Studi Deskriptif Mengenai Adversity Quotient Pada Mahasiswa Program Dual Degree Angkatan 2007 Universitas "X" Bandung.
ii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai derajat Adversity Quotient pada Mahasiswa Program Dual Degree Angkatan 2007 Universitas “X” Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai derajat Adversity Quotient berikut dimensi-dimensinya pada Mahasiswa Program Dual
Degree Angkatan 2007 Universitas “X” Bandung.
Adversity Quotient merupakan suatu pola tanggapan seseorang atas segala bentuk dan intensitas dari kesulitan yang selanjutnya menentukan bagaimana reaksi orang tersebut terhadap kesulitan (Stoltz, 2007).
Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan menggunakan teknik survei. Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswa Program Dual Degree
Angkatan 2007 Universitas “X” Bandung yang terdiri dari 19 orang. Alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari Adversity Response Profile (Paul G. Stoltz, 2007) yang terdiri atas 17 item pernyataan. Reliabilitas berdasarkan Alpha Cronbach sebesar 0.970., artinya reliabilitas sangat erat/sangat reliabel.
Dari pengolahan data didapat hasil bahwa Mahasiswa Program Dual Degree Angkatan 2007 yang memiliki AQ tinggi sebesar 31,6%, memiliki AQ sedang sebesar 36,8% dan memiliki AQ rendah 31,6%.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini, secara umum Mahasiswa Program Dual Degree Angkatan 2007 cukup mampu untuk mengolah dan menanggapi semua bentuk dan intensitas dari kesulitan. Saran dari peneliti adalah agar penelitian selanjutnya dapat dihubungkan dengan prestasi akademik agar didapat gambaran yang lebih mendalam mengenai Adversity Quotient. Saran bagi unit yang menangani mahasiswa agar menggunakan AQ sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan konseling pada Mahasiswa Program Dual Degree Angkatan 2007 dalam menghadapi studi pada program dual degree.
(2)
vi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul Lembar Pengesahan
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 9
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Kegunaan Penelitian... 10
1.5. Kerangka Pemikiran ... 11
1.6. Asumsi ... 21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Adversity Quotient ... 22
2.1.1. Pengertian Adversity Quotient ... 23
(3)
vii Universitas Kristen Maranatha
2.1.3. Dimensi Adversity Quotient... 30
2.1.4. Derajat Adversity Quotient ... 36
2.1.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Adversity Quotient ... 37
2.2 Tahap perkembangan Manusia (Dewasa) ... 39
2.2.1. Masa Dewasa ... 39
2.2.2. Ciri-ciri Masa Dewasa ... 40
2.2.3 Tugas-tugas Perkembangan pada Masa Remaja ... 41
2.3.Universitas “X” Bandung ... 42
2.3.1. Latar Belakang Universitas “X” Bandung ... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 3.2. Variabel dan Definisi Operasional ... 3.2.1. Variabel Penelitian... 40
3.2.2. Definisi Konseptual... 40
3.2.3. Definisi Operasional ... 41
3.3. Alat Ukur ... 42
3.3.1. Alat Ukur Adversity Quotient (AQ) ... 42
3.3.2. Prosedur Pengisian Kuesioner...43
3.3.3. Sistem Penilaian...44
3.3.4. Data Penunjang ... 45
3.4. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 45
3.4.1 Validitas Alat Ukur ... 45
(4)
viii Universitas Kristen Maranatha
3.5. Populasi dan Karakteristik Populasi ... 48
3.5.1. Populasi Sasaran ... 48
3.5.2. Karakteristik Populasi ... 48
3.6. Teknik Analisis Data ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden ... 50
4.2. Hasil Penelitian ... 51
4.3. Pembahasan ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 64
5.2. Saran ... 65
5.2.1. Penelitian Lanjutan...65
5.2.2. Guna Laksana...65
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RUJUKAN DAFTAR TABEL Tabel 3.2. Tabel Dimensi dan Item ... 42
Tabel 3.3. Tabel Kategori AQ ... 44
Tabel 4.1.1. Gambaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin... 50
(5)
ix Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.2.2. Tabel derajat AQ dengan dimensi AQ, yaitu Control ... 52 Tabel 4.2.3. Tabel derajat AQ dengan dimensi AQ, yaitu Origin & Ownership..52 Tabel 4.2.4. Tabel derajat AQ dengan dimensi AQ, yaitu Reach ... 53 Tabel 4.2.5. Tabel derajat AQ dengan dimensi AQ, yaitu Endurance ... 54
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1. Kerangka Pemikiran ... 20 Bagan 3.1. Skema Rancangan Penelitian ... 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Validitas dan Reliabilitas Lampiran 2 : Data Penunjang
Lampiran 3 : Kuesioner AQ
Lampiran 4 : Hasil Data Kuesioner AQ Lampiran 5 : Tabulasi Silang
(6)
Lampiran 1
Validitas dan Reliabilitas
(7)
Item Validitas Keterangan Kesimpulan 1 a 1 b 1 c 1 d 0,014 0,509 0,618 0,845 dibuang dipakai dipakai dipakai dibuang 2 a 2 b 2 c 2 d 0,394 0,170 0,825 0,784 dipakai dibuang dipakai dipakai dibuang 3 a 3 b 3 c 3 d 0,733 0,866 0,926 0,926 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 4 a 4 b 4 c 4 d 0,756 0,913 0,825 0,866 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 5 a 5 b 5 c 5 d 0,441 0,866 0,825 0,845 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 6 a 6 b 6 c 6 d 0,617 0,845 0,819 0,861 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 7 a 7 b 7 c 7 d 0,784 0,873 0,861 0,866 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 8 a 8 b 8 c 8 d 0,772 0,655 0,756 0,822 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 9 a 9 b 9 c 9 d 0,540 0,282 0,630 0,456 dipakai dibuang dipakai dipakai dibuang 10 a 10 b 10 c 10 d 0,822 0,655 0,825 0,630 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 11 a 11 b 11 c 11 d 0,756 0,300 0,514 0,630 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
(8)
12 a 12 b 12 c 12 d 0,822 0,630 0,861 0,655 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 13 a 13 b 13 c 13 d 0,481 0,170 0,794 0,620 dipakai dibuang dipakai dipakai dibuang 14 a 14 b 14 c 14 d 0,620 0,358 0,082 0,086 dipakai dipakai dibuang dibuang dibuang 15 a 15 b 15 c 15 d 0,274 0,630 0,861 0,546 dibuang dipakai dipakai dipakai dibuang 16 a 16 b 16 c 16 d 0,454 0,756 0,591 0,605 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 17 a 17 b 17 c 17 d 0,283 0,764 0,591 0,655 dibuang dipakai dipakai dipakai dibuang 18 a 18 b 18 c 18 d 0,063 0,764 0,717 0,756 dibuang dipakai dipakai dipakai dibuang 19 a 19 b 19 c 19 d 0,165 0,498 0,483 0,756 dibuang dipakai dipakai dipakai dibuang 20 a 20 b 20 c 20 d 0,580 0,764 0,784 0,126 dipakai dipakai dipakai dibuang dibuang 21 a 21 b 21 c 21 d 0,806 0,756 0,717 0,574 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 22 a 22 b 22 c 22 d 0,639 0,756 0,782 0,507 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
(9)
23 a 23 b 23 c 23 d 0,694 0,412 0,770 0,730 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 24 a 24 b 24 c 24 d 0,509 0,729 0,809 0,770 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 25 a 25 b 25 c 25 d 0,849 0,732 0,882 0,730 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 26 a 26 b 26 c 26 d 0,655 0,674 0,782 0,282 dipakai dipakai dipakai dibuang dibuang 27 a 27 b 27 c 27 d 0,509 0,732 0,691 0,639 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 28 a 28 b 28 c 28 d 0,819 0,289 0,782 0,481 dipakai dibuang dipakai dipakai dibuang 29 a 29 b 29 c 29 d 0,874 0,764 0,784 0,873 dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 30 a 30 b 30 c 30 d 0,326 0,282 0,691 0,732 dipakai dibuang dipakai dipakai dibuang
Item dipakai : 17 Item dibuang : 13 Reliabilitas : 0,970
(10)
Lampiran 2
Data Penunjang
(11)
KATA PENGANTAR
Dalam rangka menyelesaikan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, peneliti meminta kerjasama dari saudara sekalian sebagai mahasiswa program dual degree angkatan 2007 untuk mengisi kuesioner. Demi kelancaran dari pengisian kuesioner, peneliti mengharapkan kerjasamanya dalam mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan keadaan saudara. Hasil data ini hanya untuk kepentingan penelitian, dan terjaga kerahasiaanya. Oleh karena itu, saudara tidak perlu menuliskan nama saudara.
Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih atas kesediaan saudara untuk menyempatkan diri dalam mengisi kuesioner ini.
Hormat saya,
(12)
DATA PENUNJANG
Petunjuk pengisian
Isilah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan melingkari pada pilihan jawaban yang tersedia atau mengisi titik-titik dengan jawaban-jawaban yang sesuai dengan keadaan saudara secara singkat dan jelas.
Nama (inisial) :
Jenis Kelamin : L/P (lingkari yang sesuai)
Usia : tahun
Mahasiswa/angkatan :
IPK :
1. Apakah IPK yang saudara peroleh, sudah sesuai dengan target saudara?
a.Sudah, jelaskan... b. Belum, mengapa?... 2. Apa yang saudara lakukan untuk mencapai IPK yang saudara targetkan?
a. Mencoba untuk memperbaikinya dengan belajar serius b. Membiarkannya
3. Teman-teman sekeliling saya cenderung
a. Memberikan motivasi dan nasehat untuk lebih maju b. Mempengaruhi saya untuk mengabaikan tugas kuliah 4. Respon teman dekat saya ketika saya menghadapi kesulitan
a. Membiarkan saya untuk mencoba mengatasi terlebih dahulu b. Segera memberikan bantuan
5. Apabila teman saudara mendapat prestasi yang baik, apa yang saudara lakukan? a. Berusaha mendapatkan prestasi yang baik dengan belajar lebih giat lagi
seperti teman saya
(13)
6. Apabila teman saudara dapat memahami materi yang sulit, apa yang saudara lakukan?
a. Berusaha belajar lebih giat lagi seperti teman saya untuk memahami materi yang sulit
b. Biasa saja dan tidak berusaha memahami materi tersebut
7. Apabila teman saudara dapat menyelesaikan tugas yang sulit, apa yang saudara lakukan?
a. Berusaha menyelesaikan tugas yang sulit tersebut seperti yang dilakukan teman saya
b. Biasa saja dan tidak berusaha menyelesaikan tugas tersebut 8. Jika saya salah mengerjakan tugas, dosen cenderung mengungkapkan a. Kesalahan saya disebabkan karena saya kurang memotivasi diri untuk mengerjakan tugas dengan baik
b. Saya tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas tersebut 9. Jika saya mendapat nilai jelek, bagaimana tanggapan dosen?
a. Dosen mengatakan bahwa saya tidak mampu mendapat nilai bagus b. Dosen mengatakan bahwa hal ini dikarenakan saya kurang belajar
10. Apabila saudara mengalami kesulitan studi, apa yang orangtua saudara lakukan?
a. Memberi kesempatan pada saya untuk mengatasi permasalahan sebelum memberi bantuan
b. Segera memberikan bantuan ketika saya mengalami kesulitan studi
11. Saat saudara menghadapi kesulitan dalam studi, apa orangtua memberi kesempatan bagi saudara untuk menyelesaikan masalah?
a. Ya, seperti apa... b. Tidak, seperti apa...
(14)
Lampiran 3
Kuesioner AQ
(15)
Petunjuk pengisian
Terdapat 17 peristiwa yang terdiri dari 4 pernyataan, yaitu pernyataan a, b, c, dan d. Pernyataan tersebut berhubungan dengan studi saudara.
Pilihlah salah satu sebagai jawaban, pada kedua pernyataan yang mengikuti setiap peristiwa.
Lingkarilah tepat di nomor yang merupakan jawaban saudara.
Setelah selesai mohon diperiksa kembali. Jangan ada nomor yang terlewati.
Contoh :
1. Saudara tidak menemukan materi yang dibutuhkan sebagai bahan ujian. a. Saya merasa situasi ini………….
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Keterangan :
Angka 1 saudara tidak dapat mengendalikan situasi tersebut
Angka 2 saudara cenderung tidak dapat mengendalikan situasi tersebut Angka 3 saudara cenderung dapat mengendalikan situasi tersebut Angka 4 saudara dapat mengendalikan situasi tersebut
b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya
Keterangan :
Angka 1 saudara merasa hal ini merupakan tanggung jawab
(16)
Angka 2 saudara merasa hal ini cenderung menjadi tanggung jawab
orang/ faktor lain
Angka 3 saudara merasa hal ini cenderung menjadi tanggung jawab
saya
Angka 4 saudara merasa hal ini merupakan tanggung jawab saya
sepenuhnya
c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja
Keterangan :
Angka 1 saudara merasa hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan saudara
Angka 2 saudara merasa hal ini cenderung mempengaruhi semua aspek kehidupan saudara
Angka 3 saudara merasa hal ini cenderung mempengaruhi situasi ini saja Angka 4 saudara merasa hal ini mempengaruhi situasi ini saja
d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
Keterangan :
Angka 1 saudara merasa situasi ini berlangsung menetap/ lama
Angka 2 saudara merasa situasi ini cenderung berlangsung menetap/ lama Angka 3 saudara merasa situasi ini cenderung berlangsung sementara Angka 4 saudara merasa situasi ini berlangsung sementara
(17)
1. Hasil ujian saya tidak memuaskan a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
2. Karena kegiatan di luar perkuliahan yang saya ikuti sedang mengadakan event tapi pada saat yang bersamaaan saya harus mengikuti perkuliahan. a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
3. Saya diharuskan menguasai materi dalam 1,5 – 2 bulan sebelum menghadapi ujian tengah semester.
a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
(18)
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja
d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
4. Saya tidak lulus satu mata kuliah sehingga harus mengulangnya tahun depan.
a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
5. Setiap hari saya mengerjakan tugas sampai malam a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
(19)
6. Waktu antara belajar dan menyelesaikan tugas sangat padat a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
7. Saya belum selesai mengerjakan tugas sedangkan 15 menit lagi tugas tersebut harus dikumpul.
a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
8. Teman saya yang ingin membantu saya menyelesaikan tugas tidak memberi kabar.
a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
(20)
d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
9. Saya tertidur ketika harus menyelesaikan tugas, padahal besok adalah waktu pengumpulan tugas.
a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
10. Saya mendapat nilai D pada salah satu praktikum, sehingga saya terancam mengulang praktikum tersebut tahun depan.
a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
11. IPK saya tidak memuaskan. a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
(21)
c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja
d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
12. Beberapa jam lagi saya ujian tapi saya belum menguasai materi yang akan diujikan
a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
13. Saya belum memahami materi yang diajarkan padahal minggu depan sudah mulai ujian.
a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
(22)
