PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DASAR-DASAR PERMESINAN.

(1)

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DASAR-DASAR

PERMESINAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

SALMAN ALFARIZI E. 0551. 0606006

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Salman Alfarizi, 2013

BANDUNG

2013

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DASAR-DASAR

PERMESINAN

Oleh Salman Alfarizi

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

© Salman Alfarizi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Penerapan Media Pembelajaran Animasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Dasar Kompetensi Kejuruan Dasar-Dasar Permesinan” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas penyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Salman Alfarizi NIM. 0606006


(4)

Salman Alfarizi, 2013

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Bandung, Agustus 2013

SALMAN ALFARIZI E.0551.0606006

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DASAR-DASAR PERMESINAN

DISETUJUI dan DISAHKAN OLEH: Dosen Pembimbing I

Drs. H. Ewo Tarmedi, ST., M.Pd. NIP. 19491207 198301 1001

Dosen Pembimbing II

Drs. H. R. Aam Hamdani, MT. NIP. 19660111 199101 1001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

Dr. H. Wahid Munawar, M.Pd NIP. 19630520 198901 1001


(5)

ABSTRAK

SALMAN ALFARIZI (2013): Penerapan Media Pembelajaran Animasi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Dasar Kompetensi Kejuruan Dasar-Dasar Permesinan, JPTM FPTK UPI BANDUNG.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan di lapangan bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru dan penggunaan media pembelajaran yang digunakan masih konvensional (hanya menggunakan media buku dan papan tulis), sedangkan pencapaian hasil belajar yang baik tidak terlepas dari peran guru mulai dari persiapan, proses sampai tindak lanjut setelah kegiatan pembelajaran dilakukan khususnya dalam pemilihan media pembelajaran. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa salah satunya, tergantung dari baik atau tidaknya pemilihan media pembelajaran serta penyampaian yang dilakukan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan media Animasi dengan siswa yang belajar dengan menggunakan media konvensional, pada Dasar Kompetensi Kejuruan Dasar-Dasar Permesinan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen semu dengan desain penelitian nonequivalent control group design, dengan sampel penelitian yang terdiri dari dua kelas Teknik Kendaraan Ringan yaitu kelas X-Ot 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-Ot 2 sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 25 siswa. Pengolahan data dilakukan untuk menguji data pre test, post test, N-Gain dengan uji t untuk mendapatkan rata-rata nilai kedua kelas. Berdasarkan hasil penelitian untuk data N-Gain dengan uji t didapat nilai thitung = 5,58, Sedangkan ttabel = 1,67 pada taraf signifikansi 95% dan dk = 48, diperoleh hasil thitung > ttabel. Bahwa dari hasil ini dapat disimpulkan hipotesis alternatif (HA) diterima, artinya peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan media Animasi lebih baik daripada siswa yang menggunakan media konvensional.

Rata-rata peningkatan penguasaan materi Dasar Kompetensi Kejuruan Dasar-Dasar

Permesinan didapatkan N-Gain kelas yang menggunakan media Animasi sebesar 0,57, sedangkan N-Gain kelas yang menggunakan media konvensional sebesar 0,27.


(6)

Salman Alfarizi, 2013

ABSTRACT

SALMAN ALFARIZI (2013): Application of Learning Media Animation to

Improve Student Achievement in Vocational Competency Basics Machinery,

JPTM FPTK UPI BANDUNG.

The research was motivated by problems in the school that is still using teacher-centered learning and the learning media used are conventional (just use a books and a black board), while achieving good learning outcomes can not be separated from preparation, process, follow-up, continued after activities learning especially selection of learning media. The level of student learning outcomes depending on good or not the choose of learning media and the delivery by the teacher. This research intend to determine the improvement of student learning outcomes by using animations media with students learning by using conventional media in Vocational Competency Basics Machinery. The method used in this research is the method of quasi-experimental research design with nonequivalent quasi-control group design, the sample used two classes of Motorcycle Engineering class X-Ot 1 as a class experiment and class X-Ot 2 as a control class that each class totaled 25 students. Data processing was conducted to test the data pre-test, post-test, N-Gain with t-test to obtain an average value of both classes. Based on the research results, N-Gain value obtained by test, t-calculated = 5.58, and t-table = 1.67 at 95% significance level and dk = 48, the result of t-calculated > t table. These results can be conclude from the alternative hypothesis (HA) is accepted, it means improving student learning outcomes using animations media better than students using the conventional media. The average increase in comprehension of Vocational Competency Basic Machineryor N-Gain class using the media Animation is 0.57, while the value N-Gain class using the conventional media is 0.27.


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. i

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. ii

DAFTAR ISI ……… iii

DAFTAR TABEL ………... v

DAFTAR GAMBAR ………... vi

DAFTAR LAMPIRAN ………... vii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Identifikasi Masalah ………. 6

C. Pembatasan Masalah ……… 6

D. Perumusan Masalah ………. 7

E. Tujuan Penelitian ………. 7

F. Manfaat Penelitian ...……… 8

G. Lokasi Penelitian ……….. 8

H. Sistematika Penulisan ……….. 8

BAB II LANDASAN TEORI ..………... 10

A. Proses Belajar Mengajar ………... 10

1. Pengertian Belajar ………. 10

2. Pengertian Pembelajaran ………... 11

B. Media Pembelajaran ……….. 12

1. Pengertian Media ……….. 12

2. Landasan Teoritis Pengguanaan Media ……… 13

3. Pemilihan Media ………... 14

4. Klasifikasi Media ……….. 15

C. Media Animasi ……….. 15

D. Media Konvensional ………. 18

E. Kompetensi Dasar Teknik Mesin ……….. 19

F. Hasil Belajar ……….. 21


(8)

