NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM METODE DAKWAH KULTURAL AR. FACHRUDDIN Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Metode Dakwah Kultural AR. Fachruddin.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM METODE
DAKWAH KULTURAL AR. FACHRUDDIN
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Program studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh
DEDE RIZKI MAHMUZI
G 000 090 183
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
SURAT PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI
2
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM METODE DAKWAH KULTURAL
AR. FACHRUDDIN
Oleh: Dede Rizki Mahmuzi (G 000 090 183)
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Pendidikan akhlak adalah sebuah
proses penanaman sifat dalam diri
manusia sehingga menjadi kepribadian yang akan muncul secara spontan apabila
diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu. Akhlak
menjadi satu pondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim yang terbentuk dari
penerimaan serta internalisasi nilai-nilai yang diterimanya. Sehingga akhlak dapat
dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai keberagamaan seseorang. Dengan
demikian, pembinaan akhlak sangat perlu diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Metode sekaligus media yang dapat digunakan dalam proses pembinaan
akhlak adalah dengan metode dakwah kultural, yakni suatu metode dakwah yang
memandang manusia sebagai makhluk budaya dalam arti luas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan
akhlak apa saja yang terdapat dalam Metode Dakwah kultural AR. Fachruddin.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah selain untuk menambah wawasan
tentang media serta metode dalam proses pendidikan akhlak, juga diharapkan
mampu memberikan kontribusi bagi pembaca dalam memahami hikmah dan
pembelajaran dalam suatu metode dakwah serta sebagai transformasi nilai
pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan
sumber data dari literatur-literatur baik berupa buku, jurnal, makalah, maupun
tulisan-tulisan yang terkait dengan pemikiran serta aktivitas dakwah kultural
Abdurrazaq Fachruddin. Untuk pengumpulan data, penelitian ini menggunakan
metode dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan analisis isi (content
analysis) terhadap makna-makna dari nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung
dalam keseluruhan gagasan dan pemikiran dalam dakwah kultural Abdurrazaq
Fachruddin.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan ini dapat disimpulkan bahwa nilainilai serta prinsip-prinsip pendidikan akhlak yang terkandung dalam metode
dakwah kultural Abdurrazaq Fachruddin adalah pertama,
pendidikan akhlak
terhadap Allah, yaitu: Mentauhidkan Allah, bersyukur atas segala nikmat-Nya, serta
beribadah hanya hanya kepada Allah Swt. kedua, pendidikan akhlak terhadap
manusia, meliputi: a. Akhlak terhadap diri sendiri, meliputi; sabar atas setiap
cobaan, ikhlas dalam setiap perbuatan, tawakal/berserah diri hanya pada Alah,
hidup sederhana, disiplin waktu dan bekerja; b. Akhlak terhadap orang lain atau
masyarakat, meliputi: Menjalin silaturraهîm antar sesama, saling menghargai dan
berbuat baik, demokratis, saling tolong menolong dan membantu kaum dhuafa,
dan menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama. Adapun prinsip-prinsip
pendidikan akhlak , meliputi; Prinsip al-نikmah, Prinsip al-Mau‟idzah al-نasanah
dan Prinsip al-Mujâdalah.
Kata kunci: Pendidikan Akhlak, Dakwah Kultural, Abdurrazaq Fachruddin
1
diterimanya.3 Sehingga akhlak dapat
PENDAHULUAN
dijadikan sebagai tolok ukur dalam
Latar Belakang
menilai keberagamaan seseorang atau
Modal terbesar dari keberhasilan
suatu masyarakat.
umat Islam dalam menapaki peradaban
utama
ialah
konsistensinya
Pada
praktiknya,
media
serta
dalam
proses penyampaian nilai-nilai akhlak
menjalani kehidupan dengan menjadikan
ada banyak jenis. Dua di antaranya
sebagai
al-Qur’ân
pedoman
hidup.
tablîgh,
adalah
melalui
Artinya, al-Qur’ân dijadikan “imam” di
penyampaian
nilai-nilai akhlak secara
dalam kehidupan, bukan menjadikannya
terbuka, menarik, dan populer. Adapula
“makmum”.
melalui
Menjadikan
al-Qur’ân
yaitu
ta‟lîm, yaitu penyampaian
sebagai “imam” di dalam kehidupan
nilai-nilai akhlak secara selektif, tetap,
ialah dengan menjalankan ajaran-ajaran
dan terbatas. Berkaitan dengan cara-cara
yang tertulis di dalamnya, tidak sekedar
penyampaian nilai-nilai akhlak di atas,
membaca,
Allah Swt berfirman;
menerjemahkan,
manafsirkannya.
atau
1
“Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk” (QS. alNaهl/16: 125).
Untuk dapat memfungsikan alQur’ân
sebagai
kehidupan.
“imam”
Nashruddin
dalam
Baidan
mengungkapkan ada beberapa hal yang
perlu dimiliki oleh setiap Muslim, yang
salah satunya adalah Akhlak.2 Akhlak
menjadi satu pondasi utama
kehidupan
seorang
terbentuk
dari
internalisasi
dalam
Muslim
yang
penerimaan
serta
nilai-nilai
Dari
simpulan
merupakan
yang
ayat di atas dapat ditarik
bahwa
dakwah
kewajiban
yang
Islam
harus
ditunaikan oleh setiap muslim, baik lakilaki maupun perempuan, secara individu
maupun kolektif. Bahkan bila dikaitkan
Nashruddin Baidan, Tafsir Maudhu‟i:Solusi
Qur‟ani atas Masalah Sosial kontemporer,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001) hlm 53
2
Ibid. hlm 55
1
3
2
Ibid. hlm 61
dengan pembinaan akhlak, maka posisi
raهmatan lil „âlamîn. Salah satu bentuk
dakwah tidak bisa diabaikan begitu saja
kreativitas
mengingat dakwah mampu memberikan
melakukan dinamisasi dan purifikasi
media sekaligus cara yang sangat efektif
melalui dakwah Islam dengan strategi
dalam
kebudayaan dan perubahan sosial, atau
pendidikan
akhlak
secara
berkelanjutan.
tersebut
dapat
berupa
lebih dikenal dengan istilah dakwah
Namun
demikian,
perkembangannya,
dakwah
kultural5
dalam
ini
Salah satu ulama yang konsen
banyak ditemukan pelbagai tantangan
berdakwah dengan jalan kultural ini
dakwah
berganti
ialah Abdurrazaq Fachruddin. 6 Tokoh
menghinggapi aktivitas dakwah Islam.
yang dikenal sebagai penggerak roda
Sehingga pada praktik operasionalnya,
organisasi
dakwah mengalami kemunduran peran
Muhammadiyah ini dikenal sebagai
serta fungsi sesungguhnya. Jika dahulu
sosok ulama yang dekat dengan semua
tantangan dakwah hanya berputar pada
lapisan masyarakat.
masalah fiqh, aqîdah, dan kalam yang
Tujuan Penelitian
yang
notabene
saat
silih
masih
dalam
lingkup
Islam
Penelitian
modern
bertujuan
untuk
permasalah internal umat (Islam), maka
mengetahui
saat
prinsip pendidikan akhlak apa saja yang
ini dakwah Islam dihadapkan
persoalan
yang
lebih
luas,
yakni
terkandung
perubahan sosial budaya serta arus
nilai-nilai
dalam
serta prinsip-
Metode
Dakwah
kultural Abdurrazaq Fachruddin.
informasi yang begitu cepat.4
Untuk
menghadapi
dinamika
LANDASAN TEORI
sosial-budaya yang semakin kompleks
tersebut,
ikhtiar
diperlukan
umat
kreativitas
dalam
Sebagaimana keseluruhan ajaran
dan
Islam, akhlak menempati kedudukan
rangka
yang penting dalam kehidupan seorang
mengembangkan dan menjaga amanah
Allah Swt, yaitu ajaran Islam sebagai
4
Pimpinan Pusat Muahammadiyah, Dakwah
Kultural Muhammadiyah (Yogyakarta: SM, 2004)
hlm 2
3
5
Ibid. hlm 3
6
Suratmin, Perikehidupan, Pengabdian dan
Pemikiran
AR
Fachruddin
dalam
Muhammadiyah (Yogyakarta: Pustaka SM,
2000), hlm 181
Muslim. Akhlak menjadi tolok ukur dari
dan memanfaatkan kekayan alam dengan
keberagamaan
sebaik-baiknya,
seseorang
atau
masyarakat. Terdapat bermacam-macam
Pada
dasarnya,
kualitas
menjadi panduan hidup seorang Muslim.
pendidikan ditentukan
Dengan
faktor, baik dalam level
banyaknya
sesama
makhluk ciptaan Allah Swt.
akhlak dalam ajaran Islam yang dapat
macam-macam
suatu
oleh banyak
internal
akhlak yang terdapat dalam Islam, akan
maupun
dipaparkan macam-macam akhlak di
komponen-komponen pendidikan yang
antaranya Akhlak terhadap Allah, akhlak
ada pada lingkungan, pribadi pendidik
terhadap manusia serta akhlak terhadap
serta peserta didik. Salah satu di antara
alam.
komponen-komponen yang berpengaruh
Akhlak
terhadap
terhadap keberhasilan pendidikan adalah
hakikatnya adalah upaya memperteguh
metode pembelajaran, yaitu cara yang
iman kepada
upaya
digunakan untuk menyalurkan pesan
mentauhidkan-Nya, beribadah, berdo’a,
atau informasi dalam proses belajar
berdzikir,
mengajar. Misalnya,
Allah
Allah
eksternal, antara lain yaitu
pada
melalui
menyukuri
menjalankan
nikmat-Nya,
syari’at-Nya
metode diskusi,
serta
telling story, tanya jawab, termasuk juga
melaksanakan segala perbuatan dengan
ceramah interaktif. Banyak cara yang
7
mengharap ridha-Nya. Adapun akhlak
digunakan oleh seorang pendidik dalam
terhadap manusia, meliputi: a. akhlak
pembelajarannya, dan dilakukan secara
terhadap diri sendiri, meliputi; sabar
random sehingga dalam setiap aktivitas
ikhlas, tawakal, hidup sederhana, dan
pembelajaran peserta didik tidak merasa
disiplin; b. akhlak terhadap orang lain
bosan.
atau masyarakat,
silaturraهîm,
7
menyayangi
meliputi:
saling
menjalin
Metode lain sekaligus media yang
menghargai,
dapat
digunakan
dalam
aktivitas
demokratis, salin tolong menolong dan
pembelajaran sebagai bentuk inovasi
toleransi. Serta akhlak terhadap alam,
dalam proses pendidikan adalah melalui
berupa;
memelihara
dakwah kultural. Ciri khas dari metode
kelestarian lingkungan hidup, menjaga
dakwah sini terletak pada bagaimana
sadar
dan
seorang da’i (pendidik) menempatkan
Sudarno Shabran dkk, Studi Islam 1… hlm 117
4
mad’u (peserta didik) sebagai makhluk
Pendidikan Akhlak dalam Syair
budaya dalam arti luas.
