Peranan Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit Analysis)Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Perencanaan Laba Pada PT "X".

(1)

ABSTRAK

Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal yang dapat digunakan untuk memperluas usahanya dan bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu harga jual, biaya, dan volume penjualan, yang masing-masing saling berkaitan. Karena itu setiap perusahaan harus mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara merencanakan volume penjualan dan meningkatkan laba usahanya. Alat analisis yang dapat digunakan menghubungkan biaya, volume dan laba perusahaan dalam satu kesatuan lazim disebut analisis Biaya-Volume-Laba.

Penelitian ini dilakukan pada PT. “X” yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil. Permasalahan yang dihadapi pihak manajemen adalah belum adanya penggunaan suatu analisis untuk perencanaan laba jangka pendek yang lebih baik. Hal ini mendorong diterapkannya analisis biaya-volume-laba yang bermanfaat dalam pengendalian biaya, penentuan jumlah target penjualan (pesanan), perencanaan laba jangka pendek, dan lain-lain.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis di mana penulis mengumpulkan data-data dari perusahaan, mengamati kegiatan perusahaan, dan wawancara dengan bagian yang terkait dengan masalah yang dibahas, serta mempelajari literatur, majalah, catatan kuliah, maupun referensi lainnya untuk menunjang penelitian ini.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa PT. “X” telah menggolongkan biaya-biaya yang terjadi menjadi biaya tetap dan biaya variabel, namun belum ada penggolongan biaya semivariabel sehingga penulis membantu memisahkan biaya semivariabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square method) untuk data keuangan perusahaan. Selama ini dalam menganalisis laba, perusahaan hanya melakukan analisis laba berdasarkan laba tahun sebelumnya, kondisi pasar, dan persaingan dengan manufaktur sejenis lainnya.

Sebagai kesimpulan akhir hasil penelitian, penulis menyarankan agar perusahaan melakukan pemisahan biaya semivariabel sehingga penggolongan biaya dilakukan secara tepat. Penerapan analisis biaya-volume-laba berperan bagi manajemen dalam pengambilan keputusan, berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan di masa mendatang. Melalui penerapan analisis biaya-volume-laba diperoleh beberapa alternatif tindakan yang bisa diambil oleh manajemen melalui analisis break even point. Apabila manajemen mengambil tindakan secara tepat berdasarkan alternatif yang tersedia, maka tujuan perusahaan untuk meningkatkan laba diharapkan dapat tercapai. Tercapai tidaknya laba dipengaruhi juga oleh faktor eksternal dan internal perusahaan.


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, anugerah, dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peranan Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit Analysis) Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Perencanaan Laba.”

Penulisan skripsi ini juga tidak akan berhasil tanpa bantuan, bimbingan, dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

ƒ Papa dan Mama yang telah melahirkan, mengurus, mendidik, maupun dengan setia memberikan semangat dan dukungan serta perhatian yang luar biasa sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini, beserta kakak saya Elita Doloksaribu dan abang saya Anton Humala Doloksaribu yang telah memberi banyak dorongan agar saya tidak mudah menyerah dalam pengerjaan skripsi. ƒ Ibu Ita Salsalina Lingga, S.E., M.Si., Ak selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan yang sangat berharga dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini.

ƒ Ibu Tatik Budiningsih, Dra., M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.


(3)

ƒ Bapak Tedy Wahyusaputra, S.E., M.M., selaku Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

ƒ Ibu Se Tin, S.E., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

ƒ Segenap staf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha yang telah banyak membantu penulis selama kuliah.

ƒ Seluruh staf perpustakan dan administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

ƒ Bapak Hemtri, selaku pimpinan PT “X” dan seluruh staf karyawan, atas bantuannya dalam memberikan data yang penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

ƒ Mahesa Roy Stephanus Barus yang dengan sabar membantu, menemani serta memberika saya semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

ƒ Keluarga C. Barus yang telah memberikan perhatiannya kepada saya.

ƒ Sahabat-sahabatku: Chrisning Thyas Manik, Katrina Silalahi (atin), Mery Mardhiana Hutagalung (Merce), Novita Saria Napitupulu (Ms. Plin plan), Ruth Theresia Simanjuntak, Utami Tri Wahyuni, Yenni Anita yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih juga atas canda tawanya.