2. Klasifikasi Hasil Belajar ………... 22

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ……… 25

G. Anggapan Dasar ……… 26

H. Hipotesis ……… 26

BAB III METODE PENELITIAN ……… 27

A. Metode Penelitian ………. 27

B. Desain dan Variabel Penelitian ………. 28

C. Alur Penelitian ……….. 29

D. Data dan Sumber Data Penelitian ………. 31

E. Populasi dan Sampel ………. 32

F. Instrumen Penelitian ………. 33

G. Pengujian Instrumen ………. 33

H. Analisis Data ………. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….……….. 40

A. Pemaparan Hasil Penelitian…………...……… 40

1. Hasil Analisis dan Uji Coba Instrumen ………. 40

2. Hasil Penelitian ………. 42

B. Pembahasan Data ……….. 46

1. Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Media Animasi (Kelas Eksperimen)………... 46

2. Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Media Konvensional (Kelas Kontrol)...………... 47

3. Perbedaan Perubahan Peningkatan Hasil Belajar yang Menggunakan Media Animasi (Kelas Eksperimen) dengan Media Konvensional (Kelas Kontrol)………...………. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 50

DAFTAR PUSTAKA ……….. 52


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah banyak memberi pengaruh pada dunia pendidikan, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan tersebut salah satunya melalui perbaikan dan penyempurnaan fasilitas pembelajaran. Salah satu bentuk fasilitas pembelajaran yang dapat memberikan kontribusi terhadap kualitas dan kemampuan siswa adalah ketersediaan serta pemanfaatan media dan teknologi pembelajaran.

Kompetensi Keahlian Teknik Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Vijayakusuma Bandung merupakan kompetensi keahlian yang lulusannya disiapkan oleh sekolah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri dalam bidang otomotif, khususnya kendaraan ringan. Banyak standar kompetensi pada kompetensi keahlian tersebut, yang mendukung lulusannya dapat bekerja dalam bidang otomotif, diantaranya Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dasar-dasar permesinan. Dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan ini merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa sebagai kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk menunjang standar kompetensi lain yang bersifat lanjutan. Siswa dapat dikatakan menguasai dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, apabila mereka mampu menguasai kompetensi dasarnya, yaitu dari mengenal dasar ilmu statika dan tegangan, mengenal komponen mesin, mengenal material dan kemampuan proses, mengenal dasar pembentukan, dan mengenal dasar pemesinan. Oleh karena itu, kurikulum di SMK Vijayakusuma Bandung untuk dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan ini diberikan kepada peserta didik kelas X semester satu dan dua. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik mengetahui dasar-dasar permesinan, sebelum melanjutkan kepada kemampuan-kemampuan yang lebih


(10)

2

kompleks. Dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan ini jika tidak dapat dikuasai dengan baik, maka peserta didik harus mengulang proses pembelajaran sampai tercapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Pencapaian kompetensi peserta didik melalui proses pembelajaran di kelas dipengaruhi banyak faktor diantaranya sarana dan prasana, guru, waktu kegiatan belajar mengajar, kemandirian peserta didik dan yang lainnya. Faktor-faktor tersebut terkadang menghambat peserta didik dalam mencapai kompetensi yang seharusnya. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, pemilihan media pembelajaran yang digunakan guru juga sangat menentukan tercapai atau tidaknya kompetensi dari peserta didik. Media apa yang seharusnya digunakan untuk pencapaian kompetensi-kompetensi yang bersifat dasar bagi kompetensi-kompetensi lainnya, dan media pembelajaran apa yang digunakan untuk pencapaian kompetensi yang sifatnya lanjutan. Ketidak-tepatan dalam memilih media pembelajaran bisa menyebabkan waktu pencapaian kompetensi menjadi lebih lama atau bahkan tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan (terbatas oleh kalender pendidikan).

Kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan terdiri dari mengenal dasar ilmu statika dan tegangan, mengenal komponen mesin, mengenal material dan kemampuan proses, mengenal dasar pembentukan, dan mengenal dasar pemesinan. Materi pelajaran ini, membutuhkan gambaran dan pemahaman tentang kemampuan proses pada logam, dan mengenal dasar permesinan, maka dibutuhkan peralatan dan benda kerja yang digunakan sebagai media yang dapat membantu siswa mengenal dasar ilmu statika dan tegangan, mengenal bentuk atau wujud dari komponen mesin tersebut, dan mengenal material dan kemampuan proses.

Media pembelajaran ternyata dapat memperjelas penyajian pesan, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, memungkinkan interaksi belajar mengajar yang lebih bervariasi dan bergairah, dengan demikian pembelajaran tersebut akan membawa pengaruh terhadap pembaharuan tingkah laku siswa sebagai hasil belajar dan dapat tercapainya tujuan pembelajaran. Berbagai karakteristik dan jenis media


(11)

3

pembelajaran telah banyak dimanfaatkan didalam proses belajar mengajar di dunia pendidikan. Sadiman, Arif S. dkk. (2003: 21) membagi media pembelajaran menjadi tiga bagian yaitu:

1. Media Audio (Media dengar) media ini mengandalkan kemampuan suara yang digunakan untuk menstimuli indera pendengaran pada waktu proses penyampaian bahan pembelajaran misalnya kaset, piringan hitam, radio tape recorder dan sebagainya.

2. Media Visual (Media pandang), media visual mengandalkan indera penglihatan, digunakan untuk membantu indera penglihatan pada saat menerima materi pelajaran, misalnya gambar, diagram, foto dan film bisu.

