KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PELATIHAN “MENJAHIT” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI KONFEKSI.

(1)

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PELATIHAN “MENJAHIT” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI KONFEKSI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Tata Busana

Oleh : Liza Putri Renata

1006077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan

“Menjahit” Terhadap Kesiapan

Kerja di

Konfeksi

Oleh Liza Putri Renata

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Liza Putri Renata 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PELATIHAN “MENJAHIT” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI KONFEKSI

Menyetujui, Dosen Pembimbing I

Dr. Hj. Mally Maeliah, M.Pd NIP. 19550929 198303 2 002

Dosen Pembimbing II

Dra. Cucu Ruhidawati, M.Si NIP. 19601219 198601 2 001

Mengetahui, Ketua Departemen

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Dra. Tati Abas Iwan, M.Si NIP. 19560201 198403 2 001


(4)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 3

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera ... 7

1. Tujuan Pembelajaran Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) ... 7

2. Materi Pelatihan Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) .... 8

B. Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) ... 35

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit... 36

D. Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 37

E. Kerangka Berfikir ... 42

F. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

1. Lokasi ... 45

2. Populasi Penelitian ... 45

3. Sampel Penelitian ... 45

B. Metode Penelitian ... 46

C. Definisi Operasional ... 46

D. Instrumen Penelitian ... 47

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 47


(5)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

G. Prosedur dan Tahap Penelitian ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 59

1. Identitas Responden ... 59

2. Hasil Belajar Pelatihan Menjahit (Variabel X) ... 61

3. Kesiapan Kerja Di Konfeksi (Variabel Y) ... 64

4. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi ... 66

5. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi ... 68

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

1. Hasil Belajar Pelatihan Menjahit ... 69

2. Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 71

3. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 72

4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 74

1. Hasil Belajar Pelatihan Menjahit ... 74

2. Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 74

3. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 74

4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 74

B. Saran ... 75

1. Warga Belajar Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) ... 75

2. Instruktur Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP)……… 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 78

A. Hasil Pengolahan Data Penelitian ... 79

B. Tabel Konversi Data ... 94

C. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 102

D. Instrumen Penelitian ... 110


(6)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Standar Penggunaan Nomor Jarum Sesuai Bahan ... 12

3.1 Interpretasi Nilai r ... 50

3.2 Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi r ... 56

4.1 Jenis Kelamin Responden ... 59

4.2 Usia Responden ... 59

4.3Pendidikan Terakhir Responden ... 60

4.4Motivasi Mengikuti Pelatihan Menjahit ... 60

4.5Alasan Mengikuti Pelatihan Menjahit ... 60

4.6Hasil Pengukuran Variabel X ... 61

4.7Hasil Belajar Pelatihan Menjahit ... 62

4.8Analisis Data Hasil Belajar Pelatihan Menjahit ... 62

4.9Hasil Pengukuran Variabel Y ... 64

4.10Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 65

4.11Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 66

4.12Hasil Uji Normalitas Variabel X dan Variabel Y ... 67


(7)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman 4.1 Hasil Belajar Pelatihan Menjahit (Variabel X) ... 64 4.2 Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 66 4.3 Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja


(8)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman 2.1 Kerangka berfikir ... 43


(9)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Mesin Jahit Industri ... 10

2.2 Bagian-bagian Mesin Jahit Industri ... 10

2.4 Kumparan Benang dan Rumah Kumparan (Sekoci) ... 11

2.5 Memasukkan dan Memasang Kumparan Pada Sekoci ... 11

2.6 Pemasangan Jarum Pada Mesin Jahit ... 12

2.6 Cara Mengeluarkan Benang Bawah ... 13

2.3 Mesin Obras ... 14

2.3 Mesin Lubang kancing ... 15

2.7 Teknik Menjahit Kupnat ... 20

2.8 Teknik Menjahit Tutup Tarik Biasa ... 21

2.9 Teknik Menjahit Tutup Tarik Jepang ... 21

2.10 Teknik Menjahit Saku Dalam ... 22

2.11 Teknik Menjahit Ban Pinggang ... 23

2.12 Teknik Pemasangan Kancing Kait... 24

2.13 Teknik Menyambungkan Bagian Bahu ... 24

2.14 Teknik Memasang Saku Tempel ... 25

2.15 Teknik Menyambungkan Kerah Board Pada Blus ... 26

2.16 Teknik Menyambungkan Lengan ... 27

2.17 Penyelesaian Kelim Menggunakan Selusup dan Tusuk Flanel ... 28

2.18 Teknik Pemasangan Kancing Bertangkai ... 29

2.19 Teknik Pemasangan Kancing Lubang Dua ... 29

2.20 Posisi Sandaran Tempat Duduk Saat Menjahit ... 33

2.21 Tinggi Meja Kerja Saat Menjahit ... 33


(10)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(11)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PELATIHAN MENJAHIT TERHADAP KESIAPAN KERJA DI KONFEKSI

ABSTRAK

Pelatihan Menjahit merupakan program keahlian menjahit yang diberikan kepada para eks korban penyalahgunaan Napza yang berusia 14 s.d 26 tahun yang bertujuan menyiapkan warga belajar untuk mampu berkompetensi dan mengembangkan diri dalam lingkup keahlian menjahit (Tata Busana). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang kontribusi hasil belajar Pelatihan Menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan alat pengumpulan data menggunakan tes dan angket. Populasi dalam penelitian ini yaitu alumni warga belajar Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) angkatan 2013 dengan sampel total berjumlah 26 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Pelatihan Menjahit pada umumnya berada pada kriteria cukup, berdasarkan pengetahuan yang ditinjau dari pengetahuan bahan, pengetahuan mesin jahit, teknik memperbaiki gangguan pada mesin, keterampilan menjahit dan keselamatan kerja. Simpulan dari penelitian menunjukkan bahwa kontribusi hasil belajar Pelatihan Menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi pada warga belajar umumnya berada pada kriteria cukup.


