PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN KONFLIK KEBUN BINATANG SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Konflik Pengelolahan dan Kepemilikan Lahan Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Harian Jawa Pos).

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG
PEMBERITAAN KONFLIK KEBUN BINATANG SURABAYA
(Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Surabaya Tentang
Pemberitaan Konflik Pengelolahan dan Kepemilikan Lahan Kebun Binatang
Surabaya (KBS) di Harian J awa Pos)

SKRIPSI
Di ajuhkan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh
Gelar Sarjana J urusan Ilmu Komunikasi

Oleh :

DIAH ANDRIARTI IMANDARI AGUSTINA
NPM :0943010190

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWATIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2014

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN
KONFLIK KEBUN BINATANG SURABAYA
( Studi Deskriptif Kualitatif Per sepsi Masyarakat Surabaya Tentang
Pemberitaan Konflik Pengelolahan dan Kepemilikan Lahan Kebun Binatang
Surabaya di Harian J awa Pos )
Oleh :
DIAH ANDRIARTI IMANDARI AGUSTINA
NPM. 0943010190
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada tanggal 10 J anuar i 2014
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1. KETUA


Drs. Kusnar to, M.Si
NIP. 1958 0801 1984 0210 01

J uwito S.Sos, M.Si
NPT. 367 049 500 361
2. SEKERTARIS

Drs. Kusnar to, M.Si
NIP. 1958 0801 1984 0210 01
3. ANGGOTA

Dr. Catur Sur atnoaji, M.Si
NPT. 368 049 400 281

Mengetahui,
DE K AN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP . 19 550718198302 2001


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Pujisyukurpenulistujukankepada Tuhan Yang Maha Esa.Karena berkat
karunia-Nya, penulis bisa melaksanakan dan menyelesaikan skripsi penelitian dengan
judul “PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN
KEBUN BINATANG SURABAYA” (Studi Deskkriptif Kualitatif Persepsi
Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Kebun Binatang Surabaya (KBS)
di Harian J awa Pos) dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril,
spiritual maupun materil. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNYA, sehingga penulis
mendapatkan kemudahan selama proses dan penyusunan laporan.
2. IbuDra. Hj. Suparwati, M.SiselakuDekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UPN “Veteran” Jawa Timur
3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
4. Bapak Saifuddin Zuhri. M.Si. Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi.

5. Bapak Drs. Kusnarto, M.si selaku Dosen Pembimbing utama yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasihat dan motivasi
kepada penulis.
6. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmunya selama
penulis menempuh kuliah.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada:
7. Bapak, Ibu, Kakak-kakak, yang telah memberikan dorongan, semangat,
perhatian dan pengertiannya bagi penulis baik secara moril dan materil.
8. Sahabat-sahabat, Anita, Simon, Fitri,Nila, Vani, Tiwi, Sari, Risa, Novi, Dista,
Putri, Adel, Reni, Nunung, Fina, Agus, Angga, Fani, Afif, Habibi, Friki, Diny,
Kiki, Lusi, Mitra, Ida, Putri, Erna, Edo, Daus, Robby, Firzha, Jarot, Fiky,
Taufik, Dwi, Icha, Risal, dan seluruh teman-teman yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu.
9. Citra, Ridho, Ria, Tari, Rya, Endah, Demy, Arif, Eka, dan seluruh anggota

Ikatan Pemuda Peduli yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
10. Dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis, yang
telah membantu penyelesaian skripsi
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun dibutuhkan sekali
guna memperbaiki kekurangan yang ada.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya temanteman di Jurusan Ilmu Komunikasi.

Surabaya, Desembr 2013

Penulis

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN J UDUL …………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………... ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..…...

iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..…….. v
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………..……….

viii

ABSTRAKS ………………………………………………..…………………..

x

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….….….

1

1.1.Latar Belakang …..…………………………………………………..


1

1.2.Perumusan Masalah ..…..……………..……………………………..

5

1.3.Tujuan Penelitian …....………………………………………….….

5

1.4.Manfaat Penelitian …...…………………………………………….

6

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ………………………………………………....

7

2.1.


Penelitian Terdahulu…….………………………………….…..

7

2.2.

Landasan Teori…........……….………………………………...

9

2.2.1. Persepsi……..…………………………………………...

9

2.2.2. Komponen Persepsi …......………………………………

11

2.2.3. Jenis Persepsi …….………………………………….…..


12

2.2.4. Karakteristik Persepsi …..........………………………..…

13

2.2.5. Hal-hal yang Mempengaruhi Persepsi ..…………………

15

2.2.6. Proses Terjadinya Persepsi ……….…………………..…

17

Mayarakat…………….…........……………………………..…

23

2.3.1. Unsur-unsur Masyarakat …........……………………..…


24

2.3.2. Stratifikasi Sosial ……......…………………..………..…

26

2.3.

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4.

Media Massa ………………………………………………...…

27


2.4.1. Surat Kabar …..…………………….………………..…

27

2.4.2. Berita …………………………………………………...

28

2.5.

Individual Difference Theory …..………………………………

29

2.6.

Kerangka Berpikir ………….……..…………………………....

31

BAB III METODE PENELITIAN ................……………………..…..….…..

33

3.1.

Definisi Operasional Konsep ……………………………….….... 33

3.2.

Persepsi……..……………………………………………….….... 34
3.2.1. Komponen Persepsi ....….......………………………...…… 35
3.2.2. Berita ………........……………………………………...…. 35

3.3. Masyarakat ………........……………...……...……………………… 36
3.2.1. Stratifikasi Sosial ....……................………………...……… 36
3.4.

Informan Penelitian………………………….………………...…. 37

3.5.

Subyek dan Objek Penelitian ……………….…………..….……. 37

3.6.

Lokasi Penelitian ……...…………………….………...…………. 38

3.7.

Unit Analisis …………………………………….………………

38

3.8.