14. Saya tidak bisa pulang di hari raya karena masih ada tugas yang harus saya selesaikan.
a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
15. Dosen menyuruh saya menyelesaikan beberapa tugas dalam waktu satu hari.
a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
16. Saya tidak bisa pulang saat liburan caturwulan karena masih ada tugas yang harus saya selesaikan.
a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
(23)
c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
Menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara
17. Saya menjadi panitia sebuah acara hingga malam hari sedangkan besok pagi saya harus mengikuti ujian
a. Saya merasa situasi ini
Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab
Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi
Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan
(24)
Lampiran 4
Hasil Kuesioner AQ
(25)
6a 6b 6c 6d 7a 7b 7c 7d 8a 8b 8c 8d 9a 9b 9c 9d 10a 10b 10c 10d
3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4
2 4 2 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 3
3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3
2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 2 3 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 2 2
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
2 2 2 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 1 2 2
3 4 3 4 2 4 3 4 2 2 3 4 2 4 3 4 1 4 3 4
2 4 2 2 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 4 4 3
2 3 3 4 2 3 4 4 1 2 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4
3 2 4 3 3 4 3 2 1 3 4 2 2 4 3 2 3 4 3 4
3 4 3 2 2 4 3 3 2 3 3 2 2 3 4 2 3 4 3 3
responden/item 1a 1b 1c 1d 2a 2b 2c 2d 3a 3b 3c 3d 4a 4b 4c 4d 5a 5b 5c 5d
1 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4
2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2
3 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4
4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 3 2 4
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2
9 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
11 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
13 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 4 4 3 3
14 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4
15 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 1 4 4 3 4 3 4 3 3
16 3 2 3 2 2 4 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2
17 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4
18 2 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 1 2 3 4 3 3 4 3 4
(26)
11a 11b 11c 11d 12a 12b 12c 12d 13a 13b 13c 13d 14a 14b 14c 14d
4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4
2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 2 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4
3 4 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3
3 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4
3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3
3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3
3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2
15a 15b 15c 15d 16a 16b 16c 16d 17a 17b 17c 17d Total Kategori
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 252 Tinggi
2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 3 190 Rendah
3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 244 Tinggi
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 198 Rendah
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 271 Tinggi
3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 228 Sedang
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 242 Tinggi
2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 170 Rendah
3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 184 Rendah
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 264 Tinggi
3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 221 Sedang
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 256 Tinggi
3 2 3 2 2 2 4 4 3 2 4 3 186 Rendah
2 2 4 4 3 2 4 4 3 2 3 4 224 Sedang
3 4 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 233 Sedang
3 3 2 3 2 2 4 2 3 3 4 3 206 Rendah
2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 224 Sedang
2 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 4 208 Sedang
(27)
Lampiran 5
Tabulasi Silang
(28)
Kategori AQ IPK yang diperoleh sesuai dengan target Total
Sudah Belum
% % %
Tinggi 1 16,6 % 5 83,33 % 6 100 %
Sedang 0 0 % 7 100 % 7 100 %
Rendah 0 0 % 6 100 % 6 100 %
Tabel 5.1 Tabulasi silang antara AQ dengan persepsi responden mengenai IPK
Kategori AQ
Yang dilakukan untuk mencapai IPK yang ditargetkan
Total Memperbaiki dengan
Belajar serius Membiarkan
% % %
Tinggi 6 100 % 0 0 % 6 100 %
Sedang 7 100 % 0 0 % 7 100 %
Rendah 5 83,33 % 1 16.67 % 6 100 %
Tabel 5.2 Tabulasi silang antara AQ dengan persepsi responden mengenai usaha
untuk mencapai IPK yang ditargetkan
Kategori AQ
Teman-teman sekeliling saya cenderung
Total Memberi motivasi
dan nasehat untuk lebih maju
Mempengaruhi mengabaikan tugas
kuliah
% % %
Tinggi 4 66,67 % 2 33,33 % 6 100 %
Sedang 7 100 % 0 0 % 7 100 %
Rendah 5 83,33 % 1 16,66 % 6 100 %
Tabel 5.3 Tabulasi silang antara AQ dengan persepsi responden mengenai pengaruh teman sebaya
(29)
Kategori AQ
Respon teman dekat ketika saya mengalami kesulitan
Total Membiarkan saya
mengatasi terlebih dahulu
Segera memberi bantuan
% % %
Tinggi 2 33,33 % 4 66,67% 6 100 %
Sedang 2 28,57 % 5 71,42 % 7 100 %
Rendah 2 33,33 % 4 66,66 % 6 100 %
Tabel 5.4 Tabulasi silang antara AQ dengan persepsi responden mengenai respon teman dekat ketika mengalami kesulitan
Kategori AQ
Ketika teman saudara mendapat prestasi yang baik, yang saudara lakukan adalah
Total belajar lebih giat
Biasa saja dan tidak berusaha
% % %
Tinggi 6 100 % 0 0 % 6 100 %
Sedang 7 100 % 0 0 % 7 100 %
Rendah 6 100 % 0 0 % 6 100 %
Tabel 5.5 Tabulasi silang antara AQ dengan persepsi responden mengenai prestasi yang diperoleh teman
Kategori AQ
Ketika teman saudara dapat memahami materi yang sulit, yang saudara lakukan
adalah
Total Belajar lebih giat
Biasa saja dan tidak berusaha
% % %
Tinggi 6 100 % 0 0 % 6 100 %
Sedang 7 100 % 0 0 % 7 100 %
Rendah 6 100 % 0 0 % 6 100 %
Tabel 5.6 Tabulasi silang antara AQ dengan persepsi responden mengenai materi yang sulit
(30)
Kategori AQ
Ketika teman saudara dapat menyelesaikan tugas yang sulit, yang saudara lakukan
adalah
Total Berusaha
menyelesaikan tugas yang sulit
Biasa saja dan tidak berusaha menyelesaikan tugas
tersebut
% % %
Tinggi 6 100 % 0 0 % 6 100 %
Sedang 6 85,71 % 1 1,42 % 7 100 %
Rendah 6 100 % 0 0 % 6 100 %
Tabel 5.7 Tabulasi silang antara AQ dengan persepsi responden mengenai tugas yang sulit
Kategori AQ
Ketika salah mengerjakan tugas, dosen cenderung mengungkapkan Total saya kurang motivasi mengerjakan tugas
Saya tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas
% % %
Tinggi 6 100 % 0 0 % 6 100 %
Sedang 6 85,71 % 1 1,42 % 7 100 %
Rendah 6 100 % 0 0 % 6 100 %
Tabel 5.8 Tabulasi silang antara AQ dengan persepsi responden mengenai penilaian dosen mengenai pengerjaan tugas yang salah
Kategori AQ
Ketika mendapat nilai jelek, tanggapan dosen adalah
Total saya tidak mampu
mendapat nilai bagus saya kurang belajar
% % %
Tinggi 0 0 % 6 100 % 6 100 %
Sedang 1 1,42 % 6 85,71 % 7 100 %
Rendah 0 0 % 6 100 % 6 100 %
Tabel 5.9 Tabulasi silang antara AQ dengan persepsi responden mengenai tanggapan dosen terhadap nilai jelek
(31)
Kategori AQ
Ketika menghadapi kesulitan studi, yang orangtua saudara lakukan adalah
Total Memberi
kesempatan untuk mengatasi permasalahan sebelum memberi
bantuan
Segera memberikan bantuan ketika saya mengalami kesulitan
studi
% % %
Tinggi 6 100 % 0 0 % 6 100 %
Sedang 5 71,42 % 2 28,57 % 7 100 %
Rendah 5 83,33 % 1 16,66 % 6 100 %
Tabel 5.10 Tabulasi silang antara AQ dengan persepsi responden mengenai tanggapan orangtua terhadap kesulitan studi
Kategori AQ
Ketika menghadapi kesulitan studi, apa orangtua memberi kesempatan bagi
saudara untuk menyelesaikan masalah Total
Ya Tidak
% % %
Tinggi 6 100 % 0 0 % 6 100 %
Sedang 7 100 % 0 0 % 7 100 %
Rendah 6 100 % 0 0 % 6 100 %
Tabel 5.11 Tabulasi silang antara AQ dengan persepsi responden mengenai reaksi orangtua ketika melihat anaknya menghadapi kesulitan studi
(32)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai sektor bidang kehidupan mengalami peningkatan yang cukup pesat. Untuk dapat memajukan bidang kehidupan, manusia membutuhkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui jenjang pendidikan. Arti pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Yang dimaksud jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. (www.depdiknas.go.id)
Salah satu sarana untuk mengembangkan sumber daya manusia adalah melalui jenjang perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan keahlian agar lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun ke dalam dunia kerja. Perguruan tinggi memiliki berbagai jenis jurusan studi. Jurusan studi bertujuan agar mahasiswa mempunyai kemampuan, keterampilan, dan keahlian yang mendalam pada satu bidang tertentu agar mahasiswa tersebut dapat menggunakan keahlian yang telah
(33)
2
Universitas Kristen Maranatha diperolehnya selama kuliah di perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan bagi dirinya.
Perkembangan dunia industri yang sangat pesat dan persaingan industri yang semakin ketat telah menuntut sumber daya manusia yang ada untuk terus memperbanyak keahlian yang dimilikinya agar memiliki keunggulan dalam bersaing. Hal inilah yang membuat perguruan tinggi di Indonesia menawarkan program dual degree. Program dual degree merupakan pendidikan multidisplioner yaitu ilmu yang dipelajari merupakan kombinasi dari dua jurusan bidang studi.
Salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang menawarkan program dual degree adalah Universitas “X” Bandung dimana program yang ditawarkan adalah kombinasi dari jurusan Teknik Sipil dan Sistem Informasi. Keunggulan dari program ini adalah lulusannya akan memperoleh dua gelar yaitu Sarjana Teknik (S.T) dan Sarjana Komputer (S.Kom). Selain itu seseorang yang kuliah di bidang Teknik Sipil perlu memiliki keahlian dan pemahaman di bidang Sistem Informasi, sehingga ia dapat mengelola proyek-proyek Sipil dengan lebih baik dengan mendayagunakan Teknologi Informasi. Hal ini akan menjadi nilai tambah bagi lulusan program dual degree sehingga dapat meningkatkan persaingan mereka di dunia industri dibanding dengan lulusan lainnya. Pada umumnya tujuan utama mahasiswa memilih program dual degree untuk memperoleh dua gelar sehingga peluang untuk mendapatkan lapangan kerja menjadi lebih luas baik di bidang Teknik Sipil maupun Sistem Informasi.
(34)
3
Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan kurikulum yang terdapat pada program dual degree
Universitas “X” Bandung, mahasiswa menempuh kuliah dengan sistem
caturwulan, bukan sistem semester seperti pada perkuliahan umumnya. Pada umumnya dalam program satu jurusan untuk mendapatkan gelar ST mahasiswa harus menempuh 144 SKS beban studi dan demikian juga untuk mendapatkan gelar S.Kom mahasiswa juga harus menempuh 144 SKS beban studi, namun melalui program dual degree hanya akan menempuh total kredit perkuliahan sebanyak 199 Sistem Kredit Caturwulan (SKC) dalam jangka waktu 10 caturwulan. Hal ini membuat beberapa mata kuliah Teknik sipil dan Sistem Informasi yang seharusnya memiliki beban studi 4 SKS dipadatkan menjadi 2 SKS. Kondisi ini menuntut dosen untuk bisa menyelesaikan penyampaian materi dengan waktu yang lebih singkat. Karena itu dosen akan menerangkan materi dengan cepat sehingga mahasiswa dituntut untuk mampu memahami materi dengan cepat. Selain itu dampak dari pemadatan SKS akan dihayati berbeda-beda oleh mahasiswa tersebut. Ada mahasiswa yang menganggap pemadatan SKS sebagai hal yang tidak membebani dirinya dan tetap mendapatkan nilai yang baik setiap ujian dan ada juga mahasiswa yang merasa terbebani sehingga mereka mendapat nilai yang jelek. Tuntutan dari program dual degree untuk menyelesaikan jumlah SKC yang banyak dalam waktu yang singkat membuat mahasiswa program dual degree tidak dapat memenuhi tuntutan kurikulum tersebut yaitu lulus tepat pada waktunya. Dari seluruh mahasiswa program dual degree hanya satu mahasiswa dari angkatan pertama (2006) yang lulus tepat pada waktunya.
(35)
4
Universitas Kristen Maranatha Pada program dual degree ini dalam satu tahun perkuliahannya terdapat tiga caturwulan. Berbeda dengan program satu jurusan yang terdiri dari dua semester, dalam setahun mereka menghadapi tiga kali Ujian Tengah Caturwulan (UTC) dan Ujian Akhir Caturwulan (UAC). Oleh karena itu mahasiswa program dual degree hanya memiliki waktu empat bulan untuk menyelesaikan beban studinya tiap caturwulan. Dalam tiap caturwulannya mereka hanya memiliki waktu satu setengah bulan untuk belajar sebelum menempuh Ujian Tengah Semester dan satu setengah bulan lagi untuk belajar sebelum menempuh Ujian Akhir Semester.
Kegiatan perkuliahan pada program dual degree ini sangat padat dimana mahasiswa mengikuti perkuliahan hampir setiap hari dimulai dari pagi hari sampai sore hari. Dalam satu hari mahasiswa belajar beberapa mata kuliah baik mata kuliah Teknik Sipil maupun Sistem Informasi. Hampir setiap hari mereka diberikan tugas, baik tugas-tugas yang diberikan dari bidang Teknik Sipil maupun Sistem Informasi. Setelah kegiatan perkuliahan yang berlangsung sampai sore hari, pada malam harinya mereka biasanya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen atau belajar jika besok harinya ada kuis atau ujian. Selain kegiatan perkuliahan mahasiswa juga mengikuti kegiatan praktikum sepeti mata kuliah praktikum Teknik Sipil yaitu praktikum mekanika tanah, mahasiswa diharuskan mengukur dengan teliti kedalaman tanah yang keras dengan uji pengeboran. Kegiatan praktikum ini menunjang mahasiswa untuk memiliki keahlian serta mempersiapkan mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.
(36)
5
Universitas Kristen Maranatha Pada program dual degree ini tidak terdapat semester pendek (SP) seperti pada jurusan-jurusan lain sehingga apabila mahasiswa tidak lulus pada satu mata kuliah maka mahasiswa tersebut harus mengulang tahun depan. Hal tersebut membuat mahasiswa yang tidak lulus harus menghabiskan waktu menunggu satu tahun untuk mengambil kembali mata kuliah yang harus diulangnya. Sementara itu pada tahun berikutnya mahasiswa tersebut juga harus mengontrak beberapa mata kuliah baru lainnya dengan beban SKC yang cukup banyak. Dengan kondisi tersebut tidak jarang mahasiswa mengundur waktu mengambil kembali mata kuliah yang seharusnya diulangnya. Angkatan 2007 merupakan angkatan dimana mahasiswa banyak mendapatkan tugas-tugas baik tugas individual maupun tugas kelompok dan praktikum dan pada angkatan ini banyak pemadatan SKS dibandingkan dengan angkatan yang lain. Pada semester awal mahasiswa menjalani perkuliahan yang tidak terlalu padat dan materi yang dipelajari tidak terlalu sulit karena masih mempelajari dasar-dasar dari suatu materi dan mata pelajaran yang dikontrak masih merupakan paket seperti mata pelajaran umum sedangkan pada perkuliahan satu tahun terakhir mahasiswa merasa semakin sibuk dengan jadwal perkuliahan yang padat dan memperoleh tugas-tugas yang banyak dan rumit dan banyak kegiatan di laboratorium.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang dari 19 mahasiswa program dual degree angkatan 2007, kesulitan mereka dalam menjalani perkuliahan antara lain adalah jadwal waktu belajar yang cukup padat, tuntutan tugas-tugas yang cukup banyak, dan kesulitan memahami materi di kelas. Dan di setiap pergantian caturwulan mahasiswa hanya mendapat libur seminggu setelah UAS. Menurut
(37)
6
Universitas Kristen Maranatha mahasiswa program dual degree masa liburan mereka yang singkat bila dibandingkan dengan mahasiswa satu jurusan yang pada umumnya memiliki masa liburan yang cukup panjang membuat mereka merasa jenuh dan malas mengikuti perkuliahan di caturwulan selanjutnya sehingga kurang berkonsentrasi ketika mendengarkan dosen mengajar di kelas.
