BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus - DANI MEI SAPUTRI BAB II

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

1. Pengertian Motorik Halus

  Menurut katri Hari Sukarsih (2002: 37) motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerak-gerak tubuh. Dalam Perkembangan motorik, unsur- unsur yang menentukan ialah syaraf, otot, dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara interaksi positif, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna. Selain mengandalkan kekuatan otot, kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak-menggerakkan tubuhnya. Anak yang terganggu perkembangan motoriknya dapat menimbulkan perasaan rendah diri. Misalnya tangan yang selalu gemetar, membuat ia tidak pandai menulis dengan bagus.

  Menurut Fridani dkk (2011: 2. 5) perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ada tiga unsur yang menentukan dalam perkembangan motorik yaitu otak, syaraf dan otot. Ketika motorik bekerja, ketiga unsur tersebut melaksanakan masing-masing peranannya secara interaktif positif, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaanya. Jadi, ketiga unsur tersebut saling bekerja sama sehingga terbentuk suatu gerakan yang bertujuan, misalnya berbicara, berjalan, berlari, menulis, menggambar dan sebagainnya.

  6 Proses perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Oleh karena itu, setiap gerakan yang dilakukan anak, sesederhana apapun sebenarnya merupakan hasil pola interaksi kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak. Jadi, otaklah sebagai bagian dari susunan saraf pusat yang mengtur dan mengontrol semua aktivitas fisik dan mental. Dengan kata lain, aktivitas anak terjadi dibawah kontrol otak, secara simultan (berkesinambungan) otak terus mengolah informasi yang diterimanya.

  Menurut Syah (2011: 13) menyebutkan motorik dengan istilah “motor” diartikan sebagai istilah yang menunjukan pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot dan juga gerakannya, demikian pula kelenjar kelenjar juga sekresinya (pengeluaran cairan/getah). karena motorik (motor) menyebabkan terjadinya suatu gerak (movement) maka setiap penggunaan kata motorik selalu dikaitkan dengan gerak dan di dalam penggunaan kata motorik selalu dikaitkan dengan gerak dan di dalam penggunaan sehari-hari sering tidak dibedakan antara motorik dengan gerak. yang harus diperhatikan adalah bahwa gerak yang dimaksudkan di sini bukan hanya semata-mata berhubungan dengan gerak seperti yang kita lihat sehari-hari, yakni gerakan anggota tubuh (tangan, lengan, kaki, dan tungkai) melalui alat gerak tubuh (otot dan rangka) Dalam Samsudin (2008: 11)

  Dalam Zulkifli (2006: 31) menjelaskan bahwa motorik adalah: segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan tubuh. lebih lanjut dijelaskannya bahwa dalam perkembangan motorik terdapat tiga unsur yang menentukannya yaitu otot, saraf, dan otak. Ketiga unsur ini melaksanakan masing- masing perannya secara interaksi positif, artinya unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya.

  Selanjutnya, Hurlock (1978: 150) mengatakan. Motorik berarti, perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan itu terjadi anak akan tetap tidak berdaya.

  Menurut Santrock, (2007: 216). Motorik yaitu melibatkan gerakan yang diatur secara halus. Menggenggam mainan, mengancingkan baju, atau melakukan apa pun yang memerlukan keterampilan motorik halus.

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik halus anak adalah hubunganya dengan gerak tubuh yaitu otot, syaraf, dan otak masing-masing mempunyai peran yang penting. Dilain itu dalam otot melatih kelenturan otot-otot pada pergelangan tangan, dan melenturkan saraf otak melatih perkembangan saraf otak / mengasah kemampuan dalam berpikir agar lebih mudah mengikuti kegiatan dan, lebih cepat dalam menyelesaikannya.

2. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini

  Menurut Aisyah dkk, (2011:4.42).Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan sebagainnya.

  Menurut Suyanto, (2005:51). Motorik halus yaitu perkembangan yang meliputi otot halus dan fungsinya.Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian- bagian tubuh yang lebih spesifik.Seperti menulis, melipat, merangakai, mengancing baju, menali sepatu, dan menggunting.

