AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI PROTESTAN (STUDI FENOMENOLIGI PADA GEREJA GBKP PERUMNAS SIMALINGKAR MEDAN).

(1)

AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI GEREJA PROTESTAN (Studi Fenomenologi Pada Gereja GBKP di

Perumnas Simalingkar)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

DEBORA AGUSMASNITA GINTING NIM. 7103220012

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

vi

KATA PENGANTAR

Segala hormat dan pujian hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, karena hanya dengan kasih karunia dan kebaikan-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ” Akuntabilitas Keuangan Dalam Organisasi Protestan (Studi Fenomenoligi Pada Gereja GBKP Perumnas Simalingkar Medan)”.

Dalam menyelesaikan tulisan ini penulis menyadari bahwa penulisan penelitian ini tidak terlepas dari berkat dan usaha yang tidak ternilai dari berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis sehingga skripsi ini selesai dengan penuh rasa hormat penus ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, M.E selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Thamrin, M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. La Ane, M.Si selaku ketua jurusan akuntansi dan juga dosen penguji yang telah banyak memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.


(3)

vii

6. Bapak Dr. Nasirwan, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa memberikan waktu dan ilmunya dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Chandra Situmeang, S.E, M.SM, Ak, selaku Dosen penguji yang telahmemberikankritikdan saran dalampenyusunanskripsiini. 8. Bapak Muhammad Ishak, S.E, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji yang

telah banyak memberikan arahan dala penulisan skripsi ini.

9. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Akuntansi yang telah memberika bekal pendidikandan penulisan skripsi ini dengan baik. 10.Staff Administrasi Jurusan Akuntansi (Bang Ricky Adrian) yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian administrasi selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.

11.Teristimewa buat Ayah dan Ibuku, A. Ginting dan L. Br Tarigan terimakasih untuk semua kasih sayang dan pengorbanan dan doa-doa yang mengiringi hidupku. Semoga Tuhan memberkati dan memberikan kesehatan serta panjang umur. Semoga suatu saat nanti saya dapat memberikan senyuman buat ayah dan ibuku tercinta.

12.Buat seluruh keluargaku tersayang (bik na, bik tua, iting), terimakasih atas semua doa dan dukungannya yang senantiasa menyertai perjalananku.

13.Terimakasih buat sahabatku Supria Dinata, Elfrida, Masria, Lena, Yesika, Ribka, dan semua anak akuntansi stambuk 2010.


(4)

viii

14.Terimakasih buat GBKP Perumnas Simalingkar atas bantuan, dorongan,dan doanya dalam penyusunan skripsi ini.

15.Terimakasih buat kelompok kecilku “Guru KA-KR GBKP Ketaren”,

untuk semua doa dan dukungannya, bg Hendrik, kk Gita, kk Anta, dan adik-adik semua.

16.Terimakasih buat “Permata Indra Kasih”, bg Uwen, kk Maria, Fitri, Tawari, dan semua teman yang lainnya. Terimakasih buat doa, nasihat, dan dukungan semangat yang telah diberikan kepada penulis.

17.Special thanks teman-teman “KOBE” alias warga Kost Belat ( Ernita, Ricardo, bg Jones), Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, atas setiap bantuan, dukungan dan doa.

Akhir kata, penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang bak bagi semua pihak.

Medan, April 2014 Penulis,


(5)

iv ABSTRAK

Debora Agusmasnita, 7103220012. Akuntabilitas Keuangan Dalam Organisasi Protestan (Studi Fenomenoligi Pada Gereja GBKP Perumnas Simalingkar Medan). Skripsi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2014.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana akuntabilitas majelis jemaat gereja terhadap aktivitas gereja dilihat dari aspek keuangan pada gereja GBKP di Perumnas Simalingkar Medan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menggambarkan akuntabilitas Majelis Gereja terhadap aktivitas gereja dilihat dari aspek keuangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Serta Informan dari Majelis dan Jemaat Gereja.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan maksud memberikan gambaran Akuntabilitas Keuangan Gereja, membandingkan hasil temuan peneliti dengan alat analisis, menulis hasil temuan dan yang terakhir membuat temuan. Teknik pengumpulan data melalui survei pendahuluan, observasi, wawancara. Penelitian ini menggunakan Alat analisis Pedoman Akuntansi Keuangan GBKP dan Tata Gereja GBKP 2010.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, perolehan dana pemasukan melalui pesta panen tidak dilakukan oleh pihak gereja. Pengeluaran dana yang dianggarkan belum seluruh berjalan sesuai dengan realisasi yang diharapkan karena ada beberapa hambatan baik dari pihak Majelis Gereja maupun hambatan dari luar. Namun disisi lain, peningkatan insentif untuk Majelis Gereja diharapkan agar sesuai dengan tanggungjawab dan tugas yang diemban. Kedua, Anggaran yang sudah dianggarkan pada kenyataannya belum terealisasi. Kurangnya perencanaan yang matang dan kepedulian Majelis Gereja dalam menyampaikan sosialisasi kepada Jemaat. Sementara itu, Jemaat juga kurang peduli terhadap jalannya anggaran. Sehingga dalam praktik minim persembahan yang diperoleh Gereja menghambat pelaksanaan kegiatan.

Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa: Akuntabilitas dalam Organisasi Gereja pada posisi dana pemasukan belum secara keseluruhan dilalukan oleh Gereja. Pengeluaran dana yang dianggarkan pada pos-pos tertentu masih melebihi anggaran yang sudah ditetapkan. Dana titipan yang disalurkan oleh Jemaat ke pos-pos tertentu sudah terlaksana dengan baik, dan didukung dengan bukti. Perencanaan dan penyusunan anggaran yang dilakukan belum seluruhnya sesuai dengan anggaran yang ditetapkan.


(6)

v ABSTRACT

Debora Agusmasnita, 7103220012. Financial Accountability Organization Protestant (Phenomenology Study On Housing Simalingkar GBKP Church Field). Thesis, Program Accounting Studies, Faculty of Economics, University of Medan, 2014

The problem in this study is to see how the church council accounttable to the activity of the church seen from the financial aspects of the church GBKP at Peumnas Simalingkar. This study aims to describe the look and accountability to the Assembly of the Church of church activity seen from a financial aspect. This study uses the approach of the informant fenomenologi. As well as the informant of the Assembly and Church of the Church.

This study used a qualitative descriptive approach with a view to providing an overview of the Church Financial Accountability, researchers compared the findings with analytical tools, writing the final findings and make findings.

Technique is preliminary data collection through surveys, observations, interviews. This study used analysis tool GBKP Financial Accounting Guidelines and Procedures of the Church GBKP 2010.

The results of this study indicate that: First, to raise revenue through harvest feast was not done by the church. Budgeted expenditure not all went according to expected realizable because there are few barriers from both the Assembly and the Church of the outer barrier. On the other hand, an increased incentive for the Church Assembly is expected to conform to the responsibilities and duties. Second, the budget that has been budgeted in fact has not been realized. Lack of careful planning and care of the Church Council in delivering outreach to the Church. Meanwhile, the Church also less concerned about the course of the budget. Thus, in practice minimal offerings obtained hamper the activities of the Church.

The conclusion of this study that: Accountability in the organization of the Church in a position yet overall revenue funds is passed by the Church. Budgeted expenditure on certain items still exceeding a predefined budget. Deposit funds disbursed by the Church to certain posts have been performing well, and supported by evidence. Planning and budgeting are carried out entirely in accordance with the budget has not been set.


(7)

(8)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rencana Pendapatan dan Pengeluaran serta Realisasi ... 4

Tabel 3.7 Daftar Nama Informan ... 29

Tabel 4.1 Susunan Organisasi Gereja ... 44

Tabel 4.2 Rencana dan Realisasi Pendapatan Tahun 2012. ... 78


(9)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ... 21 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Majelis Jemaat dan Tugas ... 45


(10)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Pertanyaan

Bukti telah Melakukan Wawancara Laporan Keuangan Gereja Tahun 2012 LAMPIRAN 2 Berkas Administratif


(11)

1

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Akuntabilitas bagi setiap organisasi baik organisasi privat maupun organisasi publik non pemerintah termasuk organisasi Gereja sangat dibutuhkan. Setiap organisasi mempunyai keterkaitan dengan pihak internal dan eksternal. Akuntabilitas merupakan hak masyarakat atau kelompok dalam masyarakat yang timbul karena adanya hubungan antara organisasi dan masyarakat.

Akuntabilitas adalah perwujudan pertanggungjawaban seseorang atau unit organisasi, dalam mengelola sumber daya yang telah diberikan dan dikuasai, dalam rangka pencapaian tujuan, melalui suatu media berupa laporan akuntabilitas kinerja secara periodik (Jasmin dan Luther 2010). Menurut Mursidi (2009) akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kepercayaan kepada entitas pelapor dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Akuntabilitas menjadi tanggung jawab individu maupun kelompok kepada para stakeholder (Jemaat Gereja, Majelis Gereja). Desakan dari para stakeholder akan pentingnya pelaksanaan di dalam setiap manajemen organisasi merupakan fenomena yang harus dicermati oleh setiap organisasi agar organisasi tersebut dipercaya oleh para stakeholder.