Dengan padatnya tuntutan kuliah tersebut mahasiswa program dual degree angkatan 2007 diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan situasi pada program dual degree. Pola tanggapan mahasiswa terhadap tuntutan perkuliahan dalam program dual degree akan mempengaruhi cara mereka dalam menjalani perkuliahannya. Pola tanggapan tersebut oleh Paul G. Stoltz (2007) di sebut dengan Adversity Quotient (AQ). Adversity Quotient merupakan suatu pola tanggapan yang ada dalam pikiran seseorang terhadap kesulitan, yang selanjutnya menentukan bagaimana tindakan individu untuk mengatasi kesulitan tersebut. Mahasiswa program dual degree yang mempunyai Adversity Quotient tinggi akan mampu mengendalikan setiap kesulitan, secara positif mampu mempengaruhi situasi tersebut dan cepat pulih dari penderitaan. Mahasiswa program dual degree dengan Adversity Quotient(AQ) sedang mempunyai pengendalian yang cukup baik. Saat kesulitan menumpuk, terkadang mereka menjadi kurang mampu mengendalikan kesulitan tersebut yang pada akhirnya kesulitan itu membuatnya menjadi kerepotan. Mereka juga memiliki rasa tanggung jawab yang cukup sehingga jika ia berada dalam keadaan sangat lelah atau tegang maka ia cenderung untuk menyalahkan orang lain. Mahasiswa program dual degree dengan Adversity Quotient rendah akan memiliki sedikit pengendalian terhadap kesulitan sehingga
(38)
7
Universitas Kristen Maranatha apabila kesulitan semakin menumpuk, ia cenderung menyerah dan tidak berdaya. Ia juga cenderung untuk menyalahkan orang lain atas kesulitan yang timbul tanpa merasa perlu untuk memperbaiki situasi tersebut. Kesulitan yang ada cenderung mempengaruhi semua aspek kehidupannya, sehingga ia merasa kehidupannya dikelilingi oleh kesulitan. Ia terus memandang kesulitan sebagai situasi yang berlangsung lama dan menetap sehingga membuatnya menjadi putus asa dan menyerah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang mahasiswa program dual degree angkatan 2007, maka didapatkan hasil bahwa sebanyak 20% mahasiswa program dual degree memiliki Adversity Quotient tinggi. Bila mereka dihadapkan pada kesulitan, mereka akan terus berusaha dan tidak menyerah untuk mengatasinya. Bila mahasiswa tersebut harus mengikuti sistem perkuliahan yang padat dan diberikan tugas yang banyak dan sulit, ia merasa bisa bertahan mengikuti perkuliahan dan mengatasi setiap kesulitannya (control/kendali), tidak akan menyalahkan siapapun termasuk dosen yang sudah memberikan tugas yang banyak dan sulit (ownership/tanggung jawab), dapat membagi waktu antara mengerjakan tugas dengan kegiatan di luar kuliah seperti kegiatan berorganisasi (reach/jangkauan kesulitan), dan merasakan kesulitannya sebagai sesuatu yang bersifat sementara dan cepat berlalu (endurance/daya tahan) sehingga mendorongnya untuk terus mengikuti perkuliahan, berusaha memahami materi yang diberikan dan berusaha menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya serta mengumpulkan tugas tepat waktu.
(39)
8
Universitas Kristen Maranatha Sebanyak 40% mahasiswa program dual degree angkatan 2007 memiliki Adversity Quotient sedang. Pada awalnya mereka bisa mengatasi kesulitan yang muncul, tetapi saat kesulitan semakin banyak dan menumpuk, mereka kurang bisa mengatasinya sehingga sering kali menjadi kerepotan. Mahasiswa program dual degree dengan Adversity Quotient sedang ini bila tugas yang diberikan sedikit, ia masih dapat menyelesaikannya, namun bila tugas yang diberikan cukup sulit dan jumlahnya banyak, mereka kurang bisa menyelesaikannya (control/kendali), mereka akan menyalahkan kurikulum yang padat dan dosen yang telah memberikan mereka tugas yang begitu sulit dan menumpuk (ownership/tanggung jawab), kegiatan mereka di luar kuliah seperti kegiatan berorganisasi menjadi terganggu karena mereka tidak bisa membagi waktu (reach/jangkauan kesulitan), dan menganggap bahwa kesulitan yang dialaminya akan berlangsung lama (endurance/daya tahan) sehingga mereka menjadi malas mengikuti kegiatan perkuliahan, mengerjakan tugas seadanya, namun masih berusaha mengumpulkan tugas tepat waktu.
Sebanyak 40% mahasiswa program dual degree angkatan 2007 memiliki Adversity Quotient rendah. Dalam menghadapi kesulitan, mereka akan memiliki sedikit pengendalian terhadap kesulitan sehingga apabila kesulitan menumpuk mereka cenderung menyerah dan tidak berdaya. Bila mahasiswa tersebut harus mengikuti sistem perkuliahan yang padat dan diberikan tugas yang banyak dan sulit, maka dia akan kurang bisa mengatasinya (control/kendali), mereka akan sibuk menyalahkan hal-hal lain seperti kurikulum yang padat dan dosen pengajar yang memberikan tugas yang banyak (ownership/tanggung jawab), tidak bisa
(40)
9
Universitas Kristen Maranatha membagi waktunya antara kuliah dan mengerjakan tugas dengan kegiatan lainnya (reach/jangkauan kesulitan), dan menganggap kesulitan yang dialaminya akan berlangsung lama (endurance/daya tahan) sehingga mereka suka bolos mengikuti perkuliahan, malas belajar dan kurang memperhatikan dosen di kelas sehingga kurang memahami materi perkuliahan, mengerjakan tugas asal-asalan, dan telat mengumpulkan tugas.
Dari fenomena di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana Adversity Quotient pada mahasiswa program dual degree angkatan 2007 di Universitas “X” Bandung.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari penelitian ini ingin diketahui seberapa tinggi derajat Adversity Quotient pada mahasiswa program dual degree angkatan 2007 Universitas “X” Bandung.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai derajat Adversity Quotient (AQ) pada mahasiswa program dual degree
angkatan 2007 Universitas “X”.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui secara lebih spesifik gambaran mengenai derajat Adversity Quotient (AQ) dan faktor-faktor
(41)
10
Universitas Kristen Maranatha yang mempengaruhinya pada mahasiswa program dual degree angkatan 2007 Universitas “X”.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah
Kegunaan Ilmiah penelitian ini adalah
1. Memberi sumbangan informasi bagi ilmu Psikologi khususnya Psikologi Pendidikan mengenai Adversity Quotient.
2. Menjadi acuan dan bahan masukan serta pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin mengetahui dan meneliti lebih lanjut tentang Adversity Quotient.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Kegunaan Praktis dari penelitian ini adalah
1. Memberikan informasi kepada mahasiswa program dual degree angkatan 2007, agar memiliki pengetahuan mengenai derajat Adversity Quotient, sehingga menjadi bahan pengenalan diri dan dapat digunakan sebagai pedoman dalam menjalani perkuliahan dan bagi mahasiswa yg memiliki derajat AQ yang rendah dapat meningkatkan AQ nya.
2. Memberikan informasi kepada unit yang menangani mahasiswa mengenai derajat Adversity Quotient pada mahasiswa program dual degree dalam menghadapi kesulitan studi sehingga dapat memberikan bantuan seperti konseling.
(42)
11
Universitas Kristen Maranatha
1.5 Kerangka Pemikiran
Mahasiswa program dual degree di universitas “X” termasuk individu yang berada pada tahap perkembangan dewasa awal. Periode dari masa dewasa awal berkisar antara usia 18-40 tahun. Mahasiswa dalam tahap ini sedang mempersiapkan perkuliahan ke kehidupan karir, mereka harus menghadapi dunia yang kompleks dan penuh tantangan dari berbagai macam peran dan tugas yang harus dijalankan. Mahasiswa harus mempersiapkan diri mereka dengan memperoleh pendidikan di perguruan tinggi sebelum menjalani peran baru di masyarakat agar tidak kesulitan dalam menjalan peran dan tugas tersebut. Menurut Piaget, tahap berpikir individu dewasa awal berada pada tahap akhir, yaitu formal operasional. Tahap ini ditandai dengan ciri-ciri berpikir logis, berpikir abstrak, dan konseptualisasi (Chaplin, 1977). Di masa ini, seseorang memiliki kemampuan untuk berpikir secara logis dan pragmatis dalam mencari solusi dari suatu masalah. Salah satunya adalah tekanan untuk sukses di perguruan tinggi. Dalam perkuliahan program dual degree ini mahasiswa akan menghadapi berbagai kesulitan dan hambatan, seperti memperoleh tugas yang banyak, jadwal kuliah yang padat, kesulitan memahami materi (kesulitan dalam membagi konsentrasi antara dua bidang ilmu yang berbeda), kesulitan mengatur waktu mengerjakan tugas. Dengan berbagai kesulitan tersebut mahasiswa program dual degree diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan situasi pada program dual degree. Pola tanggapan mahasiswa terhadap tuntutan perkuliahan dalam program dual degree akan mempengaruhi cara mereka dalam menjalani perkuliahannya. Pola tanggapan tersebut oleh Paul G. Stoltz (2007) di sebut dengan Adversity
(43)
12
Universitas Kristen Maranatha Quotient (AQ). Adversity Quotient merupakan suatu pola tanggapan yang ada dalam pikiran mahasiswa program dual degree terhadap kesulitan studi yang dialaminya, yang selanjutnya menentukan bagaimana tindakan individu untuk mengatasi kesulitan studi tersebut.
