HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN KEPUASAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Insentif Dengan Kepuasan Kerja Karyawan.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP
INSENTIF DENGAN KEPUASAN
KERJA KARYAWAN

Naskah Publikasi

Diajukan Oleh :
SARI BEKTI RAHMAWATI
F 100 080 088

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN
KEPUASAAN KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat (S-1) Psikologi


Diajukan oleh :
SARI BEKTI RAHMAWATI

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ii

iii

iv

ABSTRAKSI
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Insentif
dengan Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan satu gambaran kepuasan yang disertai
keberhasilan pekerjaan dari para pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan mempunyai keinginan untuk

mencapai tujuan persepsi dan patut terhadap peraturan perusahaan. Untuk
mencapai tujuan persepsi yang maksimal, maka kepuasan kerja karyawan harus
tinggi.Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu persepsi
terhadap insentif.Persepsi terhadap insentif salah satu komponen penting yang
berperan dalam keberhasilan peningkatan produktivitas.
Persepsi terhadap insentif salah satu komponen penting yang berperan
dalam keberhasilan peningkatan kualitas produktivitas.Berdasarkan pemikiran
yang telah penulis uraikan,maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan :1) Untuk
mengetahui hubungan antara persepsi terhadap insentif dengan kepuasan kerja
karyawan. 2)Untuk mengetahui peran persepsi terhadap insentif dengan kepuasan
kerja. 3)Untuk mengetahui tingkat insentif.4) Untuk mengetahui tingkat kepuasan
kerja.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di
PT. Safariejuni Texto Indo Industry Boyolali pada bagian produksi (finishing)
yang berjumlah 100 subjek ini dipergunakan semua sebagai sampel,maka dalam
penelitian ini disebut study populasi. Alat pengumpulan data yang dipergunakan
untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah skala.
Kesimpulan dalam penelitiuan ini yaitu : 1. ) Ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara persepsi terhadap insentif dengan kepuasan kerja
karyawan yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,633 dan p =

0,000 sehingga p = ≤ 0,01 artinya semakin tinggi persepsi terhadap insentif maka
semakin tinggi pula kepuasan kerjanya. 2.) Peranan atau sumbangan Efektif (SE)
pada variabel persepsi terhadap insentifterhadap kepuasan kerja sebesar 40,1%.3.)
Persepsi terhadap insentif pada subjek tergolong positif 4.) Kepuasan kerja pada
subjek tergolong tinggi.

Kata Kunci : Persepsi terhadap insentif,Kepuasan Kerja

v

besar dalam memilih barang yang sesuai

PENDAHULUAN
Setiap

besar, dengan kebutuhan. Hal ini terjadi karena

perusahaan

perusahaan


maupun konsumen sekarang ini semakin selektif

menengah,

perusahaan kecil, dalam menjalankan dalam memilih barang yang berkualitas
aktivitasnya tentu akan berorientasi untuk dengan harga yang layak dan sesuai
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. dengan kemampuan mereka. Hal ini juga
Tujuan

didirikan

adalah dipengaruhi oleh banyaknya produk yang

perusahaan

untuk mendapatkan suatu keuntungan, sejenis yang di tawarkan oleh perusahaan
karena kita sadar apapun tujuan utama lain.Karena masing-masing perusahaan
perusahaan tanpa ada suatu keuntungan ingin menonjolkanproduk mereka dengan
yang diperoleh, maka tujuan perusahaan kualitas


masing-masing

yang

telah

tersebut tidak akan tercapai. Bahkan mereka hasilkan. Perusahaan ini telah
perusahaan tersebut tidak akan bertahan berproduksi kain juga berhadapan dengan
dalam menjaga kontinuitas produksi, perusahaan yang menghasilkan barang
karena keuntungan yang diperoleh suatu yang sejenis.Untuk mengatasi kenyataan
perusahaan

mencerminkan tersebut, maka pimpinan perusahaan

adalah

kebersihan perusahaan tersebut. Dalam perlu

memberikan


informasi

kepada

memberikan keputusan kepada konsumen khalayak tentang keberadaan produk
dan

untuk

menjaga

kelestarian yang telah dihasilkan.

perusahaan.