  Menurut Dewi, (2005: 3). Motorik halus yaitu gerakan yang dilakukan menggunakan otot-otot halus. Misalnya perkembangan motorik halus usia 4 sampai 5 tahun diantaranya: mencontohkan bentuk silang, lingkaran, bujur sangkar dan segitiga.

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan fisik motorik anak adalah hubungannya dengan gerakan tubuh yaitu otot, saraf, dan otak masing- masing mempunyai peran yang penting.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Motorik

  Empat tahap perkembangan kognitif yang berkaitan dengan perkembangan motorik pada anak yaitu: Menurut Samsudin (Dalam Piaget 2008: 12)

  a. Tahap sensorimotor dan perkembangan motorik anak Pada tahap sensorimotor piaget menggambarkan seperti “ berpikir melalui gerak tubuh.

  ” Dengan, kemampuan untuk belajar dan meningkatkan kemampuan intelektual berkembang sebagai suatu hasil dari perilaku gerak dan konsekuensinya.

  Gerak selalu berhubungan dengan proses berpikir pada tahap sensorimotor, pengetahuan dan berpikir muncul sebagai hasil atau akibat dari perilaku yang terjadi melalui gerak tubuh pada masa ini anak prasekolah tengah beradaptasi dengan lingkungan dengan banyak menggunakan gerak refleks seperti menggerakkan jari tangan, menendang kaki, menangis, dan bentuk aktivitas refleks lainnya. b. Tahap Preoperasional dan Perkembangan Motorik Anak Memberikan penekanan berupa batasan yang mana anak masih belum memiliki kemampuan untuk berpikir logis dan melakukan tindakan yang sederhana

  Piaget membagi menjadi dua bagian: 1) Prekonseptual yaitu anak yang berusia antara 2th s/d 4th.

  2) Intuitif adalah pada anak yang berusia antara 4th s/d 7th Pada tahapan ini anak prasekolah sudah mulai dengan melakukan berbagai bentuk gerak dasar yang dibutuhkanya seperti berjalan, berlari, melempar, menendang dan sebagainya.

  c. Tahapan Konkret Operasional dan Perkembangan Motorik Anak Banyak ahli yang meyakini bahwa seorang anak mencapai tahap konkrit operasional karena anak terserbut telah bertambah kemampuanya, karakteristik umum dari tahapan konkrit operasional adalah bertambahnya kemampuan dalam pemecahan masalahan. kemampuan ini dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak. Pada masa ini anak sudah tidak tertolong prasekolah lagi dan anak sudah memasuki masa kanak-kanak dan memasuki dunia sekolah. Dari segi perkembangan motorik anak berada pada periode ini sudah mengarah pada peningkatan keterampilan gerak yang lebih kompleks.

  d. Formaloperasinal dan Perkembangan Motorik Anak Tahapan ini merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan ide-ide yang tidak didasarkan pada realita. Anak sudah mampu berpikir yang bersifat abstrak namun menurut Piaget banyak individu yang tidak mencapai tahapan seperti ini terutama anak yang memiliki intelegensi rendah. Pada tahapan ini motorik yang dapat dikembangkan mengarah pada kecabangan olahraga. Anak sudah saatnya untuk menentukan sikap cabang olahraga apa yang akan ditekuni untuk hobi / masa depanya.

  Menurut Lara Fridani (2011: 2. 6) Tahap-tahap Perkembangan fisik/motorikyang meliputi perkembangan gerakan dan perkembangan koordinasi mata

  • –tangan pada Anak Usia Dini, dimulai dari masa bayi(0-1 tahun), masa batita (1- 3 tahun), dan masa balita/ pra sekolah (3-5 tahun) serta masa sekolah awal (6-8 tahun) 4.

   Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak

  a. Faktor lingkungan ( Environmental Elements ) Faktor lingkungan yang mempengaruhi terhadap tipe belajar anak antara lain adalah suara, cahaya, suhu, dan desain kelas.

  b. Faktor sosial ( Sosiological Elemen ) Merupakan kondisi yang memungkinkan anak dapat melakukan kerjasama dengan anak lainnya.Kerjasama tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan kerja kelompok yang terdiri dua anak atau lebih.Kondisi inidapat mendorong anak untuk dapat menghargai orang lain.

  c. Faktor emosi ( Emotional Element ) Faktor emosi berkaitan dengan motivasi anak untuk melakukan sesuatu.

  Motivasi merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi anak belajar. Dengan adanya motivasi dalam diri anak akan mudah untuk memunculkan minat belajarnya.

  Motivasi adalah suatu dorongan pada diri seseorang, artinya adanya suatu kesadaran yang membangkitkan seseorang untuk melakukan sesuatu, demikian juga untuk belajar. d. Faktor fisik ( Physical Elements ) Faktor fisik adalah kesiapan fisik anak untuk melakukan sesuatu temasuk belajar.Kesiapan fisik ini berkaitan dengan kecukupan tidur malam, makan dan minum, istirahat siag hari, dan aktivitas yang dilakukanya. Sebagai contoh, beberapa anak yang cukup tidurnya pada malam hari biasanya masih dapat bertahan untuk belajar pada siang harinya. Sebaliknya, anak yang bangun terlalu pagi biasany akan merasa jenuh pada saat belajar di siang hari dalam halini pembelajaran perlu memperhitungkan waktu istirahat termasuk di dalamnya menyediakan makan dan minim untuk anak-anak.

  Menurut Hartati ( 2005-30 ) Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Anak

  a. Berangkat yang dimiliki anak Jika suatu pengalaman belajar tidak memberi kesempatan kepada anak untukl menciptakan pengetahuan baru, maka pembelajaran itu akan membosankan. Dengan demikian, pengalaman belajar hendaknya mengandung sebagian unsur yang sudah dikenal oleh anak dan sebagian lainnya merupakan pengalaman yang baru.

  b. Belajar harus menantang pemahaman anak Proses belajar pada anak usia dini dapat terjadi dua arah dari yang umum ke khusus dari yang sederhana ke kompleks. Oleh karena itu untuk memastikan terjadinya pengembangan pada anak, aktivitas pembelajaran yang dirancang harus menantang anak untuk mengembangkan pada anak aktivitas pembelajaran anak harus menantang anak untuk mengembangkan pemahaman sesuai dengan apa yang dialaminya. c. Belajar dilakukan sambil bermain Belajar pada anak usia dini adalah bermain melalui bermain dapat memerikan kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, menemukan mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan.

  d. Menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran Alam merupakan sarana yang yang tak terbatas bagi anak untuk bereksplorasi dan berinteraksi dalam membangun pengetahuannya. Dalam pembelajaran ini anak diajarkan untyuk dapat membangun ikatan emosional diantara teman-temannya. Halini dilakukkan dalam pembelajaran ini adalah menciptakan kesenangan belajar, menjalin hubungan serta mempengaruhi memori dan ingatan yang cukup lama akan bahan-bahan yang telah dipelajari. Bobby the potter ( 2000 : 45 )

  e. Belajar dilakukan melalui sensorinya Anak memperoleh pengetahuan melalui sensori atau inderawinya yaitu peraba, pencium, pendengar, penlihat, dan perasa.

  f. Belajar membekali keterampilan hidup Pembelajaran pada hakekatnya membekali anak untuk memiliki keterampilan hidup.

  g. Belajar sambil melakukan Pendidik hendaknya mengarahkan anakn untuk menjadi pembelajar aktif.

  Pendidikan yang dirancang secara kreatif akan menghasilkan pembelajaran yang aktif. Anak-anak akan terbiasa belajar dan mempelajari berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui berbagai aktivitas mengamati, mencari , menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan, dan mengemukakan sendiri berbagai hal yang ditemukan pada lingkungannya.

  Aspek

  • – Aspek Pengembangan Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Menurut Widarmi D Wijana, dkk (2007-1. 17):

  a. Pengembangan aspek/ ranah fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

  b. Pengembangan fisik motoric, emosi, sosial, bahasa, dan kognitif anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat di ramalkan.

  c. Pengembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan antar bidang pengembangan dari masing-masing fungsi.

  d. Pengalaman awal anak memiliki pengaruh komulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak.

  e. Pekembangan anak berlangsung kearah yang makin kompleks, khusus, terorganisasi dan terinternalisasi f. Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan di pengaruhi oleh konteks sosial budaya yang majemuk.

  g. Anak adalah pembelajar aktif, yang berusaha membangun pemahamanya tentang lingkungan sekitar dari pengalaman fisik sosial dan pngetahuan yang di perolehnya.

  h. Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkunga sosial. i. Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan sosial, emosional, kognitif anak, dan menggambarkan perkembangan anak. j. Perkembanganakan mengalami percepatan bila anak berkesempatan untuk memperaktikkan berbagai keterampilan yang diperoleh dan dan mengalami tantangan setingkat lebih tinggi dari hal-hal yang telah di kuasainya. k. Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif, kinestetik atau gabungan dari itu untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar hal yang berbeda dengan cara berbeda pula dalam memperlihatkan hal-hal yag di ketahuinya l. Kondisi tebaaik anak untuk berkembang dan belajar. Karakteristik Anak Usia Dini, menurut Hartati ( 2005:8 )

  a. Anak Bersifat Egosentris Pada umumnya anak masih bersifat egosentris. Anak cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan dan kepentinganya sendiri. Hal ini dapat di lihat dari perilakunya seperti masih berebut alat-alat mainan, menangis bila menghendaki sesuatu yang tidak di penuhi oleh orang tuanya, atau memaksakan sesuatu terhadap orang lain.

  b. Anak Memiliki Rasa Ingin Tau Yang Besar Menurut persepsi anak, dunia dipenuhi dengan hal-hal yang menarik dan menakjubkan rasa keingin tahuan sangatlah bervariasi, tergantung dengan apa yang menarik perhatiannya. Sebagai contoh anak lebih tertarik dengan benda yang menimbulkan akibat dari pada benda yang terjadi dengan sendirinya.

  c. Anak Adalah Makhluk Sosial Anak senang diterima dan berada dengan teman sebayanya mereka senang bekerja sama dalam membuat rencana dan menyelesaikan pekerjaanya. mereka secara bersama saling memberikan semangat dengan sesama temannya.Anak membangun konsep diri melalui interaksi sosial disekolah. d. Anak Bersifat Unik Anak merupakan individu yang unik di mana masing-masing memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan yang berbeda satu sama lain.

  Di samping memiliki kesamaan, menurut Bredekamp (1987) anak juga memiliki keunikan tersendiri seperti dalam gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga.

  Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembagan anak yang dapat diprediksi, namun pola perkembangan dalam belajarnya tetap memiliki perbedaan satu sama lain.

  e. Anak Umunya Kaya Dengan Fantasi Anak senang hal- hal yang bersifat imajunatif pada umumnya ia kaya dengan fantasi. Anak dapat bercerita melebihi pengalaman-pengalaman aktualnya atau kadang bertanya tentang hal- hal gaib sekalipun. Hal ini diseabkan imajinasi anak berkembag melebihi apa yang dilihatnya sebagai contoh anak melihat gambar seuah robot, maka imanjinasinya berkembang robot itu berjalan dan bertempur dan seterusya.

  b. Anak Meliliki Daya Kosentarsi Yang Pendek Pada umunya anak sulit utuk berkosentrasi pada suatu kegiatan dalam jangka waktu yang sama. Ia selalu cepat mengalihkan perhatian pada kegiatan lain, kecuali memang kegiatan tersebut selain menyenangkan juga bervariasi dan tidak membosankan. Menurut Breg (1988) disebutkan bahwa sepuluh menit adalah waktu yang wajar bagi anak usis sekutar lima tahun untuk dapat duduk dan memperhatikan sesuatu secara nyaman.

  c. Anak Merupakan Masa Belajar Yang Paling Potensial Pada periode ini ampir selalu potensi anak mngalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Oleh karena itu, pada masa ini anak sangat membutuhkan stimulasi dan rangsangan dari lingkungannya.

  

B. Metode Demonstrasi Membuat Anyaman Dengan Menggunakan Berbagai

Media

1. Pengertian Metode Demonstrasi

  Menurut moeslichatoen (2004: 108) menjelaskan metode demontrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengar yang diikuti dengan meniru pekerjan yang di demontrasikan, ia juga menambahkanbahwa metode demontrasi dapat juga dikatakan sebagai metode untuk memperagakan serangkaian tindakan berupa gerakan yang menggambarkan suatu cara kerja atau urusan proses subuah kejadian dan biasannya metode demonstrasi dipakai utuk membuktikan suatu gerakan.

  Menurut Gunarti, dkk (2008: 9. 3) metode demonstrasi adalah strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalama belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang di ikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan

  Menurut Gunarti dkk Dalam Muhibbin Syah, 2008-9.3. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang di sajikan.

  Gunarti, dkk (2010: 9. 3) metode demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan.

  Menurut Djamarah (2010: 90) metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada sisiwa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenranya ataupun tiruan, yang sering desertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memeperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung

  Untuk mengajarkan suatu materi pelajaran seringkali tidak cukup kalau guru Taman Kanak

  • – Kanak hanya menjelaskan secara lisan saja, terutama dalam mengajarkan keterampilan anak usia dini lebih, mudah mempelajarinya dengan cara menirukan seperti apa yang telah dilakukan oleh gurunya. Pengajaran dikatakan efektif bila guru dapat membimbing anak
  • – anak untuk memasuki situasi yang memberikan pengalaman- pengalaman yang dapat menimbulkan kegiatan belajar pada anak. Guru secara terus menerus membimbing anak untuk berpartisipasi secara aktif dan tekun mengikuti pengajaran secara suka rela, oleh karena itu pengalaman belajar yang diberikan guru dalam kegiatan demonstrasi harus relevan dengan kehidupan dan ada kesinambungan dengan pengalaman yang lalu maupun dengan pengalaman yang akan datang pada anak.

  Dengan kegiatan demonstrasi guru dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan baik- baik semua keterangan guru sehingga ia lebih paham tentang cara mengerjakan sesuatu, dengan demikian selanjutnya anak dapat meniru bagaimana caranya melakukan hal tersebut seperti yang dicontohkan oleh guru.

2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Demonstrasi

  Menurut Winda Gunarti (2008: 9. 13) langkah langkah dalam pelaksanaan metode demonstrasi a. Memperagakan (Showing) Disini guru mendemonstrasikan kemampuan yang ditujukan untuk dicapai anak. Guru perlu memperagakan setiap langkah/beberapa hari, agar anak jelas saat mengamati dan dapat menirukannya.

  b. Melakukan (Doing) Metode ini diikuti dengan mengulang tindakan oleh anak sepertiyang dicontohkan guru dalam mengikuti prosedur yang didemonstrasikan. Oleh karena itu, guru perlu memperagakan tindakan sedemikian rupa agar anak dapat mengulangi langkah-langkah tindakan/gerakan yang dilakukan guru.

  c.

  Sambil memperagakan gerakan, guru perlu menjelaskan gerakan apa yang tengah ia lakukan secara rinci dan operasional. Hal ini akan mempermudah anak Menyampaikan/Menjelaskan (Telling)menangkap maksud gerakan yang diperagakan guru.

  Menurut Moeslichatoen (2004:130) langkah pelaksanaan metode demonstrasi.

  

Pertama, kegiatan pra-pengembanagan merupakan persiapan yang harus dilakukan

  guru sebelum memulai kegiatan demonstrasi. Kedua, kegiatan pengembangan untuk pemanasan guru mengajak anak untuk memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh guru dengan mengajukan pertanyaan kepada anak yang mengikuti demonstrasi. Ketiga kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup dapat dipergunakan guru untuk memotivasi anak yang berhasil untuk menunjukan kinerja yang baik maupun kepada anak yang kurang berhasil

  Menurut Moeslichatoen (1999: 124) langkah-langkah metode demonstrasi.

  

Pertama, demonstrasi yang disertai dengan penjelasan merupakan demonstrasi yang dilakukan guru untuk mengajarkan keterampilan dengan cara menunjukkan, melakukan, menjelaskan secara terpadu. Kedua, demonstrasi dalam bentuk dramatisasi merupakan peragaan adegan drama yang berasal dari cerita atau cerita rakyat yang dapat memberikan pengalaman perasaan yang dapat dihayati oleh anak.

  Ketiga menetapkan rancanagan bahan dan alat yang diperlukan untuk demonstrasi. Bahan dan alat yang diperlukan untuk demonstrasi oleh guru. Keempat, menetapkan rancangan langkah kegiatan demonstrasi.

3. Tujuan Dan Manfaat Metode Demonstrasi a. Manfaat Metode Demonstrasi.

  Menurut Winda Gunarti dkk ( 2008: 9.5). Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasisecara umum adalah: 1) Perhatian anak dapat lebih dipusatkan. 2) Proses belajar anak lebih terarah pada materi yangsedang dipelajari. 3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melebat dalam diri anak.

  Menurut Moeslichatoen ( 2004 : 113 ). Demonstrasi dapat dipergunakan untuk mememenuhi dua fungsi

  Pertama, dapat dipergunakan untuk memberikan ilistrasi dalam menjelaskan

  informasi kepada anak. Bagi anak melihat bagaimana sesuatu peristiwa berlangsung, lebih menarik, dan merangsang perhatian, serta lebih menantang daripada hanya mendengar penjelasan guru.

  Kedua, metode demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir anak

  TK terutama daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen, dan berpikir evaluatif.

  Moeslichatoen (1999: 113) manfaat metode demostrasi. Pertama dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak.Kedua dapat membantu meningkatkan daya pikir anak TK terutama daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen, dan berpikir evaluatif.

b. Tujuan Metode Demonstrasi.

  Menurut Gunarti dkk ( 2008: 9.6 ) metode demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan agar anak dapat meniru contoh perbuatan yang didemonstrasikan guru, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu sebagai berikut: (1) sesuatu yang ditunjukkan dan dilakukan guru harus dapat diamati secara jelas oleh anak, (2) penjelasan guru harus harus dapat didengar dengan jelas. Intoasi suara guru hendaknya tepat dan menarik sehingga anak tidak bosan, (3) Demonstrasi harus diikuti dengan kegiatan anak untuk menirukkan apa yang telah ditunjukkan dan dilakukan guru.

  Menurut Moeslichatoen ( 2004 :115 ) manfaat metode demonstrasi bagi anak TK yang telah dikemukakan di atas, demonstrasi merupakan salah satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat mengauasai materi pelajaran dengan lebih baik. Ada beberapa yang hal penting yang harus diperhatikan oleh guru : (1) Apa yang ditunjukkan dan harus dilakukan guru harus dapat diamati secara jelas oleh anak yang diajar. Bilamana dirasa perlu diulang maka pengulangan demonstrasi itu tidak dilakukan secara tergesa-gesa, melainkan dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketenangan agar tidak berdampak negatif pada anak (2) dalam memberi penjelasan suara guru harus dapat didengar dengan jelas.

  Moeslichatoen (1999: 115) tujuan metode demonstrasi yaitu peniruan terhadap model yang dapat dilakukan. Agar anak adapat meniru contoh perbuatan yang didemonstrasikan guru, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh guru.

  4. Pengertian media untuk anak usia dini

  Menurut sadiman dkk (2009: 6) Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pngantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

  Menurut Gagne (1970: 2009: 6) Dalam bukunya Sadiman dkk: Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

  Menurut Gerlach dan Early (1971: 2007: 3) Dalam bukunya Arsyad mengatakan media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

  5. Fungsi media

  Menurut Fleming ( 1987: 234 ) dalam Arsyad ( 2007: 3). Mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar

  • – siswa dan isi pelajaran. Menurut Hamalik ( 1986 : 23 ) Sesungguhnya media memiliki fungsi komunikasi yang sangat luas, yang meliputi fungsi-fungsi : (1) Ejukatip,(2) sosial, (3) Ekonomis, (4) Politis, (5) Seni budaya.
a. Fungsi Ejukatip media komunikasi. Fungsi utama dari setiap kegiatan media komunikasi ialah mendidik, oleh sebab memberikan pengaruh-pengaruh pendidikan.

  b. Fungsi sosial media komunikasi. Media komunikasi bukan saja memberikan informasi yang autentik dan pengalaman dalam berbagai bidang kehidupan, akan tetapi juga memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.

  c. Fungi ekonomis media komunikasi Pada masyarakat yang telah maju, penggunaan media komunikasi dikerjakan secara intensip, terutama dalam bidang perdagangan dan industri.

  d. Politis Politis dalam hal ini adalah politik pembangunan, pembangunan ini meliputi baik pembangunan fisik materiil maupun pembangunan mental-spirituil. Pembangunan itu dilaksanakan baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat ragional dan daerah sampai ke pedesaan.

  e. Seni budaya Diuraikan bahwa berkat kemajuan tehnologi dan ilmu, maka mendorong dan menimbulkan ciptaan-ciptaan baru, termasuk pula usaha pencitaan tehnologi kemediaan yang modern

  f. Beberapa fungsi pembelajaran bagi anak usia dini, yakni menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan maksna sosial yang ditampilkan atau disertai teks materi pelajaran. Seringkali anak tidak tertarik pada materi pelajaran khususnya mata pelajaran yang tidak disenangi, dengan adanya gambar yang diproyeksikan dapat mengarahkan kepada mata pelajaran yang diterima.

  Fungsi yang selanjutnya adalah fungsi afektif media visual, dapat dilihat dari tingkat kenimatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi atau sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

  Selanjutnya fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengigat informasi atau pesan yang menggandung gambar.

  Fungsi yang lainya, fungsi kompesatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk menggorganisasikan informasi dalam teks dan mengigat kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengkomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pembelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan verbal. (Arsyad, 2007:17) g. Selanjutnya, fungsi pembelajaran lainya yakni, penggunaaan media, bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujutkan proses pendidikan yang efektif, media merupakan

  bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pendidikan sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

  Media dalam penggunaanya harus relevan dengan tujuan dan isi pesan pendidikan harus melihat kepada tujuan atau kemampuan yang diharapkan dan bahan ajar, yang selanjutnya media berfungsi mempercepat proses belajar. Hal ini mengandung arti bahwa dengan media pendidikan, anak diharapkan dapat menagkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.

  Fungsi yang selanjutnya, yakni media berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses pendidikan. Pada umunya hasil belajar anak dengan menggunakan media pendidikan akan lebih tahan lama mengendap dalam pikiranya, sehingga kualitas pendidikan lebih bermakna dan memiliki nilai yang tinggi, fungsi yang selanjutnya media meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme. (Eliyawati, 2005:112)

C. Kriteria Keberhasilan

1. Pedoman Evaluasi

  Evaluasi pembelajaran di Taman Kanak- kanak lebih berorientasi pada strategi informal, yaitu mengutamakan proses yang harus dilalui anak daripada hasil yang ingin dicapai oleh anak. Saat melakukan sebuah penilaian terhadap anak taman kanak- kanak, seorang guru pada saat melakukan penilaian harus mengacu pada indikator yang akan dicapai atau hendak dicapai dan dilakukan dalam satu kegiatan yang telah direncanakan dengan waktu yan telah ditentukan. Penilaian dilakukan ketika berlangsungnya sebuah kegiatan, yaitu saat kegiatan berlangsung, guru bisa melakukan penilaian terhadap tiap-tiap kemampuan anak sesuai dengan indikator yang akan dicapai oleh anak. Dalam pelaksanaan penilaian sehari- hari guru mrnilai semua kemampuan anak dengan mengacu kepada setiap indikator tingkat pencapaian yang akan dicapai oleh anak, seperti yang telah diprogramkan menggunakan pedoman penilaian dari Kemendiknas (2010:1-2) pencatatan nilai hasil belajar menggunakan: a. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi satu bintang. ( )

  b. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapakan RKH mendapatkan tanda dua bintang ( ) c. Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH dapat tanda tiga bintang ( ) d. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator yang diharaakan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang ( )

  Menurut Dimyati (2013:95) cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut: ( O ) : untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan apayang diharapkan. ( √ ) : untuk anak yang berada pada tahap proses menuju apa yang diharapkan. ( ) : anak yang perilakunya melebihi yang diharapkan dan sudah menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru.

  Depdiknas (2006: 6-7) pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut: a. Anak yang belum mencapai indikator seperti yang diharapkan dalam SKH atau dalam melaksanakan tugas dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan kosong ( O )

  b. Anak yang sudah melebihi indiukator yang ada dalam SKH atau mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan secara tepat, cepat, lengkap benar, maka kolom penilaian dituliskan nama abak tanda bulatan penuh ( ) c. Jika semua anak menunjukan kemampuan sesuai dengan indikator yang tertuang dalam SKH, maka pada kolom penilaian ditulis nama semua nak dengan tanda chek list (

  √)

D. Indikator Hasil Belajar

  Menurut Suyanto, (2005:51) motorik halus yaitu perkembangan yang meliputi otot halus dan fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian tubuh yang lebih spesifik. Seperti menulis, melipat, merangakai, mengancing baju, menali sepatu, dan menggunting.

  Menurut katri Hari Sukarsih (2002:37) Perkembangan motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerak-gerak tubuh. Dalam Perkembangan motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah syaraf, otot, dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara interaksi positif, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna. Selain mengandalkan kekuatan otot, kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak- menggerakkan tubuhnya. Anak yang terganggu perkembangan motoriknya dapat menimbulkan perasaan rendah diri. Misalnya tangan yang selalu gemetar, membuat ia tidak pandai menulis dengan bagus.

  Menurut Aisyah (2007: 4.14) kemampuan motorik halus usia 4-5 tahun meliputi kemampuan sebagai berikut: a) spontan dan selalu aktif, tidak pernah berhenti bergerak. b) tidak mengetahui kiri kanan. c) menunjukan peningkatan yang cukupnjelas dalam menggunakan alat manipulatif dan konstruktif. d) mulai membuat desain dan bentuk-bentuk huruf dalam lukisannya. e) bereksperimen dengan jari, tangan dan lengan. f) memungut benda dengan tangan yang bukan dominan dan memindahkannya ke tangan yang dominan. g) dapat menyayikan lagu yang sederhaana. h) lari berjingkat dengan satu kaki. i) berdiri diatas satu kaki selama 4-8 detik. j) dapat mengikat tali sepatu.

  E. Hubungan Variabel Masalah Dan T indakan

  Dalam membuat anyaman anak di TK Pertiwi 09 Karangkembang masih kurang bisa atau masih ada yang belum sempurna. Dengan demikian dalam membuat Anyaman Dengan Menggunakan Berbagai Media Dapat Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak.

  Dengan kegiatan menganyam melatih anak dalam cara menganyam di lain melatih juga dapat melatih kosentrasi anak dan otot-otot pergelangan tangan dan mata.

  1. Menganyam dengan berbagai media misal : kain perca, daun, sedotan, tas dll

  2. Membuat berbagai bentuk dari kertas, daun-daunan dll 3. Membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran.

  4. Merekat dan menempel

  F. Kerangka Berfikir

  Dalam pembelajaran mengajar guru dituntut untuk mengantarkan anak mncapai kempetensi. Guru mampu mengelola pembelajaran yang efektif dan kreatif sehingga anak tertarik karena dilain itu juga pembelajaranya sambil bermain sehingga anak merasa lebih nyaman tidak mudah bosan.

  Salah satu jenis kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah membuat anyaman dengan menggunakan berbagai media. Kegiatan membuat membuat anyaman dengan menggunakan berbagai media. salah satu kegiatan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak sekaligus untuk melatih koordinasi antara mata, kosentrasi dan tangan, serta untuk mengenalkan berbagai bentuk anyaman

  Dalam metode ini guru menggunakan metode demonstrasi karena dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sehingga kebanyakan anak senang dengan adanya metode demonstrasi.

  Kerangka berpikir dari penelitian tindakan kelas melalai kegiatan tindakan kelas yang digambarkan dibawah ini: Kemampuan

  Guru belum menggunakan

  Kondisi Awal

  motorik halus anak metode demonstrasi dalam rendah dalam meningkatkan kemampuan kegiatan membuat motorik halus dalam anyaman kegiatan membua anyaman menggunakan memenggunakan berbagai berbagai media. media.

  Refleksi/diskusi

  Evaluasi Pelaksanaan. Siklus I

  hasil siklus I hasil

  perkembangan dilakukan metode

  belum maksimal

  demonstrasi dalam motorik halus siklus I.

  perencanaan 2.

  kegiatan membuat anyaman menggunakan berbagai media.

  Pelaksanaan siklus

  Observasi evaluasi Refleksi hasil

  II dilakukan metode

  perkembangan

  demonstrasi dalam

  siklus ll motorik halus siklus

  kegiatan membuat II. anyaman menggunakan berbagai media 3x

G. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis tindakan menurut Igak Wardhani (2011: 2. 10) dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah.

  Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan membuat anyaman menggunakan berbagai media pada Anak

  Kelompok B. 1 TK Pertiwi Karangkembang.