OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN MATA LELAKI DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Mata Lelaki Di Trans 7).

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN
MATA LELAKI DI TRANS 7
(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan
Mata Lelaki Di Trans 7)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fisip UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :

Rahmadani Pr astyo
0643310411

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN
MATA LELAKI DI TRANS 7
(Studi Deskr iptif Opini Masyar akat Sur abaya Tentang Tayangan
Mata Lelaki Di Tr ans 7)

Disusun Oleh :

Rahmadani Prastyo
0643310411

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi, oleh :

Pembimbing Utama

Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 195808011984021001


Mengetahui
Dekan

Dra. Ec. Hj Suparwati, M.Si
NIP. 1955 0718198302 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN
MATA LELAKI DI TRANS 7
(Studi Deskr iptif Opini Masyar akat Sur abaya Tentang Tayangan
Mata Lelaki di Tr ans 7)
Disusun Oleh :

RAHMADANI PRASTYO
0643310411
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada Tanggal : 18 J uli 2013
Pembimbing Utama
1.

Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 195808011984021001

Tim Penguji :
Ketua

J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 3 6704 95 00361
2.

Sekretaris

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199609 2001
3. Anggota


Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 195808011984021001
Mengetahui
Dekan

Dra. Ec. Hj Suparwati, M.Si
NIP. 1955 0718198302 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala Puji milik Allah. Kita memuji, memohon pertolongan , meminta
petunjuk, dan mengharap ampunan dari-Nya. Kita juga berlindung kepada Allah
dari kejahatan diri kita dan buruknya amalan kita. Serta salam, rahmat, dan
berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Rasulullah saw.
Alhamdulillah, Saya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Opini
Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Acara Mata Lelaki Di Tr ans 7”
Meski jauh dari sempurna tetapi akhirnya dapat berjalan dengan baik meskipun

banyak cobaan yang saya lalui. Sungguh skripsi ini tidak akan bisa disuguhkan
seandainya saya tidak dibantu dengan segenap insan yang selalu memberi
dukungan kepada saya baik materi maupun spirit, maka sungguh dengan hati yang
ikhlas insya Allah saya berterimakasih untuk semua yang membantu, untuk
Keluarga saya, Ibu saya Ndarini yang berdoa agar anaknya bisa mencapai gelar
sarjana tanpa berputus asa selalu memberikan segala yang terbaik untuk saya,
terimakasih atas kesabaran Ibu selama ini, lalu Kakak saya Deni beserta
keluarganya yang selalu saya repotkan dan juga tak pernah menyerah
mengusahakan dalam meraih apa yang saya inginkan. Kepada sahabat – sahabat
saya yang senantiasa menasehati saya dalam kebaikan, kesabaran dan menuntun
saya dalam kebenaran, Radima, Machrus yg sama – sama berjuang menyelesaikan
kuliah ini, Ardi atas segala dukungannya, Mochie, Momo dan ke empat anak –
anaknya yg membuat saya selalu tersenyum, dan sahabat lainya yang juga
membantu saya.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Terimakasih juga takkan lengkap bila tidak saya tujukan kepada semua

Ustadz – Ustadz Masjid Al - Hikmah, Gayung Sari IV Surabaya yang membantu
saya belajar sebagai seorang Muslim yang kaffah. Linda yang mengawali apa
yang saya lakukan. Semua pihak - pihak yang membantu saya dalam mengerjakan
skripsi saya ini, sungguh takkan selesai jika tanpa bantuan mereka semua yang
tidak bias saya sebutkan satu persatu.
Juga takkan lupa saya ucapkan terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya
kepada :
1. Dra. Ec. Hj Suparwati, Msi. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Politik
UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Juwito, S.Sos, Msi. Selaku Kepala jurusan Ilmu Komunikasi
3. Drs. Kusnarto, Msi. Selaku dosen pembimbing atas petunjuk dan
bimbingannya dalam menyelesaikan apa yang saya kerjakan ini.
4. Semua Dosen – Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, beserta staff TU.
Saya harap apa yang terulis dalam skripsi ini bisa mengantarkan pembaca
khususnya Mahasiswa ke sesuatu yang lebih bermanfaat dan mendidik dan juga
saran ataupun kritik membangun untuk tulisan ini. Akhirnya, segala puji bagi
Allah, Illah semesta alam, love you in Allah.