Teknik Pengumpulan Data ……..…………………….…………

38

3.9.

Teknik Analisis Data ……………...……………………………

39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………..……….

41

4.1.

4.2.

4.3.

Gambaran Umum Objek dan Penyajian Data ….……..…..…….

41

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian …………..……….

41

4.1.1.1. Gambaran Umum Masyarakat Surabaya ………

41

4.1.1.2. Gambaran Umum Kebun binatang Surabaya ..…

44

4.1.1.3. Gambaran Umum Surat Kabar Jawa Pos……….

48

Penyajian Data …………………….…………………..….…….

49

4.2.1. Identitas Informan ……….………………….…….........

50

Analisis Data …………………………………………………….

53

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.

Pembahasan …………………………………………..………….

71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………..………. 79
5.1.

Kesimpulan ………..…………………………...………..………. 79

5.2.

Saran …………………………………………………..………… 79

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..………… 81
LAMPIRAN

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Daftar Lampiran

Halaman

Lampiran 1. Interview Guide ………………………..….……..….…

83

Lampiran 2. Hasil Wawancara …………………..…………..….…

85

Lampiran 3. Berita KBS di Harian Jawa Pos ….…………….….…

108

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Lampiran Gambar

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir ………………………..…………………..…

32

Gambar 2. Foto Wawancara dengan informan 4 …....……………………. …… 119
Gambar 3. Foto wawancara dengan informan 5….....……………….….… …… 119

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
DIAH ANDRIARTI IMANDARI AGUSTINA, PERSEPSI MASYARAKAT
SURABAYA
TENTANG
PEMBERITAAN
KEBUN
BINATANG
SURABAYA DI HARIAN J AWA POS ( Deskr iptif Kualitatif Per sepsi
Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Konflik Pengelolahan dan
Kepemilikan Lahan Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Harian J awaPos ).
Penelitian ini didasarkan
pada latar belakang masalah tentang
pemberitaan konflik pengelolahan dan kepemilikan lahan Kebun Binatang
Surabaya di harian Jawa Pos.
Teori yang digunakan individual difference theory(teori perbedaan
individu) , teori ini menelaah perbedaan-perbedaan diantara individu-individu
sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek
tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif.Denganmenggunakanteknikindepth interview (wawancaramendalam)
untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang permasalahan yang ada.
Hasil penelitian ini, persepsi masyarakat Surabaya tentang pemberitaan
konflik pengelolahan dan kepemilikan lahan Kebun Binatang Surabaya di harian
Jawa Pos terdapat dua jenis persepsi yaitu persepsi negatif ( respon yang
menentang isi pemberitaan tersebut) dan persepsi positif ( respon yang
mendukung isi pemberitaan tersebut).
Kata Kunci: Kualitatif, Persepsi, Pemberitaan KBS, Harian Jawa Pos.
ABSTRACT
DIAH ANDRIARTI IMANDARI AGUSTINA, PERCEPTION OF
SURABAYA SOCIETY ON THE NEWS OF SURABAYA ZOO IN J AWA
POS DAILY NEWS ( Descriptive Qualitative of Per ception of Surabaya
Society on the News about Conflict Take Over Land Owner ship and
Management of Surabaya Zoo in J awa Pos Daily News ).
The study was based on the background of the problems on the news of
issues and land ownership conflicts management of Surabaya Zoo in Jawa Pos
daily news.
The theory that used was individual difference theory; this theory
examines the differences between individuals as the target of the mass media
when they are exposed so it was arisen certain effects.
The method that used in this research is descriptive qualitative by using the
technique of in-depth interviews to obtain more information about the existing
problems.
The results of this study , perceptions of Surabaya society on the news
about conflict municipal goverment to take over land ownership and management
of Surabaya Zoo. Surabaya Zoo tenure in Jawa Pos daily perception that there are
two types of negative perceptions ( response against the contents of the reports )
and positive perceptions ( which supports the content of the response is ).
Keywords: Qualitative, Perception, the News of Surabaya Zoo, Jawa Pos Daily
News.

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan informasi. Media massa menyajikan kegiatan atau peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan manusia. Hingga antara keduanya tidak dapat dipisahkan dan
saling membutuhkan satu sama lain. Berita- berita yang disajikan oleh media
massa merupakan hasil seleksi dari berbagai issue yang berkembang di
masyarakat. Tidak semua kejadian atau peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan
manusia ditampilkan oleh media massa. Media massa berhak untuk menentukan
fakta apa yang akan diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta
hendak kemana berita tersebut dibawa. Ini tentu saja berkaitan dengan cara
pandang atau perspektif yang digunakan oleh masing-masing media (Sobur,2002 ;
162).
Peran media massa dalam kehidupan sosial kerap dipandang secara
berbeda-beda, namun tidak ada yang menyangkal atas perannya yang signifikan
dalam masyarakat modern. Menurut Mc Quail, dalam bukunya Massa
Communication Theoris (2000;6), menyebutkan bahwa peran media massa
sebagai window on event and experience. Media dipandang sebagai jendela yang
memungkinkan khalayak “melihat” apa yang terjadi di luar sana. Selain itu, media
massa sebagai “filter” atau gate keeper yang menyeleksi berbagai hal untuk
diberiperhatian atau tidak. Media massa senantiasa memilih isu, informasi atau