Organisasi Gereja adalah salah satu organisasi publik non pemerintah pada bidang keagamaan. Era demokrasi sekarang ini akuntabilitas menjadi kebutuhan


(12)

2

2 dan keharusan dalam rangka pelaksanaan tugas Gereja yaitu Koinonia (Persekutuan), Marturia (Kesaksian), Diakonia (Pelayanan). Koinonia berarti persekutuan yang mengandung pengertian berbagi sesuatu dengan seseorang. Marturia adalah bentuk kesaksian yang dilakukan melalui Pekabaran Injil. Diakonia berorientasi dengan melakukan pelayanan kepada Jemaat Gereja (Moderamen GBKP 2010). Hal ini sejalan dengan perkembangan, kompleksitas dan dinamika organisasi GBKP serta tuntutan jemaat yang semakin kritis.

Menurut Setiawan (2013) pertumbuhan gereja merupakan suatu kerinduan bagi setiap gereja. Setiap gereja memiliki keinginan agar gerejanya mengalami pertumbuhan yang sehat. Gereja secara organisasi didefinisikan sebagai badan atau organisasi umat Kristen yang sama kepercayaan, ajaran dan tata ibadahnya. Gereja dikatakan bersifat keagamaan karena secara jelas dan nyata menggunakan agama sebagai salah satu dasar sendirinya (Kabuhung, 2013). Dan gereja berdiri untuk kepentingan agama, sehingga gereja merupakan salah satu pusat keagamaan. Guna menjalankan fungsinya sebagai sarana ibadah, gereja harus menyediakan prasarana dan infrastuktur yang mendukung terciptanya ibadah yang khusyuk, sehingga komunikasi secara vertikal (komunikasi antaraumat dengan Tuhan) dapat berlangsung khidmat. Selain berfungsi sebagai sarana ibadah secara vertikal, gereja juga wajib menciptakan iklim yang kondusif bagi terselenggaranya komunikasi secara horizontal. Komunikasi horizontal yang dimaksud, menyangkut tentang hubungan kasih antar sesama umat manusia.


(13)

3

3 Untuk mendukung terbentuknya hubungan kasih antar umat kristiani dalam gereja, diperlukan penyelenggaraan aktivitas – aktivitas dalam gereja yang melibatkan ke ikutsertaan umat. Aktivitas – aktivitas tersebut misalnya : perayaannatal bersama, perayaan paskah, perayaan ulang tahun gereja, dan pelaksanaan sekolah minggu gereja. Pelaksanaan aktivitas gereja, baik yang terkait dengan aktivitas untuk menciptakan sarana ibadah yang kondusif, ataupun aktivitas untuk mempererat hubungan antar umat gereja. Pembiayaan operasional gereja ini dapat dilakukan ketika gereja memiliki pendapatan yang cukup. Pendapatan gereja dapat diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya : persembahan umat, persembahan, donatur, aksi sosial natal, aksisosial paskah.

Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis misalnya penerimaan sumbangan (Ribka, 2013).

GBKP Perumnas Simalingkar termasuk salah satu Gereja yang besar di kota Medan. Letaknya yang strategis, mudah dijangkau, dan melakukan tiga kali ibadah (pagi, siang, malam) setiap Minggu. GBKP Perumnas Simalingkar termasuk gereja yang bentuk akuntabilitas keuangan sudah dilaksanakan secara transparan. Hal ini terbukti dengan sudah dipublis secara detail laporan


(14)

4

4 penerimaan dan pengeluaran setiap Minggu dan hasil laporan secara keseluruhan dimuat dalam laporan keuangan setiap tahun.

Secara keseluruhan sebelum melaksanakan kegiatan untuk setiap harinya, sebelumya sudah ditetapkan anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk masing-masing bidang. Anggaran yang ditetapkan berdasarkan persentase dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 10%. Anggaran yang sudah ditetapkan belum seluruhnya mencapai target hal ini dapat terbukti dari jumlah penerimaan yang masih kecil di banding target dan jumlah pengeluaran yang besar dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan. Hal ini terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.1

Rencana Pedapatan dan Pengeluaran serta Realisasi No Rencana Realisasi Rencana Realisasi Pendapatan Pendapatan Pengeluaran Pengeluaran 1 912.620.000 858.033.142 912.620.000 982.194.269 Sumber: Olahan Data Laporan Keuangan GBKP Perumnas Simalingkar Pada tahun 2012 GBKP Perumnas Simalingkar sumber penerimaan dan pengeluaran kas defisit sebesar Rp. 124.161.127. Hal ini terjadi karena anggaran penerimaan yang besar namun realisasi kecil dan anggaran realisasi pengeluaran yang besar namun realisasi lebih besar dari anggaran. Namun secara nyata, kegiatan oprasional Gereja masih berlangsung secara lancar hal ini dibantu dengan penggunaan saldo kas umum di tahun sebelumnya. Majelis Gereja harus lebih memperhatikan kendala-kendala dalam pencapaian pendapatan yang besar dan meminimkan pengeluaran.


