Model Bangkitan Perjalanan Keluarga pada Perumnas Simalingkar Medan

(1)

DAFTAR

LAMPIRAN


(2)

(3)

Titik Persentase Distribusi t (df = 81 –120)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392 82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262 83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135 84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011 85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890 86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772 87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657 88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544 89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434 90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327 91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222 92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119 93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019 94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921 95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825 96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731 97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639 98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549 99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460 100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374 101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289 102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206 103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125 104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045 105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967 106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890 107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815 108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741 109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669 110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598 111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528 112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460 113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392 114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326 115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262 116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198 117 0.67659 1.28883 1.65798 1.98045 2.35864 2.61850 3.16135 118 0.67657 1.28877 1.65787 1.98027 2.35837 2.61814 3.16074 119 0.67656 1.28871 1.65776 1.98010 2.35809 2.61778 3.16013 120 0.67654 1.28865 1.65765 1.97993 2.35782 2.61742 3.15954 Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam kedua ujung


(4)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

Dengan sangat berharap saya memohon kepada Bapak/Ibu untuk menjawab pertanyaan ini dengan mengisi jawaban pada tempat yang telah tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Data yang bersifat rahasia mengenai rumah tangga Bapak/Ibu akan saya jaga. Sebelum dan sesudahnya saya mengucapkan terimakasih atas bantuan Bapak/Ibu.

Data Keluarga

No. Kuesio er:……….

Lokasi rumah : ………

Jumlah anggota keluarga yang tinggal di dalam rumah ……… ora g

No. Nama Hubungan

keluarga

Jenis kelamin

Usia

(tahun) Pendidikan Pekerjaan

Penghasilan/ bulan

(Rp)

Frekuensi berbelanja di luar lokasi perumahan/minggu

Transportasi yang paling sering

digunakan untuk berbelanja ke

luar lokasi perumahan minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4

1 2 3 4 5 6 7

Jumlah kepemilikan kendaraan : ……… sepeda otor


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Black, John. (1985), Urban Transportation Planning, Croom Helm, London.

Ferdinand, Albert. Pemodelan Bangkitan Pergerakan Pada Tata Guna Lahan Sekolah Dasar Swasta di Surabaya. Jurnal Dimensi Teknik Sipil, Vol. 4 No. 2, 69-76, September 2002

Hamdi, M. (2011). Bangkitan Prjalanan pada Perumahan Bougenville.Palembang. Jurnal Sipil. Universitas Sriwijaya. Palembang. Vol.5. No.2 .Maret 2011 Ismadarni. Studi Karakteristik Pelaku Perjalanan (Traveler) Pada Zona Kecamatan

Palu Barat Kota Palu Sulawesi Tengah. Jurnal SMARTek Vol. 8, No. 2, 83-96 Mei 2010

Lubis, Efrizal Muhammad & Novdin M Sianturi . Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota Pematangsiantar. Jurnal. Media Teknik Sipil, Volume 1, No.1 Februari 2012: 27-34

Miro, Fidel (2005), Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan

Praktisi,

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Morlok, Edward K, (1998), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Terjemahan

oleh: J. K. Hainim, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Octavianus, Michael, (2012) Bangkitan Perjalanan pada Perumahan Menteng Indah

di Kecamatan Medan Denai. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Patunrangi, J.( 2010). Model Bangkitan Pergerakan Zona Kecamatan Palu Utara. Jurnal SMARTek .Volume 8. No.3, 191- 202 Agustus 2010.

Ritonga Triyana Puji Astuti, (2013), Bangkitan Pergerakan Keluarga Dari Zona

Perumahan Tertata (Studi Kasus :Perumahan Di Kecamatan Medan Johor ).

Jurnal Teknik Sipil USU.

Sugiarto, Siagian, D, Sunaryanto, L.T., dan Oetomo, D.S, (2011). Teknik Sampling, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Tamin, O.Z. (2000), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.

Tamin, O.Z, (2003), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi: Contoh Soal dan

Aplikasi,

Penerbit ITB, Bandung.

Umar, H. (2004). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Umum

Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan ilmiah yang berawal dari adanya suatu permasalahan yang hendak dicarikan jawabanya. Oleh karena itu penelitian memiliki pula ciri-ciri kerja ilmiah. Ciri-ciri kerja ilmiah yang sangat penting adalah seperti jelasnya tujuan yang hendak dicapai dan adanya prosedur pelaksanan yang sistematik.

III.2 Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penellitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus mengenai model bangkitan perjalanan keluarga khususnya perjalanan dengan maksud berbelanja ke luar lokasi perumahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah perjalanan dan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan tersebut.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Perumnas Simalingkar yang terletak dipinggiran kota Medan, kecamatan Medan Tuntungan, kelurahan Mangga yang terbagi atas 24 lingkungan dan kecamatan Pancurbatu, desa Perumnas Simalingkar yang dibagi menjadi 7 dusun.

Perumahan Nasional Simalingkar Medan merupakan salah satu perumahan yang padat penduduk yang terdapat di kota Medan. Dihuni sekitar 8.000 kepala rumah tangga. Pada awal 90-an ,sebelum pembangunan perumahan selesai masih banyak terdapat lahan kosong. Tetapi setelah beberapa tahun kemudian lahan-lahan


(7)

kosong diubah menjadi kompleks rumah toko (ruko), bangunan rumah , tempat ibadah serta jaringan jalan yang berkembang dengan pesat.

Gambar III.1 Peta Lokasi Pengamatan


(8)

Gambar III.2 Bagan Alir Penelitian

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Data Sekunder:

 Jumlah Populasi

 Peta lokasi

 Peta jaringan jalan

Data Primer:

 Jumlah anggota keluarga

 Jumlah frekuensi perjalanan

 Jumlah kepemilikan roda dua dan roda empat

 Daerah tujuan perjalanan keluarga

 Moda yang paling sering dipakai

 Jumlah pendapatan rata-rata/bulan

Pengolahan dan Analisis Data:

Analisa Regresi Linear Berganda (Mulitiple Linear Regression Analysis) dengan menggunakan program SPSS

Menentukan jumlah pergerakan analisa Kategori denan Microsoft Excel

 Menentukan nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien regresi setiap tahap untuk model terbaik

Kesimpulan dan Saran

MULAI

Pengumpulan Data

Uji Analisis

Uji Korelasi Uji Determinan


(9)

III.3 Sumber Data dan Data Penelitian 1. Sumber Data Penelitian

Aktifitas penelitian tidak akan terlepas dari pengambilan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai subjek penelitian. Data adalah bahan mentah dalam penelitian dikumpulkan melalui prosedur yang standar dan diolah untuk memberikan informasi dalam kepentingan pemecahan masalah. Berdasarkan cara memperolehnya, data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti perorangan ataupun organisasi. Data primer biasanya diperoleh melalui observasi yang bersifat langsung sehingga akurasinya lebih tinggi akan tetapi seringkali tidak efisien kerna untuk memperolehnya diperlukan sumber daya yang lebih besar. Data yang diperoleh berupa hasil lembar pengisian lembar kuesioner yang di bagi langsung ke responden secara acak yang memuat pertanyaan mengenai karakteristik keluarga seperti jumlah anggota keluarga,penghasilan/bulan, jumlah kepemilikan kendaraan pribadi (Fidel Miro, 2002)dan karakteristik perjalanan seperti frekuensi perjalanan/minggu, moda transportasi yang paling sering digunakan, dan tempat tujuan perjalanan.

b. Sumber Data Sekunder

Data pendukung yang berasal dari literatur untuk menunjang penelitian yang diperoleh dari beberapa buku, artikel terkait dan dari instansi terkait berupa jumlah populasi, peta atau denah perumahan serta data lain yang berhubungan dengan penelitian.


(10)

2. Data Penelitian

Data yang diperoleh bersifat kuantitatif berupa angka-angka hasil pengisian kuesioner yang disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis dengan menggunakan metode regresi linear dan metode kategori. Dalam hal penulisan dan pengolahan data, dilakukan dengan menggunakan aplikasi program SPSS versi 17.0 serta microsoft word dan excel.

III.4 Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data primer diperlukan kuesioner. Kuesioner harus sesuai dengan masalah yang diteliti. Oleh karena itu sebelum menyusun kuesioner, masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik yang digunakan sebagai alat untuk pengumpulan data melalui survei. Kuesioner dalam penelitian ini akan memperoleh data mengenai karakteristik rumah tangga tersebut dan karakteristik perjalanannya.

a. Karakteristik rumah tangga

Data yang didapat dari karakteristik rumah tangga adalah:

 Jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

 Jumlah pendapatan keluarga perbulan

 Jumlah kepemilikan kendaraan b. Karakteristik perjalanan

Perjalanan yang dilakukan oleh penghuni perumahan adalah perjalanan yang berbasis rumah yaitu perjalanan yang dilakukan berasal dari rumah dan kembali ke rumah dengan maksud perjalanan adalah berbelanja. Pemilihan moda dalam melakukan perjalanan juga menjadi parameter yang perlu diperhitungkan karena ada kaitannya dengan pembebanan jaringan jalan yang


(11)

tersedia. Faktor lain untuk karakteristik perjalanan adalah dalam hal jumlah frekuensi melakukan perjalanan yaitu untuk memengetahui puncak bangkitan terjadi dan tempat tujuan melakukan perjalanan.

III.5 Penentuan Jumlah Sampel

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya. Dengan jumlah populasi perumahan nasional Simalingkar sebanyak 8.965 keluarga dan persen kesalahan 10% dengan menggunakan rumus persamaan , maka pada penelitian ini jumlah sampel diperoleh sebanyak keluarga =

n =

1+��2

n =

8965

1 + 8965 � 0,12

n

= 98,89 ≈ 100 keluarga

III.6 Teknik Pengumpulan Data

Secara umum metode penentuan sampel (sampling) dapat dipilah menjadi dua, yaitu pemilihan sampel dari populasi secara acak (random atau probability

sampling) dan sampel tidak acak (non-random sampling) yang biasanya digunakan


(12)

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui survei langsung pada keluarga yang berdomisili di perumnas Simalingkar. Tiap-tiap sampel dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan home interview (metode wawancara). Wawancara keluarga dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan informasi langsung perihal daftar pertanyaan yang terdapat pada lembar kuesioner. Responden dengan dibantu petugas survei mengisi lembar kuesioner.