Menurut Stoltz (2007) Adversity Quotient terbentuk dari empat dimensi yaitu Control (kendali), Ownership (tanggung jawab), Reach (jangkauan kesulitan), dan Endurence (daya tahan). Dimensi C (Control) menjelaskan sejauh mana mahasiswa program dual degree merasa mampu mengendalikan peristiwa yang menimbulkan kesulitan dalam studinya. Mahasiswa program dual degree dengan kontrol yang tinggi atas peristiwa-peristiwa yang menimbulkan kesulitan dalam studinya, seperti jadwal perkuliahan yang padat. Mahasiswa dengan kontrol tinggi mampu mengatur waktu antara aktivitas kuliah dengan aktivitas lain di luar perkuliahan. Mahasiswa program dual degree yang mempunyai dimensi Control sedang merasa kesulitan-kesulitan dalam studi sebagai sesuatu yang sekurang-kurangnya berada dalam kendalinya, tergantung pada besarnya kesulitan tersebut. Mereka pada awalnya bisa mengatasi kesulitan studi yang muncul sulit, tetapi bila dihadapkan pada kesulitan studi yang lebih berat dan bila kesulitan tersebut telah menumpuk, mereka akan sulit mempertahankan perasaan mampu memegang kendali. Mahasiswa program dual degree yang mempunyai dimensi Control yang rendah merasa bahwa kesulitan-kesulitan studi yang dihadapi berada diluar kendalinya dan hanya sedikit yang bisa dilakukan untuk mencegah atau membatasi kerugian-kerugian karena kesulitan studi tersebut. Mahasiswa program dual degree yang memiliki Control rendah kurang mampu mengatur waktu antara
(44)
13
Universitas Kristen Maranatha aktivitas kuliah dengan aktivitas lainnya, yang menyebabkan mahasiswa program dual degree dikendalikan oleh rasa malas dan keinginan bermain daripada belajar dan mengerjakan tugas.
Dimensi O (Ownership) menjelaskan sampai sejauh mana mahasiswa program dual degree bersedia mengakui akibat yang ditimbulkan oleh kesulitan studinya tanpa menyalahkan orang lain. Mahasiswa program dual degree yang mempunyai dimensi Ownership yang tinggi bersedia mengakui akibat yang ditimbulkan oleh kesulitan studi sehingga merasa perlu untuk memperbaiki setiap kesulitan dalam studinya tanpa mempermasalahkan siapa atau apa penyebabnya. Mahasiswa program dual degree dengan Ownership yang tinggi apabila memperoleh hasil ujian dengan nilai berapapun akan mengakui bahwa hasil tersebut merupakan usaha sendiri dan bertanggung jawab memperbaiki nilai tersebut agar menjadi lebih baik. Mahasiswa program dual degree dengan Ownership sedang pada awalnya bila menghadapi kesulitan studi misalnya nilai ujian yang kurang memuaskan, mereka akan bertanggung jawab memperbaikinya tanpa menyalahkan siapapun, namun bila kesulitannya bertambah dan semakin bertumpuk, misalnya nilai ujian dan nilai tugasnya kurang memuaskan, mereka akan cenderung menyalahkan orang lain tetapi mereka masih tetap berusaha untuk memperbaikinya. Mahasiswa program dual degree dengan Ownership rendah akan menolak pengakuan pengaruh kesulitan studi yang ada, dengan menghindarkan diri dari tanggung jawab untuk memperbaikinya, cenderung menyalahkan orang lain, dan situasi yang menyebabkan mahasiswa program dual degree mendapatkan hasil ujian yang tidak memuaskan.
(45)
14
Universitas Kristen Maranatha Dimensi R (Reach) memjelaskan sejauh mana mahasiswa program dual degree mampu membatasi situasi yang menimbulkan kesulitan yang dapat mempengaruhi bagian-bagian dari kehidupan lain. Semakin efektif mahasiswa program dual degree menahan atau membatasi jangkauan kesulitan, maka tidak akan mempengaruhi bagian-bagian lain dari kehidupannya. Mahasiswa program dual degree yang dapat membagi waktu antara kuliah dengan kegiatan di luar kuliah memiliki reach yang tinggi. Mahasiswa yang mempunyai jadwal padat, tugas banyak, materi yang harus dihafal, namun masih dapat meluangkan waktunya dengan keluarga dan teman sekaligus masih dapat berprestasi di kuliahnya, memiliki Reach yang tinggi. Mahasiswa program dual degree yang memiliki Reach yang sedang bila menghadapi kesulitan yang mudah akan bisa membagi waktu antara kegiatan kuliah dan belajar dengan kegiatan di luar perkuliahan, namun bila kesulitan studinya semakin banyak dan menumpuk, mahasiswa tersebut akan kesulitan dalam membagi waktunya. Mahasiswa program dual degree yang memandang kesulitan sebagai sesuatu yang dapat memasuki bagian-bagian kehidupan lain, yang mendapat tugas banyak, jadwal padat, banyaknya materi yang harus dipelajari, relasi yang kurang baik dengan dosen, dapat menyebabkan mahasiswa program dual degree kurang dapat menjalankan kuliah dengan baik dan menyebabkan relasi dengan keluarga, teman, dan dosen menjadi berkurang, memiliki Reach yang rendah.
Dimensi E (Endurance) menjelaskan seberapa lama kesulitan studi mahasiswa program dual degree akan berlangsung. Mahasiswa program dual degree yang mempunyai dimensi Endurance yang tinggi memandang kesulitan
(46)
15
Universitas Kristen Maranatha dalam studi sebagai sesuatu yang bersifat sementara, cepat berlalu seiring dengan usaha yang telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan sehingga membuat mahasiswa program dual degree dapat bertahan menghadapi kesulitan yang ada. Mahasiswa program dual degree yang mempunyai dimensi Endurance yang sedang bila menghadapi kesulitan studi yang mudah akan memandang kesulitan itu sebagai sesuatu yang sifatnya sementara dan cepat berlalu sehingga dapat mengatasinya, namun bila kesulitannya semakin bertumpuk, mahasiswa tersebut akan memandang kesulitan studi sebagai pertistiwa yang berlangsung lama, sehingga akan menganggap sulit untuk mencapai keberhasilan. Mahasiswa program dual degree yang mempunyai dimensi Endurance yang rendah memandang kesulitan dalam studi dan penyebabnya sebagai peristiwa yang berlangsung lama, dan menganggap peristiwa positif sebagai sesuatu yang bersifat sementara, sehingga menganggap bahwa kesulitan akan ditemui selama studi di program dual degree dan akan menganggap sulit untuk mencapai suatu keberhasilan.
Adversity Quotient mahasiswa program dual degree di Universitas “X” dibentuk dari prestasi, orangtua, dosen dan teman sebaya. (Dweck & Seligman,
dalam Paul G.Stoltz, 2007). Prestasi merupakan hal yang paling sering dinilai
atau dievaluasi. Dosen akan terus menerus menilai dan mengevaluasi prestasi mahasiswa program dual degree. Tetapi prestasi tidak muncul begitu saja, melainkan harus diiringi melalui bakat dan kemauan. Mahasiswa yang sering mendapatkan nilai yang tinggi setiap ujian akan mampu mengatasi kesulitan
(47)
16
Universitas Kristen Maranatha studinya sebaliknya jika mahasiswa yang sering mendapatkan nilai jelek setiap ujian kurang mampu mengatasi kesulitan studi.