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

bentuk konten lain berdasarkan standar para pengelolahnya. Khalayak
“dipilihkan” oleh media tentang berbagai hal yang layak diketahui dan
mendapatkan perhatian.
Sebagai suatu alat menyampaikan berita, penilaian, atau gambaran media
massa mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat
membentuk opini publik. Media massa turut menentukan perilaku masyarakat dan
apa yang ditampilkan akan diikuti oleh khalayak.Media massa dapat memberikan
pengaruh-pengaruh positif dan negatif, dengan adanya peran tersebut media massa
merupakan sebuah kekuatan besar yang sangat diperhitungan.
Media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media elektronik dan
media cetak. Surat kabar adalah salah satu media yang lebih rinci dalam
pemberitaanya.Surat kabar merupakan sekumpulan dari berita, artikel, cerita,
iklan, dan sebagainya yang dicetak ke dalam lembaran kertas dan diterbitkan
setiap hari atau seminggu sekali. Beberapa kelebihan dari surat kabar yaitu bisa
disimpan lebih lama atau dapat diulang dan jelas, berbeda dengan media
elektronik yang hanya bisa menginformasikan sepintas dan membutuhkan
perhatian dari komunikan untuk bisa memahami isi dan pesan.
Surat kabar tidak hanya sebagai pencarian informasi yang utama dalam
fungsinya, tetapi bisa juga mempunyai suatu karakteristik yang menarik dan perlu
diperhatikan untuk memberikan analisis kritis yang akan menumbuhkan motivasi,
mendorong serta mengembangkan pola pikir bagi masyarakat untuk semakin kritis
dan selektif dalam menyikapi berita-berita yang ada di dalam media khususnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

surat kabar. Untuk membuat informasi menjadi lebih bermakna biasanya sebuah
media cetak melakukan penonjoln-penonjolan terhadap suatu berita. Dalam
pengambilan keputusan mengenai sisi mana yang ditonjolkan tentu melibatkan
nilai dan ideologi para wartawan yang terlibat dalam proses produksisebuah berita
(Sobur,2001: 163).
Pada surat kabar dapat diperoleh berita-berita yang dimuat dalam bentuk
artikel. Artikel merupakan bentuk tulisan lepas berisi opini seseorang yang
mengupas suatu masalah tertentu yang bersifat aktual atau controversial dengan
tujuan untuk memberitahu (informatif), mempengaruhi dan meyakinkan
(persuasive) atau menghibur (rekreatif). Berita yang diangkat mengenai surat
kabar mayoritas mengenai orang-orang ternama seperti para pejabat, artis atau
mengangkat fenomena atau peristiwa yang sedang ramai di masyarakat.
Belakangan ini berita yang banyak muncul di surat kabar yaitu pemberitaan
tentang permasalahan yang melanda Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Konflik yang melanda Kebun Binatang Surabaya (KBS) memasuki tahun
ketiga. Konflik berawal dari koleksi hewan yang tak terurus bahkan ada yang mati
secara tiba-tiba, sehingga muncul spekulasi bahwa hewan-hewan tersebut tidak
diberi makan dan tidak dirawat dengan baik.Hingga pengelolaan yang saat itu
dipegang oleh PTFSS dipindahkan kepada Tim Pengelola Sementara (TPS) KBS.
Selama dikelola TPS KBS masih saja tidak mengalami perkembangan yang dan
kondisinya belum kembali pulih seperti semula. Melihat kondisi tersebut Pemkot
prihatin dan berinisiatif untuk mengelola KBS agar tetap menjadi tempat wisata
bagi masyarakat Surabaya, Jatim, dan Indonesia. Rencana pengelolaan KBS yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

akan dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Pemkot Surabaya adalah pertukaran
hewan milik KBS dengan hewan milik taman Hewan Pematang Siantar. Selain itu
PD Pemkot akan menambah fasilitas dan melakukan pembangunan terhadap ikon
Surabaya tersebut.
Di tahun 2013 ini pula muncul konflik baru mengenai kepemilikan lahan
KBS.Pemkot akhirnya mengeksekusi KBS, namun Assisten II Pemkot Surabaya
M. Taswin mengatakan, pihaknya tidak mau disebut melakukan eksekusi, namun
hanya mengambil langkah pengamanan aset Pemkot.Yaitu, lahan seluas 15
hektare yang saat ini digunakan KBS. Mengenai bangunan KBS, pemkot juga
berencana untuk mengganti rugi bangunan. Ada anggaran Rp 10 Miliar untuk
mengambil alih bangunan yang sekarang berdiri di KBS.namun masalahnya,
apakah bangunan di KBS memiliki alas hak seperti izin mendirikan bangunan
(IMB). Taswin menambahkan persiapan uang ganti rugi memang telah ada. Tetapi
TPS harus bisa menunjukkan alas hak bangunan atau kepemilikan atas
bangunan.(Jawa Pos. 2013, 02 juli. hlm 29).
Selama satwa KBS belum dipindahkan, pemkot akan menggunkan lahan
kosong atau yang masih belum terpakai di lahan KBS tersebut. Dengan upaya
Pemkot Surabaya mengeksekusi lahan KBS, lembaga yang dipimpin Tri
Rismaharini tersebut merencanakan untuk mengisi lahan KBS dengan hewan yang
tidak dilindungi antara lain, rusa, kuda, dan ular. Kabag Perekonomian Pemkot
Surabaya Widodo Suryantoro, lahan tersebut tidak dipakai untuk hal-hal lain.
Melainkan, tetap menjadi kebun binatang. Dan hal yang paling utama adalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

menunggu proses pengamanan lahan pemkot tersebut, apabila telah selesai atau
masih dalam proses, pemkot akan mengisi satwa secara bertahap.
Peran media massa begitu besar dalam mempengaruhi khalayaknya,
berbagai pemberitaan pro dan kontra terkait pengelolaan KBS dapat membentuk
persepsi masyarakat yang berbeda-beda. Persepsi tersebut akan mempengaruhi
tindakan seseorang terhadap hal yang dipersepsikannya.
Persepsi diartikan sebagai proses internal individu yang memungkinkan
individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan yang
ditangkap oleh indera manusiawi dari lingkungan sekitarnya, dan proses tersebut
dapat mempengaruhi perilaku individu. Persepsi juga merupakan inti komunikasi,
sebab apabila persepsi tidak akurat maka tidak mungkin akan terjadi komunikasi
yang efektif. Persepsi juga yang menentukan seseorang memilih suatu pesan dan
mengabaikan pesan yang lain (Deddy Mulyana, 2001 : 179).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah persepsi masyarakat Surabaya tentang
pemberitaan konflik pengelolahan dan kepemilikan lahan Kebun Binatang
Surabaya (KBS) di harian Jawa Pos”.
1.3 Tujuan Penelitian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Untuk mengetahui persepsi masyarakat Surabaya tentang pemberitaan
konflik pengelolahan dan kepemilikan lahan Kebun Binatang Surabaya (KBS) di
harian Jawa Pos.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan

pada

perkembangan ilmu komunikasi dalam bidang komunikasi massa dan
persepsi.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, serta institusi terkait yang
menjadi bahan penelitian ini pada khususnya. Bagi institusi terkait dapat
menjadi bahan intropeksi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi
dengan melihat persepsi masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu
Dari penelitian terdahulu yang berjudul persepsi masyarakat tentang peran

media cetak lokal dalam mitigasi bencana alam.Penelitian tersebut dilakukan oleh
Elva Ronaning Roem, mahasiswa program studi ilmu komunikasi fakultas ilmu
sosial dan politik universitas Andalas, Padang Sumatera Barat. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan persepsimasyarakat dalam menafsirkan peran
media cetak lokal Padang Ekspress dan Singgalang tentang mitigasi bencana
alam.metode penelitian ini kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan
data focus group discussion, wawancara, dan observasi. Hasil penelitian
mendeskripsikan peran media local yaitu harian Padang Ekpress dan singgalang
dipersepsi secara berbeda oleh kelompok buruh, pegawai negeri, mahasiswa, dan
dosen.
Menurut mahasiswa dan dosen media lokal dapat mengurangi kepanikan
masyarakat akibat isu-isu dan rumor yang tidak bertanggungjawab dan mendidik
masyarakat agar lebih melek bencana.Menurut buruh dan pegawai negeri, media
lokal terlalu mengekspos bencana secara berlebihan dan menyebabkan masyarakat
kalut, bahkan eksodus ke luar daerah.Penelitian ini merekomendasikan agar media
dan pemerintah serta lembaga yang terkait dengan bencana alam agar mengontrol
pemberitaan tentang bencana alam sehingga tidak merugikan masyarakat.

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Selain itu penelitian yang berjudul persepsi masyarakat terhadap radio
komunitas kampus (studi keberadaan radio komunitas kampus dalam pelayanan
informasi mahasiswa di Surabaya, Jawa Timur) yang di lakukan oleh Trisnani
yang merupakan peneliti Bidang Kepakaran Komunikasi dan Media BPPI
Wilayah V Surabaya.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi
dosen dan mahasiswa terhadap radio komunitas kampus di Surabaya Jawa
Timur.Metode penelitian ini kualitatif, teknik pengumpulan data dengan cara
wawancara menggunakan pedoman wawancara berstruktur. Objek penelitian dari
penelitian ini yaitu identifikasi persepsi dosen dan mahasiswa terhadap eksistensi
radio komunitas kampus dari lima universitas swasta di Surabaya. Antara lain :
Universitas

Pembangunan

Nasional,

Sekolah

Tinggi

Ilmu

Komunikasi,

Universitas Tujuh Belas Agustus, Universitas Wijaya Kusuma, dan Universitas
Kristen Petra. Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa radio komunitas
kampus berfungsi sebagai media pendidikan, informasi dan hiburan.Dari ketiga
fungsi tersebut fungsi informasi lebih mendominasi program siaran.Fungsi
informasi Nampak pada program diskusi interaktif yang mengutamakan diskusi
administrasi mahasiswa.
Dari hasil penelitian mendeskripsikan fungsi pertama radio komunitas
kampus adalah sebagai edukatif ilmiah, yaitu sebesar 45 persen, sedangkan fungsi
informasi 30 persen, hiburan 25 persen. Eksistensi keberadaan radio masih banyak
dipengaruhi oleh pendanaan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup
radio komunitas kampus.Selain itu sumber daya manusia yang kurang
professional dan teknologi yang pas-pasan juga mempengaruhi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah sama-sama mengkaji persepsi masyarakat sekitar, sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis terdapat pada
objek kajiannya yaitu eksistensi radio komunitas kampus dan peran media cetak
lokal, sedangkan objek kajian penelitian penulis yaitu berita mengenai
pengelolaan KBS (Kebun Binatang Surabaya)di harian Jawa Pos.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Persepsi
Persepsi menurut Deddy Mulyana (2001:179)adalah proses
internalindividu

yang

memungkinkan

individu

untuk

memilih,

mengoerganisasikan, dan menafsirkan rangsangan yang ditangkap oleh
indera manusiawi dari lingkungan sekitarnya, dan proses tersebut dapat
mempengaruhi

perilaku

individu.

Persepsi

juga

merupakan

inti

komunikasi, sebab apabila persepsi tidak akurat maka tidak mungkin akan
terjadi komunikasi yang efektif. Persepsi juga yang menentukan seseorang
memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.
Persepsi merupakan suatu proses yang menjadikan individu sangat
sadar akan aspek lingkungannya. Persepsi akan timbul akibat adanya
rangsangan dari luar yang diterima oleh alat indera manusia. Rangsangan
akan diseleksi dan diorganisir oleh setiap individu dengan caranya masingmasing melalui pengalaman yang dimilikinya. Persepsi akan terbentuk
apabila adanya perhatian, pengertian, dan penerimaan dari individu sesuai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

