Analisis Biaya-Volume-Laba Sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba pada "Matahari" Photo Studio Cirebon.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The purpose of the company in general is to obtain profits and size of the profit that can be achieved will be the measure of success in running the company's management. Planning can be done in various ways, including by the program budget. The program budget contains most of the estimated revenue to be gained and costs to be incurred to earn that finally shows the profit to be achieved. Income is affected by three factors: the volume of products sold, selling price and the cost incurred to produce that product. All three of these factors have a very close relationship in which the cost of determining the price to achieve the expected level of profits, selling prices affect sales volume and sales volume will directly affect the volume of production, and production volume affects the cost. Cost volume profit analysis can provide information about the level of sales and selling price. The purpose of this paper is to determine what level of price and sales levels for the company is at breakeven (Break Even Point), how much safety margin sales (Margin Of Safety), how much the level of the operating leverage (Degree Of Operating Leverage). This analysis can also be used to plan expected by the company's profit and avoid losses in the future.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba dan besar kecilnya laba yang dapat dicapai akan menjadi ukuran kesuksesan manajemen dalam menjalankan perusahaannya. Perencanaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan program budget. Program budget sebagian besar berisi taksiran penghasilan yang akan diperoleh dan biaya-biaya yang akan terjadi untuk memperoleh penghasilan tersebut yang akhirnya menunjukkan laba yang akan dicapai. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu volume produk yang dijual, harga jual produk dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Ketiga faktor ini mempunyai hubungan yang sangat erat dimana biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan, harga jual mempengaruhi volume penjualan, dan volume penjualan akan langsung mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi mempengaruhi biaya. Analisis biaya volume laba mampu memberikan informasi mengenai tingkat penjualan dan harga jual. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui berapa tingkat harga dan tingkat penjualan agar perusahaan berada pada titik impas (Break Even Point), berapa besarnya margin pengaman penjualan (Margin Of Safety), berapa besarnya tuasan operasionalnya (Degree Of Operating Leverage). Analisis ini juga dapat digunakan untuk merencanakan laba yang diharapkan oleh perusahaan dan menghindari kerugian dimasa yang akan datang.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL. ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

SURAT PENGESAHAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRACT... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah... 1.2 Perumusan Masalah... 1.3 Tujuan Penelitian... 1.4 Manfaat Penelitian... 1.5 Kerangka Pemikiran...

1 3 4 4 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya... 2.1.1 Pengertian Biaya...

2.1.2 Objek Biaya... 8 9


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha 2.1.3 Klasifikasi Biaya...

2.1.4 Penggolongan Biaya Untuk Analisis Break Even... 2.1.4.1 Biaya Variabel... 2.1.4.2 Biaya Tetap... 2.1.4.3 Biaya Semi Variabel... 2.1.5 Cara Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel... 2.2 Analisis Break Even... 2.2.1 Pengertian Break Even... 2.2.2 Pengertian Analisis Break Even... 2.2.3 Tujuan Analisis Break Even...

2.3 Kegunaaan dan Manfaat Analisis Break Even... 2.4 Asumsi-Asumsi Dalam Analisis Break Even... 2.5 Cara Menghitung Break Even... 2.6 Perubahan-Perubahan yang Mempengaruhi Break Even.... 2.7 Tingkat Keamanan (Margin of Safety)... 2.8 Pengungkit Operasi... 2.9 Laba...

2.9.1 Pengertian Laba... 2.9.2 Jenis Laba... 2.9.3 Tujuan Penghitungan Laba... 2.9.4 Perencanaan Laba... 2.10 Peranan Analisis Break Even Dalam Perencanaan Laba...

10 10 11 12 12 13 15 15 16 17 17 18 19 22 23 23 24 24 25 26 26 27


(5)

x Universitas Kristen Maranatha BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN...

3.1 Objek Penelitian... 3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan... 3.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan... 3.1.3 Struktur Organisasi... 3.2 Populasi dan Penentuan Sampel... 3.3 Teknik Pengumpulan Data... 3.4 Metode Penelitian...

