"Tingkat Kesehatan PT. Bank Syariah Mandiri menggunakan Metode Camel.".

(1)

ii ABSTRACT

Banking in Indonesia recognized as a tough and strong banking before crisis-monetary attacks was proved to have weak foundations. Shake to Indonesian system caused many banksfacing difficulties in liquidity and they were forced to end their business/bankrupt. Stability inbanking organizations is very important for economy. This stability is not always evaluated onlyon the number of circulating money but also that of existing banks functioning as a financialorganization. Performance of Indonesian banking in midst 1997 faced 1997 a large rupiah depression and many of them were liquidated. Therefore, bank management in carrying out its business is needed to secure balances in liquidity maintenance with achieving an orderremunerativeness and fulfillment of modal needs suitable with its investments. The assessmentwas performed in order to improve performance of banking in management, stockholder, andgovernmental sectors..

The title this research is The Health Level PT. Bank Syariah Mandiri With CAMEL method. The research has a purpose to know the healt level PT. Bank Syariah Mandiri 2007-2009 period use the CAMEL ratio.

CAMEL is one method of analysis tools to determine the level of bank health. The important Ratio in the CAMEL analysis is CAR ratio (Capital), BDR and CAD ratio (Assets), Management, ROA and BOPO ratio(Earnings) , LDR and NCM to CA ratio (Liquidity).

research method using descriptive analytical. Meaning descriptive analytical is the method to collect, present and analyze data relating to the issue with the study in accordance with actual conditions. then draw conclusions and make suggestions

based on the results of the analysis conducted, the authors drew the conclusion that PT. Bank Syariah Mandiri has a pretty good level of health consistent with the provisions set by Bank Indonesia.


(2)

Abstrak

Keadaan perbankan Indonesia yang dikenal kuat dan tangguh sebelum terjadinya krisis moneter ternyata memiliki dasar/pondasi yang lemah. Guncangan terhadap sistem di Indonesia mengakibatkan banyak bank mengalami kesulitan likuiditas sehingga harus menutup usahanya/pailit. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam lembaga perekonomian. Kestabilan ini tidak saja dilihat dari jumlah uang yang beredar namun juga dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai perangkat penyelenggaraan keuangan. Kinerja perbankan Indonesia pada pertengahan 1977 mengalami depresi rupiah yang sangat tajam, Banyak bank yang dilikuidasi. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan bank dalam melakukan usahanya untuk menjaga keseimbangan pemeliharaan likuiditas yang dengan pencapaian rentabilitas yang wajar serta pemenuhan kebutuhan modal bank yang memadai sesuai dengan jenis penanamannya. Penilaian ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja dunia perbankan baik dalam sektor manajemen, pemegang saham, maupun pemerintah.

Judul dari penelitian ini adalah Tingkat Kesehatan PT. Bank Syariah Mandiri menggunakan metode CAMEL. Rasio penting dalam anlisis CAMEL ini adalah rasio CAR ( faktor Pemodalan), rasio BDR dan CAD (faktor kualitas aktiva produktif), faktor manajemen, rasio ROA dan BOPO (faktor rentabilitas), rasio LDR dan NCM to CA (faktor likuiditas bank)

Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah metode yang mengumpulkan data, menyajikannya, serta menganalisis data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sesuai dengan keadaan sebenarnya, kemudian menarik kesimpulan dan membuat saran.

berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan bahwa PT. Bank Syariah Mandiri memiliki tingkat kesehatan cukup baik yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank indonesia


(3)

vi

DAFTAR ISI

Abstract ... ii

Abstrak...iii

Kata pengantar ... iv

Daftar isi ... vi

Daftar gambar ... ix

Daftar tabel ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.5 Kerangka Pemikiran ... 8

1.6 Teknik Pengumpulan Dan Pengolahan Data ... 10

1.7 Lokasi Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank... 13

2.1.1 Pengertian Bank ... 13

2.1.2 Fungsi dan Manfaat Bank ... 14

2.1.3 Jenis dan Usaha Bank ... 15

2.1.3.1 Jenis Bank Berdasarkan Undang-Undang ... 16

2.1.3.2 Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikan ... 19

2.2 Bank Syariah ... 20

2.2.1 Pengertian Bank Syariah ... 21


(4)

