NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AR-RAHIQ ALMAKHTUM KARYA SHAFIYYURRAHMAN AL-MUBARAKFURI - Raden Intan Repository

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AR-RAHIQ AL- MAKHTUM KARYA SHAFIYYURRAHMAN AL-MUBARAKFURI SKRIPSI

  Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

  

Oleh

Rodiana Fitriah NPM. 1411010388 Jurusan: Pendidikan Agama Islam FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H / 2018 M

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AR-RAHIQ AL- MAKHTUM KARYA SHAFIYYURRAHMAN AL-MUBARAKFURI

  

Oleh

Rodiana Fitriah

  NPM. 1411010388 Jurusan: Pendidikan Agama Islam Dosen Pembimbing I : Drs. H. Abdul Hamid, M.Ag

Dosen Pembimbing II : Drs. H. Badrul Kamil, M.Pd.I

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

  UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H / 2018 M SKRIPSI

  Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

  

ABSTRAK

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA KITAB AR-RAHIQ AL-MAKHTUM

KARYA SHAFIYYURRAHMAN AL- MUBARAKFURI

Oleh

  

Rodiana Fitriah

  Akhlak merupakan bagian yang paling penting dalam terciptanya suatu hubungan, baik antara manusia dengan Allah SWT dan antara manusia dengan manusia itu sendiri. Kesempurnaan Islam itu tergantung pada kemuliaan dan kebaikan akhlaknya. Ahklak yang baik tidak akan terwujud pada seseorang tanpa adanya pembinaan, pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan. Manusia memiliki sistem nilai untuk mengatur hal-hal yang baik ataupun buruk. Baik atau buruknya suatu perbuatan haruslah merujuk kepada al-

  Qur’an dan al-Hadits, karena pendidikan ahklak itu bersumber dari al-Quran dan al-Hadits. Dan mengamalkan segala perintah serta menjauhi segala larangan-Nya. Ada banyak cara dalam menyampaikan pendidikan ahklak, salah satunya adalah dengan mengkaji sejarah dan biografi kehidupan Rasulullah SAW karya Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri dalam Sirah Nabawiyahnya (ar-

  Rahīq al-Makhtūm-Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad SAW dari Kelahiran

Hingga Detik-detik Terakhir ) memiliki kandungan (makna) tentang pendidikan akhlak yang

  sangat dalam. Melihat latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam buku Sirah Nabawiyah karya Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri (ar-

  Rahīq alMakhtūm-Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad SAW dari Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir ).

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilainilai pendidikan ahklak apa saja yang terdapat dalam sirah tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, dimana penulis dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumenter, sementara untuk analisis data yang digunakan dalam skripsi ini penulis menggunakann analisis isi(content analysis). Hasil yang penulis peroleh dari penelitian ini adalah: Nilai-nilai Pendidikan ahklaq yang terkandung dalam sirah nabawiyah tersebut adalah: (1) nilai pendidikan ahklaq tehadap Allah (Beriman, dan ikhlas), (2) nilai pendidikan ahklaq terhadap sesama manusia (adil, sabar, dermawan, dan pemaaf), (3) nilai pendidikan ahklaq terhadap lingkungan (memelihara serta merawat semua ciptaan Allah SWT dengan baik, tidak merusak meski dalam keadaan genting).

  Kata kunci : Pemdidikan, Akhlak, Sirah Nabawiyah.

  

MOTTO

           

          

  Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

  neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

  1 diperintahkan.

   ( Q.S At-Tahriim: 6)

1 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-

  Qur’an Kemenag RI, Al-Qur’an Transliterasi

  

PERSEMBAHAN

  Teriring syukur alhamdulillah atas segala nikmat yang telah diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini, maka persembahan atas sebuah karya sebagai bentuk pengabdian kepada: 1.

  Kedua orang tua tercinta, Bapak Warta dan Ibu Jamiah yang do’anya selalu mengalir dan ridhonya yang selalu penulis harapkan. Terimakasih tiada terhingga atas dukungan dan segala kasih sayang yang diberikan kepada penulis. Semoga kita dikumpulkan bersama di surga-Nya.

  2. Kakak-kakakku tercinta, Zainal Abidin yang senantiasa mendukung penulis dan dengan tulus bekerja keras demi pendidikan penulis. Semoga tetes keringat kalian diganti dengan keberkahan hidup dari Allah SWT.

  3. Keluarga PAI H yang tiada hentinya memberikan semangat satu sama lain kekompakan yang amat terasa.

  4. Almamaterku tercinta, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

RIWAYAT HIDUP

  Rodiana Fitriah lahir di Bandar lampung, 4 februari 1996 di Kecamatan Labuhan Ratu yakni anak ke 8 dari pasangan Bapak Warta dan Ibu Jumiah dari sembilan bersaudara dan aku anak ke delapan, Marwiyah, Jahir, Jahidi, Zaini, Zainal, Munawaroh dan Sapturi. Penulis menyelesaikan pendidikan SDN 3 Labuhan Ratu(2002-2008, SMP

  20 B.Lampung (2008-2011), setelah itu melanjutkan Pendidikan di SMP 20 B.lampung melanjutkan jenjang pendidikan di Pondok Pesantren Darul Falah Sambil melanjutkan SMA dan melanjutkan kuliah di UIN Raden Intan Lampung jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

  Disamping menempuh pendidikah formal, ketika di Pesantren penulis juga aktif di organisasi Qosidah SCADILANTA.

