KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA).

KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJ A PUTRI
DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA
(STUDI DESKRIPTIF KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN
REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI
SURABAYA)

SKRIPSI

Oleh :
FRISKA ROSITA FEBRIANINGRUM
NPM. 0943010101

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN “ J AWA
TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

0
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJ A PUTRI DALAM
MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA

Oleh :
FRISKA ROSITA FEBRIANINGRUM
NPM. 0943010101
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 18 J uli 2013
Tim Penguji :

Pembimbing Utama

1. Ketua

J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 367049500361


J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 367049500361
2. Sekretaris

Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 19580801 198402 1001
3. Anggota

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2001

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si
195507181 98302 2001

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayahNya

penulis

dapat

menyelesaikan

penyusunan

skripsi

dengan

judul“KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI

DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA.”Dalam
penyusunan skripsi ini penulis tidak hanya berupaya sendiri, tetapi penulis juga
memperoleh bantuan dari berbagai pihak.Untuk itu dengan segala hormat dan
kerendahan hati disampaikan terimakasih kepada :
1. Allah SWT, karena karunia kesehatan baik secara fisik dan mental yang
diberikanNya.
2. Ayah dan Ibu penyusun yang memberikan dorongan semangat baik secara
moriil dan materiil.
3. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto selaku rektor Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Surabaya.
4. Dra. Hj. Suparwati, Msi selaku dekan Fakultas Ilmu SosialdanIlmuPolitik UPN
“Veteran” Surabaya.
5. Bapak Juwito, S.sos, Msi selaku Ketua program Studi Ilmu Komunikasi dan
selaku pembimbing yang memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran,
motivasi dan memberikan segala kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Dra Sumardjiati, MSi, selaku dosen wali yang bersedia direpoti untuk
masalah penyusun selama kuliah di Jurusan Ikom tercinta ini.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Terimakasih buat Nenekku Parti, Budhe Mur dan saudaraku Dina Prima,Boby
irawan,Olin yang telah member dukungan tiada henti serta doa yang tulus.
8. Terimakasih juga untuk Deddy Hendrawan yang selalu menemani dan
mendukung saat penyusun mengerjakan skripsi ini.
9. Terakhir, untuk sahabatku Safira , Andini , Yanti, Ira, Mita(Tuek),Fida, Anin,
Ikhwan, Dicka, Ria, Dila, Prasna, udin, mbak mita, mbak indah, mb.ike dan
anak geng garuda(andi robson,evan sherly dll) yang selalu setia mendukung
segala urusan demi menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu- satu oleh penulis.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak sekali kekurangan dalam penyusunan.Maka, peneliti
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kebaikan
penyusunan skripsi.Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca, khususnya teman – teman jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009.

Surabaya, 17 Mei 2013

Penulis


iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJ UAN

………………………………………….iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
ABSTRAK ................................................................................................... x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 10
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………... 10
BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1Penelitian Terdahulu ......................................................................... 11
2.2 Landasan Teori................................................................................. 15
2.2.1 Komunikasi Interpersonal.............................................................. 15
2.2.1.1Definisi Komunikasi Interpersonal .............................................. 15
2.2.1.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal ............................................... 15
2.2.1.3 Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal ............................................. 18
2.2.1.4Pengertian Komunikasi Interpersonal Ibu dan Remaja Putri......... 19
2.2.1.5 Aspek- Aspek Komunikasi Interpersonal ibu dengan Remaja Putri
........................................................................................................ 20
2.3Keluarga ........................................................................................... 21
2.3.1Pengertian Keluarga ....................................................................... 21
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.2Definisi dan Peran Ibu .................................................................... 22
2.4 Remaja ............................................................................................. 28

2.4.1Pengertian Remaja Putri ................................................................. 28
2.4.2Karakteristik Remaja ...................................................................... 28
2.5Resiko Seks PraNikah ....................................................................... 30
2.5.1Seks Pra Nikah ............................................................................... 30
2.5.2 Pengertian Seks Pra Nikah............................................................. 30
2.5.3 Kehamilan Remaja ........................................................................ 36
2.5.4 Resiko Seks ................................................................................... 39
2.6 Kerangka Berfikir............................................................................. 43

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian....................................................................... 47
3.2 Subyek Penelitian ............................................................................. 47
3.2.1 Ibu dan Remaja Putri ..................................................................... 47
3.2.2Komunikasi interpersonal (antaraibudanremajaputri) ...................... 49
3.3 Informan .......................................................................................... 52
3.4 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 54
3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................ 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data .................. 58
4.1.1 Gambaran Umum Objek Pnelitian ................................................. 58

4.1.2 Penyajian Data .............................................................................. 59
4.1.3 Identitas Informan ......................................................................... 60
4.2 Analisis Data .................................................................................... 61

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.1 Komunikasi interpersonal ibu dengan remaja putri dalam memahami
resiko seks pra nikah ..................................................................... 61
4.3 Pembahasan ..................................................................................... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 76
5.2 Saran ................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 78
LAMPIRAN ................................................................................................ 81

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ABSTRAK
Friska Rosita F,0943010101,Komunikasi Inter per sonal Ibu dengan Remaja
Putri dalam Memahami Resiko Seks Pr anikah di Surabaya.
Fenomena yang merisaukan banyak pihak,pada sekarang ini adalah gaya
pacaran para remaja yang menjurus pada hubungan seksual atau seks
bebas.Khususnya remaja putri saat ini telah banyak mengalami perubahan dalam
hal pergaulan serta gaya hidup.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
komunikasi interpersonal antara ibu dengan remaja putri dalam memahami resiko
seks pra nikah di Surabaya.
Teori komunikasi antar pribadi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teori pertukaran sosial oleh John Thibaut dan Harorld Kelly,berdasarkan teori ini
kita memasuki dalam hubungan pertukaran sosial antara ibu dengan remaja putri
yang melakukan hubungan komunikasi secara terbuka. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif dan menggunakan analisis kualitastif,yang
menggabungkan metode survey atau observasi ,dan in depth interview
Ibu harus dapat menjelaskan resiko seks pra nikah terutama saat anak
memasuki menstruasi pertama.Sehingga pendampingan lebih intensive.Ibu dan
remaja putri harus berkomunikasi secara terbuka agar pesan dapat diterima
dengan baik.