3. Media Audio Visual (Media pandang-dengar) yaitu media yang memiliki unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis audio dan visual, misalnya film, televisi, video, komputer dan sebaginya.

Ketiga bagian media pembelajaran di atas, media yang memiliki unsur suara dan unsur gambar atau disebut juga dengan media audio visual mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena merupakan gabungan dari media audio dan media visual. Edgar Dale (Azhar A. 2005: 10) mengemukakan bahwa “Pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang sekitar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%”. Baugh (Azhar A. 2005: 10) mengemukakan bahwa “Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya”.

Kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa daya ingat seseorang akan tahan lebih lama apabila media pembelajaran yang digunakan perpaduan antara penuturan dan penunjukan. Hal ini, materi pelajaran disajikan dengan merangsang indera pandang dan indera dengar dengan menggunakan media dirancang dalam bentuk penggabungan antara suara (audio) dan gambar gerak (visual animation).

Permasalahan yang penulis temukan setelah melakukan observasi di SMK Vijaya Kusuma Bandung, dalam penyampaian materi ajar pada dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan oleh guru kepada peserta didik biasanya


(12)

4

menggunakan media pembelajaran konvensional. Dimana guru menjelaskan teori di depan kelas sebagian besar siswa hanya mencatat materi yang diberikan oleh guru dari papan tulis, tanpa banyak menggunakan inovasi media pembelajaran yang lainnya. Hal ini membuat siswa kurang aktif dan sangat berdampak pada hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat diketahui ketika belajar di kelas. Banyak siswa yang kurang bersemangat menerima dan memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi di kelas, disebabkan karena tidak adanya media pembelajaran yang bisa membuat siswa tertarik. Penggunaan media pembelajaran konvensional tersebut peserta didik kurang diberikan pemahaman dalam menguasai dasar-dasar permesinan, sehingga siswa tidak memiliki gambaran mengenai materi dasar-dasar permesinan yang berupa dasar ilmu statika dan tegangan dan akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman materi tersebut.

Hal ini diperkuat dengan hasil belajar siswa pada kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan tahun ajaran 2011/2012. Berikut ini adalah daftar nilai Ujian Tengah Semester siswa kelas X Ot 1 dalam kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan.

Tabel 1.1

Dokumentasi Nilai Ulangan Tengah Semester Dasar Kompetensi Kejuruan Dasar-Dasar Permesinan Siswa Kelas X Ot 1 di SMK Vijaya Kusuma Bandung

INTERVAL NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE PREDIKAT

91 – 100 1 2,7 % Amat Baik

81 – 90 5 13,51 % Baik

71 – 80 15 40,55 % Cukup

60 – 70 16 43,24 5 Kurang

JUMLAH 37 100 %

Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Dasar-Dasar Permesinan SMK Vijayakusuma Bandung 2011-2012 Rendahnya hasil belajar siswa pada dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan dikarenakan keterbatasan media penunjang dalam proses belajar


(13)

5

mengajar serta media yang digunakan hanya memakai media buku dan papan tulis. Dalam hal ini, karena tidak tersedianya media yang memadai dalam proses pembelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, kemudian ditinjau dari hasil belajar siswa pada kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan dan kurang efektifnya media yang digunakan berupa media buku dan papan tulis.

Penggunaan media tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu meningkatkan hasil belajar siswa, karena media yang diperlukan untuk dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, adalah media yang dapat menggambarkan isi dari dasar kompetensi kejuruan tersebut. Hal ini sesuai dengan fungsi dari media animasi.

Animasi sangat membantu dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian. Dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, merupakan salah satu kompetensi yang memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi agar siswa dapat mengerti. Oleh karena itu, media animasi dirasa tepat untuk membantu proses pembelajaran dan media animasi memiliki kesan lebih nyata jika dibandingkan dengan penggunaan media konvensional yang sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dasar ilmu statika dan tegangan.

Penelitian sejenis telah dilakukan oleh Wahyudin (2011), yang meneliti tentang efektivitas penggunaan media animasi pada mata pelajaran kelistrikan otomotif di SMK Negeri 1 Gebang Cirebon. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas eksperimen yang diberi perlakuan media animasi dengan kelas kontrol yang menggunakan media konvensional. Aktifitas siswa dan guru pada pembelajaran menggunakan media animasi semakin meningkat. Guru dan siswa semakin aktif, kreatif dan terampil dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Berdasarkan pemaparan uraian masalah di atas, dirasa perlu upaya untuk mengungkap apakah pembelajaran dengan media animasi dan media tanpa animasi


(14)

6

mempunyai perbedaan kontribusi terhadap hasil belajar siswa. Hal itulah yang mendorong dilakukan suatu studi yang memfokuskan diri pada perbandingan media pembelajaran animasi dengan media tanpa animasi terhadap perubahan hasil belajar siswa di SMK Vijaya Kusuma Bandung. Melihat kenyataan yang diuraikan diatas, penulis sangat tertarik untuk mengungkap segala perbedaan yang terjadi tertuang dalam judul PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DASAR-DASAR PERMESINAN.

B.Identifikasi Masalah

Uraian yang telah diungkapkan dalam latar belakang masalah, memberikan gambaran mengenai permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan sebagian besar masih di bawah rata-rata KKM hal ini dibuktikan dari arsip nilai guru yang mengajar kelas X Ot 1.

2. Adanya indikasi proses belajar mengajar antara guru dan siswa cenderung masih satu arah.

3. Adanya indikasi penerapan media sebagai inovasi dalam pembelajaran masih belum dioptimalkan, hal ini ditandai dengan masih adanya beberapa orang guru menyampaikan materi dengan metode ceramah dengan media buku dan papan tulis.

