PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KINEMATIKA GERAK LURUS DI KELAS X SMA NEGERI 6 MEDAN T.P. 2013/2014.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis sehingga
penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Kinematika Gerak Lurus Dikelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014”.
Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada :
Ibu Dr. Derlina,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis. Kepada Bapak Drs.
Ratelit Tarigan, M.Pd, Bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si, Ibu Dra. Ratna
Tanjung, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan
masukan selama penulisan skripsi ini. Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku
dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis
selama perkuliahan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
Universitas Negeri Medan.
Kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan, Ibu
Dra. Hj Erlinda selaku kepala sekolah SMA Negeri 6 Medan, dan Ibu Neli Susanti
S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi
yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama
melakukan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayah dan Ibu yang
terus memotivasi dan mendukung penulis sampai akhir penyelesaian skripsi, dan
tidak lupa pula buat kakakku Haria Fitri S.Pd, Mastijah Siregar S.Pd dan adikku
Andriansyah Siregar. Dan buat sahabat terbaikku Aidil Adha S.E serta sanak
v
keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan doa yang tulus kepada penulis
dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan hingga selesainya skripsi
ini.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Maya Wulandari,
Sonawan Fitra, Fajar Apandi, Asnidar, Lylis Bahriani, Fitriani, Icha dan temanteman seperjuangan khususnya Fisika Dik B 2009 yang selalu memberikan
semangat dan dukungan hingga selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan,
Januari 2014
Penulis,
Siti Latifah Siregar
NIM. 409421034
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1
Pengertian Belajar
2.1.2
Proses Belajar
2.1.3
Hasil Belajar
2.2
Model Pembelajaran Kooperatif
2.2.1
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
2.2.2
Pengertian Think Pair Share
2.2.3
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
2.2.4
Peta Konsep Pembagian Kelompok Think Pair Share
2.2.5
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Think Pair Share
2.3
Pembelajaran Konvensional
2.3.1
Langkah-langkah Pembelajaran Konvensional
2.3.2
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Konvensional
2.3.3
Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran
Konvensional
2.4
Materi Pembelajaran
2.4.1
Defenisi Gerak Lurus
2.4.2
Jarak dan Perpindahan
2.4.3
Kelajuan dan Kecepatan
2.4.4
Gerak Lurus Beraturan
2.4.5
Gerak Lurus Berubah Beraturan
2.4.6
Gerak Jatuh Bebas
2.4.7
Gerak Vertikal Keatas
2.4.8
Gerak vertical Kebawah
1
1
5
5
5
6
6
6
8
8
8
9
10
10
16
16
18
21
22
22
24
24
25
27
27
27
28
31
31
33
34
34
vii
2.5
2.6
2.7
Penelitian Terdahulu
Kerangka Konseptual
Hipotesis
35
37
39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan waktu penelitian
3.2
Populasi dan sampel penelitian
3.2.1
Populasi penelitian
3.2.2
Sampel penelittian
3.3
Variabel penelitian
3.4
Instrumen Penelitian
3.4.1
Instrumen Tes Hasil Belajar
3.5
Validitas Tes
3.5.1
Validitas Isi
3.5.2
Validitas Ramalan
3.5.3
Reliabilitas Tes
3.5.4
Tingkat Kesukaran Tes
3.5.5
Daya Beda Tes
3.6
Jenis dan Desain Penelitian
3.7
Prosedur Penelitian
3.8
Teknik Analisis Data
3.8.1
Lembar Observasi Psikomotorik Belajar Siswa
3.8.2
Menghitung Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi
3.8.3
Uji Normalitas
3.8.4
Uji Homogenitas
3.8.5
Uji Kemampuan awal/Pretes Siswa (Uji t Dua Pihak)
3.8.6
Uji Hipotesi (Uji t Satu Pihak)
40
40
40
40
40
40
41
41
41
41
42
43
44
46
48
48
50
50
51
51
52
52
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1
Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.2
Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.3
Uji Persyaratan Analisis Data
4.1.3.1 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.3.2 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.3.3 Uji homogenitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.3.4 Uji homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.4
Pengujian Hipotesis Kemampuan Awal/Pretes
4.1.5
Pengujian Hipotesis Kemampuan Postes
4.1.6
Penilaian Psikomotorik
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian
55
55
55
56
56
56
57
57
58
58
59
59
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
63
63
63
65
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Harian Siswa Kelas X SMA Negeri 6