Kata kunci : Komunikasi Interpersonal,Komunikasi interpersonal ibu dengan
remaja putri,memahami resiko seks,resiko seks diluar nikah.
ABSTRACT
Troubling phenomenon of many parties, at present this is the style of the
teen dating leading to sex or free sex. Especially young women today have
undergone many changes in terms of social and lifestyle. This study aims to
determine the interpersonal communication between the mother and teenage
daughter in understanding the risk of premarital sex in Surabaya.
Interpersonal communication theory used in this study is the social
exchange theory by John Thibaut and Kelly Harorld, based on this theory we enter
the social exchange relationship between a mother and teenage daughter who
engage in open communication. The method used is descriptive method and using
kualitatif analysis, which combines the method of survey or observation, and in
depth interviews.
Mothers should be able to explain the risk of premarital sex, especially
when children enter menstrual pertama.So more intensive mentoring. Mother and
teenage daughter must communicate openly so that messages can be received
well.
Keywords: Interpersonal Communication, Interpersonal Communication mothers
with young women, understand the risks of sex, the risk of pre-marital sex.

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur , Indonesia . Surabaya

merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta .Dengan penduduk
metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat
bisnis,perdagangan, industry, dan pendidikan di kawasan Indonesia Timur. Di
kota ,Metropolis contohnya Surabaya banyak kaum remaja yang melakukan
kenakalan remaja.Kenakalan remaja dapat berupa berbohong,pergi keluar rumah
tanpa pamit, menyalah gunakan narkotika, begadang, membolos sekolah,
berkelahi dengan teman, berkelahi antara sekolah,minum-minuman keras,
membaca buku porno,melihat video porno, kumpul kebo,hubungan sex diluar
nikah,mengugurkan kandungan,memperkosa dll.
Saat ini banyak remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas .Banyak
remaja yang menyalah artikan pergaulan bebas ini , mereka melakukan banyak hal
yang sebenarnya bertentangan dengan aturan dan norma yang berlaku di
masyarakat . Norma ini dibuat untuk mengatur kehidupan bermasyarakat supaya
dapat hidup teratur .Saat ini masih banyak sekali masyarakat yang sering
melanggar aturan-aturan tersebut .Dalam masyarakat kita dikenal adanya norma
agama , norma susila ,dan norma hukum.
Berdasarkan data yang dikeluarkan BKKBN , diperkirakan setiap tahun
jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,4 juta jiwa .Bahkan 800 ribu diantaranya
terjadi di kalangan remaja.Beberapa wilayah lain di Indonesia seks pra nikah juga
dilakukan beberapa remaja.Seperti Surabaya tercatat 54 %, Bandung 47 %, dan 52

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

% di Medan.Dalam menghadapi tantangan ini Sugiri menegaskan bahwa remaja
membutuhkan konseling agar tidak melakukan seks pra nikah.Deputi Bidang
Advokasi Pergerakan dan Informasi BKKBN Hardiyanto menjelaskan praktik
aborsi di Indonesia trenya cenderung meningkat dengan rata-rata peningkatan
kasus mencapai 15 %.”Mereka memilih menggugurkan kandungan karena malu
telah hamil di luar nikah, “.katanya.Berdasarkan data dari Komnas Perlindungan
Anak pada 2011 ada sekitar 2 juta tindak aborsi yang dilakukan pada tahun
2008.Dari jumlah tersebut, sekitar 62 persen lebih dilakukan remaja.(sumber :
www.Jurnas.com )
Dalam data yang diperoleh di PPT Jatim (Pusat Pelayanan Terpadu ),
terdapat 4 kasus yang ditangani dari tahun 2008-2012 dalam hal kekerasan masa
pacaran.Dalam kasus ini mengakibatkan korban mengalami kehamilan. Dalam
data yang dimiliki oleh Kelompok Perempuan Pro Demokrasi Samitra Surabaya
pada 24 Desember 2009- 20 november 2012 terdapat 353 perempuan yang
mengalami permasalahan antara lain dalam pemerkosaan,pelecehan seksual
,kekerasan dalam berpacaran dan aborsi (www.komnasperempuan.or.id).Pada
artikel di berita Kompas.com hari rabu 26 November 2008 Kelompok Perempuan
Pro Demokrasi Samitra Abhaya Surabaya menganalisa 434 kasus kekerasan
terhadap perempuan yang terjadi di Jawa Timur.Dari 434 kasus tersebut hanya
18,2 persen atau 79 kasus yang akhirnya ditindak lanjuti hinggga ke tingkat
pengadilan.Kekerasan seksual mendominasi dari 434 kasus yang diamati KPPD
,82 persen korban yang rata-rata berumur di bawah 18 tahun mengalami kasus
kekerasan seksual.Sementara itu, 18 persen lainya menjadi korban kekerasan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

