Aflatoksin Penyebab Keracunan Makanan (Studi Pustaka).
ABSTRAK
Keracunan inakanan pada inanusia sangat seriiig dilaporkan, salah satunya adalah yang disebabkan oleh Aflatoksin. Untuk mencegahnya dibutuhkan pemahaman yang lebih baik mengenai aflatoksin.
Aflatoksin adalah metabolit beracun yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus. Jainur ini senng mengkontaminasi bahan inakanan terutaina jagung dan kacang, sehingga dapat menyebabkan keracunan inakanan berupa Aflatoksikosis. Selain itu, aflatoksin juga bersifat karsinogenik. Toksin ini dapat ineningkatkan risiko terjadinya kanker hati melalui mutasi DNA antionkogen p53.
Pertumbuhan Aspergillus flavus dan pembentukan aflatoksin pada bahan makanan meningkat dalam lingkungan yang hangat dan lembab, oleh karena itu, dengan penanganan pasca panen yang tepat, aflatoksikosis dapat dicegah.
(2)
ABSTRACT
Food infoxications are reported, frequently, one of the causes is aflatoxin, therefore, a comprehensive understanding o f aflatoxin i s needed.
A flatoxin is a toxic metabolite produced by Aspergillus flavus. This, fungi often contaminates food, especially corns and bean, and cause
food
intoxication calledaflatoxicosis.
In addition, aflatoxin also has carcinogeniceffect.
This toxin can increase the riskof
liver cancer through the mutation of p53 antioncogenDNA.
Aspergillus flavus grows and produces aflatoxin in warm and humid environment, therefore with proper post-harvest handling, aflatoxicosis can he prevented.
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Aflatoksin Penyebab Keracunan Makanan” ini, dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1 . Prof. Sulaiman Sastrawinata dr., SpOG selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dan kepada dr. Surya Tanurahardja MPH, DTM&H sebagai Pembantu Dekan I dan Ketua Pelaksana Karya Tulis Ilmiah ini atas diselenggarakannya Karya Tulis Ilmiah ini.
2. dr. Triswaty selaku pembimbing utama dan dr. Widura MS. selaku pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktu dan kesabaran membimbing selama
penulisan karya tulis ilmiah ini sampai dengan selesai.
3. Staff laboratorium Mikrobiologi yang telah meluangkan waktu membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah ini sampai dengan selesai.
4. Orang tua beserta seluruh anggota keluarga dan Jefri yang telah memberikan dukungan dan doa selama pembuatan karya tulis ilmiah ini.
5 . Teman-teman yang telah memberikan dukungan selama pembuatan karya tulis Ilmiah ini.
(4)
Penulis inenyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, namun penulis mengharapkan agar karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para peinbaca, khususnya rekan-rekan mahasiswa di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Bandung, Juli 2001
(5)
DAFTAR ISI
1 . Halaman Judul 2. Lernbar Persetujuan 3. Surat Pemyataan
... ... ... iv
... 5. Abstract.. ... v
6. Kata Pengantar.. ... ... vi
7. Daftar Isi ... ... ... viii
8. Isi BAB I Pendahuluan ... ... I. 1 Latar Belakang.. ... 1
I.2 Identifikasi Masalah.. . . . ... ... 2
I.3 Maksud dan Tujuan.. ... ... 2
I.4 Keguna an... ... ... 2
I.6 Lokasi dan Waktu ... ... 3
II.1 Aspergillus. flavus. ... ... 4
II.3 Polyketrde Pathway.. ... ... 4
II.4 Tipe Aflatoksin.. ... ... 6
II.6 Aflatoksikosis.. ... ... 8
II.7 Sifat Karsinogenik Aflatoksin.. ... ... 9
I.5 Metodolo gi... ... 2
BAB II Tinjauan Pustaka ... ... 4
II.5 Faktor-faktor yang ineningkatkan pembentukan Aflatoksin.. ... 7
II.8 Batas Keamanan Maksimum Aflatoksin dalam makanan.. ... 9
II.9 Analisis Aflatoksin dalam bahan makanan... ... 10
II.10 Kontrol dan Detoksifikasi Aflatoksin.. . ... 12
(6)
BAB III Kesimpulan dan Saran
III.1 Kesiinpulan.. ...
III.2 Saran.. ... 9. Daftar Pustaka. ...
IO. Riwayat Hidup ...
(7)
AFLATOKSIN PENYEBAB KERACUNAN MAKANAN BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Keracunan makanan adalah suatu keadaan sakit yang akut yang terjadi akibat memakan makanan yang tercemar, dapat oleh bakteri, jamur, atau racun yang dihasilkan oleh bakteri atau jamur tersebut. Sampai saat ini telah diketahui ada empat kategori keracunan inakanan pada manusia menurut patogenesisnya secara mikrobiologi yaitu : (1). Keracunan makanan yang disebabkan toksin yang mencemari dan masuk ke dalam makanan sebelum dikonsumsi; (2). Keracunan makanan yang disebabkan bakteri non invasif yang mensekresikan toksin ketika memasuki saluran pencemaan ; (3). Keracunan makanan menyusul invasi bakteri ke dalam sel epitel saluran pencemaan; (4). Penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui saluran pencemaan dan kemudian menyebar hematogen (Volk dan Brown, 1997).
Keracunan makanan yang cukup sering dijumpai pada saat ini ialah keracunan yang tennasuk kategori (1), salah satu contohnya adalah keracunan makanan yang disebabkan oleh Aflatoksin. Aflatoksin ialah suatu metabolit yang bersifat racun yang dihasilkan jamur Aspergillus flavus. Jamur ini ditemukan dan tumbuh pada tanaman jagung dan kacang-kacangan (FDA,1992). Selain bersifat racun aflatoksin juga bersifat karsinogenik (Saad, 1998).Tingginya kadar aflatoksin dalam tanaman tersebut dapat menyebabkan keracunan makanan pada manusia, yang disebut Aflatoksikosis.
Aflatoksikosis sering terjadi di negara-negara berkembang, salah satunya adalah negara India, seperti yang dilaporkan pada tahun 1974, aflatoksikosis terjadi di 150 desa, penderitanya mencapai 397 orang, di antaranya 108 orang meninggal. Hal yang serupa pernali terjadi di Kenya (1982) dan Uganda (FDA,
1992).
(8)
Penduduk di Indonesia sering mengkonsumsi jagung dan kacang- kacangan. Selain itu, penanganan pasca panen di Indonesia belum mendapat perhatian yang khusus. Oleh karena itu, bahan tnakanan tersebut besar kemungkinan akan terkontaminasi aflatoksin, hal ini harus dihindari untuk inencegah terjadinya aflatoksikosis.
I.2 Identifikasi Masalah
I . Apakah yang dimaksud dengan Aflatoksin ?
2. Bagaimana terjadinya Aflatoksikosis ?
3 . Bagaimana caranya untuk mencegah Aflatoksikosis tersebut ?
I.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penulisan ini adalah untuk mendapat gambaran yang jelas
mengenai aflatoksin dan aflatoksikosis.
Tujuanmya adalah untuk mengetahui cara-cara untuk mencegah terkontaminasinya bahan makanan oleh aflatoksin, sehingga aflatoksikosis dapat dicegah.
I.4 Kegunaan
Karya tulis ini diharapkan secara akademis dapat meningkatkan pemahaman mengenai keberadaan aflatoksin dan aflatoksikosis pada bagian Mikrobiologi dan Farmakologi serta lainnya pada Universitas Kristen Maranatha Bandung.. Dan secara praktis dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya aflatoksin dan cara-cara pencegahannya.
I.5 Metodologi Studi pustaka.
(9)
I.6 Lokasi dan Waktu
Penulisan di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Waktu penulisan berlangsung pada semester genap tahun ajaran 2000/200 1 .
(10)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aflatoksin adalah suatu metabolit yang bersifat racun yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus.
Jamur ini sering inengkontaminasi bahan makanan biji-bijian antara lain jagung dan kacang tanah. Dalam keadaan yang menguntungkan yaitu hangat dan lembab, menyebabkan pembentukan aflatoksin meningkat dalam bahan makanan, sehingga jika melebihi 20 ppb dapat menyebabkan keracunan makanan yang dikenal sebagai Aflatoksikosis. Untuk mencegah terjadinya aflatoksikosis, perlu diketahui cara-cara pencegahan terkontaminasinya bahan makanan tersebut oleh aflatoksin antara lain dengan penanganan pasca panen bahan makanan tersebut secara balk, dengan cara menghindari faktor-faktor lingkungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan jamur dan produksi toksin.
III.2 Saran
Untuk mencegah aflatoksikosis di masyarakat, diperlukan sosialisasi cara penanganan pasaca panen yang lebih baik terhadap bahan makanan yang mudah dijangkiti Aspergillus flavus seperti jagung dan kacang tanah, sebagai berikut :
menjaga kulit kacang agar tetap utuh, memisahkan kacang dari batangnya,
jangan menumpuk bahan makanan tersebut untuk menghindari kelembaban yang tinggi,
pengeringan sampai kadar air < 10 %
penyimpanan makanan di dalam ruangan yang bersirkulasi udara baik
(11)
DAFTAR PUSTAKA
Budiarso,T. W. : Mikotoksikosis, merupakan suatu golongan penyakit yang potensial dimasa yang akan datang. Kumpulan Makalah Temu Ilmiah Masalah Mikologi Kedokteran Manusia dan Hewan Masa Kini dan Penanggulangannya. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Perhimpunan Mikologi Kedokteran Manusia dan Hewan.Hal. 16,19- 20.1989.
Deacon,J.W. : Metabolism. In book, Modern Micology. Blakcwell Science Inc. Hal. 114-115, 119-120. 1997.
Duryatmo,S. : Racun mematikan itu bernama Aflatoksin. Majalah Trubus no.374.Hal.69-70.2001.
Food & Drug Administration. Aflatoxins.
http//vm.cfsan.fda.gov/~mow/chap4 1 .html. 1992.
Grainnet-news & Information for the Grain, Milling, Feed & Seed
Industries. FDA Aflatoxin
Standarts. http ://grainnet. com/in fo/articles . html?ty pe=ar& ID=3 4 8 7.1 998. Jay, M.J.: Other Proved and Suspected Food Borne Agents : Mikotoxins, Viruses, Aeromonas,Plesiomonas,Scombroid and Paralitic shellfish poisoinings. In book, Modern Food Microbiology. Chapman & Hall New york-London. Hal. 642-643.1992
JHU School of Public Health- Office of public affairs. Researchers Prove
Chomp revention can work.
http ://www.jhsph.edu/pubaffairs/aflato2 .htm. 1 999
Saad,N. : Aflatoxins : Occurrence and Health Risky. Aflatoxins home page. http://www.ansci .cornell .edu/plants/toxicagents/aflatoxin/aflatoxin .ht
ml. 1998
(12)
Samuel Roberts Nobel Foundation : Understanding Aflatoxin Poisoining. http ://. www .nobel .org/ag/pests/aflatoxin/prvention .htm. 1 998.
Volk, A.W., CJ Brown : Pathogens that enter the body via the digestive track. In hook, Basic Mycrobiology. Addison- Wesley Educational Publisher Inc. Hal. 546. 1997.
(1)
AFLATOKSIN PENYEBAB KERACUNAN MAKANAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Keracunan makanan adalah suatu keadaan sakit yang akut yang terjadi
akibat memakan makanan yang tercemar, dapat oleh bakteri, jamur, atau racun
yang dihasilkan oleh bakteri atau jamur tersebut. Sampai saat ini telah diketahui
ada empat kategori keracunan inakanan pada manusia menurut patogenesisnya
secara mikrobiologi yaitu
: (1). Keracunan makanan yang disebabkan toksin yangmencemari dan masuk ke dalam makanan sebelum dikonsumsi; (2). Keracunan
makanan yang disebabkan bakteri non invasif yang mensekresikan toksin ketika
memasuki saluran pencemaan
;(3). Keracunan makanan menyusul invasi bakteri
ke dalam sel epitel saluran pencemaan;
(4).
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
yang masuk melalui saluran pencemaan dan kemudian menyebar hematogen
(Volk dan Brown, 1997).
Keracunan makanan yang cukup sering dijumpai pada saat
ini
ialah
keracunan yang tennasuk kategori
(1),salah satu contohnya adalah keracunan
makanan yang disebabkan oleh Aflatoksin. Aflatoksin ialah suatu metabolit yang
bersifat racun yang dihasilkan jamur
Aspergillus
flavus.
Jamur ini ditemukan dan
tumbuh pada tanaman jagung dan kacang-kacangan (FDA,1992). Selain bersifat
racun aflatoksin juga bersifat karsinogenik
(Saad, 1998).Tingginya kadar
aflatoksin dalam tanaman tersebut dapat menyebabkan keracunan makanan pada
manusia, yang disebut Aflatoksikosis.
Aflatoksikosis sering terjadi di negara-negara berkembang, salah satunya
adalah negara India, seperti yang dilaporkan pada tahun 1974, aflatoksikosis
terjadi di 150 desa, penderitanya mencapai 397 orang, di antaranya 108 orang
meninggal. Hal yang serupa pernali terjadi di Kenya (1982) dan Uganda (FDA,
(2)
Penduduk di Indonesia sering mengkonsumsi jagung dan kacang-
kacangan. Selain
itu,penanganan pasca panen di Indonesia belum mendapat
perhatian yang khusus. Oleh karena itu, bahan tnakanan tersebut besar
kemungkinan akan terkontaminasi aflatoksin, hal ini harus dihindari untuk
inencegah terjadinya aflatoksikosis.
I.2 Identifikasi Masalah
I . Apakah yang dimaksud dengan Aflatoksin
?2.
Bagaimana terjadinya Aflatoksikosis
?3 .
Bagaimana caranya untuk mencegah Aflatoksikosis tersebut
?I.3 Maksud dan Tujuan
Maksud
penulisan ini adalah
untuk
mendapat gambaran yang jelas
mengenai aflatoksin dan aflatoksikosis.
Tujuanmya adalah untuk mengetahui cara-cara untuk mencegah
terkontaminasinya bahan makanan oleh aflatoksin, sehingga aflatoksikosis dapat
dicegah.
I.4 Kegunaan
Karya tulis
ini diharapkan secara akademis dapat meningkatkan
pemahaman mengenai keberadaan aflatoksin dan aflatoksikosis pada bagian
Mikrobiologi dan Farmakologi serta lainnya pada Universitas Kristen Maranatha
Bandung.. Dan secara praktis dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
akan
bahaya aflatoksin dan cara-cara pencegahannya.
I.5 Metodologi
(3)
I.6 Lokasi dan Waktu
Penulisan di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Waktu penulisan
berlangsung pada semester genap tahun ajaran 2000/200 1 .
(4)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aflatoksin adalah suatu
metabolit yang bersifat racun yang dihasilkan oleh jamur
Aspergillus flavus.
Jamur ini sering inengkontaminasi bahan makanan biji-bijian antara lain jagung
dan kacang tanah. Dalam keadaan yang menguntungkan yaitu hangat dan lembab,
menyebabkan pembentukan aflatoksin meningkat dalam bahan makanan,
sehingga jika melebihi 20 ppb dapat menyebabkan keracunan makanan yang
dikenal sebagai Aflatoksikosis. Untuk mencegah terjadinya aflatoksikosis, perlu
diketahui cara-cara pencegahan terkontaminasinya bahan makanan tersebut oleh
aflatoksin antara lain dengan penanganan pasca panen bahan makanan tersebut
secara balk, dengan cara menghindari faktor-faktor lingkungan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan jamur dan produksi toksin.
III.2
Saran
Untuk mencegah aflatoksikosis di masyarakat, diperlukan sosialisasi cara
penanganan pasaca panen yang lebih baik terhadap bahan makanan yang mudah
dijangkiti
Aspergillus flavus
seperti jagung dan kacang tanah, sebagai berikut
:menjaga kulit kacang agar tetap utuh,
memisahkan kacang dari batangnya,
jangan menumpuk bahan makanan tersebut untuk menghindari
kelembaban yang tinggi,
pengeringan sampai kadar air < 10
%
penyimpanan makanan di dalam ruangan yang bersirkulasi
udara baik
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Budiarso,T.
W.
: Mikotoksikosis, merupakan suatugolongan
penyakit yangpotensial dimasa yang akan datang.
Kumpulan Makalah Temu Ilmiah
Masalah Mikologi Kedokteran Manusia dan Hewan Masa Kini dan
Penanggulangannya. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan
Perhimpunan Mikologi Kedokteran Manusia dan Hewan.Hal. 16,19-
20.1989.
Deacon,J.W.
: Metabolism.In
book, Modern Micology.Blakcwell Science
Inc. Hal. 114-115, 119-120. 1997.
Duryatmo,S.
: Racun mematikan itu bernama Aflatoksin.Majalah
Trubus
no.374.Hal.69-70.2001.
Food
&Drug
Administration.
Aflatoxins.http//vm.cfsan.fda.gov/~mow/chap4
1 .html. 1992.
Grainnet-news
&Information for the
Grain, Milling, Feed
&Seed
Industries.
FDA AflatoxinStandarts.
http ://grainnet. com/in fo/articles
.html?ty pe=ar& ID=3 4 8 7.1
998.Jay, M.J.:
Other Proved and Suspected Food Borne Agents : Mikotoxins,Viruses,
Aeromonas,Plesiomonas,Scombroid
and Paralitic shellfishpoisoinings.
In book,
Modern Food Microbiology.Chapman
&Hall New
york-London. Hal. 642-643.1992
JHU School of Public Health- Office
of
public affairs.
Researchers ProveChomp revention can
work.
http
://www.jhsph.edu/pubaffairs/aflato2
.htm. 1 999
Saad,N.
: Aflatoxins : Occurrence and Health Risky.Aflatoxins home
page. http://www.ansci .cornell
.edu/plants/toxicagents/aflatoxin/aflatoxin
.ht
ml.
1998
(6)
Samuel Roberts Nobel Foundation
: Understanding Aflatoxin Poisoining.http
://.www
.nobel
.org/ag/pests/aflatoxin/prvention .htm.
1 998.Volk,
A.W., CJ Brown
: Pathogens that enter the body via the digestivetrack. In hook, Basic Mycrobiology.