Kepuasan

kerja


adalah

Akan tetapi dalam persaingan menekankan pada persepsi karyawan
yang tajam saat ini, dimana banyak mengenai keuntungan-keuntungan yang
perusahaan sejenis yang menghasilkan di peroleh dari pekerjaannya. Dalam
produk yang sama dengan kualitas serta memenuhi kepuasan kerja karyawan
harga

yang

mendapatkan

berbeda,
pelanggan

mempertahankan
pekerja

yang


banyak

produk

dilepaskan

maka
baru

pelanggan
tidak

kepasaran,

dan memberikan

insentif

lebih


kepada

adalah karyawan.

mudah.

yang

untuk dalam perusahaan, sebaiknya perusahaan

Karena

sejenis

“Kepuasan merupakan fungsi dan

yang kesan kinerja dan harapan. Jika kinerja

sehingga melebihi harapan yang diinginkan, maka


konsumen mempunyai peluang yang karyawan sangat puas,

1

jika kinerja

belum memenuhi apa yang diinginkan salah

satu

dan jika kinerja dibawah harapan yang beberapa

perusahaan

cabang

diinginkan maka karyawan tidak puas” mempunyai

di


milik
Indonesia

banyak

asing
dan

karyawannya.

Adapun perusahaan tersebut merupakan

(Tjiptono, F., danDiana, A., 1995:102).

Kepuasan kerja seseorang dalam perusahaan kimia milik asing yang
suatu perusahaan sangat mungkin akan memproduksi bahan bubuk (powder)
berbeda-beda. Perbedaan ini dikarenakan pewarna tas,
adanya

kebutuhan

pakaian dan sebagainya

yang yang merupakan perusahaan yang cukup

individu

berbedabeda pula atau situasi dan kondisi besar dengan mengekspor dalam negeri
dalam

perusahaan

dapat dan luar negeri.

yang

Terlepas dari permasalahan dan

menyebabkan seseorang menjadi puas

dalam bekerja. Pada perusahaan milik kebutuhan-kebutuhan karyawan apakah
dalam

negeri

sendiri,

pemberian upah,

dalam

hal perusahaan tersebut sudah memberikan

jaminan kesehatan, seperti,

tunjangan fasilitas,

jaminan

tunjangan dan sebagainya tampaknya kesehatan dan kebutuhan lainnya,
sudah

layak

perusahaan

harus
agar

diberikan

pekerja

ini

oleh merupakan suatu keadaan atau kondisi

mencapai dimanan segala kebutuhan karyawan

kepuasan dan kesejahteraan hidupnya. harus dipenuhi agar karyawan bisa terus
Bagaimana dengan halnya perusahaan bekerja
milik

asing

apakah

juga

dan

mungkin

memberikan

sudah kontribusi yang lebih kepada perusahaan

memberikan fasilitas-fasilitas tersebut. dan

mungkin

bisa

tercapai

suatu

Apakah bisa mencapai kepuasan atau kepuasan dalam bekerja.
memenuhi

kebutuhan-kebutuhan

PT.Safarijunie Textindo Industry

karyawan. Pada umumnya perusahaan Boyolali merupakan perusahaan yang
besar yang memproduksi suatu barang bergerak di bidang texstil. Perusahaan ini
biasanya menitikberatkan sumberdaya di samping berusaha mencari laba dengan
manusianya

pada

bagian

produksi, memenuhi

kebutuhan

masyarakat

karena mungkin pada bagian ini sangat terhadap texstil, perusahaan ini telah
penting dalam perusahaan.Berdasarkan memproduksi kain setengah jadi yaitu
hal itu peneliti ingin mengkaji lebih kain putih dengan kualitas ready for
mendalam mengenaikepuasan kerja pada print. Kain tersebut harus di olah lagi

2

menjadi

kain

jadi

yang

dipasarkan.Salah

satu

cara

siap langsung menentukan keinginan mereka
untuk untuk mempertahankan karirnya atau

mempengaruhi serta merebut pasaran pindah ke lingkungan perusahaan yang
antara lain dengan meningkatkan kualitas lebih besar,sehingga kepuasan kerja itu
serta hasil produksi.Untuk meningkatkan sendiri sangat mempengaruhi kinerja dan
kualitas serta hasil produksi, jalan yang hasil

produk

yang

dikerjakan

oleh

di tempuh perusahaan tersebut adalah karyawan itu sendiri. Maka seharusnya
dengan cara memberi semangat atau pihak pemimpin perusahan juga harus
motivasi kerja tersebut seperti pemberian memperhatikan kepuasan kerja karyawan
insentif.

