08. RPP 01 Ilmu Kalam Kelas 12

  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP 1)

  D. Materi Pembelajaran

  6. Media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan manual di papan tulis, kertas karton (tulisan yang besar dan mudah dilihat/dibaca), atau dapat juga menggunakan multimedia berbasis ICT atau media lainnya.

  5. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif mengenai materi kedudukan wahyu dan akal perspektif aliran kalam.

  4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  3. Guru menyapa peserta didik dengan memperkenalkan diri kepada peserta didik.

  2. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, dan posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

  1. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.

  Pendahul uan

  Kegiatan Deskripsi Keterangan

  1. Pertemuan Pertama (2 JP)

  E. Kegiatan Pembelajaran

  Lampiran I

  3. Menjelaskan kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam (Mu’tazilah, Asy’ariyah dan Maturidiyah)

  Sekolah : MAN ........ Mata Pelajaran :Ilmu Kalam Kelas/Semester : XII/Gasal Alokasi Waktu :4 JP (2 Pertemuan)

  2. Menjelaskan pengertian akal

  1. Menjelaskan pengertian wahyu

  C. Indikator Pencapaian Kompetensi

  4.1. Menyajikan peta konsep tentang kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam

  3.1. Menganalisis kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam

  2.1. Terbiasa mendahulukan wahyu baru kemudian akal

  1.1. Menghayati dengan benar kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam

  B. Kompetensi Dasar

  KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

  KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

  A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

  7. Untuk menguasai kompetensi ini salah satu model pembelajaran yang cocok di antaranya model direct instruction (model pengajaran langsung) yang termasuk ke dalam rumpun model sistem perilaku (the behavioral systems family of model). Direct instruction diartikan sebagai instruksi langsung, dikenal juga dengan active learning atau whole-class teaching mengacu kepada gaya mengajar pendidik yang mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dengan mengajarkan memberikan koreksi, dan memberikan penguatan secara langsung pula. Model ini dipadukan dengan model artikulasi (membuat/mencari pasangan yang bertujuan untuk mengetahui daya serap peserta didik). Inti

  1. Guru memutarkan audio atau video wahyu dan Kegiatan inti akal. nomor 17

  2. Siswa menyimak dan memperhatikan secara dilanjutkan seksama audio atau video yang diputar. pada

  3. Guru mengukur kesiapan siswa dengan pertemuan menanyakan pemahaman mereka kedua tentangkedudukan wahyu dan akal perspektif aliran kalam.

  4. Guru menjelaskan pengertian kedudukan wahyu dan akal perspektif aliran kalam.

  5. Guru meminta siswa mengamati gambar yang ada pada kolom mengamati.

  6. Siswa mengemukakan isi gambar.

  7. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan kepadasiswa tentang isi gambar.

  8. Guru menjelaskan materi kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam (Mu’tazilah, Asy’ariyah dan Maturidiyah).

  9. Guru memberikan contoh perilaku orang-orang yang mengamalkan kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam.

  10. Guru meminta siswa memberikan contoh sikap orang yang mengamalkan kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam pada kehidupan sehari-hari.

  11. Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan temannya, menjelaskan kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam.

  12. Siswa secara bergantian menjelaskan kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam.

  13. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, disesuaikan dengan kondisi kelas.

  14. Guru meminta siswa mendiskusikan kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam secaraberkelompok.

  15. Guru meminta siswa membuat tabel kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam secara berkelompok.

  16. Siswa membuat tabel kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam secara berkelompok. Penutup

  1. Gurumemberikan feed back (umpan balik) terhadap proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka meluruskan pemahaman apabila terjadi kesalahpahaman, lalu menyimpulkan inti materi pelajaran.

  2. Guru melakukan post-test dengan cara memberikan pertanyaan. bersama.

  4. Guru memberikan salam penutup.

  2. Pertemuan Kedua (2 JP)

  Kegiatan Deskripsi Keterangan

  Pendahul 1. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama. uan

  2. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, dan posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

  3. Guru menyapa peserta didik dengan memperkenalkan diri kepada peserta didik.

  4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  5. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif mengenai materi kedudukan wahyu dan akal perspektif aliran kalam.

  6. Media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan manual di papan tulis, kertas karton (tulisan yang besar dan mudah dilihat/dibaca), atau dapat juga menggunakan multimedia berbasis ICT atau media lainnya.

  7. Untuk menguasai kompetensi ini salah satu model pembelajaran yang cocok di antaranya model direct instruction (model pengajaran langsung) yang termasuk ke dalam rumpun model sistem perilaku (the behavioral systems family of model). Direct instruction diartikan sebagai instruksi langsung, dikenal juga dengan active learning atau whole-class teaching mengacu kepada gaya mengajar pendidik yang mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dengan mengajarkan memberikan koreksi, dan memberikan penguatan secara langsung pula. Model ini dipadukan dengan model artikulasi (membuat/mencari pasangan yang bertujuan untuk mengetahui daya serap peserta didik). Inti

  17. Secara bergantian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya,dan kelompok lain mendengarkan atau menyimak sambil memberikan tanggapandan membuat catatan- catatan kecil.