C.Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup dan menyederhanakan penelitian, supaya terarah pada tujuan yang hendak dicapai. Pembatasan masalah dalam penelitian ini, dibatasi sebagai berikut:

1. Media yang digunakan pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, pada kompetensi dasar-dasar menjelaskan ilmu statika dan tegangan adalah media animasi, dan media buku dan papan tulis.


(15)

7

2. Kompetensi dasar dalam mata pelajaran Dasar-Dasar Permesin yang dilakukan pada penelitian yaitu mengenal ilmu statika dan tegangan.

3. Hasil belajar, dilihat dari hasil belajar ranah kognitif yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran pada kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan.

D.Perumusan Masalah

Merujuk dari paparan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini secara garis besar adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang menggunakan media animasi pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, pada kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang menggunakan media konvensional / media tanpa animasi pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, pada kompetensi dasar-dasar mengenal ilmu statika dan tegangan?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas dengan menggunakan media animasi dan media konvensional pada kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Penulis merumuskan tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui perubahan hasil belajar siswa yang menggunakan media animasi pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan.

2. Mengetahui perubahan hasil belajar siswa yang menggunakan media tanpa animasi pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan.


(16)

8

3. Mengetahui apakah ada perbedaan perubahan peningkatan hasil belajar yang menggunakan media animasi dengan media tanpa animasi pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang penulis harapkan adalah:

1. Bagi siswa, membantu dan mempermudah proses pembelajaran mengenai materi Dasar-Dasar Permesinan.

2. Bagi guru, sebagai acuan oleh para instruktur/guru dalam memilih media yang tepat untuk mengajarkan materi pembelajaran dasar-dasar permesinan.

3. Bagi pihak sekolah, sebagai masukan dan menangulanggi masalah hasil belajar yang terjadi pada siswa kelas X Ot 1 kompetensi dasar kejuruan dasar-dasar permesinan.

4. Bagi Penulis, sebagai sarana untuk mengetahui apakah penggunaan media animasi dapat meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik daripada tidak menggunakan media animasi pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan. 5. Bagi peneliti lanjutan

Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan sebagai bahan masukan bagi penelitian–penelitian lebih lanjut.

G.Lokasi Penelitian

Berdasarkan judul penelitian, penelitian dilakukan pada siswa kelas X Otomotif 1 di SMK Vijaya Kusuma Bandung. Adapun lokasi penelitian yang beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No. 238 Bandung 40431, Tlp. (022) 2001703

H.Sistematika Penulisan


(17)

9

BAB I. PENDAHULUAN. Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lokasi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisikan teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian penerapan media pembelajaran animasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan pada kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan di SMK Vijaya Kusuma Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini berisi tentang metode penelitian, desain dan variabel penelitian, alur penelitian, data dan sumber data penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, pengujian instrumen, analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi tentang pemaparan hasil penelitian dan pembahasan data.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, serta saran.


(18)

Salman Alfarizi, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang ditempuh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencapai tujuan, kegunaan dan menjawab masalah yang diteliti. Sugiyono (2009: 3) mengungkapkan:

“Penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia. Sitematis artinya proses penelitian mengunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai perbandingan hasil belajar, antara pembelajaran mengunakan media animasi dengan media tanpa animasi pada kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, menurut Sugiyono (2009: 107) menjelaskan bahwa: ”Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan”.

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menentukan kelompok eksperimen yang dikenai perlakuan berupa media animasi dan media tanpa animasi. Langkah selanjutnya, kedua kelompok tersebut diberikan pre test dengan soal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan diujikan terlebih dahulu di kelas lain. Kemudian kedua kelompok eksperimendan kontrol diberikan perlakuan media animasi dan media tanpa animasi. Langkah selanjutnya adalah diberikan post test pada kedua kelompok, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh setelah diberi perlakuan. Skor yang diperoleh diolah dan dianalisis menggunakan statistik yang sesuai.


(19)

28

B.Desain dan Variabel Penelitian

Sugiyono (2009: 114) menjelaskan bahwa:

Eksperimen semu (quasi eksperimen) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian. Quasi eksperimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

“Nonequivalent Control Group Design “. Sugiyono (2009: 116) menyatakan bahwa: “ dalam desain ini terdapat dua kelompok yang tidak dipilih secara random”. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menempatkan subjek penelitian kedalam kelompok kelas yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Mekanisme penelitian tersebut digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Perlakuan Kelas

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Eksperimen T0 X1 T1

Kontrol T0 X2 T1

Nazir, 2005: 240

Keterangan:

T0 = Pre test dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa T1 = Post test untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan X1 = Pembelajaran mengunakan media animasi

X2 = Pembelajaran mengunakan media tanpa animasi

Pada penelitian ini terdapat dua kelas yaitu kelas pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Sebelum perlakuan diberikan (X) kedua kelompok diberikan pre test, hasil belajar siswa (T1) kemudian dikomparasikan. Hasil belajar yang diperoleh tersebut untuk mengetahui bagaimana komparasi penerapan media pembelajaran yang lebih baik.

Sugiyono (2009: 61) mengungkapkan bahwa ” Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik


(20)

29

Salman Alfarizi, 2013

kesimpulanya”. Arikunto (2009: 118) mengungkapkan bahwa: “Variabel adalah

objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu:

a. Variabel Eksperimen

Hasil belajar siswa yang pembelajaran mengunakan media animasi pada

kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan. b. Variabel Kontrol

Hasil belajar siswa yang pembelajaran mengunakan media tanpa animasi

pada kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan. C.Alur Penelitian

Alur penelitian dibuat untuk memperjelas langkah dan rancangan penelitian yang dijelaskan dengan sebuah kerangka penelitian sebagai tahapan aktivitas penelitian secara keseluruhan. Alur penelitian yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian penerapan media pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Survey pendahuluan untuk menemukan masalah penelitian.

2. Menyusun rencana penelitian dan menentukan lokasi penelitian.

3. Menetapkan materi pelajaran dengan mempelajari kurikulum program keahlian TKR, lalu mentukan standar kompetensi atau kompetensi dasar sesuai dengan alokasi waktu yang ada.

4. Menyusun instrumen penelitian.

5. Menjudgement instrument penelitian kepada guru bidang studi.

6. Melakukan uji instrument penelitian, untuk mendapatkan validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal pada kelas lain.

7. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengunakan media animasi untuk kelas eksperimen dan media tanpa animasi untuk kelas kontrol. 8. Melakukan eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan sampel penelitian melalui tahapan berikut ini: 1) Pre test diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol.

2) Uji homogenitas pada dua kelas berdasarkan hasil pre test, untuk mentukan apakah sampel homogen atau tidak.


(21)

30

b. Melaksanakan Kegitan Belajar Mengajar (KBM), mengunakan media animasi pada kelas eksperimen dan media tanpa animasi pada kelas kontrol. c. Mengadakan post tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

9. Analisis data untuk menguji hipotesis. 10.Menyimpulkan hasil penelitian.

Secara garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan alur penelitian, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

Tidak Ya

Analisis Data Hasil Penelitian Pelaksanaan Penelitian Observasi Awal,

Studi Literatur, Wawancara

Telaah Kurikulum KTSP dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar

permesinan

Identifikasi Masalah

Kelas Eksperimen

Pre test

Post test

Kelas Kontrol

Pre test

KBM menggunakan media animasi

Post test KBM menggunakan media tanpa animasi

Uji Coba Instrumen Pembuatan Instrumen


(22)

31

Salman Alfarizi, 2013

Gambar 3.1 Alur Penelitian Keterangan:

: dilanjutkan : dibandingkan : diobservasi

D.Data dan Sumber Data Penelitian 1. Data Penelitian

Arikunto (2009: 118), menyatakan bahwa informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Data atau informasi tersebut adalah data empiris, yaitu data lapangan atau data yang terjadi sebagaimana terjadi. Data tersebut harus jelas sumber serta bentuknya apakah dalam bentuk dokumen tertulis atau tidak, serta kapan waktu diperolehnya data tersebut. Data yang dimaksud adalah penilaian hasil belajar siswa dalam mata pelajaran dasar-dasar permesinan. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor pre test dan post test untuk melihat perkembangan hasil belajar siswa.

2. Sumber Data Penelitian

Arikunto (2009: 129) menyatakan bahwa:

“Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data, sedang isi catatan adalah subjek penelitian atau variabel penelitian”.

Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa kelas X OT program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Vijaya Kusuma Bandung yang sedang mengikuti mata pelajaran mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan. Selain itu digunakan juga buku literatur yang dapat menunjang proses belajar mengajar mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan.

E.Populasi dan Sampel


(23)

32

1. Populasi

Sugiyono (2009: 117) menyatakan bahwa:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Sesuai dengan lingkup penelitian, populasi yang menjadi subyek penelitian ini adalah komparasi penerapan media pembelajaran animasi dengan media pembelajaran konvensional kepada sejumlah anggota populasi yaitu seluruh siswa tingkat sepuluh SMK Vikaya Kusuma Bandung, program keahlian TKR tahun ajaran 2012/2013 yang mempelajari kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, sebanyak tiga kelas.

2. Sampel

Sugiyono (2009: 118) menyatakan bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Menurut Sugiyono (2009: 118) yang dimaksud dengan “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”. Penarikan sampel dalam penelitian ini mengunakan teknik sampling purposive. Sugiyono (2009: 124) mengemukakan “ Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu”. Penarikan sampel dengan teknik sampling purposive dilakukan, karena desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design, artinya kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. Oleh sebab itu, penulis membutuhkan saran dari guru bidang studi kira-kira kelas mana yang cocok untuk penelitian yang akan penulis laksanakan, baik dari segi homogenitas kedua kelas maupun karakter dari masing kelas itu sendiri. Populasi yang ada


(24)

33

Salman Alfarizi, 2013

terdiri dari kelompok belajar atau kelas, dengan demikian analisis sampel ini bukan individu tetapi kelompok, yaitu berupa kelas yang terdiri dari beberapa individu. Sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas. Kedua kelas ini dijadikan sebagai kelas eksperimen (kelas X-Ot 1) dan kelas kontrol (kelas X-Ot 2).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Tes

Pengambilan data yang berupa informasi pengetahuan (kognitif) atau untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan tes. Tes yang diberikan kepada siswa terdiri dari tes awal (pre test) dan tes akhir (post test), hal ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa.

a) Pre Test.

Pre test digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum diterapkan media pembelajaran animasi dan media konvensional. Data ini akan dijadikan tolak ukur kemampuan awal siswa.

b) Post Test

Post test digunakan untuk mengukur kemajuan dan membandingkan peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya media pembelajaran animasi dan media konvensional dalam proses pembelajaran pada dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan. Soal pada pre test sama dengan soal yang ada pada post test.

G.Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan kehandalan instrumen ketika digunakan untuk penelitian. Pengujian instrumen dilakukan sebelum dilakukan pengambilan data dan dilakukan terhadap sumber data lain diluar data penelitian. Pengujian yang akan dilakukan meliputi pengujian:


(25)

34

Menurut Arikunto (2010: 211), mengungkapkan bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu

instrument”. Uji validitas tes ini dilakukan dengan menggunakan teknik kolerasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Pearson Product Moment), sebagai berikut:

=

∑ -∑ ∑

√( ∑ 2- ∑ 2).( ∑ 2- ∑ 2)

(Arikunto, 2009: 72)

Keterangan:

Koefisien korelasi

X = Skor item yang dicari validitasnya Y = Skor total yang diperoleh individu N = Jumlah siswa

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t:

√ (Arikunto, 2010: 337)

Lihat distribusi untuk α= 0,05 dan derajat kebebasan dk = n - 2. Jika > maka soal tes dinyatakan valid.

Jika < maka soal tes dinyatakan tidak valid. 2. Uji Reliabilitas

Arikunto (2009: 86) menyatakan pengertian reliabilitas sebagai berikut:

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.

Reliabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini dengan rumus K-R 20, dari Kuder dan Richardson yang ditulis dalam rumus:

[

] [

]

(Arikunto, 2009: 100)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan


(26)

35

Salman Alfarizi, 2013

q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)

∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q k = Banyaknya item

v1 = varian total

Hasil t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = n-2. Penafsiran dari harga koefisien ini yaitu:

thitung > ttabel maka instrumen tersebut reliabel

thitung < ttabel maka instrument tersebut tidak reliabel 3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran (TK) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Taraf kesukaran butir soal dapat dihitung dengan mengunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2009: 208)

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Indeks kesukaran menurut Arikunto (2010:210) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

0,00 < P ≤ 0,30 = Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 = Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 = Mudah 4. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu. Arikunto (2009: 211) menggungkapkan bahwa

”Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan

rendah)”. Menghitung D setiap item ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut:


(27)

36

B B A A

J B J B

 

D (Arikunto, 2009: 213)

Keterangan:

D = Indeks D atau daya pembeda yang dicari

BA = Jumlah siswa yang termasuk kelompok atas (upper group) yang menjawab benar untuk tiap soal (27% dari jumlah siswa)

BB = Jumlah siswa yang termasuk kelompok bawah (lower group) yang menjawab benar untuk tiap soal (27% dari jumlah siswa)

JA = Jumlah keseluruhan siswa kelompok atas JB = Jumlah keseluruhan siswa kelompok bawah

Batas klasifikasi menurut Arikunto (2009: 218) yaitu:

0,00 ≤ D ≤ 0,20 = Jelek (poor)

0,20 < D ≤ 0,40 = Cukup (satisfactory) 0,40 < D ≤ 0,70 = Baik (good)

0,70 < D ≤ 1,00 = Sangat baik (excellent)

D ≤ 0,00 = Negatif, semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang

H.Analisis Data 1. Data Hasil Tes

Tes dapat digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Data hasil tes berupa data kuantitatif yang berbentuk angka-angka diinterpretasikan dan dilihat peningkatannya. Peningkatan hasil belajar dapat diinterpretasikan dengan menggunakan Gain Ternormalisasi (N-Gain). Peningkatan hasil belajar (N-Gain) dalam proses pembelajaran tidaklah mudah untuk dinyatakan, dengan menggunakan gain absolut (selisih antara skor tes awal dan tes akhir) kurang dapat menjelaskan mana yang digolongkan gain tinggi dan mana yang digolongkan gain rendah. Menyikapi kondisi bahwa siswa yang memiliki gain absolut sama, belum tentu memiliki gain hasil belajar yang sama. Hake (1999) mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang


(28)

37

Salman Alfarizi, 2013

disebut gain ternormalisasi (normalize gain). Gain ternormalisasi (N-Gain) diformulasikan dalam bentuk persamaan seperti di bawah ini:

N–Gain = Skor - Skor Skor deal – Skor

Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.2

Kriteria Normalized Gain

Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain

0,70 < N-Gain Tinggi

0,30 < N-Gain< 0,70 Sedang

N-Gain < 0,30 Rendah

(Hake, 1999: online) 2. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel populasi dari dua kelas yang homogen. Uji statistik parametrik akan dilakukan apabila data menyimpulkan populasi yang homogen, untuk menguji homogenitas digunakan rumus:

F =

(Siregar, 2004: 50)

Keterangan:

S

A 2

= Varian terbesar

S

B

2

= Varian terkecil

Derajat kebebasannya masing-masing adalah:

dk

A = ( nA- 1) dan dkB = (nB-1) (Siregar, 2004: 50)

Berlaku ketentuan, bila Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel (Fh ≤ Ft ), data homogen.


(29)

38

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk melakukan uji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Uji normalitas menggunakan aturan Sturges dengan memperhatikan tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Persiapan Uji Normalitas

Interval F XI Zi I0 Li ei X2

(Siregar, 2004: 87)

Pengisian tabel di atas mengikuti prosedur sebagai berikut: a. Menentukan rentang dengan rumus:

R = Xa – Xb (Siregar, 2004: 24)

Keterangan: Xa = Data terbesar Xb = Data terkecil

b. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:

i = 1 + 3,3 . log n (Siregar, 2004: 24)

Keterangan: n = Jumlah sampel

c. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:

P =

(Siregar, 2004: 25)

Keterangan: R = Rentang i = Banyak kelas

Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukkan ke tabel distribusi frekuensi.

d. Menghitung rata-rata ( ̅ dengan rumus:

̅

(Siregar, 2004: 26) Keterangan: fi = Jumlah frekuensi

i = Data tengah – tengah dalam interval e. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

S =

∑ ̅


(30)

39

Salman Alfarizi, 2013

2 2 2 1 2 1 2 1 n s n s X X t   

f. Tentukan batas bawah kelas interval ( )

dengan rumus: ( )

= Bb – 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas. Dimana: Bb = Batas bawah interval

g. Hitung nilai Zi

=

̅ (Siregar, 2004: 86) Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Li. Harga dan selalu diambil nilai peluang 0,5000.

h. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom Li Contoh:

Li = L1 - L2 (Siregar, 2004: 87)

i. Hitung frekuensi harapan

ei = Li . ∑fi (Siregar, 2004: 87)

j. Hitung nilai untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

= ∑

(Siregar, 2004: 87)

k. Kesimpulan dari uji normalitas adalah jika hasil uji normalitas data tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan dengan pengujian non parametrik.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data Normalized Gain (N-Gain), yaitu data selisih nilai pre test dan post test. Menurut Sugiyono (2009: 134), untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji

t-test. Uji t-test syaratnya data harus homogen dan normal. Berdasarkan

pertimbangan dalam memilih rumus uji t-test, yaitu bila n1 = n2, maka dapat

digunakan t-test baik untuk separated dengan derajat kebebasan (dk) n1 + n2 -2

(Sugiyono, 2009: 272).

Uji t-test dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

(Sugiyono, 2009: 273)

Keterangan:

n1 = Jumlah sampel pada kelas eksperimen A n2 = Jumlah sampel pada kelas eksperimen B


(31)

40

̅ = Rata – rata kelas eksperimen A

̅ = Rata – rata kelas eksperimen B S1 = Standar deviasi kelas eksperimen A S2 = Standar deviasi kelas eksperimen B S12 = Varians kelas eksperimen A S22 = Varians kelas eksperimen B

dengan dk = (n1 + n2) – 2


(32)

Salman Alfarizi, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian, penggunaan media pembelajaran animasi dalam pembelajaran pada dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Perubahan hasil belajar siswa yang menggunakan media animasi pada mata

pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, dengan kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan, dapat dilihat dari rata-rata nilai pre-test sebesar 57 berubah menjadi 79,8 (rata-rata-rata-rata nilai pos-test). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar pada siswa yang menggunakan media animasi / kelas eksperimen dengan N-Gain sebesar 0,57. 2. Perubahan hasil belajar siswa yang menggunakan media tanpa animasi (kelas

kontrol) pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, dengan kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan, memiliki nilai pre-test sebesar 57,6 berubah menjadi 69,6 dilihat dari hasil post-testnya, dengan N-Gain sebesar 0,27.

3. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan media animasi (kelas eksperimen), dengan media tanpa animasi (kelas kontrol) terdapat perbedaan yaitu N-Gain yang diperoleh dari kelas eksperimen sebesar 0,57, sedangkan N-Gain kelas kontrol sebesar 0,27, dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa diharapkan membantu dan mempermudah proses pembelajaran mengenai materi Dasar-Dasar Permesinan.


(33)

51

Salman Alfarizi, 2013

2. Bagi Guru Mata Pelajaran Produktif diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menggunakan media pembelajaran animasi dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar di kelas agar menghasilkan kualitas hasil belajar yang lebih baik.

3. Bagi Pihak Sekolah

a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan dalam menerapkan inovasi media pembelajaran, khususnya dalam pengadaan media pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan.

b. Memberikan dukungan yang bersifat memajukan pelaksanaan pembelajaran dengan multimedia khususnya media animasi baik itu berupa sarana ataupun prasarana.

c. Merekomendasikan setiap guru mata pelajaran agar berupaya menyusun media pembelajaran animasi, khususnya bagi mata pelajaran yang memerlukan penjelasan dengan menggunakan multimedia.

4. Bagi Peneliti Lanjutan

a. Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan sebagai bahan masukan bagi penelitian–penelitian lebih lanjut mengenai media pembelajaran.

b. Membenahi segala kekurangan dalam penelitian, sehingga dapat dihasilkan temuan baru yang dapat memberikan sumbangan positif bagi kemajuan di bidang pembelajaran khusunya pembelajaran dengan menggunakan multimedia.


(34)

Salman Alfarizi, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, T. (2011). Taksonomi Bloom Versi Baru. [Online]. Tersedia http:// tatangmanguny.wordpress.com. [28 April 2012]

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online] Tersedia http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&p=R6855[10 November 2011]

Harun dan Zaidatun. (2004). Teknologi Multimedia dalam Pendidikan. [Online]. http://www.ctl.utm.my/publications/manuals/mm/elemenMM.pdf. [11November 2010].

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rudiman. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sadiman, A. et al. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sagala, S. ( 2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(35)

53

Umaryadi. (2005). Pengetahuan Dasar Yeknik Mesin Mesin. Surakarta: Ghalia Indonesia

Utami, D. (2007). Efektivitas Animasi dalam Pembelajaran. [Online]. http// www.uny.ac.id/akademik/default.php. [11 november 2010].

Wahyudin. (2011). Efektivitas Penggunaan Media Animasi pada Mata Pelajaran Kelistrikan Otomotif di SMK Negeri 1 Gebang Cirebon . Bandung: Skripsi tidak diterbitkan.

Yudhawiratama, R. (2009). Animasi 3 Dimensi Sebagai Media Pengajaran

Gambar Bentuk Untuk Siswa Kelas VII SMPN 36 Bandung:Skripsi tidak


(1)

Salman Alfarizi, 2013

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DASAR-DASAR PERMESINAN

University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu 2 2 2 1 2 1 2 1 n s n s X X t   

f. Tentukan batas bawah kelas interval ( )

dengan rumus: ( )

= Bb – 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas. Dimana: Bb = Batas bawah interval

g. Hitung nilai Zi

=

̅ (Siregar, 2004: 86) Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Li. Harga dan selalu diambil nilai peluang 0,5000.

h. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom Li Contoh:

Li = L1 - L2 (Siregar, 2004: 87)

i. Hitung frekuensi harapan

ei = Li. ∑fi (Siregar, 2004: 87)

j. Hitung nilai untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

= ∑

(Siregar, 2004: 87)

k. Kesimpulan dari uji normalitas adalah jika hasil uji normalitas data tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan dengan pengujian non parametrik.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data Normalized Gain (N-Gain), yaitu data selisih nilai pre test dan post test. Menurut Sugiyono (2009: 134), untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji

t-test. Uji t-test syaratnya data harus homogen dan normal. Berdasarkan

pertimbangan dalam memilih rumus uji t-test, yaitu bila n1 = n2, maka dapat

digunakan t-test baik untuk separated dengan derajat kebebasan (dk) n1 + n2 -2

(Sugiyono, 2009: 272).

Uji t-test dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

(Sugiyono, 2009: 273)

Keterangan:

n1 = Jumlah sampel pada kelas eksperimen A n2 = Jumlah sampel pada kelas eksperimen B


(2)

40

̅ = Rata – rata kelas eksperimen A

̅ = Rata – rata kelas eksperimen B S1 = Standar deviasi kelas eksperimen A S2 = Standar deviasi kelas eksperimen B S12 = Varians kelas eksperimen A S22 = Varians kelas eksperimen B

dengan dk = (n1 + n2) – 2


(3)

Salman Alfarizi, 2013

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DASAR-DASAR PERMESINAN

University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian, penggunaan media pembelajaran animasi dalam pembelajaran pada dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Perubahan hasil belajar siswa yang menggunakan media animasi pada mata

pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, dengan kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan, dapat dilihat dari rata-rata nilai pre-test sebesar 57 berubah menjadi 79,8 (rata-rata-rata-rata nilai pos-test). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar pada siswa yang menggunakan media animasi / kelas eksperimen dengan N-Gain sebesar 0,57. 2. Perubahan hasil belajar siswa yang menggunakan media tanpa animasi (kelas

kontrol) pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dasar-dasar permesinan, dengan kompetensi dasar mengenal ilmu statika dan tegangan, memiliki nilai pre-test sebesar 57,6 berubah menjadi 69,6 dilihat dari hasil post-testnya, dengan N-Gain sebesar 0,27.

3. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan media animasi (kelas eksperimen), dengan media tanpa animasi (kelas kontrol) terdapat perbedaan yaitu N-Gain yang diperoleh dari kelas eksperimen sebesar 0,57, sedangkan N-Gain kelas kontrol sebesar 0,27, dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa diharapkan membantu dan mempermudah proses pembelajaran mengenai materi Dasar-Dasar Permesinan.


(4)

51

2. Bagi Guru Mata Pelajaran Produktif diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menggunakan media pembelajaran animasi dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar di kelas agar menghasilkan kualitas hasil belajar yang lebih baik.

3. Bagi Pihak Sekolah

a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan dalam menerapkan inovasi media pembelajaran, khususnya dalam pengadaan media pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan.

b. Memberikan dukungan yang bersifat memajukan pelaksanaan pembelajaran dengan multimedia khususnya media animasi baik itu berupa sarana ataupun prasarana.

c. Merekomendasikan setiap guru mata pelajaran agar berupaya menyusun media pembelajaran animasi, khususnya bagi mata pelajaran yang memerlukan penjelasan dengan menggunakan multimedia.

4. Bagi Peneliti Lanjutan

a. Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan sebagai bahan masukan bagi penelitian–penelitian lebih lanjut mengenai media pembelajaran.

b. Membenahi segala kekurangan dalam penelitian, sehingga dapat dihasilkan temuan baru yang dapat memberikan sumbangan positif bagi kemajuan di bidang pembelajaran khusunya pembelajaran dengan menggunakan multimedia.


(5)

Salman Alfarizi, 2013

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DASAR-DASAR PERMESINAN

University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Amirin, T. (2011). Taksonomi Bloom Versi Baru. [Online]. Tersedia http:// tatangmanguny.wordpress.com. [28 April 2012]

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online] Tersedia http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&p=R6855[10 November 2011]

Harun dan Zaidatun. (2004). Teknologi Multimedia dalam Pendidikan. [Online]. http://www.ctl.utm.my/publications/manuals/mm/elemenMM.pdf. [11November 2010].

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rudiman. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sadiman, A. et al. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sagala, S. ( 2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta. Siregar, S. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(6)

53

Umaryadi. (2005). Pengetahuan Dasar Yeknik Mesin Mesin. Surakarta: Ghalia Indonesia

Utami, D. (2007). Efektivitas Animasi dalam Pembelajaran. [Online]. http// www.uny.ac.id/akademik/default.php. [11 november 2010].

Wahyudin. (2011). Efektivitas Penggunaan Media Animasi pada Mata Pelajaran Kelistrikan Otomotif di SMK Negeri 1 Gebang Cirebon . Bandung: Skripsi tidak diterbitkan.

Yudhawiratama, R. (2009). Animasi 3 Dimensi Sebagai Media Pengajaran

Gambar Bentuk Untuk Siswa Kelas VII SMPN 36 Bandung:Skripsi tidak