Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Mengenai Feminine Hygiene terhadap Kejadian Infeksi Saluran Kemih pada Siswi SMA 'X' di Kota Jakarta Selatan.

(1)

iv

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI FEMININE HYGIENE TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PADA SISWI SMA ‘X’ DI KOTA JAKARTA SELATAN Fransisca Samantha C., 2013, Pembimbing I : DR. dr. Felix Kasim, M.Kes.

Pembimbing II : Dra. Sri Utami Sugeng, M.Kes. Latar belakang Feminine hygiene merupakan cara menjaga dan merawat kebersihan organ kewanitaan bagian luar. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. ISK merupakan kejadian infeksi nosokomial tersering, sekitar 30-40%. Lebih kurang 35% kaum perempuan selama hidupnya pernah menderita ISK akut dan umur tersering adalah di kelompok umur antara 20 sampai 50 tahun.

Tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK. Metode penelitian Penelitian dilakukan secara deskriptif analitik dengan pengumpulan data secara cross sectional menggunakan instrumen kuisioner. Sampel menggunakan kriteria whole sampling dan diperoleh 162 responden sebagai sampel.

Hasil penelitian Berdasarkan hasil kuisioner, distribusi pengetahuan responden yang baik sebesar 78,39%, sikap sebesar 98,15%, dan perilaku sebesar 97,53% namun dengan analisis bivariat tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai feminine hygiene terhadap ISK.

Simpulan Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku dari responden baik, tetapi tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK. Saran, dilakukan tindakan untuk meningkatkan dan merubah persepsi mengenai feminine hygiene dengan cara edukasi, konseling dan promotif. Dapat dilakukan penelitian dalam jumlah yang lebih besar dan ditambah dengan pemeriksaan sehingga dapat menentukan secara pasti ISK yang diderita oleh responden.


(2)

v

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND BEHAVIOR ABOUT FEMININE HYGIENE TOWARDS URINARY TRACT INFECTION ESPECIALLY IN FEMALE STUDENTS AT ‘X’ SENIOR HIGH SCHOOL IN

SOUTH JAKARTA

Fransisca Samantha C., 2013, Advisor I : DR. dr. Felix Kasim, M.Kes. Advisor II : Dra. Sri Utami Sugeng, M.Kes.

Backgrounds Feminine hygiene is about how to maintain and care for the cleanliness of the outside of the female organs. Urinary Tract Infection (UTI) is an infection due to the proliferation of microorganisms in the urinary tract, which under normal circumstances the urine contains no bacteria, viruses or other microorganisms. UTI is the most common nosocomial infection incidence, approximately 30-40%. Approximately 35% of women during their lifetime and never suffered from acute UTI is the most common age in the age group between 20 to 50 years.

Objectives To know the relationship between knowledge, attitude, and behavior of adolescent girls about feminine hygiene on the risk of UTI.

Methods The research method is descriptive analytic study was conducted with cross-sectional data collection using questionnaire instruments. Samples using whole sampling criteria and obtained sample of 162 respondents.

Results Based on the research results of the questionnaire, respondents' knowledge of good distribution is 78.39%, the attitude is 98.15%, and the behavior is 97.53% but with a bivariate analysis there is no significant relationship between knowledge, attitude, and behavior regarding feminine hygiene to UTI .

Conclusions The level of knowledge, attitude, and behavior of the respondents are good, but there is no relationship between knowledge, attitude, and behavior of adolescent girls to feminine hygiene on the risk of UTI. Suggestions, do action to improve and change the perception of feminine hygiene by education, counseling and promotion. Research can be conducted in larger quantities and coupled with the examination to determine the exact UTI the respondents had.