karena keterbatasan ekonomi(sumber : nasional.kompas.com).Dalam data yang
dimiliki Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur mulai tahun 2008-2009
terdapat 68 kaus, 2009-2010 53 kasus ,2010-2011 85 kasus,2011-2012 123 kasus
yang menimpa remaja lain kasusnya antara lain adalah pemerkosaan ,pencabulan
,aborsi dan pernikahan dini.
Beberapa contoh kasus besar di Surabaya tentang remaja yang hamil diluar
nikah , yang mencuat ke hadapan public adalah ditemukan bayi di toilet
guru.Seperti yang dilakukan oleh salah satu siswi SMU 12 surabya pada
pertengahan Juli 2010.Berita yang telah menggemparkan masyarakat di Indonesia
tentang ditemukanya bayi yang sudah tidak bernyawa di toilet guru dan TU dan
bayi tersebut sengaja dibunuh dengan melilitkan kabel di leher sang
bayi.Maraknya kasus video mesum di berbagai daerah contohnya pada 21
Oktober 2009 kasus video mesum siswi SMP 26 Surabaya dengan pacarnya
siswa SMA (sumber : grandpagon.com ).Siswi dari salah satu SMA diduga
diperkosa temanya di pesta reuni,siswi kelas 1 SMA menjadi korban aksi
pemerkosan oleh mantan teman SMP nya.Keterangan detik.com Senin(1/4/2013)
dan masih banyak kasus lainya. Di lihat dari persoalan ini dapat disimpulkan
bahwa kehidupan remaja di kota besar seperti Surabaya saat ini cenderung kearah
yang negative.
Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan social yang cepat
dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern , yang juga mengubah
norma-norma ,nilai- nilai gaya hidup mereka. Remaja yang dahulu terjaga secara
kuat oleh system keluarga , adat budaya serta nilai-nilai tradisional yang ada ,telah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

mengalami pengikisan yang disebabkan oleh urbanisasi dan indistrialisasi yang
cepat. Hal ini diikuti pula oleh adanya revolusi media yang terbuka bagi
keragaman gaya hidup.
Remaja putri kini telah banyak mengalami perubahan dalam hal pergaulan
serta gaya hidup. Dengan berkembangnya jaman serta modernisasi yang pesat
menuntut

banyak

kalangan

remaja

putri

untuk

menyesuaikan

dengan

perkembangan jaman .Terlihat dari cara remaja putri berbusana , bergaul bebas,
dan luas dengan teman sebaya, hingga perubahan gaya hidup yang lekat dengan
kehidupan malam dan pergaulan bebas. Mungkin bagi kalangan remaja putri
sendiri hal tersebut sudah lazim sebagai cara bergul remaja sekarang , namun hal
inilah yang kini menimbulkan keprihatinan masyarakat termasuk para orang tua
,terelihat pergaulan remaja putri yang kini semakin bebas.
Ini terlihat jelas ketika remaja putri terlihat bersama-sama dengan teman
laki-laki sebayanya di jalan, café,maupun tempat hiburan .Remaja putri seringkali
terlihat tidak canggung saat bermesraan dengan cara saling memeluk, bahkan ada
yang saling berciuman bibir walaupun saat itu berada di dalam keramaian/tempat
umum.Hal ini mencerminkan bahwa adanya pergeseran budaya serta norma
asusila yang terjadi di dalm pergaulan remaja putri.Belum lagi banyak ditemui
remaja putri yang kerap menjalani kehidupan malam seperti clubbing ,yang sering
masyarakat luas identikkan dengan pergaulan bebas serta hal-hal negatif lainya.
Masa remaja lebih dikenal umum sebagai masa puber ,merupakan masamasa yang penuh minat terhadap hal seksualitas .Hal ini berkaitan dengan
perubahan-perubahan baik fisik ,psikologis dan social yang sedang berlangsung

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

dengan pesat dalam diri remaja. Menurut Yulia (dalam Gunarsa,2004 ,
h201)puber berasal dari kata “pubes” , berarti rambut-rambut kemaluan yang
menandakan kematangan fisik. Dengan demikian masa pubertas meliputi masa
peralihan dari masa anak sampai mencapainya kematangan fisik , yakni dari umur
12 tahun sampai 15 tahun.Tumbuhnya jakun ,tumbuhnya rambut daerah vital,
membesarnya

payudara,

datang

bulan/

haid

merupakan

contoh

tanda

perkembangan seksual remaja putri.Sejalan dengan itu timbul pula minat terhadap
seks yang membara dalam diri remaja khususnya terhadap lawan jenis.
Berdasarkan hasil wawancara serta observasi yang penulis lakukan dengan
subjek yang ditemui secara tidak sengaja,remaja putri ini mengaku telah
melakukan hubungan seksual dengan pacarnya , tidak hanya sekali melainkan 3
kali karena mengaku telah berpacaran sebanyak itu.Remaja putri ini menyatakan ,
hal itu berawal dari pergaulan yang dilihat dari model pergaulan remaja sekarang
ini, mudahnya melakukan ciuman dengan pacar ,berpelukan mesra bersama,
saling meraba tubuh masing-masing dan semacamnya.Lewat media juga remaja
tersebut mengenali bagaimana cara menyenangkan pasangan lewat rabaan
,ciuman dan sebagainya.Dari hal-hal tersebut remaja tersebut mengungkapkan
rasa sayangnya kepada pasanganya, dari berciuman, hingga berhubungan seksual
dengan dasar perasaan sayang kepada pasanganya tersebut.
Ternyata hal ini tidak hanya dilakukan remaja ini sendiri ,remaja putri ini
menyatakan bahwa beberapa teman-teman sekolahnya juga melakukan hal ini,
termasuk teman se-genk dengan remaja tersebut, dan menganggap itu sebagai hal
yang dilakukan remaja sekarang ini sebagai bentuk kasih sayang terhadap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