  18. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap hasil diskusitersebut.

  19. Guru menjelaskan perilaku terpuji yang dapat diterapkan sebagai penghayatan darikedudukan wahyu dan akal perspektif aliran kalam.

  20. Guru membimbing siswa membaca kisah “Nabi Ibrahim Mencari Tuhan”.

  21. Siswa mengungkapkan pendapatnya tentang hikmah kisah “Nabi Ibrahim Mencari Tuhan”.

  22. Guru memberikan penjelasan tambahan dari hikmah kisah “Nabi Ibrahim Mencari Tuhan”.

  23. Guru dan siswa menyimpulkan intisari pelajaran tersebut sesuai dengan buku siswakolom kesimpulan.

  24. Pada kolom “Ayo Berlatih” guru melakukan:

  a. Bimbingan kepada siswa untuk membaca soal- soal yang ada pada materi.

  b. Meminta peserta didik mengerjakan soal pilihan ganda/ uraian.

  c. Bimbingan kepada siswa untuk mengamati dirinya dalam mengamalkan kedudukan wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam. Penutup

  1. Guru memberikan feed back (umpan balik) terhadap proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka meluruskan pemahaman apabila terjadi kesalahpahaman, lalu menyimpulkan inti materi pelajaran.

  2. Guru melakukan post-test dengan cara memberikan pertanyaan.

  3. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai).

  ........, 17 Juli 2017 Mengetahui, Kepala MAN ........ Guru Mata Pelajaran

  2. Sumber Belajar Hudallah.2016. Buku Siswa Ilmu Kalam untuk MA Peminatan Ilmu Keagamaan Kelas XII. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia.

  1. Media/alat Komputer/laptop, LCD projector, power point, internet

  G. Media dan Sumber Belajar

  4. Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasildalam pengayaan.

  3. Menambah wawasan keilmuan dengan membaca makalah, artikel, buku- buku Ilmu Kalamatau memberi petunjuk untuk melacak situs pada International Networking (internet).

  2. Menyusun makalah atau artikel sesuai dengan materi pembelajaran.

  1. Mengerjakan soal pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaanberkaitan dengan materi yang berbeda dengan pertanyaan yang telahdiberikan kepada peserta didik sebelumya.

  b. Pengayaan Peserta didik yang telah mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) yang telahditetapkan guru dapat diberi tugas berupa:

  2. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis.

  3. Pembelajaran ditutup dengan membaca hamdalah bersama.

  1. Peserta didik yang belum menguasa materi akan dijelaskan kembali oleh guru dengan materi yang pernah dipelajari.

  a. Remedial Peserta didik yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

  3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

  2. Instrumen penilaian Lampiran II

  c. Portofolio

  b. Tes tulis/lisan

  a. Observasi

  1. Teknik penilaian

  F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

  4. Guru memberikan salam penutup.

  Drs. H. Lutfil Hakim, M.Pd Satori, S.Pd.I NIP. 19640517 199303 1 004 NIP.

  Lampiran I

MATERI PEMBELAJARAN

  A. Pengertian Wahyu

  Kata wahyu berasal dari bahasa Arab yaitu يحولا yang berarti suara, api, dankecepatan. Wahyu menurut kamus al-Mufrodat Fi Ghoro’ibil-Qur’an makna aslinyaadalah al-isyaratu al-sari’ah yang memiliki arti isyarat yang cepat yang disampaikanke dalam hati. Di samping itu, kata wahyu juga berarti bisikan, isyarat, tulisan dankitab. Selanjutnya, ia juga mengandung makna pemberitahuan secara sembunyi dandengan cepat.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata wahyu diartikan sebagai petunjukdari Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi dan rasul melalui mimpi dansebagainya. Dalam kedudukannya sebagai petunjuk, wahyu juga dapat diartikansebagai pemberitahuan (informasi) dari Allah yang diberikan kepada orang- orangpilihannya untuk disampaikan kepada manusia agar dijadikan sebagai pegangan hidup.Wahyu mengandung ajaran, petunjuk dan pedoman yang berguna bagi manusia untukperjalanan hidupnya di dunia dan akhirat.

  Al-Qur’an dalam surah al-Syura ayat 51 menjelaskan cara terjadinya komunikasi antara Tuhan dan nabi-nabi. Allah berfirman: 

  

  

Artinya:Tidak terjadi bahwa Allah berbicara kepada manusia kecuali dengan

wahyu, atau daribelakang tabir, atau dengan mengirimkan seorang utusan, untuk mewahyukan apayang Ia kehendaki dengan seizinNya. Sungguh Ia maha tinggi lagi maha bijaksana.(QS. al-Syura: 51)

  Dari ayat di atas dapat dijelaskan bahwa ada tiga cara Allah berkomunikasi kepadapara hambaNya; Pertama, Allah berbicara pada hambaNya langsung dengan berupawahyu tanpa perantara, Kedua, dari belakang tabir (seperti menyaksikan pandangan gaibdalam keadaan tidur, yang dapat ditakwilkan atau tidak, atau kadang- kadang membuatmereka mendengarkan kata-kata dalam keadaan jaga dan sadar, namun mereka tidakmelihat wujud yang berbicara kepada mereka), Ketiga, Tuhan mengutus seorang rasulatau malaikat untuk menyampaikan amanatnya.

  Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa akal dapat dimiliki oleh setiapmanusia dan inheren dalam dirinya. Sedangkan wahyu merupakan informasi dari Tuhan yang berada di luar diri manusia. Namun, fungsi kedua alat ini sama-sama untukmenghasilkan pengetahuan, meskipun tingkat kebenarannya berbeda. Dalam hal ini,kebenaran yang diperoleh dari wahyu bersifat absolut, sedangkan kebenaran yangdiperoleh melalui akal bersifat relatif. Wahyu bersumber dari Allah, sedangkan akalbersumber dari manusia.

  B. Pengertian Akal

  Kata “akal” secara etimologis berasal dari bahasa Arab, yaitu al-‘aql ( لقعلا )adalahbentuk mashdar dari kata لقع - لقعي– قع yang bermakna fahima wa tadabbaro(paham dan memikirkan atau menimbang). Maka al-‘aql ( لقعلا ) sebagai mashdarmemiliki makna kemampuan memahami dan memikirkan sesuatu. Sesuatu tersebutadalah ungkapan, fenomena, dan lain-lain yang bisa dijangkau oleh panca indra.

  Kata akal dapat juga ditemui penggunaannya dalam al-Qur’an sebanyak 49 kali, meskihanya dalam bentuk kata kerja ( لعف ). Dalam hal ini, kata 1 هولقع kali, kata 24 نولقعت kali, kata 1 لقعن kali, kata 1 اهلقعي kali, sedangkan kata نولقعي sebanyak 22 kali. Darikata-kata tersebut mempunyai dua arti pokok, yaitu berarti paham dan mengerti.

  Secara epistimologi, kata akal dapat diartikan sebagai daya berpikir yang ada padadiri manusia untuk memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya.Menurut al-Ghazali, akal diartikan dalam tiga pengertian; Pertama, akal didefinisikansebagai potensi yang membedakan manusia dengan binatang dan menjadikan manusiamampu menerima berbagai pengetahuan. Kedua, pengetahuan yang diperoleh seseorangberdasarkan pengalaman yang dilaluinya dan akan memperhalus budinya. Ketiga, akalmerupakan kekuatan insting yang menjadikan seseorang mengetahui dampak dan akibatsemua persoalan yang dihadapinya sehingga dapat mengendalikan hawa nafsunya. Akaldalam pengertian inilah yang kemudian dikontraskan (dalam Islam) dengan wahyu,sebagai sumber pengetahuan dari luar diri manusia, yaitu dari Allah Swt.

  Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa akal yang terdapat dalam diri manusia,merupakan suatu daya yang dengannya manusia dapat hidup bermutu dan dinamis,karena tingkah laku dan perbuatan manusia dilakukan atas dasar pengertian ataupengetahuan dan motivasi untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

C. Wahyu dan Akal Perspektif Aliran Kalam

  1. Aliran Mu’tazilah

  Mu’tazilah dikenal sebagai aliran rasionalis Islam, hal ini dikarenakan mu’tazilahbanyak menggunakan akal dalam pembahasan-pambahasan teologinya, mu’tazilah jugaberpendapat bahwa segala pengetahuan dapat diperoleh melalui akal, dan kewajiban-kewajibandapat diketahui dengan perantara akal. Tokoh-tokoh aliran mu’tazilahsependapat, bahwa pokok-pokok pengetahuan tentang Tuhan serta baik dan buruk danmensyukuri nikmat adalah wajib, sebelum turunnya wahyu.

  Meskipun demikian, mu’tazilah tidak menafikan peranan wahyu. Wahyu menurutmereka tetap memiliki peranan yang sangat penting dalam keempat masalahpokok tersebut. Dalam kaitan ini, wahyu memiliki fungsi konfirmasi dan informasi,memperkuat apa yang telah diketahui akal dan menerangkan apa yang belum diketahuioleh akal. Hanya saja, menurut mu’tazilah, wahyu tidak selamanya yang menentukan apayang baik dan apa yang buruk, karena akal, bagi mu’tazilah dapat mengetahui sebagianyang baik dan sebagian dari yang buruk. Dalam artian, akal dapat mengetahui garis-garisbesarnya, sedangkan rinciannya diperoleh melalui wahyu. Misalnya, sungguhpunakal dapat mengetahui Tuhan, akan tetapi akal tidak dapat menentukan jenis Tuhan yangsesungguhnya, sehingga apa yang digambarkan oleh akal itu dapat saja berubah-ubah.Demikian halnya tentang perbuatan baik dan buruk, ada saja yang tidak dapat dijangkauoleh akal, misalnya, penyembelihan kambing untuk akikah dan kurban.