ƒ Teman-teman sukajaya no.9 : Wita Tando (kakak yang selalu mengawasi saya selama di kuliah dan tidak henti-hentinya memberikan semangat), Eva Nila Krisnawati, Megawati, Herlina Beatrix Sitorus, Maya Sari Indrajaya, Mery


(4)

Christiana Sujarno yang menjadi teman seperjuangan dan teman berbagi ceitaku selama 4 tahun ini sekaligus penyemangatku agar cepat-cepat lulus.

ƒ Teman-teman seperjuanganku di Akuntansi: spesial buat Lia yang sudah sangat membantu saya dalam mendapatkan Perusahaan untuk skripsi ini, Sherly Yuliana, Ratih Rusdiani, Lidya, Hera Nuvitasari yang dengan setia memberikan semangat dan dukungan dalam pengerjaan skripsi ini.

ƒ Teman-temanku yang lain: Fenny, pei-pei, Nehemia Bona, Putri, Pipi, cornelia, Silvia, Silvana Christina, Paulus, Jaya.

ƒ Teman-temanku di Sukalestari I no.3: Kent, Yevie, ci Yul, ko Bear, dan masih banyak lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

ƒ Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, karena masih terbatasnya kemampuan penulis dalam hal pengetahuan maupun pengalaman. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki kekurangan dalam skripsi ini.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama siswa-siswi fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada khususnya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan pada umunya.

Bandung, Agustus 2007

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……...………. i

HALAMAN PENGESAHAN……….. ii

ABSTRAK……… iii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR GAMBAR………... xi

DAFTAR TABEL………... xii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang Penelitian……….… 1

1.2 Identifikasi Masalah……….……. 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……….…. 4

1.4 Kegunaan Penelitian……….…. 4

1.5 Kerangka Pemikiran dan hipotesis……… 5

1.6 Metode Penelitian………….………... 6

1.7 Lokasi Penelitian………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….……. 8

2.1 Akuntansi Manajemen………..………..………... 8

2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen……….……... 8

2.2 Pengertian dan Klasifikasi Biaya………..…………. 10

2.2.1 Pengertian Biaya……….…….……. 10


(6)

2.3 Metode Pemisahan Biaya Semivariabel menjadi Biaya Tetap

dan Biaya Variabel………... 20

2.3.1 Metode Tinggi-Rendah (The High-Low Method)…………... 20

2.3.2 Metode Grafik Statistikal (The Scattergraph Method).…...… 22

2.3.3 Metode Kuadrat Terkecil (The Least Square Regression Method)………. 23

2.4 Laba……….…..… 24

2.4.1 Pengertian Laba………..………..….. 24

2.4.2 Jenis-jenis Laba………...….... 25

2.5 Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit)………...…..… 26

2.5.1 Pengertian Biaya-Volume-Laba(Cost-Volume-Profit)…….... 26

2.5.2 Manfaat Analisis Biaya-Volume-Laba………... 27

2.5.3 Asumsi-asumsi dalam Analisis Biaya-Volume-Laba ……….. 28

2.5.4 Analisis Titik Impas(Break Even Point)……….…... 29

2.5.4.1 Pengertian Analisis titik impas……….……. 30

2.5.4.2 Asumsi Analisis Titik Impas………...……..… 31

2.5.4.3 Metode Perhitungan Titik Impas……….….. 33

2.5.4.3.1 Metode Persamaan(Equation Method) ……. 33

2.5.4.3.2 Metode Margin Kontribusi(Contribution Margin Method)………. 34

2.5.4.3.3 Metode Grafik(Graph Method)………….…. 35

2.5.5 Pengertian Contribution Margin dan Margin of Safety…….... 36

2.5.5.1 Pengertian Contribution Margin……….….. 36

2.5.5.2 Pengertian Margin of Safety……….…… 37

2.5.6 Pengaruh Perubahan Beberapa Faktor Terhadap Tingkat Laba dan Titik Impas……….… 38

2.5.6.1 Pengaruh Perubahan Biaya Tetap……….… 39

2.5.6.2 Pengaruh Perubahan Biaya Variabel……….... 40

2.5.6.3 Pengaruh Perubahan Harga Jual………... 40


(7)