pasangan . Ketika penulis bertanya tentang kualitas komunikasi remaja tersebut
dengan orang tua , remaja tersebut mengaku tidak dekat dengan ayah , melainkan
dengan ibu.Lanjutnya, mengatakan bahwa komunikasinya dengan ibu hanya
sebatas hal-hal yang perlu saja,seperti yang berhubungan dengan akademik atau
hal-hal yang biasa dibicarakan sehari-hari pada umumnya.Remaja putri tersebut
menjelaskan bahwa tidak pernah membicarakan tentang seks ataupun bahaya seks
saat berpacaran.Selanjutnya ibu tidak pernah bertanya macam-macam, hanya
kadang mengingatkan ketika pergi bersama pacar ataupun teman jangan pulang
larut malam dan sebagainya.
Seorang ibu memiliki peran penting dalam perkembangan pribadi maupun
seksual pada anak.Hurlock (1978, h.174) megatakan ,walaupun kedua orang tua
memegang peranan seks anak, peranan mereka beragam. Menurut Willis(dalam
Lianna, 2007), wanita memiliki intensitas hubungan interpersonal yang lebih
mendalam daripada pria.Ini menyimpulkan , figure seorang ibu lebih nyaman
untuk diajak berkomunikasi dengan anak, khususnya remaja tentang seksualitas.
Sarwono (2000, h.156) menuturkan , salah satu penyebab maraknya
perilaku seksual di kalangan remaja saat ini adalah kurangnya informasi tentang
seksualitas atau pengetahuan tentang seksualitas di kalangan remaja sendiri.
Remaja yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang seksualitas cenderung
memahami resiko daripada perilaku seksual yang sedang marak saat ini.
Ketika remaja sudah mengenal dunia luar dan mengalami pertama kali
menstruasi,orang tua terutama ibu harus lebih aktif dalam mengawasi anak,
memberikan pengarahan agar tidak terjun ke dunia bebas .Maka dari itu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

dibutuhkan kedekatan anatara ibu dan remaja putri terutama komunikasi dari
seorang ibu kepada sang anak.Sering kali ditemukan anak-anak yang melakukan
kenalakan remaja,terutama anak yang melakukan seks bebas karena sering
menonton video porno bahkan cara berpacaran yang terlalu vulgar. Sehingga di
kota-kota besar banyak perempuan yang melahirkan anak sebelum menikah atau
adanya pernikahan dini yang biasa disebut MBA (married by accident). Remaja
yang sudah mengalami hamil diluar nikah pasti mengalami goncangan pikiran
yang dapat mengakibatkan dirinya jadi stress.Semakin lama semakin meningkat
adanya hamil di luar nikah sehingga menurut pandangan masyarakat hamil di luar
nikah sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi.
Usia remaja imulai pada umur 12 tahun.Menurut Hurlock (1981) remaja
adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun.Monks,dkk (2000) memberi
batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock
2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan
yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relative sama ,
tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi .Bahkan ada yang dikenal juga
dengan

istilah

remaja

yang

diperpanjang

,

dan

remaja

yang

diperpendek(http://episentrum.com/artikel-psikologi/psikologi-remajakarakteristik-dan-permasalahanya / #more-190).
Pada penelitian ini ,subjek penelitianya adalah remaja yang tidak pernah
mealakukan hubungan seks diluar nikah.Dipilihnya remaja sebagai subjek
penelitian karena pada masa remaja yaitu pada saat usia sekitar 12-21 tahun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

adalah masa dimana seseorang membentuk atau mulai membangun siapa dirinya
ataujati dirinya.
Pada penelitian ini dipilih remaja 16-19 tahun karena pada usia ini
pergumulan remaja biasanya berkaitan dengan penerimaan lingkungan temantemanya terhadap dirinya ini.Permasalahan yang timbul biasanya seputar
hubungan mereka dengan orang tua. Pada fase ini sangat dibutuhkan peran orang
tua kususnya seorang ibu dalam membimbing anaknya yang sudah salah langkah
tersebut dan berusaha baik keluarga dan anak tersebut tidak larut dalam dampak
psikologis yang terlalu mendalam.
Sudah saatnya bagi orang tua untuk kembali menjalankan tugas dan peran
mendampingi putera-puterinya dari mulai lahir sampai menuju kedewasaan
.menurut kodratnya peran mendasar orang tua adalah sebagai pendidik nilai-nilai
yang pertama dan utama ,sebagai teman dalam perjalanan hidupnya, sebagai
komunikator yang baik bagi putera – puterinya dan sebagi panutan.Pendidikan
seksual sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan sistim nilai
merupakan tanggung jawab orang tua.Ibu dapat melakukan pendekatan secara
individual sebab remaja putri memiliki pribadi dan tingkat emosial yang berbedabeda.Selain itu seorang ibu dapat melakukan pengamatan aktivitas seksual yang
naluriah dalam diri anak sedini mungkin.Kalau perlu mengoreksi kebiasaan –
kebiasaan yang mungkin dapat menyesatkan.Pembinaan dalam kemurnian dan
informasi tentang seksualitas harus diberikan dalam konteks pendidikan cinta
dalam arti yang luas, yaitu cinta kepada ALLAH dan cinta terhadap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

sesamanya.Mengajarkan anak untuk bersikap kritis agar tidak mudah terpengaruh
oleh media masa,tv,dan audiovisual lain.(sumber : edukasi.kompas.com)
Dalam penelitian ini ,penulis memilih Kota Surabaya untuk cakupan
penelitian karena Surabaya salah satu kota berkembang dilihat dari padatnya
penduduk dan berbagai permasalahan social yang terjadi.Banyaknya remaja
pendatang dari beberapa daerah di Jawa ataupun Luar jawa yang bersekolah di
SMA Surabaya dan banyak yang tinggal di kost tanpa pengawasan dari orang tua
secara berkala.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas , maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui “komunikasi interpersonal ibu dengan remaja
putri dalam memahami seks pra nikah di Surabaya.”. Dijelaskan bahwa media
komunikasi orang tua khususnya ibu sebagai orang tua terdekat yang dianggap
oleh remaja putri dalam perkembangan pergaulan remaja putri sekarang ini.Sang
ibu diangap lebih nyaman dibandingkan dengan ayah saat bercerita,berkeluh
kesah dan dinilai lebih mengerti perasaan remaja putri karena sama-sama sebagai
perempuan.