  Dalam kaitannya dengan perbuatan baik dan buruk ini, kaum mu’tazilah membedakanantara perbuatan-perbuatan yang tidak baik menurut akal dan perbuatan-perbuatanyang tidak baik menurut wahyu. Begitu pula dibedakan antara kewajiban-kewajibanyang ditentukan oleh akal dengan kewajiban-kewajiban yang ditentukan olehwahyu. Dalam kaitan ini, akal hanya dapat mengetahui garis-garis besarnya saja darikewajiban-kewajiban manusia, sedangkan perinciannya - sebagaimana pendapat AbdulJabbar – hanya dapat diketahui melalui wahyu.

  Selanjutnya, fungsi lain dari wahyu, menurut al-Syahratsani adalah untukmengingatkan manusia tentang kewajibannya dan mempercepat untuk mengetahuinyaatau memperpendek jalan untuk mengetahui Tuhan.

  Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa aliran mu’tazilah memberikan perananyang besar kepada akal. Namun, aliran mu’tazilah juga menyadari bahwa akal manusiamemiliki keterbatasan, yang hanya mampu mengetahui baik dan buruknya sesuatusecara universal. Sedangkan kebaikan yang bersifat lokal dan parsial hanya dapatdiketahui melalui wahyu. Selanjutnya, wahyu menurut mu’tazilah, sangat berperanuntuk mengetahui perincian dari apa yang baik dan buruk, juga dimaksudkan sebagaidasar pembenaran bagi Tuhan untuk memberikan ganjaran terhadap manusia di harikemudian.

  2. Aliran Asy’ariyah

  Menurut aliran asy’ariyah, segala kewajiban (yang harus dilakukan oleh) manusiahanya dapat diketahui melalui wahyu. Akal tidak dapat membantu sesuatu menjadiwajib dan tidak dapat mengetahui bahwa mengerjakan yang baik dan meninggalkanyang jahat (buruk) itu adalah wajib bagi manusia. Asy’ariyah kepadaNya. Namun, melaluiperantara wahyulah manusia dapat mengetahui orang yang taat kepada Tuhan akanmendapat pahala (balasan baik) dan orang yang berbuat maksiat kepada-Nya akanmendapat hukuman (siksa). Akal menurut Asy’ari, tidak mampu mengetahui kewajibanmanusia. Karena alasan itulah wahyu diperlukan, yakni untuk menetapkan mana yangwajib dan mana yang tidak, mana perintah dan mana larangan dari Tuhan.

  Dengan demikian, jika sekiranya wahyu tidak ada, manusia tak akan tahu kewajiban-kewajibannya,bahkan – kata al-Ghazali – sekiranya syariat tidak ada, manusia tidakakan berkewajiban mengetahui Tuhan dan tidak wajib pula berterima kasih kepadaNyaatas nikmat-nikmat yang diturunkan kepada manusia. Demikian juga soal baik danburuk, ia hanya diketahui melalui perintah dan larangan Tuhan.

  Dalam penjelasannya, al-Syahratsani menyatakan bahwa semua kewajiban diketahuimelalui wahyu, sedangkan pengetahuan, semuanya dapat diperoleh melalui akal. Karenaitu, akal tidak dapat mewajibkan untuk berbuat baik dan meninggalkan kejahatan,juga tidak bisa menuntut dan menentukan suatu kewajiban. Dalam kaitan ini, al-Taftazani menjelaskan, bahwa (bagi asy’ariyah) sanksi hukum untuk perbuatan orangyang berakal belum ada, sebelum datangnya syara‘. Jadi tetapnya suatu hukum adalahatas landasan syara‘, bukan dengan akal. Akal dalam hal ini, hanyalah merupakan alatuntuk memahami khitab syara‘. Pendapat ini juga didukung oleh al-Ghazali, bahkan iamenegaskan, bahwa al-Hakim (pembuat hukum) adalah Allah Swt., dan tidak ada sanksihukum sebelum datangnya ketentuan syara‘. Hal ini lebih dipertegas lagi oleh al-‘Amididengan mengatakan, bahwa tidak ada hakim (pembuat hukum) kecuali Allah Swt.,dan tidak ada hukum kecuali yang telah ditetapkan oleh Allah. Akal tidak mempunyaiwewenang menilai sesuatu perbuatan apakah baik atau buruk, dan tidak ada hukumsebelum datangnya ketentuan syara’. Tegasnya, tidak ada hukum taklif (tuntutan danlarangan) sebelum datangnya wahyu.

  Dari uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa akal bagi asya‘ariyah tidak dapatmengetahui baik dan jahat dan hanya dapat mengetahui Tuhan. Namun, akal tidakmempunyai otoritas (wewenang) untuk menetapkan suatu kewajiban. Asy’ariyahberpendapat bahwa yang menetapkan kewajiban adalah al-Hakim (pembuat hukum)yakni Allah Swt. Berbeda dengan mu’tazilah yang menjadikan akal sebagai al-Hakim.Dengan kata lain, asy’ariyah memberikan fungsi yang lebih kecil kepada akal, sedangkanmu’tazilah wewenang akal lebih banyak. Dalam hal ini, akal menurut asy’ariyahkemampuannya terbatas dalam hal mengetahui eksistensi Tuhan. Akal diperlukan untukmemahami wahyu.