2.5.6.4 Pengaruh Perubahan Volume Penjualan……….. 41

2.5.6.5 Pengaruh Perubahan Komposisi Penjualan Produk…. 42

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN………..…. 44

3.1 Objek Penelitian…………..……….…….….… 44

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………..….... 44

3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan………..…….…... 45

3.1.3 Uraian Tugas………. 45

3.2 Metode Penelitian………... 47

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data………...…….…… 47

3.2.2 Variabel dalam Penelitian..………... 48

3.2.3 Langkah-langkah Penelitian………. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….…… 50

4.1 Hasil Penelitian……….…. 50

4.1.1 Data-data yang Diperoleh Dari PT. “X”... 50

4.1.2 Penggolongan Data Pada PT. “X”... 52

4.1.3 Penggolongan Biaya Menurut Perilaku……….…...… 53

4.1.4 Penggolongan Biaya Semivariabel ke dalam Biaya Tetap dan Biaya Variabel……….. 56

4.1.5 Perhitungan Titik Impas (BEP)………... 63

4.1.6 Perhitungan Margin of Safety Ratio……… 65

4.2 Pembahasan……….…. 66

4.2.1 Pengaruh Perubahan Beberapa Faktor Terhadap Peningkatan Laba………. 66

4.2.1.1 Perubahan Biaya Tetap……… 67

4.2.1.2 Perubahan Biaya Variabel………... 69

4.2.1.3 Perubahan Harga Jual Produk………. 72


(8)

4.2.2.1 Perubahan Biaya Tetap dan Harga Jual……….. 75

4.2.2.2 Perubahan Biaya Variabel dan Harga Jual…………. 76

4.2.2.3 Perubahan Volume Penjualan dan Harga Jual……… 78

4.2.2.4 Perubahan Biaya Tetap, Biaya Variabel, dan Harga Jual……… 79

4.2.2.5 Perubahan Biaya Variabel, Volume Penjualan dan Harga Jual……… 82

4.3 Peranan Analisis Biaya-Volume-Laba Sebagai Alat dalam Membantu Manajemen untuk Meningkatkan Laba………. 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….……. 89

5.1 Kesimpulan………... 89

5.2 Saran……….…. 93

DAFTAR PUSTAKA………...… 95

RIWAYAT HIDUP……….….…... 96


(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Keterangan Gambar Hal.

2.1 Grafik Biaya Tetap... 17

2.2 Grafik Biaya Variabel... 18

2.3 Grafik Biaya Semivariabel... 19


(10)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Keterangan Tabel Hal.

4.1 Data Hasil Penjualan Tahun 2006 PT. “X”………... 50

4.2 Data Perincian Biaya Tahun 2006 PT. “X”………... 51

4.3 Perincian Biaya yang Dilakukan Oleh PT. “X” Tahun 2006... 53

4.4 Perincian Biaya yang Dilakukan Oleh PT. “X” Tahun 2006…….. 54

4.5 Pengelompokkan Biaya Berdasarkan Perilakunya... 55

4.6 Biaya Semivariabel Per Bulan Selama Tahun 2006…... 57

4.7 Pemisahan Biaya Semivariabel dengan Least Square Method... 59

4.8 Unsur Biaya Tetap dan Biaya Variabel dari Masing-Masing Biaya Semivariabel Tahun 2006………... 61

4.9 Hasil Penggolongan Biaya Tetap dan Biaya Variabel secara Keseluruhan... 62

4.10 Ikhtisar Data Keuangan untuk Penentuan BEP PT. “X” Selama Tahun 2006……….. 63

4.11 Pengaruh Perubahan Biaya Tetap Sebesar 10%... 68

4.12 Pengaruh Perubahan Biaya Variabel Sebesar 10%... 71

4.13 Pengaruh Perubahan Harga Jual Sebesar 10%... 73

4.14 Pengaruh Perubahan Biaya Tetap dan Harga Jual sebesar 10%... 76


(11)

4.15 Pengaruh Perubahan Biaya Variabel 14% dan Harga Jual 10%… 77 4.16 Pengaruh Perubahan Volume Penjualan 15% dan Harga Jual 10%. 79 4.17 Pengaruh Perubahan Biaya Tetap 10%, Biaya Variabel 14% dan

Harga Jual 10%... 81 4.18 Pengaruh Perubahan Biaya Tetap 10%, Harga Penjualan 10% dan