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas , maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana komunikasi interpersonal antara
ibu dengan remaja putri dalam memahami resiko seks pra nikah di Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui komunikasi interpersonal antara ibu dengan remaja putri dalam
memahami resiko seks pra nikah di Surabaya
1.4.

Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Dapat digunakan untuk menambah wacana komunikasi interpersonal
atau komunikasi antar pribadi.
b. Secara Praktis
Memberikan gambaran bagi pembaca , khususnya masyarakat umum
tentang pentingnya komunikasi interpersonal antara orang tua dan
anak,khusunya ibu dan remaja putrid dalam upaya mengoptimalkan
pendidikan seksual .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti menggunakan dasar dari 2(dua) jurnal yaitu yang pertama berjudul
“Komunikasi Interpersonal Guru dan Orang Tua dalam Mencegah Kenakalan
Remaja pada Siswa” (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA Kolombo
Selatan). Pada Jurnal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA
Kolombo megenai peran komunikasi interpersonal guru dan orang tua dalam
mencegah kenakalan remaja, maka diperoleh hasil penelitian melalui proses
wawancara , observasi dan studi kepustakaan.Dengan demikian , dari hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan :
1. Komunikasi interpersonal yang optimal antara guru dan orang tua
dengan anak sangat berperan dalam membentuk perilaku anak.
Melalui penelitian diketahui bahwa peran komunikasi interpersonal
guru dan orang tua siswa kelas XI SMA Kolombo Sleman dipadang
masih belum cukup optimal dalam upaya mencegah kenakalan
remaja.Hal ini terlihat dari hasil wawancara dan pengamatan peneliti
yang menemukan bahwa komunikasi dua arah yang dilakukan baik
oleh guru maupun orang tua dengan siswa tidak berjalan secara
optimal.Bahkan terkadang proses komunikasi tersebut tidak mendapat
umpan balik yang sempurna dari komunikan. Kurangnya empati dari
guru menyebabkan siswa lebih merasa nyaman dan terbiasa bertukar

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

pikiran

mengenai

apapun

dengan

teman

atau

saudara

mereka.Kurangnya empati guru menyebabkan siswa yang ketahuan
melakukan

kesalahan

merasa

terpojok

dan

tertekan.Hal

ini

dikarenakan guru terlalu cepat memvonis kesalahan dan memberi
hukuman

tanpa

mempedulikan

kondisi

fisik

maupun

psikis

siswa.Kurangnya sikap positif untuk berani mengungkapkan pendapat
ketika mengalami perbedaan pendapat dengan guru menyebabkan
siswa kurang memiliki sikap hormat, berfikir positif serta menghargai
dirinya sendiri dan orang lain.Pada aspek keamanan, guru lebih
banyak berperan ketika berkomunikasi dengan anak.Mayoritas
responden guru juga hanya dapat memposisikan diri sebagai guru dan
orang tua ketika berkomunikasi dengan siswa baik di dalam maupun
di luar kegiatan belajar mengajar.Mayoritas responden orang tua pun
tidak dapat menahan emosi mereka ketika mengtahui sang anak telah
melakukan kesalahan.Hal ini membuat mereka terlalu cepat
memvonis kesalhan dan memberikan hukuman pada anak.Pada aspek
keamanan,sama halnya dengan para responden guru, mayoritas
responden orang tua lebih banyak berperan ketika berkomunikasi
dengan anak. Peran komunikasi interpersonal antara guru dan orang
dengan anak dalam antara guru dan orang tua dengan anak dalam
penelitian ini adalah sebagai sarana untuk mengontrol serta
mengarahkan perilaku anak sesuai kehendak guru dan orang
tua.Selain itu , komunikasi interpersonal juga berperan untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

membantu orang tua dan guru dalam memecahkan permasalahan yang
sedang dialami oleh anak.
2. Kendala yang dialami guru dan orang tua ketika berkomunikasi
dengan anak lebih pada sikap anak yang umumnya kurang kooperatif.
Misalnya, ketika berkomunikasi anak kurang jujur dan terbuka, tidak
memperhatikan dengan baik ketika dinasehati,suka melawan dan
membantah, dan kendala-kendala lainya. Sikap – sikap anak tersebut
kadang semakin memperburuk keadaan,sebab guru dan orang tua
tidak bisa menahan emosi akan semakin merasa kesal dan semakin
menekan atau memookkan anak.Hal ini dapat membuat anak menjadi
sakit hati danyang lebih buruk lagi dapat membuat sikapnya semakin
tidak terkontrol.Berdasarkan hasil penelitian , penulis merasa
komunikasi interpersonal yang dilakukan antara guru dan orang tua
dengan siswa perlu lebih ditingkat kualitas serta kuantitasnya.Pada
usia remaja tingkat emosi siswa sangat labil sehingga tidak hanya
merekasaja yang perlu merubah perilakunya,guru dan orang tua pun
harus bisa menerima kritik dan saran positif yang diungkapkan
siswa.Supaya tidak hanya salah satu pihak yang berusaha mengoreksi
diri menjadi lebih baik tetapi kedua belah pihak.Guru dan orang tua
hendaknya mengoptimalkan komunikasi interprsonal yang efektif
ketika berkomunikasi dengan siswa. Khususnya dengan melakukan
komunikasi sesuai dengan aspek-aspek keterbukaan ,empati,sikap
positif,dukungan dan kesetaraan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Kedua berjudul “Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak dalam
Pendidikan Seksual “.Pendidikan seksual merupakan upaya untuk memberikan
pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral,etika
serta komitmen agama agar tidak terjadi “penyalahgunaan” organ reproduksi
tersebut.Tanggung jawab untuk memberikan pendidikan seksual terhadap
anaknya,merupakan tanggung jawab bersama antar ayah dan ibu.Konteks peran
keluarga dalam memberikan pendidikan seksual pada anak-anaknya , khususnya
pada