(12)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

CONTRIBUTION OF LEARNING READINESS TRAINING TO WORK IN SEWING CONFECTION

ABSTRACT

Training sewing is a skill training program which given to former drug abusers aged 14 to 26 years which aims to prepare citizens to be able to learn and develop competence in the sphere of expertise sewing (dressmaking). This study aimed to obtain data on the contribution of learning outcomes Sewing Training to work in the confection readiness. The method used was a descriptive analytic method with data collection tool using tests and questionnaires. The population in this study are graduate of the residents learned of Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) class of 2013 with the total sample, totaling 26 people. The results showed that the Sewing Training learning outcomes in general are at sufficient criteria, based on the knowledge in terms of material knowledge, knowledge of a sewing machine, a technique to correct the interference at machines, sewing skills and safety. Conclusions of the study indicate that the contribution of learning outcomes Sewing Training to work in the confection on the readiness of citizens to learn in general are on the sufficient criteria.


(13)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(14)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan warga belajar agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara, seperti yang diungkapkan oleh Suryosubroto (2010, hlm. 2), pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan warga belajar. Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Menurut pendapat Coombs dalam Suryosubroto (2010, hlm.14), Pendidikan nonformal merupakan kegiatan pendidikan yang terorganisasi, diselenggarakan di luar pendidikan persekolahan, diselenggarakan secara tersendiri atau merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih luas dengan maksud memberikan layanan khusus kepada warga belajar di dalam mencapai tujuan belajar.

Pendidikan nonformal sebagai bagian dari sistem pendidikan memiliki tugas yakni membelajarkan warga belajar agar memiliki dan mengembangkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan aspirasi guna meningkatkan taraf hidupnya di masa yang akan datang. Salah satu bentuk pendidikan nonformal adalah Pelatihan. Soebagio Atmowirio (2002, hlm. 35) menjelaskan bahwa “Pelatihan adalah pembelajaran yang dipersiapkan agar pelaksanaan pekerjaan sekarang meningkat”. Pengertian pelatihan menurut Andrew E Sikula adalah “Suatu proses (kegiatan) pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi dimana orang-orang selain manajer mempelajari pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu”, dari kedua pengertian pelatihan diatas dapat ditafsirkan bahwa pelatihan merupakan proses atau kegiatan pembelajaran dalam jangka pendek yang mempelajari keterampilan dan pengetahuan untuk mencapai tujuan tertentu, salah satunya warga belajar memiliki kompetensi dalam membuat busana sehingga mempermudah mendapatkan pekerjaan dengan pengetahuan yang telah didapat selama pelatihan.


(15)

2

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Hasil yang dicapai warga belajar dalam suatu pelatihan menurut Sudjana (1996, hlm. 35) meliputi :

1. Perubahan taraf hidup yang ditandai oleh perolehan pekerjaan atau wirausaha, peningkatan pendapatan, penampilan diri, dll

2. Mengikutsertakan orang lain dalam memanfaatkan hasil belajar. 3. Meningkatkan partisipasi dalam kegiatan pembangunan di masyarakat. Pelatihan yang terdapat pada Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera merupakan Pelatihan dengan program keahlian menjahit yang diberikan kepada para eks korban penyalahgunaan Napza yang berusia 14 s.d 26 tahun. Pelatihan Menjahit merupakan salah satu bentuk pembinaan yang bertujuan menyiapkan warga belajar untuk mampu berkompetensi dan mengembangkan diri dalam lingkup keahlian menjahit (Tata Busana) sebagaimana yang tercantum dalam silabus kegiatan bimbingan keterampilan Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) (2010, hlm 1) yaitu :

Warga belajar memahami teori pengetahuan bahan, mampu mengatasi gangguan pada mesin jahit, mengerti dan menguasai dasar-dasar menjahit dengan jelas dan benar, menggunakan cara atau teknik menjahit dengan benar, dan memahami keselamatan kerja dalam praktik menjahit.

Warga belajar yang mengikuti Pelatihan Menjahit diharapkan akan tumbuh keyakinan dalam dirinya bahwa dirinya memiliki kemampuan dan juga berhak untuk dihargai ketika bersosialisasi di lingkungan asalnya. Warga belajar dibina agar memiliki kemampuan atau skill yang optimal agar mampu memasuki lapangan kerja sesuai kriteria yang dibutuhkan di bidang busana. Selain itu warga belajar diharapkan memiliki kemampuan baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam membuat busana serta mengalami perubahan-perubahan tingkah laku dalam dirinya sendiri yang disebut dengan hasil belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2011, hlm. 22), bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”. Hasil belajar pelatihan menjahit dapat ditinjau berdasarkan

kemampuan warga belajar dalam menguasai teori pengetahuan bahan, teknik mengatasi gangguan pada mesin, keselamatan kerja dan praktik menjahit. Hasil


(16)

3

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

belajar dari pelatihan menjahit diharapkan dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk menilai apakah warga belajar siap untuk bekerja di usaha konfeksi.

Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Slameto (2010, hlm. 113), seperti yang diungkapkan Slameto,

“Penyesuaian kondisi pada saat tertentu berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respons. Kondisi tersebut mencakup setidaknya 3 aspek yaitu (1) kondisi fisik, mental, dan emosional (2) kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan (3) keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari”. Sebagai kesiapan warga belajar untuk bekerja di konfeksi ditunjang oleh kondisi fisik, kematangan mental, dan motivasi pada diri warga belajar. Kesiapan kerja warga belajar merupakan suatu kondisi yang membuat warga belajar siap untuk dapat langsung bekerja setelah menyelesaikan pendidikannya di Balai Rehabilitasi Pamardi Putera. Pelatihan menjahit yang diikuti warga belajar diharapkan dapat membekali warga belajar untuk bersiap memasuki dunia kerja sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang didapat pada saat pelatihan.