Medan Semester Ganjil T.P 2013/2014
2
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
15
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share
19
Tabel 2.3 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan
Pembelajaran Konvensional
25
Tabel 2.4 Rumus-rumus Yang Berlaku Untuk Gerak Jatuh Bebas
35
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu Dari Model Think Pair Share
35
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pengumpul Hasil Belajar
41
Tabel 4.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
55
Tabel 4.2 Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
56
Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji Normalitas Pretes Kedua Kelompok Sampel 57
Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas Pretes Kedua Kelompok Sampel 57
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Homogenitas Pretes Kedua Kelompok Sampel 58
Tabel 4.6 Hasil Analisis Uji Homogenitas Postes Kedua Kelompok Sampel 58
Tabel 4.7 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Pretes
58
Tabel 4.8 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Postes
59
Tabel 4.9 Perkembangan Psikomotorik Siswa Kelas Eksperimen
60
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 3.1
Peta Konsep Pembagian Kelompok Think Pair Share
Kedudukan Benda
Grafik v-t dan s-t
Grafik Kecepatan Terhadap Waktu pada GLBB
Grafik Perpindahan Terhadap Waktu Pada Gerak GLBB
Gerak Benda Jatuh Bebas
Gerak Benda Vertikal Keatas
Gerak Benda Vertikal Kebawah
Skema Rancangan Penelitian
21
28
31
32
33
34
34
35
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan dan saran
dalam pelaksanaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share sebagai
berikut:
5.1. Kesimpulan
1. Hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014 dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada
materi pokok Gerak Lurus dengan nilai rata-rata postes adalah 80.
2. Hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014 dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Gerak
Lurus dengan nilai rata-rata postes adalah 74,125.
3. Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share pada materi pokok Gerak Lurus di kelas X
SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diberikan beberapa saran antara lain:
1. Bagi siswa, pada saat diskusi berlangsung diharapkan berdiskusi dengan
kelompoknya/pasangannya, bukan menghampiri kelompok yang lain dan
mencoba mengajaknya bercerita.
2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar serta terbentuk kerja sama antar siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah.
3. Bagi siswa, khususnya siswa SMA Negeri 6 Medan hendaknya selalu
melakukan persiapan belajar dan lebih aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran agar diperoleh hasil yang lebih baik.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan observasi terlebih dahulu
kesekolah yang akan diteliti sebelum melakukan penelitian.
5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama
disarankan untuk memperhatikan kemampuan awal siswa dan mempersiapkan
permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga siswa
termotivasi untuk menemukan jawaban dari permasalahan tersebut.
6. Untuk peneliti selanjutnya agar mengadakan penelitian yang sama dengan
materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat
berguna bagi kemajuan pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada jenjang
pendidikan SMA di Indonesia. Fisika merupakan bagian dari Sains yang mempelajari
fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melibatkan
proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, siswa akan dikenalkan tentang produk
fisika berupa materi, konsep, teori, prinsip dan hukum-hukum fisika. Siswa juga akan
diajarkan untuk bereksperimen di dalam laboratorium atau di luar laboratorium sebagai
proses ilmiah untuk memahami berbagai pokok bahasan dalam fisika. Hal yang juga
dikembangkan selama berlangsungnya proses belajar mengajar fisika adalah sikap ilmiah
seperti jujur, obyektif, rasional, kritis, dan sebagainya. Antusiasme siswa dalam
mengikuti pelajaran fisika di sekolah tidak seperti mengikuti pelajaran lainnya.
Selama ini siswa berpendapat bahwa pelajaran fisika itu sulit karena mereka
banyak menjumpai persamaan matematik sehingga ia diidentikkan dengan angka dan
rumus. Bagi siswa, konsep dan prinsip fisika menjadi sulit dipahami dan dicerna oleh
kebanyakan mereka. Hal ini berdampak pada rendahnya minat siswa untuk belajar fisika.
Masalah ini merupakan salah satu masalah klasik yang sering dijumpai oleh para guru
fisika di sekolah.