anak

yang

memasuki

masa

remaja.Berdasarkan

hasil

penelitian

menunjukkan bahwa pada keluarga di perkotaan DIY ini pola asuh yang banyak
diterapkan adalah otoriter tapi tidak penuh dan demokratis tapi masih setengah
jalan.Remaja yang berada dalam proses menuju kematangan secara tidak langsung
membawa orang tuanya menuju suatu masa transisi untuk menerimanya sebagai
orang dewasa,hal ini akan menimbulkan banyak konflik.Seks ,merupakan masalah
yang masih tabu untuk dibicarakan dengan terbuka,meskipun remaja maupun
orang tua mengangap penting,namun bagaimana menjelaskan masalah seks
dengan tepat dan benar masih menjadi masalah.Orang tua cukup membatasi
untuknmenbicarakan masalah seks apalagi bagi masyarakat dengan budaya jawa
yang menganggap bahwa bicara seks itu masih dianggap tabu dan adanya
perbedaan perlakuan antara laki-laki dan perempuan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi Interper sonal
2.2.1.1 Definisi Komunikasi Interper sonal
Ada beberapa definisi komunikasi interpersonal, diantaranya :
a. Menurut

Devito

(1989), komunikasi interpersonal adalah proses

pengiriman dan penerimaan pesan – pesan antara dua orang , atau
diantaranya sekelompok kecil orang – orang dengan beberapa efek dan
beberapa umpan balik seketika. (Effendy, 2003 : 60 )
b. Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara
seseorang dengan paling kurang seseorang lainya atau biasanya dinatara
dua orang yang daopat langsung diketahui balikanya. Komunikasi
interpersonal

adalah

membentuk

hubungan

dengan

orang

lain.(Muhammad ,2005 :159 )
c. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi satu lawan satu, dan
beberapa

ahli

komunikasi

menganggap

sama

dengan

hubungan

interpersonal. Komunikasi interpersonal dapat berupa pertemuan face-to
face atau antara dua orang secara online . (Shedletsky & Aitken ,
2004:143)

2.2.1.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal
Ada beberapa tujuan komunikasi interpersonal , antara lain ( Muhammad ,
2005:165 ):

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

1. Menemukan diri sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal
atau pribadi . Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan
orang lain, kita belajar bayak sekali tentang diri kita maupun orang
lain.Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk
berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah
sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan,
pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan menbicarakan diri kita
dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa
perasan, pikiran dan tingkah laku kita.
2. Menemukan dunia luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih
banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita .
Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal,
meskipun banyak jumlah informasi yang datang pada kita dari media
massa hal ini seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami
melalui interaksi interpersonal.
3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
Salah satu keingginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memelihara hubungan dengan orang lain . Banyaknya dari waktu kita
pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk
dan menjaga hubungan social dengan orang lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

4. Berubah sikap dan penuh arti
Banyaknya waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah
laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan
mereka memilih cara tertentu, misalnya berpikir dalam cara tertentu dan
percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan
waktu terlihat dalam posisi interpersonal.
5. Untuk bermain dan kesenangan
Bermain mencakup semua aktifitas yang mempunyai tujuan utama adalah
mencari kesenangan . Berbicara dengan teman mengenai aktifitas kita
pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olah raga , menceritakan
cerita dan cerita lucu pada umumnya hal ini adalah merupakan
pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu.Dengan melakukan
komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan rileks dari
semua keseriusan di lingkungan kita.
6. Untuk membantu
Ahli – ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan
komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk
mengarahkan klienya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain
dalam interaksi interpersonal kita sehari – hari. Kita berkonsultasi dengan
seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang
mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2.1.3 Ciri- ciri Komunikasi Interpersonal
Ada lima aspek yang merupakan ciri-ciri dari komunikasi interpersonal
(Sunarto,2003 : 13), antara lain :
1. Komunikasi Interpersonal biasanya terjadi secara spontan dan tanpa tujuan
terlebih dahulu . Maksutnya , bahwa biasanya komunikasi interpersonal
terjadi secara kebetulan tanpa terencana sehingga pembicaraan terjadi
secara spontan
2. Komunikasi interpersonal mempunyai akibat yang direncanakan maupun
tidak terencana.
3. Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung berbalasan . Salah satu
ciri khas komunikasi interpersonal adalah adanya timbal balik bergantian
dalam saling memberi maupun menerima informasi antara komunikastor
dan komunikan secara bergantian sehingga tercipta suasana dialogis.
4. Komunikasi interpersonal biasanya dalam suasana kedekatan atau
cenderung menghendaki keakraban. Untuk mengarah kepada suasana
kedekatan atau keakraban tentunya kedua belah pihak yaitu komunikator
dan

komunikan

harus

berani

membuka

hati,

siap

menerima

keterusterangan pihak lain.
5. Komunikasi interpersonal dalam pelaksanaanya lebih menonjol dalam
pendekatan psikologis daripada unsur sosiologisnya . Hal ini karena
adanya unsur kedekatan atau keakraban yang terbatas pada dua atau
dengan paling banyak tiga individu saja yang terlibat. Sehingga factor –

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

factor yang mempengaruhi kejiwaan seseorang lebih mudah terungkap
dalam interaksi komunikasi tersebut.