KATA PENGANTAR

  

   

  Puji syukur hanyalah milik Allah SWT yang melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita sebagai hamba-Nya. Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah SAW sebagai kekasih-Nya dan teladan untuk seluruh umat manusia.

  Skripsi ini disusun sebagai salah satu prasyarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di UIN Raden Intan Lampung. Atas bantuan dan ketulusan hati dari semua pihak maka skripsi yang berjudul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA

  

KITAB AR-RAHIQAL-MAKHTUM KARYA SHAFIYYURRAHMAN AL-

MUBARAKFURI , ini dapat terwujud. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima

  kasih kepada yang terhormat: 1.

  Bapak Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

  2. Bapak Dr. Imam Syafe’i, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan kemudahan dan arahan selama masa study di UIN Raden Intan Lampung.

3. Bapak Drs. Abdul Hamid, M.Ag sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. H.

  Badrul Kamil, M,Pd.I sebagai pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan kesabaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung.

  5. Bapak dan Ibu Staff jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada penulis dan memudahkan segala proses pendidikan penulis dari awal semester sampai akhir semester ini.

  6. Teman-teman Pendidikan Agama Islam angkatan 2014, terkhusus untuk teman- teman kelas PAI H yang mengawali hari-hari dikampus dengan penuh kebersamaan dan semangat serta dengan kebersamaannya penulis senantiasa termotivasi untuk semangat berjuang dan meningkatkan kualitas diri menuju yang lebih baik lagi.

  7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang dengan ketulusan hati telah membantu baik berupa moral maupun material kepada penulis. Semoga atas kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis mendapatkan keberkahan hidup dan balasan yang terbaik dari Allah SWT. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Meskipun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca demi kemajuan pendidikan.

  Aamiin.

  Bandar Lampung, 18 April 2018 Penulis

  Rodiana Fitriah

  

DAFTAR ISI

HALAMAN HALAMAN JUDUL i

  

ABSTRAK .................................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 9 C. Rumusan Masalah .............................................................................. 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 9 E. Metode Penelitian..............................................................................10 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nilai Pendidikan Akhlak……………………………….15 1. Pengertian Nilai ......................................................................... 16 2. Pengertian Pendidikan Akhlak .................................................. 19 B. Ruang lingkup Akhlak ...................................................................... 22 1. Akhlak Kepada Allah ................................................................ 23 2. Akhlak Kepada Orang Tua ........................................................ 26 3. Akhlak Kepada Lingkungan ...................................................... 29 C. Dasar-Dasar Akhlak ........................................................................ 30 1. Pengertian Al-Quran.................................................................. 30 2. Pengertian Sunnah dan Hadits ................................................... 32 D. Tujuan Pendidikan Akhlak ............................................................... 34 1. Tujuan Umum............................................................................ 34 2. Tujuan Khusus ........................................................................... 35 BAB III BIOGRAFI DAN BUKU SIRAH NABAWIYAH A. Biografi Syeikh Safiyyurrahman Al-Mubarakhfuri ......................... 37 B. Kedudukan Kitab Ar-Rahiq Al-Makhtum ........................................ 42

  BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pemikiran Syeikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri ...................... 49 B. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak ......................................................... 50 1. Nilai-nilai Pendidikan Akhlaq Terhadap Allah .......................... 54 2. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Terhadap Diri Sendiri ............... 55 3. Nilai-nilai Pendidikan Akhlaq Terhadap Lingkungan ............... 56 4. Pengertian Akhlak Mahmudah ( Terpuju ) ................................ 74 5. Pengertian Akhlak Mazmumah ( Tercela ) ................................ 77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 81 B. Saran ................................................................................................... 81 C. Kata Penutup ...................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan bagian yang paling penting dalam terciptanya suatu

  hubungan, baik antara manusia dengan Allah SWT dan antara manusia dengan manusia itu sendiri. Akhlak mulia tidaklah terlahir dari keturunan maupun terjadi secara tiba-tiba. Tetapi, dalam menumbuhkan akhlak yang mulia itu membutuhkan proses yang lama dan panjang yaitu melalui pendidikan akhlak.

  Menurut Ibnu Maskawaih akhlak didefinisikan sebagai: Keadaan jiwa seseorang “

  yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui

  1 pertimbangan pikiran Maksud dari kalimat tanpa melalui pertimbangan pikiran

  .” ini bukan berarti bahwa perbuatan tersebut dilakukan dengan tidak sengaja, tetapi perbuatan yang dilakukan itu benar-benar merupakan kemauan yang kuat tentang suatu perbuatan, yang kegiatan itu sudah dilakukan secara terus menerus sehingga sudah menjadi kebiasaan atau adat untuk melakukannya.

  Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan masalah pendidikan ini sama sekali tidak dapat di pisahkan dalam kehidupan, keluarga maupun dalam kehidupan masyarakat. Dimana salah satu tujuan pendidikan akhlak dan adapun merumuskan pendidikan akhlak, Ibnu Maskawaih menyebutkan bahwa pendidikan akhlak 1 merupakan usaha dalam mewujudkan sikap batin yang mampu mendorong

  2 secara spontan lahirnya perbuatan perbuatan baik dari seseorang.

  Kehadiran agama Islam sebagai agama ra semua

  ḥmah al-‘ālamīn meliputi

  aspek kehidupan manusia yang memiliki sistem nilai untuk mengatur hal-hal yang baik. Sebagai ukuran perbuatan baik ataupun buruk tentunya harus (Hadits), dan merujuk kepada ketentuan Allah SWT (Qur‟an) dan Rasul-Nya mengamalkan segala perintah serta menjauhi segala laranganNya (akhlak Islami). Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Islam telah mengabarkan bahwa salah satu tujuan Beliau SAW diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia .

  SabdaNabiSAW: “Sesungguhnya aku diutus tidak lain hanyalah untuk

  3

  menyempurnakan akhlak BeliauSAW merupakan teladan bagi yang mulia .” umat manusia sekaligus sebagai manusia terbaik yang pernah ada di bumi. Keluasan suri tauladan RasulullahSAW mencakup semua aspek kehidupan. Dijelaskan dalam al-

  Qur‟an bahwa: “ Sesungguhnya telah ada pada (diri)

  4 Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu Melalui .” (QS. al-Ahzab: 21).

  sistem pendidikan Nabi Muhammad SAW dunia menjadi semakin cerah karena banyaknya para tokoh Islam yang dilahirkan di bumi ini untuk menyebarluaskan agama Islam sampai seluruh penjuru dunia seperti para 2 Ahmad Tafsir, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), cet. II, hlm.10. 3 Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Akhlakul Karimah, alih bahasa Abu Musa al-Atsari, (t.k., t.p., 2008), hlm. 5. 4

  sahabat yang menjadi sosok-sosok manusia yang memiliki izzah di hadapan umat lain dan akhlak mulia dihadapan Allah SWT, para ulama, dan para wali Allah yang sangat mulia. Dalam membangun sebuah sistem peradaban yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai Islam berdasarkan kepada ketentuan Allah SWT dan RasulNya, maka pendidikan akhlak merupakan poros atau suatu faktor penting dalam pendidikan membina suatu bangsa, dimisalkan kehidupan ini adalah rumah tangga yang terdiri atas orang tua dan anak. Dalam rumah tangga yang merupakan miniatur masyarakat, apabila suatu keluarga tidak dibangun dengan landasan akhlak yang baik maka keluarga tersebut tidak akan dapat hidup bahagia, nyaman, aman, dan sejahtera meskipun keluarga itu sangat kaya raya. Sebaliknya terkadang suatu keluarga yang serba kekurangan dalam masalah perekonomiannya, dapat bahagia karena berkat pembinaan akhlak yang baik dari keluarganya. Pendidikan akhlak dalam keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua terhadap anak-anaknya, dan perlakuan orang tua terhadap orang lain di dalam lingkungan keluarga dan

  5 masyarakat akan menjadi teladan bagi anak-anaknya pula.

  Sistem pendidikan di Indonesia pada umumnya mengadopsi system pendidikan barat, dimana orang-orang mengatakannya dengan pendidikan moderen tetapi pada prinsipnya pendidikan moderen yang berasal dari barat itu lebih bertujuan untuk tercapainya tujuan material yang berkembang menjadi 5 Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1995), rasa cinta terhadap pekerjaan, dan mengesampingkan nilai-nilai dan norma- norma kemasyarakatan.

  Dalam bukunya at-

  Tarbiyah ka adāt li al-Isti’māri ats-Tsaqafī salah

  seorang ahli dari barat mengatakan:“Potensi yang telah dikembangkan untuk usaha modernisasi pendidikan di negara-negara dunia tidak menutup kemungkinan untuk berubah menjadi kekuatan yang condong kepada ind ustrialisasi dan kapitalisasi. ”Kehidupan remaja sekarang ini berbarengan dengan terjadinya pergeseran nilai di tengah-tengah masyarakat sebagai dampak globalisasi dan era informasi, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak sekali hal-hal negatif yang secara sadar maupun tidak sadar ikut mempengaruhi pola hidup masyarakat. Dari tayangan berupa kelicikan, kekerasan, pornografi, dan sebagainya menjadi sebab perilaku masyarakat yang menyimpang dari ajaran agama (al-

  Qur‟an dan as-Sunnah). Hal ini dapat diketahui dari berbagai peristiwa yang terjadi, yang menunjukkan penyimpangan terhadap nilai-nilai yang terdapat di dalam alQur‟an. Kemudian minimnya pengetahuan masyarakat terhadap kisah teladan Nabi Muhammad SAW yang termaktub dalam al- Qur‟an.