3. Aliran Maturidiyah

  Aliran al-Maturidiyah adalah salah satu aliran dalam Islam yang masuk dalamkategori ahlussunnah wal jama’ah. Aliran ini muncul pada awal abad ke 4 H. Nama aliranal-Maturidi sendiri diidentikan dengan nama Abu Mansur Muhammad Ibnu Mahmudal-Maturidi (w.333 H) sebagai pendirinya. Dalam aliran al-Maturidiyah, akal ataurasio memiliki peranan penting dalam konsep teologi dan ajaran agamanya. Aliran iniberpendapat bahwa akal dapat membantu memahami keesaan Allah, sifat dan zatNya.Akal juga menurut al-Maturidi dapat digunakan untuk memahami ayat-ayat al-Qur’andan hal lain yang berkaitan dengan pemahaman teologi. Dalam perkembangannya,aliran ini terbagi dalam dua kelompok, yaitu maturidiyah samarkand dibawah pimpinanAbu Mansur al-Maturidy dan Aliran maturidiyah bukhara dipimpin oleh Abu YusrMuhammad al-Bazdawi (w.439 h).

a. Maturidiyah Samarkand.

  Aliran maturidiyah samarkand dalam pemikiran teologinya sama dengan al- Asy’ari, yaitu kepada al-Qur’an dan akal. Namun al-Maturidyah memberikan porsiyang lebih besar kepada akal dibandingkan dengan aliran asy’ariyah.

  Dalam pandangannya tentang kekuasaan akal dan fungsi wahyu, maturidiyahsamarkand berpendapat bahwa mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhandapat diketahui dengan akal. Hal ini dikarenakan Allah sendiri memperoleh pengetahuan daniman kepada Allah Swt. melalui pengamatan dan pengetahuan yang mendalamtentang makhluk yang diciptakanNya. Jika akal tidak memiliki kemampuan untukmengetahui hal tersebut, maka Allah tidak akan memerintahkan manusia untukmelakukannya. Hal ini menunjukan bahwa jika manusia tidak menggunakan akalnyauntuk mengetahui Allah dan beriman kepadaNya, maka manusia tersebut telah lalaidengan apa yang telah diperintah olehNya. Akan tetapi, akal tidak dapat mengetahuikewajiban-kewajiban lainnya melainkan dengan bimbingan wahyu.

  Begitu pula mengenai baik dan buruk, akal pun dapat mengetahui sifat baikyang terdapat di dalamnya, dan sifat buruk yang terdapat dalam yang buruk.Dengan demikian, akal juga dapat mengetahui bahwa yang buruk adalah burukdan berbuat baik adalah baik. Akal selanjutnya akan membawa kepada kemuliaandan melarang manusia mengerjakan perbuatan-perbuatan yang membawa kepadakerendahan. Perintah dan larangan dengan demikian menjadi wajib dengankemestian akal. Namun, yang diketahui akal hanyalah sebab wajibnya perintah danlarangan itu. Adapun mengenai kewajiban berbuat baik dan menjauhi yang buruk,akal tidak berdaya untuk mewajibkannya. Karena kewajiban tersebut hanya dapatdiketahui oleh wahyu.

  Dari uraian tersebut di atas, dapat dipahami bahwa aliran maturidiyahsamarkand berpendapat, bahwa akal dapat mengetahui tiga dari empat persoalanpokok tersebut, yakni: mengetahui Tuhan; kewajiban mengetahui Tuhan (berterimakasih kepada Tuhan); serta mengetahui baik dan buruk. Sedangkan yang terakhir,kewajiban mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang jahat adalah wewenangwahyu atau Tuhan.

b. Maturidiyah Bukhara

  Abu al-Yusr Muhammad al-Bazdawi (w. 493 H) adalah seorang ulama terkemukaahli fikih mazhab hanafiyah dan ahli teologi Islam. Dalam bidang teologi, al-Bazdawitidak belajar langsung dari al-Maturidi, ataupun dari al-Asy’ari. Al-Bazdawilebih banyak belajar dari ayahnya yang juga belajar dari kakeknya Abdul Karim.Dalam bidang teologi, al-Bazdawi tidak sepenuhnya sepaham dengan al-Maturidipendahulunya.

  Al-Bazdawi mengatakan bahwa akal tidak dapat mengetahui kewajibanmengetahui Tuhan dan kewajiban mengerjakan yang baik dan menjauhi yang buruk,karena akal hanya dapat mengetahui Tuhan, dan mengetahui baik dan buruk saja. Akalhanya mampu mengetahui Tuhan, tetapi ia tidak dapat mengetahui dan menentukankewajiban mengetahui Tuhan. Dalam hal ini, yang mengetahui dan menentukannyaadalah wahyu. Demikian halnya dengan menentukan kewajiban mengenai yang baikdan buruk itu adalah perintah Tuhan melalui wahyu.

  Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa, akal menurut paham aliran maturidiyahbukhara, tidak dapat mengetahui kewajiban-kewajiban, melainkan hanya dapatmengetahui sebab-sebab dari proses kewajiban itu menjadi wajib. Oleh karenanya,mengetahui Tuhan dalam arti berterima kasih kepada Tuhan, sebelum turunnya wahyutidaklah wajib bagi manusia. Bahkan mereka (para alim ulama Bukhara) berpendapatbahwa sebelum datangnya rasul, percaya kepada Tuhan tidaklah wajib dan tidak percayakepada Tuhan bukanlah suatu dosa.