dengan kebutuhan individu dalam pengalamannya. Hasil dari proses
tersebut akan membentuk suatu pandangan tertentu terhadap suatu hal.
Namun, dalam keadaan yang sama sekalipun dapat membuahkan persepsi
yang berbeda-beda antara individu satu dengan yang lain. Hal ini
disebabkan setiap manusia mengalami proses sosialisasi yang berbeda
termasuk dalam memberikan perhatian terhadap rangsangan tertentu dan
mengabaikan yang lainnya.
Suatu dorongan yang sama tidak selalu menimbulkan tindakan
yang sama pula, disebabkan adanya perbedaan persepsi pada masingmasing individu. Persepsi yang dimiliki tiap individu akan berbeda. Dalam
perspektif ilmu komunikasi, persepsi biasa dikatakan sebagai inti
komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti dari persepsi
yang identik dengan penyandian (decoding) dalam proses komunikasi. Hal
ini ini sesuai dengan definisi John R. wenburg dan William W.Wilmot
yang mengatakan bahwa persepsi dapat didefinisikan sebagai cara
organism member makna, atau menurut Rudolf F. Ver persepsi adalah
proses menafsirkan informasi inderawi (Mulyana, 2001:167).
Untuk lebih memahami persepsi, berikut adalah beberapa definisi
lain dari persepsi :
a. Brian Fellows : persepsi adalah proses yang memumgkinkan
suatu organisme menerima dan menganalisis informasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

b. Kenneth K.Sereno dan Edward M. Bodaken : persepsi adalah
sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan
sekeliling dan lingkungan kita.
c. Philip Goodacre dan Jennifer Follers : persepsi adalah proses
mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan.
d. Joseph A. De Vito : persepsi adalah proses yang menjadikan
kita sadar akan banyaknya stimulus yang memperngaruhi
indera kita.
2.2.2 Komponen Persepsi
Komponen-komponen persepsi meliputi :
1. Pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indra kita (indra peraba, indra
penglihatan, indra pencium, indra pengecap dan indra pendengar.
Melalui pengindraan kita mengetahui dunia. Kita hanya dapat
mempersepsi apa yang kita lihat, dengar, cium, cicipi atau sentuh.
Akan tetapi kemampuan orang berbeda-beda dalam mengindra
lingkungannya, karena mereka juga berbeda secara genetis, berbeda
pengalaman dan pembelajaran atau karena sebagian alat indranya
kurang berfungsi karena usia tua atau kecelakaan.
2. Atensi tidak terelakkan karena sebelum kita merespon atau menafsirkan
kejadian atau rangsangan apa pun, kita harus terlebih

dahulu

memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut.dalam banyak kasus,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

rangsangan yang menarik perhatian, seseorang cenderung menganggap
lebih penting daripada yang tidak menarik.
3. Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas informasi yang
kita peroleh melalui salah satu atau lebih indra kita. Namun kita tidak
dapat menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung, melainkan
menginterpretasikan makna informasi yang kita percayai mewakili objek
tersebut.
2.2.3 J enis Persepsi
Menurut Dedy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar (2001:171), pada dasarnya persepsi manusia terbagi menjadi
dua, yaitu :
1. Persepsi terhadap Objek Lingkungan Fisik
Persepsi tiap orang dalam menilai suatu objek atau lingkungan fisik
tidak selalu sama. Terkadang dalam mempersepsikan lingkungan fisik,
seseorang dapat melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera
seseorang menipu diri orang tersebut. Haltersebut disebabkan karena :
a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, seperti keadaan
cuaca yang membuat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti
dalam peristiwa ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang
dimasukkan ke dalam air terlihat bengkok padahal sebenarnya
tongkat tersebut lurus. Hal itu disebut dengan ilusi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan
orang lain.
c. Budaya yang berbeda
d. Suasana psikologi yang berbeda juga membuat perbedaan persepsi
seseorang dengan orang lain dalam mempersepsi suatu objek.
2. Persepsi terhadap manusia atau persepsi sosial
Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan
kejadian yang dialami seseorang dalam lingkungan orang tersebut.
Menurut Brehm dan Kassin, persepsi sosial adalah penilaian-penilaian
yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Persepsi
sosial dikatakan lebih sulit dan kompleks disebabkan karena :
a. Manusia bersikap dinamis oleh karena itu persepsi terhadap
manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, dam lebih cepat dari
pada persepsi terhadap objek.
b. Persepsi terhadap lingkungan sosial adalah suatu proses bagaimana
seseorang menangkap arti dari objek sosial dan kejadian-kejadian
yang kita alami dari lingkungan kita.
2.2.4 Karakteristik Per sepsi
Menurut Bosch dan Houtson (1985) yg dikutip oleh Ujang
sumarwan (2004: 114) karakteristik persepsi dapat didefinisikan
sebagaiberikut ;

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

a. Bersifat selektif, manusia mempunyai keterbatsan dalam hal
kapasitats atau kemampuan mereka dalam proses semua
informasi dari lingkungan. Seseorang pasti berhadapan dengan
sub kumpulan yang terbatas dariobjek-objek dan peristiwaperistiwa yang banyak sekali dalam lingkunganmereka.
Masyarakat cenderung memperhatikan aspek lingkunga yang
berhubungan

dengan

urusan

pribadi

mereka.