(15)

5

5 Sebagai organisasi nirlaba, gereja memiliki kewajiban untuk mengelola pendapatan sehingga operasional dapat berlangsung dengan baik. Pengelolaan pendapatan gereja dikatakan sukses apabila gereja mampu memanfaatkan pendapatannya untuk membiayai semua operasional sehingga akan diperoleh laporan penerimaan dan pengeluaran yang tidak defisit. Akan lebih baik ketika gereja mampu menciptakan laporan keuangan yang surplus. Keadaan keuangan surplus bagi gereja sangat penting, karena terkait dengan pengumpulan modal untuk melakukan perbaikan.

Sebagai feedback dari penerimaan pendapatan, gereja berkewajiban melakukan pelaporan kepada umat sebagai bentuk akuntabilitas. Akuntabilitas secara financial merupakan bentuk pertanggungjawaban yang mengacu pada kepada siapa organisasi (individu) bertanggungjawab dan untuk apa organisasi (individu) bertanggungjawab (Mardiasmo, 2004). Dengan melihat pengertian tersebut, akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban pemegang amanat (gereja) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas atau kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (umat/donatur) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut, sehingga transparansi laporan keuangan tercapai. Menurut Mardiasmo (2004) akuntabilitas menyangkut pertanggungjawaban dalam melakukan pengelolaan transaksi keuangan dalam bentuk pelaporan. Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban manajemen kepada pihak di luar perusahaan atas posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan selama suatu periode tertentu. Pelaporan keuangan ini perlu dilakukan


(16)

6

6 untuk menilai seberapa besar tanggungjawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan. Laporan pertanggungjawaban keuangan bisa menjadi sarana yang konkret untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan (Muslim dan Puryanto 2006) .Laporan keuangan juga dapat membantu Jemaat untuk lebih mengetahui keadaan keuangan Gereja tersebut.

Penelitian mengenai akuntabilitas gereja telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu yaitu: Jannet (2011) meneliti tentang akuntabilitas dalam perspektif gereja protestan. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa akuntabilitas dalam pelaporan keuangan gereja bukanlah hal yang penting dikarenakan adanya konflik kepentingan diantara umat dan majelis serta adanya prinsip kepercayaan dari pemerintah kepada lembaga keagamaan sebagai penyambung tangan Tuhan. Penelitian Randa (2010) mencoba memahami Rekonstruksi Konsep Akuntabilitas Organisasi Gereja Katolik. Penelitian ini menemukan tiga konsep dalam akuntabilitas Gereja. Ditemukan bahwa terdapat praktik akuntabilitas yang meliputi Akuntabilitas Spiritual, Akuntabilitas Kepemimpinan, dan Akuntabilitas Keuangan.

Berdasarkan obyek penelitian, maka penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal: Pertama, Penelitian ini dilakukan di Gereja Protestan yang mempunyai otonomi Gereja tersendiri sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan di pada Gereja Katolik yang mempunyai struktur organisasi sentralik (Randa, 2010). Kedua, Penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomenologi sedangkan penelitian terdahulu menggunakan pendekatan Etnografi. Pendekatan Etnografi adalah pendekatan yang berfungsi


(17)

7

7 untuk menemukan dan menggambarkan kondisi tertentu yang terus berkembang. Alasan peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi yaitu untuk mengamati fenomena-fenomena konseptual subjek melalui tindakan dan pemikirannya guna memahami makna yang disusun oleh subjek. Ketiga, Penelitian ini dilakukan untuk melihat fenomena penerapan Akuntabilitas Keuangan di Gereja Protestan sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan untuk menemukan konsep Akuntantabilitas Spiritual, Kepemimpinan, dan Keuangan (Randa, 2010).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Gereja harus memiliki akuntabilitas sehingga transparan dan dapat dipertanggungjawabkan khususnya akuntabilitas keuangan oleh gereja kepada umat dalam melaporkan keadaan keuangan. Dengan adanya akuntabilitas yang jelas akan memberikan keuntungan kepada gereja, sebab ketika gereja transparan dalam melaporkan keadaan keuangan, ketika keuangan gereja memburuk umat akam melakukan perencanaan keuangan secara pribadi untuk meningkatkan keuangan gereja, dan ketika keadaaan keuangan membaik maka umat akan turut setra berpartisipasi untuk menciptakan ide atau gagasan penciptaan aktivitas-aktivitas berkualitas untuk gereja. Hal ini mendorong penulis untuk mengadakan penelitian yang berjudul: “Akuntabilitas Keuangan Dalam Organisasi Gereja Protestan (Studi Fenomenologi di Gereja GBKP Perumnas Simalingkar)”.