Volume Penjualan sebesar 10%... 83 4.19 Pengaruh Perubahan Beberapa Faktor Terhadap Peningkatan

Laba……… 85


(12)

Bab I Pendahuluan 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi sekarang ini, dimana banyak perusahaan baru yang berdiri memberikan kemajuan bagi perekonomian negri kita. Salah satu dampak kemajuan di bidang perekonomian adalah semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha. Hal ini berarti bahwa eksistensi suatu perusahaan akan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan tersebut dalam mengatasi persaingan. Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal yang dapat digunakan untuk memperluas usahanya, memberikan deviden yang tinggi bagi para pemegang saham dan bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Laba dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu harga jual, biaya, dan volume penjualan, yang masing-masing saling berkaitan satu dengan lainnya.

Pertumbuhan perusahaan yang cepat, dan persaingan yang semakin ketat menimbulkan tantangan bagi manajemen. Manajemen hendaknya selalu siap mengatasi perkembangan dalam lingkungan bisnis baik dari perkembangan teknologi, informasi, dan lain–lain. Berhasil tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas manajemen adalah untuk merencanakan masa depan perusahaan agar sedapat


(13)

Bab I Pendahuluan 2

mungkin semua kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang telah diketahui dan telah direncanakan bagaimana menghadapinya sejak sekarang.

Salah satu aspek pembangunan yang giat dilaksanakan negara kita yaitu bidang industri. Industri dapat diartikan sebagai badan usaha yang menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang sama. Dari sekian banyak industri yang ada di Indonesia, industri tekstil merupakan bentuk perusahaan yang berkembang pesat.

Banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri saat ini menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat diantara perusahaan–perusahaan industri. Karena itu setiap perusahaan harus mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara merencanakan volume penjualannya dan meningkatkan laba usahanya. Untuk mencapai suatu laba yang diinginkan, omset penjualan harus dinaikkan dalam jumlah yang cukup besar. Alat analisis penting yang dapat digunakan menghubungkan biaya, volume, dan pendapatan perusahaan dalam satu kesatuan lazim disebut analisis Biaya-Volume-Laba. Dengan menggunakan analisis Biaya-Volume-Laba, seorang manajer dapat memutuskan dengan segera tentang produk apa yang perlu dijual, harga jual yang pantas, strategi pemasaran bagaimana yang perlu dilakukan, berapa laba yang diinginkan dan seterusnya.

Untuk mengetahui seberapa besar peranan analisis Biaya-Volume-Laba (CVP analysis) terhadap perencanaan laba perusahaan, maka penulis melakukan penelitian (studi kasus) pada industri tekstil, untuk megetahui penerapan analisis biaya-volume-laba oleh manajemen perusaaan tersebut sebagai alat perencanaan biaya-volume-laba. Adapun judul penelitian ini adalah “Peranan Analisis Biaya-Volume-Laba ( Cost-Volume-Profit


(14)

Bab I Pendahuluan 3

Analysis) Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Perencanaan laba.” ( Studi kasus pada PT “X” Bandung)

1.2. Identifikasi Masalah

Dengan analisis Biaya-Volume-Laba, dapat membantu perusahan dalam memilih alternatif terbaik dalam usaha mencapai tingkat laba yang optimal.

Dalam rangka meneliti dan menganalisis peranan Biaya-Volume-Laba dalam proses penghindaran kerugian dan proses perencanaan laba, maka beberapa permasalahan yang dibahas oleh penulis antara lain :

1. Apakah perusahaan sudah melakukan penggolongan biaya secara tepat? 2. Bagaimana perusahaan melakukan perencanaan laba?

3. Apakah perusahaan telah menggunakan analisis Biaya-Volume-Laba dalam perencanaan laba?

4. Bagaimana peranan analisis Biaya-Volume-Laba dalam perencanaan laba perusahaan?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menjawab identifikasi masalah yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan menggolongkan biaya yang terjadi. Apakah sudah dilakukan secara tepat.


(15)

Bab I Pendahuluan 4

3. Untuk mengetahui metode yang digunakan perusahaan dalam perencanaan laba perusahaan.

4. Untuk mengetahui peranan analisis Biaya-Volume-Laba dalam perencanaan laba perusahaan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi perusahaan

Dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan yang bermanfaat mengenai pentingnya analisis Biaya-Volume-Laba bagi perusahaan dalam menetapkan volume penjualan minimal guna menghasilkan laba yang optimal.