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengetahuan, Sikap dan Perilaku ... 6

2.1.1 Pengetahuan ... 6

2.1.1.1 Definisi Pengetahuan ... 6

2.1.1.2 Tingkat Pengetahuan ... 6

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dalam Diri Seseorang ... 8


(4)

ix

2.1.2 Sikap ... 11

2.1.2.1 Definisi Sikap ... 11

2.1.2.2 Komponen Sikap ... 12

2.1.2.3 Tingkatan Sikap ... 12

2.1.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap .. 13

2.1.2.5 Fungsi Sikap ... 14

2.1.2.6 Sikap dan Perilaku ... 15

2.1.3 Perilaku ... 16

2.1.3.1 Definisi Perilaku ... 16

2.1.3.2 Bentuk Perilaku ... 16

2.1.3.3 Tingkatan Perilaku ... 17

2.1.3.4 Kawasan Perilaku ... 17

2.1.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ... 18

2.1.3.6 Perilaku Kesehatan ... 18

2.2 Feminine Hygiene ... 19

2.2.1 Definisi Feminine Hygiene ... 19

2.2.2 Cara Menjaga Feminine Hygiene ... 19

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Feminine Hygiene ... 20

2.2.4 Aspek-aspek Perilaku Feminine Hygiene ... 21

2.3 Anatomi ... 21

2.3.1 Anatomi Organ Kewanitaan Bagian Luar ... 21

2.3.2 Anatomi Saluran Kemih ... 22

2.4 Fisiologi ... 23

2.5 Mikrobiologi Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih ... 25

2.6 Infeksi Saluran Kemih ... 27

2.6.1 Definisi ... 27

2.6.2 Etiologi ... 27

2.6.3 Faktor Risiko ... 28

2.6.4 Insidensi dan Epidemiologi ... 28

2.6.5 Klasifikasi ... 29


(5)

x

2.6.7 Gejala Klinis ... 31

2.6.8 Komplikasi ... 32

2.6.9 Pemeriksaan Penunjang ... 32

2.6.10 Penatalaksanaan ... 33

2.6.10.1 Medikamentosa ... 33

2.6.10.2 Non-medikamentosa ... 34

2.6.11 Pencegahan ... 35

2.6.12 Prognosis ... 35

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Alat dan Subjek Penelitian ... 36

3.1.1 Alat Penelitian ... 36

3.1.2 Subjek Penelitian ... 36

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.3 Metode Penelitian ... 36

3.3.1 Desain Penelitian ... 36

3.3.2 Variabel Penelitian ... 37

3.4 Definisi Operasional ... 37

3.5 Prosedur Kerja ... 37

3.6 Metode Analisis ... 38

3.6.1 Analisis Data Univariat ... 38

3.6.2 Analisis Data Bivariat ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Analisis Univariat ... 40

4.1.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pernah Tidaknya Mengalami ISK ... 40

4.1.2 Pengetahuan ... 40

4.1.2.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Informasi Tentang Feminine Hygiene Dapat Diperoleh dari Orang Tua ... 40


(6)

xi

4.1.2.2 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Informasi Tentang Feminine Hygiene Dapat Diperoleh dari Internet 41 4.1.2.3 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Definisi

Feminine Hygiene ... 41 4.1.2.4 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pencucian

Tangan Sebelum Membasuh Alat Kelamin ... 42 4.1.2.5 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara

Menjaga Kelembaban Organ Kewanitaan ... 42 4.1.2.6 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penggunaan

Tissue Berparfum Sebagai Pengering ... 43 4.1.2.7 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara

Membasuh Organ Kewanitaan ... 43 4.1.2.8 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penggunaan

Air ... 44 4.1.2.9 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Waktu

Penggunaan Pembalut ... 44 4.1.2.10 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pembalut

yang Baik ... 45 4.1.2.11 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pakaian

Dalam yang Terbuat dari Nilon ... 45 4.1.2.12 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Bahan

Pakaian Dalam ... 46 4.1.2.13 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pakaian

Dalam yang Terbuat dari Katun ... 46 4.1.2.14 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Penggunaan Pakaian Dalam ... 47 4.1.2.15 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Penggunaan Larutan Antiseptik ... 47 4.1.2.16 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Penggunaan Larutan Antiseptik Sebagai Pengganti