Konfeksi merupakan jenis pekerjaan atau usaha dibidang busana yang dapat dimasuki oleh warga belajar setelah mengikuti Pelatihan Menjahit di Balai Rehabilitasi Pamardi Putera. Menurut Rulanti (1999, hlm. 22 ) “Konfeksi adalah jenis kegiatan pembuatan usaha secara massal atau dalam jumlah banyak, tidak diukur menurut ukuran pemesan tetapi menggunakan ukuran yang telah dibakukan seperti S,M,L, dan XL”.

Pemikiran yang telah diuraikan di atas dijadikan dasar pemikiran bagi penulis untuk melakukan penelitian tentang Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan

“Menjahit” terhadap Kesiapan kerja di Konfeksi.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah yang terkait dengan penelitian ini disusun berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, yaitu sebagai berikut:


(17)

4

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Pelatihan menjahit merupakan wahana pembinaan bagi para eks korban penyalahgunaan Napza untuk menyiapkan warga belajar agar mampu berkompetensi dan mengembangkan diri dalam lingkup keahlian menjahit (Tata busana).

2. Hasil belajar pelatihan menjahit dapat memberikan sumbangan berupa ilmu yang berkaitan dengan teori menjahit serta keterampilan menjahit dan keselamatan kerja pada pembuatan busana.

3. Kesiapan kerja di konfeksi dapat dimiliki oleh warga belajar yang telah mengikuti pelatihan Menjahit di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera. 4. Konfeksi merupakan jenis usaha secara massal atau dalam jumlah banyak,

tidak diukur menurut pemesan tetapi menggunakan ukuran yang telah dibakukan seperti S,M,L, dan XL dengan kualitas jahitan yang terdiri dari tingkatan rendah, sedang, dan tinggi serta sistem kerja borongan dan ban berjalan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini disusun untuk mendapatkan kejelasan dari tujuan penelitian yang akan dicapai. Rumusan Masalah menurut Sugiyono (2011, hlm. 58) , bahwa: ”Rumusan masalah merupakan suatu

pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Berapa besar kontribusi hasil belajar pelatihan Menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi?”

Uraian diatas menggambarkan luasnya permasalahan di dalam penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah untuk memudahkan dalam

melaksanakan penelitian, maka dalam penelitian ini penulis batasi pada , “Berapa

besar kontribusi hasil pelatihan Menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi

ditinjau dari pelatihan menjahit busana sekolah seragam wanita” D. Tujuan Penelitian


(18)

5

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai kontribusi hasil belajar pelatihan menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi. Secara lebih spesifik, tujuan yang hendak dicapai sesuai permasalahan dalam penelitian ini antara lain:

1. Hasil balajar pelatihan menjahit ditinjau dari :

a. Pengetahuan menjahit yang berkaitan dengan penguasaan tentang pengetahuan bahan, pengetahuan mesin jahit, dan teknik memperbaiki gangguan pada mesin.

b. Pengetahuan keselamatan kerja

c. Keterampilan menjahit yang berkaitan dengan penguasaan teknik menjahit rok dan blus

2. Kesiapan kerja di konfeksi pada warga belajar pelatihan menjahit Balai Rehabilitasi Pamardi Putera yang ditinjau dari kesiapan fisik, kesiapan mental, dan kesiapan emosional.

3. Kontribusi hasil belajar pelatihan menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi. 4. Besarnya kontribusi hasil belajar pelatihan menjahit terhadap kesiapan kerja di

konfeksi.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yaitu cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang masalah yang sedang terjadi pada masa sekarang dan berpusat pada masalah yang aktual. Alat pengumpulan data berupa tes dan angket.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian kontribusi hasil belajar pelatihan menjahit terhadap kesiapan kerja di usaha konfeksi, secara teoritis dan praktis di harapkan dapat memberikan kontribusi, sebagai berikut :


(19)

6

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Secara teoritis (Pengembangan ilmu): Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk mengembangkan ilmu, memperkaya kepustakaan ilmiah, dan diharapkan menjadi bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya.

2. Secara praktis (Kegunaan praktis): Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan program pembelajaran dan pengembangan materi Pelatihan Menjahit.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada warga belajar tentang hasil belajar pelatihan menjahit sebagai bekal kesiapan bekerja di usaha konfeksi.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi penulisan dalam penilitian mengenai hasil belajar pelatihan menjahit sebagai kesiapan kerja di usaha konfeksi, secara sistematis dapat diuraikan menjadi beberapa bagian : Bab I berisi Pendahuluan, yang mencangkup Latar Belakang, Identifikasi Masalah Penelitian, Rumusana Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi. Bab II berisi Kajian Pustaka yang mencangkup Tinjauan Pembelajaran Pelatihan Menjahit, Hasil Belajar Pelatihan Menjahit, Kesiapan Kekerja di usaha konfeksi, Pertanyaan Penilitian, Kerangka berfikir, dan Hipotesis Penelitian. Bab III berisi Metodologi Penelitian yang mencangkup tentang, Lokasi, Sampel Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan data, Teknik pengolahan data dan Penafsiran data. Bab IV berisi Hasil penelitian dan Pembahasan, yang mencangkup tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan penelitian. Bab V berisi Kesimpulan dan Saran.


(20)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Penelitian membutuhkan data dan informasi yang akurat dari sumber yang terpercaya sesuai dengan kebutuhan penelitian untuk menjawab masalah penelitian dan menganalisis pertanyaan. Data informasi yang dibutuhkan tersebut dapat diperoleh dari populasi dan sampel pada lokasi penelitian.

1. Lokasi

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) yaitu di Jln.Maribaya No.22 Lembang. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan jarak lokasi dekat dengan tempat tinggal penulis sehingga memudahkan penulis dalam mengumpulkan data.

