PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Kontekstua.

1

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang M asalah

Pengelolaan pembelajaran mat emat ika it u pent ing, Karena pada
dasarnya t ercapai at au t idaknya t ujuan pembelajaran mat emat ika sangat
dipengaruhi oleh guru mat emat ika dalam

mengelola proses belajar

mengajar mat emat ika di dalam kelas. Sesuai dengan pendapat Terry (Sobri ,
2009: 1) bahwa Pengelolaan merupakan suat u

usaha unt uk mencapai

t ujuan yang t elah dit ent ukan. Agar t ujuan pembelajaran mat emat ika dapat
t ercapai dengan opt imal diperlukan adanya pengelolaan pembelajaran.

Guru Mat emat ika dit unt ut unt uk mampu mengelola kelasnya sepert i:
penggunaan met oda yang t epat , penyediaan sarana belajar yang cukup dan
mampu mencipt akan suasana yang kondusif saat pembelajaran berlangsung.
Guru yang kompet en akan lebih mampu mencipt akan lingkungan belajar
yang efekt if dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga hasil
belajar mat emat ika berada pada t ingkat yang maksimal.
M at ematika merupakan mat a pelajaran yang pent ing Karena
merupakan dasar bagi mat a pelajaran lain. Hal ini sesuai dengan pendapat
Russel (Sumardyono, 2009: 5) yait u mat emat ika menjadi rat unya ilmu sebab
ia lebih pent ing dari logika dan menjadi pelayan ilmu sebab dengan
mat emat ika ilmu dapat berkembang jauh bahkan melebihi perkiraan
manusia.

Adapun

t ujuan

pembelajaran

1


mat emat ika

adalah

unt uk

2

M embent uk sikap logis, krit is, cermat , kreat if dan disiplin Depdikbud
(Elfalasy, 2009: 3). Kompet ensi it u diperlukan sebagai bekal agar pesert a
didik dapat memiliki kemampuan mengelola, dan memanfaat kan informasi
unt uk bert ahan hidup pada keadaan yang selalu berubah dan penuh
persaingan.
Kurikulum t ingkat sat uan pendidikan mengisyarat kan, agar dalam
menyampaikan pembelajaran mat emat ika di sekolah dimulai dengan
m em berikan mat eri- mat eri yang kont ekst ual. Namun kenyat aannya masih
banyak sisw a yang mengalami kesulit an dalam mempelajari mat emat ika.
Beberapa penyebab kesulit an t ersebut ant ara lain mat eri yang diajarkan
t idak dikait kan dengan


kehidupan sehari -hari, cara menyajian pelajaran

mat emat ika cenderung monot on, yait u dari konsep abst rak menuju ke
kongkrit .
Fakta di lapangan juga menunjukkan bahw a pembelajaran yang
selama ini dilakukan oleh guru masih t erpaku pada kebiasaan urut an dalam
menyajikan pembelajaran mat emat ika sebagai berikut : (1) dimulai dengan
mengajarkan t eori / t eorema / definisi, (2) dilanjut kan dengan memberikan
cont oh-cont oh soal dan (3) selanjut nya lat ihan soal-soal. Sesuai dengan
pendapat Soebakri (2011: 1), yakni guru seyogyanya meninggalkan cara-cara
rut init as dalam pembelajaran, t et api lebih mencipt akan program- program
pengembangan yang professional.

3

Pemahaman

yang


t idak

ut uh

t erhadap

mat emat ika

sering

memunculkan sikap yang kurang t epat dalam pembelajaran, lebih parah lagi
dapat memunculkan sikap negat if t erhadap mat emat ika (Sumardyono, 2004:
1). M at emat ika dianggap sebagai penget ahuan yang past i, t erurut dan
prosedural. Jarang sekali sisw a diajak menganalisis, memat emat isasi, sert a
menggunakan mat emat ika dalam kehidupan sehari -hari. Akibat nya sisw a
menjadi bosan, jenuh dan malas unt uk belajar mat emat ika.
Pembelajaran M at emat ika di sekolah sangat t erbat as sehingga
kebut uhan anak t erhadap M at emat ika belum seluruhnya t erpenuhi. Pola
pem belajaran Mat emat ika di sekolah diakui masih kurang menyenangkan
bagi anak. Hal ini sesuai pendapat Aanchot o (2009: 3), yakni pembelajaran

M at emat ika di sekolah seolah-olah hanya persoalan hit ung-menghit ung.
Selanjut nya

disampaikan

akt ivit as yang bersifat

mekanist ik

t ersebut

membosankan anak. Padahal, belajar M at emat ika it u, bagaimana anak
dengan informasi yang diperoleh mampu menyelesaikan permasalahan.
Prinsipnya adalah pembangunan pola pikir anak dalam memecahkan
masalah. Jika anak belajar pada level penget ahuannya, anak t idak akan
t erlalu t akut t erhadap Mat emat ika. Kalau anak belajar t idak sesuai dengan
levelnya, anak ket akut an dan t erjadi penumpukan mat eri yang t idak
dikuasai.
Belajar Mat emat ika seharusnya diaw ali dengan melihat kemampuan
aw al yang dimiliki oleh sisw a. Guru, harus dapat menggambarkan kepada