  Dengan demikian dapat diketahui bahwa al-Bazdawi tidak sepenuhnya sepahamdengan al-Maturidi dan al-Asy’ari dalam hal otoritas akal dan wahyu dalam keempatpersoalan tersebut.

  D.Analisis Perbandingan

  Merujuk pada uraian keempat aliran teologi Islam tersebut di atas, maka dapatdinyatakan bahwa pandangan masing-masing aliran tidaklah sama antara satu denganyang lainnya. Masing-masing aliran memberikan porsi tersendiri dalam menempatkanperanan akal dan wahyu. Mu’tazilah misalnya, memberikan porsi paling besar kepadaakal, dibanding dengan ketiga aliran lainnya. Bagi mu’tazilah, keempat berarti, bahwaporsi kekuatan wahyu bagi mu’tazilah lebih kecil dibanding dengan akal.

  Berbeda dengan mu’tazilah, aliran asy’ariyah justru memberikan porsi yang besarkepada wahyu jika dibanding dengan ketiga aliran lainnya. Menurut kaum asy’ariyah,hanya satu di antara keempat pengetahuan itu yang dapat diketahui oleh akal. Sedangkantiga yang lainnya, hanya bisa dicapai dengan wahyu. Hal ini berarti, bahwa aliranasy’ariyah memberikan porsi paling besar kepada wahyu dan paling kecil kepada akal.

  Sedangkan aliran maturidiyah yang terdiri dari dua cabang itu, menempati posisitengah antara mu’tazilah dan asy’ariyah. Meski demikian, kedua cabang maturidiyahtersebut sedikit mempunyai perbedaan.

  Maturidiyah samarkand lebih dekat kepada mu’tazilah, karena aliran ini berpendapatbahwa dari keempat pokok masalah tersebut, tiga diantaranya dapat diketahui olehakal, sedangkan yang satunya hanya dapat diketahui melalui wahyu.

  Adapun maturidiyah bukhara, dalam pandangannya terhadap akal dan wahyu, lebihmendekati pemikiran asy’ariyah. Meskipun pada kenyataannya memberikan porsi yangsama antara akal dan wahyu. Dalam hal ini, dari empat masalah pokok tersebut, duadi antaranya dapat diketahui oleh akal, sedangkan dua yang lainnya lagi hanya dapatdiketahui melalui wahyu.

  

EVALUASI PEMBELAJARAN

  I. Soal Pilihan Ganda

  Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e, pada jawaban yang paling benar!

  1. Akal memang dapat mengetahui adanya tuhan, namun kewajiban manusia hanyadapat diketahui melalui wahyu, ini adalah pendapat....

  A. Mu’tazilah

  B. Asy’ariyah

  C. Murji’ah moderat

  D. Murji’ah ekstrim

  E. Maturidiyah

  2. Segala kewajiban (yang harus dilakukan oleh) manusia hanya dapat diketahuimelalui wahyu. Akal tidak dapat membuatu sesuatu menjadi wajib dan tidak dapatmengetahui, bahwa mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang jahat (buruk)itu adalah wajib bagi manusia.Pandangan di atas adalah pendapat dari....

  A. Asy’ariyah

  B. Jabariyah

  C. Murji’ah

  D. Qadariyah

  E. Mu’tazilah

  3. Akal dapat digunakan untuk memahami ayat-ayat al-Qur’an dan hal lain yangberkaitan dengan pemahaman teologi, adalah pendapat dari....

  A. Asy’ariyah

  B. Syi’ah Zaidiyah

  C. Murji’ah

  D. Maturidiyah

  E. Mu’tazilah 4. Kewajiban mengetahui tuhan ditegaskan melalui wahyu, adalah pendapat dari....

  A. Asy’ariyah dan maturidiyah samarkhan

  B. Maturidiyah samarkhan mu’tazilah

  C. Murji’ah dan maturidiyah bukhara

  D. Maturidiyah bukhara dan asy’ariyah

  E. Mu’tazilah dan asy’ariyah

  5. Kewajiban melaksanakan yang baik dan menjauhi yang buruk dapat diketahuimelalui akal, adalah pendapat dari....

  A. Asy’ariyah

  B. Syi’ah zaidiyah

  C. Murji’ah

  D. Maturidiyah

  E. Mu’tazilah 6. Wahyu dapat mengetahui perbuatan baik dan buruk, adalah pendapat dari....

  A. Asy’ariyah

  B. Syi’ah zaidiyah

  C. Murji’ah

  D. Maturidiyah

  E. Mu’tazilah

  7. Mengetahui tuhan, kewajiban mengetahui tuhan, mengetahui perbuatan baik danburuk, dan kewajiban mengetahui kewajiban baik dan buruk dapat dilakukanmelalui akal, adalah pendapat dari....

