HUBUNGAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU BIOLOGI SMP NEGERI DI KOTA BINJAI.

(1)

HUBUNGAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN

BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU BIOLOGI

SMP NEGERI DI KOTA BINJAI

TESIS

OLEH :

RINI PUJI LESTINA Br. SITEPU NIM. 081188130085

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas-Tugas

Dan Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(2)

i ABSTRAK

Rini Puji Lestina Br. Sitepu. Hubungan Kompetensi Profesional dan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru Biologi SMP Negeri di Kota Binjai.Tesis.Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa banyak guru belum melaksanakan kinerjanya dengan baik dalam mengajar diberbagai jenjang pendidikan.

Masalah penelitian ini adalah : (1) apakah terdapat hubungan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai; (2) apakah terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai; (3) apakah terdapat hubungan antara kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri di kota Binjai. Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hubungan antara kompetensi profesional dan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai; (2) untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai; (3) untuk mengetahui hubungan antara kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama – sama dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai.

Penelitian ini merupakan penelitian deskiptif korelasional karena melihat hubungan antara variabel penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru biologi di kota binjai. Dan sampel penelitian berjumlah 48 orang yang diambil dari populasi secara acak dengan mengacu Nomogram Herry King. Instrumen pengumpulan data adalah : (1) tes untuk variabel kompetensi profesional; (2) angket untuk variabel budaya organisasi dengan koefisien reliabilitas r = 0,815; dan observasi untuk variabel kinerja guru yang diambil dari instrumen prnilaian kinerja guru yang di buat oleh tim Dinas pendidikan. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis korelasi dan regresi sederhana dan ganda.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa; (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai; (1) terdapat hubungan positif dan signikan antara budaya organisasi dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai; (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama – sama dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai. Besarnya variasi kinerja guru yang dapat dijelaskan kompetensi profesional dan budaya organisasi sebesar 31,24 %. Selanjutnya ditemukan bahwa kompetensi profesional memberikan kontribusi sebesar 17,19% terhadap kinerja guru, sementara budaya organisasi memberikan kontribusi 14,05% terhadap kinerja guru.

Simpulan hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional dan budaya organisasi secara sendiri – sendiri maupun secara bersama – sama dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai.


(3)

ii ABSTRACT

Sitepu, Rini Puji Lestina. The Correlation Between Professional Competence ,Organization Culture and The Performance of The State Junior High School Biology Teachers in Binjai. Thesis. Medan : Post Graduate Program of Medan State University 2013.

This research was based on : (1) Whether any correlation between professional competence with the performance of the state junior high school biology teachers in Binjai. (2) Whether any correlation between organization culture with the performance of the state junior high school biology teachers in Binjai. (3) Whether any correlation between professional competence and organization culture together with the performance of the state junior high school biology teachers in Binjai. The objectives of this research were : (1). To find out of the correlation between professional competence and the performance of the state junior high school biology teachers in Binjai. (2). To find out the correlation between organization culture with the performance of biology teachers of the state junior high school in Binjai. (3). To find out the relationship between professional competence and organization culture together with in the performance of biology teachers of the state junior high school in Binjai.

This research was a descriptive correlation because the correlation between variable research. The population of this research were all the biology teachers in Binjai. And the sample were 48 people takes at random refered to Nomogram Herry King. The instruments of collecting data were (1). test for variable of professional competence. (2). questionnaire for variable of organization culture with the reliability coefficient r = 0,815; and observation for the variable of teacher performance taken from evaluation instrument of teacher performance made by education department team. The technical data analistic which is used is the technical correlation analysis and simple and double regression.

The result of data analysis shows that. (1) There was positif and significant correlation between professional competence with the performance of the state junior high school biology teachers in Binjai. (2) There was a positive and significant correlation between organization culture with the performance of the state junior high school biology teachers in Binjai. (3) There was a positive and significant correlation between professional competence and organization together with the performance of the state junior high school biology teacher in Binjai.

The variation amoun of teacher performance which could be described by professional competence and organization was 31,24%. And then found that


(4)

iii

professional competence gave constribution of 17,19% for the teacher performance, while organizationgave constribution of 14,05% for the teacher performance.

