HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN TODDLER DI KELURAHAN TELUKAN KECAMATAN GROGOL Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler Di Kelurahan Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN TODDLER DI
KELURAHAN TELUKAN KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Mendapat Gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :
GILANG AKBAR SHOBIRIN
J 210.080.023

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ix


Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 

(Gilang ) 

 

PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN TODDLER DI DESA
TELUKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO.
ABSTRAK
Gilang Akbar

Siti Arifah, SKp. M.

Endang Zulaicha S.

Perkembangan yang optimal memerlukan asupan gizi yang seimbang terutama pada
anak usia 1-3 tahun (toddler). Peran orang tua sangat penting, mulai dari pemberian nutrisi,
hingga membantu toddler mencapai perkembangan mental dan daya kognisi yang optimal.
Asupan gizi yang kurang, dapat mengakibatkan status gizi toddler tidak normal (gizi kurang).
Akibatnya, toddler akan mengalami masalah pada perkembangan toddler.
Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara status gizi dengan perkembangan

anak usia toddler di Kelurahan Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Dengan menggunakan teknik propotional random sampling. Sampel
penelitian ini adalah semua anak usia 1-3 tahun dengan jumlah 69 sampel responden. Metode
pengumpulan data menggunakan pengukuran tinggi badan (TB) / berat badan (BB)
disimpulkan dengan tabel Z-Score. Perkembangan menggunakan pengujian dengan KTSP.
Uji statustik menggunakan Chi Square.
Hasil analisis dengan nilai chi square sebesar 49.741 dengan tabel (α = 0,05; df 2 =
5,99) dengan nilai p value (0,000) < α=0,05. Terdapat hubungan yang signifikan antara status
gizi dengan perkembangan anak usia toddler.

Kata kunci : Status gizi, Perkembangan, Toddler

 


Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 


The Relation between Nutrition Status and Toddlers’ Growth in Telukan Village in
Sub-district of Grogol of Sukoharjo Regency.

ABSTRACT
Gilang Akbar

Siti Arifah, SKp. M.

Endang Zulaicha S.

Optimal development requires balanced nutrition, especially in children aged 1-3
years (toddler). The role of parents is very important, ranging from nutrition, to help toddler
mental development and achieve optimal cognition. Lack of nutrition, can lead to nutritional
status is not normal toddler (malnutrition). Consequently, the toddler will have problems on
toddler development.
The purpose of this research is to find out the relation between nutrition status and
toddlers’ growth in Telukan Village in Sub-district of Grogol of Sukoharjo Regency.
This research is observational analytic which uses cross sectional approach. This
research applies proportional random sampling technique, whereas the samples of this

research are 69 respondents who are toddlers of one to three years old.
The method of data collection is done by measuring their body height (BH) / body
weight (BW) which is summed by using Z-Score. The growth is assessed by using KTSP
while the statistic test is done by using Chi Square.
The result of the analysis using chi square is 49.741 of table (α = 0.05; df2: 5.99) with
p value (0.000) < α = 0.05. There is a significant relation between nutrition status and
toddlers’ growth.

Key words: nutrition status, growth, toddler

 


Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 
aspek sosialisasi dan kemandiriannya, dan

PENDAHULUAN

Dampak kurang gizi / gizi buruk

30% lainnya tidak mengalami keterlambatan

terhadap perkembangan mental dan otak

perkembangan. Data ini menunjukkan bahwa

tergantung dangan derajat beratnya, lamanya

ada masalah pada perkembangan anak toddler

dan waktu pertumbuhan otak itu sendiri. Jika

yang mengalami gizi kurang, sedangkan pada

kondisi kurang gizi terjadi pada toddler,

pemeriksaan terhadap 5 anak toddler dengan


khususnya

period

status gizi baik, hanya 20% anak yang

perkembangan otak (1-3 tahun), otak tidak

mengalami gangguan perkembangan. Masalah

dapat berkembang sebagaimana anak yang

ini masih perlu dibuktikan lebih lanjut untuk

sehat, dan kondisi ini akan sulit untuk dapat

mengetahui kondisi yang sesungguhnya.

pada


masa

golden

pulih kembali atau bersifat irreversible (Nency
dan Arifin, 2005).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan

LANDASAN TEORI
Status Gizi
Menurut Aniela (2009) status gizi

Kab. Sukoharjo, diketahui bahwa kasus gizi
kurang

di

daerah

ini


terdapat

10,02%,

sedangkan gizi buruk sebesar 0,55%. Wilayah
Kecamatan Grogol merupakan penyumbang
tertinggi kasus gizi kurang dan gizi buruk,
dimana di wilayah ini terdapat 17,18% kasus
gizi kurang dan 1,7% kasus gizi buruk, dan
kasus terbanyak terdapat di Desa Telukan

adalah tanda-tanda atau penampilan yang
diakibatkan oleh keadaan keseimbangan antara
gizi disatu pihak dan pengeluaran oleh
organisme di pihak lain yang terlihat melalui
variabel tertentu. Variabel itu selanjutnya
disebut indikator, misalnya tinggi badan.
Indeks


yaitu kasus gizi kurang sebanyak 175 toddler
BB / U

dan gizi buruk sebanyak 19 toddler.
Dengan demikian dikhawatirkan anak
yang menderita gizi kurang pada usia toddler
akan mengalami gangguan perkembangan
yang

bersifat

menetap

di

masa-masa

berikutnya.

TB / U

PB / U

Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan

pada

10

anak

toddler

yang

mengalami gizi kurang di Desa Telukan pada

BB
TB


Klasifikasi
Status Gizi
Gizi lebih
Gizi
baik
/
normal
Gizi kurang /
berat
badan
rendah
Gizi buruk /
berat dan sangat
rendah
Normal
Pendek (stunted)

/ Gemuk
Normal
Kurus
Sangat kurus

18 Mei 2012, diketahui bahwa 40% anak yang
mengalami keterlambatan perkembangan pada
aspek gerak halus dan kasarnya, dan 30% anak
mengalami hambatan perkembangan pada

 

* SD = Standar Deviasi

Score
> + 2 SD
≥ -2 sampai
+ 2 SD
< -2 sampai
≥ -3 SD
< -3 SD

≥ 2 SD
< -2 SD
> + 2 SD
≥ -2 sampai
+ 2 SD
< -2 sampai
≥ -3 SD
< -3 SD


Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 
Klasifikasi status gizi dari standar Harvard

penyakit infeksi. Sedangkan faktor tidak

yang dimodifikasi adalah:

langsung yang mempengaruhi status gizi

a. Gizi baik adalah apabila berat badan
bayi / anak menurut umurnya lebih dari
80% standar Harvard.

a. Faktor ekonomi
Penghasilan keluarga mempengaruhi dan

b. Gizi kurang adalah apabila berat badan

menentukan daya beli keluarga termasuk

bayi / anak menurut umur berada

makanan, tersedia atau tidaknya makanan

diantara 60,1-80 % standar Harvard.

dalam keluarga akan menentukan kualitas

c. Gizi buruk adalah apabila berat badan

dan

kuantitas

bahan

makanan

yang

bayi / anak menurut umurnya 60% atau

dikonsumsi oleh anggota keluarga yang

kurang

sekaligus mempengaruhi asupan zat gizi

dari

standar

Harvard.

(Najela, 2002).

(Notoatmodjo, 2007:209).

b. Faktor pendidikan dan pekerjaan

Penilaian status gizi
a.

antara lain :

Faktor pendidikan dapat mempengaruhi

Definisi penilaian status gizi
Menurut Dinkes (2005) penilaian status

kemampuan menyerap pengetahuan gizi

gizi adalah cara yang dilakukan untuk menilai

yang

diperoleh.

tumbuh kembang anak berjalan normal atau

mampunyai pengaruh negatif terhadap

tidak, baik dilihat segi medis maupun statistik.

bayinya

karena

Ibu

bekerja

berpengaruh

pada

pemberian ASI, yaitu bilamana ibu bekerja

b. Cara penilaian status gizi menurut WHO

lebih dari 40 jam seminggu, apalagi

Cara menghitung status gizi dengan cara zscore.

dengan upah minimum (Carrol, 2011).
c. Faktor kebersihan lingkungan

hasil pengukuran >

Kebersihan lingkungan yang jelek akan

”nilai median” BB/U, TB/U, atau

memudahkan anak menderita penyakit

BB/TB, maka rumusnya Z - score =

seperti infeksi saluran pencernaan,

nilai riel − nilai median
SD up

infeksi saluran nafas dan penyakit

a) Bila ”nilai riel”

b). Bila ”nilai riel”

parasit (Perry, 2008).