Mereka

mengesampingkan urusan-urusan lain yang tidak berkaitan
dengan urusan pribadi mereka.
b. Terorganisir atau teratur, suatu perangsang atau pendorong
tidak

bisa

Rangasangan

dianggap

terisolasi

dari

dikelompokkan kedalam

perangsang

lain.

suatu

atau

pola

informasi yang membentuk keseluruhan. Jadi ketika seseorang
memperhatikan sesuatu, perangsang harus berusaha untuk
mengattur.
c. Stimulus adalah apa yang dirasakan dan arti yang terdapat
didalamnya adalah fungsi dari perangsang atau pendorong itu
sendiri.
d. Subjektif, persepsi merupakan fungsi faktor pribadi hal-hal yg
berasal dari sifat penikmat atau perasa, kebutuhan, nilai-nilai,
mitif, pengalaman masa lalu, pola pikir dan kepribadian
seseorang dalam individu memainkan suatu peran dalam
persepsi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
karakteristik tertentu dalam membentuk persepsi yaitu bahwa untuk
persepsi bersifat selektif terorganisir atau teratur , adanya stimulus untuk
dipersepsi bersifat subjekrif. Keempat karakteristik tersebut saling
berkaitan.
2.2.5 Hal-Hal yang Mempengaruhi Persepsi
Setiap orang memiliki gambaran berbeda mengenai relitas di
sekelilingnya. Berikut ini beberapa prinsip penting mengenai persepsi
sosial yang menjadi pembenaran atas perbedaan persepsi sosial :
1. Persepsi berdasarkan pengalaman
Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka
mengenai

realitas

(sosial)

yang

telah

dipelajari

sebelumnya.Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau
kejadian dan reaksi mereka berdasarkan pengalaman (dan
pembelajaran) serupa. Manusia cenderung memperlakukan
objek tersebut seperti sebelumnya, sedangkan terdapat rincian
lain dalam objek tersebut. Ketiadaan pengalaman terdahulu
dalam menafsirkan objek, dapat membuat seseorang berbeda
merespon suatu objek dengan cara tertentu, sehingga seseorang
sering gagal dalam mempersepsikan perbedaan.
2. Persepsi bersifat Selektif
Jika seseorang diterpa dengan jutaan rangsangan indrawi dan
diharuskan

menafsirkan

rangsangan

tersebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

semuanya,

16

pastilah orang tersebut tidak mampu melakukannya, sebab
adanya keterbatasan kemampuan indrawi setiap orang dalam
menangkap

rangsangan

disekitarnya.Faktor

utama

yang

mempengaruhi selektivitas adalah atensi. Atensi dipengaruhi
olehbeberapa faktor, antara lain :
A. Faktor-faktor Internal
1. Faktor biologis, yaitu rasa lapar dan haus
2. Faktor fisiologis, yaitu tinggi,bentuk fisik yang tampak
3. Faktor sosial budaya, yaitu gender, agama, tingkat
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan, status
sosial, pengalaman masa lalu, dan kebiasaan.
4. Faktor psikologis yaitu kamauan, keinginan, motivasi,
pengharapan, kemarahan, dan kesedihan.
B. Faktor-faktor Eksternaladalah

atribusi-atribusi objek yang

dipersepsi, seperti gerakan, intensitas, kontras, kebaruan dan
perulangan.
C. Persepsi bersifat Dugaan, hal ini dianggap perlu karena
seseorang tidak mungkin memperoleh rincian yang jelas
melalui indra kelimanya. Proses ini memungkinkan seseorang
menafsirkan

suatu

(objek)

dengan

makna

yang

lebih

lengkapdari sudut pandang manapun.
D. Persepsi bersifat Kontekstual, rangsangan dari luar harus
diorganisasikan. Dari semua pengaruh dalam persepsi, konteks

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat. Ketiadaan
pola berarti ketiadaan makna atau berartti kebingunan karena
terlalu banyak makna. Interpretasi makna dalam konteksnya
adalah faktor penting dalam memahami komunikasi dan
hubungan sosial. Dalam mengorganisasikan objek, yakni
meletakkan dalam suatu konteks tertentu dengan menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Prinsip Pertama
Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip
kemiripan atau kedekatan dan kelengkapan.
2. Prinsip Kedua
Seseorang cenderung mempersepsi suatu rangsangan
atau kejadian yang terdiri dari objek dan latar
(belakang)nya.
2.2.6. Proses Terjadinya Persepsi
Menurut Alex Sobur (2003;449) proses terjadinya persepsi
adalah sebagai berikut ;
1. Proses menerima rangsangan
Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan
atau data dari berbagai sumber. Lebih banyak data yang
diteima melalui panca indera, melihat, mendengar, mencium,
atau menyentuh, sehingga orang-orang tersebut mempelajari
segi-segi lain dari sesuatu itu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2. Proses menyeleksi rangsangan
Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi.Tidaklah
mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah
diterima.

Demi

menghemat

perhatian

yang

digunakan,

rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk proses
lebih lanjut. Ada dua kumpulan faktor menentukan seleksi
rangsangan, yaitu :
a. Faktor-Faktor Intern
1. Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan

seseorang

mempengaruhi

persepsinya,

kadang-kadang ada hal yang terlihat (yang sebenarnya
tidak ada), karena kebutuhan psikologis.
2. Latar Belakang
Latar belakang mempengaruhi hal-hal yang dipilih
dalam persepsi. Orang-orang dengan latar belakang
tertentu mencari orang-orang dengan latar belakang
yang sama.
3. Pengalaman
Pengalaman mempersiapkan seseorang untuk mencari
orang-orang, hal-hal, gejala-gejala yang mungkin
serupa dengan pengalaman pribadinya. Seseorang yang
mempunyai pengalaman buruk dalam bekerja dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

jenis orang tertentu mungkin akan menyeleksi orangorang ini untuk jenis persepsi tertentu.
4. Kepribadian
Kepribadian juga mempengaruhi persepsi, seseorang
yang introvert mungkin akan tertarik kepada orangorang yang serupa atau sama sekali berbeda. Berbagai
faktor dalam kepribadian mempengaruhi seleksi dalam
persepsi.
5. Sikap dan Kepercayaan Umum
Sikap dan kepercayaan umum juga mempengaruhi
persepsi. Orang-orang yang mempunyai sikap tertentu
seperti karyawan yang termasuk kelompok bahasa
tertentu, besar kemungkinan akan melihat berbagai hal
kecil yang tidak diperhatikan oleh orang lain.
6. Penerimaan Diri
Penerimaan

diri

mempengaruhi
menunjukkan

merupakan
persepsi.