(7)

xii

4.1.2.17 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Penggantian Pakaian Dalam ... 48 4.1.2.18 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Menjaga Kebersihan Organ Kewanitaan ... 49 4.1.2.19 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Frekuensi Membersihkan Organ Kewanitaan ... 49 4.1.2.20 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyebab

ISK ... 50 4.1.2.21 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Waktu

Penggunaan Pantyliners ... 50 4.1.2.22 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara

Mencegah ISK ... 52 4.1.2.23 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara

Mencegah ISK ... 52 4.1.2.24 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Kewajiban Menjaga Kebersihan Organ Kewanitaan ... 52 4.1.2.25 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Secara

Keseluruhan ... 52 4.1.3 Sikap ... 53

4.1.3.1 Distribusi Sikap Responden Tentang Kebersihan

Organ Kewanitaan ... 53 4.1.3.2 Distribusi Sikap Responden Tentang Pencucian Tangan

Sebelum Membasuh Alat Kelamin ... 53 4.1.3.3 Distribusi Sikap Responden Tentang Cara Membasuh

Organ Kewanitaan ... 54 4.1.3.4 Distribusi Sikap Responden Tentang Fungsi Cara

Membasuh Organ Kewanitaan ... 54 4.1.3.5 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan Air ... 55 4.1.3.6 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan Tissue

Non-parfum Sebagai Pengering ... 55 4.1.3.7 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan


(8)

xiii

Cairan Antiseptik Setiap Hari ... 56 4.1.3.8 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan

Cairan Antiseptik Dapat Mengganggu Keseimbangan

Flora Normal ... 56 4.1.3.9 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan

Pembalut ... 57 4.1.3.10 Distribusi Sikap Responden Tentang Jumlah Pembalut

yang Digunakan ... 57 4.1.3.11 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan

Pakaian Dalam yang Baik ... 58 4.1.3.12 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan

Pakaian Dalam Selama 1 Hari ... 58 4.1.3.13 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan

Pakaian Dalam yang Lembab ... 59 4.1.3.14 Distribusi Sikap Responden Tentang Waktu

Penggunaan Pantyliners ... 59 4.1.3.15 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan

Pantyliners Non-parfum ... 60 4.1.3.16 Distribusi Tingkat Sikap Responden Secara

Keseluruhan ... 60 4.1.4 Perilaku ... 60

4.1.4.1 Distribusi Perilaku Responden Tentang Pencucian Tangan Sebelum Membasuh Alat Kelamin ... 60 4.1.4.2 Distribusi Perilaku Responden Tentang Cara Membasuh

Organ Kewanitaan ... 61 4.1.4.3 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Air . 61 4.1.4.4 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Tissue

Non-parfum Sebagai Pengering ... 62 4.1.4.5 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan

Cairan Antiseptik Setiap Hari ... 62 4.1.4.6 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan


(9)

xiv

Sabun ... 63

4.1.4.7 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Pembalut ... 63

4.1.4.8 Distribusi Perilaku Responden Tentang Jumlah Pembalut yang Digunakan ... 64

4.1.4.9 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Pakaian Dalam ... 64

4.1.4.10 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Pakaian Dalam Selama 1 Hari ... 64

4.1.4.11 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Pakaian Dalam yang Ketat ... 65

4.1.4.12 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Pantyliners ... 65

4.1.4.13 Distribusi Perilaku Responden Tentang Jumlah Pantyliners yang Digunakan ... 66

4.1.4.14 Distribusi Perilaku Responden Tentang Menjaga Kebersihan Organ Kewanitaan ... 66

4.1.4.15 Distribusi Tingkat Perilaku Responden Secara Keseluruhan ... 66

4.2 Analisis Bivariat ... 67

4.2.1 Pengetahuan ... 67

4.2.2 Sikap ... 68

4.2.3 Perilaku ... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1 Simpulan ... 71

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 74


(10)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Distribusi pengetahuan responden tentang pernah

tidaknya mengalami ISK ... 40 Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Informasi