hasil pengukuran <

d. Faktor fasilitas pelayanan kesehatan

”nilai median” BB/U, TB/U, atau BB/TB,

Fasilitas kesehatan sangat penting untuk

maka

menyokong status kesehatan dan gizi anak

rumusnya

Z

-

score

=

nilai riel − nilai median
SD low

yang baik, bukan hanya dari segi kuratif
tetapi

juga

preventif,

rehabilitatif (Potter, 2007).
Faktor yang mempengaruhi status gizi
Status gizi secara langsung ditentukan
oleh asupan makanan dan penyakit, khususnya

 

yang

promotif

dan


Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 
Konsep Perkembangan
Menurut

yang mempunyai kemampuan gerak halus

Sarah

Lee

(2006)

(pola proksimodistal)

perkembangan adalah suatu proses yang

Perkembangan

terjadi secara simultan dengan pertumbuhan

berurutan. Tahap perkembangan seorang

yang menghasilkan kualitas individu untuk

anak mengikuti pola yang teratur dan

berfungsi, yang dihasilkan melalui proses

berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa

pematangan

terjadi terbalik, misalnya anak terlebih

dan

proses

belajar

dari

lingkungannya.

dahulu

memiliki

mampu

tahap

membuat

yang

lingkaran

sebelum berjalan dan sebagainya (Sarah
Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
Menurut Wong (2003), ciri-ciri tumbuh
kembang anak adalah sebagai berikut :

Lee, 2006).
Aspek-aspek

Perkembangan

Yang

Dipantau

a. Perkembangan menimbulkan perubahan.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada
awal

menentukan

perkembangan

selanjutnya.

perkembangan yang dipantau adalah sebagai
berikut :

c. Perkembangan

berkorelasi

dengan

a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah

pertumbuhan.

aspek

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat,

kemampuan anak melakukan pergerakan

perkembangan

dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot

pun

demikian,

terjadi

yang

peningkatan mental, memori, daya nalar,

besar

asosiasi

sebagainya.

dan

lain-lain.

Anak

sehat

bertambah usia, bertambah berat dan
tinggi

badannya

serta

bertambah

kepandaiannya.

seperti

berhubungan

duduk,

dengan

berdiri,

dan

b. Gerak halus atau motorik halus adalah
aspek

yang

berhubungan

dengan

kemampuan anak melakukan gerakan

d. Perkembangan mempunyai pola yang
tetap.

yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi
menurut dua pola, yaitu:
1)

Menurut Carroll (2005) aspek-aspek

seperti mengamati sesuatu, menjimpit,
menulis, dan sebagainya.

Perkembangan terjadi lebih dahulu di

c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah

daerah kepala, kemudian menuju ke arah

aspek

kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal)

kemampuan untuk memberikan respons

2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di

terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,

daerah

proksimal

(gerak

kasar)

lalu

berkembang ke bagian seperti jari-jari

 

yang

berhubungan

mengikuti perintah dan sebagainya.

dengan


Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek

b.

Jadwal skrining/ pemeriksaan KPSP rutin

yang berhubungan dengan kemampuan

adalah pada umur 3, 9, 12, 15, 18, 21, 24,

mandiri

sendiri,

30, 36, bulan. Jika anak belum mencapai

membereskan mainan selesai bermain),

umur skrining tersebut, minta ibu datang

berpisah dengan ibu atau pengasuh anak,

kembali

bersosialisasi dan berinteraksi dengan

terdekat untuk pemeriksaan rutin

anak

(makan

lingkungannya, dan sebagainya.

c.

pada

umur

skrining

yang

Skrinning atau pemeriksaan dilakukan
oleh tenaga kesehatan, guru TK dan
petugas PAUD terlatih

Test Skrining Perkembangan
Tes
adalah

Skrining
alat

Perkembangan

untuk

mengukur

d.

Alat atau instrumen yang digunakan
adalah :

perkembangan anak. Tes ini merupakan

1)

Formulir KPSP menurut umur.

pemeriksaan

2)

Alat bantu pemeriksaan berupa :

perkembangan

yang

menggunakan kuesioner dengan metode

pensil, bola sebesar bola tenis,

pengamatan. (Depkes, 2005). Maksud dari

kerincingan, kubus berukuran sisi

menggunakan kuesioner dengan metode

2,5cm sebanyak 8 buah, kismis,

pengamatan

kacang tanah, potongan biskuit kecil

yaitu

anak

mendapatkan

lembaran check list sesuai umur anak,
kemudian

perawat,

bidan,

atau

tim

kesehatan memberi perintah kepada anak
tersebut untuk melakukan sesuatu yang
telah

tertulis

pada

check

list

dan

mengolahnya.

berukuran 05 – 1cm.
e. Cara menggunakan KPSP
1) Pada waktu pemeriksaan/ skrinning
anak harus dibawa
2) Tentukan

umur

anak

dengan

menanyakan tanggal, bulan, dan tahun
anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari

Menurut Depkes (2005) test skrining

dibulatkan menjadi 1 bulan.

perkembangan anak dapat dijabarkan sebagai
berikut :
a.

3) Setelah menentukan umur, pilih KPSP

Skrining/
anak

pemeriksaan

menggunakan

perkembangan
kuesioner

pra

4) Lakukan pengukuran dengan teliti

skrining perkembangan (KPSP)

secara berurutan, satu per satu. Setiap

1). Tujuan

pertanyaan hanya ada satu jawaban.

skrining/

pemeriksaan

perkembangan anak menggunakan

 

yang sesuai dengan umur anak.

”Ya” atau ”Tidak”.

KPSP adalah untuk mengetahui

5) Jika pada suatu pertanyaan dianjurkan

perkembangan anak normal atau

menggunakan alat, pilih alat yang

tidak

tepat.


Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 
6) Teliti

kembali

apakah

semua

pertanyaan telah dijawab
f.

pada anak umur 24 sampai 72

Interpretasi hasil KPSP
1)

2)

3)

4)

bulan.

Hitunglah berapa jumlah jawaban

2) Bila

perkembangan

anak

Ya

meragukan

Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10,

dilakukan

perkembangan anak sesuai dengan

berikut :

tahap perkembangannya (S)

a) Beri petunjuk pada ibu agar

(M),

maka

perlu

tindakan/intervensi

Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8,

melakukan

perkembangan anak meragukan (M)

perkembangan pada anak dan

6,

ajarkan ibu cara melakukan

Jumlah

jawaban

kemungkinan

Ya

ada

<

penyimpangan

(P)
5)

dari 24 bulan dan setiap 6 bulan

Jumlah

stimulasi

intervensi

stimulasi

perkembangan anak
jawaban

”Tidak”,

perlu

b) Lakukan

pemeriksaan

dirinci jumlah jawaban ”Tidak”

kesehatan

menurut jenis keterlambatan (gerak

kemungkinan adanya penyakit

kasar, gerak halus, bicara dan

yang

bahasa,

penyimpangan perkembangan

sosialisasi

dan

kemandirian).

untuk

mencari

menyebabkan

dan penilaian KPSP 2 minggu

g. Intervensi

sekali

1) Bila perkembangan anak sesuai umur

c) Jika

hasil

KPSP

ulang

(S), lakukan tindakan berikut

jawaban ”Ya” tetap 7 atau ”8”

a ) Beri pujian kepada ibu karena

maka

telah mengasuh anaknya dengan

kemungkinan

ada

penyimpangan (P)

baik dan teruskan pola asuh anak
sesuai

dengan

tahap

penyimpangan (P) lakukan tindakan

perkembangan anak
b) Beri stimulasi perkembangan anak
setiap saat, sesering mungkin,
sesuai dengan umur dan kesiapan
anak

serta ikutkan anak pada

kegiatan

 

penimbangan

3) Bila tahapan perkembangan terjadi

dan

rujukan ke Rumah Sakit
Karakteristik Toddler
Anak toddler adalah anak usia 12 – 36
bulan (1-3 tahun). Pada periode ini anak
berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu

pelayanan kesehatan di Posyandu.

bekerja dan bagaimana mengontrol orang lain

c) Lakukan pemeriksaan/ skrinning

melalui kemarahan, penolakan dan tindakan

rutin menggunakan KPSP setiap 3

keras kepala. Hal ini merupakan periode yang

bulan pada anak berumur kurang

sangat penting untuk mencapai pertumbuhan


Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 
dan perkembangan intelektual secara optimal

Ho : Tidak ada hubungan antara status gizi
dengan perkembangan anak usia toddler

(Wong, 2003).

di Kel. Telukan Kec. Grogol Kab.
Sukoharjo.

Kerangka Teori

Ha: Ada hubungan antara status gizi dengan

Status gizi toddler
- Gizi baik / normal

perkembangan anak usia toddler di Kel.

- Gizi kurang

Telukan Kec. Grogol Kab. Sukoharjo.

Perkembangan toddler

METODOLOGI PENELITIAN

- Gerak kasar

Desain penelitian yang digunakan

- Gerak halus

dalam penelitian ini adalah observasi analitik.

- Bicara dan Bahasa

Pendekatan yang digunakan cross sectional.

- Sosialisasi dan kemandirian

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui
hubungan status gizi dengan perkembangan

Faktor yang mempengaruhi

anak usia toddler di Desa Telukan Kec.

Internal

Grogol Kab. Sukoharjo.

Posyandu

I

II

III

IV

V

JUM

Populasi dalam penelitian ini adalah anak

LAH

usia toddler di Desa Telukan, Kecamatan
Grogol Kab. Sukoharjo yang berjumlah 217

Populasi

56

42

37

34

48

217

Sample

18

13

12

11

15

69

anak (Data Bidan Puskesmas Grogol, 2012).
Sampel dalam penelitian ini adalah

a. Nutrisi

anak usia toddler

b. Kesehatan

Sukoharjo berjumlah 69 anak.
Pada penelitian ini digunakan teknik

Eksternal
a. Pengetahuan orang tua

cara

b. Sosial budaya

sampel imbangan.

c. Lingkungan

di Desa Telukan Kab.

Proportional random sampling atau

Yang menjadi kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah : Anak usia 1-3 tahun

Kriteria

(toddler) dengan status gizi baik dan kurang di

- Sesuai

Desa Telukan Kec. Grogol Sukoharjo.

- Meragukan

Yang menjadi kriteria eksklusi dalam

- Penyimpangan

penelitian ini adalah : Anak usia toddler yang

Hipotesis

sedang sakit.

Dalam penelitian ini peneliti merumuskan
hipotesis :

Karakteristik Ibu Responden Berdasarkan
Pendidikan

 


Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 
Karakteristik ibu responden berdasarkan
3
4
%

8
11
%

tingkat pendidikan diklasifikasikan dalam 4

2
37
6
%

kelompok, seperti tertera pada diagram 4.1
berikut

3
48
2
%

7% 

5
7% 

1
anak

Diagram 4.3
28 
41% 

31 
45% 

2
anak

3
anak

4
anak

Distribusi Jumlah Anak Toddler di

Desa Telukan Grogol Sukoharjo Berdasarkan Jumlah
Anak, Bulan September 2012.

SD 

4.

SLTP  SLTA  PT 

Diagram 4.1 Distribusi Ibu Toddler di Desa Telukan
Grogol

Sukoharjo

Berdasarkan

Pendidikan,

Bulan

September 2012.

Karakteristik Ibu Responden Berdasarkan
Usia
Usia

ibu

responden

penelitian

ini

diklasifikasikan dalam 3 tingkatan seperti pada

3. Karakteristik Orang Tua/Ayah Responden

diagram 4.4 berikut.

Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
responden

orang

yang

3
4
%

tua/Ayah

diidentifikasi

dalam

penelitian ini terbagi dalam 5 kelompok

5
76
3
%

seperti tertera pada diagram 4.2 berikut

< 21
tahun

ini.
Diagram 4.4
4
6


4
6


1

16


1
20



21-35
tahun

> 35
tahun 

Distribusi Ibu Toddler di Desa

Telukan Grogol Sukoharjo Berdasarkan Usia,
Bulan September 2012.
3

55


1

17


5. Karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin

BURU


WIRAUSAH


Diagram 4.2
Desa

SWAST


PN


TAN
iI 

Karakteristik

Distribusi Orang Tua Toddler di

Telukan

Grogol

Sukoharjo

Berdasarkan

Pekerjaan, Bulan September 2012.

berdasarkan jenis kelamin diklasifikasikan
menjadi dua seperti pada diagram 4.5
dibawah ini:

3. Karakteristik Ibu Responden Berdasarkan
Jumlah Anak
Distribusi frekuensi ibu responden
berdasarkan jumlah anak tertera pada
diagram 4.3 berikut.
Data Primer
 

responden

10 
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 
1. Analisa Univariat

Diagram 4.7 Distribusi Keadaan Toddler Di Desa

Analisis univariat digunakan untuk
melihat

distribusi

variabel

yang

frekuensi

diteliti.

dari

Variabel

tiap
yang

Telukan Grogol Sukoharjo Berdasarkan Perkembangan
Bulan September 2012

2. Analisa Bivariat

dianalisa secara univariat dalam penelitian
ini adalah status gizi dengan perkembangan
anak usia toddler.

Analisis bivariat digunakan untuk
mengetahui

pengaruh

antara

variabel

independen dengan variabel dependen,
yaitu status gizi dengan perkembangan. Uji

Status Gizi
diperoleh

yang digunakan yaitu dengan uji Chi

dengan cara mengukur berat badan dan

Square, dari uji tersebut didapat hasil

tinggi badan kemudian mencatatnya. Berikut

sebagai berikut :

ini

Tabel 4.1

Pengukuran status gizi

adalah

hasil

pengumpulan

data

Cross Tabulation Hubungan Antara Status

pengukuran status gizi.

Gizi

Dengan

Perkembangan

Anak

Usia

Toddler di Desa Telukan, Grogol, Sukoharjo
Perkembangan Anak
Statu
s

Sesuai

Gizi
Diagram 4.6 Distribusi Keadaan Toddler di Desa
Telukan Grogol Sukoharjo Berdasarkan Status Gizi

Σ

Nrml

36

Krg

9

Ttl

45

Bulan September 2012

Perkembangan Toddler.
Perkembangan

Toddler

diperoleh

dengan cara mengumpulkan data melalui
pengukuran dengan menggunakan KPSP.

%
52
.2

Mera

Meny

gukn

mpng

Σ

Σ

4

%
5.
8

13

1

17

.0

2

.4

65

1

23

.2

6

.2

χ2 = 17.759

3

5

8

%
4.
3
7.
2
11
.6

Total
Σ
43

26

69

%
62.
3
37.
7
10
0.0

P = 0.000

Berikut ini adalah hasil pengumpulan data
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan

perkembangan toddler.
bahwa

sebagian

besar

responden

yang

memiliki perkembangan “sesuai”, sebagian
besar memiliki status gizi normal.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai
Chi-Square (χ2) = 17.759 dan nilai signifikansi
(P) = 0,000, lebih kecil dari α yang ditetapkan
yaitu 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1

 

11 
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 
diterima. Artinya adalah ada hubungan yang

bahwa

signifikan

dengan

menunjukkan fase perkembangan yang normal

perkembangan anak usia toddler. (Hasil Uji

atau sesuai dengan usianya. Namun, masih

Chi-Square tertera pada lampiran 8).

adanya

antara

status

gizi

sebagian

besar

anak

usia

responden

telah

yang

toddler

perkembangannya mengalami penyimpangan.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini dipengaruhi oleh faktor

Status Gizi Anak Usia Toddler di Desa

pendidikan ibu, dimana 60% dari anak yang

Telukan, Grogol, Sukoharjo.

perkembangannya menyimpang, orang tuanya

Berdasarkan hasil penelitian diketahui

diketahui berpendidikan SLTP dan SD. Hal ini

bahwa 77% responden mempunyai status gizi

dikarenakan, ketidak tahuan orang tua tentang

yang baik, dan 23% status gizinya kurang.

tahap-tahap perkembangan anak sesuai umur.

Walaupun proporsi atau persentasenya kecil,

Sehingga, anak hanya diajarkan oleh orang tua

kasus

ini

tersebut sebatas pengetahuannya. Sedangkan

tinggi,

responden yang orang tuanya berpendidikan

dibandingkan dengan kasus gizi kurang di

SLTA hanya 8,3% yang perkembangannya

Kota Sukoharjo yang hanya mencapai angka

menyimpang. Responden yang orang tuanya

10%.

berpendidikan PT tidak ada yang mengalami

gizi

merupakan

status

kurang
angka

sebanyak
yang

23%

cukup

Hasil penelitian ini dipengaruhi oleh

penyimpangan tahap perkembangan. Hal ini

ekonomi,

dikarenakan, orang tua anak tersebut paham

yang

ditunjukkan

oleh

pekerjaan orang tua/ayah. Data menunjukkan

dan

tahu

tentang

perkembangan

anak

bahwa sebagian besar pekerjaan orang tua

berdasarkan umur. Hasil ini menunjukkan

responden (54%) adalah buruh, dimana 63%

bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

dari responden yang status gizinya kurang

maka perkembangan anaknya juga akan

adalah dari kelompok orang tua/ayah yang

semakin baik.

satu

Hasil penelitian ini sesuai dengan

penyebabnya adalah keadaan ekonomi yang

pendapat yang menyatakan bahwa dengan

kurang mencukupi. Karena ayahnya bekerja

pendidikan yang baik, maka orang tua akan

sebagai tukang bangunan, buruh pabrik, dan

dapat menerima segala informasi dari luar

buruh serabutan.

terutama tentang cara pengasuhan anak yang

bekerja

sebagai

buruh.

Salah

baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,
Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa

pendidikannya

Telukan, Grogol, Sukoharjo

2008).

dan

sebagainya

(Hanum,

Hasil penelitian seperti pada diagram
4.5 diketahui bahwa 65% responden memiliki

Hubungan

perkembangan yang sesuai, 23% meragukan,

Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa

dan 12% menyimpang. Data ini menunjukkan

Telukan, Grogol, Sukoharjo.

 

Status

Gizi

dengan

12 
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 
Hasil uji statistik menunjukkan nilai Chi-

perkembangan jaringan otak. Kekurangan seng

Square (χ2) = 49.741 dengan signifikansi (P) =

(Zn) dan besi (Fe) misalnya, secara langsung

0,000, lebih kecil dari α yang ditetapkan yaitu

menimbulkan gangguan pertumbuhan dan

0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

perkembangan otak. Selain itu disebutkan pula

Artinya adalah ada hubungan yang signifikan

zat-zat tersebut ada relevansinya dengan

antara status gizi dengan perkembangan anak

perbanyakan sel glia, myelinasi, pertumbuhan

usia toddler.

dendrit dan pembentukan sinaps (Syakira,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

2009).

faktor gizi sangat berperan dalam menentukan
perkembangan anak. Anak yang kurang gizi

KESIMPULAN DAN SARAN

cenderung

Kesimpulan

mengalami

gangguan

perkembangan, sedangkan anak yang gizinya

Dari hasil penelitian tentang hubungan

cukup atau baik maka perkembangannya akan

status gizi dengan perkembangan anak usia

berjalan sesuai usianya.

toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
yang menjelaskan bahwa nutrisi menjadi

Kabupaten

perkembangan

ditarik

1. Status gizi pada anak usia toddler di

Dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang
untuk

dapat

kesimpulan sebagai berikut :

kebutuhan untuk menunjang perkembangan.

diperlukan

Sukoharjo,

Desa

seperti

Telukan

Kecamatan

Grogol

Kabupaten Sukoharjo sebanyak 23%

protein, karbohidrat, lemak, mineral dan

kurang, dan 77% baik.

vitamin dan air. Apabila kebutuhan nutrisi
2. Perkembangan anak usia toddler di

seseorang kurang terpenuhi, maka dapat

Desa

menghambat perkembangan (Hidayat, 2008).

Telukan

Kecamatan

Grogol

Hal ini sesuai dengan pernyataan

Kabupaten Sukoharjo sebanyak, 65%

bahwa intake gizi yang baik berperan penting

sesuai, 23% meragukan, dan 12%

di dalam mencapai pertumbuhan badan yang

menyimpang.

optimal.

Dan

pertumbuhan

badan

yang

optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak
yang

sangat

menentukan

kecerdasan

seseorang. Perkembangan anak menurut tabel
KTSP yang terdiri dari motorik kasar, bahasa,
motorik halus dan personal sosial diatur oleh

3.

Ada

hubungan

status

gizi

dengan

perkembangan anak usia toddler di Desa
Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten
Sukoharjo dengan signifikansi (P) = 0,000.

Saran

area-area tertentu dalam otak. Energi dan

Kasus

gizi

kurang

yang

masih

protein berpengaruh terhadap pertumbuhan

mencapai 23% hendaknya disikapi serius oleh

dan perkembangan jaringan otak. Berbagai

puskesmas, khususnya petugas gizi, dengan

mikronutrien

cara

 

juga

mempengaruhi

meningkatkan

layanan

gizi

seperti

13 
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 
demonstrasi

memasak

makanan

yang

memenuhi persyaratan gizi serta memberikan
ketrampilan

kepada

masyarakat

Carrol, A. (2011). Nutrition and Diet Therapy.
Davis Company: Philadelphia.

untuk

pemanfaatan lahan pekarangan untuk bahan
makanan bernilai gizi tinggi serta untuk

Departemen Kesehatan R.I. 2005. Pedoman
Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
intervensi

meningkatkan pendapatan.

Dini

Tumbuh

kembang

Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan
Masyarakat hendaknya berusaha untuk

Dasar, Jakarta : Depkes RI.

meningkatkan pendapatan keluarganya untuk
menunjang status gizi maupun perkembangan
anak usia prasekolahnya, misalnya saja dengan
menambah ketrampilan yang dimiliki sehingga
dapat menghasilkan uang.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
(2005). Bila Anda Ingin Bayi Yang
Sehat. Jakarta : Direktorat Bina Peran
Serta Masyarakat Dirjen Pembinaan
Masyarakat.

Penelitian

ini

diharapkan

dapat

dikembangkan dengan eksperimental atau
penelitian dengan intervensi gizi terhadap anak
yang kurang gizi, sehingga selain memperoleh
nilai ilmiah dari hasil penelitian, ada manfaat
lain

yang

sangat

bermanfaat

yaitu

meningkatkan status gizi anak yang menjadi

Deputi BKPPKA, 2008. Profil Perempuan dan
Anak Indonesia Tahun 2007. Jakarta :
Kementrian koordinator Kesra RI.
Hanum. (2008). Tumbuh Kembang, Status
Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta. : Nuha Medika.

responden.
Hidayat. (2008). Tumbuh Kembang Pada
Pemerintah

daerah

hendaknya

Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.

melakukan survey lebih mendalam terkait
masalah gizi kurang dan berusaha untuk
menuntaskan gizi kurang khususnya pada anak
usia 1-3 tahun (toddler) karena hal tersebut
sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan
pola asuh.

Australia.
Mariana, C. (2007). The Negative Effects of

Development.

Aniela, Gregorek. (2009). The Happy Body.
Woodside: California.
Suharsini.

(2002).

Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.

 

Human Metabolism. Wodsworth:

Poverty and Food Insecurity on Child

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,

Jack, James. (2005). Advanced Nutrition and

Philadelphia:

Drexel

University School of Public Health
Philadephia.
Marimbi. (2005). Tumbuh Kembang, Status
Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta. : Nuha Medika.

14 
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler di Desa Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo 
(Gilang ) 

 
Nency, Yetty dan Muhamad Thohar Arifin,
(2005).

Gizi

Buruk,

Ancaman

Generasi yang Hilang, Jurnal Inovasi.
ISSN

:

2085-871X

Notoadmojo (2002). Metodolog Penelitian
Kesehatan. Jakarat, Rineka Cipta.
Nursalam. (2002). Konsep dan Penerapan
Penelitian
Jakarta

Keperawatan.

Ilmu

:

Salemba

Medika.
Potter,

Perry.

(2009).

Keperawatan.

Fundamental

Jakarta

:

Salemba

Medika.
Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan. Jakarta :
EGC.
Potter,

Perry.

(2007).

Fundamentals

of

Nursing. Mosby Elsevier: St. Louis,
Missouri.
Saputra. (2012). Panduan Keluarga dan Anak.
Jakarta : Kawan Pustaka.
Sarah, Lee. (2006). Panduan Kesehatan
Keluarga. Alih bahasa. Jakarta: EGC
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Sugiyono,

2003.

Metodologi

Penelitian

Kuantitatif. Bandung: PT Alfa Beta.
Syakira. (2009). Pertumbuhan dan Masalah
Pada Anak. Yogyakarta : Surya Cipta.
Widjaja.

(2002).

Gizi

Tepat

Untuk

Perkembangan Otak dan Kesehatan
Balita. Jakarta : Kawan Pustaka.

 

and children. Edition VI. St. Louise:
Mosby.

Edisi

Vol.5/XVII/November 2005.

Metodologi

Wong, D. L.(2003). Nursing care of infants

1) Gilang Akbar S: Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS. Jalan A. Yani Tromol
Pos 1 Kartasura.
2) Siti Arifah, SKp. M.Kes : Dosen
Keperawatan FIK UMS. Jalan A. Yani Tromol
Pos 1 Kartasura.
3) Endang Zulaicha S. SKp : Dosen
Keperawatan FIK UMS. Jalan A. Yani Tromol
Pos 1 Kartasura.

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Karakteristik Ibu dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang

0 14 80

HUBUNGAN HIGIENE PERSONAL DAN KEJADIAN INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN Hubungan Higiene Personal dan Kejadian Infeksi dengan Status Gizi pada Anak Usia Sekolah di SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo.

0 3 18

HUBUNGAN HIGIENE PERSONAL DAN KEJADIAN INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA SEKOLAH Hubungan Higiene Personal dan Kejadian Infeksi dengan Status Gizi pada Anak Usia Sekolah di SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo.

0 3 18

PENDAHULUAN Hubungan Higiene Personal dan Kejadian Infeksi dengan Status Gizi pada Anak Usia Sekolah di SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo.

0 2 5

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Higiene Personal dan Kejadian Infeksi dengan Status Gizi pada Anak Usia Sekolah di SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo.

0 5 5

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN TODDLER DI KELURAHAN TELUKAN KECAMATAN GROGOL Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler Di Kelurahan Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Toddler Di Kelurahan Telukan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 5

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KELURAHAN BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 6

Hubungan Antara Karakteristik Ibu dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang.

0 2 2

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN BATITA

0 0 7