2.2.3 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 26

2.3 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode CAMEL ... 27

2.3.1 Faktor Permodalan ... 31

2.3.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 34

2.3.2 Faktor Kualitas Aktiva Produktif ... 34

2.3.2.1 Bad Debt Ratio ... 35

2.3.2.2 Cadangan Aktiva yang diklasifikasikan (CAD) ... 36

2.3.3 Faktor Manajemen ... 37

2.3.4 Faktor Rentabilitas ... 37

2.3.4.1 Return On Total Assets ... 38

2.3.4.2 Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ... 39

2.3.4.3 Return On Equity ... 39

2.3.4.4 Net Profit Margin ... 39

2.3.5 Faktor Likuiditas... 40

2.3.5.1 Loan To Deposit Ratio ... 41

2.3.5.2 Rasio Net Call Money terhadap Current Assets (NCMtoCA) ... 41

2.3.5.3 Cash Ratio ... 42

2.3.5.4 Reserve Requirement ... 42

2.3.5.5 Loan To Asset Ratio ... 43

2.3.5.6 Rasio Kewajiban bersih Call Money ... 43

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 44


(5)

viii

3.2.1 Sejarah Singkat PT. Bank Syariah Mandiri. ... 45

3.2.2 Produk dan Layanan PT. Bank Syariah Mandiri. ... 46

3.2.3 Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri. ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kinerja keuangan PT. Bank Syariah Mandiri 2007-2009 ... 56

4.1.1 Kinerja Keuangan Berdasarkan Capital ... 56

4.1.2 Kinerja Keuangan Berdasarkan Aset ... 58

4.1.3 Kinerja Keuangan Berdasarkan Earning ... 59

4.1.4 Kinerja Keuangan Berdasarkan Likuiditas ... 61

4.1.5 Kinerja Keuangan Berdasarkan Manajemen ... 65

4.2 Perhitungan Nilai CAMEL PT. Bank Syariah Mandiri ... 66

4.3 Analisis tingkat kesehatan PT Bank Syariah Mandiri ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 71

5.2 Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar kerangka Pemikiran ... ... 10 Gambar Struktur Organisasi ... ... 55


(7)

x DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 26 Tabel 2.2 Tata Cara Penilaian tingkat kesehatan Bank (metode CAMEL) ... 30 Tabel 4.1 Kondisi perkembangan CAR PT bank Syariah Mandiri 2007-2009 ... 56 Tabel 4.2 Kondisi perkembangan BDR PT. Bank Syariah Mandiri 2007-2009 .... 58 Tabel 4.3 Kondisi perkembangan ROA PT. Bank Syariah Mandiri 2007-2009 .... 60 Tabel 4.4 Kondisi perkembangan BOPO PT. Bank Syariah Mandiri

2007-2009 ... 60 Tabel 4.5 Kondisi perkembangan LDR PT. Bank syariah Mandiri 2007-2009 ... 62 Tabel 4.6 Kondisi perkembangan NCM to CA PT. Bank Syariah Mandiri


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Keadaan perbankan Indonesia yang dikenal kuat dan tangguh sebelum terjadinya krisis moneter ternyata memiliki dasar/pondasi yang lemah. Guncangan terhadap sistem di Indonesia mengakibatkan banyak bank mengalami kesulitan likuiditas sehingga harus menutup usahanya/pailit. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam lembaga perekonomian. Kestabilan ini tidak saja dilihat dari jumlah uang yang beredar namun juga dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai perangkat penyelenggaraan keuangan. Kinerja perbankan Indonesia pada pertengahan 1977 mengalami depresi rupiah yang sangat tajam, banyak bank yang dilikuidasi. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan bank dalam melakukan usahanya untuk menjaga keseimbangan pemeliharaan likuiditas yang dengan pencapaian rentabilitas yang wajar serta pemenuhan kebutuhan modal bank yang memadai sesuai dengan jenis penanamannya (Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati : 2009)