Tentang Feminine Hygiene Dapat Diperoleh dari Orang Tua ... 41 Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Informasi Tentang

Feminine Hygiene Dapat Diperoleh dari Internet ... 41 Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Definisi Feminine

Hygiene ... 42 Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pencucian Tangan

Sebelum Membasuh Alat Kelamin ... 42 Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Menjaga

Kelembaban Organ Kewanitaan ... 43 Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penggunaan Tissue

Berparfum Sebagai Pengering ... 43 Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Membasuh

Organ Kewanitaan ... 44 Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penggunaan Air ... 44 Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Waktu

Penggunaan Pembalut ... 45 Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pembalut yang

Baik ... 45 Tabel 4.12 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pakaian Dalam

yang Terbuat dari Nilon ... 46 Tabel 4.13 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Bahan Pakaian

Dalam ... 46 Tabel 4.14 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pakaian Dalam


(11)

xvi

Tabel 4.15 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penggunaan

Pakaian Dalam ... 47 Tabel 4.16 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penggunaan

Larutan Antiseptik ... 48 Tabel 4.17 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penggunaan

Larutan Antiseptik Sebagai Pengganti Sabun ... 48 Tabel 4.18 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penggantian

Pakaian Dalam ... 49 Tabel 4.19 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Menjaga

Kebersihan Organ Kewanitaan ... 49 Tabel 4.20 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Frekuensi

Membersihkan Organ Kewanitaan ... 50 Tabel 4.21 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyebab ISK ... 50 Tabel 4.22 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Waktu

Penggunaan Pantyliners ... 51 Tabel 4.23 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Mencegah

ISK ... 51 Tabel 4.24 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pemeliharaan

Organ Kewanitaan ... 52 Tabel 4.25 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kewajiban

Menjaga Kebersihan Organ Kewanitaan ... 52 Tabel 4.26 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Secara

Keseluruhan ... 52 Tabel 4.27 Distribusi Sikap Responden Tentang Kebersihan Organ

Kewanitaan ... 53 Tabel 4.28 Distribusi Sikap Responden Tentang Pencucian Tangan

Sebelum Membasuh Alat Kelamin ... 53 Tabel 4.29 Distribusi Sikap Responden Tentang Cara Membasuh Organ

Kewanitaan ... 54 Tabel 4.30 Distribusi Sikap Responden Tentang Fungsi Cara Membasuh


(12)

xvii

Tabel 4.31 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan Air ... 55 Tabel 4.32 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan Tissue

Non-parfum Sebagai Pengering ... 55 Tabel 4.33 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan Cairan

Antiseptik Setiap Hari ... 56 Tabel 4.34 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan Cairan

Antiseptik Dapat Mengganggu Keseimbangan Flora Normal ... 56 Tabel 4.35 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan Pembalut .... 57 Tabel 4.36 Distribusi Sikap Responden Tentang Jumlah Pembalut yang

Digunakan ... 57 Tabel 4.37 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan Pakaian

Dalam yang Baik ... 58 Tabel 4.38 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan Pakaian

Dalam Selama 1 Hari ... 58 Tabel 4.39 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan Pakaian

Dalam yang Lembab ... 59 Tabel 4.40 Distribusi Sikap Responden Tentang Waktu Penggunaan

Pantyliners ... 59 Tabel 4.41 Distribusi Sikap Responden Tentang Penggunaan Pantyliners

Non-parfum ... 60 Tabel 4.42 Distribusi Tingkat Sikap Responden Secara Keseluruhan ... 60 Tabel 4.43 Distribusi Perilaku Responden Tentang Pencucian Tangan

Sebelum Membasuh Alat Kelamin ... 61 Tabel 4.44 Distribusi Perilaku Responden Tentang Cara Membasuh