itu sendiri baik pada kepuasan kinerja

Salah satu aspek yang sering di karyawan,

kompensasi,

tunjangan,

gunakan untuk melihat kondisi suatu penghargaan ataupun kenaikan jabatan
organisasi

adalah

kepuasan

kerja

Kepuasan

kerja

tingkat sesuai dengan kinerja masing-masing

melihat

anggotanya. karyawan itu sendiri dan ditinjau dari

para
yang

rendah

akan segi prestasi yang dihasilkan/diperoleh

menimbulkan dampak negatif sepewrti karyawan tersebut.Kepuasan kerja tinggi
mangkir kerja,pindah kerja,produktifitas saat

membantu

tubuh kondisi

rendah,kesehatan

yang

menurun,kecelakaan kerja,pencurian dan sehingga
lain lain.(Robbins ,2001)

dan
positif

memberi

mempengaruhi
dan

dinamis,

keuntungan

yang

nyata,tidak hanya bagi perusahan tetapi

Munandar ( 2001) mengatakan karyawannya sendiri. Kondisi seperti
persepsi

akan

tidak

sejalan

bila inilah yang diharapkan setiap manajemen

terdapatnya permasalahan pada kerja perusahaan dan menjadi salah satu alasan
karyawan

seperti

sering

bolosnya para peneliti untuk melakukan studi

karyawan pada saat jam kerja, keluar kepuasan kerja,karena berkaitan dengan
masuk kerja sesukanya, hubungan kerja tenaga kerja produktivitas kerja dan
tidak baik, kendali kualitas buruk, dan kelangsungan hidup perusahan yang
hal itulah yang dapat berimbas pada bersangkutan.
kepuasan kerja karyawan.

Persepsi,

menurut

Rakhmat

Kepuasan kerja pada karyawan Jalaludin (1998), adalah pengalaman
PT Safarijunie Textindo Industry secara tentang objek, peristiwa, atau hubungan-

3

hubungan

yang

diperoleh

menyimpulkan

dengan dalam

otak,

kernudian

diartikan,

dan ditafsirkan serta diberi makna melalui

informasi

menafslrkan pesan.Menurut Ruch (1967), proses

yang

persepsi adalah suatu proses tentang dihasilkan

rumit

baru

persepsi

kemudian

(Atkinson

dan

petunjuk-petunjuk inderawi (sensory) dan Hilgard, 1991). Dalam hal ini, persepsi
pengalaman masa lampau yang relevan mencakup penerimaan stimulus (inputs),
diorganisasikan

memberikan pengorganisasian

untuk

stimulus

dan

kepada kita gambaran yang terstruktur penerjemahan atau penafsiran stimulus
dan bermakna pada suatu situasi tertentu. yang telah diorganisasidengan cara yang
Senada dengan hal tersebut Atkinson dan dapat

mempengaruhi

perilaku

dan

Hilgard (1991) mengemukakan bahwa membentuk sikap, sehingga orang dapat
persepsi adalah proses dimana kita cenderung menafsirkan perilaku orang
menafsirkan dan mengorganisasikan pola lain sesuai dengan keadaannya sendiri
stimulus dalam lingkungan. Gibson dan (Gibson, 1986).
Donely

(1994)

menjelaskan

Insentif merupakan salah satu

bahwa

persepsi adalah proses pemberian arti pendorong
terhadap

lingkungan

oleh

bagi karyawan untuk lebih

seorang giat bekerja, karena upah yang tinggi
akan

individu.

meningkatkan

Dikarenakan persepsi bertautan karyawan

dan

kepuasan

kerja

mempertahankan

dengan cara mendapatkan pengetahuan karyawan yang berprestasi untuk tetap
khusus

tentang

kejadian

pada

saat berada dalam perusahaan.

tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja

Salah

satu

cara

memberikan

stimulus menggerakkan indera. Hal ini penghargaan terhadap terhadap prestasi
persepsi

diartikan

sebagai

proses kerja karyawan yaitu dengan melalui

mengetahui atau mengenali obyek dan upah dan insentif.Upah dan insentif
kejadian obyektif dengan bantuan indera merupakan faktor fundamental yang
(Chaplin, 1989) Sebagai cara pandang, penting bagi perusahaan, karena upah
persepsi timbul karena adanya respon dan insentif mempunyai andil yang
terhadap stimulus.

sangat

besar

terhadap

Stimulus yang diterima seseorang kepuasan kerja karyawan.
sangat komplek, stimulus masuk ke