Kinerja keuangan perbankan tahun 2000 boleh jadi merupakan kinerja terbaik setelah krisis perbankan, dilihat dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan perbankan. Banyak perusahaan perbankan yang semula terpuruk dalam tahun 2000 telah menunjukkan perbaikan, yang ditandai dengan perbaikan pada non performing loans (NPL), capital adequeacy ratio (CAR), dan net interest margin (NIM). Laporan keuangan perbankan tahun 2000 yang menjadi latar belakang penelitian antara lain: pertama, tahun 2000 seluruh bank selesai direkapitulasi;


(9)

2

kedua, sektor dunia usaha belum dapat dikatakan pulih sehingga perusahaan perbankan masih dihadapkan pada disintermediasi; ketiga, sumber pendapatan perusahaan perbankan masih tergantung pada surat berharga dan sebagian bersumber dari obligasi, keempat, bank-bank makin dipercaya masyarakat dalam bentuk peningkatan dana pihak ketiga sehingga terdapat idle money; kelima, restrukturisasi perusahaan dan kredit yang ditangani BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) masih belum berjalan sesuai harapan perusahaan. Perbankan dan dunia usaha; keenam, faktor ketidakstabilan situasi dalam negari memberikan aroma yang kurang baik terhadap iklim perbankan (Info Bank : 2001).

Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Di samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga mestinya tingkat kesehatan bank perlu dipelihara. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini tidak saja dilihat dari jumlah uang yang beredar, namun juga dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai perangkat penyelenggaraan keuangan. Penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan sebagai penilaian terhadap prestasi yang dapat dicapai. Dalam hal ini laba dapat digunakan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan, baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun pihak lain yang berkepentingan an terkait dengan distribusi kesejahteraan di antara mereka, tidak terkecuali perbankan. Untuk menilai kinerja perbankan umumnya digunakan lima


(10)

aspek penilaian, yaitu CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning, dan Liquidity).(Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati : 2009)

Analisis laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Untuk menilai kinerja keuangan perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity). Aspek capital meliputi CAR, aspek aset meliputi NPL, aspek earning meliputi NIM, dan BO/PO, sedangkan aspek likuidity meliputi LDR dan GWM. Empat dari lima aspek tersebut masing-masing capital, assets, management, earning, liquidity dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan. Penelitian rasio keuangan baik secara individu maupun secara construct untuk menilai kinerja dan pengujian. Kekuatan hubungan rasio keuangan dengan kinerja keuangan perbankan, menurut pengamatan peneliti jarang dilakukan. Hal ini didasari oleh beberapa alasan antara lain keuangan perusahaan perbankan sedikit berbeda dengan rasio keuangan-keuangan sejenis perusahaan lainnya. Hal ini ditunjukan oleh dalam Standar Akuntansi Keuangan Perbankan yang diatur khusus dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (IAI, 1995).

Penulis melakukan penelitian terhadap PT Bank Syariah Mandiri, sebuah bank umum berbasis syariah. Kegiatan yang dilakukan oleh PT Bank Syariah Mandiri, adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito dan tabungan serta menyalurkan dana melalui kredit / pinjaman kepada masyarakat


(11)

4 golongan menengah, menengah atas dan menengah bawah maupun untuk kalangan wirausaha dan non wirausaha dengan memberikan jaminan kepada bank. Yang mana kegiatan itu di lakukan dengan basis hukum syariah, yang pada prinsipnya adalah bagi hasil tanpa ada bunga yang dianggap riba

Saham PT Bank Syariah Mandiri mayoritas dimiliki oleh Bank Mandiri. Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintaha Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim and Bapindo–dilebur menjadi Bank Mandiri. Masing-masing dari keempat

legacy banks memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan mengurang jumlah karyawan, dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri kami implementasikan secara sekaligus ke semua jaringan kami dan pada seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Sejak berdirinya, Bank Mandiri telah bekerja keras untuk menciptakan tim manajemen yang kuat dan professional yang bekerja berlandaskan pada prinsip-prinsip good corporate governance yang telah diakui secara internasional. Bank Mandiri disupervisi oleh Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Menteri Negara BUMN yang dipilih berdasarkan anggota komunitas keuangan yang terpandang. Manajemen ekskutif


(12)

tertinggi adalah Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama. Dewan Direksi PT. Bank Mandiri Tbk. terdiri dari banker dari legacy banks dan juga dari luar yang independen dan sangat kompeten. Bank Mandiri juga mempunyai fungsi offices of compliance, audit dan corporate secretary, dan juga menjadi obyek pemeriksaan rutin dari auditor eksternal yang dilakukan oleh Bank Indonesia, BPKP dan BPK serta auditor internasional. AsiaMoney magazine memberikan penghargaan atas komitmen kami atas penerapan GCG dengan memberikan Corporate Governance Award untuk kategori Best Overall for Corporate Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and transparency. Dengan aset yang terus bertumbuh sampai dengan diatas Rp 319 triliun, dan lebih dari 21 ribu karyawan yang tersebar pada 1000 kantor dalam negeri dan 6 kantor dan perwakilan luar negeri Bank Mandiri bertekad untuk memberikan keprimaan dalam layanan perbankan dan memberikan solusi keuangan yang sangat luas dalam investasi dan produk syariah, serta bancassurance untuk nasabah korporat, komersial, small business dan micro business selain nasabah individual kami. Tekad kami tersebut telah diakui dan dihargai sebagai peringkat pertama dalam Banking Service Excellence Award 2007 oleh Majalah Infobank. Jaringan distribusi Bank Mandiri termasuk 3,186 ATMs, 7,051 ATMs in the LINK Network dan 12,663 ATM Bersama Networks, and Electronic Data Capture (EDC)

kurang lebih 25,254 di seluruh Indonesia. Bank Mandiri mempunyai 8.3 juta pemegang kartu ATM and 3.2 juta pengguna SMS Banking, 783,356 pengguna internet banking and 822,937 pengguna Call Mandiri dan lebih dari 1 juta pemegang kartu kredit Visa. (Management Bank Mandiri : 2009).


(13)

6 Sebagai tindak lanjut dari keputusan Merger, Bank Mandiri melakukan Konsilidasi serta membentuk Tim Pengembangan Syariah. Sebagai respons atas diberlakukan UU No. 10 tahun 1998 yang memberikan peluang untuk bank umum melayani transaksi syariah (Dual banking system). Dengan mengkonversi salah satu Bank konvensional, PT Bank Susila Bakti, sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999, maka lahirlah Bank Syariah Mandiri.

Di tengah dampak krisis ekonomi global pada tahun 2008-2009 yang sepenuhnya belum usai, kondisi perekonomian Indonesia menunjukan pertumbuhan sebesar 6,3% pada tahun 2008 dan 4,5% pada tahun 2009, yang menunjukan daya tahan cukup baik. Diikuti dengan kondisi ekonomi makro yang menunjukan perkembangan positif. Sedangkan kondisi perbankan belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi global. Hal itu nampak di lihat dari rendahnya fungsi intermediasi perbankan dan tingginya Non Performing Loan (NPL) diperbankan nasional.

Disaat kondisi perbankan yang masih belum pulih sepenuhnya, Bank Syariah Mandiri berhasil meningkatkan pendapatan bersihnya pada tahun 2009 sebesar Rp 290,94 miliar atau naik 48,13% dibanding tahun 2008. selain itu Bank Syariah Mandiri berhasil merealisasikan pertumbuhan pembiayaan pada tahun 2009 sebesar 2,78 triliun atau tumbuh 20,93% dibanding tahun 2008. dibidang pembiayaan UMKM dengan limit dibawah Rp 10 miliar juga meningkat. Yang pada akhir tahun 2008 sebesar 56,70% menjadi 61,2% pada akhir tahun 2009. Selain itu pada perluasan jaringan, PT Bank Syariah Mandiri pada tahun 2009 telah membuka kantor cabang, 25 KCP, 24KK, 2KLS, 10 Payment Point, 13 kas keliling, dan 14 gerai.