  A. Asy’ariyah

  B. Syi’ah zaidiyah

  C. Murji’ah

  D. Maturidiyah

  E. Mu’tazilah

  8. Akal didefinisikan sebagai potensi yang membedakan manusia dengan binatang danmenjadikan manusia mampu menerima berbagai pengetahuan, adalah pendapat dari....

  A. Ghazali

  B. Asy’ariyah

  C. Murji’ah

  D. Maturidiyah

  E. Mu’tazilah

  9. Al-Quran menjelaskan cara terjadinya komunikasi antara tuhan dan nabi- nabi,sebagaiman dijelaskan dalam....

  A. Surah al-Syura ayat 31

  B. Surah al-Syura ayat 51

  C. Surah al-Baqharah ayat 51

  D. Surah al-Baqharah ayat 31

  E. Surah al-Imran ayat 50

  10. Aliran apa yang dianggap sebagai aliran paling rasional?

  A. Asy’ariyah

  B. Syi’ah Zaidiyah

  C. Murji’ah

  D. Maturidiyah

  E. Mu’tazilah

II. Soal Uraian

  Jawablah Pertanyaan berikut dengan benar!

  1. Jelaskan pengertian wahyu!

  2. Jelaskan pengertian akal!

  3. Jelaskan kedudukan wahyu dan akal menurut aliran Mu’tazilah!

  4. Jelaskan kedudukan wahyu dan akal menurut aliran Asy’ariyah!

  5. Jelaskan kedudukan wahyu dan akal menurut aliran Maturidiyah Samarkand dan Bukhara! Lampiran II

RUBRIK PENILAIAN

A. Pengamatan (Observasi) Diskusi

1. Kejelasan dan kedalaman informasi

  a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman informasilengkap dan sempurna, skor 30.

  b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasilengkap dan kurang sempurna, skor 20.

  c. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasikurang lengkap, skor 10.

  2. Keaktifan dalam diskusi a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30.

  b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20.

  c. Jika kelompoktersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10.

  3. Kejelasan dan kerapian presentasi

  a. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan rapi,skor 40.

  b. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan rapi, skor 30.

  c. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan kurangrapi, skor 20.

  d. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas dan tidakrapi, skor 10.

  Aspek Tindak yang Skor Ketuntasan Skor

  No Nama Siswa Nilai Lanjut dinilai Maks Maks

  1

  2

  3 T TT R P

  1 Abdul Aziz Muslim

  2 Adam Nurhidayat Akhmad Faizar

  3 Rifqi Khasani

  4 Ani Rosyani

  5 Annisa Febriyanti

  6 Ashraff Ali Yahya

  7 Asror Abda Alam

  8 Baqir Al Khakim Dede Lutfiah

  9 Sabela

  10 Erni Veronika

  11 Fikri Annas Sahil Ghilmana Muna

  12 Ahali Hanif Reza

  13 Ramadhani

  14 Harti Hawin Sabillah

  15 Nur

  16 Himatun Aliyah

  17 Ilham Khairuman Indah Hijrotus

  18 Sholihah

  19 Ismi Maulidiyah Ismi Nurrisqi

  20 Fadilah

  21 Ismi Ulumi Khofifah Rahma

  22 Wati

  23 Livia Meyfita Sari

  24 M. Khotibul Umam

  Al-Aidi

  25 Mahmudah Muhammad

  26 Dimas Fajrul Falah Muhammad

  27 Irkham Maulidaen Nizar Zakaria

  28 Sabilillah Nur Asri

  29 Agustyani

  30 Nur Faizah

  31 Nursahidin

  32 Nursari Widiyanti

  33 Puput Lutfiyanah

  34 Puput Wulandari Raden Ajeng

  35 Alfiyah Amiroh

  36 Resty Sis Fauziah

  37 Rizanti Amalia

  38 Rizki Puji Pengesti Rofi Maulana

  39 Malik Ibrohim

  40 Roozika Pratama Saif Fikri Noor

  41 Imannulloh

  42 Selly Pujianti

  43 Siti Maesaroh

  44 Zaki Ramadhan

  45 Zidan Ramadhani Keterangan: T : Tuntas mencapai nilai .... ( disesuaikan dengan nilai KKM ) TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM R : Remedial P : Pengayaan

B. Kolom Evaluasi 1. Kolom pilihan ganda.

  Pilihan ganda: jumlah jawaban benar x 5 (maksimal 10 x 5 = 50) 2. Kolom uraian. Uraian: rubrik penilaian

  No Rubrik Penilaian Skor

  a. Jika peserta didik dapat menjelaskan pengertian wahyu secara lengkap, skor 10.

  1

  10

  b. Jika peserta didik dapat menjelaskan pengertian wahyusecara kurang lengkap, skor 5.

  a. Jika peserta didik dapat menjelaskan pengertian akal secara lengkap, skor 10.

  2

  10

  b. Jika peserta didik dapat menjelaskan pengertian akalsecara kurang lengkap, skor 5.

  a. Jika peserta didik dapat menjelaskan kedudukan wahyu dan akal menurut aliran Mu’tazilah secara lengkap, skor 10.