(18)

8

8 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah akuntabilitas Majelis Jemaat terhadapaspek keuangan pada organisasi Gereja?

2. Apakah akuntabilitas keuangan dapat meningkatkan kepercayaan jemaat kepada pemegang keuangan Gereja?

3. Apakah organisasi gereja memiliki tim khusus untuk mengaudit Laporan Keuangan?

1.3 Fokus Penelitian

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah ditetapkan maka penelitian difokuskan untuk melihat bagaimana akuntabilitas Majelis Jemaat Gereja terhadap aktivitas gereja dilihat dari aspek keuangan pada Gereja GBKP Perumnas Simalingkar Medan?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menggambarkan akuntabilitas Majelis Jemaat terhadap aktivitas gereja dilihat dari aspek keuangan pada Gereja GBKP Perumnas Simalingkar Medan.


(19)

9

9 1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut yaitu:

1. Bagi Gereja

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan gereja sehingga dapat meningkatkan loyalitas umat dan meningkatkan partisipasi umat melalui keikutsertaan menyumbang ide atau gagasan untuk meningkatkan keuangan gereja dan menciptakan program-program gereja yang berkualitas sehingga fungsi gereja sebagai penyambung tangan Tuhan akan optimal.

2. Bagi Jemaat

Penelitian ini dapat meningkatkan loyalitas umat kepada gereja dengan cara ikut berpartisipasi dalam meningkatkan keuangan gereja dan pengelolaan keuangan gereja melalui penciptaan program-program berkualitas.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat menjadi refrensi untuk penelitian akuntasi bidang keuangan gereja.


(20)

90

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan

Akuntabilitas dalam organisasi Gereja didasarkan pada Kitab Suci sebagai sumber iman utama dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pihak Gereja pada hirarki pusat maupun Gereja seperti kebijakan dan undang-undang. Kehadiran aturan-aturan tersebut dapat menjadi pedoman yang menjiwai praktik akuntabilitas. Penelitian ini berangkat dari fenomena yang menunjukkan adanya kekurangan biaya dalam Gereja ketika melakukan kegiatan organisasi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa Gereja GBKP Perumnas Simalingkar:

1. Sumber Pemasukan dan Pengeluaran Gereja GBKP Perumnas Simalingkar pada tahun 2012 mengalami defisit. Pemasukan dan Pengeluaran yang defisit terjadi karena penganggaran pemasukan lebih kecil dari realisasi dan disebabkan karena pengeluaran yang dianggarkan lebih besar dari realisasi. Rencana pendapatan Gereja dengan realisasi pendapatan Gereja tidak terealisasi dengan baik.

a. Upaya pengumpulan dana belum dilakukan secara optimal secara keseluruhan. Cara perolehan dana pemasukan tidak seluruh dilaksanakan oleh pihak Gereja. Pesta Panen (Kerja Rani) tidak dilaksanakan karena adanya surat edaran dari klasis untuk tidak melakukan kegiatan tersebut


(21)

91

b. Pengeluaran dana Gereja belum secara optimal sesuai dengan anggaran yang sudah ditetapkan. Pada kenyataannya masih ada beberapa pos dana yang masih melebihi pengeluaran dana yang dianggarkan.

c. Tunjangan jabatan struktural dalam penggunaan dan diatur dalam Pedoman Akuntansi GBKP. Pengeluaran dana untuk jabatan struktural sudah berjalan sesuai dengan Pedoman Akuntansi GBKP. Namun adanya penaikan insentif yang dilakukan, agar kinerja Majelis Gereja dapat diimbangi dengan tanggungjawab yang diemban.

d. Dana titipan yang disumbangkan oleh Jemaat disalurkan secara langsung ke Kantor Klasis. Bendahara akan mengeluarkan bukti untuk pengiriman/storting ke Klasis sebagai bukti pengiriman. Pengalokasian dana sudah diatur dalam Tata Gereja GBKP Bab 1 Pasal 6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dana titipan sudah sesuai dengan Peraturan Gereja GBKP.