Surabaya, Mei 2013
Rahmadani Prastyo


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
ABSTRAKSI ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 8
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 8
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................... 10
2.2. Landasan Teori ....................................................................... 11
2.2.1. Pengertian Komunikasi ................................................ 11
2.2.2. Fungsi Komunikasi ...................................................... 12

2.2.3. Proses Komunikasi Bermedia ...................................... 13
2.2.4. Media Massa ............................................................... 14
2.2.5. Peran Media Massa ...................................................... 15
2.2.6. Media Televisi ............................................................. 17
2.2.7. Dampak Media Televisi ............................................... 19
2.2.8. Format Acara Televisi ................................................. 19
2.2.9. Pemirsa Sebagai Khalayak ........................................... 21

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.10. Acara Mata Lelaki ....................................................... 24
2.2.11. Opini ........................................................................... 25
2.2.12. Teori S-O-R ................................................................ 28
2.3. Kerangka Berfikir ................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................. 34
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................... 34
3.2.1. Opini ............................................................................ 34

3.2.2. Pengukuran Variabel .................................................... 36
3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel .................... 37
3.3.1. Populasi ........................................................................ 37
3.3.2. Sampel.......................................................................... 38
3.3.3. Teknik Penarikan Sampel .............................................. 38
3.4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 39
3.5. Metode Analisis Data ............................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 41
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data .......................................... 44
4.2.1. Identitas Responden ...................................................... 44
4.2.2. Informasi Tentang Media.................................................... 46
4.2.3. Opini Responden ................................................................ 47

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 68

5.2. Saran ..................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 70
LAMPIRAN .................................................................................. 72

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK

Rahmadani Pr astyo, OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN MATA
LELAKI DI TRANS 7 (Studi Deskr iptif Opini Masyar akat Sur abaya Tentang
Tayangan Mata Lelaki Di Tr ans 7)
Salah satu kebutuhan yang cukup penting dan esensial bagi manusia adalah
kebutuhan akan informasi. Pada akhir tahun 2012 terdapat salah satu reality show di
Trans 7 yakni Mata Lelaki. Mata Lelaki merupakan salah satu program reality show di
Trans 7 yang membahas gaya hidup terkini, update dan menarik. Mata Lelaki
mendapatkan teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada tanggal 11 Oktober
2012. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui opini masyarakat tentang
tayangan Mata Lelaki Di Trans 7.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia lebih dari
21 tahun dan metode penarikan sampel yang digunakan adalah non probability sampling.
Dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang sampel nya secara
sengaja atau sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Pengumpulan data
untuk penelitian disini menggunakan dua pendekatan yaitu data primer dan data
sekunder. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi.
Berdasarkan analisis dan pembahasan pengujian didapatkan responden di
Surabaya memberikan opini yang mengarahkan jawaban ke arah negatif karena
responden merasa bahwa acara Mata Lelaki dari keseluruhan acara terlalu mengarah ke

hal - hal yang tabu untuk di perbincangkan di depan umum, dan masih banyak
yang perlu diperhatikan dalam penyajian dan penayangannya.
Kata Kunci : Opini, Reality Show, Mata Lelaki

One needs a fairly important and essential for human beings is the need for
information. At the end of 2012 there is one reality show in the Mata Lelaki Trans
7. Mata Lelaki is one of the reality show program on Trans 7, which discusses
current lifestyle, updates and interesting. Mata Lelaki get a reprimand from the
Indonesian Broadcasting Commission (KPI) on October 11, 2012. The purpose of
this study was to determine public opinion on impressions Mata Lelaki Trans 7.
The population in this study is people in Surabaya over the age of 21 years
and the sampling method used was non-probability sampling. With purposive
sampling technique sampling his samples intentionally or samples taken because
there are certain considerations. Data collection for the study here using two
approaches, namely primary data and secondary data. Methods of data analysis in
this study using frequency tables.
Based on the analysis and discussion of testing in Surabaya respondents
obtained an opinion that direct answer in the negative direction because the
respondents felt that the show Mata Lelaki of the whole event too leads are taboo
for the talk in public, and still more that needs to be considered in the presentation
and broadcast.
Keyword : Opini, Reality Show, Mata Lelaki

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu kebutuhan yang cukup penting dan esensial bagi manusia
adalah kebutuhan akan informasi. Informasi saat ini telah menjadi hal yang
sangat penting dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang.
Setiap orang, badan, dan organisasi berhak untuk memperoleh informasi
untuk dapat berkembang dan berinteraksi dengan lingkungannya. Informasi
sangatlah berharga bagi manusia karena informasi adalah salah satu
kebutuhan bagi manusia untuk bisa mengetahui, memahami, dan mengerti
hal-hal yang ada dan terjadi disekitarnya. Dan masyarakat akan memasuki
suatu peradaban informasi, maka peranan dan posisi informasi menjadi
sangat penting.
Informasi diperoleh melalui media untuk memenuhi kebutuhannya
serta untuk mengetahui dengan jelas segala hal yang terjadi didunia atau
disekelilingnya. Maka hadirlah sarana komunikasi yang lebih dikenal sebagai
media massa, Perkembangan media massa akhir ini sangat pesat. Media
massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk informasi
kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai dari
informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari informasi
yang disajikan oleh media massa. (Sobur, 2006:162).