2.2.1.4 Pengertian Komunikasi Interpersonal Ibu dan Remaja Putri
Menurut Yoder , dkk (Moekjat, 1993, h. 7) kata komunikasi berasal dari
kata communication ,istilah ini lebih bersumber dari kata common (berbicara
)serta communicate (mengkomunikasikan) yang artinya bersama-sama membagi
ide –ide. Apabila seseoarang berbicara dengan temanya tidak berbicara dan tidak
mendengarkan, maka disini tidak ada pembagian ide dan tidak ada komunikasi.
Rakhmat (2005, h.9) menjelaskan komunikasi adalah interaksi antara dua
orang yang saling mempengaruhi sehingga menimbulkan pengertian, kesenangan
,

pengaruh terhadap sikap,hubungan

baik

dan tindakan .Jadi dengan

berkomunikasi , manusia dapat menyampaikan informasi, ide, pengetahuan,
perasaan , sikap, perbuatan dan sebagainya kepada sesamanya.Harnack dan fest (
dalam Rakhmat, 2005, h.28) komunikasi adalah proses interaksi di antara orang
untuk tujuan integerasi interpersonal dan interpersonal.
Menurut Reusch dan Bateson (Liliweri, 1994, h.3) komunikasi interpersonal
merupakan relasi individu dengan individu lain dalam konteks sosialnya dan
merupakan tingkatan yang paling penting dalam komunikasi yang paling penting
dalam komunikasi manusia . Verdeber (Liliweri,1994,h.9) menambahkan dengan
mengatakan bahwa komunikasi interpersonal merupakan suatu proses interaksi
dan pembagian makna yang terkandung dalam gagasan - gagsan maupun perasaan
. Dalam Lunandi (1997, h.47) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

merupakan usaha manusia dalam hidup dan pergaulan untuk menyampaikan isi
hati dan pikiranya dan untuk memahami pikiran dan isi hati orang lain.
Komunikasi penting artinya bagi manusia , sebab tanpa komunikasi tidak
akan terjadi saling tukar pengetahuan dan pengalaman, dalam hal ini adalah
komunikasi interpersonal remaja putri dengan ibu. Kedekatan sosok ibu dalam
sebuah keluarga mulai sejak dini hingga remaja, bahkan anak menjadi dewasa ,
tidak dapat dipungkiri bila ibulah sebagai salah satu sosok pengarah yang
merupakan masa peralihan dari masa anak- anak ini dengan rasa keingintahuan
yang tinggi , remaja akan menjadikan ibu sebagai tempat curhat(curahan hati).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal
antara ibu dan Remaja putri adalah suatu proses penyampaian pesan , pendapat
atau ide oleh seseorang kepada orang lain yang bersifat dua arah dimana dalam
hal ini antara ibu dengan putrinya , masing- masing mempunyai hak untuk
mengungkapkan pendapat atau idenya dan stimulus yang disampaikan oleh
pengirim sesuai dengan stimulus yang diterima oleh penerima.

2.2.1.5 Aspek- Aspek Komunikasi interpersonal ibu dengan remaja putri
Diungkapkan oleh Rahmat (2005,h.129) aspek-aspek dalam komunikasi
interpersonal yaitu :
a. Percaya merupakan salah satu dasar dalam melakukan komunikasi yang
baik. Adanya sikap percaya maka komunikasi dapat mengungkapkan
pikiran dan perasaan dengan tulus dan memperluas peluang komunikan
mengerti maksut pesan yang diberikan komunikator.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

b. Suportif, adalah seseorang yang menerima jujur , empati dalam
menghadapi masalah. Komunikasi interpersonal akan efektif bila dalam
diri seseorang memiliki suportif.
c. Keterbukaan, adalah terbuka pada orang - orang dalam interaksinya, ada
kemajuan untuk membuka diri pada masalah-masalah umum sehingga
komunikan atau orang lain mengetahui pendapat, pikiran dan pasangan
yang disampaikan dan memberi tanggapan yang spontan terhadap
komunikator.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek – aspek
komunikasi ibu dengan remaja putri adalah percaya,suportif, dan keterbukaan.

2.3 Keluarga
2.3.1 Pengertian Keluarga
Pengertian keluarga dapat di tinjau dari dimensi hubungan darah dan
hubungan social.Dalam dimensi hubungan darah, merupakan kesatuan yang diikat
oleh hubungan darah antara satu dengna yang lainnya. Keluarga dapat dibedakan
menjadi keluarga besar dan keluarga inti.
Sedangkan dalam dimensi hubungan social, kelurga merupakan satu
kesatuan yang diikat adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling
mempengaruhi,

walaupun

diantara

mereka

tidak

terdapat

hubungan

darah.(Djamarah , 2004:16).
Menurut Soeleman , secara psikologis ,keluarga adalah sekumpulan orang
yang hidup bersama dalam tempat bersama dan masing2 anggota merasakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

adanya

pertautan

batin

sehingga

terjadi

saling

mempengaruhi,

saling

memperhatikan dan saling menyerahkan diri.(Djamarah,2004 17)
Menurut Mulyono (1984:26) keluarga mereupakan wadah pembentukan
pribadi anggota keluarga terutama untuk anak-anak tyang sedang mengalami
pertumbuhan fisik dan rohani. Dengan demikina kedudukan keluarga sangat
fundamental dan mempunyai peranan yang vital bagi pendidikan seseorang akan
lingkungan keluarga , secara potensial dapat membentuk pribadi anak atau
seseorang untuk hidup secara bertanggung jawab