Ketidaksukaan pada pelajaran fisika, dapat berdampak pula pada sikap siswa
terhadap guru fisikanya. Tidak sedikit guru fisika yang kurang mendapat simpati dari para
muridnya karena ketidakberhasilan siswa dalam belajar fisika. Nilai yang buruk dalam tes
formatif dan sumatif fisika menempatkan guru sebagai penyebab kegagalan di mata siswa
dan orang tua. Motivasi belajar fisika siswa yang rendah menyebabkan mereka tidak
dapat belajar optimal selama di kelas. Prestasi belajar fisika siswa pada umumnya lebih
rendah dibanding pelajaran Sains lainnya seperti biologi dan kimia.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu guru bidang studi
fisika SMA Negeri 6 Medan, diperoleh keterangan bahwa kegiatan pembelajaran
fisika selama ini masih bersifat teacher oriented. Sebagian besar kegiatan masih
terpusat pada guru, dimana guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan
informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas. Kegiatan pembelajaran
yang seharusnya menarik, penuh aktivitas, kreativitas dan ide-ide cemerlang itu
tidak ada, yang ada hanyalah kelas yang pasif dimana hanya terjadi pemberian
informasi dari guru ke siswa. Siswa hanya mendengarkan sambil mencatat halhal yang dianggap penting untuk dicatat. Guru dianggap sebagai sumber belajar
yang paling benar. Akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan
dan menjadikan siswa malas belajar, sehingga hasil belajar tidak sesuai dengan
yang diharapakan. Selain itu, keadaan belajar siswa yang tidak pernah bekerja
dalam kelompok , sehingga interaksi antar sesama siswa menjadi kurang aktif.
Senada dengan hal di atas, berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
guru bidang studi fisika di SMA Negeri 6 Medan, diperoleh keterangan bahwa
nilai rata–rata dalam mata pelajaran fisika siswa kelas X di SMA Negeri 6 Medan
pada semester genap seperti terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 1.1
Nilai Rata – Rata Ulangan Harian Siswa Kelas X di SMA Negeri 6 Medan
Semester Ganjil T.P. 2013/2014
No
Ulangan Harian
Rata-rata nilai
1
Pertama
45.97
2
Kedua
56.5
3
Ketiga
62.5
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan oleh sekolah adalah
70. KKM merupakan target kompetensi yang harus dicapai siswa dan acuan yang
menentukan kompeten atau tidaknya siswa. Dari rata – rata nilai fisika siswa
diatas tingkat ketuntasan belajar siswa masih dibawah target yang diprogramkan
oleh pihak sekolah.
Untuk mengatasi hal–hal tersebut, maka perlu diadakan upaya peningkatan
hasil belajar. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengaktifkan siswa, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat ini
banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat
pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Slavin (dalam Isjoni, 2009:23)
mengatakan : “Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk
melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau
pengajaran oleh teman sebaya. Dalam melakukan proses belajar mengajar guru
tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut
berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama
mereka”.
Salah satu model pembelajaran koopeartif adalah tipe Think-Pair-Share
merupakan pembelajaran yang menekankan kepada keafektifan siswa yang
berbentuk kelompok. Dalam model Think-Pair-Share ini diskusi berlangsung
dalam kelompok-kelompok, yang memiliki prosedur baku sedemikian sehingga
memberi kesempatan kepada siswa memiliki waktu lebih lama untuk berfikir dan
memberi tanggapan serta saling membantu antar sesama anggota kelompok.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah : (1) Thinking (berfikir). Guru
mengajukan pertanyaan atau masalah, siswa diberi waktu untuk memberi
jawabannya. (2) Pairing (berpasangan). Selanjutnya guru memerintah siswa untuk
berpasangan, mendiskusikan jawaban. (3) Sharing. Langkah terakhir guru
memerintahkan
pasangan-pasangan
untuk
men-sharing-kan
hasil
diskusi
berpasangannya keseluruh kelas.