Nasihat Karya KH. R. Asnawi.
nilai-nilai
Menyimpulkan bahwa pendidikan
akhlak ke dalam materi dakwah, maka
akhlak yang terdapat dalam syair
penyampaian nilai-nilai akhlak akan
nasihat tersebut adalah:
lebih
Dengan
menyisipkan
Akhlak
tidak
terkesan
mahmudah, yaitu; raja‟ (akhlak
melaui
dakwah
kepada Allah dan Nabi), amanah,
kultural, peserta didik dipandang sebagai
riyâdhah, taraهum, tauqîr, haya‟,
manusia yang utuh, yakni makhluk yang
tawadhu‟,
kibr
memiliki
muهasabah
al-nafs,
menarik
menggurui.
dan
Karena
potensi serta kecenderungan
„ala
kibr,
هubbu
al-
sehingga peserta
هidmah (dalam hubungan suami-
didik merasa dihargai serta diakui setiap
istri). Akhlak mazmumah berupa;
potensi serta kecerdasan yang dimilikinya.
kasl, kibr, „ujub, zakiyy al-nafs.
yang berbeda-beda,
Kajian Pustaka
walaupun hanya sedikit, namun
1. Paryanto (UMS, 2003), berjudul
nilai-nilai
Aspek Moral dalam Novel Para
dan
bahwa pengabdian tokoh Lantip
menjadi
3. Imam
perkembangan
Menyimpulkan
Sunan
Masyarakat.
bahwa
dakwah
kultural Sunan Kalijaga dilakukan
(c) agama dalam kehidupan tokoh;
dengan menggunakan pendekatan
dan (d) motivasi kerja tokoh.
kompromis,
2. Ashfal Maula (UIN Sunan KaliJaga,
berjudul
(UIN
Pengembangan
(b)
penyesuaian diri dalam masyarakat;
2005),
Nurhadi
Kultural Sunan Kalijaga Perspektif
terhadap
tokoh;
dalam
KaliJaga, 2005), berjudul Dakwah
meliputi: (a)
keluarga
Islam
dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan.
dan agama. Makna moral dalam
peranan
komponen-komponen
pendidikan
seorang
priyayi pada keluarga, masyarakat
penelitian tersebut
tersebut
pijakan bagi pendidik, peserta didik
Hasil penelitian ini menyimpulkan
berhasil
syair
sangat berbobot dan dapat dijadikan
Priyayi: Analisis Psikologi Sastra.
telah
dalam
yakni
dengan
menggunakan budaya atau tradisi
Nilai-nilai
menjadi
5
media
dakwahnya,
sehingga
praktik
lain-lain. 9
dakwahnya
Fungsinya
adalah
supaya
cenderung sinkretis. Media yang
penelitian ini tetap memiliki standar
digunakan seperti seni wayang, dan
keilmiahan
pelbagai ritus budaya lainnya. Selain
dipertanggungjawabkan.
itu,
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
Sunan
Kalijaga
mengupayakan
masyarakat
juga
hal
bisa
Kemudian
a. Sumber Data Primer
pengembangan
dalam
yang
ibadah.
Untuk sumber data primer dari
Pengajaran ilmu-ilmu agama dan
pemikiran AR. Fachruddin, penulis
lain sebagainya.
menggunakan buku AR. Fachruddin.
Memelihara Ruh Muhammadiyah,
Jenis Penelitian
1996,
1.
Jenis Penelitian
Mengenang Pak AR, pada tahun,
Penelitian ini merupakan penelitian
1995,
dengan
Yogyakarta:
(tanpa
Pustaka
SM,
penerbit),
menggunakan
Muhammdiyah Abad XV Hijriah,
sumber data dari literatur-literatur baik
1985, (tanpa penerbit), Soal Jawab
berupa buku, jurnal, makalah, maupun
Entheng Enthengan, 1990, (tanpa
tulisan-tulisan
penerbit), Pak AR. Menjawab, 1990.
kepustakaan
pemikiran8
yang
serta
terkait
aktivitas
dengan
dakwah
b. Sedangkan
untuk
sumber
data
kultural Abdurrazaq Fachruddin.
sekunder, penulis mengambil dari
2.
buku-buku yang terkait yaitu dari
Teknik Pengumpulan Data
Karena
penelitian
Penelitian
ini
bibliografi,
adalah
Perikehidupan,
Suratmin,
maka
Pengabdian, dan Pemikiran AR.
pengumpulan datanya adalah metode
Fachruddin dalam Muhammadiyah,
dokumentasi, yaitu data yang diperoleh
2000,
dari
yang
Syamsul Hidayat, Tafsir Dakwah
berhubungan dengan masalah penelitian,
Muhammadiyah: Respon terhadap
baik dari sumber dokumen, foto-foto,
Pluralitas
bahan-bahan
tertulis
Yogyakarta:
Budaya,
Pustaka
2012,
SM,
Solo:
buku-buku, ensiklopedi, karya tulis dan
9
8
Muhammad Nazir, Model Penelitian (Jakarta:
Ghalia Utama, 1998), hlm 12
6
Riduan, Belajar Mudah untuk Guru-Karyawan
dan Peneliti Pomula
(Bandung: Alfabeta,
2009), hlm 77
Kafilah Publishing, Asep Saepul
HASIL PENELITIAN
Komunikasi
Dakwah:
Dalam metode dakwah kultural
Teori, Pendekatan dan Aplikasi,
banyak muatan nilai-nilai serta prinsi-
2012, Bandung: Simbiosa Rekatama
prinsip pendidikan akhlak yang sarat
Dakwah
makna serta sisi humanis dari figur
Bandung:
Abdurrazaq Fachruddin. Adapun nilai-
Muhtadi,
Media, Acep Aripudin,
Antar
Budaya,
2012,
nilai serta prinsip-prinsip pendidikan
Remaja Rosdakarya.
3. Teknik Analisis Data
akhlak yang terkandung di dalamnya
Analisis yang dimaksud dalam
antara lain:
penelitian ini adalah seluruh rangkaian
kegiatan
sebagai
upaya
1. Nilai-nilai
menarik
pendidikan
akhlak
terhadap Allah. Meliputi:
kesimpulan dari hasil kajian konsep
a. Mentauhidkan Allah
atau teori yang mendukung penelitian
Seperti telah dikisahkan, pada
ini.
tahun 1960-an AR. Fachruddin
Dalam
menganalisis
data
digunakan analisis isi atau content
mendapat tugas
analysis, adalah suatu teknik untuk
dalam perjalanan haji. Sewaktu
membuat inferensi-inferensi yang dapat
hendak pulang ke tanah air, Ia
ditiru
merasa khawatir
dan
sahih
data
dengan
sebagai MPH
air zam-zam
memperhatikan konteksnya. 10 Metode
yang dibawanya itu menimbulkan
ini
syirik-menyekutukan Allah Swt.
digunakan
untuk
menganalisis
terhadap makna-makna nilai-nilai serta
Kemudian
prinsip-prinsip pendidikan akhlak yang
mempertimbangkan banyak hal,
terkandung dalam keseluruhan gagasan
akhirnya
dan pemikiran dalam dakwah kultural
membawa sedikit air zam-zam
Abdurrazaq Fachruddin.
tersebut.
Ia
menuliskan
jerigen
Setelah
AR
Fachruddin
berinisiatif
tersebut
dengan tulisan “Zam-zam asli
milik pak AR” sehingga orang
10
Burhan
Bugin,
Penelitian Kualitatif:
komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial lainnya (Jakarta: Kencana, 2008),
hlm 155
yang
7
membacanya
berpikir
jangan-jangan air zam-zam punya
kebanyakan masyarakat dalam
saya tidak asli.
menjalankan ibadahnya, hanya
mengikuti kebiasaan saja tanpa
b. Bersyukur
Nilai pendidikan akhlak ini dapat
berusaha melihat apakah ibadah
dilihat dari materi dakwahnya.
yang selama ini dilakukan sudah
Yakni
tentang
sesuai dengan firman Allah dan
ketika
tuntunan Rasulullah Saw apa
pemaparan
pentingnya
bersyukur
menerima nikmat dari Allah, baik
belum.
berupa kekayaan harta benda
2. Nilai-nilai
pendidikan
akhlak
maupun lainnya. Sehingga ketika
terhadap Manusia. Meliputi:
mendapatkan anugerah tersebut
a. Akhlak terhadap diri sendiri. Di
manusia tidak mudah melupakan
antaranya:
Tuhannya
1)
memberikan
yang
telah
nikmat
tersebut.