bahwa

sifat

penting

yang

orang

telah

lebih

ikhlas

Beberapa

mereka

yang

menerima kenyataan diri akan lebih tepat menyerap
sesuatu dari pada mereka yang kurang yang kurang
ikhlas menerima realitas dirinya. Untuk yang terakhir
ini cenderung mengurangi kecermatan persepsi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

b. Faktor Ekstern
1. Intensitas
Pada

umumnya

rangsangan

yang

lebih

intensif.,mendapatkan lebih banyak tanggapan daripada
rangsangan yang kurang intensif.
2. Ukuran
Pada umumnya benda-benda yang lebih besar lebih
menarik perhatian, barang yang lebih besar lebih cepat
dilihat.
3. Kontras
Hal-hal lain yang biasa dilihat akan cepat menarik
perhatian. Banyak orang secara sadar atau tidak,
melakukan

hal-hal

yang

aneh

untuk

menarik

perhatian.Perilaku yang luar biasa menarik perhatian
karena prinsip-prinsip perbedaan itu.
4. Gerakan
Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian daripada
hal-hal yang diam.
5. Ulangan
Hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian, akan
tetapi ulangan yang terlalu sering, dapat menghasilkan
kejenuhan semantic dan dapat kehilangan arti perseptif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

6. Keakraban
Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik
perhatian, hal ini terutama jika hal tertentu tidak
diharapkan dalam rangka tertentu.
7. Sesuatu yang Baru
Hal-hal yang baru juga menarik perhatian, jika orang
sudah biasa dengan kerangka yang sudah dikenal,
sesuatu yang baru lebih menarik perhatian.
3. Proses Pengorganisasian
Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam
suatu bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian
rangsangan, yaitu :
a. Pengelompokkan
Berbagai rangsangan yang telah diterima dikelompokkan
dalam suatu bentuk. Beberapa faktor digunakan untuk
mengelompokkan rangsangan itu antara lain :
1. Kesamaan,

rangsangan-rangsangan

yang

mirip

dijadikan satu kelompok.
2. Kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara satu dan
yang lain juga dikelompokkan menjadi satu.
3. Ada suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal
yang dianggap belum lengkap.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

b. Bentuk timbul dan Latar
Merupakan salah satu proses persepsi yang paling menarik
dan paling pokok. Dalam melihat rangsangan atau gejala,
ada kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada
gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan
rangsangan atau gejala lainnya berada di latar belakang.
c. Kemampuan Persepsi
Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi dan
perubahan-perubahan

konteks

tidak

mempengaruhinya.Dunia persepsi diatur menurut prinsip
kemantapan memainkan peranan yang penting.
4. Proses Penafsiran
Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima
lalu menafsirkan data itu dengsn berbagai cara. Dikataakan
bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan.
5. Proses Pengecekan
Sesudah data diterima dan ditafsirkan, penerima mengambil
beberapa tindakan pengecekan apakah penafsiran salah atau
benar. Proses pengecekan mungkin terlalu cepat dilakukan
dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran
atau persepsi dibenarkan atau data baru. Data atau kesan-kesan
itu dapat dicek dengan menanyakan kepada orang-orang lain
mengenai persepsi mereka.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

6. Proses Reaksi
Tahap terakhir dari proses perceptual adalah bertindak
sehubungan dengan apa yang telah diserap. Hal inibiasanya
dilakukan jika seseorang berbuat sesuatu sehubungan dengan
persepsinya.Misalnya,

seseorang

bertindak

sehubungan

dengan persepsi yang baik atau yang buruk yang telah
dibentuknya.Lingkaran persepsi itu belum sempurna sebelum
menimbulkan suatu tindakan, lingkaran persepsi biasanya
tersembunyi dan bisa pula terbuka.Tindakan tersembunyi
berupa pembentukkan pendapat atau sikap, sedangkan
tindakan yang terbuka berupa tindakan yang nyata sehubungan
demgan tindakan tersembunyi ialah pembentukkan kesan.
Pembentukkan

kesan

ialah

cara

seseorang

menyerap

membentuk kesan tertentu atas suatu objek atau atas seseorang
menurut cirri-ciri yang diserapnya, atau data yang diterima
dari berbagai sumber.
2.3 Masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari akar kata Arab “syaraka”yang berarti ikut
serta.Dalam bahasa Inggris menggunakan istilah societyyang berasal dari kata
sociusyang berarti kawan. Berikut definisi masyarakat menurut beberapa ahli ;

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

1. Menurut Koentjaraningrat masyarakat adalah kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinu, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
2. Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang –orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
3. W F Connell menyatakan bahwa masyarakat adalah suatu kelompok orang
yang berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai kelompok yang berbeda.
Sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk waktu yang lama
dalam kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja keras pada daerah
geografis tertentu.
4. J.L Gillin dan J.P Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok
manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, perasaan
persatuan yang sama.
2.3.1 Unsur-unsur Masyarakat
Adanya