Penelitian sebelumnya tentang model kooperatif tipe Think-Pair-Share
yang dilakukan oleh Irwanto (2013) diperoleh hasil pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share cukup baik, dimana nilai rata-rata siswa dikelas eksperimen
adalah 75,16 dan nilai rata-rata dikelas kontrol adalah 68,90. Pada penelitian
silaban (2012) menggunakan Think-Pair-Share, diperoleh rata-rata hasil belajar
siswa di kelas eksperimen adalah 7,53 dan nilai rata-rata dikelas kontrol adalah
6,03. Penelitian Dewi (2011) menggunakan Think-Pair-Share, diperoleh rata-rata
hasil belajar siswa di kelas eksperimen adalah 7,04 dan nilai rata-rata dikelas
kontrol adalah 6,38. Hal ini di dukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh
Lumbantoruan (2010) diperoleh bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran model kooperatif tipe Think-Pair-Share
sebesar 68,56 dan nilai rata-rata pembelajaran konvensional sebesar 62,42. Hal
ini memperlihatkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe Think-Pair-Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun peneliti
masih mempunyai kelemahan. Kelemahan-kelemahan sebelumnya akan menjadi
pedoman untuk peneliti berikutnya dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan
tersebut. Kelemahan Irwanto (2013) adalah pada fase sharing siswa yang kurang
mampu ditunjuk mensharingkan apa yang telah di diskusikan dengan temannya
supaya berkesempatan mengeluarkan pendapatnya sendiri. Silaban (2012)
kelemahanya, peneliti tidak mengakhiri pembelajaran dengan menyampaikan
kesimpulan, sehingga siswa tidak dapat memahami pengetahuan yang sebenarnya
tentang materi yang baru saja dipelajari. Kelemahan Dewi (2011) yaitu suasana
kelas menjadi ricuh dan siswa tidak belajar. Kelemahan Lumbantoruan (2010)
yaitu sedikit waktu dalm mengerjakan lembar kerja siswa.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan pada penelitian
sebelumnya adalah peneliti akan lebih mengoptimalkan alokasi waktu untuk
setiap tahap pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, sehingga alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran efisien.
Selain itu peneliti juga akan memberikan kesimpulan diakhir pembelajaran untuk
mempermudah pemahaman siswa dan peneliti akan mengkondisikan suasana
kelas agar tidak terjadi kekacauan saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan uraian diatas,maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul : “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Kinematika Gerak Lurus di Kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P. 2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah
diatas,
maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar fisika siswa rendah.
2. Rendahnya minat dan motivasi siswa untuk belajar fisika.
3. Siswa kurang aktif dalam belajar.
4. Siswa menganggap fisika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan.
5. Model atau metode pembelajaran yang digunakan kurang sesuai.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam permasalahan ini adalah :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P
2013/2014.
2. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinematika
gerak lurus kelas X SMA Negeri 6 Medan.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Pair-Share.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada meteri pokok kinematika
gerak lurus di kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
2. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada meteri pokok kinematika gerak lurus di kelas X
SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
3. Ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe Think-PairShare terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Gerak Lurus di kelas X
SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share pada meteri pokok pokok Gerak Lurus
di kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada meteri pokok pokok Gerak Lurus di kelas X
SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran
Kooperatif tipe Think-Pair-Share terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
Gerak Lurus di kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat–manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
materi pokok Gerak Lurus.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan
dalam pembelajaran fisika.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model
pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar disekolah dimasa yang
akan datang.
5. Sebagai masukan pemikiran bagi peneliti lain dalam melaksanakan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
1.7 Defenisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman, peneliti menuliskan defenisi istilah-istilah penting
yang menjadi pokok bahasan utama dalam penelitian ini, yaitu :
1. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS)
Model pembelajaran
kooperatif tipe
Think-Pair-Share merupakan
pembelajaran yang menekankan kepada keafektifan siswa yang berbentuk
kelompok. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : (1) Thinking
(berfikir). Guru mengajukan pertanyaan atau masalah, siswa diberi waktu
untuk memberi jawabannya. (2) Pairing (berpasangan). Selanjutnya guru
memerintah siswa untuk berpasangan, mendiskusikan jawaban. (3)
Sharing. Langkah terakhir guru memerintahkan pasangan-pasangan untuk
men-sharing-kan hasil diskusi berpasangannya keseluruh kelas.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran fisika
setelah menyelesaikan tes hasil belajar.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis sehingga
penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Kinematika Gerak Lurus Dikelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014”.
Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada :
Ibu Dr. Derlina,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis. Kepada Bapak Drs.
Ratelit Tarigan, M.Pd, Bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si, Ibu Dra. Ratna
Tanjung, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan
masukan selama penulisan skripsi ini. Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku
dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis
selama perkuliahan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
Universitas Negeri Medan.
Kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan, Ibu
Dra. Hj Erlinda selaku kepala sekolah SMA Negeri 6 Medan, dan Ibu Neli Susanti
S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi
yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama
melakukan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayah dan Ibu yang
terus memotivasi dan mendukung penulis sampai akhir penyelesaian skripsi, dan
tidak lupa pula buat kakakku Haria Fitri S.Pd, Mastijah Siregar S.Pd dan adikku
Andriansyah Siregar. Dan buat sahabat terbaikku Aidil Adha S.E serta sanak
v
keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan doa yang tulus kepada penulis
dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan hingga selesainya skripsi
ini.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Maya Wulandari,
Sonawan Fitra, Fajar Apandi, Asnidar, Lylis Bahriani, Fitriani, Icha dan temanteman seperjuangan khususnya Fisika Dik B 2009 yang selalu memberikan
semangat dan dukungan hingga selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan,
Januari 2014
Penulis,
Siti Latifah Siregar
NIM. 409421034
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1
Pengertian Belajar
2.1.2
Proses Belajar
2.1.3
Hasil Belajar
2.2
Model Pembelajaran Kooperatif
2.2.1
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
2.2.2
Pengertian Think Pair Share
2.2.3
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
2.2.4
Peta Konsep Pembagian Kelompok Think Pair Share
2.2.5
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Think Pair Share
2.3
Pembelajaran Konvensional
2.3.1
Langkah-langkah Pembelajaran Konvensional
2.3.2
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Konvensional
2.3.3
Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran
Konvensional
2.4
Materi Pembelajaran
2.4.1
Defenisi Gerak Lurus
2.4.2
Jarak dan Perpindahan
2.4.3
Kelajuan dan Kecepatan
2.4.4
Gerak Lurus Beraturan
2.4.5
Gerak Lurus Berubah Beraturan
2.4.6
Gerak Jatuh Bebas
2.4.7
Gerak Vertikal Keatas
2.4.8
Gerak vertical Kebawah
1
1
5
5
5
6
6
6
8
8
8
9
10
10
16
16
18
21
22
22
24
24
25
27
27
27
28
31
31
33
34
34
vii
2.5
2.6
2.7
Penelitian Terdahulu
Kerangka Konseptual
Hipotesis
35
37
39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan waktu penelitian
3.2
Populasi dan sampel penelitian
3.2.1
Populasi penelitian
3.2.2
Sampel penelittian
3.3
Variabel penelitian
3.4
Instrumen Penelitian
3.4.1
Instrumen Tes Hasil Belajar
3.5
Validitas Tes
3.5.1
Validitas Isi
3.5.2
Validitas Ramalan
3.5.3
Reliabilitas Tes
3.5.4
Tingkat Kesukaran Tes
3.5.5
Daya Beda Tes
3.6
Jenis dan Desain Penelitian
3.7
Prosedur Penelitian
3.8
Teknik Analisis Data
3.8.1
Lembar Observasi Psikomotorik Belajar Siswa
3.8.2
Menghitung Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi
3.8.3
Uji Normalitas
3.8.4
Uji Homogenitas
3.8.5
Uji Kemampuan awal/Pretes Siswa (Uji t Dua Pihak)
3.8.6
Uji Hipotesi (Uji t Satu Pihak)
40
40
40
40
40
40
41
41
41
41
42
43
44
46
48
48
50
50
51
51
52
52
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1
Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.2
Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.3
Uji Persyaratan Analisis Data
4.1.3.1 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.3.2 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.3.3 Uji homogenitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.3.4 Uji homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.4
Pengujian Hipotesis Kemampuan Awal/Pretes
4.1.5
Pengujian Hipotesis Kemampuan Postes
4.1.6
Penilaian Psikomotorik
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian
55
55
55
56
56
56
57
57
58
58
59
59
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
63
63
63
65
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Harian Siswa Kelas X SMA Negeri 6
Medan Semester Ganjil T.P 2013/2014
2
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
15