Nasihat-nasihat
Sabar
Sabar
adalah
mengeluh
agama
kepada
tidak
selain
hendaknya dilakukan secara baik,
Allah tentang pederitaan
jauh
yang
dari
sikap
egois,
menimpanya.
Terlebih ketika menghadapi
agitasi,emosional dan apologi.
kesulitan,
c. Beribadah kepada Allah
Seperti yang diisampaikan dalam
merupakan
materi dakwahnya, hendaknya
utamanya.
maka
sabar
kunci
Karena,
al-
seorang manusia selalu tekun
Shabru „Inda al-Shadmah
melaksanakan
kepada
al-Ȗla, sabar itu terletak
Allah Swt. Baik ibadah yang
pada pukulan atau cobaan
bersifat wajib maupun sunah.
besar yang pertama kali
AR.
menimpanya.
ibadah
Fachruddin
juga
2) Ikhlas
mengingatkan kepada umatnya
agar
berhati-hati
Ikhlas adalah menjauhkan
dalam
diri dari sifat riya‟ dan
melaksanakan ibadah (mahdhah),
karena
pada
sum‟ah dalam mengerjakan
umumnya,
8
perintah Allah. Dalam salah
Allah, menjaga diri dari
satu
dakwahnya,
segala bentuk kemaksiatan,
Fachruddin
serta
materi
AR.
bertindak
dalam
mengungkapkan,
bahwa
rangka menegakkan agama
seluruh
warga
Islam, menjadi hal yang
utama dalam Islam.
Muhammadiyah atau calon
warga
ketika
hendak
dalam
harus
4)
Muhammadiyah
Hidup sederhana artinya
berjuang
tidak
Muhammadiyah,
terlebih
Hidup Sederhana
berlebihan,
dalam
dahulu
membelanjakan
memperbarui niat, yakni
hartanya
niat
memenuhi
ikhlas
mengharapkan
hanya
maupun
dalam
kebutuhannya.
AR.
keridhaan-
baik
Fachruddin
Nya.
mengingatkan umat Islam
3) Tawakal
untuk selalu menjaga diri
Tawakal
adalah
perilaku tabdzîr, berlebih-
menyerahkan
segala
lebihan,
dan
melampaui
keputusan segala perkara,
batas.
ikhtiar, usaha hanya kepada
sesungguhnya
yang
Allah
demikian itu
merupakan
Swt.
Fachruddin
bahwa
AR.
hendaknya
perbuatan
mengingatkan
seorang
Karena
syetan
dan
sangat dibenci oleh Allah
Muslim
Swt.
menyadari
bahwa Allah Swt adalah
5) Disiplin
Zat yang Maha kuasa dan
6) AR.
Fachruddin
dalam
bersama
aktivitas dakwahnya pernah
yang
menyampaikan suatu kisah
shalih, kapan pun dan di
tentang kedisiplinan para
mana pun. Oleh karenanya,
tokoh
berserah diri hanya pada
yang sedang melaksanakan
senantiasa
hamban-hambaNya
9
Muhammadiyah,
sidang pleno. Dalam sidang
Tetapi karena ulama itu
pleno itu, dikisahkan bahwa
tahu
jika hendak membangun
Fachruddin
kembali
umat
Muhammadiyah, ia tidak
Islam, maka hal terpenting
mau menjawab salamnya.
yang harus dilakukan umat
Berkat
Islam adalah bekerja keras
kesabarannya
serta disiplin dalam setiap
menjalin
aktivitas.
akhirnya setelah beberapa
kejayaan
b. Akhlak Terhadap Orang Lain
bahwa
AR.
orang
ketulusan
serta
dalam
Silaturrahîm,
lama, ulama itu pun mau
atau Masyarakat. Meliputi:
menjawab salam dari AR.
Silaturrahîm
Fachruddin, bahkan di lain
merupakan
kesempatan mereka berdua
bagian penting bagi setiap
sering berdialaog, dan pada
manusia dalam berIslam.
akhirnya
Hal ini tergambarkan dalam
memahami
kisah
tujuan Muhammadiyah.
1) Menjalin
Silaturrahîm
AR.
Fachruddin
ketika
masih
tugas
mengajar
di Palembang,
ulama
tersebut
maksud
dan
2) Saling Menghargai
Dalam
dakwah
Sumatera Selatan. Saat itu
AR.
Muhammadiyah
diilustrasikan
belum
Fachruddin,
kultural
telah
dalam
diterima sepenuhnya, salah
kisahnya bagaimana AR.
satunya adalah penolakan
Fachruddin
seorang
yang
menghormati sesama. Pada
mempunyai paham yang
saat itu, AR. Fachruddin
tidak
dengan
masih mengajar di Tanjung
Hampir
Raja,
ulama
sesuai
Muhammadiyah.
Palembang.
sangat
Suatu
setiap hari, setiap AR. akan
hari Ia diminta oleh sebuah
pergi
keluarga untuk memimpin
mengajar
selalu
melewati rumah ulama itu.
acara yasinan.
10
Padahal
pada saat itu Ia tidak tahu
segala persoalan melalui
cara bagaimana melakukan
musyawarah
Yasinan. Kemudian karena
kesepakatan bersama.
Ia
merasa
tidak
dan
4) Tolong Menolong
punya
alasan untuk menolak serta
Menolong
ingin menghargai undangan
tengah mengalami kesulitan
dari
merupakan
keluarga
tersebut,
orang
yang
kewajiban
akhirnya AR. Fachruddin
seorang Muslim terhadap
menyanggupi
saudaranya. Dalam materi
undangan
tersebut. Dengan beberapa
dakwah
perubahan, AR Fachruddin
Fachruddin
berhasil
dipaparkan
merubah
model
kultural
Yasinan yang lebih mudah
bahwa
diikuti
terutama
serta
dipahami
AR.
telah
dengan
jelas
seorang
Muslim,
yang
memiliki
kelebihan harta hendaknya
masyarakat.
memberikan
3) Demokratis
pertolongan
ini
telah
untuk
orang-orang yang
diilustrasikan
AR.
kurang
mampu.
Sikap
Karena,
Fachruddin dalam kisahnya
jika semuanya dibebankan
tentang
Ia
pada pemerintah saja maka
diangkat sebagai ketua PP
orang-orang dhu‟afa yang
Muhammadiyah
jumlahnya puluhan juta itu
menggantikan KH. Faqih
sulit
Usman
penderitaanya.
awal
mula
yang
telah
menjadi
dari
5) Toleransi
meninggal dunia. Setelah
tepilih
keluar
Dalam
ketua
dakwah
umum persyarikatan, AR.
AR.
Fachruddin
langsung
dipaparkan bentuk toleransi
bahwa
umat Islam melalui materi
mengingatkan
Fachruddin
kultural
dakwahnya.
dirinya akan memutuskan
11
telah
AR.
Fachruddin
dalam
mengingatkan
segenap bangsa Indonesia
Fachruddin, yaitu:
tertuma Umat Islam untuk
1. Nilai pendidikan akhlak terhadap
kedatangan
Allah, yaitu: Mentauhidkan Allah,
Sri Paus ke Indonesia. Sri
bersyukur atas segala nikmat-Nya,
Paus datang ke Indonesia
serta beribadah hanya hanya kepada
bertujuan untuk menemui
Allah Swt.
menghormati
2. Nilai pendidikan akhlak terhadap
umatnya, oleh karenanya,
umat Islam tidak perlu
manusia,
menghadiri acara tersebut-
terhadap diri sendiri meliputi; sabar,
terlebih
ikhlas
ketika
Katolik akan
Okumene.
umat
ini
dimaksudkan agar
dapat
a).
Akhlak
tawakal/berserah, hidup
disiplin
waktu
dan
bekerja; b). Akhlak terhadap orang
lain
atau
masyarakat,
meliputi:
Menjalin silaturraهîm antar sesama,
kekhusukan
mereka dalam beribadah.
saling
Juga dikhawatirkan muncul
tolong menolong, dan sikap toleransi
pihak ketiga yang berniat
antar umat beragama.
membuat
menghargai,
demokratis,
kekacauan,
Adapun prinsip-prinsip pendidikan
sehingga kerukunan umat
akhlak yang dapat ditemukan dalam
beragama dapat terganggu.
aktivitas dakwah kultural AR. Fachruddin
adalah sebagai berikut:
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Berdasarkan penelitian yang telah
pendidikan
meliputi:
sederhana,
melakukan
Hal
menjaga
dilakukan
dakwah kutural Abdurrazaq
mengenai
akhlak
dalam
Prinsip al-نikmah
nilai-nilai
Prinsip
metode
konteks
al-نikmah
ini,
memberikan
dalam
acuan
dakwah kultural Abdurrazaq Fachruddin,
prediktif yang menjadi dasar berpikir
maka dapat disimpulkan bahwa dapat
dan
ditemukan dua nilai pendidikan akhlak
pendidikan
bertindak
dalam
akhlak
mempertimbangkan
12
proses
yang
tingkat
kecerdasan,
2.
potensi
Adapun saran yang dapat berikan
serta
kecenderungan peserta didik.
penulis setelah melakukan penelitian ini
Prinsip al-Mau‟idzah al-نasanah
adalah;
1. Bagi pelaku dakwah
Pendidikan akhlak berdasarkan
Hendaknya selalu melakukan
al-نasanah
al-Mau‟idzah
prinsip
peningkatan kualitas dakwahnya. Hal
dilakukan dengan santun, menyentuh
perasaan
dengan
lembut,
ini dapat dilakukan dengan observasi
tanpa
atau
menjelek-jelekan dan membongkar
kesalahan
3.
kemudian
yang
mendapatkan
informasi baru terkait pelaksanaan
menggunakan
dakwah di banyak dimensi. Misalnya
targhîb/reward (anjuran) terlebih dahulu
dan
lapangan
memungkinkan
peserta didik terlebih
serta
dahulu
penelitian
di ranah dunia maya (internet), dan
tarhîb/punishment
(larangan).
dakwah dalam lingkungan penguasa
Prinsip al-Mujâdalah
atau elit politik.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Prinsip ini menekankan pada
Hendaknya agar hasil penelitian
upaya tukar pendapat dari dua belah
ini dapat dijadikan sebagai informasi
pihak secara sinergis, serta dialogis,
tanpa
adanya
suasana
atau acuan awal untuk penelitian yang
yang
sejenis.
mengharuskan lahirnya pertentangan
3. Bagi pendidik
Prinsip al-
di antara keduanya.