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Seiring dengan perkembangan waktu, zaman komunikasi massa
seperti sekarang ini juga mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini serta ditunjang dengan rasa
keingintahuan masyarakat yang sangat besar terhadap sebuah informasi
terbaru, sekarang ini komunikasi massa dirasa sangat penting bagi
masyarakat. Dengan mereka mengetahui apa yang terjadi di sekitarnya,
secara tidak langsung memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk
dijadikan sebuah bahan pembicaraan sehingga interaksi yang terjadi di
masyarakat berjalan secara terus - menerus.
Komunikasi dalam kaitannya dengan masyarakat luas dapat diartikan
sebagai komuniaksi massa, komunikasi massa adalah komunikasi melalui
media massa modern. Dan media massa ini adalah surat kabar, film, radio
dan televisi. Jadi yang diartikan komunikasi massa ialah penyebaran pesan
dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak,
yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca
surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film, tidak tampak oleh si
komunikator. Dengan demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa atau
komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one way trafic).
Begitu pesan disebarkan oleh komunikator, tidak diketahuinya apakah pesan
itu diterima, dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan (Effendy, 2004:50).
Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan,
dinamika masyarakat akan terbentuk, media adalah pesan. Jenis media massa
yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape
recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi,
film, video) yang bersifat ferbal visual vokal (Liliweri, 2001).
Perkembangan teknologi dan informasi dari waktu ke waktu
melahirkan inspirasi yang luar biasa dengan ditandai munculnya televisi,
radio, satelit dan lainnya. Seiring dengan berputarnya waktu dan
perkembangan teknologi yang semakin berkembang dan sampai pada tahap
yang modern seperti yang terjadi pada saat ini. Pada saat situasi seperti ini
salah satu pihak yang dapat memberikan informasi secara global adalah
televisi. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan
medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian secara
luas, hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan
televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil
(Wibowo, 2007:17).
Saat ini televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih
lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang
digunakan untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau pasangan
mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman. televisi menjadi
cermin

perilaku

masyarakat

dan

televisi

dapat

menjadi

candu

(Morrisan, 2004:41).
Media televisi pada hakekatnya adalah movie atau motion picture in
the home, yang membuat pemirsanya tidak perlu keluar rumah untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

menontonnya. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki
televisi dan keunggulan yang lain adalah televisi tersaji dalam bentuk audio
visual, dengan kata lain televisi adalah perpaduan antara radio dan film, ini
menjadi daya tarik kuat televisi. Selain mempunyai unsur kata-kata sound
effect, juga mempunyai unsur visual berupa gambar hidup yang mampu
menimbulkan kesan yang mendalam pada pemirsa. Sehingga seolah-olah
khalayak berada di tempat peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi
itu (Effendy, 2000:177).
Media massa, khususnya televisi saat ini telah mengalami
perkembangan pesat di berbagai negara. Era siaran televisi diawali oleh
stasiun pemerintah, yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI), secara tidak
langsung telah mendorong munculnya televisi swasta. Diawali oleh Rajawali
Citra Televisi Indonesia (RCTI) dan Surya Citra Televisi (SCTV), TV, TV
One, METRO-TV, TRANS TV, Global TV dan Trans 7 saat ini mulai
tumbuh dan berkembang, baik yang nasional maupun yang lokal (Kuswandi,
1996:37). Ada juga stasiun televisi lokal di beberapa daerah, misalnya Riau
TV, JTV, Batu TV dan masih banyak lagi. Perkembangan tersebut sangat
membantu masuknya arus informasi bagi masyarakat.
Sebuah acara dalam

penayangannya, terdapat aturan-aturan yang

membatasi tayangan untuk disiarkan secara bebas. Ada beberapa aturan
terhadap program-program acara yang akan ditayangkan ke stasiun TV
dengan

memperhatikan kategori tayangan seperti bimbingan orang tua

(BO), Dewasa (D), Remaja (R), Semua Umur (SU). Setiap jenis acara harus

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

disesuaikan dengan jam pemirsanya yang sedang aktif menonton televisi,
seperti jam tayang pemirsa anak-anak dan remaja yang aktif menonton pada
pukul 1 siang hingga pukul 9 malam serta tayangan jam orang dewasa
menonton

pada

pukul

10

malam

(http://elib.unikom.ac.id/

files/disk1/456/jbptunikompp-gdl-luthfanhad-22797 -5-unikom_l-i.pdf).
Salah satu acara televisi saat ini kategori dewasa adalah Mata Lelaki
di Trans 7. Mata Lelaki adalah sebuah program dewasa, yang tayang setiap
hari Selasa pukul 00.15 WIB. Ini adalah sebuah persepsi sebagian laki-laki,
mengenai segala hal yang menjadi trend, segala hal yang ada disekitar lakilaki, dan segala hal tentang wanita. Sebuah persepsi tentang keseksian
seorang wanita, dan segala hal yang mengelilinginya. Persepsi ini akan
diambil dari data riset, yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga, dan
mudah

diakses

oleh

banyak

orang

(http://www.trans7.co.id/

frontend/home/view/359).
Acara Mata Lelaki disini banyak digemari karena memberikan
informasi bagaimana laki-laki menghargai sekitarnya, menghargai wanita,
dan menghargai dirinya sendiri. Ini adalah bagaimana laki-laki memandang
wanita. Berangkat dari sebuah mitos, yang kemudian dicari data risetnya,
dan

kemudian

ditelaah

dan

diambil

kesimpulan

akhirnya

(http://www.trans7.co.id/frontend/home/view/359).
Namun Mata Lelaki dalam penayangannya juga sering mendapatkan
protes dari masyarakat seperti hal nya aduan yang disampaikan oleh salah
satu masyarakat kepada Komisi Penyaiaran Indonesia (KPI) yang dilakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

oleh

Ayu

Rahayu

(http://kpi.go.id/index.php/lihat-aduan/view-

submission/58):
” Mata Lelaki adalah sebuah program dewasa, terlalu mengandung
unsur pornografi dgn bahasan acara yg tidak layak diajarkan bagi
siapa saja. Krn bahasannya mengandung unsur SEX. Dan pakaian
pembawa acarnya yg terlalu seronok / vulgar. Membawakannya jg
terlalu seperti wanita penggoda / nakal.Karena ada acara ini...anak
saya yg menginjak remaja bahkan yg masi umur 10tahun, malam hari
terbangun , bahkan tidak tertidur untuk melihat acara tv ini. yg lebih
parah lagi, suami jg ikut nonton. Bagaimana mau memberi contoh yg
baik kalo org tuanya jg menonton???saya sebagai istri menasehati
dgn baik, malah akhirnya kami sekeluarga bertengkar.tolong ditindak
lanjuti KPID, supaya tiap keluarga tidak hancur oleh acara TV tsb.
Anak2 jg masi kecil, belom saatnya mengetahui acara dewasa
Aduan dari masyarakat tersebut juga berdampak pada teguran Komisi
Penyiaran Indonesia kepada acara Mata Lelaki”. Pada 4 September 2012
pukul 00.14 WIB terdapat pelanggaran yakni berupa penayangan adegan
eksploitasi tubuh bagian dada dan paha host dan beberapa model wanita
pada program secara close up. Jenis pelanggaran ini dapat dikategorikan
sebagai pelanggaran atas pelarangan adegan seksual serta norma kesopanan
dan kesusilaan. KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan penayangan tersebut
telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia
tahun 2012 Pasal 9 dan Pasal 16 serta Standar Program Siaran Pasal 9 dan
Pasal 18 huruf h.
Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) Pasal 9 yang berbunyi “Lembaga
penyiaran wajib menghormati nilai dan norma kesopanan dan
kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat”
Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) Pasal 16 yang berbunyi “Lembaga
penyiaran
wajib tunduk pada ketentuan pelarangan dan/atau
pembatasan program siaran bermuatan seksual
Standar Program Siaran Pasal 9 Program siaran wajib memperhatikan
norma kesopanan dan kesusilaan yang dijunjung oleh keberagaman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

khalayak baik terkait agama, suku,budaya, usia, dan/atau latar
belakang ekonomi.
Standar Program Siaran Pasal 18 huruf h Program siaran yang
memuat adegan seksual dilarang mengeksploitasi dan/atau
menampilkan bagian-bagian tubuh tertentu, seperti: paha, pantat,
payudara, secara close up dan/atau medium shot;
Teguran mengenai penayangan adegan eksploitasi tubuh bagian dada
dan paha host dan beberapa model wanita pada program secara close up
sejalan dengan keadaan di masyarakat saat ini dimana banyak pelecehan
seksual yang disebabkan wanita yang menggunakan pakaian yang tidak
terbuka dan tidak sopan. rok mini dan baju seksi itu yang mendorong
terjadinya pemerkosaan. Pelaku perkosaan semakin mudah melakukan
tindakannya,

karena

mengangkatkan

rok

mereka

tinggal

yang

melepas

dikenakan

separuh

baju

dan

para

perempuan

(http://sosbud.kompasiana.com/2013/01/29/pemerkosaan-yang-disebabkanrok-mini-dan-baju-seksi-523983.html).
Disisi lain program acara “Mata Lelaki” dapat memberikan informasi
mengenai dunia malam seperti halnya gaya hidup yang sedang berkembang
saat ini, atau bagaimana cara menghargai perempuan. Program acara “Mata
Lelaki” merupakan salah satu acara yang sudah memenuhi standar jam
tayang dari televisi. Acara berlangsung pada dini hari, sesuai dengan
segmentasi audiens yang dituju, yakni orang dewasa. Penempatan waktu jam
tayang program acara ini dirasa sudah tepat karena biasanya pada jam
tersebut anak-anak sudah tidur terlelap, dan tinggal orang dewasa yang masih
bangun untuk melihat program acara tersebut. Menurut pasal 21 ayat 1
sampai dengan ayat 3 peraturan penyiaran Indonesia no 01/p/kpi/03/2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

tentang pedoman perilaku penyiaran menyatakan bahwa : klasifikasi untuk
siaran dewasa yaitu khalayak diatas 18 tahun. Santrock (2002;23) juga
berpendapat bahwa individu yang berusia 18-30 tahun layak dijadikan
sebagai populasi dalam penelitian ini karena usia tersebut sebagai awal tahap
kedewasaan,

yaitu

periode

perkembangan

dan

masa

pembentukan

kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karier dan memiliki
rasa ingin tahu yang besar tentang suatu hal.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul
"opini masyarakat tentang tayangan Mata Lelaki di Trans 7 (studi deskriptif
opini masyarakat di Surabaya tentang tayangan Mata Lelaki di Trans 7"
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah
dalam penelitan ini adalah "Bagaimanakah opini masyarakat tentang
tayangan Mata Lelaki di Trans 7?"
1.3. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitan ini adalah " Untuk mengetahui opini
masyarakat tentang tayangan Mata Lelaki di Trans 7"
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian ini dapat
menjadi bahan informasi atau masukan yang bermanfaat antar lain :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

1. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak
stasiun TV dalam mengembangkan dan meningkatkan program acara
televisi khususnya acara yang mengangkat tema dewasa.
2. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
khususnya komunikasi massa yang berkaitan dengan opini masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Heri Kristanto (2005) dengan judul Opini
masyarakat terhadap kinerja layanan pemerintah di bidang Polkam, Ekuin dan
Kesra. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
penilaian masyarakat terhadap kinerja layanan pemerintah dibidang Polhukam,
Perekonomian dan Kesra. Hasil dalam penelitian ini adalah responden merespon
positif tindakan KPK mengusut berbagai kasus koperasi belakangan ini.
Perbedaan penelitian yang dilakukan Heri Kristanto (2005) dengan penelitian saat
ini adalah metode penelitian yang dilakukan Heri Kristanto (2005) menggunakan
objek layanan pemerintah di bidang polhukam

sedangkan pada penelitian

menggunakan acara di televisi.
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Drs H Darmani (1997) dengan judul
”Pendapat Umum Pra Pemilu 1997 di Kotamadya Pontianak” tujuan penelitian
Drs H Darmani (1997) adalah untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat ang
dijadikan sasaran penelitian khususnya di wilayah Kotamdaya Pontianak. Hasil
yang didapat yakni partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemilu menunjukan
indikasi yang cukup baik. Perbedaan penelitian yang dilakukan Drs H Darmani
(1997) dengan penelitian ini adalah dalam penelitian Drs H Darmani (1997)
menggunakan objek pemilun sedangkan pada penelitian menggunakan acara di
televisi.

10
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Komunikasi
Secara Etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal
dari bahasa latin communicaty ,dan perkataan ini berasal dari kata communis,
perkataan communis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada
kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik.
Arti communis disini adalah sama, dan arti sama makna, yaitu sama makna
mengenai suatu hal. (Effendy, 2004:4)
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa
komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu
sesuatu kepada orang lain. Jadi yang terlibat dalam komunikasi itu adalah
manusia, Karena itu, komunikasi yang dimaksud disini adalah komunikasi
manusia atau dalam bahasa asing human communication ,yang sering kali disebut
pula komunikasi sosial atau social comunication. Komunikasi manusia sebagai
singkatan dari komunikasi antar manusia dinamakan komunikasi sosial atau
komunikasi

kemasyarakatan karena

hanya

pada

manusia-manusia

yang

bermasyarakat terjadinya komunikasi. Masyarakat terbentuk dari paling sedikit
dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya.
Robinson Crusoe, yang hidup menyendiri disebuah pulau terpencil, tidak hidup
bermasyarakat karena dia hidup sendirian. Oleh karena itu dia tidak
berkomunikasi dengan siapa-siapa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Jadi teknik berkomunikasi yang menjadi pokok permasalahan dalam
pembahasan ini adalah komunikasi antara seseorang dengan orang lain,
komunikasi manusia atau komunikasi sosial yang sebagaimana ditegaskan di atas
, mengandung makna “proses penyampaian suatu pernyataan dari seseorang
kepada orang lain”. (Effendy, 2004:4)
Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu,
ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media baik
media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film maupun non media
massa misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan
sebagainya.
Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat internasional,
mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana
kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan
pada komunikan yang menjadi sasaran (Effendy, 2004).
2.2.2. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri,
untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur,
dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita
berkerjasama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan
tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan
bersama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bisa diartikan
akan “tersesat”, karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu
lingkungan sosial (Mulyana, 2001:5). Komunikasilah yang memungkinkan
individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai
panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi. Komunikasi pula yang
memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk
mengatasi situasi-situasi problematik yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri
dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum,
berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab,
karena cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga
dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.
2.2.3. Proses Komunikasi Bermedia
Komunikasi bermedia adalah komunikasi menggunakan saluran atau
sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya,
dan