2. Siklus Anggaran

a. Perencanaan dan Pelaksanaan Penyusunan Anggaran sudah dilakukan penyusunan anggaran dan program kerja setahun sekali. Kurangnya perencanaan dalam penetapan anggaran menyebabkan kegiatan yang berjalan terhambat. Hasil yang diperoleh belum sesuai dengan hal yang diharapkan.

b. Anggaran yang sudah ditetapkan dijalankan oleh pihak Majelis, namun karena adanya hal terduga yang tidak dapat dipastikan maka pengeluaran lebih besar dari yang dianggarkan. Realisasi anggaran


(22)

92

yang tidak berjalan dapat disebabkan karena faktor eksternal. Situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan menyebabkan tidak terlaksananya kegiatan. Penentuan dan Pengolahan anggaran untuk tahun berjalan belum sesuai dengan Tata Gereja GBKP Pasal 15 dan Pedoman Akunansi GBKP tentang Penyusunan anggaran dan Program Kerja yang telah disebutkan diatas.

c. Bendahara di wilayah pelayanan sudah membuat laporan pertanggungjawaban keuangan yang dikelolah. Laporan ini akan dibagikan kepada Jemaat melalui Majelis Jemaat untuk setiap wilayah. Sebelum disebarkan laporan keuangan diperiksa terlebih dahulu oleh 3 orang (Tim Verifikasi) yang sudah terlebih dahulu ditetapkan oleh Gereja. Adanya Tim Verifikasi lebih meyakinkan Jemaat atas Laporan pertanggungjawaban yang dikeluarkan.

5.2Saran

Saran-saran yang diberikan terkait dengan hasil penelitian diajukan bagi pihak Majelis Gereja dan Jemaat Gereja GBKP Perumnas Simalingkar.

Bagi pihak Majelis Jemaat Gereja yaitu:

1. Majelis Jemaat Gerja melakukan sebaiknya melakukan keseluruhan proses untuk memperoleh dana pemasukan yang lebih besar. Upaya perolehan Pemasukan Dana lewat Pesta Panen dapat ditunjukkan dengan memberikan amplop yang sudah dihiasi dibagian luar amplop. Pada bagian luar amplop tersebut tertulis ayat alkitab yang bertuliskan tentang


(23)

93

persembahan dana dipadu dengan warna, gambar hiasan yang menarik. Sehinga Jemaat merasa tertarik, senang dan memasukkan dana pesta panen sesuai dengan kerelaan hati. Perlu adanya perubahan metode dalam pengumpulan persembahan, misalnya Majelis Jemaat menyiapkan sarana antara lain amplop yang indah dalam pengumpulan persembahan yang disertai dengan nats alkitab..

2. Dana pengeluaran yang dikeluarkan oleh Majelis sebaiknya dilakukan perbaikan untuk tahun berikutnya yaitu pengeluaran yang dilakukan sesuai dengan anggaran, sehingga tidak ditemukan keadaan keuangan yang defisit.

3. Pemberian insentif kepada untuk unit struktural Gereja. Karena besarnya tanggungjawab yang diembanan belum sebanding dengan tunjangan yang diterima.

4. Melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran oleh masing-masing unit kerja harus direncanakan dan dipersiapkan secara matang.

5. Mengingatkan dan mensosialisasikan kembali kepada jemaat untuk lebih memberikan persembahan yang baik.

6. Melakukan pengawasan secara lebih medalam oleh Ketua dan Bendahara Gereja agar penyusunan dan pelaksanaan angaran yang sudah ditetapkan dapat berjalan sesuai dengan realisasi yang diharapkan.


(24)

94

Bagi Jemaat:

1. Memberikan persembahan yang terbaik sehingga organisasi Gereja dalam menjalankan seluruh kegiatan dengan lancar.

2. Memahami lebih dalam tentang laporan keuangan yang diterbitkan oleh pihak Gereja dan lebih peduli terhadap keuangan Gereja. Memberikan masukan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.


(25)

95

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Jihad Winner. 2008. Akuntabilitas Keuangan. Skripsi (S1). Universitas Indonesia.

Anton, FX. 2010. Menuju Teori Stewardship Manajemen. Majalah Ilmiah Informatika Vol. 1 No.2. Mei: Universitas AKI Semarang.

Bastian, Indra . 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Fatayatiningrum, Desie. 2011. Analisis Pengaruh Manajemen Labadan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Corporate Environmental Disclousere.Semarang:Universitas Diponogoro.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.

Jasmin dan Luther.(10 Agustus 2010). Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan GBKP. Jurnal GBKP.

Kabuhung, Merystika. 2013. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan pengelaran kas untuk pengenalian kas untuk perencanaan dan pengendalian keuangan Organisasi Nirlaba Keagamaan.Jurnal EMBA. Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 339-348

Maruli, Manalian. 2009. Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit, dan Kompleksitas Tugas terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. Skripsi (S1). Universitas Negeri Medan.

Mardiasmo.2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi.Yogyakarta.

---. 2004. Membangun Akuntabilitas Publik Keuangan Negara. Yogyakarta: Media Akuntansi.

Moderamen GBKP. 2010. Tata Gereja GBKP. Kabanjahe.

--- .2007. Pedoman Akuntansi GBKP. Kabanjahe.