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share
19
Tabel 2.3 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan
Pembelajaran Konvensional
25
Tabel 2.4 Rumus-rumus Yang Berlaku Untuk Gerak Jatuh Bebas
35
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu Dari Model Think Pair Share
35
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pengumpul Hasil Belajar
41
Tabel 4.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
55
Tabel 4.2 Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
56
Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji Normalitas Pretes Kedua Kelompok Sampel 57
Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas Pretes Kedua Kelompok Sampel 57
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Homogenitas Pretes Kedua Kelompok Sampel 58
Tabel 4.6 Hasil Analisis Uji Homogenitas Postes Kedua Kelompok Sampel 58
Tabel 4.7 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Pretes
58
Tabel 4.8 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Postes
59
Tabel 4.9 Perkembangan Psikomotorik Siswa Kelas Eksperimen
60
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 3.1
Peta Konsep Pembagian Kelompok Think Pair Share
Kedudukan Benda
Grafik v-t dan s-t
Grafik Kecepatan Terhadap Waktu pada GLBB
Grafik Perpindahan Terhadap Waktu Pada Gerak GLBB
Gerak Benda Jatuh Bebas
Gerak Benda Vertikal Keatas
Gerak Benda Vertikal Kebawah
Skema Rancangan Penelitian
21
28
31
32
33
34
34
35
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan dan saran
dalam pelaksanaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share sebagai
berikut:
5.1. Kesimpulan
1. Hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014 dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada
materi pokok Gerak Lurus dengan nilai rata-rata postes adalah 80.
2. Hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014 dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Gerak
Lurus dengan nilai rata-rata postes adalah 74,125.
3. Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share pada materi pokok Gerak Lurus di kelas X
SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diberikan beberapa saran antara lain:
1. Bagi siswa, pada saat diskusi berlangsung diharapkan berdiskusi dengan
kelompoknya/pasangannya, bukan menghampiri kelompok yang lain dan
mencoba mengajaknya bercerita.
2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar serta terbentuk kerja sama antar siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah.
3. Bagi siswa, khususnya siswa SMA Negeri 6 Medan hendaknya selalu
melakukan persiapan belajar dan lebih aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran agar diperoleh hasil yang lebih baik.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan observasi terlebih dahulu
kesekolah yang akan diteliti sebelum melakukan penelitian.
5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama
disarankan untuk memperhatikan kemampuan awal siswa dan mempersiapkan
permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga siswa
termotivasi untuk menemukan jawaban dari permasalahan tersebut.
6. Untuk peneliti selanjutnya agar mengadakan penelitian yang sama dengan
materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat
berguna bagi kemajuan pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada jenjang
pendidikan SMA di Indonesia. Fisika merupakan bagian dari Sains yang mempelajari
fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melibatkan
proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, siswa akan dikenalkan tentang produk
fisika berupa materi, konsep, teori, prinsip dan hukum-hukum fisika. Siswa juga akan
diajarkan untuk bereksperimen di dalam laboratorium atau di luar laboratorium sebagai
proses ilmiah untuk memahami berbagai pokok bahasan dalam fisika. Hal yang juga
dikembangkan selama berlangsungnya proses belajar mengajar fisika adalah sikap ilmiah
seperti jujur, obyektif, rasional, kritis, dan sebagainya. Antusiasme siswa dalam
mengikuti pelajaran fisika di sekolah tidak seperti mengikuti pelajaran lainnya.
Selama ini siswa berpendapat bahwa pelajaran fisika itu sulit karena mereka
banyak menjumpai persamaan matematik sehingga ia diidentikkan dengan angka dan
rumus. Bagi siswa, konsep dan prinsip fisika menjadi sulit dipahami dan dicerna oleh
kebanyakan mereka. Hal ini berdampak pada rendahnya minat siswa untuk belajar fisika.
Masalah ini merupakan salah satu masalah klasik yang sering dijumpai oleh para guru
fisika di sekolah.