29 29 29 29 30 31 31 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 4.1 Biaya-Biaya yang Terjadi... 4.2 Penggolongan Biaya... 4.3 Total Penjualan... 4.3.1 Total Penjualan Film... 4.3.2 Total Penjualan Pigura... 4.3.3 Total Penjualan Album Photo... 4.3.4 Total Penjualan Baterai... 4.3.5 Prosentase Total Penjualan... 4.4 Analisis Break Even Point... 4.5 Margin Of Safety... 4.6 Operating Leverage...

33 33 34 35 35 35 36 36 37 38 39 41


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha 5.1 Simpulan...

5.2 Saran... 43 45 DAFTAR PUSTAKA... 46


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Kerangka Pemikiran ... 7


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Biaya-Biaya yang Terjadi ... 33

Tabel 4.2 Penggolongan Biaya Tahun 2008 ... 34

Tabel 4.3 Penggolongan Biaya Tahun 2009 ... 34

Tabel 4.4 Total Penjualan Film ... 35

Tabel 4.5 Total Penjualan Pigura ... 35

Tabel 4.6 Total Penjualan Album Photo ... 36

Tabel 4.7 Total Penjualan Baterai ... 36

Tabel 4.8 Persentase Total Penjualan Tahun 2008 ... 37

Tabel 4.9 Persentase Total Penjualan Tahun 2009 ... 37

Tabel 4.10 Margin Pengaman Penjualan Tahun 2008 ... 39


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 Grafik Break Even Point ... 21


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai, salah satunya yaitu mendapatkan laba yang maksimal dan dapat bertahan dalam persaingan yang ada dewasa ini. Manajemen yang baik yaitu manajemen yang mampu merencanakan dan mengelola aktivitas perusahaan secara tepat dan sesuai dengan tujuan perusahaan, sehingga perusahaan mampu menghadapi persaingan yang ada. Manajemen selain dituntut untuk mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien, juga dituntut untuk menghasilkan suatu keputusan yang menunjang pencapaian tujuan perusahaan, serta mempercepat perkembangan perusahaan.

Manajemen hendaknya dapat berpikir kritis dalam mengambil setiap keputusan, agar setiap keputusan yang diambil dapat berguna bagi perusahaan dan dapat membuat perusahaan menjadi lebih maju. Kemampuan berpikir kritis inilah yang dapat mengantisipasi hal-hal yang harus dilakukan perusahaan untuk dapat bertahan dan berkembang dalam situasi persaingan pasar yang selalu meningkat. Manajemen hendaknya mempertimbangkan dan menilai suatu keputusan, agar keputusan tersebut memberikan hasil yang maksimal terhadap pencapaian tujuan perusahaan dalam perkembangan perusahaan.

Manajer dalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaan yang dipimpinnya sebaik mungkin. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah tujuan utama yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut. Manajer yang kompeten dalam mengelola suatu perusahaan dapat menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan tersebut. Manajer dituntut untuk dapat melihat kemungkinan–kemungkinan yang akan terjadi maupun kesempatan–kesempatan atau peluang–peluang yang ada di masa yang akan datang, jangka pendek maupun panjang. Tugas manajemen adalah merencanakan masa depan perusahaan agar


(11)

2 Universitas Kristen Maranatha sedapat mungkin semua kemungkinan dan kesempatan dapat direncanakan. Suatu perusahaan dituntut efisien dan ekonomis serta dapat mengantisipasi perkembangan yang terjadi di masa yang akan datang, karena dalam persaingan global hanya perusahaan yang menjalankan kegiatan operasi secara efisien, ekonomis dan produktif yang mampu memenangkan persaingan. Manajer perlu memahami dengan benar masalah yang berkaitan dengan pembiayaan terutama mengenali perilaku biaya.

Manajemen memerlukan suatu pedoman berupa perencanaan yang berisikan langkah-langkah yang akan dan harus ditempuh perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perencanaan dapat pula berupa alat ukur dan evaluasi atas hasil sesungguhnya. Manajemen harus mampu mengevaluasi ketidaksesuaian dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya, apabila hasilnya tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Perencanaan merupakan alat pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan perusahaan dan memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan-kegiatan perusahaan.

Manajemen perlu membuat perencanaan laba. Laba merupakan tujuan utama dari perusahaan karena laba merupakan selisih antara pendapatan yang diterima (dari hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan dan perencanaan biaya. Perencanaan laba berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh perusahaan untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Analisis break even adalah suatu alat bantu yang diperlukan agar perencanaan laba dapat dilakukan secara memadai. Analisis break even merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain laba sama dengan nol).

Manajemen akan memperoleh informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai agar tidak mengalami kerugian dengan melakukan analisis break even. Analisis tersebut juga dapat mengukur seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun, agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, analisis break even merupakan alat yang efektif dalam menyajikan


(12)

3 Universitas Kristen Maranatha informasi bagi manajemen untuk keperluan perencanaan laba, sehingga manajemen dapat memilih berbagai usulan kegiatan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pencapaian laba di masa yang akan datang.

Mengingat pentingnya analisis break even sebagai salah satu alat bantu dalam perencanaan laba, maka penulis ingin mengkaji lebih jauh lagi dengan mengadakan penelitian dengan judul: “Analisis Biaya-Volume-Laba Sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba” (Studi Kasus Pada “Matahari” Photo Cirebon).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, peneliti bermaksud mengidentifikasi pengaruh perilaku biaya terhadap kinerja manajemen. Adapun rangkaian analisis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Apakah ”Matahari” Photo Cirebon telah mengikuti konsep cost behavior dalam melakukan penggolongan biaya?

2. Apakah ”Matahari” Photo Cirebon telah menggunakan analisis biaya volume laba dalam hal perencanaan laba untuk ke depannya?

3. Berapa besar volume penjualan “Matahari” Photo Cirebon yang harus dicapai agar perusahaan mencapai tingkat break even?

4. Seberapa besar margin of safety bagi “Matahari” Photo Cirebon agar tidak mengalami kerugian?

5. Berapakah besarnya tingkat operating leverage yang dicapai oleh “Matahari” Photo Cirebon?


(13)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari adanya penelitian ini adalah untuk memperoleh bahan proposal. Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah “Matahari” Photo Cirebon telah melakukan penggolongan biaya secara tepat sesuai dengan konsep cost behavior? 2. Untuk mengetahui break even point pada kegiatan operasional “Matahari”

Photo Cirebon.

3. Untuk mengetahui jumlah volume penjualan “Matahari” Photo Cirebon pada tingkat laba yang direncanakan.

4. Untuk mengetahui berapa tingkat margin of safety pada tahun yang dijadikan objek penelitian.

5. Untuk mengetahui berapa tingkat operating leverage yang dicapai oleh “Matahari” Photo Cirebon.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian proposal ini, maka diharapkan agar dapat memberikan manfaat.

1. Bagi peneliti

 Menjadi pengalaman berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti.

 Dapat digunakan sebagai wadah yang tepat dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah sehubungan dengan cost volume profit.

2. Perusahaan

 Kesimpulan dari hasil penelitian ini diharapkan sedikit banyak dapat memberikan input dalam rangka perbaikan dan pengembangan perusahaan.


(14)

5 Universitas Kristen Maranatha 3. Masyarakat umum

 Dapat dijadikan sebagai pengetahuan tambahan terutama dalam bidang pengendalian manajemen.

 Dapat dijadikan sebagai salah satu contoh proposal apabila ada pihak-pihak lain yang membutuhkan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Perencanaan penting karena mempengaruhi secara langsung terhadap kelancaran maupun keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan yang baik akan memungkinkan manajemen perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dan efektif.

Manajemen dituntut untuk mampu bertindak kritis terhadap semua keputusan yang diambilnya dalam usaha mempertahankan hidup serta memajukan perusahaan. Setiap keputusan yang diambil manajemen akan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan. Laba merupakan salah satu indikator keberhasilan dari suatu perusahaan.

Laba yang dihasilkan perusahaan sering kali dijadikan sebagai ukuran untuk menilai keberhasilan manajemen suatu perusahaan. Laba akan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi total biayanya.

Terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi laba, antara lain: a. Harga Jual Produk

b. Total Biaya c. Volume Penjualan

Ketiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang saling berkaitan, sehingga dalam perencanaan laba, hubungan antara harga jual produk, biaya, dan volume penjualan memegang peranan yang sangat penting. Ketiga faktor tersebut akan saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan fungsinya satu dengan yang lainnya. Suatu perencanaan laba yang baik perlu adanya analisis yang


(15)

6 Universitas Kristen Maranatha membahas tentang faktor-faktor yang dapat memenuhi laba perusahaan. Salah satu analisis yang dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam merencanakan laba adalah analisis break even.

Kita dapat menggunakan analisis break even untuk mengetahui pada volume penjualan berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian juga tidak memperoleh laba. Analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya laba yang akan diperoleh, pada volume penjualan tertentu. Informasi yang disajikan analisis break even ini akan memudahkan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian laba.

Perencanaan laba dengan analisis break even merupakan hal yang penting bagi perusahaan-perusahaan yang ada pada era pembangunan dan perbaikan sekarang ini. Perencanaan ini sangat penting untuk mempertahankan keberadaan perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini. Penggunaan analisis break even secara tepat, dapat membuat perencanaan laba dilakukan secara efektif, artinya perencanaan laba sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki perusahaan, sehingga pencapaian anggaran perusahaan akan sesuai dengan realisasi yang terjadi.

1.5.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada “Matahari” Photo yang berlokasi di Jl. Kanggraksan no.43 Cirebon. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2010 sampai dengan selesai.


(16)

7 Universitas Kristen Maranatha

1.5.2 Skema Kerangka Pemikiran:

Harga Jual Produk

Perolehan laba Tujuan yang telah ditetapkan

Perencanaan Laba

Volume Penjualan Total Biaya

Tetap dan Biaya Variabel/Unit

Analisis Biaya -Volume-Laba

Bekerja secara lebih efisien dan efektif

Ukuran keberhasilan manajemen Analisis

BEP

Margin Of Safety & Operating

Leverage

Biaya Administratif Biaya

Manufaktur

Biaya produksi yang terjadi selama satu periode


(17)

43 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini akan dibagi dalam dua bagian utama yaitu kesimpulan dan hasil analisis yang telah dijabarkan pada bab IV serta bagian kedua yaitu saran yang berkenaan dengan break even point, perencanaan laba dan

margin pengamanan penjualan dari ”Matahari” Photo Studio Cirebon.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada

”Matahari” Photo Studio mengenai kememadaian analisis biaya volume laba

sebagai alat bantu manajemen dalam hal perencanaan laba, sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan pada BAB I maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisis Break Even yang pada ”Matahari” Photo Studio telah memadai, hal ini dapat dilihat dari:

 ”Matahari” Photo Studio telah mengelompokkan biaya yang ada

kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Pengelompokkan biaya ini merupakan syarat utama untuk dapat diterapkannya perhitungan break even. Dimana break even dapat membantu perusahaan untuk merencanakan laba, sehingga perusahaan dapat menganalisis sejauh mana perusahaan tersebut harus melakukan penjualan agar tidak menderita kerugian.

2. Dengan diterapkannya analisis break even telah berfungsi dalam meningkatkan laba perusahaan tersebut, hal ini terlihat dari realisasi penjualan dan laba yang dihasilkan telah tercapai sesuai dengan apa yang telah ditargetkan. Pada tahun 2008, break even point berdasarkan rupiah adalah sebesar Rp 126.338.774,15 dan pendapatan yang terjadi sebesar Rp 397.710.000. Sedangkan pada tahun 2009, break even point berdasarkan


(18)

44 Universitas Kristen Maranatha rupiah adalah sebesar Rp 152.229.139,5 dan pendapatan yang terjadi sebesar Rp 412.527.500.

3. ”Matahari” Photo Studio memiliki margin of safety sebesar 68,23% pada

tahun 2008, dan 63,09% pada tahun 2009. Dimana margin of safety merupakan indikator yang penting, karena dengan menentukan margin of safety, perusahaan dapat menentukan seberapa banyak penjualan boleh diturunkan agar perusahaan tidak menderita kerugian. Berdasarkan perhitungan tersebut, ”Matahari” Photo Studio mempunyai tingkat batas aman untuk menurunkan penjualan sebesar 68,23% untuk tahun 2008 dan 63,09% untuk tahun 2009.

4. Besarnya penjualan minimal untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan tahun 2008 sebesar Rp 126.338.774,15 dan tahun 2009 sebesar Rp 152.229.139,5. Diketahui apabila manajemen menaikkan atau menurunkan harga jual, biaya tetap dan biaya variabel, maka perubahan akan berpengaruh terhadap break even point.

5. Besarnya operating leverage yang dimiliki oleh ”Matahari” Photo Studio pada tahun 2008 adalah 1,46 sedangkan pada tahun 2009 sebesar 1,58. Dengan melihat ini, maka dapat disimpulkan adanya kenaikkan dalam operating leverage, hal ini mengakibatkan keuntungan perusahaan akan semakin meningkat. Semakin besar tingkat pengungkit operasi, maka akan semakin besar pula keuntungan yang didapat perusahaan. Oleh karena itu, analisis leverage operasi sangat berguna dalam proses perencanaan laba jangka pendek.


(19)

45 Universitas Kristen Maranatha

5.2Saran

 ”Matahari” Photo Studio dalam perencanaan laba sebaiknya

menggunakan perhitungan biaya tetap dan biaya variabel untuk mengetahui berapa tingkat BEP, margin of safety, pendapatan dan laba yang terjadi, sehingga dengan melakukan perhitungan tersebut, perusahaan diharapkan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

 Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan, pihak manajemen sebaiknya menggunakan Total Cost untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel yang secara teoritis paling real, karena memperhitungkan seluruh faktor dan meniadakan unsur subjektif.

 Untuk mencapai proyeksi laba, perusahaan perlu meningkatkan pengungkit operasi guna mencapai penjualan proyeksi, sehingga laba yang didapat meningkat dengan cara menambah modal sendiri dengan menahan laba untuk membiayai peningkatan biaya tetap. Selain itu perusahaan menekan biaya variabel dan tidak mengurangi bahkan meningkatkan pelayanan kepada konsumen agar konsumen loyal terhadap jasa yang ditawarkan, sehingga stabilitas penjualan akan stabil bahkan meningkat.


(20)

46 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Bastian dan Nurlela. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006. Hammer, Lawrence H.; William K. Carter and Milton F. Usry. Cost Accounting.

Edisi Bahasa Indonesia, dialihbahasakan oleh Krista. Jakarta: Salemba Empat. 2001.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. Management Accounting. Penerjemah Dewi Fitriasi dan Deny Arnos Kwary. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat. 2005.

Hartono, J. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE. 2007.

Horngren, Charles T.; Srikant M. Datar dan George Foster. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Edisi Kesebelas. Jakarta: PT Indeks, Kelompok Gramedia. 2003.

Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ketiga. Jakarta: Bumi Aksara. 2005. Mulyadi. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat. 2000.

Suadi Arief. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: BPFE. 2001.

Syamrin, L.M. Akuntansi Manajerial: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2001.

Hammer, Lawrence H.; William K. Carter and Milton F. Usry. Akuntansi Biaya (Perencanaan dan Pengendalian). Penerjemah Alfonsus Sirait. Jakarta: Erlangga. 2001.

Warren, Carl S.; James M. Reeve and Philip E. Fees. Pengantar Akuntansi. Edisi dua puluh satu. Jakarta: Salemba Empat. 2005.

http://agustinus21081987.blogspot.com/2010/04/break-even-point-bep.html http://shelmi.wordpress.com/2009/03/30/break-even-point/

http://www.zonateknik.co.cc/2010/01/jenis-laba.html


(1)

6 Universitas Kristen Maranatha membahas tentang faktor-faktor yang dapat memenuhi laba perusahaan. Salah satu analisis yang dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam merencanakan laba adalah analisis break even.

Kita dapat menggunakan analisis break even untuk mengetahui pada volume penjualan berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian juga tidak memperoleh laba. Analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya laba yang akan diperoleh, pada volume penjualan tertentu. Informasi yang disajikan analisis break even ini akan memudahkan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian laba.

Perencanaan laba dengan analisis break even merupakan hal yang penting bagi perusahaan-perusahaan yang ada pada era pembangunan dan perbaikan sekarang ini. Perencanaan ini sangat penting untuk mempertahankan keberadaan perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini. Penggunaan analisis break even secara tepat, dapat membuat perencanaan laba dilakukan secara efektif, artinya perencanaan laba sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki perusahaan, sehingga pencapaian anggaran perusahaan akan sesuai dengan realisasi yang terjadi.

1.5.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada “Matahari” Photo yang berlokasi di Jl. Kanggraksan no.43 Cirebon. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2010 sampai dengan selesai.


(2)

7 Universitas Kristen Maranatha 1.5.2 Skema Kerangka Pemikiran:

Harga Jual Produk

Perolehan laba Tujuan yang telah ditetapkan

Perencanaan Laba

Volume Penjualan Total Biaya

Tetap dan Biaya Variabel/Unit

Analisis Biaya -Volume-Laba

Bekerja secara lebih efisien dan efektif

Ukuran keberhasilan manajemen Analisis

BEP

Margin Of Safety & Operating

Leverage Biaya Administratif Biaya

Manufaktur

Biaya produksi yang terjadi selama satu periode


(3)

43 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini akan dibagi dalam dua bagian utama yaitu kesimpulan dan hasil analisis yang telah dijabarkan pada bab IV serta bagian kedua yaitu saran yang berkenaan dengan break even point, perencanaan laba dan margin pengamanan penjualan dari ”Matahari” Photo Studio Cirebon.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada ”Matahari” Photo Studio mengenai kememadaian analisis biaya volume laba sebagai alat bantu manajemen dalam hal perencanaan laba, sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan pada BAB I maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisis Break Even yang pada ”Matahari” Photo Studio telah memadai, hal ini dapat dilihat dari:

 ”Matahari” Photo Studio telah mengelompokkan biaya yang ada

kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Pengelompokkan biaya ini merupakan syarat utama untuk dapat diterapkannya perhitungan break even. Dimana break even dapat membantu perusahaan untuk merencanakan laba, sehingga perusahaan dapat menganalisis sejauh mana perusahaan tersebut harus melakukan penjualan agar tidak menderita kerugian.

2. Dengan diterapkannya analisis break even telah berfungsi dalam meningkatkan laba perusahaan tersebut, hal ini terlihat dari realisasi penjualan dan laba yang dihasilkan telah tercapai sesuai dengan apa yang telah ditargetkan. Pada tahun 2008, break even point berdasarkan rupiah adalah sebesar Rp 126.338.774,15 dan pendapatan yang terjadi sebesar Rp 397.710.000. Sedangkan pada tahun 2009, break even point berdasarkan


(4)

44 Universitas Kristen Maranatha rupiah adalah sebesar Rp 152.229.139,5 dan pendapatan yang terjadi sebesar Rp 412.527.500.