4

penigkatan

Insentif

Demikian insentif sangat penting

merupakan bagian dari

imbalan yang berlaku bagi karyawan dan perlu mendapatkan perhatian karena
untuk meningkatkan produktivitas kerja hal ini sangat berhubungan erat dengan
yang lebih tinggi.Sistem insentif dapat peningkatan kepuasan suatu perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut di

diberikan pada seseorang maupun pada

tingkat kelompok. Pada perorangan untuk atas dapat disimpulkan bahwa persepsi
meningkatkan

produktivitas

kerjanya terhadap insentif merupakan penilaian

dengan memberikan insentif finansial karyawan
berdasarkan

jumlah

hasil

terhadap

segala

bentuk

pekerjaan kembalian finansial yang diberikan oleh

karyawan yang dijelaskan dalam unit perusahaan sebagai bagian dari hubungan
produksi. Termasuk sistem

insentif kepegawaian. Besarnya insentif yang

perorangan adalah bonus, komisi, dan diterima

oleh

insentif bagi eksekutif. Sedangkan sistem mempengaruhi
insentif

pada

tingkat

kelompok terhadap

karyawan
persepsi

insentif.

mencakup antara lain, insentif produksi mempunyai

akan

karyawan

Karyawan

persepsi

yang

yang

positif

bagi keuntungan dan pengurangan biaya terhadap insentif yaitu apabila insentif
insentif dalam bentuk bonus diberikan dianggapnya adil maka karyawan akan
kepada karyawan yang mampu bekerja lebih puas dalam bekerja dan sebaliknya,
melampaui target yang telah ditentukan.
Upah

insentif

dan

karyawan yang mempunyai persepsi

tunjangan negatif terhadap insentif yaitu apabila

kesejahteraan karyawan adalah faktor insentif dianggapnya tidak adil maka
yang harus diperhatikan dalam sistem karyawan akan kurang puas dalam
imbal

jasa

atau

sistem

pemberian bekerja. Penelitian ini difokuskan pada

upah.Upah insentif merupakan salah satu variabel insentif yang terdiri dari gaji,
pendorong bagi karyawan untuk lebih bonus, dan tunjangan. Peneliti tertarik
giat bekerja, karena upah yang tinggi untuk

mengetahui

akan meningkatkan produktivitas kerja terhadap
karyawan

dan

insentif

apakah
yang

persepsi

adil

akan

mempertahankan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

karyawan yang berprestasi untuk tetap Kepuasan
berada di perusahaan.

kerja

adalah

keadaan

emosional yang menyenangkan atau
tidak

5

menyenangkan

dimana

para

karyawan memandang pekerjaan mereka.

kendali

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan

kemajemukan, dan kreativitas.

seseorang

terhadap

metode

kerja,

pekerjaannya. b. Gaji

terhadap

Kepuasan kerja ini nampak dalam sikap

Menurut penelitian Theriault,

positif karyawan terhadap pekerajaan dan

kepuasan kerja merupakan fungsi dari

segala

jumlah

sesauatu

yang

dihadapi

di

absolute

dari

gaji

yang

diterima, derajad sejauh mana gaji

lingkungan kerjanya. (Handoko, 1996).
sebuah

memenuhi harapan-harapan tenaga

hasil yang dirasakan oleh karyawan. jika

kerja, dan bagaimana gaji diberikan.

karyawan puas dengan pekerjaannya,

Upah dan gaji diakui merupakan

maka ia

faktor

Kepuasan

merupakan

akan betah bekerja pada

organisasi

tersebut.output

yang

signifikan

terhadap

kepuasan kerja.

yang

dihasilkan, maka perlu kita ketahui c. Kesempatan atau promosi
penyebab

yang

bisa

Karyawan

mempengaruhi

memiliki

kepuasan tersebut. Ada lima faktor

kesempatan untuk mengembangkan

penentu kepuasan kerja yang disebut

diri dan memperluas pengalaman

dengan Job Descriptive Index (JDI)

kerja, dengan terbukanya kesempatan

(Luthans dan Spector dalam Robins,

untuk kenaikan jabatan.

2006), yaitu :

d. Supervisor

a. Pekerjaan itu sendiri
Tingkat

dimana

Kemampuan supervisor untuk
sebuah

menyediakan bantuan teknis dan

pekerjaan menyediakan tugas yang

perilaku dukungan. Menurut Locke,

menyenangkan, kesempatan belajar

hubungan fungsional dan hubungan

dan kesempatan untuk mendapatkan

keseluruhan yang positif memberikan

tanggung jawab. Hal ini mejadi

tingkat kepuasan kerja yang paling

sumber mayoritas kepuasan kerja.

besar dengan atasan.