2. Bagi penulis

Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan penulis mengenai penerapan analisis Biaya–Volume-Laba dalam dunia usaha, khususnya pada perusahaan jasa serta menerapkan teori yang menjadi bahan kajian perbandingan antara teori dengan praktek pelaksanaan di dunia usaha.

3. Bagi pihak lain

Diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bagi pihak–pihak lain yang bermaksud melakukan penelitian dengan topik yang sama.


(16)

Bab I Pendahuluan 5

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Dengan semakin banyak berdirinya perusahaan jasa sekarang ini di Indonesia, maka persaingan pun semakin ketat. Adanya persaingan dari perusahaan–perusahaan sejenis, mengharuskan setiap perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan pelayanan yang baik dan harga yang bersaing.

Analisis Biaya–Volume-Laba dapat diterapkan pada bermacam–macam perusahaan, antara lain perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, maupun perusahaan jasa. Analisis Biaya-Volume-Laba adalah suatu teknik yang dapat dipergunakan untuk merencanakan laba jangka pendek perusahaan.

Perencanaan laba merupakan salah satu bagian dari perencanaan usaha perusahaan secara keseluruhan. Perencanaan ini memiliki arti yang sangat strategis pula, karena berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan untuk masa sekarang dan juga masa yang akan datang.

Analisis Biaya-Volume-Laba membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek, yaitu dengan mempelajari hubungan antara pendapatan, biaya yang dikeluarkan, dan tingkat laba yang direncanakan melalui analisis tersebut. Manajemen dapat merencanakan laba dengan memperhatikan pengaruh dari variabel– variabel, seperti : biaya tetap, biaya variabel, harga jual, dan Volume Penjualan. Untuk mencapai tingkat laba yang direncanakan, ada beberapa alternatif tindakan yang dapat dilakukan manajemen misalnya dengan meningkatkan volume penjualan atau menurunkan harga jual yang disertai dengan penurununan biaya. Dengan


(17)

Bab I Pendahuluan 6

demikian, analisis Biaya-Volume-Laba membantu manajemen dalam merencanakan tingkat laba.

Berdasarkan keterangan diatas, dapat kita simpulkan bahwa analisis Biaya-Volume-Laba adalah suatu pengujian hubungan yang sistematik antara harga jual, volume penjualan dan produksi, biaya, beban dan laba. Sehubungan dengan itu, apabila perusahaan tidak mencapai hasil penjualan yang lebih besar dari hasil penjualan pada tingkat nilai titik impas atau tidak mencapai hasil penjualan yang lebih besar sehingga dapat diperoleh laba yang optimal.

Metode analisis Biaya-Volume-Laba juga dapat digunakan untuk menentukan suatu titik dimana kuantitas output yang dihasilkan berada pada kondisi dimana total pendapatan sama besarnya dengan total biaya dan juga dapat menentukan suatu titik dimana kuantitas output yang dihasilkan berada pada kondisi dimana total pendapatan yang diharapkan tercapai.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat disimpulkan hipotesis penelitian sebagai berikut : Melalui penerapan analisis Biaya-Volume-Laba dapat direncanakan tingkat laba yang diharapkan.

1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, karena penulis hanya memperoleh data dari perusahaan dan penulis tidak melakukan perbandingan dengan perusahaan sejenis. Sedangkan jenis penelitian adalah metode deskriptif analitis, yaitu


(18)

Bab I Pendahuluan 7

suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, menganalisa keadaan yang ada pada suatu perusahaan.

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian penulis menggunakan sumber data yang berasal dari :

1. Penelitian di lapangan (field research) dalam rangka perolehan data, dilakukan dengan cara :

- Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab dengan staf, karyawan, serta pihak manajemen perusahaan untuk memperoleh data yang akurat.

- Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan aktivitas di perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Studi kepustakaan ( library research )

Dengan cara membaca dan mempelajari buku–buku literatur, catatan kuliah, majalah–majalah, artikel–artikel, serta bahan referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

1.7. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. “X” yaitu suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil yang berlokasi di Bandung.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada bab IV, dapat disimpulkan pencapaian laba sangat dipengaruhi oleh perubahan biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel, harga jual, dan volume penjualan produk. Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:

1. PT. “X” belum melakukan penggolongan biaya ke dalam biaya semivariabel. Biaya yang terjadi hanya dikelompokkan berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel saja.

2. PT. “X” belum menggunakan analisis biaya-volume-laba untuk menganalisa besarnya laba yang dicapai. Peningkatan laba hanya berdasarkan pada harga pabrik, laba tahun sebelumnya, kondisi pasar, dan persaingan dengan industri tekstil sejenis lainnya.

3. Berdasarkan analisis yang telah diimplementasikan, PT. “X” akan mengalami titik impas (BEP) pada penjualan (jumlah pesanan) sebesar 585.068,3374 kg dengan nilai pendapatan sebesar Rp. 2.826.137.499,7105. PT. “X” telah mencapai titik impas tersebut karena volume penjualan (pesanan) aktualnya melebihi titik impas yaitu sebesar 876.715 kg atau sebesar Rp. 4.234.921.758,00.


(20)

4. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode analisis biaya-volume-laba, diketahui hasil dari pengaruh perubahan biaya, harga jual, dan volume penjualan terhadap BEP dan tingkat laba melalui beberapa alternatif yang bisa digunakan perusahaan. Hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut:

a. Alternatif pertama, perusahaan menaikkan biaya tetap produk sebesar 10%. Dengan alternatif pertama ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp.571.436.722,37 atau menurun sebesar 20,06% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, naik sebesar 58.506,83 kg.

b. Alternatif kedua, perusahaan menurunkan biaya tetap produk sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp.858.239.561,63 atau meningkat sebesar 16.71% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 58.506,83 kg.

c. Altenatif ketiga, perusahaan menaikkan biaya variabel produk sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaa dapat memperoleh laba sebesar Rp.506.228.789,29 atau menurun sebesar 29,18% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 1.893,41 kg.

d. Alternatif keempat, perusahaan menurunkan biaya variabel sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp.923.439.923,49 atau meningkat sebesar 22.59% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 105.101,07 kg.


(21)

e. Alternatif kelima, perusahaan menaikkan harga jual produk sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp.1.138.324.002,2 atau meningkat sebesar 37,20% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 145.192,68 kg.

f. Alternatif keenam, perusahaan menurunkan harga jual produk sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp.291.347.175,00 atau menrun sebesar 59,24% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, naik sebesar 70.744,17 kg.

g. Alternatif ketujuh, perusahaan menaikkan biaya tetap dan harga jual sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp.994.922.582,57 atau meningkat sebesar 28,15% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 47.446,20 kg.

h. Alternatif kedelapan, perusahaan menaikkan biaya variabel sebesar 14% dan menaikkan harga jual sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp. 846.268.915,79 atau meningkat sebesar 15,53% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 33.723,75 kg.

i. Alternatif kesembilan, perusahaan menurunkan volume penjualan sebesar 15% dan harga jual sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar 439.562.859,47 atau menurun sebesar 38.51% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 96.320,94 kg.


(22)

j. Alternatif kesepuluh, perusahaan menaikkan biaya tetap sebesar 10%, biaya variabel sebesar 14% dan menurunkan harga jual sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan menjadi rugi sebesar Rp. 144.109.331,04 dari keadaan normal. Besarnya titik impas, naik sebesar 379.794,47.

k. Alternatif kesebelas, perusahaan menaikkan biaya variabel sebesar 10%, harga jual 10% dan menurunkan volume penjualan sebesar 15%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp. 230.953.506,76 atau menurun sebesar 67,69% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 53.187,64 kg.

5. Analisis biaya-volume-laba berperan dalam meningkatkan laba melalui cara penghitungannya yang menggunakan titik impas (BEP) dan margin of safety ratio. Titik impas memberikan informasi pada tingkat mana perusahaan tidak mengalami kerugian, serta seberapa cepat perusahaan bisa mencapai impas tersebut. Semakin cepat perusahaan mencapai nilai titik impas, maka semakin cepat pula perusahaan mencapai laba yang lebih besar. Margin of safety memberi informasi mengenai volume penjualan perusahaan, di mana perusahaan dapat mewaspadai turunnya tingkat penjualan sampai batas tertentu, sehingga dapat dilakukan tindakan lebih lanjut. Jadi, analisis biaya-volume-laba dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan dalam meningkatkan dan membuat target laba pada perusahaan.


(23)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan perusahaan:

1. Analisis biaya-volume-laba bermanfaat sebagai alat bantu manajemen dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan yang dapat mempengaruhi laba jangka pendek. Oleh karena itu untuk periode-periode selanjutnya sebaiknya manajemen perusahaan tetap melakukan analisis tersebut dalam perencanaan laba jangka pendeknya.

2. Perusahaan perlu melakukan penggolongan biaya menurut biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel. Agar dapat melakukan analisis biaya-volume-laba perusahaan perlu melakukan pemisahan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Pemisahan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi (Least Square Method) karena metode tersebut lebih akurat dibandingkan dengan metode analisis lainnya.

3. Perusahaan sebaiknya menggunakan metode analisis biaya-volume-laba karena analisis ini memberikan informasi mengenai titik impas dan margin of safety yang berguna untuk menghindarkan perusahaan dari kerugian dan sebagai pertimbangan manajemen dalam membuat keputusan untuk meningkatkan laba. 4. Penerapan analisis biaya-volume-laba, pada perusahaan sangat mungkin

dipengaruhi oleh perubahan faktor-faktor internal dan eksternal yang berkaitan erat dengan laba seperti harga jual, volume penjualan, biaya yang dikeluarkan,


(24)

kebijakan pemerintah, inflasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu perusahaan perlu mempertimbangkan perubahan dari setiap faktor-faktor tersebut dan akibatnya terhadap tujuan perusahaan meningkatkan laba.

5. Perusahaan sebaiknya melakukan pemisahan tugas dan wewenang yang jelas serta tugas yang diberikan pada orang yang tepat dalam bidangnya agar semua tugas dapat diselesaikan dengan baik.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Garrison, Ray H. dan Eric W. Noreen. 2003. Managerial Accounting. 10th edition. McGraw-Hill Companies, Inc. Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2005. Management Accounting. 7th edition. Thomson South-Western.

Hariadi, Bambang. Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang. Edisi Pertama.Penerbit: BPFE YOGYAKARTA, Yogyakarta.

Hendrikson, Eldon S. dan Michael F. Van Breda. 2000. Teori Akuntansi. Buku 1. Batam: Interaksara

Henry Simamora. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Edisi Kedua. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Hilton, Ronald W. 2005. Managerial Accounting. 6th edition. McGraw-Hill Companies, Inc.

Horngren, Charles T., dkk. 2003. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 11th

edition. Pearson Education, Inc. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standard Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat & Rekayasa. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi. 2002. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. BPEE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta


(1)

4. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode analisis biaya-volume-laba, diketahui hasil dari pengaruh perubahan biaya, harga jual, dan volume penjualan terhadap BEP dan tingkat laba melalui beberapa alternatif yang bisa digunakan perusahaan. Hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut:

a. Alternatif pertama, perusahaan menaikkan biaya tetap produk sebesar 10%. Dengan alternatif pertama ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp.571.436.722,37 atau menurun sebesar 20,06% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, naik sebesar 58.506,83 kg.

b. Alternatif kedua, perusahaan menurunkan biaya tetap produk sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp.858.239.561,63 atau meningkat sebesar 16.71% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 58.506,83 kg.

c. Altenatif ketiga, perusahaan menaikkan biaya variabel produk sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaa dapat memperoleh laba sebesar Rp.506.228.789,29 atau menurun sebesar 29,18% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 1.893,41 kg.

d. Alternatif keempat, perusahaan menurunkan biaya variabel sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp.923.439.923,49 atau meningkat sebesar 22.59% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 105.101,07 kg.


(2)

e. Alternatif kelima, perusahaan menaikkan harga jual produk sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp.1.138.324.002,2 atau meningkat sebesar 37,20% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 145.192,68 kg.

f. Alternatif keenam, perusahaan menurunkan harga jual produk sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp.291.347.175,00 atau menrun sebesar 59,24% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, naik sebesar 70.744,17 kg.

g. Alternatif ketujuh, perusahaan menaikkan biaya tetap dan harga jual sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp.994.922.582,57 atau meningkat sebesar 28,15% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 47.446,20 kg.

h. Alternatif kedelapan, perusahaan menaikkan biaya variabel sebesar 14% dan menaikkan harga jual sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp. 846.268.915,79 atau meningkat sebesar 15,53% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 33.723,75 kg.

i. Alternatif kesembilan, perusahaan menurunkan volume penjualan sebesar 15% dan harga jual sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar 439.562.859,47 atau menurun sebesar 38.51% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 96.320,94 kg.


(3)

j. Alternatif kesepuluh, perusahaan menaikkan biaya tetap sebesar 10%, biaya variabel sebesar 14% dan menurunkan harga jual sebesar 10%. Dengan alternatif ini, perusahaan menjadi rugi sebesar Rp. 144.109.331,04 dari keadaan normal. Besarnya titik impas, naik sebesar 379.794,47.

k. Alternatif kesebelas, perusahaan menaikkan biaya variabel sebesar 10%, harga jual 10% dan menurunkan volume penjualan sebesar 15%. Dengan alternatif ini, perusahaan dapat memperoleh laba sebesar Rp. 230.953.506,76 atau menurun sebesar 67,69% dari keadaan normal. Besarnya titik impas, turun sebesar 53.187,64 kg.

5. Analisis biaya-volume-laba berperan dalam meningkatkan laba melalui cara penghitungannya yang menggunakan titik impas (BEP) dan margin of safety ratio. Titik impas memberikan informasi pada tingkat mana perusahaan tidak mengalami kerugian, serta seberapa cepat perusahaan bisa mencapai impas tersebut. Semakin cepat perusahaan mencapai nilai titik impas, maka semakin cepat pula perusahaan mencapai laba yang lebih besar. Margin of safety memberi informasi mengenai volume penjualan perusahaan, di mana perusahaan dapat mewaspadai turunnya tingkat penjualan sampai batas tertentu, sehingga dapat dilakukan tindakan lebih lanjut. Jadi, analisis biaya-volume-laba dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan dalam meningkatkan dan membuat target laba pada perusahaan.


(4)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan perusahaan:

1. Analisis biaya-volume-laba bermanfaat sebagai alat bantu manajemen dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan yang dapat mempengaruhi laba jangka pendek. Oleh karena itu untuk periode-periode selanjutnya sebaiknya manajemen perusahaan tetap melakukan analisis tersebut dalam perencanaan laba jangka pendeknya.

2. Perusahaan perlu melakukan penggolongan biaya menurut biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel. Agar dapat melakukan analisis biaya-volume-laba perusahaan perlu melakukan pemisahan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Pemisahan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi (Least Square Method) karena metode tersebut lebih akurat dibandingkan dengan metode analisis lainnya.

3. Perusahaan sebaiknya menggunakan metode analisis biaya-volume-laba karena analisis ini memberikan informasi mengenai titik impas dan margin of safety yang berguna untuk menghindarkan perusahaan dari kerugian dan sebagai pertimbangan manajemen dalam membuat keputusan untuk meningkatkan laba. 4. Penerapan analisis biaya-volume-laba, pada perusahaan sangat mungkin

dipengaruhi oleh perubahan faktor-faktor internal dan eksternal yang berkaitan erat dengan laba seperti harga jual, volume penjualan, biaya yang dikeluarkan,


(5)

kebijakan pemerintah, inflasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu perusahaan perlu mempertimbangkan perubahan dari setiap faktor-faktor tersebut dan akibatnya terhadap tujuan perusahaan meningkatkan laba.

5. Perusahaan sebaiknya melakukan pemisahan tugas dan wewenang yang jelas serta tugas yang diberikan pada orang yang tepat dalam bidangnya agar semua tugas dapat diselesaikan dengan baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Garrison, Ray H. dan Eric W. Noreen. 2003. Managerial Accounting. 10th edition. McGraw-Hill Companies, Inc. Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2005. Management Accounting. 7th edition. Thomson South-Western.

Hariadi, Bambang. Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang. Edisi Pertama.Penerbit: BPFE YOGYAKARTA, Yogyakarta. Hendrikson, Eldon S. dan Michael F. Van Breda. 2000. Teori Akuntansi. Buku 1. Batam: Interaksara

Henry Simamora. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Edisi Kedua. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Hilton, Ronald W. 2005. Managerial Accounting. 6th edition. McGraw-Hill Companies, Inc.

Horngren, Charles T., dkk. 2003. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 11th

edition. Pearson Education, Inc. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standard Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat & Rekayasa. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi. 2002. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. BPEE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta