PENDAHULUAN Motivasi Kerja Guru Tidak Tetap Sekolah Dasar Negeri (Studi Kasus di Wilayah UPT TK dan SD Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Tahun 2013).

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG

Pendidikan m erupakan upaya manusia untuk mem perluas cakraw ala
penget ahuan dalam rangka m embent uk nilai sikap dan perilaku.Sebagai upaya
yang bukan saja mem buahkan m anfaat yang besar ,pendidikan juga m erupakan
salah sat u kebutuhan pokok m anusia yang sering belum m em enuhi harapan. Hal
itu disebabkan banyak lulusan pendidikan formal yang belum dapat memenuhi
krit eria t untut an lapangan kerja yang t ersedia, apalagi mencipt akan lapangan
kerja baru sebagai present ase penguasaan ilmu yang diperolehnya dari lembaga
pendidikan. Kondisi sepert i ini m erupakan gam baran rendahnya kualit as
pendidikan kit a.
Berbagai perm asalahan t enaga kerja di bidang pendidikan m asih m enjadi
fokus perhat ian dalam sist em pendidikan di Indonesia, karena permasalahan
dit itikberat kan

pada rendahnya kesejaht eraan


dan

prest asi

guru,

sert a

menurunnya penghargaan t erhadap profesi guru. Beragam permasalahan
t ersebut membuat profesi guru t idak lagi dipandang sebagai profesi yang
prest isius oleh sebagian para angkat an pencari kerja di Indonesia. Nam un
demikian, hal t ersebut t idak lant as secara m ut lak m em buat profesi guru sepi
peminat . Secara dialekt is, profesi guru t etap menjadi profesi yang banyak
diminat i dan selalu dikejar oleh para pencari kerja dengan sederet konsekuensi
permasalahan yang m elekat dalam profesi guru t ersebut .

11

2


Dalam sejarah perkem bangannya, profesi guru m enjadi profesi yang
flukt uat if dalam pandangan masyarakat . Di aw ali dari m asa kem erdekaan, posisi
guru m enjadi profesi yang sangat t erhormat . Bahkan di Jawa, sebut an ‘ mas guru’
merupakan sebut an kehorm at an yang prest isius bagi seorang guru karena
menempat i st atus sosial yang tinggi dalam masyarakat . Dalam masyarakat
pedesaan di Jaw a, guru t erm asuk dalam kat egori priyayi yang w ajib dihorm at i
dan didengarkan suaranya, hingga muncul ist ilah ‘guru’ yang m erupakan
kepanjangan dari kat a digugu lan dit iru . Digugu art inya dit aati, sedangkan ditiru
art inya dijadikan panut an atau contoh. Jadi guru m erupakan sosok yang
dipandang sebagai orang yang memiliki pengaruh perilaku anak didiknya
(Triat na,2008:2).
Lebih lanjut Kosw ara (2008:4) mengat akan adanya peribahasa, “ Guru
kencing berdiri murid kencing berlari” . Peribahasa ini m uncul sebagai refleksi
masyarakat t erhadap peran guru dalam melaksanakan t ugas, fungsi dan
perannya sebagai pendidik. Penghargaan dan harapan yang sedemikian t ingginya
t erhadap para guru dalam m asyarakat jaw a, sehingga guru m erupakan panutan
segala-galanya bagi m asyarakat .
Keberadaan guru di m asyarakat juga dipert egas oleh M ulyasa, (2010:
203), yang menyat akan guru m erupakan tumpuhan harapan masyarakat untuk
mendidik anak-anaknya, dan m em bantu m engant arkan m ereka ke jenjang

sukses, baik untuk hidup dalam masyarakat lokal maupun dalam dunia global.
Pada m asa berikut nya, guru t idak hanya m enjadi profesi bagi para ket urunan

3

bangsaw an, namun menjadi hak set iap warga negara yang ingin berjuang untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sem angat nasionalism e sebagai w arga negara
yang baru saja t erlepas dari belenggu penjajahan m em buat seorang guru bekerja
t anpa pamrih. Julukan sebagai ‘pahlaw an t anpa t anda jasa’ juga disemat kan bagi
seorang guru at as jasa dan pengorbanannya.

Disisi lain ada yang memberi

makna bahw a, profesi guru adalah profesi t anpa pamrih yang t idak menuntut
pendapat an yang besar. Profesi guru juga m enjadi profesi yang m udah diraih
t anpa m emperhat ikan kualifikasi yang seharusnya m elekat dalam diri seorang
guru sebagai tenaga profesional.
Pada m asa orde baru hingga sekarang (masa reform asi) perbaikan
kualit as m ut u t enaga kependidikan dan kesejaht eraan t erus dilakukan. Upaya
t ersebut dapat dilihat dari berbagai pelatihan, pem binaan, sert a penyesuaian

kompet ensi yang m engarah pada kualit as pendidikan. Perkembangan kualit as
sum ber

daya

m anusia pada

masyarakat

yang sem akin

krit is,

sem akin

dipert anyakan kualit as dan kredibilit as guru. Semangat pembangunan yang
berorient asi pada pert um buhan ekonomi membuat sem ua orient asi pendidikan
adalah untuk m endapat kan pekerjaan yang layak dan bersimbolkan m at eri.
Kondisi sepert i ini t entunya sudah t idak sejalan dengan sem angat kerja guru yang
bekerja t anpa pamrih. M inimnya perhatian pem erint ah t erhadap kesejahteraan

dan kualit as guru membuat profesi guru hanya sebagai sarana bagi para pesert a
didik untuk m eningkat kan kualitas diri, sem ent ara kualit as hidup seorang guru
t idak lagi diperhat ikan. Berakar dari kondisi sosial sepert i ini kesenjangan sosial

4

menjadi sem akin m eruncing. Kualit as hidup pesert a didik yang lebih baik
membuat profesi guru m enjadi profesi yang t idak berw ibawa baik dihadapan
para murid maupun masyarakat .
Dahulu m asyarakat bangga pada guru dan sangat m enghorm at inya,
sehingga orang-orang sekit ar m emberikan perhat ian t erhadap penghidupan yang
layak bagi guru. Nam un untuk saat itu ket idakm am puan untuk m enghorm at i
profesi guru sesuai dengan kelayakan manusiaw inya dialihkan dalam bentuk
kebanggaan “ pahlaw an t anpa tanda jasa“ . Kelayakan manusiawi guru dirasa
t erabaikan. Banyak pakar prihatin, bahw a buruknya nasib guru m engurangi
minat para ilm uw an yang berkualit as untuk m enjadi guru.
Untuk m erespon adanya kondisi di at as maka pemerint ah m engambil
kebijakan yakni dengan menet apkan

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005


t ent ang guru dan dose. Point yang t erpent ing dalam undang-undang t ersebut
adalah, bahw a untuk guru yang t elah memenuhi st andar profesionalisme, m aka
guru t ersebut berhak m endapatkan t unjangan profesi

sebesar sat u kali gaji

pokok.
M elihat adanya perubahan kesejaht eraan guru t ersebut para guru PNS
ingin t ampil profesional. Begit u juga m asyarakat , at au para calon guru
t erm ot ivasi untuk belajar dan harapannya m am pu bersaing dalam m enunjukkan
jat i diri. Peluang yang m enggiurkan dan m enjanjikan it u m em buat akadem isi
sert a pecint a pendidikan t erm ot ivasi unt uk belajar dan berkarya unt uk merubah
nasibnya kelak.

5

M otivasi m erupakan salah sat u fakt or yang dapat m em pengaruhi dan
meningkat kan kualit as pekerjaan m anusia , karena manusia dapat bekerja
dengan sungguh-sungguh apabila mem ilki motivasi yang t inggi dan dilandasi

dengan tujuan untuk m encapai harapan t ert ent u. M otivasi m enurut Hamzah (
2012 : 1 )adalah kekuat an baik dari

dari dalam m aupun dari luar yang

mendorong seseorang untuk bekerja dalam rangka m encapai tujuan t ert ent u
yang t elah dit et apkan sebelumnya.
M otivasi seseorang dapat t imbul karena fakt or int ernal, yaitu berupa
hasrat dan keinginan berhasil sert a dorongan yang kuat t erhadap kebutuhan
seseorang akan cit a-cit anya. Selain itu fakt or ekst ernal juga akan m em pengaruhi
mot ivasi seseorang. Fakt or ekst ernal adalah adanya penghargaan, kondisi
lingkungan, budaya yang ada sert a fasilit as untuk mengaplikasikan diri dapat
t ersalurkan.
Akt ivit as dan motivasi yang dilakukan guru sert a para akadem ika,
khususnya Gutu Tidak Tet ap (GTT) m erupkan fenom ena menarik untuk
dibicarakan. Sambil kuliah m erekapun berusaha mencari t em pat kerja unt uk
melamar sebagai Guru Tidak Tetap

(GTT ) dengan dalih untuk m encari


pengalam an meskipun hanya dengan gaji yang sangat m inim bahkan t idak digaji
sekalipun. Dengan modal penget ahuan yang pas-pasan sert a m inim nya ilmu
penget ahuan paedagogik dan profesional m erekapun eksis m enjadi Guru Tidak
Tet ap

(GTT). Ist ilah lain keberadaan guru sukw an (guru t idak t et ap) mulai

bermunculan secara besar-besaran m ulai t ahun 2004/ 2005. Para lulusan PGSD

6

dan Kependidikan baru t ersebut banyak yang bekerja sebagai t enaga GTT di
Sekolah Dasar yang dipekerjakan oleh komit e sekolah dengan imbalan secara
met erial yang sangat minim .
Terbitnya Perat uran Pemerint ah Nomor 48 t ahun 2005 disambut sangat
antusias oleh para GTT, yang isinya t ent ang pengangkat an Tenaga Honorer
(GTT/ PTT) menjadi Calon Pegaw ai negeri Sipil. Bagi mereka yang masuk sukw an
t erhit ung sebelum 30 Desem ber 2005, m erekapun t erjaring lolos m enjadi CPNS.
Yang m enjadi kendala bagi GTT dengan t erbitnya PP t ersebut adalah yang
masuknya set elah 30 Desem ber 2005 at au yang masuk mulai t anggal 1 Januari

2006 m erekapun t idak berhak m enjadi CPNS. Hal ini dit egaskan dalam PP 48
Tahun 2005 pasal 8 yang m enyebut kan bahwa “ Sejak dit etapkannya Perat uran
Pem erint ah ini, sem ua Pejabat Pem bina kepegaw aian dan Pejabat lain di
lingkungan inst ansi dilarang m engangkat t enaga honorer at au yang sejenis
kecuali dit et apkan dengan perat uran pem erint ah“ .
Dengan dem ikian, GTT yang masuk sejak t anggal 1 Januari 2006 berst at us
sebagai GTT murni yang diangkat oleh sekolah dan komit e sekolah, dengan
konsekw ensi gaji dan fasilit as lain yang m encukupi adalah sekolah. M eskipun
guru GTT hanya m engandalkan uluran t angan kom it e sekolah dalam aspek
penggajian, t et api guru GTT t et ap m engemban tugas, fungsi, dan peran yang
sam a dengan guru berst at us PNS. Kondisi ini m enunjukan adanya eksploit asi
t enaga kerja pendidikan di mana guru GTT dit unt ut unt uk m elaksanakan t ugas
dan kewajiban secara profesional, nam un dem ikian ia t idak berhak m endapat kan

7

perlindungan

dan


kesejaht eraan

unt uk

dapat

hidup

layak

dari

uluran

pemerint ah. Guru GTT t et ap m em punyai mot ivasi t inggi dalam mengem ban
t ugas, bahkan t anggung jaw ab dan kinerja yang sam a dengan guru PNS.
Dat a guru di wilayah UPT TK-SD kecamat an Donorojo m enunjukkan ,
bahw a guru Sekolah Dasar Negeri pada t ahun ajaran 2012/ 2013 berjum lah 327
orang, yang t erdiri dari PNS dan GTT. Dari jumlah t ersebut 76 orang diant aranya
adalah Guru GTT m urni yang diangkat oleh sekolah bekerjasama dengan kom it e

sekolah. Segala fasilit as besert a kesejaht eraan yang menanggung sepenuhnya
adalah sekolah . M ereka tersebar di 32 lem baga Sekolah dasar.Fakt or inilah yag
menarik penelit i untuk m enget ahui lebih lanjut, m otivasi apa yang m embuat
guru GTT t et ap bert ahan dalam keadaannya, yaitu t anpa jaminan kelayakan
hidup t et api m empunyai beban t anggung jaw ab dan kinerja yang sam a dengan
guru PNS. M elalui penelitian yang berjudul, “ M ot ivasi kerja Guru Tidak Tet ap
(GTT ) di Sekolah Dasar Negeri (St udi Kasus di Wilayah UPT TK dan SD Kecam at an
Donorojo Kabupat en Pacit an t ahun 2013)” ini, diharapkan m ampu m em berikan
referensi dan informasi bagi semua pihak, khususnya penelit i dalam hal mot ivasi
yang dimiliki guru GTT, yang

t anpa adanya jam inan kesejaht eraan dari

pemerint ah.
B. RUM USAN M ASALAH

Berdasarkan uraian di at as, ada dua
jawabannya.

perm asalahan yang perlu dicari

8

1. Bagaim ana kinerja guru GTT Sekolah Dasar Negeri di wilayah UPT TK-SD
Kecam at an Donorojo Kabupat en Pacit an?
2. Apakah yang m enjadi mot ivasi guru GTT Sekolah Dasar Negeri di wilayah UPT
TK-SD Kecamat an Donorojo Kabupat en Pacit an ?
C. TUJUAN PENELITIAN

Dalam penelit ian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai.
1. M endiskripsikan kinerja

GTT Sekolah Dasar Negeri di wilayah UPT TK-SD

kecamat an Donorojo Kabupat en Pacit an.
2. M endiskripsikan motivasi GTT Sekolah Dasar Negeri di wilayah UPT TK-SD
kecamat an Donorojo Kabupat en Pacit an.
D. M ANFAAT PENELITIAN

Penelit ian ini diharapkan bermanfaat baik, t eoritis maupun prakt is.
1. M anfaat secara t eorit is
M em perkaya dim ensi-dimensi t eorit is t ent ang kajian ilmu m anajem en
pendidikan khususnya dalam penent uan kebijakan pendidikan.
2. M anfaat secara prakt is
Hasil penelitian ini di diharapkan dapat m enjadi m asukan bagi Dinas
Pendidikan kabupat en Pacit an khususnya dan pem erint ah untuk merum uskan
kebijakan dalam

rangka m eningkat kan kesejaht eraan guru, khususnya

m enjadi masukan bagi Rancangan Perat uran Pem erint ah t ent ang guru GTT .

Dokumen yang terkait

PEMBERDAYAAN GURU SEKOLAH DASAR NEGERI ARJOSARI KABUPATEN PACITAN Pemberdayaan Guru Sekolah Dasar Negeri Arjosari Kabupaten Pacitan.

0 2 16

PENDAHULUAN Pemberdayaan Guru Sekolah Dasar Negeri Arjosari Kabupaten Pacitan.

0 1 6

PENDAHULUAN Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Partisipasi Kerja Guru Di Sekolah Dasar Negeri Watukarung Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan.

0 1 9

MOTIVASI KERJA GURU TIDAK TETAP SEKOLAH DASAR NEGERI (Studi Kasus di Wilayah UPT TK dan SD Kecamatan Donorojo Motivasi Kerja Guru Tidak Tetap Sekolah Dasar Negeri (Studi Kasus di Wilayah UPT TK dan SD Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Tahun 2013).

0 0 16

MOTIVASI KERJA GURU TIDAK TETAP SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH UPT TK DAN SD KECAMATAN DONOROJO Motivasi Kerja Guru Tidak Tetap Sekolah Dasar Negeri (Studi Kasus di Wilayah UPT TK dan SD Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Tahun 2013).

0 0 16

PERBEDAAN KINERJA PADA GURU TETAP DENGAN GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN SUKOHARJO.

0 1 9

PENDAHULUAN Supervisi Pembelajaran Tematik Pada Guru di SD Negeri Donorojo I Pacitan.

0 2 12

PENDAHULUAN Hubungan Kerja Sekolah Dengan DU/DI (Studi Situs SMK Negeri Donorojo Kabupaten Pacitan).

0 0 10

HUBUNGAN KERJA SEKOLAH DENGAN DU/DI (Studi Situs SMK Negeri Donorojo Kabupaten Pacitan) Hubungan Kerja Sekolah Dengan DU/DI (Studi Situs SMK Negeri Donorojo Kabupaten Pacitan).

0 0 18

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA GURU TIDAK TETAP DAN GURU TETAP YAYASAN DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KABUPATEN BANYUMAS.

0 1 150