atau banyak jumlahnya. Komunikasi bermedia disebut juga komunikasi

secara tidak langsung dan sebagai konsekuensinya arus balik pun tidak terjadi
pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator tidak mengetahui tanggapan
komunikan pada saat ia berkomunikasi. Oleh sebab itu, dalam melancarkan
komunikasi dengan menggunakan media, komunikator harus lebih matang dalam
perencanaan dan persiapannyasehingga ia merasa pasti bahwa komunikasinya itu
akan berhasil. Dalam hubungan ini ia harus memperhitungkan berbagai faktor. Ia
harus mengetahui sifat-sifat komunikan yang akan dituju dan memahami sifatsifat media yang digunakan. Komunikan yang dituju dengan menggunakan media

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

bisa hanya seorang saja, dapat juga sekelompok kecil orang,bisa pula sejumlah
orang yang amat banyak (Effendy, 2004).
2.2.4. Media Massa
Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media massa
modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana
komunikator secara profesional menggunakan media massa dalam menyebarkan
pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak. Komunikasi massa menyiarkan
informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam pada jumlah
banyak dengan menggunakan media (Effendi, 2003:79-80).
Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol manajemen
dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi (atau forum) yang
semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat,
baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan
sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian
pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian
pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Media telah
menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran
dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif.
Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan
berita dan hiburan (Mc. Quail, 2002:3).
Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media
massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun elektronik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai
lapisan sosial, terutama di masyarakat kota. Keberadaan media massa seperti
halnya pers, radio, televisi, film, dan lain-lain, tidak terlepas kaitannya dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi
jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi
jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat (Sugiharti, 2000:3).
Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karenanya
perencanaan, pengolahan, dan penyampaian pesan baik itu bersifat informasi,
edukasi, persuasi, dan hiburan kepada khalayak dibuat sedemikian rupa sehingga
mencapai sasaran yang dikehendaki. Komunikasi massa bersifat satu arah (one
way traffic). Begitu pesan disebarkan komunikator, tidak diketahuinya apakah
pesan

itu

diterima,

dimengerti,

atau

dilakukan

oleh

komunikan

(Effendi, 2003:314). Media massa yang digunakan sebagai sumber berita tentang
manfaat khusus dalam penelitian ini yaitu media cetak berupa majalah yang
menginformasikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kursus yang ada
di masyarakat.
2.2.5. Peran Media Massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa.
Dalam menjalankan paradigmanya, peran media massa adalah (Bungin, 2006:85) :
1. Sebagai institusi pencerahan, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media
massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas,
terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat yang maju.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2. Selain itu media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap
saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang
terbuka, jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka
masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat
yang terbuka dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat akan menjadi
masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi
dengan jujur kepada media massa. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki
oleh masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang
dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya.
3. Terakhir media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media
massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi
corong kebudayaan, katalisator perkembangan kebudayaan. Sebagai agent of
change yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itu
bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah. Dengan demikian
media masa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya
yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.
Dalam penelitian ini, media massa yang digunakan adalah media
elektronik berperan sebagai media edukasi dan media informasi bagi masyarakat
sebagai khalayak. Artinya media massa berperan sebagai media yang setiap saat
mendidik masyarakat khususnya para pembaca supaya lebih cerdas dan terbuka
pikirannya akan berbagai informasi seperti halnya informasi tentang macammacam kursus

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.2.6. Media Televisi
Televisi terdiri dari istilah tele yang berarti jauh dan Visi yang berarti
penglihatan. Jadi televisi adalah perpaduan antara unsur radio (broadcast) dan
unsur-unsur film (moving picture). Televisi mempunyai daya tarik yang
disebabkan adanya unsur-unsur kata-kata, musik, sound effect dan memiliki unsur
visual berupa gambar. (Effendy,2000:177).
Menurut Sastro (1992:23) menyatakan bahwa dari beberapa media massa
yang ada, televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir
kehadirannya. Meskipun demikian televisi dinilai sebagai media massa yang
paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas
karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat
audio visualnya yang tidak lain penayangannya mempunyai jangkauan yang
relatif tidak terbatas dengan modal audio visual yang dimiliki siaran televisi
sangat komunikatif dalam memberikan pesannya karena itulah televisi sangat
bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap, perilaku dan sekaligus perubahan
pola berpikir, pengaruh televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat
kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio visual televisi yang menyentuh segisegi kejiwaan.
Sedangkan Kuswandi (1996:21-23) berpendapat bahwa munculnya media
televisi dalam kehidupan manusia, memang menghadirkan suatu peradaban,
khususnya dalam proses komunikasi dan informasi setiap media massa jelas
melarikan satu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya
manusia. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan
bahwa media tersebut menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Daya tarik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

media televisi sedemikian besar sehingga pola dan kehidupan manusia sebelum
muncul televisi, berubah total sama sekali. Pengaruh daripada televisi lebih kuat
dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio
televisi yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa. Pada intinya media televisi
yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa. Pada intinya media televisi telah
menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan
komunikasi yang semakin berkembang pesat. Kehadiran televisi menembus ruang
dan jarak geografis pemirsa.
Televisi sebagai media yang dapat dilihat (visible) dan dapat didengar
(audible) yang membedakan dengan media elektronik lain seperti radio, televisi
mempunyai sifat-sifat langsung, simultan, intim, dan nyata (Mulyana, 2001:169).
Keunggulan inilah yang menyebabkan televisi mempunyai kapasitas lebih sebagai
media komunikasi massa yang berfungsi untuk memberikan hiburan, pendidikan
dan informasi kepada masyarakat.
Televisi memiliki sifat sebagai berikut:
1. Langsung
Televisi bersifat langsung, sehingga suatu pesan yang akan disampaikan kepada
penonton tidak mengalami proses yang berbelit-belit seperti halnya dengan
menggunakan bahan tercetak. Suatu berita dapat disampaikan kepada public
dengan cepat, bahkan pada saat peristiwa tersebut sedang berlangsung.
2. Tidak mengenal jarak
Televisi tidak mengenal jarak dan rintangan. Peristiwa disuatu kota dinegara
yang satu dapat ditonton dengan baik dinegara lain, tanpa mengenal rintangan
berupa laut, gunung ataupun jurang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

3. Memiliki daya tarik yang kuat
Televisi mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata, musik,
sound serta unsur visual berupa gambar.
2.2.7. Dampak Media Televisi
Menurut Kuswandi (1996 : 98), ada tiga dampak yang ditimbulkan dari
acara televisi terhadap pemirsa yaitu:
1. Dampak Kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap
dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan
bagi pemirsa. Contoh: acara kuis
2. Dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada tragedi aktual yang
ditayangkan televisi. Contoh: model pakaian, model rambut hingga istilah dan
gaya bertutur sang bintang secara verbal.
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah
ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa seharihari. Contoh: sinetron di televisi.
2.2.8. Format Acara Televisi
Setiap hari masyarakat Indonesia dapat melihat berbagai macam program
acara yang ditawarkan oleh stasiun televisi. Program acara yang bagus dapat
menaikkan rating dari televisi tersebut. Program acara yang bagus dapat terlihat
dari format acaranya. Menurut Jonathan Bignel (2004:307), format acara adalah
”the blue print for a programme, including it’s setting main character, genre,
form and main themes” artinya format acara adalah gambaran dari sebuah
program yang meliputi latar belakang program, karakter utama, tipe program,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

bentuk dan tema utama program. Definisi lainnya menyebutkan bahwa format
acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi
yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi
dalam berbagai kreteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa
acara tersebut.
Format acara televisi menurut Naratama (2004:64) dibagi menjadi tiga
bagian seperti yang tampak pada gambar dibawa ini:

Gambar di atas menunjukkan bahwa format acara televisi dibagi
berdasarkan drama fiksi, non drama dan berita.
1. Fiksi (Drama)
Format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi
kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang.
Format yang digunakan merupakan intepretasi kisah kehidupan yang
diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adega-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan
fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya
2. Nonfiksi (Nondrama)
Format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan
imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menjadi dunia
khayalan. Nondrama bukanlah suatu runtutan certita fiksi dari setiap
pelakunya. Untuk itu format-format program acara nondrama merupakan
sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang
dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik
3. Berita dan Olahraga
Format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atau
kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyrakat seharihari. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual yang disajikan dengan
ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang
independent.
2.2.9. Pemir sa Sebagai Khalayak
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai
sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton dan pemirsa
sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan,
khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang
besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan
dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat
berubah dengan cepat (Mc.Quail, 2002:201). Pemirsa adalah massa dan memiliki