The conclusion of this research is that there is a positive and significant correlation between professional competence and organization culture, in personaly or together way with the performance of the state junior high school biology teachers in Binjai.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : TINJAUANPUSTAKA ... 8

A. DeskriptifTeoritis ... 8

1. Kinerja Guru ... 10

2. Kompetensi Profesional ... 15

3. Budaya Organisasi ... 22

B. Penelitian yang Relevan ... 27

C. KerangkaBerfikir ... 29

D. HipotesisPenelitian ... 33

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Tempat danWaktu Penelitian ... 34

B. Metode Penelitian ... 34


(6)

D. Variabel dan Defenisi Variabel Penelitian ... 36

E. Teknik pengumpulan data dan instrument penelitian ... 37

F. Uji Coba Instrumen ... 40

G. Analisis Butir Instrumen ... 42

H. Tehnik Analisis Data ... 46

I. Proses Pengolahan Data ... 46

J. Hipotesis Statistik ... 50

BAB IV : PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Data Penelitian ... 51

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 58

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 61

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

E. Keterbatasan Penelitian ... 76

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 77

A. Simpulan ... 77

B. Implikasi ... 78

C. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Populasi Penelitian ... 35

Tabel 2 Distribusi Sampel Penelitian ... 36

Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Profesional Guru ... 38

Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Budaya Organisasi ... 39

Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru ... 40

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Profesional ... 51

Tabel 9 Kecenderungan Variabel Kompetensi Profesional ... 53

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Skor Budaya Organisasi ... 54

Tabel 11 Kecenderungan Variabel Budaya Organisasi ... 55

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru ... 56

Tabel 13 Kecenderungan Variabel Kinerja Guru ... 57

Tabel 14 Rangkuman Uji Normalitas Data Variabel Penelitian ... 58

Tabel 15 Rangkuman Uji Linieritas Kinerja Guru Atas Kompetensi Profesional .. 60

Tabel 16 Rangkuman Uji Linieritas Kinerja Guru Atas Budaya Organisasi ... 61

Tabel 17 Koefisien Korelasi Antar Variabel ... 61

Tabel 18 Ringkasan Anava Keberartian Regresi Y atas X1 ... 63

Tabel 19 Ringkasan Anava Keberartian Regresi Y atas X2 ... 65

Tabel 20 Ringkasan Anava Keberartian Regresi Y atas X1 dan X2 ... 67

Tabel 21 RangkumanBobot Sumbangan Variabel X1 dan X2 ... 68


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model ParadikmaHubungan AntaraVariabel X1, X2 dan Y ... 36

Gambar 2 Histogram skor Kompetensi Profesional X1 ... 52

Gambar 3 Histogram skor Budaya Organisasi X2 ... 54


(9)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 85

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reabilitas ... 116

Lampiran 3 Data Induk Penelitian ... 122

Lampiran 4 Deskripsi Hasil Penelitian ... 124

Lampiran 5 Persyaratan Analisis ... 134

Lampiran 6 Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi ... 140

Lampiran 7 Uji Hipotesis Penelitian... 148

Lampiran 8 Perhitungan Persamaan Regresi Ganda ... 156

Lampiran 9 Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial dan Keberartian Korelasi Parsial ... 158

Lampiran 10Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Kompetensi Profesional (X1) dan Budaya Organisasi (X2) terhadap Kinerja Guru ... 161


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang berlangsung di sekolah maupun diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan mengoptimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu agar kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. Pendidikan nasional saat ini mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni cerdas sektor politik, ekonomi, keamanan, kesehatan dan sebagainya kemudian mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, memiliki kesehatan jasmani, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Redja Mudyahardjo,1998:11).

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan pendidikan formal lanjutan untuk mengembangkan potensi dasar yang ada pada diri anak baik perkembangan afektif, kognitif, maupun motorik setelah sekolah dasar. Oleh karena itu


(11)

pengembangan kelembagaan pendidikan dasar ini hendaknya benar-benar mendapatkan perhatian serius dari semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun warga sekolah dalam penyelenggaannya.