(14)

Selain itu Bank Syariah Mandiri telah menambah Mesin ATM BSM sebanyak 102 unit pada selama tahun 2009.(Laporan Tahunan PT. Bank Syariah Mandiri, 2009)

Penulis melakukan penelitian mengenai tingkat kesehatan PT BANK SYARIAH MANDIRI. Dengan tujuan untuk memberikan masukan – masukan kepada perusahaan, nasabah, investor dan pembaca agar melihat apakah jumlah semua kenaikan yang dialami PT Bank Syariah Mandiri itu, juga diiringi dengan tingkat kesehatan yang baik juga yang sesuai dengan syarat Bank Indonesia dengan menggunakan metode CAMEL.

Berdasarkan hal – hal di atas, maka penulis dalam menyusun makalah ini tertarik untuk mengambil judul TINGKAT KESEHATAN PT. BANK SYARIAH

MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL.

1.2 Identifikasi Masalah

Bank selalu dihadapi dengan masalah bagaimana mengelola tingkat profitabilitas dan likuiditas dengan baik. Dengan melakukan analisis tingkat kesehatan bank, kita akan mengetahui bagaimana kinerja keuangan bank dalam suatu periode.

Dengan latar belakang penelitian tersebut, penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

Bagaimana tingkat kesehatan PT BANK SYARIAH MANDIRI tahun 2007, 2008, 2009?


(15)

8 Menganalisis tingkat kesehatan PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK tahun 207-2009.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah untuk memberikan gambaran tentang analisis kredit dan memberikan manfaat yang berguna bagi:

1. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan yang bermanfaat bagi perkembangan perusahaan dan menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang dianggap dapat memberikan suatu feedback bagi perusahaan.

2. Pembaca

Dapat menambah pengetahuan pembaca lebih jauh tentang prosedur kredit, manajemen perkreditannya, dan permasalahan kredit perbankan.

3. Penulis

Menambah wawasan penulis mengenai analisis kredit bank dan menambah pengetahuan mengenai kegiatan perkreditan perbankan saat ini.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dengan laporan keuangan Bank, kita dapat mengetahui kondisi keuangan dari bank tersebut. Laporan keuangan terdiri dari Laporan Laba Rugi (Statement of Income), Neraca (Balance sheet), Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Cash


(16)

Flow), serta Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow). Laporan keuangan melaporkan gambaran tentang hasil dari posisi keuangan bank pada periode tertentu. Akan tetapi nilai riil dari laporan keuangan adalah fakta bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu memprediksi laba dan deviden masa depan. Posisi keuangan suatu bank tersebut di analisis. Analisis yang digunakan untuk menganalisis posisi keuangan dari bank tersebut adalah metode CAMEL. Hasil dari analisis CAMEL tersebut kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, dan yang akan digunakan untuk menentukan sehat atau tidaknya bank tersebut.

Bank Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 yang berisikan tata cara penilaian tingkat kesehatan bank. Tata cara penilaian kesehatan bank yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam menentukan tingkat kesehatan bank adalah metode CAMEL, dimana lima faktor yang dinilai, diantaranya : faktor permodalan, faktor kualitas aktiva produktif, faktor manajemen, faktor rentabilitas, dan faktor likuiditas. Hasil dari perhitungan lima faktor tersebut adalah nilai kredit CAMEL yang menentukan tingkat kesehatan bank yang bersangkutan, apakah sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau tidak sehat.


(17)

10 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Pemikiran Penulis

1.6 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan data

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengumpulkan data dan informasi dari teori maupun praktek yang sesuai dan mendukung penelitian skripsi ini, yaitu 1. Penelitian Kepustakaan

Kondisi Keuangan Laporan Keuangan Laporan Perubahan ekuitas Laporan Laba Rugi

Neraca Laporan

Arus Kas Laporan Dana Investasi Terikat Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil Laporan penggunaa n dana zakat dan dana kebajikan Catatan atas Laporan Keuangan Analisis CAMEL Standar yang ditetapkan Bank Indonesia Tingkat kesehatan Bank


(18)

Yaitu dengan membaca serta mempelajari buku-buku ilmu pengetahuan, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan pembahasan pokok di dalam penyusunan skripsi ini, dengan tujuan untuk memperoleh dasar-dasar teoritis yang digunakan sebagai pedoman dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi.