2. Populasi

Populasi merupakan data yang diperlukan dalam suatu proses penelitian sebagaimana pendapat Sugiyono (2010, hlm. 117) populasi adalah “Wilayah generalisiasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah warga belajar yang mengikuti pelatihan menjahit di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera tahun ajaran 2013. Jumlah populasi yang terdaftar dan aktif mengikuti proses pembelajaran pada pelatihan menjahit ini sebanyak 26 orang.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah wakil dari populasi yang akan diteliti. Sampel menurut Sugiyono (2010, hlm. 117) adalah: “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Winarno Surakhmad (2008, hlm. 93)

mengemukakan “Sampel adalah bagian dari populasi untuk mewakili seluruh

populasi”. Sampel penelitian dapat diambil sebagian ataupun seluruh bagian populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sejumlah dengan populasi. Teknik sampling seperti ini disebut sampel total/jenuh. Sampel dalam penelitian


(21)

46

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ini yaitu 26 warga belajar yang telah selesai mengikuti pelatihan menjahit di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera tahun 2013.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, metode ini bertujuan untuk pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang serta berpusat pada permasalahan yang aktual. Penggunaan metode deskriptif pada penelitian ini diharapkan dapat menjawab masalah yang ada pada penelitian dengan cara mengumpulkan, menyusun, dan menjelaskan data tentang kontribusi hasil belajar pelatihan menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran antara penulis dan pembaca dalam memahami istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian ini, sehingga penulis merasa perlu membuat definisi operasional. Istilah-istilah yang terdapat pada judul “KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PELATIHAN MENJAHIT TERHADAP KESIAPAN KERJA DI

KONFEKSI” seperti berikut ini :

1. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit

a. Kontribusi adalah “Sumbangan variabel terhadap variabel lain (Suprian A.S,1996, hlm. 4)

b. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2011, hlm. 22), yaitu “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

c. Pelatihan menjahit yaitu pelatihan yang terdapat pada Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera yang merupakan salah satu bentuk pembinaan program keterampilan keahlian menjahit yang diberikan kepada para eks korban penyalahgunaan Napza yang berusia 14 s.d 26 tahun.


(22)

47

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

a. Kesiapan menurut Slameto (2010, hlm. 113) yaitu: “Keseluruhan kondisi sesorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu kondisi.

b. Konfeksi yaitu Jenis usaha mikro kecil dan menengah yang bergerak dalam bidang pembuatan busana secara massal atau dalam jumlah banyak, tidak diukur menurut badan sesorang atau pemesan melainkan menggunakan ukuran yang telah dibakukan seperti S,M,L, dan XL.

Definisi operasional dari judul Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi mengacu pada pengertian yang telah dikemukakan di atas yaitu penelitian secara mendalam dilakukan untuk mengukur keseluruhan kondisi warga belajar yang mencakup kesiapan untuk menjadi tenaga kerja setelah menyelesaikan masa pelatihan di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data dalam melakukan penelitian. Instrumen harus dapat mengukur/menilai secara objektif, dengan pengertian lain bahwa nilai/informasi yang diberikan individu tidak dipengaruhi oleh orang yang menilai. Instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu berupa tes untuk memperoleh data tentang hasil belajar pelatihan menjahit dan angket untuk memperoleh data tentang kesiapan bekerja di konfeksi.

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data pada suatu penelitian mengacu pada cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang benar-benar valid, lengkap dan objektif. Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

1. Tes

Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2009, hlm. 76). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar pelatihan


(23)

48

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

menjahit sebagai variabel X pada warga belajar Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera tahun 2013

2. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2009, hlm. 71). Pada penelitian ini penggunaan angket dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang kesiapan kerja di konfeksi pada warga belajar Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera tahun 2013 sebagai variabel Y.

F. Teknik Pengolahan Data Penelitian

Pengolahan data berorientasi pada permasalahan pada penelitian yaitu untuk mengetahui kontribusi hasil belajar pelatihan menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu : 1. Verifikasi data

Verifikasi data yaitu pemeriksaan dan pemilihan lembar jawaban yang benar-benar dapat diolah lebih lanjut.

2. Pemberian skor jawaban dengan kriteria sebagai berikut :

Pemberian skor setiap jawaban tes dan angket kemampuan menjahit pada warga belajar berpedoman pada skala likert, yaitu jawaban diberi nilai tertinggi 5 dan terendah 1 atau modifikasi dengan skor yang sama dan setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan responden boleh memilih lebih dari satu jawaban.

3. Mentabulasi angka

Mentabulasi angka yaitu mentabulasi nilai dari setiap item jawaban responden untuk memperoleh skor mentah dari seluruh responden untuk variabel X (hasil belajar pelatihan menjahit) dan variabel Y (kesiapan kerja di konfeksi). 4. Penjumlahan skor

Penjumlahan dari jawaban setiap pertanyaan untuk memperoleh skor mentah.

5. Menentukan rumus statistika

Menentukan rumus statistika yang akan digunakan dalam pembuktian hipotesis penelitian melalui uji normalitas distribusi frekuensi untuk variabel X


(24)

49

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dan variabel Y, menghitung persamaan regresi linier sederhana dan menghitung kebenaran regresi, mencari koefisien korelasi dan koefisien determinasi.

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas ini dimaksudkan apakah instrumen penelitian mempunyai kelas kebenaran, ketepatan atau tidak sebagai alat ukur, yang dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor yang ada pada butir soal dengan skor total. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi momen produk (product moment) atau metode pearson yang diberi notasi “r”, sebagai berikut:

√{ }{ }

M.Hariwijaya

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi

X = Jumlah skor butir item seluruh responden

Y = Jumlah skor total seluruh butir item dari seluruh responden

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Skor total

n = Jumlah responden

Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan menggunakan uji t untuk menetukan taraf signifikannya menggunakan rumus sebagai berikut:

t

=

r

Keterangan:

t = Distribusi t-student

r = Koefisien korelasi butir item

n = Jumlah responden

Kritera pengujian: instrumen penelitian dikatakan valid bila

t

hitung>

t

tabel dengan derajat kebebasan dk = n-2, pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen hasil belajar pelatihan menjahit (variabel X), sebagai contoh pada item pertanyaan no.1 terlihat bahwa nilai r (M.Hariwijaya,2011, hlm. 89)


(25)

50

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

didapat sebesar 0,53 dan setelah dilakukan uji-t diperoleh nilai thitung = 2,16 > ttabel (95%) =1.77 pada taraf kepercayaan 95% sehingga dapat dikatakan bahwa item pertanyaan no.1 pada variabel X dinyatakan valid, begitu pula untuk keseluruhan item pertanyaan variabel X semua item yang berjumlah 25 dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk = n-2.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen kesiapan kerja di konfeksi (variabel Y), sebagai contoh item no.1 terlihat bahwa nilai r didapat sebesar 0,47 dan setelah dilakukan uji-t diperoleh nilai thitung = 1,84 > ttabel (95%) =1.77 pada taraf kepercayaan 95% sehingga dapat dikatakan bahwa item pertanyaan no.1 pada variabel Y dinyatakan valid, begitu pula untuk keseluruhan item pertanyaan variabel Y semua item yang berjumlah 25 dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk = n-2.

b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji realibilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu instrumen cukup dipercaya atau tidak. Uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :

=[

]

]

(Riduwan, 2004, hlm. 115)

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen

Si = Jumlah varians skor tiap-tiap

= Varians total

n = Jumlah item

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas menggunakan bahan interpretasi nilai r dari Zaenal Arifin (2011, hlm. 257) sebagai berikut:

Tabel 3.1 Interpretasi nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

0,800-1,000 Sangat tinggi

0,600-0,799 Tinggi


(26)

51

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

0,200-0,399 Rendah

<0,200 Sangat rendah

Harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan menggunakan uji

t-student untuk menentukan signifikansinya, dengan rumus sebagai berikut:

t = r

√ (M.Hariwijaya,2011, hlm. 89)

Keterangan:

t = Signifikansi korelasi r = Koefisien korelasi butir item

n = Jumlah responden

Kriteria pengujian instrumen : instrumen penelitian dikatakan reliabel bila bila

t

hitung>

t

tabel pada taraf kepercayaan 95%..

Hasil perhitungan reliabelitas variabel X diperoleh dari nilai =0,91 yang berada pada kriteria sangat tinggi dan setelah dilakukan uji-t diperoleh nilai thitung = 7,6 > ttabel (95%) =1.77 pada taraf kepercayaan 95%. Hasil perhitungan reliabilitas variabel Y diperoleh nilai =0,95 yang berada pada kriteria sangat tinggi dan setelah dilakukan uji-t diperoleh thitung = 10,54 > ttabel (95%) =1.77, maka variable Y dikatakan reliabel dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

c. Pengolahan Data Identitas Responden

Persentasi data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan pada responden, karena jumlah jawaban responden tiap item berbeda. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase mengutip pendapat Anas Sudjono(2011:34) :

P =

x 100

(Anas Sudjono,2011, hlm. 34)

Keterangan :

P : Jumlah presentase yang dicari

f : Banyaknya frekuensi yang dimaksud

n : Sampel


(27)

52

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kemudian data ditafsirkan setelah dipersentasikan dengan menggunakan kriteria berdasarkan batasan-batasan sebagai berikut:

100% = Seluruhnya 76% - 99 % = Sebagian besar

51% - 75% = Lebih dari setengahnya

50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil

0% = Tidak seorangpun

Keterangan : Skor data yang ditafsirkan adalah data yang presentasenya paling besar.

d. Uji Normalitas Distribusi

Uji normalitas distribusi skor dilakukan sebagai syarat analisis korelasi, yakni untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau penentuan mempunyai penyebaran yang normal dengan menggunakan uji Chi Kuadrat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Menentukan rentang skor ( R ), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil R = skor maksimum – skor minimum (Riduwan, 2004, hlm.115) b) Menentukan banyaknya kelas (Bk) interval dengan menggunakan aturan

sturgess

BK = 1 + 3,3 log n (Sudjana, 2005, hlm.47) Keterangan:

Bk = Banyaknya Kelas n = Jumlah Responden

c) Menggunakan panjang interval (P) :

P = R (Sudjana, 2005, hlm.47) Bk

Keterangan:

P = Panjang kelas


(28)

53

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Bk = Banyaknya kelas

d) Membuat tabel distribusi frekuensi variabel X dan variabel Y e) Menghitung Mean (M) skor

fi. Xi (Riduwan, 2004, hlm.121)

fi

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas x Xi = Tanda kelas interval

f) Membuat tabel distribusi untuk harga-harga yang diperlukan dan uji Chi- kuadrat, yaitu:

(1) Menentukan batas interval.

(2) Menentukan angka baku (Z) dengan rumus:

Z =

(Riduwan, 2004, hlm.121) Keterangan :

Z = Angka Baku X = Nilai rata-rata S = Simpangan Baku

(3) Menentukan batas luas tiap kelas interval (L) dengan rumus:

L = z

tabel (2)

z

tabel (1) (Riduwan, 2004, hlm.121) Keterangan :

L = Batas luas tiap kelas interval Z = Angka baku

(4) Menentukan frekuensi ekspansi (fe) dengan cara mengalikan luas kelas interval dengan jumlah responden (n)

Fe = L x n (Riduwan, 2004, hlm.121)

Keterangan :

Fe = Frekuensi ekspansi

L = Luas kelas interval n = Jumlah responden


(29)

54

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(5) Menghitung besarnya distribusi Chi-kuadrat dengan rumus :

=

(Riduwan, 2004, hlm.121)

Keterangan: 2

= Chi Kuadrat

fo = Data frekuensi yang diperoleh dari sampel (hasil observasi/kuesioner) fe = Frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi normal jika 2 hitung < 2 tabel dengan derajat kebebasan (dk = d-3) pada taraf nyata α = 0,05 begitu juga sebaliknya data berdistribusi tidak normal jika 2 hitung < 2 tabel. Jika pada uji normalitas diketahui kedua variabel X dan Y berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametric, sebaliknya jika salah satu atau kedua variabel X dan Y berdistribusi tidak normal maka menggunakan uji statistik non parametric.

e. Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi, untuk mengetahui adanya hubungan fungsional antara sebuah variabel predikator (bebas) atau variabel yang memberikan sumbangan dilambangkan dengan X, dengan variabel kriterium (terikat) atau variabel yang memperoleh sumbangan yang dilambangkan dengan Y, persamaan regresi linier sederhana adalah ̂ = a + bX dimana harga a dan b diperoleh dari :

a =

(M.Hariwijaya,2011, hlm. 89)

b =

Keterangan:

a = Variabel bebas b = Variabel terikat

X = Jumlah skor butir item seluruh responden

Y = Jumlah skor total seluruh butir item dari seluruh responden

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Skor total


(30)

55

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Variabel X sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah hasil belajar Pelatihan Menjahit, sedangkan variabel Y sebagai variabel terikat yaitu Kesiapan Kerja di Konfeksi, untuk menguji lineritas regresi, menggunakan rumus :

a) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat (RJK) dari masing-masing sumber variabel

b) Membuat table analisis (ANAVA)

c) Memasukkan harga-harga dari perhitungan rata-rata jumlah kuadrat (RJK) ke dalam daftar ANAVA

Perolehan hasil penelitian regresi linieritas diuji degan menggunakan uji

fisher, dengan tujuan untuk mengetahu tingkat keberanian perolehan persamaan

linieritas, rumus yang digunakan yaitu : F =

(Suharsimi A,2006, hlm.290)

Keterangan :

F = Regresi linieritas S = Simpangan baku

TC = Tuna cocok

Kriteria pengujian : Jika Fhitung > Ftabel maka linieritas data signifikan atau berarti pada taraf kepercayaan 95%.

f. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara mencari koefisien korelasi antara kedua variabel, dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari pearson, sebagai berikut:

r = n (∑XY) – (∑X) (∑Y)

√ n ∑X2 –(∑X2) ∑Y2–(∑Y2 ) (Arifin Zainal, 2012, hlm.254) Keterangan:

r = Koefisien Korelasi

X = Jumlah skor butir item seluruh responden

Y = Jumlah skor total seluruh butir item dari seluruh responden


(31)

56

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

∑X =Jumlah skor item

∑Y = Skor total

n = Jumlah responden

Harga r yang diperoleh dari perhitungan koefisien korelasi harus diuji tingkat signifikansinya yaitu dengan menggunakan rumus uji statistik t-student sebaagai berikut :

t = r

√ (M.Hariwijaya,2011, hlm. 89)

Keterangan:

t = Distribusi t-student

r = Koefisien korelasi butir item

n = Jumlah responden

Kriteria pengujian hipotesis: Tolak hipotesis nol (Ho), jika Thitung > Ttabel pada tingkat kesiapan 95%. Besar koefisien korelasi menurut Zaenal Arifin (2011:257) diinterpretasikan sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi r

Korelasi r Intrepretasi

Antara 0,800-1,00 Sangat tinggi

Antara 0,600-0,800 Tinggi

Antara 0,400-0,600 Cukup

Antara 0,200-0,400 Rendah

Antara 0,000-0,200 Sangat rendah (tidak berkorelasi)

g. Uji Koefisien Determinasi

Perhitungan koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel X dengan variabel Y. Rumus koefisien menurutRiduwan (2004:139), sebagai berikut:

KD = r2 x 100% Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari


(32)

57

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kriteria penafsiran indeks koefisien determinasi yang diperoleh dalam teknik pengujian statistik yaitu :

80,00 ≤ KD≤ 100,00 % : Sangat besar

60,00 ≤ KD≤ 80,00 % : Besar

40,00 ≤ KD≤ 60,00 % : Cukup

20,00 ≤ KD≤ 40,00 % : Kecil

00,00 ≤ KD≤ 20,00% : Sangat kecil

G. Prosedur dan Tahap Penelitian

Prosedur penelitian yaitu serangkaian kegiatan yang ditempuh dalam penelitian secara bertahap dan berkesinambungan. Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini dilakukan untuk merencanakan dan mengumpulkan bahan sebagai bekal penelitian. Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan pelaksanaan penelitian,tahap persiapan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengamatan lapangan dan mempelajari berbagai macam literature seperti buku sebagai sumber acuan untuk pembuatan outline

b. Menentukan masalah dan merumuskan masalah c. Pembuatan outline penelitian

d. Pengajuan dosen pembimbing e. Proses bimbingan skripsi

f. Penyusunan instrumen penelitian g. Seminar tahap I

h. Uji coba instrumen

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan untuk pelaksanaan penelitian pada responden dari judul yang telah kita buat pada saat tahap persiapan. Setelah


(33)

58

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dilaksanakannya seminar I dan seluruh hasil perbaikan disetujui, maka dilakukan tahap pelaksanaan sebagai berikut :

a. Penyebaran instrumen penelitian

b. Pengumpulan kembali instrumen penelitian c. Pemeriksaan data dan pengolahan data penelitian d. Pembuatan pembahasan hasil penelitian

e. Pembuatan simpulan dan saran f. Seminar tahap II

g. Tahap perbaikan draft skripsi hasil seminar II 3. Tahap Akhir

Tahap akhir merupakan proses terakhir yang harus dilakukan yaitu skripsi yang telah disetujui dijadikan bahan ujian sidang skripsi.


(34)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang berjudul “Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi”. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil Belajar Pelatihan Menjahit

Hasil penelitian mengenai hasil belajar Pelatihan Menjahit yang diperoleh warga belajar Balai Rehabilitasi Pamardi Putera (BRSPP) berdasarkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan pada Pelatihan Menjahit. Hasil belajar Pelatihan Menjahit ditinjau dari pengetahuan menjahit yang berkaitan dengan pengetahuan bahan, pengetahuan mesin jahit, teknik memperbaiki gangguan pada mesin, keterampilan menjahit, dan keselamatan kerja pada umumnya responden kurang dari setengahnya berada pada kriteria cukup.

