bidang Kebersihan dan Pertamanan, dengan fungsi:  Perumusan kebijakan teknis di bidang kebersihan dan pertamanan;  Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan dan pertamanan;  Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebersihan dan pertamanan;  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya.

  Struktur organisasi yang terkait langsung dengan RPIJM adalah: Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan, Bidang Kebersihan, Bidang Penerangan Jalan Umum dan Dekorasi Kota, Bidang Pertamanan, Bidang Pembinaan Pengelolaan Sampah, UPTD Pemakaman, UPTD Pengolahan Air Limbah, UPTD Pengolahan Sampah.

  Selain kelembagaan internal Pemerintah Kota Bogor di atas, terdapat pula beberapa instansi vertikal seperti LIPI, Kebun Raya Bogor, Kementrian Pertanian, Kementerian Kehutanan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sampai saat ini hubungan lembaga vertikal tersebut dengan Pemerintah Kota Bogor cukup intensif.

10.1.3 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

  Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

  Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing- masing bidang/seksi.

  Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

  Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

Tabel 10.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kota Bogor No Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK Unit/Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK

  1. Bappeda Contoh:

  1. Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan

  2. Penetapan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian pembangunan

  3. Bimbingan supervisi dan konsultasi penyusunan rencana pembangunan.

  4. Pengendalian pembangunan.

  Contoh: Bidang Fisik dan Prasarana

  2. Dinas PU 3.

  Dinas…….

Tabel 10.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya Instansi yang Tugas dan Fungsi

  No Nama SOP Terlibat Instansi dalam SOP

  I Pengembangan Permukiman

  1. SOP Penanganan Kawasan Bappeda, Dinas PU, Bappeda:  Kumuh (contoh) Dinas…..(lainnya) ……………….

   Dinas PU: ………………

  ……………….

   ………………

   Dinas …….(lainnya): ………………

   ……………..

   2. …….dst

  II Penataan Bangunan dan Lingkungan 1. ……….

  2.

  …….dst

  III Pengembangan Air Minum 1.

  ……….

  2.

  …….dst

  IV Pengembangan PLP 1.

  ……….

  2.

  ……….

  V SOP Non-Teknis 1.

  ……….

  2.

  ……….

10.1.4 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

  Pemerintah Kota Bogor didukung oleh Sumber Daya Manusia/Aparatur yang Handal. Sebagian besar aparatur/pegawai di Pemerintah Kota Bogor yang menangani bidang Cipta Karya adalah lulusan ………. (SMA/Diploma/S1/S2/S3).

  Kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota………… dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 10.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

  Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Latar Jabatan Belakang Fungsional

  Pendidikan Dinas PU Gol I : < SMA: Jafung

  Pria:…….orang …….orang Wanita:…….orang ……orang TBP:….orang Gol II :

  SMA: ……orang Jafung TPL:… Diploma: orang

  …….orang Gol III :

  ……orang ……dst …….orang S1: ……orang Gol IV :

  S2: ……orang …….orang S3: ……orang

  Bappeda Dinas…… Dinas……

10.2 Analisis Kelembagaan

10.2.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota……adalah sebagai berikut:

  1. Struktur organisasi

   Struktur organisasi perangkat kerja daerah yang menangani bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota…..sudah/belum sesuai dengan ……….

   ………………………………………………………………………………………………………….….

   ………………………………………………………………………………………………………….….

  2. Mekanisme hubungan kerja di dalam dan antar instansi terkait

   …….dst

  1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah  Perda penetapan organisasi sudah/belum menguraikan tupoksi dari masing- masing dinas/unit kerja yang ada

  Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota……adalah sebagai berikut:

   …….dst

  4. Permasalahan dalam keorganisasian

   …….dst

   …….dst

   ………………………………………………………………………………………………………….….

  3. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi

   …….dst

   ………………………………………………………………………………………………………….….

  2. Tugas dan fungsi organisasi

10.2.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

   …….dst

  3. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja daerah

   ………………………………………………………………………………………………………….….

   …….dst

  4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah

   ………………………………………………………………………………………………………….….

   …….dst

10.2.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

  Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif S umber Daya Manusia bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota……adalah sebagai berikut:

  1. Ketersediaan SDM  SDM yang tersedia sudah/belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya 

  …….dst

  2. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM

   ………………………………………………………………………………………………………….….

   …….dst

  3. Permasalahan dalam manajemen SDM

   ………………………………………………………………………………………………………….….

   …….dst

Tabel 10.4 Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia No Instansi

  Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Yang Ada Jumlah Pegawai yang Diperlukan

  1. Bappeda SMA/Sederajat Diploma

  • D3 Teknik - D3 Ekonomi - D3…..dst

  S1/Sederajat

  • S1 Teknik - S1 Ekonomi - S1……dst

  S2 S3 ………………..orang ………………..orang ………………..orang ………………..orang ………………..orang ………………..orang ………………..orang ………………..orang ………………..orang

  ………………..orang ………………..orang ………………..orang ………………..orang ………………..orang ………………..orang ………………..orang ………………..orang ………………..orang

  2. Dinas PU 3.

  Dinas…….

4. Dinas…….

10.2.4 Analisis SWOT Kelembagaan

  Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

  Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).

  Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel-10.5.

Tabel 10.5 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

  FAKTOR PELUANG (O) ANCAMAN (T) EKSTERNAL a.

  a. ……….… ……………..

  FAKTOR b.

  b. …….…… ……………..

  INTERNAL c.

  c. …………. ……………..

  KEKUATAN (S) a.

  ……………….

  b.

  ……………….

  c.

  ………………. KELEMAHAN (W) a.

  ……………….

  b.

  ……………….

  c.

  ……………….

10.3 Rencana Pengembangan Kelembagaan

10.3.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian

  Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan keorganisasian di Kabupaten/Kota ……. adalah sebagai berikut:

  1.

  ………………………………………………………………………………………………………….

  2.

  ………………………………………………………………………………………………………….

  3.

  ……dst 4.

  10.3.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana

  Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan tata laksana di Kabupaten/Kota ……. adalah sebagai berikut:

  1.

  ………………………………………………………………………………………………………….

  2.

  ………………………………………………………………………………………………………….

  3.

  ……dst

  10.3.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia

  Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan SDM di Kabupaten/Kota ……. adalah sebagai berikut:

  1.

  ………………………………………………………………………………………………………….

  2.

  ………………………………………………………………………………………………………….

  3.

  ……dst

  Contents BAB 10 ASPEK KELEMBAGAAN KAB/KOTA ............. Error! Bookmark not defined.

  

  

  

  

Tabel 10.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kota Bogor ............ 7Tabel 10.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya ................................................. 8

  

Tabel 10.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya ................ 9

  

  

  

  

Tabel 10.4 Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia ........................................ 12

  

Tabel 10.5 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan ................................................. 13