Organ Kewanitaan ... 61 Tabel 4.45 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Air ... 62 Tabel 4.46 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Tissue

Non-parfum Sebagai Pengering ... 62 Tabel 4.47 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Cairan

Antiseptik Setiap Hari ... 63 Tabel 4.48 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Sabun ... 63


(13)

xviii

Tabel 4.49 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan

Pembalut ... 63 Tabel 4.50 Distribusi Perilaku Responden Tentang Jumlah Pembalut

yang Digunakan ... 64 Tabel 4.51 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Pakaian

Dalam ... 64 Tabel 4.52 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Pakaian

Dalam Selama 1 Hari ... 65 Tabel 4.53 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan Pakaian

Dalam yang Ketat ... 65 Tabel 4.54 Distribusi Perilaku Responden Tentang Penggunaan

Pantyliners ... 65 Tabel 4.55 Distribusi Perilaku Responden Tentang Jumlah Pantyliners

yang Digunakan ... 66 Tabel 4.56 Distribusi Perilaku Responden Tentang Menjaga Kebersihan

Organ Kewanitaan ... 66 Tabel 4.57 Distribusi Tingkat Perilaku Responden Secara Keseluruhan .... 67 Tabel 4.58 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan

Mengenai Feminine Hygiene terhadap ISK ... 67 Tabel 4.59 Chi-square test Tingkat Pengetahuan ... 67 Tabel 4.60 Distribusi Responden Menurut Tingkat Sikap Mengenai

Feminine Hygiene terhadap ISK ... 68 Tabel 4.61 Chi-square test Tingkat Sikap ... 68 Tabel 4.62 Distribusi Responden Menurut Tingkat Perilaku Mengenai

Feminine Hygiene terhadap ISK ... 69 Tabel 4.63 Chi-square test Tingkat Perilaku ... 69


(14)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Anatomi Organ Kewanitaan Bagian Luar ... 22 Gambar 2.2 Anatomi Saluran Kemih ... 23 Gambar 2.3 Lapisan Escherichia coli ... 25


(15)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Persetujuan Komite Etik Penelitian ... 74

Lampiran 2 Informed Consent ... 75

Lampiran 3 Kuisioner Penelitian ... 76


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Feminine hygiene merupakan cara menjaga dan merawat kebersihan organ kewanitaan bagian luar. Salah satu cara membersihkannya adalah dengan membilas secara benar. Penggunaan sabun pembersih khusus vagina tidak bersifat mutlak diperlukan dalam membersihkan organ kewanitaan. Kelembaban vagina juga penting untuk dijaga. Cara-cara untuk menjaga kelembaban vagina antara lain dengan mengeringkan vagina menggunakan handuk dan mengganti celana dalam sekurang-kurangnya tiga kali sehari. Cara lain untuk menjaga dan merawat kebersihan organ kewanitaan adalah dengan mencukur rambut di kemaluan untuk mencegah penyebaran kuman dan memberikan sirkulasi udara di daerah sekitarnya. Dalam hal penggunaan toilet, terutama toilet umum harus berhati-hati karena harus dilihat kebersihan dari toilet itu sendiri (Elmart, 2012).

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. ISK paling sering menyerang perempuan karena uretra perempuan lebih pendek daripada uretra laki-laki, sehingga bakteri lebih mudah menjangkaunya. Berdasarkan penelitian internasional, 1 dari 5 perempuan dewasa pernah mengalami ISK. Hal ini mengonfirmasi bahwa ISK merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, 25-40% perempuan usia 20-40 tahun pernah mengalami ISK. Lebih dari 6 juta pasien per tahun berobat ke dokter karena keluhan ISK. Pada tahun 2007, sekitar 3,9% kunjungan ke dokter berhubungan dengan gejala yang melibatkan saluran genitourinaria. ISK dapat terjadi di saluran ginjal (ureter), kandung kemih (vesica urinaria), atau saluran kencing bagian luar (uretra). Bakteri utama penyebab ISK adalah bakteri Escherichia coli yang hidup di kolon dan banyak terdapat pada tinja manusia. ISK


(17)

2

juga dapat dipicu oleh batu di saluran kencing. Sebaliknya ISK juga dapat menimbulkan batu. Gejala paling umum adalah adanya sensasi terbakar saat buang air kecil, muntah, nyeri sendi, dan demam (Brusch, 2012).