2. Kesiapan Kerja di Konfeksi

Hasil penelitian mengenai kesiapan kerja di konfeksi kurang dari setengahnya berada pada kriteria cukup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warga belajar mempunyai kesiapan yang cukup untuk dapat bekerja di konfeksi. Kesiapan kerja di konfeksi yang berada pada kriteria cukup dipengaruhi oleh minat dan motivasi dalam diri warga belajar, pengalaman belajar dan faktor lingkungan baik keluarga, sekolah ataupun pergaulan warga belajar di masyarakat keluarga. 3. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit

Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien korelasi positif yang signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi positif yang signifikan dari hasil belajar Pelatihan Menjahit (variabel X) terhadap kesiapan kerja di konfeksi (variabel Y).

4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja di Konfeksi


(35)

75

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Hasil belajar Pelatihan Menjahit memberikan kontribusi yang rendah terhadap kesiapan kerja di konfeksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar Pelatihan Menjahit belum sepenuhnya memberikan sumbangan terhadap kesiapan kerja di konfeksi.

B. Saran

Saran penelitian disusun berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Penulis mengajukan saran yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan masukan bagi pihak yang berkepentingan di dalam pembelajaran Pelatihan Menjahit. Saran ini penulis tunjukkan kepada :

1. Warga belajar Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Pelatihan Menjahit ditinjau dari pengetahuan menjahit yang berkaitan dengan pengetahuan bahan, pengetahuan mesin jahit, teknik memperbaiki gangguan pada mesin, keterampilan menjahit, dan keselamatan kerja pada umumnya responden kurang dari setengahnya berada pada kriteria cukup. Hasil penelitian tersebut hendaknya dijadikan motivasi agar warga belajar mampu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam menjahit busana dengan cara memanfaatkan potensi yang ada pada diri warga belajar serta senantiasa menjadikan bekal untuk kembali bersosialisasi di masyarakat salah satunya untuk menjadi tenaga kerja di konfeksi. 2. Instruktur Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera

(BRSPP)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Pelatihan Menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi berada pada kriteria cukup. Instruktur Pelatihan Menjahit diharapkan lebih memotivasi warga belajar dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh untuk dapat dijadikan bekal kesiapan kerja di konfeksi. Instruktur diharapkan dapat meningkatkan potensi warga belajar untuk mengoptimalkan keterampilan menjahit dengan memberikan bimbingan dan latihan, sehingga dapat memotivasi warga belajar untuk berlatih dalam menjahit/membuat busana dengan baik dan rapi.


(36)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amaden, C. (1997). A Guide To Fashion Sewing. Los Angeles : Fashion Design Department The Fashion Institute Of Design and Merchandising

Anizar. (2009). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung : Rineka Cipta

Budiningsih, A. (2013). Pemeliharaan Mesin Jahit. Bogor : CV Bina Pustaka

Ernawati, dkk. (2008). TATA BUSANA. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Gardiner, W. (2003). The Encyclopedia Of Sewing Techniques. China : Midas Printing International

Hariwijaya M, T (2011). Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis. Jakarta : PT. SUKA BUKU

Hwie, NH. (1998). Mengukur, Menggambar, Memotong dan Menjahit Pakaian. Semarang : PT. Mandiri

Imban, S. (2003). Membuat Rok. Jakarta : Balai Pustaka Kamil, M. (2009). Pendidikan Nonformal. Bandung : Alfabeta

Muhidin, SA. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama

Ridley, J. (2008). Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Bandung : Alfabeta Riduwan M.B.A. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan

Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta

Riyanto Arifah, A. (2003). Teori Busana. Bandung : Yapemdo


(37)

77

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Subianto S, dkk. (2010). Terampil Membuat Pakaian Wanita. Jakarta : Meutia Cipta Sarana DPP Ikatan Penata Busana Indonesia

Sudjana. N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya

Sudjana, N. (2000). Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Sinar Grafika Offset

Suprian, AS. (2002). Statistik I dan II. Bandung : FPTK UPI

Suryosubroto, B. (2010). Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-Undang Republik Indonesia, No.20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan

Nasional. Bandung : Fokus Media

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Wancik, MH. (2003). Bina Busana Petunjuk lengkap Penyelesaian Jahitan Pakaian

Wanita (Finishing). Jakarta : PT. Gramedia

Zaenab, S (2008). Kontribusi Hasil Belajar Kursus Menjahit Tingkat Terampil

Terhadap Minat Membuka Usaha Modiste. (FPTK UPI) : Tidak diterbitkan

Http://sdiradenfatah.wordpress.com/2011/05/02/pendidikan-kecakapan-hidup.[3April 2014]

Http://menjahitpakaian.blogspot.com/2013/01/bagian-bagian-pada-mesin-jahit.html [3 April 2014]

http://trendmesin.blogspot.com/2013_06_01_archive.html.[5 April 2014] http://gaebusana.blogspot.com/2012/12/t-2.html. [5 April 2014]

http://mesinjahitku.blogspot.com/2009/05/mesin-obras-portabel.html.[5 April 2014] http://griyahobifitriaa.blogspot.com/2010/10/masalah-pada-mesin-jahit-ku.html.[5

April 2014]


(38)

78

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(1)

58

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dilaksanakannya seminar I dan seluruh hasil perbaikan disetujui, maka dilakukan tahap pelaksanaan sebagai berikut :

a. Penyebaran instrumen penelitian

b. Pengumpulan kembali instrumen penelitian c. Pemeriksaan data dan pengolahan data penelitian d. Pembuatan pembahasan hasil penelitian

e. Pembuatan simpulan dan saran f. Seminar tahap II

g. Tahap perbaikan draft skripsi hasil seminar II 3. Tahap Akhir

Tahap akhir merupakan proses terakhir yang harus dilakukan yaitu skripsi yang telah disetujui dijadikan bahan ujian sidang skripsi.