III.7 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat bangkitan dari sampel yang sedang diteliti, maka dilakukan analisis data dari lembar kuesioner yang terkumpul. Langkah persiapan yang dilakukan adalah memilih atau menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah ini bermaksud merapikan data agar bersih, rapi dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau analisis.

III.7.1 Analisis Regresi

Metode analisis regresi akan digunakan untuk menghasilkan hubungan dalam bentuk numerik dan untuk melihat bagaimana dua (regresi sederhana) atau lebih ( regresi berganda) variabel —variabel saling berhubungan satu sama lain. Salah satu langkah untuk menyelesaikan analisis regresi adalah mengetahui pasti variabel-variabel yang berhubungan dengan masalah yang ditinjau dan mengetahui dengan pasti variabel yang dianggap sebagai variabel - variabel bebas (independen) atau variabel -variabel tidak bebas (dependen).


(13)

III.7.1.1 Model Analisis Regresi Linear Sederhana

Pada model ini terdapat peubah tidak bebas (Y) yang mempunyai hubungan fungsional dengan satu peubah bebas (X) yang dapat dinyatakan dengan persamaan:

Y = A + BX ... (3.1) Dimana : Y = peubah tidak bebas

X = peubah bebas

A = Intersep atau konstanta regresi B = koefisien regresi.

III.7.1.2 Model Analisis Regresi Linear Berganda

Pada model ini terdapat peubah tidak bebas (Y) yang mempunyai hubungan fungsional dengan lebih dari satu peubah bebas (Xi). Pada model regeresi linier berganda, variabel yang akan diramalkan (dependent variable) memiliki hubungan secara linier dengan variabel-variabel bebasnya (independent variables). Untuk memperkirakan parameter-parameter terbaik yang memiliki hubungan erat terhadap terjadinya suatu bangkitan lalu lintas pada perumahan, hubungan matematis antara dua variabel atau lebih digunakan metode regresi linier berganda (Multiple Linear

Regression Analysis). Secara matematis, hubungan tersebut dapat diformulasikan

sebagai berikut ;

Y = bo + b1 X1 + b2 X2 + ... + bn Xn ... (3.2) dimana :

Y = variabel yang diramalkan (variabel tak bebas) X1,X2, ...,Xn = variabel-variabel peramal (variabel bebas) bo, b1, ... , bn = koefisien persamaan regresi


(14)

Analisis regresi linear berganda yaitu suatu cara yang dimungkinkan untuk melakukan beberapa proses iterasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pada langkah awal adalah memilih variabel bebas yang mempunyai korelasi yang besar dengan variabel terikatnya.

2. Pada langkah berikutnya menyeleksi variabel bebas yang saling berkorelasi, jika ada antara variabel bebas memiliki korelasi besar maka untuk ini dipilih salah satu, dengan kata lain korelasi harus kecil antara sesama variabel bebas.

3. Pada tahap akhir memasukkan variabel bebas dan variabel terikat ke dalam persamaan model regresi linear berganda

III.7.1.3 Uji Hubungan Linear

Setelah pengolahan data secara regresi selesai, hasil analisis harus diuji dengan beberapa kaidah statistika seperti uji hubungan linear. Adapun alat uji yang digunakan untuk hal ini adalah Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi. Untuk regresi berganda (banyak variabel bebas mempengaruhi), maka koefisien korelasinya adalah koefisien ganda (R) yang nilainya berada pada -1 ≤ R ≤ +1 dan koefisien determinasinya adalah koefisien determinasi ganda (R2) yang bernilai 0 ≤ R2.

Interval Koefisien R Interpretasi 0 Tidak ada korelasi 0,01-0,20 Sangat rendah

0,21-040 Rendah 0,41- 0,60 Sedang

0,61-0,99 Cukup Kuat

1 Kuat (sempurna)

Tabel III.1 Interpretasi koefisien korelasi


(15)

III.7.1.4 Uji - t

Uji –t adalah uji hipotesis secara parsial yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing (secara parsial) variabel independen terhadap dependen. Nilai t yang dihitung akan dibandingkan dengan nilai t pada tabel distribusi t.

Secara sistematis dapat dirumuskan:

t =

( �− 0)

�( �)

... (3.3) Dimana :

k = 1, 2, 3,……, n

t = angka yang akan dicari

bk = koefisien regresi variabel bebas yang ke- k Bo = hipotesis nol

Se(bk) = simpangan baku koefisien regresi (parameter) b yang ke- k (var bk) n = jumlah variabel / koefisien regresi

III.7.1.5 Uji – F

Uji – f dikenal dengan uji serentak yaitu uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya, atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak/ non signifikan. Jika model signifikan maka model dapat dapat digunakan untuk prediksi, dan sebaliknya jika non signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk prediksi.

Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table. Jika nilai F hitung > F table, maka model signifikan (Ho ditolak, Ha diterima).


(16)

III.7.2 Analisis Kategori

Metode analisis kategori dikembangkan pertama sekali pada The Puget Sound Transportation Study pada tahun 1964. Metode analisis kategori ini didasarkan pada adanya keterkaitan antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumah tangga. Asumsi dasarnya adalah tingkat bangkitan pergerakan dapat dikatakan stabil dalam waktu untuk setiap stratifikasi rumah tangga tertentu (Tamin, 1997). Analisis kategori merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan hubungan antar berbagai variabel yang berpengaruh terhadap aspek penentuan tujuan (destination). Konsep dasarnya sederhana, dan variabel yang umum digunakan dalam analisis kategori adalah:

 Ukuran rumah tangga (jumlah orang)

 Kepemilikan kendaraan roda empat dan roda dua

 Tingkat pendapatan rumah tangga

Sebagai pendekatan analisis, metode ini harus melalui 4 tahapan sebagai berikut: 1. Menetapkan variabel utama yang diasumsikan dan telah terbukti

mempengaruhi bangkitan perjalanan di zona pemukiman penduduk kemudian mengelompokkannya. Pengelompokan data penelitian yang didapatkan dari kuesioner dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

No. Variabel Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1 Jumlah Anggota Keluarga 1-2 orang 3-5 orang > 5 orang 2 Anggota keluarga yang bekerja 1 orang 2orang > 2 orang 3 Tingkat kepemilikan mobil 0 buah 1 buah >1 buah 4 Tingkat pendapatan/ bulan < Rp. 2jt Rp.2jt-5jt > Rp.5jt


(17)

2. Mengalokasikan setiap rumah tangga yang telah disurvei ke dalam setiap kelas yang telah dibagi. Dalam tahap ini akan diperoleh jumlah rumah tangga dan jumlah perjalanan yang terjadi pada kelas tersebut.

3. Menentukan rata-rata tingkat perjalanan per rumah tangga pada masing-masing kelas yang sudah dilakukan pada tahap kedua dengan cara membagi jumlah perjalanan pada kelas bersangkutan dengan jumlah rumah tangga yang terdapat pada kelas tersebut.

4. Menentukan jumlah perjalanan masing-masing kelas dengan cara mengalikan jumlah perjalanan rata-rata per rumah tangga dengan jumlah rumah tangga pada kelas yang bersangkutan dan menjumlahkan seluruh total kelas sehingga diperoleh jumlah perjalanan yang dihasilkan pemukiman tersebut.


(18)

0 20 40 60 80

≤ 2 orang 3-5 orang

≥ 6 orang

Jumlah keluarga

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Data yang Diperoleh

Setelah dilakukan survey dari 100 rumah tangga diperoleh jumlah anggota keluarga sebanyak 381 orang dengan laki-laki sebanyak 173 orang, perempuan 208 orang. Setiap rumah memiliki rata-rata 3-4 orang di setiap rumah.

IV.1.1. Karakteristik Keluarga

Dari hasil penelitian diperoeh karakteristik keluarga seperti jumlah orang dalam keluarga, jumlah orang yang bekerja dalam keluarga, jumlah pendapatan keluarga per bulan seta jumlah kepemilikan kendaraan seperti terlihat pada tabel berikut

Tabel IV.1 Jumlah orang dalam keluarga

Sumber: Hasil koleksi data

Grafik IV.1 Jumlah orang dalam keluarga

Jumlah orang dalam keluarga Jumlah keluarga

≤ 2 orang 22

3-5 orang 66


(19)

0 50 100

≤ 2 orang

3-5 orang

≥ 6 orang

Jumlah keluarga

0 20 40 60

Rp.<2jt

Rp.2jt-5jt

> Rp.5jt

Jumlah keluarga

Tabel IV.2 Jumlah orang yang bekerja dalam keluarga Jumlah orang bekerja Jumlah keluarga

≤ 2 orang 70

3-5 orang 30

≥ 6 orang 0

Grafik IV.2 Jumlah orang yang bekerja dalam keluarga

Tabel IV.3 Jumlah pendapatan keluarga per bulan Jumlah pendapatan Jumlah keluarga

Rp.<2jt 13

Rp.2jt-5jt 54

> Rp.5jt 33


(20)

0 20 40 60

tidak

punya 1 (satu) unit lebih dari

1 (satu) punyatidak 1 (satu)

unit lebih dari

1 (satu) Sepeda motor

Mobil

Jumlah keluarga

Tabel IV.4 Jumlah kepemilikan kendaraan

Jenis kendaraan Jumlah keluarga

Sepeda motor

tidak punya 20

1 (satu) unit 43

lebih dari 1 (satu) 37

Mobil

tidak punya 44

1 (satu) unit 41

lebih dari 1 (satu) 15 Sumber: Hasil koleksi data

Grafik IV.4 Jumlah kepemilikan kendaraan

IV.1.2 Karakteristik Struktur Keluarga

Dari hasil penelitian didapati karakteristik sturktur keluarga seperti status keluarga, usia, tingkat pendidikan dan status pekerjaan.

Tabel IV.5 Status hubungan keluarga

Anggota Keluarga Jumlah responden Persentase

Ayah 60 15,75

Ibu 67 17,59

Anak 183 48,03

Saudara 71 18,64

Total 381 100,00


(21)

0 100 200 Ayah Ibu Anak Saudara Jumlah responden 0 50 100 2 5 -5 5 2 5 -5 5 1 3 -1 8 1 9 -2 5 2 5 -5 5 Ayah Ibu Anak Saudara Jumlah responden

Grafik IV.5 Status hubungan keluarga

Tabel IV.6 Usia

Anggota keluarga Usia (tahun) Jumlah responden

Ayah

≤ 24 0

25-55 51

≥ 56 9

Ibu

≤ 24 1

25-55 64

≥ 56 2

Anak

≤ 12 42

13-18 66

19-25 64

≥ 26 11

Saudara

≤ 24 52

25-55 19

≥ 56 0

Total 381

Sumber: Hasil koleksi data Grafik IV.6 Usia


(22)

0 100 200 300 SD SMP SMA PTN Lain-lain Jumlah responden 0 20 40 60 Pegawai negeri Pegawai swasta Wiraswasta Jumlah responden

Tabel IV. 7 Tingkat pendidikan

Pendidikan Jumlah responden Persentase

SD 26 6,82

SMP 27 7,09

SMA 109 28,61

PTN 203 53,28

Lain-lain 16 4,20

Total 381 100,00

Sumber: Hasil koleksi data

Grafik IV. 7 Tingkat pendidikan

Tabel IV.8 Status pekerjaan

Pekerjaan Jumlah responden Persentase

Pegawai negeri 59 15,49

Pegawai swasta 44 11,55

Wiraswasta 46 12,07

Lain-lain 232 60,89

Total 381 100,00

Sumber: Hasil koleksi data Grafik IV.8 Status pekerjaan


(23)

IV.1.3 Karakteristik Perjalanan Keluarga

Dari survey yang telah dilakukan terdapat 10 rumah tangga yang selalu berbelanja di dalam lokasi perumahan dan 90 keluarga melakukan perjalanan berbelanja di luar lokasi perumahan. Karakteristik perjalanan keluarga dapat dilihat pada tabel berikut seperti jumlah perjalanan yang terjadi tiap minggunya, nama tempat tujuan perjalanan berbelanja serta moda transportasi yang digunakan.

Tabel IV. 9 Jumlah perjalanan per minggu

Jumlah perjalanan Persentase

Minggu 1 273 34,08

Minggu 2 176 21,97

Minggu 3 172 21,47

Minggu 4 180 22,47

Total 801 100,00

Sumber: Hasil koleksi data

Tabel IV. 9 Jumlah perjalanan per minggu

Tabel IV.10 Tempat tujuan perjalanan

Tujuan Perjalanan Jumlah keluarga Persentase

Medan Fair 37 41,11

Carefour Padang Bulan 33 36,67

Pajak Sentral 10 11,11

Pajak Melati 3 3,33

Sun Plaza 3 3,33

Dll 4 4,44

Total 90 100,00

Sumber: Hasil koleksi data

0 200 400

Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4


(24)

Grafik IV.10 Tempat tujuan perjalanan

Tabel IV.11 Pemilihan moda transportasi yang digunakan

Moda Jumlah perjalanan Persentase

Mobil 225 28,09

Sepeda motor 295 36,83

Angkutan umum / dll 281 35,08

Total 801 100,00

Sumber: Hasil koleksi data

Grafik IV.11 Pemilihan moda transportasi yang digunakan

0 20 40

Carefour Padang

Bulan

Medan

Fair SentralPajak Pajak

Melati Sun Plaza Dll

Jumlah keluarga

0 100 200 300

Mobil

Sepeda motor

Angkutan umum / dll


(25)

IV.2 Metode Analisis

Ada dua metode analsis yang umum dipakai dalam tahap bangkitan perjalanan antara lain metode analisis regresi linear dan metode analisis kategori atau klasifikasi silang. Kedua metode ini akan dipakai dalam menganalisis model bangkitan perjalanan pada penelitian ini.

Tabel IV.12 Data sosio-ekonomi keluarga Perumnas Simalingkar

No. Keluarga Perjalanan/minggu Anggota

Keluarga Bekerja Mobil Motor Pendapatan

1 1 5 5 3 1 2 17

2 2 1 4 4 _ 3 4

3 4 1 6 2 1 2 10

4 5 1 4 3 2 3 16

5 10 1 5 1 1 1 8

6 11 7 4 2 1 5 9

7 12 0 5 2 1 2 8

8 13 1 6 1 1 2 4

9 14 1 5 1 1 _ 5

10 15 4 4 4 _ 2 10

11 16 1 4 2 _ 1 4

12 17 4 4 4 _ 2 13

13 18 2 3 1 _ 2 4

14 19 2 6 1 _ 3,3 4

15 21 1 3 1 _ 1 3

16 22 2 6 5 _ 1 10

17 23 1 2 2 _ _ 1

18 24 1 5 3 _ 1 5

19 25 1 2 2 _ _ 1

20 26 1 2 2 _ _ 1

21 27 2 2 2 _ _ 2

22 28 3 5 2 1 3 10

23 29 2 6 1 1 2 6

24 30 2 4 1 1 2 6

25 31 2 5 2 _ 2 6

26 32 1 2 2 _ _ 1

27 33 4 4 3 1 2 14

28 34 4 3 2 _ 1 8

29 35 5 2 2 1 _ 12

30 31

36 37

7 4 2

2 4 1 3 _ 20


(26)

No. Keluarga Perjalanan/minggu Anggota

Keluarga Bekerja Mobil Motor Pendapatan

32 38 1 2 2 _ 1 3

33 39 5 5 3 1 3 12

34 40 4 5 2 _ 3 4

35 42 2 3 3 _ _ 2

36 43 4 4 3 _ 1 12

37 44 2 5 1 1 1 5

38 45 4 4 3 _ 2 11

39 46 2 4 3 _ 2 7

40 47 1 2 2 _ 1 2

41 48 4 6 5 _ 2 15

42 49 3 4 3 _ 2 4

43 50 2 5 2 _ _ 5

44 51 2 3 1 _ 1 3

45 52 1 4 2 _ 2 4

46 53 2 3 2 _ 1 6

47 55 2 1 1 _ _ 8

48 56 9 6 1 1 1 10

49 57 3 3 1 _ 1 3

50 58 2 5 5 _ 1 7

51 59 1 4 3 1 1 5

52 60 1 4 4 1 2 8

53 61 2 4 1 1 1 3

54 63 3 3 3 _ _ 4

55 65 1 2 2 _ _ 4

56 66 2 2 2 _ _ 2

57 67 1 5 2 _ 2 4

58 68 2 4 3 _ 2 10

59 69 1 4 2 1 1 4

60 70 1 5 2 _ 1 5

61 71 2 6 2 1 1 6

62 72 1 2 2 _ 1 4

63 73 2 1 1 _ 1 3

64 74 2 4 2 _ 1 5

65 75 1 4 2 1 1 6

66 76 4 2 2 _ 1 8

67 77 1 4 2 1 _ 5

68 78 4 3 2 _ 1 4

69 79 1 1 1 _ _ 1

70 80 3 3 2 _ 1 2

71 81 3 3 2 1 1 3

72 82 2 2 2 _ 1 2


(27)

No. Keluarga Perjalanan/minggu Anggota

Keluarga Bekerja Mobil Motor Pendapatan

74 84 2 6 3 2 1 6

75 85 5 5 4 1 2 9

76 86 3 4 2 _ 2 4

77 87 3 2 2 _ 1 2

78 88 2 4 4 1 2 8

79 89 1 3 1 _ 1 3

80 90 2 6 5 _ 1 10

81 91 1 2 2 _ _ 1

82 92 1 5 3 _ 1 5

83 93 1 2 2 _ _ 1

84 94 1 2 2 _ _ 1

85 95 2 2 2 _ _ 2

86 96 3 5 2 1 3 10

87 97 2 6 1 1 2 6

88 98 2 4 1 1 2 6

89 99 2 5 2 _ 2 6

90 100 1 2 2 _ _ 1


(28)

IV.2.1 Metode Analisis Regresi

Dari data yang diperoleh dari pengumpulan kuesioner model formasi produksi perjalanan yang dicari menggunakan formula analisis regresi linear berganda (multiple linear regression analysis) dengan menggunakan aplikasi computer SPSS 17.

Correlations

JumlahPerjalanan Keluarga Kerja Mobil Sepedamotor Pendapatan

JumlahPerjalanan Pearson Correlation 1 .162 .115 .193 .245* .553**

Sig. (2-tailed) .127 .281 .227 .034 .000

N 90 90 90 41 75 90

Keluarga Pearson Correlation .162 1 .256* -.143 .327** .469**

Sig. (2-tailed) .127 .015 .372 .004 .000

N 90 90 90 41 75 90

Kerja Pearson Correlation .115 .256* 1 .224 .015 .428**

Sig. (2-tailed) .281 .015 .159 .899 .000

N 90 90 90 41 75 90

Mobil Pearson Correlation .193 -.143 .224 1 .228 .358*

Sig. (2-tailed) .227 .372 .159 .169 .021

N 41 41 41 41 38 41

Sepedamotor Pearson Correlation .245* .327** .015 .228 1 .363**

Sig. (2-tailed) .034 .004 .899 .169 .001

N 75 75 75 38 75 75

Pendapatan Pearson Correlation .553** .469** .428** .358* .363** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .021 .001

N 90 90 90 41 75 90

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(29)

IV.2.1.1 Analisis Korelasi

Analisis yang pertama dilakukan adalah memeriksa hubungan korelasi antara variabel terikat dengan variabel-variabel bebasnya. Dengan bantuan program SPSS 17 diperoleh matriks korelasi yang dapat disederhanan pada tabel berikut.

Tabel. IV.13. Matriks korelasi Sumber : Hasil perhitungan

Pada tabel matriks korelasi hasil perhitungan diatas dapat diketahui nilai hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat yang dijelaskan sebagai berikut:.

1) Jumlah perjalanan yang terjadi untuk maksud berbelanja tiap minggunya (Y) dengan jumlah anggota keluarga (X1) mempunyai hubungan korelasi R = 0,162 atau variabel jumlah anggota keluarga mempengaruhi Jumlah perjalanan sebesar 16,2 %. Artinya dengan kata lain jika nilai variabel jumlah anggota keluarga bertambah maka jumlah perjalanan juga akan semakin besar.

2) Jumlah perjalanan yang terjadi untuk maksud berbelanja tiap minggunya (Y) dengan jumlah anggota keluarga yang bekerja (X2) mempunyai hubungan

Variabel terikat Jumlah

perjalanan (Y) Variabel bebas Jumlah anggota keluarga (X1) Jumlah pekerja (X2) Kepemilikan mobil (X3) Kepemilikan sepeda motor (X4) Pendapatan keluarga (X5)

Jumlah perjalanan (Y) 1

Va ria b el b eba

s Jumlah anggota keluarga (X1) 0,162 1

Jumlah pekerja (X2) 0,115 0,256 1

Kepemilikan mobil (X3) 0,193 0,146 0,224 1

Kepemilikan sepeda motor (X4) 0,245 0,327 0,015 0,228 1


(30)

korelasi R = 0,115 atau variabel jumlah anggota keluarga yang bekerja mempengaruhi jumlah perjalanan sebesar 11,5 %. Artinya dengan kata lain jika nilai variabel jumlah anggota keluarga yang bekerja bertambah maka jumlah perjalanan juga akan semakin besar.

3) Jumlah perjalanan yang terjadi untuk maksud berbelanja tiap minggunya (Y) dengan jumlah kepemilikan kendaraan mobil (X3) mempunyai hubungan korelasi R = 0,193 atau variabel jumlah kepemilikan kendaraan mobil mempengaruhi Jumlah perjalanan sebesar 19,3 %. Artinya dengan kata lain jika nilai variabel jumlah kepemilikan kendaraan mobil bertambah maka jumlah perjalanan juga akan semakin besar.

4) Jumlah perjalanan yang terjadi untuk maksud berbelanja tiap minggunya (Y) dengan jumlah kepemilikan sepeda motor dalam keluarga (X4) mempunyai hubungan korelasi R = 0,245 atau variabel jumlah kepemilikan sepeda motor dalam keluarga mempengaruhi jumlah perjalanan sebesar 16,2 %. Artinya dengan kata lain jika nilai variabel jumlah kepemilikan sepeda motor dalam keluarga bertambah maka jumlah perjalanan juga akan semakin besar.

5) Jumlah perjalanan yang terjadi untuk maksud berbelanja tiap minggunya (Y) dengan tingkat pendapatan keluarga (X5) mempunyai hubungan korelasi R = 0,553 atau variabel tingkat pendapatan keluarga mempengaruhi jumlah perjalanan sebesar 55,3 %. Artinya dengan kata lain jika nilai variabel tingkat pendapatan keluarga bertambah maka jumlah perjalanan juga akan semakin besar.


(31)

IV.2.1.2 Pembentukan Model Bangkitan Perjalanan

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk meramalkan suatu variabel terikat (Y) berdasarkan dua atau lebih variabel bebas( X1, X2,… Xn) dalam suatu persamaan linear. Variabel yang mempunyai hubungan yang kuat antara satu variabel dengan variabel yang lain akan diwakili oleh satu variabel saja dalam proses pembentukan model persamaan regresi. Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang kuat akan dipilih dalam pembentukan persamaan. Variabel bebas yang mempunyai hubungan signifikan atau berpengaruh terhadap jumlah perjalanan dengan maksud perjalanan untuk berbelanja tiap minggunya (variabel terikat) adalah variabel tingkat pendapatan keluarga (X5) dengan nilai korelasi R sebesar 0,553.

Pada penelitian ini dilakukan berdasarkan pengaruh tingkat pendapatan keluarga (X5) sebagai variabel pembangkit perjalanan berbelanja. Model regresi linear yang dihasilkan diolah dengan menggunakan aplikasi Software SPSS 17.

Hubungan korelasi Y – X5 = 0.553 X5 - X1 = 0,469 X5 - X2 = 0,428 X5 – X3 = 0,358 X5 – X4 = 0,363

Dari nilai hubungan korelasi diatas diperoleh variabel X1 dengan X2 kuat maka dipilih variabel X1 untuk mewakili X2 dan variabel X3 dengann X4 juga memiliki hubungan yang sama kuat jadi dipilih variabel X4 untuk mewakili variabel X3. Dengan analisa regresi linear menggunakan program software SPSS 17 maka persamaan yang mugkin terjadi adalah:


(32)

 Dengan satu variabel (X5)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .553a .305 .297 1.31442

a. Predictors: (Constant), Pendapatan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 66.809 1 66.809 38.669 .000a

Residual 152.039 88 1.728

Total 218.847 89

a. Predictors: (Constant), Pendapatan

b. Dependent Variable: JumlahPerjalanan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.026 .248 4.134 .000

Pendapatan .216 .035 .553 6.218 .000

a. Dependent Variable: JumlahPerjalanan

Persamaan yang terbentuk adalah Y = 1,026 + 0,216 X5 Dengan nilai korelasi R = 0,553 dan determinasi R2 = 0,305


(33)

 Dengan dua variabel (X5-X1)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .563a .317 .302 1.31052

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Keluarga

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 69.429 2 34.714 20.213 .000a

Residual 149.418 87 1.717

Total 218.847 89

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Keluarga

b. Dependent Variable: JumlahPerjalanan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.417 .402 3.526 .001

Keluarga .139 .113 .124 1.235 .220

Pendapatan .239 .039 .611 6.089 .000

a. Dependent Variable: JumlahPerjalanan

Persamaan yang terbentuk adalah Y = 1,417- 0,139 X1 + 0,239 X5 Dengan nilai korelasi R = 0,563 dan determinasi R2 = 0,317


(34)

 Dengan dua variabel (X5-X4)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .522a .272 .252 1.40525

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Sepedamotor

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 53.239 2 26.619 13.480 .000a

Residual 142.181 72 1.975

Total 195.420 74

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Sepedamotor

b. Dependent Variable: JumlahPerjalanan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .911 .379 2.402 .019

Sepedamotor .118 .194 .065 .607 .546

Pendapatan .200 .044 .495 4.584 .000

a. Dependent Variable: JumlahPerjalanan

Persamaan yang terbentuk adalah Y = 0,911+ 0,118 X4 + 0,200 X5 Dengan nilai korelasi R = 0,522 dan determinasi R2 = 0,272


(35)

 Dengan tiga variabel (X5-X1-X4)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .538a .290 .260 1.39837

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Sepedamotor, Keluarga

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 56.584 3 18.861 9.646 .000a

Residual 138.836 71 1.955

Total 195.420 74

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Sepedamotor, Keluarga

b. Dependent Variable: JumlahPerjalanan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.440 .553 2.603 .011

Keluarga -.188 .143 -.149 -1.308 .195

Sepedamotor .169 .197 .094 .856 .395

Pendapatan .223 .047 .551 4.761 .000

a. Dependent Variable: JumlahPerjalanan

Persamaan yang terbentuk adalah Y = 1,440 – 0,188 X1+ 0,169 X4 + 0,223 X5 Dengan nilai korelasi R = 0,538 dan determinasi R2 = 0,290


(36)

Tabel IV. 14 Persamaan regresi, R dan R2

No. Model regesi linear berganda R R2

1 Y = 1,026 + 0,216 X5 0,553 0,305

2 Y = 1,417+ 0,139 X1 + 0,239 X5 0,563 0,317

3 Y = 0,911+ 0,118 X4 + 0,200 X5 0,522 0,272 4 Y = 1,440 0,188 X1+ 0,169 X4 + 0,223 X5 0,538 0,290 Sumber: Hasil perhitungan

IV.2.1.3 Uji Determinasi

Uji determinasi dilakukan unuk mengetahiu hubungan linear antara variabel variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari model yang terbentuk dapat dipilih persamaan yang paling baik untuk memodelkan perjalanan Perumahan Nasional Simalingkar yaitu: Y = 1,417 + 0,139 X1 + 0,239 X5

dengan nilai determinasi R2 = 0,317. Artinya 31,7% variasi bangkitan perjalanan berbelanja yang terjadi dapat dijelaskan oleh besarnya jumlah anggota keluarga (X1) dan tingkat pendapatan keluarga (X5).

IV.2.1.4 Uji T

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1,X2,…Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Dari hasil analisis regresi output dapat disajikan sebagai berikut:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.417 .402 3.526 .001

Keluarga .139 .113 -.124 -1.235 .220

Pendapatan .239 .039 .611 6.089 .000


(37)

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: 1. Menentukan Hipotesis

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas (jumlah anggota keluarga, tingkat pendapatan) dengan variabel terikat (jumlah perjalanan berbelanja di luar zona perumahan).

Ha : secara parsial ada pengaruh signifikan antara variabel bebas (jumlah anggota keluarga, tingkat pendapatan) dengan variabel terikat (jumlah perjalanan berbelanja di luar zona perumahan).

2. Menentukan tingkat signifikasi.

Tingkat signifikasi yang dipakai adalah a=5% atau kepercayaan 95%. 3. Mencari nilai t hitung

Dari tabel diperoleh t hitung untuk variabel jumlah anggota keluarga thitung = -1,235 dan t hitung untuk variabel tingkat pendapatan keluarga thitung = 6,089.

4. Mentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 (uji 2 sisi) dengan nilai derajat kebebasan df = n-k-1 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikasi = 0,025 dan df = 90 – 2 – 1 = 87) maka diperoleh nilai untuk t tabel = 1.98761 (lihat pada lampiran) atau dapat dicari pada Ms. Excel dengan cara cell kosong di ketik =tinv(0,05; 87) lalu enter.

5. Kriteria pengujian

Ho diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel


(38)

6. Membandingkan t hitung dengan t tabel dan kesimpulan

Nilai t hitung untuk variabel jumlah anggota keluarga X1 = 1,235 < dari t tabel 0,05 = 1.98761. Jadi Ho diterima, sebaliknya Ha ditolak. Kesimpulan, secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara jumlah anggota keluarga dengan jumlah perjalanan berbelanja ke luar zona perumahan.

Nilai t hitung untuk variabel tingkat pendapatan keluarga X5 = 6,089 > dari t tabel 0,005 = 1,984. Jadi Ho ditolak sebaliknya Ha diterima. Secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan jumlah perjalanan berbelanja ke luar zona perumahan.

IV.2.1.5 Uji F

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X1,X2,….Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y). Atau dengan kata lain apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat atau tidak. Jika signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat di generalisasikan). Pada penelitian ini terdapat 8.965 keluarga dan sampel yang diambil adalah 100 keluarga. Jadi apakah pengaruh yang terjadi pada kesimpulan yang didapat berlaku untuk populasi.

Dari hasil output analisa regresi linear dapat diketahui nilai F = 20,213

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 69.429 2 34.714 20.213 .000a

Residual 149.418 87 1.717

Total 218.847 89

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Keluarga


(39)

Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh secara signifikan antara jumlah anggota keluarga dan tingkat pendapatan secara bersama-sama terhadap jumlah perjalanan berbelanja ke luar zona perumahan.

Ha : ada pengaruh secara signifikan antara jumlah anggota keluarga dan tingkat pendapatan secara bersama-sama terhadap jumlah perjalanan berbelanja ke luar zona perumahan.

2. Menentukan tingkat signifikasi

Tingkat signifikasi a = 5% atau tingkat kepercayaan 95% 3. Mementukan F hitung

Berdasarkan tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 20,213. 4. Menentukan F tabel

Tabel distribusi F dicari pada a = 5% dengan nilai derajat kebebasan df1 = jumlah jumlah variabel bebas dan terikat dikurang 1 dan df2 = n-k-1 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Maka dengan nilai signifikasi a=5% dan df1= 2+1-1= 2 serta df2 = 90 – 2 – 1= 87 maka diperoleh F tabel = 3,101296

atau dapat dicari pada Ms. Excel dengan cara cell kosong di ketik =tinv(0,05; 2; 87) lalu enter.

5. Kriteria pengujian

Ho diterima bila F hitung < F tabel Ho ditolak bila F hitung > F tabel


(40)

6. Membandingkan F hitung dengan F tabel dan kesimpulan

F hitung > F tabel yaitu 20,213 > 3,101296maka Ho ditolak. Artinya ada pengaruh secara signifikan antara jumlah anggota keluarga dan tingkat pendapatan secara bersama-sama terhadap jumlah perjalanan berbelanja ke luar zona perumahan.

IV.3 Analisis Kategori

Setelah dilakukan penelitian pada perumaan nasional Simalingkar maka diperoleh data dan informasi serta variabel yang ditetapkan seperti jumlah anggota dalam keluarga (X1), jumlah anggota keluarga yang bekerja (X2), kepemilikan kendaraan mobil (X3) dan tingkat pendapatan keluarga (X5) di bagi dalam tiga kelas (kategori). Pembagian empat variabel tersebut adalah sebagai berikut:

No. Variabel Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1 Jumlah Anggota Keluarga 1-2 orang 3-5 orang ≥ 6 orang 2 Anggota keluarga yang bekerja 1 orang 2orang ≥ 3 orang 3 Tingkat kepemilikan mobil 0 buah 1 buah ≥ 2 buah 4 Tingkat pendapatan/ bulan < Rp. 2jt Rp.2jt-5jt > Rp.5jt

Kemudian diperoleh jumlah kategori rumah tangga dengan cara mengalikan banyaknya kelas masing-masing variabel sebanyak jumlah variabel yang ditetapkan yaitu 3 kelas dikalikan sebanyak 4 variabel = 3X3X3X3 = 81 kategori rumah tangga di zona Perumahan Nasional Simalingkar.


(41)

Tabel IV.15 Jumlah perjalanan pada kategori per minggu

Nama atribut Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga Rata-rata Perjalanan Jumlah Perjalanan No Kategori JAK AKB JK TP

1 RRRR 1-2 orang 1 orang 0 buah Rp < 2 jt 4 1,56 6,25 2 RRRS 1-2 orang 1 orang 0 buah Rp2-5 jt 4 1,75 7 3 RRRT 1-2 orang 1 orang 0 buah Rp >5 jt 1 2 2 10 RSRR 1-2 orang 2 orang 0 buah Rp < 2 jt 5 1,15 5,75 11 RSRS 1-2 orang 2 orang 0 buah Rp2-5 jt 6 1,83 11 15 RSST 1-2 orang 2 orang 1 buah Rp >5 jt 1 5 5 29 SRRS 3-5 orang 1 orang 0 buah Rp2-5 jt 6 2,125 12,75 32 SRSS 3-5 orang 1 orang 1 buah Rp2-5 jt 2 2 4 33 SRST 3-5 orang 1 orang 1 buah Rp >5 jt 3 1,67 5 38 SSRS 3-5 orang 2 orang 0 buah Rp2-5 jt 9 1,89 17,5 39 SSRT 3-5 orang 2 orang 0 buah Rp >5 jt 4 2,56 10,25 41 SSSS 3-5 orang 2 orang 1 buah Rp2-5 jt 4 2,25 9 42 SSST 3-5 orang 2 orang 1 buah Rp >5 jt 8 2,47 19,75 45 SSTT 3-5 orang 2 orang >1 buah Rp >5 jt 1 7 7 47 STRS 3-5 orang >2 orang 0 buah Rp2-5 jt 5 1,8 9 48 STRT 3-5 orang >2 orang 0 buah Rp >5 jt 8 2,81 22,5 50 STSS 3-5 orang >2 orang 1 buah Rp2-5 jt 1 1,5 1,5 51 STST 3-5 orang >2 orang 1 buah Rp >5 jt 6 2,25 13,5 52 TRSS >5 orang 1 orang 1 buah Rp2-5 jt 1 1 1 53 TRST >5 orang 1 orang 1 buah Rp >5 jt 2 2,5 5 54 TSSS >5 orang 2 orang 1 buah Rp2-5 jt 1 1,75 1,75 55 TSST >5 orang 2 orang 1 buah Rp >5 jt 3 5,54 16,625 56 TTRT >5 orang >2 orang 0 buah Rp >5 jt 3 2,17 6,5 57 TTTS >5 orang >2 orang >1 buah Rp2-5 jt 1 2,25 2,25 58 TTTT >5 orang >2 orang >1 buah Rp >5 jt 1 1 1

Total 90 202,875

Dari perhitungan analisa Kategori diperoleh jumlah perjalanan keluarga dengan maksud berbelanja ke luar zon perumahan adalah Y= 202,875 perjalanan/minggu.


(42)

IV.4 Perbandingan Analisis Regresi Linear dengan Analisis Kategori

Dari hasil analisa model regresi linear dan pengujian model, didapat model persamaan perjalanan keluarga Perumahan Nasional Simalingkar Medan dengan maksud berbelanja ke luar zona perumahan adalah: Y = 1,417 + 0,139 X1 + 0,239 X5 sehingga apabila nilai X1 dan X5 di ganti uji diperoleh jumlah perjalanan keluarga Y = 174,73 perjalanan/minggu. Sedangkan untuk metode analisa kategori diperoleh jumlah perjalanan Y= 202,875 perjalanan/minggu.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari 100 keluarga perumahan nasional Simalingkar Medan sebagai sampel terdapat 90 keluarga yang melakukan perjalanan berbelanja ke luar zona perumahan dengan 340 anggota keluarga dengan jumlah perjalanan yang terjadi 230 perjalanan/minggu dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Jumlah anggota dalam keluarga paling dominan adalah 3-5 orang (66%). b. Tingkat pendapatan keluarga per bulan adalah Rp2-5jt (54%).

c. Usia anggota keluarga termasuk usia produktif 19-55 tahun (68%). d. Keluarga dominan memiliki kendaraan sepeda motor 1 unit 43% dan 1

unit mobil 41% .

e. Satatus pekerjaan pegawai negeri 59 orang, wiraswasta 46 orang dan pegawai swasta 44 orang.

2. Karakteristik perjalanan keluarga dengan tujuan berbelanja ke luar zona perumahan adalah sebagai berikut:

a. Puncak perjalanan terjadi pada minggu 1 yaitu 34,08% dan diikuti minggu 4 sebesar 22,47% dari total perjalanan yang terjadi tiap minggunya.

b. Tempat tujuan perjalanan berbelanja adalah Medan Fair (41,11%) dan Carefour Padangbulan (36,67%).


(44)

c. Moda transportasi yang digunakan adalah sepeda motor 36,83% dan angkutan umum 35,08%.

3. Hal yang mendasari perjalanan berbelanja ke luar zona adalah tempat yang mampu menyediakan kebutuhan rumah tangga secara lengkap dengan harga ekonomis dan aksesibilats mudah serta suasana yang memberikan rasa nyaman.

4. Model analisa regresi linear berganda yang terbentuk adalah:

No. Model regesi linear berganda R R2

1 Y = 1,026 + 0,216 X5 0,553 0,305

2 Y = 1,417+ 0,139 X1 + 0,239 X5 0,563 0,317

3 Y = 0,911+ 0,118 X4 + 0,200 X5 0,522 0,272

4 Y = 1,440 – 0,188 X1+ 0,169 X4 + 0,223 X5 0,538 0,290

5. Model yang terbaik yang digunakan adalah:

Y = 1,417+ 0,139 X1 + 0,239 X5

Dengan nilai R= 0,563 menunjukkan hubungan variabel bebas cukup kuat dengan variabel terikat.

6. Faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan keluarga dengan maksud berbelanja di luar zona perumahan adalah tingkat pendapatan keluarga (X5) dua kali lipat dari jumlah anggota dalam keluarga (X1).

7. Persamaan Y = 1,417+ 0,139 X1 + 0,239 X5 lulus uji t dan uji F.

8. Jumlah perjalanan yang diperoleh dari hasil model analaisa regresi adalah Y= 174, 73 perjalan/minggu, sedangkan untuk model analisa kategori diperoleh Y= 202,875 perjalanan/minggu.


(45)

V.2 Saran

1. Guna kesempurnaan penelitian mengenai bangkitan pergerakan, maka penelitian berikutnya perlu melakukan kajian yang lebih konfrehensif dengan memasukkan semua variabel yang dianggap memiliki pengaruh terhadap bangkitan pergerakan.

2. Diperlukan pengembangan sarana potensial di lokasi perumahan nasional Simalingkar Medan untuk tempat berbelanja keluarga yang lengkap menyediakan semua kebutuhan keluarga dan memberikan rasa nyaman guna menekan jumlah perjalanan yang timbul.

3. Model persamaan bangkitan perjalanan ini masih memodelkan perjalanan keluarga dengan maksud berbelanja, perlu ditambahkan lagi dengan model perjalanan dengan maksud yang berbeda sehingga dapat digunakan untuk lanjutan tahapan dari model perencanaan transportasi empat tahap pada Perumahan Nasional Simalingkar.


(46)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Perkembangan Pemukiman dan Bangkitan Perjalanan

Pada awalnya manusia hidup secara nomad, berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain untuk bertahan hidup dan mencari makanan. Mereka membawa serta kepunyaan mereka yang terbatas dengan bantuan alat transportasi yang primitif. Sebagai akibatnya mereka merasa tidak perlu mengembangkan diri untuk belajar membuat sesuatu, apakah itu secara materi, spiritual ataupun sistem nilai kebudayaan. Pada waktu transportasi makanan dan bahan bakar sudah mulai mudah dan makanan sudah dapat disimpan untuk beberapa waktu, maka pemukiman yang permanen mulai terbentuk. Pemukiman penduduk ini banyak berada pada titik-titik transportasi penting seperti di pinggir sungai atau laut dan yang akhirnya membuat kegiatan-kegiatan penduduk menjadi terpusat. Pemukiman terus berkembang menjadi kota-kota besar. Pemusatan kegiatan masyarakat ini seperti industri dan lain sebagainya membuat penduduk dalam pemenuhan kebutuhannya melakukan perjalanan dari tempat kediamannya. Model dan jumlah perjalanan inilah yang disebut bangkitan perjalanan.

Permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, juga mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang, serta merupakan pengejawantahan jati diri. Terwujudnya kesejahteraan rakyat dapat ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, antara lain melalui pemenuhan kebutuhan papannya. Dengan demikian upaya menempatkan bidang perumahan dan permukiman sebagai salah satu sektor


(47)

prioritas dalam pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya adalah sangat strategis. Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional atau disingkat Perum Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang perumahan dan pemukiman. Perusahaan yang didirikan pada 18 Juli 1974 ini telah melaksanakan pembangunan perumahan dan pemukiman lebih kurang 400 lokasi di Indonesia dengan total 500.000 unit rumah.

Perumnas mempunyai tugas pokok menyediakan perumahan dan permukiman bagi masyarakat menengah ke bawah. Diawal kiprahnya, Perumnas telah melakukan rintisan pembangunan kawasan baru di hampir semua kota besar di Indonesia. Perumnas menjadi pioneer pengembangan kawasan permukiman skala besar di perkotaan.

Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974, yang kemudian penyempurnaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional.

Perumahan nasional (perumnas) merupakan suatu pemukiman yang perencanaannya dibangun oleh negara dimana dengan adanya pemukiman tersebut dapat berguna membantu masyarakat mendapatkan fasilitas rumah tempat tinggal yang layak dengan harga yang dapat dijangkau serta memiliki sistem pembayaran yang dapat diangsur.


(48)

Analisis Bangkitan

Bangkitan lalu-lintas (trip generation) merupakan fase pertama dalam proses perjalanan. Bangkitan lalu-lintas merupakan fungsi sosioekonomi, lokasi dan karakteristik tata guna lahan. Bangkitan lalu-lintas bertujuan meramalkan jumlah lalu-lintas yang dibangkitkan dan ditarik oleh suatu zona yang menjadi lokasi studi. Dengan kata lain, bangkitan lalu-lintas bertujuan untuk menjawab seberapa besar jumlah lalu-lintas yang dihasilkan oleh suatu kawasan berdasarkan data rumah tangga dan sosio-ekonomi. (Mathew and Rao, 2007) Bangkitan lalu-lintas digunakan untuk memperkirakan jumlah perjalanan yang berasal dari setiap kawasan (trip

origin) dan jumlah perjalanan yang berakhir pada suatu zona (trip end) untuk setiap

tujuan perjalanan. Maksud perjalanan menjadi penting untuk dipertimbangkan, bukan saja untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah perjalanan yang akan terjadi, melainkan juga akan mempengaruhi pemilihan moda yang sangat penting dalam perencanaan transportasi di masa datang. (Morlok, 1995). Sebagai tahap paling awal dalam pemodelan transportasi, model bangkitan lalu-lintas merupakan proses yang menterjemahkan tata guna lahan beserta intensitas kegiatannya ke dalam besaran transportasi.

a. Basis Perjalanan

Perjalanan merupakan pergerakan satu arah dari suatu titik asal menuju titik tujuan. Perjalanan biasanya memiliki makna pergerakan yang dilakukan dengan menggunakan alat (kendaraan), namun dalam konsep perencanaan transportasi, perjalanan yang dilakukan oleh pejalan kaki serta batas usia pelaku perjalanan juga


(49)

perlu dipertimbangkan. (Ortuzar, 1994). Perjalanan dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

1). Bangkitan perjalanan (trip production), merupakan pergerakan berbasis rumah yang memiliki tempat asal atau tujuan adalah rumah atau pergerakan yang dibangkitkan oleh pergerakan berbasis rumah (Tamin, 2000).

2). Tarikan pergerakan (trip attraction), merupakan suatu pergerakan berbasis rumah dengan tempat asal dan/atau tujuan bukan rumah atau pergerakan yang tertarik oleh pergerakan berbasis bukan rumah (Tamin, 2000).

Trip Production Trip Attraction

Gambar II.1. Trip Production Dan Trip Attraction

b. Bangkitan Perjalanan Kawasan Perumahan

The Puget Sound Regional Transportation Study, pada tahun 1964 pertama

kali menggunakan dan mengembangkan metode perjalanan berbasis rumah (home

based trip generation) untuk memperkirakan bangkitan perjalanan pada kawasan

perumahan. (Miro, 2005). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah pergerakan, yaitu:


(50)

Merupakan sifat manusia bahwa apabila penghasilannya meningkat maka standar kebutuhan hidupnya juga akan meningkat. Kebutuhan yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan jumlah perjalanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 2). Kepemilikan kendaraan

Kepemilikan kendaraan pada suatu rumah tangga dapat menyebabkan kecenderungan peningkatan jumlah perjalanan pada suatu rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian di Detroit Area disebutkan bahwa peningkatan pemilikan kendaraan menyebabkan meningkatnya jumlah perjalaanan penduduk per orang per hari maupun jumlah perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi (Dickey, 1980)

3). Struktur rumah tangga

Struktur rumah tangga merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam menentukan besarnya bangkitan yang terjadi di daerah pemukiman. Keluarga yang memiliki banyak jumlah anggota keluarga yang masih produktif (berusia antara 5 sampai batas akhir usia kerja) maka kecenderungan untuk meningkatnya jumlah perjalanan semakin besar.

4). Jarak pemukiman terhadap pusat kegiatan

Menurut penelitian dikatakan bahwa daerah pemukiman yang terletak di pusat kota (dimana merupakan pusat berbagai aktivitas sosial, ekonomi, politik dan lainnya) mempunyai jumlah perjalanan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah perjalanan dari kawasan pemukiman yang berada di pinggiran kota, (Dickey, 1980).

5). Kepadatan daerah permukiman

Semakin padat jumlah penduduk di suatu daerah pemukiman maka cenderung semakin besar jumlah perjalanan yang terjadi


(51)

6). Aksesibilitas

Semakin mudah aksesibilitas dari daerah pemukiman ke daerah tujuan pusat-pusat kegiatan, maka akan semakin besar pula jumlah perjalanan yang terjadi.

II.2 Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

Perencanaan transportasi adalah suatu perencanaan rasional terkait prasarana transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan meskipun dibatasi oleh faktor waktu, ruang dan sumber daya.

Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah untuk memperkirakan jumlah dan lokasi kebutuhan akan transportasi yang baru (jumlah perjalanan, baik untuk angkutan umum ataupun angkutan pribadi) pada masa yang akan datang (tahun rencana) untuk kepentingan kebijaksanaan investasi perencanaan transportasi sehingga efektif, efisien dan ekonomis. Prosesnya, diawali dengan identifikasi awal mengapa perencanaan diperlukan, dilanjutkan dengan pengumpulan informasi mengenai pola perjalanan melalui survai asal tujuan beserta pengumpulan data sekunder, modelling dan dilanjutkan dengan membuat perkiraan permintaan dimasa yang akan datang. Selanjutnya dirumuskan kebijakan untuk menghadapi masa yang akan datang dan sebagai tahapan terakhir adalah penyusunan rumusan rencana yang akan dikembangkan pada masa yang akan datang beserta jadwal waktunya.

II.2.1 Konsep Perencanaan Transportasi

Empat langkah berurutan dalam model perencanaan yaitu bangkitan perjalanan, distribusi perjalanan, pemilihan moda dan pemilihan rute. Empat tahap ini disebut model agregat karena menerangkan perjalanan dari kelompok orang atau barang.


(52)

Tahapan yang harus dilakukan dalam penerapan konsep interaksi transportasi menurut Ofyar Z. Tamin dalam Perencanaan & Pemodelan Transportasi, 2003 adalah sebagai berikut :

a. Bangkitan dan tarikan pergerakan

Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona.

b. Sebaran / distribusi pergerakan pola sebaran arus lalu lintas antara zona asal I ke zona tujuan D adalah hasil dari dua hal yang terjadi bersamaan yaitu lokasi dan identitas tata guna lahan yang akan menghasilkan arus lalu lintas dan pemisahan ruang. Interaksi antara dua buah guna lahan akan menghasilkan pergerakan manusia dan barang.

c. Pemilihan moda

Jika terjadi interaksi antara dua tata guna lahan maka seseorang akan memutuskan interaksi tersebut dilakukan, yaitu salah satunya adalah pemilihan alat angkut moda. d. Pemilihan rute

Pemilihan moda transportasi antara zona A ke zona B didasarkan pada perbandingan antara berbagai karakteristik operasional moda transportasi yang tersedia (misalnya waktu tempuh, tarif, waktu tunggu, dan lain-lain). Begitu juga halnya rute, pemilihan rute didasarkan pada perbandingan karakteristik operasional setiap alternatif rute untuk setiap moda transportasi yang tersedia.


(53)

II.2.2 Bangkitan Pergerakan (Trip Generation)

Model bangkitan pergerakan bertujuan mempelajari dan meramalkan besarnya tingkat bangkitan pergerakan dengan mempelajari beberapa variasi hubungan antara ciri pergerakan dengan lingkungan tata guna lahan.

Pergerakan dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Pergerakan berbasis rumah yaitu pergerakan yang salah satu atau kedua zona asal dan atau tujuan pergerakan tersebut adalah rumah.

b. Pergerakan berbasis bukan rumah yaitu pergerakan yang baik asal atau tujuan pergerakan adalah bukan rumah.

Beberapa kajian transportasi berhasil memperoleh hubungan korelasi antara besarnya pergerakan dengan berbagai peubah dan setiap peubah tersebut juga saling berkorelasi.

II.3 Model Bangkitan Perjalanan

Model dapat didefenisikan sebagai alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur (Tamin, 1997), termasuk diantaranya:

1. Model fisik

2. Peta dan diagram (grafis)

3. Model statistika dan matematika (persamaan)

Semua model tersebut merupakan penyederhanaan realita untuk tujuan tertentu, seperti memberikan penjelasan, pengertian, serta peramalan. Pemodelan transportasi hanya merupakan salah satu unsur dalam perencanaan transportasi.


(54)

Lembaga, pengambil keputusan, masyarakat, administrator, peraturan dan penegak hukum adalah beberapa unsur lainnya.

Model merupakan penyederhanaan dari keadaan sebenarnya dan model dapat memberikan petunjuk dalam perencanaan transportasi. Model memungkinkan untuk mendapatkan penilaian yang cepat terhadap alternatif-alternatif transportasi dalam suatu daerah (Morlok, 1991).

II.3.1 Model Regresi Linear

Sistem pemodelan yang biasa dipakai dalam hal bangkitan perjalanan adalah model analisis regresi linear berganda. Dengan metode analisis regresi liiear ini dapat dilakukan pemodelan untuk menjelaskan hubungan fungsional antara variabel bebas (X) dan tak bebas (Y). Dalam kasus paling sederhana dapat dinyatakan dengan :

Y = A + B1X1 +B2X2+ … +BnXn ... ... (2.0) Dimana: Y = peubah tidak bebas (Jumlah perjalanan)

X

1 …Xn = peubah bebas (faktor-faktor berpengaruh) A = Intersep atau konstanta regresi

B

1 …Bn = koefisien regresi.

Beberapa kaidah statistika harus kita penuhi jika kita memakai metode analisis regresi linear ini untuk penelitian dan peramalan berupa prosedur pengujian keabsahan hasil peramalan. Prosedur dimaksud adalah

1. Uji hubungan linear variable terikat Y yang diramalkan dengan variabel bebas x. Ada dua alat uji yang digunakan untuk mengetahui hubungan linear antara 2 variabel yang kita asumsikan apakah keterikatan yang kuat atau tidak


(55)

yaitu koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Untuk regresi linear berganda nilai koefisien korelasi (R) berada pada -1 ≤ R ≤ +1 dan nilai koefisien determinasi (R2) berada pada 0 ≤ R2.

2. Uji T adalah uji untuk mengetahui apakah parameter (b1, b2,…bn) yang melekat pada variable bebas cukup berarti terhadap suatu konstanta (a) nol atau sebaliknya.

3. Uji F dilakukan untuk melihat apakah seluruh koefisien regresi dan variabel bebas yang ada dalam model regresi linear berganda berbeda dari nol atau nilai konstanta tertentu.

II.3.2 Model Kategori

Metode analisis kategori dikembangkan pertama sekali pada The Puget Sound Transportation Study pada tahun 1964. Metode analisis kategori ini didasarkan pada adanya keterkaitan antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumah tangga. Asumsi dasarnya adalah tingkat bangkitan pergerakan dapat dikatakan stabil dalam waktu untuk setiap stratifikasi rumah tangga tertentu (Tamin, 1997). Analisis kategori merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan hubungan antar berbagai variabel yang berpengaruh terhadap aspek penentuan tujuan (destination). Konsep dasarnya sederhana, dan variabel yang umum digunakan dalam analisis kategori adalah:

1. Ukuran rumah tangga (jumlah orang) 2. Kepemilikan kendaraan


(56)

Kategori pada umumnya ditetapkan menjadi tiga dan kemudian rata-rata tingkat bangkitan pergerakan (dari data empiris) dibebankan untuk setiap kategori. Kategori ini kemudian digunakan untuk menentukan sifat ketergantungan antar variabel. Persamaan analisis kategori yang digunakan untuk bangkitan pergerakan dengan tujuan p‗ yang dilakukan oleh orang berjenis ‗n‗ di zona i‗ adalah berikut ini (Tamin 1997):

Qpi = �=1 kategori Tci HC (i) ... (2.1)

Dimana:

Qpi = perkiraan jumlah perjalanan yang diproduksi oleh zona pemukiman i yang tengah kita teliti per hari pada tahun rencana.

� = rata-rata tingkat perjalanan per rumah tangga yang ada dalam kategori ci

� (�) = perkiraan jumlah rumah tangga yang ada dalam kelas/kategori ci yang berlokasi di zona pemukiman i yang tengah kita teliti pada tahun rencana. ( Miro, 2004)

II.4 Penentuan Jumlah Sampel

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti, sedangkan sampel bagian dari populasi yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya.

Secara umum metode penarikan sampel dapat dipilah menjadi dua, yaitu pemilihan sampel dari populasi secara acak (random atau probability sampling) dan


(57)

sampel tidak acak atau non-random sampling yang biasanya digunakan pada populasi yang sifatnya homogen.

Dalam penelitian ini metode penarikan sampel adalah metode Slovin (Umar Husein 2004) dengan rumus

n

= �

1 + ��2

...(2.2)

dimana :

n = ukuran sampel (pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah jumlah responden dari masing masing pelaku transportasi yang akan disurvei).

N= ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang


(58)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum

Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi yang menghitung jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan di suatu zona, kemudian diikuti oleh distribusi perjalanan, pemilihan moda dan pembebanan jaringan. Permasalahan yang terjadi di semua negara berkembang termasuk di Indonesia pada umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan urbanisasi yang tinggi seiring laju pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga kebutuhan penduduk untuk melakukan perjalanan juga semakin meningkat, namun kota memiliki lahan terbatas untuk menampung perkembangan penduduk dan kebutuhannya. Hal lain, perkotaan di Indonesia tak terbatas lagi sebagai pusat pemukiman masyarakat karena kota semakin berkembang menjadi pusat pemerintahan, sentral hierarki dan pusat pertumbuhan ekonomi.

Sebagai dampak pertumbuhan penduduk dan perekonomian beberapa perencanaan perkotaan untuk menciptakan kenyamanan kota harus dicapai untuk mendorong warga berproduktivitas tinggi. Perencanaan transportasi merupakan hal penting untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul akibat pergerakan penduduk dan kebutuhan perjalanan yang terus berkembang. Bangkitan perjalanan merupakan awal dari tahap perencanaan transportasi yang digunakan untuk memperkirakan jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan di suatu zona dalam analisis lalu lintas. Fokus utama dalam model analisis bangkitan perjalanan adalah di pemukiman dan bahwa bangkitan perjalanan adalah fungsi dari kegiatan sosial dan ekonomi keluarga.


(59)

Model merupakan penyederhanaan dari keadaan sebenarnya dan model dapat memberi petunjuk dalam perencanaan transportasi. Model memungkinkan untuk memperoleh penilaian yang cepat terhadap alternatif-alternatif transportasi dalam suatu daerah (Morlok, 1991).

Medan sebagai pusat kota di provinsi Sumatera Utara merupakan kota yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang diharapkan terus berkembang di masa yang akan datang. Salah satu dukungan sistem jaringan prasarana untuk menghubungkan pusat – pusat kegiatan adalah jaringan jalan arteri primer, yang menghubungkan kota antar kabupaten, pusat kegiatan wilayah (kota Medan), dengan pusat – pusat kegiatan lokal (ibukota kabupaten lainnya).

I.2 Latar Belakang

Perumahan nasional Simalingkar yang dipilih dalam penelitian bangkitan perjalanan terletak di kecamatan Medan Tuntungan tepatnya kelurahan Mangga dan desa Perumnas Simalingkar, Kecamatan Pancur Batu dengan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dalam angka 2013 mempunyai jumlah keseluruhan populasi 8.965 kepala keluarga. Penduduk atau masyarakat perumahan pada umumnya memiliki kendaraan bermotor serta banyaknya pekerjaan dan kegiatan masyarakat yang berada di luar kawasan perumahan merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi banyaknya trip. Kawasan perumahan ini juga merupakan rute banyak angutan kota yang melayani penduduk perumahan.

Pada dasarnya pembangunan komplek perumahan apabila tidak diperhatikan penempatannya dapat menimbulkan bangkitan yang mempengaruhi lalu lintas dan transportasi disekitarnya. Menurut Darmosudiharjo (1993) tranportasi merupakan


(60)

persoalan yang paling penting, karena transportasi adalah alat penunjang terlaksanannya kegiatan penduduk sehari-hari. Transportasi timbul karena adanya pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan, peningkatan kepemilikan kendaraan dan fasilitas lainnya. Hal yang harus diperhatikan juga adalah semakin banyak jumlah dan jenis kendaraan yang beroperasi, akibatnya tingkat pelayanan jalan semakin rendah dan menimbulkan kemacetan yang merupakan pemborosan yang sangat mahal. Waktu dan bahan bakar minyak terbuang secara tidak efisien karena kendaraan beroperasi dibawah kecepatan optimum (Warpani, 1981).

Perjalanan keluarga adalah pergerakan yang terjadi akibat adanya proses pemenuhan kebutuhan keluarga yang dapat terjadi pada kurun waktu tertentu seperti setiap hari, setiap jam, setiap menit bahkan setiap detiknya. Terdapat bermacam-macam jenis pemenuhan kebutuhan seperti pergerakan untuk pemenuhan pekerjaan, rekreasi dan lain-lain ( Ismadarni, 2010). Menurut Tamin, O.Z, klasifikasi pergerakan dalam kasus Home-Based, dapat dibagi atas lima kategori tujuan/maksud pergerakan, yaitu pergerakan kerja, pergerakan sekolah, pergerakan belanja, pergerakan sosial dan rekreasi, serta pergerakan lainnya

Untuk mengantisipasi dan berdasarkan pertimbangan di atas maka diperlukan studi penelitian bangkitan pergerakan keluarga pada perumahan yang diharapkan dapat memberi jalan keluar terhadap hal-hal yang telah diuraikan di atas. Pada prakteknya, sering dijumpai bahwa model bangkitan pergerakan yang lebih baik bisa didapatkan dengan memodelkan secara terpisah pergerakan yang mempunyai maksud/tujuan yang berbeda.


(61)

I.3 Rumusan Masalah

Dengan adanya pertambahan kepadatan penduduk, ekonomi, dan sosial serta politik membuat pertambahan jumlah perjalanan yang melebihi daya tampung jalan. Kegiatan masyarakat untuk beraktifitas menyebabkan timbulnya bangkitan-bangkitan perjalanan yang membebani jalur jaringan jalan menuju pusat-pusat kegiatan. Permasalahan tidak hanya terbatas pada jalan raya saja, akan tetapi pertumbuhan ekonomi juga dapat menyebabkan mobilitas seseorang meningkat sehingga kebutuhan pergerakan meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang ada. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi seperti terbatasnya sarana jalan untuk keluar dari dalam perumahan menuju pusat kota yang hanya satu ruas jalan saja dan pertumbuhan pemukiman-pemukiman yang baru. Tidak sebandingnya peningkatan jumlah penduduk, jumlah kendaraan bermotor dan terbatasnya jaringan jalan meningkatkan jumlah perjalanan dengan sistem transportasi yang ada menjadi permasalahan dari perkembangan kota yang dinamis.