ISK merupakan kejadian infeksi nosokomial tersering, sekitar 30-40%. Hasil penelitian didapatkan sekitar 40% pasien yang dirawat di rumah sakit mengalami ISK karena kateterisasi. Kateterisasi kandung kemih merupakan prosedur invasif yang sering dilakukan di rumah sakit dimana lebih dari 12% pasien yang ada di rumah sakit akan terpasang kateter (Saint, 2009).

Lebih kurang 35% kaum perempuan selama hidupnya pernah menderita ISK akut dan umur tersering adalah di kelompok umur antara 20 sampai 50 tahun. Angka kejadian bakteriuria pada perempuan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan aktifitas seksual. Prevalensi selama periode sekolah (school girls) meningkat dari 1% menjadi 5% selama periode aktif seksual. Akan tetapi data menunjukkan bahwa kebanyakan kasus ISK pada perempuan yang belum menikah baik yang berstatus pelajar maupun mahasiswi biasanya disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dicegah (Brusch, 2012). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mengenai

Feminine Hygiene Terhadap Risiko Terjadinya ISK”. 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengetahuan remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK.

2. Bagaimana sikap remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK.

3. Bagaimana perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK.


(18)

3

4. Bagaimana hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku feminine hygiene terhadap terjadinya ISK pada remaja perempuan.

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengetahuan remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK.

2. Mengetahui sikap remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK.

3. Mengetahui perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK.

4. Mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK.

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1. Manfaat Akademis

Manfaat akademis dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menambah referensi ilmu pengetahuan dan hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK.

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai perwujudan aplikasi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) yang diperoleh selama masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha (FK UKM).


(19)

4

Bagi tenaga kesehatan, karya tulis ilmiah ini sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap kesehatan khususnya remaja perempuan, serta dapat mensosialisasikan pada masyarakat secara luas.

Bagi pengguna, khususnya responden, karya tulis ilmiah ini sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam hal pengetahuan tentang ISK. Bagi masyarakat, karya tulis ilmiah ini sebagai upaya untuk menerapkan pengetahuan tentang feminine hygiene khususnya untuk remaja perempuan di dalam upaya peningkatan kesehatan.

1.5. Kerangka Pemikiran

Sebuah teori yang dikembangkan oleh Lawrence Green pada tahun 1980, menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behaviour causes) (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku feminine hygiene dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Lawrence Green, perilaku kesehatan dipengaruhi oleh predisposing (faktor pendahulu) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai dari seseorang, enabling factor (faktor pemungkin) yaitu tingkat pendapatan dan ketersediaan sarana kebersihan, dan reinforcing factor (faktor penguat) yaitu pengaruh teman sebaya, media massa, pembinaan tenaga kesehatan. Analisis Green tersebut menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh predisposing (faktor pendahulu) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap dan perilaku (Notoatmodjo, 2003).

1.6. Hipotesis Penelitian

1. H01: pengetahuan remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap

risiko terjadinya ISK termasuk dalam kategori baik.

2. H02: sikap remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko


(20)

5

3. H03: perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko

terjadinya ISK termasuk dalam kategori baik.