  Banyak anak-anak bangsa yang kurang mengenal Nabinya (sebagai teladan), sebagian besar dari mereka lebih memilih sosok lain sebagai idola seperti artis, tokoh-tokoh pahlawan fantasi, sinetron, dan lain sebagainya, padahal belum tentu orangorang yang diidolakan tersebut akan memberikan dan menjadi sangat digemari para anak-anak bangsa dari televisi, sampai kepada situs jejaring sosial yang tiap harinya semakin marak dan menghawatirkan bagi generasi muslim.

  Kemerosotan akhlak sering kali tidak hanya terjadi pada kalangan muda, tetapi terjadi juga di kalangan orang dewasa.

  6 Kemerosotan akhlak pada anak-

  anak dapat dilihat dengan banyaknya anak atau siswa yang sampai sekarang masih saja melakukan hal-hal yang tidak wajar seperti kekerasan antar pelajar, tawuran,mabuk-mabukkan, berjudi, durhaka kepada orang tua, berzina, dan bahkan sampai membunuh itu dampak dari gaya hidup bebas (free life

  style

  ).Beberapa bentuk dekadensi moral di sekitar kita seperti: 1. Menonton film-film sadis dan porno.

  Diantara factor-faktor yang menyebabkan kenakalan anak-anak dan mendorong mereka untuk melakukan perbuatan jahat dan dosa, adalah film-film dengan tema criminal yang mereka tonton di gedung-gedung bioskop, televise dan majalah, buku-buku cerita cabul yang mereka baca.

  Semua itu dapat mendorong anak untuk menyimpang dan melakukan tindakan kejahatan, semua itu dapat merusak akhlak para anak.

  Sudah bisa di pastikan, ketika anak menginjak usia baligh, gambar- gambar dan tontonan tersebut akan melekan dalama benak dan khayalannya. Dan sudah menjadi sebuah kesepakatan, bahwa iklim yang sudah rusak seperti ini dapat memberikan pengaruh yang besar ke dalam 6 jiwa anak-anak, sehingga nasihat-nasihat dan petunjuk-petunjuk para orang tua, pendidik, dan guru tidak akan lagi bermanfaaat bagi mereka.

  Islam telah menggariskan bagaimana seharusnya para orang tua, pendidik dan orang-orang bertanggung jawab yaitu prinsip-prinsip pendidikan yang konsisten untuk mengarahkan dan mendidik anak-anak serta melaksanakan kewajiban-kewajiban dan hak-hak mereka. Gerakan moral Jangan Bugil di Depan Kamera (JBDK) juga mencatat adanya peningkatan secara signifikan peredaran video porno yang dibuat oleh anak- anak dan remaja Indonesia. Jika pada tahun 2007 tercatat “hanya” 500 jenis video porno asli produksi dalam negeri, maka pada tahun 2010

  7 jumlah tersebut melonjak menjadi 800 jenis.

  2. Tawuran.

  Tawuran pelajar seolah sudah menjadi bagian yang melekat pada perilaku pelajar. Data dari komnas anak memperlihatkan, jumlah tawuran pelajar cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun, baik kuantitas maupun kualitasnya.

  3. Geng Motor Perilaku anggota geng ini semakin brutal.Lembaga pengawas kepolisian Indonesia (Indonesia Police Watch - IPW) mencatat adanya 7 tiga perilaku buruk geng motor ini, yaitu balapan liar, pengeroyokan dan

  Abdullah Nasihih „Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Depok: Fathan Prima Media, judi berbentuk taruhan. Hal ini akan semakin memperparah kondisi masyarakat berupa dekadensi moral. Padahal kekuatan bangsa itu sangat

  8

  dipengaruhi oleh kekuatan moral atau akhlak anak bangsanya. Sejarawan Arnold Toynbe, dalam risetnya telah berhasil membuktikan sebuah kebenaran. Ia pernah meneliti lebih dari 21 peradaban yang hebat di dunia. Ternyata, diketahui 19 dari 21 peradaban itu musnah (runtuh). Ia runtuh bukan karena penaklukan dari luar (not byconquest from without), melainkan melalui kerusakan moral dari dalam (by moral decay from

  within ). Maka dari itu, untuk memurnikan kembali kondisi yang sudah

  tidak sesuai dengan ajaran Islam, satu-satunya upaya yang dapat dilakukan adalah dengan kembali kepada nilai-nilai yang terkandung di dalam al-

  Qur‟an dan sunnah Nabi SAW yaitu berupa pendidikan akhlak yang baik berdasarkan ketentuan Allah SWT dan Nabi SAW serta