bermacam-macam

wujud

kesatuan

kolektif

manusia

menyebabkan bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membedakan
berbagai macam kesatuan manusia. Kecuali istilah yang paling lazim,
yaitu masyarakat, ada istilah-istilah khusus untuk menyebutkan kesatuankesatuan khusus yang merupakan unsur-unsur dari masyarakat menurut
Koentjaraningrat (2002;143), yaitu :
a. Kategori Sosial (social category)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Kesatuan manusia yang terwujudkan karena adanya suatu ciri atau
suatu kompleks ciri-ciri obyektif yang dapat dikenakan kepada
manusia-manusia itu.
b. Golongan Sosial
Sama halnya dengan kategori sosial, tetapi golongan sosial
mempunyai ikatan identitas sosial yang disebabkan oleh kesadara.
Identitas itu tumbuh sebagai respons atau reaksi terhadap cara pihak
luar memandang golongan sosial tersebut, atau karena golongan itu
memang terikat oleh suatu sistem nilai, norma, dan adat istiadat
tertentu.
c. Komunitas
Kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang
nyata dan berinteraksi menurut sistem adat istiadat, serta yang terikat
oleh suatu rasa identitas komunitas.
d. Kelompok dan Perkumpulan
Suatu kesatuan manusia yang mempunyai sistem organisasi dan
kepemimpinan, selalu tampak sebagai kesatuan individu-individu pada
masa yang secara berulang berkumpul dan yang kemudian bubar lagi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.3.2 Stratifikasi Sosial
Menurut Pitirim Sorokim yang dikutip dari Soekanto, Social
Stratificationadalah pembedaan penduduk dan masyarakat ke dalam kelaskelas sosial secara bertingkat (Soekanto, 2002:228).Secara umum, strata sosial
di masyarakat melahirkan kelas-kelas sosial yang terdiri dari tiga tingkatan,
yaitu atas (Upper Class), menengah (Middle Class), dan bawah (Lower
Class).Kelas atas mewakili kelompok elite di masyarakat yang jumlahnya
sangat terbatas.Kelas menengah mewakili kelompok professional, kelompok
pekerja,

wiraswastawan,

pedagang,

dan

kelompok

fungsional

lainnya.Sedangakan kelas bawah mewakili kelompok pekerja kasar, buruh
harian, buruh lepas, dan semacamnya. (Bungin, 2007:49)
Strata kelas sosial yang terbentuk dengan sendirinya adalah
berdasarkan pada kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan
kerabat, harta dalam batas-batas tertentu.Sedangkan strata kelas sosial yang
dibentuk berdasarkan tujuan tertentu adalah seperti pimpinan dan yang
dipimpin, yang memiliki kekayaan dan yang tidak, dan yang memiliki
kekuasaan atau yang rakyat biasa. Dasar pembentukkan kelas sosial adalah
a. ukuran kekayaan
b. ukuran kepercayaan
c. besaran kekuasaan
d. ukuran kehormatan
e. ukuran ilmu pengetahuan dan pendidikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

2.4 Media Massa
Dengan menggunakan media massa suatu informasi akan sampai pada
masyarakat yang dituju. Alo Liliweri (1991;36) mengungkapkan bahwa, “media
massa merupakan bentuk komunikasi yang merupakan penggunaan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dengan komunikan secara massal,
berjumlah banyak, bertempat tinggal jauh, sangat heterogen dan menimbulkan
efek tertentu”. Sifat instrumen komunikasi massa yang telah memberikan peluang
pada khalayak untuk merekam, mentransmisi berbagai pengalaman dan informasi
secara tepat dan meluas untuk mencapai suatu halayak yang heterogen.
Media massa maerupakan sumber kekuatan atau alat kontrol, manajemen,
dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai kekuatan atau
sumber daya lainnya (McQuali,1994 : 5). Media massa dkelompokkan menjadi
media eletronik contohnya televisi dan radio, media cetak contohnya majalah,
koran, buku, poster dan sebagainya. Sedangkan media online atau cybermedia
contohnya website.
2.4.1 Surat Kabar
Menurut Junaedhi (1991;257), surat kabar merupakan salah satu
kajian dalam studi ilmu komunikasi, khususnya pada studi komunikasi
massa. Dalam buku “Ensiklopedia pers Indonesia” disebutkan bahwa
pengertian surat kabar sebagai sebutan penerbit pers yang masuk dalam
media massa cetak yaitu berupa lembaran-lembaran berisi berita,
karangan, dan iklan yang diterbitkan secara berkala, bisa harian,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

mingguan, dan bulanan serta ditto[E PRANG 04H5YWBKJNSedarkan
secara umum.
Fungsi pers menurut Sumadiria (2005:32) dalam buku Jurnalistik
Indonesia, yaitu :
a. Informasi ( to inform), menyampaikan informasi secepat-cepatnya
kepada masyarakat seluas-luasnya.
b. Edukasi ( to educate ), apapun informasi yang disampaikan oleh pers
hendaknya dalam kerangka mendidik.
c. Koreksi ( to influence ), pers akan senantiasa menyala ketika melihat
berbagai penyimpangan dan ketidak adilan dalam suatu masyarakat
atau Negara.
d. Rekreasi ( to entertaint ), menghibur, pers harus memerankan dirinya
sebagai wahana rekreasi yang menyenangksn sekaligus yang
menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat.
e. Mediator ( to mediate ), sebagai penghubung antara suatu p

Dokumen yang terkait

REBRANDING KEBUN BINATANG SURABAYA.

0 1 14

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN” (Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Surabaya Cantik Green And Clean” di Harian Jawa Pos).

0 0 99

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN POLIGAMI DI JAWA POS (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Poligami Di Jawa Pos).

0 0 105

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KEMATIAN SATWA KEBUN BINATANG SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Kematian Satwa Kebun Binatang Surabaya di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 13 Agustus 2010 – 17 Agustus 2010).

0 0 98

Opini Masyarakat Pasca Pemberitaan Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos (Studi Deskriptif tentang Opini Masyarakat Pasca Pemberitaan Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos).

0 0 80

Maket Kebun Binatang Berbasis Limbah Ind (1)

1 10 12

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KEMATIAN SATWA KEBUN BINATANG SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Kematian Satwa Kebun Binatang Surabaya di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 13 Agustus 2010 – 17 Agustus 2010)

0 0 19

Opini Masyarakat Pasca Pemberitaan Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos (Studi Deskriptif tentang Opini Masyarakat Pasca Pemberitaan Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos)

0 0 15

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN” (Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Surabaya Cantik Green And Clean” di Harian Jawa Pos)

0 0 24

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN KONFLIK KEBUN BINATANG SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Konflik Pengelolahan dan Kepemilikan Lahan Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Harian Jawa Pos)

1 1 16