(2)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian,

hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang berjudul “Kontribusi

Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi”. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil Belajar Pelatihan Menjahit

Hasil penelitian mengenai hasil belajar Pelatihan Menjahit yang diperoleh warga belajar Balai Rehabilitasi Pamardi Putera (BRSPP) berdasarkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan pada Pelatihan Menjahit. Hasil belajar Pelatihan Menjahit ditinjau dari pengetahuan menjahit yang berkaitan dengan pengetahuan bahan, pengetahuan mesin jahit, teknik memperbaiki gangguan pada mesin, keterampilan menjahit, dan keselamatan kerja pada umumnya responden kurang dari setengahnya berada pada kriteria cukup.

2. Kesiapan Kerja di Konfeksi

Hasil penelitian mengenai kesiapan kerja di konfeksi kurang dari setengahnya berada pada kriteria cukup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warga belajar mempunyai kesiapan yang cukup untuk dapat bekerja di konfeksi. Kesiapan kerja di konfeksi yang berada pada kriteria cukup dipengaruhi oleh minat dan motivasi dalam diri warga belajar, pengalaman belajar dan faktor lingkungan baik keluarga, sekolah ataupun pergaulan warga belajar di masyarakat keluarga. 3. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit

Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien korelasi positif yang signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi positif yang signifikan dari hasil belajar Pelatihan Menjahit (variabel X) terhadap kesiapan kerja di konfeksi (variabel Y).

4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja di Konfeksi


(3)

75

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Hasil belajar Pelatihan Menjahit memberikan kontribusi yang rendah terhadap kesiapan kerja di konfeksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar Pelatihan Menjahit belum sepenuhnya memberikan sumbangan terhadap kesiapan kerja di konfeksi.

B. Saran

Saran penelitian disusun berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Penulis mengajukan saran yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan masukan bagi pihak yang berkepentingan di dalam pembelajaran Pelatihan Menjahit. Saran ini penulis tunjukkan kepada :

1. Warga belajar Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Pelatihan Menjahit ditinjau dari pengetahuan menjahit yang berkaitan dengan pengetahuan bahan, pengetahuan mesin jahit, teknik memperbaiki gangguan pada mesin, keterampilan menjahit, dan keselamatan kerja pada umumnya responden kurang dari setengahnya berada pada kriteria cukup. Hasil penelitian tersebut hendaknya dijadikan motivasi agar warga belajar mampu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam menjahit busana dengan cara memanfaatkan potensi yang ada pada diri warga belajar serta senantiasa menjadikan bekal untuk kembali bersosialisasi di masyarakat salah satunya untuk menjadi tenaga kerja di konfeksi. 2. Instruktur Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera

(BRSPP)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Pelatihan Menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi berada pada kriteria cukup. Instruktur Pelatihan Menjahit diharapkan lebih memotivasi warga belajar dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh untuk dapat dijadikan bekal kesiapan kerja di konfeksi. Instruktur diharapkan dapat meningkatkan potensi warga belajar untuk mengoptimalkan keterampilan menjahit dengan memberikan bimbingan dan latihan, sehingga dapat memotivasi warga belajar untuk berlatih dalam menjahit/membuat busana dengan baik dan rapi.


(4)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amaden, C. (1997). A Guide To Fashion Sewing. Los Angeles : Fashion Design Department The Fashion Institute Of Design and Merchandising

Anizar. (2009). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung : Rineka Cipta

Budiningsih, A. (2013). Pemeliharaan Mesin Jahit. Bogor : CV Bina Pustaka

Ernawati, dkk. (2008). TATA BUSANA. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Gardiner, W. (2003). The Encyclopedia Of Sewing Techniques. China : Midas Printing International

Hariwijaya M, T (2011). Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis. Jakarta : PT. SUKA BUKU

Hwie, NH. (1998). Mengukur, Menggambar, Memotong dan Menjahit Pakaian. Semarang : PT. Mandiri

Imban, S. (2003). Membuat Rok. Jakarta : Balai Pustaka Kamil, M. (2009). Pendidikan Nonformal. Bandung : Alfabeta

Muhidin, SA. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama

Ridley, J. (2008). Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Bandung : Alfabeta Riduwan M.B.A. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan

Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta

Riyanto Arifah, A. (2003). Teori Busana. Bandung : Yapemdo


(5)

77

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Subianto S, dkk. (2010). Terampil Membuat Pakaian Wanita. Jakarta : Meutia Cipta Sarana DPP Ikatan Penata Busana Indonesia

Sudjana. N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya

Sudjana, N. (2000). Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Sinar Grafika Offset

Suprian, AS. (2002). Statistik I dan II. Bandung : FPTK UPI

Suryosubroto, B. (2010). Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-Undang Republik Indonesia, No.20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fokus Media

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Wancik, MH. (2003). Bina Busana Petunjuk lengkap Penyelesaian Jahitan Pakaian Wanita (Finishing). Jakarta : PT. Gramedia

Zaenab, S (2008). Kontribusi Hasil Belajar Kursus Menjahit Tingkat Terampil Terhadap Minat Membuka Usaha Modiste. (FPTK UPI) : Tidak diterbitkan

Http://sdiradenfatah.wordpress.com/2011/05/02/pendidikan-kecakapan-hidup.[3April 2014]

Http://menjahitpakaian.blogspot.com/2013/01/bagian-bagian-pada-mesin-jahit.html [3 April 2014]

http://trendmesin.blogspot.com/2013_06_01_archive.html.[5 April 2014] http://gaebusana.blogspot.com/2012/12/t-2.html. [5 April 2014]

http://mesinjahitku.blogspot.com/2009/05/mesin-obras-portabel.html.[5 April 2014] http://griyahobifitriaa.blogspot.com/2010/10/masalah-pada-mesin-jahit-ku.html.[5

April 2014]


(6)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu