OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM ACARA ETHNIC RUNAWAY DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Opini Masyarakat Surabaya Tentang Acara Ethnic Runaway di Trans TV).

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG
PROGRAM ACARA ETHNIC RUNAWAY DI TRANS TV
(Studi Deskriptif Tentang Opini Masyarakat Surabaya Tentang
Acara Ethnic Runaway di Trans TV)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian per syar atan memper oleh gelar Sar jana
Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Oleh :
Cecilia Yudith Daniafiri
NPM 0543310448

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA

2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “OPINI
MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM ACARA ETHNIC
RUNAWAY DI TRANS TV” (Study Deskriptif Tentang Opini Masyar akat
Sur abaya Tentang Acara Ethnic Runaway di TRANS TV) dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa
moril, spiritual maupun materiil. Untuk itu pada kesempatan yang berbahagia ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Papa Mama, terima kasih atas kesabaran, doa dan motivasinya kepada penulis.
2. Almarhum Eyang dan Mbah Putri, terima kasih atas doa dan motivasinya
kepada penulis.
3. Keluarga besar Pulo Wonokromo dan Keluarga besar Tamtama, terima kasih

kesabaran dan selalu memotivasi penulis.
4. Keluarga Sidokare Asri E-1, terima kasih sudah menerima penulis dengan
segala macam keruwetan penulis dan wejangan-wejangan hidup untuk Penulis
selama ini.
5. Ibu Dra. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Bapak Juwito, S. Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
7. Bapak Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
8. Ibu Dra. Herlina Suksmawati M.Si selaku Dosen Pembimbing utama yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta
motivasi kepada penulis.
9. Dosen-dosen pengajar Program Studi lainnya yang telah mengajarkan ilmu

komunikasi kepada penulis.
10. Bapak Ibu Dosen penguji mulai dari Seminar magang, Seminar Proposal
sampai Lisan, terima kasih atas saran dan kritiknya dalam membantu penulis
berproses hingga sampai saat ini.
11. Bapak Ibu TU, terima kasih selalu sabar membantu penulis dalam
menyelesaikan administrasi kampus selama ini.
12. Sahabat penulis, “Para Ibu-Ibu PKK” Dewi, Emon, Memey, Ve, Windy,
terima kasih selalu ada buat penulis selama ini. Wish U all d best, GalzJ
13. Keluarga Besar Marching Band “Gita Widya Agni”
14. Keluarga Besar KMK Santo Patrisius
15. Teman-teman baru angkatan ’04, ‘05, ‘06, ‘07, ’08, walau tidak kenal, hanya
berbekal manggil mbak, mas, dek, tapi terima kasih buat informasi, guyonan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

semangat dan kebersamaan saat menyelesaikan skripsi ini. Sukses selalu buat
kita semua yaJ
16. Last but not least, Yudhistira, S. Kom. Terima kasih buat prioritas, totalitas
mu, selama hampir 2 tahun ini. Speeclesh. Semoga makin baik setelah ini ya

Saiang. Lup yu:-*
Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan
yang penulis miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya,

Desember 2011
Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

…………………………………………..… i


HALAMAN PENGESAHAN

………………………………………….…

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

……………………………….………….. iii

KATA PENGANTAR

………………………………………….... iv

DAFTAR ISI

…………………………..…….…..……... vi

DAFTAR GAMBAR


…………………………….……...……... ix

DAFTAR TABEL

…………………………………….……… x

DAFTAR LAMPIRAN

…………………………………….……..

xii
ABSTRAKSI

BAB I

BAB II

…………………………………….…… xiii

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

…………………………… 1

1.2.

Perumusan Masalah

…………………………... 11

1.3.

Tujuan Penelitian

…………………………... 11

1.4.


Manfaat Penelitian

…………………………... 12

KAJIAN PUSTAKA
2.1.

Landasan Teori
2.1.1. Televisi Sebagai Media Massa …………...…….. 13
2.1.2. Pemirsa Televisi Sebagai Media Massa …...….... 15

2.2

Media Televisi dan Dampaknya Bagi Pemirsa
2.2.1

Media Televisi ………………………...………... 15

2.2.2. Dampak Media Televisi ………………………... 16
2.3.


Reality Show
2.3.1. Pengertian Reality Show ……………………... 17

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.2.

Tayangan Ethnic Runaway Sebagai Acara Reality
Show …………………………….…...………... 19

2.4

Opini ………………………………………...……...…... 20
2.4.1. Unsur-Unsur Opini ……………………………... 23
2.4.2. Proses Pembentukan Opini ………….…………. 25

BAB III


2.5.

Teori S-O-R ………………………...…………………... 29

2.6.

Kerangka Berpikir ……..……………………………...... 31

METODE PENELITIAN
3.1.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional ………………...……….. 33
3.1.2. Pengukuran Variabel ……………...…...…….. 35

3.2.

Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1. Populasi …………………………….…..……. 38
3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ..….… 39


3.3.

Teknik

Pengumpulan

Data

………………......….………...... 44
3.4.

Teknik

Analisis

Data

…………………...…...…..……..…… 45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.

Gambaran Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Obyek Penelitian Tayangan Ethnic
Runaway di Trans TV ………………………….. 47
4.1.2. Profil Trans TV ………………………………… 48
4.1.2.1.

Logo Trans TV ……………………… 48

4.1.2.2.

Visi Trans TV ……………………….. 49

4.1.2.3.

Misi Trans TV ……………………..... 49

4.1.3. Gambaran Umum Tempat Pengambilan Data …. 49
4.2.

Penyajian

Data

………………..………… 51

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan

Analisis

Data

4.2.1. Identitas Responden ……………………………. 52
4.2.1.1.

Berdasarakan Klarifikasi Jenis Kelamin
……………………………………….. 52

4.2.1.2.

Berdasarakan Klarifikasi Usia ………. 54

4.2.1.3.

Berdasarakan
Terakhir

Klarifikasi

Pendidikan

………………………………

55
4.2.1.4.

Berdasarakan Klarifikasi Pekerjaan …. 56

4.2.2. Penggunaan Media ……………………...……… 57
4.2.2.1.

Frekuensi Responden Dalam Menonton
Program Acara Ethnic Runaway di Trans
TV …………………………………… 57

4.2.2.2.

Durasi

Responden

Dalam

Menonton

Program Acara Ethnic Runaway di Trans
TV …………………………………… 59
4.3.

Opini Masyarakat Surabaya Tentang Program Acara Ethnic
Runaway di Trans TV ………………………………….. 60

4.4.

Arah Opini Pemirsa Teantang Program Acara Ethnic
Runaway di Trans TV ………………………………… 74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Kesimpulan …………………………………………….. 76

5.2

Saran …………………………...……………………….. 76

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….……..……... 77
LAMPIRAN ………………………………………………………..…………... 79

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
CECILIA YUDITH DANIAFIRI, OPINI MASYARAKAT SURABAYA
TENTANG PROGRAM ACARA ETHNIC RUNAWAY DI TRANS TV
(Study Deskriptif Tentang Opini Masyar akat Surabaya Tentang Acar a
Ethnic Runaway di TRANS TV)
Penelitian ini didasarkan pada fenomena program acara Ethnic Runaway
yang sebelumnya berjudul Primitive Runaway yang ditayangkan TRANS TV.
Fenomena dari acara tersebut adalah munculnya pro kontra atas penayangan acara
ini hingga berujung pada protes dari protes dari para aktifis, pegiat dan pendukung
masyarakat adat di Indonesia terutama dari AMAN (Aliansi Masyarakat Adat
Nusantara) serta banyak bermunculan Surat Keberatan Terbuka di dunia maya.
Inti dari ber bagai protes ter sebut penggunaan kata pr imitive dan isi pesan
dar i tayangan Pr imitive Runaway.
Penggunaan kata primitif pada judul adalah bentuk penghinaan dan
pelecehan terhadap suatu kelompok masyarakat. Memberi label primitif
merupakan sebuah bentuk diskriminasi yang merupakan pelanggaran serius
terhadap hak asasi manusia. Secara isi, Primitive Runaway juga cenderung
melakukan sudut pandang yang melecehkan dan menghina cara hidup suatu
komunitas adat. Ini terwujud dalam narasi yang dipakai, rekayasa adegan yang
mencitrakan sisi negatif masyarakat adat, dan penyajian tayangan yang tidak
diimbangi dengan perspektif relativis dan upaya riset yang kuat terlebih dahulu..
Untuk itu TRANS TV sebagai penanggung jawab dari program acara ini
mengganti judul acara ini menjadi Ethnic Runaway.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
mendalam opini masyarakat Surabaya terhadap isi pesan acara dari tayangan
Ethnic Runaway di TRANS TV yang tayang setiap hari Sabtu dan Minggu pukul
15.00 WIB. peneliti memilih opini karena opini adalah salah satu hasil interaksi
dan pemikiran manusia tenteng suatu hal yang kemudian dinyatakan atau
diekspresikan. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi terdapat efek dan
salah satu jenisnya adalah opini atau pendapat dan selanjutnya dapat didefinisikan
opini sebagai suatu pernyataan atau sikap dalam kata-kata (Sastropoetro,
1990:11).
Peneliti menggunakan teori S-O-R, dimana tayangan Ethnic Runaway
akan menjadi stimulus bagi penontonnya, sedangkan respon tentang acara tersebut
dalam penelitian ini adalah opini.
Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya baik pria
maupun wanita yang berumur 17 tahun hingga 50 tahun yang menonton Ethnic
Runaway di TRANS TV. Dan penarikan sampel menggunakan teknik multistage
cluster random sampling.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah masyarakat Surabaya memiliki
opini positif terhadap tayangan Ethnic Runaway yang berarti bahwa berati bahwa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

responden setuju, bahwa materi atau isi pesan dari tayangan Ethnic Runaway
dianggap sebagai tontonan yang menarik, menghibur, memberikan edukasi dan
tidak melecehkan masyarakat adat.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Masyarakat secara umum mendapat informasi yang berasal dari media

massa. Informasi adalah kebutuhan yang tidak biasa dihindari dan selalu
meningkat dari waktu ke waktu, media massa juga selalu berlomba untuk
memberikan informasi yang aktual, akurat dan selengkap mungkin. Dapat
disimpulkan bahwa media massa menyajikan yang terbaik untuk kebutuhan
informasi khalayak.
Kebutuhan informasi bagi khalayak (masyarakat) adalah penting untuk
mendapatkan perkembangan dan pembangunan di berbagai bidang, mulai dari
ekonomi, sosial, politik dan hal lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Hal ini dapat dianalogikan sebagai berikut : seseorang mampu memilih suatu
barang yang sejenis atau sama dengan harga yang berbeda atau kualitas yang
berbada karena memiliki informasi tentang barang tersebut. Analogi diatas
menunjukkan bahwa sebuah informasi memiliki kekuatan.
Pada umumnya, khalayak dalam rangka memenuhi kebutuhan akan
informasi menggunakan perantara media untuk melakukan proses komunikasi
massa. Menurut Joseph A. Devito Effendy (1993:4) mendefinisikan komunikasi
massa sebagai berikut : “ First, mass communication addressed to the message, to

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

an extranally large audience, this does not mean that the audience include all the
people or everyone who watches television : rather it means audience that is large
and generally rather poorly defined. Second, mass communications is perhaps
most easily and logically defined by it form television, audio, newspaper,
magazine, fill books and tape. (Pertama, komunikasi adalah komunikasi yang
ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak
berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang
membaca atau orang yang menonton televisi, agaknya sukar untuk didefinisikan.
Kedua, komunikasi massa adlah komunikasi yang disalurkan oleh pemancarpemancar yaitu audio dan atau visual. Komunikasi massa seringkali akan lebih
mudah dan logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat
kabar, majalah, film, buku dan pita)”
Kehadiran media massa adalah salah satu gejala yang menandai kehidupan
masyarakat modern. Memasuki penghujung dasawarsa 1990-an, masyarakat
seolah-olah diserbu disetiap penjuru waktu oleh berita, hiburan dan informasi
yang mengatur begitu saja dari berbagai media massa yang ada. Mulai dari cetak
seperti surat kabar, majalah, buku sampai media elektronik seperti televisi, radio,
film bahkan internet.
Menurut Effendy (2000:54) media massa terdiri dari dua macam, yaitu
media massa cetak (printed mass media) dan media massa elektronik (electronic
mass media). Media massa cetak antara lain : Koran, majalah. Sedangkan media
massa elektronik yaitu radio, televisi dan internet.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dari beberapa media yang ada, salah satu media yang dibutuhkan
masyarakat adalah media televisi. Televisi hanyalah salah satu komponen media
massa, seperti halnya surat kabar, radio, film ataupun majalah. Tetapi
dibandingkan dengan media lain, media televisi mempunyai banyak kelebihan,
karena sifat auditif (merangsang indera pendengaran) dan sekaligus bersifat visual
(merangsang indera penglihatan). Kelebihan lainnya, media ini mampu
menampilkan gambar-gambar bergerak dari realitas empiris.
Televisi merupakan salah satu media yang paling kuat dalam
mempengaruhi penonton secara psikologi karena televisi merupakan salah satu
media massa yang memiliki sifat spesifik yaitu audio visual. Unsur kata-kata,
gambar bergerak, musik dan sound effect mampu membentuk kesan mendalam
pada penonton (Effendy, 2000:176).
Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang mempunyai
keunggulan dibanding media elektronik lain. Televisi mampu menghadirkan
simbol-simbol berupa audio visual dan memiliki ciri khas yaitu menjanjikan
kecepatan, ketepatan, kepraktisan dan kualitas dalam mencari, mengumpulkan,
menyeleksi, mengolah dan menyajikan informasi. Di Indonesia perkembangan
televisi mulai dirasakan sejak munculnya RCTI yang merupakan televisi swasta
pertama yang berdiri tahun 1989 di Jakarta. Dan diikuti dengan berdirinya stasiunstasiun televisi lainnya, antara lain SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, Metro TV, Trans
TV, Trans 7, Global TV, TV One dan tidak ketinggalan stasiun televisi lokal
lainnya yang memberikan kesempatan pada khalayak untuk aktif dalam
menggunakan media sebagai pemenuhan kebutuhan. Di penghujung dekade

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1980an dan awal 1990an, suasana pertelevisian di Indonesia menjadi meriah.
Munculnya stasiun televisi swasta ini menguntungkan berbagai pihak, yakni
dengan bertambahnya lapangan pekerjaan dan bervariasinya program acara yang
ditayangkan di televisi (Effendy, 2003 : 195) sehingga khalayak dihadapkan pada
banyak pilihan program acara yang dasajikan oleh pengelola stasiun televisi.
Beragam acara disajikan oleh pengelola televisi, mulai dari berita, reality
show, sinetron, talk show, infotainment hingga siaran musik semua ditujukan
kepada khalayak untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Dari
banyaknya program televisi yang ditawarkan oleh pengelola televisi kepada
khalayak dalam memberi suasana baru dalam dunia pertelevisian adalah program
reality show. Reality show sendiri merupakan program acara televisi yang
menampilkan sebuah realita atau kejadian yang nyata di masyarakat yang diliput
serta dikemas menjadi sebuah tampilan yang unik dan menarik serta berbeda dari
program-program acara televisi lainnya, selain unsur informasi dan hiburan, dari
reality show juga menawarkan unsur pengetahuan akan keadaan masyarakat
umum sebenarnya.
Salah satu televisi swasta yang menayangkan berbagai macam tayangan
reality show adalah PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV). TRANS
TV merupakan sebuah perusahaan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION,
yang juga merupakan pemilik TRANS7. Perusahaan televisi ini memperoleh ijin
siaran pada Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang
dilakukan tim antar departemen pemerintah. Maka sejak tanggal 15 Desember

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2001,

TRANS

TV

memulai

siaran

secara

resmi.

(http://www.transtv.co.id/aboutus. diakses pada tanggal pukul)
Sebagai stasiun televisi swasta yang baru berdiri, TRANS TV tidak dapat
dipandang sebelah mata saja. Hal ini terbukti dari berbagai macam penghargaan
yang telah diraih hingga saat ini. Diantaranya Penghargaan Televisi Terbaik oleh
Majalah Cakram, Penghargaan Panasonic Award 2011 untuk kategori pencarian
bakat terfavorit serta mendapatkan piala Citra untuk kategori Best of the Best inhouse (promo) TV Media. (http://www.transtv.co.id/achivement)
Penghargaan-penghargaan tersebut tidak terlepas dari program-program
acara yang variatif sehingga dapat menarik banyak ketertarikan masyarakat untuk
memilih TRANS TV sebagai salah satu media massa dalam memenuhi kebutuhan
akan ibformasi dan hiburan. Beberapa program acara yang disuguhkan oleh
TRANS TV diantaranya adalah News : Reportase, Jelang Siang, Sisi Lain.
Entertainment : Extravaganza, Bioskop Trans TV, Coffe Bean Show, SKETSA,
Akhirnya Datang Juga, Suami-Suami Takut Istri. Talk Show : Ceriwis Pagi
Manis, Menjamu Tamu. Variety Show : Benu Bulo, Wisata Kuliner, Derings.
Kuis : Missing Lyrics, Penting Banget. Dan Reality Show : Termehek-mehek,
Jika Aku Menjadi, Bosan Jadi Pegawai, Orang Ketiga, Realigi, John Pantau,
Ethnic

Runaway

serta

berbagai

macam

program

unggulan

lainnya.

(http://www.transtv.co.id/program)
Salah satu program reality show unggulan TRANS TV adalah program
Ethnic Runaway. Ethnic Runaway ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu
pukul 15.00 WIB.

Ethnic Runaway lahir dari keinginan untuk memberikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

informasi kepada masyarakat tentang keberagaman budaya di Indonesia dengan
melibatkan masyarakat dari latar belakang yang berbeda untuk saling berinteraksi
sehingga timbul rasa keakraban, saling mencintai dan menghargai perbedaan
tersebut.
Ethnic Runaway merupakan sebuah program yang mengajak seorang artis
bersama salah satu sahabat, keluarga, suami-istri atau orang terdekatnya untuk
tinggal (menetap) di salah satu suku yang ada di Indonesia, untuk mempelajari
semua

adat

istiadat,

budaya

maupun

kebiasaan

sebuah

suku.

(http://www.transtv.co.id/frontend/review/index/152/ethnic_runaway)
Acara ini sangat unik karena adanya hiburan yang mengandung makna
pendidikan dan promosi kekayaan salah satu suku bangsa di Indonesia serta
tayangan ini dikonsep berbeda dengan tayangan reality show lainnya karena
ditiap episodenya dipandu artis yang berbeda-beda, dimana si artis selama
beberapa hari tinggal bersama dengan suku yang mereka datangi untuk
mempelajari semua adat istiadat, budaya maupun kebiasaan sebuah suku.
Rata-rata dalam setiap episodenya, penceritaannya sama. Artis ibukota
datang ke pemukiman masyarakat adat. Mereka merupakan simbol atau
representasi masyarakat modern yang dihadirkan dan dikontraskan dengan
tradisionalisme dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat adat.
Dalam masa tayang acara ini muncul persepsi yang berbeda di masyarakat.
Sebelumnya nama acara ini adalah Primitive Runaway dan ditayangkan setiap
hari Jum’at pukul 19.30 WIB. Dari nama acara tersebut, kata primitive
memunculkan protes dari para aktifis, pegiat dan pendukung masyarakat adat di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Indonesia terutama dari AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) serta
banyak bermunculan Surat Keberatan Terbuka di dunia maya. Inti dari berbagai
pr otes ter sebut penggunaan kata pr imitive dan isi pesan dar i tayangan
Primitive Runaway. Penggunaan kata primitif pada judul adalah bentuk
penghinaan dan pelecehan terhadap suatu kelompok masyarakat. Memberi label
primitif merupakan sebuah bentuk diskriminasi yang merupakan pelanggaran
serius terhadap hak asasi manusia. Kata primitif erat kaitannya dengan konotasi
negatif, tafsiran dan asosiasi tindakan, stigmatisasi, tuduhan keterbelakangan,
ketertinggalan, warisan kolonial, pemaksaan dan penindasan dengan inkulturasi,
asimilasi budaya luar modern.
Anggota masyarakat adat dalam setiap episode umumnya digambarkan
sebagai pihak yang kejam, beringas, terbelakang dan punya kebiasaan hidup yang
“tak biasa” (misal, berkeramas dengan sabut kelapa, menjilat-jilat bingkisan, kikir
gigi dan tato tubuh, menjauhi tanah adat yang dijaga roh leluhur dan kebiasaan
kekerasan seperti menombak). Sementara artis yang hadir disitu menjadi pihak
yang “terintimidasi”, sering muak dengan perlakuan anggota masyarakat adat,
dibenarkan berekspresi jijik dan lebih “beradab” jika disandingkan dengan
masyarakat adatnya.
Secara isi, Primitive Runaway juga cenderung melakukan sudut pandang
yang melecehkan dan menghina cara hidup suatu komunitas adat. Ini terwujud
dalam narasi yang dipakai, rekayasa adegan yang mencitrakan sisi negatif
masyarakat adat, dan penyajian tayangan yang tidak diimbangi dengan perspektif
relativis dan upaya riset yang kuat terlebih dahulu. Ini dapat mengancam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

semangat gagasan multikulturalisme dan ruh semboyan Negara kita, Bhineka
Tunggal Ika.
Hal ini semakin mengkhawatirkan bila menilik pemirsa program Primitive
Runaway. Dari pengamatan yang peneliti lakukan dari timeline Twitter dan grup
Facebook program Primitive Runaway ini, peneliti menemukan, pemirsa
Primitive Runaway berusia antara 16 hingga 22 tahun (dilihat dari profil yang
dipasang user Twitter dan Facebook) dan aktif menggunakan social media
(diamati dari jumlah Friends, Wall post dan Tweet). Dengan kata lain, pemirsa
Primitive Runaway tak lain adalah pemirsa remaja hingga dewasa yang nantinya
akan menjadi generasi penerus bangsa.
Primitive Runaway menjadi membahayakan pemirsanya, sebab edukasi
atau sosialisasi dengan sesuatu yang tidak benar, atau benar namun dengan
rekayasa dapat membentuk sistem berpikir, kognisi maupun kategorisasi yang
salah mengenai sesuatu.
Terlepas tontonan tersebut adalah gambaran realitas yang mungkin
mengandung kebenaran faktual dan objektif atau inovasi kreasi media untuk
tujuan hiburan semata-mata dengan segala maksud dan motif popularitas selebritis
dan bisnis dibaliknya, akal sehat dan hati nurani siapapun akan mengatakan tidak
satu orangpun dari anggota salah satu, mungkin juga beberapa orang anggota atau
kelompok suku dalam masyarakat adat di Indonesia sebagai primitif karena
berbeda asal usul, suku, adat istiadat, kebiasaan, termasuk cara dan pola hidup
sehari-hari dari dunia modern dan selebritis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Banyak mendapat protes, TRANS TV tidak tinggal diam. TRANS TV
melakukan mediasi dengan pihak AMAN (Aliansi Mayarakat Adat Nusantara)
dan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) selaku pemberi hak siar. Hasil dari mediasi
tersebut, diputuskan untuk mengganti judul program “PRIMITIVE RUNAWAY”
menjadi “ETHNIC RUNAWAY” dan menyesuaikan konten program tersebut
sehingga lebih menegaskan penghargaan terhadap “Perbedaan Kebudayaan “ yang
di ramu dengan unsur hiburan.
Dalam beberapa forum seperti detik.com dan kapanlagi.com juga peneliti
menemukan beberapa opini yang menyatakan pro dan kontra terhadap acara
Ethnic Runaway. Diantaranya :
Sweetzie, “Aq suka kok acaranya. Seru aja. apalagi pas episode vicky
nitinegoro dan cwe yg aq ga tau namanya.. Jadi kira2 masyarakat yg mana
yg protes?? Aku kan jg bagian dr masyarakat, tp ga protes kok”

Maria Anna, “setuju, acara televisi ini sudah tidak mendidik lagi. banyak
yang acaranya hanya dibuat untuk tebutan rating saja tanpa memikirkan
efek dari tayangan yang mereka buat. Jadinya malah kaya sinetron, nggak
ada nilai pendidikan nya sama sekali”

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
mendalam opini masyarakat Surabaya terhadap isi pesan acara dari tayangan
Ethnic Runaway di TRANS TV yang tayang setiap hari Sabtu dan Minggu pukul
15.00 WIB. Opini pada penelitian ini akan terbagi menjadi 3 (tiga) hal yaitu opini
positif, opini netral dan opini negatif. Dalam penelitian ini, peneliti memilih opini
karena opini adalah salah satu hasil interaksi dan pemikiran manusia tenteng suatu
hal yang kemudian dinyatakan atau diekspresikan. Dalam kaitannya dengan
proses komunikasi terdapat efek dan salah satu jenisnya adalah opini atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pendapat dan selanjutnya dapat didefinisikan opini sebagai suatu pernyataan atau
sikap dalam kata-kata (Sastropoetro, 1990:11).
Selain itu opini akan timbul bila ada sesuatu yang merangsang (stimuli).
Komunikasi akan menstransmisikan berbagai issue (masalah) yang akan
menimbulkan respon dari komunikan issue (masalah) dihadapkan pada individu
atau orang banyak dan dipersepsikan. Setelah mengalami proses maka akan
menimbulkan sikap yang diekspresikan menjadi suatu opini (Sastropoetro,
1990:42).
Dan untuk mengkaji permasalahan diatas, peneliti menggunakan teori SO-R, dimana tayangan Ethnic Runaway akan menjadi stimulus bagi penontonnya,
sedangkan respon tentang acara tersebut dalam penelitian ini adalah opini.
Dalam Penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana opini
masyarakat Surabaya yang berusia 17-50 tahun tentang tayangan Ethnic Runaway
yang mendapatkan banjir protes akibat isi pesan acaranya yang dinilai melecehkan
masyarakat adat. Arah opini masyarakat sendiri diklarifikasikan ke dalam tiga
kelompok yaitu positif, netral dan negatif. Disini peneliti memilih pemirsa yang
berusia 17-50 tahun keatas sebagai subjek penelitiannya, hal ini dikarenakan pada
usia tersebut, individu sudah tertarik dengan fenomena sosial dan dianggap sudah
dapat menganalisa fenomena tersebut (Hurlock, 2004:12) sebab pada usia ini
merupakan pemirsa yang aktif dan paling banyak menonton televisi dan pada usia
ini seseorang mampu berpikir secara realitas dan bisa menilai sesuatu hal secara
obyektif. Dan pemberian batasan usia tersebut dapat mewakili responden yang
diinginkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Peneliti memilih masyarakat Surabaya sebagai subjek penelitian karena
pada dasarnya sebuah tayangan di televisi dapat dinikmati dimanapun dan
kapanpun, jadi tidak terbatas pada tempat atau waktu. Penelitian ini dilakukan di
kota Surabaya secara acak (random), dikarenakan luas wilayah penelitian dan
karakteristik masyarakat kota Surabaya yang majemuk. Selain itu kota Surabaya
dipilih dengan alasan merupakan salah satu kota dengan tingkat perkembangan
terpesat

dalam

segala

bidang

termasuk

teknologi

informasi.

Dimana

perkembangan-perkembangan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pola
pikir masyarakat yang majemuk dan beraneka ragam budaya. Sehingga sebuah
program acara yang ditujukan kepada seluruh khalayak di Indonesia dapat
terwakili oleh masyarakat Surabaya.

1.2.

Per umusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana opini masyarakat Surabaya
terhadap tayangan Ethnic Runaway di TRANS TV?”

1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui opini masyarakat Surabaya terhadap tayangan Ethnic Runaway
di TRANS TV.

1.4.

Kegunaan Penelitian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Memberikan tambahan wawasan bagi peneliti dalam berpikir secara
kritis dan ilmiah tentang fenomena yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat terhadap suatu program acara, serta pengetahuan untuk
mengukur opini masyarakat dan menganalisis melalui teori-teori
komunikasi yang ada. Juga diharapkan penelitian dapat menambah
kajian ilmu komunikasi yang berkenaan dengan studi opini terhadap
program acara televisi sehingga dapat berguna bagi penelitian serupa
di masa yang akan datang.
2. Bagi Instansi
Memberikan bahan masukan kepada pihak TRANS TV yang berkaitan
dengan opini masyarakat terhadap tayangan Ethnic Runaway sehingga
nantinya dapat meningkatkan perbaikan mutu dan peningkatan
kepuasan pemirsa
3. Bagi Universitas
Sebagai salah satu sumbangan pemikiran dan informasi dalam
melengkapi dan mengembangkan perbendaharaan Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik khususnya Ilmu Komunikasi tentang studi opini terhadap
program acara televisi dan memperluas wawasan dalam dunia empirik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teor i

2.1.1

Televisi Sebagai Media Massa
Informasi pada jaman modern sekarang ini mudah didapatkan melalui

penggunaan media massa. Media massa melakukan komunikasi dengan
khalayaknya dengan cara memberikan informasi yang serentak. Komunikasi
massa adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar
yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan
kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung bioskop. (Effendy,
2003:79). Komunikasi massa menyebarkan informasi, gagasan dan sikap yang
beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.
Effendy mengutarakan (2003:81-83), terdapat karakteristik dalam proses
komunikasi massa, diantaranya :
1. Komunikasi massa bersifat umum, dimana pesan komunikasi yang
disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Komunikasi bersifat heterogen, dimana komunikannya adalah sejumlah
orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk
laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama, walau
demikian orang-orang yang tersangkut tadi tidak saling mengenal,
berinteraksi secara terbatas dan tidak terorganisir.
3. Media

massa

menimbulkan

keserempakan.

Maksudnya

adalah

keserempakan kontak dengan jumlah besar penduduk dalam jarak yang
jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lain dalam
keadaan terpisah.
4. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi, yaitu komunikan
yang anonym dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam
perannya yang bersifat umum sebagai komunikator.
Televisi yang juga salah satu media komunikasi massa merupakan realitas
yang sangat dekat dengan realitas sesungguhnya dan memiliki daya tarik sangat
kuat terhadap individu atau kelompok, akibatnya dapat menimbulkan dampak
yang luas bagi masyarakat (Wahyudi, 1994:7).
Dalam banyak hal, khalayak lebih suka menonton televisi karena sifatnya
mendekati realitas dan instan, tanpa harus melalui fantasi yang dibangunnya.
Media elektronik ini memberikan pengaruh yang kuat, dimana kekuatannya
terletak pada kesegaran dan kemampuannya menyampaikan informasi baik
gambar maupun suara pada khalayak luas.
Televisi sifatnya langsung, suatu pesan yang akan disampaikannya kepada
penonton tidak mengalami proses yang berbelit-belit seperti halnya dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

menggunakan bahan tercetak (Effendy, 2000:176). Pesan disini dapat berupa
informasi atau hiburan-hiburan yang dihasilkan, yang mengutamakan kecepatan
mengandung nilai penting dan menarik. Media televisi dipilih karena televisi lebih
mampu menjangkau pemirsa dan mampu memenuhi sejumlah kebutuhan
khalayak, mampu mengatasi jarak dan waktu, sehingga khalayak yang tinggal dii
daerah-daerah dapat menikmati siaran televisi.

2.1.2

Pemir sa Televisi Sebagai Media Massa
Secara sederhana pemirsa dapat didefinisikan sebagai sekumpulan

individu yang menjadi penonton yang memberikan reaksi atas apapun yang
ditayangkan. Konsep dari pemirsa setelah menyaksikan tayangan-tayangan dari
televisi adalah jelas menentukan seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh
media televisi itu terhadap aspek kepribadian pemirsa secara emosional,
intelektual maupun sosial. Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada
pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan. Penerima adalah yang
menjadi konsumen dari media massa yang bersangkutan, dimana mereka ini
bersifat luas, heterogen dan anonym. Sedangkan khalayak artinya orang banyak,
public, kelompok tertentu dalam masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi
(Bungin, 2001:20). Khalayak sebagai isi konsep ilmu komunikasi yang artinya
masyarakat yang menjadi tujuan penyampaian pesan atau isi pernyataan.

2.2

Media Televisi dan Dampaknya Bagi Pemir sa

2.2.1

Media Televisi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Media televisi menyediakan berbagai macam kebutuhan manusia akan
informasi. Manusia akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang belum
diketahuinya melalui televisi. Pada akhirnya, manusia ini dijadikan “budak kecil”
yang pola pikirnya siap diprogram oleh isi materi media tersebut (Kuswandi,
1996:30).
Secara umum dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih berdasarkan
karakteristiknya, yaitu televisi komersial, televise public dan televisi pendidikan.
Tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran media televisi. Masingmasing media ini memberikan penekanan spesifik atas fungsi tertentu. Secara
umum setiap media audiovisual dituntut mampu memberikan hiburan seperti
televisi komersial pada fungsi hiburan, tetapi televise public memberika
penekanan pada penyebaran ide-ide serta realitas sosial dan televisi pendidikan
terfokus pada hal edukasi materi faktual-idealistis (Siregar, 2001:15).

2.2.2

Dampak Media Televisi
Ada tiga dampak yang dapat ditimbulkan dari acara televisi terhadap

pemirsa yaitu :
1. Dampak Kognitif
Kemampuan individu atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara
yang ditayangkan di televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
Contoh : acara siaran berita.
2. Dampak Peniruan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Individu atau pemirsa dihadapkan pada realitas aktual yang ditayangkan
melalui televisi yang pada akhirnya membuat mereka mengikuti apa yang
disampaikan.
Contoh : model rambut baru selebritis yang kemudia menjadi anutan
(trendsetter) atau ditiru secara fisik
3. Dampak Konatif
Yaitu tertanamnya nilai-nilai sosial dan budaya yang telah ditayangkan oleh
televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh : Sinetron.
Namun pada kenyataannya apa yang diungkapkan diatas hanya bersifat
teoritis. Sementara dalam prakteknya banyak kesenjangan yang terjadi. Banyak
acara televisi yang diperuntukkan bagi dewasa namun banyak ditonton oleh anakanak (Kuswandi, 1996:98).

2.3

Reality Show

2.3.1

Penger tian Reality Show
Beberapa definisi reality show adalah :

1. Reality Show adalah suatu acara yang menampilkan realitas kehidupan
seseorang yang bukan selebriti (orang awam), lalu disiarkan melalui jaringan
televisi, sehingga bisa dilihat masyarakat. Reality show tak sekedar
mengekspos kehidupan seseorang, tetapi juga menjadi ajang kompetisi,
bahkan menjahili orang (Widyaningrum dan Cristiastuti, Agustus, 2004).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Reality show secara istilah berarti pertunjukan yang asli (real), tidak
direkayasa dan tidak dibuat-buat. Kejadiannya diambil dari keseharian,
kehidupan masyarakat apa adanya, yaitu realita dari masyarakat (Motulz
Media Center, Mei, 2005).
Jadi reality show adalah suatu acara yang menampilkan realitas nyata asli
kehidupan masyarakat sehari-hari yang diambil dari seseorang yang bukan
selebriti (orang awam), lalu disiarkan melalui jaringan televisi, sehingga bisa
dilihat oleh masyarakat.
Dalam penyajiannya acara reality show ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Dacusuap (dokumenter dan soap opera)
Yaitu gabungan dari rekaman asli dan plot. Disini penonton dan kamera
menjadi pengamat pasif dalam mengikuti orang-orang yang sedang menjalani
kegiatan sehari-hari mereka, baik yang professional maupun yang pribadi.
Dalam hal ini produser menciptakan plot sehingga enak ditonton oleh pemirsa.
Para kru menggabungkan setiap kejadian sesuai dengan yang mereka inginkan
sehingga akhirnya terbentuk cerita berdurasi 30 menit tiap episode.
Contoh : MTV’s Real World. The Temptation Island dll.
2. Hidden Camera
Yaitu sebuah kamera tersembunyi merekam orang-orang dalam situasi yang
sudah di-set.
Contoh : Spontan, Super Trap, Jebakan Batman dll
3. Reality Game Show

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Yaitu sejumlah kontestan yang direkam secara intensif dalam suatu
lingkungan khusus guna memperebutkan hadiah. Fokus dari acara ini para
kontestan menjalani konts dengan penuh tipu muslihat sampai reaksi yang
menang dan kalah.
Contoh : Big Brother Indonesia Bersama Simpati, Master Chef Indonesia,
Penghuni Terakhir dll. (Harmandini, September, 2005).

2.3.2

Tayangan Ethnic Runaway Sebagai Acar a Reality Show
Tayangan realitas atau yang biasa kita kenal dengan reality show

merupakan sebuah program televisi menampilkan sebuah adegan yang tidak
terencana ataupun terskenario sebelumnya yang menimbulkan situasi yang tak
terduga dan umumnya para pelaku yang memainkan peran didalamnya adalah
masyarakat

awam

dan

bukan

aktor

aktris

(http://wisegeek.com/what-is-a-reality-show.htm).

yang
Bentuk

telah

profesional

tayangan

tersebut

sebenarnya telah ada sejak awal munculnya keberadaan televisi, namun model
acara ini dikenal oleh khalayak pada tahun 2000.
Reality show menggambarkan adegan yang seakan akan benar-benar
berlangsung tanpa skenario. Acara realitas umumnya menampilkan kenyataan
yang dimodifikasi, seperti menaruh partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasisituasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu dari partisipan dan melalui
penyuntingan

dan

teknik-teknik

pasca

(http://wisegeek.com/what-is-a-reality-show.htm).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

produksi

lainnya

Selama bertahun-tahun, industri televisi yang terprogram seperti tayangan
berita (news), drama yang merupakan tampilan acara televisi yang terencana
(menggunakan script/naskah) tidak dapat terprediksi tingkat keberhasilannya di
dalam masyarakat. Lain dengan tayangan reality show yang tidak terskenario,
tayangan tersebut lebih disukai oleh masyarakat pada umunya karena
menampilkan keadaan masyarakat secara nyata yang menghadirkan sebuah ide
baru

dari

tayangan-tayangan

yang

sudah

ada

sebelumnya

(http://wisegeek.com/what-is-a-reality-show.htm).
Ethnic Runaway juga dapat dikatakan sebagai acara reality show yang
lahir sebagai bagian dari inovasi program tayangan televisi. Keunikan dan konsep
yang belum pernah ada sebelumnya menjadikan tayangan ini cukup digemari.
Program Trans TV yang diputar seminggu dua kali ini menayangkan kisah
perjalanan dan aktivitas pasangan selebritas yang menetap di salah satu suku.
Banyak kejadian unik yang terjadi mengingat kehidupan si artis dan masyarakat
suku yang berbeda. Terbukti acara Ethnic Runaway memberikan screen shot yang
jelas perilaku si artis saat mengikuti keseharian suku yang di datangi.
Penayangan

program

Ethnic

Runaway

terkesan

menghibur

dan

mengandung makna pendidikan dan promosi kekayaan berbagai suku bangsa di
Indonesia. Program ini diminati oleh khalayak karena dianggap memiliki muatan
edukasi untuk berkenalan dengan berbagai suku di Indonesia. Melalui program
ini, para penonton diajak untuk belajar adat istiadat, budaya maupun kebiasaan
sebuah suku.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4

Opini
Menurut Joseph Klapper di dalam tulisannya The Social Effect of Mass

Communications, dalam Mass Communication Series No. 6 (VOA Forum
Lecture), tiap manusia yang hidup di tengah-tengah masyarakat, lembaga-lembaga
sosial, adalah subyek berbagai pengaruh termasuk mass communication yang
menggunakan pers, radio, film, televisi. Berdasarkan pengaruh-pengaruh ini,
terbentuklah opini mereka mengenai segala macam soal besar atau kecil
(Abdurrachman, 1993:76-77).
Opini dapat diartikan dapat yang merupakan jawaban terbuka (overt)
terhadap suatu persoalan atau issue ataupun jawaban yang dinyatakan berdasarkan
kata-kata yang diajukan secara tertulis maupun lisan. Pengertian lain opini adalah
jawaban lisan pada individu yang member respon (tanggapan) kepada stimulus
(rangsangan) dimana dalam situasi atau kejadian yang pada umumnya diajukan
suatu pertanyaan (Sunarjo, 1997). Sedangkan Santoso Sastropoetro (1990) yang
dikutip dari Cutlip dan Center mengatakan opini adalah suatu pernyataan tentang
sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial.
Moore mengatakan bahwa, “opini publik adalah suatu ungkapan
keyakinan yang menjadi pegangan bersama di antara para anggota sebuah
kelompok atau public, mengenai suatu masalah kontroversial yang menyangkut
kepentingan

umum”

(Moore,

1988:49).

Sedangkan

Kruger

Reckless

mendefinisikan opini public sebagai penjelmaan dari pertimbangan seseorang
tentang sesuatu hal, kejadian atau pikiran yang telah diterima sebagai pikiran
umum (Sunarjo, 1997). Opini publik dilandasi pemikiran yang rasional. Banyak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

orang kini mempertimbangkan informasi mengenai persoalan kontroversial,
menangguhkan keputusannya sampai mendapatkan fakta dan menilai informasi
yang diterimanya dari berbagai sumber (Moore, 1988).

Menurut Emory S. Bogardus ada beberapa istilah opini antara lain :
1. Personal opinion (opni personal)
Opini personal adalah penafsiran individual mengenai berbagai masalah
dimana terhadapnya tidak terdapat suatu pandangan yang sama.
2. Private opinion (opini pribadi)
Opini pribadi ini merupakan aspek

yang sangat

penting bagi

berkembangnya opini personal. Hal ini disebabkan opini pribadi adalah
suatu bagian dari opini personal yang tidak dinyatakan.
3. Group opinion (opni kelompok)
Opini kelompok terdiri dari :
a. Majority opinion (opini mayoritas)
Opini mayoritas adalah opini yang dinyatakan atau sedikit-dikitnya
dirasakan oleh lebih dari setengah dari sesuatu kelompok atau sesuatu
lingkungan.
b. Minority opinion (opini minoritas)
Opini minoritas adalah suatu konklusi yang didukung oleh kurang dari
separo jumlah anggota kelompok yang berkepentingan.
4. Coalition opinion (opini koalisi)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Opini koalisi adalah gabungan dari beberapa opini minoritas. Opini
tumbuh karena pengaruh-pengaruh dari luar yang memerlukan adanya
penggabungan opini. Apabila pengaruh-pengaruh itu sudah tidak ada maka
opini koalisi yang berperan sebagai opini mayoritas akan buyar kembali ke
dalam kepingan-kepingan opini minoritas.
5. Concensus opinion (opini konsensus)
Opini konsensus adalah bentuk opini yang mempunyai kekuatan lebih dari
opini mayoritas, karena diwujudkan melalui proses diskusi atau mufakat
bersama.
6. General opinion (opini umum)
Opini umum ini adalah opini yang berakar kepada tradisi serta adat
istiadat, berkembang dari dahulu hingga sekarang dan telah diterima
sebagaimana adanya tanpa kesadaran dan kritik dari generasi lama oleh
generasi yang lebih muda.
(Sunarjo, 1997 : 35-43)

2.4.1. Unsur -unsur Opini
R.P. Abelson menyebutkan bahwa opini mempunyai 3 unsur yaitu :
1. Believe (kepercayaan)
2. Attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang)
3. Persepsi
(Sunarjo, 1997:89)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Believe adalah kepercayaan tentang suatu. “Believe diartikan anggapan
subjektif bahwa suatu objek atau peristiwa punya cirri atau nilai tertentu, dengan
atau tanpa bukti”. (Sunarjo, 1997:89)
Menurut Zimbardo dan Ebbesen, “attitude atau sikap adalah suatu
predisposisi (keadaan yang mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide tau obyek
yang berisi komponen-komponen cognitive, affective dan behavior” (Sunarjo,
1997:102). Komponen-komponen tersebut :
1. Komponen C : Cognition (pengertian atau nalar)
Komponen ini berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu
informasi,

pesan,

fakta

dan

pengertian

yang

berkaitan

dengan

pengertiannya.
2. Komponen A : Affect (perasaan)
Komponen ini berkaitan dengan rasa senang, suka, saying, takut, benci,
sedih dan kebanggaan hingga muak atau bosan terhadap sesuatu.
3. Komponen B : Behavior (tingkah laku)
Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku atau perilaku sesorang,
misalnya bereaksi untuk memukul, menghancurkan, menerima, menolak,
mengambil, membeli dan sebagainya.
Menurut North dan Strange (1973:11), ada tiga ide pokok dari definisi
sikap yaitu :
1. Sikap yang ditujukan langsung ke obyek. Obyek yang berasal dari sikap
bisa berupa kebijakan, personel, group, kegiatan, hal yang abstrak (seperti
kebebasan/Tuhan)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Sikap merupakan tendensi positif atau negative dalam hubungannya
terhadap sesuatu objek. Variasi sikap dapat berupa pernyataan menerima
secara extreme atau pernyataan menolak secara eksterm.
3. Sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi secara berbeda.

Selain kepercayaan dan sikap, persepsi juga merupakan unsur opini.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Ada
empat factor yang menentukan persepsi antara lain :
1. Latar belakang budaya
Persepsi terikat oleh budaya (culure-bound). Tidak ada dua orang yang
memiliki nilai-nilai budaya sama persis, maka tidak ada juga dua orang
memiliki persepsi yang sama persis.
2. Pengalaman masa lalu
Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek jelas akan
membuat seseorang menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan
semata atau pengalaman yang mirip.
3. Nilai-nilai yang dianut
Nilai adalah komponen evaluative dari kepercayaan kita, mencakup
kegunaan, kebaikan, estetika dan kepuasan.
4. Berita-berita yang berkembang
Berita-berita lain yang lebih dulu ada kemudian diiterpretasikan dan
interpretasi dari individu atau kelompok inilah yang melahirkan persepsi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

(Sunarjo, 1997 : 93-99)

2.4.2. Proses Pembentukan Opini
Menurut Emory S. Bogardus, opini adalah penafsiran individual mengenai
berbagai mas

Dokumen yang terkait

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7).

0 0 109

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7).

3 9 109

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN “YUK KEEP SMILE” DI TRANS TV(Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan “Yuk Keep Smile” Di Trans TV).

2 3 90

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN MATA LELAKI DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Mata Lelaki Di Trans 7).

0 2 80

MOTIF PEMIRSA MENONTON PROGRAM ACARA TAHAN TAWA DI TRANS TV ( studi deskriptif tentang motif masyarakat Surabaya menonton program acara Tahan Tawa di Trans Tv ).

0 0 88

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON TAYANGAN ACARA “PRIMITIVE RUNAWAY” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Di Surabaya Terhadap Tayangan Acara “Primitive Runaway” Di Trans TV).

0 0 87

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON TAYANGAN ACARA “PRIMITIVE RUNAWAY” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Di Surabaya Terhadap Tayangan Acara “Primitive Runaway” Di Trans TV)

0 0 23

MOTIF PEMIRSA MENONTON PROGRAM ACARA TAHAN TAWA DI TRANS TV ( studi deskriptif tentang motif masyarakat Surabaya menonton program acara Tahan Tawa di Trans Tv )

0 0 20

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7)

0 0 27

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN “YUK KEEP SMILE” DI TRANS TV(Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan “Yuk Keep Smile” Di Trans TV)

0 0 17