Orang tua merupakan figur pendidik pertama yang dikenal anak dalam lingkungannya. Anak belajar dari orang tua bagaimana cara menghadapi masalah sehari-hari. Orang tua yang melakukan apa saja bagi anaknya, secara tidak langsung akan mengajarkan ketidakmampuan mengatasi kesulitan. Namun, jika sejak dini anak sudah dibiasakan mengatasi kesulitan studi dengan terlebih dahulu berusaha sendiri maka kemungkinan mereka lebih mampu menghadapi kesulitan studi dan berbagai kesulitan lainnya. Orangtua yang memberikan dukungan pada anaknya dalam menjalani perkuliahan pada program dual degree ini membuat anaknya mampu mengatasi kesulitan studinya sementara orangtua yang kurang mendukung anaknya dalam menjalani perkuliahan dual degree ini membuat anaknya kurang mampu mengatasi kesulitan studi.
Dosen sebagai figur pendidik di universitas juga turut mempengaruhi perkembangan kemampuan mahasiswa dalam mengatasi kesulitan, terutama kesulitan studi di universitas. Dosen yang mengatakan nilai buruk seorang mahasiswa program dual degree disebabkan oleh alasan penyebab permanen, seperti kecerdasan dan kepribadian mahasiswa program dual degree, akan membuat mahasiswa program dual degree menjadi kurang terdorong untuk berusaha dan mengatasi kesulitan studi. Namun bila penjelasan dosen, mengenai nilai buruk karena kurang motivasi belajar maka akan mendorong mahasiswa program dual degree merasa memiliki kemampuan untuk berusaha mengatasi kesulitan studi tersebut.
(48)
17
Universitas Kristen Maranatha Teman sebaya yang merupakan lingkungan dimana seorang mahasiswa program dual degree berinteraksi juga mempengaruhi kemampuan mereka mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada, termasuk kesulitan dalam studi. Seorang mahasiswa program dual degree akan belajar dari teman-teman melalui modelling (meniru perilaku orang lain) mengenai bagaimana kecenderungan teman-teman sebaya tersebut berespons terhadap kesulitan studi maupun kesulitan lainnya. Apabila mahasiswa program dual degree dikelilingi oleh teman-teman yang mampu mengatasi kesulitan studi maka mahasiswa tersebut akan meniru tingkah laku temannya dalam mengatasi kesulitan sebaliknya apabila mahasiswa tersebut dikelilingi oleh teman-teman yang kurang mampu mengatasi kesulitan studi maka mahasiswa tersebut kemungkinan kurang dapat mengatasi kesulitan studinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti prestasi, orangtua, dosen, dan teman sebaya bersama-sama dengan Control (Pengendalian), Ownership (Tanggung Jawab), Reach (Jangkaun Kesulitan), dan Endurance (Daya Tahan) akan saling mempengaruhi dan membentuk perilaku mahasiswa program dual degree dalam menghadapi kesulitan studinya sehingga dapat diketahui derajat AQ-nya. Menurut Paul G. Stoltz (2007) ada 3 kategori AQ yaitu AQ tinggi, sedang atau rendah.
Mahasiswa program dual degree yang mempunyai Adversity Quotient tinggi akan mampu mengendalikan setiap kesulitan, secara positif mampu mempengaruhi situasi tersebut dan cepat pulih dari penderitaan. Mereka akan merasa perlu untuk memperbaiki setiap kesulitan yang ada tanpa mempermasalahkan dan menyalahkan siapa yang menyebabkan kesulitan
(49)
18
Universitas Kristen Maranatha tersebut, dan kesulitan yang muncul pada satu aspek kehidupan tidak meluas pada aspek kehidupan yang lain. Mereka memandang kesulitan yang ada sebagai situasi yang sifatnya sementara sehingga kesulitan dapat cepat berlalu. Bila mahasiswa tersebut harus mengikuti sistem perkuliahan yang padat dan diberikan tugas yang banyak dan sulit, ia merasa bisa bertahan mengikuti perkuliahan dan mengatasi setiap kesulitannya (control/kendali), tidak akan menyalahkan siapapun termasuk dosen yang sudah memberikan tugas yang banyak dan sulit (ownership/tanggung jawab), dapat membagi waktu antara mengerjakan tugas dengan kegiatan di luar kuliah seperti kegiatan berorganisasi (reach/jangkauan kesulitan), dan merasakan kesulitannya sebagai sesuatu yang bersifat sementara dan cepat berlalu (endurance/daya tahan) sehingga mendorongnya untuk terus mengikuti perkuliahan, berusaha memahami materi yang diberikan dan berusaha menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya serta mengumpulkan tugas tepat waktu.
Mahasiswa program dual degree dengan Adversity Quotient(AQ) sedang mempunyai pengendalian yang cukup baik. Saat kesulitan menumpuk, terkadang mereka menjadi kurang mampu mengendalikan kesulitan tersebut yang pada akhirnya kesulitan itu membuatnya menjadi kerepotan. Mereka juga memiliki rasa tanggung jawab yang cukup sehingga jika ia berada dalam keadaan sangat lelah atau tegang maka ia cenderung untuk menyalahkan orang lain. Pada AQ yang sedang ini jika mereka mengalami kesulitan pada satu aspek kehidupan lainnya akan membuatnya cenderung terbebani oleh kesulitan tersebut. Ia cukup mampu memandang kesulitan sehingga situasi yang sifatnya sementara dan cepat berlalu,
(50)
19
Universitas Kristen Maranatha tetapi ketika kesulitan tersebut semakin menumpuk, membuatnya cenderung putus harapan dan cenderung melihat kesulitan tersebut akan berlangsung lama atau menetap. Bila diberikan tugas yang sedikit, ia masih dapat menyelesaikannya, namun bila tugas yang diberikan cukup sulit dan jumlahnya banyak, mereka kurang bisa menyelesaikannya (control/kendali), mereka akan menyalahkan kurikulum yang padat dan dosen yang telah memberikan mereka tugas yang begitu sulit dan menumpuk (ownership/tanggung jawab), kegiatan mereka di luar kuliah seperti kegiatan berorganisasi menjadi terganggu karena mereka tidak bisa membagi waktu (reach/jangkauan kesulitan), dan menganggap bahwa kesulitan yang dialaminya akan berlangsung lama (endurance/daya tahan) sehingga mereka menjadi malas mengikuti kegiatan perkuliahan, mengerjakan tugas seadanya, namun masih berusaha mengumpulkan tugas tepat waktu.
Mahasiswa program dual degree dengan Adversity Quotient rendah akan memiliki sedikit pengendalian terhadap kesulitan sehingga apabila kesulitan semakin menumpuk, ia cenderung menyerah dan tidak berdaya. Ia juga cenderung untuk menyalahkan orang lain atas kesulitan yang timbul tanpa merasa perlu untuk memperbaiki situasi tersebut. Kesulitan yang ada cenderung mempengaruhi semua aspek kehidupannya, sehingga ia merasa kehidupannya dikelilingi oleh kesulitan. Ia terus memandang kesulitan sebagai situasi yang berlangsung lama dan menetap sehingga membuatnya menjadi putus asa dan menyerah. Bila mahasiswa harus mengikuti sistem perkuliahan yang padat dan diberikan tugas yang banyak dan sulit, maka dia akan kurang bisa mengatasinya (control/kendali), mereka akan sibuk menyalahkan hal-hal lain seperti kurikulum yang padat dan
(51)
20
Universitas Kristen Maranatha dosen pengajar yang memberikan tugas yang banyak (ownership/tanggung jawab), tidak bisa membagi waktunya antara kuliah dan mengerjakan tugas dengan kegiatan lainnya (reach/jangkauan kesulitan), dan menganggap kesulitan yang dialaminya akan berlangsung lama (endurance/daya tahan) sehingga mereka suka bolos mengikuti perkuliahan, malas belajar dan kurang memperhatikan dosen di kelas sehingga kurang memahami materi perkuliahan, mengerjakan tugas asal-asalan, dan telat mengumpulkan tugas.
Dari uraian diatas dapat digambarkan melalui skema kerangka pikir sebagai berikut:
Skema 1.1 Skema Kerangka Pikir Mahasiswa
Program Dual degree
Adversity Quotient Faktor yang mempengaruhi : - Prestasi
- Orangtua - Dosen
- Teman sebaya
- Control (Kendali)
- Ownership (Tanggung jawab) - Reach (Jangkauan kesulitan) - Endure (Daya tahan)
Tinggi
Rendah Kesulitan studi
pada kegiatan belajar
(52)
21
Universitas Kristen Maranatha
1.6 Asumsi
1. Mahasiswa program dual degree universitas “X” memiliki derajat Adversity Quotient yang berbeda-beda.
2. Mahasiswa program dual degree universitas “X” akan memiliki gambaran Adversity Quotient yang berbeda berdasarkan keempat dimensinya : Control (Pengendalian), Ownership (Tanggung Jawab), Reach (Jangkauan), Endurance (Daya tahan) yang dimiliki yang dipengaruhi oleh prestasi, orangtua, dosen, dan teman sebaya.