4. H04: Ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku feminine


(21)

71

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan bahwa:

1. Pengetahuan remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK termasuk dalam kategori baik.

2. Sikap remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK termasuk dalam kategori baik.

3. Perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK termasuk dalam kategori baik.

4. Tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK.

5.2. Saran

1. Dilakukan tindakan untuk meningkatkan dan memperbaiki persepsi masyarakat mengenai feminine hygiene dan hubungannya dengan ISK dengan cara edukasi, konseling dan tindakan-tindakan promotif lain yang melibatkan produsen, konsumen dan praktisi kesehatan.

2. Dapat dilakukan penelitian dalam jumlah yang lebih besar dan ditambah dengan pemeriksaan sehingga dapat menentukan secara pasti ISK yang diderita oleh responden.


(22)

72

DAFTAR PUSTAKA

Arthur C. Guyton, John E. Hall. 2011. Guyton and hall textbook of medical physiology. United States of America: Saunders Elsevier.

Sudoyo A. W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata K. M., Setiati S. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing.

Baron, R. 2004. Psikologi sosial. Jakarta: PT. Indeks.

Brusch, J. L. 2012. Medscape. http://emedicine.medscape.com/article/233101-overview#a0156. Diunduh pada 25 Januari 2013.

Darmadi. 2008. Infeksi nosokomial problematika dan pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika.

Dunia Baca. 2011. http://duniabaca.com/definisi-pengetahuan-serta-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuan.html. Diunduh pada 25 Januari 2013.

Dunia Psikologi. 2012. http://www.duniapsikologi.com/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi/. Diunduh pada 19 Agustus 2013.

Elmart, Foezi Citra Cuaca. 2012. Mahir menjaga organ intim wanita. Solo: Tinta Medina.

Newton, M. 1964. Feminine Hygiene. The American Journal of Nursing. http://www.jstor.org/discover/10.2307/3419474?uid=3738224&uid=2&uid=4&si d=21102991225247. Diunduh pada 22 September 2013.


(23)

73

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Obat Herbal. 2012. http://obat-herbal.jellygamat-luxor.biz/tag/mengobati-saluran-kemih/. Diunduh pada 23 Oktober 2013.

Repository Unismus. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-kikaaldela-6006-2-babii.pdf. Diunduh pada 19 Agustus 2013.

Drake R. L., Vogl A. W., Mitchell A. W. M. 2010. Gray's anatomy for students. Canada: Churchill Livingstone Elsevier.

S. Saint, J. A. Meddings, C. P. Kowalsi, S. L. Krein. 2009. Rule changes for Catheter associated urinary tract infection. Annals of Internal Medicine, Volume 150(12): 877 – 883. Diunduh pada 29 September 2013.

Saifudin, A. 2005. Sikap manusia. Jogjakarta: Pustaka Belajar.

Tim Penyusun Bahasa. 2008. Kamus bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Universite de Montreal. http://www.ecl-lab.com/en/ecoli/index.asp. Diunduh pada 23 Oktober 2013.


(1)

3

4. Bagaimana hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku feminine hygiene terhadap terjadinya ISK pada remaja perempuan.

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengetahuan remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK.

2. Mengetahui sikap remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK.

3. Mengetahui perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK.

4. Mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK.

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1. Manfaat Akademis

Manfaat akademis dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menambah referensi ilmu pengetahuan dan hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK.

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai perwujudan aplikasi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) yang diperoleh selama masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha (FK UKM).


(2)

4

Bagi tenaga kesehatan, karya tulis ilmiah ini sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap kesehatan khususnya remaja perempuan, serta dapat mensosialisasikan pada masyarakat secara luas.

Bagi pengguna, khususnya responden, karya tulis ilmiah ini sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam hal pengetahuan tentang ISK. Bagi masyarakat, karya tulis ilmiah ini sebagai upaya untuk menerapkan pengetahuan tentang feminine hygiene khususnya untuk remaja perempuan di dalam upaya peningkatan kesehatan.