Lokasi penelitian ini adalah Perumnas Simalingkar yang terletak dipinggiran kota Medan, kecamatan Medan Tuntungan. Hampir semua masyarakat yang tinggal di perumahan ini untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan dalam pemenuhan kebutuhannya melakukan perjalanan ke pusat atau ke luar kota yang akhirnya menghasilkan bangkitan perjalanan.

Oleh karena permasalahan tersebut maka diperlukan studi perencanaan untuk dapat memperoleh sistem lalu-lintas yang efisien, yang dapat mengantisipasi akibat perkembangan kawasan penduduk sesuai dengan kondisi lalu-lintas yang ada di kawasan perumahan.


(62)

I.4 Pembatasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan-batasan guna untuk menghindari penelitian ini terlalu luas dan keterbatasan dalam hal waktu. Adapun batasan-batasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Daerah penelitian dilakukan di perumahan Simalingkar, dengan konsep perjalanan yang dilakukan oleh penghuni perumahan adalah home base trip, yaitu semua perjalanan berasal dari rumah dan diakhiri dengan pulang ke rumah.

 Model perjalanan yang diteliti adalah perjalanan atau pergerakan keluarga dengan tujuan/maksud perjalanan adalah belanja yang bersifat antar zona.

 Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner dan wawancara (indepth interview) sebagai alat ukur dengan satuan rumah tangga sebagai sampel yang dipilih dengan metode acak sederhana (simple random

sampling).

 Data yang diambil berdasarkan kecenderung kondisi keluarga seperti terjabarkan dalam beberapa variabel seperti jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja, kepemilikan kendaraan roda empat dan dua serta tingkat pendapatan, sedangkan faktor tata guna lahan tidak diperhitungkan.

 Analisis akan dilakukan dengan analisis regresi linear berganda dan kategori dengan menggunakan paket program komputer.


(63)

I.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah mendapatkan model bangkitan pergerakan yang terjadi pada Perumnas Simalingkar dengan mempelajari berbagai variasi hubungan antara data rinci mengenai tingkat bangkitan pergerakan dan variabel sosial ekonomi.

Manfaat dari penelitian ini ditunjau dari aspek akademis adalah untuk mengaplikasikan teori yang selama ini dipelajari pada masa perkuliahan kedalam pemecahan suatu permasalahan, khususnya permasalahan dibidang transportasi yang berkaitan dengan pemodelan bangkitan pergerakan. Penelitian ini juga bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan penulis dibidang transportasi yang berkaitan dengan analisa pemodelan transportasi.

Dari aspek praktisi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai gambaran bagi pengelola perumahan untuk memprediksikan bangkitan pergerakan yang terjadi dan sebagai bahan masukan bagi kaum praktisi dalam hal bahan pertimbangan kebijakan dan pengambilan keputusan untuk peningkatan Perumnas Simalingkar.

Manfaat dari studi ini juga diharapkan mengasilkan model bangkitan yang tidak jauh berbeda dengan pembangunan kawasan pemukiman yang setipe, sehingga dalam perencanan pembangunan kawasan pemukiman dan juga perencanan lalu-lintas sudah akan lebih baik.


(64)

I.6 Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tugas akhir ini yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda adalah sebagai berikut:

Judul: Model Bangkitan Pergerakan Zona Kecamatan Palu Utara Kota Palu Oleh: Jurair Patunrangi (2010)

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji model bangkitan pergerakan pada zona kecamatan Palu Utara di Kota Palu dengan menggunakan model regresi linear, untuk merepresentasekan kecenderungan produksi pergerakan dari zona tersebut. Penelitian metode analisa regresi linear dimana data yang diperoleh dari sebaran kuisioner dipetakan dalam grafik hubungan variable terhadap pergerakan. Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan secara acak dengan metode simple random sampling. Adapun data yang dikumpulkan dari kuesioner adalah:

 Kepemilikan kendaraan

 Jumlah anggota keluarga yang bekerja

 Jumlah pendapatan dari anggota keluarga

 Jumlah penghuni rumah

 Luas bangunan rumah

Kaitan penelitian ini dengan tugas akhir yang penulis lakukan adalah metode yang sama-sama menggunakan model Regresi-Linear Berganda dalam pengolahan dan penyajian data. Penelitian ini berbeda dalam perbandingan metode.

Model terbaik yang diperoleh pada penelitian ini adalah Y= 0,108 + 0,475 X1 + 0,285 X2 + 0,151 X5 dengan koefisien determinasi R2 = 0.335. bangkitan pergerakan


(65)

dipengaruhi oleh peubah bebas Jumlah Anggota Keluarga (X1), Jumlah kepemilikan kendaraan (X2) dan jumlah pendapatan (X5)

Judul: Bangkitan pergerakan keluarga dari zona perumahan tertata (studi kasus :Perumahan di Kecamatan Medan Johor)

Oleh: Triyana Puji Astuti Ritonga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergerakan yang terjadi pada 3 (tiga) perumahan di Kecamatan Medan Johor yaitu perumahan Citra Wisata, perumahan Graha Johor dan Perumahan Taman Johor Indah Permai I untuk mendapatkan model bangkitan pergerakan. Setelah hasil kuesioner ditabulasi selanjutnya dilakukan analisis dengan analisis Regresi Linier yang diolah dengan Software SPSS 16. Dan semua model yang diperoleh, variable pendatapan rata-rata perbulan sangat kuat memengaruhi bangkitan perjalanan.

Perbedaan penelitian ini dengan penulis lakukan terdapat perbandingan perhitungan analisis regresi linear dengan analisis kategori, serta uji analisis data yang penulis lakukan.

Kaitan penelitian ini dengan tugas akhir penulis adalah metode yang sama dalam program uji data serta nilai parameter yang digunakan seperti karakteristik rumah tangga yang diteliti berdasarkan faktor sosio ekonomi.

Judul: Bangkitan perjalanan pada perumahan bougenvlle di Palembang Oleh: Hamdi

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui model bangkitan lalu-lintas pada kawasan perumahan Bougenville. Kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan


(1)

II.3.1 Model Regresi Linear ... 22

II.3.2 Model Kategori ... 23

II.4 Penentuan Jumlah Sampel ... 24

BAB III METODE PENELITIAN III. 1 Umum ... 26

III. 2 Jenis dan Lokasi Penelitian ... 26

III.3 Sumber Data dan Data Penelitian ... 29

III.4 Instrumen Pengumpulan Data ... 30

III.5 Penentuan Jumlah Sampel ... 31

III.6 Teknik Pengumpulan Data ... 31

III.7 Teknik Analisis Data ... 32

III.7.1 Analisis Regresi ... 32

III.7.1.1 Model Analisis Regresi Linear Sederhana ... 33

III.7.1.2 Model Analisis Regresi Linear Berganda ... 33

III.7.1.3 Uji Hubungan Linear ... 34

III.7.1.4 Uji – t ... 35

III.7.1.5 Uji – F ... 35

III.7.2 Analisis Kategori ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Data yang Diperoleh ... 38

IV.1.1 Karakteristik Keluarga ... 38

IV.1.2 Karakteristik Struktur Keluarga ... 40


(2)

vi

IV.2 Metode Analisis ... 45

IV.2.1 Metode Analisis Regresi ... 48

IV.2.1.1 Analisa Korelasi ... 49

IV.2.1.2 Pembentukan Model Bangkitan Perjalanan ... 51

IV.2.1.3 Uji Determinasi ... 56

IV.2.1.4 Uji T ... 56

IV.2.1.5 Uji F ... 58

IV.3 Analisis Kategori ... 60

IV.4 Perbandingan Analisis Regresi Linear dengan Analisis Kategori ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... xi


(3)

DAFAR TABEL

Tabel III.1 Interpretasi koefisien korelasi ... 34

Tabel III.2 Penelompokan Variabel Rumah Tangga ... 36

Tabel IV.1 Jumlah orang dalam keluarga ... 38

Tabel IV.2 Jumlah orang yang bekerja dalam keluarga... 39

Tabel IV.3 Jumlah pendapatan keluarga per bulan ... 39

Tabel IV.4 Jumalah kepemilikan kendaraan ... 40

Tabel IV.5 Status hubungan keluarga ... 40

Tabel IV.6 Usia... 41

Tabel IV. 7 Tingkat pendidikan ... 42

Tabel IV.8 Status pekerjaan ... 42

Tabel IV. 9 Jumlah perjalanan per minggu ... 43

Tabel IV.10 Tempat tujuan perjalanan ... 43

Tabel IV.11 Pemilihan moda transportasi yang digunakan ... 44

Tabel IV.12 Data sosio-ekonomi keluarga Perumnas Simalingkar ... 45

Tabel IV.13. Matriks korelasi ... 49

Tabel IV. 14 Persamaan regresi, R dan R2 ... 56


(4)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Trip Production Dan Trip Attraction... 17 Gambar III.1 Peta Lokasi Pengamatan ... 27 Gambar III.2 Bagan Alir Penelitian ... 28


(5)

DAFTAR GRAFIK

Grafik IV.1 Jumlah orang dalam keluarga ... 38

Grafik IV.2 Jumlah orang yang bekerja dalam keluarga ... 39

Grafik IV.3 Jumlah pendapatan keluarga per bulan ... 39

Grafik IV.4 Jumalah kepemilikan kendaraan ... 40

Grafik IV.5 Status hubungan keluarga ... 41

Grafik IV.6 Usia ... 41

Grafik IV. 7 Tingkat pendidikan ... 42

Grafik IV.8 Status pekerjaan ... 42

Tabel IV. 9 Jumlah perjalanan per minggu ... 43

Grafik IV.10 Tempat tujuan perjalanan ... 44


(6)

x

DAFTAR NOTASI

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir

F = nilai banding F

n = ukuran sampel (pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah jumlah responden dari masing masing pelaku transportasi yang akan disurvei). N = ukuran populasi

R = koefisien Korelasi R2 = koefisien Determinasi t = nilai banding t

X1 = Jumlah anggota keluarga X2 = Jumlah pekerja

X3 = Kepemilikan mobil

X4 = Kepemilikan sepeda motor X5 = Pendapatan keluarga Y = Jumlah perjalanan