Moleong, Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Miles, MB dan AM Huberman. 1992. Analisis data Kualitatif. SAGE.


(26)

96

Mursidi. 2009. Akuntansi Pemerintahan Indonesia. Bandung: Rafika Aditama. Muslim dan Purwanto. 2013. Pengaruh Efesiensi Keuangan dan Pembatasan

Pemberian Dana Pada Jumlah Donasi Individual. Journal Of Accounting. Vol 2, No 3 Tahun 2013, Halaman 1-11

Mustikawati, Indah. 2004. Kajian Teoritis dan Empiris Mekanisme Pengendalian Perusahaan. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol.III No.1-tahun 2004;Hal 78-85

Ni Wayan. 2008. Akuntabilitas Dalam Bingkai Filosofi Tri Hita Karana Suatu Eksplorasi Pada Lembaga Perkreditan Desa. Malang.

Patilima,Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Parinusa, Stepanus. 2008. Arti Gereja Sesungguhnya. Jurnal Gereja.

Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media. Pujiningsih, Andiany. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran

Perusahaan, Praktik Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Semarang:Universitas Diponogoro.

Raharjo, Eko. Juni 2007.Teori Agensi dan Teori Stewarship Dalam Perspektif Akuntansi. Jurnal Fokus Ekonomi Vol. 2 No. 1. Juni: STIE Pelita Nusantara Semarang.

Randa, Fransiskus. 2011. Rekonstruksi Konsep Akuntabilitas Organisasi Gereja. Simposiumn XIV. Malang.

Ribka, Chenly. 2013. Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No.45.Jurnal AkuntansiVol.1 No.3. Juni 2013 : 129-139.

Rosidi. 2011. Tinjauan Umum Tentang Akuntabilitas dan Globalisasi. Jurnal Pendidikan.

Sadjiarto, A. 2000. Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 138 – 150 Setiawan. (2012). Peran Komunikasi Bagi Pertumbuhan Gereja. Jurnal

Theologia.Vol. 10, No. 19 September 2008.

Silvia, Janets. 2011. Akuntabilitas Dalam Perspektik Gereja Protestan. Sipwmposium Nasional Akuntansi XVI, Malang.


(27)

97

Sitinjak, Ronauly. 2012. Penggunaan Musik Box Gereja Pada Tata Ibadah Gereja HKBP Parpulungan Nauli. Skripsi (S1).Universitas Negeri Medan


(1)

yang tidak berjalan dapat disebabkan karena faktor eksternal. Situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan menyebabkan tidak terlaksananya kegiatan. Penentuan dan Pengolahan anggaran untuk tahun berjalan belum sesuai dengan Tata Gereja GBKP Pasal 15 dan Pedoman Akunansi GBKP tentang Penyusunan anggaran dan Program Kerja yang telah disebutkan diatas.

c. Bendahara di wilayah pelayanan sudah membuat laporan pertanggungjawaban keuangan yang dikelolah. Laporan ini akan dibagikan kepada Jemaat melalui Majelis Jemaat untuk setiap wilayah. Sebelum disebarkan laporan keuangan diperiksa terlebih dahulu oleh 3 orang (Tim Verifikasi) yang sudah terlebih dahulu ditetapkan oleh Gereja. Adanya Tim Verifikasi lebih meyakinkan Jemaat atas Laporan pertanggungjawaban yang dikeluarkan.

5.2Saran

Saran-saran yang diberikan terkait dengan hasil penelitian diajukan bagi pihak Majelis Gereja dan Jemaat Gereja GBKP Perumnas Simalingkar.

Bagi pihak Majelis Jemaat Gereja yaitu:

1. Majelis Jemaat Gerja melakukan sebaiknya melakukan keseluruhan proses untuk memperoleh dana pemasukan yang lebih besar. Upaya perolehan Pemasukan Dana lewat Pesta Panen dapat ditunjukkan dengan memberikan amplop yang sudah dihiasi dibagian luar amplop. Pada bagian luar amplop tersebut tertulis ayat alkitab yang bertuliskan tentang


(2)

persembahan dana dipadu dengan warna, gambar hiasan yang menarik. Sehinga Jemaat merasa tertarik, senang dan memasukkan dana pesta panen sesuai dengan kerelaan hati. Perlu adanya perubahan metode dalam pengumpulan persembahan, misalnya Majelis Jemaat menyiapkan sarana antara lain amplop yang indah dalam pengumpulan persembahan yang disertai dengan nats alkitab..

2. Dana pengeluaran yang dikeluarkan oleh Majelis sebaiknya dilakukan perbaikan untuk tahun berikutnya yaitu pengeluaran yang dilakukan sesuai dengan anggaran, sehingga tidak ditemukan keadaan keuangan yang defisit.

3. Pemberian insentif kepada untuk unit struktural Gereja. Karena besarnya tanggungjawab yang diembanan belum sebanding dengan tunjangan yang diterima.

4. Melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran oleh masing-masing unit kerja harus direncanakan dan dipersiapkan secara matang.

5. Mengingatkan dan mensosialisasikan kembali kepada jemaat untuk lebih memberikan persembahan yang baik.

6. Melakukan pengawasan secara lebih medalam oleh Ketua dan Bendahara Gereja agar penyusunan dan pelaksanaan angaran yang sudah ditetapkan dapat berjalan sesuai dengan realisasi yang diharapkan.


(3)

Bagi Jemaat:

1. Memberikan persembahan yang terbaik sehingga organisasi Gereja dalam menjalankan seluruh kegiatan dengan lancar.

2. Memahami lebih dalam tentang laporan keuangan yang diterbitkan oleh pihak Gereja dan lebih peduli terhadap keuangan Gereja. Memberikan masukan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Jihad Winner. 2008. Akuntabilitas Keuangan. Skripsi (S1). Universitas Indonesia.

Anton, FX. 2010. Menuju Teori Stewardship Manajemen. Majalah Ilmiah Informatika Vol. 1 No.2. Mei: Universitas AKI Semarang.

Bastian, Indra . 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Fatayatiningrum, Desie. 2011. Analisis Pengaruh Manajemen Labadan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Corporate Environmental Disclousere.Semarang:Universitas Diponogoro.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.

Jasmin dan Luther.(10 Agustus 2010). Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan GBKP. Jurnal GBKP.

Kabuhung, Merystika. 2013. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan pengelaran kas untuk pengenalian kas untuk perencanaan dan pengendalian keuangan Organisasi Nirlaba Keagamaan.Jurnal EMBA. Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 339-348

Maruli, Manalian. 2009. Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit, dan Kompleksitas Tugas terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. Skripsi (S1). Universitas Negeri Medan.

Mardiasmo.2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi.Yogyakarta.

---. 2004. Membangun Akuntabilitas Publik Keuangan Negara. Yogyakarta: Media Akuntansi.

Moderamen GBKP. 2010. Tata Gereja GBKP. Kabanjahe.

--- .2007. Pedoman Akuntansi GBKP. Kabanjahe.

Moleong, Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Miles, MB dan AM Huberman. 1992. Analisis data Kualitatif. SAGE.


(5)

Mursidi. 2009. Akuntansi Pemerintahan Indonesia. Bandung: Rafika Aditama. Muslim dan Purwanto. 2013. Pengaruh Efesiensi Keuangan dan Pembatasan

Pemberian Dana Pada Jumlah Donasi Individual. Journal Of Accounting. Vol 2, No 3 Tahun 2013, Halaman 1-11

Mustikawati, Indah. 2004. Kajian Teoritis dan Empiris Mekanisme Pengendalian Perusahaan. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol.III No.1-tahun 2004;Hal 78-85

Ni Wayan. 2008. Akuntabilitas Dalam Bingkai Filosofi Tri Hita Karana Suatu Eksplorasi Pada Lembaga Perkreditan Desa. Malang.

Patilima,Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Parinusa, Stepanus. 2008. Arti Gereja Sesungguhnya. Jurnal Gereja.

Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media. Pujiningsih, Andiany. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran

Perusahaan, Praktik Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Semarang:Universitas Diponogoro.

Raharjo, Eko. Juni 2007.Teori Agensi dan Teori Stewarship Dalam Perspektif Akuntansi. Jurnal Fokus Ekonomi Vol. 2 No. 1. Juni: STIE Pelita Nusantara Semarang.

Randa, Fransiskus. 2011. Rekonstruksi Konsep Akuntabilitas Organisasi Gereja. Simposiumn XIV. Malang.

Ribka, Chenly. 2013. Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No.45.Jurnal AkuntansiVol.1 No.3. Juni 2013 : 129-139.

Rosidi. 2011. Tinjauan Umum Tentang Akuntabilitas dan Globalisasi. Jurnal Pendidikan.

Sadjiarto, A. 2000. Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 138 – 150 Setiawan. (2012). Peran Komunikasi Bagi Pertumbuhan Gereja. Jurnal

Theologia.Vol. 10, No. 19 September 2008.

Silvia, Janets. 2011. Akuntabilitas Dalam Perspektik Gereja Protestan. Sipwmposium Nasional Akuntansi XVI, Malang.


(6)

Sitinjak, Ronauly. 2012. Penggunaan Musik Box Gereja Pada Tata Ibadah Gereja HKBP Parpulungan Nauli. Skripsi (S1).Universitas Negeri Medan