1.5. Kerangka Pemikiran

Sebuah teori yang dikembangkan oleh Lawrence Green pada tahun 1980, menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behaviour causes) (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku feminine hygiene dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Lawrence Green, perilaku kesehatan dipengaruhi oleh predisposing (faktor pendahulu) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai dari seseorang, enabling factor (faktor pemungkin) yaitu tingkat pendapatan dan ketersediaan sarana kebersihan, dan reinforcing factor (faktor penguat) yaitu pengaruh teman sebaya, media massa, pembinaan tenaga kesehatan. Analisis Green tersebut menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh predisposing (faktor pendahulu) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap dan perilaku (Notoatmodjo, 2003).

1.6. Hipotesis Penelitian

1. H01: pengetahuan remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK termasuk dalam kategori baik.

2. H02: sikap remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK termasuk dalam kategori baik.


(3)

5

3. H03: perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK termasuk dalam kategori baik.

4. H04: Ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK.


(4)

71

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan bahwa:

1. Pengetahuan remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK termasuk dalam kategori baik.

2. Sikap remaja perempuan tentang feminine hygiene terhadap risiko terjadinya ISK termasuk dalam kategori baik.

3. Perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK termasuk dalam kategori baik.

4. Tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku feminine hygiene remaja perempuan terhadap risiko terjadinya ISK.

5.2. Saran

1. Dilakukan tindakan untuk meningkatkan dan memperbaiki persepsi masyarakat mengenai feminine hygiene dan hubungannya dengan ISK dengan cara edukasi, konseling dan tindakan-tindakan promotif lain yang melibatkan produsen, konsumen dan praktisi kesehatan.

2. Dapat dilakukan penelitian dalam jumlah yang lebih besar dan ditambah dengan pemeriksaan sehingga dapat menentukan secara pasti ISK yang diderita oleh responden.


(5)

72

DAFTAR PUSTAKA

Arthur C. Guyton, John E. Hall. 2011. Guyton and hall textbook of medical physiology. United States of America: Saunders Elsevier.

Sudoyo A. W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata K. M., Setiati S. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing.

Baron, R. 2004. Psikologi sosial. Jakarta: PT. Indeks.

Brusch, J. L. 2012. Medscape. http://emedicine.medscape.com/article/233101-overview#a0156. Diunduh pada 25 Januari 2013.

Darmadi. 2008. Infeksi nosokomial problematika dan pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika.

Dunia Baca. 2011. http://duniabaca.com/definisi-pengetahuan-serta-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuan.html. Diunduh pada 25 Januari 2013.

Dunia Psikologi. 2012. http://www.duniapsikologi.com/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi/. Diunduh pada 19 Agustus 2013.

Elmart, Foezi Citra Cuaca. 2012. Mahir menjaga organ intim wanita. Solo: Tinta Medina.

Newton, M. 1964. Feminine Hygiene. The American Journal of Nursing. http://www.jstor.org/discover/10.2307/3419474?uid=3738224&uid=2&uid=4&si d=21102991225247. Diunduh pada 22 September 2013.


(6)

73

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Obat Herbal. 2012. http://obat-herbal.jellygamat-luxor.biz/tag/mengobati-saluran-kemih/. Diunduh pada 23 Oktober 2013.

Repository Unismus. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-kikaaldela-6006-2-babii.pdf. Diunduh pada 19 Agustus 2013.

Drake R. L., Vogl A. W., Mitchell A. W. M. 2010. Gray's anatomy for students. Canada: Churchill Livingstone Elsevier.

S. Saint, J. A. Meddings, C. P. Kowalsi, S. L. Krein. 2009. Rule changes for Catheter associated urinary tract infection. Annals of Internal Medicine, Volume 150(12): 877 – 883. Diunduh pada 29 September 2013.

Saifudin, A. 2005. Sikap manusia. Jogjakarta: Pustaka Belajar.

Tim Penyusun Bahasa. 2008. Kamus bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Universite de Montreal. http://www.ecl-lab.com/en/ecoli/index.asp. Diunduh pada 23 Oktober 2013.