Hendaknya senantiasa berupaya
Mujâdalah dalam proses pendidikan
meningkatkan kemampuan mendidik
dilakukan untuk mencari kebenaran
yang
mengedepankan
dengan
kekuatan
perubahan sosio-budaya yang tengah
argumentasi logis, bukan kemenangan
bergulir.
emosi yang membawa bias, terutama
yang menyangkut
mempertimbangkan
prinsip serta
keyakinan peserta didik.
13
__________,
2007,
Kamus Besar
Bahasa Indonesia,
Jakarta:
Balai Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Aripudin,
Asy’ari,
Acep 2012, Dakwah Antar
Budaya, Bandung:
Remaja
Rosdakarya
Djatmika, Racmat, 1987. Sistem Etika
sosial, Surabaya: Pustaka Islam
Musa 2001. Filsafat Islam
Sunnah Nabi dalam Berpikir,
Yogyakarta: LESFI
El-Bantanie, Muhammad Syafi’ie 2010.
40 Amalan Ringan Penghapus
Dosa
Pendulang
Pahala,
Jakarta: Suluk
As, Asmaran 1992.
Pengantar Studi
Akhlak, Jakarta:
Rajawali
Press
Fachruddin, AR. 1996. Memelihara Ruh
Muhammadiyah, Yogyakarta:
Pustaka SM
Azmi, Muhammad. 2006. Pembinaan
Akhlak Anak Pra Usia Sekolah
Yogyakarta: Belukar
Bugin,
Baidan,
Chusnan,
___________. 1995. Mengenang Pak AR,
pada tahun, t.p
Burhan
2008,
Penelitian
Kualitatif:
komunikasi,
Ekonomi, Kebijakan Publik
dan Ilmu Sosial lainnya,
Jakarta: Kencana
__________. 1985. Muhammdiyah Abad
XV Hijriah, , t.p
___________.
t.p.
Muhammadiyah
Adalah Organisasi Dakwah
Islamiyah
Nashruddin,
2001,
Tafsir
Maudhu‟i: Solusi Qur‟ani atas
Masalah Sosial kontemporer,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
___________. 1990. Soal Jawab Entheng
Enthengan, t.p
___________. 1990. Pak AR. Menjawab,
tahun, t.p
Masyitoh 2012. Tasawuf
Muhammadiyah: Menyelami
Spiritual
Leadership
AR.
Fachruddin, Jakarta: Kubah
Ilmu
___________. 1995Pedoman
Muhammadiyah, t.p
Warga
___________. t.t Peringatan Maulid
Nabi Besar Muhammad Saw,
t.p
Daud Ali, Muhammad, 2010. Pendidikan
Agama
Islam,
Jakarta:
Rajawali Pres,
___________. t.t Pilihlah Pimpinan
Umat yang Tepat, t.p
Departemen Pendidikan Nasional, 2005.
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia,
Jakarta:
Balai
Pustaka
___________.
1995. Pikiran dan
Tindakan Pak AR, SM, edisi
no. 8
14
___________. 1990. Soal Jawab Yang
Ringan-Ringan. t.p
Koentjaraningrat, 1986. Sejarah Teori
Antropologi Jilid 1 UI Press,
Jakarta
___________. 1985. Tiga puluh Pedoman
Anggota Muhammadiyah, t.p
Latif,
Ghafiruddin,
Tinni
(ed),
1995.
Mengenang Pak AR, Ujung
pandang PWM Sul-Sel, t.p
Al-Ghazali.
2003.
Singapura:
PTE. LTD
Ihya Ulumuddin,
Pustaka Nasional
Madjid, Nurkholis, 2000. Islam, Doktrin
dan Peradaban
Jakarta:
Paramadina
Al-Ghazali, Abu Ahmad 1988. Akhlak
Seorang Muslim, Semarang:
Wicaksana
Hamka,
Mahfoed, Ki Ali 1975. Fisafat Dakwah
dan Penerapannya, Jakarta:
Bulan Bintang
1990.
Prinsip-Prinsip
Kebijaksanaan
Dakwah,
Jakarta: Pustaka Panjimas
Majlis Tabligh dan Dakwah Khusus PP
Muhammadiyah,
2009.
Putusan Rapat Kerja Nasional
Majlis Tabligh dan Dakwah
Khusus. Yogyakarta
___________. 1996. Tasawuf Modern,
Jakarta; Pustaka Panjimas
Hanbal,
Muhammad, 2012. Nila-Nilai
Pendidikan Akhlak dalam
Novel Cinta Suci Zahrana
Karya Habiburrahman El
Shirazy,
Skripsi,
tidak
diterbitkan
Imam Ahmad bin,
2000.
Zuhud, Jakarta: Darul Falah
Asfal,
2005.
Nilai-Nilai
Pendidikan Akhlak dalam
Syair Nasihat KH. R. Asnawi.
Skripsi, tidak diterbitkan
Muhyidin,
Asep
2002.
Metode
Pegembangan
Dakwah,
Bandung: Pustaka Setia
Al-Munawwir, Warson 1984. Kamus
Arab-Indonesia, Yogyakara:
Krapyak
Maula,
Hawa, Said, 200. Intisari Ihya Ulumu AdDin, Jakarta: Robbani Press
Hidayat, Syamsul 2012. Tafsir Dakwah
Muhammadiyah:
Respon
Terhadap Pluralitas Budaya,
Solo: Kafilah Publishing
Ilyas, Yunahar 2000. Kulyah Akhlak,
Yogykarta:
Lembaga
Pengkajian dan Pengamalan
Islam
Mursal HM, Taher 1975. Kamus Ilmu
Jiwa & Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Jum’ah Amin, Abdul Aziz, 1998. Fiqih
Dakwah, Solo: Intermedia
Nashir, Haedar (peny), 2010. Akhlak
Pimpinan
Muhammadiyah,
Yogyakarta:
Suara
Muhammadiyah
Khasanah, Siti Uswatun, 2007. Berdawah
dengan Debat: Antara Musim
dan Non-Muslim,Purwokerto:
STAIN Purwokerto Press
15
Nasir,
Muhammad,
Penelitian,
Utama
1998,
Jakarta:
Natsir,
Muhammad 2000,
Dakwah
Jakarta:
Dakwah
Model
Ghalia
Sukriyanto, AR. 2010, Kepemimpinan
Pak. AR, dalam kenangan,
Yogyakarta: ar-Rahmah
Fiqhud
Media
Suratmin,
Nurhadi, Imam, 2005. Dakwah Kultural
Sunan Kalijaga Perspektif
Pengembangan Masyarakat.
Skripsi, tidak diterbitkan
__________.
2000,
Perikehidupan,
Pengabdian, dan Pemikiran
AR
Fachruddin
Dalam
Muhammadiyah. Yogyakrta:
Pustaka SM
Paryanto, 2003. Aspek Moral dalam Novel
Para
Priyayi:
Analisis
Psikologi Sastra, Skripsi, tidak
diterbitkan
PP
Muhammadiyah, 2004. Dakwah
Kutural
Muhammadiyah,
Yogyakarta:
Suara
Muhammadiyah.
Riduan, 2009. Belajar Mudah untuk
Guru-Karyawan dan Peneliti
Pomula, Bandung: Alfabet
Sambas,
Muhammad Agus, 2008.
Pendidikan Akhlak dalam
Novel Ketika Cinta Bertasbih
Karya Habiburrahman El
Shirazy,
Skripsi,
tidak
diterbitkan
Wahid,
Abdurrahman 2006. Islamku,
Islam anda, dan Islam kita,
The Wahid Institute, Jakarta
http://urbandepan.blogspot.com/2012/05/a
khlak-sikap-menghargai-danmenghormati.html, diakses pada
13 juni 2013, pukul 21.50
Studi
LPID-
___________.
1996.
Studi Islam 2
Surakarta: PSIK-UMS
Solissa, Abdul Basir (ed). 1992. AlQur’an & Pembinaan Budaya:
Dialog dan Transformasi,
Yogyakarta: LESFI
Suisyanto,
Susanto,
http://ranggabachdar.blogspot.com/2012/0
5/akhlak-pergaulan-dalamislam.html, diakses pada 13 juni
2013, pukul 21.45
Sukriadi 2002. Pohon Ilmu
Dakwah, Makalah, KP-Hadid,
Fak, Dakwah UIN Gunung
Djati
Shabran dkk, Sudarno, 2009.
Islam 1, Surakarta:
UMS
2010. Pak AR, Muballigh
nDeso,
Yogyakarta:
arRahman
2006. Pengatar Filsafat
Dakwah, Yogyakara: Teras
16
DAKWAH KULTURAL AR. FACHRUDDIN
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Program studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh
DEDE RIZKI MAHMUZI
G 000 090 183
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
SURAT PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI
2
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM METODE DAKWAH KULTURAL
AR. FACHRUDDIN
Oleh: Dede Rizki Mahmuzi (G 000 090 183)
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Pendidikan akhlak adalah sebuah
proses penanaman sifat dalam diri
manusia sehingga menjadi kepribadian yang akan muncul secara spontan apabila
diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu. Akhlak
menjadi satu pondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim yang terbentuk dari
penerimaan serta internalisasi nilai-nilai yang diterimanya. Sehingga akhlak dapat
dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai keberagamaan seseorang. Dengan
demikian, pembinaan akhlak sangat perlu diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Metode sekaligus media yang dapat digunakan dalam proses pembinaan
akhlak adalah dengan metode dakwah kultural, yakni suatu metode dakwah yang
memandang manusia sebagai makhluk budaya dalam arti luas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan
akhlak apa saja yang terdapat dalam Metode Dakwah kultural AR. Fachruddin.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah selain untuk menambah wawasan
tentang media serta metode dalam proses pendidikan akhlak, juga diharapkan
mampu memberikan kontribusi bagi pembaca dalam memahami hikmah dan
pembelajaran dalam suatu metode dakwah serta sebagai transformasi nilai
pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan
sumber data dari literatur-literatur baik berupa buku, jurnal, makalah, maupun
tulisan-tulisan yang terkait dengan pemikiran serta aktivitas dakwah kultural
Abdurrazaq Fachruddin. Untuk pengumpulan data, penelitian ini menggunakan
metode dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan analisis isi (content
analysis) terhadap makna-makna dari nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung
dalam keseluruhan gagasan dan pemikiran dalam dakwah kultural Abdurrazaq
Fachruddin.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan ini dapat disimpulkan bahwa nilainilai serta prinsip-prinsip pendidikan akhlak yang terkandung dalam metode
dakwah kultural Abdurrazaq Fachruddin adalah pertama,
pendidikan akhlak
terhadap Allah, yaitu: Mentauhidkan Allah, bersyukur atas segala nikmat-Nya, serta
beribadah hanya hanya kepada Allah Swt. kedua, pendidikan akhlak terhadap
manusia, meliputi: a. Akhlak terhadap diri sendiri, meliputi; sabar atas setiap
cobaan, ikhlas dalam setiap perbuatan, tawakal/berserah diri hanya pada Alah,
hidup sederhana, disiplin waktu dan bekerja; b. Akhlak terhadap orang lain atau
masyarakat, meliputi: Menjalin silaturraهîm antar sesama, saling menghargai dan
berbuat baik, demokratis, saling tolong menolong dan membantu kaum dhuafa,
dan menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama. Adapun prinsip-prinsip
pendidikan akhlak , meliputi; Prinsip al-نikmah, Prinsip al-Mau‟idzah al-نasanah
dan Prinsip al-Mujâdalah.
Kata kunci: Pendidikan Akhlak, Dakwah Kultural, Abdurrazaq Fachruddin
1
diterimanya.3 Sehingga akhlak dapat
PENDAHULUAN
dijadikan sebagai tolok ukur dalam
Latar Belakang
menilai keberagamaan seseorang atau
Modal terbesar dari keberhasilan
suatu masyarakat.
umat Islam dalam menapaki peradaban
utama
ialah
konsistensinya
Pada
praktiknya,
media
serta
dalam
proses penyampaian nilai-nilai akhlak
menjalani kehidupan dengan menjadikan
ada banyak jenis. Dua di antaranya
sebagai
al-Qur’ân
pedoman
hidup.
tablîgh,
adalah
melalui
Artinya, al-Qur’ân dijadikan “imam” di
penyampaian
nilai-nilai akhlak secara
dalam kehidupan, bukan menjadikannya
terbuka, menarik, dan populer. Adapula
“makmum”.
melalui
Menjadikan
al-Qur’ân
yaitu
ta‟lîm, yaitu penyampaian
sebagai “imam” di dalam kehidupan
nilai-nilai akhlak secara selektif, tetap,
ialah dengan menjalankan ajaran-ajaran
dan terbatas. Berkaitan dengan cara-cara
yang tertulis di dalamnya, tidak sekedar
penyampaian nilai-nilai akhlak di atas,
membaca,
Allah Swt berfirman;
menerjemahkan,
manafsirkannya.
atau
1
“Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk” (QS. alNaهl/16: 125).
Untuk dapat memfungsikan alQur’ân
sebagai
kehidupan.
“imam”
Nashruddin
dalam
Baidan
mengungkapkan ada beberapa hal yang
perlu dimiliki oleh setiap Muslim, yang
salah satunya adalah Akhlak.2 Akhlak
menjadi satu pondasi utama
kehidupan
seorang
terbentuk
dari
internalisasi
dalam
Muslim
yang
penerimaan
serta
nilai-nilai
Dari
simpulan
merupakan
yang
ayat di atas dapat ditarik
bahwa
dakwah
kewajiban
yang
Islam
harus
ditunaikan oleh setiap muslim, baik lakilaki maupun perempuan, secara individu
maupun kolektif. Bahkan bila dikaitkan
Nashruddin Baidan, Tafsir Maudhu‟i:Solusi
Qur‟ani atas Masalah Sosial kontemporer,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001) hlm 53
2
Ibid. hlm 55
1
3
2
Ibid. hlm 61
dengan pembinaan akhlak, maka posisi
raهmatan lil „âlamîn. Salah satu bentuk
dakwah tidak bisa diabaikan begitu saja
kreativitas
mengingat dakwah mampu memberikan
melakukan dinamisasi dan purifikasi
media sekaligus cara yang sangat efektif
melalui dakwah Islam dengan strategi
dalam
kebudayaan dan perubahan sosial, atau
pendidikan
akhlak
secara
berkelanjutan.
tersebut
dapat
berupa
lebih dikenal dengan istilah dakwah
Namun
demikian,
perkembangannya,
dakwah
kultural5
dalam
ini
Salah satu ulama yang konsen
banyak ditemukan pelbagai tantangan
berdakwah dengan jalan kultural ini
dakwah
berganti
ialah Abdurrazaq Fachruddin. 6 Tokoh
menghinggapi aktivitas dakwah Islam.
yang dikenal sebagai penggerak roda
Sehingga pada praktik operasionalnya,
organisasi
dakwah mengalami kemunduran peran
Muhammadiyah ini dikenal sebagai
serta fungsi sesungguhnya. Jika dahulu
sosok ulama yang dekat dengan semua
tantangan dakwah hanya berputar pada
lapisan masyarakat.
masalah fiqh, aqîdah, dan kalam yang
Tujuan Penelitian
yang
notabene
saat
silih
masih
dalam
lingkup
Islam
Penelitian
modern
bertujuan
untuk
permasalah internal umat (Islam), maka
mengetahui
saat
prinsip pendidikan akhlak apa saja yang
ini dakwah Islam dihadapkan
persoalan
yang
lebih
luas,
yakni
terkandung
perubahan sosial budaya serta arus
nilai-nilai
dalam
serta prinsip-
Metode
Dakwah
kultural Abdurrazaq Fachruddin.
informasi yang begitu cepat.4
Untuk
menghadapi
dinamika
LANDASAN TEORI
sosial-budaya yang semakin kompleks
tersebut,
ikhtiar
diperlukan
umat
kreativitas
dalam
Sebagaimana keseluruhan ajaran
dan
Islam, akhlak menempati kedudukan
rangka
yang penting dalam kehidupan seorang
mengembangkan dan menjaga amanah
Allah Swt, yaitu ajaran Islam sebagai
4
Pimpinan Pusat Muahammadiyah, Dakwah
Kultural Muhammadiyah (Yogyakarta: SM, 2004)
hlm 2
3
5
Ibid. hlm 3
6
Suratmin, Perikehidupan, Pengabdian dan
Pemikiran
AR
Fachruddin
dalam
Muhammadiyah (Yogyakarta: Pustaka SM,
2000), hlm 181
Muslim. Akhlak menjadi tolok ukur dari
dan memanfaatkan kekayan alam dengan
keberagamaan
sebaik-baiknya,
seseorang
atau
masyarakat. Terdapat bermacam-macam
Pada
dasarnya,
kualitas
menjadi panduan hidup seorang Muslim.
pendidikan ditentukan
Dengan
faktor, baik dalam level
banyaknya
sesama
makhluk ciptaan Allah Swt.
akhlak dalam ajaran Islam yang dapat
macam-macam
suatu
oleh banyak
internal
akhlak yang terdapat dalam Islam, akan
maupun
dipaparkan macam-macam akhlak di
komponen-komponen pendidikan yang
antaranya Akhlak terhadap Allah, akhlak
ada pada lingkungan, pribadi pendidik
terhadap manusia serta akhlak terhadap
serta peserta didik. Salah satu di antara
alam.
komponen-komponen yang berpengaruh
Akhlak
terhadap
terhadap keberhasilan pendidikan adalah
hakikatnya adalah upaya memperteguh
metode pembelajaran, yaitu cara yang
iman kepada
upaya
digunakan untuk menyalurkan pesan
mentauhidkan-Nya, beribadah, berdo’a,
atau informasi dalam proses belajar
berdzikir,
mengajar. Misalnya,
Allah
Allah
eksternal, antara lain yaitu
pada
melalui
menyukuri
menjalankan
nikmat-Nya,
syari’at-Nya
metode diskusi,
serta
telling story, tanya jawab, termasuk juga
melaksanakan segala perbuatan dengan
ceramah interaktif. Banyak cara yang
7
mengharap ridha-Nya. Adapun akhlak
digunakan oleh seorang pendidik dalam
terhadap manusia, meliputi: a. akhlak
pembelajarannya, dan dilakukan secara
terhadap diri sendiri, meliputi; sabar
random sehingga dalam setiap aktivitas
ikhlas, tawakal, hidup sederhana, dan
pembelajaran peserta didik tidak merasa
disiplin; b. akhlak terhadap orang lain
bosan.
atau masyarakat,
silaturraهîm,
7
menyayangi
meliputi:
saling
menjalin
Metode lain sekaligus media yang
menghargai,
dapat
digunakan
dalam
aktivitas
demokratis, salin tolong menolong dan
pembelajaran sebagai bentuk inovasi
toleransi. Serta akhlak terhadap alam,
dalam proses pendidikan adalah melalui
berupa;
memelihara
dakwah kultural. Ciri khas dari metode
kelestarian lingkungan hidup, menjaga
dakwah sini terletak pada bagaimana
sadar
dan
seorang da’i (pendidik) menempatkan
Sudarno Shabran dkk, Studi Islam 1… hlm 117
4
mad’u (peserta didik) sebagai makhluk
Pendidikan Akhlak dalam Syair
budaya dalam arti luas.
Nasihat Karya KH. R. Asnawi.
nilai-nilai
Menyimpulkan bahwa pendidikan
akhlak ke dalam materi dakwah, maka
akhlak yang terdapat dalam syair
penyampaian nilai-nilai akhlak akan
nasihat tersebut adalah:
lebih
Dengan
menyisipkan
Akhlak
tidak
terkesan
mahmudah, yaitu; raja‟ (akhlak
melaui
dakwah
kepada Allah dan Nabi), amanah,
kultural, peserta didik dipandang sebagai
riyâdhah, taraهum, tauqîr, haya‟,
manusia yang utuh, yakni makhluk yang
tawadhu‟,
kibr
memiliki
muهasabah
al-nafs,
menarik
menggurui.
dan
Karena
potensi serta kecenderungan
„ala
kibr,
هubbu
al-
sehingga peserta
هidmah (dalam hubungan suami-
didik merasa dihargai serta diakui setiap
istri). Akhlak mazmumah berupa;
potensi serta kecerdasan yang dimilikinya.
kasl, kibr, „ujub, zakiyy al-nafs.
yang berbeda-beda,
Kajian Pustaka
walaupun hanya sedikit, namun
1. Paryanto (UMS, 2003), berjudul
nilai-nilai
Aspek Moral dalam Novel Para
dan
bahwa pengabdian tokoh Lantip
menjadi
3. Imam
perkembangan
Menyimpulkan
Sunan
Masyarakat.
bahwa
dakwah
kultural Sunan Kalijaga dilakukan
(c) agama dalam kehidupan tokoh;
dengan menggunakan pendekatan
dan (d) motivasi kerja tokoh.
kompromis,
2. Ashfal Maula (UIN Sunan KaliJaga,
berjudul
(UIN
Pengembangan
(b)
penyesuaian diri dalam masyarakat;
2005),
Nurhadi
Kultural Sunan Kalijaga Perspektif
terhadap
tokoh;
dalam
KaliJaga, 2005), berjudul Dakwah
meliputi: (a)
keluarga
Islam
dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan.
dan agama. Makna moral dalam
peranan
komponen-komponen
pendidikan
seorang
priyayi pada keluarga, masyarakat
penelitian tersebut
tersebut
pijakan bagi pendidik, peserta didik
Hasil penelitian ini menyimpulkan
berhasil
syair
sangat berbobot dan dapat dijadikan
Priyayi: Analisis Psikologi Sastra.
telah
dalam
yakni
dengan
menggunakan budaya atau tradisi
Nilai-nilai
menjadi
5
media
dakwahnya,
sehingga
praktik
lain-lain. 9
dakwahnya
Fungsinya
adalah
supaya
cenderung sinkretis. Media yang
penelitian ini tetap memiliki standar
digunakan seperti seni wayang, dan
keilmiahan
pelbagai ritus budaya lainnya. Selain
dipertanggungjawabkan.
itu,
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
Sunan
Kalijaga
mengupayakan
masyarakat
juga
hal
bisa
Kemudian
a. Sumber Data Primer
pengembangan
dalam
yang
ibadah.
Untuk sumber data primer dari
Pengajaran ilmu-ilmu agama dan
pemikiran AR. Fachruddin, penulis
lain sebagainya.
menggunakan buku AR. Fachruddin.
Memelihara Ruh Muhammadiyah,
Jenis Penelitian
1996,
1.
Jenis Penelitian
Mengenang Pak AR, pada tahun,
Penelitian ini merupakan penelitian
1995,
dengan
Yogyakarta:
(tanpa
Pustaka
SM,
penerbit),
menggunakan
Muhammdiyah Abad XV Hijriah,
sumber data dari literatur-literatur baik
1985, (tanpa penerbit), Soal Jawab
berupa buku, jurnal, makalah, maupun
Entheng Enthengan, 1990, (tanpa
tulisan-tulisan
penerbit), Pak AR. Menjawab, 1990.
kepustakaan
pemikiran8
yang
serta
terkait
aktivitas
dengan
dakwah
b. Sedangkan
untuk
sumber
data
kultural Abdurrazaq Fachruddin.
sekunder, penulis mengambil dari
2.
buku-buku yang terkait yaitu dari
Teknik Pengumpulan Data
Karena
penelitian
Penelitian
ini
bibliografi,
adalah
Perikehidupan,
Suratmin,
maka
Pengabdian, dan Pemikiran AR.
pengumpulan datanya adalah metode
Fachruddin dalam Muhammadiyah,
dokumentasi, yaitu data yang diperoleh
2000,
dari
yang
Syamsul Hidayat, Tafsir Dakwah
berhubungan dengan masalah penelitian,
Muhammadiyah: Respon terhadap
baik dari sumber dokumen, foto-foto,
Pluralitas
bahan-bahan
tertulis
Yogyakarta:
Budaya,
Pustaka
2012,
SM,
Solo:
buku-buku, ensiklopedi, karya tulis dan
9
8
Muhammad Nazir, Model Penelitian (Jakarta:
Ghalia Utama, 1998), hlm 12
6
Riduan, Belajar Mudah untuk Guru-Karyawan
dan Peneliti Pomula
(Bandung: Alfabeta,
2009), hlm 77
Kafilah Publishing, Asep Saepul
HASIL PENELITIAN
Komunikasi
Dakwah:
Dalam metode dakwah kultural
Teori, Pendekatan dan Aplikasi,
banyak muatan nilai-nilai serta prinsi-
2012, Bandung: Simbiosa Rekatama
prinsip pendidikan akhlak yang sarat
Dakwah
makna serta sisi humanis dari figur
Bandung:
Abdurrazaq Fachruddin. Adapun nilai-
Muhtadi,
Media, Acep Aripudin,
Antar
Budaya,
2012,
nilai serta prinsip-prinsip pendidikan
Remaja Rosdakarya.
3. Teknik Analisis Data
akhlak yang terkandung di dalamnya
Analisis yang dimaksud dalam
antara lain:
penelitian ini adalah seluruh rangkaian
kegiatan
sebagai
upaya
1. Nilai-nilai
menarik
pendidikan
akhlak
terhadap Allah. Meliputi:
kesimpulan dari hasil kajian konsep
a. Mentauhidkan Allah
atau teori yang mendukung penelitian
Seperti telah dikisahkan, pada
ini.
tahun 1960-an AR. Fachruddin
Dalam
menganalisis
data
digunakan analisis isi atau content
mendapat tugas
analysis, adalah suatu teknik untuk
dalam perjalanan haji. Sewaktu
membuat inferensi-inferensi yang dapat
hendak pulang ke tanah air, Ia
ditiru
merasa khawatir
dan
sahih
data
dengan
sebagai MPH
air zam-zam
memperhatikan konteksnya. 10 Metode
yang dibawanya itu menimbulkan
ini
syirik-menyekutukan Allah Swt.
digunakan
untuk
menganalisis
terhadap makna-makna nilai-nilai serta
Kemudian
prinsip-prinsip pendidikan akhlak yang
mempertimbangkan banyak hal,
terkandung dalam keseluruhan gagasan
akhirnya
dan pemikiran dalam dakwah kultural
membawa sedikit air zam-zam
Abdurrazaq Fachruddin.
tersebut.
Ia
menuliskan
jerigen
Setelah
AR
Fachruddin
berinisiatif
tersebut
dengan tulisan “Zam-zam asli
milik pak AR” sehingga orang
10
Burhan
Bugin,
Penelitian Kualitatif:
komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial lainnya (Jakarta: Kencana, 2008),
hlm 155
yang
7
membacanya
berpikir
jangan-jangan air zam-zam punya
kebanyakan masyarakat dalam
saya tidak asli.
menjalankan ibadahnya, hanya
mengikuti kebiasaan saja tanpa
b. Bersyukur
Nilai pendidikan akhlak ini dapat
berusaha melihat apakah ibadah
dilihat dari materi dakwahnya.
yang selama ini dilakukan sudah
Yakni
tentang
sesuai dengan firman Allah dan
ketika
tuntunan Rasulullah Saw apa
pemaparan
pentingnya
bersyukur
menerima nikmat dari Allah, baik
belum.
berupa kekayaan harta benda
2. Nilai-nilai
pendidikan
akhlak
maupun lainnya. Sehingga ketika
terhadap Manusia. Meliputi:
mendapatkan anugerah tersebut
a. Akhlak terhadap diri sendiri. Di
manusia tidak mudah melupakan
antaranya:
Tuhannya
1)
memberikan
yang
telah
nikmat
tersebut.
Nasihat-nasihat
Sabar
Sabar
adalah
mengeluh
agama
kepada
tidak
selain
hendaknya dilakukan secara baik,
Allah tentang pederitaan
jauh
yang
dari
sikap
egois,
menimpanya.
Terlebih ketika menghadapi
agitasi,emosional dan apologi.
kesulitan,
c. Beribadah kepada Allah
Seperti yang diisampaikan dalam
merupakan
materi dakwahnya, hendaknya
utamanya.
maka
sabar
kunci
Karena,
al-
seorang manusia selalu tekun
Shabru „Inda al-Shadmah
melaksanakan
kepada
al-Ȗla, sabar itu terletak
Allah Swt. Baik ibadah yang
pada pukulan atau cobaan
bersifat wajib maupun sunah.
besar yang pertama kali
AR.
menimpanya.
ibadah
Fachruddin
juga
2) Ikhlas
mengingatkan kepada umatnya
agar
berhati-hati
Ikhlas adalah menjauhkan
dalam
diri dari sifat riya‟ dan
melaksanakan ibadah (mahdhah),
karena
pada
sum‟ah dalam mengerjakan
umumnya,
8
perintah Allah. Dalam salah
Allah, menjaga diri dari
satu
dakwahnya,
segala bentuk kemaksiatan,
Fachruddin
serta
materi
AR.
bertindak
dalam
mengungkapkan,
bahwa
rangka menegakkan agama
seluruh
warga
Islam, menjadi hal yang
utama dalam Islam.
Muhammadiyah atau calon
warga
ketika
hendak
dalam
harus
4)
Muhammadiyah
Hidup sederhana artinya
berjuang
tidak
Muhammadiyah,
terlebih
Hidup Sederhana
berlebihan,
dalam
dahulu
membelanjakan
memperbarui niat, yakni
hartanya
niat
memenuhi
ikhlas
mengharapkan
hanya
maupun
dalam
kebutuhannya.
AR.
keridhaan-
baik
Fachruddin
Nya.
mengingatkan umat Islam
3) Tawakal
untuk selalu menjaga diri
Tawakal
adalah
perilaku tabdzîr, berlebih-
menyerahkan
segala
lebihan,
dan
melampaui
keputusan segala perkara,
batas.
ikhtiar, usaha hanya kepada
sesungguhnya
yang
Allah
demikian itu
merupakan
Swt.
Fachruddin
bahwa
AR.
hendaknya
perbuatan
mengingatkan
seorang
Karena
syetan
dan
sangat dibenci oleh Allah
Muslim
Swt.
menyadari
bahwa Allah Swt adalah
5) Disiplin
Zat yang Maha kuasa dan
6) AR.
Fachruddin
dalam
bersama
aktivitas dakwahnya pernah
yang
menyampaikan suatu kisah
shalih, kapan pun dan di
tentang kedisiplinan para
mana pun. Oleh karenanya,
tokoh
berserah diri hanya pada
yang sedang melaksanakan
senantiasa
hamban-hambaNya
9
Muhammadiyah,
sidang pleno. Dalam sidang
Tetapi karena ulama itu
pleno itu, dikisahkan bahwa
tahu
jika hendak membangun
Fachruddin
kembali
umat
Muhammadiyah, ia tidak
Islam, maka hal terpenting
mau menjawab salamnya.
yang harus dilakukan umat
Berkat
Islam adalah bekerja keras
kesabarannya
serta disiplin dalam setiap
menjalin
aktivitas.
akhirnya setelah beberapa
kejayaan
b. Akhlak Terhadap Orang Lain
bahwa
AR.
orang
ketulusan
serta
dalam
Silaturrahîm,
lama, ulama itu pun mau
atau Masyarakat. Meliputi:
menjawab salam dari AR.
Silaturrahîm
Fachruddin, bahkan di lain
merupakan
kesempatan mereka berdua
bagian penting bagi setiap
sering berdialaog, dan pada
manusia dalam berIslam.
akhirnya
Hal ini tergambarkan dalam
memahami
kisah
tujuan Muhammadiyah.
1) Menjalin
Silaturrahîm
AR.
Fachruddin
ketika
masih
tugas
mengajar
di Palembang,
ulama
tersebut
maksud
dan
2) Saling Menghargai
Dalam
dakwah
Sumatera Selatan. Saat itu
AR.
Muhammadiyah
diilustrasikan
belum
Fachruddin,
kultural
telah
dalam
diterima sepenuhnya, salah
kisahnya bagaimana AR.
satunya adalah penolakan
Fachruddin
seorang
yang
menghormati sesama. Pada
mempunyai paham yang
saat itu, AR. Fachruddin
tidak
dengan
masih mengajar di Tanjung
Hampir
Raja,
ulama
sesuai
Muhammadiyah.
Palembang.
sangat
Suatu
setiap hari, setiap AR. akan
hari Ia diminta oleh sebuah
pergi
keluarga untuk memimpin
mengajar
selalu
melewati rumah ulama itu.
acara yasinan.
10
Padahal
pada saat itu Ia tidak tahu
segala persoalan melalui
cara bagaimana melakukan
musyawarah
Yasinan. Kemudian karena
kesepakatan bersama.
Ia
merasa
tidak
dan
4) Tolong Menolong
punya
alasan untuk menolak serta
Menolong
ingin menghargai undangan
tengah mengalami kesulitan
dari
merupakan
keluarga
tersebut,
orang
yang
kewajiban
akhirnya AR. Fachruddin
seorang Muslim terhadap
menyanggupi
saudaranya. Dalam materi
undangan
tersebut. Dengan beberapa
dakwah
perubahan, AR Fachruddin
Fachruddin
berhasil
dipaparkan
merubah
model
kultural
Yasinan yang lebih mudah
bahwa
diikuti
terutama
serta
dipahami
AR.
telah
dengan
jelas
seorang
Muslim,
yang
memiliki
kelebihan harta hendaknya
masyarakat.
memberikan
3) Demokratis
pertolongan
ini
telah
untuk
orang-orang yang
diilustrasikan
AR.
kurang
mampu.
Sikap
Karena,
Fachruddin dalam kisahnya
jika semuanya dibebankan
tentang
Ia
pada pemerintah saja maka
diangkat sebagai ketua PP
orang-orang dhu‟afa yang
Muhammadiyah
jumlahnya puluhan juta itu
menggantikan KH. Faqih
sulit
Usman
penderitaanya.
awal
mula
yang
telah
menjadi
dari
5) Toleransi
meninggal dunia. Setelah
tepilih
keluar
Dalam
ketua
dakwah
umum persyarikatan, AR.
AR.
Fachruddin
langsung
dipaparkan bentuk toleransi
bahwa
umat Islam melalui materi
mengingatkan
Fachruddin
kultural
dakwahnya.
dirinya akan memutuskan
11
telah
AR.
Fachruddin
dalam
mengingatkan
segenap bangsa Indonesia
Fachruddin, yaitu:
tertuma Umat Islam untuk
1. Nilai pendidikan akhlak terhadap
kedatangan
Allah, yaitu: Mentauhidkan Allah,
Sri Paus ke Indonesia. Sri
bersyukur atas segala nikmat-Nya,
Paus datang ke Indonesia
serta beribadah hanya hanya kepada
bertujuan untuk menemui
Allah Swt.
menghormati
2. Nilai pendidikan akhlak terhadap
umatnya, oleh karenanya,
umat Islam tidak perlu
manusia,
menghadiri acara tersebut-
terhadap diri sendiri meliputi; sabar,
terlebih
ikhlas
ketika
Katolik akan
Okumene.
umat
ini
dimaksudkan agar
dapat
a).
Akhlak
tawakal/berserah, hidup
disiplin
waktu
dan
bekerja; b). Akhlak terhadap orang
lain
atau
masyarakat,
meliputi:
Menjalin silaturraهîm antar sesama,
kekhusukan
mereka dalam beribadah.
saling
Juga dikhawatirkan muncul
tolong menolong, dan sikap toleransi
pihak ketiga yang berniat
antar umat beragama.
membuat
menghargai,
demokratis,
kekacauan,
Adapun prinsip-prinsip pendidikan
sehingga kerukunan umat
akhlak yang dapat ditemukan dalam
beragama dapat terganggu.
aktivitas dakwah kultural AR. Fachruddin
adalah sebagai berikut:
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Berdasarkan penelitian yang telah
pendidikan
meliputi:
sederhana,
melakukan
Hal
menjaga
dilakukan
dakwah kutural Abdurrazaq
mengenai
akhlak
dalam
Prinsip al-نikmah
nilai-nilai
Prinsip
metode
konteks
al-نikmah
ini,
memberikan
dalam
acuan
dakwah kultural Abdurrazaq Fachruddin,
prediktif yang menjadi dasar berpikir
maka dapat disimpulkan bahwa dapat
dan
ditemukan dua nilai pendidikan akhlak
pendidikan
bertindak
dalam
akhlak
mempertimbangkan
12
proses
yang
tingkat
kecerdasan,
2.
potensi
Adapun saran yang dapat berikan
serta
kecenderungan peserta didik.
penulis setelah melakukan penelitian ini
Prinsip al-Mau‟idzah al-نasanah
adalah;
1. Bagi pelaku dakwah
Pendidikan akhlak berdasarkan
Hendaknya selalu melakukan
al-نasanah
al-Mau‟idzah
prinsip
peningkatan kualitas dakwahnya. Hal
dilakukan dengan santun, menyentuh
perasaan
dengan
lembut,
ini dapat dilakukan dengan observasi
tanpa
atau
menjelek-jelekan dan membongkar
kesalahan
3.
kemudian
yang
mendapatkan
informasi baru terkait pelaksanaan
menggunakan
dakwah di banyak dimensi. Misalnya
targhîb/reward (anjuran) terlebih dahulu
dan
lapangan
memungkinkan
peserta didik terlebih
serta
dahulu
penelitian
di ranah dunia maya (internet), dan
tarhîb/punishment
(larangan).
dakwah dalam lingkungan penguasa
Prinsip al-Mujâdalah
atau elit politik.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Prinsip ini menekankan pada
Hendaknya agar hasil penelitian
upaya tukar pendapat dari dua belah
ini dapat dijadikan sebagai informasi
pihak secara sinergis, serta dialogis,
tanpa
adanya
suasana
atau acuan awal untuk penelitian yang
yang
sejenis.
mengharuskan lahirnya pertentangan
3. Bagi pendidik
Prinsip al-
di antara keduanya.
Hendaknya senantiasa berupaya
Mujâdalah dalam proses pendidikan
meningkatkan kemampuan mendidik
dilakukan untuk mencari kebenaran
yang
mengedepankan
dengan
kekuatan
perubahan sosio-budaya yang tengah
argumentasi logis, bukan kemenangan
bergulir.
emosi yang membawa bias, terutama
yang menyangkut
mempertimbangkan
prinsip serta
keyakinan peserta didik.
13
__________,
2007,
Kamus Besar
Bahasa Indonesia,
Jakarta:
Balai Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Aripudin,
Asy’ari,
Acep 2012, Dakwah Antar
Budaya, Bandung:
Remaja
Rosdakarya
Djatmika, Racmat, 1987. Sistem Etika
sosial, Surabaya: Pustaka Islam
Musa 2001. Filsafat Islam
Sunnah Nabi dalam Berpikir,
Yogyakarta: LESFI
El-Bantanie, Muhammad Syafi’ie 2010.
40 Amalan Ringan Penghapus
Dosa
Pendulang
Pahala,
Jakarta: Suluk
As, Asmaran 1992.
Pengantar Studi
Akhlak, Jakarta:
Rajawali
Press
Fachruddin, AR. 1996. Memelihara Ruh
Muhammadiyah, Yogyakarta:
Pustaka SM
Azmi, Muhammad. 2006. Pembinaan
Akhlak Anak Pra Usia Sekolah
Yogyakarta: Belukar
Bugin,
Baidan,
Chusnan,
___________. 1995. Mengenang Pak AR,
pada tahun, t.p
Burhan
2008,
Penelitian
Kualitatif:
komunikasi,
Ekonomi, Kebijakan Publik
dan Ilmu Sosial lainnya,
Jakarta: Kencana
__________. 1985. Muhammdiyah Abad
XV Hijriah, , t.p
___________.
t.p.
Muhammadiyah
Adalah Organisasi Dakwah
Islamiyah
Nashruddin,
2001,
Tafsir
Maudhu‟i: Solusi Qur‟ani atas
Masalah Sosial kontemporer,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
___________. 1990. Soal Jawab Entheng
Enthengan, t.p
___________. 1990. Pak AR. Menjawab,
tahun, t.p
Masyitoh 2012. Tasawuf
Muhammadiyah: Menyelami
Spiritual
Leadership
AR.
Fachruddin, Jakarta: Kubah
Ilmu
___________. 1995Pedoman
Muhammadiyah, t.p
Warga
___________. t.t Peringatan Maulid
Nabi Besar Muhammad Saw,
t.p
Daud Ali, Muhammad, 2010. Pendidikan
Agama
Islam,
Jakarta:
Rajawali Pres,
___________. t.t Pilihlah Pimpinan
Umat yang Tepat, t.p
Departemen Pendidikan Nasional, 2005.
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia,
Jakarta:
Balai
Pustaka
___________.
1995. Pikiran dan
Tindakan Pak AR, SM, edisi
no. 8
14
___________. 1990. Soal Jawab Yang
Ringan-Ringan. t.p
Koentjaraningrat, 1986. Sejarah Teori
Antropologi Jilid 1 UI Press,
Jakarta
___________. 1985. Tiga puluh Pedoman
Anggota Muhammadiyah, t.p
Latif,
Ghafiruddin,
Tinni
(ed),
1995.
Mengenang Pak AR, Ujung
pandang PWM Sul-Sel, t.p
Al-Ghazali.
2003.
Singapura:
PTE. LTD
Ihya Ulumuddin,
Pustaka Nasional
Madjid, Nurkholis, 2000. Islam, Doktrin
dan Peradaban
Jakarta:
Paramadina
Al-Ghazali, Abu Ahmad 1988. Akhlak
Seorang Muslim, Semarang:
Wicaksana
Hamka,
Mahfoed, Ki Ali 1975. Fisafat Dakwah
dan Penerapannya, Jakarta:
Bulan Bintang
1990.
Prinsip-Prinsip
Kebijaksanaan
Dakwah,
Jakarta: Pustaka Panjimas
Majlis Tabligh dan Dakwah Khusus PP
Muhammadiyah,
2009.
Putusan Rapat Kerja Nasional
Majlis Tabligh dan Dakwah
Khusus. Yogyakarta
___________. 1996. Tasawuf Modern,
Jakarta; Pustaka Panjimas
Hanbal,
Muhammad, 2012. Nila-Nilai
Pendidikan Akhlak dalam
Novel Cinta Suci Zahrana
Karya Habiburrahman El
Shirazy,
Skripsi,
tidak
diterbitkan
Imam Ahmad bin,
2000.
Zuhud, Jakarta: Darul Falah
Asfal,
2005.
Nilai-Nilai
Pendidikan Akhlak dalam
Syair Nasihat KH. R. Asnawi.
Skripsi, tidak diterbitkan
Muhyidin,
Asep
2002.
Metode
Pegembangan
Dakwah,
Bandung: Pustaka Setia
Al-Munawwir, Warson 1984. Kamus
Arab-Indonesia, Yogyakara:
Krapyak
Maula,
Hawa, Said, 200. Intisari Ihya Ulumu AdDin, Jakarta: Robbani Press
Hidayat, Syamsul 2012. Tafsir Dakwah
Muhammadiyah:
Respon
Terhadap Pluralitas Budaya,
Solo: Kafilah Publishing
Ilyas, Yunahar 2000. Kulyah Akhlak,
Yogykarta:
Lembaga
Pengkajian dan Pengamalan
Islam
Mursal HM, Taher 1975. Kamus Ilmu
Jiwa & Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Jum’ah Amin, Abdul Aziz, 1998. Fiqih
Dakwah, Solo: Intermedia
Nashir, Haedar (peny), 2010. Akhlak
Pimpinan
Muhammadiyah,
Yogyakarta:
Suara
Muhammadiyah
Khasanah, Siti Uswatun, 2007. Berdawah
dengan Debat: Antara Musim
dan Non-Muslim,Purwokerto:
STAIN Purwokerto Press
15
Nasir,
Muhammad,
Penelitian,
Utama
1998,
Jakarta:
Natsir,
Muhammad 2000,
Dakwah
Jakarta:
Dakwah
Model
Ghalia
Sukriyanto, AR. 2010, Kepemimpinan
Pak. AR, dalam kenangan,
Yogyakarta: ar-Rahmah
Fiqhud
Media
Suratmin,
Nurhadi, Imam, 2005. Dakwah Kultural
Sunan Kalijaga Perspektif
Pengembangan Masyarakat.
Skripsi, tidak diterbitkan
__________.
2000,
Perikehidupan,
Pengabdian, dan Pemikiran
AR
Fachruddin
Dalam
Muhammadiyah. Yogyakrta:
Pustaka SM
Paryanto, 2003. Aspek Moral dalam Novel
Para
Priyayi:
Analisis
Psikologi Sastra, Skripsi, tidak
diterbitkan
PP
Muhammadiyah, 2004. Dakwah
Kutural
Muhammadiyah,
Yogyakarta:
Suara
Muhammadiyah.
Riduan, 2009. Belajar Mudah untuk
Guru-Karyawan dan Peneliti
Pomula, Bandung: Alfabet
Sambas,
Muhammad Agus, 2008.
Pendidikan Akhlak dalam
Novel Ketika Cinta Bertasbih
Karya Habiburrahman El
Shirazy,
Skripsi,
tidak
diterbitkan
Wahid,
Abdurrahman 2006. Islamku,
Islam anda, dan Islam kita,
The Wahid Institute, Jakarta
http://urbandepan.blogspot.com/2012/05/a
khlak-sikap-menghargai-danmenghormati.html, diakses pada
13 juni 2013, pukul 21.50
Studi
LPID-
___________.
1996.
Studi Islam 2
Surakarta: PSIK-UMS
Solissa, Abdul Basir (ed). 1992. AlQur’an & Pembinaan Budaya:
Dialog dan Transformasi,
Yogyakarta: LESFI
Suisyanto,
Susanto,
http://ranggabachdar.blogspot.com/2012/0
5/akhlak-pergaulan-dalamislam.html, diakses pada 13 juni
2013, pukul 21.45
Sukriadi 2002. Pohon Ilmu
Dakwah, Makalah, KP-Hadid,
Fak, Dakwah UIN Gunung
Djati
Shabran dkk, Sudarno, 2009.
Islam 1, Surakarta:
UMS
2010. Pak AR, Muballigh
nDeso,
Yogyakarta:
arRahman
2006. Pengatar Filsafat
Dakwah, Yogyakara: Teras
16