Guru merupakan salah satu komponen yang dapat menentukan keberhasilan pendidikan. Oleh sebab itu menurut PP Nomor 19 tahun 2005 tentang standard nasional pendidikan, seorang guru harus memiliki 4 kompetensi agar dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal, yakni ; (1) kompotensi pedagogik; (2) kompetensi kepribadian; (3) kompetensi sosial dan (4) kompetensi profesional. Guru yang profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsinya akan berupaya mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik sebagaimana amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dalam Bab II Pasal 2 yang menegaskan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan hal diatas, seorang guru diharapkan mampu meningkatkan kompetensi diri sehingga dapat melaksanakan kinerja dengan baik. Dengan adanya kinerja yang baik maka akan diperoleh keberhasilan, keinginan dan semangat kerja yang baik dalam melaksanakan tugas. Guru yang memiliki kinerja yang baik akan cendrung melaksanakan tugas semaksimal mungkin. Oleh karena itu tuntutan terhadap guru yang profesional dan berkinerja tinggi merupakan sebuah kebutuhan, mengingat guru sebagai pelaksana pendidikan


(12)

memegang peranan penting dan strategis dalam penentuan tercapainya tujuan pembelajaran.

Hal ini diperkuat oleh Kristianto (2010:1) dalam penelitiannya menegenai pengaruh kompetensi profesionalisme dan fasilitas belajar terhadap kinerja guru SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara kompetensi profesionalisme terhadap kinerja guru sebesar 0,136.Guru tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan pelajaran, tetapi ia juga harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Sekolah yang memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap dan memiliki tegnologi tinggi tidak akan berarti tanpa didukung kinerja guru yang baik. Selain itu seorang guru dikatan memiliki kinerja yang baik jika guru tersebut dapat mempersiapkan sendiri perangkat pembelajaran dan dapat menyalurkan ilmunya sedemikian rupa sehingga dapat diserap dengan baik oleh peserta didik. Untuk itu maka seorang guru haruslah memiliki kompetensi yang baik agar dapat menghasilkan kinerja yang baik pula.

Saat ini sedang dilaksanakan beberapa cara untuk dapat meningkatkan kinerja guru dengan maksud dapat terlaksananya tujuan pendidikan nasional secara maksimal. salah satunya adalah pelaksanaan sertifikasi guru yang bertujuan untuk menjadikan guru lebih profesional atau dengan kata lain agar guru dapat lebih meningkatkan kompetensinya dibidang masing - masing. Namun pada kenyataannya terdapat berbagai permasalahan dilapangan yang masih ditemukan dan menjadi alasan rendahnya kualitas kinerja guru.


(13)

rendahnya kinerja guru dapat dilihat dari segi kehadiran dan data pengumpulan perangkat pembelajaran. Masih terdapat beberapa guru yang tingkat kehadirannya dalam sebulan dibawah 90% dan sekitar 5% guru yang tidak membuat perangkat pembelajaran tepat waktu. Selain itu rendahnya kinerja guru juga dapat dilihat dari pernyataan Syawal Gultom sebagai kepala BPSDMP dan PMP, bahwa program sertifikasi sudah dimulai sejak tahun 2005 dan selama ini guru yang lolos proses sertifikasi melalui penilaian portofolio mendapat tunjangan satu kali gaji pokok, namun kenyataannya sertifikasi tersebut tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar. Dari hasil penelitian Kemdiknas, pasca program pemberian sertifikasi guru melalui penilaian portofolio sejak tahun 2005 tidak memberikan dampak besar terhadap perubahan kultur sekolah menjadi lebih baik, kinerja guru dalam mengajar dikelas, dan peningkatan kemampuan siswa (Burhani, 201:35). Surya Dharma sebagai ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) juga turut mengatakan, mutu dan profesionalitas guru merupakan tantangan utama pendidikan nasional. Sertifikasi dan peningkatan kesejahteraan guru belum meningkatkan mutu dan profesionalitas mereka (Nky/Deb, 2010).

Mencermati fakta diatas, berbagai masalah mutu pendidikan dilihat dari kinerja seorang guru yang kurang memadai. Rendahnya kualitas kinerja guru dimungkinkan oleh beberapa variabel seperti kompetensi guru dan budaya organisasi yang masih rendah. Maka dari itu untuk meningkatkan kinerja seorang guru haruslah terlebih dahulu ditingkatkan kompetensi guru terutama kompetensi profesional dan budaya organisasi.


(14)

Dengan demikian jelaslah bahwa kinerja guru Biologi khususnya SMP Negeri di kota Binjai juga perlu mendapatkan perhatian serius. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan kompetensi profesional dan budaya organisasi serta hubungannya dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di Kota Binjai.

B. Identifikasi Masalah

Guru adalah figur manusia yang memiliki posisi yang paling strategis dalam kegiatan pendidikan dijalur sekolah. Usaha - usaha yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembinaan kurikulum, perbaikan sarana prasarana serta penyesuaian peraturan tidak akan memberikan makna yang berarti jika tidak didukung oleh guru yang profesional dan memiliki kinerja yang tinggi. Karena proses penyelenggaraan pendidikan sebagai upaya pengembangan kepribadian dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia hanya akan mencapai hasil optimal jika didukung oleh kinerja dan kemampuan guru yang tinggi.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut : (1) Apakah kompetensi profesional dapat meningkatkan kinerja guru Biologi? (2) Apakah budaya organisasi dapat meningkatkan kinerja guru Biologi? (3) Apakah ada hubungan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru Biologi? (4) Apakah ada hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja guru Biologi? (5) Bagaimana guru dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya? (6) Bagaimana budaya organisasi SMP Negeri di kota Binjai? (7) Bagaimana guru Biologi meningkatkan kinerjanya? (8) bagaimana


(15)

kinerja guru Biologi di sekolah? (9) Sejauhmana hubungan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru Biologi? (10) Sejauhmana hubungan budaya organisasi dengan kinerja guru Biologi? (11) Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru Biologi? (12) Bagaimana pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru Biologi?.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi dengan maksud untuk memperoleh ruang lingkup penelitian yang lebih jelas dan menghindari terjadinya pengembangan analisis data yang mengambang. Adapun permasalahan dalam penelitian ini dibatasi dua faktor yang diduga dominan berhubungan dengan kinerja guru yakni faktor kompetensi profesional guru dan faktor budaya organisasi.

Kompetensi Profesional guru dibatasi pada kemampuan guru dalam menguasai bahan ajar, Budaya organisasi dibatasi oleh inisiatif individu, toleransi terhadap resiko, arah, integrasi, dukungan manajemen, pengawasan, dan pola komunikasi, sedangkan kinerja guru dibatasi oleh kinerja guru dalam pembelajaran.

Pembatasan masalah ini bukan berarti mengecilkan atau mengabaikan faktor lain akan tetapi lebih pada pertimbangan fenomena awal dan kemampuan peneliti yang belum memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel.

D. Perumusan Masalah


(16)

masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di Kota Binjai ?

2. Apakah terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di Kota Binjai ?

3. Apakah terdapat hubungan antara kompetensi profesional dan budaya organisasi dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di Kota Binjai ?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan antara kompetensi profesional dengan kinerja

guru Biologi SMP Negeri di Kota Binjai.

2. Untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi guru dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di Kota Binjai.

3. Untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi dan kompetensi profesional dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di Kota Binjai.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis terhadap kompetensi profesional, budaya organisasi dan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis antara lain : 1. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian lain untuk memperdalam penelitian

tentang kinerja guru biologi.


(17)

dan budaya organisasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan Manfaat Praktis antara lain: 1. Dapat meningkatkan kompetensi profesional guru

2. Dapat meningkatkan kinerja guru biologi 3. Menciptakan budaya organisasi yang kondusif 4. Dapat meningkatkan wawasan guru.


(18)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah menguraikan hasil penelitian selanjutnya dikemukakan simpulan penelitian ini sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai dengan besar koefisien korelasi sebesar r = 0,42. Hal ini berarti semakin tinggi kompetensi profesional maka akan semakin tinggi kinerja guru. Besaran koefisien korelasi di atas menunjukkan hubungan yang bernilai sedang diantara kedua variabel tersebut dan sumbangan efektifnya 17,19%.

2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai dengan besar koefisien korelasi sebesar r = 0,87. Hal ini berarti semakin tinggi budaya organisasi maka akan semakin tinggi kinerja guru. Besaran koefisien di atas menunjukkan hubungan yang tinggi diantara kedua variabel tersebut dan sumbangan efektifnya mencapai 14,05%

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai dengan besar koefisien korelasi sebesar r = 0,56. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama-sama, maka akan semakin tinggi kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai. Besar koefisien korelasi di atas menunjukkan hubungan


(19)

yang kuat antara kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kinerja guru. Besarnya total sumbangan yang diberikan ditunjukkan dengan besaran koefisien determinasi mencapai 31%.

Dari hasil temuan diatas maka diperoleh hasil korelasi variabel budaya organisasi lebih besar dibandingkan dengan variabel kompetensi profesional. Hal ini menyatakan bahwa budaya organisasi dapat lebih mendorong seorang guru untuk meningkatkan kinerjanya. Setelah budaya organisasi yang baik telah berjalan dan dilaksanakan dengan baik maka kompetensi profesional haruslah ditingkatkan agar kinerja guru menjadi lebih baik.

Terujinya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini secara empiris memberi simpulan umum bahwa kompetensi profesional dan budaya organisasi merupakan faktor yang memiliki korelasi lebih besar atau menentukan dalam peningkatan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai

B. Implikasi

Terujinya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi profesional dan budaya organisasi terdapat hubungan positif dan signifikan dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya bahwa kompetensi profesional berkorelasi positif dan signifikan dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai dengan besar koefisien korelasinya sebesar r = 0,42 sedangkan sumbangan efektifnya mencapai 17,19%.

Memperhatikan besar sumbangan efektif yang ditunjukkan yang tergolong kecil berimplikasi perlunya kepala sekolah SMP di kota Binjai memberikan


(20)

perhatian untuk membantu menumbuhkan minat guru untuk meningkatkan kompetensi profesional yang tinggi yakni harapan sukses dan keinginan berkompetisi dalama melakukan tugas, terutama bagi guru-guru yang sudah memperoleh golongan IV. Mereka beranggapan bahwa kemungkinan besar karir tidak akan mengalami peningkatan lagi. Oleh sebab itu perlu diupayakan oleh pihak kepala sekolah untuk masa-masa yang akan datang memberikan kesempatan dan dorongan untuk guru mengembangkan kompetensi profesional di bidangnya masing-masing yaitu dengan mengadakan pelatihan guru-guru atau melalui pemberian penghargaan kepada guru agar dapat melakukan kajian pustaka atau penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki kualitas pembelajaran peserta didik, menciptakan iklim kompetensi yang sehat dikalangan guru dan kepemimpinan kepala sekolah yang transparan, melaksanakan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), memberikan kemudahan bagi guru-guru yang potensial untuk meningkatkan mempuan akademiknya dengan sering diikutsertakan mengikuti pelatihan-pelatihan atau pendidikan untuk pengembangan wawasan keguruannya sehingga akan mengingkatkan pula kinerja guru tesebut, kegiatan-kegiatan lomba guru berprestasi atau lomba karya ilmiah guru. Diharapkan melalui upaya ini akan mendorong kesadaran guru untuk menggali kompetensi profesional pada masing – masing guru.

Temuan ini juga setidaknya membuktikan secara empiris bahwa kompetensi profesional yang diperlihatkan guru merupakan faktor dalam kaitan peningkatan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Guru merupakan komponen penting yang berkaitan langsung dengan kegiatan belajar mengajar di


(21)

dalalm kelas. Kegagalan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik, akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kompetensi profesional seorang guru akan memiliki kepedulian dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugasnya dan secara terus-menerus akan berupaya untuk mengelola pembelajaran peserta didik yang mendidik sehingga guru menciptakan suasana pembelajaran yang bervariasi, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa budaya organisasi berkorelasi positif dan signifikan dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai dengan besar koefisien korelasi mencapai r = 0,87 dan besar sumbangan efektifnya 14,05%.

Temuan ini membuktikan secara empiris bahwa budaya organisasi yang diperlihatkan guru merupakan faktor penting dan menentukan dalam kaitan peningkatan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Guru merupakan komponen penting yang berkaitan langsung dengan kegiatan belajar mengajar di dalalm kelas. Kegagalan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik, akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan budaya organisasi yang diterapkan dan dijalankan secara bersama- sama dengan baik seorang guru akan memiliki kepedulian dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugasnya dan secara terus-menerus akan berupaya untuk mengelola pembelajaran peserta didik yang mendidik sehingga guru menciptakan suasana pembelajaran yang bervariasi, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.


(22)

Menunjukkan pada temuan penelitian ini, implikasi yang dapat direkomendasikan adalah bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan teritnggi hendaknya agar terus menerus membangun dan mengadakan upaya peningkatan budaya organisasi di kalangan guru dengan membuat kondisi dan suasana yang menarik tetapi dalam norma dan kebiasaan yang dapat membantu meningkatkan kualitas dan mutu sekolah. Budaya organisasi dapat dilihat sebagai dorongan bagi individu agar menjadikan suasana dan kebiasaan – kebiasaan baik untuk sesuatu yang sangat berharga bagi perubahan, kemajuan dan kesejahteraan. Dengan berjalannya budaya organisasi yang baik dikalangan guru – guru maka semangat meningkatkan kinerja juga akan semakin baik.

Apabila kompetensi profesional meningkat dan budaya organisasi dijalankan dengan baik maka kinerja guru akan meningakat pula. Peningkatan kinerja guru akan berdampak kepada peningkatan kualitas pembelajaran dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, berikut ini akan dikemukakan beberapa saran yang dikemukakan, sebagai berikut :

1. Guru- guru biologi SMP Negeri di Kota Binjai, kiranya menjalankan budaya yang baik disekolah masing-masing dan mengembangkan kompetensi profesional sebagai upaya meningkatkan kinerja sehingga mutu pendidikan yang baik dapat tercapai.


(23)

2. Kepala sekolah SMP Negeri di Kota Binjai agar membuat dan menjalankan budaya yang baik disekolah masing-masing dan lebih memperbanyak pelatihan–pelatihan yang mendukung penigkatan kompetensi profesional. 3. Kepala sekolah dan guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai, hasil penelitian

ini setidaknya menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk selanjutnya melakukan perbaikan pada masa yang akan datang.

4. Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai beserta unsur terkait lainnya, agar lebih proaktif dan senantiasa memberikan peluang kepada guru-guru dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan guna meningkatakan kinerjanya yang akan berpengaruh pada mutu pendidikan di Kota Binjai pada masa yang akan mendatang.

5. Penelitian lain, dari hasil penelitian ini terlihat bahwa masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru. Memperhatikan hal tersebut masih terbuka kemungkinan untuk menggunakan variabel lain selain variabel dalam penelitian ini untuk diteliti pada masa yang akan datang.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2010). Program Reformasi Mutu Guru Melalui Penilai Kinerja Guru (PKG). Jakarta. (www.gurupembaharuan.com. Diakses 28 Juni 2010) Armstrong, M. (1986). The Art HRD Managing People. Jakarta : Gramedia. Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Aritonang, Keke. (2005). Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru. Jakarta : Jurnal Pendidikan Penabur Pers.

Buhari, Ruslan. (2011). Kemdiknas Laksanakan Penilaian Kinerja Guru Tahun Depan.( m.Antaranews.com diakses 23 September 2011).

Gibson, James L, dkk. (1985). Organisasi jilid 2. Diterjemahkan oleh Safitri, S dan Agus, D. (1994) Jakarta : Erlangga.

Griffin, R, dkk. (2004). Manajemen. Jakarta : Erlangga.

Kunandar, (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo. Persada.

Kristianto, Septian. (2010). Pengaruh Kompetensi Profesional dan Fasilitas Belajar Terhadap Kinerja Guru. Digilib.fkip.uns.ac.id.

Mudyahardjo, Redja. (1998). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Mulyasa, (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan

Impelementasi. Bandung : Rosda Karya.

Musfah, Jejen. (2011). Peningkatan Kompetisi Guru Melalui Pelatihan dan sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Nky. Deb. (2012). Mutu Guru Tantangan Utama Pendidikan Nasional. (www.wartapedia.com)

Pidarta, Made. (2007). Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.