2. Penelitian Lapangan

Yaitu dengan melakukan penelitian secara langsung ke perusahaan (dalam hal ini bank) yang menjadi obyek penelitian. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian untuk penyusunan skripsi ini adalah dengan melakukan Pengamatan Laporan Keuangan tahunan PT Bank Syariah Mandiri dari tahun 2007 sampai dengan 2009.

Pengamatan adalah suatu cara untuk memperoleh data atau informasi dengan melakukan peninjauan langsung ke obyek penelitian dan mengamati (observasi) aktivitas di PT. Bank Syariah Mandiri”.

Teknik Pengolahan Data

Dalam rangka memperoleh hasil seperti yang diinginkan dalam tujuan penelitian, maka penulis mengadakan pendekatan dengan menggunakan dua analisis yaitu:

1. Analisis data kualitatif

Suatu pendekatan yang menggunakan data yang ada untuk menganalisis masalah yang ada. Data tersebut dijadikan masukan dan


(19)

12 dibandingkan dengan teori-teori yang ada untuk membantu penelitian dan disajikan secara deskriptif dalam tabel, grafik, dan uraian.

2. metode CAMEL

Yaitu metode atau tata cara penilaian tingkat kesehatan bank yang diatur dalam keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIK tanggal 30 April 1997 diamana perhitungan dengan metode tersebut..

1.7 Lokasi Penelitian

Penulis ingin melakukan penelitian pada Bank Syariah Mandiri yang beralamat pusat di Wisma Mandiri 1 Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta..


(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

 Penilaian kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL mengandung lima unsur komponen yaitu : faktor Permodalan (Capital) dengan menggunakan rasio CAR, faktor kualitas aktiva produktif (Assets) dengan menggunakan rasio BDR dan CAD, faktor Manjemen (Management), faktor rentabilitas (Earning) dengan menggunakan rasio ROA dan BOPO, faktor likuiditas Bank (Liquidity) dengan rasio LDR dan NCM to CA

 Dilihat dari faktor permodalan PT Bank Syariah Mandiri memiliki struktur permodalan yang cukup baik, walaupun pada tahun 2007 rasio CAR berada dibawah nilai minimum yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Tetapi mengalami kenaikan setiap tahunnya.

 Dari faktor kualitas aktiva produktif perhitungan nilai BDR, PT Bank Syariah Mandiri telah berhasil menempatkan dana kreditnya dengan baik, yaitu berada dibawah 7,5%. Pada tahun 2008 mengalami penurunan dibanding tahun 2007 dan mengalami kenaikan lagi pada periode 2009.

 Dari faktor rentabilitas, PT Bank Syariah Mandiri berhasil menempatkan pendapatannya menjadi lebih setiap tahunnya. hal ini dilihat dari perhitungan rasio ROA yang selalu meningkat tiap tahunnya, dan nilainya diatas rata-rata nilai ROA minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Untuk perhitungan nilai


(21)

72 Mandiri mengalami kenaikan pendapatan melebihi kenaikan beban operasional setiap periodenya.

 Untuk faktor likuiditas, terdapat dua rasio yaitu rasio LDR dan rasio NCM to CA. Pada perhitungan faktor ini PT Bank Syariah Mandiri juga memperoleh nilai sempurna seperti layaknya perhitungan pada faktor rentabilitas. Dapat dilihat bahwa PT. Bank Syariah Mandiri tidak mengalami maslah dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus dilunasi.

 Berdasarkan hasil perhitungan nilai CAMEL, dapat disimpulkan bahwa Bank Syariah Mandiri mendapat predikat cukup sehat.

5.2 SARAN

 Penggunaan metode CAMEL,dapat diperbandingkan antara periode yang diteliti juga dengan bank lainnya. Tapi kelemahannya metode CAMEL tidak menggambarkan informasi keadaan internal suatu bank secara mendalam.

 Metode CAMEL memiliki kelemahan pada faktor manajemen, yang dinilai berdasarkan pertanyaan. Selain memungkinkan objek yang diteliti memberikan penilaian secara subjektif, juga membutuhkan waktu dan biaya dalam menilitinya. Terlebih timpenilai harus merupakan orang yang netral agar hasil tidak bisa diintervensi.