Menurut Locke, ciri-ciri intrinsik e. Rekan kerja
yang menentukan kepuasan kerja

Kebutuhan

dasar

manusia

adalah keragaman, kesulitan, jumlah

untuk melakukan hubungan sosial

pekerjaan, tanggung jawab, otonomi,

akan terpenuhi dengan adanya rekan
kerja yang mendukung karyawan. Jika

6

terjadi konflik dengan rekan kerja,

dengan pengharapan mereka. Bila

maka akan berpengaruh pada tingkat

upah

kepuasan

didasarkan pada tuntutan pekerjaan,

karyawan

terhadap

pekerjaan.

dilihat

sebagai

adil

yang

tingkat keterampilan individu, dan

Robbins

(2001)

menyatakan

standar

pengupahan

komunitas,

bahwa terdapat beberapa aspek yang

kemungkinan besar akan dihasilkan

menentukan

kepuasan. Tentu saja, tidak semua

kepuasan kerja.

Aspek-

aspek tersebut adalah sebagai berikut:

orang mengejar uang. Banyak orang

a. Kerja yang secara mental menantang

bersedia menerima baik uang yang

Karyawan

cenderung

lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi

menyukai pekerjaan-pekerjaan yang

yang lebih diinginkan atau dalam

memberi mereka kesempatan untuk

pekerjaan yang kurang menuntut atau

menggunakan

dan

mempunyai keleluasaan yang lebih

kemampuan mereka dan menawarkan

besar dalam kerja yang mereka

tugas, kebebasan dan umpan balik

lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi

mengenai

kunci hubungan antara upah dengan

keterampilan

betapa

baik

mereka
ini

kepuasan bukanlah jumlah mutlak

mental

yang dibayarkan; yang lebih penting

menantang. Pekerjaan yang terlalu

adalah persepsi keadilan. Serupa pula

kurang

karyawan

mengerjakan.
membuat

Karakteristik

kerja

secara

menantang

kebosanan,

tetapi

menciptakan

mendapatkan

banyak

kebijakan dan praktik promosi yang

menantang menciptkan frustasi dan

lebih banyak, dan status sosial yang

perasaan

ditingkatkan. Oleh karena itu individu

gagal.

terlalu

berusaha

Pada

kondisi

tantangan yang sedang, kebanyakan

yang

karyawan

keputusan promosi dibuat dalam cara

akan

mengalami

mempersepsikan

bahwa

yang adil (fair andjust) kemungkinan

kesenangan dan kepuasan.
b. Ganjaran yang pantas

besar akan mengalami kepuasan dari

Para karyawan menginginkan

pekerjaan mereka.

sistem upah dan kebijakan promosi c. Kondisi kerja yang mendukung
yang mereka persepsikan sebagai

Karyawan

adil, tidak kembar arti, dan segaris

lingkungan

7

kerja

peduli

akan

baik

untuk

kenyamanan pribadi maupun untuk e. Kesesuaian
memudahkan

kepribadian

dengan

mengerjakan

tugas.

memperagakan

bahwa

Pada hakikatnya orang yang

karyawan lebih menyukai keadaan

tipe kepribadiannya kongruen (sama

sekitar fisik yang tidak berbahaya

dan sebangun) dengan pekerjaan

atau merepotkan. Temperatur (suhu),

yang

cahaya,

mendapatkan

Studi-studi

kebisingan,

dan

pekerjaan

faktor

mereka

pilih

seharusnya

bahwa

mereka

lingkungan lain seharusnya tidak

mempunyai bakat dan kemampuan

esktrem (terlalu banyak atau sedikit).

yang tepat untuk memenuhi tuntutan

d. Rekan kerja yang mendukung
Orang-orang

dari

mendapatkan

pekerjaan

demikian

mereka.

akan

Dengan

lebih

besar

lebih daripada sekedar uang atau

kemungkinan untuk berhasil pada

prestasi yang berwujud dari dalam

pekerjaan tersebut, dan karena sukses

kerja. Bagi kebanyakan karyawan,

ini, mempunyai kebolehjadian yang

kerja juga mengisi kebutuhan akan

lebih besar untuk mencapai kepuasan

interaksi sosial. Oleh karena itu

yang tinggi dari dalam kerja mereka.

tidaklah

mengejutkan

Persepsi

bila

mempunyai rekan sekerja yang ramah

proses

dan

mengorganisasikan

mendukung

kepuasan

kerja

Perilaku

atasan

menghantar
yang

ke

mana

menginterprestasikan

meningkat.

seorang

yang

merupakan

sensorinya

juga

dalam

suatu

seseorang
dan
kesan-kesan
usahanya

merupakan determinan utama dari

memberikan suatu makna tertentu

kepuasan.

studi

pada lingkungannya (Siagian, 1995).

kepuasan

Lebih lanjut Siagian mengatakan,

bila

pesepsi tiap orang dapat berbeda-

mendapatkan
karyawan

Umumnya
bahwa
ditingkatkan

penyeliaan langsung bersifat ramah

beda

karena

persepsi

seseorang

dan dapat memahami, menawarkan

sangat dipengaruhi oleh keinginan

pujian untuk kinerja yang baik,

dari individu tersebut.
Pada hakekatnya sikap adalah

mendengarkan pendapat karyawan,

dan menunjukkan suatu minat pribadi merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen, dimana komponen-komponen

pada mereka.

8

tersebut menurut Allport (dalam Mar'at, diterima

seseorang

sangat

komplek,

1991) ada tiga 3 aspek yaitu:

stimulus masuk ke dalam otak, kernudian

1. Komponen Kognitif

diartikan, ditafsirkan serta diberi makna

Yaitu komponen yang tersusun atas melalui proses yang rumit baru kemudian
dasar pengetahuan atau informasi dihasilkan
yang

dimiliki

seseorang

akan

terbentuk

Hal

ini

suatu penerimaan

persepsi

dan

mencakup
(inputs),

stimulus

keyakinan tertentu tentang obyek pengorganisasian

2

(Atkinson

tentang Hilgard, 1991 : 209).

obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini
kemudian

persepsi

stimulus

dan

sikap tersebut.

penerjemahan atau penafsiran stimulus

Komponen Afektif

yang telah diorganisasi dengan cara yang

Afektif berhubungan dengan rasa dapat

mempengaruhi

perilaku

dan

senang dan tidak senang.Jadi sifatnya membentuk sikap, sehingga orang dapat
evaluatif

yang

berhubungan

erat cenderung menafsirkan perilaku orang

dengan nilai-nilai kebudayaan atau lain sesuai dengan keadaannya sendiri
(Gibson, 1986: 54).

sistem nilai yang dimilikinya.

Persepsi meliputi juga kognisi

3. Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang (pengetahuan),
untuk

bertingkah

laku

yang

mencakup

yang penafsiran objek, tanda dan orang dari

berhubungan dengan obyek sikapnya. sudut pengalaman yang bersangkutan
Persepsi bertautan dengan cara (Gibson,
mendapatkan

pengetahuan

1986).Selaras

dengan

khusus pernyataan tersebut Krech, dkk. (dalam

tentang kejadian pada saat tertentu, maka Sri

Tjahjorini

persepsi terjadi kapan saja stimulus mengemukakan

Sugiharto
bahwa

2001)
persepsi

menggerakkan indera. Dalam hal ini seseorang ditentukan oleh dua faktor
persepsi

diartikan

sebagai

proses utama, yakni pengalaman masa lalu dan

mengetahui atau mengenali obyek dan faktor pribadi.

Penelitian ini yang

kejadian obyektif dengan bantuan indera dimaksud dengan faktor pribadi adalah
(Chaplin, 1989:

358)

Sebagai cara faktor

insternal

anggota

pandang, persepsi timbul karena adanya Swadaya Masyarakat (KSM)
respon terhadap stimulus. Stimulus yang

9

Kelompok

yaitu

Pada dasarnya dibagi menjadi 2

stimulus, Intensitas dan kekuatan dari

Faktor

stimulus, Motion atau gerakan.

Internal

dan

Faktor

Eksternal.
a. Faktor Internal yang mempengaruhi

METODE YANG DIGUNAKAN

persepsi, yaitu faktor-faktor yang

Populasi pada peelitian ini adalah

terdapat dalam diri individu, yang sebagian
mencakup beberapa hal antara lain :

karyawan

PT

Safarijunie

Textindo Industri yang berjumlah 100

Fisiologis,

orang karyawan. Menurut Hadi (2001)

Perhatian,minat,kebutuhan

yang populasi adalah merupakan keseluruhan

searah,pengalaman

dan dari individu yang akan diselidiki dimana

ingatan,suasana hati.

memiliki sedikitnya satu sifat atau ciri

b. Faktor Eksternal Eksternal yang yang sama dan untuk siapa kenyataan
mempengaruhi persepsi, merupakan yang diperoleh dari subyek penelitian
karakteristik

dari

obyek-obyek

linkungan
yang

dan hendak digeneralisasikan.