(25)

Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Edisi Kedua Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P. (2006). Perilakuku Organisasi. Jakarta : INDEKS Kelompok Gramedia.

Sagala, Sayaiful, (2009). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Alfabeta : Bandung.

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profsional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

Sutrisno, Edy. (2007). Budaya Organisasi. Jakarta : Kencana.

Sudrajat, Akhmad. (2008). Budaya Organisasi Di Sekolah. (http// Akhmad Sudrajat word press.com. Diakses 27 Januari 2008)

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2006. Jakarta : CV. Eka Jaya

Wibowo. (2007). Manajemen Kerja. Edisi Ketiga. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Wibowo. (2010). Budaya Organisasi Sebuah Kebutuhan untuk Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang. Edisi Pertama. Jakarta : Raja Grafindo Persada


(1)

perhatian untuk membantu menumbuhkan minat guru untuk meningkatkan kompetensi profesional yang tinggi yakni harapan sukses dan keinginan berkompetisi dalama melakukan tugas, terutama bagi guru-guru yang sudah memperoleh golongan IV. Mereka beranggapan bahwa kemungkinan besar karir tidak akan mengalami peningkatan lagi. Oleh sebab itu perlu diupayakan oleh pihak kepala sekolah untuk masa-masa yang akan datang memberikan kesempatan dan dorongan untuk guru mengembangkan kompetensi profesional di bidangnya masing-masing yaitu dengan mengadakan pelatihan guru-guru atau melalui pemberian penghargaan kepada guru agar dapat melakukan kajian pustaka atau penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki kualitas pembelajaran peserta didik, menciptakan iklim kompetensi yang sehat dikalangan guru dan kepemimpinan kepala sekolah yang transparan, melaksanakan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), memberikan kemudahan bagi guru-guru yang potensial untuk meningkatkan mempuan akademiknya dengan sering diikutsertakan mengikuti pelatihan-pelatihan atau pendidikan untuk pengembangan wawasan keguruannya sehingga akan mengingkatkan pula kinerja guru tesebut, kegiatan-kegiatan lomba guru berprestasi atau lomba karya ilmiah guru. Diharapkan melalui upaya ini akan mendorong kesadaran guru untuk menggali kompetensi profesional pada masing – masing guru.

Temuan ini juga setidaknya membuktikan secara empiris bahwa kompetensi profesional yang diperlihatkan guru merupakan faktor dalam kaitan peningkatan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Guru merupakan komponen penting yang berkaitan langsung dengan kegiatan belajar mengajar di


(2)

dalalm kelas. Kegagalan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik, akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kompetensi profesional seorang guru akan memiliki kepedulian dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugasnya dan secara terus-menerus akan berupaya untuk mengelola pembelajaran peserta didik yang mendidik sehingga guru menciptakan suasana pembelajaran yang bervariasi, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa budaya organisasi berkorelasi positif dan signifikan dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai dengan besar koefisien korelasi mencapai r = 0,87 dan besar sumbangan efektifnya 14,05%.

Temuan ini membuktikan secara empiris bahwa budaya organisasi yang diperlihatkan guru merupakan faktor penting dan menentukan dalam kaitan peningkatan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Guru merupakan komponen penting yang berkaitan langsung dengan kegiatan belajar mengajar di dalalm kelas. Kegagalan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik, akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan budaya organisasi yang diterapkan dan dijalankan secara bersama- sama dengan baik seorang guru akan memiliki kepedulian dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugasnya dan secara terus-menerus akan berupaya untuk mengelola pembelajaran peserta didik yang mendidik sehingga guru menciptakan suasana pembelajaran yang bervariasi, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.


(3)

Menunjukkan pada temuan penelitian ini, implikasi yang dapat direkomendasikan adalah bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan teritnggi hendaknya agar terus menerus membangun dan mengadakan upaya peningkatan budaya organisasi di kalangan guru dengan membuat kondisi dan suasana yang menarik tetapi dalam norma dan kebiasaan yang dapat membantu meningkatkan kualitas dan mutu sekolah. Budaya organisasi dapat dilihat sebagai dorongan bagi individu agar menjadikan suasana dan kebiasaan – kebiasaan baik untuk sesuatu yang sangat berharga bagi perubahan, kemajuan dan kesejahteraan. Dengan berjalannya budaya organisasi yang baik dikalangan guru – guru maka semangat meningkatkan kinerja juga akan semakin baik.