Ketidaksukaan pada pelajaran fisika, dapat berdampak pula pada sikap siswa
terhadap guru fisikanya. Tidak sedikit guru fisika yang kurang mendapat simpati dari para
muridnya karena ketidakberhasilan siswa dalam belajar fisika. Nilai yang buruk dalam tes
formatif dan sumatif fisika menempatkan guru sebagai penyebab kegagalan di mata siswa
dan orang tua. Motivasi belajar fisika siswa yang rendah menyebabkan mereka tidak
dapat belajar optimal selama di kelas. Prestasi belajar fisika siswa pada umumnya lebih
rendah dibanding pelajaran Sains lainnya seperti biologi dan kimia.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu guru bidang studi
fisika SMA Negeri 6 Medan, diperoleh keterangan bahwa kegiatan pembelajaran
fisika selama ini masih bersifat teacher oriented. Sebagian besar kegiatan masih
terpusat pada guru, dimana guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan
informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas. Kegiatan pembelajaran
yang seharusnya menarik, penuh aktivitas, kreativitas dan ide-ide cemerlang itu
tidak ada, yang ada hanyalah kelas yang pasif dimana hanya terjadi pemberian
informasi dari guru ke siswa. Siswa hanya mendengarkan sambil mencatat halhal yang dianggap penting untuk dicatat. Guru dianggap sebagai sumber belajar
yang paling benar. Akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan
dan menjadikan siswa malas belajar, sehingga hasil belajar tidak sesuai dengan
yang diharapakan. Selain itu, keadaan belajar siswa yang tidak pernah bekerja
dalam kelompok , sehingga interaksi antar sesama siswa menjadi kurang aktif.
Senada dengan hal di atas, berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
guru bidang studi fisika di SMA Negeri 6 Medan, diperoleh keterangan bahwa
nilai rata–rata dalam mata pelajaran fisika siswa kelas X di SMA Negeri 6 Medan
pada semester genap seperti terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 1.1
Nilai Rata – Rata Ulangan Harian Siswa Kelas X di SMA Negeri 6 Medan
Semester Ganjil T.P. 2013/2014
No
Ulangan Harian
Rata-rata nilai
1
Pertama
45.97
2
Kedua
56.5
3
Ketiga
62.5
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan oleh sekolah adalah
70. KKM merupakan target kompetensi yang harus dicapai siswa dan acuan yang
menentukan kompeten atau tidaknya siswa. Dari rata – rata nilai fisika siswa
diatas tingkat ketuntasan belajar siswa masih dibawah target yang diprogramkan
oleh pihak sekolah.
Untuk mengatasi hal–hal tersebut, maka perlu diadakan upaya peningkatan
hasil belajar. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengaktifkan siswa, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat ini
banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat
pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Slavin (dalam Isjoni, 2009:23)
mengatakan : “Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk
melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau
pengajaran oleh teman sebaya. Dalam melakukan proses belajar mengajar guru
tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut
berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama
mereka”.
Salah satu model pembelajaran koopeartif adalah tipe Think-Pair-Share
merupakan pembelajaran yang menekankan kepada keafektifan siswa yang
berbentuk kelompok. Dalam model Think-Pair-Share ini diskusi berlangsung
dalam kelompok-kelompok, yang memiliki prosedur baku sedemikian sehingga
memberi kesempatan kepada siswa memiliki waktu lebih lama untuk berfikir dan
memberi tanggapan serta saling membantu antar sesama anggota kelompok.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah : (1) Thinking (berfikir). Guru
mengajukan pertanyaan atau masalah, siswa diberi waktu untuk memberi
jawabannya. (2) Pairing (berpasangan). Selanjutnya guru memerintah siswa untuk
berpasangan, mendiskusikan jawaban. (3) Sharing. Langkah terakhir guru
memerintahkan
pasangan-pasangan
untuk
men-sharing-kan
hasil
diskusi
berpasangannya keseluruh kelas.