terlibat

didalamnya. Elemen-elemen tersebut
dapat

mengubah

sudut

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan

pandang

hasil

perhitungan

seseorang terhadap dunia sekitarnya teknik analisis product moment dari
dan

mempengaruhi

seseoarang

bagaimana Pearson yang ditunjukan oleh nilai

merasakannya

atau koefisien korelasi (r) = 0,633, (p) = 0,000

menerimanya. Sementara itu faktor- (p < 0,01).Hasil ini menunjukkan ada
faktor eksternal yang mempengaruhi hubungan positif yang sangat signifikan
persepsi adalah :

antara persepsi terhadap insentif dengan

Ukuran dan penempatan dari kepuasan kerja karyawan PT. Safarijunie
obyek atau stimulus, Warna dari Textindo
obyek-obyek.

Obyek-obyek

Industry,

Artinya

semakin

yang tinggi persepsi terhadap insentif

maka

mempunyai cahaya lebih banyak, semakin tinggi pula kepuasan kerja.
akan lebih mudah dipahami (to be Maka hipotesis penelitian yang diajukan
perceived) dibandingkan dengan yang penulis dapat diterima atau terbukti.
sedikit, Keunikan dan kekontrasan

Persepsi

terhadap

insentif

merupakan faktor yang mempengaruhi

10

kepuasan

kerja,adapun

berpengaruh

variabel

yang sebesar 106,990 dan rerata hipotetik

faktor

menurut (RH) sebesar 57,5

lain

yang berarti pada

Robbins (2006) antara lan : pekerjaan itu umumnya subjek dalam penelitian ini
sendiri,

atau mempunyai persepsi terhadap insentif

gaji/upah,kesempatan

promosi,supervisor ,dan rekan kerja. pada kategori sangat tinggi. Kondisi ini
Adapun faktor lain yang mempengaruhi dapat

diartikan

aspek-aspek

yang

variabel lain menurut Mas”ud (2004) terdapat pada persepsi terhadap insentif
yaitu: Kepuasan intrinsik meliputi variasi menurut Sarwoto ( 1996) yaitu Insentif
tugas,

berkembang, Finansial, Insentif non financial, Social

kesempatan

kesempatan menggunakan kemampuan insentif.
Sedangkan

dan ketrampilan, otonomi, kepercayaan,
pekerjaan

yang

variabel

kepuasan

dan kerja diketahui rerata empiric (RE)

menantang

bermakna. Kepuasan ekstrinsik meliputi: sebesar 114,070 yang berarti kepuasan
gaji

(upah)

diperoleh, kerja

yang

supervise,jaminan

kerja,

status

subjek

tergolong

sangat

dan tinggi.Kondisi ini dapat diketahui bahwa
karyawan sudah mencapai kepuasan

prestise.

Sumbangan Efektif (SE) variabel kerja yang diharapkan perusahaan dan
persepsi

terhadap

dengan ada beberapa karyawan yang telah

insentif

kepuasan kerja sebesar 40,1% yang mencapai tujuan dan harapan yang
ditunjukan oleh koefisien determinan (r²) didapatkan dari perusahaan. Hal ini
sebesar 0,401. Berarti masih terdapat dipengaruhi olehpembayaran, promosi,
59,9%

faktor-faktor

lain

yang penyeliaan/ supervise, rekan kerja dan

mempengaruhi persepsi terhadap insentif pekerjaan itu sendiri. Locke (dalam
di luar variabel kepuasan kerja, misalnya Gruneberg &Wall.1984).
pembayaran,

promosi,

penyeliaan/

Berdasarkan uraian di atas dapat

supervise, rekan kerja dan pekerjaan itu diambil kesimpulan ada hubungan yang
sendiri. Hal ini antara lain sesuai dengan sangat signifikan antara persepsi terhadap
pendapat yang dikemukakan oleh Locke insentif dengan kepuasan kerja namun
(dalam Gruneberg & Wall, 1984)
Variabel

persepsi

ada

beberapa

keterbatasan

pada

terhadap penelitian ini, antara lain: Generalisasi

insentif mempunyai rerata empirik (RE) dari hasil-hasil penelitian ini terbatas

11

pada

populasi

dilakukan

tempat

sehingga

penelitian Berdasarkan analisis dan pembahasan

penerapan

pada

yang telah dilakukan pada bab

ruang lingkup yang lebih luas dengan

sebelumnya,

karakteristik yang berbeda kiranya perlu

kesimpulan sebagai berikut :

dilakukan

penelitian

lagi

maka dapat ditarik

dengan 1. Ada hubungan positif yang sangat

menggunakan atau menambah variabel-

signifikan antara persepsi terhadap

variabel lain yang belum disertakan

insentif

dalam penelitian ini ataupun dengan

karyawan.