4

anak didiknya manfaat belajar M at emat ika dalam kehidupan. Belajar
M at emat ika dimulai dengan hal yang mudah dan beranjak ke mat eri yang
lebih sulit . M et ode belajar Mat emat ika juga harus bervariasi.
Di samping it u pemahaman yang keliru t erhadap fungsi manajemen
at au pengelolaan akan berpengaruh t erhadap pengelolaan pembelajaran.
Sepert i pendapat M ulyasa (2000:20), bahw a guru merasa t elah mengajar
dengan baik meskipun t idak dapat menunjukkan alasan yang mendasari
asumsi t ersebut . Asumsi yang keliru t ersebut menyebabkan banyak guru
mengambil jalan pint as dalam pembelajaran, baik dalam perencanaan,
pelaksanaan maupun evaluasi.
M engambil jalan pint as yang dilakukan guru disebabkan guru belum
memandang pembelajaran sebagai sebuah sist em. Demikian juga dalam
mengelola pembelajaran mat emat ika. M at eri mat emat ika dengan berbagai
macam karakt erist iknya membut uhkan pengelolaan pembelajaran yang
t epat , sehingga merupakan t ugas dari guru unt uk mencipt akan pengelolaan
pembelajaran yang efekt if dan efisien.
St rat egi kont ekst ual dalam pembelajaran mat emat ika diharapkan

dapat mengubah kondisi diat as, dengan membuat skenario pembelajaran
yang dimulai dari kont ek kehidupan nyat a sisw a. Selanjut nya, guru
memfasilit asi sisw a unt uk mengangkat obyek dari kehidupan nyat a it u ke
dalam konsep mat emat ika dengan t anya jaw ab, diskusi dan inkuiri. M enurut
Johnson dalam

Rachmajant i (2008:34), st rat egi kont ekst ual memberi

5

kesempat an sisw a akt if membelajarkan diri sendiri dengan pengalaman
nyat a, bukan menghafal.
Pendidikan adalah sekt or yang sangat menent ukan kualitas hidup
suat u bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suat u
bangsa,

keberhasilan

pendidikan


juga

secara

ot omat is

membaw a

keberhasilan sebuah bangsa. Kegagalan pendidikan bisa disebabkan oleh
kegagalan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang st at is dan
konvensional

akan

memperlambat

t erw ujudnya

kualit as


pendidikan.

Sebaliknya pembelajaran yang dinamis, progresif dan kont ekst ual akan
mempercepat kulit as pembelajaran.
Berdasarkan

hal-hal

t ersebut

diat as sudah

saat nya

diadakan

pembaharuan, inovasi perubahan pembelajaran kearah t ujuan pendidikan
mat emat ika.

Pembelajaran


mat emat ika

sebaiknya

lebih

bervariasi

st rat eginya unt uk mengopt imalkan kemampuan sisw a. Usaha guru unt uk
mengelola pembelajaran, merupakan bagian pent ing dalam keberhasilan
sisw a mencapai t ujuan. Unt uk it u penelit ian ini mengangkat

t opik

pengelolaan pembelajaran mat emat ika berbasis kont ekst ual.

B.

Rumusan M asalah


Berdasarkan uraian lat ar belakang masalah t ersebut , fokus penelit an
ini yait u bagaimana pengelolaan

pembelajaran mat emat ika berbasis

6

kont ekst ual dilakukan di SM K Negeri 3 Kl at en? Fokus penelit ian ini,
kemudian dirinci dalam dua rumusan masalah.
1. Bagaimana pengelolaan pembelajaran mat emat ika berbasis kont ekst ual
di SM K Negeri 3 Kl at en meliput i perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi?
2. Apa kendala pelaksanaan pembelajaran mat emat ika berbasis kont ekst ual
di SM K Negeri 3 Kl at en?

C.

Tujuan Penelitian

Penelit ian ini bert ujuan unt uk:
1.

M endeskripsikan

pengelolaan

pembelajaran

mat emat ika

berbasis

kont ekst ual yang meliput i perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi di
SM K Negeri 3 Kl at en.
2.

M endiskripsikan kendala pelaksanaan

pembelajaran mat emat ika

berbasis kont ekst ual di SM K Negeri 3 Kl at en.

D.

M anfaat Penelitian

1.

M anfaat t eorit is
Hasil penelit ian

ini berupa deskripsi t ent ang penerapan

pembelajaran mat emat ika berbasis kont ekst ual,

diharapkan dapat

memberikan sumbangan t erhadap khasanah dan

w aw asan ilmu

penget ahuan pada pendidikan mat emat ika dan dapat
sebagai acuan dalam pengelolaan pembelajaran mat ematika.

digunakan

7

2.

M anfaat prakt is
a.

Bagi sekolah, hasil penelit ian ini diharapkan dapat membant u
memberikan gambaran mengenai perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran mat emat ika berbasis kont ekst ual. Gambaran
t ersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pert imbangan
bagi pihak sekolah dalam

mengambil kebijakan menyangkut

pelaksanaan pembelajaran mat emat ika.
b.

Bagi guru atau calon guru, Hasil penelit ian ini diharapkan dapat
membant u

memberikan

informasi

t ambahan

mengenai

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran mat emat ika
berbasis kont ekst ual. Informasi t ersebut diharapkan bisa dijadikan
sebagai umpan balik dalam merefleksi ket erampilan mereka dalam
mengelola pembelajaran mat emat ika.
c.

Bagi penelit i di bidang pembelajaran mat emat ika. Hasil penilit ian ini
dapat dimanfaat kan sebagai acuan dan pert imbangan unt uk
mengadakan penelit ia-penelit ian lanjut an yang relevan dengan
t injauan dan obyek yang berbeda.