(53)
64 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. AQ pada mahasiswa program dual degree menyebar. Sebanyak 36,8% mahasiswa program dual degree memiliki derajat AQ sedang dimana mahasiswa cukup dapat mengolah dan menanggapi semua bentuk dan kesulitan studi yang dihadapi, dimana dimensi-dimensinya tergolong sedang (Control sedang, Ownership sedang, Reach sedang, dan Endurance sedang).
2. Sebanyak 31,6% mahasiswa program dual degree memiliki derajat AQ tinggi dimana mahasiswa dapat dalam mengolah dan menanggapi semua bentuk dan kesulitan studi yang dihadapi, dimana dimensi-dimensinya tergolong tinggi (Control tinggi, Ownership tinggi, Reach tinggi, dan Endurance tinggi).
3. Sebanyak 31,6% mahasiswa program dual degree yang memiliki derajat AQ rendah dimana mahasiswa kurang dapat dalam mengolah dan menanggapi semua bentuk dan kesulitan studi yang dihadapi, dimana dimensi-dimensinya tergolong rendah (Control rendah, Ownership rendah, Reach rendah, dan Endurance rendah).
(54)
65
Universitas Kristen Maranatha 4. AQ mahasiswa program dual degree dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti prestasi, teman sebaya, dosen, dan orangtua.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dan dengan menyadari adanya berbagai keterbatasan dari hasil penelitian ini, maka peneliti merasa perlu untuk
mengajukan beberapa saran, yaitu :
5.2.1 Penelitian Lanjutan
Bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan AQ, dapat melakukan penelitian AQ yang lebih spesifik dan dapat dikaitkan dengan variabel seperti prestasi akademik.
5.2.2. Guna Laksana
- Bagi dosen wali dan bagi unit yang menangani mahasiswa sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan konseling mengenai AQ pada mahasiswa program dual degree dalam menghadapi studi pada program dual degree. - Dapat dijadikan salah satu training dalam program2 kemahasiswaan seperti senat.
- Saran bagi mahasiswa program dual degree, agar dapat mempertimbangkan AQ sebagai salah satu bahan masukan yang diperlukan dalam mengatasi kesulitan studi yang dialami sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam diri yang nantinya dapat meningkatkan prestasi yang diperoleh.
(55)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.
Santrock, John W. 1985. Adult Development and Aging Dubuge. Lowa: w n c, Brown Publisher
Santrock, John W. Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup, edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial, edisi keenam. Alih Bahasa : Zanzawi Suyuti dan Landung Simatupang dalam koordinasi Peter Hagul. Jakarta : Gramedia.
Stoltz, Paul G. 2007. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: PT Grasindo.
(56)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
www.depdiknas.go.id, diakses tanggal 20 Januari 2009 www.maranatha.edu, diakses tanggal 20 Januari 2009
Kartika, Irene. 2006. Studi Deskriptif mengenai derajat Adversity Quotient pada Siswa/i Sekolah Kejuruan Farmasi “X” Bandung. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.
(1)
Universitas Kristen Maranatha
dosen pengajar yang memberikan tugas yang banyak (ownership/tanggung jawab), tidak bisa membagi waktunya antara kuliah dan mengerjakan tugas dengan kegiatan lainnya (reach/jangkauan kesulitan), dan menganggap kesulitan yang dialaminya akan berlangsung lama (endurance/daya tahan) sehingga mereka suka bolos mengikuti perkuliahan, malas belajar dan kurang memperhatikan dosen di kelas sehingga kurang memahami materi perkuliahan, mengerjakan tugas asal-asalan, dan telat mengumpulkan tugas.
Dari uraian diatas dapat digambarkan melalui skema kerangka pikir sebagai berikut:
Skema 1.1 Skema Kerangka Pikir Mahasiswa
Program Dual degree
Adversity Quotient Faktor yang mempengaruhi : - Prestasi
- Orangtua - Dosen
- Teman sebaya
- Control (Kendali)
- Ownership (Tanggung jawab) - Reach (Jangkauan kesulitan) - Endure (Daya tahan)
Tinggi Rendah Kesulitan studi pada kegiatan belajar Sedang
(2)
21
Universitas Kristen Maranatha
1.6 Asumsi
1. Mahasiswa program dual degree universitas “X” memiliki derajat Adversity Quotient yang berbeda-beda.
2. Mahasiswa program dual degree universitas “X” akan memiliki gambaran Adversity Quotient yang berbeda berdasarkan keempat dimensinya : Control (Pengendalian), Ownership (Tanggung Jawab), Reach (Jangkauan), Endurance (Daya tahan) yang dimiliki yang dipengaruhi oleh prestasi, orangtua, dosen, dan teman sebaya.
(3)
64 Universitas Kristen Maranatha
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. AQ pada mahasiswa program dual degree menyebar. Sebanyak 36,8% mahasiswa program dual degree memiliki derajat AQ sedang dimana mahasiswa cukup dapat mengolah dan menanggapi semua bentuk dan kesulitan studi yang dihadapi, dimana dimensi-dimensinya tergolong sedang (Control sedang, Ownership sedang, Reach sedang, dan Endurance sedang).
2. Sebanyak 31,6% mahasiswa program dual degree memiliki derajat AQ tinggi dimana mahasiswa dapat dalam mengolah dan menanggapi semua bentuk dan kesulitan studi yang dihadapi, dimana dimensi-dimensinya tergolong tinggi (Control tinggi, Ownership tinggi, Reach tinggi, dan Endurance tinggi).
3. Sebanyak 31,6% mahasiswa program dual degree yang memiliki derajat AQ rendah dimana mahasiswa kurang dapat dalam mengolah dan menanggapi semua bentuk dan kesulitan studi yang dihadapi, dimana dimensi-dimensinya tergolong rendah (Control rendah, Ownership rendah, Reach rendah, dan Endurance rendah).
(4)
65
Universitas Kristen Maranatha
4. AQ mahasiswa program dual degree dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti prestasi, teman sebaya, dosen, dan orangtua.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dan dengan menyadari adanya berbagai keterbatasan dari hasil penelitian ini, maka peneliti merasa perlu untuk
mengajukan beberapa saran, yaitu :
5.2.1 Penelitian Lanjutan
Bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan AQ, dapat melakukan penelitian AQ yang lebih spesifik dan dapat dikaitkan dengan variabel seperti prestasi akademik.
5.2.2. Guna Laksana
- Bagi dosen wali dan bagi unit yang menangani mahasiswa sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan konseling mengenai AQ pada mahasiswa program dual degree dalam menghadapi studi pada program dual degree. - Dapat dijadikan salah satu training dalam program2 kemahasiswaan seperti senat.
- Saran bagi mahasiswa program dual degree, agar dapat mempertimbangkan AQ sebagai salah satu bahan masukan yang diperlukan dalam mengatasi kesulitan studi yang dialami sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam diri yang nantinya dapat meningkatkan prestasi yang diperoleh.
(5)
Universitas Kristen Maranatha
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.
Santrock, John W. 1985. Adult Development and Aging Dubuge. Lowa: w n c, Brown Publisher
Santrock, John W. Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup, edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial, edisi keenam. Alih Bahasa : Zanzawi Suyuti dan Landung Simatupang dalam koordinasi Peter Hagul. Jakarta : Gramedia.
Stoltz, Paul G. 2007. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: PT Grasindo.
(6)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
www.depdiknas.go.id, diakses tanggal 20 Januari 2009 www.maranatha.edu, diakses tanggal 20 Januari 2009
Kartika, Irene. 2006. Studi Deskriptif mengenai derajat Adversity Quotient pada
Siswa/i Sekolah Kejuruan Farmasi “X” Bandung. Skripsi: Fakultas