2.3.2 Definisi dan Peran Ibu
Ibu adalah salah satu orang tua perempuan di dalam keluarga.Dalam
keluarga ibu mempunyai peran penting sebagai pendidik anaknya (remaja
putri).Peran ibu seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dari
usia bayi hingga dewasa,karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua
terutama ibunya.(Asfryanti,2003,h27).
Ibu mempunyai peranan dalam proses sosialisasi demikian pentinganya
peranan ibu maka disebutkan bahwa kondisi yang menyebabkan peran keluarga
dalam proses sosialisasi anak adalah sebagai berikut :
1. Ibu merupakan kelompok terkecil yang anggotanya berinteraksi to face
secara tetap, dalam kelompok demikian perkembangan anak dapat diikuti
dengan sesama oleh orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam
hubungan sosial lebih mudah terjadi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2. Ibu mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena anak
merupakan cinta kasih hubungan suami istri.Motivasi yang kuat
melahirkan hubungan emosional antara orangtua dan anak.
3. Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relatif tetap maka ibu
memainkan peranan sangat penting terhadap proses pertumbuhan anak.
Fungsi Keluarga
Menurut Djamarah (2004:18 ) Konsep keluarga sudah banyak diuraikan
pada bagian terdahulu , dimana pada hakikatnya keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari suami- istri , istri dan anak-anaknya , atau
ayah dan anaknya , atau ibu dan anaknya.
Hidup berkeluarga sebagai sepasang suami istri tidak sembarangan
.Namun nyatanya dalam kasus tertentu masih ada orang tua yang menikahkan
anaknya di usia dini. Misalnya seperti yang terjadi dalam masyarakat tradisional,
dimana masih ada orang tua yang menikahkan anaknya dalam usia dini. Padahal
anaknya belum siap lahir batin. Penyaluran nafsu seksual secara sah menurut
ajaran agama via perkawinan bukanlah tujuan utama.Karena masih ada tujuan lain
yang lebih mulia yang ingin dicapai, yaitu ingin membentuk keluarga sejahtera
lahir dan batin. (Djamarah,2004 :18 ).
Dalam Peraturan

Pemerintah

RI

No.

21

Tahun

1994

tentang

penyelenggaraan pebangunan keluarga sejahtera . Bab 1 , Pasal 1 , Ayat 2,
disebutkan, bahwa : Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk
berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan antara
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (Djamarah , 2004 :19 ).
Untuk menciptakan keluarga sejahtera tidak mudah . Kaya atau miskin
bukan satu-satunya indikator untuk menilai sejahtera atau tidak suatu keluarga
.Buktinya cukup banyak ditemukan keluarga yang kaya secara ekonomi ditengah
kehidupan masyarakat, tetapi belum mendapatkan kebahagiaan. Tetapi tidak
mustahil bagi keluarga yang miskin secara ekonomi ditemukan kebahagiaan. Oleh
karena itu , kaya ataupun miskin bukan suatu jaminan untuk menilai kualitas suatu
kaeluarga karena banyak aspek lain yang ikut menentukan , yaitu aspek
pendidikan, kesehatan, budaya, kemandirian keluarga dan mental spiritual serta
nilai- nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai dasar untuk mencapai
keluarga sejahtera (Djamarah ,2004 :19 )
Dalam rangka untuk membangun keluarga yang berkualitas tidak terlepas
dari usaha anggota keluarga untuk mengembangkan keluarga yang bercirikan
kemandirian keluarga dan ketahanan keluarga . Sedangkan penyelengaraan
pengembangan keluarga yang berkualitas ditujukan agar keluarga dapat
memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil sehingga dapat menjalankan fungsi
keluarga secara optimal.Sedangkan fungsi keluarga itu sendiri berkaitan langsung
dengan aspek-aspek keagamaan, budya, cinta kasih, melindungi, reproduksi,
sosialisasi, dan pendidikan , eknomi dan pembinaan lingkungan ( Djamarah,
2004:19).
Keluarga adalah acuan terbaik dalam penyampaian nilai-nilai agama .
Orang tua memiliki peranan yang strategis dalam menstradisikan ritual

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

keagamaan sehingga nilai- nilai agama dapat bersemi dengan suburnya dalam
jiwa anak. Kepribadian yang luhur agamis yang membalut jiwa anak menjadikan
ya insan – insan yang pe

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antar Pribadi Ibu Dan Remaja Putri Terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ibu dan Remaja Putri terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri di SMU Sultan Iskandar Muda

1 45 92

SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRA NIKAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN DAN Sikap Remaja Terhadap Hubungan Seks Pra Nikah Ditinjau dari Jenis PEndidikan dan Jenis Kelamin.

0 1 16

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN ANAK DI LINGKUNGAN LOKALISASI DOLLY SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pada Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Putri Dalam Pendidikan Seksual Di Lingkungan lokalisasi Dolly Surabaya).

0 1 77

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO HUBUNGAN SESAMA JENIS DI SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DENGAN REMAJA PUTRI PELAKU LESBI DALAM MEMAHAMI RESIKO HUBUNGAN SEJENIS DI SURABAYA).

0 1 120

POLA KOMUNIKASI IBU TUNGGAL DENGAN ANAK REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Ibu Tunggal Dengan Anak Remaja di Surabaya).

0 1 86

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN REMAJA DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dan Remaja Dalam Memahami Resiko Seks Pra Nikah Di Surabaya).

2 10 142

Hubungan Antara Perilaku Seks Pra Nikah dengan Kecemasan Hamil Pra Nikah pada Remaja

0 0 17

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN REMAJA DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dan Remaja Dalam Memahami Resiko Seks Pra Nikah Di Surabaya) SKRIPSI

0 0 20

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO HUBUNGAN SESAMA JENIS DI SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DENGAN REMAJA PUTRI PELAKU LESBI DALAM MEMAHAMI RESIKO HUBUNGAN SEJENIS DI SURABAYA)

0 0 22

KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA)

0 0 18