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta memiliki kerangka acuan
dan lapangan pengalaman yang berbeda.
Berdasarkan pengelompokkan tersebut, maka sejumlah acara diperuntukan
untuk kelompok tertentu sebagai sasaran (target group), disamping khalayak
keseluruhan sebagai sasarannya atau khalayak sasaran (target audience). Contoh
acara untuk khalayak sasaran adalah warta berita, sandiwara, film seri, musik dan
lain-lain. Sedangkan untuk kelompok sasaran adalah acara untuk anak-anak,
remaja,

mahasiswa,

ABRI,

pemeluk

agama

Islam,

dan

lain-lain

(Effendy, 1993 : 20). Disini yang termasuk khalayak sasaran (target audience)
adalah masyarakat yang menonton acara “Debat Reguler”. Komunikasi bisa
dikatakan efektif apabila penonton terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya,
mengerti, tergerak hatinya, dan melakukan kegiatan yang diinginkan pembawa
acara sekaligus moderator.
Menurut Winarsa (2005:73-74) Kontroversi lain dalam studi mengenai
khalayak berkaitan dengan apakah khalayak begitu pasif dan dapat dengan mudah
dipengaruhi secara langsung oleh media ataukah relatif aktif dalam menyusun
kualitasnya sendiri. Tegangan ini berkaitan dengan tingkat pengaruh media
terhadap khalayak, dan berhubungan dengan tegangan komunitas massa. Sebagai
besar teori-teori massa cenderung memasukkannya ke dalam konsepsi khalayak
dalam konsepsi khlayak yang pasif, meskipuntidak semua teori khlayak pasif
dapat disebut sebagai masyarakat massa. Demikian pula sebagian besar teori-teori
komunikasi yang memasukkannya dalam gagasan khalayak aktif, dan meskipun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

sebagian besar teori khalayak aktif mengakui keabsahan gagasan komunitas, teoriteori tersebut tidak semuanya secara langsung menjadikannya sebagai pedoman.
Riset terhadap khalayak merupakan hal yang sangat perlu dilakukan.
Tujuannya agar pesan yang disampaikan dapat mengena pada sasaran target
sasaaran yang kita tuju. Karena itu, riset-riset tentang khalayak ini bukan hanya
dilakukan oleh praktisi public relation saja, tetapi oleh praktisi yang lain seperti
jurnalistik, broadcasting, pemasar dan sebagainya. Dalam bidang pemasaran
misalnya, studi tentang khalayak ini salah satunya bertujuan untuk mengetahui
perilaku

konsimen

guna

menentukan

segmentasi

pasar

(market

segmentation)(Kriyantono, 2006 : 330-331).
Tulisan ini menjelaskan salah satu studi khalayak, yaitu profil khalayak
(audience profile). Riset ini sangat penting untuk memberikan informasi tentang
karakteristik khalayak. Seorang komunikator harus membuat pesan yang sesuai
dengan karakteristik khalayaknya, sehingga pesan tersebut dapat efektif diterima
khalayak
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai
sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton, dan pemirsa
sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan,
khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang
besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonim, serta mempunyai kelemahan
dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat
berubah dengan cepat (Me. Quail, 1994:201).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi.
Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik
minatnya, mengerti dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada
dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal yaitu (Effendy, 1990:84).:
1. Heterogen (aneka ragam) yakni pemirsa teIevisi adalah massa, sejumlah orang
sangat banyak, yang sifatnya heterogen terpencar-pencar diberbagai tempat.
Selain itu pemirsa televisi dapat ciibedakan pula menurut janis kelamin, umur,
tingkat pendidikan, klan taraf kehidupan, klan kebudayaan.
2. Pribadi yakni untuk dapat diterima dan dimengerti oleh pemirsa, maka isi
pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat pribadi dalam arti sesuai
dengan situasi pemirsa saat itu.
3. Aktif yakni pemirsa bersifat aktif, mereka aktif, seperti apabila mereka
menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun televisi mereka berpikir
aktif, aktif melakukan interprestasi. Mereka bertanya-tanya pada dirinya
apakah yang diucapkan oleh seorang.penyiar televisi benar atau tidak.
4. Selektif yakni pemirsa sifatnya selektif. Ia memilih program televisi yang
disukai
2.2.10. Acara Mata Lelaki
Mata Lelaki adalah sebua

Dokumen yang terkait

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7).

0 0 109

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7).

3 9 109

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN “YUK KEEP SMILE” DI TRANS TV(Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan “Yuk Keep Smile” Di Trans TV).

2 3 90

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN BERITA KRIMINALITAS PADA TAYANGAN “PATROLI” DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Di Surabaya Tentang Berita Kriminalitas Pada Tayangan Patroli di Indosiar).

0 1 81

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM ACARA ETHNIC RUNAWAY DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Opini Masyarakat Surabaya Tentang Acara Ethnic Runaway di Trans TV).

1 10 91

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Reality Show “ Masih Dunia Lain: di Trans 7).

0 4 88

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Reality Show “ Masih Dunia Lain: di Trans 7)

0 0 20

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7)

0 0 27

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN MATA LELAKI DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Mata Lelaki Di Trans 7)

0 0 18

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN “YUK KEEP SMILE” DI TRANS TV(Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan “Yuk Keep Smile” Di Trans TV)

0 0 17