menambah

dan

memperluas

dengan

kepuasan

kerja

ruang 2. Peranan atau sumbangan Efektif (SE)

lingkup penelitian. Namun ada beberapa

pada

kelemahan penelitian antara lain:

insentifterhadap

Jumlah sampel yang terbatas disatu

kerjatergolong tinggi.

variabel

persepsi

terhadap
kepuasan

wilayah saja yakni di PT. Safarijunie 3. Persepsi terhadap insentif pada subjek
Textindo

Industry

tergolong positif

bagian

Produksi(finishing), sehingga dapat 4. Kepuasan kerja pada subjek tergolong
menimbulkan

tinggi.

keterbatasan

generalisasi hasil penelitian.
Metode

pengumpulan

data

Berdasarkan

yang

dari

kesimpulan

digunakan hanya angket atau skala diatas,maka dapat di berikan saran-saran
dan dokumentasi sehingga kurang sebagai berikut :
dapat mengungkap secara mendalam 1. Pimpinan Perusahaan
gejala psikologis yang tidak nampak 2. Ilmuwan psikologi
dalam diri karyawan, oleh karena itu
peneliti

selanjutnya

perlu

melengkapi

dengan

teknik

pengumpulan

data

yang

lain,

DAFTAR PUSTAKA
As’ad,

Moh.
(2001).
Psikologi
Industri.Liberty, Yogyakarta.

misalnya dengan teknik observasi,
Arikunto,Suharsimi.2002.Edisikelima.ProsedurPenelitian.Jakarta:R
inekaCipta.
akan lebih dapat mengungkap secara
psikotest maupun yang lain sehingga

mendalam kondisi psikologis subjek
penelitian.

Ayuningtyas (2008) Skala persepsi
terhadap insentif ;Pustaka pelajar

12

Azwar,

S.
(1996).Tes
Prestasi. Susilo Martoyo,1992.Manajemen Sumber
Daya Manusia.Jakarta : BPFF.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Malayu SP. Hasibuan, 1996. Organisasi
---------dan Kepuasan Kerja Karyawan.
(1997).MetodePenelitian.Yogyaka
Bandung: Bina Aksara.
rta: Pustaka Pelajar.
----------(2003). Reliabilitas dan Handoko, T. Hani. (2000). Manajemen
Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Personalia dan Sumberdaya
Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Pelajar.
-----------. (2009). Penyusunan Skala Hasibuan, Melayu SP, 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Revisi Bumi Aksara.
Belajar.
Fred.
2006.,
Perilaku
Amstrong,.Michael .(1997). Manajemen Luthans,
Organisasi 10th. Edisi Indonesia.
Sumber Daya Manusia. PT media
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
komputindo,kelompok
anggotaIKAPI,Jakarta.
Robbin,
Stephen.1996.
Perilaku
Dessler,
Garry,
2000.Manajjemen
Organisasi, Konsep, KontroversiAplikasi.Jilid 2 Edisi Bahasa
Sumber Daya Manusiia,,jilid 2,
Phenhallindo,Jakarta
Indonesia.Jakarta : Prenhallindo.
Handoko,
H.
1997.
Manajjemen Robbin, Stephen P.(2008). Perilaku
Organisasi.Jakarta.PT.Indeks.
Personalliia Dan Sumber Daya
Manusiia,,Badan
Pengkajian
Fakultas
Ekonomi
UGM, Sutrisno Hadi dan Yuni (2000) (Seri
Yogyakarta.
Program
Statistik2000).Yogyakarta.
Harsono, 1998.Manajjemen Pabriik.
Walpole, Ronald. (1995).Pengantar
Penerbit Balai Aksara, Jakarta.
Statistika, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta: Erlangga.
Hasibuan , Melayu Sp. 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi
Wibowo,2007.Kepuasan Kerja:Pustaka
Revisi : Bumi Aksara.
Pelajar
Lock (1996) Aspek-Aspek Kepuasan
Wijayanti,2006.Modifikasi
Skala
Kerja Balai Aksara,Jakarta.
Kepuasan
Mathis dan Lackson (2002).Pengertian
gaji,Edisi Revisi :Bumi Aksara.
Moch.As’ad.1995.Psikologi
Industri.Jakarta : Liberty

13

.