Penelitian sebelumnya tentang model kooperatif tipe Think-Pair-Share
yang dilakukan oleh Irwanto (2013) diperoleh hasil pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share cukup baik, dimana nilai rata-rata siswa dikelas eksperimen
adalah 75,16 dan nilai rata-rata dikelas kontrol adalah 68,90. Pada penelitian
silaban (2012) menggunakan Think-Pair-Share, diperoleh rata-rata hasil belajar
siswa di kelas eksperimen adalah 7,53 dan nilai rata-rata dikelas kontrol adalah
6,03. Penelitian Dewi (2011) menggunakan Think-Pair-Share, diperoleh rata-rata
hasil belajar siswa di kelas eksperimen adalah 7,04 dan nilai rata-rata dikelas
kontrol adalah 6,38. Hal ini di dukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh
Lumbantoruan (2010) diperoleh bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran model kooperatif tipe Think-Pair-Share
sebesar 68,56 dan nilai rata-rata pembelajaran konvensional sebesar 62,42. Hal
ini memperlihatkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe Think-Pair-Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun peneliti
masih mempunyai kelemahan. Kelemahan-kelemahan sebelumnya akan menjadi
pedoman untuk peneliti berikutnya dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan
tersebut. Kelemahan Irwanto (2013) adalah pada fase sharing siswa yang kurang
mampu ditunjuk mensharingkan apa yang telah di diskusikan dengan temannya
supaya berkesempatan mengeluarkan pendapatnya sendiri. Silaban (2012)
kelemahanya, peneliti tidak mengakhiri pembelajaran dengan menyampaikan
kesimpulan, sehingga siswa tidak dapat memahami pengetahuan yang sebenarnya
tentang materi yang baru saja dipelajari. Kelemahan Dewi (2011) yaitu suasana
kelas menjadi ricuh dan siswa tidak belajar. Kelemahan Lumbantoruan (2010)
yaitu sedikit waktu dalm mengerjakan lembar kerja siswa.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan pada penelitian
sebelumnya adalah peneliti akan lebih mengoptimalkan alokasi waktu untuk
setiap tahap pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, sehingga alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran efisien.
Selain itu peneliti juga akan memberikan kesimpulan diakhir pembelajaran untuk
mempermudah pemahaman siswa dan peneliti akan mengkondisikan suasana
kelas agar tidak terjadi kekacauan saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan uraian diatas,maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul : “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Kinematika Gerak Lurus di Kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P. 2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah
diatas,
maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar fisika siswa rendah.
2. Rendahnya minat dan motivasi siswa untuk belajar fisika.
3. Siswa kurang aktif dalam belajar.
4. Siswa menganggap fisika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan.
5. Model atau metode pembelajaran yang digunakan kurang sesuai.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam permasalahan ini adalah :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P
2013/2014.
2. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinematika
gerak lurus kelas X SMA Negeri 6 Medan.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Pair-Share.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada meteri pokok kinematika
gerak lurus di kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
2. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada meteri pokok kinematika gerak lurus di kelas X
SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
3. Ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe Think-PairShare terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Gerak Lurus di kelas X
SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share pada meteri pokok pokok Gerak Lurus
di kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada meteri pokok pokok Gerak Lurus di kelas X
SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran
Kooperatif tipe Think-Pair-Share terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
Gerak Lurus di kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat–manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
materi pokok Gerak Lurus.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan
dalam pembelajaran fisika.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model
pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar disekolah dimasa yang
akan datang.
5. Sebagai masukan pemikiran bagi peneliti lain dalam melaksanakan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
1.7 Defenisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman, peneliti menuliskan defenisi istilah-istilah penting
yang menjadi pokok bahasan utama dalam penelitian ini, yaitu :
1. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS)
Model pembelajaran
kooperatif tipe
Think-Pair-Share merupakan
pembelajaran yang menekankan kepada keafektifan siswa yang berbentuk
kelompok. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : (1) Thinking
(berfikir). Guru mengajukan pertanyaan atau masalah, siswa diberi waktu
untuk memberi jawabannya. (2) Pairing (berpasangan). Selanjutnya guru
memerintah siswa untuk berpasangan, mendiskusikan jawaban. (3)
Sharing. Langkah terakhir guru memerintahkan pasangan-pasangan untuk
men-sharing-kan hasil diskusi berpasangannya keseluruh kelas.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran fisika
setelah menyelesaikan tes hasil belajar.