3. ”Matahari” Photo Studio memiliki margin of safety sebesar 68,23% pada tahun 2008, dan 63,09% pada tahun 2009. Dimana margin of safety merupakan indikator yang penting, karena dengan menentukan margin of safety, perusahaan dapat menentukan seberapa banyak penjualan boleh diturunkan agar perusahaan tidak menderita kerugian. Berdasarkan perhitungan tersebut, ”Matahari” Photo Studio mempunyai tingkat batas aman untuk menurunkan penjualan sebesar 68,23% untuk tahun 2008 dan 63,09% untuk tahun 2009.

4. Besarnya penjualan minimal untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan tahun 2008 sebesar Rp 126.338.774,15 dan tahun 2009 sebesar Rp 152.229.139,5. Diketahui apabila manajemen menaikkan atau menurunkan harga jual, biaya tetap dan biaya variabel, maka perubahan akan berpengaruh terhadap break even point.

5. Besarnya operating leverage yang dimiliki oleh ”Matahari” Photo Studio pada tahun 2008 adalah 1,46 sedangkan pada tahun 2009 sebesar 1,58. Dengan melihat ini, maka dapat disimpulkan adanya kenaikkan dalam operating leverage, hal ini mengakibatkan keuntungan perusahaan akan semakin meningkat. Semakin besar tingkat pengungkit operasi, maka akan semakin besar pula keuntungan yang didapat perusahaan. Oleh karena itu, analisis leverage operasi sangat berguna dalam proses perencanaan laba jangka pendek.


(5)

45 Universitas Kristen Maranatha 5.2Saran

 ”Matahari” Photo Studio dalam perencanaan laba sebaiknya

menggunakan perhitungan biaya tetap dan biaya variabel untuk mengetahui berapa tingkat BEP, margin of safety, pendapatan dan laba yang terjadi, sehingga dengan melakukan perhitungan tersebut, perusahaan diharapkan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

 Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan, pihak manajemen sebaiknya menggunakan Total Cost untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel yang secara teoritis paling real, karena memperhitungkan seluruh faktor dan meniadakan unsur subjektif.

 Untuk mencapai proyeksi laba, perusahaan perlu meningkatkan pengungkit operasi guna mencapai penjualan proyeksi, sehingga laba yang didapat meningkat dengan cara menambah modal sendiri dengan menahan laba untuk membiayai peningkatan biaya tetap. Selain itu perusahaan menekan biaya variabel dan tidak mengurangi bahkan meningkatkan pelayanan kepada konsumen agar konsumen loyal terhadap jasa yang ditawarkan, sehingga stabilitas penjualan akan stabil bahkan meningkat.


(6)

46 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Bastian dan Nurlela. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006.

Hammer, Lawrence H.; William K. Carter and Milton F. Usry. Cost Accounting. Edisi Bahasa Indonesia, dialihbahasakan oleh Krista. Jakarta: Salemba Empat. 2001.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. Management Accounting. Penerjemah Dewi Fitriasi dan Deny Arnos Kwary. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat. 2005.

Hartono, J. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE. 2007.

Horngren, Charles T.; Srikant M. Datar dan George Foster. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Edisi Kesebelas. Jakarta: PT Indeks, Kelompok Gramedia. 2003.

Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ketiga. Jakarta: Bumi Aksara. 2005.

Mulyadi. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat. 2000.

Suadi Arief. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: BPFE. 2001.

Syamrin, L.M. Akuntansi Manajerial: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2001.

Hammer, Lawrence H.; William K. Carter and Milton F. Usry. Akuntansi Biaya (Perencanaan dan Pengendalian). Penerjemah Alfonsus Sirait. Jakarta: Erlangga. 2001.

Warren, Carl S.; James M. Reeve and Philip E. Fees. Pengantar Akuntansi. Edisi dua puluh satu. Jakarta: Salemba Empat. 2005.

http://agustinus21081987.blogspot.com/2010/04/break-even-point-bep.html

http://shelmi.wordpress.com/2009/03/30/break-even-point/

http://www.zonateknik.co.cc/2010/01/jenis-laba.html