  9

  menanamkan nilai-nilai tersebut secara intensif. Banyak sekali rujukan untuk dijadikan pedoman bagi umat muslim dalam rangka pembelajaran, pembentukan, serta pembinaan akhlak yang mulia selain al-

  Qur‟an dan hadits Nabi SAW karya-karya para ulama muslim merupakan sumber yang dapat dijadikan rujukan mengingat ulama dalam karyanya menukil nash-nash yang terdapat dalam al-

  Qur‟an dan hadits Nabi SAW seperti 8 buku atau kitab sejarah karya-karya yang di dalamnya memuat kisah- 9 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.75

  kisah biografi dan kehidupan Nabi Muhammad SAW penulis melihat bahwa dalam sejarah dan biografi kehidupan Rasulullah SAW khususnya dalam karya Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri dalam Sirah Nabawiyahnya (ar-

  Rahīq al-Makhtūm-Perjalanan Hidup Rasul yang

Agung Muhammad SAW dari Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir )

  yang merupakan salah satu buku yang istimewa dari sisi pengupasan sejarah, manhajnya, serta buku tersebut telah mendapat sertifikasi Internasional sebagai buku Sirah Nabi terbaik di dunia. Dalam Sirah Nabawiyah tersebut memiliki kandungan (makna) tentang pendidikan akhlak yang sangat dalam. Diantara kandungan yang terdapat di dalamnya adalah ajaran bahwa umat manusia agar senantiasa menjunjung kehormatan kaum muslimin, dan memperkuat hubungan kaum muslimin, penyantun, sabar pada saat tertimpa musibah, pemaaf disaat mampu membalas, dermawan, memiliki keberanian, dan lain sebagainya.

  Maka dari itu Sirah Nabawiyah karya Shafiyyurrahman al- Mubarakfuri sangat penting dan perlu digali lebih dalam untuk dijadikan rujukan dan pedoman bagi umat muslim dalam rangka pembelajaran, pembentukan, serta pembinaan akhlak yang mulia. Berdasarkan pernyataan di atas penulis tertarik untuk menggali, membahas, dan mendalami lebih jauh tentang karya tersebut sebagai penulisan skripsi. Khususnya pada nilai-nilai pendidikan akhlak yang dikandung dalam

B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

  1. Banyaknya kemerosotan akhlak pada peserta didik yang tercermin dari kejadian seperti tawuran, geng motor dan sebagainya yang menurunkan suatu akhlak.

2. Minimnya media pendidikan yang bisa di jadikan sebagai alat pembelajaran alternative trerhadap nilai-nilai pendidikan akhlak.

C. Batasan Masalah 1.

  Penelitian ini hanya membahas tentang nilai pendidikan yang ada pada kitab Ar-Rahiq Al- Makhtum yang lain hanya sebagai referensi tambahan.

2. Penelitian ini hanya membahas tentang nilai-nilai akhlak yang bersifat kenabian.

D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengambil rumusan masalahnya yaitu: Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam Kitab Ar-Rahiq Al-Makhtum karya Shafiyyurrahman alMubarakfuri? E.

   Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Penelitian yang penulis lakukan ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Sirah Nabawiyah karya Shafiyyurrahman al- Mubarakfuri. Selain itu penulis berharap, bahwa penelitian yang dilakukan

  1. Memperkaya khasanah kepustakaan dalam bidang pendidikan akhlak.

  2. Meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya pendidikan akhlak.

  3. Supaya masyarakat umum, khususnya generasi muda memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi SAW.

  4. Memberikan sumbangsih karya ilmiah yang bermanfaat untuk dipersembahkan kepada para pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri.

F. Metode Penelitian

  Untuk dapat memahami serta memudahkan pembahasan masalah yang telah di rumuskan untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka perlu adanya metode penelitian yang cocok dan sesuai untuk menyimpulkan dan mengolah data yang di kumpulkan. Agar penelitian ini dapat berjalan dengan lancardan mendapatkan data-data yang lengkap dan tepat, maka di perlukan metode- metode sebagai berikut:

  Adapun metode yang di terapkan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1.

   Jenis Penelitian

  Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reseach), yaitu suatu usaha untuk memperoleh data dengan menggunakan sumber kepustakaan (buku-buku sebagai produk ulama). Dalam arti lain, meneliti buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini. Dengan demikian data yang diperoleh dari hasil literer dideskripsikan apa adanya

  2. Sumber Data

  Karena penulis menggunakan metode library research maka diambil data dari berbagai sumber berikut: a.

  Sumber data primer; yaitu data yang diperoleh dari data-data sumber primer yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut.

  Dalam hal ini sumber utamanya penulis menggunakan buku ar-

  Rahīq al- Makhtūm-Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad SAW dari Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir, sebuah karya Syaikh

  Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri yang telah di alih bahasakan denganbahasa Indonesia oleh Hanif Yahya.

  b.

  Sumber data sekunder; yaitu yang data yang diperoleh dari sumber yang bukan sumber utama. Disini penulis buku-buku atau karya ilmiah yang isinya dapat melengkapi sumber data primer. Diantaranya seperti buku Abdullah Nashih Ulwan, Hamdani Bakran Adz-dzakiey, Aqidah Akhlak.

  3. Metode Pengumpulan Data Dan Analisis Data a.

  Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu untuk mencari dan mengumpulkan data melalui penulusuran dan penelaahan terhadap sumber-sumber data yang telah disebutkan di atas, baik data primer maupun data sekunder (buku-buku, majalah, internet dan lain sebagainya).

  b.

  Metode Analisis Data Setelah data-data terkumpul kemudian penulis analisis. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif dan metode analisis isi yaitu: 1.

  Metode Deskriptif Metode Deskriptif merupakan pemaparan gambaranmengenai hal yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.

  Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan Sirah Nabawiyah karya Shafiyyurrahman al-Mubarakfury.

2. Metode Content Analysis

  Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis).Content analysismerupakan teknik penelitian yang ditujukan untuk membuat kesimpulan dengan cara mengidentifikasi isi pesan pada suatu buku. Dalam menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam Sirah Nabawiyah karya Shafiyyurrahman al-Mubarakfury ini penulis melalui beberapa langkah yaitu: a.

  Mempersiapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan Dalam tahap ini penulis mempersiapkan pulpen dan pensil, buku catatan/tulis atau kertas, dan komputer/notebook. Penulis lebih pensil dan kertas karena menurut penulis hal ini lebih baik, yaitu dengan cara langsung menuliskan catatan dengan membuat file-file sesuai dengan kebutuhan penulis.

  b.

  Menyiapkan catatan terkait sumber utama yang digunakan, dalam hal ini adalah Sirah Nabawiyah karya Shafiyyurrahman al-Mubarakfury dan sumber-sumber pendukung Penulis gunakan sebagai sumber utamanya adalah Sirah Nabawiyah karya Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, dan beberapa sumber pendukung yang telah disebutkan di atas bagian sumber data, selain itu penulis menggunakan jasa internet dan website. Untuk data-data yang ada di buku dan internet penulis langsung mencatatnya di aplikasi kerja word documentdi notebook, sehingga pencatatan dengan kartu, kertas atau buku catatan sedikit bahkan penulis hanya menggunakan notebook sebagai tempat penyimpanan catatan catatan data tersebut.

  c.

  Mengatur waktu Penulis menyadari dalam waktu untuk melakukan penelitian ini penulis tidak memiliki waktu yang penuh, tidak bebas dari masalah-masalah pribadi dan keluarga, dan tugas selain penulisan skripsi yang juga memerlukan waktu intens, sehingga penulis menyusun skripsi ini dengan menggunakan selasela kegiatan rutin.dan juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami bait demi bait dalam sumber data.

  d.

  Membaca dan mencatat bahan penelitian.Jadi metode ini sangat penting sekali untuk mengetahui isiatau nilai-nilai yang terkandung dalam Sirah Nabawiyah karya Shafiyyurrahman alMubarakfury. Dalam tahap ini penulis pertama-tama membaca bagian pengantar, daftar isi, dan pendahuluan buku untuk mendapatkan kesan utama, tujuan serta argumen awal pengarang. Setelah itu penulis juga melakukan pembacaan seluruh isi buku untuk mendapatkan butir-butir pokok.

BAB II Nilai-Nilai Pendiddikan Akhlak A. Pengertian Nilai Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Nilai Nilai dapat di artikan sebagai harga, ukuran, angka, yang mewakili prestasi.

  Sifat-sifat penting yang berguna bagi manusia dalam menjalani hidupnya maksudnya kualitas yang memeng membangkitkan respon penghargaan nilai tersebut bersifat praktis dan fektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara obyektif di dalam masyarakat.

  Menurut sidi Ghazalba yang di kutip Chabib Thoha Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirit, melainkan penghayatan yang di kehendaki dan tidak di kehendaki. Sedangkan menurut Chabib toha nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu ( sistem kepercayaan ) yang telah berhubungan dengan subyek yang member arti ( manusia yang meyakini ). Jadi nilai adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai acuan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

  Banyak para ilmuan yang mendefinisikan pengertian nilai dengan konsep yang berbeda-beda seperti di nyatakan Kurt Baier, seorang sosiolog menafsirkan nilai dari sudut pandangnya sendiri tentang keinginan, kebutuhan, kesenangan, sesorang sampai pada sanksi dan tekanan dari masyarakat.seoranf psikolog menafsirkan nilai sebagai salah satu. kecendrungan perilaku yang berawal dari gejala-gejala psikologis seperti hasrat, motif, sikaf kebutuhan dan keyakinan yang dimilikisecara individual sampai pada wujud tingkah lakunya yang unik. Berbeda pula dengan seorang ekonom yangmelihat nilai sebagai “harga” suatu produk dan pelayanan yang dapat di andalkan untuk kesejahteraan manusia. Nilai jua melekat pada semua tindakan manusia dalam berbagai bidang kehidupannya.

  Sehingga nilai merupakan suatu bentuk penghargaan serta keadaan yang bermanfaat bagi manusia sebagai penentu dan acuan dalam melakukan suatu tindakan. Yang mana dengan adanya nilai maka seseorang dapat menentukan bagaimana ia harus bertingkah laku agar tingkah lakunya tersebut tidak

  • – menyimpang dari norma yang berlaku, karena di dalam nilai terdapat norma norma yang dijadikan suatu batasan tingkah laku seseorang.

  Karena itu, untuk kebutuhan pengertian nilai yang lebih sederhana namun mencukup keseluruhan aspek yang terkandung dalam empat definisi di atas, kita dapat menaril suatu definisi yang baru yaitu: Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan.

a. Macam-macam Nilai

  Substansi Nilai merupakan suatu hal yang komplek dan beragam.Nilai berdasarkan sumbernya dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu: 1)

  Nilai Illahiyah (nash) yaitu nilai yang lahir dari keyakinan(belief), berupa

  Rasul yang berbentuk iman, takwa, iman adil, yang diabadikan dalam Al Quran. Nilai ini merupakan nilai yang pertama dan paling utama bagi para penganutnya dan akhirnya nilai tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, nilai ini bersifat statis dan kebenarannya mutlak. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah:

            “Kitab (al Quran) ini tidak ada keraguan, padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. (Q.S. Al-Baqarah: 2)

  2) Nilai Insaniyah (produk budaya yakni nilai yang lahir dari kebudayaan masyarakat baik secara individu maupun kelompok). Nilai ini tumbuh atas kesepakatan manusia serta berkembang dan hidup dari peradaban manusia.

  Nilai insani ini kemudian melembaga menjadi tradisi-tradisi yang diwariskan turun-temurun mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya. Disini peran manusia dalam melakukan kehidupan di dunia ini berperan untuk melakukan perubahan kearah nilai yang lebih baik, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 53:

                     

  Artinya

  “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Anfal: 53).

  Kemudian dalam analis teori nilai dibedakan menjadi dua jenis nilai pendidikan yaitu: 1)

  Nilai instrumental yaitu nilai yang dianggap baik karena bernilai untuk sesuatu yang lain.

  2) Nilai intrinsik ialah nilai yang dianggap baik, tidak untuk sesuatu yang lain melainkan di dalam dan dirinya sendiri.

  3) Nilai instrumental dapat juga dikategorikan sebagai nilai yang bersifat relatif dan subjektif, dan nilai intrinsik keduanya lebih tinggi daripada nilai instrumental.

  Sedangkan nilai dilihat dari segi sifat nilai itu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu: 1)

  Nilai subjektif adalah nilai yang merupakan reaksi subjek dan objek. Hal ini sangat tergantung kepada massing-masing pengalaman subjek tersebut.

  2) Nilai subjektif rasional (logis) yakni nilai-nilai yang merupakan esensi dari objek secara logis yang dapat diketahui melalui akal sehat, seperti nilai kemerdekaan, nilai kesehatan, nilai keselamatan, badan dan jiwa, nilai perdamaian dan sebagainya.

  3) Nilai yang bersifat objektif metafisik yaitu nilai yang ternyata mampu menyusun kenyataan objektif seperti nilai-nilai agama.

  Paparan diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing nilai mempunyai keterkaitan dengan nilai yang satu dengan lainnya, misalkan nilai ilahiah mempunyai relasi dengan nilai insani, nilai ilahi (hidup etis religius) mempunyai kedudukan vertikal lebih tinggi daripada nilai hidup lainnya. Di samping secara hierarki lebih tinggi, nilai keagamaan mempunyai konsekuensi pada nilai lainnya dan sebaliknya nilai lainnya mempunyai nilai konsultasi pada nilai etis religious.

2. Pendidikan Akhlak

  Pengertian pendidikan akhlak dapat dilihat dari dua segi, segi bahasa dan segi istilah. Jika dilihat dari segi bahasa, pendidikan akhlak berasal dari kata pendidikan dan kata akhlak, pendidikan sendiri memiliki banyak arti, di antaranya pendidikan menurut kamus istilah pendidikan dan umum menyatakan bahwa pendidikan adalah perbuatan (cara) mendidik membawa manusia ke arahkedewasaan.

1 Secara etimologis (lughatan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah

  bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

1 M. Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, (Usaha Nasional, Surabaya, 1978),

2 Sinonim kata akhlak adalah budi pekerti, tata krama, sopan santun, tabi‟a.

  moral dan etika. Adapun pengertian akhlak menurut istilah adalah bermacam- macam di antaranya: Menurut Imam Al-Ghazali akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorag yang menimbulkan berbagai macam perbuatan dengan gampang dan

  3

  mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Menurut Ahmad Amin dalam bukunya “Al-Akhlak” merumuskan pengertian Akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya di lakukan oleh sebagian manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus di tuju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk menunjukan apa yang di perbuat”.

  M enurut Ibnu Maskawaih dalam bukunya “Tahdzibul Akhlaq Wa Tathirul

  A‟raq” memberikan pengertian akhlak sebagai berikut: a.

  Ilmu Akhlak adalah ilmu yang memberikan batasan baik dan buruk, antara yang terpuji dan yang tercela, baik berupa perkataan maupun perbuatan manusia untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan ahir batin.

  b.

  Ilmu Akhlak adalah Ilmu Pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk dan mengatur pergaulan umat manusia, guna mencapai tujuan hidup yang serasi dalam pergaulan sesama manusia. Dapat 2 kita ketahui juga bahwasannya pendidikan akhlak juga dapat mengenai

  Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, Cet. Ke II Maret 2002), h. 1. 3 dasar-dasar akhlak dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa analisa sampai ia menjadi seorang mukallaf, seseorang yang telah siap mengarungi lautan kehidupan. Ia tumbuh dan berkembang dengan berpijak pada landasan iman kepada Allah dan terdidik untuk selalu kuat, ingat bersandar, meminta pertolongan dan berserah diri kepada-Nya, maka ia akan memiliki potensi dan respon yang instingtif di dalam menerima setiap keutamaan dan kemuliaan.

  Di samping terbiasa melakukan akhlak mulia atau suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan disengaja untuk memberikan bimbingan, baik jasmani maupun rohani, melalui penanaman nilai-nilai Islam, latihan moral, fisik serta menghasilkan perubahan ke arah positif, yang nantinya dapat diaktualisasikan dalam kehidupan, dengan kebiasaan bertingkah laku, berpikir dan berbudi pekerti yang luhur menuju terbentuknya manusia yang berakhlak mulia, di mana dapat menghasilkan perbuatan atau pengalaman dengan mudah tanpa harus direnungkan dan disengaja atau tanpa adanya pertimbangan dan pemikiran, yakni bukan karena adanya tekanan, paksaan dari orang lain atau bahkan pengaruh-pengaruh yang indah dan perbuatan itu harus konstan (stabil) dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sering

  4 sehingga dapat menjadi kebiasaan.

  4

b. Ruang Lingkup Akhlak

  Ruang lingkup ilmu akhlak adalah pembahasan tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkan apakah perbuatan itu tergolong buruk. Ilmu akhlak dapat pula di sebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal tingkah laku manusia, obyek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Jika kita katakana baik atau buruk, maka ukiran yang harus digunaka adalah ukuran normative.

  Pokok-pokok masalah yang di bahas dalam ilmu akhlak pada intinya adalah perbuatan manusia yang baik maupun yang buruk sebagai individu maupun social. Tapi sebagian orang juga menyebutkan ilmu akhlak adalah tingkah laku manusia, namun perlu di tegskan bahwa yang dijadikan obyek kajian ilmu akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas kehendak da kemauan, sebenarnya mendarah daging dan telah dilakukan secara continue atau terus menerus sehingga mentradisi dalam kehidupannya.

  Banyak contoh perbuatan yang termasuk perbuatan akhlak dan banyak pula contoh perbuatan yang tidak termasuk perbuatan akhlak. Seorangyang membangun masjid, gedung sekolah, rumah sakit, jalan raya, dan pos keamanan

  

5

  termasuk perbuatan akhlak yang baik, karena itu berdasarkan kemauan manusia itu sendiri yang telah di persiapka sebelumny. Tetapi jika seseorang yang 5 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), memicingkan mata dengan tiba-tiba pada waktu benda berpindah dari gelap ke terang, atau menarik tangan pada waktu tersengat api ataubinatang buas, bernapas, hati yang berubah-ubah, orang yang menjadi ibu-bapak kita, tempat tinggal kita, kebangsaaan kita, warnakulit kita dan tumpah darah kita itu tidak termasuk pebuatan akhlak karna semua itu di luar perencanaan, kehendak atau pilihan kita.

  Jadi sekarang kita bisa memahami yang di maksud ilmu akhlak adalah ilmu yang mengkaji suatu perbuatan yangdilakukan oleh manusia yang dalam keadaan sadar, kemauan sendiri, tidak terpaksa da sungguh-sungguh atau sebenarnya bukan perbuatan yang pur-pura.perbuatan-perbuatan demikian selanjutnya di beri nilai baik atau buruk.

  Muhammad Daud Ali menyatakan bahwa dalam garis besarnya akhlak terbagi dalam dua bagian, pertamaadalah akhlak terhadap Allah/Khaliq (pencipta) dan kedua adalah akhlak terhadap makhluknya (semua ciptaan Allah). Dan ruang lingkup pendidikan akhlak, di antaranya adalah : a.