  3

  10

  b. Jika peserta didik dapat menjelaskan kedudukan wahyu dan akal menurut aliran Mu’tazilahsecara kurang lengkap, skor 5.

  a. Jika peserta didik dapat menjelaskan kedudukan wahyu dan akal menurut aliran Asy’ariyah secara lengkap, skor 10.

  4

  10

  b. Jika peserta didik dapat menjelaskan kedudukan wahyu dan akal menurut aliran Asy’ariyahsecara kurang lengkap, skor 5.

  5

  a. Jika peserta didik dapat menjelaskan kedudukan wahyu dan akal

  10 menurut aliran Maturidiyah Samarkand dan Bukhara secara lengkap, skor 10. b. Jika peserta didik dapat menjelaskan kedudukan wahyu dan akal menurut aliran Maturidiyah Samarkand dan Bukharasecara kurang lengkap, skor 5.

  Jumlah skor maksimal

  50 Nilai : Jumlah skor yang diperoleh (pilihan ganda dan Isian) x 100

  

jumlah skor maksimal

C. Tugas Portofolio

  N o Pernyataan Pilihan Alasan Singkat Setuju Tidak Setuju

  1 Tuhan dapat diketahui oleh manusia dengan akal, meskipun tanpa bantuan wahyu.

  2 Riza sangat mengedepankan akalnya dalam memahami seluruh persoalan-persoalan agama baik syariat maupun akidah.

  3 Memahami seluruh persoalan akidah dengan akal sangat membahayakan keimanan seseorang.

  4 Memahami akidah murni dengan wahyu hanya akan menjadi keimanan seseorang usang dan tidak relevan dengan spirit zaman.

  Format bentuk laporan dapat menggunakan instrumen di bawah ini: Nama : ......................................... Kelas : ......................................... No. Induk : ......................................... Bulan : .........................................

  a. Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya tepat pada waktu yang ditentukandanperilaku yang diamati serta alasannya benar, nilai 100.

  b. Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang ditentukan danperilaku yang diamati serta alasannya benar, nilai 90.

  c. Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang ditentukan dan perilakuyang diamati serta alasannya sedikit ada kekurangan, nilai 80. Nilai akhir yang diperoleh oleh peserta didik adalah sebagai berikut.

  a. Jumlah nilai rata-rata pada kolom uji kompetensi pilihan ganda/uraiandan tugas x 50%.

  b. Jumlah nilai rata-rata pada kolom diskusi x 50%.

  Nilai akhir= nilai a + nilai b

  Peserta didik memperoleh nilai: Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,20 – 4,00 (80 – 100) Baik : apabila memperoleh skor 2,80 – 3,19 (70 – 79) Cukup : apabila memperoleh skor 2.40 – 2,79 (60 – 69) Kurang : apabila memperoleh skor kurang 2.40 (kurang dari 60%)

  Skor penilaian sebagai berikut:

  D.Catatan

  Aktivitas Tingkat Jumla Penguasa

  Kerjasa Keaktifa Partisip h an Nilai Ket Nama

  Skor (MK, MB, ma n asi MT, BT) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

  Abdul Aziz Muslim Adam Nurhidayat Akhmad Faizar Rifqi Khasani Ani Rosyani Annisa Febriyanti Ashraff Ali Yahya Asror Abda Alam Baqir Al Khakim Dede Lutfiah Sabela Erni Veronika Fikri Annas Sahil Ghilmana Muna Ahali Hanif Reza Ramadhani Harti Hawin Sabillah Nur Himatun Aliyah Ilham Khairuman Indah Hijrotus Sholihah Ismi Maulidiyah Ismi Nurrisqi Fadilah Ismi Ulumi Khofifah Rahma Wati Livia Meyfita Sari M. Khotibul Umam Al-Aidi Mahmudah Muhammad Dimas Fajrul Falah Muhammad Irkham Maulidaen Nizar Zakaria Sabilillah Nur Asri Agustyani Nur Faizah Nursahidin Nursari Widiyanti Puput Lutfiyanah Puput Wulandari Raden Ajeng Alfiyah Amiroh Resty Sis Fauziah Rizanti Amalia Rizki Puji Pengesti Rofi Maulana Malik Ibrohim Roozika Pratama Saif Fikri Noor Imannulloh Selly Pujianti Siti Maesaroh Zaki Ramadhan Zidan Ramadhani

  Rubrik penilaian:

  1. Apabila peserta didik belum memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator.

  2. Apabila sudah memperlihatkan perilaku tetapi belum konsisten yang dinyatakan dalam indikator.

  3. Apabila sudah memperlihatkan perilaku dan sudah konsisten yang dinyatakan dalam indikator.

  4. Apabila sudah memperlihatkan perilaku kebiasaan yang dinyatakan dalam indikator. Catatan: Penguasaan nilai disesuaikan dengan karakter yang diinginkan. Rentang Skor = Skor Maksimal – Skor Minimal = 16 - 4 = 12 MK = 4 - 16 MB = 1- 13 MT = 8 - 10 BT = 4-7 Keterangan: BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator). MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda- tandaawal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten). MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagaitanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten). MK : Membudaya/kebiasaan (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkanperilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).