Apabila kompetensi profesional meningkat dan budaya organisasi dijalankan dengan baik maka kinerja guru akan meningakat pula. Peningkatan kinerja guru akan berdampak kepada peningkatan kualitas pembelajaran dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, berikut ini akan dikemukakan beberapa saran yang dikemukakan, sebagai berikut :

1. Guru- guru biologi SMP Negeri di Kota Binjai, kiranya menjalankan budaya yang baik disekolah masing-masing dan mengembangkan kompetensi profesional sebagai upaya meningkatkan kinerja sehingga mutu pendidikan yang baik dapat tercapai.


(4)

2. Kepala sekolah SMP Negeri di Kota Binjai agar membuat dan menjalankan budaya yang baik disekolah masing-masing dan lebih memperbanyak pelatihan–pelatihan yang mendukung penigkatan kompetensi profesional. 3. Kepala sekolah dan guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai, hasil penelitian

ini setidaknya menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk selanjutnya melakukan perbaikan pada masa yang akan datang.

4. Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai beserta unsur terkait lainnya, agar lebih proaktif dan senantiasa memberikan peluang kepada guru-guru dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan guna meningkatakan kinerjanya yang akan berpengaruh pada mutu pendidikan di Kota Binjai pada masa yang akan mendatang.

5. Penelitian lain, dari hasil penelitian ini terlihat bahwa masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru. Memperhatikan hal tersebut masih terbuka kemungkinan untuk menggunakan variabel lain selain variabel dalam penelitian ini untuk diteliti pada masa yang akan datang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2010). Program Reformasi Mutu Guru Melalui Penilai Kinerja Guru (PKG). Jakarta. (www.gurupembaharuan.com. Diakses 28 Juni 2010) Armstrong, M. (1986). The Art HRD Managing People. Jakarta : Gramedia. Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Aritonang, Keke. (2005). Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru. Jakarta : Jurnal Pendidikan Penabur Pers.

Buhari, Ruslan. (2011). Kemdiknas Laksanakan Penilaian Kinerja Guru Tahun Depan.( m.Antaranews.com diakses 23 September 2011).

Gibson, James L, dkk. (1985). Organisasi jilid 2. Diterjemahkan oleh Safitri, S dan Agus, D. (1994) Jakarta : Erlangga.

Griffin, R, dkk. (2004). Manajemen. Jakarta : Erlangga.

Kunandar, (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo. Persada.

Kristianto, Septian. (2010). Pengaruh Kompetensi Profesional dan Fasilitas Belajar Terhadap Kinerja Guru. Digilib.fkip.uns.ac.id.

Mudyahardjo, Redja. (1998). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Mulyasa, (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan

Impelementasi. Bandung : Rosda Karya.

Musfah, Jejen. (2011). Peningkatan Kompetisi Guru Melalui Pelatihan dan sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Nky. Deb. (2012). Mutu Guru Tantangan Utama Pendidikan Nasional. (www.wartapedia.com)

Pidarta, Made. (2007). Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.


(6)

Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Edisi Kedua Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P. (2006). Perilakuku Organisasi. Jakarta : INDEKS Kelompok Gramedia.

Sagala, Sayaiful, (2009). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Alfabeta : Bandung.

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profsional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

Sutrisno, Edy. (2007). Budaya Organisasi. Jakarta : Kencana.

Sudrajat, Akhmad. (2008). Budaya Organisasi Di Sekolah. (http// Akhmad Sudrajat word press.com. Diakses 27 Januari 2008)

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2006. Jakarta : CV. Eka Jaya

Wibowo. (2007). Manajemen Kerja. Edisi Ketiga. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Wibowo. (2010). Budaya Organisasi Sebuah Kebutuhan untuk Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang. Edisi Pertama. Jakarta : Raja Grafindo Persada