 Untuk perhitungan CAR, sebagai catatan PT. Bank Syariah Mandiri harus berhati-hati. Walaupun hasil perhitungan menunjukan peningkatan, tapi pada tahun 2007 nilai rasio CAR PT. Bank Syariah Mandiri berada dibawah nilai minimum CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dengan cara mengontrol


(22)

aktiva tertimbang menurut resikonya, atau meningkatkan jumlah modal yang dimiliki.

 Sebaiknya untuk menilai kesehatan bank jangan menggunakan metode CAMEL saja, tetapi bisa menggunakan metode lainnya seperti metode ALMA, rasio keuangan, dan juga memperhatikan faktor ekonomi seperti inflasi.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul (2006). Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Edisi Revisi. Jakarta : Alvabet.

Dendawijaya, Lukman.(2009). Manajemen Perbankan. Edisi kedua, cetakan kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rudy Tri Sanoso. (1996). Mengenal Dunia Perbankan. Edisi Kedua, cetakan pertama- Yogyakarta: Andi

Slamet Riyadi. (2003) Banking asets and Liability Management. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Kasmir, SE, MM., 2002, Dasar-Dasar Perbankan, Edisi pertama, PT Grafindo Persada, Jakarta.

Eugene F. Brigham, Joel F. Houston (2001) Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Jakarta, Erlangga.

Laporan tahunan 2009 PT Bank Syariah Mandiri.

Laporan Tahunan periode 2007, 2008, 2009 PT Bank Syariah Mandiri. Laporan tahunan 2009 PT Bank Mandiri Tbk.

………., Bank Indonesia, 2008, Undang-undang No. 21 Tahun 2008, Tentang Perbankan Syariah (www.bi.go.id diakses tahun 11 Juni 2010)


(1)

Yaitu dengan membaca serta mempelajari buku-buku ilmu

pengetahuan, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan pembahasan pokok

di dalam penyusunan skripsi ini, dengan tujuan untuk memperoleh

dasar-dasar teoritis yang digunakan sebagai pedoman dalam menghadapi

permasalahan yang dihadapi.

2.

Penelitian Lapangan

Yaitu dengan melakukan penelitian secara langsung ke perusahaan

(dalam hal ini bank) yang menjadi obyek penelitian. Adapun alat

pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian untuk

penyusunan skripsi ini adalah dengan melakukan Pengamatan Laporan

Keuangan tahunan PT Bank Syariah Mandiri dari tahun 2007 sampai dengan

2009.

Pengamatan adalah suatu cara untuk memperoleh data atau informasi

dengan melakukan peninjauan langsung ke obyek penelitian dan mengamati

(observasi) aktivitas di PT. Bank Syariah Mandiri”.

Teknik Pengolahan Data

Dalam rangka memperoleh hasil seperti yang diinginkan dalam tujuan penelitian,

maka penulis mengadakan pendekatan dengan menggunakan dua analisis yaitu:

1.

Analisis data kualitatif

Suatu pendekatan yang menggunakan data yang ada untuk

menganalisis masalah yang ada. Data tersebut dijadikan masukan dan


(2)

dibandingkan dengan teori-teori yang ada untuk membantu penelitian dan

disajikan secara

deskriptif

dalam tabel, grafik, dan uraian.

2.

metode CAMEL

Yaitu metode atau tata cara penilaian tingkat kesehatan bank yang

diatur dalam keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIK tanggal

30 April 1997 diamana perhitungan dengan metode tersebut..

1.7

Lokasi Penelitian

Penulis ingin melakukan penelitian pada Bank Syariah Mandiri yang

beralamat pusat di Wisma Mandiri 1 Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta..


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Penilaian kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL mengandung lima unsur

komponen yaitu : faktor Permodalan (Capital) dengan menggunakan rasio CAR,

faktor kualitas aktiva produktif (Assets) dengan menggunakan rasio BDR dan

CAD, faktor Manjemen (Management), faktor rentabilitas (Earning) dengan

menggunakan rasio ROA dan BOPO, faktor likuiditas Bank (Liquidity) dengan

rasio LDR dan NCM to CA

Dilihat dari faktor permodalan PT Bank Syariah Mandiri memiliki struktur

permodalan yang cukup baik, walaupun pada tahun 2007 rasio CAR berada

dibawah nilai minimum yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Tetapi mengalami

kenaikan setiap tahunnya.

Dari faktor kualitas aktiva produktif perhitungan nilai BDR, PT Bank Syariah

Mandiri telah berhasil menempatkan dana kreditnya dengan baik, yaitu berada

dibawah 7,5%. Pada tahun 2008 mengalami penurunan dibanding tahun 2007 dan

mengalami kenaikan lagi pada periode 2009.

Dari faktor rentabilitas, PT Bank Syariah Mandiri berhasil menempatkan

pendapatannya menjadi lebih setiap tahunnya. hal ini dilihat dari perhitungan

rasio ROA yang selalu meningkat tiap tahunnya, dan nilainya diatas rata-rata nilai

ROA minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Untuk perhitungan nilai

BOPO, tiap tahunnya mengalami penurunan, yang menunjukan PT. Bank Syariah


(4)

Mandiri mengalami kenaikan pendapatan melebihi kenaikan beban operasional

setiap periodenya.

Untuk faktor likuiditas, terdapat dua rasio yaitu rasio LDR dan rasio NCM to CA.

Pada perhitungan faktor ini PT Bank Syariah Mandiri juga memperoleh nilai

sempurna seperti layaknya perhitungan pada faktor rentabilitas. Dapat dilihat

bahwa PT. Bank Syariah Mandiri tidak mengalami maslah dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek yang harus dilunasi.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai CAMEL, dapat disimpulkan bahwa Bank

Syariah Mandiri mendapat predikat cukup sehat.

5.2

SARAN

Penggunaan metode CAMEL,dapat diperbandingkan antara periode yang diteliti

juga dengan bank lainnya. Tapi kelemahannya metode CAMEL tidak

menggambarkan informasi keadaan internal suatu bank secara mendalam.

Metode CAMEL memiliki kelemahan pada faktor manajemen, yang dinilai

berdasarkan pertanyaan. Selain memungkinkan objek yang diteliti memberikan

penilaian secara subjektif, juga membutuhkan waktu dan biaya dalam menilitinya.

Terlebih timpenilai harus merupakan orang yang netral agar hasil tidak bisa

diintervensi.

Untuk perhitungan CAR, sebagai catatan PT. Bank Syariah Mandiri harus

berhati-hati. Walaupun hasil perhitungan menunjukan peningkatan, tapi pada

tahun 2007 nilai rasio CAR PT. Bank Syariah Mandiri berada dibawah nilai

minimum CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dengan cara mengontrol


(5)

aktiva tertimbang menurut resikonya, atau meningkatkan jumlah modal yang

dimiliki.

Sebaiknya untuk menilai kesehatan bank jangan menggunakan metode CAMEL

saja, tetapi bisa menggunakan metode lainnya seperti metode ALMA, rasio

keuangan, dan juga memperhatikan faktor ekonomi seperti inflasi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul (2006).

Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah,

Edisi Revisi. Jakarta :

Alvabet.

Dendawijaya, Lukman.(2009).

Manajemen Perbankan

. Edisi kedua, cetakan kedua.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rudy Tri Sanoso. (1996).

Mengenal Dunia Perbankan

. Edisi Kedua, cetakan pertama-

Yogyakarta: Andi

Slamet Riyadi. (2003)

Banking asets and Liability Management

. Jakarta : Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Kasmir, SE, MM., 2002,

Dasar-Dasar Perbankan

, Edisi pertama, PT Grafindo Persada,

Jakarta.

Eugene F. Brigham, Joel F. Houston (2001)

Manajemen Keuangan.

Edisi kedelapan.

Jakarta, Erlangga.

Laporan tahunan 2009 PT Bank Syariah Mandiri.

Laporan Tahunan periode 2007, 2008, 2009 PT Bank Syariah Mandiri.

Laporan tahunan 2009 PT Bank Mandiri Tbk.

………., Bank Indonesia, 2008, Undang-undang No. 21 Tahun 2008, Tentang

Perbankan Syariah (

www.bi.go.id

diakses tahun 11 Juni 2010)